I. Pendahuluan
Bangunan Hotel ini terdiri dari 2 lantai (Lantai 1 dan Lantai 2, serta Lantai basement),
namun demikian untuk perencanaan didesain setinggi 4 lantai sebagai langkah awal
untuk peningkatan di kemudian hari. Adapun konstruksi atap hotel menggunakan
konstruksi dag beton dan rangka kuda-kuda baja ringan. Bentuk bangunan
menyerupai perahu persegi panjang mempunyai ukuran 80,00m x 85,00m, dimana
diperuntukkan untuk hotel.
c. Baut
Untuk sambungan struktur baja digunakan baut tegangan tinggi (High
Strength Bolt-HSB) dengan mutu A325 dengan tegangan leleh minimum
6350 kg/cm2.
d. Las
Mutu baja Las yang digunakan adalah tegangan leleh minimum 2400
kg/cm2.
II.3.3. Beban
a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan
berat jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang
diketahui seperti pada denah arsitektur dan struktur. Beban-beban yang
diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat
sendiri struktur.
Beban mati yang diperhitungkan adalah :
Beton = 2400 kg/m3.
Baja = 7850 kg/m3.
b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
- Lantai 1 : 250 kg/m2 – 400 kg/m2 (ruang konvensi)
- Lantai dag : 100 kg/m2
c. Beban Gempa
Beban Gempa bumi ditentukan berdasarkan Pedoman Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 2002, dimana lokasi
bangunan di daerah Bandung, Jawa Barat, Wilayah Gempa 4, dengan
kondisi tanah lunak, dengan peta lokasi daerah gempa dan grafik respon
spektrum sebagai berikut:
II.4.1. Umum
a. Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai rangka terbuka (open
frame), terdiri atas balok, kolom, slab dan wall.
b. Dipergunakan paket program komputer yang memperhitungkan pengaruh
lantai kaku, yaitu dengan SAP2000.
c. Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.
II.5.1. Umum
Analisa pengaruh beban vertikal ditinjau dalam model struktur tiga dimensi.
III.2.1. Asumsi
Struktur utama dihitung sebagai “open frame” tiga dimensi dengan bantuan
program SAP2000. Struktur “open frame” ini ditumpu dengan perletakan jepit
pada lantai dasar karena pelat diasumsikan sebagai pelat dua arah, maka
beban gravitasi dari pelat ditransfer sebagai beban garis ke balok anak. Dari
balok anak, beban kemudian ditransfer ke balok utama sebagai beban
terpusat. Dinding-dinding diperhitungkan sebagai beban garis.
III.2.3 Penulangan
III.2.3.1 Balok
Penulangan lentur balok dihitung secara manual berdasarkan hasil/
output program SAP2000. Gaya geser dari balok dengan daktilitas
terbatas dihitung menurut persamaan berikut :
Vu, b = 1.05 (VD,b + VL,b 4.0/K VE,b)
dimana :
VD,b = gaya geser balok akibat beban mati terfaktor
VL,b = gaya geser balik akibat beban hidup terfaktor
VE,b = gaya geser balok akibat beban gempa terfaktor
K = faktor jenis struktur (K > 2)
III.2.3.2 Kolom
Penulangan longitudinal dan geser dari kolom juga dilakukan dengan
bantuan program Ms. Excell dari Ms. Excell adalah jumlah luas
tulangan untuk kolom yang dibutuhkan. Perhitungan tulangan untuk
kolom ini juga didasarkan pada teori daktilitas terbatas. Momen lentur
yang digunakan untuk mencari jumlah tulangan dihitung menurut
persamaan dibawah ini :
Mu, k = 1.05 (MD, k + ML,k wd NE, k)
dimana :
MD, k = Momen balok akibat beban mati terfaktor
ML, k = Momen balok akibat beban hidup terfaktor
NE, k = gaya aksial balok akibat beban gempa terfaktor
wd = faktor pembebanan dinamis
IV. Pondasi