Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

STRUKTUR RUMAH 2 LANTAI MENGGUNAKAN APLIKASI ETABS 18


(STUDI KASUS RAMON)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Analisis Struktur bangunan dilakukan dengan menggunakan program computer ETABS


berdasarkan kondisi pembebanan batas (ultimate), dengan pemodelan struktur frame untuk
memodelkan elemen balok dan kolom. Pelat lantai dihitung sebagai beban pada balok-balok secara
otomatis dengan pemodelan elemen shell. Dinding bata dibebankan sebagai beban merata pada balok,
gaya gempa dihitung dengan cara analisis dinamis sesuai peraturan terkait.

1.2 PERATURAN DAN STANDAR ACUAN

Peraturan atau standar yang dijadikan referensi dalam perhitungan adalah peraturan struktur
beton (Untuk pengecekan kapasitas penampang elemen struktur beton bertulang). Peraturan
kegempaan (untuk perhitungan gaya-gaya gempa dan penentuan jenis ketentuan besarnya beban-
beban yang diterapkan pada struktur). Selengkapnya referensi-referensi tersebut adalah sebagai
berikut :

A. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2019)

B. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2019)

C. Pedoman Pembebanan Indonesia Untuk Rumah Dan Gedung (SNI 1727-2013)

1.3 BAHAN STRUKTUR

Bahan yang digunakan dalam analisis struktur meliputi beton bertulang untuk elemen balok,
kolom, dan pelat lantai serta material baja untuk tulangan elemen struktur.

A. Beton

1. Kuat tekan beton yang digunakan fc’ = 20,75 MPa

2. Modulus Elastisitas beton , Ec = 4700Sfc’ =21409,52 MPa

3. Berat bahan,  = 2400 kg/m3

B. Baja

1. tulangan utama menggunakan BjTS – 420A dengan nilai fy = 420 MPa dan fu =
525 MPa
2. tulangan Sengkang menggunakan Bjtp – 24 dengan nilai fy = 235 MPa dan fu =
380 MPa
3. Modulus elastisitas baja Es = 200000MPa
4. Berat jenis,  = 7850 kg/m3

1.4 MODEL STRUKTUR

Struktur Gedung dimodelkan sebagai struktur grid dengan elemen balok dan kolom dipakai
elemen batang (Frame) dan elemen plat lantai dipakai elemen plat(shell), Material yang dipakai
adalah beton bertulang untuk elemen balok, kolom dan pelat. Elemen Shell untuk pelat dibagi dalam
pias-pias (mesh) dengan jumlah tertentu sedemikian sehingga akan didapatkan hitungan analisis yang
konvergen, berupa gaya-gaya pada pelat lantai dan balok-balok pendukungnya. Dimensi elemen
Struktur disesuaikan dengan data dari gambar sesuai lokasi masing-masing pada denah, pelat lantai
terdiri dua macam, yaitu pelat lantai dan pelat atap (dak).

Pada elemen pelat lantai selanjutnya juga diberikan beban luasan mati dan hidup sesuai
dengan ketentuan peraturan dan fungsi penggunaan bangunan, pelat lantai dibuat system satu arah
dengan konfigurasi penenpatan balok-balok anak tegak lurus arah pemasangan pelat dak.

Berikut data pemodelan :

A. Elemen Balok

 Elemen : frame (batang)


 Material : Beton bertulang
 Dimensi :

Tipe Balok Dimensi

B1 200x400

BA 150x300

RB 150x300

B, Elemen Kolom

 Elemen : frame (batang)


 Material : Beton Bertulang
 Dimensi :

Tipe Kolom Dimensi

K1 200x400

C. Elemen Pelat Lantai

 Elemen : Shell (area )


 Material : Beton Bertulang
 Ketebalan :

Tipe Pelat Dimensi

Pelat Lantai 150

Pelat Atap ( Dak) 120

1.5 RENCANA DAN PEMODELAN STRUKTUR

Bangunan ini di desain diperuntukan sebagai rumah tinggal yang mana memiliki 2 lantai,
perencanaan rumah tersebut dapat di lihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Lantai 1


G
ambar 1.2 Denah Struktur lantai 2
Gambar 1.3 Pemodelan Pada Etabs
BAB II

ANALISIS PEMBEBANAN

2.1 Pembebanan Statik

Pembebanan pada model struktur terdiri atas pembebanan static beban gravitasi. Beban
gravitasi meliputi berat sendiri elemen struktur (balok, pelat lantai beserta kolom), dan beban hidup
orang perluasan.

1. Beban berat sendiri elemen struktur

Beban berat sendiri elemen struktur (balok, kolom, dan pelat lantai) dihitung dari berat jenis
bahan/ material elemen struktur dan volume total elemen struktur yang dihitung. Berat sendiri telah
dihitung secara otomatis oleh program computer dengan jalan aktivasi pengali berat sendiri bahan
(self weight multiplier) untuk load case (tipe beban) dan input data berat jenis bahan/material struktur.

2. Beban dinding

Elemen dinding pengisi dibebankan pada model portal Gedung sebagai beban merata pada
balok-balok pemikul

3. Beban Hidup\

Beban hidup terdiri atas beban orang dan peralatan perluasan tertentu beban hidup luasan
diambil sebesar kN/m dan dibebankan pada semua luasan pelat lantai. Untuk pelat atap diambil beban
luasan sebesar kN/m, sesuai dengan peraturan pedoman pembebanan Indonesia untuk rumah dan
Gedung. Penempatan beban hidup pada pelat lantai dapat dilihat pada Gambar.

2.2 Pembebanan Gempa

Input beban gempa pada model struktur dilakukan dengan cara dinamik. Data yang
dibutuhkan antara lain berupa grafik Spektrum Respon rencanan yang diambil dari situs puskim
departemen pekerjaan umum untuk wilayah Tangerang dengan kondisi tanah sedang.

Data lain yang diperlukan berupa factor keutamaan Gedung yang ditentukan sesuai fungsi
penggunaan dan jenis Gedung. Massa Gedung yang dapat dihitung secara otomatis lewat program,
dan factor reduksi gempa (R) yang ditetapkan nilainya tidak melibihi Batasan maksumium dalam
peraturan sesuai dengan jenis system struktur yang digunakan.
Untuk nilai factor keutamaan Gedung, sesuai dengan SNI 1726-2019 , untuk jenis
penggunaan Gedung umum maka diambil nilai I = 1,0 . sedangkan factor reduksi gempa, Batasan
maksimum sesuai dengan jenis struktur Gedung beton bertulang dengan sistem portal dan daktilitas
terbatas maka diambil nilai R = 8.

2.3 Kombinasi Pembebanan

Beban-beban mati dan hidup serta gempa yang telah dimasukan dalam model struktur
selanjutnya dikombinasikan dengan gaktor pengali yang sesuai, sehingga bisa didapatkan
kemungkinan pembebanan yang memberikan nilai maksimum pada struktur Gedung. Pembebanan
yang digunakan dalam perhitungan analisis adalah kombinasi beban mati, hidup dan gempa. Untuk
beban hidup dikalikan dengan factor pengali disesuaikan dengan tata cara perhitungan struktur beton
untuk bangunan Gedung diambil sebagai berikut :

 Kombinasi 1 1,4D + 1,4 SDL


 Kombinasi 2 1,2 D + 1,2 SDL + 1,6 LL

2.4 Analisis Struktur

Setelah model struktur beserta pembebanan telah selesai diinputkan maka selanjutnya dapat
dilakukan analisis struktur secara penuh. Selama tahaoab analisis berlangsung dan dikerjakan oleh
komputer, dapat diamati progress analisis yang sedang berjalan, jika terjadi beberapa kesalahan
ataupun peringatan (warning) maka analisis dapat segera dibatalkan untuk dilakukan pemeriksaan
Kembali pada model struktur yang telah dibuat dan dilakukan analisis Kembali.
BAB III

PERHITUNGAN PENULANGAN BALOK & KOLOM

3.1 Umum

Perhitungan untuk tulangan elemen balok dan kolom beton bertulang baik tulangan utama dan
tulangan Sengkang didasarkan atas hasil analisis struktur dengan ETABS dari kombinasi yang
memberikan gaya dalam yang terbesar.

Perancangan penulangan elemen-elemen tersebut menggunakan bantuan program excel,


untuk perhitungan kebutuhan penulangan tulangan utama dan jarak sepasi Sengkang berdasarkan
dimensi dan mutu bahan beton bertulang yang ditetapkan.

3.2 Rekapitulasi hasil analisis struktur

Dari hasil analisis struktur model portal 3 dimensi dengan ETABS didapatkan gaya-gaya
dalam elemen struktur seperti momen lentur, punter, geser dan aksial untuk masing-masing
kombinasi. Rekapitulasi gaya-gaya terbesar yang digunakan sebagai dasar perancangan penulangan
elemen struktur.

3.3 Penulangan Balok

Perhitungan penulangan untuk elemen balok beton bertulang menggunakan program Excel
meliputi diameter dan jumlah tulangan utama dan diameter serta jarak spasi tulangan Sengkang.

3.4 Penulangan Kolom

Perhitungan penulangan untuk elemen kolom beton bertulang meliputi diameter dan jumlah
tulangan utama dan diameter setra jarak spasi tulangan Sengkang.
BAB IV
PEMODELAN DAN ANALISIS MELALUI ETABS

4.1 Pembebanan Mati dan Hidup

Pembebanan berdasarkan SNI


a. beban mati tambahan (SDL) pada lantai

- Berat pasir setebal 1 cm : 0,16 kN/m2

- Berat spesi t=3 cm : 0,66 kN/m2

- Berat keramik : 0,24 kN/m2

- Berat plafon & Penggantung : 0,20 kN/m2

- Berat instalasi ME : 0,25 kN/m2

Total SDL pd lantai : 1,51 kN/m2

b. beban mati tambahan (SDL) pada atap

- Berat waterprofing : 0,28 kN/m2

- Berat plafon & Penggantung : 0,20 kN/m2

- Berat instalasi ME : 0,25 kN/m2

Total SDL pd atap : 0,73 kN/m2

beban mati pada balok


c lantai

- Beban dinding 3,15 m : 7,90 kN/m2

- Berat parapet 1m : 2,50 kN/m2

d Beban hidup pd lantai


Beban orang &
- perlengkapan : 3,59 kN/m2

e Beban hidup pd atap


Beban orang &
perlengkapan : 1,00 kN/m2
4.2 Denah Bangunan

Gambar 4.1 Denah lantai 1


Gambar 4.2 Denah Lantai 2
4.3 Denah Struktur

Gambar 4.3 Denah Struktur Lantai 2 elv. +3,50


Gambar 4.4 Denah Struktur Ring Balok elv. +7,00
4.4 Pembebanan Struktur

 Beban pada lantai

Gambar 4.5 Pembebanan beban hidup pada lantai elv. +3,50


Gambar 4.6 Pembebanan beban mati tambahan Pada lantai elv +3,50
 Pembebanan pada balok (beban dinding)

Gambar 4.7 Pembebanan dinding pada balok elv 3,50


4.5 Hasil Running Etabs

Gambar 4.8 Hasil Running Etabs pada balok elv +3,50


Gambar 4.9 Hasil Running pada ring balok elv. +7,00
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Hasil

Berdasarkan hasil Running ETABS terjadi 1 elemen struktur yang Overstress serta itu
terjadi pada balok elv. +3,50 dan o/s tersebut mengalami kode o/s 45 yang mana overstress
terjadi karena gaya geser yang di alami melebihi dari toleransi gaya geser, hal ini dapat dilihat
pada gambar di bawah.

Gambar 5.1 Hasil Running ETABS

Anda mungkin juga menyukai