Anda di halaman 1dari 36

Analisa Struktur

GUEST HOUSE/
LOSMEN

Bangunan Gedung Guest House/Losmen


Konstruksi Beton bertulang
Lokasi Teluk Betung Selatan – Bandar Lampung
Tahun 2022
Rev No. 1 (20/02/2022) Perhitungan dikirim
2 (21/02/2022) Revisi dikirim
3 (29/03/2022) Revisi dikirim
PERHITUNGAN STRUKTUR
RENCANA PEMBANGUNAN GUEST HOUSE/LOSMEN
DI JL. RADEN IMBA KESUMA - BANDAR LAMPUNG 2022

1. LATAR BELAKANG

Analisa Struktur Bangunan Gedung ini disusun atas permintaan pihak


Arsitek/Perencana/Kontraktor untuk Rencana Pembangunan Guest
House/Losmen di Jl. Raden Imba Kesuma di Bandar Lampung.

Sehubungan Guest House/Losmen merupakan bangunan kepentingan umum


yang terkadang di waktu tertentu harus melayani aktifitas banyak orang, struktur
bangunan perlu direncanakan secara menyeluruh agar bangunan dapat
melayani aktifitas dan memenuhi kaidah keamanan.

2. TUJUAN ANALISA STRUKTUR

Tujuan dari perencanaan ini adalah:

a. Untuk mendesain bangunan yang aman terhadap kemungkinan gaya


gaya yang bekerja pada tingkat taraf yang diizinkan menurut peraturan
yang berlaku di Indonesia.
b. Mendapatkan desain konstruksi yang ekonomis.

3. LINGKUP PEKERJAAN

Analisis dan Desain Struktur Bangunan Gedung yang meliputi elemen elemen
balok, kolom, pelat, tangga dan pondasi.

4. DESKRIPSI RENCANA BANGUNAN

Bangunan direncanakan berbentuk persegi dengan ukuran 25.85 x 30.69 m2, 2


lantai. Lantai 1 akan difungsikan sebagai Ruang Kamar, R. Office, R. Pantry, R.

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 1
Service, R. Genset dan Panel Listrik. Lantai 2 seluruhnya akan difungsikan
sebagai Ruang Kamar. Lantai 3 merupakan ruang terbuka dengan rangka kolom
dan atap baja ringan akan difungsikan sebagai restoran.

Direncanakan kolom, balok dan plat menggunakan material beton bertulang.


Mutu Beton direncanakan K-300. Mutu baja tulangan memanjang U-32
(tegangan leleh 3200 Kg/cm2). Mutu baja tulangan sengkang U-24 (tegangan
leleh 2400 Kg/cm2).

Pondasi direncanakan tipe Bored Pile. Rincian pembebanan disajikan terlampir.

5. PEMBEBANAN

Rencana pembebanan sebagai berikut:

A. Beban Hidup (perhitungan terlampir)

Beban hidup merupakan beban yang dapat berpindah tempat, dapat


bekerja penuh atau tidak sama sekali. Beban hidup seperti beban hunian,
lalu lintas orang. Beban hidup minimum ditetapkan dalam peraturan
setempat yang berlaku.

1. Beban Hidup Lantai (Hotel) : 250 Kg/m2


2. Air hujan : 20 Kg/m2
3. Koefisien reduksi beban hidup : 0,8
4. Detail perhitungan terlampir

B. Beban Mati

Beban ini merupakan beban yang intensitasnya tetap dan posisinya tidak
berubah selama usia penggunaan bangunan. Beban mati ini merupakan
berat sendiri dari struktur bangunan, sehingga besarnya dapat dihitung
secara akurat berdasarkan ukuran, bentuk, dan berat jenis materialnya.
Berat dinding, lantai, balok-balok, langit-langit, dan segalanya yang
dianggap sebagai beban mati bangunan.

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 2
1. Beban plafon : 11 Kg/m2
2. Beban penggantung : 7 Kg/m2
3. Beton : 2400 Kg/m3
4. Koefisien reduksi beban mati : 0,9
5. Detail perhitungan terlampir

C. Beban Angin (perhitungan terlampir)

Angin merupakan pergerakan udara. Pada dasarnya angin disebabkan


karena perbedaan tekanan udara yang ditimbulkan akibat perbedaan
suhu.

Peraturan pembebanan indonesia untuk gedung 1983 mengatur besaran


beban angin berdasarkan lokasi daerah sebagai berikut:

1. 25,00 Kg/m2 untuk daerah sejauh > 5 Km dari laut


2. 40,00 Kg/m2 untuk daerah dekat laut atau daerah tertentu yang
terdapat kecepatan yang mungkin menghasilkan tekanan yang besar

D. Beban Gempa (perhitungan terlampir)

Efek gempa berasal dari gaya internal yang arahnya horizontal dan
disebabkan oleh adanya percepatan tanah (ground acceleration).
Besarnya gaya inersia horizontal ini terutama tergantung pada masa
bangunan, intensitas pergerakan tanah, interaksi struktur terhadap tanah,
dan sifat dinamis bangunan seperti misalnya periode vibrasi dan nilai
redamannya

SNI 1726 : 2012 dan SNI 1726 : 2019 mengatur tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung. Perhitungan beban
gempa terlampir.

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 3
6. METODOLOGI

Dalam suatu perencanaan, ada keriteria - keriteria yang dapat menjadi indikator
(tolak ukur) untuk dapat mengetahui keoptimalan struktur yang direncanakan.
Keriteria-keriteria yang umum dalam perencanaan suatu konstruksi dapat
berupa:

a. Berat dan dimensi struktur yang minimum


b. Kemudahan dalam pelaksanaan konstruksi
c. Keamanan dan keselamatan pelaksanaan konstruksi yang maksimum
d. Waktu pelaksanaan pembangunan konstruksi yang minimum
e. Biaya pembangunan yang minimum.

Dengan melihat kriteria di atas, jelaslah bahwa penetapan kriteria yang biasa
diukur untuk mencapai perencanaan seringkali sukar, dan kadang – kadang tidak
mungkin. Jika kriteria obyektif tertentu dapat dinyatakan secara matematis, maka
teknik optimasi bisa ditetapkan untuk mendapatkan fungsi obyektif maksimum
atau minimum (Charles G Salmon dan John E Johnson,1992).

Faktor keselamatan sebagai sebuah masalah yang harus diperhatikan dalam


perencanaan harus lebih diutamakan daripada semua pertimbangan
perencanaan yang lainnya. Sudah tentu ”keselamatan” suatu konstruksi
bergantung pada pembebanan berikutnya (Joseph E Bowles, 1985).

Oleh karena itu pada perencanaan ini ditentukan beberapa metode pelaksanaan,
yaitu pengumpulan data dan detail perencanaan. Kedua metode tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperlukan agar analisis dan perencanaan dapat


dilakukan. Data-data yang diperlukan untuk perencanaan adalah:

 Deskripsi umum bangunan.


 Data denah dan system struktur bangunan.

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 4
 Data pemakaian (usage) tiap lantai (data pembebanan)
 Data mutu material yang digunakan
 Data penyelidikan tanah
 Standard dan Referensi yang dipakai dalam perencanaan.
 Metode Analisis dan desain struktur

Untuk melengkapi data akan dilakukan peninjauan langsung ke lokasi.


Kegiatan ini juga akan berguna untuk meningkatkan pemahaman atas
keadaan riil bangunan yang dikaji dan kemungkinan diperolehnya
informasi lain yang tidak terdapat pada gambar desain (misalnya
penambahan beban superimposed dead load yang signifikan, detail
konstruksi dll.).

b. Lingkup Perencanaan

1) Data Denah dan Sistem Struktur Bangunan

Perencanaan ini meliputi dua bagian struktur yaitu struktur bangunan


bagian atas (upper structure) dan struktur bangunan bagian bawah
(sub structure). Struktur bagian atas yang akan direncanakan
meliputi elemen elemen struktur seperti:

a) Kolom
b) Balok (balok induk dan anak)
c) Pelat

Sedangkan untuk struktur bagian bawah meliputi:

a) Sloof
b) Pondasi Bored Pile

Sub structure seperti pondasi menggunakan pondasi tiang pancang


dikarenakan tanah keras terletak pada kedalaman 7 meter
berdasarkan pengujian sondir.

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 5
7. STANDARD DAN REFERENSI YANG DIPAKAI DALAM PERENCANAAN.

Analisis dan desain yang dilakukan akan berpedoman pada peraturan peraturan
berikut:

a) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

Sebagian besar berat satuan empiris atas bahan dan komponen gedung
akan berpedoman dari peraturan ini (sementara untuk bahan bahan lain
seperti bondeks, accoustic ceiling, eskalator dan compressor AC akan
ditinjau dari spesifikasi yang dikeluarkan produsen).

Peraturan ini juga menetapkan beban hidup minimum pada lantai untuk
divisi fungsional yang berbeda, serta koefisien reduksi beban hidup yang
disyaratkan untuk perhitungan beban gempa.

b) SNI 03 2847 2002, yaitu tentang Tata cara perhitungan struktur beton
untuk bangunan gedung.

Tata cara ini meliputi persyaratan-persyaratan umum serta ketentuan


teknis perencanaan dan pelaksanaan struktur beton untuk bangunan
Perhitungan Struktur Bangunan 3 lantai gedung atau stuktur bangunan
lain yang mempunyai kesamaan karakter dengan struktur bangunan
gedung.

c) SNI 03 1726 2002, yaitu tentang Tata Cara Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung.

Peraturan ini menetapkan batasan dapat digunakannya metode analisis


Beban Statis Ekivalen, pemilihan cara analisis, rekomendasi pemilihan
hasil pencatatan gempa (accelerogram) untuk Analisis Riwayat Waktu,
arah peninjauan gempa dan persentase beban gempa pada masing-
masing arah, peninjauan momen puntir tingkat serta perbandingan
maksimum simpangan antar-tingkat (interstory-drift ratio).

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 6
d) Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung (SK SNI T-15-1991-03)

SKSNI T15 ini diambil dari peraturan beton Amerika ACI 318-86. Berbagai
ketentuan dan persyaratan perencanaan seismik dikembangkan secara
lebih rinci dengan mengadaptasi rekomendasi yang di dapat dari ACI 318-
86, peraturan beton Selandia Baru NZS 3101: 1982, peraturan-peraturan
Selandia Baru NZS 4203: 1984 serta peraturan beton eropa CEB.

Peraturan ini sebagai pembaharuan PBI 1971 yang menjadi acuan dalam
menganalisis dan mendesain struktur beton bertulang.

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 7
8. KESIMPULAN

Berdasar analisis struktur diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Kolom terdiri 2 tipe, ukuran 25/50 untuk bagian tengah dan 25/40 untuk
bagian tepi. Mutu beton K-300, denah dan detail terlampir.
2) Balok beton bertulang ukuran 25/50 cm dan 25/40 cm mutu beton K-300,
dengan denah dan detail terlampir.
3) Balok anak ukuran 20/35 cm mutu beton K-300 dengan penempatan seperti
gambar denah terlampir.
4) Plat lantai beton bertulang Elev +0.00, +3.80, dan +7.60) tebal 12 cm, 2
lapis tulangan, 2 arah, sisi atas Ø10 – 125 mm, sisi bawah Ø10 – 250 mm.
Mutu beton K-300.
5) Pile cap ukuran 95 x 95 x 30 cm, dengan kedalaman 1.5 meter. Kolom
pedestal 40/40 cm. Mutu beton K-300. Detail terlampir
6) Pondasi Bored Pile Diameter 30 cm, beton K-300, Ditanam sampai
kedalaman 7 meter dari muka tanah.

Bandar Lampung, 20 Februari 2022

Guntur Budhi Prasetyo, S.T.

Guest House/Losmen – Bandar Lampung


2022 8
LAMPIRAN
ANALISA BEBAN
HITUNGAN BEBAN
BEBAN HIDUP, BEBAN MATI, BEBAN ANGIN

GEDUNG : LOSMEN
LOKASI : BANDAR LAMPUNG
TAHUN : 2022

NO ITEM KODE NILAI URAIAN

RINCIAN BEBAN

I LANTAI ATAP

BEBAN HIDUP

Beban hidup lantai atap 250.00 kg


Air hujan 20.00 kg/m2 Beban yang dipikul balok di tengah bentang
270.00 270.00 X 3.40 = 918.00 Kg/M

BEBAN HIDUP LANTAI ATAP FRAME TENGAH


DENGAN FAKTOR REDUKSI 0,8 = 734.40 Kg/M

BEBAN MATI

Bahan Rangka baja ringan dan penutup atap spande 15.00 Kg/m2 BEBAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP BAJA RINGAN
15.00 X 3.40 = 51.00 Kg/M

Bahan beton (penutup atap plat beton) 2,400.00 Kg/m3


Ketebalan plat lantai atap 12 cm 0.12 x 2,400.00 = 288.00 kg/m2
beban per meter
288.00 x 3.40 = 979.20 kg/m

BEBAN MATI ATAP FRAME TENGAH


DENGAN FAKTOR REDUKSI 0,9 = 927.18 Kg/M

II LANTAI 2

BEBAN HIDUP

Beban hidup lantai atap 250.00 kg


Beban yang dipikul balok di tengah bentang
250.00 250.00 X 3.40 = 850.00 Kg/M

BEBAN HIDUP LANTAI ATAP FRAME TENGAH


DENGAN FAKTOR REDUKSI 0,8 = 680.00 Kg/M

BEBAN MATI

Bahan beton (penutup atap plat beton) 2,400.00 Kg/m3


Ketebalan plat lantai atap 12 cm 0.12 x 2,400.00 = 288.00 kg/m2
beban per meter
288.00 x 3.40 = 979.20 kg/m

BEBAN MATI ATAP FRAME TENGAH


DENGAN FAKTOR REDUKSI 0,9 = 881.28 Kg/M

PEMBEBANAN Hal 1 dari 2


NO ITEM KODE NILAI URAIAN

II BEBAN ANGIN

Diketahui tinggi bangunan tb 11.03 m


Jarak antar kolom L 3.40 m
tinggi atap ta - m
tinggi rata-rata
tr = tb + (0.5 x ta) tr 11.03 m

tekanan angin uintuk tinggi ini (dalam kPa NBC 40.00 Kg/m2 Peraturan pembebanan indonesia untuk gedung 1983
25.00 Kg/m2 untuk daerah sejauh > 5 Km dari laut
40.00 Kg/m2 untuk daerah dekat laut atau daerah tertentu yang
terdapat kecepatan yang mungkin menghasilkan
tekanan yang besar

Koefisien
beban angin di permukaan dinding w 122.40 Kg 40.00 x 3.40 x 0.9 = 122.40 Kg/m
menuju ke dalam

beban angin di permukaan dinding w 54.40 Kg 40.00 x 3.40 x 0.4 = 54.40 Kg/m
menuju ke luar

beban angin di permukaan atap w 163.20 Kg 40.00 x 3.40 x 1.2 = 163.20 Kg/m
miring sepihak tanpa dinding

beban angin di permukaan atap w 54.40 Kg 40.00 x 3.40 x 0.4 = 54.40 Kg/m
miring sepihak tanpa dinding

PEMBEBANAN Hal 2 dari 2


HITUNGAN BEBAN
BEBAN GEMPA

GEDUNG : LOSMEN
LOKASI : BANDAR LAMPUNG
TAHUN : 2022

NO URAIAN PERHITUNGAN

1 Data Konstruksi Referensi : SNI 1726 : 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
SNI 1726 : 2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung
Jenis Beton Bertulang
fc' 290.50 Kg/cm2
fy 250.00 Mpa
Fungsi Losmen
Seismic Data
Lokasi Bandar Lampung

2 Parameter-parameter gempa dasar (V)


Faktor Respon Gempa, C1
Waktu Getar Alami Gedung, T1
Faktor Keutamaan, I
Faktor Reduksi Gempa, R
Berat Total Gedung, Wt

3 Menentukan berat bangunan


Hitungan bobot bangunan meliputi beban mati dan beban hidup pada model
rangka yang dihitung

total bobot model bangunan 213.70 ton

4 Menentukan Jenis Pemanfaatan dan Faktor Keutamaan

Menentukan Data Kondisi Struktur

Beban Gempa Hal 1 dari 4


NO URAIAN PERHITUNGAN

Kategori jenis pemanfaatan gedung : Losmen


Kategori risiko : II
Faktor Keutamaan (I) : 1.00
Sumber : Tabel 2 - Faktor Keutamaan Gempa

5 Grafik Spektra di lokasi


Lokasi Bandar Lampung

Beban Gempa Hal 2 dari 4


NO URAIAN PERHITUNGAN

Dan diperoleh variabel sebagai berikut

Variabel Nilai Variabel Nilai


Batuan Tanah Sedang
PGA (g) 0.367 PGA (g) 0.367
SS (g) 0.77 SS (g) 0.77
S1 (g) 0.328 S1 (g) 0.328
CRS 1.027 CRS 1.027
CR1 0.923 CR1 0.923
FPGA 1 FPGA 1.133
FA 1 FA 1.192
FV 1 FV 1.743
PSA (g) 0.367 PSA (g) 0.416
SMS (g) 0.77 SMS (g) 0.918
SM1 (g) 0.328 SM1 (g) 0.572
SDS (g) 0.513 SDS (g) 0.612
SD1 (g) 0.219 SD1 (g) 0.382
T0 (detik) 0.085 T0 (detik) 0.125
TS (detik) 0.427 TS (detik) 0.624

Tanah Keras Tanah Lunak


PGA (g) 0.367 PGA (g) 0.367
SS (g) 0.77 SS (g) 0.77
S1 (g) 0.328 S1 (g) 0.328
CRS 1.027 CRS 1.027
CR1 0.923 CR1 0.923
FPGA 1.033 FPGA 0.998
FA 1.092 FA 1.176
FV 1.472 FV 2.686
PSA (g) 0.379 PSA (g) 0.367
SMS (g) 0.841 SMS (g) 0.905
SM1 (g) 0.483 SM1 (g) 0.882
SDS (g) 0.56 SDS (g) 0.604
SD1 (g) 0.322 SD1 (g) 0.588
T0 (detik) 0.115 T0 (detik) 0.195
TS (detik) 0.575 TS (detik) 0.974

6 Menentukan Data Percepatan


Percepatan Puncak (C) 0.612

7 Kategori Resiko Bangunan


Kategori resiko bangunan berdasarkan tabel SNI berada pada kategori II
Sumber : Tabel 1 - Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban Gempa
8 Kategori Desain Gempa
Diketahui kondisi tanah sedang
SDS 0.612
SD1 0.382
Kategori desain gempa berdasarkan tabel di SNI 1725 ; 2012, yaitu:
Tabel 6 - Kategori Desain Seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada periode pendek
Tabel 7 - Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter respon percepatan pada periode 1 detik

Beban Gempa Hal 3 dari 4


NO URAIAN PERHITUNGAN

maka didapat kategori desain gempa adalah Kategori D

Menentukan Faktor Reduksi Gempa (R)

Faktor Reduksi Gempa Maksimum (R) 8

9 Perhitungan beban per lantai


Perhitungan beban per lantai

Tinggi Berat Wx Wx.Hx


Lantai
(m) (Kg) (Kg.m)

2.00 8.85 106,849 945,614


1.00 5.00 213,698 1,068,490
Total 213,698 2,014,104

10 Perhitungan Base Shear


C 0.61 Detik
I 1.00
C⋅I⋅ Wt R 8.00
VB =
R Wt 213,698 Kg
VB 16,348 Kg

11 Perhitungan Gaya Gempa

Tinggi Berat Wx Wx.Hx Fx


Lantai
(m) (Kg) (Kg.m) (Kg)

1.00 8.85 106,849 945,614 7,675.27


1.00 5.00 213,698 1,068,490 8,672.62
Total 213,698 2,014,104

Beban Gempa Hal 4 dari 4


SAP2000 2/19/22 10:26:34

SAP2000 v7.40 - File:Struktur - X-Z Plane @ Y=0 - Kgf-mm Units


SAP2000 2/19/22 10:22:53

SAP2000 v7.40 - File:Struktur - Y-Z Plane @ X=0 - Kgf-mm Units


HITUNGAN KOLOM DAN BALOK
TULANGAN BALOK DAN KOLOM

GEDUNG : LOSMEN
LOKASI : BANDAR LAMPUNG
TAHUN : 2022

Tebal selimut Tebal selimut


Ukuran Panjang Luas Tulangan Diameter Luas Penampang Jumlah tulangan Dibulatkan Jarak as tulangan Jarak bersih antara
No Uraian/Frame Jenis beton ke sisi luar beton ke as tul Digunakan Ket
(cm) (m) (mm2) (mm) (mm2) memanjang (buah) (buah) (cm) tulangan (cm)
tul (cm) (cm)
TULANGAN MEMANJANG
K2 Kolom KOLOM 25 / 50 3.2 4.000 4.000 1,343.00 16.00 200.96 6.68 7.00 Tulangan Kolom 7 - D 16 OK

Beton K-300 SENGKANG


Tulangan memanjang U-32 Jumlah kaki Luas Jarak
Tulangan sengkang U-24
0.700 8.00 50.24 2 100.48 143.54 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 140 OK

TULANGAN MEMANJANG
K2 Kolom KOLOM 25 / 40 3.2 4.000 4.000 1,000.00 16.00 200.96 4.98 5.00 Tulangan Kolom 5 - D 16 OK

Beton K-300 SENGKANG


Tulangan memanjang U-32 Jumlah kaki Luas Jarak
Tulangan sengkang U-24
0.700 8.00 50.24 2 100.48 143.54 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 140 OK

END (TUMPUAN)
928.00
B1 BALOK 1 Balok 25 / 40 4.2 5.000 6.000 550.00 16.00 200.96 2.74 3.00 7.50 5.90 Tulangan atas lv 1 3 - D 16 OK

378.00 16.00 200.96 1.88 2.00 15.00 13.40 Tulangan atas lv 2 2 - D 16 OK

512.65 16.00 200.96 2.55 3.00 7.50 5.90 Tulangan bawah 3 - D 16 OK

Beton K-300 SENGKANG


Tulangan memanjang U-32 Jumlah kaki Luas Jarak
Tulangan sengkang U-24
0.961 8.00 50.24 2 100.48 104.56 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 100 OK

MID (LAPANGAN)

550.00 16.00 200.96 2.74 3.00 7.50 5.90 Tulangan atas 3 - D 16 OK

512.00 16.00 200.96 2.55 3.00 7.50 5.90 Tulangan bawah 3 - D 16 OK

SENGKANG
Jumlah kaki Luas Jarak

0.750 8.00 50.24 2 100.48 133.97 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 130 OK


Tebal selimut Tebal selimut
Ukuran Panjang Luas Tulangan Diameter Luas Penampang Jumlah tulangan Dibulatkan Jarak as tulangan Jarak bersih antara
No Uraian/Frame Jenis beton ke sisi luar beton ke as tul Digunakan Ket
(cm) (m) (mm2) (mm) (mm2) memanjang (buah) (buah) (cm) tulangan (cm)
tul (cm) (cm)
END (TUMPUAN)
920.00
B2 BALOK 2 Balok 25 / 50 4.2 5.000 6.000 550.00 16.00 200.96 2.74 3.00 7.50 5.90 Tulangan atas lv 1 3 - D 16 OK

370.00 16.00 200.96 1.84 2.00 15.00 13.40 Tulangan atas lv 2 2 - D 16 OK

550.00 16.00 200.96 2.74 3.00 7.50 5.90 Tulangan bawah 3 - D 16 OK

Beton K-300 SENGKANG


Tulangan memanjang U-32 Jumlah kaki Luas Jarak
Tulangan sengkang U-24
0.775 8.00 50.24 2 100.48 129.65 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 120 OK

MID (LAPANGAN)

550.00 16.00 200.96 2.74 3.00 7.50 5.90 Tulangan atas 3 - D 16 OK

550.00 16.00 200.96 2.74 3.00 7.50 5.90 Tulangan bawah 3 - D 16 OK

SENGKANG
Jumlah kaki Luas Jarak

0.775 8.00 50.24 2 100.48 129.65 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 120 OK

END (TUMPUAN)
649.00
BA BALOK ANAK Balok 20 / 35 4.2 5.000 6.000 350.00 16.00 200.96 1.74 2.00 10.00 8.40 Tulangan atas lv 1 2 - D 16 OK

299.00 16.00 200.96 1.49 2.00 10.00 8.40 Tulangan atas lv 2 2 - D 16 OK

374.90 16.00 200.96 1.87 2.00 10.00 8.40 Tulangan bawah 2 - D 16 OK

Beton K-300 SENGKANG


Tulangan memanjang U-32 Jumlah kaki Luas Jarak
Tulangan sengkang U-24
0.397 8.00 50.24 2 100.48 253.10 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 250 OK

MID (LAPANGAN)

350.00 16.00 200.96 1.74 2.00 10.00 8.40 Tulangan atas 2 - D 16 OK

512.00 16.00 200.96 2.55 3.00 5.00 3.40 Tulangan bawah 3 - D 16 OK

SENGKANG
Jumlah kaki Luas Jarak

0.750 8.00 50.24 2 100.48 133.97 Tulangan Sengkang 2 Ø 8 - 130 OK


ANALISA PONDASI
HITUNGAN PONDASI BORED PILE K1

BANGUNAN : LOSMEN
LOKASI : BANDAR LAMPUNG
TAHUN : 2022

DATA TANAH DIDAPAT DARI HASIL UJI DI LABORATORIUM DAN PENELITIAN TANAH LAPANGAN
DATA PEMBEBANAN DIDAPAT DARI OUTPUT ANALISA PEMBEBANAN MEMPERGUNAKAN PROGRAM SAP2000
PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE MENGGUNAKAN METODE MAYERHORFF

Dilakukan analisis daya dukung pondasi berdasarkan dimensi pondasi yang telah ditentukan dan karakteristik tanah yang telah diperoleh dari hasil penyelidikan tanah.
Pada perhitungan daya dukung tiang ini direncanakan menggunakan pondasi tiang bor dengan diameter tertentu. Karakterisrik tanah yang digunakan berdasarkan data uji Sondir yang didapat
dari penyelidikan tanah dengan kedalaman tertentu.

NO URAIAN PERHITUNGAN

1 Perhitungan Daya Dukung Tiang Direncanakan


Kedalaman = 7.00 M
Diameter tiang bor = 0.30 M
Ap adalah luas penampang tiang Ap = 0.07 M2 = 706.50 cm2
As adalah keliling tiang As = 0.94 M = 94.20 cm
Mutu beton (f'c) = 28.50 Mpa = 285.00 Kg/cm2
Mutu baja (fy) = 320.00 Mpa

Berdasarkan kekuatan bahan


Tegangan tekan beton yang diijinkan yaitu

σb = 0.33 . f'c
= 0.33 . 285.00 = 94.05 Kg/cm2

Ptiang = σb . Atiang
= 94.05 x 706.50 = 66446.325 Kg
= 66.446325 Ton

dimana Ptiang adalah kekuatan pikul tiang yang dizinkan

Berdasarkan hasil sondir

qc × Ap Tf × As
Ptiang = +
3 5

Dimana
Ptiang = Daya Dukung tiang
Ap = Luas Penampang ujung tiang bor (cm2)
qc = Nilai konus hasil sondir (kg/cm2)
Tf = Total friction (Kg/cm)
As = Keliling tiang

Berdasarkan hasil sondir diketahui:


qc di kedalaman 7.00 M
adalah = 190.00 Kg/cm2
Tf = 700 Kg/cm

Ptiang = 190.00 x 706.50 + 700.00 x 94.20


3 5

= 44,745.00 + 13,188.00
= 57,933.00 Kg = 57.93 Ton

Sehingga daya dukung tiang yang menentukan adalah daya dukung berdasarkan hasil sondir
Ptiang = 57.93 Ton

Diketahui
Beban/Reaksi terbesar pada titik yang direncanakan adalah 29.854 Ton
Beban/reaksi tersebut dibagi ke 1 titik tiang direncanakan 29.854 Ton
maka jika dibandingkan dengan daya dukung tiang

29.85 ≤ 57.93 OK

Analisa Pondasi Hal 1 dari 3


NO URAIAN PERHITUNGAN

2 Penulangan Tiang
Penampang tiang

0.30 M

Data yang digunakan


Diameter tiang bor = 0.30 M = 300.00 mm
Ap = 0.07 M2 = 706.50 cm2
As = 0.94 M = 94.20 cm
Mutu beton (f'c) = 28.50 Mpa = 28.50 N/mm2
Mutu baja (fy) = 320.00 Mpa = 320.00 N/mm2
h = 300.00 mm
p adalah selimut beton p = 70.00 mm
Dtulangan = 13.00 mm
Atulangan = 132.67 mm2
Øsengkang = 8.00 mm
d = h - p - Øsengkang - 1/2 Dtulangan = 215.50 mm = 0.216 m
d' = p +Øsengkang +1/2 Dtulangan = 84.50 mm

Tulangan memanjang tiang pancang


M = Momen yang terjadi pada tiang
M = 673.00 Kgm
Momen terbagi dalam 1 titik bored pile = 673.00 Kgm
ϒ = 1.5
Mu = M x ϒ = 1,009.50 Kgm = 10.10 KNm

 Mu   fy 
 2 
= ρ⋅ θ ⋅ fy  1 − 0,588 ⋅ ρ 
 b⋅ d   fc 

 Mu  = 10.10 = 724.59 KN/m2 = 0.72 N/mm2


 2

 b⋅ d  0.30 . 0.046

0.72 = ρ. 0.8 320.00 1.00 - 0.588 ρ 320.00


28.50

0.72 = 256.00 . ρ - 1,690.14 . ρ2

0.80 = 256.00 . 0.0032 - 1,690.14 . 1.024E-05

maka diperoleh ρ = 0.0032


pemeriksaan syarat ratio penulangan (ρmin<ρ<ρmax)

pmin = 1.4 = 1.4 = 0.0044


fy 320.00

pmax = β . 450 x 0.85 . f'c


600 + fy 400

= 0.85 . 450 x 0.85 . 28.50


600 + 320.00 400

= 0.42 x 0.061

= 0.0252

karena ρ<ρmin maka dipakai ρmin

As tul = ρ b d = 0.0044 . 300.00 . 215.50 = 282.84 mm2

Dtulangan = 13.00 mm
Atulangan = 132.67 mm2

maka digunakan tulangan 3D 13.00 selanjutnya akan dibandingkan berdasarkan tekuk

Analisa Pondasi Hal 2 dari 3


NO URAIAN PERHITUNGAN

Cek terhadap tekuk

As min 1% Ag = 0.01 . 0.25 π D2

2
= 0.01 . 0.25 . 3.14 . 300.00
= 706.50 mm2

Dtulangan = 13.00 mm
Atulangan = 132.67 mm2

maka digunakan tulangan 6D 13.00


dibandingkan dengan kebutuhan tulangan akibat momen maka digunakan 6D 13

Penulangan Geser Tiang

V = 13537 Kg = 135370 N

Vu = V = 135370
b . d 300.00 . 215.50

= 2.0939 Mpa

Vc = 1 = 0.1667 . 5.34 = 0.8898 Mpa


f 'c
6

didapat Vu < Vc maka digunakan tulangan praktis

Tulangan sengkang minimal Ø 8 - 424.53


Digunakan tulangan sengkang Ø 8 - 200
Kesimpulan
Digunakan tulangan memanjang 6 D 13
Digunakan tulangan sengkang Ø 8 - 200

Analisa Pondasi Hal 3 dari 3


ANALISA PLAT LANTAI
HITUNGAN STRUKTUR
HITUNGAN PLAT LANTAI

GEDUNG : LOSMEN
LOKASI : BANDAR LAMPUNG
TAHUN : 2022

NO URAIAN KODE NILAI PERHITUNGAN

BETON - PLAT LANTAI


PERHITUNGAN

BETON K-250
h = tebal pelat ht 0.12 m
b 258.00 cm
ht = h - 0.02 h 0.10 m 0.12 - 0.02 = 0.10 m
h 10.00 cm

Kekuatan tarik/tekan baja rencana σau 2,400.00 Kg/cm2

Kekuatan tekan beton rencana σbu 207.50 Kg/cm2

7350.h γub 7.54 cm 7,350.00 x 10.00 = 7.54 cm


γub = 7,350.00 + 2,400.00
7350 + σau
aub = 0.80 ⋅ γub aub 6.03 cm 0.80 x 7.54 = 6.03 cm

Dub = aub ⋅ b ⋅ σbu Dub 322,857.23 Kg 6.03 x 258.00 x 207.50 = 322,857.23 Kg

 aub 
Mub = Dub×  h −  Mub 22,550.34 Kgm 10.00 - 6.03 = 6.98 cm
 2  2.00

322,857.23 x 6.98 = 2,255,033.58 Kgcm

= 22,550.34 Kgm

Analisa Pelat Beton Hal 1 dari 4


NO URAIAN KODE NILAI PERHITUNGAN
MOMEN YANG TERJADI PADA PELAT

lx 2.58 m
ly 4.05 m
ly/lx 1.6 ly/lx = 1.6

Beban Hidup per m2 Beban Mati per m2


lihat pembebanan q 601.00 Kg/m2 250.00 + 351.00 = 601.00 Kg/m2
(SNI 1727 : 2013)

M(lx) : Momen lapangan arah sumbu x M(lx) 37.00 berdasarkan tabel 13.3.2 PBBI 1971
M(ly) : Momen lapangan arah sumbu y M(ly) 16.00 berdasarkan tabel 13.3.2 PBBI 1971
M(tx) : Momen tumpuan arah sumbu x M(tx) 79.00 berdasarkan tabel 13.3.2 PBBI 1971
M(ty) : Momen tumpuan arah sumbu y M(ty) 57.00 berdasarkan tabel 13.3.2 PBBI 1971

M(lx) = 0.001. q . lx2 . X M(lx) 985.27 Kgm 0.001 x 601.00 x 6.66 x 37.00 = 985.27 Kgm
M(ly) = 0.001. q. lx2 . X M(ly) 426.06 Kgm 0.001 x 601.00 x 6.66 x 16.00 = 426.06 Kgm
M(tx) = 0.001. q. lx2 . X M(tx) 2,103.68 Kgm 0.001 x 601.00 x 6.66 x 79.00 = 2,103.68 Kgm
M(ty) = 0.001. q. lx2 . X M(ty) 1,517.85 Kgm 0.001 x 601.00 x 6.66 x 57.00 = 1,517.85 Kgm

Mu = γ ⋅ M γ 1.50
Mu 3,155.53 Kgm 1.50 x 2,103.68 = 3,155.53 Kgm
Mu 315,552.52 Kgcm = 315,552.52 Kgcm

KONDISI PELAT OK 22,550.34 > 3,155.53


(dibandingkan antara momen yang terjadi di dalam pelat dan kekuatan rencana yang
dapat dipikul pelat)

Analisa Pelat Beton Hal 2 dari 4


NO URAIAN KODE NILAI PERHITUNGAN
PENULANGAN

TUL TUMPUAN DAN LAPANGAN ARAH SUMBU X


Kekuatan tekan beton rencana σbu 207.50 Kg/cm2

Db= a⋅b⋅σbu Dalam persamaan matematis


Db = a x 258.00 x 207.50 = 53,535.00 Kg/cm . a
a = tinggi tekan beton Db = 53,535.00 a
b = lebar beton b 258.00 cm
h 10.00 cm

l = (h - 1/2a) l 10.00 - 0.50 a


M = Db . l Mu 3,155.53 Kgm M= 53,535.00 a x ( 10.00 - 0.50 a )
Mu 315,552.52 Kgcm 535,350.00 a - 26,767.50 a2 = 315,552.52 Kgcm

Secara manual, jika


didapat a 0.61000 cm a= 0.61000 cm maka M = 316,603.31 Kgcm

Db 32,656.35 Kg Db = 53,535.00 a = 53,535.00 x 0.6100 = 32,656.35 Kg

Db = Ta = A ⋅ σ au Ta 32,656.35 Kg
Ta
A =
σ au σau 2,400.00 Kg/cm2
A 1,360.68 mm2 32,656.35 = 13.61 cm2 = 1,360.68 mm2
2,400.00

Analisa Pelat Beton Hal 3 dari 4


NO URAIAN KODE NILAI PERHITUNGAN

Mempergunakan besi diameter Ø 10.00 mm Luas penampang besi

A' = 0.25 π d 2 A' 78.50 mm2 0.25 x 3.14 x 100.00 = 78.50 mm2

1,360.68 = 17.33 buah = 17.33 buah


78.50

2,580.00 = 148.84 mm
17.33

KESIMPULAN PELAT 2.58 X 4.05 M2


TUL TUMPUAN Ø 10.00 - 140.00 mm
ARAH SUMBU X
TUL TUMPUAN Ø 10.00 - 194.04 mm
ARAH SUMBU y

Analisa Pelat Beton Hal 4 dari 4


GAMBAR STRUKTUR

Anda mungkin juga menyukai