DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM......
Ilmu teknik sipil pada dasarnya adalah ilmu yang kuno. Orang-orang ter
dahulu pun telah mampu menciptakan berbagai macam konstruksi yang kokoh.
Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai macam penemuan bangunan-bangunan
prasejarah. Namun ilmu teknik sipil terus berkembang karena 3 hal yaitu :
1. Adanya inovasi-inovasi material baru
2. Teknik atau metode pelaksanaan yang semakin canggih
3. Adanya teknologi yang membantu dalam pelaksanaan, pengawasan dll.
Terima kasih juga kepada bapak selaku dosen pengampuh mata kuliah
struktur baja, yang sudah memberikan tugas kepada kami dan memberikan
tanggung jawab sepenuhnya kepada kelompok kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikanyya tepat pada waktunya.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
BAB I BAJA......................................................................................................... 1
iii
3.4. DATA PERENCANAAN BAJA RINGAN DAN BAJA BERAT.................................
35
3.5. PENGGUNAAN PADA STRUKTUR BAJA RINGAN.............................................
36
3.6. ANALISIS MENGGUNAKAN BAJA RINGAN........................................................
37
3.7. PENGGUNAAN PADA STRUKTUR BAJA BERAT................................................
38
3.8. ANALISIS PEMBEBANAN PADA BAJA BERAT....................................................
40
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 4
iv
BAB I
BAJA
Baja merupakan bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan,
mulai dari peralatan rumah, transportasi, generator pembangkit listrik, kerangka
gedung, jembatan hingga peralatan tempur semua menggunakan baja. Dari sebuah
eksploitasi besi baja mendapati peringkat pertama di antara barang tambang
logam dan lainya. Hampir 95% semua produk rata-rata menggunakan bahan
logam.
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0.2% hingga 2.1% berat sesuai gradennya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon
adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan nikel. Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility). Pengaruh utama dari kandungan karbon dalam baja adalah
pada kekuatan, kekerasan, dan sifat mudah dibentuk. Kandungan karbon yang
besar dalam baja mengakibatkan meningkatnya kekerasan tetapi baja tersebut
akan rapuh dan tidak mudah dibentuk (Davis, 1982).
1
yang tipis. Ada beberapa jenis baja ringan yang terbagi berdasarkan nilai
tegangan tariknya (tensile strength). Menurut (Selleng n.d. 2018), tegangan tarik
pada dasarnya didasari pada fungsi akhir dari baja ringan tersebut. Misalnya
untuk berbagai produk struktur seperti rangka atap baja ringan haruslah
menggunakan baja ringan dengan tegangan tarik tinggi (G550). Namun untuk
berbagai produk home appliances misalnya, diperlukan baja ringan dengan
tegangan tarik lebih rendah (G300, G250, dll) dan yang lebih lentur dan lunak
sehingga lebih mudah dibentuk. Karna tingkat kualitas dan kuat tariknya tinggi,
tak heran baja ringan lebih tipis dan ringan dibandingkan baja konvensional.
Baja G550 bisa diartikan sebagai baja yang mempunyai kuat tarik 550MPa. Uji
kualitas ini hanya dapat dibuktikan di laboratorium (Selleng . 2018)
Material baja ini lebih unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, dan kekakuan.
baja berat merupakan sebuah rangka baja yang tersusun dari beberapa batang baja
2
yang dirangkai atau disambung menjadi konstruksi berbentuk segitiga.
Penyambungan beberapa batang baja dilakukan pada ujung baja (sesuai ukuran)
dengan cara dibaut, dilas, atau bisa juga menggunakan paku kelling. Konstruksi
ini dipakai untuk atap bangunan, sebagai pengganti kayu atau cor beton, dan lain
semacamnya. Biasanya, konstruksi baja berat digunakan untuk pembuatan
bangunan-bangunan besar, seperti pembuatan gedung pabrik, gudang pabrik,
gedung perguruan tinggi, atau juga rumah kategori besar.
1) Baja dengan persentase zat arang rendah (low carbon steel) yaitu lebih kecil
dari 0.15%
2) Baja dengan persentase zat arang ringan (mild carbon steel) yaitu 0.15%-
0.29%
3
3) Baja dengan persentase zat arang sedang (medium carbon steel) yakni 0.3%-
0.59%
4) Baja dengan persentase zat arang tinggi (high carbon steel) yaitu 0.6% 1.7%.
Terdapat banyak jenis bentuk profil baja struktur yang tersedia di pasaran.
Semua bentuk profil tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Beberapa jenis profil baja menurut ASTM bagian I di antaranya adalah profil
IWF, O,C, profil siku (L), tiang tumpu (HP) dan profil T struktural.
4
selesai dibangun pada tahun 1890. Menara Eiffel yang dibangun pada tahun
1889 dengan tinggi 985 ft dibuat dari wrought iron dan dilengkapi dengan
elevator mekanik. Penggabungan konsep mesin elevator dan ide dari Jenny
membuat perkembangan konstruksi gedung tinggi meningkat hingga sekarang.
Sejak itu berbagai produsen baja membuat bentuk profil berikut katalog yang
menyediakan dimensi, berat dan properti penampang lainnya. Pada tahun 1896,
Association of American Steel Manufacturers (sekarang American Iron and Steel
Institute, AISI) membuat bentuk standar. Sekarang ini profil struktur baja telah
di standarisasi, meskipun dimensi eksaknya agak berbeda sedikit tergantung
produsennya. Baja struktur dapat dibuat menjadi berbagai bentuk dan ukuran
tanpa banyak mengubah sifat fisiknya. Pada umumnya yang diinginkan dari
suatu elemen adalah momen inersia yang besar selain luasnya. Termasuk di
dalamnya adalah bentuk I, T, dan C. Pada umumnya profil baja dinamai
berdasarkan bentuk penampangnya. Misalnya siku, T, Z, dan pelat. Perlu kiranya
dibedakan antara balok standar Amerika (balok S) dan balok wide-flange (balok
W atau IWF) karena keduanya mempunyai bentuk I. Sisi dalam dan luar dari
flens profil W hampir sejajar dengan kemiringan maksimum 1:20. Balok S
adalah balok profil pertama yang diproduksi di AS, mempunyai kemiringan flens
sisi dalam 1:6. Perhatikan bahwa tebal flens profil W yang hampir konstan
dibandingkan profil S dapat mempermudah penyambungan. Sekarang ini
produksi wide-flange hampir 50% dari seluruh berat bentuk profil yang
diproduksi di AS, sedangkan di Indonesia hampir seluruh balok menggunakan
profil W. Gambar 1.1 memperlihatkan profil W dan S serta profil lainnya.
Beberapa properti penampang yang digunakan dalam buku ini mengacu pada
Manual of Steel Construction Load & Resistance Factor Design edisi kedua
yang diterbitkan oleh American Institute of Steel Construction (AISC), 1
Desember 1993. Manual terdiri dari Volume I (Structural Members,
Specifications Codes) dan Volume II (Connections). Selain itu, profil yang
digunakan dalam buku ini juga mengacu pada manual yang dikeluarkan oleh
produsen baja Indonesia. Profil diberikan singkatan berdasarkan suatu sistem
yang dijelaskan dalam buku ini untuk digunakan dalam penggambaran,
5
spesifikasi, dan desain. Sistem ini telah di standarisasi sehingga semua produsen
dapat mengacu pada sistem yang sama untuk tujuan pemesanan, pembayaran,
dll. Berikut ini adalah beberapa contoh sistem singkatan dari profil baja yang
digunakan dalam peraturan AISC LRFD-93. Kelebihan dari sistem penamaan
(kodifikasi) yang ada dalam AISC dirasakan lebih memudahkan karena
didasarkan pada berat baja persatuan panjang, selain juga didasarkan pada
dimensi tinggi profil. Oleh karenanya dalam buku ini juga akan digunakan
sistem pengkodean yang serupa.
Adapun bentuk macam-macam profil baja ringan dan berat yang umum
digunakan yaitu :
a. Profil C
b. Profil U terbalik
c. Profil hollow
7
Gambar 4. Profil hollow
Profil ini jarang sekali digunakan pada kuda-kuda. Biasanya digunakan
sebagai rangka untuk partisi.
Data profil secara lengkap dapat dilihat dalam peraturan AISC LRFD.
Dimensi diberikan dalam bentuk desimal (diperlukan oleh perancang teknik)
dan juga sampai dengan 1/16 in (digunakan oleh juru gambar). Data lain yang
diberikan dalam manual AISC-LRFD adalah luas penampang, momen inersia,
jari-jari girasi, dll. Tentu saja dalam proses manufaktur baja akan terjadi
variasi sehingga besaran penampang yang ada tidak sepenuhnya sesuai
dengan yang tersedia dalam tabel manual tersebut. Untuk mengatasi variasi
tersebut, toleransi maksimum telah ditentukan dalam peraturan. Sebagai
konsekuensi dari toleransi tersebut, perhitungan tegangan dapat dilakukan
berdasarkan properti penampang yang diberikan dalam tabel. Dari tahun ke
8
tahun terjadi perubahan dalam penampang baja. Hal ini disebabkan tidak
cukup banyaknya permintaan baja profil tertentu, atau sebagai akibat dari
perkembangan profil yang lebih efisien, dll
Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat
dibentuk menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara
garis besar ada 2 jenis baja, yaitu :
a. Baja Karbon Baja karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung
terutama unsur karbon dan sedikit silicon, belerang dan pospor. Berdasarkan
kandungan karbonnya, baja karbon dibagi menjadi :
Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C) Baja ini dengan komposisi
karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur mikronya adalah ferrit dan perlit.
Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas (martensit) hanya
bisa dengan pengerjaan dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki
9
keuletan dan ketangguhan yang baik. Serta mampu mesin (machinability) dan
mampu las nya (weldability) baik cocok untuk bahan bangunan konstruksi
gedung, jembatan, rantai, body mobil.
Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C) Baja karbon sedang
memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat). Dapat dikeraskan
dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga fasa austenit dan
setelah ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam air atau
sering disebut quenching untuk memperoleh fasa ang keras yaitu martensit.
Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja mampu keras.
Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan kekerasannya.
Namun tidak cocok untuk di las, dengan kata lain mampu las nya rendah.
Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan
mampu kerasnya. Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk
komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft)
serta komponen struktur yang memerlukan kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan
tangguh.
Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C) Baja karbon tinggi memiliki
komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan kekuatannya sangat
tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini cocok untuk baja perkakas, dies
(cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat dikeraskan
dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa dan
baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W,
dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan karbon
menjadi senyawa yang sangat keras sehingga ketahanan aus sangat baik. Kadar
karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan
dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan
kekerasan baja semakin meningkat tetapi keuletannya cenderung turun.
Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi
atau baja profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% -
0,50%. Selain itu baja karbon juga digunakan untuk baja/kawat pra tekan
dengan kadar karbon s/d 0,90 %. Pada bidang teknik sipil sifat yang paling
10
penting adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.
Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) Baja paduan rendah merupakan baja
paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5% wt, misalnya unsur Cr, Mn,
Ni, S, Si, P dan lainlain. Biasanya digunakan untuk membuat perkakas potong,
gergaji, cetakan penarikan, pahat kayu, mata pisau, pemotong kikir, gurdi batu.
Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel) Baja paduan menengah
merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5% - 10% wt, misalnya
unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain. Biasanya digunakan untuk membuat
alat pengukur, cetakan penarikan, rol derat, mata gunting untuk plat tebal.
Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel) Baja paduan tinggi merupakan baja
paduan yang elemen paduannya lebih dari 10% wt, misalnnya unsur Cr, Mn,
Ni, S, Si, P dan lain-lain (Amanto, 1999). Banyak digunakan untuk cetakan
penarikan kawat, cetakan pengetrim, pengukur, rol derat.
11
Baja dapat diklafisikan sebagai berikut :
Berdasarkan komposisi
o Baja karbon
o Baja paduan rendah
o Baja tahan karat
Berdasarkan proses pembuatan
o Tanur baja terbuka
o Dapur listrik
o Proses oksidasi dasar
Berdasarkan bentuk produk
o Pelat batangan
o Tabung
o Lembaran
o Pita
o Bentuk struktural
Berdasarkan struktur mikro
o Feritik
o Perlitik
o Martensitik
o Austenitik
Berdasarkan kegunaan dalam konstruksi
o Baja Struktural
o Baja Non-Struktural
12
berkarat atau tidak korosif. Baik baja maupun stainless steel, keduanya
merupakan bahan yang sering dimanfaatkan di dunia. Perbedaan baja dan
stainless steel,keduanya terlihat dari komposisi, sifat, harga, berat dan lainnya.
Keduanya merupakan sejenis logam sekaligus material umum yang
diaplikasikan di dunia. Banyak dipakai, baik untuk aplikasi konsumen maupun
komersial. Baik baja maupun stainles steel, memiliki properti yang bervariasi,
dilihat dari tingkat keuletan, kekuatan, biaya, kekerasan dan lainnya. Selain itu,
perbedaan utama bisa dilihat dari unsur yang biasanya ditambahkan ke dalam
baja dan membuatnya berguna. Stainless steel bisa dikatakan sebagai baja
paduan dengan kandungan Cr minimal 10,5%. Memiliki daya tahan terhadap
oksidasi tinggi pada suhu lingkungan di udara. Hal ini dikarenakan stainless
steel mempunyai tambahan minimal sebanyak 13% krom. Unsur krom
membentuk lapisan yang tidak aktif dari CR2O3 atau Kromium (III) Oksida
saat bertemu dengan oksigen. Namun lapisan tersebut terlalu tipis, karenanya
logam tetap terlihat berkilau. Selain itu, sifat lainnya adalah tahan udara dan
air, dapat melindungi logam di bagian bawah lapisan. Ini adalah fenomena
yang dinamakan passivation.
13
Stainless steel hadir dalam berbagai jenis dan tingkatan. Ada empat jenis
utama: austenitik, martensitik, dan feritik. Austenitik adalah jenis yang paling
umum, dengan kandungan nikel antara 7% dan 27%. Baja tahan karat
austenitik dapat menahan suhu tinggi dan banyak digunakan dalam aplikasi
rumah tangga dan industri. Baja feritik juga sangat tahan korosi dan memiliki
banyak kegunaan dalam arsitektur dalam ruangan. Baja tahan karat martensit
sangat keras, dengan kandungan kromium 13% dan umumnya digunakan untuk
bilah turbin.
Baja tahan karat adalah paduan berbahan dasar besi dengan kandungan
krom minimal 10,5%. Ketahanan korosinya tidak tertandingi oleh kebanyakan
logam lainnya. Baja tahan karat umumnya digunakan dalam pembuatan
peralatan, mesin, dan bahkan dalam instrumen bedah. Panel dinding baja tahan
karat, tonggak baja tahan karat, dan pagar stainless steel adalah produk modern
untuk proyek arsitektur, mereka tersedia secara luas di kelas yang berbeda.
Sifat masing-masing kelas tergantung pada elemen paduan yang digunakan.
Elemen paduan yang menentukan adalah kromium, yang membentuk lapisan
pasif yang melindungi material dari karat dan korosi. Kelas baja tahan karat
tipikal mengandung kromium 12,8% dan karbon 0,24%. Untuk alasan ini, ini
adalah bahan yang ideal untuk banyak aplikasi.
Ada banyak aplikasi berbeda untuk baja tahan karat di industri. Misalnya,
baja tahan karat digunakan dalam pompa cairan bertekanan tinggi. Jenis
tekanan yang dibutuhkan bervariasi dengan kelas baja tahan karat yang
digunakan. Nilai baja tertentu juga tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi.
Karakteristik ini membuat baja tahan karat menjadi bahan yang diinginkan
untuk aplikasi ini. Juga digunakan untuk pengencang di kokpit terbang
pesawat. Baja tahan karat juga digunakan untuk dek penerbangan utama dan
sistem pembuangan mesin. Komponen-komponen ini meningkatkan
kemampuan manuver, menghilangkan bahaya keselamatan, dan mengamankan
kapal dalam kondisi ekstrem.
14
Industri besi dan baja mendefinisikan baja karbon sebagai bahan yang
mengandung 0,05 hingga 2,1 persen karbon menurut beratnya. Ini dapat
digunakan untuk membuat berbagai produk, termasuk jembatan dan bangunan.
Selain itu, jenis logam ini digunakan untuk aplikasi otomotif. Baja karbon
adalah jenis baja non-paduan yang mengandung karbon, fosfor, dan silikon.
Isinya elemen lain tidak melebihi batas tertentu. Jenis baja ini hadir dalam
berbagai tingkatan dan digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pelat,
tulangan, dan batang las. Baja karbon tersedia dalam berbagai ketebalan dan
dapat dipotong ke hampir semua ukuran. Baja karbon digunakan dalam banyak
aplikasi, termasuk industri otomotif, dirgantara, dan transportasi. Baja tahan
karat juga banyak digunakan dalam industri arsitektur, medis, dan makanan.
Baja karbon banyak digunakan dalam aplikasi pipa dan struktural, kaleng
makanan, dan rel kereta api. Bahan-bahan ini sangat tahan korosi dan dapat
menahan suhu tinggi. Untuk alasan ini, mereka lebih disukai daripada jenis
baja lainnya.
Baja dan Stainless steel keduanya adalah logam dan bahan umum yang
15
digunakan di dunia. Mereka banyak digunakan sebagai aplikasi komersial dan
konsumen. Antara baja dan baja tahan karat, propertinya bervariasi dalam hal
kekuatan, keuletan, kekerasan, biaya, dll. Juga, perbedaan utama terletak pada
komponen yang ditambahkan ke baja untuk membuatnya berguna. Baja dibuat
dengan menambahkan besi ke karbon, yang mengeraskan besi. Ini juga dikenal
sebagai baja karbon biasa atau baja ringan yang memiliki kandungan karbon
lebih tinggi dengan titik leleh rendah. Di sisi lain Stainless steel memiliki
kandungan kromium tinggi yang membentuk lapisan tak terlihat pada
permukaan baja untuk mencegahnya dari pewarnaan. Baja tahan karat dibuat
dari baja, kromium, nikel, nitrogen dan molibdenum ditambahkan. Stainless
steel tahan terhadap korosi dan baja rentan terhadap noda dan karat. Stainless
steel tidak mudah berkarat atau korosi. Kekuatan baja dan baja tahan karat:
Baja sedikit lebih kuat dari baja tahan karat karena memiliki kandungan karbon
yang lebih rendah. Sifat magnetik: Biasanya stainless steel adalah non-
magnetik yaitu 300 seri stainless steel mengandung kromium dan nikel, yang
membuatnya non-magnetik tetapi seri 400 stainless steel hanya mengandung
kromium yang membuatnya bersifat magnetis sedangkan baja bersifat
magnetis. Penampilan: Baja karbon kusam, dengan hasil akhir matte,
sedangkan baja tahan karat berkilau. Lapisan kromium pada stainless steel
membuatnya menarik dalam keadaan alami tanpa perlu dicat. Baja karbon
lebih mudah dibentuk, tahan lama dan distribusi panas juga tepat dibandingkan
dengan baja tahan karat. Stainless steel memiliki konduktivitas termal yang
lebih rendah dibandingkan dengan baja. Baja karbon kaku dan kuat. Mereka
banyak digunakan pada motor dan peralatan listrik karena sifat magnetiknya
dan pengelasan dapat dilakukan dengan mudah pada baja karbon dibandingkan
dengan baja tahan karat. Baja tahan karat digunakan dalam peralatan makan
dan rap jam tangan. Berat: Baja ringan beratnya kurang dari baja tahan karat.
Karena sifat pengerasan, baja tahan karat lebih berat dan memiliki hunian lebih
rendah karena sulit ditangani dalam proses manufaktur. Baja ringan umumnya
digunakan dan harganya lebih murah dibandingkan dengan baja tahan karat.
16
Pada dasarnya baja ringan ditujukan sebagai pengganti kayu dalam
kegiatan yang melibatkan penggunaanya. Salah satu yang terbesar dan utama
adalah pemanfaatannya dalam bangunan. Meskipun terlihat sederhana, tapi
baja ringan adalah jenis produk baja yang paling banyak diproduksi di dunia.
Jumlahnya sekitar 80% dari keseluruhan total produksi. Menggunakan baja
ringan adalah pilihan paling optimal untuk rumah. Harganya yang lebih murah,
kuat, dan juga baja ringan telah diberikan lapisan yang mampu membuatnya
tahan karat. Mulai dari kebutuhan substansial seperti atap, kerangka, lantai,
Plafon dan lain sebagainya, hingga kebutuhan pelengkap seperti Kanopi,
gazebo, pagar, serta aksesoris bisa menggunakan baja ringan.
Perbedaan baja dan stainless steel juga cukup signikan pada cara
pembuatannya. Anti karat pada stainless steel dilalui dengan dua tahap yaitu
dengan sistem Electric Arc Furnace dan disempurnakan dengan alat Argon
Oxygen Decarbuzier untuk menghilangkan zat pengotor di dalam stainless
steel.
Baja merupakan logam paduan antara besi dan karbon dengan kandungan
karbon tidak lebih dari 2%. Sedangkan paduan yang lebih lengkap biasanya
mengandung unsur: Karbon (C), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Silikon (Si),
Nikel (Ni), dan Besi (Fe). Logam baja mempunyai kekuatan melebihi besi.
Patahan logamnya berwarna mengkilap seperti gumpalan gula. Baja dapat
dibuat dari bahan:
Pig iron atau cast iron dengan menghilangkan sejumlah karbon.
Wrought iron dengan menambahkan kadar karbon.
17
Wrought iron, Pig iron dan kepingan besi atau baja yang dicairkan
bersama, kemudian ditambahkan karbon sesuai kebutuhan.
18
digunakan sebagai bahan baut, poros dan gandar.
Baja karbon tinggi. Baja ini dikenal juga sebagai baja peralatan dan
mempunyai sifat sukar dibengkokkan, dilas maupun dipotong, sehingga
diperlukan proses pelunakan terlebih dahulu sebelum dipotong. Proses
pelunakan ini melalui proses perlakuan panas. Logam ini banyak
digunakan untuk drills, taps, dies, reamers, hammers dan lain-lain.
Baja paduan tahan karat (Stainless steel). Baja jenis ini dibagi menjadi tiga
macam, yaitu baja tahan karat martensit, baja tahan karat ferit dan baja
tahan karat austenit.
Baja tahan karat martensit. Baja ini mempunyai komposisi kimia sebagai
berikut: 12 – 13% Cr, 0,1 – 0,3% C. Kadar Cr tersebut merupakan batas
terendah untuk ketahanan asam, oleh karena itu baja ini sukar berkarat di
udara. Mempunyai ketahanan panas yang baik sekali sampai 500oC,
mempunyai sifat mekanik yang baik serta dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan alat potong, mesin-mesin perkakas, dan lain-lain.
Baja tahan karat ferit. Baja ini mempunyai komposisi kimia 16 – 18% Cr,
dapat digunakan sebagai bahan pembuatan komponen yang berasal dari
pelat tipis, bagian dalam konstruksi dan untuk peralatan dapur, dan lain-
lain.
Baja tahan karat austenit. Baja ini juga diberi nama baja tahan karat
delapan belas delapan. Komposisi kimia baja ini adalah sebagai berikut:
18% Cr, 8% Ni, tahan korosi, mampu las, dan mampu bentuk lebih baik.
Oleh karena itu baja ini lebih banyak digunakan untuk : indutri kimia,
turbin, mesin jet, mesin mobil sampai pada bangunan kapal.
Baja tahan panas. Baja jenis ini banyak dipakai untuk keperluan
pembuatan : ketel uap, turbin gas, berbagai reaktor industri kimia,
peralatan bertemperatur tinggi, bertekanan tinggi dan untuk lingkungan
korosif. Baja tahan panas digolongkan menjadi dua macam golongan yaitu
baja tahan panas ferit dan austenit.
Baja tahan panas ferit. Yang termasuk baja jenis ini adalah : Baja Mo, baja
Cr-Mo ; untuk ketel uap. Baja Cr-Mo-V, baja Cr-Mo-W : keduanya dapat
19
digunakan untuk struktur turbin uap. Baja 12 Cr : dipakai untuk sudu
turbin uap. Baja Si-Cr : digunakan sebagai katup motor.
Baja tahan panas austenit. Baja ini dibagi menjadi dua macam yaitu baja
tahan karat austenit 18-8 yang diperkuat dengan Ti, Nb, dan Mo, dan baja
cor tahan panas yang mempunyai kekuatan tinggi dan sulit dikenai
pekerjaan panas, sehinga perlu dicor. Contoh baja cor tahan panas adalah
baja Ni-Cr yang mengandung 20% Ni. Baja ini bersifat tahan oksidasi
pada temperatur tinggi dan berkekuatan baik.
20
1.7. PROSES PEMBUATAN BAJA
Proses Bessemer
Pada proses ini besi mentah pada dapur tinggi yang masih mencair,
langsung dirubah bentuknya menjadi baja di dalam dapur Bessemer, proses
ini berlangsung tanpa bahan bakar. Adapun proses Bessemer ini terdiri dari
dua macam, yaitu : acid bessemer process dan basic bessemer process.
21
Besi silikon Mn bercampur dengan zat asam.
Karbon tercampur zat asam, temperatur menjadi turun dan nyala menjadi
berwarna putih. Temperaturnya lebih rendah dari pada proses acid
bessemer .
Phospor bertahan dengan oxide dan ferro oxide menjadi kerak (slag)
Sedangkan kelemahan dari proses basic bessemer adalah jika karbon
telah habis, akan bereaksi dengan O2, maka O2 akan bereaksi dengan Fe,
sehingga akan menghasilkan besi yang penuh oksida dan kualitasnya
jelek.
Dapur Listrik
Pemanasan yang terjadi di dalam dapur listrik menggunakan energi
listrik. Proses pembuatan bajanya seperti pada Open Hearth Process, baik
untuk proses asam maupun basa. Macam-macam dapur listrik antara lain :
Dapur busur listrik (arc electric furnace), dapur induksi (induction electric
furnace) dan dapur duplex.
Produksi Ingot
Baja yang dihasilkan dari dapur conventer, Open Hearth Process, dan
dapur listrik dicetak menjadi ingot/balok atau lembaran (billet) yang beratnya
22
mencapai 1-20 ton atau jauh lebih besar lagi. Ingot tersebut kemudian dibentuk
menjadi: plate, sheet, rod maupun kawat melalui proses pengerolan atau
proses penarikan.
BAB II
STRUKTUR BAJA
23
2) Modulus geser (G) dihitung berdasarkan persamaan: G = E/2 (1+μ) w
Dimana: μ = Angka perbandingan poisson Dengan μ = 0.30 dan E =
210000 Mpa, akan memberikan G = 81000 Mpa.
3) Koefisien ekspansi (α), diperhitungkan sebesar : α = 11,25 × 106 per oC
4) Berat jenis baja (γ), sebesar 7.85 t/m3
Mempunyai kekuatan Tarik yang sangat tinggi dan tekan yang cukup
tinggi, berkisar antara 300 – 2000 MPa, Sehingga bila dipakai sebagai
bahan struktur akan memberikan:
1. Tampang >>> relatif kecil/ramping
2. Berat struktur >>>menjadi ringan
3. Fondasi >>>menjadi hemat
1. Lemah pada temperatur tinggi (bila terjadi kebakaran struktur bisa runtuh
meskipun tegangan yang terjadi masih rendah)
2. Bahaya tekuk mudah terjadi pada batang yang lansing.
24
berwenang dapat dianggap sebagai bukti yang cukup untuk memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam standar ini. Baja yang tidak teridentifikasi boleh
digunakan selama memenuhi ketentuan berikut ini:
1. Bebas dari cacat permukaan
2. Sifat fisik material dan kemudahannya untuk dilas tidak mengurangi kekuatan
dan kemampuan layan strukturnya
3. Ditest sesuai ketentuan yang berlaku. Tegangan leleh (fy) untuk perencanaan
tidak boleh diambil lebih dari 170 MPa sedangkan tegangan putusnya (fu)
tidak boleh diambil lebih dari 300 MPa
25
0,1%-1,7%, sedangkan unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja.
Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja adalah untuk membuat
baja bereaksi terhadap pengerjaan panas dan menghasilkan sifat-sifat yang
khusus. Karbon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan
tetapi jika berlebihan akan menurunkan ketangguhan.
26
disebabkan nikel bertindak sebagai lapisan penghalang yang melindungi
permukaan baja.
Temperatur tinggi pada proses peleburan dapat dicapai dengan metode kuno
yang sudah dipakai sejak zaman Perunggu. Karena tingkat oksidasi besi
meningkat sangat cepat diatas suhu 800 °C (1.470 °F), maka harus diperhatikan
bahwa proses peleburan harus dilaksanakan pada lingkungan dengan tingkat
27
oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan paduan yang dinamakan
baja.[4] Kelebihan karbon dan pengotor lainnya dapat dihilangkan dengan
beberapa proses bertahap.
Meski dalam rentang konsentrasi campuran yang rendah besi dan karbon
membentuk baja, namun dapat terbentuk berbagai macam struktur metalurgi
yang berbeda dengan sifat yang sangat berbeda pula. Memahami sifat-sifat ini
sangat penting dalam produksi baja. Pada suhu ruangan, bentuk besi yang paling
stabil adalah struktur body-centered cubic (BCC) yang disebut ferrit atau besi-α.
Besi ini merupakan logam lunak yang hanya dapat melarutkan karbon dalam
konsentrasi kecil, tidak lebih dari 0.021 wt% pada 723 °C (1.333 °F), dan hanya
0.005% pada 0 °C (32 °F). Pada 910 °C besi murni berubah menjadi struktur
face-centered cubic (FCC), yang disebut austenit atau besi-γ. Struktur FCC
28
austenit dapat melarutkan karbon lebih banyak, sampai 2.1%[7] (karbonnya 38
kali ferrit) pada 1.148 °C (2.098 °F), yang disebut besi tuang (cast iron).[8]
Ketika baja dengan kandungan karbon kurang dari 0,8% dipanaskan, maka
fase austenitic (FCC) campuran mencoba berubah menjadi fase ferrit (BCC),
menghasilkan karbon yang berlebih. Kandungan karbon didalamnya tidak lagi
pas didalam struktur austenit FCC. Salah satu cara untuk kandungan karbon
supaya bisa terlepas dari austenit tersebut adalah dengan menggunakan reaksi
pengendapan solusi cairan material tersebut menjadi sementit, sehingga tersisa
besi fasa BCC disekitarnya yang disebut ferit yang kandungan karbonnya lebih
rendah. Kedua solusi ini, ferit dan sementit, mengendap secara bersamaan dan
membuat sebuah struktur berlapis yang disebut pearlit, dinamai begitu karena
kesamaanya dengan material ibu segala mutiara. Dalam sebuah komposisi
hypereutectoid (kandungan karbon diatas 0.8%), karbon tersebut akan
mengendap terlebih dahulu dengan bentuk sebagai sementit, masuk kedalam
bulir pinggiran austenit sampai presentase karbon didalam bulir berkurang
hingga mencapai komposisi eutektoid (0.8% karbon), disaat bersamaan struktur
pearlit terbentuk. Untuk baja yang memiliki komposisi hypoeutektoid
(kandungan karbon dibawah 0.8%), ferit akan terbentuk didalam bulir-bulir besi
hingga komposisi lainnya akan naik hingga mencapai 0.8% bagian karbon,
dimana struktur pearlit akan terbentuk pada saat yang bersamaan.[9] Contoh
tersebut berasumsi bahwa proses penyiraman terjadi perlahan, memberikan
waktu yang cukup untuk migrasi karbon dalam cairan solusi.
29
bermigrasi tapi terkunci ditengah-tengah permukaan austenit dan membentuk
martensit. Martensit ialah sebuah bentuk karbon dan besi yang disupersaturasi
juga sangat tertekan dan terbebani sehingga sangatlah keras namun rapuh dan
tidak elastis. Tergantung dari kandungan karbonnya, fase martensitik sendiri
terdiri dari beberapa bentuk. Dibawah 0.2% kandungan karbon, maka akan
terbentuk kristal BCC ferit, tapi pada kandungan karbon yang lebih tinggi
martenit akan membentuk struktur tetragonal terpusat (BCT). Tidak ada aktifasi
energi panas untuk perubahan wujud dari austenit ke martensit.[butuh
klarifikasi] Lebih dari itu, tidak ada perubahan komposisional sehingga atom-
atom penyusun biasanya tidak berganti pasangan.[10]
30
Gambar 6. Tempering warna baja
Berbagai sampel baja flatbar tempa-total. Yang pertama di paling kiri,
adalah baja yang sudah normal. Yang kedua telah melalui martensit tanpa tempa,
proses penyiraman. Bagian lainnya telah melalui proses tempa di oven menurut
temperatur mereka masing-masing, selama satu jam. "Standar tempaan" seperti
ini biasa digunakan oleh pandai besi sebagai pembanding, memastikan bahwa
pekerjaan mereka ditempa sesuai dengan warna yang diinginkan.
31
BAB III
32
pemodelan langsung 3D, pustaka perangkat keras 2D dan 3D, perenderan
definisi tinggi, pustaka bahan perenderan, dan sistem pengembangan yang
sesuai dengan AutoCAD ObjectARX yang mendukung ratusan program
aplikasi pihak ketiga.
Platinum BricsCAD: Versi BricsCAD Pro yang ditingkatkan karena
mencakup pembuatan sistem kendala 3D, pembuatan entitas permukaan dan
loteng, pemodelan yang dapat diubah bentuk, pengenalan otomatis atas maksud
dan pembuatan desain.
BricCAD BIM: adalah sistem pemodelan informasi bangunan yang
didasarkan pada format file .dwg standar industri. Ini disertifikasi oleh
BuildingSMART International sebagai 'CV2.0-Arch IFC Export and Import'
yang sesuai dengan openBIM. Mendukung pengambilan desain / pemodelan
massal berdasarkan padatan ACIS.
Mekanik BricsCAD: untuk desain mekanis 3D dengan fungsionalitas
pemodelan yang didasarkan pada pendekatan langsung yang tidak memiliki
riwayat. Produk ini menciptakan fitur lembaran logam menggunakan
permukaan loteng.
BricsCAD Ultimate: menggabungkan semua edisi BricsCAD - Klasik, Pro,
Platinum, BIM, dan Mekanis - dalam satu paket. Ini memungkinkan pelanggan
yang ingin menjalankan BricsCAD BIM dan BricsCAD Mechanical bersama-
sama pada satu mesin untuk melakukannya, memanfaatkan satu instalasi dan
kunci aktivasi tunggal.
34
Gambar 9. Contoh fitur yang ada pada aplikasi bridscad.
3.4. PEMILIHAN LOKASI PERENCANAAN DAN PENGETAHUAN
APLIKASI
Sebelum melakukan analisis struktur sebaiknya kita sebagai pengguna
aplikasi harus terlebih dahulu mengetahui lokasi proyek yang akan di Analisa.
Selain dari itu semua kita juga selaku pengguna aplikasi sebaiknya mengetahui
semua langkah-langkah dan prosedur kerrja dari pengaplikasian tersebut.
Truss Summary
Standard truss 24 385200
Celling joist 6 138900
Truss design summary
System Generic
Wind Load W35N
Roof Load (kPa) Sheet
TC Dead Load 0,120
TC Live Load 0,250
BC Dead Load 0,140
BC live Load 0,000
35
Truss Pitch 900
End Batten Spacing 1200
Bottom Chord Restraints 600
Tabel 2. Data Pembebanan baja ringan
36
Gambar 11. Struktur Kuda-kuda Baja Ringan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah
sebagai berikut : (Badan Standarisasi Nasional 2002)
a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar.
b. Jarak antar kuda-kuda : 6,00 m
c. Kemiringan atap : 20o
d. Bahan gording : baja profil lip channels
e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil WF 250.125.6.9
f. Bahan penutup atap : genteng.
g. Alat sambung : baut-mur.
h. Jarak antar gording : 0,60 m
37
i. Bentuk atap : gable.
j. Mutu baja profil : Bj-37 (σ ijin = 1600 kg/cm2 ) (σ leleh = 2400
kg/cm2 )
38
daerah rawan gempa, maka harus didesain sistem rangka (framee) penghubung
(connection) yang dektail (ductile). Beban desain untuk struktur biasanya
dispesifikasi pada suatu peraturan (code), dan itu sangat tergantung dari kondisi
daerah masing-masing. Sehingga biasanya setiap negara memiliki peraturan
sendiri
b. Beban mati
Beban mati adalah beban-beban yang bekerja secara vertikal ke bawah
pada struktur dan mempunyai karakter yang pasti. Yang termasuk berat beban
mati adalah antara lain :
Berat sendiri struktur
Berat sendiri komponen bangunan
Alat mekanis
Partisi yang tidak dapat dipindahkan
c. Beban hidup
Beban hidup adalah beban-beban yang bisa atau tidak ada pada struktur
untuk suatu waktu yang diberikan. Meskipun dapat berpindah-pindah, beban
hidup masih dapat dikatakan bekerja secara perlahan-lahan pada struktur.
Yang termasuk beban hidup adalah:
Berat manusia
Berat perabot
Berat material yang disimpan
39
Berat salju dll.
Pada dasarnya beban hidup dapat bekerja vertikal ke bawah, tetapi kadang-
kadang dapat berarah horizontal.
.
Gambar15.Beban Hidup
d. Beban angin
Beban angin adalah struktur yang berada pada lintasan angin berbelok atau
dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik angin akan berubah bentuk
menjadi energi potensial yang berupa tekanan atau isapan pada struktur.
Besar tekanan atau isapan yang diakibatkan oleh angin pada suatu titik
bergantung pada :
Kecepatan angin
Rata massa udara
Lokasi yang ditinjau pada struktur
Perilaku permukaan struktur
Bentuk geometris, dimensi dan orientasi struktur
Kekakuan keseluruhan struktur
40
6
My 170,82 51,3 - - 222,12 222,12
Tabel 3.Kombinasi Beban
2. beban Hidup
dengan rumus :
P diambil sebesar 100 kg.
Px = P sin 20 = 100 × sin 20 = 34,20 kg.
Py = 93,97 kg.
Mx2 = 140,96 kgm.
My2 =51,3kgm.
3. Beban Mati :
Dengan rumus :
Berat gording= 15 kg/m
Berat Plafond= 36 kg/m
Berat penutup atap= 60 kg/m
41
q = 111kg/m
qx=37,96 kg/m.
qy= 104,31 kg/m.
Mx1= 469,395 kgm.
My1= 170,82 kgm
4. Beban angin :
Dengan rumus :
1) Angin tekan (W1) = 0 kg/m.
2) Angin hisap (W2) =-6 kg/m.
Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :
1) Mx (tekan) = 0 kgm.
2) Mx (hisap) = 27 kgm.
- Kontrol tegangan Minimum
Mx = 610,355 kgm = 61035,5 kgcm
My = 222,12 kgm = 22212 kgcm
Zx = 311 Zy = 47
42
momen Beban beban beban Angin Kombins
i
mati Hidup Teka Hisap Min Maks
n
Mx 469,395 140,9 - -27 583,355 610,355
6
My 170,82 51,3 - - 222,12 222,12
Tabel 4.Rekapitulasi Beban Kombinasi
DAFTAR PUSTAKA
Husnah, Husnah and Sri Kartini. 2018. “Kajian Struktur Tower Bts Tipe
Sst Kaki Empat Dengan Ketinggian 70 Meter Akibat Beban Angin Rencana
Dengan Periode Ulang 15 Tahunan.” Jurnal Sainstek 5(1).
Puri, Wuwuh Asrining. 2013. “Red Bricks And Light Bricks Cost
Analysis For Walls And Mild Steel And Wood For Roof Truss (BPN Office
Construction Case Study in Mojokerto Regency).” EXTRAPOLASI: Jurnal
Teknik Sipil 6(01).
43
Selleng, Kristian. 2018. “Analisis Defleksi Pada Material Baja Ringan
Dengan Menggunakan Plat Penguat.” Jurnal Mekanikal 9(1) 830-838.
2019 Siklus Jurnal Teknik Sipil All rights reserved. This is an open access
article distributed under the terms of the CC BY License
(http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
44