Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS STRUKTUR

GEDUNG OLAHRAGA

KELOMPOK
TIAN & SEFIL

NAMA : CHRISTIAN FEBRIZIO V


SEFIL EQUA
NPM :21.11.1001.7312.020
21.11.1001.7312.020
I. Pendahuluan
Rencana konstruksi bangunan baja dan beton bertulang ini terdiri dari 1 lantai. Bentuk
bangunan menyerupai segi empat, mempunyai ukuran utama 11,00m x 24,00m,
dimana diperuntukkan untuk bangunan Lapangan Futsal.

II. Konsep Perencanaan Struktur

II.0. Utilitas
Utilitas bangunan gedung olahraga merujuk pada berbagai fungsi dan kegunaan yang
dimiliki oleh bangunan tersebut. Fungsi dan utilitasnya dapat beragam tergantung
pada jenis dan desain bangunan olahraga tersebut. Berikut beberapa utilitas umum
yang dimiliki oleh bangunan gedung olahraga:

Bangunan tersebut di tanam pohon palm agar menyejukan bangunan dan menghindari
debu
Jarak pohon ke pohon adalah 4 meter

Tempat Pertandingan: Fungsi utama gedung olahraga adalah sebagai tempat untuk
mengadakan berbagai jenis pertandingan olahraga seperti sepak bola, basket, tenis,
bulu tangkis, atau olahraga lainnya. Ruang ini biasanya memiliki lapangan atau arena
yang sesuai dengan jenis olahraga yang dimainkan.

Sarana Latihan: Selain pertandingan, bangunan olahraga juga dapat digunakan sebagai
tempat latihan bagi atlet dan tim olahraga. Fasilitas ini dapat mencakup lapangan
atau arena latihan, gym, kolam renang, lintasan lari, atau ruang latihan lainnya.

Tempat Penonton: Sebagian besar gedung olahraga memiliki area khusus untuk penonton.
Tempat duduk, tribun, atau area penonton lainnya dirancang untuk menampung
jumlah penonton yang sesuai dengan kapasitas gedung.

Fasilitas Penunjang: Gedung olahraga juga dapat memiliki fasilitas penunjang seperti
kamar ganti untuk atlet dan tim, ruang pers, ruang medis, dan ruang administrasi.

Kantor dan Ruang Administrasi: Bagian dari gedung olahraga dapat digunakan sebagai
kantor dan ruang administrasi untuk manajemen fasilitas olahraga, staf administrasi,
dan organisasi olahraga yang mengelola acara dan operasi sehari-hari.

Restoran atau Kafetaria: Beberapa gedung olahraga memiliki restoran atau kafetaria untuk
melayani penonton dan pengunjung, sehingga mereka dapat membeli makanan dan
minuman selama pertandingan atau acara olahraga.

Toko Merchandise: Untuk mendukung tim atau acara olahraga tertentu, beberapa gedung
olahraga memiliki toko yang menjual merchandise seperti kaos, topi, dan barang-
barang lain yang terkait dengan olahraga tersebut.

ANALISIS STRUKTUR  BANGUNAN GEDUNG OLAHRAGA


Ruang Rapat dan Konferensi: Beberapa gedung olahraga memiliki fasilitas ruang rapat dan
konferensi yang dapat digunakan untuk pertemuan tim, konferensi pers, atau acara-
acara khusus lainnya.

Ruang VIP dan Suite: Gedung olahraga mungkin memiliki ruang VIP dan suite untuk
menampung tamu khusus, sponsor, atau pemegang tiket premium.

Parkir dan Akses: Fasilitas parkir dan akses yang baik sangat penting untuk memfasilitasi
pengunjung yang datang ke gedung olahraga.

Fasilitas Keamanan: Keamanan adalah pertimbangan penting, jadi gedung olahraga sering
memiliki sistem keamanan termasuk pengawasan CCTV, petugas keamanan, dan
akses terkendali.

Fasilitas Ramah Disabilitas: Sebagian besar gedung olahraga harus mematuhi peraturan
aksesibilitas untuk memastikan akses yang mudah bagi penyandang disabilitas.

Teknologi dan Layar Besar: Banyak gedung olahraga modern dilengkapi dengan teknologi
canggih, termasuk layar besar untuk menampilkan replays dan statistik selama
pertandingan.

Ruangan Multi Fungsi: Beberapa gedung olahraga dirancang untuk menjadi fleksibel dan
dapat diubah menjadi tempat acara non-olahraga seperti konser, pameran, atau
konferensi.

Utilitas bangunan gedung olahraga harus didesain dengan cermat agar dapat memenuhi
kebutuhan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari atlet, penonton, hingga
pengelola acara. Selain itu, faktor keamanan, kenyamanan, dan aksesibilitas juga
harus menjadi perhatian utama dalam desain dan pengoperasian bangunan tersebut.

II.1. Sistem Pondasi


Jenis pondasi yang digunakan sesuai dengan data tanah dan kondisi lingkungan,
hasil penyelidikan tanah adalah tipe pondasi footplate beton bertulang.

II.2. Sistem Struktur Atas


Seluruh struktur atas menggunakan struktur baja pada elemen balok dan kolom.
Sistem atap menggunakan konstruksi gable frame baja (Rafter dengan Chanel dan
Baja Circle).

II.3. Parameter Perencanaan Dasar

II.3.1. Peraturan-peraturan standar yang digunakan


1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987
2. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 2002
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang 2002
4. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 1984
5. Code/Standard/Normalisasi International yang relevan.

II.3.2. Bahan (Material)


a. Beton
Beton yang digunakan adalah ready mix dengan kualitas K-175 atau K-225
Menggunakan jenis tulangan baja dengan diameter 8 dan 10 mm
menggunakan BJTP 24 (polos) dan untuk tulangan dengan diameter > 13
mm menggunakan BJTD 40 (ulir).

b. Baja Profil
Baja profil yang digunakan adalah baja yang memiliki mutu BJ-37 dengan
tegangan leleh minimum 2400 kg/cm 2 dan tegangan dasar sebesar 1600
kg/cm2. Mutu yang sama digunakan pula untuk pelat-pelat sambungan.

c. Baut
Untuk sambungan struktur baja digunakan baut tegangan tinggi (High
Strength Bolt-HSB) dengan mutu A325 dengan tegangan leleh minimum
6350 kg/cm2.
ANALISIS STRUKTUR  BANGUNAN GEDUNG OLAHRAGA
d. Las
Mutu baja Las yang digunakan adalah tegangan leleh minimum 2400
kg/cm2.

II.3.3. Beban
a. Beban Mati
Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan
berat jenis bahan bangunan dengan berdasarkan Peraturan Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 dan unsur-unsur yang
diketahui seperti pada denah arsitektur dan struktur. Beban-beban yang
diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam hal ini berat
sendiri struktur.
Beban mati yang diperhitungkan adalah:
Beton = 2400 kg/m3.
Baja = 7850 kg/m3.

b. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
Beban hidup = 250 kg
II.4. Idealisasi Struktur

II.4.1. Umum
a. Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai rangka terbuka (open
frame), terdiri atas balok, kolom, slab dan wall.
b. Dipergunakan paket program komputer yang memperhitungkan pengaruh
lantai kaku, yaitu dengan SAP2000.
c. Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.

II.4.2. Beban-beban Vertikal


a. Beban hidup dapat direduksi sesuai peraturan sebelum dikombinasikan
dengan beban mati penuh.
b. Reduksi beban hidup untuk mencari beban gempa juga dilakukan sesuai
peraturan.

II.5. Perhitungan Struktur Bangunan

II.5.1. Umum
Analisa pengaruh beban vertikal ditinjau dalam model struktur tiga dimensi.

II.5.2 Analisa Beban Vertikal


a. Beban terbagi merata pada tiap lantai sesuai dengan ketentuan yang
diuraikan diatas.
b. Beban terbagi merata ini didistribusikan ke balok-balok berdasarkan teori
“yields line”, sedangkan beban yang langsung bekerja pada balok diterima
langsung oleh balok.

II.5.3 Analisis Penulangan Struktur Bangunan


Penulangan unsur-unsur utama struktur bangunan seperti balok dan kolom
mempergunakan prinsip daktilitas terbatas, sesuai dengan Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton Bertulang 1990. Untuk penulangan balok
pengikat, juga diperhitungkan pengaruh/besaran diferensial setlement.

III. Perencanaan Struktur Utama

III.1. Letak Perletakan Jepit Pada Dasar Gedung


Struktur utama gedung ini didukung oleh pondasi sebagai struktur jepit. Titik-titik jepit
tersebut terletak disetiap kaki kolom dianggap terjepit pada level telapak pondasi.

III.2. Model Struktur

III.2.1. Asumsi

ANALISIS STRUKTUR  BANGUNAN GEDUNG OLAHRAGA


Struktur utama dihitung sebagai “open frame” tiga dimensi dengan bantuan
program SAP2000. Struktur “open frame” ini ditumpu dengan perletakan jepit
pada lantai dasar karena pelat diasumsikan sebagai pelat dua arah, maka
beban gravitasi dari pelat ditransfer sebagai beban garis ke balok anak. Dari
balok anak, beban kemudian ditransfer ke balok utama sebagai beban
terpusat. Dinding-dinding diperhitungkan sebagai beban garis.

III.2.2 Analisis Struktur


Data masukan yang diperlukan untuk program SAP2000 dan spread sheet Ms.
Excell adalah properties penampang, material dan geometri dari struktur.
Kondisi-kondisi pembebanan juga diperlukan sebagai data masukan.
Seluruh beban-beban yang diterapkan pada struktur di bagi dalam beberapa
kondisi beban (load condition) dan pada akhir analisis kondisi beban-beban
tersebut dikombinasikan.

IV. Pondasi

IV.1. Tipe Pondasi


Sesuai dengan data-data tanah, kondisi lingkungan dan engineering judgement, tipe
pondasi yang dipilih untuk struktur utama adalah pondasi footplate biasa.

IV.2. Perhitungan Daya Dukung


Daya dukung tanah diasumsikan berdasarkan tabel dan data sondir tipikal.

*******

ANALISIS STRUKTUR  BANGUNAN GEDUNG OLAHRAGA

Anda mungkin juga menyukai