PENDAHULUAN
Peraturan atau standar yang dijadikan referensi dalam perhitungan adalah peraturan struktur
beton (Untuk pengecekan kapasitas penampang elemen struktur beton bertulang). Peraturan
kegempaan (untuk perhitungan gaya-gaya gempa dan penentuan jenis ketentuan besarnya beban-
beban yang diterapkan pada struktur). Selengkapnya referensi-referensi tersebut adalah sebagai
berikut :
A. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2019)
B. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2019)
Bahan yang digunakan dalam analisis struktur meliputi beton bertulang untuk elemen balok,
kolom, dan pelat lantai serta material baja untuk tulangan elemen struktur.
A. Beton
B. Baja
1. tulangan utama menggunakan BjTS – 420A dengan nilai fy = 420 MPa dan fu =
525 MPa
2. tulangan Sengkang menggunakan Bjtp – 24 dengan nilai fy = 235 MPa dan fu =
380 MPa
3. Modulus elastisitas baja Es = 200000MPa
4. Berat jenis, = 7850 kg/m3
Struktur Gedung dimodelkan sebagai struktur grid dengan elemen balok dan kolom dipakai
elemen batang (Frame) dan elemen plat lantai dipakai elemen plat(shell), Material yang dipakai
adalah beton bertulang untuk elemen balok, kolom dan pelat. Elemen Shell untuk pelat dibagi dalam
pias-pias (mesh) dengan jumlah tertentu sedemikian sehingga akan didapatkan hitungan analisis yang
konvergen, berupa gaya-gaya pada pelat lantai dan balok-balok pendukungnya. Dimensi elemen
Struktur disesuaikan dengan data dari gambar sesuai lokasi masing-masing pada denah, pelat lantai
terdiri dua macam, yaitu pelat lantai dan pelat atap (dak).
Pada elemen pelat lantai selanjutnya juga diberikan beban luasan mati dan hidup sesuai
dengan ketentuan peraturan dan fungsi penggunaan bangunan, pelat lantai dibuat system satu arah
dengan konfigurasi penenpatan balok-balok anak tegak lurus arah pemasangan pelat dak.
A. Elemen Balok
B1 200x400
BA 150x300
RB 150x300
B, Elemen Kolom
K1 200x400
Bangunan ini di desain diperuntukan sebagai rumah tinggal yang mana memiliki 2 lantai,
perencanaan rumah tersebut dapat di lihat pada Gambar 1.1.
ANALISIS PEMBEBANAN
Pembebanan pada model struktur terdiri atas pembebanan static beban gravitasi. Beban
gravitasi meliputi berat sendiri elemen struktur (balok, pelat lantai beserta kolom), dan beban hidup
orang perluasan.
Beban berat sendiri elemen struktur (balok, kolom, dan pelat lantai) dihitung dari berat jenis
bahan/ material elemen struktur dan volume total elemen struktur yang dihitung. Berat sendiri telah
dihitung secara otomatis oleh program computer dengan jalan aktivasi pengali berat sendiri bahan
(self weight multiplier) untuk load case (tipe beban) dan input data berat jenis bahan/material struktur.
2. Beban dinding
Elemen dinding pengisi dibebankan pada model portal Gedung sebagai beban merata pada
balok-balok pemikul
3. Beban Hidup\
Beban hidup terdiri atas beban orang dan peralatan perluasan tertentu beban hidup luasan
diambil sebesar kN/m dan dibebankan pada semua luasan pelat lantai. Untuk pelat atap diambil beban
luasan sebesar kN/m, sesuai dengan peraturan pedoman pembebanan Indonesia untuk rumah dan
Gedung. Penempatan beban hidup pada pelat lantai dapat dilihat pada Gambar.
Input beban gempa pada model struktur dilakukan dengan cara dinamik. Data yang
dibutuhkan antara lain berupa grafik Spektrum Respon rencanan yang diambil dari situs puskim
departemen pekerjaan umum untuk wilayah Tangerang dengan kondisi tanah sedang.
Data lain yang diperlukan berupa factor keutamaan Gedung yang ditentukan sesuai fungsi
penggunaan dan jenis Gedung. Massa Gedung yang dapat dihitung secara otomatis lewat program,
dan factor reduksi gempa (R) yang ditetapkan nilainya tidak melibihi Batasan maksumium dalam
peraturan sesuai dengan jenis system struktur yang digunakan.
Untuk nilai factor keutamaan Gedung, sesuai dengan SNI 1726-2019 , untuk jenis
penggunaan Gedung umum maka diambil nilai I = 1,0 . sedangkan factor reduksi gempa, Batasan
maksimum sesuai dengan jenis struktur Gedung beton bertulang dengan sistem portal dan daktilitas
terbatas maka diambil nilai R = 8.
Beban-beban mati dan hidup serta gempa yang telah dimasukan dalam model struktur
selanjutnya dikombinasikan dengan gaktor pengali yang sesuai, sehingga bisa didapatkan
kemungkinan pembebanan yang memberikan nilai maksimum pada struktur Gedung. Pembebanan
yang digunakan dalam perhitungan analisis adalah kombinasi beban mati, hidup dan gempa. Untuk
beban hidup dikalikan dengan factor pengali disesuaikan dengan tata cara perhitungan struktur beton
untuk bangunan Gedung diambil sebagai berikut :
Setelah model struktur beserta pembebanan telah selesai diinputkan maka selanjutnya dapat
dilakukan analisis struktur secara penuh. Selama tahaoab analisis berlangsung dan dikerjakan oleh
komputer, dapat diamati progress analisis yang sedang berjalan, jika terjadi beberapa kesalahan
ataupun peringatan (warning) maka analisis dapat segera dibatalkan untuk dilakukan pemeriksaan
Kembali pada model struktur yang telah dibuat dan dilakukan analisis Kembali.
BAB III
3.1 Umum
Perhitungan untuk tulangan elemen balok dan kolom beton bertulang baik tulangan utama dan
tulangan Sengkang didasarkan atas hasil analisis struktur dengan ETABS dari kombinasi yang
memberikan gaya dalam yang terbesar.
Dari hasil analisis struktur model portal 3 dimensi dengan ETABS didapatkan gaya-gaya
dalam elemen struktur seperti momen lentur, punter, geser dan aksial untuk masing-masing
kombinasi. Rekapitulasi gaya-gaya terbesar yang digunakan sebagai dasar perancangan penulangan
elemen struktur.
Perhitungan penulangan untuk elemen balok beton bertulang menggunakan program Excel
meliputi diameter dan jumlah tulangan utama dan diameter serta jarak spasi tulangan Sengkang.
Perhitungan penulangan untuk elemen kolom beton bertulang meliputi diameter dan jumlah
tulangan utama dan diameter setra jarak spasi tulangan Sengkang.
BAB IV
PEMODELAN DAN ANALISIS MELALUI ETABS
5.1 Hasil
Berdasarkan hasil Running ETABS terjadi 1 elemen struktur yang Overstress serta itu
terjadi pada balok elv. +3,50 dan o/s tersebut mengalami kode o/s 45 yang mana overstress
terjadi karena gaya geser yang di alami melebihi dari toleransi gaya geser, hal ini dapat dilihat
pada gambar di bawah.