Anda di halaman 1dari 20

TUGAS BESAR

MATA KULIAH STRUKTUR BETON GEDUNG 1

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2023/2024

Dosen Pengampu :

Dr-Ing Luthfi Muhammad Mauludin, SST, MSAHC


NIP 197703062005011001

Disusun Oleh :

Fayza Khaerunnisaa 221111045

2B-KGE

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

SAP atau Structural Analysis Programs (Program Analisis Struktur) atau dalam istilah
lama disebut Program Mekanika Teknik, yaitu suatu analisis gaya-gaya yang bekerja dalam
struktur untuk bidang teknik. Software SAP 2000 adalah program analisis struktur yang
sudah diintegrasikan dengan program desain struktur. Keistimewaan program canggih ini
adalah dapat menganalisis struktur ruang, di mana hal ini membedakan dengan analysis
struktur konvensional yang hanya mampu menganalisis struktur bidang saja.
Dalam mendesain struktur hal yang paling penting untuk dilakukan adalah permodelan
struktur secara benar. Karena efek yang ditimbulkan dari stabilitas struktur yang baik adalah
kemudahan pekerjaan dan penghematan biaya yang bisa amat sangat besar. Apabila model
strukturnya salah, tentu akan mengakibatkan timbulnya berbagai dampak seperti kegagalan
struktur maupun tidak efisien (boros) karena gaya dalam yang timbul menjadi sangat
kompleks. Dengan demikian menjadi kurang stabil dan tidak aman.
Seiring dengan perkembangan pada dunia konstruksi, penggunaan struktur dengan metrial
beton bertulang pada bangunan sipil sangat dominan digunakan baik pada bangunan Gedung
maupun bangunan sipil lainnya. Beton bertulang sendiri merupakan bahan komposit
(campuran) antara beton dengan baja tulangan.
Beton yang merupakan bahan campuran dari agregat kasar, agregat halus, air, dan
semensebagai bahan pengikat butiran – butirannya. Kelebihan dari beton adalah sangat kuat
terhadap tekanan tetapi lemah terhadap tarikan. Maka dari itu, untuk mengatasi kelemahan
yang ada pada beton, dipasang baja tulangan pada bagian (daerah) tarik. Sifat dari baja
tulangan itu sendiri adalah kuat terhadap tarik tetapi lemah terhadap tekan. Sehingga
gabungan antara beton dengan baja tulangan akan menghasilkan bahan yang kuat terhadap
tekan dan tarik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara perencanaan desain struktur balok dan pembebanan pada bangunan
gedung menggunakan software SAP 2000?
2. Bagaimana cara merancang dan memperhitungkan jumlah tulangan yang dibutuhkan
berdasarkan data hasil pembebanan pada software SAP 2000?

1.3 Tujuan

1. Merencanakan desain struktur balok dan pembebanan pada bangunan gedung


menggunakan software SAP 2000
2. Merancang dan memperitungkan jumlah tulangan yang dibutuhkan berdasarkan data
hasil pembebanan pada software SAP 2000
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Desain Arsitektur
2.1.1 Denah Arsitektur

Gambar 1 Denah Arsitektur

Gedung yang digunakan untuk perencanaan desain struktur ini adalah gedung
pondok kost oreo lantai 1 yang berukuran 11m x 5m.

2.2 Desain Struktur


2.2.1 Spesifikasi Material
a.
Mutu Beton (fc’)
Mutu beton adalah kuat tekan beton hasil dari pengujian di
laboratorium. Pada analisis desain struktur ini, mutu beton yang digunakan
adalah fc’ = 30 MPa. Dengan berat volume 2400 kg/m3.

Gambar 2 Spesifikasi Beton


b.
Mutu Baja (fy)
Mutu baja di sini adalah tegangan leleh baja. Untuk mengetahui nilai
mutu baja dapat dilakukan pengujian di laboratorium. Pada anaisis desain
struktur ini mutu baja yang digunakan adalah fy = 240 MPa.

Gambar 3 Spesifikasi Material Baja


2.2.2 Elemen Struktur
a.
Balok
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan
pengikat kolom lantai atas. Fungsi utama dari balok adalah menahan momen
lentur dan gaya geser dengan atau tanpa gaya aksial maupun torsi.
Dimensi balok yang direncanakan untuk analisis desain struktur ini adalah 500
mm x 250 mm.

Gambar 4 Dimensi Balok


b.
Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga
beban aksial tekan vertical dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus
beban seluruh bangunan ke pondasi.
Dimensi kolom yang direncanakan untuk analisis desain struktur ini adalah
200 mm x 200 mm.

Gambar 5 Dimensi Kolom


c.
Pelat Lantai
Pelat lantai pada gedung biasanya menyatu dengan balok karena pada
umumnya plat lantai dan balok dilakukan secara bersamaan, sehingga plat
lantai seolah- olah menjadi bagian dari balok. Dengan demikian plat lantai
boleh tidak dianggap sebagai beban yang dipikul oleh balok.
Tebal pelat lantai yang direncanakan untuk analisis desain struktur ini adalah
12 cm
Gambar 6 Dimensi Pelat Lantai

2.2.3 Pemodelan Struktur


Dari denah arsitektur dan desain struktur yang telah direncanakan. Pemodelan
struktur pada SAP adalah sebagai berikut :

Gambar 7 Pemodelan Struktur di SAP

2.2.4 Input Pembebanan


a.
Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya
serta peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem
pengangkut material.
Beban mati yang digunakan pada analisis desain struktur ini adalah :

1) Beban Lantai

Gambar 8 Input Data Beban Lantai

2) Beban Dinding

Gambar 10 Input Data Beban Dinding

b.
Beban Hidup
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau
struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan,
seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.
Berdasarkan SNI 1727:2020, beban hidup yang bekerja pada ruang kelas
adalah seperti pada table di bawah ini.
Tabel 3. Beban Hidup yang Bekerja pada Ruang Kelas
Beban
No Jenis Beban Mati
(kN/m2)
1 Beban hidup untuk ruang kelas 1,92
Total beban hidup, Q = 1,92

Gambar 12 Input Data Beban Hidup

2.2.5 Kombinasi Pembebanan


Struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga semua penampang
mempunyai kuat rencana minimum sama dengan kuat perlu yang dihitung
berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor yang sesuai dengan ketentuan
dalam SNI 2847-2019. Dalam menentukan kombinasi beban yang harus
diperhitungkan terhadap struktur atau komponen struktu adalah sebagai berikut :
1) Kuat perlu untuk menahan beban mati (D)
U = 1,4 D
Gambar 14 Kombinasi Beban Mati

2) Kuat perlu untuk menahan beban mati (D) dan beban hidup (L)
U = 1,2 D + 1,6 L

Gambar 15 Kombinasi Beban Hidup


2.2.6 Hasil Gaya-Gaya Dalam
a.
Diagram Hasil Momen
Berdasarkan hasil analisis, dipilih satu balok dengan hasil momen paling besar
di tiap kombinasi beban sebagai berikut:

Gambar 24 Diagram Gaya pada Kombinasi Beban Mati


2.3 Perancangan Struktur
Dari hasil analisis struktur didapatkan nilai MuDL =8,1077 x 10^6 kNm, Serta mutu
beton yang digunakan fc’ = 30 dan mutu baja yang digunakan f y = 240 MPa. Dan dimensi
penampang baloknya 500 mm x 250 mm. Dengan menggunakan data tersebut, bisa
dilakukan perencanaan tulangan untuk balok beton bertulang. Pada perencanaan balok ini
dilakukan dengan perencanaan tulangan ganda (rangkap) dengan tulangan tarik disusun 2
lapis. Untuk perencanaannya dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

Nilai ρ - ρ’ = 0,5 ρb
a. Mencari ρb
0 ,85. f c ’ . β 1.600
ρb =
f y (600+ f y)
Karena fc’ ≤ 28, maka
β 1=0 , 85

0 ,85. 30 . 0 , 85. 600


ρb =
240(600+240)
 ρb = 0,0645
Jadi,
ρ - ρ’ = 0,5 ρb
ρ - ρ’ = 0,5. 0,064
 ρ - ρ’ = 0,032

Digunakan :
- Diameter baja tulangan utama, D = 36 mm
- Diameter baja tulangan geser, D = 10 mm
- Tebal selimut beton = 40 mm

d = h – selimut beton – Dtul sengkang – ½. Dtul utama


d = 500 – 40 – 10 – ½. 36
d = 401,5 mm

d’ = selimut beton + Dtul Sengkang + ½. Dtul utama


d’ = 36 + 10 + ½. 36
d’ = 68 mm

(As – As’) = (ρ - ρ’).b.d


(As – As’) = 0,032. 250. 401,5
 (As – As’) = 3138 mm2
b. Mencari a
Dengan menggunakan diagram (iii) Tegangan
ΣH = 0
Cc = Ts
0,85. fc’.a.b = (As – As’). fy
3183. 24 0
a= =119,830 mm
0 , 85.30. 25 0

1) Menentukan luas tulangan tekan (As’)


Menggunakan rumus As minimum

As' = √ .b .d = √
f'c 30
. 250. 401 , 5=572 , 68 mm2
4. fy 4.24 0
((asumsi tulangan tekan leleh)
2) Menentukan luas tulangan tarik (As)
(As – As’) = 3183 mm2
As = 3183 + 572,68 = 3755,68 mm2
3) Kontrol terhadap asumsi tulangan tekan leleh

ε s' εc
=
c−d ' c

a 119,835
c= = =140,982mm
β1 0 , 85
'
' c−d 140,982−68
ε s= .0,003= .0,003=0,0016
c 140,982
240
0,0016> =0,0012
200000
Jadi, tulangan tekan sudah leleh.
4) Rasio penulangan (ρ)
- Rasio penulangan tarik (ρ)
As 3755 ,68
ρ= = =0,0374
b . d 250 . 401 ,5
- Rasio penulangan tekan (ρ’)
'
As 572 ,68
ρ '= = =0,0057
b .d 250.401 ,5
5) Kontrol rasio penulangan
1 , 4 1, 4
- ρmin 1= = =0,005 8
f y 24 0
ρmin 2= √
f c ’ √30
- = =0,0047
2. f y 2.24 0
 Digunakan ρmin = 0,0047
f s’
- ρmax =0 , 75. ρb + ρ '
f y
0 ,85. f c ’ . β 1.600
ρb =
f y (600+ f y)
0 ,85. f c ’ . β 1.600 f s’
ρb = +ρ '
f y (600+ f y) f y

fs’ = εs’. Es = 0,0016.200000 = 315 MPa


Karena fs’> fy, maka nilai fs’= fy

0 ,85.30 . 0 , 85 .600 24 0
ρb = + 0,0045
24 0(600+ 24 0) 24 0
ρb = 0,0645 + 0,0045
ρb = 0,0685

f s’
'
ρmax =0 , 75. ρb + ρ
f y
ρmax =0 , 75.0,068 5+0,0045=0,0558

 p < ρmax
0,0374 < 0,0558
Jadi, perencanaan sudah sesuai persyaratan.
6) Menentukan jumlah tulangan
- Tulangan tarik (As)
Jumlah tulangan yang dibutuhkan :
3755 ,81
n= =3,689 ≈ 4 buah
1 2
. π .36
4
- Tulangan tekan (As’)
Jumlah tulangan yang dibutuhkan :
572 , 68
n= =0,562≈ 2 buah
1 2
. π .36
4
Gambar penulangan

7) Kontrol penempatan tulangan


Diasumsikan agregat terbesar yang digunakan berdiameter :
- 15 mm
- 19 mm
- 25 mm
Jadi, jarak bersih antar tulangan > 25 mm
Jarak bersih antar tulangan
25 0−2 ( 40 )−2 ( 10 )−2(36)
=78>25 mm (OK )
1
8) Perhitungan factor reduksi
φ Mn ≥ Mu

( ) a
Mu=φ [ ( As – As ’ ) . f y . d− + As ’ . f y . ( d−d ' ) ]
2
1 2 2
As=4 . . π . 36 =4071 ,50 mm
4
1 2 2
As '=2. . π . 36 =2035 ,75 mm
4
(As – As’) = 2035,75 - 2035,75 = 0 mm2
2035 ,75. 24 0
a= =¿119,835
0 , 85.30. 25 0

Mu = 8,1077 kNm
Mu = 8,1077 x 106 Nm

( a2 )+ As ’ . f y .( d−d )]
Mu=φ [ ( As – As ’ ) . f y . d−
'
6
(
8,1077 . 10 =φ[2035 , 75.240. 401 ,5−
119,835
2 )
(401 ,5−68)]

φ=0,038
9) Mencari nilai Mn

( )a
Mn=Cc . d− +Cs '(d−d ' )
2

( a2 )+ As . fs' (d−d )
Mn=0 , 85. f ' c . a . b . d− ' '

Mn=0 , 85.30 . 119,835. 25 0. ( 401 ,5− )+2035 , 75 . 240(401 , 5−68)


119,835
2
Mn = 212728050,011 Nmm
10) Kontrol terhadap Momen Ultimate
φ Mn ≥ Mu
0,038. 212728050,011 ≥ 8,1077 x 106
8,1077 x 106Nmm ≥ 8,1077 x 106Nmm (OK)
 TULANGAN GESER

Tulangan geser di Tumpuan


AV
=0,313
S
1 2
AV = 2 . . π .10 =157,079 mm 2
4
157,079
S= =501,849
0,313
 Kontrol jarak tulangan geser
157,079
S1 = =501,849mm
0,313
PH 980
S2 = = = 122,5 mm
8 8
S3 = 300 mm
 Tulangan Geser di Lapangan menggunakan S2 = 122,5 (nilai terkecil),
122,5 mm x 2 = 245 mm^2
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perencanaan desain struktur balok dan pembebanan padabangunan
rumah tinggal menggunakan software SAP 2000, mendapatkan hasil nilai Mu = = 8,1077
kNm kNm. Dari nilai tersebut dilakukan perencanaan struktur balok beton bertulang dengan
dimensi 500 mm x 250 mm.
Perencanaan balok bertulang ini dilakukan dengan perencanaan tulangan ganda
(rangkap) dengan tulangan tarik disusun 2 lapis. Dari perencanaan tersebut didapat hasil
akhir dimensi tulangan untuk untuk balok yang telah didesain, yakni dimensi tulangan yang
diperoleh adalah tulangan diameter 36 mm dan diletakkan pada bagian atas (serat tekan)
sebanyak 2 buah dan pada bagian bawah (serat tarik) sebanyak 6 buah dan disusun 2 lapis.

Anda mungkin juga menyukai