Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN

“BATA RINGAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN”


DOSEN PENGAMPU :

Disusun oleh

KELOMPOK 5 TEKNIK SIPIL B SORE :

1. Khoirul Umam NIM C.131.17.0125


2. Alexander Rivellino NIM C.131.17.0126
3. Fardhan Nanda NIM C.131.17.0127
4. Kukuh Aditya Rengga NIM C.131.17.0128
5. Ahmad Muktafi Salam NIM C.131.17.0129
6. Syahreza Raya Atmaja NIM C.131.17.0130
7. Ade Novi Paramitha NIM C.131.17.0131
8. Firman Indra
9. Mughni Toyib
10. Tomy Anugrah S.

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmatnya pada penyusun
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah teknologi bahan banguna yanag berjudul
“Bata Ringan Sebagai Bahan Bangunan” ini dengan baik.

Laporan ini disusun guna melengkapi syarat untuk mata kuliah teknologi bahan
bangunan pada program studi Strata 1 (S1) Teknik Sipil Universitas Semarang.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Allah S.W.T yang telah memberikan rahmatnya kepada penyusun.


2. Bapak Drs. Sutarno, ST.MT selaku dosen mata kuliah praktikum bahan bangunan yang
telah memberikan bimbingan sehigga laporan ini dapat tersusun.
3. Teman – teman anggota kelompok 5 yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya
dalam menyusun makalah teknologi bahan bangunan ini.

Penyusun sadar bahwa mskslsh ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membangun diharapkan guna memperbaiki makalah ini di waktu yang akan dating.

Semarang, 17 Desenber 2017

Penyusun

Makalah Teknologi Bahan Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

BAB II PENGENALAN BATA RINGAN / HEBEL ...................................... 2

2.1 Pengertian Bata Ringan .....................................................................................2


2.2 Jenis Jenis Bata Ringan .....................................................................................3
2.3 Syarat Syarat SNI Bata Ringan..........................................................................6
2.4 Cara / Proses Pembuatan Bata Ringan................................................................8
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Bata Ringan .........................................................11
2.6 Dokumentasi Bata Ringan ...................................................................................18

Makalah Teknologi Bahan Page 2


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kreatifitas manusia, maka berkembang


pula teknologi dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang konstruksi. Bidang
konstruksi dewasa ini banyak memperkenalkan teknologi baruyang efisien dari segi waktu dan
pelaksanaan yang tentunya dapat menekan biaya pelaksanaan. Teknologi-teknologi tersebut
diantaranya mulai dari metode perhitungan dan metode pelaksanaan sampai material yang
digunakan.

Untuk dinding, dahulu orang cenderung menggunakan batako ataupun batu bata. Namun
saat ini orang sudah mulai mengenal dan menggunakan bata ringan. Bata ringan merupakan
material baru yang bermunculan dan sudah mulai digunakan dalam proyek konstruksi, terutama
proyek konstruksi yang berskala menengah hingga besar. Oleh karena itu, setiap melakukan
konstruksi bangunan harus memilih bahan bangunan yang sesuai dengan jenis dan manfaat
bangunan tersebut, agar dapat menghasilkan bangunan yang berkualitas dan ekonomis. Bata
ringan sendiri mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995, dan mulai digunakan secara
umum pada tahun 2009. Di Yogyakarta sendiri, bata ringan mulai digunakan pada tahun 2010.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu bata ringan ?


2. Apa jenis, syarat kualitas bata ringan ?
3. Bagaimana proses pembuatan bata ringan ?
4. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan bata ringan ?

C. TUJUAN
Makalah ini disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam memilih jenis batu bata yang
mungkin akan digunakan dalam sebuah konstruksi bangunan. Selain itu juga dapat dijadikan
sebagai sumber ilmu pengetahuan dan informasi bagi pembaca.

Makalah Teknologi Bahan Page 3


BAB II

PENGENALAN BATA RINGAN / HEBEL

2.1 PENGERTIAN BATA RINGAN

Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada umumnya.Bata
ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete
(CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu menambahkan gelembung udara ke dalam
mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC dengan
CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC mengalami pengeringan dalam oven autoklaf bertekanan
tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC yang mengalami proses pengeringan alami. CLC sering disebut
juga sebagai Non-Autoclaved Aerated Concrete (NAAC). Material bata ringan ini pembuatannya sudah
sangat modern dimana material ini dibuat dengan menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan,
halus dan memilki tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat memperingan beban
struktur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material
yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung

Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi
(Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC).
Sebutan lainnya Autoclaved Concrete, Cellular Concrete (semen dengan cairan kimia penghasil
gelembung udara ), Porous Concrete, dan di Inggris disebut Aircrete and Thermalite.
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material
bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi
oleh Joseph Hebel di Jerman Barat di tahun 1943. Dia memutuskan untuk mengembangkan sistem
bangunan yang lebih baik dengan biaya yang lebih ekonomis. Inovasi-inovasi brilian yang dilakukannya,
seperti proses pemotongan dengan menggunakan kawat, membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi
perkembangan produk ini.

Hasilnya, beton ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk material bangunan yang ramah
lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah
dibentuk, efisien, dan berdaya guna tinggi. Kesuksesan Hebel di Jerman segera dilihat negara-negara lain.
Pada tahun 1967 bekerja sama dengan Asahi Chemicals dibangun pabrik Hebel pertama di Jepang.
Sampai saat ini Hebel telah berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi terbesar di dunia.
Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel Indonesia
di Karawang Timur, Jawa Barat.

Makalah Teknologi Bahan Page 4


2.2 JENIS-JENIS BATA RINGAN

Di Indonesia, setidaknya terdapat dua jenis bata ringan yang biasa digunakan untuk membuat dinding
bangunan. Di antaranya meliputi bata ringan AAC (Autoclaved Aerated Concrete) dan bata ringan CLC
(Cellular Lightweight Concrete). Pada kesempatan kali ini mari kita bersama mengenal lebih jauh tentang
masing-masing bata ringan tersebut dan perbandingannya.

A. Bata Ringan AAC (Autoclaved Aerated Concrete)

Bata ringan AAC adalah beton selular dimana gelembung udara yang ada disebabkan oleh reaksi kimia,
yaitu ketika bubuk aluminium atau aluminium pasta mengembang seperti pada prosess pembuatan roti
saat penambahan ragi untuk mengembangkan adonan. Material pembuatan bata ringan AAC memakai
pasir khusus yaitu silika (> 95% SiO2) dan harus digiling sampai ukuran mikro.

Sama halnya seperti pada pembuatan roti pada AAC tingkat ekspansi adonan juga tidak bisa di
kontrol secara tepat sehingga biasanya akan mengembang keluar dari cetakan. Oleh karena itu
harus dipotong untuk mendapatkan dimensi yang dibutuhkan. Gelembung udara yang relatif
banyak memungkinkan dihasilkannya AAC dengan kerapatan yang rendah yaitu sekitar 700 –
800 kg / m³.

Pada AAC susunan gelembung udara yang terbentuk saling terhubung antara satu sama lainnya,
hal ini mengakibatkan air mudah meresap ke dalam beton, oleh karena itu pada
pengaplikasiannya harus diberikan perlindungan kedap air seperti plaster kedap air.

Untuk menghasilkan kuat tekan yang cukup proses pengeringan (curing) pada AAC harus
menggunakan tabung autoklaf bertekanan tinggi. Namun sayangnya proses curing tersebut

Makalah Teknologi Bahan Page 5


menghancurkan proses hidrasi dari semen yang sedang terjadi. Oleh karena alasan ini juga bata
ringan AAC harus benar-benar terlindungi dari kelembaban.

Densitas yang rendah dan susuanan gelembung udara pada bata ringan AAC mengharuskan
penggunaan pen/dowel untuk pemasangan baut/paku pada dinding. Insulasi suara juga kurang
untuk densitas yang serupa jika dibandingkan dengan bata ringan CLC yang di curing secara
alami.

Seluruh proses produksi bata ringan AAC berbeda dengan CLC dan membutuhkan pabrikasi dan
peralatan canggih serta investasi modal yang besar yaitu 10-30 juta USD dan kapasitas yg di
hasilkan juga tinggi sekitar 300 m3 per hari bahkan lebih.

Seperti yang diuraikan di atas, maka sangat tidak mungkin untuk menghasilkan AAC pada lokasi
proyek maupun untuk memproduksi panel prefab dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan.
Pengunaan baja penguat beton (rebar) harus dilindungi dengan bahan anti korosi.

Diperlukan sekelompok tim ahli yang berpengalaman untuk mengoperasikan pabrik tersebut
untuk menghasilkan pro-duct yang berkualitas, namun bata ringan AAC menawarkan densitas
terendah dan memiliki rasio terbaik atas kepadatan berbanding dengan kuat tekan terhadap
semua jenis beton.

B. Bata Ringan CLC (Cellular Lightweight Concrete)

Bata ringan CLC adalah beton selular yang mengalami proses curing secara alami, CLC adalah
beton konvensional yang mana agregat kasar (kerikil) digantikan oleh udara, dalam prosesnya
mengunakan busa organik yang sangat stabil dan tidak ada reaksi kimia ketika proses
pencampuran adonan, foam/busa berfungsi sebagai media untuk membungkus udara. Pabrikasi
dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan CLC juga standard, sehingga produksi
dengan mudah dapat pula diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton konvensional. Hanya pasir,
semen, air dan foam yang digunakan dan kepadatan yand didapatkan dapat disesuaikan mulai
dari 350 sampai 1.800 kg / m³ dan kekuatan dapat juga dicapai dari serendah 1,5 sampai lebih
30 N / mm ².

Makalah Teknologi Bahan Page 6


Pasir sungai berukuran 2, 4, 6 dan 8mm dapat digunakan, tergantung pada kepadatan yang
diinginkan. Semen portland menawarkan kinerja paling optimal tetapi kebanyakan jenis lain
semen juga bisa digunakan. kepadatan beton bisa disesuaikan, berbagai ukuran dan maupun
panel prefab dapat diproduksi, di atas kepadatan dari 1.200 kg / m³ (setengah dari berat beton
konvensional) untuk aplikasi struktural dapat mengunakan rangka baja.

Pada CLC Gelembung udara yang dihasilkan benar-benar terpisah satu sama lain, sehingga
penyerapan air jauh lebih sedikit dan baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti korosi, beton
dengan kepadatan diatas 1.200 kg/m3 juga tidak memerlukan pla-ster, seperti pada AAC, hanya
cukup di cat saja. Penyerapan air lebih rendah daripada di AAC dan masih cukup baik
dibandingkan dengan beton konvensional.

CLC sama halnya dengan beton konvensional kekuatan akan bertambah seiring dengan waktu
melalui kelembapan alamiah pada tekanan atmosfir saja. Meskipun tidak seringan AAC, CLC
tetap menawarkan penurunan berat badan yang cukup besar dibandingkan dengan beton
konvensional dan isolasi termal 500% lebih tinggi dan tahan api. Paku dan Sekrup dapat dengan
mudah dipaku ke CLC terus tanpa harus menggunakan pen, CLC juga dapat dipotong atau
digergaji. Bahkan panel dinding rumah seluruhnya dapat dicetak hanya dalam sekali tuang.

Beton CLC menawarkan banyak ruang lingkup pengaplikasian, mulai dari isolasi atap rumah
pada kepadatan serendah 350 kg / m³ sampai dengan produksi panel dan lantai beton dengan
kepadatan 1800 kg / m³.

Bahan baku yang dipakai untuk membuat bata ringan CLC yaitu semen, pasir, foam (busa
organik), dan air. Kebanyakan produsen memanfaatkan semen portland, meski penggunaan
semen lain pun tidak terlalu bermasalah. Untuk pasirnya, pilih pasir sungai yang berukuran 4, 6,
atau 8 mm tergantung tingkat kepadatan bata ringan yang diharapkan. Penambahan foam
berfungsi sebagai media untuk membungkus gelembung-gelembung udara agar terjebak di
dalam bata ringan.

Kualitas suatu hasil produksi bata ringan CLC bisa disesuaikan dengan mudah, mulai dari
tingkat masa jenisnya 350-1.800 kg/m3 hingga berat jenisnya 1,5-30 N/m2. Namun tingkat
kepadatan yang umum digunakan ialah 1.200 kg/m3. Karena daya serapnya terhadap air sangat
minim, baja yang dipasang di dalam bata ringan ini pun tidak perlu dilapisi cat antikarat. Selain
itu bata ringan CLC juga mempunyai beberapa kelebihan seperti bisa dipaku, mudah dipotong,
daya isolasinya lebih tinggi, dan tahan terhadap api.

2.3 SYARAT-SYARAT BATA RINGAN

Makalah Teknologi Bahan Page 7


BATA RINGAN dicetak menurut Standar Internasional sesuai dengan Agreement Certification
no. 86/1689 dan 90/2467 (Standar Industri Singapura dan Standart Industri Indonesia/SII) dan
juga British Standart no. BS.6073-1981, sebagai berikut :

1. Ukuran Standard :

No UKURAN JUMLAH BLOCK per M3


1 60 x 20 x 7,5 CM 111 Pcs
2 60 x 20 x 10 CM 83 Pcs
3 60 x 20 x 12,5 CM 70 Pcs
4 60 x 20 x 15 CM 56 Pcs
5 60 x 20 x 20 CM 42 Pcs

2. Bata Ringan yang diproduksi Indonesia

UKURAN STANDARD 540 x 190 mm


Tebal/mm 75,00 100,00 125,00 150,00
Block/m3 130,00 97,00 78,00 65,00
M2 tembok/m3 13,33 10,00 8,00 6,67
3. PENGGUNAAN BATA RINGAN BLOCKS
1. Bata Ringan block digunakan secara luas dalam konstruksi gedung untuk dinding bagian
dalam maupun bagian luar, baik gedung bertingkat, rumah biasa sampai gudang-gudang.
2. Kebanyakan untuk dinding bagian luar digunakan bata ringan block ukuran besar 60 x 20
x 20 (ukuran besar) namun semua Bata Ringan dapat digunakan dalam situasi apapun,
bahkan kadang disesuaikan dengan pemasangan akhir dinding sebagai hiasan dekoratif
luar dari bentuk kotak-kotak block tersebut. Konstruksi dinding penyekat yang sudah
diselidiki dan memenuhi persyaratan antara lain :
a. Konstruksi double dinding Bata Ringan block masing-masing 100 mm dengan ruang
antara 50 mm dan diplester setebal 13 mm dikedua bidang kuar, merupakan isolasi
suara yang sangat kedap.
b. Dinding Bata Ringan Block setebal 215 mm diplester 13 mm di kedua bidangnya pun
merupakan isolasi kedap suara.

4. . Penggunaan Bata Ringan Aircrete Block untuk Konstruksi Di Dalam Gedung


Bata Ringan Block dipakai sebagai penahan kelembaban udara yang pada dasarnya telah disekat
oleh gelembung-gelembung udara yang berada didalam Bata Ringan Block tersebut. Bata
Ringan Block dapat juga menjadi penahan kebekuan (frost resistance) sampai pada titik DPC
(titik beku).
Menurut penyelidikan Para Ahli Bangunan, kehilangan panas dari suatu ruang banyak
disebabkan oleh batas pinggir lantai dengan dinding disbanding dengan kehilangan panas dari
serapan lantai itu sendiri dengan penggunaan Bata Ringan Blocks untuk batas pinggir lantai
dapat memperkecil kehilangan panas semacam ini.

Bata Ringan Block sebagai penahan api.


Bata Ringan Block termasuk dalam golongan yang tidak mudah terbakar. Hal ini dibuktikan
dengan golongan pada Building Regulation Approved Dokumen B-Clause A 13 dari Fire
Research Station, England. Dengan menggunakan Bata Ringan Block lokalisasi api bila terjadi
kebakaran dalam suatu ruangan dengan menggunakan Bata Ringan Block akan lebih efektif dan
lebih menjamin lokalisasi api sambil menunggu kecepatan pemadam kebakaran. Dinding Bata
Ringan Block dapat menahan beban berat dan menahan panas api – ½ jam ketahanan api untuk

Makalah Teknologi Bahan Page 8


setiap 25 mm Bata Ringan Block. Dinding Bata Ringan Block tanpa beban – 1 jam ketahanan
api untuk setiap 25 mm Bata Ringan Block.
Jadi pada kesimpulanya, Bata Ringan Block mengandung kualitas sebagai penahan api, mudah
untuk penggabungan penahan rayap dan sejenisnya, peredam suara dan lain-lain. Sehingga Bata
Ringan Block untuk konstruksi dinding bagian dalam sangat dianjurkan.
Bobot isi Bata Ringan Block adalah 550-600 Kg/m3 (kering) dan 600-650 Kg/m3 (lembab).

Bata Ringan sebagai bahan lantai


Block maupun Block Bata Ringan menjadi kebutuhan dari makin populernya bahan konstruksi
yang normal maupun yang sulit kondisinya. Penggunaan Bata Ringan Block guna lantai
dimaksud memperlihatkan kemenangan yang jelas dibanding dengan jenis-jenis concrete
tradisionil yang konvensional dan dapat dibuktikan sebagai berikut. :
a. Sifat Bata Ringan/Autoclaved Light Concrete (ALC) sebagai hantaranlemah hama (low
thermal conductivity) mempertinggi daya tahan akan hama/rayap.

b. Sifat ringan ALC menyebabkan pengurangan titik mati dan berat bangunan secara
keseluruhan.Karena berat ALC adalah 1/3 dar berat batu konvensional, ALC dapat
ditangani dan dipindahkan dengan kemudahan dan lebih cepat.

Khusus untuk bahan lantai garasi mobil yang pada umumnya menggunakan batu bata
konvensional dengan ketebalan 50 mm sebagai daya tahan tekanan minimum 20 N/mm2 maka
dengan mempergunakan ALC cukup dengan mempergunakan Block ukuran terkecil karena ALC
mempunyai daya tahan tekanan yang tinggi.

2.4 CARA / PROSES PEMBUATAN BATA RINGAN

Makalah Teknologi Bahan Page 9


Bahan baku pembuatan Bata Ringan Block ini antara lain :
1. Semen (segala jenis semen dengan kandungan yang memenuhi persyaratan teknis)
Kapur (Kapur atau gamping yang dihaluskan)
Pasir Silika (adalah pasir khusus yang mempunyai kandungan bahan silica)
Alumunium powder (bubuk alumunium yang diimpor khusus dari China)
Bahan baku tersebut diatas (kecuali alumunium powder) didapat di dalam negeri dan
merupakan bahan baku yang mudah didapat.
2. Semen
Semen yang dipergunakan adalah semen standar Indonesia sehingga semua merek semen
yang dproduksi di Indonesia mempunyai kandungan yang sama dan dapt dipergunakan
sebagai campuran bahan baku Bata Ringan Block ini.
3. Kapur (dingin)
Bahan kapur (lime), disyaratkan penggunaan kapur yang asli/tidak tercampur tanah liat,
kapur ini didapat di daerah Jawa Barat (Padalarang dan Sukabumi) yang mempunyai
kadar kapur tinggi yang menghasilkan kapur dingin/kapur mati (slaking slime) dengan
suhu 45OC-55OC. Kapur dingin ini sebgian besar didapat setelah kapur asli dibakar dan
diuapkan maka menghasilkan kapur dingin.
4. Pasir Silika
Pasir Silika didapat didapat didaerah-daerah yang mengandung silicon seperti Lampung
dan Sumatra Selatan.
Menurut penyelidikan, kandungan silicon pada pasir silica di daerah-daerah adalah
sebagai nerikut :
Daerah Silika Clay Warna
Tulang Bawang 98% 2% Hitam
Lampung 90% 3% Hitam
Jenis-jenis pasir silica yang didapat untuk dapat dijadikan bahan baku, harus digiling
dahulu sampai halus dengan mencapai standar khusus dengan melalui beberapa kali
penggilingan dan pengayakan sehingga didapat bubuk pasir silica yang disebut
“SLURRY”.
5. Alumunium
Alumunium powder adalah bahan baku utaman yang harus di impor dari China,
mengingat ketergantungan akan bahan baku ini dari luar negeri maka perlu mempunyai
Buffer Stock yang cukup untuk menekan fluktuasi harga maupun stock dipasaran.
6. Air
Tidak kalah pentinya bahan baku berupa air mendominasi bentuk campuran sebagai
bahan baku yang menentukan. Kualitas air yang diperlukan adalah standar umum dengan
nilai kejernihan 95% aie tanah yang tidak mengandung garam.

B. BAHAN PEMBANTU
Bahan pembantu adalah memproduksi Bata Ringan Blocks antara lain :
1. Pallet
Kayu Perpakking/Packaging dari cilika block dengan jumlah tertentu dalam satu bentuk
pallet.
2. Steel Shapping
Besi pengikat perpakking
3. Cutting Wire
Pisau pemotong silica menjadi blok-blok sesuai ukuran yang dibutuhkan

4. Bahan Grinda
Untuk bahan campuran menghaluskan pasir silicon menjadi (Grinding media) slurry

Makalah Teknologi Bahan Page 10


C. PROSES PRODUKSI
Secara sederhana proses produksi dapat digambarkan dari awal sampai akhir produkse sebagai berikut :

1. Proses pertama adalah penggilingan pasir silica agar dapat dijadikan “Slurry” tepung silica.
2. Slurry dimasukan dalam tempayan pengaduk luluh slurry dimana slurry dicampur dengan air dan
diaduk menjadi adonana luluh/permik.
3. Adonan luluh dituangkan dalam tangki penyimpan luluh/permik.
4. Luluh permik dimasukan dalam bejana dimana diadakan pencampuran luluh permik dengan
semen dan kapur setelah itu dituangkan Alumuinium Powder.
5. Setelah memenuhi waktu pencampuran yang cukup maka campuran tersebut melalui saluran-
saluran khusus menuju kotak-kotak cetakan silicon.
6. Diperlukan waktu sejenak untuk pengukuhan/pengerasan balok-balok silicon.
7. Balok silicon dikirim ke ruang pemotongan untuk dipotong-potong sesuai ukuran yang
ditentukan.
8. Agar memenuhi ukuran yang tepat/akurat, diadakan pemotongan ke dua untuk menjadi Bata
Ringan Block dan bersihkan sisa-sisa/bekas-bekas pemotongan.
9. Selanjutnya Bata Ringan Block dimasukan ke dalam Auto Claved selama 12 jam diberi tekanan
uap dengan tekanan 12 BAM dan temperatur 193OC. Dalam tekanan uap tersebut akan mebentuk
reaksi pembakaran sampai produk Bata Ringan matang dengan sempurna.
10. Bata Ringan Blocks dinyatakan “Jadi” dan di tumpuk dalam gudang penumpukan yang siap
untuk dikirim.

D. KEBUTUHAN ALAT DAN MESIN


- AUTOCLAVE
Mesin pemberi tekanan uap dan pemanas untuk produksi pertama dinutuhkan 5 Autoclave.

- BOILER
Ceret pemanas air untuk mendapatkan uap air guna pemanasan Autoclave.

- SAND MILL
Mesing penggiling pasir silica untuk diproses menjadi slurry dibutuhkan 2 (dua) set lengkap.
MIXER Mesin pencampur bahan baku, dibutuhkan 2 (dua) unit mixer.

- CUTTING MACHINE
Mesin pemotong balok-balok silica agar sesuai dengan ukuran standart atau yang ditentukan,
dibutuhkan 1 (satu)

- SILLO
Bak penyimpanan slurry, dibutuhkan minimum 6 unit.

- MOULD
Bak penampung jenang Silicon setelah dicampur dalam mixer, dibutuhkan 50 mould.

- LIME SLAKING TUB BAK.

Makalah Teknologi Bahan Page 11


Untuk mengolah kapur panas untuk dijadikan kapur mati.

2.5 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BATA RINGAN

Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi (Aerated
Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan
lainnya Autoclaved Concrete, Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and
Thermalitememiliki kelebihan dan memiliki kekurangan yaitu sebagai berikut :
Makalah Teknologi Bahan Page 12
Kelebihan Bata Ringan atau Hebel (Celcon)

 Ringan

Sesuai namanya, bata ringan memiliki bobot yang enteng sehingga tidak membebani struktur.
Kalau memakai bata biasa, akan lebih sulit untuk melakukan penambahan lantai atau meningkat
rumah, karena dikhawatirkan struktur tidak kuat. Sedangkan untuk bata ringan, resiko struktur
tidak kuat lebih kecil.

 Lebih tahan air

Bata yang dibuat di pabrik ini dinyatakan lebih kedap air, sehingga rumah akan lebih tahan
terhadap cuaca hujan yang lembab.

 Tidak perlu diplester

Bentuk bata ringan sangat halus karena dikerjakan oleh mesin pabrik yang memiliki standard
produk. Karenanya, tampilan bata ringan yang sudah terpasang dengan sendirinya terlihat
halus.Nyaris tidak dibutuhkan plasteran untuk bata ringan ini. Namun sebaiknya plasteran tetap
dilakukan untuk melindungi material dinding dari rembesan air hujan dan cuaca buruk.

 Pemasangan cepat

Karena bentuknya presisi dan pemasangan menggunakan mortar atau perekat instan, maka
proses pengerjaan pasangan bata ringan ini lebih cepat. Ukurannya pun lebih besar, yaitu
berdimensi 60 cm x 20 cm. Tebalnya bervariasi, mulai 7,5 cm sampai 15 cm.

 Pemasangan lebih bersih

Berbeda dengan pengerjaan pasangan batu bata biasa yang membutuhkan campuran mortar dari
pasir dan semen, hebel block hanya membutuhkan semen instan yang dicampur sedikit air.
Hasilnya, pemasangan lebih bersih dan praktis, terhindar dari noda pasir yang berceceran.

Kekurangan Bata Ringan

 Harga lebih mahal

Dengan segala kualitas dan keunggulannya, bata ringan dipatok dengan harga yang lebih mahal
daripada bata merah konvensiona. Pembelian pun harus dalam jumlah yang banyak. Ini tentu
saja meningkatkan biaya konstruksi yang harus dikeluarkan, apalagi kalau dibutuhkan hanya
untuk renovasi sedikit bagian.

 Membutuhkan tukang berpengalaman

Pemasangan bata ringan berbeda dari pengerjaan pasangan bata biasa. Roskam yang dipakai pun
berbeda, yakni roskam bergigi. Karenanya, dibutuhkan tukang yang lebih ahli dan telah
berpengalaman dalam memasang bata hebel. Sebaiknya Anda teliti lebih dahulu apakah
pemborong yang dipakai sudah berpengalaman dalam memasang bata hebel ini.

Makalah Teknologi Bahan Page 13


 Hanya dijual di toko/distributor besar

Sayangnya, sampai saat ini hebel block hanya bisa dijumpai di department store bahan bangunan
atau toko distributor besar saja. Kontraktor atau pemborong yang biasa memesan batu bata di
penjual biasa harus beralih ke toko besar.

 Membutuhkan perekat khusus yang lebih mahal

Untuk memasang hebel block dibutuhkan perekat yang berbeda, yaitu mortar atau semen instan
khusus. Harganya tentu saja lebih mahal bila dibandingkan dengan mortar biasa campuran
semen dan pasir.

 Proses pengeringan lebih lama

Kalau bata ringan ini sampai terlalu basah akibat hujan, maka proses pengeringannya butuh
waktu yang lebih lama.

2.6 CARA PEMASANGAN BATA RINGAN

Alat kerja dan bahan :


- Bata ringan
- Meteran
- Sendok semen/roskam

Makalah Teknologi Bahan Page 14


- Palu karet
- Waterpass
- Ember plastik
- Alat lot
- Benang
- Gergaji

Cara Pemasangan :
- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu
karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.

- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding
(marking).

Marking

- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.

Profil Hollow
- Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan :

Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.

Makalah Teknologi Bahan Page 15


Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.

- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.


- Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat
bekerja dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan
/ ember plastik

Makalah Teknologi Bahan Page 16


Bak Adukan

- Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
- Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan
mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata.
(Leveling)

Levelling

- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai
dan atas join slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air
dan diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.

Makalah Teknologi Bahan Page 17


Starter Bar

- Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt air dengan perbandingan 1 ember


semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan
sesuai dengan yang telah di ajukan approval.

- Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen Pengecoran


kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian ±1meter.

Pengecoran Kolom
- Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan
hollow alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.

Makalah Teknologi Bahan Page 18


Kontrol Kerataan

- Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering
dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau
sejenisnya

Makalah Teknologi Bahan Page 19


2.7 DOKUMENTASI BANGUNAN YANG MEMAKAI BATA RINGAN / HEBEL

Berikut beberapa dokumentasi bangunan yang memakai bata ringan :

Makalah Teknologi Bahan Page 20


Makalah Teknologi Bahan Page 21

Anda mungkin juga menyukai