Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PRAYA, JULI 2023


ANALIA & DESAIN STRUKTUR

DATA BANGUNAN

 BANGUNAN RUMAH TINGGAL


 PANJANG BANGUNAN : 12 METER
 LEBAR BANGUNAN : 9 MET ER
 Lokasi : Praya, Kabupaten Lombok Tengah.
 Jumlah Lantai : 2 Lantai
 Struktur : Beton Bertulang
 Mutu Beton : K 250
ANALISA STRUKTUR
PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL

A. Pendahuluan
Rencana konstruksi bangunan Rumah Tinggal ini menggunakan Struktur Beton
Bertulang terdiri dari 2 lantai (Lantai Dasar dan Lantai 1,). Bentuk bangunan
menyerupai persegi panjang.

B. Konsep Perencanaan Struktur

B.1. Sistem Pondasi


Jenis pondasi yang digunakan sesuai dengan data tanah dan kondisi
lingkungan,Pondasi yang dipakai adalah tipe pondasi Telapak (footplate) beton
bertulang dengan Asumsi Kedalaman Pondasi 1.2-1.5m yang diperkuat dengan
struktur Sloof Bangunan.

B.2. Struktur Atas


Struktur atas menggunakan struktur beton bertulang, pada elemen Sloof. balok,dan
kolom, Pelat Lantai dan Rangka Atap mengguakan baja ringan denganpenutup atap
genteng multiroof.
.

B.3. Dasar- dasar Perencanaan

B.3.1. Peraturan-peraturan standar yang digunakan


1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung,
SNI 03- 1726-2002
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,
SNI 03-2847-2002
4. Code/Standard/Normalisasi yang relevan.

B.3.2. Bahan (Material)


a. Beton
Beton yang digunakan adalah Beton dengan kualitas K-250 dengan Kuat
Tekan Beton f’c = 250 kg/m3.

b. Baja Tulangan
Baja tulangan baja Longitudinal Tulangan Ulir BJTD U40 dan tulangan
Transversal atau Geser dengan BJTP 24 (polos)
BETON
Kuat Tekan beton, fc’ = 25 Mpa atau K-250
Modulus elastisitas beton, Ec 4700 √fc’ = 23500 Mpa
Poisson ratio beton, νc = 0,2
Berat
c jenis beton, λ = 2400 kg/m3
BAJA TULANGAN ( REBAR)
Tulangan longitudinal, BJTD 40 (ulir) fy = 400 Mpa
Tulangan transversal/sengkang, BJTP24 (polos) fys = 240 Mpa
Poisson ratio baja, νs = 0,3
Berat
s Jenis Baja tulangan λ = 7850 kg/m3

B.3.3. Beban

a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan
berat jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1983 dan unsur-unsur yang
diketahui seperti pada denah arsitektur dan struktur. Beban-beban yang
diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat
sendiri struktur.
Beban mati yang diperhitungkan langsung oleh Program SAP adalah:
Beton = 2400 kg/m3.
Baja = 7850 kg/m3.

b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
- Beban Hidup Untuk Pelat Lantai : 250 kg/m2
- Beban Hidup Pelat Atap : 100 kg/m2
PEMODELAN STRUKTUR DAN PEMBEBANAN

. 1. Pemodelan Struktur
Struktur Bangunan Gedung dimodelkan dengan Frame 3 Dimensi sebagai struktur
Open Frame. Dimana struktur terdiri atas rangka yang tersusun atas balok dan kolom
yang menyangga beban dinding, pelat lantai dan Pelat atap.

BALOK ATAP
k Atap

Plat. Lantai
k Atap

Kolom

SLOOF

Gambar – Perspektif Struktur 3 Dimensi

A. Pemodelan Struktur BALOK


Balok struktur dimodelkan dengan elemen frame biasa dengan dimensi dan material
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.
Adapun secara umum Dimensi Struktur adalah sebagai berikut:

1. BALOK B1 dengan dimensi B1 ( 20 x 35) cm2 dan Balok B2 (20 x30) cm2
2. SLOOF dengan dimensi SL (20 x 35 ) cm2
Adapun salah satu contoh frame section balok tersebut adalah Seperti yang terlihat
pada Gambar Struktur diatas.
B. Pemodelan Struktur KOLOM
Kolom struktur dimodelkan dengan elemen frame biasa dengan dimensi dan material
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.
Adapun frame section kolom tersebut berdimensi Kolom utama K ( 30 x 30)cm. dan
Kolom K2 (25x25)cm

C. Pemodelan PONDASI

Pondasi footplate dimodelkan berperilaku sebagai jepit sehingga mampu mengekang


translasi dan rotasi searah sumbu lokal 1, 2, dan 3.
Adapun pemodelan sistem pondasi tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar – Pemodelan Sistem Pondasi

D. Pemodelan PELAT
Pelat Lantai mempunyai Ketebalan 12 cm
Pembebanan

A. Pembebanan Pelat Lantai


1. Beban Mati ( DL )

Beban spesi 3cm = 3 x 21 = 63 kg/m2


Beban Plapont/Penggantung =18 kg/m2
Beban Mekanikal dan Elektrikal =40 kg/m2
Beban Keramik = 24 kg/m2
Total DL = 145 kg/m2

Beban Dinding bata (DL) =250Kg/m2


Beban Hidup (LL)
Beban Hidup Pelat Lantai = 250 Kg/m2(PBI 83)
2. Nilai beban hidup sebesar 250kg/m2 didistribusikan melalui Pelat Lantai dalam
bentuk beban merata (shell load), seperti gambar

B. Beban pada Atap


1. Beban atap Genteng dan reng/usuk = 50 kg/m2
Beban Plapont/Penggantung =18 kg/m2
Beban Mekanikal dan Elektrikal =40 kg/m2

Total DL = 108 kg/m2

Beban Hidup Atap (LL)


Beban Hidup Atap (Rumah Tinggal ) = 100 Kg/m2(PBI 83)
Gambar – Pemodelan Beban pada Sloof dan Plat lantai dan Atap
Output Hasil Analisis

A. Output Reaksi Perletakan


Output reaksi perletakan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar – Reaksi Perletakan

B. Output Bending Moment Diagram


Output BMD dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar – BMD

C. Output Shear Force Diagram


Output SFD dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar – SFD

D. Output Normal Force Diagram


Output NFD dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar – NFD

Anda mungkin juga menyukai