Anda di halaman 1dari 55

`

TUGAS BESAR
” STRUKTUR BAJA ”

Disusun Oleh :
1. Afdil Riski R. (202110340311149)
2. Bagus Pradana . (202110340311149)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2023
`

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA
Disusun Oleh :
1. Afdil Riski R. (202110340311149)
2. Bagus Pradana . (202110340311149)

Tugas besar ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti program
Praktek Kerja Nyata di Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas
Muhammadiyah Malang.

Laporan ini di setujui pada:


Hari :
Tanggal :
Tempa :

Mengetahui,

Zamzami Septiropa. ST.,MT.,Ph, D

NIDN : 0721087201

i
`

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugas Besar Struktur Baja ini dengan baik.

Tugas besar ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti program Praktek
Kerja Nyata di Fakultas Teknik Jurusan Sipil pada Universitas Muhammadiyah
Malang.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Zamzami Septiropa. ST, MT, Ph selaku dosen pembimbing.

2. Bapak Ir. Yunan Rusdiyanto selaku dosen pengampu mata kuliah Struktur
Baja.

3. Wahyu iskandar selaku asisten dosen tugas besar Struktur Baja

Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi penyusun
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Penyusun berharap akan adanya
kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan
praktikum ini.

Malang,

Afdil Riski Ramadan Bagus Pradana


(202110340311143) (202110340311149)

ii
`

LEMBAR ASIS

iii
`

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... I

KATA PENGANTAR .......................................................................................... II

LEMBAR ASIS ................................................................................................... III

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IV

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

DASAR TEORI ..................................................................................................... 1

1.1 PENGERTIAN STRUKTUR BAJA ............................................................. 2


1.2 MACAM – MACAM STRUKTUR BAJA.................................................... 3
1.3 KOMPONEN STRUKTUR BAJA................................................................ 5
1.4 KONSEP DASAR LRFD .............................................................................. 7
1.5 PELUANG KEGAGALAN .......................................................................... 9
1.6 FAKTOR BEBAN & KOMBINASI BEBAN ............................................. 11
1.7 INDEKS KEANDALAN BAJA.................................................................. 14
1.8 JENIS SAMBUNGAN BAJA ..................................................................... 16

BAB II .................................................................................................................. 19

PERHITUNGAN PEMBEBANAN ................................................................... 19

2.1 MENGHITUNG SISI MIRING KUDA -KUDA DAN TINGGI KUDA-KUDA ............... 21
2.2 PERHITUNGAN PEMBEBANAN GORDING ........................................................ 21

BAB III ................................................................................................................. 29

3.1 PERENCANAAN GORDING ATAP ................................................................... 30


Momen Nominal Penampang C-Channel ............................................ 31
Persyaratan Momen Biaxial ................................................................. 31
3.2 LENDUTAN PADA PROFIL C - CHANNEL ....................................................... 32
Lendutan terhadap sumbu x : ............................................................... 32
Lendutan terhadap sumbu Y ................................................................ 32

iv
`

3.3 PERHITUNGAN BEBAN PADA DINDING ......................................................... 34


Beban Mati ........................................................................................... 34
Beban Angin (Bangunan Tertutup) ...................................................... 35
3.4 PERENCANAAN SAG-ROD ............................................................................. 38
2.5.1 Cek Kelangsingan Sag-Rod ........................................................ 38
Cek Kapasitas Penampang ................................................................... 40

BAB IV ................................................................................................................. 41

PERENCANAAN IKATAN ANGIN ( BRACING ) ...................................... 41

4.1 PERENCANAAN IKATAN ANGIN ATAP ............................................................ 42


Cek kelangsingan bracing .................................................................... 45
Cek Kapasitas Penampang Pada Kondisi Leleh................................... 45
4.2 PERENCANAAN IKATAN ANGIN DINDING ....................................................... 45
Cek kelangsingan bracing .................................................................... 48
Cek kapasitas penampang tekan........................................................... 48

v
AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

BAB 1

DASAR TEORI

Tugas Besar Struktur Baja [1]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

1.1 PENGERTIAN STRUKTUR BAJA


Struktur baja merujuk pada kerangka atau rangkaian konstruksi yang terbuat
dari baja. Baja adalah jenis logam yang terbuat dari campuran besi dengan
sejumlah kecil karbon dan elemen lainnya seperti mangan, silikon, dan fosfor.
Baja memiliki sifat-sifat mekanis yang sangat baik, termasuk kekuatan yang
tinggi, elastisitas, tahan terhadap korosi, dan kemampuan untuk dicetak atau
dibentuk dengan mudah, sehingga membuatnya menjadi bahan konstruksi yang
sangat populer.

Struktur baja digunakan dalam berbagai jenis bangunan, termasuk gedung


pencakar langit, jembatan, pabrik, dan fasilitas industri lainnya. Penggunaan
baja dalam konstruksi memberikan keuntungan karena baja memiliki rasio
kekuatan terhadap berat yang tinggi, yang berarti dapat mendukung beban berat
dengan menggunakan jumlah bahan yang relatif sedikit. Oleh karena itu, struktur
baja sering digunakan ketika diperlukan kekuatan struktural yang tinggi sambil
meminimalkan berat struktur.
Pada dasarnya, struktur baja terdiri dari elemen-elemen seperti balok,
kolom, dan rangka. Balok adalah elemen horisontal yang mendukung beban
sepanjang panjangnya, sedangkan kolom adalah elemen vertikal yang
mendukung beban sepanjang tingginya. Rangka adalah jaringan balok dan
kolom yang membentuk kerangka struktural dari sebuah bangunan.

Tugas Besar Struktur Baja [2]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Struktur baja dirancang dengan mempertimbangkan beban-beban yang akan


dihadapi oleh bangunan tersebut, termasuk beban mati (berat struktur sendiri),
beban hidup (beban yang berasal dari penghuni atau barang-barang di dalam
bangunan), beban angin, dan beban gempa bumi. Perancangan struktur baja
melibatkan pemilihan profil baja yang tepat, pengaturan elemen struktural, serta
perhitungan matematis dan analisis kekuatan untuk memastikan bahwa struktur
dapat menahan semua beban yang dikenakan padanya tanpa mengalami
kegagalan.

1.2 MACAM – MACAM STRUKTUR BAJA


A. Struktur Portal Frame
Sistem struktur portal kaku yang berbentuk segitiga pelana pada satu
bidang tunggal. Adapun elemen-elemen struktur yang mendukung beban
kerja di antaranya adalah rafter, kolom, base-plate, stiffener, dan haunch.

Dalam desain struktur bangunan, seringkali komponen haunch tidak


melalui perhitungan yang detail, namun hanya sebagai komponen tambahan

Tugas Besar Struktur Baja [3]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

yang mendukung kekakuan lentur struktur segitiga pelana. Idealisasi dan


asumsi struktur portal frame adalah bahwa setiap elemen vertikal dan
horizontal yang menerima beban mampu untuk menerima gaya internal
secara penuh baik itu momen, geser, dan aksial. Dengan
mempertimbangkan gaya yang terlibat pada struktur, biasanya akan
digunakan beberapa profil. Di antaranya adalah profil Wide Flange (WF),
profil H untuk bagian kolom, dan profil honeycomb untuk bagian rafter.
B. Struktur Portal Truss
Sistem struktur portal yang bagian struktur horizontalnya
merupakan susunan rangka batang pada satu bidang tunggal. Susunan
rangka batang harus mengakomodasi kekakuan dan kekuatan dalam sistem
gaya tarik-tekan saja. Rangka batang akan menggunakan susunan
konfigurasi segitiga yang secara mekanik dapat memberikan efek kekakuan
dan kekangan (penahanan) yang tinggi. Dengan fenomena mekanik
tersebut, dibandingkan dengan sistem portal frame, maka Portal Truss dapat
mengurangi efek lendutan pada bentang panjang.

Idealisasi dan asumsi pada struktur portal truss menggambarkan


bahwa setiap elemen hanya mampu menerima gaya tarik dan tekan saja.
Konsekuensinya adalah tipe sambungan pada sistem ini bersifat sendi.
Dengan kondisi tersebut, maka beban-beban akan terkonsentrasi pada titik-
titik buhulnya (simpul).
Karena hanya mempertimbangkan gaya tarik-tekan saja, maka profil yang
biasa digunakan pada struktur portal truss ini adalah profil yang “tipis”
seperti profil kanal, siku, hollow tubular, dan rectangular.

Tugas Besar Struktur Baja [4]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

C. Struktur Space Truss


Struktur kombinasi rangka yang membentuk segitiga yang secara
global membentuk volume tiga dimensi. Dalam space truss, setiap elemen
terdiri dari 6 (enam) rangka batang untuk membentuk satu kesatuan struktur
yang kaku dan stabil.

Selain pada bangunan warehouse, struktur space truss banyak digunakan


pada atap stadion bahkan hanggar pesawat terbang. Konsep mekanika dari
space truss secara umum sama dengan portal truss, namun space truss
bekerja pada berbagai bidang dan tidak hanya pada satu bidang tunggal saja.

1.3 KOMPONEN STRUKTUR BAJA


A. Balok (Beam)
Balok adalah elemen struktural yang berfungsi menahan beban lateral dan
membawanya ke kolom atau tiang. Balok biasanya mendukung beban
vertikal.

B. Kolom (Column)
Kolom adalah elemen vertikal yang mendukung beban struktural dari
atasnya dan mendistribusikannya ke foundation atau pondasi.

Tugas Besar Struktur Baja [5]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

C. Pelat (Plate)
Pelat baja digunakan untuk menghubungkan berbagai bagian struktur,
membentuk lantai, atau sebagai dinding pembatas.

D. Sendi (Joint)
Sendi digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih elemen struktural
bersama-sama. Sendi ini dirancang agar kuat dan stabil, memungkinkan
pergerakan yang diperlukan dalam struktur.

Tugas Besar Struktur Baja [6]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

E. Konektor (Connector)
Konektor seperti baut, mur, dan lasan digunakan untuk menggabungkan
komponen struktural menjadi satu kesatuan yang kokoh.

1.4 KONSEP DASAR LRFD


Metoda LRFD adalah salah satu metoda perencanaan struktur dengan
prinsip mereduksi kapasitas yang dimiliki oleh suatu penampang dan prinsip
metode ASD adalah pembatasan tegangan ijin yang boleh terjadi pada suatu
penampang struktur.LRFD (Load and Resistance Factor Design) adalah suatu
metode desain struktur baja yang digunakan untuk memastikan bahwa struktur
tersebut aman dan memenuhi persyaratan beban yang diberikan. Konsep dasar
LRFD melibatkan dua faktor utama: beban (load) dan resistansi (resistance).

Tugas Besar Struktur Baja [7]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

❖ Beban (Load)
➢ Beban Hidup (Live Load): Beban yang dapat berubah, seperti beban
orang, kendaraan, atau barang.
➢ Beban Mati (Dead Load): Beban konstan yang disebabkan oleh berat
sendiri dari struktur dan elemen tetap lainnya.
➢ Beban Angin (Wind Load): Beban yang dihasilkan oleh tekanan angin
pada struktur.
➢ Beban Gempa (Seismic Load): Beban yang disebabkan oleh gempa
bumi.
➢ Beban Lainnya (Other Loads): Beban seperti beban salju, suhu, atau
beban sementara.
❖ Resistensi (Resistance)
➢ Kekuatan Material (Material Strength): Properti mekanis dari baja,
seperti tegangan luluh, tegangan tarik, dan keuletan.

Tugas Besar Struktur Baja [8]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

➢ Kekuatan Struktur (Structural Strength): Kekuatan struktur baja dalam


menahan beban, bergantung pada bentuk dan konfigurasi elemen
struktur.
➢ Faktor Keamanan (Safety Factors): Faktor yang diperkenalkan ke dalam
desain untuk memastikan bahwa struktur memiliki keamanan yang
cukup. Dalam LRFD, faktor keamanan berbeda untuk berbagai jenis
beban dan resistansi.

Dalam LRFD, keselamatan struktur diutamakan, dan desainnya harus


memenuhi atau melampaui persyaratan yang ditetapkan dalam kode desain
yang berlaku. Setiap negara atau wilayah dapat memiliki standar dan kode
desain sendiri yang mengatur penggunaan metode LRFD untuk memastikan
struktur baja yang dibangun aman dan tahan lama.
❖ Konsep Dasar LRFP Untuk Desain Baja
• Dua filosofi yang sering digunakan dalam perencanaan struktur baja
adalah perencanaan berdasarkan tegangan kerja / working stress design
( Allowable Stress Design/ASD ) dan perencanaan kondisi batas / limit
states design( Load and Resistance Factor Design/LRFD ).
• Metoda ASD dalam perencanaan struktur baja telah digunakan dalam
kurun waktu kurang lebih 100 tahun. Dan dalam 20 tahun terakhir
prinsip perencanaan struktur baja mulai beralih ke konsep LRFD yang
jauh lebih rasional dengan berdasarkan pada konsep probabilitas.
• Metode LRFD untuk perencanaan struktur baja yang diatur dalam SNI
031729-2002, berdasarkan pada konsep probabilitas dengan mengacu
pada metode First Order Second Moment. Metode ini mengasumsikan
bahwa beban Q dan tahanan R saling bebas secara statistik.

1.5 PELUANG KEGAGALAN


Peluang kegagalan struktur baja merujuk pada kemungkinan terjadinya
kerusakan atau kegagalan dalam struktur baja suatu bangunan atau konstruksi.
Dalam konteks teknik sipil dan rekayasa struktur, peluang kegagalan sering kali

Tugas Besar Struktur Baja [9]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

diukur dengan menggunakan konsep probabilitas dan analisis risiko. Struktur


baja dapat mengalami kegagalan karena berbagai alasan, termasuk beban
berlebih, kelelahan material, ketidakstabilan, atau kesalahan desain atau
konstruksi. Peluang kegagalan merujuk pada seberapa mungkin suatu struktur
akan mengalami kerusakan atau kegagalan dalam kondisi tertentu.

Tugas Besar Struktur Baja [10]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

1.6 FAKTOR BEBAN & KOMBINASI BEBAN


Untuk keperluan desain, analisis dari sistem struktur perlu diperhitungkan
terhadap adanya kombinasi pembebanan (Load combinatian) dari beberapa
kasus beban yang dapat bekerja secara bersamaan selama umur rencana.
Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk rumah dan gedung 1983, ada
dua kombinasi pembebanan yang perlu ditinjau pada struktur yaitu: Kombinasi
pembebanan tetap dan kombinasi pembebanan sementara. Kombinasi
pembebanan tetap dianggap beban bekerja secara terus-menerus pada struktur
selama umur rencana. Kombinasi pembebanan tetap disebabkan oleh
bekerjanya beban mati dan beban hidup.
Kombinasi pembebanan sementara tidak bekerja secara terus-menerus pada
stuktur, tetapi pengaruhnya tetap diperhitungkan dalam analisa struktur.
Kombinasi pembebanan ini disebabkan oleh bekerjanya beban mati, beban
hidup, dan beban gempa. Nilai-nilai tersebut dikalikan dengan suatu faktor
magnifikasi yang disebut faktor beban, tujuannya agar struktur dan
komponennya memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai terhadap berbagai
kombinasi beban. Faktor beban memberikan nilai kuat perlu bagi perencanaan
pembebanan bagi struktur. Rancangan Standar Nasional Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung menentukan nilai kuat perlu sebagai
berikut:

Tugas Besar Struktur Baja [11]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Tugas Besar Struktur Baja [12]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Tugas Besar Struktur Baja [13]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

1.7 INDEKS KEANDALAN BAJA


Indeks keandalan baja (steel reliability index) adalah parameter yang
digunakan dalam rekayasa struktur untuk menilai keandalan atau kemampuan
suatu struktur baja dalam memenuhi persyaratan keamanan dan keandalan
dalam kondisi beban yang berbeda. Indeks ini menggambarkan sejauh mana
struktur baja dapat bertahan di bawah berbagai beban dan kondisi lingkungan.
Dalam konteks ini, "keandalan" merujuk pada kemampuan struktur untuk
menjaga integritasnya dan mempertahankan fungsi strukturalnya tanpa
kegagalan atau kerusakan yang signifikan. Indeks keandalan baja
menggambarkan seberapa jauh struktur tersebut berada di atas batas kegagalan
atau batas ketahanan pada distribusi probabilitas beban dan ketahanan.
Dalam analisis keandalan struktur baja, para insinyur menggunakan
berbagai metode statistika dan teknik probabilistik untuk memperhitungkan
variabilitas dalam beban yang diterima oleh struktur dan ketahanan material
baja terhadap beban tersebut. Dengan membandingkan distribusi probabilitas
beban dan ketahanan, insinyur dapat menghitung indeks keandalan baja dan
menilai apakah struktur tersebut memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.

Tugas Besar Struktur Baja [14]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Keterangan :
• Yield Strength (Kekuatan Luluh): Nilai tegangan pada saat baja
mulai mengalami deformasi permanen.

Tugas Besar Struktur Baja [15]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

• Ultimate Tensile Strength (Kekuatan Tarik Maksimum): Nilai


tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh baja sebelum patah.
• Elongation (Elongasi): Persentase perubahan panjang baja saat
mengalami uji tarik. Baja yang lentur memiliki elongasi yang tinggi.
• Reduction of Area (Reduksi Luas): Persentase penyusutan luas
bagian uji baja saat mengalami uji tarik.
• Fatigue Strength (Kekuatan Kelelahan): Kemampuan baja untuk
menahan beban secara berulang-ulang tanpa kegagalan.

1.8 JENIS SAMBUNGAN BAJA


Sambungan merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah konstruksi
baja di berbagai bidang. Sebuah sambungan diperlukan untuk menyatukan satu
komponen dengan komponen yang lainnya. Sambungan pada konstruksi harus
dirancang sedemikian rupa agar sambungan tersebut mampu menahan beban
dengan baik.
A. Sambungan Tetap (Permanent Joint)
Sambungan tetap merupakan salah satu jenis sambungan yang setelah
dipasang tidak dapat dilepas kembali, kecuali dengan merusak sambungan
itu. Contoh dari sambungan tetap antara lain sambungan las (welded joint)
dan sambungan paku keling (rivet joint). Sambungan tetap juga ada
beberapa jenisnya yaitu sambungan las dan sambungan paku keling.
• Sambungan Las (Welded Joint)

Kelebihan :
 Sambungan lebih kuat dan kokoh karena logam penyambung
dan logam sambungan menjadi satu

Tugas Besar Struktur Baja [16]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

 Bentuk konstruksi sambungan lebih rapi


 Konstruksi logam dengan sambungan las memiliki dimensi lebih
kecil
 Berat sambungan lebih ringan
Kekurangan :
 Kekuatan sambungan dipengaruhi oleh kualitas pengelasan
sambungan
 Sambungan tidak dapat dibongkar pasang, sehingga bila ingin
membongkar harus merusak sambungan.
• Sambungan Paku Keling (Rivet Joint)
Jenis sambungan ini menggunakan paku keling untuk menyambung dua
atau lebih logam. Paku keling berbentuk silinder dan terdapat kepala
pada bagian atasnya. Paku keling biasanya terbuat dari baja karbon, baja
stainless, maupun aluminium.

B. Sambungan Tidak Tetap (Semi Permanent Joint)

Tugas Besar Struktur Baja [17]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Sambungan tidak tetap merupakan jenis sambungan yang bersifat sementara


pada sebuah kontruksi baja, sehingga sambungan tersebut dapat dibongkar
pasang dengan mudah dengan catatan kondisi sambungan masih baik (tidak
rusak atau berkarat). Contoh sambungan tidak tetap misalnya adalah
sambungan pasak (keys joint) dan sambungan ulir (screwed joint).
• Sambungan Pasak (Keys Joint)
Sambungan pasak atau keys joint merupakan sambungan yang
digunakan untuk menyambung dua bagian poros, roda gigi, roda rantai,
dan lain-lain.
• Sambungan Ulir (Screwed Joint)
Sambungan ulir merupakan salah satu jenis sambungan tidak tetap yang
menerapkan prinsip kerja ulir untuk menyambungkan satu komponen
dengan komponen yang lain.
Kelebihan :
 Memiliki realibilitas
 Cocok digunakan untuk komponen yang perlu dibongkar pasang
 Sambungan ulir lebih murah dan efisien

Kekurangan :
 Sambungan harus dirawat terus menerus agar tidak rusak
 Sambungan lambat laun menjadi agak longgar sehingga perlu
dipantau secara berkala.

Tugas Besar Struktur Baja [18]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

BAB II

PERHITUNGAN PEMBEBANAN

Tugas Besar Struktur Baja [19]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN (SOAL A)

Rencanakan Bangunan Industri berbahan baja serta Gambar kerjanya dengan


data – data sebagai berikut :
1. Bentang Kuda - Kuda , ½ L : 10 m
2. Profil Kuda – Kuda : Siku ganda
3. Jumlah kuda-kuda :8
4. Jarak antar Kuda-Kuda : 6,0 m
5. Tinggi Kolom (h1) :5m
6. Tinggi rangka batang (h2) : 0,75 m
7. Sudut α : 20°
8. Jenis Penutup Atap : Galvalum
9. Dinding : Tertutup
10. Penutup Dinding : Galvalum
11. Beban Angin (Kg/m) : 45
12. Ikatan Angin Atap : Batang tulangan
13. Ikatan angin kolom : Rangka batang
14. Mutu Baja : Bj 37
15. Jenis Sambungan : Sambungan baut

Tugas Besar Struktur Baja [20]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

2.1 Menghitung sisi miring kuda -kuda dan tinggi kuda-kuda


a. Tinggi kuda-kuda Tan a = tinggi / (1/2 L)
Tan20° = tinggi / 10 m
Tinggi = tan 20° x 10 m
= 3,64 m
b. Sisi miring kuda-kuda Cos a = (1/2 L) / miring
Cos20°= 10 m / miring
miring = 10 / Cos 20°
= 10,313 m
c. Jarak anatar gording
Direncanakan jarak antar gording 1 m
Jumlah gording = sisi miring / jarak antar gording
= 10,313 m / 1 m
= 10,313 ~ 10 gording
2.2 Perhitungan pembebanan gording
a) Beban mati yang bekerja
Digunakan penutup atap (galvalum) tebal 0,5 mm

berat sendiri profil atap / m2 = 4.86 kg/m2

Tugas Besar Struktur Baja [21]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Berat gording (150x50x20) dengan tebal 2,5 = 5,37 kg/m


Jarak antar gording =1m
Berat atap (1 m x 4,86 kg/m2) = 4,86 kg/m
qD (berat atap + berat gording) = 10,23 kg/m

L = 6m

• Mencari reaksi
qd = 10,23kg/m
RD = 1/2 × 𝑞𝑑 × 𝐿
= 1/2 ×10,23𝑘𝑔/𝑚 × 6 𝑚 = 30,69 kg
Rdx = 1/2 𝑥 10,23 kg/m 𝑥 6 𝑚 𝑥 𝐶𝑜𝑠 20° = 28,839 kg
Rdy = 1/2 ×10,23kg/m × 6 m / 2 × 𝑆i𝑛 20° = 5,248 kg
• Mencari momen
qd = 10,23 kg/m
MD = 1/8 x qd x L2
= 1/8 x 10,23 kg/m x (6m) 2 = 46,035 kg.m
MDx = 1/8 x 10,23 kg/m x (6m) 2 x Cos20° = 43,259 kg.m
MDy = 1/8 x 10,23 kg/m x (6m/2)2 Sin20° = 15,745 kg.m

Tugas Besar Struktur Baja [22]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

b) Beban hidup
Berat pekerja = 133 kg (SNI-1727-2020 Tabel 4-1)

L= 6m

PL = 133 kg
RI = ½ x P L
= ½ x 133 kg = 66,5 kg
RIx = (66,5 kg) x Cos 20° = 62,48 kg
RIy = (66,5 kg) x Sin 20° = 22,74 kg

PL = 133 kg
MI = 1/4 x PLx L
= 1/4 x 133 kg x 6m = 199,500 kg.m
MIx = 1/4 x 133 kg x 6m x Cos 20° = 187,469 kg.m
MIy = 1/4 x 133 kg x 6m x Sin 20° = 68,233 kg.m
c) Beban Angin Tertutup (Bangunan Gedung Tertutup)
1. menentukan indicator yang di perlukan seperti :
- Q ( beban angin) = 45 kg/m2
- G / factor tiupan angin 0,85 (pasal 26.11.1 SNI 1727-2020)

Tugas Besar Struktur Baja [23]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Pembebanan angin
Mencari nilai Cp atap
Menghitung nilai H3 :
H = (3,64 / 2) + 5 = 6,82 m
H/L = 6,82 / 20 = 0,341

Interpolasi nilai Cp :
X1 = 0,25

Tugas Besar Struktur Baja [24]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Y1 = 0,2
X2 = 0,5
Y2 = 0,0
X = 0,341
𝑋−𝑋1
Y = Y1 + (𝑋2−𝑋1)(Y2-Y1)
0,341−0,25
= 0,2 + ( )(0,0-0,2) = 0,127
0,5−0,25

Digunakan Cp (0,127) untuk angin datang dan Cp (-0,60) untuk angin


hisap.

Beban angin datang, q = q x G x Cp


= 45 kg/m2 x 0,85 x 0,127
= 4,865 kg/m

Beban angin hisap, q = q x G x Cp


= 45 kg/m2 x 0,85 x -0,60
= 22,950 kg/m (berlawanan arah )

2. Menghitung reaksi dan momen pada angin datang dan pergi


Beban angin datang, p = q = 4,865 kg/m
Rwx = 1/2. 𝑞. 𝐿 = 1/2 𝑥 4,858 kg/m x 6m = 14,574 𝑘𝑔
Rwy =0
Mwx = 1/8. 𝑞. 𝐿2 = 1/8 𝑥 4,858 kg/m x (6m) 2 = 21,861 𝑘𝑔.m
Mwy =0

Beban angin pergi, p = q = 22,950 kg/m


Rwx = 1/2. 𝑞. 𝐿 = 1/2 𝑥 22,950 kg/m x 6m = -68,850 𝑘𝑔
Rwy =0
Mwx = 1/8. 𝑞. 𝐿2 =1/8 𝑥 22,950 kg/m2 x(6m)2= -103,275 𝑘𝑔.m
Mwy =0

Tugas Besar Struktur Baja [25]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

3. Kombinasi pembebanan
Tegak lurus bidang atap
RUx1 = (1,4) . (RDx)
= (1,4) . (28,839)
= 40,375 kg
RUx2` = (1,2) . (RDx) + (1,6) . (RLx) + (0,5) . (Rwx) (angin datang)
= (1,2) . (28,839) + (1,6) . 62.490+ (0,5) . 14.596
= 141.888 kg
RUx3 = (1,2) . (RDx) + (1,6) . (RLx) + (0,5) . (Rwx) (angin pergi)
= (1,2) . (28,839) + (1,6) . (62.490) + (0,5) . (68,850)
= 169.015kg
RUx4 = (0,9) . (RDx) + (1,0) . (Rwx) (angin datang)
= (0,9) . (28,839) + (1,0) . (14.596)
= 40.551 kg
RUx5 = (0,9) . (RDx) + (1,0) . (Rwx) (angin pergi)
= (0,9) . (28,839) + (1,0) . (68,850)
= 94.805 kg

Tegak sejajar bidang atap


RUy1 = (1,4) . (RDy)
= (1,4) . (5,248)
= 7,348 kg
RUy2` = (1,2) . (RDy) + (1,6) . (RLy) + (0,5) . (Rwy) (angin datang)
= (1,2) . (5,248) + (1,6) . (22.744) + (0,5) . 0
= 42.689 kg
RUy3 = (1,2) . (RDy) + (1,6) . (RLy) + (0,5) . (Rwy) (angin pergi)
= (1,2) . (5,248+ (1,6) . (22,744) + (0,5) . 0
= 42.689 kg
RUy4 = (0,9) . (RDy) + (1,0) . (Rwy) (angin datang)
= (0,9) . (5,248) + (1,0) . (0)
= 4.723kg

Tugas Besar Struktur Baja [26]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

RUy5 = (0,9) . (RDy) + (1,0) . (Rwy) (angin pergi)


= (0,9) . (5,248) + (1,0) . (0)
= 4.723 kg

4. Kombinasi momen
Arah tegak lurus bidang atap
MUx1 = (1,4) . (MDx)
= (1,4) . (43,259)
= 60,562 kgm
MUx2 = (1,2) . (MDx) + (1,6) . (MLx) + (0,5) . (Mwx) (angin
datang)
= (1,2) . (43,259)+ (1,6) . (187.469) + (0,5) . (21.894)
= 362.808kgm
MUx3 = (1,2) . (MDx) + (1,6) . (MLx) + (0,5) . (Mwx) (angin pergi)
= (1,2) . (43,259+ (1,6) . (187.469)+ (0,5) . (103.275)
= 403.498 kgm
MUx4 = (0,9) . (MDx) + (1,0) . (Mwx) (angin datang)
= (0,9) . (43,259) + (1,0) . (21.894)
= 60.827 kgm
MUx5 = (0,9) . (MDx) + (1,0) . (Mwx) (angin pergi)
= (0,9) . (43,259)+ (1,0) . (103.275)
= 142.208 kgm

Arah sejajar bidang atap


MUy1 = (1,4) . (MDy)
= (1,4) . (15,745)
= 22,043 kgm
MUy2 = (1,2) . (MDy) + (1,6) . (MLy) + (0,5) . (Mwy) (angin
datang)
= (1,2) . (15,745)+ (1,6) . (68.233) + (0,5) . (0)
= 128.067 kgm

Tugas Besar Struktur Baja [27]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

MUy3 = (1,2) . (MDy) + (1,6) . (MLy) + (0,5) . (Mwy) (angin pergi)


= (1,2) . (15,745) + (1,6) . (68.233)+ (0,5) . (0)
= 128.067 kgm
MUy4 = (0,9) . (MDy) + (1,0) . (Mwy) (angin datang)
= (0,9) . (15,745+ (1,0) . (0)
= 14.170 kgm
MUy5 = (0,9) . (MDy) + (1,0) . (Mwy) (angin pergi)
= (0,9) . (15,745+ (1,0) . (0)
= 14.170 kgm

Table rekapitulasi kombinasi beban


Kombinasi beban Beban yang bekerja
RDX 28.839 kg
RLX 62.490 kg
RUX
RWX (datang) 14.596 kg
RWX (pergi) 68.850 kg
RDY 5.248 kg
RLY 22.744 kg
RUY
RWY (datang) 0 kg
RWY (pergi) 0 kg
MDX 43.259 kg
MLX 187.469 kg
MUX
MWX(datang) 21.894 kg.m
MWX(pergi) 103.275 kg.m
MDY 15.745 kg
MLY 68.233 kg
MUY
MWY(datang) 0 kg.m
MWY(pergi) 0 kg.m

Tugas Besar Struktur Baja [28]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

BAB III
PERENCANAAN

Tugas Besar Struktur Baja [29]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

3.1 Perencanaan Gording Atap


Diambil profil C-Channel C 150x65x20 dengan tebal 3,2 mm

t = 3,2 mm Zx = 44,2 cm3 Cy = 2,11 cm Q = 7,51 kg/m


A = 9,57 cm2 Zy = 12,2 cm3 X0 = 5,09 cm H = 150 mm
Ix = 332 cm4 rx = 5,89 cm J = 3265 cm4 B = 65 mm
Iy = 54 cm4 ry = 2,37 cm Cw = 2608 cm6 C = 20 mm

Tugas Besar Struktur Baja [30]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Mutu baja BJ 37
Fu = 370 Mpa
= 3772,95 kg/cm2

Fy = 240 Mpa
= 2447,32 kg/cm2
Momen Nominal Penampang C-Channel

Mnx = Zx.fy = 44,2 x 2447,32 kg/cm2 = 1081,715 kgm


Mny = Zy.fy = 12,2 x 2447,32 kg/cm2 = 298,573 kgm

Persyaratan Momen Biaxial


𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ < 1,0
∅ x Mnx ∅Mny
403,498 128,067
+ < 1,0
0,9 x 1081,715 0,9 x 298,573

0,89 < 1,0

Tugas Besar Struktur Baja [31]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

3.2 Lendutan Pada Profil C - Channel


L
∆max = 240
6000
= = 25 mm
240

qD = 10,23 kg/m qDx = (10,23) . Cos 20° = 4,175 kg/m


qDy = (10,23) . Sin 20° = 9,339 kg/m

PL = 133 kg PLx = (133). Cos 20° = 54,275 kg


PLy = (133). Sin 20° = 121,422 kg

Lendutan terhadap sumbu x :


qx = (1,2) qDx = (1,2) (4,175) = 5,01 kg/m
Px = (1,6) PLx = (1,6) (54,275) = 86,84 kg
Lx = 6 m
E = 200.000 MPa
= 2 x 1010 kg/m
Ix = 332 Cm4
= 3,32x 10-6 m4
3
5 q x .L4 1 Px .L
. .
∆x = 384 E.I x + 48 E.I x

5 (5,01 ).(64 ) 1 (86,84).(63 )


= 384 . (2𝑥1010 ).(3,32𝑥10−6 ) + 48 . (2𝑥1010 ).(3,32𝑥10−6 )

= 1,27 x 10-3 + 5,89 x 10-3


= 0,00716 m = 7,16 mm
Lendutan terhadap sumbu Y
qy = (1,2) qDy = (1,2) (9,339) = 11,207 kg/m
Py = (1,6) PLy = (1,6) (121,422) = 194,275 kg
Ly = 3 m
E = 200.000 MPa
= 2 x 1010 kg/m

Tugas Besar Struktur Baja [32]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Iy = 54 cm4
= 5,4 x 10-7 m4
4
5 q y .L 1 Py .L
3
. .
∆y = 384 E.I y + 48 E.I y
5 (11,207 ).(34 ) 1 (194,275).(33 )
= 384 . (2𝑥1010 ).(5,4 𝑥10−7 ) + 48 . (2 𝑥1010).(5,4 𝑥10−7 )

= 1,09 x 10-3 + 10,12 x 10-3


= 0,0112 m = 11,2 mm

( x ) 2 + ( y ) 2
❖∆ =

= √(7,16)2 + (11,2)2
= 13,293 mm < ∆max = 25 mm (AMAN)
Jadi gording dengan profil C 150 x 65 x 20, dengan tebal 3,2 mm dapat
digunakan karena telah memenuhi persyaratan terhadap pengaruh
biaksial dan lendutan izin yang ditentukan.

Tugas Besar Struktur Baja [33]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

3.3 Perhitungan Beban Pada Dinding

Beban Mati
Jarak antar gording =1m
Berat penutup dinding (galvalum) = 4.86 kg/m2
Berat dinding = 1 x 4.86 kg/m2
= 4.86 kg/m
Berat gording = 7,51 kg/m +
qD = 12,37 kg/m
qD = 12,91 kg/m RDy =0
RDx = 1/2 x q_D x L
= 1/2 x 12,37 x 6 = 37,11 kg
qD = 12,91 kg/m MDy = 0
MDx = 1/8 x q_D x L^2
= 1/8 x 12,37 x 6^2 = 55,665kg

Tugas Besar Struktur Baja [34]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Beban Angin (Bangunan Tertutup)

Mencari Nilai Cp Dinding


L = Bentang Kuda-Kuda
= 20 m
B = Jarak antar kuda-kuda
=6m
L/B = 20/6
=3,33

Maka didapat Cp = (0,8) untuk angin datang dan (-0,233) untuk angin pergi.
𝑋−𝑋1
Y =𝑌1 + (𝑋2−𝑋1)(𝑌2 − 𝑌1)
3,33−2
= −0,3 + ( ) (−0,2 − (−0,3)) = −0,233
4−2

• Angin tekan qw = q x G x Cp x jarak antar gording


= (45) x (0,85) x (0,8) x (1)
= 30,6 kg/m
qw = 30,6 kg/m Mwx = 0
1
Mwy = 8 𝑥 𝑞𝑤 𝑥 𝐿2
1
= 8 𝑥 (30,6 ) 𝑥 (6)2 = 137,7 kgm

Tugas Besar Struktur Baja [35]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

• Angin Hisap q = q x G x Cp x jag


= (45) x (0,85) x (-0,233) x (1)
= -8,912 kg/m
qw = -16,339 kg/m Mwx = 0
1
Mwy = 8 𝑥 𝑞𝑤 𝑥 𝐿2
1
= 8 𝑥 (−8,912 ) 𝑥 (62 ) = 40,104 kgm

• Momen Akibat Beban Tetap


1. Arah tegak lurus bidang dinding
Mux = (1,4) (Mdx)
= (1,4). 55,665
= 77,931 kgm
Muy = (1,2) (Mdy) + (0,5)(Mwy)
= (1,2) (0) + (0,5) (137,7)
= 68,85 kgm
2. Perencanaan gording dinding
Diambil profil c-Channel 150 x 65 x 20 dengan tebal 3,2 mm

Tugas Besar Struktur Baja [36]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Mutu Baja = BJ 37
Fu = 370 Mpa = 3772,95 kg/cm2
Fy = 240 Mpa = 2447,32 kg/cm2
• Menghitung Penampang C-Channel

Mnx = Mp = Zx x Fy
Mnx = 44,2 cm3 x 2447,32 kg/cm2
= 108171,544 kg.cm
= 1081,715 kg.m
Mny = Mp = Zy x Fy
Mny = 12,2 cm3 x 2447,32 kg/cm2
= 29857,304 kg.cm
= 298,573 kg.m
𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
+ ∅𝑀𝑛𝑦 < 1,0
∅𝑀𝑛𝑥
68,85 68,733
+ 0,9𝑥298,573 < 1,0
0,9 𝑥1081,715

0,32 < 1,0 OK


Jadi gording dengan profil C 150 x 65 x 20, dengan tebal 3,2 mm dapat
digunakan karena telah memenuhi persyaratan.

Tugas Besar Struktur Baja [37]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

3.4 Perencanaan Sag-rod

6m

1
m
2m

1
Kuda - kuda m

Sag-Rod Gord
ing
2.5.1 Cek Kelangsingan Sag-Rod

𝑙𝑘
 = ≤ 300
𝑖𝑚𝑖𝑛
100
i = = 0,333 cm
300
1
i = xd
4
d =4xi
= 4 x 0,333
= 1,333 cm
= 13,3 mm (dipakai sagrod dengan baja pejal bulat berdiameter 15 mm)

1 1 I
Ag = 4 × π× d2 I = 64 × π× d4 i min = Ag
1 1
0,248
= 4 × π ×1,52 = 64 × π × 1,54 i min = √ 1,76
= 1,76 cm2 = 0,248 cm4 i min = 0,375 cm

Tugas Besar Struktur Baja [38]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

lk
100
 = i min = = 266< 300 (OK)
0,375

Karena dipasang sagrod pada tengah bentang, maka besarnya RUy untuk
perhitungan sagrod harus dihitung ulang.
▪ Akibat beban mati
1
RDy = 2 𝑥 𝑞𝐷 𝑥 𝐿 𝑥 𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑖𝑛 200
1
= 2 𝑥(10,23 ) 𝑥 (1) 𝑥 𝑠𝑖𝑛200

= 4,67 kg
▪ Akibat beban hidup
1
RLy = 2 𝑥 𝑃𝐿 𝑥 𝑠𝑖𝑛200
1
= 2 𝑥 (133) 𝑥 𝑠𝑖𝑛 200

= 22,744 kg
● Akibat beban angin
RWy =0

Beban ultimate arah Y


▪ RUy = 1,2 RDy + 1,6 RLy
RUy = (1,2 x 4,67 kg) + (1,6 x 22,744 kg)
= 41,994 kg
Perhitungan diameter baja pejal bulat untuk sagrod jika dihitung dengan

gaya yang ditahan oleh sagrod :


Pu = 2.Ruy

Tugas Besar Struktur Baja [39]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

= 2 (41,994)
= 83,99 kg
Cek Kapasitas Penampang

Ø Pn = 0.9 Ag Fy > Pu

= 0.9 x 1,76 x 2447,32 > Pu


= 3876,555 > 83,99 kg ( OK )
Maka gaya dipakai sagrod dengan baja pejal bulat berdiameter 15 mm

83,99 kg

Ø15
mm
83,99 kg

Tugas Besar Struktur Baja [40]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

BAB IV

PERENCANAAN IKATAN ANGIN


( BRACING )

Tugas Besar Struktur Baja [41]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

4.1 Perencanaan ikatan angin atap


Luas bidang angin, A1 = ½ x l x t kuda”
= ½ x 20 x 3,64 = 36,4 m2
H = ( jarak anatr kuda” + tinggi kuda” ) / 2
= ( 6 + 3,64 ) / 2 = 4,82 m
H/L = 4,82 / 20 = 0,241
Sudut = 20 derajat

Tugas Besar Struktur Baja [42]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Interpolasi Nilai Cp :
XI = 0,25
Y1 = 0,2
X2 = 0,5
Y2 = 0,0
X = 0,241
𝑋−𝑋1
Y = Y1 + (𝑋2−𝑋1)(Y2-Y1)
0,241−0,25
= 0,2 + ( )(0,0-0,2) = 0,207
0,5−0,25

Digunakan Cp (0,207) untuk angin datang dan Cp (-0,60) untuk angin pergi.
Beban angin datang, W = q x G x Cp
= 45 x 0,85 x 0,207
= 7,918 kg/m
P = Atotal x W
= 36,4 x 7,918
= 288,215 kg
Beban angin per Nodal (9 Nodal) = 1/9 x 288,215 = 32,024 kg

Dicoba profil L 150 x 150 x 19

Tugas Besar Struktur Baja [43]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Di dapatkan Pu = 3414,402 kg

Tugas Besar Struktur Baja [44]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Cek kelangsingan bracing

Panjang bracing atap lk = 608,3 cm


𝑙𝑘
λ= < 300
𝑖𝑚𝑖𝑛
608,3
< 300
2,91

209,038< 300 (OK)


Cek Kapasitas Penampang Pada Kondisi Leleh
Pu = 3414,402 kg
Fy BJ37 = 2447,32 kg/cm2
Ag = 53,38 cm2

Ø Pn = (0.9) (Ag) (Fy)

= (0,9) (53,38) (2447,32)


= 117574,147 Kg > 3414,402 kg (OK)
Profil L 150 x 150 x 19 dapat digunakan pada ikatan angin atap.
4.2 Perencanaan ikatan angin dinding
Beban angin dinding bagian samping,

Dicoba Gording Profil L 200 x 200 x 15

Tugas Besar Struktur Baja [45]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Luas bidang A = (6 x 5) = 30 m2
W = q x G x Cp
= 45 x 0,85 x (0,127)
= 4,858 kg/m2
P = 30𝑚2 × 4,858 𝑘𝑔/𝑚2
=145,74 𝑘𝑔
Gaya tiap titik simpul :
𝑊 145,74 𝑘𝑔
P = = = 36,435 kg
4 4

Tugas Besar Struktur Baja [46]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Hasil hitungan staad pro :

Pu = 555,278 kg

Tugas Besar Struktur Baja [47]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

Cek kelangsingan bracing

Panjang bracing atap lk = 781 cm


λ = lk/( i_min ) < 300
781/3,93 < 300
198,728 < 300 (OK)

Cek kapasitas penampang tekan


Pu = 555,278 kg
Fy bj37 = 2447,32 kg/cm2

Pn = Ø c x Fcr x Ag

Angka kelangsingan efektif (SNI 1729:2015 hal.38)

𝐿 781
= 6,14 = 127,199 , Menggunakan case (ii), karena 127,199 > 80
𝑟𝑥

kL/rx = 32+1,25 L/rx ≤ 200


= 32+1,25 127,199 ≤ 200
= 190,999 ≤ 200

Tugas Besar Struktur Baja [48]


AFDIL RISKI R (202110340311143)
BAGUS PRADANA (202110340311149)

• Menghitung Fe dan Fcr

𝑘𝐿 𝐸
> 4,71√( )
𝑟 𝐹𝑦

200000
190,999 > 4,71√( )
290

190,999>123,691

Maka Fcr = 0,877 Fe


𝜋2𝐸 𝜋 2 200000
Dengan 𝐹𝑒 = 𝐾𝐿 2
= (190,999)2 = 54,054 𝑀𝑃𝑎
( )
𝑟

Fcr = 0,877 Fe
= 0,877 x 54,054 MPa
= 47,405 Mpa = 483,396 kg/cm2

Pn = Ø c x Fcr x Ag
= 0,9 x 483,396 kg/cm2 x 57,75 cm2
= 25124,507 kg
= 25124,507 > 555,278 kg (OK)

Tugas Besar Struktur Baja [49]

Anda mungkin juga menyukai