Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2B-KGE
1. Bagaimana cara perencanaan desain struktur balok dan pembebanan pada bangunan
gedung menggunakan software SAP 2000?
2. Bagaimana cara merancang dan memperhitungkan jumlah tulangan yang dibutuhkan
berdasarkan data hasil pembebanan pada software SAP 2000?
1.3 Tujuan
Gedung yang digunakan untuk perencanaan desain struktur ini adalah gedung
sekolah yang terdiri dari dua kelas dan masing-masing ruang kelas memiliki dimensi
ukuran 900 cm x 700 cm.
c. Pelat Lantai
Pelat lantai pada gedung biasanya menyatu dengan balok karena pada umumnya
plat lantai dan balok dilakukan secara bersamaan, sehingga plat lantai seolah-
olah menjadi bagian dari balok. Dengan demikian plat lantai boleh tidak
dianggap sebagai beban yang dipikul oleh balok.
Tebal pelat lantai yang direncanakan untuk analisis desain struktur ini adalah
12 cm
Gambar 6 Dimensi Pelat Lantai
1) Beban Lantai
Berdasarkan SNI PPURG-1987, pada pelat lantai beban-beban yang
bekerja adalah seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel. 1 Pembebanan pada Pelat Lantai
Beban Tebal (m) Beban
No Jenis Beban Mati
Satuan (kN/m2)
1 Spesi Keramik 21 0,03 0,63
2 Keramik 24 0,005 0,12
3 Instalasi Plumbing 0,25 - 0,25
4 Plafond dan Penggantung 0,17 - 0,17
Total beban lantai, Q= 1,17
2) Kuat perlu untuk menahan beban mati (D) dan beban hidup (L)
U = 1,2 D + 1,6 L
2) Lintang
3) Normal
2) Lintang
3) Normal
Gambar 23 gaya Normal pada Kombinasi beban Hidup
b. Diagram
Gambar 26 Penampang, Regangan, Tegangan Balok bertulang ganda
Digunakan :
- Diameter baja tulangan utama, D = 32 mm
- Diameter baja tulangan geser, D = 8 mm
- Tebal selimut beton = 40 mm
a
Mu = φ [(As – As’). fy. (d − ) + As’. fy. (d − d′ )]
2
91,765
154,143. 106 = [1950. 240. (307,5 − ) + As’. 240. (307,5 − 64)]
2
154,143.106 = 122,437. 106 + 58840 As’
154,143. 106 − 122,437. 106
As’ = = 538,85 mm2
58840
((asumsi tulangan tekan leleh)
4) Menentukan luas tulangan tarik (As)
(As – As’) = 1950 mm2
As = 1950 + 538,85 = 2488,85 mm2
5) Kontrol terhadap asumsi tulangan tekan leleh
εs ′ εc
=
c − d′ c
a 91,765
c= = = 109,244 mm
β1 0,84
′
c − d′ 109,244 − 64
εs = . 0,003 = . 0,003 = 0,0013
c 109,244
240
0,0013 > = 0,0012
200000
Jadi, tulangan tekan sudah leleh.
6) Rasio penulangan (ρ)
- Rasio penulangan tarik (ρ)
As 2488,85
ρ= = = 0,0404
b. d 200.307,5
- Rasio penulangan tekan (ρ’)
As′ 538,85
ρ′ = = = 0,0088
b. d 200.307,5
7) Kontrol rasio penulangan
1,4 1,4
- ρmin1 = = = 0,0058
fy 240
√fc’ √30
- ρmin2 = = = 0,0057
2.fy 2.240
❖ Digunakan ρmin = 0,0058
fs’
- ρmax = 0,75. ρ𝑏 + ρ′
fy
0,85. fc’. β1.600
ρ𝑏 =
fy(600 + fy)
0,85. fc’. β1.600 fs’
ρ𝑏 = + ρ′
fy(600 + fy) fy
0,85.30.0,84.600 240
ρ𝑏 = + 0,0088
240(600 + 240) 240
ρb = 0,062 + 0,0088
ρb = 0,0708
fs’
′
ρmax = 0,75. ρ𝑏 + ρ fy
ρmax = 0,75.0,062 + 0,0088 = 0,0553
❖ ρ < ρmax
0,0404 < 0,0553
Jadi, perencanaan sudah sesuai persyaratan.
8) Menentukan jumlah tulangan
- Tulangan tarik (As)
Jumlah tulangan yang dibutuhkan :
2488,85
n= = 3,09 ≈ 4 buah
1 2
. 𝜋. 32
4
- Tulangan tekan (As’)
Jumlah tulangan yang dibutuhkan :
538,85
n= = 0,67 ≈ 2 buah
1 2
4 . 𝜋. 32
9) Gambar penulangan
Potongan I – I
75,69
Mn = [1608,50 . 240. (307,5 − ) + 1608,49 . 240. (307,5 − 64)]
2
Mn = 198,098. 106
Mu = φ Mn
154,143. 106 = φ 198,098. 106
154,143. 106
φ= = 0,78
198,098. 106
❖ φ Mn ≥ Mu
0,78. 198,098. 106 ≥ 154,143. 106
154,516. 106 Nmm ≥ 154,143. 106 Nmm (OK)
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perencanaan desain struktur balok dan pembebanan pada bangunan
gedung sekolah tepatnya ruang kelas menggunakan software SAP 2000, mendapatkan hasil
nilai MuDL = 75,1298 kNm dan MuLL = 79,0132 kNm. Dari nilai tersebut dilakukan
perencanaan struktur balok beton bertulang dengan dimensi 200 mm x 400 mm.
Perencanaan balok bertulang ini dilakukan dengan perencanaan tulangan ganda
(rangkap) dengan tulangan tarik disusun 2 lapis. Dari perencanaan tersebut didapat hasil akhir
dimensi tulangan untuk untuk balok yang telah didesain, yakni dimensi tulangan yang
diperoleh adalah tulangan diameter 32 mm dan diletakkan pada bagian atas (serat tekan)
sebanyak 2 buah dan pada bagian bawah (serat tarik) sebanyak 4 buah dan disusun 2 lapis.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2017. Baja Tulangan Beton SNI 2052:2017. Jakarta BSN.
Badan Standarisasi Nasional. 2019. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
dan Penjelasan SNI 2847:2019. Jakarta BSN.
Badan Standarisasi Nasional. 2020. Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk
Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI 1727:2020. Jakarta BSN.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan
Gedung (PPURG) SKBI-1.3.53.1987. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit PU.