Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PERANCANGAN STRUKTUR BAJA

(TSP-306)

Dikerjakan oleh :

I Gusti Ayu Sindhuwidiasih Indrawati Pidada 2013091014


Kevin Anthony 2013091007

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
TANGERANG SELATAN
MEI 2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
BAB I PENJELASAN UMUM ................................................................................... 1
BAB II PERHITUNGAN BEBAN ............................................................................... 2
2.1 Beban Gording ..........................................................................................
2
2.1.1 Perhitungan Beban........................................................................... 3
2.2 Beban Kuda – kuda................................................................................... 7
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR .................................................... 11
3.1 Model Struktur dengan Menggunakan Program SAP2000 ...................... 11
3.2 Kombinasi Beban...................................................................................... 13
3.3 Perhitungan Dimensi Batang Tarik........................................................... 14
3.3.1 Perhitungan Batang Bawah (2L 75.75.6) ...................................... 16
3.3.2 Perhitungan Batang Vertikal (L 75.75.6) ...................................... 18
3.3.3 Perhitungan Batang Vertikal (2L 75.75.6) .................................... 20
3.4 Perhitungan Dimensi Batang Tekan ......................................................... 22
3.4.1 Perhitungan Batang Atas (2L 75.75.6) dan Batang Diagonal
(2L 75.75.6)................................................................................... 23
3.4.2 Perhitungan Batang Diagonal (L 75.75.6) ....................................
28
3.5 Perhitungan Dimensi
Gording .................................................................. 30
BAB IV PERHITUNGAN SAMBUNGAN................................................................... 37
3.6 Perhitungan Dimensi
4.1 Perhitungan Sambungan Baut...................................................................
Sagrod 37
.................................................................... 36
4.2 Perhitungan Angkur dan Base Plate .........................................................
40

i
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB I PENJELASAN UMUM

BAB I
PENJELASAN UMUM

1. Nama proyek : Museum HiTech PT. Future Shop


2. Lokasi : Gading Serpong, Banten.
3. Tipe struktur : Struktur Baja
Perhitungan Struktur Baja Mengacu pada Peraturan
SNI-1727-2013 dan SNI-1729-2015.
4. Fungsi Bangunan : Rangka Atap
5. Material :
 Baja (ASTM 36) : Fy = 250 MPa (kuat leleh
minimum) Fu = 450 MPa (kuat putus
minimum)
 Baut E = 200.000 MPa (Modulus
elastisitas)
Sambungan structural (elemen struktur) Baut HTB ASTM A325
(kuat putus fub = 120 ksi = 825 MPa)
Anchor Bolt ASTM A-36 (kuat leleh) min. 240 MPa

 Rebar (besi beton) : Fy = 400 MPa for D ≥ 10 mm


Fy = 240 MPa for D ≥ 8 mm
6. Peraturan / standard :
a. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, SNI-1727-2013
b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI-1729-2015
7. Software / Perangkat Lunak : SAP 2000 dan Autocad

1
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

BAB II
PERHITUNGAN BEBAN

Pada bab ini akan dipaparkan data dan perhitungan untuk pembebanan pada
gording struktur atap.
2.1 Beban Gording

Gambar 2.1. Denah rangka atap.

Gambar 2.2. Struktur rangka atap baja.

 Panjang Kuda-Kuda : 15 meter


 Jarak Antar Gording (L1) : 1,21 meter
 Jarak Antar Kuda-Kuda : 5 meter
 Jenis Penutup Atap : Seng (5 mm)

2
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

 Berat Penutup Atap : 10 Kg/m2


 Kemiringan Atap : 28,07o
 Tekanan Tiup Angin : 40 Kg/m2
 Total panjang L (S1) : 37,89106 m
 Total panjang 2L (S2) : 50,02282 m

Struktur gording rangka atap ini menggunakan profil baja channel dengan dimensi
200.75.20.2,8 dan data sebagai berikut:

Ix : 950000 mm4
Iy : 220000 mm4
Zx : 19100 mm3
Zy : 7100 mm3

Gambar 2.3. Profil channel 200.75.20.2,8.

2.1.1 Perhitungan Beban

 Beban Mati

Berat Sendiri Gording = 4,87 kg/m


Berat Penutup Atap = Berat jenis atap × L1
= 10 kg/m2 × 1,21 m
= 12,1 kg/m
Berat Sagrod = 10% × (B. s. gording + Berat penutup atap)
= 10 % × (4,87 kg/m + 12,1 kg/m)
= 1,701 kg/m
Beban Mati = Berat gording + Berat atap + Berat SagRod
= 4,87 kg/m + 12,1 kg/m + 1,701 kg/m
= 18,71 kg/m

 Beban Hidup

3
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

Beban Pekerja = 100 kg

 Beban Hujan

Berdasarkan pasal 8,3 SNI-1727-2013,


Beban Hujan
= 0,0098 × (ds + dh)

= 0,0098 × (50 mm)


= 0,49 kN/m2
 Beban Angin
V (kecepatan angin) = 5,6 m/s
Berdasarkan SNI-1727-2013,
Kd (faktor arah angin) = 0,85 (pasal 26.6, Sistem Penahan Angin Utama)
Kz (kategori eksposur) = 0,76 (pasal 26.7, tinggi bangunan 12,2 m)
Kzt (faktor topografi) = 1 (pasal 26.8, dibangun pada dataran rata)
qz (tekanan velositas) = 0,613 Kz Kzt K d V2 (pasal 27.3.2)

= 0,613 (0,76)(1) (0,85) (5,62)


= 1046,6017 N/m2
Maka,
P = qGCp − qi(GCPi)
G = 0,85 (pasal 26.9)
GCPi (Koe. tekanan Internal) = +0,18 dan − 0,18 (Pasal 26.11-1)

Sebelum menentukan beban angin ketika datang dan pergi, terlebih dahulu tentukan
nilai cp (koefisien tekanan atap). Sesuai pada SNI-1727-2013 pasal 27.4.1 cp angin
datang dan angin pergi ditentukan dari 2 (dua) komponen, yakni : sudut (θ) dan h/L.

Gambar 2.4. Tabel dalam menentukan nilai cp


4
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

Proyek ini memiliki sudut (θ) sebesar 28,07o dan h/L sebesar 0,813 m. Untuk
menentukan cp di sisi angin datang diperlukan interpolasi sehingga di dapatkan :
0
CP 0.5
24 26 28 30 32
-0.2 y = 0.02x - 0.8
y = 0.04x - 1.5 CP >1
-0.4
Linear (CP
0.5)
-0.6

Gambar 2.5. Grafik interpolasi h/L terhadap sudut


untuk cp atas.

0
0 1 1.5 tetha 28.07
0.5

-0.2 Linear (tetha


28.07)
y = -0.2772x - 0.1
-0.4
Gambar 2.6. Grafik interpolasi h/L terhadap tetha 28,07 o untuk cp atas.

0.4

0.2 y = 0.04x - 1 cp >1


Linear (cp >1)
0
24 26 28 30 32

Gambar 2.7. Grafik interpolasi h/L terhadap cp lebih dari 1 untuk cp bawah.

0.4 y = -0.1544x + 0.2772 Tetha 28.07


0.2
0 Linear (Tetha
0 0.5 1 1.5 28.07)

Gambar 2.8. Grafik interpolasi h/L terhadap cp lebih dari 1 untuk cp Bawah.

5
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

ANGIN DATANG
Tetha
ATAS
25 30 28.07
0.5 -0.3 -0.2 -0.2386
cp 1 -0.5 -0.3 -0.3772
0.813333 -0.32546

Tetha
BAWAH
25 30 28.07
0.5 0.2 0.2 0.2
cp 1 0 0.2 0.1228
0.813333 0.151621

Gambar 2.9. Hasil interpolasi nilai cp untuk sisi angin datang

Sehingga didapatkan untuk cp sisi angin datang, bagian atas didapat sebesar -0,32646
sedangkan bagian bawah didapat 0,151621. Untuk cp sisi angin pergi didapat -0,6.
Dengan demikian untuk menentukan sisi angin datang (windward),
P1 = qGCp atas − q(GCpi)

= 12,4185 (0,85)(−0,33) − (12,4185)(0,18)


= −5,67 N/m2
P2
= qGCp b aw a h − q(GCpi)

= 12,4185 (0,85)(0,152) − (12,4185)(−0,18)


= 3,836merupakan
Nilai P untuk angin datang N/m2 nilai terbesar antara P1 dan P2 sehingga
didapat nilai P sebesar 3,836 N/m2. Untuk sisi angin pergi (Leeward) :
P1 = qGCp − q(GCpi)

= 12,4185 (0,85)(−0,6) − (12,4185)(0,18)


= −8,57 N/m2
P2
= qGCp b aw a h − q(GCpi)

= 12,4185 (0,85)(−0,6) − (12,4185)(−0,18)


= −4,1
Nilai P untuk angin pergi N/m2 nilai terkecil antara P1 dan P2 sehingga didapat
merupakan
nilai P sebesar -8,57 N/m2. Tetapi, menurut SNI 1729:2013 terdapat minimum beban
angin sebesar 380 N/m2 untuk windward dan leeward.

6
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

2.2 Beban Kuda-Kuda

Gambar 2.10. Gambar posisi pendistribusian beban.

1. Pembebanan Akibat Beban Hidup (La)


Beban yang diasumsikan akibat beban hidup adalah terpusat yang besarnya 100 kg.
Pembebanan ditaruh di setiap titik bagian atas atap. Berikut adalah ilustrasi
pembebanan akibat beban hidup.
Beban La = 100 kg = 981 N

Gambar 2.11. Gambar beban hidup.

2. Pembebanan Akibat Hujan (R)


P1 = Beban Hujan × L1 × jarak antar gording × 0,5
= 0,49 × 5 × 1,21 × 0,5
= 1,4875 kN = 1487,5 N
P2 = Beban Hujan × L1 × jarak antar gording × 1
= 0,49 × 5 × 1,21 × 1
= 2,975 kN = 2975 N
7
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

P3 = Beban Hujan × L1 × jarak antar gording × 1


= 0,49 × 5 × 1,21 × 1
= 2,975 kN = 2975 N

Gambar 2.12. Gambar beban hujan.

3. Pembebanan Akibat Angin (W)


Beban angin tekan dan hisap = 380 N/m2
P1 = Beban angin tekan × L1 × jarak antar gording × 0,5
= 380 × 5 × 1,21 × 0,5
= 1153,571 N
P2 = Beban angin tekan × L1 × jarak antar gording × 1
= 380 × 5 × 1,21 × 1
= 2307,143 N
P3 = Beban angin tekan × L1 × jarak antar gording × 0,5
= 380 × 5 × 1,21 × 0,5
= 1153,571 N

Gambar 2.13. Gambar beban angin.

8
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

4. Pembebanan Akibat Beban Mati (D)


a) Beban akibat gording = 4,87 kg/m
P1 = Beban gording × L1 × 1
= 4,87 × 5 × 1
= 24,35 kg = 238,8735 N
P2 = Beban gording × L1 × 1
= 4,87 × 5 × 1
= 24,35 kg = 238,8735 N
P3 = Beban gording × L1 × 2
= 4,87 × 5 × 2
= 48,7 kg = 477,747 N
b) Beban akibat penutup atap seng 5 mm = 10 kg/m2
P1 = Beban penutup atap × L1 × jarak antar gording × 0,5
= 10 × 5 × 1,21 × 0,5
= 30,357 kg = 297,804 N
P2 = Beban penutup atap × L1 × jarak antar gording × 1
= 10 × 5 × 1,21 × 1
= 60,714 kg = 595,607 N
P3 = Beban penutup atap × L1 × jarak antar gording × 1
= 10 × 5 × 1,21 × 1
= 60,714 kg = 595,607 N
c) Beban akibat sagrod

P1
= 10% × (P1 beban gording + P1 beban penutup atap )

= 10% × (238,8735 + 294,804)


= 53,667 N
P2
= 10% × (P2 beban gording + P2 beban penutup atap)

= 10% × (238,8735 + 595,607)


= 83,448 N
P3
= 10% × (P3 beban gording + P3 beban penutup atap)

= 10% × (477,747 + 595,607)


= 107,3354 N
d) Beban akibat berat batang kuda-kuda (rafter)
 L 100.100.10

9
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING

P 1 = P2 = P 3 = (Beban L × 𝑆1)/ 𝑛𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘


= (14,9 × 37,89106)/15
= 37,63845 kg = 369,2332 N
 2L 100.100.10
P 1 = P2 = P 3 = (Beban L × 𝑆2 × 2)/ 𝑛𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
= (14,9 × 50,02282 × 2)/15
= 99,37867 kg = 974,9047 N
Sehingga,

P1
= P1 beban gording + P1 beban penutup atap + P1 sagrod + P1 rafter L + P1 rafter 2L

= 238,8735 + 297,8035 + 53,667 + 974,9047 + 369,2332 = 1934,482 N


P2
= P2 beban gording + P2 beban penutup atap + P2 sagrod + P2 rafter L + P2 rafter 2L

= 238,8735 + 595,607 + 83,448 + 974,9047 + 369,2332 = 2262,066 N

P3
= P3 beban gording + P3 beban penutup atap + P3 sagrod + P3 rafter L + P3 rafter 2L

= 477,747 + 595,607 + 107,3354 + 974,9047 + 369,2332 = 2524,828 N

Gambar 2.14 Gambar beban mati.

Namun ada perubahan yang terjadi setelah melewati beberapa uji dikarenakan profil gording
dan kuda – kuda yang digunakan tidak memenuhi berbagai persyaratan. Dengan demikian,
profil gording yang semula menggunakan Lipped Channel 100.50.20.2,8 menjadi
menggunakan Lipped Channel 200.75.20.2,8 dan profil kuda – kuda yang sebelumnya
Equal Angle 100.100.10 menjadi Equal Angle 75.75.6.

10
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

BAB III
PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

3.1 Model Struktur dengan Menggunakan


Program SAP2000

Gambar 3.1 Gambar awal model dengan SAP2000.

Gambar 3.2 Gambar permodelan pembebanan beban mati.

Gambar 3.3 Gambar permodelan pembebanan beban hidup.

11
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Gambar 3.4 Gambar permodelan pembebanan beban hujan.

Gambar 3.5 Gambar permodelan pembebanan beban angin.

Gambar 3.6 Gambar permodelan lendutan setelah pembebanan.

12
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

3.2 Kombinasi Beban


Output gaya batang yang diperoleh di kombinasikan dengan kombinasi pembebanan
DFBK.
Tabel 3.1 Rumus Kombinasi Pembebanan
No. Kombinasi Beban DFBK
1 1,4 D
2 1,2 D + 0,5 R
3 1,2 D + 1,6 R + 0,5 W
4 1,2 D + 1,6 R - 0,5 W
5 1,2 D + 1,0 W + 0,5 R
6 1,2 D - 1,0 W + 0,5 R
7 0,9 D + 1,0 W
8 0,9 D - 1,0 W

Berikut adalah output gaya kombinasi pembebanan (Beban terfaktor) menggunakan


SAP2000 :
Tabel 3.2 Kombinasi Beban Pada Batang Bawah
P (kN)
Bagian No. Batang
D LR R W Cb1 Cb2 Cb3 Cb4 Cb5 Cb6 Cb7 Cb8 Max MAX Min Min

4 27.80577 11.95185 36.2452 21.07433 38.92808 51.48953 101.8964 80.82207 72.56386 30.41519 46.09953 3.950862 101.8964 3.950862
5 27.80577 11.95185 36.2452 21.07433 38.92808 51.48953 101.8964 80.82207 72.56386 30.41519 46.09953 3.950862 101.8964 3.950862
6 25.68581 11.03248 33.4571 18.62386 35.96013 47.55152 93.66627 75.04241 66.17538 28.92767 41.74109 4.493373 93.66627 4.493373
7 23.56585 10.11311 30.66901 16.17338 32.99219 43.61352 85.43612 69.26275 59.7869 27.44014 37.38264 5.035884 85.43612 5.035884
8 21.44588 9.193735 27.88092 13.7229 30.02424 39.67552 77.20598 63.48308 53.39842 25.95262 33.0242 5.578395 77.20598 5.578395
9 19.32592 8.274361 25.09283 11.27242 27.05629 35.73752 68.97584 57.70342 47.00994 24.4651 28.66575 6.120906 68.97584 6.120906
Bawah 10 17.20596 7.354988 22.30474 8.821945 24.08834 31.79952 60.7457 51.92375 40.62146 22.97757 24.30731 6.663417 60.7457 101.8964 6.663417 -8.3314
11 17.20596 7.354988 22.30474 3.92099 24.08834 31.79952 58.29522 54.37423 35.72051 27.87853 19.40635 11.56437 58.29522 3.92099
12 19.32592 8.274361 25.09283 1.470512 27.05629 35.73752 64.07489 62.60437 37.20803 34.26701 18.86384 15.92282 64.07489 1.470512
13 21.44588 9.193735 27.88092 -0.97997 30.02424 39.67552 69.85455 70.83452 38.69556 40.65549 18.32133 20.28126 70.83452 -0.97997
14 23.56585 10.11311 30.66901 -3.43044 32.99219 43.61352 75.63421 79.06466 40.18308 47.04397 17.77882 24.63971 79.06466 -3.43044
15 25.68581 11.03248 33.4571 -5.88092 35.96013 47.55152 81.41388 87.2948 41.6706 53.43245 17.23631 28.99815 87.2948 -5.88092
16 27.80577 11.95185 36.2452 -8.3314 38.92808 51.48953 87.19354 95.52494 43.15813 59.82092 16.6938 33.3566 95.52494 -8.3314
17 27.80577 11.95185 36.2452 -8.3314 38.92808 51.48953 87.19354 95.52494 43.15813 59.82092 16.6938 33.3566 95.52494 -8.3314

Tabel 3.3 Kombinasi Beban Pada Batang Atas


24 -31.5132 -13.5454 -41.0779 -7.895 -44.1185 -58.3548 -107.488 -99.593 -66.2498 -50.4598 -36.2569 -20.4669 -7.895 -107.488
23 -29.1106 -12.5035 -37.9181 -6.34773 -40.7548 -53.8917 -98.7754 -92.4277 -60.2395 -47.544 -32.5473 -19.8518 -6.34773 -98.7754
22 -26.708 -11.4615 -34.7582 -4.80046 -37.3911 -49.4287 -90.0629 -85.2625 -54.2291 -44.6282 -28.8376 -19.2367 -4.80046 -90.0629
21 -24.3053 -10.4196 -31.5984 -3.2532 -34.0275 -44.9656 -81.3504 -78.0972 -48.2188 -41.7124 -25.128 -18.6216 -3.2532 -81.3504
20 -21.9027 -9.37761 -28.4385 -1.70593 -30.6638 -40.5025 -72.6379 -70.9319 -42.2085 -38.7966 -21.4184 -18.0065 -1.70593 -72.6379
19 -19.5001 -8.33565 -25.2787 -0.15867 -27.3001 -36.0395 -63.9254 -63.7667 -36.1981 -35.8808 -17.7087 -17.3914 -0.15867 -63.9254
Atas 18 -17.0975 -7.2937 -22.1189 1.388599 -23.9364 -31.5764 -55.2128 -56.6014 -30.1878 -32.965 -13.9991 -16.7763 1.388599 10.05722 -56.6014 -108.569
31 -17.0975 -7.2937 -22.1189 0.773628 -23.9364 -31.5764 -55.5203 -56.2939 -30.8028 -32.35 -14.6141 -16.1613 0.773628 -56.2939
30 -19.5001 -8.33565 -25.2787 2.320894 -27.3001 -36.0395 -62.6856 -65.0065 -33.7186 -38.3603 -15.2292 -19.871 2.320894 -65.0065
29 -21.9027 -9.37761 -28.4385 3.86816 -30.6638 -40.5025 -69.8508 -73.719 -36.6344 -44.3707 -15.8443 -23.5806 3.86816 -73.719
28 -24.3053 -10.4196 -31.5984 5.415426 -34.0275 -44.9656 -77.0161 -82.4315 -39.5502 -50.381 -16.4594 -27.2902 5.415426 -82.4315
27 -26.708 -11.4615 -34.7582 6.962691 -37.3911 -49.4287 -84.1813 -91.144 -42.466 -56.3914 -17.0745 -30.9999 6.962691 -91.144
26 -29.1106 -12.5035 -37.9181 8.509957 -40.7548 -53.8917 -91.3466 -99.8566 -45.3818 -62.4017 -17.6896 -34.7095 8.509957 -99.8566
25 -31.5132 -13.5454 -41.0779 10.05722 -44.1185 -58.3548 -98.5119 -108.569 -48.2976 -68.412 -18.3047 -38.4191 10.05722 -108.569

13
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Tabel 3.4 Kombinasi Beban Pada Batang Vertikal


32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 1.130647 0.490333 1.486982 1.306921 1.582906 2.100268 4.389409 3.082487 3.407189 0.793346 2.324504 -0.28934 4.389409 -0.28934
36 2.261294 0.980665 2.973965 2.613843 3.165811 4.200535 8.778818 6.164975 6.814378 1.586692 4.649007 -0.57868 8.778818 -0.57868
38 3.391941 1.470998 4.460947 3.920764 4.748717 6.300803 13.16823 9.247462 10.22157 2.380038 6.973511 -0.86802 13.16823 -0.86802
40 4.522588 1.96133 5.94793 5.227686 6.331623 8.40107 17.55764 12.32995 13.62876 3.173384 9.298015 -1.15736 17.55764 -1.15736
42 5.653235 2.451663 7.434912 6.534607 7.914529 10.50134 21.94704 15.41244 17.03595 3.96673 11.62252 -1.4467 21.94704 -1.4467
Vertical 44 13.56776 5.88399 17.84379 6.54E-09 18.99487 25.20321 44.83138 44.83138 25.20321 25.20321 12.21099 12.21099 44.83138 44.83138 6.54E-09 -6.53461
46 5.653235 2.451663 7.434912 -6.53461 7.914529 10.50134 15.41244 21.94704 3.96673 17.03594 -1.4467 11.62252 21.94704 -6.53461
48 4.522588 1.96133 5.947929 -5.22769 6.331623 8.40107 12.32995 17.55764 3.173384 13.62876 -1.15736 9.298015 17.55764 -5.22769
50 3.391941 1.470997 4.460947 -3.92076 4.748717 6.300802 9.247462 13.16823 2.380038 10.22157 -0.86802 6.973511 13.16823 -3.92076
52 2.261294 0.980665 2.973965 -2.61384 3.165811 4.200535 6.164975 8.778818 1.586692 6.814378 -0.57868 4.649007 8.778818 -2.61384
54 1.130647 0.490333 1.486982 -1.30692 1.582906 2.100268 3.082487 4.389409 0.793346 3.407189 -0.28934 2.324504 4.389409 -1.30692
56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 3.5 Kombinasi Beban Pada Batang Diagonal


33 -2.40262 -1.04196 -3.15984 -2.77721 -3.36367 -4.46307 -9.32749 -6.55029 -7.24028 -1.68586 -4.93957 0.614846 0.614846 -9.32749
35 -3.09963 -1.34423 -4.07651 -3.58288 -4.33948 -5.75781 -12.0334 -8.45053 -9.34069 -2.17493 -6.37254 0.793213 0.793213 -12.0334
37 -3.99994 -1.73467 -5.26056 -4.62355 -5.59991 -7.43021 -15.5286 -10.905 -12.0538 -2.80665 -8.2235 1.023608 1.023608 -15.5286
39 -4.9948 -2.16612 -6.56897 -5.77352 -6.99272 -9.27825 -19.3909 -13.6173 -15.0518 -3.50472 -10.2688 1.278199 1.278199 -19.3909
41 -6.03766 -2.61838 -7.94049 -6.97896 -8.45272 -11.2154 -23.4395 -16.4605 -18.1944 -4.23647 -12.4129 1.545072 1.545072 -23.4395
Diagonal 43 -7.10741 -3.0823 -9.34739 -8.2155 -9.95038 -13.2026 -27.5925 -19.377 -21.4181 -4.98709 -14.6122 1.818828 1.818828 8.215499 -27.5925 -27.5925
45 -7.10741 -3.0823 -9.34739 8.215499 -9.95038 -13.2026 -19.377 -27.5925 -4.98709 -21.4181 1.818829 -14.6122 8.215499 -27.5925
47 -6.03766 -2.61838 -7.94049 6.978964 -8.45272 -11.2154 -16.4605 -23.4395 -4.23647 -18.1944 1.545072 -12.4129 6.978964 -23.4395
49 -4.9948 -2.16612 -6.56897 5.773521 -6.99272 -9.27825 -13.6173 -19.3909 -3.50472 -15.0518 1.278199 -10.2688 5.773521 -19.3909
51 -3.99994 -1.73467 -5.26056 4.623552 -5.59991 -7.43021 -10.905 -15.5286 -2.80665 -12.0538 1.023608 -8.2235 4.623552 -15.5286
53 -3.09963 -1.34423 -4.07651 3.582878 -4.33948 -5.75781 -8.45053 -12.0334 -2.17493 -9.34069 0.793213 -6.37254 3.582878 -12.0334
55 -2.40262 -1.04196 -3.15984 2.777208 -3.36367 -4.46307 -6.55029 -9.32749 -1.68586 -7.24028 0.614846 -4.93957 2.777208 -9.32749

3.3 Perhitungan Dimensi Batang Tarik


Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP2000, didapatkan
gaya terfaktor maksimum tarik. Berikut adalah gaya aksial batang pada rangka kuda-
kuda atap.

Batang Nomor Batang P (kN)


Bawah 4&5 + 101.8964
Vertikal 44 + 44.83138

Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data yang digunakan untuk
perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing-masing batang:
 Mutu Baja
fy = 250 Mpa
fu = 450 Mpa
E = 200.000 Mpa
 Faktor ketahanan terhadap leleh, Ø
= 0,9
 Faktor ketahanan terhadap fraktur, Ø = 0,75
 Faktor ketahanan terhadap tekan, Ø = 0,85
 Profil yang digunakan
Batang bawah 2L 75.75.6
Batang vertikal L 75.75.6 dan 2L 75.75.6

14
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Tabel 3.6 Data Profil Baja Untuk Batang Tarik

Data Profil Rafter L 75.75.6


H 75 mm
B 75 mm
T 6 mm
Ag 872,7 mm2

Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Fy 250 MPa
Fu 450 MPa
Pu Bawah 101,8964 kN
Pu Atas 44,83138 kN
Jarak sisi terluar ke as 120 mm
baut terakhir
Jarak sisi terluar ke as 40 mm
baut pertama

Gambar 3.7 Detail baja profil siku.

Gambar 3.8 Asumsi sambungan baut.

15
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

3.3.1 Perhitungan Batang Bawah (2L 75.75.6) No. Batang 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, dan 17.
a) Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
∅𝑃n = ∅ × 2Ag × fy
= 0,9 × (2 × 872,7) x 250
= 392715 N
= 392,715 kN
Sehingga, ∅Pn (392,715 kN) > 𝑃u (101,8964 kN). Profil
yang digunakan cukup menahan kondisi leleh.
b) Pemeriksaan keruntuhan tarik pada penampang bruto
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U (faktor
shear lag) pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga dapat ditentukan :
Kasus Awal 𝑈 = 0,5
𝑥̅
Kasus 2 𝑈 =1− ( )
80
20,6
𝑈 =1− ( )
80

𝑈 = 0,7425
Kasus 8 𝑈 = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus
di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI
1729:2015 pasal B4.3,
An1 = Ag − n × (𝑑ℎ + 4) × t

= (2 × 872,7) − 2 × (16 + 4) × 6
= 1505,4 mm2
An2 = 0,85 × 2Ag

= 0,85 × ( 2 × 872,7 )
= 1483,59 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil, maka An = 1483,59
mm2.
𝐴𝑒 = An × 𝑈
= 1483,59 × 0.8
= 1186,872 mm2
16
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

∅Pn = ∅ × Fu × Ae
= 0,75 × 450 × 1186,872
= 400569,3 N
= 400,5693 kN
Sehingga, ∅Pn (400,5693 kN) > Pu (101,8964 Profil yang

kN). digunakan cukup menahan keruntuhan tarik.


c) Pemeriksaan keruntuhan geser blok

Gambar 3.9 Contoh gambar desain sambungan pada titik B (Batang 4&5).

Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2015 pasal J4.3,


L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
𝐴gv = (L × t p ) × 2
= (120 × 6) × 2 = 1440 mm2

𝐴nv = {L − [1,5(𝑑h + 2)]} × t p × 2

= {120 − [1,5(16 + 2 + 2)]} ×


6 × 2 = 1080 mm2

𝐴nt = {H − [0,5(𝑑h + 2)]} × t p


×2

= {40 − [0,5(16 + 2 + 2)]} × 6


𝑅n2 =
× 2(0,6 𝐹𝑦 𝐴mm
= 360 gv) +
2 (𝑈𝑏𝑠 𝐹𝑢 𝐴nt)

= ((0,6
𝑅n1 = 0,6 𝐹
(250) (1440)) + (1 (450) (360)) = 280800 N
𝑢 𝐴nv) + (𝑈𝑏𝑠 𝐹𝑢 𝐴nt)

𝑅n ==Min
(0,6((450)
𝑅n1, 𝑅n2(1080) ) + (1 N = 280.8 kN
) = 280800

(450) (360)) = 453600 N yang


Ø𝑅n = 0,75 𝑅n = 0,75 (280.8) = 210.6 kN
Sehingga, ∅Rn (210,6 kN) > Pu (101,8964 kN).
Profil digunakan cukup menahan keruntuhan geser blok. 17
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok seperti yang
dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu
2L 75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang
bawah dan komponen struktur tarik di atas ditentukan oleh kekuatan
geser blok. Kekuatan tarik desain menurut DFBK yakni sebesar 210,6
kN.

3.3.2 Perhitungan Batang Vertikal (L 75.75.6) No. Batang 32, 34, 36, 38, 40, 42,
44, 46, 48, 50, 52, 54, dan 56.
a) Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
∅𝑃n = ∅ × Ag × fy
= 0,9 × 872,7 x 250
= 196357,5 N
= 196,3575 kN
Sehingga, ∅Pn (196,3575 kN) > 𝑃u (44,83138 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan kondisi leleh.
b) Pemeriksaan keruntuhan tarik pada penampang bruto
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor
shear
Kasus lag)
Awalpada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga
𝑈 = 0,5dapat
ditentukan :
𝑥̅
Kasus 2 𝑈 =1− ( )
80
20,6
𝑈 =1− ( )
80

𝑈 = 0,7425
Kasus 8 𝑈 = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus
di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI
1729:2015 pasal B4.3,
An1 = Ag − n × (𝑑ℎ + 4) × t

= 872,7 − 2 × (16 + 4) × 6
= 632,7 mm2

18
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

An2 = 0,85 × Ag

= 0,85 × 872,7
= 741,795 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil, maka An = 632,7 mm2.
𝐴𝑒 = An × 𝑈
= 632,7 × 0.8
= 506,16 mm2
∅Pn = ∅ × Fu
× Ae
= 0,75 × 450
× 506,16
= 170829∅P
Sehingga, N (170,829 kN) > P (44,83138 Profil yang
n u
= 170,829
kN). digunakan cukup menahan keruntuhan tarik.
kN
c) Pemeriksaan keruntuhan geser blok

Gambar 3.10 Contoh gambar desain sambungan pada titik B (Batang 32).

Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2015 pasal J4.3,


L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
𝐴gv = (L × t p )
= (120 × 6) = 720 mm2

𝐴nv = {L − [1,5(𝑑h + 2)]} × tp

= {120 − [1,5(16 + 2 + 2)]} × 6 = 540 mm2

𝐴nt = {H − [0,5(𝑑h + 2)]} × tp

= {40 − [0,5(16 + 2 + 2)]} × 6 = 180 mm2


19
𝑅 n1 = (0,6 𝐹 𝐴 ) + (𝑈 𝐹 𝐴 )
𝑢 nv 𝑏𝑠 𝑢 nt
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

= (0,6 (450) (540)) + (1 (450) (180)) = 226800 N


𝑅n2 = (0,6 𝐹𝑦 𝐴gv) + (𝑈𝑏𝑠 𝐹𝑢 𝐴nt)

= (0,6 (250) (720)) + (1 (450) (180)) = 140400 N

𝑅n = Min (𝑅n1, 𝑅n2) = 140400 N = 140,4 kN


yang
Ø𝑅n = 0,75 𝑅n = 0,75 (140,4) = 105,3 kN
Sehingga, ∅Rn (105,3 kN) > Pu (44,83138 kN).
Profil digunakan cukup menahan keruntuhan geser blok.
Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok seperti yang
dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu
L 75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang
vertikal dan komponen struktur tarik di atas ditentukan oleh kekuatan
geser blok. Kekuatan tarik desain menurut DFBK yakni sebesar 105,3
kN.
3.3.3 Perhitungan Batang Vertikal (2L 75.75.6) No. Batang 44.
a) Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah 44
∅𝑃n = ∅ × 2Ag × fy
= 0,9 × (2 × 872,7) x 250
= 392715 N
= 392,715 kN
Sehingga, ∅Pn (392,715 kN) > 𝑃u (44,83138 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan kondisi leleh.
b) Pemeriksaan keruntuhan tarik pada penampang bruto
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor
shear
Kasus lag)
Awalpada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga
𝑈 = 0,5dapat
ditentukan :
𝑥̅
Kasus 2 𝑈 =1− ( )
80
20,6
𝑈 =1− ( )
80

𝑈 = 0,7425
Kasus 8 𝑈 = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus
di atas, yakni U = 0,8.

20
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI


1729:2015 pasal B4.3,
An1 = Ag − n × (𝑑ℎ + 4) × t

= (2 × 872,7) − 2 × (16 + 4) × 6
= 1505,4 mm2
An2 = 0,85 × 2Ag

= 0,85 × (2 × 872,7 )
= 1483,59 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil, maka An = 1483,59
mm2.
𝐴𝑒 = An × 𝑈
= 1483,59 × 0.8
= 1186,872 mm2
∅Pn = ∅ × Fu × Ae
= 0,75 × 450 × 1186,872
= 400569,3 N
= 400,5693 kN
Sehingga, ∅Pn (400,5693 kN) > Pu (44,83138 Profil yang
kN). digunakan cukup menahan keruntuhan tarik.
c) Pemeriksaan keruntuhan geser blok

Gambar 3.11 Contoh gambar desain sambungan pada titik B (Batang 32.

Pemeriksaan ini didasari SNI 1729:2015 pasal J4.3,


L = jarak sisi terluar ke as baut terakhir = 120 mm
H = jarak sisi terluar ke as pertama = 40 mm
𝐴gv = (L × t p ) × 2

21
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

= (120 × 6) × 2 = 1440 mm2

𝐴nv = {L − [1,5(𝑑h + 2)]} × t p × 2

= {120 − [1,5(16 + 2 + 2)]} ×


6 × 2 = 1080 mm2

𝐴nt = {H − [0,5(𝑑h + 2)]} × t p


×2

= {40 − [0,5(16 + 2 + 2)]} × 6


× 2 = 360 mm2

𝑅n1 = (0,6 𝐹𝑢 𝐴nv) + (𝑈𝑏𝑠 𝐹𝑢 𝐴nt)

= (0,6 (450) (1080)) + (1 Profil yang


Sehingga, ∅Rn (210,6 kN) > Pu (101,8964
(450) (360)) = 453600 N blok. Dengan
kN). digunakancukup menahan keruntuhan
terpenuhinya
𝑅 n2 = (0,6 𝐹𝑦 kondisi
geser 𝐴gv) + (𝑈leleh,
𝑏𝑠 𝐹𝑢 𝐴fraktur,
nt) dan geser blok seperti yang
dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu
= (0,6 (250) (1440)) + (1
2L 75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang
(450) (360)) = 280800 N
vertikal dan komponen struktur tarik di atas ditentukan oleh kekuatan
Ø𝑅 n =blok.
geser 0,75 Kekuatan
[Min (𝑅n1,tarik
𝑅n2)]desain
= menurut DFBK yakni sebesar 210,6
0,75(280800)N = 210,6kN
kN.
3.4 Perhitungan Dimensi Batang Tekan
Berdasarkan hasil pemodelan dengan menggunakan program SAP2000, didapatkan
gaya terfaktor maksimum tekan. Berikut adalah gaya aksial batang pada rangka kuda-
kuda atap.
Batang Nomor Batang P (kN)
Atas 25 - 108,569
Diagonal (2L) 43 & 45 - 27,5925
Diagonal 41 & 47 - 23,4395
Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data yang digunakan untuk
perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing-masing batang:
 Mutu Baja
Fy = 240 Mpa
Fu = 370 Mpa
E = 210.000 Mpa

22
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

 Faktor ketahanan terhadap leleh, Ø


= 0,9
 Faktor ketahanan terhadap fraktur, Ø = 0,75
 Faktor ketahanan terhadap tekan, Ø
= 0,85
Batang atas 2L 75.75.6
 Profil yang digunakan
Batang diagonal 2L 75.75.6 & L 75.75.6

Tabel 3.7 Data Profil Baja Untuk Batang Tekan

Data Profil Rafter L 75.75.6


H 75 mm
B 75 mm
T 6 mm
Ag 872,7 mm2

Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Fy 250 MPa
Fu 450 MPa
Jarak sisi terluar ke 120 mm
as baut terakhir
Jarak sisi terluar ke 40 mm
as baut pertama

Gambar 3.12 Detail baja profil siku.

3.4.1 Perhitungan Batang Atas (2L 75.75.6) No. Batang 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, dan 31 & Perhitungan Batang Diagonal (2L 75.75.6)
No. Batang 43 dan 45.
a) Akibat Tekuk Lentur

23
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan SNI


1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap lebar elemen
tekan komponen struktur yang menahan tekan aksial dan didapatkan
untuk kasus ini sesuai dengan kasus 3.

Gambar 3.13 Kasus 3 SNI 1729:2015 tabel B4.1a.

Syarat : B < 0,45√ 𝐸


t 𝐹𝑦

75
< 0,45√200000 → 12,5 < 12,727 , sehingga profil yang digunakan
6 250

masih aman terhadap tekuk lokal.


b) Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)
K = 1, sendi - sendi4
𝐼𝑥
0
= 461000 mm

𝐼𝑦0 = 461000 mm4


𝐴g = Ag × 2
= 872,× 2
= 1745,4 mm2
2
𝐼𝑥 = {𝐼𝑥0 + [𝐴g × (𝐶𝑜𝐺𝑥) ]} × 2

= {461000 + [1745,4 × (02)]} × 2


= 922000 mm4
2
1
𝐼𝑦 = {𝐼𝑦0 + [𝐴g × (𝐶𝑜𝐺𝑦 + 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡) ]} × 2
2
2
1
= {461000 + [1745,4 × (20.6 + (10)) ]} × 2
2
= 3209730,7 mm4

𝐼𝑥
𝑟𝑥 = √ 𝐴g

922000
= √ 1745,4

𝑟𝑥 = 22,983596 mm

24
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

𝐼𝑦
𝑟𝑦 = √ g
𝐴

3209730,7
= √ 1745,4

𝑟𝑦 = 42,883163 mm
𝐾𝐿 1 × 1210
=
𝑟𝑥 22,983596
𝐾𝐿
= 52,832713 MPa
𝑟𝑥

𝐾𝐿 1×
=
1210
𝑟𝑦 42,883163
𝐾𝐿
= 28,316142 MPa
𝑟𝑦

KL/r (rasio kelangsingan efektif) diatas sudah memenuhi syarat SNI


1729:2015 pasal E2 mengenai panjang efetif yang menyatakan bahwa
KL/r < 200.
c) Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe
𝜋2𝐸
𝐹𝑒 = 2
(𝐾
r
𝐿
)
𝑥

𝜋2200000
=
(52,832713)2
= 707,17015 MPa
d) Menghitung tegangan kritis, Fcr

𝐸 200000
4,71 √ 𝐹𝑦 = 4,71√
250

= 133,2189 MPa

𝐸 𝐾𝐿
(133,2189) > (52,83271)
4,71 √ 𝐹𝑦 𝑟𝑥

Sehingga,
𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟 =
[0,658𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦

25
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

250
=
[0,658707,17015]
250

= 215,61497
MPa
e)
Menghitung tekuk torsi

Gambar 3.14 Potongan SNI 1729:2015 pasal E6.


Berdasarkan SNI 1729:2015 pasal E6 ditentukan,
𝑟𝑖 = 23 mm

𝑎 = j 𝑎 𝑟 𝑎 𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟
3
g𝑜 𝑟 𝑑 𝑖 𝑛 g
, diasumsikan memiliki 2
konektor.
12100
𝑎=
3
𝐾𝐿/𝑟 𝑚 𝑎 𝑥
𝑎 = 404,7619 𝑚𝑚 < 𝑎 𝑚𝑎𝑥 = 3𝑟𝑖 4𝐾
= 911,364 mm (OK)
𝑎
= 17,59834 mm < 40 mm
𝑟𝑖

Maka,
𝐾𝐿 𝐾𝐿
( ) =( )
𝑟 𝑚 𝑟 𝑦
𝐸
= 28,31614 MPa < 4,71 √ (133,2189 MPa)
𝐹𝑦

Sehingga,
𝜋2𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿 2
(𝑟 )
𝑦

26
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

𝜋2200000
=
(28,31614)2

= 783,6312 MPa

𝐹𝑐𝑟𝑦
= [0,658𝐹𝐹𝑒𝑦] 𝐹𝑦

250
= [0,658783,6312] 250

= 218,7505 MPa
𝑥0 = 0
𝑡𝑝
𝑦0 = 𝐶 𝑦 −
2

= 20,6 − 62
= 17,6
mm𝐼 + 𝐼
𝑥 𝑦0
𝑟̅0 2 = 0 + 𝑥0 2 + 𝑦02
𝐴g
461000 + 461000
= + 02 + 17,62
1745,4
= 838,0057mm2
𝑥02 + 𝑦02
𝐻 =1−( )
𝑟̅20
02 +
=1−( 2)
17,62
838,0057
= 0,63036
1 3
𝐽=∑ 𝑏𝑡
3
1 1
= ( 75(73 )) + ( (75−7)(73 ))
3 3
= 16349,67
mm4
𝐹𝑐𝑟 𝑧 =
𝐴g . 𝑟̅𝐺𝐽
0
2

77200 (16349,67)
=
1745,4. (838,0057)
= 862,9473 MPa
Dengan demikian dapat ditentukan,

27
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

4. 𝐹𝑐𝑟𝑦 . 𝐹𝑐𝑟𝑧. 𝐻
𝐹𝑐𝑟 = ( 𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧 ) 1 − 1 − (𝐹 + 𝐹 ) 2
2𝐻 √ 𝑐𝑟𝑦 𝑐𝑟𝑧


218,7505 + 862,9473 4(218,7505)(862,9473)(0,63036)
=( ) [1 − √1 − ]
2(0,63036) (218,7505 + 862,9473)2

= 197,1672 MPa
Kemudian tentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan tekuk lentur torsi,
sehingga didapatkan Fcr = 197,1672 MPa
∅Pn = ∅ × Fcr × Ag
= 0,9 × 197,1672 × 1745,4
= 309722,1 N
= 309,7221 kN
Sehingga, ∅Pn (309,7221 kN) > Pu (108,569 kN). Profil yang digunakan
cukup menahan tekan.Dengan terpenuhinya kondisi tekuk lentur dan tekuk
torsi seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang
digunakan yaitu 2L 75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil
batang atas & diagonal.
2. Perhitungan Batang Diagonal (L 75.75.6) No. Batang 33, 35, 37, 39, 41, 47,
49, 51, 53, dan 55.
a) Akibat Tekuk Lentur
Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan SNI
1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap lebar elemen tekan
komponen struktur yang menahan tekan aksial dan didapatkan untuk
kasus ini sesuai dengan kasus 3.

Gambar 3.15 Kasus 3 SNI 1729:2015 tabel B4.1a.

Syarat : B < 0,45√ 𝐸


t 𝐹𝑦

75
< 0,45√200000 → 12,5 < 12,727 , sehingga profil yang digunakan
6 250

masih aman terhadap tekuk lokal. Dan dikarenakan single siku, bila b/t <
20 maka hanya perlu memperhitungkan dari aspek tekuk lentur saja.
28
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

b) Menentukan rasio kelangsingan (KL/r)


K = 1, sendi - sendi
𝑟𝑥 = 𝑟𝑦 = 23 mm
Sesuaikan dengan SNI 1729:2015 pasal E5.1, sehingga :
𝐿 3051
= = 132,65 > 80 (𝑜𝑘)
r𝑥 23
𝐾𝐿 𝐿
= 32 + 1,25
r r𝑥
3
= 32 + 1,25
0523
1
= 197,815 ≤ 200 (ok)

Maka, rasio kelangsingan yang digunakan sebesar 197,815.


c) Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe
𝜋2𝐸
𝐹𝑒 = 2
( 𝐾r 𝐿 )

𝜋2200000
=
(200)2
= 49,34 MPa
d) Menghitung tegangan kritis, Fcr

𝐸 200000
4,71 √ 𝐹𝑦 = 4,71√
250
= 133,2189 MPa

𝐸 𝐾𝐿
4,71 √ 𝐹𝑦 (133,2189) < r (200)

Sehingga,
𝐹𝑐𝑟 = 0,877𝐹𝑒
= 0,877 (49,34)
= 43,271 MPa
∅Pn = ∅ × Fcr × Ag
= 0,9 × 43,271 × 872,7
= 34746,64 N
= 34,746 kN

29
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Sehingga, ∅Pn (34,746 kN) > Pu (23,4395 kN). Profil yang digunakan cukup
menahan tekan.
Dengan terpenuhinya kondisi tekuk lentur dan tekuk torsi seperti yang
dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu L
75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang diagonal.

3.5 Perhitungan Dimensi Gording

Gambar 3.16 Profil gording 200.75.20.2,8.

Data Profil Gording Lipped Channel 200.75.20.2,8


C𝑦 = 22 mm

Z𝑥 = H. t. (H + B)
4

200
= 200(2,8) ( + 75)
4
= 70000 mm3

𝑡 2 2
Z𝑦 = [H (𝑐𝑦 − ) + (𝑐𝑦 − 𝑡) + (B − 𝑐𝑦) ] 𝑡
2
2,8
= [200 (22 − ) + (22 − 2,8)2 + (75 − 22)2] 2,8
2
= 20433 mm3
S𝑥 = 63600 mm3
S𝑦 = 14200 mm3

30
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Tabel 3.8 Pembebanan Pada Gording


BEBAN MATI
Berat Gording 8.17 kg/m
Sagrod+wind breaser 2.027 kg/m
Berat Atap 12.1 kg/m
q 22.297 kg/m

BEBAN HIDUP
p 100 kg

BEBAN ANGIN
Leeward 38.776 kg/m
Windward 38.776 kg/m

BEBAN HUJAN
49.949 kg/m

Lx = 5 meter
Ly = ½ x jarak kuda – kuda = 2,5 m (dipasang 1 trekstang pada tengah bentang).
 Akibat beban mati
q = 22,23 kg/m
qx = q cos 28,07 = 22,23 cos 28,07 = 19,67
kg/m
qy
= q sin 28,07 = 22,23 sin 28,07 = 10,49 kg/m
M 8 𝑥 𝑥 8
x

My =81 𝑞𝑦 𝐿𝑦 2 = 81 (10,49)2,52 = 8,20 kg. m


=
 Akibat
1 beban hidup
p𝑞 = 100 kg
𝐿
p2 x = p cos 28,07 = 100 cos 28,07 = 88,24
kg
p=y
1 = p sin 28,07 = 100 sin 28,07 = 47,05 kg
M 4 𝑥 𝑥 4
(x
1
My =41 𝑝𝑦 𝐿𝑦 = 41 (47,05)2,5 = 29,41 kg. m
=
9,
 Akibat beban angin
1
6
Karena
7
𝑝 beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga hanya ada Mx.
𝐿
q) = 38,776 kg/m
x

5
=
Mx
2
1 =81 𝑞𝑥 𝐿𝑥 2 =81 (38,776)52 = 121,17 kg. m
 =
Akibat beban hujan
(6
q1,
8 = 49,95 kg/m
4
8,
qx = q cos 28,07 = 49,95 cos 28,07 = 44,07
8
2 kg/m
k
4
31
g.
Laporan Perancangan
) Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
m
5
=
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

 qy = q sin 28,07 = 49,95 sin 28,07 = 23,50


kg/m
 1 𝑥 1 (44,07
Mx = 𝑞 8𝐿 𝑥2 = 8 )52 = 137,73 kg. m

 My = 1 𝑞 8𝐿 𝑦 1 (23,50
𝑦2 = 8 )2,52 = 18,36 kg. m

Tabel 3.9 Beban dan Momen yang Terdistribusi Pada Gording


Beban Terdistribusi (q) Momen
Jenis Beban q qx (kg/m) qy (kg/m) Mx (kg.m) My (kg.m)
Mati 22.30 19.67 10.49 61.48 8.20
Hujan 49.95 44.07 23.50 137.73 18.36
Windward 38.78 38.78 0.00 121.17 0.00
Leeward 38.78 38.78 0.00 121.17 0.00
Point (P) Momen
Jenis Beban P Px (kg) Py (kg) Mx (kg.m) My (kg.m)
Hidup 100 88.24 47.05 110.30 29.41

Tabel 3.10 Kombinasi Beban


No Kombinasi Beban Mux (Kg.m) Muy (Kg.m)
1 U = 1,4D 86.075 11.475

2 U = 1,2D + 0,5Lr 128.927 24.541


U = 1,2D + 0,5R 142.644 19.017
U = 1,2D + 1,6R + 0,5 W 354.734 39.216
U = 1,2D + 1,6R - 0,5 W 233.560 39.216
3
U = 1,2D + 1,6Lr + 0,5 W 310.840 56.891
U = 1,2D + 1,6Lr - 0,5 W 189.666 56.891
U = 1,2D + 1,0W + 0,5R 263.817 19.017
4 U = 1,2D - 1,0W + 0,5R 21.470 19.017
U = 1,2D + 1,0W + 0,5Lr 250.100 24.541
U = 1,2D - 1,0W + 0,5Lr 7.753 24.541
5 U = 0,9D + 1,0W 176.507 7.377
U = 0,9D - 1,0W -65.840 7.377
MAX 354.734
56.891
Nilai Mux dan Muy diambil yang terbesar dari keseluruhan kombinasi beban.
Kemudian, cek klasifikasi penampang sesuai dengan SNI 1729:2015 Tabel B4.1b.
Pada kasus ini yang sesuai adalah kasus 10 dan 15.

32
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Gambar 3.17 Potongan SNI 1729:2015 tabel B4.1b kasus 10 & 15.
Kasus 10, uji terhadap sayap
𝜆 = 𝐵/𝑡 = 26,786 mm
𝐸
λ𝑝 = 0,38√
𝐹𝑦

= 10,748 mm

𝐸
λ𝑟 = 1,0√ 𝐹𝑦

= 28,284 mm
Kasus 10 menyatakan bahwa penampang sayap tak kompak (λp < λ < λr).
Kasus 15, uji terhadap web
𝜆 = ℎ/𝑡w = 26,786 mm
𝐸
λ𝑝 = 3,76√
𝐹𝑦

= 106,35 mm

𝐸
λ𝑟 = 5,70√ 𝐹𝑦

= 161,22 mm
Kasus 10 menyatakan bahwa penampang web kompak (λ < λp).
Dengan demikian dapat ditentukan kekuatan lentur nominal (Mn) sesuai SNI
1729:2015 pasal F3 mengenai tekuk lokal sayap tekan untuk penampang dengan
sayap nonkompak.

33
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

𝜆 − λ𝑝
M𝑛𝑥 = (𝑍𝑥. 𝐹𝑦) − {[(𝑍𝑥. 𝐹𝑦) − (0,7. 𝐹𝑦. 𝑆𝑥)] ( )}
λ𝑟 − λ𝑝
26,786 − 10,748
)}
= (70000 × 250) − {[(70000 × 250) − (0,7(250)(63600)] ( 28,284 − 10,748
= 11674347 𝑁𝑚𝑚 = 1190 𝑘𝑔𝑚
𝜆 − λ𝑝
M𝑛𝑦 = (𝑍𝑦. 𝐹𝑦) − {[(𝑍𝑦. 𝐹𝑦) − (0,7. 𝐹𝑦. 𝑆𝑦)] ( )}
λ 𝑟− λ 𝑝
26,786 − 10,748
)}
= (20433 × 250) − {[(20433 × 250) − (0,7(250)(14200)] ( 28,284 − 10,748
= 2709177,736 𝑁𝑚𝑚 = 276,16 𝑘𝑔𝑚
Cek kekuatan gording terhadap persyaratan cek lentur dua arah
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤1
Ø𝑀𝑛𝑥 Ø𝑀𝑛𝑦

354,734
+ ≤1
0,9(1190)
56,891 0,9(276,16)
0,5601 ≤ 1
Sehingga,
Cek Kekuatan Gording (kg.m)

Mnx 1190 > 354,734 Mux

Mny 276,16 > 56,891 Muy


Cek Lentur 2 Arah
0.43 < 1 (Aman)

Lakukan pengecekan lendutan dengan beban yang ditinjau merupakan beban hidup,
𝑃𝐿3
∆𝑥 =
48 𝐸𝐼 𝑥
(100×9,81)(5000)3
= = 2,0084 mm
48(200000)(6360000)

∆𝑦= 𝑃(𝐿/2)
3

48 𝐸𝐼 𝑦
(100×9,81)(5000/2) 3
= = 2,12891 mm
48(200000)(750000)

∆ = √ ∆ 𝑥 2 + ∆𝑦 2

= √2,00842 + 2,128912 = 2,92676 mm

34
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

𝐿
∆𝑖 j𝑖 𝑛 =240 = 5000
240
= 20,8333 mm
Dengan demikian lendutan yang terjadi aman (∆<∆ijin)
Selanjutnya pengecekan terhadap tahanan geser berdasarkan SNI 1729:2015 pasal
G2,
𝐴w = H. B = 200 × 75 = 560 mm2

ℎ/𝑡w = 26,786 mm < 260 mm, sehigga kv = 5

1,10 √ 𝑘𝑣 𝐸
𝐹𝑦 = 1,10√5 (200000) w
250 = 69,5701 mm, h/t < 69,5701 mm maka C =1
v

𝑉𝑛 = 0,6 𝐹𝑦 𝐴w 𝐶𝑣 = 0,6 (250)(560)(1) = 84000 N


Ø𝑉𝑛
= 0,9 𝑉 = 0,9 (84000) = 75600 N
Beban terhadap sumbu 𝑛x,
Tabel 3.11 Beban Terdistribusi
Beban Vux (kg) Vux (N)
beban mati 49.1857 482.512
beban hidup 44.11867 432.804
beban hujan 110.1842 1080.91
beban angin 96.94 950.969

Tabel 3.12 Kombinasi Beban


No Kombinasi Beban Vux (N)
1 U = 1,4D 675.516
2 U = 1,2D + 0,5Lr 795.416
U = 1,2D + 0,5R 1119.468
U = 1,2D + 1,6R + 0,5 W 2783.951
U = 1,2D + 1,6R - 0,5 W 1832.981
3
U = 1,2D + 1,6Lr + 0,5 W 1746.985
U = 1,2D + 1,6Lr - 0,5 W 796.016
U = 1,2D + 1,0W + 0,5R 2070.437
4 U = 1,2D - 1,0W + 0,5R 168.498
U = 1,2D + 1,0W + 0,5Lr 1746.385
U = 1,2D - 1,0W + 0,5Lr -155.553
5 U = 0,9D + 1,0W 1385.230
U = 0,9D - 1,0W -516.709
MAX 2783.951

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahanan geser dalam batasan aman (ØVn
= 75600 N < Vu = 2783,951 N).

Dari perhitungan diatas menyatakan bahwa desain penampang gording Lipped


Channel 200.75.20.2,8 telah lulus uji kekuatan gording, lentur dua arah,
lendutan, serta tahanan geser. Sehingga, aman untuk digunakan.

35
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

3.6 Perhitungan Dimensi Sagrod

𝑇𝐷 = 𝑞 sin 𝜃 𝐿
= 22,297 sin(28,07) 5 = 52,459 kg
𝑇𝐿 = 𝑝 sin 𝜃
= 100 sin(28,07) = 47,055 kg
𝑇𝑢 = 1,2 𝑇𝐷 + 1,6 𝑇𝐿

= 1,2 (52,459) + 1,6 (47,055) = 138,24 kg = 1356,1 N


𝑇𝑢
𝐴𝑏 =
0,75 (0,75 𝐹𝑢 )
1356,1
= = 5,5375 mm2
0,75 (0,75 450)

𝑑 = √ 1𝐴𝘣 = √5,3575
1 = 2,6118 mm
𝜋 𝜋
4 4

Perhitungan ini menyatakan bahwa ukuran sagrod pada kasus ini hanya dengan
berdiameter 2,6118 mm sudah aman. Tetapi yang ada di pasaran berdiameter 12 mm
dengan demikin digunakan sagrod berukuran 12 mm. Untuk tipenya ditinjau dari
panjang gording maka digunakan tipe SR-01-03.

Gambar 3.18 Klasifikasi sagrod Gunung Garuda.

36
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB IV PERHITUNGAN SAMBUNGAN

BAB IV
PERHITUNGAN SAMBUNGAN

4.1 Perhitungan Sambungan Baut


Profil baut yang digunakan untuk struktur atap ini adalah baut
tanpa ulir. Berikut adalah spesifikasi baut yang digunakan:
Tabel 4.1 Data Baut
Data Baut
Diameter Baut 16 mm
Diameter Lubang 18 mm
Mutu A325
fy 250 MPa
p
fu
450 MPa
b
fu
825 MPa
r1 0,4

a. Tahanan Geser Baut (tanpa ulir) Single Siku


fub = 825 Mpa (ASTM A325)
Bidang Geser = 1
 Geser
ØRn = Ø × m × r1 × fub × Ab
1
= 0,75 × 1 × 0,4 × 825 × ( π16 2)
4
= 49737,6 N/baut
= 49,7376 𝑘N/baut
 Tumpu
ØRn = Ø × 2,4 × db × 𝑡p × f u𝑝
= 0,75 × 2,4 × 16 × 6 × 450
= 77760 N/baut
= 77,76 𝑘N/baut
Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang single siku
sebesar 49,7376 kN.

37
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

b. Tahanan Geser Baut (tanpa ulir) Double Siku


fub = 825 Mpa (ASTM A325)
Bidang Geser = 2
 Geser
ØRn = Ø × m × r1 × fub × Ab
1
= 0,75 × 2 × 0,4 × 825 × ( π16 2)
4
= 99475,2 N/baut
= 99,4752 kN/baut
 Tumpu
ØRn = Ø × 2,4 × db × tp × fup
= 0,75 × 2,4 × 16 × 6 × 450
= 77760 N/baut
= 77,76 𝑘N/baut
Tahanan yang digunakan untuk baut yang dipasang pada profil batang single siku
sebesar 77,76 kN.

Cek kebutuhan baut setiap batang dengan syarat minimal baut di setiap batang
adalah 2.
Tabel 4.2. Kebutuhan Baut Batang Bawah
P (kN) BAUT
Bagian No. Batang DOMINAN φRn
Max MAX Min Min HASIL BULAT
4 101.8964 3.950862 1.310396 2
5 101.8964 3.950862 1.310396 2
6 93.66627 4.493373 1.204556 2
7 85.43612 5.035884 1.098716 2
8 77.20598 5.578395 0.992875 2
9 68.97584 6.120906 0.887035 2
Bawah 10 60.7457 101.8964 6.663417 -8.3314 TARIK 77.76 0.781195 2
11 58.29522 3.92099 0.749681 2
12 64.07489 1.470512 0.824008 2
13 70.83452 -0.97997 0.910938 2
14 79.06466 -3.43044 1.016778 2
15 87.2948 -5.88092 1.122618 2
16 95.52494 -8.3314 1.228459 2
17 95.52494 -8.3314 1.228459 2

38
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Tabel 4.3. Kebutuhan Baut Batang Atas


24 -7.895 -107.488 -1.3823 2
23 -6.34773 -98.7754 -1.27026 2
22 -4.80046 -90.0629 -1.15822 2
21 -3.2532 -81.3504 -1.04617 2
20 -1.70593 -72.6379 -0.93413 2
19 -0.15867 -63.9254 -0.82209 2
Atas 18 1.388599 10.05722 -56.6014 -108.569 TEKAN 77.76 -0.7279 2
31 0.773628 -56.2939 -0.72394 2
30 2.320894 -65.0065 -0.83599 2
29 3.86816 -73.719 -0.94803 2
28 5.415426 -82.4315 -1.06008 2
27 6.962691 -91.144 -1.17212 2
26 8.509957 -99.8566 -1.28416 2
25 10.05722 -108.569 -1.39621 2

Tabel 4.4. Kebutuhan Baut Batang Vertikal


32 0 0 0 2
34 4.389409 -0.28934 0.088251 2
36 8.778818 -0.57868 49.7376 0.176503 2
38 13.16823 -0.86802 0.264754 2
40 17.55764 -1.15736 0.353005 2
42 21.94704 -1.4467 0.441257 2
Vertical 44.83138 -6.53461 TARIK

44 44.83138 6.54E-09 77.76 0.576535 2


46 21.94704 -6.53461 0.441257 2
48 17.55764 -5.22769 0.353005 2
50 13.16823 -3.92076 49.7376 0.264754 2
52 8.778818 -2.61384 0.176503 2
54 4.389409 -1.30692 0.088251 2
56 Tabel
0 4.5. Kebutuhan
0 Baut Batang Diagonal 0 2
33 0.614846 -9.32749 -0.18753 2
35 0.793213 -12.0334 -0.24194 2
37 1.023608 -15.5286 -0.31221 2
39 1.278199 -19.3909 -0.38986 2
41 1.545072 -23.4395 -0.47126 2
Diagonal 43 1.818828 8.215499 -27.5925 -27.5925 TEKAN 49.7376 -0.55476 2
45 8.215499 -27.5925 -0.55476 2
47 6.978964 -23.4395 -0.47126 2
49 5.773521 -19.3909 -0.38986 2
51 4.623552 -15.5286 -0.31221 2
53 3.582878 -12.0334 -0.24194 2
55 2.777208 -9.32749 -0.18753 2

39
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

Gambar 4.1 Contoh gambar desain sambungan baut pada titik P.

4.2 Perhitungan Angkur dan Base Plate


Berikut adalah data reaksi tumpuan dan displacement yang didapatkan dari model
struktur dengan menggunakan program SAP2000.
Tabel 4.6 Reaksi Tumpuan Dan Kombinasi Gaya Pada Tumpuan
Kombinasi Gaya (N)
1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai Max

Ruv -2.44044E-05 -3.22596E-05 -7596.68 7596.68 -15193.4 15193.36 -15193.4 15193.36 15193.36
Ruh 23468.99559 30525.15853 56299.83 50549.54 36275.45 24774.87 20837.5 9336.919 56299.83
Pu = 𝑅uv m a x = 15193,36 N
Vu = 𝑅uh m a x = 56299,83 N
Penentuan ukuran base plate dengan mengecek syarat dibawah ini : Pu ≤ øcPp
Dengan:
 øc = 0,6

 Pp = 0,85× fc × A1× √ 𝐴2
𝐴1

= 0,85×25×B×N×2
Maka,
øc×Pp = Pu
0,6×0 = Pu
,85×2 𝑃𝑢 56229,85 N
5×B perlu = 0,6 × 0,85 × 25 MPa × 2 0,6 × 0,85 × 25 MPa × 2 = 2207,837 mm
2
(B×N)
=
×N×
2
Diperoleh ukuran base plate perlu sebesar 2207,837 mm2, maka ukuran base plate
pakai harus memenuhi syarat bahwa > (B×N) perlu, seperti di bawah ini:
40
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

B = 300 mm
N = 300 mm
B x N = 300 x 300 = 90000 mm2
Dengan menggunakan ukuran base plate (300 mm×300 mm) = 90.000 mm2 >
2207,837 mm2, sehingga desain base plate sudah aman.

Kemudian dalam menentukan jumlah angkur, terlebih dahulu lakukan pengecekan


bahwa Vu <ø ×fv×Ab × n.
Dengan:
Ø = 0,75
fv = 0,6 x 250 = 150 Mpa dengan menggunakan angkur A307 dengan diameter
16 mm
n = jumlah angkur
Maka,
Vu < ø ×fv×Ab ×n

15193,36 N = 0,75× 166 MPa × (14×𝜋×162) × n


15193,36
n= 1 = 0,671694 unit
0,75 ×150× ( ×π× 16²)
4

Minimal penggunaan angkur dalam struktur adalah 2 unit, sehingga dipasang 2 unit
angkur A307 dengan diameter 16 mm.

Gambar 4.2 Tampak atas base plate.


Menentukan ukuran base plate yaitu dengan langkah di bawah ini :
P𝖚
Syaratnya yaitu t perlu> 1,49 × c ×√
B × N ×fy
dengan:
 C = 150 (dipilih maksimum jarak tepi penampang siku ganda ke tepi baseplate)
 Pu = 56299,85171 N
 Fy = 250 Mpa

41
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR

 B = 300 mm
 N = 300 mm

Maka:
P𝖚
tperlu> 1,49 × c × √
B × N ×fy

56299,85171
tperlu = 1,49 × 100×√
300 × 300 × 240

tperlu = 11,82 mm, sehingga dipilih t pakai sebesar 15 mm.

42
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya

Anda mungkin juga menyukai