OLEH
SALAWAKU ENGINEER
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan karuniaNya kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan
penulisan proposal dengan judul “Efisiensi Penggunaan Baja Ringan Sebagai
Rangka Atap Yang Inovatif Melalui Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya
Manusia”.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Dady Mairuhu, ST., MM
selaku Direktur Politeknik Negeri Ambon, kepada yang terhormat Bapak Renny
James Betaubun, SST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Ambon yang telah mengijinkan dan memberikan motivasi kepada kami. Kami
juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Paulus Fredy Picauly, ST.,
M.Eng selaku dosen pembina yang telah membimbing kami. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada Politeknik Negeri Bali atas undangan yang disampaikan
kepada kami sehingga kami dapat terlibat dalam kegiatan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan khususnya untuk setiap pembaca pada umumnya.
Tim Penyusun
SALAWAKU ENGINEER i
DAFTAR ISI
SALAWAKU ENGINEER ii
LAMPIRAN
Gambar CAD Rencana Rangka Atap
SALAWAKU ENGINEER 1
Dalam dunia konstruksi khususnya rangka atap sudah banyak terciptanya
tipe atap pada konstuksi rangka atap, yang dapat membuat seorang perencana
haruslah dapat memilih bentuk rangka kuda-kuda yang paling ekonomis namun
tetap aman dan nyaman dan efisien dalam pemakaian maupun pengerjaan, serta
kokoh. Penelitian tentang berbagai tipe kuda-kuda juga telah dilakukan diantaranya
adalah penelitian oleh Nila Rury. dkk, (2016), yang telah berhasil meneliti bahwa
atap bentuk pelana dan penutup atap metal merupakan bentuk yang paling efisien.
Berdasarkan hal tersebut maka pada kesempatan kali ini kami berinisiatif untuk
melakukan analisis terhadap satu tipe atap, yaitu tipe pelana minimalis modern,
dengan ukuran sisi 2,5 meter x 1,7 meter berbentuk T. Tipe ini menurut kami
memiliki desain yang sederhana dan juga sangat cocok untuk bentangan yang
pendek, sesuai dengan bentangan yang telah ditetapkan dalam proposal ini yaitu 2,5
meter. Diharapkan nantinya struktur atap yang kami rencanakan mampu
diimplementasikan sebagai struktur kuda-kuda dalam konteks pembangunan yang
sebenarnya dan dapat turut serta dalam perlombaan yang diadakan oleh Politeknik
Negeri Bali.
SALAWAKU ENGINEER 2
1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai syarat untuk mengikuti seleksi proposal dalam perlombaan
Rancang Rangka Atap Nasional di kegiatan PESC jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali.
2. Mengenalkan kepada masyarakat, penggunaan baja ringan sebagai bahan
pembuatan struktur rangka atap yang lebih efisien dibandingkan kayu.
3. Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang rancang bangun
struktur rangka atap menggunakan baja ringan sebagai bahan konstruksi.
1.3. Manfaat
Desain yang kami hasilkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengenalkan kepada masyarakat tentang penggunaan baja pada
konstruksi rangka atap sebagai bahan yang efisien dibandingkan dengan
kayu.
2. Mendapatkan pengetahuan dan persiapan tambahan untuk menghadapi
dunia kerja terutama yang berhubungan dengan rangka atap baja ringan.
SALAWAKU ENGINEER 3
BAB II
LANDASAN TEORI
SALAWAKU ENGINEER 4
Untuk struktur yang dianggap hanya bekerja gaya-gaya vertikal, pada batang
paling atas umumnya timbul gaya tekan dan pada batang paling bawah umumnya
timbul gaya tarik. Gaya ini dapat terjadi pada setiap batang dan mungkin terjadi
pola yang berganti-ganti antara tarik dan tekan. Dibawah ini adalah gambar tipe
kuda-kuda rangka atap baja :
SALAWAKU ENGINEER 5
Satuan Mpa adalah kekuatan sebuah baja ringan yang diukur berdasarkan
kgf/cm2 atau megapascal (Mpa). Dengan standar minimum G550, berarti baja
ringan tersebut memiliki kekuatan leleh minimum 550 Mpa dan tegangan
maksimum 550 Mpa. Selain itu juga, baja ringan juga memiliki modulus
geser 80.000 Mpa dan modulus elastisitasnya 200.000 Mpa. Dengan kekuatan
550 Mpa, baja ringan dalam uji laboratorium tidak putus saat ditarik dengan
kekuatan 500 Mpa.
2.4.2. Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan
1. Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan
struktur.
2. Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang
punya resiko keropos dimakan rayap.
3. Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia
lanjut.
4. Proses pemasangannya cepat, bisa diprabikasi dulu lalu tinggal
pasang di lokasi proyek.
5. Tahan terhadap karat.
6. Nilai muai dan susutnya sangat kecil, tidak cepat berubah
meskipun terkena panas dan dingin.
7. Tahan terhadap guncangan atau gempa bumi.
SALAWAKU ENGINEER 6
2.5. Bagian-Bagian Konstruksi Kuda-Kuda Baja Ringan :
Konstruksi kuda-kuda atap baja ringan sendiri biasanya terdiri dari rangkaian
batang berbentuk segitiga. Susunan rangka atap baja ringan tersebut tetap harus
merupakan satu kesatuan, sehingga tetap kokoh dalam memikul beban. Adapun
Bagian-bagian konstruksi kuda-kuda baja ringan beserta penjelasannya sebagai
berikut :
SALAWAKU ENGINEER 7
9. Clear span : Jarak horisontal antara dua sisi dalam pada tumpuan kuda-
kuda.
10. Pitch : Sudut kemiringan atap (dalam derajat).
11. Overhang : Perpanjangan dari batang utama atas, yang melewati posisi
tumpuan rangka atap.
SALAWAKU ENGINEER 8
Gambar 2.6.2 : Baja Ringan Reng
2.6.3. Screw
Screw merupakan alat penyambung elemen rangka atap yang
digunakan untuk fabrikasi dan instalasi. Screw ini sangat vital perannya,
kesalahan dalam memilih dan memasang srew akan berakibat fatal bagi
rangka atap baja ringan, biasanya disebut baut menakik sendiri (self drilling
screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Baut Screw C 12 – 14 x 20
Ukuran Baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12 – 14 x 20
, dengan ketentuan sebagai berikut :
Diameter kepala : 12 mm
Diameter ulir : 5,5 mm
Jumlah ulir per inchi (threads per inchi/TPI) : 14
Panjang : 20 mm
Material : AISI 1022 heat tread carbon stell
Kuat geser rata-rata (shear, average) : 8,8 kN
Kuat tarik minimum (tensile, min) : 15,3 kN
Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13,2 kNm
2. Screw Reng 10-16 x 16
Ukuran Baut untuk elemen struktur lainnya adalah 10-16x16,
dengan ketentuan sebagai berikut :
Diameter kepala : 10 mm
Diameter ulir : 4,87 mm
Jumlah ulir per inchi (threads per inchi/TPI) : 16
Panjang : 16 mm
SALAWAKU ENGINEER 9
Material : AISI 1022 heat tread carbon stell
Kuat geser rata-rata (shear, average) : 6,8 kN
Kuat tarik minimum (tensile, min) : 11,9 kN
Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8,4 kNm
SALAWAKU ENGINEER 10
Koefisien angin hisap = -0,4
5. Perhitungan jumlah baut dan jarak baut pada tiap sambungan rangka atap baja
ringan.
Analisa struktur rangka atap baja ringan dilakukan dengan program SAP 2000
(Structure Analysis Program) dengan pemilihan sistem struktur atap pelana
minimalis modern dan berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Penentuan profil baja ringan yang digunakan beserta spesifikasinya dan
bentuk/tipe rangka kuda-kuda yang akan digunakan berdasarkan pada denah
dan bentuk atap yang sudah tersedia.
2. Mengidentifikasi beban yang akan bekerja seperti : beban mati, beban hidup
dan beban angin.
3. Melakukan analisis dengan menggunakan program SAP 2000. Dari hasil
yang didapat nantinya bisa diketahui apakah kuda-kuda mampu menahan
beban atau tidak, dan apakah perlu penyokong tambahan atau tidak.
SALAWAKU ENGINEER 11
BAB III
PEMBAHASAN
SALAWAKU ENGINEER 12
4. Screw Reng 10-16 x 16
Beban atap metal : 5 kg/m2
Beban angin : 25 kg/m2
Beban hidup : 100 kg
Beban plafon + penggantung : 18 kg/m2
SALAWAKU ENGINEER 13
Gambar 3.1.2a : Diagram Gaya Elemen Batang
Pada hasil gambar diatas, batang 2 dan 8 mengalami gaya batang yang
paling maksimal. Batang 2 mengalami gaya tekan sebesar -514,04 kg dengan
rasio 0,062 yang menandakan nilai gaya batang tersebut dalam keadaan aman.
Dan batang 8 mengalami gaya tarik sebesar 448,70 kg, dengan nilai rasio
0,042 yang menandakan nilai gaya batang tersebut dalam keadaan aman.
Dari gaya maksimum yang didapat kami melakukan perhitungan
jumlah baut dan jarak baut, sehingga didapatkan jumlah baut pada setiap
sambungan yaitu 3 buah dengan jarak antar baut yaitu 25 mm.
SALAWAKU ENGINEER 14
3.1.3. Perhitungan Jumlah Baut dan Jarak Baut
df = 5,5 mm
Kapasitas tegangan leleh (fy) = 550 MPa
Kapasitas tegangan tarik (fu) = 1,17 x fy = 935 MPa
df
C = 3,3 – 0,1 - t
5,5
= 3,3 – 0,1 - 0,65
= 2,45
SALAWAKU ENGINEER 15
Cek kapasitas geser sekrup
ns x Vn ≥ Pu
3 x (3,016 x 103) ≥ 5140,4
9048 N ≥ 5140,4 N (OK)
Persyaratan jarak sekrup (s)
s ≥ 3 df
s ≥ 3 x (5,5)
s ≥ 16,5 mm (ambil 25 mm)
SALAWAKU ENGINEER 16
1. Profil C 75.35.0,65
Nama Total
Jumlah
Batang/ Panjang Panjang 1 staff =
Bahan Batang
Kode (m) Batang 6 meter
(btg)
batang (m)
A1 1,90 3 5,70 0,95
A2 0,46 3 1,38 0,23
A3 0,85 3 2,55 0,43
A4 0,56 3 1,68 0,28
A5 2,30 3 6,90 1,15
Baja
A6 2,53 3 7,59 1,27
C75/35
A7 0,74 1 0,74 0,12
A8 0,74 1 0,74 0,12
A9 1,02 1 1,02 0,17
A10 1,02 1 1,02 0,17
A11 1,70 1 1,70 0,28
Total 29,32 6
2. Reng 30.20.0,45
Jumlah
Panjang 1 staff =
Bahan Batang Bagian
(m) 6 meter
(btg)
2,24 4 sisi kanan atap utama 1,49
Baja reng
2,24 4 sisi kiri atap utama 1,49
30/20
2,03 3 teras depan 1,02
Total 4
SALAWAKU ENGINEER 17
4. Rekap Kebutuhan Bahan
Jumlah
No. Nama Bahan Satuan
Bahan
1. Profil C 75.35.0,65 6 btg
2. Reng 30.20.0,45 4 btg
3. Baut Screw C 12 – 14 x 20 162 bh
4. Screw Reng 10-16 x 16 108 bh
SALAWAKU ENGINEER 18
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tipe Variasi Pelana Minimalis Modern memiliki arsitektur yang sangat khas
yang dapat membuat tampilan rumah dengan tipe minimalis menjadi lebih elegan
dalam dunia konstruksi atap . Tipe ini sudah banyak di gunakan dalam perencanaan
atap modern di dunia konstruksi atap, maka kami memilih tipe ini dan
mengaplikasikannya kedalam rangka baja ringan untuk atap yang akan di buat
dalam perlombaan ini.
Dalam analisa struktur kuda-kuda Tipe Pelana Minimalis Modern yang kami
analisa menggunakan software/program SAP 2000, didapat hasil tegangan tekan
maksimum sebesar -514,04 kg dan gaya tarik maksimum sebesar 448,70 kg. Terjadi
rasio tegangan maksimum untuk batang tekan 0,062 dan untuk batang tarik 0,042,
sehingga dapat disimpulkan struktur rangka atap dalam keadaan aman karena rasio
tegangan maksimum kurang dari 1. Dan untuk mencari kebutuhan Baut Screw
didapat sebesar 3 buah pada setiap sambungan pada konstruksi rangka atap.
Di karenakan denah atap berbentuk huruf T yang berukuran 2,5 x 1,7 m2
maka dari hasil perhitungan bahan material baja pada tipe atap pelana mininalis
modern didapatkan bahwa untuk profil baja C 75.35.0,65 diperlukan sebanyak 6
batang dan untuk Reng U 30.20.0,45 sebanyak 4 batang. Dalam perencanaan atap
ini tipe rangka atap yang kami gunakan memakai Profil C 75.35.0,65 dan Reng U
30.20.0,45, untuk baut sambungan dipakai Baut Screw C 12 – 14 x 20 sedangkan
untuk reng digunakan Screw Reng 10-16 x 16 dan untuk jarak setiap antar reng
ditentukan dari jenis material penutup atap yang dipakai.
4.2. Saran
Seiring akan perkembangan jaman yang semakin pesat dalam dunia
konstruksi atap, maka diperlukan rancangan yang inovatif pada tipe konstruksi atap
dan bahan pengganti seperti baja ringan untuk bahan aleternatif dikarenakan baja
lebih efisien dalam pengerjaan dan lebih ekonomis dibandingkan dengan kayu yang
semakin hari mahal dipasaran karena kebutuhan bahan konstruksi yang pesat.
SALAWAKU ENGINEER 19
DAFTAR PUSTAKA
SALAWAKU ENGINEER 20
250.0
D C
120.0
B B
120.0
170.0
170.0
A A
50.0
50.0
D C
75.0 100.0 75.0
250.0
Denah Atap
Skala 1:100
24.
2 2 197
65. .2
.0 80.
230 0
0
80.
80.
0
°
84.0
25
30°
55.1
55.1
45.8
.0
80
4
53. 49.
7
288.2
Potongan A-A
Skala 1:100
2
65.
.0
230
189
0 .0
80.
A5 A1
°
84.0
25
30°
55.1
45.8
80
.0 A4 A3 A2
A6
4
53. 49.
7
Potongan B-B
Skala 1:100
108
.7
Potongan C-C
Skala 1:100
Skala 1:100
Kuda-Kuda 1
Baja Garis
Penggantung Atap
Kuda-Kuda 3
Kuda-Kuda 2
Baja c75/35
Tampak Depan
Skala 1:100
Tampak Kiri
Skala 1:100
Tampak Kanan
Skala 1:100