Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HITUNGAN STRUKTUR RENCANA PENGEMBANGAN

BANGUNAN POLRES ACEH SELATAN

1. PENDAHULUAN
1.1 Kriteria Design
Perhitungan Struktur pada Perencanaan Pengembangan Bangunan

Polres Kabupaten Aceh Selatan direncanakan berdasarkan peraturan

gedung tahan terhadap gempa.

Perhitungan struktur bangunan atas di dasarkan pada beberapa

referensi yaitu :

1. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung

(SNI 2847-2019)

2. Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan

Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727-2020)

3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur

Bangunan Gedung dan Non Gedung S (SNI -1726-2019).

4. Peraturan Pembebanan Untuk Gedung

5. Perhitungan Metode Eleman Hingga.

Sesuai dengan pembagian wilayah gempa untuk seluruh Indonesia, Aceh

dikatagorikan dalam wilayah gempa terkuat yaitu wilayah 6, sehingga

perhitungan struktur disesuaikan dengan wilayah tersebut.

Perencanaan penulangan kolom menggunakan ratio penulangan

antara 1% s/d 3% dengan penulangan empat sisi. Perencanaan ini

diusahakan agar memenuhi prinsip bahwa kolom kuat dan balok lemah.

Perencanaan penulangan balok diusahakan masih dalam batas


bertulangan lemah dan bertulangan rangkap sehingga lebih daktil.

Perencanaan dilakukan pada daerah tumpuan dan daerah lapangan.

Selain untuk perencanaan lentur, pada balok juga direncanakan geser.

Perencanaan bangunan bawah (pondasi) disesuaikan dengan gaya

aksial kolom dan data tanah. Dari hasil investigasi tanah pondasi yang

dipilih adalah pondasi tapak pada kedalaman 2,8 m dibawah permukaan

tanah.

Untuk perhitungan struktur atas tersebut maka perencanaan sistem

struktur atas telah dilakukan menggunakan analisa struktur 3 dimensi

dengan bantuan program ETABS .

1.2 Mutu Bahan yang Digunakan

Dapat dijelaskan pula bahwa struktur bangunan adalah struktur beton

bertulang biasa (konvensional).

Mutu bahan/material struktur yang digunakan dalam perencanaan

meliputi:

a. Mutu Beton

Kolom, balok, pelat, (fc’ = 21,25 Mpa / K250)

Pondasi, (fc’ = 25,5 Mpa / K300)

b. Mutu Baja Tulangan

Baja tulangan polos (BJTP-24) untuk Ø ≤ 12mm, fy = 240 MPa

Baja tulangan ulir (BJTD-40) untuk Ø ≥ 13mm, fy = 400 Mpa


1.3 Pembebanan

Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :

1. Beban Sendiri (DL): yaitu Berat sendiri komponen struktur berupa

balok dan kolom dihitung secara otomatis oleh ETABS

2. Beban Mati ( DM ) : berupa beban finishing, spasi, anak tangga

3. Beban Hidup (LL)

Berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan

Gedung, jenis beban mati pada gedung :

Berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan

Gedung, jenis beban hidup pada gedung :


4. Beban Gempa (E)

Mengenai respon spektrum dari analisa dinamik dan analisa statik

ekuivalen sepenuhnya mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan

Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI -1726-2019 dengan ketentuan

lokasi bangunan adalah zone 6 (Aceh) dengan faktor keutamaan I = 1,25

dan factor reduksi gempa R=7.5 (SRPMK) dalam arah x dan arah y.

Beban angin tidak ditinjau, karena tidak menentukan dibandingkan

dengan beban gempa. Metode Gempa Yang digunakan adalah Metode

Gempa Dinamis dengan Metode Respons Spektrum.


2. Prosedur Perencanaan Struktur Atas

Pada tahap awal dari perencanaan, semua elemen struktur atas

ditentukan terlebih dahulu. Kemudian hasil ini dianalisa sehingga seluruh

komponen struktur diharapkan dapat mencapai hasil perencanaan yang

efisien.

2.1 Pelat Lantai

Analisa pelat lantai beton bertulang biasa dihitung menurut ketentuan-

ketentuan yang berlaku dalam SNI 2847-2019 yaitu pelat yang memikul
beban dalam satu arah (two way slab, arah x dan y). Penulangan pelat

dihitung berdasarkan kekuatan batas.

2.2 Balok-balok Lantai dan Kolom

Balok-balok induk (balok portal) dan balok-balok anak dianalisa secara 3

dimensi baik terhadap beban vertikal maupun terhadap beban lateral

(beban gempa) dengan mempergunakan program ETABS. Untuk

penulangan lentur dipergunakan program Concrete Design yang ada

dalam ETABS dengan menyesuaikan faktor reduksi kekuatan dan

kombinasi pembebanan sesuai dengan SNI 1727-2020. Program ETABS

secara langsung dapat mengolah gaya-gaya yang terjadi pada elemen

bangunan menghasilkan luas tulangan lentur, geser, torsi yang diperlukan

dan sekaligus dapat diketahui kombinasi beban mana yang paling

dominan.

Faktor reduksi kekuatan yang dimaksud adalah:

Phi_bending = 0,8

Phi_tension = 0,8

Phi_compression(Tied) = 0,65

Phi_compression(Spiral) = 0,7

Phi_shear = 0,75
Kombinasi beban yang dimaksud adalah:

1. COMB 1 = 1.4 DL + 1.4 DM

2. COMB 2 = 1.2 DL + 1.2 DM + 1,6 LL

3. COMB 3 = 1.2 DL + 1.2 DM + 1.0 LL + (± 1,0 Ex ± 0,3 Ey)

4.COMB 4 = 1.2 DL + 1.2 DM + 1.0 LL + (± 0,3 Ex ± 1,0 Ey)

5. COMB 5 = 0,9 DL + 0,9 DM + (± 1,0 Ex ± 0,3 Ey)

6. COMB 6 = 0,9 DL + 0,9 DM + (± 0,3 Ex ± 1,0 Ey)

Untuk penulangan kolom selain data-data yang telah disebutkan di atas

juga dibutuhkan data-data konfigurasi tulangan pada masing-masing

penampang kolom. Jadi pilihan penulangan untuk kolom adalah “Check”

yaitu dengan konfigurasi tulangan yang ada dianalisa terhadap gaya-gaya

dalam dan kombinasi pembebanan. Hasil analisa untuk penulangan kolom

adalah rasio antara gaya-gaya yang terjadi dengan kapasitas dari kolom

dan konfigurasi tulangan secara 3 dimensi.

3. Pemodelan Struktur

Pemodelan Struktur dilakukan dengan bantuan software ETABS. Setelah

memasukan data material dan data struktur, lalu memodelkan sesuai

dengan grid yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah hasil

pemodelan pada Gambar 3.1.


Gambar 3.1 Hasil Pemodelan Struktur 3D Gedung Polres Aceh Selatan

4. Analisa Struktur

Analisis struktur dilakukan untuk mendapatkan gaya-gaya dalam akibat

berbagai kombinasi beban. Alat yang digunakan adalah komputer yang

dilengkapi dengan software analisis struktur berupa program ETABS.

Selama fase kegiatan ini, rencana (artinya perencanaan dan gambar

desain) dianalisis dan implementasi yang ada dianalisis. Berdasarkan hasil

analisis struktur ini, akan dilakukan pengendalian kekuatan elemen

kolom, balok sebagai rangka penopang beban kerja.


Gambar 4.1 Momen yang terjadi dari Kombinasi Beban Setelah dilakukan Analisa Struktur

Gambar 4.2 Gaya Aksial yang terjadi dari Kombinasi Beban


Gambar 4.3 Gaya Geser yang terjadi dari Kombinasi Beban

Anda mungkin juga menyukai