Anda di halaman 1dari 38

PESC (PNB Engineering Scientific Competition)

EFISIENSI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI RANGKA ATAP


YANG INOVATIF MELALUI PENINGKATAN KAPABILITAS SUMBER
DAYA MANUSIA

OLEH
SALAWAKU ENGINEER

1. Victor C. M. Latumeten 1318154044


2. Pedro Aloon 1318174009
3. Rista E. S. Simanjuntak 1320013039

POLITEKNIK NEGERI AMBON


AMBON, MALUKU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan karuniaNya kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan
penulisan proposal dengan judul “Efisiensi Penggunaan Baja Ringan Sebagai
Rangka Atap Yang Inovatif Melalui Peningkatan Kapabilitas Sumber Daya
Manusia”.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Dady Mairuhu, ST., MM
selaku Direktur Politeknik Negeri Ambon, kepada yang terhormat Bapak Renny
James Betaubun, SST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Ambon yang telah mengijinkan dan memberikan motivasi kepada kami. Kami
juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Paulus Fredy Picauly, ST.,
M.Eng selaku dosen pembina yang telah membimbing kami. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada Politeknik Negeri Bali atas undangan yang disampaikan
kepada kami sehingga kami dapat terlibat dalam kegiatan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami harapkan. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan khususnya untuk setiap pembaca pada umumnya.

Ambon, 24 Agustus 2022

Tim Penyusun

SALAWAKU ENGINEER i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................... 3
1.3. Manfaat ..................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 4
2.1. Konstruksi Rangka Atap ............................................................ 4
2.1. Konstruksi Atap Tipe Pelana...................................................... 4
2.3. Macam dan Bentuk Kuda-Kuda ................................................. 4
2.4. Pengertian Rangka Atap Baja Ringan ........................................ 5
2.4.1. Karakteristik Baja Ringan ................................................ 5
2.4.2. Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan ............................... 6
2.4.3. Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan ............................ 6
2.5. Bagian-Bagian Konstruksi Kuda-Kuda Baja Ringan .................. 7
2.6. Bahan-Bahan Yang Di Gunakan ................................................ 8
2.6.1. Baja Ringan Kanal C........................................................ 8
2.6.2. Baja Ringan Reng ............................................................ 8
2.6.3. Screw ............................................................................... 9
2.7. Perencanaan Struktur konstruksi Rangka Atap Baja Ringan ....... 10
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................. 12
3.1. Ide Perencanaan Serta Analisa Kekuatan Rangka Atap ............. 12
3.1.1. Ide Desain ........................................................................ 12
3.1.2. Perhitungan Struktur ........................................................ 12
3.1.3. Perhitungan Jumlah Baut dan Jarak Baut .......................... 15
3.2. Kebutuhan Bahan ...................................................................... 16
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 19
4.1. Kesimpulan ............................................................................... 19
4.2. Saran ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

SALAWAKU ENGINEER ii
LAMPIRAN
Gambar CAD Rencana Rangka Atap

SALAWAKU ENGINEER iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era modern ini, suatu konstruksi sangat dituntut untuk memenuhi tiga
aspek yang sangat penting dalam bidang teknik sipil, yaitu mutu, biaya dan waktu.
Karena ketiga aspek ini sangat berhubungan dengan tingkat kepuasan para
pengguna. Pembangunan suatu gedung telah mengenal tiga jenis bahan utama yang
digunakan, yaitu: baja, beton dan kayu. Konstruksi bangunan memiliki beberapa
struktur yang sangat diperlukan terhadap kekuatan bangunan itu sendiri. Struktur-
struktur tersebut memiliki peran yang besar untuk mengalirkan beban yang diterima
bangunan. Salah satu konstruksi yang berperan dalam hal menunjang stabilitas
bangunan adalah rangka atap.
Konstruksi rangka atap pada umumnya terbuat dari kayu, dan digunakan pada
bangunan yang memiliki sistem struktur atap. Keberadaan kayu yang semakin
berkurang dipasaran serta kelemahan kayu didunia konstruksi, membuat banyak
orang berpindah dari pengunaan kayu ke struktur baja ringan. Inovasi baja ringan
sebagai alternatif baru material rangka atap, akhir-akhir ini makin populer, ditandai
dengan adanya beberapa jenis rangka atap baja ringan di Indonesia.
Baja ringan sebagai alternatif meterial baru di Indonesia sering ditemukan
dan mulai digunakan 5 hingga 10 tahun belakangan ini, khususnya untuk konstruksi
rangka kuda-kuda pada atap rumah tinggal, ruko, sekolah, gedung dan lain-lain.
Penggunaanya sebagai meterial konstruksi memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan penggunaan kayu. Rangka atap baja ringan diciptakan untuk
memudahkan perakitan dalam konstruksi.
Dalam perkembangan dunia konstruksi tentang rangka atap telah melahirkan
banyak inovasi baru pada konstruksi rangka atap oleh karena itu pentingnya
perencanaan rangka atap dengan menggunakan baja ringan sebagai bahan alternatif
pada konstuksi atap saat ini. Dengan pengerjaan yang efisien serta pemanfaatan
teknologi bahan yang tepat, efektif dan ramah lingkungan dapat menciptakan nilai
tambah khususnya dalam pembangunan.

SALAWAKU ENGINEER 1
Dalam dunia konstruksi khususnya rangka atap sudah banyak terciptanya
tipe atap pada konstuksi rangka atap, yang dapat membuat seorang perencana
haruslah dapat memilih bentuk rangka kuda-kuda yang paling ekonomis namun
tetap aman dan nyaman dan efisien dalam pemakaian maupun pengerjaan, serta
kokoh. Penelitian tentang berbagai tipe kuda-kuda juga telah dilakukan diantaranya
adalah penelitian oleh Nila Rury. dkk, (2016), yang telah berhasil meneliti bahwa
atap bentuk pelana dan penutup atap metal merupakan bentuk yang paling efisien.
Berdasarkan hal tersebut maka pada kesempatan kali ini kami berinisiatif untuk
melakukan analisis terhadap satu tipe atap, yaitu tipe pelana minimalis modern,
dengan ukuran sisi 2,5 meter x 1,7 meter berbentuk T. Tipe ini menurut kami
memiliki desain yang sederhana dan juga sangat cocok untuk bentangan yang
pendek, sesuai dengan bentangan yang telah ditetapkan dalam proposal ini yaitu 2,5
meter. Diharapkan nantinya struktur atap yang kami rencanakan mampu
diimplementasikan sebagai struktur kuda-kuda dalam konteks pembangunan yang
sebenarnya dan dapat turut serta dalam perlombaan yang diadakan oleh Politeknik
Negeri Bali.

SALAWAKU ENGINEER 2
1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan proposal ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai syarat untuk mengikuti seleksi proposal dalam perlombaan
Rancang Rangka Atap Nasional di kegiatan PESC jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali.
2. Mengenalkan kepada masyarakat, penggunaan baja ringan sebagai bahan
pembuatan struktur rangka atap yang lebih efisien dibandingkan kayu.
3. Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang rancang bangun
struktur rangka atap menggunakan baja ringan sebagai bahan konstruksi.

1.3. Manfaat
Desain yang kami hasilkan memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengenalkan kepada masyarakat tentang penggunaan baja pada
konstruksi rangka atap sebagai bahan yang efisien dibandingkan dengan
kayu.
2. Mendapatkan pengetahuan dan persiapan tambahan untuk menghadapi
dunia kerja terutama yang berhubungan dengan rangka atap baja ringan.

SALAWAKU ENGINEER 3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konstuksi Rangka Atap


Rangka atap berfungsi sebagai penahan beban dari bahan penutup atap
sehingga umumnya berupa susunan balok-balok (dari kayu/bambu/baja) secara
vertikal dan horizontal kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi
inilah maka muncul istilah gording, kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat
menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam atau jurai luar) dan menciptakan
bentuk atap tertentu. Fungsi rangka atap yang lebih spesifik adalah menerima beban
bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda dan bahan pelapis yang berarah vertikal,
kemudian meneruskannya pada kolom dan fondasi.
Salah satu bagian dari rangka atap adalah kuda-kuda. Mengingat berat,
kekuatan bahan dan bentuk atap, maka bentuk dan ukuran kuda-kuda dapat
bervariasi. Bentuk kuda-kuda ada yang berupa rangka batang (truss) maupun
berupa portal (frame). Pada material kayu dan baja ringan umumnya kuda-kuda
berupa rangka batang (truss) yaitu terdiri dari banyak batang yang saling terhubung
satu sama lainnya. Sementara pada material baja konvesional sekarang ini dominan
menggunakan bentuk portal (frame) yaitu hanya terdiri dari dua batang yang cukup
panjang dan saling terhubung.

2.2. Konstruksi Atap Tipe Pelana


Atap pelana merupakan atap yang dibentuk dari dua sisi miring yang
bertumpu pada satu garis lurus dimana pertemuan ujungnya disebut bumbungan.
Tipe Variasi atap pelana dengan minimalis modern terkenal dengan arsitekturnya
yang cukup khas membuat tampilan rumah minimalis menjadi lebih elegan.

2.3. Macam dan Bentuk Kuda-Kuda


Macam dan bentuk kuda-kuda pada umunya adalah berbentuk segitiga,
karena dengan bentuk ini mempunyai bidang yang miring, hal ini akan
memperkecil tekanan angin dan mempercepat air yang jatuh dari atasnya.

SALAWAKU ENGINEER 4
Untuk struktur yang dianggap hanya bekerja gaya-gaya vertikal, pada batang
paling atas umumnya timbul gaya tekan dan pada batang paling bawah umumnya
timbul gaya tarik. Gaya ini dapat terjadi pada setiap batang dan mungkin terjadi
pola yang berganti-ganti antara tarik dan tekan. Dibawah ini adalah gambar tipe
kuda-kuda rangka atap baja :

Gambar 2.3 : Tipe Kuda-Kuda Rangka Atap Baja

2.4. Pengertian Rangka Atap Baja Ringan


Rangka atap baja ringan adalah sebuah perkembangan teknologi terbaru
struktur atap menggunakan konstruksi baja yang kuat tetapi ringan, kita tahu bahwa
yang namanya baja itu identik dengan berat dan ukuran yang besar namun seiring
perjalanan waktu maka menarik masyarakat untuk menggunakannya. Baja yang
digunakan adalah jenis cold rolled coll (CRC) dengan bentuk profil seperti huruf C
atau O berikut ini beberapa uraian mengenai rangka atap baja ringan.
2.4.1. Karakteristik Baja Ringan
Baja ringan memiliki standar mutu minimum yaitu berstandar G550
(5500 kg/cm2). Baja ringan dengan mutu standar tersebut berarti bahan itu
harus memiliki Yield Strength maupun Tension Strength minimal 550 Mpa.

SALAWAKU ENGINEER 5
Satuan Mpa adalah kekuatan sebuah baja ringan yang diukur berdasarkan
kgf/cm2 atau megapascal (Mpa). Dengan standar minimum G550, berarti baja
ringan tersebut memiliki kekuatan leleh minimum 550 Mpa dan tegangan
maksimum 550 Mpa. Selain itu juga, baja ringan juga memiliki modulus
geser 80.000 Mpa dan modulus elastisitasnya 200.000 Mpa. Dengan kekuatan
550 Mpa, baja ringan dalam uji laboratorium tidak putus saat ditarik dengan
kekuatan 500 Mpa.
2.4.2. Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan
1. Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan
struktur.
2. Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang
punya resiko keropos dimakan rayap.
3. Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia
lanjut.
4. Proses pemasangannya cepat, bisa diprabikasi dulu lalu tinggal
pasang di lokasi proyek.
5. Tahan terhadap karat.
6. Nilai muai dan susutnya sangat kecil, tidak cepat berubah
meskipun terkena panas dan dingin.
7. Tahan terhadap guncangan atau gempa bumi.

2.4.3. Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan


1. Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti
dan kuat karena jika ada yang salah maka atap bisa roboh total.
2. Perlu perhitungan yang teliti saat pemasangan.
3. Material baja ringan tidak fleksibel.
4. Rentan terkena hempasan angin.
5. Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang
benar sehingga atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik.
6. Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika didesain
sedemikian rupa, oleh karena itu diperlukan plafon penutup agar
langit-langit terlihat bagus.

SALAWAKU ENGINEER 6
2.5. Bagian-Bagian Konstruksi Kuda-Kuda Baja Ringan :
Konstruksi kuda-kuda atap baja ringan sendiri biasanya terdiri dari rangkaian
batang berbentuk segitiga. Susunan rangka atap baja ringan tersebut tetap harus
merupakan satu kesatuan, sehingga tetap kokoh dalam memikul beban. Adapun
Bagian-bagian konstruksi kuda-kuda baja ringan beserta penjelasannya sebagai
berikut :

Gambar 2.5 : Bagian-Bagian Kuda-Kuda Baja Ringan

1. Bearing/Support point : Titik simpul pada suatu kuda-kuda yang


difungsikan sebagai tumpuan/perletakan kuda-kuda. Tumpuan kuda-
kuda minimal berjumlah dua buah, dan dipilih dari panel point yang
berada di atas struktur penopang kuda-kuda (kolom atau ringbalk).
2. Webb : Batang-batang yang terletak di bagian dalam dari kuda-kuda
3. Apex : Titik simpul yang berada di puncak kuda-kuda (truss).
4. Panel point : Titik simpul yang merupakan pertemuan beberapa elemen
batang pada suatu struktur kuda-kuda.
5. Top chords : Batang-batang utama yang terletak di bagian atas dari
kuda-kuda.
6. Heel joint : Titik simpul yang merupakan pertemuan antara batang
utama atas dan bawah.
7. Bottom chords : Batang-batang utama yang terletak di bagian bawah dari
kuda- kuda.
8. Span : Jarak horizontal antara as/sumbu ke as/sumbu tumpuan kuda-
kuda.

SALAWAKU ENGINEER 7
9. Clear span : Jarak horisontal antara dua sisi dalam pada tumpuan kuda-
kuda.
10. Pitch : Sudut kemiringan atap (dalam derajat).
11. Overhang : Perpanjangan dari batang utama atas, yang melewati posisi
tumpuan rangka atap.

2.6. Bahan-Bahan Yang Di Gunakan


2.6.1. Baja Ringan Kanal C
Memiliki bentuk mirip huruf C. Kanal C biasa digunakan untuk
konstruksi atap atau kuda-kuda, selain itu juga bisa digunakan sebagai tiang
untuk bangunan yang tidak memiliki beban berat, misal untuk kanopi dan
lainnya. Ukuran baja ringan kanal C memiliki panjang 6 meter dengan
ketebalan mulai dari 0,6 milimeter hingga 1 milimeter.

Gambar 2.6.1 : Baja Ringan Kanal C

2.6.2. Baja Ringan Reng


Reng merupakan bagian dari atap yang digunakan sebagai tumpuan
dari seng atau genteng. Bentuknya seperti huruf U dan terbuat dari zinc
sehingga tahan karat. Keunggulan lainnya adalah tahan dengan kondisi cuaca
di Indonesia. Baja ringan reng ada 2 model yaitu besar dan kecil. Ukuran
besar memiliki lebar yang berbeda namun memiliki panjang yang sama yaitu
6 meter.
 Reng kecil : 48 x 30 x 600 milimeter
 Reng besar : 58 x 30 x 600 milimeter

SALAWAKU ENGINEER 8
Gambar 2.6.2 : Baja Ringan Reng

2.6.3. Screw
Screw merupakan alat penyambung elemen rangka atap yang
digunakan untuk fabrikasi dan instalasi. Screw ini sangat vital perannya,
kesalahan dalam memilih dan memasang srew akan berakibat fatal bagi
rangka atap baja ringan, biasanya disebut baut menakik sendiri (self drilling
screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Baut Screw C 12 – 14 x 20
Ukuran Baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12 – 14 x 20
, dengan ketentuan sebagai berikut :
 Diameter kepala : 12 mm
 Diameter ulir : 5,5 mm
 Jumlah ulir per inchi (threads per inchi/TPI) : 14
 Panjang : 20 mm
 Material : AISI 1022 heat tread carbon stell
 Kuat geser rata-rata (shear, average) : 8,8 kN
 Kuat tarik minimum (tensile, min) : 15,3 kN
 Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13,2 kNm
2. Screw Reng 10-16 x 16
Ukuran Baut untuk elemen struktur lainnya adalah 10-16x16,
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Diameter kepala : 10 mm
 Diameter ulir : 4,87 mm
 Jumlah ulir per inchi (threads per inchi/TPI) : 16
 Panjang : 16 mm

SALAWAKU ENGINEER 9
 Material : AISI 1022 heat tread carbon stell
 Kuat geser rata-rata (shear, average) : 6,8 kN
 Kuat tarik minimum (tensile, min) : 11,9 kN
 Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8,4 kNm

Gambar 2.6.3 : Screw

2.7. Perencanaan Struktur Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan


Perhitungan struktur konstruksi rangka atap baja ringan ini dibagi dalam
beberapa perhitungan yaitu :
1. Penentuan bentuk susunan rangka kuda-kuda.
2. Penentuan jarak antar kuda-kuda.
3. Penentuan jarak reng sesuai dengan ukuran atap yang dipakai dalam
perencanaan.
4. Perhitungan pembebanan antara lain :
a. Beban mati, terdiri dari :
 Berat sendiri penutup atap.
 Berat sendiri reng.
 Berat sendiri kuda-kuda.
b. Beban hidup yang besarnya diambil yang paling menentukan diatara dua
macam beban berikut :
 Beban terpusat dari seorang pekerja besar minimumnya 100 kg.
 Beban air hujan yang besarnya dihitung dengan rumus :
(40 – 0,8 α) dimana :
α = sudut kuda-kuda
c. Beban angin diambil 25 kg/m2
 Koefisien angin tekan = 0,02 α – 0,4

SALAWAKU ENGINEER 10
 Koefisien angin hisap = -0,4
5. Perhitungan jumlah baut dan jarak baut pada tiap sambungan rangka atap baja
ringan.

Analisa struktur rangka atap baja ringan dilakukan dengan program SAP 2000
(Structure Analysis Program) dengan pemilihan sistem struktur atap pelana
minimalis modern dan berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Penentuan profil baja ringan yang digunakan beserta spesifikasinya dan
bentuk/tipe rangka kuda-kuda yang akan digunakan berdasarkan pada denah
dan bentuk atap yang sudah tersedia.
2. Mengidentifikasi beban yang akan bekerja seperti : beban mati, beban hidup
dan beban angin.
3. Melakukan analisis dengan menggunakan program SAP 2000. Dari hasil
yang didapat nantinya bisa diketahui apakah kuda-kuda mampu menahan
beban atau tidak, dan apakah perlu penyokong tambahan atau tidak.

SALAWAKU ENGINEER 11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Ide Perencanaan Serta Analisa Kekuatan Rangka Atap


3.1.1. Ide Desain
Dalam desain struktur rangka atap tipe pelana minimalis modern yang
kami pilih, kami menggunakan konstruksi baja ringan sesuai dengan TOR
yang diberikan. Selanjutnya analisis struktur dilakukan untuk mengetahui
keamanan dari struktur rangka atap yang didesain.
Untuk jarak setiap kuda-kuda yang akan kami rencanakan adalah 60
cm, jarak kuda-kuda ini kami buat berdasarkan beban yang diterima oleh
kuda-kuda tidak terlalu besar dengan atap metal spandek. Sehingga kami
dapat membuat jarak kuda-kuda yang lebih renggang agar penggunaan kuda-
kuda bisa lebih efisien dan ekonomis. Selain itu, untuk jarak reng kami
rencanakan adalah 80 cm dimana ukuran lebar atap metal yang kami
rencanakan adalah 680 x 2000 mm, jadi kami rencanakan dengan ukuran
tersebut ada 4 bentang reng pada sisi kiri dan kanan yang ditumpu oleh atap
metal sehingga didapat jarak reng 80 cm, untuk kemiringan atap kami
mengambil kemiringan yang umum paling banyak digunakan pada konstruksi
atap baja ringan dengan tipe modern yaitu sisi kiri 30º dan sisi kanan 25o.

3.1.2. Perhitungan Struktur


Dasar-dasar perhitungan
 Bentang kuda-kuda : 2,50 m
 Jarak antar kuda-kuda : 0,60 m
 Jarak antar gording : 0,80 m
 Sudut kemiringan atap : sisi kiri 30º dan sisi kanan 25º
 Mutu bahan : Baja ringan (fy 550 Mpa)
 Bahan yang digunakan adalah :
1. Profil C 75.35.0,65
2. Reng 30.20.0,45
3. Baut Screw C 12 – 14 x 20

SALAWAKU ENGINEER 12
4. Screw Reng 10-16 x 16
 Beban atap metal : 5 kg/m2
 Beban angin : 25 kg/m2
 Beban hidup : 100 kg
 Beban plafon + penggantung : 18 kg/m2

Dari perhitungan manual di dapat Beban-beban yang bekerja pada


struktur atap adalah sebagai berikut :
1. Beban mati :
BAtap = 2,40 kg
BPlafon = 2,25 kg
2. Beban Hidup :
BPekerja = 100 kg
BAir hujan = 7,68 kg
3. Beban Angin :
Angin tekan
 Vertikal = 1,20 kg
 Horizontal= 2,078 kg
Angin hisap
 Vertikal = -2,209 kg
 Horizontal= -4,350 kg

Hasil dari perhitungan manual beban-beban yang bekerja pada struktur


atap, kita input ke program SAP 2000 sehingga didapatkan diagram gaya
elemen batang dan diagram ratio elemen batang yang dapat dilihat pada
gambar di berikut ini :

SALAWAKU ENGINEER 13
Gambar 3.1.2a : Diagram Gaya Elemen Batang

Dimana besar kecilnya warna memperlihatkan besarnya gaya yang


bekerja pada batang tersebut, dengan warna merah menandakan batang tekan
dan warna kuning menandakan batang tarik.

Gambar 3.1.2b : Diagram Ratio Elemen Batang

Pada hasil gambar diatas, batang 2 dan 8 mengalami gaya batang yang
paling maksimal. Batang 2 mengalami gaya tekan sebesar -514,04 kg dengan
rasio 0,062 yang menandakan nilai gaya batang tersebut dalam keadaan aman.
Dan batang 8 mengalami gaya tarik sebesar 448,70 kg, dengan nilai rasio
0,042 yang menandakan nilai gaya batang tersebut dalam keadaan aman.
Dari gaya maksimum yang didapat kami melakukan perhitungan
jumlah baut dan jarak baut, sehingga didapatkan jumlah baut pada setiap
sambungan yaitu 3 buah dengan jarak antar baut yaitu 25 mm.

SALAWAKU ENGINEER 14
3.1.3. Perhitungan Jumlah Baut dan Jarak Baut
df = 5,5 mm
Kapasitas tegangan leleh (fy) = 550 MPa
Kapasitas tegangan tarik (fu) = 1,17 x fy = 935 MPa
df
C = 3,3 – 0,1 - t
5,5
= 3,3 – 0,1 - 0,65

= 2,45

Vb = 4,2 √(t 32 x df) x fu

= 4,2 √(0,653 x 5,5) x 935


= 4826
= 0,4826 x 104 N
Vb = C x t2 x df x fu
= 2,45 x 0,65 x 5,5 x 935
= 8189
= 0,8189 x 104 N
Yang menentukan adalah kondisi tilting, maka
Vb = 4826 N
ɸVb = 0,5 x (0,4826 x 104)
= 2,413 x 103 N
Kapasitas geser desain sekrup diisyaratkan sebesar 1,25 x ɸVb
Vn = 1,25 x (2,413 x 103)
= 3016
= 3,016 x 103 N
Jumlah sekrup yang dibutuhkan :
Pu = 514,04 kg x 10 = 5140,4 N
Pu
ns = ɸVb
5140,4
= 2413

= 2,13 (dibulatkan menjadi 3)


ns = 3 buah sekrup

SALAWAKU ENGINEER 15
Cek kapasitas geser sekrup
ns x Vn ≥ Pu
3 x (3,016 x 103) ≥ 5140,4
9048 N ≥ 5140,4 N (OK)
Persyaratan jarak sekrup (s)
s ≥ 3 df
s ≥ 3 x (5,5)
s ≥ 16,5 mm (ambil 25 mm)

3.2. Kebutuhan Bahan


Berikut ini merupakan gambar dan kode batang dari desain rancang rangka
atap yang akan dibuat yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.2 : Gambar nama batang/kode batang

SALAWAKU ENGINEER 16
1. Profil C 75.35.0,65

Nama Total
Jumlah
Batang/ Panjang Panjang 1 staff =
Bahan Batang
Kode (m) Batang 6 meter
(btg)
batang (m)
A1 1,90 3 5,70 0,95
A2 0,46 3 1,38 0,23
A3 0,85 3 2,55 0,43
A4 0,56 3 1,68 0,28
A5 2,30 3 6,90 1,15
Baja
A6 2,53 3 7,59 1,27
C75/35
A7 0,74 1 0,74 0,12
A8 0,74 1 0,74 0,12
A9 1,02 1 1,02 0,17
A10 1,02 1 1,02 0,17
A11 1,70 1 1,70 0,28
Total 29,32 6

2. Reng 30.20.0,45

Jumlah
Panjang 1 staff =
Bahan Batang Bagian
(m) 6 meter
(btg)
2,24 4 sisi kanan atap utama 1,49
Baja reng
2,24 4 sisi kiri atap utama 1,49
30/20
2,03 3 teras depan 1,02
Total 4

3. Baut Screw C 12 – 14 x 20 dan Screw Reng 10-16 x 16


Jumlah
Jumlah Setiap
Total
Sqrew Baja Sambungan Bagian Sambungan
(bh)
(bh) Buah Sqrew
(bh)
Baja Kuda-
27 kuda kuda 6 162
kuda
reng kuda-kuda
24 2 48
kanan
Baja Reng reng kuda-kuda
24 2 48
kiri
3 teras 2 12
Total 270

SALAWAKU ENGINEER 17
4. Rekap Kebutuhan Bahan
Jumlah
No. Nama Bahan Satuan
Bahan
1. Profil C 75.35.0,65 6 btg
2. Reng 30.20.0,45 4 btg
3. Baut Screw C 12 – 14 x 20 162 bh
4. Screw Reng 10-16 x 16 108 bh

SALAWAKU ENGINEER 18
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Tipe Variasi Pelana Minimalis Modern memiliki arsitektur yang sangat khas
yang dapat membuat tampilan rumah dengan tipe minimalis menjadi lebih elegan
dalam dunia konstruksi atap . Tipe ini sudah banyak di gunakan dalam perencanaan
atap modern di dunia konstruksi atap, maka kami memilih tipe ini dan
mengaplikasikannya kedalam rangka baja ringan untuk atap yang akan di buat
dalam perlombaan ini.
Dalam analisa struktur kuda-kuda Tipe Pelana Minimalis Modern yang kami
analisa menggunakan software/program SAP 2000, didapat hasil tegangan tekan
maksimum sebesar -514,04 kg dan gaya tarik maksimum sebesar 448,70 kg. Terjadi
rasio tegangan maksimum untuk batang tekan 0,062 dan untuk batang tarik 0,042,
sehingga dapat disimpulkan struktur rangka atap dalam keadaan aman karena rasio
tegangan maksimum kurang dari 1. Dan untuk mencari kebutuhan Baut Screw
didapat sebesar 3 buah pada setiap sambungan pada konstruksi rangka atap.
Di karenakan denah atap berbentuk huruf T yang berukuran 2,5 x 1,7 m2
maka dari hasil perhitungan bahan material baja pada tipe atap pelana mininalis
modern didapatkan bahwa untuk profil baja C 75.35.0,65 diperlukan sebanyak 6
batang dan untuk Reng U 30.20.0,45 sebanyak 4 batang. Dalam perencanaan atap
ini tipe rangka atap yang kami gunakan memakai Profil C 75.35.0,65 dan Reng U
30.20.0,45, untuk baut sambungan dipakai Baut Screw C 12 – 14 x 20 sedangkan
untuk reng digunakan Screw Reng 10-16 x 16 dan untuk jarak setiap antar reng
ditentukan dari jenis material penutup atap yang dipakai.

4.2. Saran
Seiring akan perkembangan jaman yang semakin pesat dalam dunia
konstruksi atap, maka diperlukan rancangan yang inovatif pada tipe konstruksi atap
dan bahan pengganti seperti baja ringan untuk bahan aleternatif dikarenakan baja
lebih efisien dalam pengerjaan dan lebih ekonomis dibandingkan dengan kayu yang
semakin hari mahal dipasaran karena kebutuhan bahan konstruksi yang pesat.

SALAWAKU ENGINEER 19
DAFTAR PUSTAKA

 Hermanji, A. 2017. “Rangka Atap Baja Ringan Untuk Semua”. Bandung:


Alfabeta.
 Wildensyah, I. 2013. “Konstruksi Baja Ringan”. Yogyakarta: Istana Media.
 Standar Nasional Indonesia (SNI), 2017. “Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung, SNI 8399:2017”. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.
 Syamsudin, S.F. dkk. 2018.”Analisis Komparasi Perencanaan Struktur Rangka
Atap Baja Ringan Untuk Rumah Tipe 180 Dengan Tipe Kuda-Kuda Yang
Berbeda”. Prosiding dari Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan,
Surabaya : Institut Teknologi Adhi Tama. Hal : 383-388.
 Pramono, H. dkk. 2007. “Desain Konstruksi dengan SAP 2000”. Yogyakarta :
ANDI.
 Standar Nasional Indonesia (SNI) 8399:2017/Amd 1:2019, Profil Rangka Baja
Ringan.
 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987)
 Setiawan, Agus, 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LFRD.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
 Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2013. SNI 7971:2013. Standar Nasional
Indonesia untuk Struktur Baja Canai Dingin. Jakarta : Indonesia.
 Anggara P.D., 2014, Pengaruh Jarak Screw Terhadap Kekuatan Sambungan
Pada Baja Ringan, Jurnal Rekayasa Teknik Sipil, Volume 3 Nomor 1 : 149-157
 Firmansyah L.V., 2014, Pengaruh Berbagai Jenis Screw Terhadap Kuat Tarik
dan Kuat Geser Sambungan Baja Ringan, Jurnal Rekayasa Teknik Sipil,
Volume 3 Nomor 1 : 44-53.
 https://carasatu.web.id/jenis-baja-ringan/
 http://desainrumaharsitek77.com/macam-macam-kerangka-desain-kuda-kuda
 https://www.pengadaan.web.id/2020/05/cara-pasang-rangka-atap-baja-
ringan.html?m=1
 Nila Rury. Dkk. 2016. “Pengaruh Material dan Bentuk Atap Rumah Tinggal
Terhadap Suhu Di Dalam Ruang”. FTSP Universitas Trisakti.

SALAWAKU ENGINEER 20
250.0

D C

120.0
B B

120.0
170.0

170.0
A A
50.0

50.0
D C
75.0 100.0 75.0

250.0

Denah Atap
Skala 1:100
24.
2 2 197
65. .2
.0 80.
230 0

0
80.
80.
0

°
84.0

25
30°
55.1

55.1

45.8
.0
80

4
53. 49.
7

76.8 100.0 76.8

288.2

Potongan A-A
Skala 1:100
2
65.
.0
230
189
0 .0
80.
A5 A1

°
84.0

25
30°
55.1

45.8
80
.0 A4 A3 A2

A6

4
53. 49.
7

76.8 100.0 76.8

Potongan B-B
Skala 1:100
108
.7
Potongan C-C
Skala 1:100

60.0 60.0 60.0 60.0

Potongan D-D 108


.7

Skala 1:100
Kuda-Kuda 1

Baja Garis
Penggantung Atap
Kuda-Kuda 3

Kuda-Kuda 2

Baja c75/35

Rencana Rangka Atap


Skala 1:100
Tampak Belakang
Skala 1:100

Tampak Depan
Skala 1:100
Tampak Kiri
Skala 1:100

Tampak Kanan
Skala 1:100

Anda mungkin juga menyukai