Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

PERENCANAAN GEDUNG TAHAN GEMPA


DENGAN STRUKTUR BETON

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk Kelulusan Mata Kuliah Perc. Gedung Tahan Gempa

RAFI LUTHFIR RAHMAN

NIM : 1870112018

T. SIPIL P2K RJM

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
Gambar 1. 1 Denah Lantai 1

Gambar 1. 2 Denah Lantai 2

Gambar 1. 3 Denah Lantai 3


Gambar 1. 4 Denah Lantai 4

GAMBARAN UMUM BANGUNAN


Deskripsi Ringkas : Bangunan Terdiri dari 4 Lantai tingkat menggunakan struktur beton.
Adapun bangunn ini akan difungsikan utamanya sebagai Area hunian,
serta ruangan utama bangunan tersebut.
Elevasi Lantai : Lantai 2 : 4 m
: Lantai 3 : 4 m
: Lantai 4 : 4 m
: Lantai Dak : 4 m

Satndard dan Referensi


Seluruh analisis dan desain mengacu pada peraturan dan standart yang berlaku. Berikut standart
dan peraturan yang digunakan:
1. RSNI 1726 : 2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan nonGedung
2. SNI 1727 : 2018 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur
lain
3. SNI 2847 : 2019 Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan Gedung
4. SNI 03-1729-2015 Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung
5. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983)
Selain standar yang disebutkan di atas, dalam laporan perhitungan struktur ini digunakan
referensi dari beberapa standar atau peraturan dari luar negeri,yaitu:
1. Minimum Design Loads for Builldings and Other Structures (ASCE/SEI 7-16)
2. Specification for Structural Steel Building (AISC 360-16)
3. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-14)

Software Analysis
Software yang digunakan dalam perencanaan ini adalah Etabs V.18 dengan modeling 3
Dimensi.

Pembebanan
Pembebanan yang digunakan dihitung berdasarkan pada berat jenis material sebagai berikut :
1. Berat Bahan Bangunan
Pembebanan yang digunakan dihitung berdasarkan pada berat jenis material sebagai berikut :
a. Beton bertulang = 24 KN/m3
b. Kaca = 26 kN/m3
c. Screed = 22 kN/m3
d. Dinding Bata Ringan = 1.5 kN/m2
2. Beban Gravitasi
Pembebanan Pada Pelat Lantai
a. Beban mati lantai 1 = 0,66 kN/m2
b. Beban mati lantai 2 = 2,27 kN/m2
c. Beban hidup lantai = 2,5 dan 4,79 kN/m2
d. Beban taman = 12 kN/m2
e. Beban bata dinding utama = 4 m x 2,5 kN/m2 = 10 kN/m

3. Beban Gempa
Ketika gempa terjadi, intensitasnya dihubungkan dengan frekuensi kejadiannya.
Gempa yang merusak jarang terjadi, tetapi yang gempa sedang/moderat lebih sering
terjadi, dan gempa kecil sangat sering terjadi.Filosofi umum untuk mendesain bangunan
tahan gempa didasarkan pada prinsip, yaitu:
1. Mampu menahan gempa kecil tanpa terjadinya kerusakan yang signifikan.
Bangunan masih mampu mempertahankan kekuatan dan kekakuannya.
2. Mampu menahan gempa sedang dengan kerusakan elemen-elemen non
struktural dan kerusakan strukturnya dapat diperbaiki.
3. Mampu menahan gempa besar dengan kerusakan elemen-elemen struktural
tanpa terjadi keruntuhan struktur.
Beban rencana lateral dasar akibat gerakan gempa untuk suatu daerah harus diambil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam SNI 03-1726-2019 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur bangunan Gedung dan Non Gedung
Pembeban gempa yang digunakan mengacu pada Standart nasional Indonesia (SNI)
yang berlaku, dengan mengacu pada kondisi / parameter yang ditentukan oleh lokasi
bangunan. Adapun dalam Typologi ini dimana Desain Kriteria yang digunakan adalah
KDS “BC” maka agar bersifat umum untuk seluruh daerah di indonesia dan dengan
tujuan bersifat konservatif dipilih area dari seluruh wilayah Indonesia yang
menghasilkan batas atas desain kriteria tersebut.

Gambar 1. 5 Peta percepatan gempa periode pendek dengan periode ulang gempa (Ss)

Gambar 1. 6 Peta percepatan gempa periode 1 detik dengan periode ulang gempa
Kelas Tanah sedang
PGA MCEG 0.4983 (g) bedrock
SS MCEr 1.1209 (g) bedrock Fa = 1,1
S1 MCEr 0.4928 (g) bedrock Fv = 1,8
TL 20 Detik
SDS (g) : 2/3 (Fa.SS)
: 0,7859
SD1 (g) : 2/3(Fv.S1)
: 0,4952

Gambar 1. 7 Tabel SNI 1726:2019


Gambar 1. 8 Grafik response spectrum Etabs

Gambar 1. 9 Kategori Resiko Gempa


Material Beton
Mutu beton yang digunakan pada perencanaan Ruumah susun ini adalah sebagai berikut :
a. Kuat Tekan Beton K-300 = 0,083 x 300 = 24,90 MPa
b. Modulus Elastisitas Beton (Ec) = 4700 x √fc = 23452,95 MPa

Permodelan Struktur

Gambar 1. 12 3D Modeling
Gambar 1. 13 Sistem Grid Struktur

Gambar 1. 14 Penampang Sloof

Gambar 1. 15 Penampang Balok Lt 2-4


Gambar 1. 17 Penampang Kolom Grid D

Gambar 1. 18 Penampang Kolom Grid 1

Pembebanan

Hasil dan Analisis


perhitungan struktur dilakukan dengan menganalisa pembebanan yang bekerja. Beban-beban
yang bekerja tersebut dikombinasikan dan dikalikan faktor pembebanan.. Untuk memperoleh
gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur digunakan program yaitu ETABS. Pada analisis
struktur diharapkan tidak terjadi torsi (puntir) dan hanya terjadi translasi pada pada struktur
untuk mode 1 dan mode 2. Dari hasil analisis tidak terjadi puntir pada struktur untuk mode 1,
2, seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Gambar 1. 18 Mode 1 struktur massa 1 dengan T = 0,573 detik

Gambar 1. 19 Mode 2 struktur massa dengan T = 0,537 detik


Dari Gambar di atas untuk mode shape 1 dan 2 hanya mengalami tanslasi dan tidak
mengalami puntir (Rotasi)

Anda mungkin juga menyukai