Anda di halaman 1dari 68

ANALISA

STRUKTUR
PROYEK : PEMBANGUNAN LAPANGAN FUTSAL
PEMILIK : ANNIKO
LOKASI : JL. ASOKA, GANET, KM. 11, KOTA TANJUNGPINANG

2022
DAFTAR ISI

1. DASAR-DASAR PERENCANAAN
2. GAMBAR PEMODELAN STRUKTUR DAN INPUT ETABS
3. INPUT DATA
4. ANALYSIS OUTPUT
5. FRAME DESIGN
6. PEMBESIAN PLAT LANTAI
7. ANALISIS PONDASI
8. KESIMPULAN DAN SARAN
DASAR-DASAR PERENCANAAN

A. LOKASI
Gudang Lapangan Futsal ini terletak di Jl. Asoka, Ganet, Km. 11 – Kota Tanjungpinang

B. KONSEP PERENCANGAN STRUKTUR


B.1. Sistem Pondasi
Digunakan pondasi yang masing-masing pondasi diikatkan atau dihubungkan oleh
sloof/tie beam yang digunakan untuk meratakan beban mati maupun beban hidup yang
didistribusikan kepondasi. Pondasi yang direncanakan menggunakan pondasi Tapak, Pondasi
tapak digunakan untuk mentransfer beban pondasi ke lapisan tanah, dimana lapisan tanah
pada dasar pondasi mampu mendukung beban yg dilimpahkan dan letaknya tidak dalam.
B.2. Sistem struktur atas
Struktur atas menggunakan struktur Baja yang didesain untuk mampu menopang
beban tetap (beban mati dan beban hidup) dan beban angin yang dikombinasikan dengan
beban tetap.

C. BASIC DESAIN PARAMETER


Peraturan-peraturan/ standar yang digunakan:
1. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bangunan Gedung 1983
2. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung SNI03 1729-2002
3. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1987 Dan PB 88
5. ACI 318-89 Building Code Requirement For Reinforced Concrete
6. Buku Pedoman Perencanaan Struktur Untuk Beton Bertulang Biasa Dan Struktur Tembok
Bertulang Untuk Gedung 1983
7. Code/Standar Normalisasi Internasinal Yang Relevan
8. Peraturan SK SNI T-15-1991-03, Tentang Tata Cara Perhitungan Struktur.
9. Kode AISC-LRFD 99
10. Tabel profil baja.
D. BAHAN/ MATERIAL BANGUNAN
1. Beton
- Ready Mix K-250 (Kuat tekan karakteristik 250 kg/cm2)
2. Baja Struktural
- A36/SS400 Tegangan leleh fy 245 Mpa
Tegangan Putus fu 400 Mpa
- Modulus Elastisitas = 200000 Mpa
- Berat Jenis Baja 7850 Kg/m³
3. Baja Tulangan
- BJTS 40 Tegangan leleh fy 390 Mpa (> diameter10 mm)
Tegangan Putus fu 560 Mpa
- BJTP 24 Tegangan leleh fy 240 Mpa (diameter 8 mm dan 10 mm)
Tegangan Putus fu 360 Mpa
- Modulus Elastisitas = 200000 Mpa
- Berat Jenis Baja 7850 Kg/m³

E. PEMBEBANAN
E.1. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat jenis
bahan bangunan berdasarkan peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung 1983 dan
unsur-unsur yang diketahui seperti tercantum pada denah arsitektur dan struktur.
1. Baja = 7850 kg/m3
2. Beton bertulang = 2400 kg/m3
3. Atap Spandeck = 4 kg/m2
A. Pembebanan di rangka kuda-kuda Atap :
- Jarak Antar Gording = 1.2 m
- Berat Penutup atap Spandeck = 4 kg/m² x 1.2 m = 4,8 kg/m

E.2. Beban Hidup


A. Pembebanan di rangka kuda-kuda Atap :
- Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
- Beban pekerja di tengah purlin (Lr) = 100 kg
- Berat air hujan (R) = 1000 kg/mx0.02 m = 20 kg/m²
Beban air hujan pada purlin = 28 kg/m² x 1.2 m = 24 kg/m
E.3. Beban angin
Berdasarkan SNI 1727-2020, diinput ke Etabs dengan metode Automatic Wind Load,
untuk koefisien Angin arah x (Wx) 0.48 untuk nilai angin hisap dan 0.69 untuk nilai angin
tekan.

E.4. Beban Gempa


Analisi beban gempa dilakukan dengan cara dinamik respons spektrum.
Analisis beban gempa dinamik respons spektrum ditentukan oleh percepatan gempa rencana
dan massa total struktur. Dalam analisis struktur terhadap beban gempa, masa bangunan
sangat menentukan besarnya inersia akibat gempa. Maka massa tambahan yang diinput pada
ETABS meliputi massa akibat beban mati tambahan dan beban hidup yang direduksi dengan
faktor 0,3 Sesuai fungsi gedung.
Massa akibat berat sendiri (self weight) elemen struktur sudah dihitung secara otomatis oleh
program. Jadi hanya perlu input massa tambahan (berupa plesteran, dinding, keramik, dll).

E.4.1. Respons Spektrum Gempa Rencana


Dalam analisis beban gempa dinamik, respons spektrum disusun berdasarkan respons
terhadap percepatan tanah (ground acceleration) hasil rekaman gempa. Desain spektrum
merupakan representasi gerakan tanah (ground motion) akibat getaran gempa yang pernah
terjadi pada suatu lokasi. Hal-hal yang mempertimbangkan adalah zona gempa dan jenis
tanah. Desain kurva respons spektrum untuk zona gempa 1 (wilayah KEPRI) dengan kondisi
tanah lunak adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Peta Zonasi Wilayah Gempa


Kurva respons spektrum untuk zona wilayah gempa 1 (kota Tanjungpinang)
Sumber : SNI Gempa 1726-2002

T C = 0.2/T
0 0.08

0.2 0.20

1 0.20

1.2 0.17

1.4 0.14

1.6 0.13

1.8 0.11

2 0.10

2.2 0.09

2.4 0.08

2.6 0.08

2.8 0.07

3 0.07

Tabel 3.2 T Vs C gempa 1 kota Tanjungpinang Gempa dan Nilainya

a. Redaman struktur beton (damping) = 0.05


Merupakan perbandingan redaman struktur beton dengan redaman kritis = 0.05
b. Modal Combination :
- CQC (Complete Quadratic Combination)
Penjumlahan respons ragam getar untuk struktur gedung tidak beraturan yang memiliki
waktu-waktu getar alami yang berdekatan, apabila selisih nilai waktu getarnya kurang dari
15%.
- SRSS (Square Root of the Sum Squares)
Untuk struktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu getar alami yang berjauhan.
c. Input Respons Spectra
Faktor keutamaan (I) =1
Faktor reduksi gempa (R) = 8.5 (untuk daktilitas penuh)
Faktor skala gempa arah X = (G x I)/R = 9.80 x 1/8.5 =1.15
Faktor skala gempa arah Y = 30% x Gempa arah x = 0.346

F. KOMBINISASI PEMBEBANAN
a. Beban Angin
Kombinasi pembebanan yang bekerja pada struktur dijabarkan sebagai berikut:
1) 1.4D + 1.4SD
2) 1.2D + 1.2SD +1.6Lr
3) 1.2D + 1.2SD +1.6R
4) 1.2D +0.5L +0.5Wx
5) 1.2D +0.5L +0.5Wy
Keterangan:
D = Berat Sendiri
SD = Berat Mati Tambahan
Lr = Beban Hidup
R = Beban Air Hujan
Wx = Angin Arah X
Wy = Angin Arah Y

b. Beban Gempa
Struktur bangunan dirancang mampu menahan beban mati dan gempa sesuai peraturan SNI
Gempa 03-1726-2002 Pasal 4.1.1 dimana gempa rencana ditetapkan mempunyai periode
ulang 500 tahun, sehingga probabilitas terjadinya terbatas pada 10% selam umur gedung 50
tahun. Kombinasi pembebanan yang digunakan mengacu pada SNI Beton 03-2847-2002 Pasal
11.2 sebagai berikut :
Kombinasi : 1.4 D
Kombinasi : 1.2 D + 1.6 L
Kombinasi : 1.2 D + Lr ± 1 E

Keterangan :
D : beban mati (dead load), meliputi berat sendiri (self weight, SW) dan beban mati
tambahan (superimposed dead load, D);
L : beban hidup (live load), terhantung fungsi gedung;
Lr : beban hidup yang boleh direduksi dengan faktor pengali 0,5;
E : beban gempa (earthquake load), ditinjau terhadap gempa dinamik respons spektrum
(RSPx,RSPy).

Rincian kombinasi pembebanan tersebut ditunjukkan pada tabel berikut :


Tabel. Kombinasi Pembebanan
Nama Kombinasi Kombinasi Pembebanan Jenis Kombinasi
Kombinasi 1 1.4 D Kombinasi pembebanan tetap
Kombinasi 2 1.2 D + 1.6 L (akibat beban mati dan hidup)
Kombinasi 3 1.2 D + 0.5 L + RSPx
Kombinasi pembeban sementara
Kombinasi 4 1.2 D + 0.5 L - RSPx
(akibat beban mati, hidup dan gempa
Kombinasi 5 1.2 D + 0.5 L + RSPy
dinamik respons spektrum)
Kombinasi 6 1.2 D + 0.5 L - RSPy

c. IDEALISASI STRUKTUR
- Tegangan rencana untuk analisis kekuatan batas penampang baik untuk beban tetap
maupun beban sementara sesuai dengan PBI 1971 dan PB 88.
- Semua parameter susut dan rangkak diperhitungkan baik menurut PBI 1971 dan PB 88
maupun standard lainnya jka dipandang perlu.
- Struktur bangunan dianalisa sebagai rangka terbuka (Open Frame)
- Pemodelan Struktur diwakili oleh beberapa grid yang dianggap mempunyai beban paling
besar di antar grid-grid lainnya.
- Digunakan paket program computer yang memperhitungkan pengaruh diafragma kaku
yaitu dengan ETABS v.20.
ETABS 20.0.0

A B C D E
1.5 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 1.5 (m)

11
195 214 215 196

6 (m)
10
176 177
6 (m)

9
157 158
6 (m)

8
138 139
6 (m)

7
119 120
6 (m)

6
100 101
6 (m)

5
81 82
6 (m)

4
62 63
6 (m)

3
3 40
6 (m)

2
9 10
6 (m)

1
1 X 5 4 2

Futsal.EDB Plan View - Base - Z = 0 (m)


Futsal.EDB
ETABS 20.0.0

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m)
C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3
A

Y
WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8
1.5 (m)
B

X
6 (m)
C
6 (m)

Plan View - Story2 - Z = 7 (m)


D
6 (m)

WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8 WF-200x100x5.5x8
E

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3
1.5 (m)
Futsal.EDB
ETABS 20.0.0

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m)
A

Y
1.5 (m)
B

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

X
C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3
6 (m)

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3
C

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3
6 (m)

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

Plan View - Story3 - Z = 9.65 (m)


D

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3
6 (m)

C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3 C-150x65x20x3
E
1.5 (m)
ETABS 20.0.0

1 1 1 1 1

A B C D E

Story3
5x9 WF-
0x6. 300 x
-3 0 0x15 150 x
6 .5 x
WF 9

200x
100x
5.5x
8 WF-
200x
100x Story2
5.5x8
WF-

Story1
WF-300x150x6.5x9
WF-300x150x6.5x9
HB-250x250x9x14

HB-250x250x9x14

Base
X

Futsal.EDB Elevation View - 1


ETABS 20.0.0

2 2 2 2 2

A B C D E

Story3
5x9 WF-
0x6. 300 x
-3 0 0x15 150 x
6 .5 x
WF 9

200x
100x
5.5x
8 WF-
200x
100x Story2
5.5x8
WF-

Story1
HB-250x250x9x14

HB-250x250x9x14

Base
X

Futsal.EDB Elevation View - 2


ETABS 20.0.0

A B C D E
11

10

Z 4

2
Y

1 X

Futsal.EDB 3-D View


ETABS 20.0.0

11

10

Y Z X

Futsal.EDB 3-D View


ETABS 20.0.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A A A A A A A A A A A

Story3

2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Story2
Story1

Base
Y

Futsal.EDB Elevation View - A Frame Span Loads (SD)


ETABS 20.0.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A A A A A A A A A A A

Story3
50

50

50

50

50

50

50

50

50

50
Story2
Story1

Base
Y

Futsal.EDB Elevation View - A Frame Span Loads (Lr)


ETABS 20.0.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A A A A A A A A A A A

Story3

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Story2
Story1

Base
Y

Futsal.EDB Elevation View - A Frame Span Loads (R)


ETABS 20.0.0

049)
0 .4 8
L(13

0 1 .7
1 1 1 1 1
22.9

L(19
A B C D E
252)

0.69
Story3

Story2

Story1

Base
X

Futsal.EDB Elevation View - 1 Wind Pressure Coeffs (Wx)


ETABS 20.0.0

049)
0 .3 7
L(10

0 1 .7
1 1 1 1 1
19.7

L(19
A B C D E
548)

0.69
Story3

Story2

Story1

Base
X

Futsal.EDB Elevation View - 1 Wind Pressure Coeffs (Wy)


Steel Frame Design Preferences AISC 360-10
Design Preferences ini disesuaikan dengan SNI – 1726 : 2019 Tentang Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung.
ETABS 20.0.0

1 1 1 1 1

A B C D E

Story3

7 0.22
0.21 6
Story2
6 0.11
0.08 0 Story1
0.238

0.237
0.022

0.030
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 1 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

2 2 2 2 2

A B C D E

Story3

7 0.37
0.37 7
Story2
4 0.13
0.11 7 Story1
0.199

0.200
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 2 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

3 3 3 3 3

A B C D E

Story3

3 0.50
0.50 3
Story2
1 0.13
0.09 6 Story1
0.274

0.274
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 3 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

4 4 4 4 4

A B C D E

Story3

4 0.57
0.57 5
Story2
4 0.11
0.07 1 Story1
0.312

0.313
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 4 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

5 5 5 5 5

A B C D E

Story3

0 0.53
0.53 0
Story2
7 0.10
0.06 9 Story1
0.287

0.287
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 5 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

6 6 6 6 6

A B C D E

Story3

6 0.56
0.56 7
Story2
0 0.10
0.07 8 Story1
0.311

0.311
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 6 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

7 7 7 7 7

A B C D E

Story3

9 0.52
0.52 9
Story2
9 0.11
0.06 1 Story1
0.290

0.289
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 7 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

8 8 8 8 8

A B C D E

Story3

9 0.55
0.55 9
Story2
7 0.11
0.07 4 Story1
0.310

0.310
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 8 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

9 9 9 9 9

A B C D E

Story3

5 0.53
0.53 6
Story2
0 0.11
0.07 7 Story1
0.297

0.296
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 9 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

10 10 10 10 10

A B C D E

Story3

5 0.58
0.58 6
Story2
6 0.12
0.10 6 Story1
0.313

0.313
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 10 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
ETABS 20.0.0

11 11 11 11 11

A B C D E

Story3

6 0.23
0.24 5
Story2
0 0.09
0.07 4 Story1
0.080

0.078
0.027

0.032
Z

Base
X

0.00 0.50 0.70 0.90 1.00


Futsal.EDB Elevation View - 11 Steel P-M Interaction Ratios (AISC 360-10)
PERHITUNGAN FONDASI FOOTPLAT
BENTUK EMPAT PERSEGI

A. DATA FONDASI FOOT PLAT


DATA TANAH
Kedalaman fondasi, Df = 2.00 m
Berat volume tanah, g= 18.00 kN/m3
Tahanan konus rata-rata (asumsi pengujian sondir), Perkiraan qc = 24.00 kg/cm2
DIMENSI FONDASI
Lebar fondasi arah x, Bx = 1.50 m
Lebar fondasi arah y, By = 1.50 m
Tebal fondasi, h= 0.30 m
Lebar kolom arah x, bx = 0.40 m
Lebar kolom arah y, by = 0.40 m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
BAHAN KONSTRUKSI
Kuat tekan beton, K-= 250.0 kg/cm2
f c' = 20.8 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Berat beton bertulang, gc = 24 kN/m3
BEBAN RENCANA FONDASI
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 3978.933 Kg
38.994 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor, Mux = 68.716 Kgm
0.673 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor, Muy = 2121.441 Kgm
20.790 kNm

B. KAPASITAS DUKUNG TANAH

2. MENURUT MEYERHOF (1956)


Kapasitas dukung tanah menurut Meyerhof (1956) :
qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ]2 * Kd ( dalam kg/cm2)
dengan, Kd = 1 + 0.33 * Df / B harus  1.33

2
qc = tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi ( kg/cm )
B = lebar fondasi (m) B = By = 1.50 m
Df = Kedalaman fondasi (m) Df = 2.00 m
Kd = 1 + 0.33 * Df / B = 1.44 > 1.33
 diambil, Kd = 1.33
Tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi, qc = 24.00 kg/cm2
qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ]2 * Kd = 1.393 kg/cm2
Kapasitas dukung ijin tanah, qa = 139.29 kN/m2

3. KAPASITAS DUKUNG TANAH YANG DIPAKAI

Kapasitas dukung tanah tanah menurut Meyerhof : qa = 139.29 kN/m2


Kapasitas dukung tanah yang dipakai : qa = 139.29 kN/m2

C. KONTROL TEGANGAN TANAH


Luas dasar foot plat, A = Bx * By = 2.2500 m2
Tahanan momen arah x, W x = 1/6 * By * Bx2 = 0.5625 m3
Tahanan momen arah y, W y = 1/6 * Bx * By2 = 0.5625 m3
Tinggi tanah di atas foot plat, z = Df - h = 1.70 m
Tekanan akibat berat foot plat dan tanah, q = h * gc + z * g = 37.800 kN/m2
Eksentrisitas pada fondasi :
ex = Mux / Pu = 0.0173 m < Bx / 6 = 0.2500 m (OK)
ey = Muy / Pu = 0.5332 m > By / 6 = 0.2500 m (NG)
Tegangan tanah maksimum yang terjadi pada dasar fondasi :
qmax = Pu / A + Mux / W x + Muy / W y + q = 93.288 kN/m2
qmax < qa  AMAN (OK)
Tegangan tanah minimum yang terjadi pada dasar fondasi :
2
qmin = Pu / A - Mux / W x - Muy / W y + q = 16.973 kN/m
qmin > 0  tak terjadi teg.tarik (OK)
D. GAYA GESER PADA FOOT PLAT

1. TINJAUAN GESER ARAH X


Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.075 m
Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0.225 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ax = ( Bx - bx - d ) / 2 = 0.438 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah x,
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 71.029 kN/m2
Gaya geser arah x, Vux = [ qx + ( qmax - qx ) / 2 - q ] * ax * By = 29.110 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = By = 1500 mm
Tebal efektif footplat, d= 225 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, b c = bx / by = 1.0000
Kuat geser foot plat arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / b c ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 768.693 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 1024.924 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 512.462 kN
Diambil, kuat geser foot plat,  Vc = 512.462 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 384.346 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
384.346 > 29.110  AMAN (OK)

2. TINJAUAN GESER ARAH Y


Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.085 m
Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0.215 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ay = ( By - by - d ) / 2 = 0.443 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah y,
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 70.775 kN/m2
Gaya geser arah y, Vuy = [ qy + ( qmax - qy ) / 2 - q ] * ay * Bx = 29.359 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Bx = 1500 mm
Tebal efektif footplat, d= 215 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, b c = bx / by = 1.0000
Kuat geser foot plat arah y, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / b c ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 734.529 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 946.726 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 489.686 kN
Diambil, kuat geser foot plat,  Vc = 489.686 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0.75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 367.264 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
367.264 > 29.359  AMAN (OK)

3. TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)


Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.085 m
Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0.22 m
Lebar bidang geser pons arah x, cx = bx + 2 * d = 0.615 m
Lebar bidang geser pons arah y, cy = by + 2 * d = 0.615 m
Gaya geser pons yang terjadi,
Vup = ( Bx * By - cx * cy ) * [ ( qmax + qmin ) / 2 - q ] = 32.439 kN
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( cx + cy ) * d = 0.529 m2
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( cx + cy ) = 2.460 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, b c = bx / by = 1.0000
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
f p = [ 1 + 2 / b c ] * √ f c' / 6 = 2.278 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * √ fc' / 12 = 2.086 MPa
f p = 1 / 3 * √ f c' = 1.518 MPa
Tegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1.518 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0.75
Kuat geser pons, f * Vnp = f * Ap * fp * 103 = 602.31 kN
Syarat : f * Vnp ≥ Vup
602.314 > 32.439  AMAN (OK)
f * Vnp ≥ Pu
602.314 > 38.994  AMAN (OK)
E. PEMBESIAN FOOTPLAT

1. TULANGAN LENTUR ARAH X


Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat, ax = ( Bx - bx ) / 2 = 0.550 m
Tegangan tanah pada tepi kolom,
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 65.306 kN/m2
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,
Mux = 1/2 * ax2 * [ qx + 2/3 * ( qmax - qx ) - q ] * By = 10.473 kNm
Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = By = 1500 mm
Tebal plat fondasi, h= 300 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 75 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 225 mm
Kuat tekan beton, f c' = 21 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0224878
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5.456
Mn = Mux / f = 13.091 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.17239
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0004
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r = 0.0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 843.75 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 357 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 150 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 150 mm
Digunakan tulangan, D 16 - 150
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 2010.62 mm2

2. TULANGAN LENTUR ARAH Y


Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat, ay = ( By - by ) / 2 = 0.550 m
Tegangan tanah pada tepi kolom,
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 65.306 kN/m2
Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,
Muy = 1/2 * ay2 * [ qy + 2/3 * ( qmax - qy ) - q ] * Bx = 10.473 kNm
Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = Bx = 1500 mm
Tebal plat fondasi, h= 300 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 85 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 215 mm
Kuat tekan beton, f c' = 21 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 400 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0.85
rb = b 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0224878
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5.456
Mn = Muy / f = 13.091 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.18880
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0005
Rasio tulangan minimum, rmin = 0.0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r = 0.0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 806.25 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 374 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 150 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 150 mm
Digunakan tulangan, D 16 - 150
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D2 * b / s = 2010.62 mm2
3. TULANGAN SUSUT
Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0.0014
Luas tulangan susut arah x, Asx = rsmin* d * Bx = 472.500 mm2
Luas tulangan susut arah y, Asy = rsmin* d * By = 451.500 mm2
Diameter tulangan yang digunakan,  16 mm

Jarak tulangan susut arah x, sx = p / 4 * 2 * By / Asx = 638 mm


Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 150 mm
Jarak tulangan susut arah x yang digunakan,  sx = 150 mm
Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 * 2 * Bx / Asy = 668 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 150 mm
Jarak tulangan susut arah y yang digunakan,  sy = 150 mm
Digunakan tulangan susut arah x,  16 - 150
Digunakan tulangan susut arah y,  16 - 150
TABLE: Joint Reactions
Story Label Unique Name Output Case Case Type Step Type Step Number FX FY FZ MX MY MZ
kgf kgf kgf kgf-m kgf-m kgf-m
Base 177 198 Comb5 Combination -1676.17 -3.4034 3978.933 17.6801 -2649.24 0.022236
Base 2 3 Comb5 Combination -43.4861 21.03801 1064.718 -68.7164 -101.819 0.439773
Base 62 71 Comb5 Combination 1675.847 2.429527 3867.139 -8.84655 2121.441 -0.24184
Max 3978.933 -68.7164 2121.441
PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING )
BASE PLATE DAN ANGKUR

ht
h

Pu
f f a 0.95 ht a
Mu

B I
Vu f f

L
J

1. DATA TUMPUAN

BEBAN KOLOM DATA BEBAN KOLOM


Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 3978.93348 kg
39019.4111 N
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 5320.17598 Kgm
52172.3058 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 1679.36285 Kg
16468.6718 N
PLAT TUMPUAN (BASE PLATE) DATA PLAT TUMPUAN
Tegangan leleh baja, fy = 245 MPa
p
Tegangan tarik putus plat, fu = 400 MPa
Lebar plat tumpuan, B= 350 mm
Panjang plat tumpuan, L= 350 mm
Tebal plat tumpuan, t= 10 mm
KOLOM PEDESTAL DATA KOLOM BETON
Kuat tekan beton, fc' = 250 K-
20.75 MPa
Lebar penampang kolom, I= 400 mm
Panjang penampang kolom, J= 400 mm
DIMENSI KOLOM BAJA DATA KOLOM BAJA
Profil baja : HB-250X250X9X14
Tinggi total, ht = 250 mm
Lebar sayap, bf = 250 mm
Tebal badan, tw = 9 mm
Tebal sayap, tf = 14 mm
ANGKUR BAUT DATA ANGKUR BAUT
Jenis angkur baut, Tipe : A-325
b
Tegangan tarik putus angkur baut, fu = 825 MPa
Tegangan leleh angkur baut, fy = 400 MPa
Diameter angkur baut, d= 20 mm
Jumlah angkur baut pada sisi tarik, nt = 3 bh
Jumlah angkur baut pada sisi tekan, nc = 3 bh
Jarak baut terhadap pusat penampang kolom, f= 150 mm
Panjang angkur baut yang tertanam di beton, La = 500 mm

2. EKSENTRISITAS BEBAN
ht Eksentrisitas beban,
h e = Mu / Pu = 1.34 mm
Pu L/6= 58.33 mm
f e e<L/6
ec

h = ht - tf = 236 mm
t et = f + h / 2 = 268 mm
ec = f - h / 2 = 32 mm
f cu

et Y/3
Pu + Pt Jumlah angkur baut total,
Y n = n t + nc = 6 bh
Pt
L

3. TAHANAN TUMPU BETON

Gaya tarik pada angkur baut, Pt = Pu * ec / et = 4659 N


Gaya tekan total pada plat tumpuan, Puc = Pu + Pt = 43678 N
Panjang bidang tegangan tekan beton, Y=3*(L-h)/2= 171.00 mm
Luas plat tumpuan baja, A1 = B * L = 122500 mm 2
Luas penampang kolom pedestral, A2 = I * J = 160000 mm 2
Tegangan tumpu nominal, fcn = 0.85 * fc' * √ ( A2 / A1 ) = 242.857 MPa
fcn = 1.70 * fc' = 425.000 MPa
Tegangan tumpu nominal beton yg digunakan, fcn = 242.857 MPa
Faktor reduksi kekuatan tekan beton, f= 0.65
Tegangan tumpu beton yg diijinkan, f * fcn = 157.857 MPa
Tegangan tumpu maksimum yang terjadi pada beton,
fcu = 2 * Puc / ( Y * B ) = 1.460 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
fcu ≤ f * fcn
1.460 < 157.857  AMAN (OK)

a 0.95 ht a

B I
f f

L
J

4. KONTROL DIMENSI PLAT TUMPUAN

Lebar minimum plat tumpuan yang diperlukan,


Bp min = Puc / ( 0.5 * f * fcn * Y ) = 3 mm
Lebar plat yang digunakan, B= 350 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
Bp min  B
3 < 350  AMAN (OK)
Panjang bagian plat tumpuan jepit bebas,
a = ( L - 0.95 * ht ) / 2 = 56.25 mm
fcu1 = ( 1 - a / Y ) * fcu = 0.979 MPa
Modulus penampang plastis plat, Z = 1/4 * B * t2 = 8750 mm 3
Momen yang terjadi pada plat akibat beban terfaktor,
Mup = 1/2 * B * fcu1 * a2 + 1/3 * B * ( fcu - fcu1 ) * a2 = 719577 Nmm
Faktor reduksi kekuatan lentur, fb = 0.90
Tahanan momen nominal plat, Mn = fy * Z = 2143750 Nmm
Tahanan momen plat, fb * Mn = 1929375 Nmm
Syarat yang harus dipenuhi :
Mup  fb * Mn
719577 < 1929375  AMAN (OK)

5. GAYA TARIK PADA ANGKUR BAUT

Gaya tarik pada angkur baut, Tu1 = Pt / nt = 1553 N


Tegangan tarik putus angkur baut, fub = 825 MPa
2
Luas penampang angkur baut, Ab = p / 4 * d = 314 mm 2
Faktor reduksi kekuatan tarik, ft = 0.90
Tahanan tarik nominal angkur baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 194386 N
Tahanan tarik angkur baut, ft * Tn = 174947 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1  ft * Tn
1553 < 174947  AMAN (OK)

6. GAYA GESER PADA ANGKUR BAUT

Gaya geser pada angkur baut, Vu1 = Vu / n = 2745 N


Tegangan tarik putus baut, fub = 825 MPa
Jumlah penampang geser, m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 314 mm 2
Faktor reduksi kekuatan geser, ff = 0.75
Tahanan geser nominal, Vn = r1 * m * Ab * fub = 103673 N
Tahanan geser angkur baut, ff * Vn = 77754 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vu1  ff * Vn
2745 < 77754  AMAN (OK)

7. GAYA TUMPU PADA ANGKUR BAUT

Gaya tumpu pada angkur baut, Ru1 = Vu1 = 2745 N


Diameter baut, d= 20 mm
Tebal plat tumpu, t= 10 mm
p
Tegangan tarik putus plat, fu = 400 MPa
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 192000 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 144000 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Ru1  ff * Rn
2745 < 144000  AMAN (OK)
8. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa


f2 = 621 MPa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9
Tegangan geser akibat beban terfaktor, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 8.74 MPa
Kuat geser angkur baut, ff * r1 * m * fub = 247.50 MPa

Syarat yang harus dipenuhi :


b
fuv = Vu / ( n * Ab )  ff * r1 * m * fu
8.74 < 247.50  AMAN (OK)
Gaya tarik akibat beban terfaktor, Tu1 = 1553 N
Tahanan tarik angkur baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 190145 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1  ff * f1 * Ab
1553 < 190145  AMAN (OK)
b
Kuat tarik angkur baut, ft = 0.75 * fu = 618.75 MPa
Batas tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 790.40 MPa
f2 = 621.00 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft  f1 - r2 * fuv
618.75 < 790.40  AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft  f2
618.75 < 621.00  AMAN (OK)

9. KONTROL PANJANG ANGKUR BAUT

Panjang angkur tanam yang digunakan, La = 500 mm


Kuat tekan beton, fc' = 250
Tegangan leleh baja, fy = 400
Diameter angkur baut, d= 20
Panjang angkur tanam minimum yang diperlukan,
Lmin = fy / ( 4 *  fc' ) * d = 126 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
Lmin  La
126 < 500  AMAN (OK)
PERHITUNGAN SAMBUNGAN LENTUR DAN GESER

1. DATA SAMBUNGAN

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 2361 Kg


23157 N
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 6785 Kgm
66542 Nmm

1.1. BAUT

Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325


b
Tegangan tarik putus baut, fu = 825 MPa
Diameter baut d= 19 mm
Jarak antara baut, a= 65 mm
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 8 bh
Jumlah baris baut, ny = 2 baris
Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75
Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75
1.2. PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh plat, fy = 245 MPa


p
Tegangan tarik putus plat, fu = 400 MPa
Lebar plat sambung, b= 250 mm
Tebal plat sambung, t= 12 mm
2. LETAK GARIS NETRAL
d s1
a/2 Tu s2
a

a x
h
a

a
a/2
h-x
b b' s3
Jumlah baut total, n = nx * ny = 16 bh
Tinggi plat sambung, h = ny * a = 130 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D 2 ) / a = 34.8958 mm
Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 187.5 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
2 2
1/2 * b' * (h - x) = 1/2. d * x
2 2
(b' - d) / 2 * x - b' * h * x + 1/2 * b' * h = 0
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )
Ax = (b' - d)/2 = 76
Bx = - b' * h = -24375
2
Cx = 1/2 * b' * h = 1584375
2
Dx = Bx - 4 * Ax * Cx = 110576207
→ x = [ - Bx -  Dx ] / ( 2 * Ax ) = 90.82 mm
3. TEGANGAN YANG TERJADI PADA BAUT

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)


s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
maka diperoleh : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] ← pers. (3)

Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :


Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 0.48 MPa
Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 0.21 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 0.31 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
b
Tegangan tarik putus baut, fu = 825 MPa
Tegangan tarik putus plat, fup = 400 MPa

4. GAYA TARIK PADA BAUT

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 706 N


Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 88 N
2
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d = 284 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 175433 N
Tahanan tarik satu baut, ft * Tn = 131575 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1  ft * Tn
88 < 131575  AMAN (OK)

5. GAYA GESER PADA BAUT

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 1447 N


Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4
Ab = p / 4 * d2 =
2
Luas penampang baut, 284 mm
b
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fu = 93564 N
Tahanan geser baut, ff * Vn = 70173 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vs1  ff * Vn
1447 < 70173  AMAN (OK)

6. GAYA TUMPU PADA BAUT

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 1447 N


Diameter baut, d= 19 mm
Tebal plat sambung, t= 12 mm
p
Tegangan tarik putus plat, fu = 400 MPa
p
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * f u = 218880 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 164160 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rs1  ff * Rn
1447 < 164160  AMAN (OK)

7. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa


Konstanta tegangan (f2) untuk baut mutu tinggi, f2 = 621 MPa
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r2 = 1.9
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 5.10 MPa
b
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fu = 247.50 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
b
fuv = Vu / ( n * Ab )  ff * r1 * m * fu
5.10 < 247.50  AMAN (OK)

Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 88 N


Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 171606 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Tu1  ff * Tn
88 < 171606  AMAN (OK)

Tegangan tarik, ft = 0.75 * fub = 618.75 MPa


Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 797.30 MPa
Syarat yang harus dipenuhi :
ft  f1 - r2 * fuv
618.75 < 797.30  AMAN (OK)
Syarat yang harus dipenuhi :
ft  f2
618.75 < 621.00  AMAN (OK)
PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

A. DATA BAHAN

Tegangan leleh baja (yield stress ), fy = 240 MPa


Tegangan tarik putus (ultimate stress ), fu = 370 MPa
Tegangan sisa (residual stress ), fr = 70 MPa
Modulus elastik baja (modulus of elasticity ), E= 200000 MPa
Angka Poisson (Poisson's ratio ), u= 0.3

B. DATA PROFIL BAJA Lip Channel : C 150.65.20.2.3


ht = 150 mm
b= 65 mm
a= 20 mm
t= 2.3 mm
A= 701.2 mm 2
Ix = 2480000 mm 4
Iy = 411000 mm 4
Sx = 33000 mm 3
Sy = 9370 mm 3
rx = 59.4 mm
ry = 24.2 mm
c= 21.2
Berat profil, w= 5.5 kg/m

Faktor reduksi kekuatan untuk lentur, fb = 0.90


Faktor reduksi kekuatan untuk geser, ff = 0.75
Diameter sagrod, d= 10 mm
Jarak (miring) antara gording, s= 1200 mm
Panjang gording (jarak antara rafter), L1 = 6000 mm
Jarak antara sagrod (jarak dukungan lateral gording), L2 = 2000 mm
Sudut miring atap, a= 15 

C. SECTION PROPERTY
G = E / [ 2 * (1 + u) ] = 76923.077 MPa
h = ht - t = 147.70 mm
J = 2 * 1/3 * b * t + 1/3 * (ht - 2 * t) * t + 2/3 * ( a - t ) * t3 = 1260.50 mm
3 3 4

2 6
Iw = Iy * h / 4 = 2.242E+09 mm
X1 = p / Sx * √ [ E * G * J * A / 2 ] = 7849.77 MPa
2 2 2
X2 = 4 * [ Sx / (G * J) ] * Iw / Iy = 0.00253 mm /N
Zx = 1 / 4 * ht * t2 + a * t * ( ht - a ) + t * ( b - 2 * t ) * ( ht - t ) = 26697 mm
3

Zy = ht*t*(c - t / 2) + 2*a*t*(b - c - t / 2) + t * (c - t) 2 + t * (b - t - c)2 = 15624 mm 3

G= modulus geser, Zx = modulus penampang plastis thd. sb. x,


J= Konstanta puntir torsi, Zy = modulus penampang plastis thd. sb. y,
Iw = konstanta putir lengkung, X1 = koefisien momen tekuk torsi lateral,
h= tinggi bersih badan, X2 = koefisien momen tekuk torsi lateral,

1. BEBAN PADA GORDING

2.1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )

No Material Berat Satuan Lebar Q


(m) (N/m)
1 Berat sendiri gording 55 N/m 55.0
2
2 Atap baja (span deck ) 46 N/m 1.2 55.2
Total beban mati, QDL = 110.2 N/m

2.2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )

Beban hidup akibat beban air hujan diperhitungkan setara dengan beban genangan air
setebal 1 inc = 25 mm. qhujan = 0.025 * 10 = 0.25 kN/m 2
Jarak antara gording, s= 1.2 m
Beban air hujan, qhujan * s * 103 = 300 N/m
Beban hidup merata akibat air hujan, QLL = 300 N/m
Beban hidup terpusat akibat beban pekerja, PLL = 1000 N
3. BEBAN TERFAKTOR

Beban merata, Qu = 1.2 * QDL + 1.6 * QLL = 612.24 N/m


Beban terpusat, Pu = 1.6 * PLL = 1600.00 N
Sudut miring atap, a= 0.26 rad
-3
Beban merata terhadap sumbu x, Qux = Qu * cos a *10 = 0.5914 N/mm
Beban merata terhadap sumbu y, Quy = Qu * sin a *10-3 = 0.1585 N/mm
Beban terpusat terhadap sumbu x, Pux = Pu * cos a = 1545.48 N
Beban terpusat terhadap sumbu y, Puy = Pu * sin a = 414.11 N

4. MOMEN DAN GAYA GESER AKIBAT BEBAN TERFAKTOR

Panjang bentang gording terhadap sumbu x, Lx = L1 = 6000 mm


Panjang bentang gording terhadap sumbu y, Ly = L2 = 2000 mm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Mux = 1/10 * Qux * Lx2 + 1/8 * Pux * Lx = 3288073 Nm
Momen pada 1/4 bentang, MA = 2466055 Nm
Momen di tengah bentang, MB = 3288073 Nm
Momen pada 3/4 bentang, MC = 2466055 Nm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Muy = 1/10 * Quy * Ly2 + 1/8 * Puy * Ly = 166911 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Vux = Qux * Lx + Pux = 5094 N
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Vuy = Quy * Ly + Puy = 731 N

5. MOMEN NOMINAL PENGARUH LOCAL BUCKLING

Pengaruh tekuk lokal (local buckling) pada sayap :


Kelangsingan penampang sayap, l=b/t = 28.261
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang compact ,
lp = 170 / √ fy = 10.973
Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non-compact ,
lr = 370 / √ ( fy - fr ) = 28.378
Momen plastis terhadap sumbu x, Mpx = fy * Zx = 6407246 Nmm
Momen plastis terhadap sumbu y, Mpy = fy * Zy = 3749714 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu x, Mrx = Sx * ( fy - fr ) = 5610000 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu y, Mry = Sy * ( fy - fr ) = 1592900 Nmm
Momen nominal penampang untuk :
a. Penampang compact , llp
→ Mn = Mp
b. Penampang non-compact , lp< llr
→ Mn = Mp - (Mp - Mr) * ( l - lp) / ( lr - lp)
c. Penampang langsing , l>lr
2
→ Mn = Mr * ( lr / l)

l > lp dan l < lr


Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk penampang non-compact
Momen nominal penampang terhadap sumbu x dihitung sebagai berikut :
compact : Mn = Mp = - Nmm
non-compact : Mn = Mp - (Mp - Mr) * ( l - lp) / ( lr - lp) = 5615352 Nmm
langsing : Mn = Mr * ( lr / l)2 = - Nmm
Momen nominal terhadap sumbu x penampang :
non-compact Mnx = 5615352 Nmm
Momen nominal penampang terhadap sumbu y dihitung sebagai berikut :
compact : Mn = Mp = - Nmm
non-compact : Mn = Mp - (Mp - Mr) * ( l - lp) / ( lr - lp) = 1607379 Nmm
langsing : Mn = Mr * ( lr / l)2 = - Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y penampang :
non-compact Mny = 1607379 Nmm

6. MOMEN NOMINAL PENGARUH LATERAL BUCKLING

Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk :


a. Bentang pendek : L  Lp
→ Mn = Mp = fy * Zx
b. Bentang sedang : Lp  L  Lr
→ Mn = Cb * [ Mr + ( Mp - Mr ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ]  Mp
c. Bentang panjang : L > Lr
→ Mn = Cb * p / L*√ [ E * Iy * G * J + ( p * E / L )2 * Iy * Iw ]  Mp
Panjang bentang maksimum balok yang mampu menahan momen plastis,
Lp = 1.76 * ry * √ ( E / fy ) = 1230 mm
Tegangan leleh dikurangi tegangan sisa, fL = fy - fr = 170 MPa
Panjang bentang minimum balok yang tahanannya ditentukan oleh momen kritis tekuk
torsi lateral, Lr = ry * X1 / fL * √ [ 1 + √ ( 1 + X2 * fL2 ) ] = 3463 mm
Koefisien momen tekuk torsi lateral,
Cb = 12.5 * Mux / ( 2.5*Mux + 3*MA + 4*MB + 3*MC ) = 1.14
Momen plastis terhadap sumbu x, Mpx = fy * Zx = 6407246 Nmm
Momen plastis terhadap sumbu y, Mpy = fy * Zy = 3749714 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu x, Mrx = Sx * ( fy - fr ) = 5610000 Nmm
Momen batas tekuk terhadap sumbu y, Mry = Sy * ( fy - fr ) = 1592900 Nmm
Panjang bentang terhadap sumbu y (jarak dukungan lateral), L = L2 = 2000 mm
L > Lp dan L < Lr
 Termasuk kategori : bentang sedang
Momen nominal terhadap sumbu x dihitung sebagai berikut :
Mnx = Mpx = fy * Zx = - Nmm
Mnx = Cb * [ Mrx + ( Mpx - Mrx ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ] = 6968430 Nmm
Mnx = Cb * p / L*√ [ E * Iy * G * J + ( p * E / L )2 * Iy * Iw ] = - Nmm
Momen nominal thd. sb. x untuk : bentang sedang Mnx = 6968430 Nmm
Mnx > Mpx
Momen nominal terhadap sumbu x yang digunakan, Mnx = 6407246 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y dihitung sebagai berikut :
Mny = Mpy = fy * Zy = - Nmm
Mny = Cb * [ Mry + ( Mpy - Mry ) * ( Lr - L ) / ( Lr - Lp ) ] = 3415536 Nmm
Mny = Cb * p / L*√ [ E * Iy * G * J + ( p * E / L )2 * Iy * Iw ] = - Nmm
Momen nominal thd. sb. y untuk : bentang sedang Mny = 3415536 Nmm
Mny < Mpy
Momen nominal terhadap sumbu x yang digunakan, Mny = 3415536 Nmm

7. TAHANAN MOMEN LENTUR

Momen nominal terhadap sumbu x :


Berdasarkan pengaruh local buckling , Mnx = 5615352 Nmm
Berdasarkan pengaruh lateral buckling , Mnx = 6407246 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu x (terkecil) yg menentukan, Mnx = 5615352 Nmm
Tahanan momen lentur terhadap sumbu x,  fb * Mnx = 5053817 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y :
Berdasarkan pengaruh local buckling , Mny = 1607379 Nmm
Berdasarkan pengaruh lateral buckling , Mny = 3415536 Nmm
Momen nominal terhadap sumbu y (terkecil) yg menentukan, Mny = 1607379 Nmm
Tahanan momen lentur terhadap sumbu y,  fb * Mny = 1446641 Nmm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, Mux = 3288073 Nmm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, Muy = 166911 Nmm
Mux / ( fb * Mnx ) = 0.6506
Muy / ( fb * Mny ) = 0.1154
Syarat yg harus dipenuhi : Mux / ( fb * Mnx ) + Muy / ( fb * Mny ) ≤ 1.0
Mux / ( fb * Mnx ) + Muy / ( fb * Mny ) = 0.7660 < 1.0 AMAN (OK)

8. TAHANAN GESER

Ketebalan plat badan tanpa pengaku harus memenuhi syarat,


h/t  6.36 *  ( E / fy )
64.22 < 183.60  Plat badan memenuhi syarat (OK)

Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, Vux = 5094 N


Luas penampang badan, Aw = t * h t = 345 mm 2
Tahanan gaya geser nominal thd.sb. x, Vnx = 0.60 * fy * Aw = 49680 N
Tahanan gaya geser terhadap sumbu x,  ff * Vnx = 37260 N
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, Vuy = 731 N
Luas penampang sayap, Af = 2 * b * t = 299 mm 2
Tahanan gaya geser nominal thd.sb. y, Vny = 0.60 * fy * Af = 43056 N
Tahanan gaya geser terhadap sumbu x,  ff * Vny = 32292 N
Vux / ( ff * Vnx ) = 0.1367
Vuy / ( ff * Vny ) = 0.0226
Syarat yang harus dipenuhi :
Vux / ( ff * Vnx ) + Vuy / ( ff * Vny )  1.0
Vux / ( ff * Vnx ) + Vuy / ( ff * Vny ) = 0.1593 < 1.0 AMAN (OK)

9. KONTROL INTERAKSI GESER DAN LENTUR

Sayarat yang harus dipenuhi untuk interakasi geser dan lentur :


Mu / ( fb * Mn ) + 0.625 * Vu / ( ff * Vn )  1.375

Mu / ( fb * Mn ) = Mux / ( fb * Mnx ) + Muy / ( fb * Mny ) = 0.7660


Vu / ( ff * Vn ) = Vux / ( ff * Vnx ) + Vuy / ( ff * Vny ) = 0.1593
Mu / ( fb * Mn ) + 0.625 * Vu / ( ff * Vn ) = 0.8656
0.8656 < 1.375  AMAN (OK)

10. TAHANAN TARIK SAGROD


Beban merata terfaktor pada gording, Quy = 0.1585 N/mm
Beban terpusat terfaktor pada gording, Puy = 414.11 N/m
Panjang sagrod (jarak antara gording), Ly = L2 = 2000 m
Gaya tarik pada sagrod akibat beban terfaktor,
Tu = Quy * Ly + Puy = 731 N
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan tarik putus, fu = 370 MPa
Diameter sagrod, d= 10 mm
Luas penampang brutto sagrod, Ag = p / 4 * d 2 = 78.54 mm 2
2
Luas penampang efektif sagrod, Ae = 0.90 * Ag = 70.69 mm

Tahanan tarik sagrod berdasarkan luas penampang brutto,


f * Tn = 0.90 * Ag * fy = 16965 N
Tahanan tarik sagrod berdasarkan luas penampang efektif,
f * Tn = 0.75 * Ae * fu = 19615 N
Tahanan tarik sagrod (terkecil) yang digunakan,  f * Tn = 16965 N
Syarat yg harus dipenuhi : Tu  f * Tn
731 < 16965  AMAN (OK)
RESUME
Nama Proyek : LAPANGAN FUTSAL
Lokasi : JL. ASOKA, GANET- KOTA TANJUNGPINANG

A. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan analisa konstruksi untuk Bangunan ini adalah aman dalam perhitungan struktur dan dapat digunakan untuk pelaksanaan dilapangan.
Adapun dimensi yang direncanakan adalah sebagai berikut :

1. Pondasi
Pembesian
Jenis Ukuran Tulangan
No Kode Sengkang Tul. Susut Keterangan
Struktur (mm) Utama
(mm) (mm)
(mm)

1 Pondasi Telapak P1 1500x1500x300 D16-150 - D16-150 Mutu Beton K-250, dengan asumsi kedalam pondasi 2 m dan Tekanan Konus Rata-rata 24 kg/cm²

2. Kolom
Koreksi
Tulangan Perlu Luas Luas Diameter Besi Pakai Rencana Pembesian
Pembesi
Jenis Tulangan Penampang Penapang Tulangan Jarak
No Kode Ukuran (mm) Sengkang Sengkang Sengkang Ket.
Struktur Utama Kolom Tulangan Utama Sengkang
(mm²) (mm) (mm) (mm)
(mm²) (mm²) (% ) (mm) (mm)
1 Pedestal K1 400 x 400 1600 0 160000 1.00 16 8 150 Ok 8D16 P8-150 K-250

3. Balok
Tulangan Perlu Diameter Besi Pakai Rencana Pembesian
Tulangan
Jenis Ukuran Tulangan Utama Tulang Perlu Tulangan Jarak Sengkang Koreksi Tulangan Utama Sengkang
No Kode Sengkang At Torsion At Torsion Pinggang/To Sengkang Ket.
Struktur (mm) (mm²) Torsi Utama Sengkang Rencana Pembesi Posisi (mm) (mm)
(m²/m) (mm²/mm) (mm²/m) rsi (mm)
(mm²) (mm) (mm) (mm²/m) sengkang
Top Bottom (mm) Top Mid/Torsion Bottom
1 Sloof S1 250 x 450 392.38 255.28 0.21 737.57 0.738 808.377 16 16 8 150 0.67 Ok Tumpuan 2D16 4D16 3D16 P8-150 K-250
125.25 276.05 16 16 8 200 0.50 Ok Lapangan 3D16 4D16 2D16 P8-200
4. Pelat Lantai/Dak Beton/Dinding Beton
Pembesian
Jenis Ukuran Tebal Tulangan Utama
No Kode (mm) Keterangan
Struktur (mm)
Tump Lapangan
1 Talang Air Dak P10 100 P8-100 P8-200 K-250
Beton

3. Kolom Baja
Jenis Ukuran Tegangan Tegangan Tebal Stifner Jarak Stifner
No Kode Mutu Baja Keterangan
Struktur (mm) Leleh, Fy Putus, Fu Plate (mm) Plate (mm)
1 Kolom IWF-250X250X9X14 IWF-250X250X9X14 A36/SS400 240 370 - - -

4. Balok Baja
Jenis Ukuran Mutu Baja Tegangan Tegangan Tebal Stifner Jarak Stifner
No Kode Keterangan
Struktur (mm) Leleh, Fy Putus, Fu Plate (mm) Plate (mm)
1 Balok WF 200x100x5.5x8 WF 200x100x5.5x8 A36/SS400 240 370 - - -
2 Rafter Truss WF 300x150x6.5x9 WF 300x150x6.5x9 A36/SS400 240 370 - - Las Sudut Mutu E-7013
3 Purlin/Gording C 150x65x20x3 C 150x65x20x3 A36/SS400 240 370 - - Las Sudut Mutu E-7013
Dia 10 mm, dengan jarak antar sagrod 2000
4 Sagrod - 240 370 - -
mm
Dia 16 mm, Tebal Plat Sambung 8 mm Bj 37,
5 Tie Rod Bracing - 250 410 - -
Jenis Baut A-325,Las Sudut Mutu E-7013

5. JOINT
Plat Sambung Angkur/Baut
Lebar Jarak antar Panjang
No Jenis Sambungan Kode Panjang Tebal Tipe Angkur Diameter
Mutu Baja Plat Jumlah Baut Jumlah Baris Baut Angkur
(mm) (mm) baut (mm)
(mm) (mm) Tertanam
1 Pedestal - Kolom Bearing 1 Bj 37 200 mm 300 mm 10 mm A-325 20 mm 3 2 250 500 mm
Baja
2 Kolom Baja - Balok Connect-1 Bj 37 125 mm 250 mm 12 mm A-325 19 mm 8 2 65 -
Baja

Saran-saran

Dalam pelaksanaan diharapkan mengacu pada data-data yang telah dianalisis dan sesuai dengan kaedah teknis yang diatur, agar mutu bangunan terjamin dan aman. Demikianlah data-data hasil analisa konstruksi ini,
Atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai