Anda di halaman 1dari 49

DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

BANGUNAN KANTOR UTAMA BALAI YASA

PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM (NAD)

NOVEMBER 2015
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

1 PENDAHULUAN

Sistem struktur utama bangunan kantor utama balai yasa ini di rencanakan sebagai sistem
rangka terbuka beton bertulang dan didesain sebagai rangka pemikul momen khusus
beton.

Analisis struktur menggunakan metode kekakuan frame tiga dimensi (analisis dinamik
gempa). Sedangkan desain struktur menggunakan metode desain kekuatan batas.

2 UMUM

2.1 Satuan

Satuan yang digunakan dalam perhitungan adalah:

Panjang : mm, m
Luas : mm2, m2
Gaya : kg, ton , N, kN
Momen : kgm, tonm, kNm, Nmm
Tegangan : kg/cm2, N/mm2

2.2 Peraturan, Standar, Referensi dan Program Aplikasi Komputer

2.2.1 Peraturan dan Standar

Peraturan dan standar yang digunakan adalah :


1. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI - 1726 -
2012).
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03 - 2847 -
2013)
4. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SK SNI 03 - 1729
- 2015)

2.2.2 Referensi

Referensi yang digunakan adalah :


1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2. American Concrete Institute (ACI 318-2002)
3. AISC LRFD’93
4. Foundation Analysis and Design, Joseph E. Bowles

2.2.3 Program Aplikasi Komputer

Program aplikasi komputer yang digunakan adalah :


1. SANSPRO V5.00, untuk analisa struktur dan desain
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

3 MATERIAL

3.1 Beton

3.1.1 Mutu beton

Mutu beton struktural (kolom, balok, pelat lantai, pelat tangga) pada umur 28 hari adalah
beton dengan mutu K-250 f’c=20,75 N/mm 2 (silinder).

Modulus elastisitas beton, Ec = 4700 f' c


Berat jenis beton c = 2400 kg/m3

3.1.2 Tulangan beton

Baja tulangan yang dipakai adalah baja tulangan berulir sesuai SII 0136-BjTD 40 dengan
tegangan leleh minimal fy=400 N/mm 2 dan baja tulangan polos sesuai SII 0136-BjTP 24
dengan tegangan leleh minimal fy=240 N/mm2.

4 PEMBEBANAN

4.1 Jenis-jenis Pembebanan

4.1.1 Beban Sendiri (SW)

Beban sendiri adalah berat sendiri elemen struktur seperti balok, kolom dan pelat. Besarnya
beban ini dihitung secara otomatis oleh program.

4.1.2 Beban Mati (D)

Beban mati adalah berat sendiri struktur termasuk segala unsur tambahan yang dianggap
merupakan satu kesatuan tetap dengannya. Penentuan besaran beban mati standar yang
dapat dijadikan acuan perancangan adalah mengacu ke Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung 1983, yaitu :

Dinding bata = 250 kg/m2


Plafond + rangka = 18 kg/m2
Mortar = 100 kg/m2
Lantai Keramik = 15 kg/m2
4.1.3 Beban Hidup (L)

Beban hidup tergantung dari fungsi ruangan :

Ruangan umun = 250 kg/m2


Dak atap = 100 kg/m2
Ruangan rapat = 400 kg/m2
Lantai tangga = 300 kg/m2

4.1.4 Beban Gempa (E)

Gaya gempa dihitung secara dinamik mengacu ke Standar Perencanan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI - 1726 - 2012).
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Sedangkan untuk penentuan klasifikasi tanah dasar, sesuai dengan SNI 03–1726 - 2012
adalah sbb:
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Berikut adalah koefisien Situs, Fa dan Fv

Berdasarkan SNI 03 – 1726 – 2012, arah pembebanan utama dihitung sebesar 100% dan
arah tegak lurus pembebanan utama, dihitung sebesar 30%.
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

4.2 Kombinasi Pembebanan

4.2.1 Struktur Beton

Kombinasi pembebanan untuk struktur beton (desain ultimit) berdasarkan Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03 - 2847 – 2012) adalah :
1. 1.4D (Statik)
2. 1.2D + 1.6L (Statik)
3. 1.2D + 1.0L ± 1.6WL (Statik)
4. 0.9D ± 1.6WL (Statik)
5. 1.2D + 1.0L ± 1.0Ex ± 1.0Ey ± 0.3Ez (Dinamik)
6. 0.9D ± 1.0Ex ± 1.0Ey ± 0.3 (Dinamik)

dimana :
D : Beban Mati
L : Beban Hidup
W : Beban Angin
E : Beban Gempa
5 KRITERIA PERANCANGAN

5.1 Beton

Dalam perancangan struktur beton bertulang berdasarkan SNI 03 - 2847 - 2012, hal-hal
yang akan diperhatikan adalah:

5.1.1 Selimut beton

Selimut beton diatur dalam pasal 9.7 (1) adalah sebagai berikut:

Tebal Selimut
Minimum
(mm)

Beton yang dicor langsung diatas tanah dan selalu berhubungan


dengan tanah 75

Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca :


 Batang D-19 hingga D-56 50
 Batang D-16, jaring kawat polos P-16 atau kawat ulir D16 dan
yang lebih kecil 40

Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau beton


tidak langsung berhubungan dengan tanah :
 Pelat dinding, pelat berusuk
 Batang D-44 dan D-56 40
 Batang D-36 dan yang lebih kecil 20

Balok, kolom
 Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral 40
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Komponen struktur cangkang, pelat lipat


 Batang D-16, jaring kawat polos P-16 atau ulir D-16 dan yang 20
lebih kecil

5.1.2 Faktor Reduksi Kekuatan

Faktor reduksi kekuatan diatur pada pasal 11.3(2), adalah sebagai berikut :

Faktor
Reduksi

Lentur, tanpa beban aksial 0.8


Aksial tarik dan aksial tarik + lentur 0.8
Aksial tekan dan aksial tekan + lentur (Spiral) 0.7
Aksial tekan dan aksial tekan + lentur (lainnya) 0.65
Geser & Torsi 0.75

5.1.3 Lendutan Ijin

Lendutan maksimum yang diijinkan diatur dalam pasal 11.5 adalah sebagai berikut :
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

5.1.4 Perhitungan Kolom

Perencanaan penulangan kolom dilakukan dengan program SAP yang menggunakan


referensi peraturan standar ACI 318-2002. Prinsip penulangan kolom yang digunakan
berupa desain kapasitas (Capacity Design) dengan sistem penulangan bi-aksial bending.

Prosedur perencanaan

1. Buat diagram interaksi gaya aksial dan momen biaksial untuk setiap tipe
penampang.
2. Rasio tulangan yang diijinkan terhadap penampang kolom ialah 1 % - 5%
3. Periksa kapasitas kolom untuk gaya aksial dan momen biaksial terfaktor untuk
setiap kombinasi pembebanan
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Membuat Diagram Interaksi

Diagram Interaksi Kolom

1. Pmax = 0.80 Po ……… untuk kolom persegi


2. Pmax = 0.85 Po ……… untuk kolom bulat
3. Po = Ø min [ 0.85 *fc*(Ag-Ast) + Fy* Ast]
4. Ø min = 0.75 .. untuk sengkang persegi
5. Ø min = 0.7 .. untuk sengkang spiral

CONCRETE SECTION (II) STRAIN DIAGRAM (III)STRESS DIAGRAM

Diagram Hubungan Tegangan Regangan Beton


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Periksa Kapasitas kolom

1. Tentukan Pu, Mux, dan Muy


2. Tentukan faktor pembesaran momen kolom

sx dan sy = 1.0 jika P-Delta analisis disertakan

dimana :

π 2 EI
Pc 
KL2

K = 1.00

0.4E c .Ig 0.2E c I g  E s I se


EI  El 
1  βd  atau
1  βd

d = Beban mati aksial terfaktor maksimum/beban total aksial terfaktor maksimum

M 2  M1
M1 dan M2 adalah momen ujung kolom

Nilai M1/M2 positif jika arah M1 dan M2 berlawanan, dan negatif bila M1 dan M2 searah

Periksa Kapasitas Kolom

1. Periksa gaya dan momen terhadap diagram interaksi kolom :


P = Pu
Mx = bx.Muxb + sx. Muxs
My = by.Muyb + sy. Muys

Dimana :

Pu : Gaya aksial terfaktor


Muxb + Muyb : Momen terfaktor arah mayor dan minor akibat pembeban gravitasi
Muxs + Muys : Momen terfaktor arah mayor dan minor akibat gaya lateral
bx, by, sx, sy : Faktor perbesaran momen

2. Koordinat P, Mx, My diplotkan pada kurva diagram interaksi.


3. Jika titik terletak didalam diagram maka kapasitas kolom mencukupi
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

4. Jika titik terletak diluar diagram tersebut maka kolom mengalami tegangan lebih,
kapasitas kurang

Grafik geometris Perbandingan Kapasitas Kolom

Penulangan geser kolom

Penulangan geser kolom direncanakan untuk setiap kondisi pembebanan dalam arah
mayor dan minor kolom, dengan prosedur:

1. Tentukan gaya aksial (Pu) dan gaya geser (Vu) dari kolom
Vu = Vp+ Vd + 1
Vp = Gaya geser akibat momen kapasitas pada kedua ujung balok
Vd+1 = Gaya geser pada balok akibat beban gravitasi

2. Nilai Vp diambil yang maksimum antara Vp1 dan Vp2


M i  M j M i  M j
Vp1  Vp2 
L L

dimana :
M i , M i = Momen kapasitas kolom negatif dan positif pada ujung
I
M j , M j
= Momen kapasitas kolom negatif dan positif pada ujung J

3. Tentukan gaya geser yang dipikul beton (Vc)


4. Jika kolom dibebani gaya aksial tekan :
 Pu   
Vc  2.0 f c' 1  .A  3.5 f c' 1  Pu  .A cv
 2000.A  cv  500.A 
 g   g 

5. Jika kolom dibebani gaya aksial tarik :


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

 Pu 
Vc  2.0 f c' 1  .A  0
 500.A  cv
 g 

6. Untuk desain rangka pemikul momen khusus, Vc = 0 jika memenuhi


kedua syarat ini:
f c' .A g /20
Pu (tekan) <
 0.5Vu
Gaya geser akibat beban gempa (VE)

7. Hitung luas tulangan geser perlu (Av)

Untuk kolom persegi


 Vu 
   Vc s
Av   
f ys d

Untuk kolom bulat


 Vu  V s
2   c

Av  '
π f ys D

8. Bila syarat berikut tidak terpenuhi, maka penampang harus diperbesar :


 Vu  V   8 f ' A
  c c cv
 

5.1.5 Perhitungan Balok

Perencanaan balok portal memperhitungkan kuat lentur, geser dan torsi.

Program SANS ini akan menghitung dan memberikan luas tulangan dan jumlah tulangan
yang diperlukan balok akibat momen lentur dan gaya geser beserta nomor jenis kombinasi
beban yang menyebabkan keadaan ekstrim. Kebutuhan tulangan yang disediakan program
adalah untuk 9 titik lokasi sepanjang bentang balok yang ditinjau yaitu pada ujung I, 1/8
bentang, ¼ bentang, 3/8 bentang, ½ bentang, 5/8 bentang, ¾ bentang, 7/8 bentang dan
ujung j.

Semua balok hanya didesain pada arah momen lentur mayornya, demikian pula untuk gaya
geser dan torsinya.

Penulangan Lentur

Langkah perencanaan penulangan lentur mengikuti diagram alir sebagai berikut :


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Mu, bw, d, d’, h, fc’,


fy, Es

Tidak
Fc’≥ 30 1 = 0.85
MPa

Ya

1 = 0.85-0.008(Fc’ – 30)

Ya
1 ≤ 1 = 0.65
0.65
Tidak

0.85 1.Fc' 0.003


 max  0.75 b  0.75 .
Fy 0.003  Fy
Es

As1 =max.bw . d ;
M1 = As1 Fy Mn =

M2 = Mu - M1

Tulangan Ganda Tidak Ya Tulangan Tunggal


s & s’ M2 ≤ 0 s & s’ = 0

min = 1.4/Fy

Tidak Ya Tidak Perbesar


= min ≥ min ≤ max
Penampang

Ya

As =  . bw . d Ya
STOP
As’ = ' . bw . d’
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Penulangan Geser

Langkah Perencanaan :

1. Menentukan Vu yaitu gaya geser terfaktor


2. Menentukan Vc yaitu gaya geser yang dapat ditahan oleh beton
3. Menentukan tulangan geser pada kondisi seimbang

Cara perhitungan penulangan geser balok adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Vu

Vu = Vp + Vd + 1

Dengan :

Vd = gaya geser akibat momen kapasitas pada kedua ujung balok


Vd+1 = gaya geser pada balok akibat beban gravitasi

Nilai Vp diambil yang maksimum anatra Vp1 + dan Vp2


M j  M j M j  M j
Vp1  Vp2 
L L

dimana :
M1¯ = Momen kapasitas balok ujung I tulangan atas (tarik)
Mj+ = Momen kapasitas balok ujung J tulangan bawah (tarik)
M1+ = Momen kapasitas balok ujung I tulangan bawah (tarik)
Mj¯ = Momen kapasitas balok ujung J tulangan atas (tarik)

2. Menentukan Vc, mengikuti diagram alir sebagai berikut :


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Vu, bw, d, h, fc’, fys

Tidak
Fc’ ≤ 25/3 MPa Fc’ = 25/3 MPa

Vc =

Vmax = Vc +
STOP

Ya Tdk Perlu
Vu ≤ 0.5  Vc Tulangan
Geser
Tidak

Vc  1  Ya Av 1 bw
  Vu  Vc  bw.d  
2  3  s 3 Fys
Tidak

 1  Ya Av Vu  Vc
Perbesar Tidak
 Vc  bw.d   Vu   .Vmax 
Penampang
 3  s  .Fys.d

Tulangan Geser

untuk desain struktur rangka pemikul momen khusus Vc = 0 bila memenuhi 2 syarat
ini:
1. Gaya aksial tekan terfaktor (termasuk akibat beban gempa) kurang dari fc’Ag/20
2. Gaya geser akibat beban gempa lebih dari atau sama dengan setengah dari gaya
geser total yang terjadi disepanjang bentang balok.
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Penulangan torsi

Langkah perencanaan :

1. Menentukan besarnya momen torsi terfaktor


2. Menentukan besarnya luas tulangan sengkang untuk torsi
3. Menentukan besarnya luas tulangan longitudinal torsi

Cara perhitungan penulangan torsi balok mengikuti


Xo, Yo, Xdiagram alir sebagai berikut :
1, Y1, t, h, bw, d, Fys,
Fy, Fc’, Vu, Tu

- Hitung Vu, dan Tu sejarak d dari


tumpuan Acp = Xo . Yo
- Untuk puntir kompatibilitas, ambil nilai Pcp = 2(Xo + Yo)
Puntir sebesar : Ph = 2 (X1 + Y1)
Aoh = X1 . Y1
Ao = 0.85 . Aoh
Vc =

Tu >
Tidak
Puntir Diabaikan

Ya
STOP

Penampang Solid:
Tidak Ya
Perbesar A
Penampang

Yo Y1

X1

Xo
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

 < 0.175 Ya  = 0.175

Tidak

Atmin =

Ya
At < Atmin At = Atmin
Tidak

B
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Ya Av
Vn ≤ Vc
 0.0
s
Tidak

Vs = Vn - Vc

Vs ≥ Ya Penampang Diperbesar

Tidak

Ya

Tidak

STOP

5.1.6 Perhitungan Pelat

Dalam merencanakan pelat beton bertulang, yang perlu dipertimbangkan bukan hanya
pembebanan, tetapi juga tebal pelat. Langkah-langkah dalam merencanakan tebal pelat
adalah sebagai berikut :
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Menentukan bentang bersih pelat dalam arah x dan y

ly

Balok b1/h1

Balok b4/h4
lxn Balok b3/h3 lx

Balok b2/h2

lyn

Keterangan :
ly = Bentang pelat yang terpanjang diujur antara as balok (mm)
lx = Bentang pelat yang terpendek diukur antar as balok (mm)
lyn = Bentang bersih pelat yang terpanjang (mm)
= ly – ½ b3 – ½ b4
Ixn = Bantang bersih pelat yang terpendek (mm) = ix-½ b1 – ½ b2

Menentukan nilai 

 = Iyn/Ixn

Menaksir tebal pelat (h awal) dan menentukan Ix dan ly pelat

Ix pelat = (1/12).lx.h3 (mm4)


Iy pelat = (1/12).ly.h3 (mm4)

Menentukan nilai Ix, balok 1, Ix balok 2, Iy balok 3 dan Iy balok 4

Ix B1 = (1/12).b1.h13 (mm4)
Ix B2 = (1/12).b2.h23 (mm4)
Ix B3 = (1/12).b3.h33 (mm4)
Ix B4 = (1/12).b4.h43 (mm4)
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Menentukan nilai 

1 = Ix B1/Ix pelat
2 = Ix B2/Ix pelat
3 = Ix B3/Iy pelat
4 = Ix B4/Iy pelat
m = (i)/n = (1+2+3+4)/n

Menentukan tebal pelat yang dibutuhkan h(mm)

 fy 
I yn  0.8  
 1500 
h
  1 
36  5   m  0.121  
   

dengan : fy = Mutu tulangan pelat (MPa)

Menentukan tebal pelat minimum (hmin) dan tebal pelat maksimum (hmax)

 f 
I yn  0.8  y 
1500 
h min  
36  9β

 fy 
I yn  0.8  
 1500 
h max 
36

5.1.7 Reduksi Momen Inersia Penampang Akibat Penampang Retak

Berdasarkan SNI 03 – 1726 – 2002 pasal 5.5.1, dalam perencanaan struktur gedung
terhadap pengaruh Gempa Rencana, pengaruh peretakan beton pada unsur-unsur struktur
dari beton bertulang, beton pratekan dan baja komposit harus diperhitungkan terhadap
kekakuannya. Untuk itu, momen inersia penampang unsur struktur dapat ditentukan
sebesar momen inersia penampang utuh dikalikan dengan suatu persentase efektifitas
penampang sebagai berikut :

 Untuk kolom dan balok rangka beton bertulang terbuka : 75%


 Untuk dinding geser beton bertulang kantilever
: 60%
 Untuk dinding geser beton bertulang berangkai
 Komponen dinding yang mengalami tarikan aksial :
50%
 Komponen dinding yang mengalami tekanan aksial :
80%
 Komponen balok perangkai dengan tulangan diagonal : 40%
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

 Komponen balok perangkai dengan tulangan memanjang : 20%

5.1.8 Pertemuan Balok Kolom

Panel pertemuan balok kolom portal harus diproporsikan sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan kuat geser horisontal perlu dan kuat geser vertikal perlu yang
berkaitan dengan terjadinya momen kapasitas pada sendi plastis pada kedua ujung balok
yang bertemu pada kolom tersebut.

Tegangan Geser Kolom :

karena pertemuan dengan kolom luar maka Mkap,ki = 0.

T = 0,7. Mkap,ka / zka


Vj,h = T - Vkol
Vj,v = d/hc .Vj,h
Kontrol Tegangan Geser Horisontal Minimal

dimana :
bj : Lebar Efektif Pertemuan, yang ditentukan sebagai berikut:
a. Bila bc > bb, maka diambil nilai terkecil antara
bj = bc atau bj = bb + 0,5.hc
b. Bila bb > bc, maka diambil nilai terkecil antara
bj = bb atau bj = bc + 0,5.hc
bb : Lebar Balok
bc : Lebar Kolom Yang Sejajar Dengan Lebar Balok
hc : Lebar Kolom Yang Tegak Lurus Balok
bc > bb : bj = bc
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

: bj = bb + 0.5 hc

Penulangan Geser Horisontal

Penulangan Geser Vertikal

Tulangan Kolom Terpasang > A j,v


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

6 DESAIN BANGUNAN KANTOR UTAMA BALAI YASA

6.1 Layout Bangunan


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

6.2 Pemodelan

“Model Struktur 3D”


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Elemen Sloof”

“Dimensi Balok – Kolom Lt.1”


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Dimensi Balok – Kolom Lt.2”


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

6.3 Penulangan Balok, Kolom dan Pelat

“Penulangan As 1”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As 2”

Denah Pembalokan Lantai 2 Bangunan


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As 3”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As 4”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As 5”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As 6”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As 7”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As A”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As B”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As C”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As D”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As E”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As F”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As G”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan As H”
DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

“Penulangan Pelat Lantai”


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

6.4 DESAIN TANGGA


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

6.5 DESAIN PONDASI

“Nomor titik pondasi”


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa


DED Dipo Kutablang

Laporan Perhitungan Struktur Bangunan Kantor Utama Balai Yasa

Rumus daya dukung ijin pondasi tiang berdasarkan hasil test tanah (dalam hal ini CPT test)

P allowable = qc*A/3 + tf*O/5


Dimana : qc = cone resistance (kg/cm2)
A= luas tiang pancang (cm2)
tf = total friction (kg/cm)
O = keliling tiang pancang (cm)

Reaksi pondasi maksimum = 62.1 ton. Maka masing2 titik pondasi menggunakan 1 titik
tiang pancang uk.45 x 45 cm, panjang 20 meter.

Anda mungkin juga menyukai