(TSP-306)
Dikerjakan oleh :
DAFTAR ISI...................................................................................................................... i
BAB I PENJELASAN UMUM ................................................................................... 1
BAB II PERHITUNGAN BEBAN ............................................................................... 2
2.1 Beban Gording ..........................................................................................
2
2.1.1 Perhitungan Beban........................................................................... 3
2.2 Beban Kuda – kuda................................................................................... 7
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR .................................................... 11
3.1 Model Struktur dengan Menggunakan Program SAP2000 ...................... 11
3.2 Kombinasi Beban...................................................................................... 13
3.3 Perhitungan Dimensi Batang Tarik........................................................... 14
3.3.1 Perhitungan Batang Bawah (2L 75.75.6) ...................................... 16
3.3.2 Perhitungan Batang Vertikal (L 75.75.6) ...................................... 18
3.3.3 Perhitungan Batang Vertikal (2L 75.75.6) .................................... 20
3.4 Perhitungan Dimensi Batang Tekan ......................................................... 22
3.4.1 Perhitungan Batang Atas (2L 75.75.6) dan Batang Diagonal
(2L 75.75.6)................................................................................... 23
3.4.2 Perhitungan Batang Diagonal (L 75.75.6) ....................................
28
3.5 Perhitungan Dimensi
Gording .................................................................. 30
BAB IV PERHITUNGAN SAMBUNGAN................................................................... 37
3.6 Perhitungan Dimensi
4.1 Perhitungan Sambungan Baut...................................................................
Sagrod 37
.................................................................... 36
4.2 Perhitungan Angkur dan Base Plate .........................................................
40
i
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB I PENJELASAN UMUM
BAB I
PENJELASAN UMUM
1
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING
BAB II
PERHITUNGAN BEBAN
Pada bab ini akan dipaparkan data dan perhitungan untuk pembebanan pada
gording struktur atap.
2.1 Beban Gording
2
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING
Struktur gording rangka atap ini menggunakan profil baja channel dengan dimensi
200.75.20.2,8 dan data sebagai berikut:
Ix : 950000 mm4
Iy : 220000 mm4
Zx : 19100 mm3
Zy : 7100 mm3
Beban Mati
Beban Hidup
3
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING
Beban Hujan
Sebelum menentukan beban angin ketika datang dan pergi, terlebih dahulu tentukan
nilai cp (koefisien tekanan atap). Sesuai pada SNI-1727-2013 pasal 27.4.1 cp angin
datang dan angin pergi ditentukan dari 2 (dua) komponen, yakni : sudut (θ) dan h/L.
Proyek ini memiliki sudut (θ) sebesar 28,07o dan h/L sebesar 0,813 m. Untuk
menentukan cp di sisi angin datang diperlukan interpolasi sehingga di dapatkan :
0
CP 0.5
24 26 28 30 32
-0.2 y = 0.02x - 0.8
y = 0.04x - 1.5 CP >1
-0.4
Linear (CP
0.5)
-0.6
0
0 1 1.5 tetha 28.07
0.5
0.4
Gambar 2.7. Grafik interpolasi h/L terhadap cp lebih dari 1 untuk cp bawah.
Gambar 2.8. Grafik interpolasi h/L terhadap cp lebih dari 1 untuk cp Bawah.
5
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING
ANGIN DATANG
Tetha
ATAS
25 30 28.07
0.5 -0.3 -0.2 -0.2386
cp 1 -0.5 -0.3 -0.3772
0.813333 -0.32546
Tetha
BAWAH
25 30 28.07
0.5 0.2 0.2 0.2
cp 1 0 0.2 0.1228
0.813333 0.151621
Sehingga didapatkan untuk cp sisi angin datang, bagian atas didapat sebesar -0,32646
sedangkan bagian bawah didapat 0,151621. Untuk cp sisi angin pergi didapat -0,6.
Dengan demikian untuk menentukan sisi angin datang (windward),
P1 = qGCp atas − q(GCpi)
6
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING
8
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING
P1
= 10% × (P1 beban gording + P1 beban penutup atap )
9
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB II PERHITUNGAN GORDING
P1
= P1 beban gording + P1 beban penutup atap + P1 sagrod + P1 rafter L + P1 rafter 2L
P3
= P3 beban gording + P3 beban penutup atap + P3 sagrod + P3 rafter L + P3 rafter 2L
Namun ada perubahan yang terjadi setelah melewati beberapa uji dikarenakan profil gording
dan kuda – kuda yang digunakan tidak memenuhi berbagai persyaratan. Dengan demikian,
profil gording yang semula menggunakan Lipped Channel 100.50.20.2,8 menjadi
menggunakan Lipped Channel 200.75.20.2,8 dan profil kuda – kuda yang sebelumnya
Equal Angle 100.100.10 menjadi Equal Angle 75.75.6.
10
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
BAB III
PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
11
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
12
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
4 27.80577 11.95185 36.2452 21.07433 38.92808 51.48953 101.8964 80.82207 72.56386 30.41519 46.09953 3.950862 101.8964 3.950862
5 27.80577 11.95185 36.2452 21.07433 38.92808 51.48953 101.8964 80.82207 72.56386 30.41519 46.09953 3.950862 101.8964 3.950862
6 25.68581 11.03248 33.4571 18.62386 35.96013 47.55152 93.66627 75.04241 66.17538 28.92767 41.74109 4.493373 93.66627 4.493373
7 23.56585 10.11311 30.66901 16.17338 32.99219 43.61352 85.43612 69.26275 59.7869 27.44014 37.38264 5.035884 85.43612 5.035884
8 21.44588 9.193735 27.88092 13.7229 30.02424 39.67552 77.20598 63.48308 53.39842 25.95262 33.0242 5.578395 77.20598 5.578395
9 19.32592 8.274361 25.09283 11.27242 27.05629 35.73752 68.97584 57.70342 47.00994 24.4651 28.66575 6.120906 68.97584 6.120906
Bawah 10 17.20596 7.354988 22.30474 8.821945 24.08834 31.79952 60.7457 51.92375 40.62146 22.97757 24.30731 6.663417 60.7457 101.8964 6.663417 -8.3314
11 17.20596 7.354988 22.30474 3.92099 24.08834 31.79952 58.29522 54.37423 35.72051 27.87853 19.40635 11.56437 58.29522 3.92099
12 19.32592 8.274361 25.09283 1.470512 27.05629 35.73752 64.07489 62.60437 37.20803 34.26701 18.86384 15.92282 64.07489 1.470512
13 21.44588 9.193735 27.88092 -0.97997 30.02424 39.67552 69.85455 70.83452 38.69556 40.65549 18.32133 20.28126 70.83452 -0.97997
14 23.56585 10.11311 30.66901 -3.43044 32.99219 43.61352 75.63421 79.06466 40.18308 47.04397 17.77882 24.63971 79.06466 -3.43044
15 25.68581 11.03248 33.4571 -5.88092 35.96013 47.55152 81.41388 87.2948 41.6706 53.43245 17.23631 28.99815 87.2948 -5.88092
16 27.80577 11.95185 36.2452 -8.3314 38.92808 51.48953 87.19354 95.52494 43.15813 59.82092 16.6938 33.3566 95.52494 -8.3314
17 27.80577 11.95185 36.2452 -8.3314 38.92808 51.48953 87.19354 95.52494 43.15813 59.82092 16.6938 33.3566 95.52494 -8.3314
13
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
Berikut adalah spesifikasi mutu baja yang digunakan serta data yang digunakan untuk
perhitungan pemodelan ketahanan nominal masing-masing batang:
Mutu Baja
fy = 250 Mpa
fu = 450 Mpa
E = 200.000 Mpa
Faktor ketahanan terhadap leleh, Ø
= 0,9
Faktor ketahanan terhadap fraktur, Ø = 0,75
Faktor ketahanan terhadap tekan, Ø = 0,85
Profil yang digunakan
Batang bawah 2L 75.75.6
Batang vertikal L 75.75.6 dan 2L 75.75.6
14
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Fy 250 MPa
Fu 450 MPa
Pu Bawah 101,8964 kN
Pu Atas 44,83138 kN
Jarak sisi terluar ke as 120 mm
baut terakhir
Jarak sisi terluar ke as 40 mm
baut pertama
15
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
3.3.1 Perhitungan Batang Bawah (2L 75.75.6) No. Batang 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, dan 17.
a) Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
∅𝑃n = ∅ × 2Ag × fy
= 0,9 × (2 × 872,7) x 250
= 392715 N
= 392,715 kN
Sehingga, ∅Pn (392,715 kN) > 𝑃u (101,8964 kN). Profil
yang digunakan cukup menahan kondisi leleh.
b) Pemeriksaan keruntuhan tarik pada penampang bruto
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U (faktor
shear lag) pada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga dapat ditentukan :
Kasus Awal 𝑈 = 0,5
𝑥̅
Kasus 2 𝑈 =1− ( )
80
20,6
𝑈 =1− ( )
80
𝑈 = 0,7425
Kasus 8 𝑈 = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus
di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI
1729:2015 pasal B4.3,
An1 = Ag − n × (𝑑ℎ + 4) × t
= (2 × 872,7) − 2 × (16 + 4) × 6
= 1505,4 mm2
An2 = 0,85 × 2Ag
= 0,85 × ( 2 × 872,7 )
= 1483,59 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil, maka An = 1483,59
mm2.
𝐴𝑒 = An × 𝑈
= 1483,59 × 0.8
= 1186,872 mm2
16
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
∅Pn = ∅ × Fu × Ae
= 0,75 × 450 × 1186,872
= 400569,3 N
= 400,5693 kN
Sehingga, ∅Pn (400,5693 kN) > Pu (101,8964 Profil yang
Gambar 3.9 Contoh gambar desain sambungan pada titik B (Batang 4&5).
= ((0,6
𝑅n1 = 0,6 𝐹
(250) (1440)) + (1 (450) (360)) = 280800 N
𝑢 𝐴nv) + (𝑈𝑏𝑠 𝐹𝑢 𝐴nt)
𝑅n ==Min
(0,6((450)
𝑅n1, 𝑅n2(1080) ) + (1 N = 280.8 kN
) = 280800
Dengan terpenuhinya kondisi leleh, fraktur, dan geser blok seperti yang
dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu
2L 75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang
bawah dan komponen struktur tarik di atas ditentukan oleh kekuatan
geser blok. Kekuatan tarik desain menurut DFBK yakni sebesar 210,6
kN.
3.3.2 Perhitungan Batang Vertikal (L 75.75.6) No. Batang 32, 34, 36, 38, 40, 42,
44, 46, 48, 50, 52, 54, dan 56.
a) Pemeriksaan leleh tarik pada penampang bruto bawah
∅𝑃n = ∅ × Ag × fy
= 0,9 × 872,7 x 250
= 196357,5 N
= 196,3575 kN
Sehingga, ∅Pn (196,3575 kN) > 𝑃u (44,83138 kN). Profil yang
digunakan cukup menahan kondisi leleh.
b) Pemeriksaan keruntuhan tarik pada penampang bruto
Terlebih dahulu tentukan kasus awal untuk menentukan besar U
(faktor
shear
Kasus lag)
Awalpada tabel 3.2 SNI-1729-2015. Sehingga
𝑈 = 0,5dapat
ditentukan :
𝑥̅
Kasus 2 𝑈 =1− ( )
80
20,6
𝑈 =1− ( )
80
𝑈 = 0,7425
Kasus 8 𝑈 = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus
di atas, yakni U = 0,8.
Kemudian hitung nilai An dengan menggunakan persyaratan SNI
1729:2015 pasal B4.3,
An1 = Ag − n × (𝑑ℎ + 4) × t
= 872,7 − 2 × (16 + 4) × 6
= 632,7 mm2
18
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
An2 = 0,85 × Ag
= 0,85 × 872,7
= 741,795 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil, maka An = 632,7 mm2.
𝐴𝑒 = An × 𝑈
= 632,7 × 0.8
= 506,16 mm2
∅Pn = ∅ × Fu
× Ae
= 0,75 × 450
× 506,16
= 170829∅P
Sehingga, N (170,829 kN) > P (44,83138 Profil yang
n u
= 170,829
kN). digunakan cukup menahan keruntuhan tarik.
kN
c) Pemeriksaan keruntuhan geser blok
Gambar 3.10 Contoh gambar desain sambungan pada titik B (Batang 32).
𝑈 = 0,7425
Kasus 8 𝑈 = 0,8
Sehingga, U yang dipilih merupakan U maksimum dari kasus – kasus
di atas, yakni U = 0,8.
20
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
= (2 × 872,7) − 2 × (16 + 4) × 6
= 1505,4 mm2
An2 = 0,85 × 2Ag
= 0,85 × (2 × 872,7 )
= 1483,59 mm2
Nilai An yang digunakan adalah yang terkecil, maka An = 1483,59
mm2.
𝐴𝑒 = An × 𝑈
= 1483,59 × 0.8
= 1186,872 mm2
∅Pn = ∅ × Fu × Ae
= 0,75 × 450 × 1186,872
= 400569,3 N
= 400,5693 kN
Sehingga, ∅Pn (400,5693 kN) > Pu (44,83138 Profil yang
kN). digunakan cukup menahan keruntuhan tarik.
c) Pemeriksaan keruntuhan geser blok
Gambar 3.11 Contoh gambar desain sambungan pada titik B (Batang 32.
21
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
22
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
Rmin 23 mm
x-bar 20,6 mm
Fy 250 MPa
Fu 450 MPa
Jarak sisi terluar ke 120 mm
as baut terakhir
Jarak sisi terluar ke 40 mm
as baut pertama
3.4.1 Perhitungan Batang Atas (2L 75.75.6) No. Batang 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30, dan 31 & Perhitungan Batang Diagonal (2L 75.75.6)
No. Batang 43 dan 45.
a) Akibat Tekuk Lentur
23
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
75
< 0,45√200000 → 12,5 < 12,727 , sehingga profil yang digunakan
6 250
𝐼𝑥
𝑟𝑥 = √ 𝐴g
922000
= √ 1745,4
𝑟𝑥 = 22,983596 mm
24
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
𝐼𝑦
𝑟𝑦 = √ g
𝐴
3209730,7
= √ 1745,4
𝑟𝑦 = 42,883163 mm
𝐾𝐿 1 × 1210
=
𝑟𝑥 22,983596
𝐾𝐿
= 52,832713 MPa
𝑟𝑥
𝐾𝐿 1×
=
1210
𝑟𝑦 42,883163
𝐾𝐿
= 28,316142 MPa
𝑟𝑦
𝜋2200000
=
(52,832713)2
= 707,17015 MPa
d) Menghitung tegangan kritis, Fcr
𝐸 200000
4,71 √ 𝐹𝑦 = 4,71√
250
= 133,2189 MPa
𝐸 𝐾𝐿
(133,2189) > (52,83271)
4,71 √ 𝐹𝑦 𝑟𝑥
Sehingga,
𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟 =
[0,658𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
25
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
250
=
[0,658707,17015]
250
= 215,61497
MPa
e)
Menghitung tekuk torsi
𝑎 = j 𝑎 𝑟 𝑎 𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟
3
g𝑜 𝑟 𝑑 𝑖 𝑛 g
, diasumsikan memiliki 2
konektor.
12100
𝑎=
3
𝐾𝐿/𝑟 𝑚 𝑎 𝑥
𝑎 = 404,7619 𝑚𝑚 < 𝑎 𝑚𝑎𝑥 = 3𝑟𝑖 4𝐾
= 911,364 mm (OK)
𝑎
= 17,59834 mm < 40 mm
𝑟𝑖
Maka,
𝐾𝐿 𝐾𝐿
( ) =( )
𝑟 𝑚 𝑟 𝑦
𝐸
= 28,31614 MPa < 4,71 √ (133,2189 MPa)
𝐹𝑦
Sehingga,
𝜋2𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿 2
(𝑟 )
𝑦
26
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
𝜋2200000
=
(28,31614)2
= 783,6312 MPa
𝐹𝑐𝑟𝑦
= [0,658𝐹𝐹𝑒𝑦] 𝐹𝑦
250
= [0,658783,6312] 250
= 218,7505 MPa
𝑥0 = 0
𝑡𝑝
𝑦0 = 𝐶 𝑦 −
2
= 20,6 − 62
= 17,6
mm𝐼 + 𝐼
𝑥 𝑦0
𝑟̅0 2 = 0 + 𝑥0 2 + 𝑦02
𝐴g
461000 + 461000
= + 02 + 17,62
1745,4
= 838,0057mm2
𝑥02 + 𝑦02
𝐻 =1−( )
𝑟̅20
02 +
=1−( 2)
17,62
838,0057
= 0,63036
1 3
𝐽=∑ 𝑏𝑡
3
1 1
= ( 75(73 )) + ( (75−7)(73 ))
3 3
= 16349,67
mm4
𝐹𝑐𝑟 𝑧 =
𝐴g . 𝑟̅𝐺𝐽
0
2
77200 (16349,67)
=
1745,4. (838,0057)
= 862,9473 MPa
Dengan demikian dapat ditentukan,
27
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
4. 𝐹𝑐𝑟𝑦 . 𝐹𝑐𝑟𝑧. 𝐻
𝐹𝑐𝑟 = ( 𝐹𝑐𝑟𝑦 + 𝐹𝑐𝑟𝑧 ) 1 − 1 − (𝐹 + 𝐹 ) 2
2𝐻 √ 𝑐𝑟𝑦 𝑐𝑟𝑧
⎦
⎣
218,7505 + 862,9473 4(218,7505)(862,9473)(0,63036)
=( ) [1 − √1 − ]
2(0,63036) (218,7505 + 862,9473)2
= 197,1672 MPa
Kemudian tentukan nilai Fcr terendah dari tekuk lentur dan tekuk lentur torsi,
sehingga didapatkan Fcr = 197,1672 MPa
∅Pn = ∅ × Fcr × Ag
= 0,9 × 197,1672 × 1745,4
= 309722,1 N
= 309,7221 kN
Sehingga, ∅Pn (309,7221 kN) > Pu (108,569 kN). Profil yang digunakan
cukup menahan tekan.Dengan terpenuhinya kondisi tekuk lentur dan tekuk
torsi seperti yang dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang
digunakan yaitu 2L 75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil
batang atas & diagonal.
2. Perhitungan Batang Diagonal (L 75.75.6) No. Batang 33, 35, 37, 39, 41, 47,
49, 51, 53, dan 55.
a) Akibat Tekuk Lentur
Terlebih dahulu periksa terhadap batasan lamda r sesuai dengan SNI
1729:2015 tabel B4.1a mengenai rasio tebal terhadap lebar elemen tekan
komponen struktur yang menahan tekan aksial dan didapatkan untuk
kasus ini sesuai dengan kasus 3.
75
< 0,45√200000 → 12,5 < 12,727 , sehingga profil yang digunakan
6 250
masih aman terhadap tekuk lokal. Dan dikarenakan single siku, bila b/t <
20 maka hanya perlu memperhitungkan dari aspek tekuk lentur saja.
28
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
𝜋2200000
=
(200)2
= 49,34 MPa
d) Menghitung tegangan kritis, Fcr
𝐸 200000
4,71 √ 𝐹𝑦 = 4,71√
250
= 133,2189 MPa
𝐸 𝐾𝐿
4,71 √ 𝐹𝑦 (133,2189) < r (200)
Sehingga,
𝐹𝑐𝑟 = 0,877𝐹𝑒
= 0,877 (49,34)
= 43,271 MPa
∅Pn = ∅ × Fcr × Ag
= 0,9 × 43,271 × 872,7
= 34746,64 N
= 34,746 kN
29
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
Sehingga, ∅Pn (34,746 kN) > Pu (23,4395 kN). Profil yang digunakan cukup
menahan tekan.
Dengan terpenuhinya kondisi tekuk lentur dan tekuk torsi seperti yang
dibuktikan pada perhitungan di atas, maka profil yang digunakan yaitu L
75.75.6 memenuhi persyaratan pembebanan untuk profil batang diagonal.
Z𝑥 = H. t. (H + B)
4
200
= 200(2,8) ( + 75)
4
= 70000 mm3
𝑡 2 2
Z𝑦 = [H (𝑐𝑦 − ) + (𝑐𝑦 − 𝑡) + (B − 𝑐𝑦) ] 𝑡
2
2,8
= [200 (22 − ) + (22 − 2,8)2 + (75 − 22)2] 2,8
2
= 20433 mm3
S𝑥 = 63600 mm3
S𝑦 = 14200 mm3
30
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
BEBAN HIDUP
p 100 kg
BEBAN ANGIN
Leeward 38.776 kg/m
Windward 38.776 kg/m
BEBAN HUJAN
49.949 kg/m
Lx = 5 meter
Ly = ½ x jarak kuda – kuda = 2,5 m (dipasang 1 trekstang pada tengah bentang).
Akibat beban mati
q = 22,23 kg/m
qx = q cos 28,07 = 22,23 cos 28,07 = 19,67
kg/m
qy
= q sin 28,07 = 22,23 sin 28,07 = 10,49 kg/m
M 8 𝑥 𝑥 8
x
5
=
Mx
2
1 =81 𝑞𝑥 𝐿𝑥 2 =81 (38,776)52 = 121,17 kg. m
=
Akibat beban hujan
(6
q1,
8 = 49,95 kg/m
4
8,
qx = q cos 28,07 = 49,95 cos 28,07 = 44,07
8
2 kg/m
k
4
31
g.
Laporan Perancangan
) Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
m
5
=
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
My = 1 𝑞 8𝐿 𝑦 1 (23,50
𝑦2 = 8 )2,52 = 18,36 kg. m
32
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
Gambar 3.17 Potongan SNI 1729:2015 tabel B4.1b kasus 10 & 15.
Kasus 10, uji terhadap sayap
𝜆 = 𝐵/𝑡 = 26,786 mm
𝐸
λ𝑝 = 0,38√
𝐹𝑦
= 10,748 mm
𝐸
λ𝑟 = 1,0√ 𝐹𝑦
= 28,284 mm
Kasus 10 menyatakan bahwa penampang sayap tak kompak (λp < λ < λr).
Kasus 15, uji terhadap web
𝜆 = ℎ/𝑡w = 26,786 mm
𝐸
λ𝑝 = 3,76√
𝐹𝑦
= 106,35 mm
𝐸
λ𝑟 = 5,70√ 𝐹𝑦
= 161,22 mm
Kasus 10 menyatakan bahwa penampang web kompak (λ < λp).
Dengan demikian dapat ditentukan kekuatan lentur nominal (Mn) sesuai SNI
1729:2015 pasal F3 mengenai tekuk lokal sayap tekan untuk penampang dengan
sayap nonkompak.
33
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
𝜆 − λ𝑝
M𝑛𝑥 = (𝑍𝑥. 𝐹𝑦) − {[(𝑍𝑥. 𝐹𝑦) − (0,7. 𝐹𝑦. 𝑆𝑥)] ( )}
λ𝑟 − λ𝑝
26,786 − 10,748
)}
= (70000 × 250) − {[(70000 × 250) − (0,7(250)(63600)] ( 28,284 − 10,748
= 11674347 𝑁𝑚𝑚 = 1190 𝑘𝑔𝑚
𝜆 − λ𝑝
M𝑛𝑦 = (𝑍𝑦. 𝐹𝑦) − {[(𝑍𝑦. 𝐹𝑦) − (0,7. 𝐹𝑦. 𝑆𝑦)] ( )}
λ 𝑟− λ 𝑝
26,786 − 10,748
)}
= (20433 × 250) − {[(20433 × 250) − (0,7(250)(14200)] ( 28,284 − 10,748
= 2709177,736 𝑁𝑚𝑚 = 276,16 𝑘𝑔𝑚
Cek kekuatan gording terhadap persyaratan cek lentur dua arah
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ≤1
Ø𝑀𝑛𝑥 Ø𝑀𝑛𝑦
354,734
+ ≤1
0,9(1190)
56,891 0,9(276,16)
0,5601 ≤ 1
Sehingga,
Cek Kekuatan Gording (kg.m)
Lakukan pengecekan lendutan dengan beban yang ditinjau merupakan beban hidup,
𝑃𝐿3
∆𝑥 =
48 𝐸𝐼 𝑥
(100×9,81)(5000)3
= = 2,0084 mm
48(200000)(6360000)
∆𝑦= 𝑃(𝐿/2)
3
48 𝐸𝐼 𝑦
(100×9,81)(5000/2) 3
= = 2,12891 mm
48(200000)(750000)
∆ = √ ∆ 𝑥 2 + ∆𝑦 2
34
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
𝐿
∆𝑖 j𝑖 𝑛 =240 = 5000
240
= 20,8333 mm
Dengan demikian lendutan yang terjadi aman (∆<∆ijin)
Selanjutnya pengecekan terhadap tahanan geser berdasarkan SNI 1729:2015 pasal
G2,
𝐴w = H. B = 200 × 75 = 560 mm2
1,10 √ 𝑘𝑣 𝐸
𝐹𝑦 = 1,10√5 (200000) w
250 = 69,5701 mm, h/t < 69,5701 mm maka C =1
v
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahanan geser dalam batasan aman (ØVn
= 75600 N < Vu = 2783,951 N).
35
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
𝑇𝐷 = 𝑞 sin 𝜃 𝐿
= 22,297 sin(28,07) 5 = 52,459 kg
𝑇𝐿 = 𝑝 sin 𝜃
= 100 sin(28,07) = 47,055 kg
𝑇𝑢 = 1,2 𝑇𝐷 + 1,6 𝑇𝐿
𝑑 = √ 1𝐴𝘣 = √5,3575
1 = 2,6118 mm
𝜋 𝜋
4 4
Perhitungan ini menyatakan bahwa ukuran sagrod pada kasus ini hanya dengan
berdiameter 2,6118 mm sudah aman. Tetapi yang ada di pasaran berdiameter 12 mm
dengan demikin digunakan sagrod berukuran 12 mm. Untuk tipenya ditinjau dari
panjang gording maka digunakan tipe SR-01-03.
36
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB IV PERHITUNGAN SAMBUNGAN
BAB IV
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
37
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
Cek kebutuhan baut setiap batang dengan syarat minimal baut di setiap batang
adalah 2.
Tabel 4.2. Kebutuhan Baut Batang Bawah
P (kN) BAUT
Bagian No. Batang DOMINAN φRn
Max MAX Min Min HASIL BULAT
4 101.8964 3.950862 1.310396 2
5 101.8964 3.950862 1.310396 2
6 93.66627 4.493373 1.204556 2
7 85.43612 5.035884 1.098716 2
8 77.20598 5.578395 0.992875 2
9 68.97584 6.120906 0.887035 2
Bawah 10 60.7457 101.8964 6.663417 -8.3314 TARIK 77.76 0.781195 2
11 58.29522 3.92099 0.749681 2
12 64.07489 1.470512 0.824008 2
13 70.83452 -0.97997 0.910938 2
14 79.06466 -3.43044 1.016778 2
15 87.2948 -5.88092 1.122618 2
16 95.52494 -8.3314 1.228459 2
17 95.52494 -8.3314 1.228459 2
38
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
39
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
Ruv -2.44044E-05 -3.22596E-05 -7596.68 7596.68 -15193.4 15193.36 -15193.4 15193.36 15193.36
Ruh 23468.99559 30525.15853 56299.83 50549.54 36275.45 24774.87 20837.5 9336.919 56299.83
Pu = 𝑅uv m a x = 15193,36 N
Vu = 𝑅uh m a x = 56299,83 N
Penentuan ukuran base plate dengan mengecek syarat dibawah ini : Pu ≤ øcPp
Dengan:
øc = 0,6
Pp = 0,85× fc × A1× √ 𝐴2
𝐴1
= 0,85×25×B×N×2
Maka,
øc×Pp = Pu
0,6×0 = Pu
,85×2 𝑃𝑢 56229,85 N
5×B perlu = 0,6 × 0,85 × 25 MPa × 2 0,6 × 0,85 × 25 MPa × 2 = 2207,837 mm
2
(B×N)
=
×N×
2
Diperoleh ukuran base plate perlu sebesar 2207,837 mm2, maka ukuran base plate
pakai harus memenuhi syarat bahwa > (B×N) perlu, seperti di bawah ini:
40
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
B = 300 mm
N = 300 mm
B x N = 300 x 300 = 90000 mm2
Dengan menggunakan ukuran base plate (300 mm×300 mm) = 90.000 mm2 >
2207,837 mm2, sehingga desain base plate sudah aman.
Minimal penggunaan angkur dalam struktur adalah 2 unit, sehingga dipasang 2 unit
angkur A307 dengan diameter 16 mm.
41
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya
BAB III PERHITUNGAN DIMENSI STRUKTUR
B = 300 mm
N = 300 mm
Maka:
P𝖚
tperlu> 1,49 × c × √
B × N ×fy
56299,85171
tperlu = 1,49 × 100×√
300 × 300 × 240
42
Laporan Perancangan Struktur Baja Universitas Pembangunan Jaya