Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas segala

rahmat dan karunianya yang begitu besar, penyusun dapat menyelesaikan Tugas Struktur Baja II

dengan baik.

Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak

yang telah membantu, memberikan saran, motivasi, dan bimbingannya yang sangat bermanfaat

untuk menyelesaikan tugas ini. Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kapada

1. Kepala Program Studi Teknik Sipil Universitas Janabadra.

2. Ahmad zaki, S,T.,M.Sc, Ph.D. selaku dosen matakuliah Struktur Baja II

3. Sarju, S.T., M.T.selaku dosen pembimbing tugas Struktur Baja II.

4. Kedua orang tua, saudara dan kerabat.

5. Teman Program Studi Teknik Sipil Universitas Janabadra yang telah membantu

hingga tugas ini terselesaikan.

6. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebut satu-persatu yang selalu siap

membatu.

Yogyakarta, 6 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

LAPORAN TUGAS STRUKTUR BAJA ....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii

LEMBAR ASISTENSI TUGAS BAJA II ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ix

1. BAB I ........................................................................................................................ 1

1.1. PERENCANAAN STRUKTUR ................................................................... 1

1.2. DATA DASAR STRUKTUR KUDA – KUDA ........................................... 2

1.3. PERATURAN YANG DIGUNAKAN ......................................................... 2

1.4. SPESIFIKASI BAHAN ................................................................................ 3

1.5. PEMBEBANAN ........................................................................................... 4

1.5.1. KOMBINASI PEMBEBANAN .................................................... 4

1.6. DENAH KUDA – KUDA ............................................................................ 5

2. BAB II ....................................................................................................................... 6

2.1. BENTUK KUDA – KUDA, NOTASI BUHUL, DAN NAMA

BATANG ...........................................................................................................

............. 6

2.2. MENGHITUNG PANJANG BATANG DAN TOTAL PANJANG

BATANG ....................................................................................................... 7

2.3. PEMASANGAN GORDING TANPA SAGROD ...................................... 10

2.4. PEMASANGAN GORDING DAN SAGROD TERPASANG .................. 13

2.5. SETELAH SAGROD TERPASANG DAN SAAT PEMASANGAN


PENUTUP ATAP ....................................................................................... 16

2.6. SETELAH SAGROD DAN PENUTUP ATAP TERPASANG SERTA

BEBAN ANGIN DAN HUJAN .................................................................. 20

2.7. PERENCANAAN SAGROD ...................................................................... 24

2.8. PERHITUNGAN PEMBEBANAN YANG BEKERJA PADA KUDA –

KUDA …...................................................................................................... 25

3. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 27

4. LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Denah Kuda - Kuda .............................................................................. 5

Gambar 2.1 Denah Kuda–Kuda ................................................................................ 6

Gambar 2.2 Detail Penampang Kuda - Kuda ............................................................. 7


DAFTAR TABEL

Table 1.1 Sifat – Sifat Mekanis Baja Struktur …......................................................... 3

Table 2.1 Panjang batang ......................................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PERENCANAAN STRUKTUR BAJA ATAP

Struktur baja dapat di definisikan sebagai rangkaian batang-batang baja yang saling

berhubungan yang kokoh dengan maksud untuk dapat menahan beban dari atasnya maupun berat

sendiri. Konstruksi baja yang dapat digunakan antara lain adalah baja INP, IWF, baja siku, baca

UNP, CNP. Keuntungan suatu konstruksi yang terbuat dari baja adalah kekokohannya dan

mudah dirangkai dengan bentuk yang dikehendaki dalam bentang yang lebar maupun tinggi,

sehingga mempercepat pengerjaan, walaupun juga memiliki kelemahan diataranya adalah mudah

terjadi kerusakan bila terjadi kontak dengan lingkungan korosif seperti dekat laut. Untuk itu

perlu diberi pelapis agar terhindar dari korosi seperti mengganakan cat, plastik maupun lapis

galvanis. Hubungan yang kokoh ini dalam rangka atap baja diwujudkan dengan rangkaian

batang yang membentuk segitiga, sehingga apapun bentuk atapnya perlu dibagi-bagi menjadi

segmen-segmen yang berbentuk segitiga, dengan gaya yang bekerja batang tersebut berupa gaya

tarik atau gaya tekan, dalam batang struktur atap baja tidak diperkenankan terdapat gaya lentur.

………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………..

Pada perkembangannya hingga tahun 1850 perencanaan struktur merupakan suatu seni

yang berdasarkan pada intuisi untuk menentukan ukuran dan susunan elemen struktur. Dengan

berkembangnya pengetahuan mengenai perilaku struktur dan material, maka perencanaan

struktur menjadi lebih ilmiah.


Perhitungan yang melibatkan prinsip-prinsip ilmiah harus dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan, namun tidak diikuti secara membabibuta. Pengalaman intuisi seorang

ahli struktur digabungkan dengan hasil-hasil perhitungan ilmiah akan menjadi suatu dasar proses

pemgambilan keputusan yang baik.

Tujuan dari perencanaan struktur rmenurut tata cara perencanaan Struktur Baja Untuk

Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) adalah menhasilkan suatu struktur yang stabil, cukup

kuat, mampulayan, awet, dan memenuhi tujuantujuan lainnya seperti ekonomi dan kemudahan

pelaksanaan. Suatu strukur disebut stabil jika tidak mudah terguling, miring, atau tergeser

selama umur rencana bangunan. Resiko terhadap kegagalan struktur dan hilangnya

kemampulayanan selama umur rencana nya juga harus diminimalisir dalam batas-batas yang

masih dapat diterima. Suatu struktur yang awet semestinya tidak memerlukan biaya perawatan

yang terlalu berlebihan selama umur layannya

Perncanaan adalah sebuah proses untuk mendapatkan suatu hasil yang optimum. Suatu

struktur dikatakan optimum apabila memenuhi kriteriakriteria berikut :

a. Biaya minimum

b. Berat minimum

c. Waktu konstruksi minimum

d. Tenaga kerja minimum

e. Biaya manufaktur minimum

f. Manfaat maksimum pada saat masalayan

1.2 DATA DASAR STRUKTUR KUDA - KUDA

 Jenis penutup atap = Genteng beton

 Jumlah segment (n) = 20 buah

 Jarak antara segment (a) = 2,0 m

 Tinggi kuda-kuda (b) = 4,40 m


 Jarak antar kuda-kuda = 3,90 m

 Beban hujan + angin = 25 kg/m2

 Beban angin (sementara) = 130 kg/m2

 Alat sambungan = Baut

 Mutu Baja = BJ 41

 Jenis plafon dengan rangka Hollow = Akustik

 Kemiringan kuda-kuda (Asumsi) = 30°

1.3 PERATURAN YANG DIGUNAKAN

Peraturan-peraturan yang digunakan antara lain :

1. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 dan SNI 031727-2013.

2. Tata Perancangan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 031729-2002

3. Peraturan struktur Baja Dengan Metode LRFD (Agus Setiawan)

1.4 SPESIFIKASI BAHAN

Dalam perencanaan struktur baja, SNI 03-1729-2002 mengambil beberapa sifat

mekanik dari material baja yang sama yaitu :

Modulus Elastis, E = 200.000 MPa

Modulus Geser, G = 80.000 MPa

Rasio Poisson = 0,30

Koefisien muai panjang, α = °C

Sedangkan berdasarkan tegangan leleh dan tegangan putusnya, SNI 03-17292002

mengklasifikasikan mutu dari material baja menjadi lima kelas mutu sebagai berikut :
Table 1.1 Sifat – sifat Mekanis Baja Struktur

TeganganPutus TeganganLeleh
Regangan
minimum, minimum,
Jenis Baja Minimum (%)
(MPa) (MPa)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13

Mutu bahan yang di gunakan struktur kuda-kuda baja yaitu :

1. BJ 41

2. Factor reduksi kuat bahan (pasal 6.8 tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002)

a. Komponen struktur yang memikul lentur

• Balok = 0,90

• Balok plat berdinding penuh = 0,90

• Pelat badan memikul geser = 0,90

• Plat badan pada tumpuan = 0,90

• Pengaku = 0,90

b. Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial

• Kuat penampang = 0,85

• Kaut komponen struktur = 0,85

c. Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial

• Terhadap kuat tarik leleh = 0,90

• Terhadap kuat tarik fraktur = 0,75

d. Komponen struktur yang memikul aksi-aksi kombinasi

• Kuat lentur atau geser = 0,90

• Kuat tarik = 0,90


• Kuat tekan = 0,85

e. Sambungan baut

• Baut yang memikul geser = 0,75

• Baut yang memikul tarik = 0,75

• Lapis yang memikul tumpu = 0,75

f. Sambungan las

• Las tumpuan penetrasi penuh = 0,90

• Las sudut dan las tumppul penetrasi = 0,75

• Las pengisi = 0,75

1.5 PEMBEBANAN

1.5.1 KOMBINASI PEMBEBANAN

Berdasar akan beban-beban tersebut di atas maka struktur baja harus mampu memikul

semua kombinasi pembebanan di bawah ini (pasal 6.2 SNI 03-1729-2002) :

a. 1.4 D

b. 1.2 D + 1.6 L +0.5( Loatau H)

c. 1.2 D + 1.6 (Loatau H) + (γLL atau 0.8 W)

Dengan :

D : beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi

L : beban hidup yang di timbulkan selama oleh pengguna gedung

Lo : beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, pelatan,

dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak

H : beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genagan air

W : beban angin

1.6 KONSTRUKSI RANGKA BAJA


BAB II

DASAR PERANCANGAN STRUKTUR KUDA – KUDA BAJA

2.1. BENTUK KUDA – KUDA, NOTASI BUHUL, DAN NAMA BATANG

Gambar 2.1 Struktur Rangka Baja

2.2. Data Dasar Struktur Kuda-kuda Baja

a) Jenis penutup atap = Genteng Beton

b) Jumlah segment (n) = 20 buah

c) Jarak antara segment (a) = 2,0 m

d) Tinggi kuda-kuda (b) = 4,40 m


e) Jarak antar kuda-kuda = 3,9 m

f) Beban hidup = 0,58 kN/m2 x 1,2 = 0,696 kN/m2  0,70 kN/m2

g) Beban angin = 25 kg/m2

h) Beban angin (Beban sementara) = 130 km/jam

i) Alat sambungan = Baut

j) Mutu Baja = BJ 41

k) Jenis plafon dengan rangka Hollow = Akustik

l) Kemiringan kuda-kuda (Asumsi) = 30°

m) Beban pekerja = 100 kg (PPPURG – 1987)

2.3. Perhitungan Panjang Batang

2.3.1. Batang A1 – A10, Titik Buhul A – L (Kaki kuda-kuda sisi ata)

β
α 30o
S

L
Batang A1 s.d. A10 = A – L, Sudut α = 30o
h
Total Panjang kaki kuda-kuda sisi atas : (A-L) V
30o 20o
AS = 20m (1/2 lebar kuda-kuda) A S

α = 30o (ditetapkan karena penutup atap dari genteng beton)

20
AL = ----------------
Cos 30o

= 23,09 m
========

Dengan ukuran segmen yang sama, maka jarak antar titik buhul, yaitu batang (A)(C)

= A1 = A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 = A9 = A10 yang juga sama dengan

batang sisi kanan (B)(C’) = A1’ = A2’ = A3’ = A4’ = A5’ = A6’ = A7’ = A8’ =

A9’ = A10’

23,09 m
= -----------------
10 segmen

= 2,309 m atau 2309 mm


==================

LV = h = 4,40 m (ketentuan soal)


LS = 23,09 x Sin 30o

= 23,09 x 0,5

= 11,55 m

Maka VS = LS - LV

= 11,55 – 4,40

= 7,15 m
========

Pada ∆ AVS

7,15m
Tan β = -----------------
20m

= 0,3573

β = arc tan(0,3573)

= 19,67196998o  19o 40’ 19”


=================================

Batang C1 Sudut β = 19o 40’ 19”

Dengan hitungan yang sama diperloeh

20
AV = --------------------
Cos 19o 40’ 19”

= 21,240 m

2.3.2. Batang C1 – C10, mulai Titik Buhul A

Dengan ukuran segmen yang sama, maka jarak antar titik buhul, yaitu batang (B)(M)

= C1 = C2 = C3 = C4 = C5 = C6 = C7 = C8 = C9 = C10 yang juga sama dengan

batang sisi kanan (B)(C’) = C1’ = C2’ = C3’ = C4’ = C5’ = C6’ = C7’ = C8’ = C9’

= C10’

21,240 m
= -----------------
10 segmen
= 2,124 m atau 2124 mm
==================
(C) A2
2.3.3. Batang B1 – B10, Titik Buhul C – M, sampai L – V D1
A1 B1
C1 = C2 = Ci = 2,309 ; C1 – C10 = 10 segmen (M)
30o 20o
(A) S
B1 = 1/10 x 4,40 m = 0,44m = 440mm

B2 = 2/10 x 4,40 m = 0,88m = 880mm

B3 = 3/10 x 4,40 m = 1,32m = 1320mm

B4 = 4/10 x 4,40 m = 1,76m = 1760mm

B5 = 5/10 x 4,40 m = 2,20m = 1760mm

B6 = 6/10 x 4,40 m = 2,64m = 2640mm

B7 = 7/10 x 4,40 m = 3,08m = 3080mm

B8 = 8/10 x 4,40 m = 3,52m = 3520mm

B9 = 9/10 x 4,40 m = 3,69m = 3690mm

2.3.4. Batang Diagonal D1 – D9, Titik Buhul C – N, s.d. K – V


Pada gambar …………, Batang diagonal D1 – D 9 :

Segitiga CSV, S sudut siku, CS = B1 = 0,44m, sudut CVS = 70o

VS = 0,44 x Cos 70o

= 0,150 m = 150 mm

SW = C2 – VS

= 2,124 – 0,150

= 1,974 m

CS = 0,44 x Cos 20o

= 0,413 m

CW =D 1= √ CS2 + SW 2

¿ √ 0,4132 +1,974 2

= 2,019 m
========

Dengan langsung Segitiga ACN, sudut γ CAN = 10o 60’ 19” ; CN = D1:

Batang AC = A1 = 2,309 m

AN = C1 + C2 = 4,248 m

Maka D 1=√ AC 2 +( AN )2−2. A C . AN .cos γ

D 1=√ 2,309 +4,248 −2× 2,309 ×4,248 × cos ( 10 60 ’ 19 ” )


2 2 o

D 1=2.019 m  Sama
===========
Segitiga ADO, sudut γ DAO = 10o 60’ 19” ; DO = D2 :

Batang AD = A1 + A2 = 2,309 + 2,309 = 4,618 m

AO = AN + C3 = 4,248 + 2,124 = 6,372 m

Maka D 2=√ A D2 + AO 2−2. A D . AO .cos γ

D 2=√ 4,618 +6,372 −2× 4,618 ×6,372 × cos ( 10 60 ’ 19 ” )


2 2 o

D 2=2.007 m
===========

Segitiga AEP, sudut γ EAP = 10o 60’ 19” ; EP = D3 :

Batang AE = AD + A3 = 4,618 + 2,309 = 6,927 m

AP = AO + C4 = 6,372 + 2,124 = 8,496 m

Maka D 3= √ A E2 + AP2−2. A E . AP. cos γ

D 3= √ 6,927 +8,496 −2 ×6,927 × 8,496 ×Co s ( 10 60’ 19” )


2 2 o

D 3=2.090 m
===========

Segitiga AFQ, sudut γ FAQ = 10o 60’ 19” ; FQ = D4 :

Batang AF = AE + A4 = 6,927 + 2,309 = 9,236 m

AQ = AP + C5 = 8,496 + 2,124 = 10,620 m

Maka D 4=√ A F2 + AQ 2−2. A F . AQ .cos γ

D 4=√ 9,236 +10,620 −2× 9,236 ×10,620 × cos ( 10 60 ’ 19 ” )


2 2 o

D 4=2. 257 m
===========

Segitiga AGR, sudut γ GAR = 10o 60’ 19” ; GR = D5 :

Batang AG = AF + A5 = 9,236 + 2,309 = 11,545 m

AR = AQ + C6 = 10,620 + 2,124 = 12,744 m

Maka D 5= √ A G2 + A R2−2. A G. A R . cos γ


D 5= √11,545 +12,744 −2 ×11,545× 12,744 × cos ( 10 60 ’ 19 ” )
2 2 o

D 5=2. 491 m
===========

Segitiga AHS, sudut γ HAS = 10o 60’ 19” ; HS = D6 :

Batang AH = AG + A6 = 11,545 + 2,309 = 13,854 m

AS = AR + C7 = 12,744 + 2,124 = 14,868 m

Maka D 6= √ A H 2 + A S2−2. A H . A S . cos γ

D 6= √ 13,854 + 14,868 −2 ×13,854 × 14,868× cos ( 10 60 ’ 19 ” )


2 2 o

D 6=2.776 m
===========

Segitiga AIT, sudut γ IAT = 10o 60’ 19” ; IT = D7 :

Batang AI = AH + A7 = 13,854 + 2,309 = 16,163 m

AT = AS + C8 = 14,868 + 2,124 = 16,992 m

Maka D 7= √ A I 2+ A T 2−2. A I . A T . cos γ

D 7= √ 16,163 +16,992 −2 ×16,163 × 16,992× cos ( 10 60 ’ 19 ” )


2 2 o

D 7=3 . 098 m
===========

Segitiga AJU, sudut γ JAU = 10o 60’ 19” ; JU = D8 :

Batang AJ = AI + A8 = 16,163 + 2,309 = 18,472 m

AU = AT + C9 = 16,992 + 2,124 = 19,116 m

Maka D 8= √ A J 2 + A U 2−2. A J . A U . cos γ

D 8= √ 18,472 +19,116 −2 ×18,472 ×19,116 × cos ( 10 60 ’ 19 ” )


2 2 o

D 8=3. 445 m
===========

Segitiga AKV, sudut γ KAV = 10o 60’ 19” ; KV = D9 :

Batang AK = AJ + A9 = 18,472 + 2,309 = 20,781 m

AV = AU + C10 = 19,116 + 2,124 = 21,240 m


Maka D 9= √ A K 2 + A V 2−2. A K . A V . cos γ

D 9= √20,781 +21,240 −2× 20,781× 21,240 ×cos ( 10 60 ’ 19” )


2 2 o

D 9=3.812 m
===========

2.3.5.

PANJAN
NO BATANG KODE
G (mm')
1 A1 = A1' 2309
2 A2 = A2' 2309
BL KAKI KUDA-KUDA

3 A3 = A3' 2309
4 A4 = A4' 2309
5 A5 = A5' 2309
6 A6 = A6' 2309
7 A7 = A7' 2309
8 A8 = A8' 2309
9 A9 = A9' 2309
10 A10 = A10' 2309
11 C1 = C1' 2265
12 C2 = C2' 2265
BL TARIK KUDA-KUDA

13 C3 = C3' 2265
14 C4 = C4' 2265
15 C5 = C5' 2265
16 C6 = C6' 2265
17 C7 = C7' 2265
18 C8 = C8' 2265
19 C9 = C9' 2265
20 C10 = C10' 2265
21 B1 = B1' 440
22 B2 = B2' 880
BL TIANG KUDA-KUDA

23 B3 = B3' 1320
24 B4 = B4' 1760
(KI-KA)

25 B5 = B5' 2200
26 B6 = B6' 2640
27 B7 = B7' 3080
28 B8 = B8' 3520
29 B9 = B9' 3960
30 B10
BL
SK

31 D1 = D1' 2017
O
PANJAN
NO BATANG KODE
G (mm')
32 D2 = D2' 2007
33 D3
OR DIAGONAL = D3' 2090
34 D4 = D4' 2257
35 D5 = D5' 2491
36 D6 = D6' 2776
37 D7 = D7' 3098
38 D8 = D8' 3445
39 D9 = D9' 3812
TOTAL PANJANG BTG KEMBAR 89535
X 2 179070
BTG
30 B10 4400
TENGAH
TOTAL PANJANG SELURUH BTG 183470
183.47 m'

Anda mungkin juga menyukai