Anda di halaman 1dari 142

TAHUN 2023

Rumah Tinggal dan Pemondokan


2 Lantai Bpk. Prasetyo Utomo
Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .............................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................................... 3
1. 1. LATAR BELAKANG .......................................................................................................................... 3
1. 2. DISKRIPSI BANGUNAN ................................................................................................................... 3
BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................................................. 4
2. 1. METODOLOGI PERENCANAAN ..................................................................................................... 4
2. 2. SISTEM STRUKTUR ........................................................................................................................ 4
2. 3. STANDAR DAN REFERENSI ........................................................................................................... 4
2. 4. PEMBEBANAN ................................................................................................................................. 5
2. 5. ANALISIS STRUKTUR ..................................................................................................................... 6
2. 6. FAKTOR REDUKSI PEMBEBANAN................................................................................................. 6
2. 7. SPESIFIKASI BAHAN ....................................................................................................................... 7
2. 8. KRITERIA PEMODELAN .................................................................................................................. 7
BAB 3 ANALISIS STRUKTUR ......................................................................................................................... 11
3. 1. KATEGORI RESIKO DAN FAKTOR KEUTAMAAN GEMPA.......................................................... 12
3. 2. KLASIFIKASI SITUS ....................................................................................................................... 12
3. 3. WILAYAH GEMPA .......................................................................................................................... 13
3. 4. RESPON SPEKTRUM DESAIN...................................................................................................... 13
3. 5. KATEGORI DESAIN SEISMIK........................................................................................................ 18
3. 6. PARAMETER SISTEM PENAHAN GAYA GEMPA ........................................................................ 20
3. 7. METODE EKIVALENT STATIK ...................................................................................................... 20
3. 8. METODE SPEKTRUM RESPON RAGAM ..................................................................................... 29
3. 9. KOMBINASI PEMBEBANAN TERHADAP GEMPA ........................................................................ 38
3. 10. PERHITUNGAN BALOK, KOLOM DAN PLAT ............................................................................... 39
3. 11. HUBUNGAN BALOK KOLOM......................................................................................................... 43
LAMPIRAN ........................................................................................................................................................ iii

ii | P a g e
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG
Laporan ini ditujukan untuk memberikan data-data dan gambaran secara keseluruhan
mengenai proses desain serta asumsi-asumsi material yang digunakan dalam rangka pemilihan
pelaksanaan pembangunan dengan sistem rancang-bangun (design & construct).

1. 2. DISKRIPSI BANGUNAN
Nama Proyek : Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai
Lokasi Gedung : Condongcatur, Depok, Sleman
Bangunan rumah tinggal yang berlokasi di Sleman ini adalah bangunan gedung yang terdiri
dari 2 lantai dengan lapisan atap berupa genteng dengan rangka kuda – kuda kayu dan dag beton,
dengan rincian tinggi masing-masing lantai sebagai berikut:

Tabel 1.1 Detail Ketinggian bangunan


Elevasi (m) Tinggi
Lantai
Start End (m)
Atap 5,50 8,50 3,00
2 2,00 5,50 3,50
1 0,00 2,00 2,00

Bangunan rumah tinggal dan pemondokan yang berlokasi di kabupaten sleman ini adalah
bangunan gedung yang terdiri dari 2 lantai dengan rangka beton lapisan atap berupa atap genteng
dengan rangka kayu sudah di desain berdasarkan standar peratuaran (SNI) yang ada di indonesia.
Sehingga dapat disimpulakan bahwa bangunan aman terhadap beban beban layan maupun beban
dinamis selama masih dalam umur rencana bangunan.

Konstruktor

( Jefri Pratama, S.T. )

3|Page

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN
2. 1. METODOLOGI PERENCANAAN
Analisis struktur dilakukan dengan pemodelan tiga dimensi (3D) menggunakan program
SAP2000. Dimana bangunan dimodelkan dengan asumsi fondasi menggunakan perletakan jepit.
Program tersebut juga digunakan untuk analisis pembebanan termasuk perilaku bangunan terhadap
gaya gempa baik secara statik maupun dinamik. Hasil output gaya-gaya dalam yang terjadi
digunakan untuk analisis spesifikasi dan kebutuhan material bangunan.

2. 2. SISTEM STRUKTUR
Struktur Atap
Sistem atap pada bangunan ini direncanakan dengan menggunakan rangka kuda-kuda kayu.

Struktur Portal
Sistem struktur yang digunakan pada bangunan tersebut adalah struktur beton berupa Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). SRPMK merupakan sistem struktur penahan gempa
dimana gaya gempa yang terjadi akan ditahan oleh sistem portal balok dan kolom secara penuh.

Struktur Fondasi
Sistem fondasi yang direncanakan berupa fondasi dangkal dengan kedalaman 2 m dari
elevasi lantai 1. Jenis fondasi yang digunakan adalah fondasi telapak/footplate dan batu kali.

2. 3. STANDAR DAN REFERENSI


Peraturan yang digunakan adalah peraturan yang sesuai dengan standar peraturan terbaru
seperti berikut:
a. SNI 1726:2019 “Tata Cara Perancanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung dan Non Gedung”
b. SNI 1727:2020 “Beban Minimum untuk Perancangan Gedung dan Struktur Lain”
c. SNI 2847:2019 “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung”
d. SNI 2052:2017 “Baja Tulangan Beton”
e. SNI 1729:2020 “Spesifikasi untuk bangunan gedung struktural”

Standar peraturan lain yang digunakan, yaitu mengacu pada standar Internasional Amerika
yaitu ACI 318-2014 tentang Building Code Requirements for Structural Concrete and
Commentary dan AISC 360-2010 “Spesification for Structural Steel Building”

4|Page

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
2. 4. PEMBEBANAN
Beban Mati
Menurut SNI 1727:2013 pasal 3.1, beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi
bangunan gedung yang terpasang, termasuk didnding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi
tetap, finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan
layan terpasang lain termasuk berat keran.
Beton bertulang = 24 kN/m3
Baja = 78.6 kN/m3
Mortar (adukan semen), tebal 0.02 m = 21 kN/m3 x 0.02 m = 0.42 kN/m2
Pasir, tebal 0.05 m = 16 kN/m x 0.05 m
3 = 0.8 kN/m2
Penutup lantai (keramik) = 0.24 kN/m2
Penutup langit-langit = 0.07 kN/m2
Dinding setengah bata = 2.5 kN/m2
Dinding bata ringan = 1.5 kN/m2

Beban mati pada plat lantai dan bordes (area load)


Mortar (adukan semen), tebal 0.02 m = 0.42 kN/m2
Pasir, tebal 0.05 m = 0.8 kN/m2
Penutup lantai (keramik) = 0.24 kN/m2
Penutup langit-langit dan Instalasi ME = 0.14 kN/m2
Total = 1.6 kN/m2

Beban mati pada plat tangga (area load)


Berat tangga = Beton × t’ × 0.5 = 24 kN/m3 × 0.15 m × 0.5 = 1.8 kN/m2
Mortar (adukan semen), tebal 0.02 m = 0.42 kN/m2
Penutup lantai (keramik) = 0.24 kN/m2
Total = 2.5 kN/m2

Beban pada balok lantai dengan beban bata ringan (line load)
Tinggi dinding = 3,5 – (0,5) = 3,0 m
Beban dinding setengah bata = 0,6 kN/m2
Total = 3,0 x 0,6 = 0,8 kN/m

Beban Hidup
Menurut SNI 1727:2013 pasal 4, beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna
dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan.
Beban hidup pada portal rumah tinggal sesuai dengan SNI 1727:2013 pasal 4.10
Kamar = 1,92 kN/m2
Tangga dan bordes = 4.79 kN/m2
Atap = 0,96 kN/m2
Beban Gempa
SNI 1726:2012 menjelaskan bahwa gaya gempa rencana dapat dihitung melalui analisis
statik ekuivalen dan dinamik berupa ragam respon spektra (respons spectrum) dan time history.
statik ekivalen cukup dapat dilakukan pada struktur beraturan, sedangkan untuk struktur tidak
beraturan, pengaruh gempa rencana harus dianalisis dengan metode dinamik baik dengan cara
5|Page

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
analisis time history untuk struktur elastik dan inelastic, maupun analisis respons spectrum untuk
struktur elastik.

Beban gempa yang diperoleh dari peta gempa 2017 atau puskim.go.or.id untuk wilayah Sleman
Kategori resiko gempa II (Rumah tinggal)
Faktor keutamaan gempa, Ie: 1

2. 5. PEMODELAN STRUKTUR
Pemodelan struktur menggunakan program SAP2000 dengan menganggap perletakan
struktur menggunakan sistem jepit untuk tujuan penentuan beban gempa. Hal ini diijinkan menurut
SNI 1726:2012 pasal 7.7.1.

Gambar 2.1 Pemodelan menggunakan SAP2000

2. 6. FAKTOR REDUKSI PEMBEBANAN


Faktor reduksi kekuatan (ø) penampang beton bertulang yang digunakan pada perencanaan
gedung ini berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 9.3 adalah:
1. Penampang terkendali tarik 0.90
2. Penampang terkendali tekan
Komponen struktur dengan tulangan spiral 0.75
Komponen struktur bertulang lainnya 0.65
3. Geser dan torsi 0.75
4. Geser seismik 0.60
5. Geser di penghujung (joints) dan balok kopel bertulang diagonal 0.85

6|Page

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
2. 7. SPESIFIKASI BAHAN
a. Mutu Beton
Kolom : f’c = 20 MPa
Sloof : f’c = 20 MPa
Plat : f’c = 20 MPa
Fondasi : f’c = 20 MPa

b. Mutu Baja Tulangan (SNI 2052:2017, Tabel 6)


Tulangan Polos : BjTP24, fy = 280 MPa
Tulangan Ulir : BjTS40, fy = 400 MPa

c. Modulus Elastisitas
Beton Bertulang : Ec = 4700 × √f’c
Baja profil dan Tulangan : Es = 200.000 MPa

2. 8. KRITERIA PEMODELAN
Penampang Pada Program Pemodelan
Efektifitas penampang terhadap kekauan struktur dengan memperhitungkan momen inersia
(Ig) penampang retak dilakukan dengan modifikasi properti. Modifikasi properti yang digunakan
untuk komponen struktur dalam suatu struktur menurut SNI 2847:2013 pasal 10.10.4, sebagai
berikut:
1. Komponen struktur tekan:
Kolom 0,70 Ig
Dinding tak retak 0,70 Ig
Dinding retak 0,35 Ig
2. Komponen struktur lentur:
Balok 0,35 Ig
Pelat datar (flat plates) dan slab datar (flat slabs) 0,25 Ig

7|Page

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Gambar 2.2 Pemodelan menggunakan SAP2000 tampak depan

Gambar 2.3 Pemodelan menggunakan SAP2000 tampak samping

Gambar 2.4 Penampang Kolom

8|Page

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Gambar 2.5 Penampang Sloof

Gambar 2.6 Penampang Balok B1

9|Page

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Berat Seismik Efektif
Berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.7.2 dan 7.7.2.1, berat seismic efektif struktur harus
menyertakan 100% beban mati dan 25% beban hidup yang diberikan pada struktur.
Hal ini juga dijelaskan pada SNI 1727:2013 pasal 4.7.3, dimana beban hidup yang melebihi
4,79 kN/m2 tidak boleh direduksi. Akan tetapi, untuk komponen struktur yang mendukung dua lantai
atau lebih dari dua lantai boleh direduksi sebesar 20%.

Gambar 2.6 Pengaturan total massa bangunan

Lantai tingkat sebagai diafragma


SNI 1726:2012 pasal 7.3.1 menjelaskan bahwa analisis struktur harus memperhitungkan
kekakuan relatif diafragma dan elemen vertikal sistem penahan gaya gempa, kecuali jika diafragma
dapat diidealisasikan baik fleksibel ataupun kaku. Analisis struktur harus secara eksplisit
menyertakan peninjauan kekakuan diafragma (asumsi pemodelan semi kaku). Untuk itu, lantai
tingkat pada bangunan gedung yang dianalisis dengan program SAP2000 dianggap sebagai
diafragma.

Gambar 2.7 Lantai tingkat sebagai diafragma

10 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
BAB 3 ANALISIS STRUKTUR
Secara umum analisis struktur terhadap beban gempa dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Analisis beban statik ekuivalen adalah suatu cara analisis struktur dimana pengaruh gempa pada
struktur dianggap sebagai beban static horizontal yang diperoleh dengan hanya memperhitungkan
respons ragam getar yang pertama. Biasanya distribusi gaya geser tingkat ragam getar yang pertama
ini disederhanakan sebagai segitiga terbalik
2. Analisis dinamik adalah analisis struktur dimana pembagian gaya geser gempa diseluruh tingkat
diperoleh dengan memperhitungakan pengaruh dinamis gerakan tanah terhadap struktur. Analisis
dinamik terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Analisis ragam respons spektrum dimana total respons didapat melalui superposisi dari respons
masing-masing ragam getar
b. Analisis riwayat waktu adalah analisis dinamis dimana pada model struktur diberikan suatu catatan
rekaman gempa dan respons struktur dihitung langkah demi langkah pada interval tertentu.

Untuk struktur gedung tidak beraturan, pengaruh gempa rencana harus ditinjau sebagai pengaruh
pembebanan gempa dinamik, sehingga analisinya harus dilakukan berdasarkan analisis respons dinamik.
Analisis dinamik untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika diperlukan evaluasi yang lebih
akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur, serta mengetahui perilaku dari struktur akibat
pengaruh gempa. Pada struktur bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi
yang tidak teratur. Analisis dinamik dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastic. Pada cara
elastis dibedakan Analisis Ragam Riwayat Waktu (Time History Modal Analysis) pada cara ini diperlukan
rekaman percepatan gempa dan Analisis Ragam Spektrum Respons (Response Spektrum Modal
Analysis), dimana pada cara ini respons maksimum dari tiap ragam getar yang terjadi didapat dari
Spektrum Respons Rencana (Design Spektra). Pada analisis dinamik elastis digunakan untuk
mendapatkan respons struktur akibat pengaruh gempa yang sangat kuat dengan cara integrasi langsung
(Direct Integration Method). Analisis dinamik elastis lebih sering digunakan karena lebih sederhana.

11 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
3. 1. KATEGORI RESIKO DAN FAKTOR KEUTAMAAN GEMPA
Menurut SNI 1726:2012 pasal Kategori resiko bangunan dibagi menjadi 4 kategori
berdasarkan jenis penggunaan bangunan dan kaitannya dengan resiko yang akan ditimbulkan
berdasarkan prioritasnya.

Tabel 3.1 Kategori resiko berdasarkan pemanfaatan bangunan

Jenis Pemanfaatan Kategori


Gedung dan non Gedung yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa manusia saat
terjadi kegagalan, antara lain: fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, fasilitas sementara, gedung penyimpanan, rumah jaga dan struktur kecil I
lainnya
Struktur yang tidak termasuk kategori resiko I, III, IV, contohnya perumahan, ruko,
pasar, gedung kantor, apartemen/gedung kantor, mall, bangunan industri, fasilitas II
manufaktur, pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tertinggi terhadap jiwa manusia saat
terjadi kegagalan, misalnya bioskop, Gedung pertemuan, stadion, fasilitas
kesehatan tanpa unit bedah dan unit gawat darurat, fasilitas penitipan anak, III
penjara
Struktur yang ditunjukkan sebagai fasilitas penting, seperti bangunan monumental,
gedung sekolah dan fasilitasi pendidikan, kantor yang memiliki fasilitas bedah dan
unit gawat darurat, fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, gedung kantor polisi, IV
dan lainnya

Tabel 3.2 Faktor keutamaan gempa

Kategori Resiko Faktor Keutamaan Gempa


I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,5

Faktor keutamaan dari bangunan ini termasuk dalam kategori resiko II dengan faktor
keutamaan gempa (Ie) sebesar 1 (tabel 1 SNI 1726:2012)

3. 2. KLASIFIKASI SITUS
Menurut SNI 1726:2012 pasal 5.3 Jenis tanah juga ikut mempengaruhi beban gempa yang
diterima oleh bangunan gedung. Semakin buruk tanah yang dipijak oleh gedung, akan semakin
besar beban gempa yang diterima oleh bangunan gedung tersebut. Hubungan nilai parameter-
parameter tersebut dengan klasifikasi situs mempunyai ketentuan sebagai berikut:

12 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Tabel 3.3 Hubungan nilai parameter kemampuan tanah dengan klasifikasi

Kelas situs vs (m/detik) N atau Nch su (kPa)


SA (Batuan Keras) >1500 N/A N/A
SB (Batuan) 750 – 1500 N/A N/A
SC (Tanah keras) 350 – 750 >50 >100
SD (Tanah sedang) 175 – 350 15 – 50 50 - 100
SE (Tanah lunak) <175 <15 <50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan
karateristik sebagai berikut:
1. Indeks plastisitas, PI > 20,
2. Kadar air, w > 40%, d a n
3. Kuat geser niralir su < 25 kPa
SF (Tanah khusus, yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari
membutuhkan investigasi karakteristik berikut:
geoteknik spesifik dan Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa seperti
analisis respons spesifik mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah tersementasi lemah
situs) Lempung sangat organic dan/ atau gambut (ketebalan H > 3 m)
Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H > 7,5 m dengan
Indeks Plasitisitas PI > 75) Lapisan lempung lunak / setengah teguh
dengan ketebalan H > 35 m dengan su < kPa

Pengklasifikasian situs (jenis tanah) pada bangunan ini menggunakan data sondir dengan data
hasil sondir .

Berdasarkan data sondir yang ada, didapatkan nilai qc sebesar lebih dari 200 kg/cm2 terhadap
lapisan tanah keras yang dijumpai pada kedalaman rata-rata 4 meter.

13 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
3. 3. WILAYAH GEMPA INDONESIA
Menurut SNI 1726:2012 pasal 6.1 Parameter SS (percepatan batuan dasar pada periode
pendek) dan S1 (percepatan batuan dasar pada periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing
dari respons spektral percepatan 0.2 dan 1 detik dalam peta gempa untuk periode ulang 2500
tahun. Data peta zonasi gempa yang menggunakan peta gempa tahun 2017.

Gambar 3.1 Peta percepatan batuan dasar pada periode pendek di lokasi pembangunan

Gambar 3.2 Peta percepatan batuan dasar pada periode 1 detik di lokasi pembangunan

Selain itu, untuk menentukan parameter respon spektrum percepatan gempa di permukaan
tanah, diperlukan faktor amplifikasi seismic pada periode 0,2 detik dan 1 detik yang bisa didapat dari
hubungan parameter respon percepatan gempa dengan kelas situs.

14 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Tabel 3.6 Data Faktor amplifikasi percepatan pada periode pendek (Fa)
Ss (Percepatan Respons Spektra Periode pendek, T = 0,2 detik)
Kelas Situs
SS = 0,25 SS = 0,5 SS = 0,75 SS = 1 SS > 1,25
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1 1 1 1 1
SC 1.2 1,2 1,1 1 1
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1
SE 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
SF SS
Catatan:
1. Untuk nilai SS atau S1 yang tidak ada pada tabel dapat dilakukan interpolasi linier.
2. SF = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situs-spesifik.

Tabel 3.7 Data Faktor amplifikasi percepatan pada periode 1 detik (Fv)
S1 (Percepatan Respons Spektra Periode 1 detik, T = 1 detik)
Kelas Situs
S1 = 0,1 S1 = 0,2 S1 = 0,3 S1 = 0,4 S1 = 0,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 1 1 1 1 1
SC 1.7 1,6 1,5 1.4 1,3
SD 2,4 2 1,8 1,6 1,5
SE 3,5 3,2 2,6 2,4 2,4
SF Ss
Catatan:
3. Untuk nilai SS atau S1 yang tidak ada pada tabel dapat dilakukan interpolasi linier.
4. SF = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons situs-spesifik.

Menurut SNI 1726:2012 pasal 6.2 Parameter spektrum respons percepatan pada periode
pendek (SMS) dan periode 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs harus
ditentukan dengan perumusan berikut:
SMS = Fa × SS
SM1 = FV × S1

Menurut SNI 1726:2012 pasal 6.3 Parameter percepatan spektral desain untuk periode
pendek (SDS) dan periode 1 detik (SD1) harus ditentukan melalui perumusan berikut ini:

SDS = × SMS
SD1 = × SM1

15 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
3. 4. RESPON SPEKTRUM DESAIN
Menurut SNI 1726:2012 pasal 6.4 bila spektrum respons desain diperlukan dan prosedur
gerak tanah dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva spektrum respons desain harus
dikembangkan dan mengikuti ketentuan berikut :

a. Perioda yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan desain (Sa), diambil dari
persamaan berikut:
T
Sa = SDS 0,4 + 0,6 T0

b. Periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau sama dengan TS,
spektrum respons percepatan desain (Sa), sama dengan SDS.

c. Periode lebih besar dari TS, spektrum respons percepatan desain (Sa), diambil dari persamaan
berikut:
SD1
Sa = T

Nilai T0 dan TS dapat digunakan rumus berikut:


S
T0 = 0.2 × S D1
DS

S
TS = S D1
DS

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan setiap parameter gempa


No. Parameter gempa Nilai Parameter
1 Ss 1,5
2 S1 0,6
3 Fa 1
4 Fv 1
5 SMS 1,500
6 SM1 0,600
7 SDS 1,000
8 SD1 0,400
9 Ts 0,400
10 T0 0,080
11 Sa0 0,400

16 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Tabel 3.9 Nilai spektrum respons desain (Sa)
T Sa
0 0,400
0,080 1,000
0,400 1,000
0,500 0,800
0,600 0,667
0,700 0,571
0,800 0,500
0,900 0,444
1,000 0,400
1,100 0,364
1,200 0,333
1,300 0,308
1,400 0,286
1,500 0,267
1,600 0,250
1,700 0,235
1,800 0,222
1,900 0,211
2,000 0,200
2,100 0,190
2,200 0,182
2,300 0,174
2,400 0,167
2,500 0,160
2,600 0,154
2,700 0,148
2,800 0,143
2,900 0,138
3,000 0,133
3,100 0,129
3,200 0,125
3,300 0,121
3,400 0,118
3,500 0,114
3,600 0,111
3,700 0,108
4,000 0,100

17 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Hasil dari perhitungan respons spektrum dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.3 Grafik Respons Spektrum Desain

3. 5. KATEGORI DESAIN SEISMIK


Menurut SNI 1726:2012 pasal 6.5 Struktur harus ditetapkan memiliki suatu Kategori Desain
Seismik (KDS) yang mengikuti ketentuan seperti berikut.

Tabel 3.10 KDS berdasarkan parameter respons percepatan pada periode pendek

Nilai SDS Kategori Resiko


I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 ≤ SDS < 0,33 B C
0,33 ≤ SDS < 0,50 C D
0,50 ≤ SDS D D

Tabel 3.11 KDS berdasarkan parameter respons percepatan pada periode 1 detik
Kategori Resiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV
SD1 < 0,067 A A
0,067 ≤ SD1< 0,133 B C
0,133 ≤ SD1< 0,20 C D
0,20 ≤ SD1 D D

Sehingga diperoleh kategori desain seismik, sebagai berikut:

Tabel 3.12 Kategori desain seismik yang digunakan


Gedung nilai parameter KDS Kesimpulan
SDS 1,000 D
Rumah dan pemondokan D
SD1 0,400 D

18 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
3. 6. PARAMETER SISTEM PENAHAN GAYA GEMPA
Menurut SNI 1726:2012 pasal 7.2 struktur yang akan didesain harus masuk dalam salah
satu dari sistem gedung berdasarkan elemen vertikal yang digunakan untuk menahan gaya
seismic lateral dan harus sesuai dengan batasan tinggi struktur oleh hubungan sistem struktur dan
kategori desain seismic. Jenis faktor yang berguna dalam menghitung beban lateral adalah faktor
modifikasi respons R, faktor kuat lebih sistem Ω0, dan faktor pembesaran defleksi Cd.

TB=Tidak Dibatasi dan TI=Tidak Diijinkan


Gambar 3.4 Faktor R, Ω0, dan Cd untuk beberapa sistem penahan gaya gempa

Diperoleh nilai R, Ω0, Cd, untuk setiap tipe sistem struktur.

Tabel 3.13 Nilai R, Ω0, Cd


Gedung Arah Respons Sistem Rangka Bangunan R Ω0 Cd
Rumah dan sb-X SRPMK 8 3 5,5
pemondokan sb-Y SRPMK 8 3 5,5

3. 7. METODE EKIVALENT STATIK


Analisis dilakukan secara manual mengingat adanya perbedaan standar peraturan pada
program analisis struktur yang digunakan dengan standar peraturan Indonesia.

a. Penentuan periode fundamental


Terlebih dahulu dilakukan peninjauan terhadap periode fundamental pendekatan.
Penentuan periode fundamental struktur T dapat diperoleh dari hasil analisis struktur yang
akan ditinjau. Menurut SNI 1726:2012 pasal 7.8.2 persyaratan untuk batas periode
pendekatan yang digunakan.

Periode pendekatan fundamental struktur batas bawah ditentukan berdasarkan


persamaan berikut:
Ta = Ct × hnx

19 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
dengan hn adalah ketinggian struktur bangunan gedung dalam satuan meter, sedangkan
nilai Ct dan x dapat diperoleh dari tabel berikut.

Tabel 3.14 Nilai parameter periode pendekatan Ct dan x

Tipe struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100 persen gaya
gempa yang disyaratkan dan tidak dilingkupi atau dihubungkan dengan
komponen yang lebih kaku dan akan mencegah rangka dari defleksi jika
dikenai gaya gempa:
Rangka baja pemikul momen 0.0724 0.8
Rangka beton pemikul momen 0.0466 0.9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0.0731 0.75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0.0731 0.75
Semua sistem struktur lainnya 0.0488 0.75

Sedangkan untuk batas atas periode fundamental pendekatan adalah perkalian dari
koefisien periode batas atas (Cu) dengan periode pendekatan (Ta). Cu dapat diperoleh dari
tabel berikut.

Tabel 3.15 Koefisien batas atas periode


Parameter percepatan respons spectral
Koefisien Cu
desain pada 1 detik, SDS
0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,1 1,6
0,1 1,7

Perioda fundamental struktur (T) yang digunakan:


Jika Tc > Cu × Ta, gunakan T = Cu × Ta
Jika Ta < Tc < Cu × Ta, gunakan T = Tc
Jika Tc < Ta, gunakan T = Ta
dengan, Tc = Perioda fundamental struktur yang diperoleh dari analisis struktur.

b. Gaya geser dasar seismic


Gaya geser dasar seismik adalah total dari seluruh gaya lateral akibat gempa yang
diterima oleh bangunan gedung yang sedang ditinjau dan merupakan total dari gaya lateral
gempa yang diterima setiap lantainya. Besarnya gaya geser dasar yaitu sebagai berikut:
V = Cs × W

dengan:
V = gaya geser dasar seismik,
Cs = koefisien respons seismik, CS = SDS / T (R / Ie)
W = berat gravitasi total struktur gedung efektif (massa bangunan).
Sedangkan koefisien respons seismic (Cs) mempunyai batasan sebagai berikut.
Csmax = SD1 / (R / Ie)
Csmin = 0,044 × SDS × Ie ≥ 0,01
20 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Sebagai tambahan persyaratan, untuk struktur yang berlokasi didaerah dimana S1 >
0,6g; maka nilai Cs yang diambil tidak diperkenankan melebihi persamaan berikut.
Cs = (0,5 × S1) / (R / Ie)

Berat total efektif struktur atau berat total masa bangunan (w) yang direncanakan, dapat
diperlihatkan melalui table base reactions terhadap beban-beban yang diberikan pada
struktur.

c. Distribusi vertikal gaya gempa lateral


Distribusi gaya vertical diatur dalam SNI 1726:2012 pasal 7.8.3. Distribusi gaya vertikal
atau Fx (kN) yang timbul disemua tingkat struktur, harus ditentukan dengan persamaan berikut:
W x × hx k
Fx = Cvx × V, Cvx = k
∑ni=1 Wx × hx

Keterangan:
Cvx = faktor distribusi vertical
V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
Wi, Wx = berat seismik pada tingkat i atau x (kN)
hi, hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
k adalah eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut:
k = 1 untuk T < 0,5 detik
k = 2 untuk T > 2.5 detik
k = interpolasi jika 0.5 < T < 2.5

d. Simpangan antar lantai


Menurut SNI 1726:2012 pada pasal 7.8.6 penentuan simpangan antar lantai tingkat
desain (Δ) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat masa ditingkat teratas dan
terbawah yang ditinjau. Apabila pusat massa tidak terletak segaris dalam arah vertikal, diijinkan
untuk menghitung defleksi didasar tingkat berdasarkan proyeksi vertikal dari pusat massa
tingkat diatasnya. Jika desain tegangan ijin digunakan, simpangan antar lantai tingkat desain
(Δ) harus dihitung menggunakan gaya gempa tingkat kekuatan yang ditetapkan tanpa reduksi
untuk desain tegangan ijin.
Defleksi pusat massa di tingkatx (δx) (mm) harus ditentukan sesuai dengan persamaan
berikut:
Cd × δxe
δx = Ie

Keterangan:
Cd = faktor amplifikasi defleksi
δxe = defleksi pada lokasi yang disyaratkan (selisih defleksi lantai atas dan bawah)
Ie = faktor keutamaan gempa

21 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
e. Pengaruh P-delta
SNI 1726:2012 pada pasal 7.8 menjelaskan bahwa pengaruh P-delta pada geser dan
momen tingkat, gaya dan momen elemen struktur yang dihasilkan, dan simpangan antar lantai
tingkat yang timbul oleh pengaruh ini tidak disyaratkan untuk diperhitungkan bila koefisien
stabilitas (θ) seperti ditentukan oleh persamaan berikut sama dengan atau kurang dari 0,10:
Px × δ × Ie
θ =V × HSx × Cd
x

Keterangan:
Px = Beban desain seismic total pada dan di atas tingkat x (kN)
δ = Simpangan antar lantai (mm)
Ie = Faktor keutamaan gempa
Vx = Gaya geser seismic yang bekerja antara tingkat x dan 1x (kN)
Hsx = Tinggi tingkat di bawah tingkat x (mm)
Cd = Faktor pembesaran defleksi (Cd = 5,5)

Koefisien stabilitas (θ) harus tidak melebihi θmaks , yang ditentukan sebagai berikut :
0.5
θmaks = ≤ 0.25
β × Cd

dimana β adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geser untuk tingkat antara
tingkat x dan x-1. Rasio ini diijinkan secara konservatif diambil sebesar 1,0.
Jika koefisien stabilitas (θ) lebih besar dari 0,10 tetapi kurang dari atau sama dengan
koefisien stabilitas maksimum (θmaks ), faktor peningkatan terkait dengan pengaruh P-delta pada
perpindahan dan gaya komponen struktur harus ditentukan dengan analisis rasional. Sebagai
alternative diijinkan untuk mengalikan perpindahan dan gaya komponen struktur dengan 1,0/(1-
θ).
Jika koefisien stabilitas (θ) lebih besar dari koefisien stabilitas maksimum (θmaks ), struktur
berpotensi tidak stabil dan harus didesain kembali. Jika pengaruh P-delta disertakan dalam
analisis otomatis, persamaan koefisien stabilitas maksimum (θmaks ) masih harus dipenuhi, akan
tetapi, nilai koefisien stabilitas (θ) yang dihitung dari persamaan sebelumnya menggunakan hasil
analisis P-delta diijinkan dibagi dengan (1 + θ) sebelum diperiksa dengan persamaan koefisien
stabilitas maksimum (θmaks ).

3. 8. METODE SPEKTRUM RESPON RAGAM


Spektrum respon ragam yang sudah diinputkan dalam program SAP2000, selanjutnya akan
dilakukan pengaturan Response Spectrum Case Data dengan beberapa ketentuan yaitu sebagai
berikut:
a. Parameter respon ragam menggunakan metode modal combination SRSS (Square Root of The
Sum of Squares) dengan anggapan periode getar struktur yang berjauhan (selisih lebih dari
15%).
b. Faktor skala awal dari sebuah respons spektrum yang diinput dalam program SAP2000 sesuai
dengan manual-booknya yaitu menggunakan rumus Ie × g/R, dimana Ie adalah faktor
keutamaan gempa, g adalah percepatan gravitasi 9.81 m/s2, R adalah koefisien modifikasi
respon.
22 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
c. Faktor redaman struktur bangunan gedung (damping) sebesar 5% sesuai dengan SNI
1726:2012 pasal 6.
a. Kontrol jumlah ragam
Menurut SNI 17 26:2012 pasal 7.9.1 Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang
cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90% dari
massa aktual dalam masing-masing arah horisontal ortogonal dari respons yang ditinjau oleh
model. Metode ritz vector digunakan dalam analisis ragam (mode) mengingat bangunan yang
dirancang bukan merupakan bangunan tingkat tinggi (high rise building) dan analisis yang
dipakai merupakan analisis linier.

b. Kontrol parameter respons ragam dan respons terkombinasi


Parameter respons ragam terkombinasi menggunakan aplikasi SAP2000 mempunyai dua
metode yaitu metode akar kuadrat (SRSS atau Square Root of The Sum of Squares) dan
metode kombinasi kuadrat lengkap (CQC atau Complete Quadratic Combination). Pada SNI
1726:2012 pasal 7.9.3 penggunaan kedua metode tersebut didasarkan pada jarak (selisih) antar
periode getar yang terjadi ada struktur. Jika struktur tersebut tidak beraturan dan jarak antar
periode getar kurang berdekatan (diambil selisih kurang dari 15%) maka digunakan metode
CQC, sedangkan untuk jarak antar periode berjauhan maka digunakan metode SRSS.

c. Kontrol parameter respon ragam


Menurut SNI 1726:2012 pasal 7.9 Dalam analisis respons spektrum, hasil analisis gaya
geser (V) yang dimodelkan setidaknya 85% dari gaya geser pada hitungan yang pertama
(Pasal 7.9.4). Hasil analisis V dari response spectrum dinotasikan sebagai Vd (dinamik)
sedangkan hasil analisis V dari hitungan pertama merupakan V untuk static ekivalen
dinotasikan sebagai VS (static ekivalen),
Syarat, Vd ≥ 85% VS.
Jika hasil tidak sesuai maka dilakukan modifikasi skala respons spektrum dengan
perkalian dari hasil bagi antara Vd / 85%VS dengan skala awal.

d. Distribusi geser horizontal


SNI 1726:2012 pasal 7.9.5 menjelaskan bahwa distribusi geser horizontal harus sesuai
dengan persyaratan distribusi gaya untuk analisis statik pada SNI 1726:2012 Pasal 7.8.4.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam persyaratan ini adalah:

1) Distribusi gaya vertikal atau Fx (kN) dari semua tingkat harus ditentukan dari persamaan
berikut:
Wx × h x k
Fx = Cvx × V, Cvx =
∑ni=1 Wx × hx k

Keterangan:
Cvx = faktor distribusi vertical
V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
Wi, Wx = berat seismik pada tingkat i atau x (kN)
hi, hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)

k adalah eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut:


k = 1 untuk T < 0,5 detik
k = 2 untuk T > 2.5 detik
23 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
k = interpolasi jika 0.5 < T < 2.5

e. Simpangan antar lantai


Simpangan antar lantai untuk analisis statik dan dinamik menurut SNI 1726:2012 pasal
7.8, 7.9, dan 7.12. Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) harus dihitung sebagai
perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang ditinjau. Defleksi
pusat massa di tingkat-x (δ) (mm) harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut:

Cd × δxe
δx =
Ie

Keterangan:
Cd = faktor amplifikasi defleksi
δxe = defleksi pada lokasi yang disyaratkan (selisih defleksi lantai atas dan bawah)
Ie = faktor keutamaan gempa

Simpangan antara lantai tingkat desain (Δ) dibatasi agar tidak melebihi simpangan
antar lantai ijin sebesar (Δa) yang ditentukan berdasarkan ketentuan pada Tabel 2.34 untuk
semua tingkat.

Tabel 3.34 Simpangan antar lantai ijin (Δa) a,b


Kategori resiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser batu
bata, 4 tingkat atau kurang dengan dinding interior,
partisi, langit-langit dan sistem dinding eksterior yang 0,025 hsx c 0,020 hsx 0,015 hsx
telah di desain untuk mengakomodasi simpangan
antar lantai tingkat.

Struktur dinding geser kantilever batu bata d 0,010 hsx 0,010 hsx 0,010 hsx

Struktur dinding geser batu bata lainnya 0,007 hsx 0,007 hsx 0,007 hsx

Semua struktur lainnya 0,020 hsx 0,015 hsx 0,010 hsx


saSA

a hsx adalah tinggi tingkat di bawah tingkat x


b Untuk sistem penahan gaya gempa yang terdiri dari hanya rangka momen dalam kategori
desain seismic D, E, dan F, simpangan antar lantai tingkat ijin harus sesuai dengan
persyaratan sesuai dengan pasal 7.12.1.1 dalam SNI 1726:2012
c Tidak bole ada batasan simpangan antar lantai untuk struktur satu tingkat dengan dinding

interior, partisi, langit-langit, dan sistem dinding eksterior yang telah didesain untuk
mengakomodasi simpangan antar lantai tingkat. Persyaratan pemisahan struktur dalam pasa
7.12.3 melalui SNI 1726:2012 tidak diabaikan.
d Struktur dimana sistem struktur dasar terdiri dari dinding geser batu bata yang didesain

sebagai elemen vertikal kantilever dari dasar atau pendukung fondasinya yang
dikontruksikan sedemikian agar penyaluran momen diantara dinding geser (kopel) dapat
diabaikan.

Setelah dilakukan running program dan dioutputkan nilai simpangan akibat masing-
masing gaya gempa (respons spektrum arah X dana arah Y). Kemudian dilakukan perhitungan
dengan ketentuan sebagai berikut :
Faktor amplifikasi defleksi, Cd = 5.5 (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus)
24 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Faktor keutamaan Gempa, Ie = 1 (Kategori Resiko II)
Batas simpangan, (Δa) = 0.02hsx (2% dari tinggi antar lantai)

f. Pengaruh P-Delta
Pengaruh P-Delta untuk analisis statik dan dinamik diatur menurut SNI 1726:2012 pasal
7.8 dan 7.9. Pengaruh P-delta pada geser dan momen tingkat, gaya dan momen elemen struktur
yang dihasilkan, dan simpangan antar lantai tingkat yang timbul oleh pengaruh ini tidak
disyaratkan untuk diperhitungkan bila koefisien stabilitas (θ) seperti ditentukan oleh persamaan
berikut sama dengan atau kurang dari 0,10:
Px × δ × Ie
θ=
Vx × HSx × Cd
Keterangan:
Px = Beban desain seismic total pada dan di atas tingkat x (kN)
δ = Simpangan antar lantai (mm)
Ie = Faktor keutamaan gempa
Vx = Gaya geser seismic yang bekerja antara tingkat x dan 1x (kN)
Hsx = Tinggi tingkat di bawah tingkat x (mm)
Cd = Faktor pembesaran defleksi (Cd = 5,5)

Koefisien stabilitas (θ) harus tidak melebihi θmaks , yang ditentukan sebagai berikut :
0.5
θmaks = ≤ 0.25
β × Cd

dimana β adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geser untuk tingkat antara
tingkat x dan x-1. Rasio ini diijinkan secara konservatif diambil sebesar 1,0.

g. Ketidakberaturan Struktur
Menurut SNI 1726:2012 pasal 7.8.4 Eksentrisitas dan torsi digunakan untuk mengetahui
ketidakberaturan struktur. Torsi terdiri dari torsi bawaan dan torsi tak terduga. Eksentrisitas dari
torsi tak terduga adalaah eksentrisitas tambahan 5% dari dimensi bangunan masing-masing
arah X dan arah Y.
Struktur yang dirancang untuk kategori desain seismik C, D, E, atau F, di mana tipe 1a
atau 1b ketidakberaturan torsi terjadi harus mempunyai pengaruh yang diperhitungkan dengan
mengalikan torsi di masing-masing tingkat dengan faktor pembesaran torsi (Ax).

Gambar 3.18 Ilustrasi pembesaran momen torsi

25 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Faktor pembesaran torsi (Ax) tidak disyaratkan melebihi 3,0. Ketidakberaturan struktur
terhadap torsi (1a dan 1b) ditentukan dengan syarat:
δMax < 1.2δAvg = Tidak terjadi ketidakbearturan struktur
1.2δAvg < δMax < 1.4δAvg = Terjadi ketidakbearturan torsi 1a
δMax > 1.4δAvg = Terjadi ketidakbearturan torsi 1b

3. 9. KOMBINASI PEMBEBANAN TERHADAP GEMPA


Menurut SNI 1726:2012 pasal 4.2.2 bahwa struktur, komponen-elemen struktur dan elemen–
elemen fondasi harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh
beban-beban terfaktor dengan kombinasi-kombinasi, dengan memerhatikan Faktor redundansi (ρ)
melalui pasal 7.3.4 terhadap pengaruh beban gempa horizontal dan parameter percepatan periode
pendek (SDs) yang dijelaskan pada pasal 7.4.2.1 dan 7.4.2.2.
1.4DL
1.2DL + 1.6LL
1,2DL + 1.0LL
1,2DL + 0,5WD
1,2DL + 1WD + 1LL
(1.2+0.2*SDs)DL + 1LL ± ρ (Ex ± 0.3Ey)
(1.2+0.2*SDs)DL + 1LL ± ρ (0.3Ex ± Ey)
0,9DL + 1,0WD
(0.9-0.2*SDs)DL + 1LL ± ρ (Ex ± 0.3Ey)
(0.9-0.2*SDs)DL + 1LL ± ρ (0.3Ex ± Ey)

3. 10. PERHITUNGAN BALOK, KOLOM DAN PLATD


Penggunaan pasal dalam SNI 2847:2013 untuk struktur beton bertulang termasuk dalam
KDS D yang merupakan struktur yang terletak pada wilayah dengan tingkat resiko tinggi terhadap
gempa, sehingga Rangka pemikul momen di desain sebagai Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK). Persyaratan desain termuat dalam pasal, sebagai berikut:

Tabel 3.44 Persyaratan desain

KOMPONEN PASAL
Analisis dan persyaratan desain 21.1.2 & 21.1.3
Material 21.1.4 s/d 21.1.7
Rangka pemikul momen (Balok dan Kolom) 21.5 & 21.6
Hubungan Balok-Kolom (HBK) 21.7
Dinding struktural 21.9
Pondasi 21.12

26 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
Batasan untuk tebal selimut beton (ts) untuk beton bertulang cor di tempat, menurut SNI
2847:2013 pasal 7.7 sebagai berikut:

Tabel 3.45 Batasan selimut beton (ts)


Kriteria Selimut beton (mm)
Beton berhubungan dengan tanah 75
Beton berhubungan dengan tanah atau cuaca
D19 - D-57 50
D-16 dan yang lebih kecil 40
Beton tidak berhubungan dengan tanah dan cuaca
Slab, dinding, balok usuk:
D-44 - D-57 40
D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok, kolom 40

Perhitungan balok, kolom, dan plat lantai dapat dilihat pada lampiran, berikut beberapa
pedoman yang menjadi acuan dari desain balok, kolom, dan balok.

a. Desain Balok
Desain dan penulangan kolom mengacu pada SNI 2847:2013 tentang persyaratan beton
struktural untuk bangunan Gedung. Balok merupakan struktur yang menahan momen lentur,
geser, dan torsi, perhitungan dilakukan untuk jenis balok tulangan rangkap, Yaitu balok yang
menahan momen tekan dan momen tarik.

Gambar 3.20 Desain balok

Tabel 3.46 Komponen balok


Balok (komponen lentur) – Pasal 21.5
Gaya tekan aksial terfaktor (Pu) Pu ≤ Ag x fc /10
Panjang bentang bersih (ln) terhadap tinggi efektif (d') ln ≥ 4d'
Lebar penampang (bw) terhadap tinggi penampang (h) bw ≥ 0.3h atau 250 mm
Lebar penampang (bw) terhadap lebar kolom (hk) yang sejajar bw ≤ hk atau 3/4 dimensi kolom

27 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
b. DESAIN KOLOM
Kolom merupakan struktur yang menahan gaya tekan aksial dan momen lentur,
perhitungan struktur menggunakan metode diagram interaksi kolom dengan beberapa
kondisi batasan terhadap gaya tekan (P) dan momen (M):
• Sentris
• Eksentrisitas kecil
• Keadaan seimbang
• Momen murni (Pn.0)
• e > eb
• e < eb

Gambar 3.21 Diagram Interaksi Kolom

Gambar 3.22 Desain kolom

Tabel 3.47 Komponen kolom

Kolom (Komponen pemikul lentur dan beban aksial) – Pasal 21.6


Ukuran penampang terkecil, b ≥ 300 mm
Perbandingan antara ukuran terkecil penampang
b / h bangunan ≥ 0.4
terhadap ukuran arah tegak lurus

28 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
c. Desain Plat
Tabel 3.48 Komponen plat
Rasio terhadap luas bruto penampang beton:
Pelat menggunakan tulangan ulir mutu 300 0.002

Pelat menggunakan tulangan ulir atau jaring kawat-las


Tulangan 0.0015
(wire mesh) mutu 400
minimum
Pelat menggunakan tulangan dengan fy>400MPa
0.0018 x 400/fy
regangan 0.35%
Tidak boleh kurang dari 0.0014
Jarak antar maks. 5x tebal plat atau 450 mm
tulangan utama maks. 5x 120-600 mm atau 450 mm

Jarak antar Pada penampang kritis: maks. 2x tebal plat


tulangan susut Daerah rongga/rusuk: 2x150-300mm

3. 11. HUBUNGAN BALOK KOLOM


Menurut SNI 2847:2013 pasal 21.6.2, Untuk menjamin bahwa sendi-sendi plastis tidak terjadi
pada kolom maka harus terpenuhi persyaratan kolom kuat balok lemah. Pengecekan terhadap
kolom kuat balok lemah bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu dihitung secara manual pada
sambungan-sambungan yang kritis atau cara lain dicek dari hasil pemrosesan data program
Numerik yaitu output (yaitu output (beam/column) capacity ratio.
Pada pengecekan secara manual, harus terpenuhi persyaratan berikut :
6
∑(Mc ) ≥ ∑ Mg
5

∑(Mc ) merupakan jumlah Mn dari 2 kolom yang bertemu di joint


∑ Mg merupakan jumlah Mn dari 2 balok yang bertemu di joint

a. Syarat terpenuhi
Daerah hubungan balok-kolom merupakan daerah kritis pada suatu struktur rangka beton
bertulang, yang harus didesain secara khusus untuk berdeformasi inelastik pada saat terjadi
gempa kuat. Sebagai akibat yang timbul dari momen kolom di atas dan di sebelah bawahnya,
serta momenmomen dari balok pada saat memikul beban gempa, daerah hubungan balok-kolom
akan mengalami gaya geser horizontal dan vertikal yang besar.
Gaya geser yang timbul ini besarnya akan menjadi beberapa kali lipat lebih tinggi
daripada gaya geser yang timbul pada balok dan kolom yang terhubung. Akibatnya apabila
daerah hubungan balok-kolom tidak didesain dengan benar, akan menimbulkan keruntuhan
geser yang bersifat getas dan membahayakan pengguna bangunan. Selanjutnya perhitungan
kuat geser daerah pertemuan kolom dan balok dilakukan dengan ketentuan yang diatur dalam
Pasal 21.7.4 SNI 2847:2013.

29 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
LAMPIRAN

30 | P a g e

Rumah Tinggal dan Pemondokan 2 Lantai


Condongcatur, Deppok, Sleman
SAP2000 4/14/23 7:14:09

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - 3-D View - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:19

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Y Plane @ Z=0 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:23

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Y Plane @ Z=2 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:26

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Y Plane @ Z=5,5 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:30

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Y Plane @ Z=8,5 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:42

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=0 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:46

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=2 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:50

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=4,1 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:14:56

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=6,2 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:01

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=8,2 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:07

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=9,7 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:12

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=11,2 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:17

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=12,7 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:22

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=14,7 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:26

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - X-Z Plane @ Y=16,9 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:36

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=0 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:40

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=3,5 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:46

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=6,5 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:51

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=7,5 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:15:56

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=9 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:16:01

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=11 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:16:06

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=12 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:16:12

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Y-Z Plane @ X=16 - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:16:46

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Frame Span Loads (ADL) (As Defined) - KN, m, C Units
SAP2000 4/14/23 7:18:54

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Area Uniform (ADL) (GLOBAL - X) - KN, m, C Units
SAP2000 4/14/23 7:19:26

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Area Uniform (LIVE) (GLOBAL - X) - KN, m, C Units
SAP2000 4/14/23 7:20:20

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Axial Force Diagram (ENVE) - KN, m, C Units
SAP2000 4/14/23 7:20:33

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Shear Force 2-2 Diagram (ENVE) - KN, m, C Units
SAP2000 4/14/23 7:20:47

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Shear Force 3-3 Diagram (ENVE) - KN, m, C Units
SAP2000 4/14/23 7:20:58

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Torsion Diagram (ENVE) - KN, m, C Units


SAP2000 4/14/23 7:21:08

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Moment 2-2 Diagram (ENVE) - KN, m, C Units
SAP2000 4/14/23 7:21:20

SAP2000 v14.2.2 - File:RUMAH 2 LANTAI - Moment 3-3 Diagram (ENVE) - KN, m, C Units
PERHITUNGAN FONDASI FOOTPLAT
KODE F1 BENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

A. DATA FONDASI FOOT PLAT

DATA TANAH
Kedalaman fondasi, Df = 2,00 m
Berat volume tanah, g= 16,18 kN/m
3

Sudut gesek dalam, f= 26,03 


Kohesi, c= 0,22 kPa
2
Tahanan konus rata-rata (hasil pengujian sondir), qc = 200,00 kg/cm

DIMENSI FONDASI
Lebar fondasi arah x, Bx = 1,00 m
Lebar fondasi arah y, By = 1,30 m
Tebal fondasi, h= 0,30 m
Lebar kolom arah x, bx = 0,15 m
Lebar kolom arah y, by = 0,30 m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 30
BAHAN KONSTRUKSI
Kuat tekan beton, f c' = 20,0 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa
3
Berat beton bertulang, gc = 24 kN/m

BEBAN RENCANA FONDASI


Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 275,000 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor, Mux = 27,000 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor, Muy = 23,000 kNm
B. KAPASITAS DUKUNG TANAH

MENURUT MEYERHOF (1956)

Kapasitas dukung tanah menurut Meyerhof (1956) :


qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ]2 * Kd
2
( dalam kg/cm )
dengan, Kd = 1 + 0.33 * Df / B harus  1.33

2
qc = tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi ( kg/cm )
B = lebar fondasi (m) B = By = 1,30 m
Df = Kedalaman fondasi (m) Df = 2,00 m
Kd = 1 + 0.33 * Df / B = 1,50769231 > 1.33
 diambil, Kd = 1,33
2
Tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi, qc = 200,00 kg/cm
qa = qc / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ]2 * Kd = 12,210 kg/cm
2

2
Kapasitas dukung ijin tanah, qa = 1221,01 kN/m

KAPASITAS DUKUNG TANAH YANG DIPAKAI

2
Kapasitas dukung tanah menurut Meyerhof : qa = 1221,01 kN/m
C. KONTROL TEGANGAN TANAH

2
Luas dasar foot plat, A = Bx * By = 1,3000 m
Wx = 1/6 * By * Bx2 =
3
Tahanan momen arah x, 0,2167 m
Wy = 1/6 * Bx * By2 =
3
Tahanan momen arah y, 0,2817 m
Tinggi tanah di atas foot plat, z = Df - h = 1,70 m
2
Tekanan akibat berat foot plat dan tanah, q = h * gc + z * g = 34,706 kN/m

Eksentrisitas pada fondasi :


ex = Mux / Pu = 0,0982 m < Bx / 6 = 0,1667 m (OK)
ey = Muy / Pu = 0,0836 m < By / 6 = 0,2167 m (OK)
Tegangan tanah maksimum yang terjadi pada dasar fondasi :
2
qmax = Pu / A + Mux / Wx + Muy / Wy + q = 452,517 kN/m
qmax < qa  AMAN (OK)
Tegangan tanah minimum yang terjadi pada dasar fondasi :
2
qmin = Pu / A - Mux / Wx - Muy / Wy + q = 39,972 kN/m
qmin > 0 
D. GAYA GESER PADA FOOT PLAT

1. TINJAUAN GESER ARAH X

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,075 m


Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,225 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ax = ( B x - b x - d ) / 2 = 0,313 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah x,
2
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 323,597 kN/m
Gaya geser arah x, Vux = [ qx + ( qmax - qx ) / 2 - q ] * ax * By = 143,549 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = By = 1300 mm
Tebal efektif footplat, d= 225 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = b x / b y = 0,5000
Kuat geser foot plat arah x, diambil nilai terkecil dari V c yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 1090,083 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 784,021 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 436,033 kN
Diambil, kuat geser foot plat,  Vc = 436,033 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 327,025 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
327,025 > 143,549  AMAN (OK)
2. TINJAUAN GESER ARAH Y

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,085 m


Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,215 m
Jarak bid. kritis terhadap sisi luar foot plat, ay = ( B y - b y - d ) / 2 = 0,393 m
Tegangan tanah pada bidang kritis geser arah y,
2
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 327,960 kN/m
Gaya geser arah y, Vuy = [ qy + ( qmax - qy ) / 2 - q ] * ay * Bx = 139,546 kN
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah y, b = Bx = 1000 mm
Tebal efektif footplat, d= 215 mm
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = b x / b y = 0,5000
Kuat geser foot plat arah y, diambil nilai terkecil dari V c yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 801,258 kN
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10-3 = 677,063 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 320,503 kN
Diambil, kuat geser foot plat,  Vc = 320,503 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
Kuat geser foot plat, f * Vc = 240,377 kN
Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
240,377 > 139,546  AMAN (OK)
3. TINJAUAN GESER DUA ARAH (PONS)

Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,085 m


Tebal efektif foot plat, d = h - d' = 0,22 m
Lebar bidang geser pons arah x, cx = b x + d = 0,365 m
Lebar bidang geser pons arah y, cy = b y + d = 0,515 m
Gaya geser pons yang terjadi,
Vup = ( Bx * By - cx * cy ) * [ ( qmax + qmin ) / 2 - q ] = 235,236 kN
2
Luas bidang geser pons, Ap = 2 * ( c x + c y ) * d = 0,378 m
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( c x + c y ) = 1,760 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 0,5000
Tegangan geser pons, diambil nilai terkecil dari fp yang diperoleh dari pers.sbb. :
f p = [ 1 + 2 / bc ] * √ f c ' / 6 = 3,727 MPa
fp = [ as * d / bp + 2 ] * √ fc' / 12 = 2,111 MPa
f p = 1 / 3 * √ f c' = 1,491 MPa
Tegangan geser pons yang disyaratkan, fp = 1,491 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser pons, f = 0,75
3
Kuat geser pons, f * Vnp = f * Ap * fp * 10 = 423,06 kN
Syarat : f * Vnp ≥ Vup
423,064 > 235,236  AMAN (OK)
f * Vnp ≥ Pu
423,064 > 275,000  AMAN (OK)
E. PEMBESIAN FOOTPLAT

1. TULANGAN LENTUR ARAH X

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat, ax = ( B x - b x ) / 2 = 0,425 m


Tegangan tanah pada tepi kolom,
2
qx = qmin + (Bx - ax) / Bx * (qmax - qmin) = 277,185 kN/m

Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,


Mux = 1/2 * ax2 * [ qx + 2/3 * ( qmax - qx ) - q ] * By = 42,192 kNm
Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = By = 1300 mm
Tebal plat fondasi, h= 300 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 75 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 225 mm
Kuat tekan beton, f c' = 20 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,0202381
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5,180
Mn = Mux / f = 52,740 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,80137
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0020
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0,0025
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 731,25 mm

Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm


Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / A s = 236 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 150 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 150 mm
Digunakan tulangan, D 13 - 150
2 2
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s = 1150,35 mm

2. TULANGAN LENTUR ARAH Y

Jarak tepi kolom terhadap sisi luar foot plat, ay = ( B y - b y ) / 2 = 0,500 m


Tegangan tanah pada tepi kolom,
2
qy = qmin + (By - ay) / By * (qmax - qmin) = 293,846 kN/m

Momen yang terjadi pada plat fondasi akibat tegangan tanah,


Muy = 1/2 * ay2 * [ qy + 2/3 * ( qmax - qy ) - q ] * Bx = 45,615 kNm
Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = Bx = 1000 mm
Tebal plat fondasi, h= 300 mm
Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 85 mm
Tebal efektif plat, d = h - d' = 215 mm
Kuat tekan beton, f c' = 20 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa
Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,8
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,01904762
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 4,941
Mn = Muy / f = 57,019 kNm
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1,23351
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0031
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0,0031
2
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 656,18 mm

Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm


2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D * b / As = 202 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 150 mm
Jarak tulangan yang digunakan,  s= 150 mm
Digunakan tulangan, D 13 - 150
2 2
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 * D * b / s = 884,88 mm

3. TULANGAN SUSUT

Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0,0014


2
Luas tulangan susut arah x, Asx = rsmin* d * Bx = 409,500 mm
2
Luas tulangan susut arah y, Asy = rsmin* d * By = 301,000 mm
Diameter tulangan yang digunakan,  10 mm

Jarak tulangan susut arah x, sx = p / 4 * 2 * By / Asx = 249 mm


Jarak tulangan susut maksimum arah x, sx,max = 150 mm
Jarak tulangan susut arah x yang digunakan,  sx = 150 mm
2
Jarak tulangan susut arah y, sy = p / 4 *  * Bx / Asy = 261 mm
Jarak tulangan susut maksimum arah y, sy,max = 150 mm
Jarak tulangan susut arah y yang digunakan,  sy = 150 mm
Digunakan tulangan susut arah x,  10 - 150
Digunakan tulangan susut arah y,  10 - 150
spColumn v6.00
Computer program for the Strength Design of Reinforced Concrete Sections
Copyright - 1988-2023, STRUCTUREPOINT, LLC.
All rights reserved

y
x

Licensee stated below acknowledges that STRUCTUREPOINT (SP) is not and cannot be responsible for either the accuracy or adequacy of the material supplied
as input for processing by the spColumn computer program. Furthermore, STRUCTUREPOINT neither makes any warranty expressed nor implied with respect to
the correctness of the output prepared by the spColumn program. Although STRUCTUREPOINT has endeavored to produce spColumn error free the program is
not and cannot be certified infallible. The final and only responsibility for analysis, design and engineering documents is the licensee's. Accordingly,
STRUCTUREPOINT disclaims all responsibility in contract, negligence or other tort for any analysis, design or engineering documents prepared in connection with
the use of the spColumn program. Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 2
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
d:\2. job\perijinan\2023\7. rumah dan pemondokan\laporan str\4. desain kolom\analisis\k1.col 06:47

Contents
1. General Information ............................................................................................................................................... 3
2. Material Properties................................................................................................................................................. 3
2.1. Concrete ......................................................................................................................................................... 3
2.2. Steel ............................................................................................................................................................... 3
3. Section................................................................................................................................................................... 3
3.1. Shape and Properties..................................................................................................................................... 3
3.2. Section Figure ................................................................................................................................................ 4
4. Reinforcement ....................................................................................................................................................... 4
4.1. Bar Set: ASTM 615M ..................................................................................................................................... 4
4.2. Confinement and Factors ............................................................................................................................... 4
4.3. Arrangement................................................................................................................................................... 4
4.4. Bars Provided ................................................................................................................................................. 5
5. Factored Loads and Moments with Corresponding Capacities ............................................................................. 5

List of Figures
Figure 1: Column section........................................................................................................................................... 4
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 3
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
d:\2. job\perijinan\2023\7. rumah dan pemondokan\laporan str\4. desain kolom\analisis\k1.col 06:47

1. General Information
File Name d:\2. job\perijinan\2023\7. rumah
dan p...\k1.col
Project RUMAH DAN PEMONDOKAN 2
LANTAI
Column K1
Engineer ---
Code ACI 318-14
Bar Set ASTM 615M
Units Metric
Run Option Investigation
Run Axis Biaxial
Slenderness Not Considered
Column Type Structural

2. Material Properties
2.1. Concrete
Type Standard
f'c 20 MPa
Ec 21019 MPa
fc 17 MPa
εu 0.003 mm/mm
β1 0.85

2.2. Steel
Type Standard
fy 240 MPa
Es 200000 MPa
εyt 0.0012 mm/mm

3. Section
3.1. Shape and Properties
Type Rectangular
Width 150 mm
Depth 300 mm
Ag 45000 mm2
Ix 3.375e+008 mm4
Iy 8.4375e+007 mm4
rx 86.6025 mm
ry 43.3013 mm
Xo 0 mm
Yo 0 mm
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 4
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
d:\2. job\perijinan\2023\7. rumah dan pemondokan\laporan str\4. desain kolom\analisis\k1.col 06:47

3.2. Section Figure

y
x

Rectangular 150 x 1.72% reinf.


300 mm

Figure 1: Column section

4. Reinforcement
4.1. Bar Set: ASTM 615M
Bar Diameter Area Bar Diameter Area Bar Diameter Area
mm mm2 mm mm2 mm mm2
#10 9.50 71.00 #13 12.70 129.00 #16 15.90 199.00
#19 19.10 284.00 #22 22.20 387.00 #25 25.40 510.00
#29 28.70 645.00 #32 32.30 819.00 #36 35.80 1006.00
#43 43.00 1452.00 #57 57.30 2581.00

4.2. Confinement and Factors


Confinement type Tied
For #32 bars or less #10 ties
For larger bars #13 ties

Capacity Reduction Factors


Axial compression, (a) 0.8
Tension controlled ɸ, (b) 0.9
Compression controlled ɸ, (c) 0.65

4.3. Arrangement
Pattern Sides different
Bar layout Rectangular
Cover to Transverse bars
Clear cover ---
Bars ---
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 5
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
d:\2. job\perijinan\2023\7. rumah dan pemondokan\laporan str\4. desain kolom\analisis\k1.col 06:47

Total steel area, As 774 mm2


Rho 1.72 %
Minimum clear spacing 45 mm

4.4. Bars Provided


Bars Cover
mm
Top 2 #13 30
Bottom 2 #13 30
Left 1 #13 30
Right 1 #13 30

5. Factored Loads and Moments with Corresponding Capacities


No Pu Mux Muy ɸMnx ɸMny ɸMn/Mu NA dt Depth εt ɸ
Depth
kN kNm kNm kNm kNm mm mm
1 275.00 24.00 0.00 26.47 0.00 1.103 184 254 0.00114 0.650
2 275.00 0.00 7.00 0.00 11.78 1.683 88 104 0.00056 0.650
P ( kN)
700

(Pmax) (Pmax)

y
x

1
150 x 300 mm

Code: ACI 318-14

Units: Metric

Run axis: Biaxial

Run option: Investigation

Slenderness: Not considered -35 35


Column type: Structural M (0°) ( kNm)

Bars: ASTM A615M

Date: 04/14/23
(Pmin) (Pmin)
Time: 06:48:00 -200

STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 (TM). Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396

File: d:\2. job\perijinan\2023\7. rumah dan pemondokan\laporan str\4. desain kolom\analisis\k1.col


Project: RUMAH DAN PEMONDOKAN 2 LANTAI
Column: K1 Engineer:
f'c = 20 MPa fy = 240 MPa Ag = 45000 mm^2 6 #13 bars
Ec = 21019 MPa Es = 200000 MPa As = 774 mm^2 rho = 1.72%
fc = 17 MPa e_yt = 0.0012 mm/mm Xo = 0 mm Ix = 3.38e+008 mm^4
e_u = 0.003 mm/mm Yo = 0 mm Iy = 8.44e+007 mm^4
Beta1 = 0.85 Min clear spacing = 45 mm Clear cover = 39 mm
Confinement: Tied
phi(a) = 0.8, phi(b) = 0.9, phi(c) = 0.65
P ( kN)
700

(Pmax) (Pmax)

y
x

2
150 x 300 mm

Code: ACI 318-14

Units: Metric

Run axis: Biaxial

Run option: Investigation

Slenderness: Not considered -15 25


Column type: Structural M (90°) ( kNm)

Bars: ASTM A615M

Date: 04/14/23
(Pmin) (Pmin)
Time: 06:48:07 -200

STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 (TM). Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396

File: d:\2. job\perijinan\2023\7. rumah dan pemondokan\laporan str\4. desain kolom\analisis\k1.col


Project: RUMAH DAN PEMONDOKAN 2 LANTAI
Column: K1 Engineer:
f'c = 20 MPa fy = 240 MPa Ag = 45000 mm^2 6 #13 bars
Ec = 21019 MPa Es = 200000 MPa As = 774 mm^2 rho = 1.72%
fc = 17 MPa e_yt = 0.0012 mm/mm Xo = 0 mm Ix = 3.38e+008 mm^4
e_u = 0.003 mm/mm Yo = 0 mm Iy = 8.44e+007 mm^4
Beta1 = 0.85 Min clear spacing = 45 mm Clear cover = 39 mm
Confinement: Tied
phi(a) = 0.8, phi(b) = 0.9, phi(c) = 0.65
spColumn v6.00
Computer program for the Strength Design of Reinforced Concrete Sections
Copyright - 1988-2022, STRUCTUREPOINT, LLC.
All rights reserved

y
x

Licensee stated below acknowledges that STRUCTUREPOINT (SP) is not and cannot be responsible for either the accuracy or adequacy of the material supplied
as input for processing by the spColumn computer program. Furthermore, STRUCTUREPOINT neither makes any warranty expressed nor implied with respect to
the correctness of the output prepared by the spColumn program. Although STRUCTUREPOINT has endeavored to produce spColumn error free the program is
not and cannot be certified infallible. The final and only responsibility for analysis, design and engineering documents is the licensee's. Accordingly,
STRUCTUREPOINT disclaims all responsibility in contract, negligence or other tort for any analysis, design or engineering documents prepared in connection with
the use of the spColumn program. Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 2
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 02/12/2022
d:\2. job\perijinan\2022\pak sulis\4. vika\laporan str\4. desain kolom\analisis\kp.col 09:18

Contents
1. General Information ............................................................................................................................................... 3
2. Material Properties................................................................................................................................................. 3
2.1. Concrete ......................................................................................................................................................... 3
2.2. Steel ............................................................................................................................................................... 3
3. Section................................................................................................................................................................... 3
3.1. Shape and Properties..................................................................................................................................... 3
3.2. Section Figure ................................................................................................................................................ 4
4. Reinforcement ....................................................................................................................................................... 4
4.1. Bar Set: ASTM 615M ..................................................................................................................................... 4
4.2. Confinement and Factors ............................................................................................................................... 4
4.3. Arrangement................................................................................................................................................... 4
5. Factored Loads and Moments with Corresponding Capacities ............................................................................. 5

List of Figures
Figure 1: Column section........................................................................................................................................... 4
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 3
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 02/12/2022
d:\2. job\perijinan\2022\pak sulis\4. vika\laporan str\4. desain kolom\analisis\kp.col 09:18

1. General Information
File Name d:\2. job\perijinan\2022\pak
sulis\4. v...\kp.col
Project RUMAH 2 LANTAI
Column KP
Engineer ---
Code ACI 318-14
Bar Set ASTM 615M
Units Metric
Run Option Investigation
Run Axis Biaxial
Slenderness Not Considered
Column Type Structural

2. Material Properties
2.1. Concrete
Type Standard
f'c 20 MPa
Ec 21019 MPa
fc 17 MPa
εu 0.003 mm/mm
β1 0.85

2.2. Steel
Type Standard
fy 240 MPa
Es 200000 MPa
εyt 0.0012 mm/mm

3. Section
3.1. Shape and Properties
Type Rectangular
Width 150 mm
Depth 150 mm
Ag 22500 mm2
Ix 4.21875e+007 mm4
Iy 4.21875e+007 mm4
rx 43.3013 mm
ry 43.3013 mm
Xo 0 mm
Yo 0 mm
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 4
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 02/12/2022
d:\2. job\perijinan\2022\pak sulis\4. vika\laporan str\4. desain kolom\analisis\kp.col 09:18

3.2. Section Figure

y
x

Rectangular 150 x 150 mm 1.26% reinf.

Figure 1: Column section

4. Reinforcement
4.1. Bar Set: ASTM 615M
Bar Diameter Area Bar Diameter Area Bar Diameter Area
mm mm2 mm mm2 mm mm2
#10 9.50 71.00 #13 12.70 129.00 #16 15.90 199.00
#19 19.10 284.00 #22 22.20 387.00 #25 25.40 510.00
#29 28.70 645.00 #32 32.30 819.00 #36 35.80 1006.00
#43 43.00 1452.00 #57 57.30 2581.00

4.2. Confinement and Factors


Confinement type Tied
For #32 bars or less #10 ties
For larger bars #13 ties

Capacity Reduction Factors


Axial compression, (a) 0.8
Tension controlled ɸ, (b) 0.9
Compression controlled ɸ, (c) 0.65

4.3. Arrangement
Pattern All sides equal
Bar layout Rectangular
Cover to Transverse bars
Clear cover 15 mm
Bars 4 #10
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 5
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 02/12/2022
d:\2. job\perijinan\2022\pak sulis\4. vika\laporan str\4. desain kolom\analisis\kp.col 09:18

Total steel area, As 284 mm2


Rho 1.26 %
Minimum clear spacing 82 mm

5. Factored Loads and Moments with Corresponding Capacities


No Pu Mux Muy ɸMnx ɸMny ɸMn/Mu NA dt Depth εt ɸ
Depth
kN kNm kNm kNm kNm mm mm
1 166.00 0.00 2.00 0.00 5.67 2.837 108 121 0.00036 0.650
2 166.00 2.00 0.00 5.67 0.00 2.837 108 121 0.00036 0.650
P ( kN)
300
(Pmax) (Pmax)

y
x

150 x 150 mm

Code: ACI 318-14

Units: Metric

Run axis: Biaxial

Run option: Investigation


-8 8
Slenderness: Not considered
M (90°) ( kNm)
Column type: Structural

Bars: ASTM A615M


(Pmin) (Pmin)
Date: 12/02/22

Time: 09:18:42 -100

STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 (TM). Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396

File: d:\2. job\perijinan\2022\pak sulis\4. vika\laporan str\4. desain kolom\analisis\kp.col


Project: RUMAH 2 LANTAI
Column: KP Engineer:
f'c = 20 MPa fy = 240 MPa Ag = 22500 mm^2 4 #10 bars
Ec = 21019 MPa Es = 200000 MPa As = 284 mm^2 rho = 1.26%
fc = 17 MPa e_yt = 0.0012 mm/mm Xo = 0 mm Ix = 4.22e+007 mm^4
e_u = 0.003 mm/mm Yo = 0 mm Iy = 4.22e+007 mm^4
Beta1 = 0.85 Min clear spacing = 82 mm Clear cover = 25 mm
Confinement: Tied
phi(a) = 0.8, phi(b) = 0.9, phi(c) = 0.65
P ( kN)
300
(Pmax) (Pmax)

y
x

150 x 150 mm

Code: ACI 318-14

Units: Metric

Run axis: Biaxial

Run option: Investigation


-8 8
Slenderness: Not considered
M (0°) ( kNm)
Column type: Structural

Bars: ASTM A615M


(Pmin) (Pmin)
Date: 12/02/22

Time: 09:18:48 -100

STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 (TM). Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396

File: d:\2. job\perijinan\2022\pak sulis\4. vika\laporan str\4. desain kolom\analisis\kp.col


Project: RUMAH 2 LANTAI
Column: KP Engineer:
f'c = 20 MPa fy = 240 MPa Ag = 22500 mm^2 4 #10 bars
Ec = 21019 MPa Es = 200000 MPa As = 284 mm^2 rho = 1.26%
fc = 17 MPa e_yt = 0.0012 mm/mm Xo = 0 mm Ix = 4.22e+007 mm^4
e_u = 0.003 mm/mm Yo = 0 mm Iy = 4.22e+007 mm^4
Beta1 = 0.85 Min clear spacing = 82 mm Clear cover = 25 mm
Confinement: Tied
phi(a) = 0.8, phi(b) = 0.9, phi(c) = 0.65
spColumn v6.00
Computer program for the Strength Design of Reinforced Concrete Sections
Copyright - 1988-2023, STRUCTUREPOINT, LLC.
All rights reserved

y
x

Licensee stated below acknowledges that STRUCTUREPOINT (SP) is not and cannot be responsible for either the accuracy or adequacy of the material supplied
as input for processing by the spColumn computer program. Furthermore, STRUCTUREPOINT neither makes any warranty expressed nor implied with respect to
the correctness of the output prepared by the spColumn program. Although STRUCTUREPOINT has endeavored to produce spColumn error free the program is
not and cannot be certified infallible. The final and only responsibility for analysis, design and engineering documents is the licensee's. Accordingly,
STRUCTUREPOINT disclaims all responsibility in contract, negligence or other tort for any analysis, design or engineering documents prepared in connection with
the use of the spColumn program. Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 2
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
D:\2. JOB\Perijinan\2023\7. Rumah dan Pemondokan\LAPORAN STR\4. Desain kolom\analisis\K2.col 06:49

Contents
1. General Information ............................................................................................................................................... 3
2. Material Properties................................................................................................................................................. 3
2.1. Concrete ......................................................................................................................................................... 3
2.2. Steel ............................................................................................................................................................... 3
3. Section................................................................................................................................................................... 3
3.1. Shape and Properties..................................................................................................................................... 3
3.2. Section Figure ................................................................................................................................................ 4
4. Reinforcement ....................................................................................................................................................... 4
4.1. Bar Set: ASTM 615M ..................................................................................................................................... 4
4.2. Confinement and Factors ............................................................................................................................... 4
4.3. Arrangement................................................................................................................................................... 4
5. Factored Loads and Moments with Corresponding Capacities ............................................................................. 5

List of Figures
Figure 1: Column section........................................................................................................................................... 4
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 3
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
D:\2. JOB\Perijinan\2023\7. Rumah dan Pemondokan\LAPORAN STR\4. Desain kolom\analisis\K2.col 06:49

1. General Information
File Name D:\2. JOB\Perijinan\2023\7.
Rumah dan P...\K2.col
Project RUMAH DAN PEMONDOKAN 2
LANTAI
Column K1
Engineer ---
Code ACI 318-14
Bar Set ASTM 615M
Units Metric
Run Option Investigation
Run Axis Biaxial
Slenderness Not Considered
Column Type Structural

2. Material Properties
2.1. Concrete
Type Standard
f'c 20 MPa
Ec 21019 MPa
fc 17 MPa
εu 0.003 mm/mm
β1 0.85

2.2. Steel
Type Standard
fy 240 MPa
Es 200000 MPa
εyt 0.0012 mm/mm

3. Section
3.1. Shape and Properties
Type Rectangular
Width 200 mm
Depth 200 mm
Ag 40000 mm2
Ix 1.33333e+008 mm4
Iy 1.33333e+008 mm4
rx 57.735 mm
ry 57.735 mm
Xo 0 mm
Yo 0 mm
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 4
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
D:\2. JOB\Perijinan\2023\7. Rumah dan Pemondokan\LAPORAN STR\4. Desain kolom\analisis\K2.col 06:49

3.2. Section Figure

y
x

Rectangular 200 x 200 mm 1.42% reinf.

Figure 1: Column section

4. Reinforcement
4.1. Bar Set: ASTM 615M
Bar Diameter Area Bar Diameter Area Bar Diameter Area
mm mm2 mm mm2 mm mm2
#10 9.50 71.00 #13 12.70 129.00 #16 15.90 199.00
#19 19.10 284.00 #22 22.20 387.00 #25 25.40 510.00
#29 28.70 645.00 #32 32.30 819.00 #36 35.80 1006.00
#43 43.00 1452.00 #57 57.30 2581.00

4.2. Confinement and Factors


Confinement type Tied
For #32 bars or less #10 ties
For larger bars #13 ties

Capacity Reduction Factors


Axial compression, (a) 0.8
Tension controlled ɸ, (b) 0.9
Compression controlled ɸ, (c) 0.65

4.3. Arrangement
Pattern Equal spacing
Bar layout Rectangular
Cover to Transverse bars
Clear cover 30 mm
Bars 8 #10
STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 Page | 5
Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396 14/04/2023
D:\2. JOB\Perijinan\2023\7. Rumah dan Pemondokan\LAPORAN STR\4. Desain kolom\analisis\K2.col 06:49

Total steel area, As 568 mm2


Rho 1.42 %
Minimum clear spacing 46 mm

5. Factored Loads and Moments with Corresponding Capacities


No Pu Mux Muy ɸMnx ɸMny ɸMn/Mu NA dt Depth εt ɸ
Depth
kN kNm kNm kNm kNm mm mm
1 150.00 0.00 7.00 0.00 15.81 2.259 77 156 0.00305 0.772
2 150.00 5.00 0.00 15.81 0.00 3.163 77 156 0.00305 0.772
P ( kN)
600

(Pmax) (Pmax)

y
x

200 x 200 mm
1
Code: ACI 318-14

Units: Metric

Run axis: Biaxial

Run option: Investigation


-16 16
Slenderness: Not considered
M (90°) ( kNm)
Column type: Structural

Bars: ASTM A615M


(Pmin) (Pmin)
Date: 04/14/23

Time: 06:50:15 -200

STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 (TM). Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396

File: D:\2. JOB\Perijinan\2023\7. Rumah dan Pemondokan\LAPORAN STR\4. Desain kolom\analisis\K2.col


Project: RUMAH DAN PEMONDOKAN 2 LANTAI
Column: K1 Engineer:
f'c = 20 MPa fy = 240 MPa Ag = 40000 mm^2 8 #10 bars
Ec = 21019 MPa Es = 200000 MPa As = 568 mm^2 rho = 1.42%
fc = 17 MPa e_yt = 0.0012 mm/mm Xo = 0 mm Ix = 1.33e+008 mm^4
e_u = 0.003 mm/mm Yo = 0 mm Iy = 1.33e+008 mm^4
Beta1 = 0.85 Min clear spacing = 46 mm Clear cover = 39 mm
Confinement: Tied
phi(a) = 0.8, phi(b) = 0.9, phi(c) = 0.65
P ( kN)
600

(Pmax) (Pmax)

y
x

200 x 200 mm
2
Code: ACI 318-14

Units: Metric

Run axis: Biaxial

Run option: Investigation


-16 16
Slenderness: Not considered
M (0°) ( kNm)
Column type: Structural

Bars: ASTM A615M


(Pmin) (Pmin)
Date: 04/14/23

Time: 06:50:21 -200

STRUCTUREPOINT - spColumn v6.00 (TM). Licensed to: jefri, UMY. License ID: -23396

File: D:\2. JOB\Perijinan\2023\7. Rumah dan Pemondokan\LAPORAN STR\4. Desain kolom\analisis\K2.col


Project: RUMAH DAN PEMONDOKAN 2 LANTAI
Column: K1 Engineer:
f'c = 20 MPa fy = 240 MPa Ag = 40000 mm^2 8 #10 bars
Ec = 21019 MPa Es = 200000 MPa As = 568 mm^2 rho = 1.42%
fc = 17 MPa e_yt = 0.0012 mm/mm Xo = 0 mm Ix = 1.33e+008 mm^4
e_u = 0.003 mm/mm Yo = 0 mm Iy = 1.33e+008 mm^4
Beta1 = 0.85 Min clear spacing = 46 mm Clear cover = 39 mm
Confinement: Tied
phi(a) = 0.8, phi(b) = 0.9, phi(c) = 0.65
Sloof S1 15x25
1. DATA STRUKTUR

Bahan Struktur :
Kuat tekan beton, fc' = 20,00 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan geser, fy = 280 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 250 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, P= 8 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 25 mm
Fakor reduksi kekuatan (trial awal) f= 0,65
Jarak sisi kolom kanan = 5000 mm
Jarak sisi kolom kiri = 5000 mm
Lebar kolom = 300 mm
2
Luas bruto Ag= 37500 mm
p = 3,141592654
MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Tumpuan dengan Momen Negativ Mu - = 8 kNm
Tumpuan dengan Momen Positif Mu+ = 4 kNm
Lapangan dengan Momen Negatif Mu - = 3,5 kNm
Lapangan dengan Momen Positif Mu+ = 7 kNm
Pu Pu= 3 kNm

2. Ketentuan Komponen Struktur


A. Gaya aksial tekan terfaktor tidak melebihi 0,1 Agfc' (Pasal 21.5.1.1)
0,1 Agfc' = 75 kN
Syarat 0,1 Agfc' > Pu -
75 > 3 (OKE)
B. Bentang bersih tidak kurang dari 4 kali tinggi efektif (Pasal 21.5.1.2)
Bentang Bersih ln = 4400 mm
Tinggi efektif de = 212 mm
ln > 4 de -
4400 > 848 (OKE)
C. Perbandingan lebar trhdp tinggi balok tdk boleh kurang dari 0,3 (Pasal 21.5.1.3)
b / d ratio = 0,6
b/d > 0,3 -
0,6 > 0,3 (OKE)
D. Lebar balok
Tidak kurang dari 250 (Pasal 21.5.1.3)
b > 250 -
150 > 150 (OKE)
b < lebar kolom + 3/4d(kiri kolom) + 3/4d (kanan kolom )
(Pasal 21.5.1.4)
150 < 7800 (OKE)
3. Perhitungan Tulangan Longitudinal
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0,907142857
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
A. Kondisi 1 , Tumpuan dengan Momen Negativ
Nilai Mu Mu= 8 kNm
Tinggi efektif d= 212 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 399,8587
24,1413
a= 24,1413 mm
C = a / beta c= 28,40147672 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 146,5719 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,0796 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0,0000 mm
2
As Terpasang = 157,0796 mm
2
d efektif X= 38 = 212 mm
-
2
As min = 84,65114486 mm
4 fy = 1680
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 106,000 mm
2
Sehingga As minimum As min= 106 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,49 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 106 mm

a 25,8719395 mm
c = a / beta c = 30,4376 mm
= 0,018 mm
Karena Et =0,004 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dilakukan interpolasi. faktor reduksi = 0,9

= 11,820 kNm

Mu = 8 f Mn= 11,819646 -
(f MN > Mu) (OKE)
B. Kondisi 2 , Tumpuan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 4 kNm
Tinggi efektif d= 212 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 412,2934
11,7066
a= 11,7066 mm
C = a / beta c= 13,77 mm
Ts = Cc
Asfy = 0,85fc'ab
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 71,07566578 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0 mm
2
As Terpasang = 157,080 mm
2
d efektif = 212 mm
-
2
As min = 84,65 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) = 106,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 106,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,5 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 106 mm

a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,44 mm
= 0,0179 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 11,8196 kNm

Mu = 4 f Mn= 11,8196 -
(f MN > Mu) (OKE)
C. Kondisi 3, Lapangan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 7 kNm
Tinggi efektif d= 212 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85 mm
f Mn > Mu 403,0433
20,9567
a= 20,9567 mm
C = a / beta c= 24,6549 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 127,237 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0 mm
2
As Terpasang = 157,080 mm
2
d efektif = 212 mm
-
2
As min = 84,65 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 106,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 106,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,49 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 106 mm

a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,4376 mm
= 0,02 mm
Karena Et <0,002 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,65 faktor reduksi= 0,9

= 11,819646 kNm

Mu = 7 f Mn= 11,819646 -
(f MN > Mu) (OKE)
D. Kondisi 4 , Lapangan dengan Momen Negatif
Nilai Mu Mu= 3,5 kNm
Tinggi efektif d= 212 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 413,7939
10,2061
a= 10,2061 mm
C = a / beta c= 12,0072 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 62,0 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
0 D 10 As = 0,000 mm
2
As Terpasang = 157,1 mm
2
d efektif = 212 mm
-
2
As min = 84,65 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 106,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 106,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,49 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 106 mm
a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,44 mm
= 0,018 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 11,8 kNm

Mu = 3,5 f Mn= 11,8 -


(f MN > Mu) (OKE)
4. Perhitungan Tulangan Sengkang (Pasal 21.5.4.2. )
A. Kondisi 1, (Tumpuan Momen Negatif)
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 32,3399 mm
Mpr 1 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 1= 16,149 kNm
B. Kondisi 2, (Tumpuan Momen Positif))
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 32,340 mm
Mpr 2 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 2= 16,149 kNm
C. Gaya geser desain (Pasal 21.5.4.2.)
Vu = 6 kN
ln = 4,4 m
Vsway = (Mpr 1+Mpr 2)/ln = 7,340671802 kN
Total reaksi geser di kiri balok = -1,340671802 kN
Total reaksi geser di kanan balok = 13,3406718 kN
Persyaratan :
1. Gaya geser Vsway melebihi 1/2 atau lebih kuat geser perlu maks Vu
Vsway = 7,3406718 > 1/2 Vu = 3,0000 atau 6,6703
= (OKE) (OKE)
2. Gaya tekan aksial terfaktor kurang dari Agfc'/20
Agfc'/20= 37,5 Pu= 3
= (OKE)
Maka gaya geser beton tidak diabaikan :
a . Perhitungan tulangan geser pada tumpuan
Vn = Vu f/
f = 0,75
Vu Vu = 6 kN
Vc Vc = 23,70232056 kN
Vs=( Vu /f ) - Vc Vs = -15,702 kN
Vs maks= 94,80928225 kN
Vs = -15,702 Vs maks= 94,8092822 (OKE)
2 D 8 = -
S (Jarak antar sengkang) = 100 mm
2
Av =0,25*3,14*10^2*4 = 100,531 mm
Vs' = (Avfyd)/s = 59,6752 kN
Vs'= 59,6752 Vs = -15,702 = (OKE)
Hoops dengan jarak 2h h= 250 = 500 mm
d/4 = 53 mm
22 6 x diameter tulangan longitudinal terkecil = 132 mm
12 24 x diameter hoop = 288 mm
150 mm = 100 mm
Jarak maksi hoop, Smaks = 53 mm
Jarak maks sengkang d/2 Smaks= 106 mm
b . Perhitungan tulangan geser pada Lapangan
Vu = 3 kN
Digunakan : -
2 D 8 = -
2
Av =0,25*3,14*13^2*4 = 100,53 mm
Jarak antar sengkang s= 150
Vs = (Avfyd)/s Vs= 59,67518077 kN
Vs= 59,6751808 > 3 = OKE

c. Pengaruh puntir / torsi


Jika Tu kurang dari Torsi Nominal maka pengaruh Torsi diabaikan
2
Acp = 37500 mm
Pcp = 800 mm
l = 1
f = 0,75

Tc= 0,49 kN
Tu = 86,2997 Tc = 0,49 = (ditinjau torsi balok)
d. Kontrol dimensi balok terhadap torsi
Tcr= 2,6204 kN
Tu = 2 4 x Tcr = 10,4816 = (dimensi balok oke)
e. Perhitungan Kebutuhan sengkang berdasarkan pengaruh torsi
Tebal selimut beton = 25 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Lebar Balok = 150 mm
Tinggi Balok = 250 mm
2
Aoh = 24725 mm
2
Ao = 21016,3 mm
kN
3E+06 11868000 kN
At /s = 0,224693855 mm
1. Tumpuan
2 D 8
2
Luas sengkang As= 100,53 mm
Jarak sengkang S = 100 mm
At/s = 1,01
(OKE)
1. Lapangan
2 D 8
2
Luas sengkang As= 100,53 mm
Jarak sengkang S = 150 mm
At/s = 0,67
(OKE)
f. Perhitungan Kuat Tekan Beton terhadap Gaya Puntir Arah Horizontal
Vc= 28,510 kN
Dengan Ph = = 400 mm
0,0256
5,9257E-13 0,16 (oke) 2,806265312
3,74168708

g. Kebutuhan Tulangan Longitudinal Minimum Terhadap Pengaruh Puntir


53,92652511 mm2
1010588,47
2
4800 = -195,6346331 mm
210,539265
Luas Tulangan Terkecil : 157,0796
157,0796
157,080
= 314,1593 mm2
157,080
157,080
157,1
Luas tulangan longitudinal yang dipasang telah mampu
= OKE
menahan puntir
FINISH
Sloof S2 15x20
1. DATA STRUKTUR

Bahan Struktur :
Kuat tekan beton, fc' = 20,00 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan geser, fy = 280 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 200 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, P= 6 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 25 mm
Fakor reduksi kekuatan (trial awal) f= 0,65
Jarak sisi kolom kanan = 5000 mm
Jarak sisi kolom kiri = 5000 mm
Lebar kolom = 300 mm
2
Luas bruto Ag= 30000 mm
p = 3,141592654
MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Tumpuan dengan Momen Negativ Mu - = 5 kNm
Tumpuan dengan Momen Positif Mu+ = 2,5 kNm
Lapangan dengan Momen Negatif Mu - = 3 kNm
Lapangan dengan Momen Positif Mu+ = 6 kNm
Pu Pu= 2 kNm

2. Ketentuan Komponen Struktur


A. Gaya aksial tekan terfaktor tidak melebihi 0,1 Agfc' (Pasal 21.5.1.1)
0,1 Agfc' = 60 kN
Syarat 0,1 Agfc' > Pu -
60 > 2 (OKE)
B. Bentang bersih tidak kurang dari 4 kali tinggi efektif (Pasal 21.5.1.2)
Bentang Bersih ln = 4400 mm
Tinggi efektif de = 164 mm
ln > 4 de -
4400 > 656 (OKE)
C. Perbandingan lebar trhdp tinggi balok tdk boleh kurang dari 0,3 (Pasal 21.5.1.3)
b / d ratio = 0,75
b/d > 0,3 -
0,75 > 0,3 (OKE)
D. Lebar balok
Tidak kurang dari 250 (Pasal 21.5.1.3)
b > 250 -
150 > 150 (OKE)
b < lebar kolom + 3/4d(kiri kolom) + 3/4d (kanan kolom )
(Pasal 21.5.1.4)
150 < 7800 (OKE)
3. Perhitungan Tulangan Longitudinal
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0,907142857
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
A. Kondisi 1 , Tumpuan dengan Momen Negativ
Nilai Mu Mu= 5 kNm
Tinggi efektif d= 164 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 308,4397
19,5603
a= 19,5603 mm
C = a / beta c= 23,01215609 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 118,7592 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,0796 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0,0000 mm
2
As Terpasang = 157,0796 mm
2
d efektif X= 36 = 164 mm
-
2
As min = 65,48484791 mm
4 fy = 1680
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 82,000 mm
2
Sehingga As minimum As min= 82 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,64 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 82 mm

a 25,8719395 mm
c = a / beta c = 30,4376 mm
= 0,013 mm
Karena Et =0,004 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dilakukan interpolasi. faktor reduksi = 0,9

= 8,970 kNm

Mu = 5 f Mn= 8,969593141 -
(f MN > Mu) (OKE)
B. Kondisi 2 , Tumpuan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 2,5 kNm
Tinggi efektif d= 164 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 318,5296
9,4704
a= 9,4704 mm
C = a / beta c= 11,14 mm
Ts = Cc
Asfy = 0,85fc'ab
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 57,49863178 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0 mm
2
As Terpasang = 157,080 mm
2
d efektif = 164 mm
-
2
As min = 65,48 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) = 82,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 82,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,6 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 82 mm

a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,44 mm
= 0,0132 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 8,9696 kNm

Mu = 2,5 f Mn= 8,9696 -


(f MN > Mu) (OKE)
C. Kondisi 3, Lapangan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 6 kNm
Tinggi efektif d= 164 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85 mm
f Mn > Mu 304,2005
23,7995
a= 23,7995 mm
C = a / beta c= 27,9994 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 144,497 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0 mm
2
As Terpasang = 157,080 mm
2
d efektif = 164 mm
-
2
As min = 65,48 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 82,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 82,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,64 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 82 mm

a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,4376 mm
= 0,01 mm
Karena Et <0,002 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,65 faktor reduksi= 0,9

= 8,969593141 kNm

Mu = 6 f Mn= 8,969593141 -
(f MN > Mu) (OKE)
D. Kondisi 4 , Lapangan dengan Momen Negatif
Nilai Mu Mu= 3 kNm
Tinggi efektif d= 164 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 316,5650
11,4350
a= 11,4350 mm
C = a / beta c= 13,4529 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 69,4 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
0 D 10 As = 0,000 mm
2
As Terpasang = 157,1 mm
2
d efektif = 164 mm
-
2
As min = 65,48 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 82,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 82,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,64 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 82 mm
a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,44 mm
= 0,013 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 9,0 kNm

Mu = 3 f Mn= 9,0 -
(f MN > Mu) (OKE)
4. Perhitungan Tulangan Sengkang (Pasal 21.5.4.2. )
A. Kondisi 1, (Tumpuan Momen Negatif)
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 32,3399 mm
Mpr 1 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 1= 12,191 kNm
B. Kondisi 2, (Tumpuan Momen Positif))
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 32,340 mm
Mpr 2 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 2= 12,191 kNm
C. Gaya geser desain (Pasal 21.5.4.2.)
Vu = 5 kN
ln = 4,4 m
Vsway = (Mpr 1+Mpr 2)/ln = 5,541396009 kN
Total reaksi geser di kiri balok = -0,541396009 kN
Total reaksi geser di kanan balok = 10,54139601 kN
Persyaratan :
1. Gaya geser Vsway melebihi 1/2 atau lebih kuat geser perlu maks Vu
Vsway = 5,541396 > 1/2 Vu = 2,5000 atau 5,2707
= (OKE) (OKE)
2. Gaya tekan aksial terfaktor kurang dari Agfc'/20
Agfc'/20= 30 Pu= 2
= (OKE)
Maka gaya geser beton tidak diabaikan :
a . Perhitungan tulangan geser pada tumpuan
Vn = Vu f/
f = 0,75
Vu Vu = 5 kN
Vc Vc = 18,33575742 kN
Vs=( Vu /f ) - Vc Vs = -11,669 kN
Vs maks= 73,34302966 kN
Vs = -11,669 Vs maks= 73,3430297 (OKE)
2 D 6 = -
S (Jarak antar sengkang) = 150 mm
2
Av =0,25*3,14*10^2*4 = 56,549 mm
Vs' = (Avfyd)/s = 17,3114 kN
Vs'= 17,3114 Vs = -11,669 = (OKE)
Hoops dengan jarak 2h h= 200 = 400 mm
d/4 = 41 mm
22 6 x diameter tulangan longitudinal terkecil = 132 mm
12 24 x diameter hoop = 288 mm
150 mm = 150 mm
Jarak maksi hoop, Smaks = 41 mm
Jarak maks sengkang d/2 Smaks= 82 mm
b . Perhitungan tulangan geser pada Lapangan
Vu = 2,5 kN
Digunakan : -
2 D 6 = -
2
Av =0,25*3,14*13^2*4 = 56,55 mm
Jarak antar sengkang s= 150
Vs = (Avfyd)/s Vs= 25,96714824 kN
Vs= 25,9671482 > 2,5 = OKE

c. Pengaruh puntir / torsi


Jika Tu kurang dari Torsi Nominal maka pengaruh Torsi diabaikan
2
Acp = 30000 mm
Pcp = 700 mm
l = 1
f = 0,75

Tc= 0,36 kN
Tu = 86,2997 Tc = 0,36 = (ditinjau torsi balok)
d. Kontrol dimensi balok terhadap torsi
Tcr= 1,9166 kN
Tu = 1 4 x Tcr = 7,6665 = (dimensi balok oke)
e. Perhitungan Kebutuhan sengkang berdasarkan pengaruh torsi
Tebal selimut beton = 25 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Lebar Balok = 150 mm
Tinggi Balok = 200 mm
2
Aoh = 18975 mm
2
Ao = 16128,8 mm
kN
1E+06 9108000 kN
At /s = 0,146391451 mm
1. Tumpuan
2 D 10
2
Luas sengkang As= 157,08 mm
Jarak sengkang S = 150 mm
At/s = 1,05
(OKE)
1. Lapangan
2 D 10
2
Luas sengkang As= 157,08 mm
Jarak sengkang S = 150 mm
At/s = 1,05
(OKE)
f. Perhitungan Kuat Tekan Beton terhadap Gaya Puntir Arah Horizontal
Vc= 22,808 kN
Dengan Ph = = 300 mm
0,02777778
2,4022E-13 0,166666667 (oke) 2,806265312
3,74168708

g. Kebutuhan Tulangan Longitudinal Minimum Terhadap Pengaruh Puntir


26,35046113 mm2
808470,779
2
4800 = -173,2984654 mm
168,431412
Luas Tulangan Terkecil : 157,0796
157,0796
157,080
= 314,1593 mm2
157,080
157,080
157,1
Luas tulangan longitudinal yang dipasang telah mampu
= OKE
menahan puntir
FINISH
Balok B1 15x30
1. DATA STRUKTUR

Bahan Struktur :
Kuat tekan beton, fc' = 20,00 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan geser, fy = 280 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 300 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 13 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, P= 8 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 25 mm
Fakor reduksi kekuatan (trial awal) f= 0,65
Jarak sisi kolom kanan = 5000 mm
Jarak sisi kolom kiri = 5000 mm
Lebar kolom = 300 mm
2
Luas bruto Ag= 45000 mm
p = 3,141592654
MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Tumpuan dengan Momen Negativ Mu - = 18 kNm
Tumpuan dengan Momen Positif Mu+ = 9 kNm
Lapangan dengan Momen Negatif Mu - = 6,5 kNm
Lapangan dengan Momen Positif Mu+ = 13 kNm
Pu Pu= 3 kNm

2. Ketentuan Komponen Struktur


A. Gaya aksial tekan terfaktor tidak melebihi 0,1 Agfc' (Pasal 21.5.1.1)
0,1 Agfc' = 90 kN
Syarat 0,1 Agfc' > Pu -
90 > 3 (OKE)
B. Bentang bersih tidak kurang dari 4 kali tinggi efektif (Pasal 21.5.1.2)
Bentang Bersih ln = 4400 mm
Tinggi efektif de = 260,5 mm
ln > 4 de -
4400 > 1042 (OKE)
C. Perbandingan lebar trhdp tinggi balok tdk boleh kurang dari 0,3 (Pasal 21.5.1.3)
b / d ratio = 0,5
b/d > 0,3 -
0,5 > 0,3 (OKE)
D. Lebar balok
Tidak kurang dari 250 (Pasal 21.5.1.3)
b > 250 -
150 > 150 (OKE)
b < lebar kolom + 3/4d(kiri kolom) + 3/4d (kanan kolom )
(Pasal 21.5.1.4)
150 < 7800 (OKE)
3. Perhitungan Tulangan Longitudinal
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0,907142857
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
A. Kondisi 1 , Tumpuan dengan Momen Negativ
Nilai Mu Mu= 18 kNm
Tinggi efektif d= 260,5 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 475,3041
45,6959
a= 45,6959 mm
C = a / beta c= 53,75990533 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 277,4395 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 13 As = 265,4646 mm
2
Baris 2= 0 D 13 As = 0,0000 mm
2
As Terpasang = 265,4646 mm
2
d efektif X= 39,5 = 260,5 mm
-
2
As min = 104,0170907 mm
4 fy = 1680
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 130,250 mm
2
Sehingga As minimum As min= 130,25 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,68 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 130,25 mm

a 43,72357776 mm
c = a / beta c = 51,4395 mm
= 0,012 mm
Karena Et =0,004 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dilakukan interpolasi. faktor reduksi = 0,9

= 23,946 kNm

Mu = 18 f Mn= 23,94629709 -
(f MN > Mu) (OKE)
B. Kondisi 2 , Tumpuan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 9 kNm
Tinggi efektif d= 260,5 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 499,2478
21,7522
a= 21,7522 mm
C = a / beta c= 25,59 mm
Ts = Cc
Asfy = 0,85fc'ab
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 132,0668079 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 13 As = 265,465 mm
2
Baris 2= 0 D 13 As = 0 mm
2
As Terpasang = 265,465 mm
2
d efektif = 260,5 mm
-
2
As min = 104,02 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) = 130,25 mm
2
Sehingga As minimum As min= 130,25 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,7 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 130,25 mm

a 43,724 mm
c = a / beta c = 51,44 mm
= 0,0122 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 23,9463 kNm

Mu = 9 f Mn= 23,9463 -
(f MN > Mu) (OKE)
C. Kondisi 3, Lapangan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 13 kNm
Tinggi efektif d= 260,5 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85 mm
f Mn > Mu 488,9162
32,0838
a= 32,0838 mm
C = a / beta c= 37,7456 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 194,794 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 13 As = 265,465 mm
2
Baris 2= 0 D 13 As = 0 mm
2
As Terpasang = 265,465 mm
2
d efektif = 260,5 mm
-
2
As min = 104,02 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 130,25 mm
2
Sehingga As minimum As min= 130,25 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,68 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 130,25 mm

a 43,724 mm
c = a / beta c = 51,4395 mm
= 0,01 mm
Karena Et <0,002 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,65 faktor reduksi= 0,9

= 23,94629709 kNm

Mu = 13 f Mn= 23,94629709 -
(f MN > Mu) (OKE)
D. Kondisi 4 , Lapangan dengan Momen Negatif
Nilai Mu Mu= 6,5 kNm
Tinggi efektif d= 260,5 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 505,4839
15,5161
a= 15,5161 mm
C = a / beta c= 18,2542 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 94,2 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 13 As = 265,465 mm
2
0 D 13 As = 0,000 mm
2
As Terpasang = 265,5 mm
2
d efektif = 260,5 mm
-
2
As min = 104,02 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 130,25 mm
2
Sehingga As minimum As min= 130,25 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,68 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 130,25 mm
a 43,724 mm
c = a / beta c = 51,44 mm
= 0,012 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 23,9 kNm

Mu = 6,5 f Mn= 23,9 -


(f MN > Mu) (OKE)
4. Perhitungan Tulangan Sengkang (Pasal 21.5.4.2. )
A. Kondisi 1, (Tumpuan Momen Negatif)
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 54,6545 mm
Mpr 1 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 1= 32,497 kNm
B. Kondisi 2, (Tumpuan Momen Positif))
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 54,654 mm
Mpr 2 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 2= 32,497 kNm
C. Gaya geser desain (Pasal 21.5.4.2.)
Vu = 13 kN
ln = 4,4 m
Vsway = (Mpr 1+Mpr 2)/ln = 14,77137844 kN
Total reaksi geser di kiri balok = -1,771378441 kN
Total reaksi geser di kanan balok = 27,77137844 kN
Persyaratan :
1. Gaya geser Vsway melebihi 1/2 atau lebih kuat geser perlu maks Vu
Vsway = 14,771378 > 1/2 Vu = 6,5000 atau 13,8857
= (OKE) (OKE)
2. Gaya tekan aksial terfaktor kurang dari Agfc'/20
Agfc'/20= 45 Pu= 3
= (OKE)
Maka gaya geser beton tidak diabaikan :
a . Perhitungan tulangan geser pada tumpuan
Vn = Vu f/
f = 0,75
Vu Vu = 13 kN
Vc Vc = 29,12478541 kN
Vs=( Vu /f ) - Vc Vs = -11,791 kN
Vs maks= 116,4991416 kN
Vs = -11,791 Vs maks= 116,499142 (OKE)
2 D 8 = -
S (Jarak antar sengkang) = 100 mm
2
Av =0,25*3,14*10^2*4 = 100,531 mm
Vs' = (Avfyd)/s = 73,3273 kN
Vs'= 73,3273 Vs = -11,791 = (OKE)
Hoops dengan jarak 2h h= 300 = 600 mm
d/4 = 65,125 mm
22 6 x diameter tulangan longitudinal terkecil = 132 mm
12 24 x diameter hoop = 288 mm
150 mm = 100 mm
Jarak maksi hoop, Smaks = 65,125 mm
Jarak maks sengkang d/2 Smaks= 130,25 mm
b . Perhitungan tulangan geser pada Lapangan
Vu = 6,5 kN
Digunakan : -
2 D 8 = -
2
Av =0,25*3,14*13^2*4 = 100,53 mm
Jarak antar sengkang s= 150
Vs = (Avfyd)/s Vs= 73,32728581 kN
Vs= 73,3272858 > 6,5 = OKE

c. Pengaruh puntir / torsi


Jika Tu kurang dari Torsi Nominal maka pengaruh Torsi diabaikan
2
Acp = 45000 mm
Pcp = 900 mm
l = 1
f = 0,75

Tc= 0,63 kN
Tu = 86,2997 Tc = 0,63 = (ditinjau torsi balok)
d. Kontrol dimensi balok terhadap torsi
Tcr= 3,3541 kN
Tu = 4 4 x Tcr = 13,4164 = (dimensi balok oke)
e. Perhitungan Kebutuhan sengkang berdasarkan pengaruh torsi
Tebal selimut beton = 25 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Lebar Balok = 150 mm
Tinggi Balok = 300 mm
2
Aoh = 30475 mm
2
Ao = 25903,8 mm
kN
5E+06 14628000 kN
At /s = 0,364597575 mm
1. Tumpuan
2 D 10
2
Luas sengkang As= 157,08 mm
Jarak sengkang S = 100 mm
At/s = 1,57
(OKE)
1. Lapangan
2 D 10
2
Luas sengkang As= 157,08 mm
Jarak sengkang S = 150 mm
At/s = 1,05
(OKE)
f. Perhitungan Kuat Tekan Beton terhadap Gaya Puntir Arah Horizontal
Vc= 34,212 kN
Dengan Ph = = 500 mm
0,08345679
1,6047E-12 0,288888889 (oke) 2,806265312
3,74168708

g. Kebutuhan Tulangan Longitudinal Minimum Terhadap Pengaruh Puntir


109,3792726 mm2
1212706,17
2
4800 = -190,0941172 mm
252,647118
Luas Tulangan Terkecil : 265,4646
265,4646
265,465
= 530,9292 mm2
265,465
265,465
265,5
Luas tulangan longitudinal yang dipasang telah mampu
= OKE
menahan puntir
FINISH
Balok B2 15x25
1. DATA STRUKTUR

Bahan Struktur :
Kuat tekan beton, fc' = 20,00 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan geser, fy = 280 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 250 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, P= 6 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 25 mm
Fakor reduksi kekuatan (trial awal) f= 0,65
Jarak sisi kolom kanan = 5000 mm
Jarak sisi kolom kiri = 5000 mm
Lebar kolom = 300 mm
2
Luas bruto Ag= 37500 mm
p = 3,141592654
MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
Tumpuan dengan Momen Negativ Mu - = 7,5 kNm
Tumpuan dengan Momen Positif Mu+ = 3,75 kNm
Lapangan dengan Momen Negatif Mu - = 2,75 kNm
Lapangan dengan Momen Positif Mu+ = 5,5 kNm
Pu Pu= 2 kNm

2. Ketentuan Komponen Struktur


A. Gaya aksial tekan terfaktor tidak melebihi 0,1 Agfc' (Pasal 21.5.1.1)
0,1 Agfc' = 75 kN
Syarat 0,1 Agfc' > Pu -
75 > 2 (OKE)
B. Bentang bersih tidak kurang dari 4 kali tinggi efektif (Pasal 21.5.1.2)
Bentang Bersih ln = 4400 mm
Tinggi efektif de = 214 mm
ln > 4 de -
4400 > 856 (OKE)
C. Perbandingan lebar trhdp tinggi balok tdk boleh kurang dari 0,3 (Pasal 21.5.1.3)
b / d ratio = 0,6
b/d > 0,3 -
0,6 > 0,3 (OKE)
D. Lebar balok
Tidak kurang dari 250 (Pasal 21.5.1.3)
b > 250 -
150 > 150 (OKE)
b < lebar kolom + 3/4d(kiri kolom) + 3/4d (kanan kolom )
(Pasal 21.5.1.4)
150 < 7800 (OKE)
3. Perhitungan Tulangan Longitudinal
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0,907142857
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
A. Kondisi 1 , Tumpuan dengan Momen Negativ
Nilai Mu Mu= 7,5 kNm
Tinggi efektif d= 214 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 405,6931
22,3069
a= 22,3069 mm
C = a / beta c= 26,24346805 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 135,4350 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,0796 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0,0000 mm
2
As Terpasang = 157,0796 mm
2
d efektif X= 36 = 214 mm
-
2
As min = 85,44974057 mm
4 fy = 1680
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 107,000 mm
2
Sehingga As minimum As min= 107 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,49 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 107 mm

a 25,8719395 mm
c = a / beta c = 30,4376 mm
= 0,018 mm
Karena Et =0,004 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dilakukan interpolasi. faktor reduksi = 0,9

= 11,938 kNm

Mu = 7,5 f Mn= 11,9383982 -


(f MN > Mu) (OKE)
B. Kondisi 2 , Tumpuan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 3,75 kNm
Tinggi efektif d= 214 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 417,1529
10,8471
a= 10,8471 mm
C = a / beta c= 12,76 mm
Ts = Cc
Asfy = 0,85fc'ab
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 65,8572084 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0 mm
2
As Terpasang = 157,080 mm
2
d efektif = 214 mm
-
2
As min = 85,45 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) = 107,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 107,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,5 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 107 mm

a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,44 mm
= 0,0181 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 11,9384 kNm

Mu = 3,75 f Mn= 11,9384 -


(f MN > Mu) (OKE)
C. Kondisi 3, Lapangan dengan Momen Positif
Nilai Mu Mu= 5,5 kNm
Tinggi efektif d= 214 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85 mm
f Mn > Mu 411,8876
16,1124
a= 16,1124 mm
C = a / beta c= 18,9558 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 97,825 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
Baris 2= 0 D 10 As = 0 mm
2
As Terpasang = 157,080 mm
2
d efektif = 214 mm
-
2
As min = 85,45 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 107,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 107,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,49 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 107 mm

a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,4376 mm
= 0,02 mm
Karena Et <0,002 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,65 faktor reduksi= 0,9

= 11,9383982 kNm

Mu = 5,5 f Mn= 11,9383982 -


(f MN > Mu) (OKE)
D. Kondisi 4 , Lapangan dengan Momen Negatif
Nilai Mu Mu= 2,75 kNm
Tinggi efektif d= 214 mm
Untuk : fc' > 30 MPa, -
b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 b1 = 0,85
f Mn > Mu 420,1013
7,8987
a= 7,8987 mm
C = a / beta c= 9,2926 mm
Ts = Cc -
Asfy = 0,85fc'ab -
2
As = ( 0,85fc'ab ) / fy As = 48,0 mm
Dicoba : -
2
Baris 1= 2 D 10 As = 157,080 mm
2
0 D 10 As = 0,000 mm
2
As Terpasang = 157,1 mm
2
d efektif = 214 mm
-
2
As min = 85,45 mm
-
Tidak kurang dari : 1,4 bw*(d/fy) (Pasal 21.5.2.1) = 107,00 mm
2
Sehingga As minimum As min= 107,00 mm
As Terpasang > As minimum = (OKE)
Rasio Tulangan Mkasimum (Pasal 21.5.2.1) = 2,5 %
Rasio Tulangan terpasang= As/bd = 0,49 %
Rasio Tulangan Terpasang < Rasio Tulangan Maks (OKE)
Menghitung Kapasitas BALOK, Asumsi Tulangan Tarik Sudah Leleh
ab = 107 mm
a 25,872 mm
c = a / beta c = 30,44 mm
= 0,018 mm
Karena Et >0,005 maka nilai faktor reduksi berdasarkan grafik regangan tulangan tarik
dan faktor reduksi sebesar 0,9 faktor reduksi= 0,9

= 11,9 kNm

Mu = 2,75 f Mn= 11,9 -


(f MN > Mu) (OKE)
4. Perhitungan Tulangan Sengkang (Pasal 21.5.4.2. )
A. Kondisi 1, (Tumpuan Momen Negatif)
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 32,3399 mm
Mpr 1 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 1= 16,314 kNm
B. Kondisi 2, (Tumpuan Momen Positif))
apr = 1,25Asfy/0,85fc'b apr= 32,340 mm
Mpr 2 = 1,25Asfy x (d-apr/2) Mpr 2= 16,314 kNm
C. Gaya geser desain (Pasal 21.5.4.2.)
Vu = 5,5 kN
ln = 4,4 m
Vsway = (Mpr 1+Mpr 2)/ln = 7,415641626 kN
Total reaksi geser di kiri balok = -1,915641626 kN
Total reaksi geser di kanan balok = 12,91564163 kN
Persyaratan :
1. Gaya geser Vsway melebihi 1/2 atau lebih kuat geser perlu maks Vu
Vsway = 7,4156416 > 1/2 Vu = 2,7500 atau 6,4578
= (OKE) (OKE)
2. Gaya tekan aksial terfaktor kurang dari Agfc'/20
Agfc'/20= 37,5 Pu= 2
= (OKE)
Maka gaya geser beton tidak diabaikan :
a . Perhitungan tulangan geser pada tumpuan
Vn = Vu f/
f = 0,75
Vu Vu = 5,5 kN
Vc Vc = 23,92592736 kN
Vs=( Vu /f ) - Vc Vs = -16,593 kN
Vs maks= 95,70370944 kN
Vs = -16,593 Vs maks= 95,7037094 (OKE)
2 D 6 = -
S (Jarak antar sengkang) = 100 mm
2
Av =0,25*3,14*10^2*4 = 56,549 mm
Vs' = (Avfyd)/s = 33,8840 kN
Vs'= 33,8840 Vs = -16,593 = (OKE)
Hoops dengan jarak 2h h= 250 = 500 mm
d/4 = 53,5 mm
22 6 x diameter tulangan longitudinal terkecil = 132 mm
12 24 x diameter hoop = 288 mm
150 mm = 100 mm
Jarak maksi hoop, Smaks = 53,5 mm
Jarak maks sengkang d/2 Smaks= 107 mm
b . Perhitungan tulangan geser pada Lapangan
Vu = 2,75 kN
Digunakan : -
2 D 6 = -
2
Av =0,25*3,14*13^2*4 = 56,55 mm
Jarak antar sengkang s= 150
Vs = (Avfyd)/s Vs= 33,88396172 kN
Vs= 33,8839617 > 2,75 = OKE

c. Pengaruh puntir / torsi


Jika Tu kurang dari Torsi Nominal maka pengaruh Torsi diabaikan
2
Acp = 37500 mm
Pcp = 800 mm
l = 1
f = 0,75

Tc= 0,49 kN
Tu = 86,2997 Tc = 0,49 = (ditinjau torsi balok)
d. Kontrol dimensi balok terhadap torsi
Tcr= 2,6204 kN
Tu = 2 4 x Tcr = 10,4816 = (dimensi balok oke)
e. Perhitungan Kebutuhan sengkang berdasarkan pengaruh torsi
Tebal selimut beton = 25 mm
Diameter sengkang = 10 mm
Lebar Balok = 150 mm
Tinggi Balok = 250 mm
2
Aoh = 24725 mm
2
Ao = 21016,3 mm
kN
3E+06 11868000 kN
At /s = 0,224693855 mm
1. Tumpuan
2 D 10
2
Luas sengkang As= 157,08 mm
Jarak sengkang S = 100 mm
At/s = 1,57
(OKE)
1. Lapangan
2 D 10
2
Luas sengkang As= 157,08 mm
Jarak sengkang S = 150 mm
At/s = 1,05
(OKE)
f. Perhitungan Kuat Tekan Beton terhadap Gaya Puntir Arah Horizontal
Vc= 28,510 kN
Dengan Ph = = 400 mm
0,02151111
5,9257E-13 0,146666667 (oke) 2,806265312
3,74168708

g. Kebutuhan Tulangan Longitudinal Minimum Terhadap Pengaruh Puntir


53,92652511 mm2
1010588,47
2
4800 = -195,6346331 mm
210,539265
Luas Tulangan Terkecil : 157,0796
157,0796
157,080
= 314,1593 mm2
157,080
157,080
157,1
Luas tulangan longitudinal yang dipasang telah mampu
= OKE
menahan puntir
FINISH
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) PL1 TEBAL 12 CM

A. DATA BAHAN STRUKTUR

Kuat tekan beton, fc' = 20 MPa


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 280 MPa

B. DATA PLAT LANTAI

Panjang bentang plat arah x, Lx = 4,00 m


Panjang bentang plat arah y, Ly = 4,00 m
Tebal plat lantai, h= 120 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 1,00 KOEFISIEN MOMEN PLAT
DUA ARAH karena Ly / Lx < 2

Diameter tulangan yang digunakan, = 8 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 15 mm

C. BEBAN PLAT LANTAI


MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
+/- +/- +/-
Nilai Mu diambil dari Sap dengan M11 , M22 atau M12 yang terbesar,
dengan pengisiian dimutlak (positif)

Mu = 5,3 kNm/m

D. PENULANGAN PLAT

Untuk : fc' ≤ 28 MPa, b1 = 0,85


Untuk : fc' > 28MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0,85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,0352
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [ 1 – ½* 0.75 * rb * fy / ( 0.85 * fc') ] = 5,7833
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,90
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 19,0 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 101,0 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m,  b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 5,889 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10-6 / ( b * d2 ) = 0,57729
Rn < Rmax  (OK!)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc' / fy * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc' ) ] = 0,0021

Rasio tulangan minimum, ρ min = (√fc' / rmin = 0,0040


4*fy) atau( 1,4 /fy)
atau 0,0050
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0,0021 mm
2

Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 211,90 mm


2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 *  * b / As = 237 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 240 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 200
2
Digunakan tulangan, 8 - 200 mm
2
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 *  * b / s = 251
PERHITUNGAN PLAT TANGGA PT TEBAL 15 CM

A. DATA BAHAN STRUKTUR

Kuat tekan beton, fc' = 20 MPa


Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 280 MPa

B. DATA PLAT LANTAI

Panjang bentang plat arah x, Lx = 1,00 m


Panjang bentang plat arah y, Ly = 4,00 m
Tebal plat lantai, h= 150 mm
Koefisien momen plat untuk : Ly / Lx = 4,00 KOEFISIEN MOMEN PLAT
DUA ARAH karena Ly / Lx < 2

Diameter tulangan yang digunakan, = 13 mm


Tebal bersih selimut beton, ts = 15 mm

C. BEBAN PLAT LANTAI


MOMEN PLAT AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
+/- +/- +/-
Nilai Mu diambil dari Sap dengan M11 , M22 atau M12 yang terbesar,
dengan pengisiian dimutlak (positif)

Mu = 18 kNm/m

D. PENULANGAN PLAT

Untuk : fc' ≤ 28 MPa, b1 = 0,85


Untuk : fc' > 28MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 28) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0,85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,0352
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [ 1 – ½* 0.75 * rb * fy / ( 0.85 * fc') ] = 5,7833
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,90
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  / 2 = 21,5 mm
Tebal efektif plat lantai, d = h - ds = 128,5 mm
Ditinjau plat lantai selebar 1 m,  b= 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 20,000 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10-6 / ( b * d2 ) = 1,21122
Rn < Rmax  (OK!)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc' / fy * [ 1 -  [ 1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc' ) ] = 0,0045

Rasio tulangan minimum, ρ min = (√fc' / rmin = 0,0040


4*fy) atau( 1,4 /fy)
atau 0,0050
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0,0040 mm
2

Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 513,10 mm


2
Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 *  * b / As = 259 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 2 * h = 300 mm
Jarak tulangan maksimum, smax = 150 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 150 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 150
2
Digunakan tulangan,  13 - 150 mm
2
Luas tulangan terpakai, As = p / 4 *  * b / s = 885

Anda mungkin juga menyukai