Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ILMU BAHAN BANGUNAN


Makalah ditulis untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah IBB

Dosen Pengajar : Aulia Muttaqin, S.T., M.Eng

DISUSUN OLEH

Dimas Adin Fajar Nugroho (2022D1B112)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
Zakat, Haji dan Nikah.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.

Mataram, 21 Desember 2023

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 6

2.1 Material Struktural ............................................................................... 6


2.1.1 Semen ......................................................................................... 6
2.1.2 Agregat ....................................................................................... 7
2.1.3 Air ............................................................................................... 8
2.1.4 Bekisting dan Perancah ............................................................... 10
2.1.5 Kuda-Kuda Atap ......................................................................... 17
2.2 Material Arsitektur ............................................................................... 21
2.2.1 Dinding ....................................................................................... 21
2.2.2 Plafon .......................................................................................... 22
2.2.3 Pintu dan Jendela ........................................................................ 24
2.2.4 Keramik ...................................................................................... 25
2.3 Material Mekanikal .............................................................................. 27
2.4 Material Elektrikal................................................................................ 28

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 36

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 36


3.2 Saran .................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peradaban manusia dari jaman dahulu sampai sckarang berkembang sangat cepat dan
banyak teknologi-teknologi yang sudah diketemukan oleh para ahli. Semakin majunya
peradaban manusia darijaman prasejarah sampai jaman moderen saat ini ditunjang oleh
banyaknya fasilitas dan infrastruktur yang mempermudah kehidupan manusia.

Fasilitas dan infrastruktur tersebut berjalan searah dengan peradaban manusia.Majunya


suatu peradaban manusia pada suatu daerah dapat ditinjau dari kehidupannya terutama
masalah fasilitas dan infrastruktur. Jika pada peradaban tersebut terdapat banyak infrastruktur
megah, maka bisa dikatakan bangsa tersebut mempunyai peradaban yang tinggi, sebagai
contoh mesir dengan piramidanya.

Sampai sekarang ditinjaunya kemajuan suatu negara atau bangsa bisa dilihat dari
infrastruktur yang terdapat pada bangsa tersebut terutama bangunannya. Bangunan sering
diartikan sebagai gedung ataupun rumah, namun sebenamya bangunan tidak hanya rumah
dan gedung tapi mencakup segala sesuatu berupa infrastruktur, sarana prasarana dalam
kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya
jembatan dan konstruksinya serta rancangannya jalan, sarana telekomunikasi.

Perkembangan bangunan ataupun infrastruktur di dunia tidak terlepas dari ilmu teknik
sipil dan arsitektur, karena dua disiplin ilmu terbscbut yang paling dominan pada
perkembangan bangunan. Pada awal kehidupan atau jaman prasejarah, manusia hanya
menggunakan apa yang sudah disediakan oleh alam tanpa mengolahnya.

Sebagai contoh adalah penggunanaan gua sebagai tempat tinggal manusia jaman
prasejarah, namun seiring perkembangan jaman. manusia mulai mempergunakan bahan-
bahan yang tersedia. Mereka mempergunakan bahan tidak hanya langsung dipakai tetapi
diolah terlebih dahulu untuk digunakan scbagai bahan infrastruktur scbagai contoh kayu dan
batu alam.

1
Dalam perkembangannya sekarang manusia tidak hanya mempergunakan bahan yang
tersedia di alam tetapi juga membuat bahan bangunan tersebut yang bahannya diambil dari
alam dengan bantuan mesin-mesin moderen untuk menunjang perkembangan infrastruktur
yang lcbih kompleks dari pada infrastruktur pada jaman dahulu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang kita ketahui tentang material struktural ?
2. Apa yang kita ketahui tentang material arsitektur ?
3. Apa yang kita ketahui tentang material mekanikal ?
4. Apa yang kita ketahui tentang material elektrikal ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui materi tentang material struktural
2. Untuk mengetahui materi tentang material arsitektur
3. Untuk mengetahui materi tentang material mekanikal
4. Untuk mengetahui materi tentang material elektrikal

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Material Struktural

2.1.1 Materi Semen

2
Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan perekat. Secara sederhana,
definisi semen adalah bahan perekat atau lem, yang bisa merekatkan bahan – bahan material
lain seperti batu bata dan batu koral hingga bisa membentuk sebuah bangunan. Sedangkan
dalam pengertian secara umum semen diartikan sebagai bahan perekat yang memiliki sifat
mampu mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 15-2049-2004, semen portland


adalah semen hidrofi yang dihasilkan dengan cara menggiling terak (clinker) portland
terutama yang terdiri dari kalsium silikat (xCaO.SiO2) yang bersifat hidrolis dan digiling
bersama sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium
sulfat (CaSO4.xH2O) dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Hidrolis berarti
sangat senang bereaksi dengan air, senyawa yang bersifat hidrolis akan bereaksi dengan air
secara cepat. Semen portland bersifat hidrolis karena di dalamnya terkandung kalsium silikat
(xCaO.SiO2) dan kalsium sulfat (CaSO4.xH2O) yang bersifat hidrolis dan sangat cepat
bereaksi dengan air. Reaksi semen dengan air berlangsung secara irreversible, artinya hanya
dapat terjadi satu kali dan tidak bisa kembali lagi ke kondisi semula.

Beberapa jenis semen menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain:

a. Portland Cement Adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di
seluruh dunia karena merupakan bahan dasar beton, dan plesteran semen.

b. Super Masonry Cement Semen ini lebih tepat digunakan untuk konstruksi perumahan
gedung, jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan
untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick, paving block, tegel dan bahan
bangunan lainnya.

c. Oil Well Cement Merupakan semen khusus yang lebih tepat digunakan untuk pembuatan
sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut
dan bumi.

d. Portland Pozzolan Cement Adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling clinker,
gypsum dan bahan pozzolan. Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan umum dan
bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang.

e. Semen Putih Digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), sebagai filler atau
pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.

3
f. Portland Composi Cement Digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama
dengan penggunaan OPC dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang
lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan OPC.

Menurut SK-SNI T-15-1990-03 semen portland Ordinary Portland Cement (OPC)


dibedakan menjadi :

1. Portland Cement Type 1 (Ordinary Portland Cement) Semen portland tipe I merupakan
jenis semen yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat luas dan dapat digunakan untuk
seluruh aplikasi yang tidak membutuhkan persyaratan khusus.

2. Portland Cement Type II (Moderate sulfat resistance) Semen portland tipe II merupakan
semen dengan panas hidrasi sedang atau di bawah semen portland tipe I serta tahan terhadap
sulfat. Semen ini cocok digunakan untuk daerah yang memiliki cuaca dengan suhu yang
cukup tinggi serta pada struktur drainase.

3. Portland Cement Type III (High Early Strength Portland Cemen) Jenis ini memperoleh
kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan bangunan
beton yang perlu segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas.

4. Portland Cement Type IV (Low Heat Of Hydration) Tipe semen dengan panas hidrasi
rendah. Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan jumlah dan
kenaikan panas harus diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh
tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang portland tipe I.

5. Portland Cement Type V (Sulfat Resistance Cement) Semen portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Cocok digunakan untuk
pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat
tinggi.

Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silica dan alumina dimana bahan
pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti semen, akan tetapi dengan bentuknya yang
halus dan dengan adanya air, maka senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi secara kimiawi
dengan kalsium hidroksida (senyawa hasil reaksi antara semen dan air) pada suhu kamar
membentuk senyawa kalsium aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen.

Standar mutu pozzolan telah diatur dalam ASTM C 618-86 (dalam Aman Subakti,
1994) yang dibedakan menjadi tiga kelas :

4
1. Kelas N Pozzolan alam atau hasil pembakaran pozzolan alam, yang dapat digolongkan ke
dalam jenis seperti: tanah diatomic, opaline cherts, shales, tuff dan abu terbang vulkanik atau
punicite.

2. Kelas C Fly ash mengandung CaO diatas 10% yang dihasilkan dari pembakaran lignite
atau sub bitumen batu bara.

3. Kelas F Fly ash mengandung CaO kurang dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran
anthracite atau bitumen batu bara.

Menurut ASTM C 593-82 (dalam Aman Subakti, 1994) dilihat dari proses
pembentukannya, bahan pozzolan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: pozzolan buatan
dan pozzolan alam. Pozzolan buatan berasal dari tungku maupun hasil pemanfaatan limbah
yang diolah menjadi abu yang mengandung silika reaktif melalui proses pembakaran, seperti
abu terbang (fly ash), abu sekam (rice husk ash) dam mikro silika (silica fume). Sedangkan
pozzolan alam adalah bahan alam yang merupakan timbunan- timbunan atau bahan
sedimentasi dari abu atau lava gunung berapi yang mengandung silika aktif dan bila
dicampur dengan kapur padam akan terjadi proses sedimentasi.

Salah satu contoh pozzolan alam adalah batu apung. Batu apung adalah salah satu
contoh dari pozzolan alam, yang terjadi disebabkan oleh lemparan lava dan pendinginan yang
cepat di udara sehingga terbentuk pori-pori yang sebagian tertutup oleh membran gelas. Batu
apung merupakan batuan vulkanis yang mengandung pori-pori, kaya dengan kandungan
gelas/silikat dan umumnya berwarna terang, oleh karena itu batu apung ringan dan memiliki
berat jenis lebih kecil dari satu (Anonimus, 2004).

Berikut beberapa sifat fisika yang terdapat di semen :

a. Kehalusan Butir (Fineness / Blaine) Kehalusan butir semen akan mempengaruhi proses
hidrasi. Semakin halus butiran semen maka luas permukaan butir untuk suatu jumlah berat
semen tertentu menjadi lebih besar sehingga jumlah air yang dibutuhkan juga banyak.
Semakin halus butiran semen maka proses hidrasinya semakin cepat sehingga semen
mempunyai kekuatan awal tinggi.

b. Berat jenis dan berat isi Berat jenis semen berkisar antara 3,10 3,30 gram/cm³ dengan berat
jenis rata-rata sebesar 3,15 gram/cm³. BJ semen penting untuk diketahui karena dengan
mengetahui BJ semen akan dapat dilihat kualitas semen itu. Semen yang mempunyai BJ < 3,0

5
biasanya pembakarannya kurang sempurna atau tercampur dengan bahan lain atau sebagian
semen telah mengeras, ini berarti kualitas semen turun. Berat isi gembur semen kurang lebih
1,1 kg/liter, sedang berat isi padat semen sebesar 1,5 kg/liter. Di dalam praktek biasanya
digunakan berat isi rata-rata sebesar 1,25 kg/liter.

c. Waktu pengikatan Waktu ikat adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras mulai
semen bereaksi dengan air sampai pasta semen mengeras dan cukup kaku untuk menahan
tekanan. Waktu ikat semen ada dua, yaitu waktu ikat awal (initial setting time), adalah waktu
dari pencampuran semen dengan air sampai pasta semen hilang sifat keplastisannya, dan
waktu ikat akhir (final setting time) yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen sampai
beton mengeras. Waktu ikat awal semen berkisar antara 1-2 jam tetapi tidak boleh kurang
dari 1 jam atau lebih dari 8 jam. Waktu ikat awal semen sangat penting diketahui untuk
mengontrol pekerjaan beton. Untuk tujuan-tujuan tertentu kadang-kadang dibutuhkan waktu
initial setting time lebih dari 2 jam. Biasanya waktu yang lebih lama ini digunakan untuk
pengangkutan beton (transportasi), penuangan, pemadatan dan finishing. Waktu ikatan semen
akan lebih pendek apabila temperaturnya lebih dari 30°C. Waktu ikat ini sangat dipengaruhi
oleh jumlah air dan lingkungan sekitarnya.

d. Kekekalan bentuk Kekekalan bentuk adalah sifat dari pasta semen yang telah mengeras,
dimana bila pasta tersebut dibuat bentuk tertentu bentuk itu tidak berubah. Alat yang
digunakan untuk menguji sifat kekekalan semen adalah "Autoclave Expansion of Portland
Cement" (ASTM C-151)

e. Kekuatan semen Kuat tekan semen sangat penting karena akan sangat berpengaruh
terhadap kekuatan beton. Kuat tekan semen ini merupakan gambaran kemampuan semen
dalam melakukan pengikatan (daya rekatnya) sebagai bahan pengikat.

f. Pengikatan awal palsu Yaitu pengikatan awal semen yang terjadi kurang dari 60 menit,
dimana setelah semen dicampur dengan air segera nampak adonan menjadi kaku. Setelah
pengikatan awal palsu ini berakhir, adonan dapat diaduk kembali. Pengikatan ini sifatnya
hanya mengacau saja dan tidak mempengaruhi sifat semen yang lain.

Berikut ini beberapa sifat kimia yang terdapat di semen :

Semen portland dibuat dari serbuk mineral kristalin yang komposisi utamanya disebut
mayor oksida, terdiri dari : kalsium atau batu kapur (CaCO3), aluminium oksida (Al2O3),
pasir silikat (SiO2), dan bijih besi (Fe2O3) serta senyawa-senyawa lain yang jumlahnya

6
hanya beberapa persen dari jumlah semen yaitu minor oksida yang terdiri dari MgO, SO3,
K₂O, Na2O.

Empat unsur yang paling penting dalam semen adalah:

1. Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO3 Berpengaruh besar terhadap pengerasan awal
semen terutama sebelum mencapai 15 hari.

2. Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2 Berpengaruh besar terhadap pengerasan semen
setelah mencapai umur sekitar 14 -28 hari. Unsur C2S ini juga membuat semen tahan
terhadap serangan kimia (chemical attack) dan juga mengurangi besar susutan pengeringan.

3. Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3Ca0.Al2O3 Berpengaruh besar terhadap pengerasan


semen sesudah 24 jam.

4. Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3 Kurang begitu besar


pengaruhnya terhadap kekerasan semen atau beton.

Proses Pembuatan PPC :

Menurut Anonimus, tahun 1983, proses pembuatan PPC terbagi menjadi beberapa
tahap sebagai berikut:

Proses Penyiapan Bahan Baku :

Semua bahan baku dihancurkan sampai menjadi bubuk halus dan dicampur sebelum
memasuki proses pembakaran. Pengeringan awal bahan baku diperlukan untuk proses
penggilingan dengan sistim kering dan sebelum dilanjutkan pada proses selanjutnya bahan
tersebut harus dianalisa terlebih dahulu. Analisa yang dilakukan meliputi : 1. Analisa Kadar
Air Bahan Mentah 2. Analisa kadar CaO, SiO2, Al2O3, Fe2O3 dan MgO

Proses Pembuatan Produk Secara Kering :

1. Crusher Crusher terdiri atas 2 macam yaitu: Limestone Crusher dan Clay Crusher.
Limestone crusher berfungsi untuk menghancurkan batu kapur menjadi ukuran ±10 cm dari
ukuran ± 60 cm. Clay crusher berfungsi untuk menghancurkan tanah liat menjadi ukuran +10
cm.

2. Raw Mill Raw Mill merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk menghaluskan dan
mengeringkan material bahan baku pembuatan semen (limestone, clay, pasir silika, dan pasir

7
besi). Peralatan ini memakai sistem grinding table dan aliran udara panas, pengering yang
berasal dari cooler dengan suhu + 86°C. Raw Mill mempunyai kapasitas 600 ton/jam.
Material produk dari raw mill mempunyai kehalusan 80% lolos pada saringan 170 Mesh.

3. Kiln (Pembakaran) Kiln adalah suatu unit peralatan berbentuk tanur putar yang berfungsi
untuk membakar umpan menjadi suatu material yang disebut clinker. Kiln menghasilkan
clinker sekitar 7500 ton/hari. Clinker merupakan bahan setengah jadi yang berbentuk bulatan
dengan diameter 1-8 cm. Clinker ini merupakan senyawa kompleks yang terbentuk dari
lelehan oksida-oksida umpan pada temperatur 650 1400°C.

4. Finish Mill Finish Mill adalah suatu unit peralatan yang berfungsi sebagai penggiling
akhir. Mill yang berukuran 13 m dibagi atas dua kompartemen, yaitu kompartemen pertama
sepanjang 2,5 m berisi grinding ball (bola-bola baja) berdiameter 40-70 mm fungsinya untuk
pemecahan bahan material. kemudian material masuk ke kompartemen kedua sepanjang 10,5
m yang berisi grinding ball berdiameter 17 - 20 mm. Untuk memproduksi PPC, clinker
bersama-sama dengan gypsum dan pozzolan digiling dalam mill tersebut, sehingga diperoleh
semen dengan kehalusan tertentu. Produk finish Mill disimpan dalam silo semen dan siap
untuk dipacking.

Penelitian Pendukung: Hargono (2002), pernah melakukan penelitian dengan judul


"Pengaruh Perbandingan Semen Pozzolan dan Semen Portland Terhadap Kekekalan Bentuk
dan Kuat Tekan Semen". Dalam penelitiannya, Hargono mencoba untuk mengoptimalkan
penggunaan tanah tras atau pozzolan pada semen portland atau OPC. Selanjutnya campuran
semen tersebut diukur kuat tekan dan kekekalan bentuknya. Percobaan yang dilakukan adalah
dengan mencampur tanah tras dan kapur pada perbandingan 4:1, kemudian campuran tanah
tras dan kapur dicampurkan ke dalam semen portland masing-masing dengan perbandingan
5:1; 2:1:1:1:1:2; 1:3 dan 1:4. Hasil penelitian menunjukkan campuran tanah tras - kapur dan
semen portland pada perbandingan 1 : 4 mempunyai kuat tekan dengan waktu uji 3, 7 dan 10
hari masing-masing sebesar 205, 216 dan 220 kg/cm², harga tersebut memenuhi standar SNI
kuat tekan dan kekekalan bentuk semen.

2.1.2 Materi Agregat

Agregat adalah butiran-butiran mineral yang dicampur dengan semen dan air
menghasilkan beton. Yang dimaksud dengan butiran-butiran mineral disini adalah pasir,

8
kerikil/batu pecah. Agregat digunakan untuk campuran beton terdiri dari 60% sampai dengan
75% dari volume totalnya. Oleh karena itu perlu dicurahkan cukup perhatian terhadap bahan
ini, sebab sifatnya sangat mempengaruhi hasil beton.

Adapun jenis aggregat kasar dan halus dapat diperoleh melalui: a) Galian alam
(unerehed) yang diperoleh langsung dari sungai dan gunung. b) Buatan (crushed) yang
diperoleh melalui formasi batuan dengan menggunakan mesin pecah batu (stone cruser),
sehingga dapat diperoleh aggregat berbentuk batu pecah kasar yang berbeda-beda dengan
ukuran tertentu ataupun sesuai yang dikehendaki.

Berikut ini beberapa kegunaan agregat antara lain :

a) Memberikan kekuatan pada beton


b) Memperkecil penyusutan
c) Memberi sifat tertentu pada beton

Berikut ini Jenis dan Spesifikasi Agregat yang perlu kita ketahui :

1. Agregat kasar

Berdasarkan SNI 1969:2008 agregat kasar yaitu kerikil sebagai hasil disintegrasi
alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No. 4) sampai 40 mm (No. 1 1 /2 inci). Agregat
kasar yang baik harus memenuhi syarat yang tercantum dalam SNI 03-1750-1990 tentang
Agregat Beton, Mutu, dan Cara Uji.

Agregat kasar harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi


Bahan Bangunan Bagian A, sebagai berikut:

a) Butirannya keras dan tidak berpori, indeks kekerasan < 5%. b) Kekal, tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca. Jika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat bagian yang
hancur maksimum 12%, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18%. c) Tidak
mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06) lebih dari 1%. d)Tidak boleh
mengandung zat-zat yang reaktif terhadap alkali. e) Butiran agregat yang pipih dan panjang
tidak boleh lebih dari 20%. (f) Modulus halus butir antara 6 – 7,1 dan dengan variasi butir
sesuai standar gradasi. f) Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari: 1 /5 jarak
terkecilantara bidang-bidang samping cetakan, 1 /3 tebal pelat beton, 3 /4 jarak bersih antar
tulangan atau berkas tulangan.

9
Tri Mulyono (2004) membagi agregat menjadi alam dan buatan, untuk agregat kasar dalam
SNI dibedakan menjadi agregat kasar tak dipecah dan agregat kasar dipecahkan.

A) Agregat Kasar Tak Dipecah Sebagian besar batu kerikil ditemukan di daerah pegunungan,
di tanah aluvial, seperti endapan fluvial dekat sungai atau sebagai endapan sungai.
Kesesuaian kerikil untuk digunakan sebagai agregat tergantung pada beberapa sifat
diantaranya distribusi ukuran butiran, bentuk partikel, tekstur permukaan, dan pelapukan.
Bentuk kerikil yang cenderung bulat dikarenakan gesekan oleh air sepenuhnya, sehingga
memiliki permukaan yang halus dan licin. Berdasarkan karakteristik fisik dan struktural
bebatuan, pada permukaan batuan kerikil alami memiliki lapisan lumut kerak atau dinamakan
lapisan lignit. Tekstur permukaan partikel terutama mempengaruhi ikatan antara agregat dan
pasta semen pada pengerasan beton (Langer W.H & Knepper D.H, 1995).

B) Agregat Kasar Dipecahkan Agregat kasar jenis ini merupakan agregat butiran yang berasal
dari stone crusher, hasil residu terak tanur tinggi, pecahan genteng, pecahan beton, extended
shale, expanded slag, dan lainnya. Bentuk agregat kasar dipecahkan dipengaruhi oleh mesin
pemecah batu dan teknik yang digunakan (Mulyono, 2004).

2. Agregat Halus

Berdasarkan SNI 1970:2008, agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil
disintegrasi ‘alami’ batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm (No.4).

Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi beton harus memenuhi persyaratan
SK SNI S-04-1989-F diantaranya: a) Butirannya tajam dan keras, dengan indeksi kekerasan <
2,2. b) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Jika diuji dengan larutan Natrium
Sulfat bagian yang hancur maksimum 12%, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum
18%. c)Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5%.
d)Tidak mengandung zat organik terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan warna
menggunakan larutan NaOH sebanyak 3% yaitu warna cairan diatas endapan agregat halus
tidak boleh gelap daripada warna standar atau pembanding. e)Modulus halus butir antara 1,50
– 3,80 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi. f)Agregat halus dari laut atau pantai,
diperbolehkan tetapi dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan.

10
2.1.3 Materi Air

Air adalah senyawa kimia dengan formula H2O, yang terdiri dari dua atom hidrogen
dan satu atom oksigen. Air murni tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

Berikut ini jenis-jenis air :

a) Air Tawar: Air yang memiliki kadar garam rendah dan biasanya ditemukan di danau,
sungai, dan mata air.
b) Air Laut: Air yang memiliki kadar garam tinggi dan ditemukan di lautan dan samudra.
c) Air Hujan: Air yang jatuh dari awan sebagai hasil dari siklus hidrologi.
d) Air Tanah: Air yang tersimpan di bawah permukaan tanah.
e) Air Mineral: Air yang mengandung mineral tertentu yang dapat memberikan manfaat
kesehatan.
f) Air Destilasi: Air yang telah melalui proses destilasi untuk menghilangkan
kontaminan.
g) Air Alkali: Air dengan pH di atas 7, biasanya kaya akan mineral dasar.

Air diperlukan dalam pembuatan beton untuk: (1) Bereaksi dengan semen; dan (2)
Menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat, agar dapat mudah dikerjakan (diaduk,
dituang, dan dipadatkan) (Tjokrodimuljo, 2007).

Menurut Edward G. Nawy (2008) penggunaan air dalam suatu campuran beton hanya
berkisar antara 150 – 200 kg/m3 dan beton yang kuat dapat diperoleh dengan menggunakan
air yang konsisten dan workability yang maksimal. Air sebagai bahan bangunan harus
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SK SNI S-04-1989-F, diantaranya:

a) Air harus bersih.


b) Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda melayang lainnya, yang dapat dilihat
secara visual. Benda-benda tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gram/liter.
c) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat dapat merusak beton
(asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 1,5 gram/liter.
d) Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter. Khusus untuk beton
prategang kandungan klorida tidak boleh lebih dari 0,05 gram/liter.
e) Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1 gram/liter.

11
2.1.4 Materi Bekisting dan Perancah

Bekisting adalah konstruksi bersifat sementara yang berfungsi untuk mencetak beton
pada saat masih segar. Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan
keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi, dan penyelesaian dari pengecoran dapat
dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan dengan memperhatikan faktor
keamanan dan nilai ekonomis. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting
akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai kekuatan yang cukup

Pada umumnya sebuah bekisting serta alat-alat penopangnya merupakan sebuah


konstuksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsi utama, yaitu :

1) Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat.


2) Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta beban luar
lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton. Namun perubahan ini tidak
melampui batas toleransi yang ditetapkan.
3) Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan. Agar
mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama.

Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian


rupa, sehingga konstruksi beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti :

1. Kualitas

Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan keakurasian
sehingga bentuk, ukuran, posisi, dan penyelesaian dari pengecoran dapat dilaksanakan
sesuai dengan toleransi yang diinginkan.

2. Keselamatan

Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor keamanan yang
memadai sehingga sanggup menahan atau menyangga seluruh beban hidup dan mati
tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton.

3. Ekonomis

Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam proses
pelaksanaan dan jadwal

12
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan bekisting antara lain:

1) Kondisi struktur yang akan dikerjakan


2) Luasan bangunan yang akan dipakai
3) Ketersediaan material dan alat

Jenis-jenis dari bekisting yaitu:

1) Bekisting Konvensional

Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (plywood) atau papan yang tahan akan
kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu untuk struktur yang
lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur yang relatif singkat. Hal ini
masih digunakan secara luas dan merupakan jenis bekisting yang paling fleksibel, karena
dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit. Bekisting konvensional ini pada
umumnya hanya dipakai untuk satu kali pekerjaan.

2) Bekisting Knock Down

Bekisting Knock Down adalah bekisting yang menggunakan bahan besi hollow dan
pelat baja sebagai cetakanya. Sehingga akan menghasilkan bentuk yang lebih presisi jika
dibandingkan dengan penggunaan triplek dan papan. Setelah pemakaian, elemen
bekisting knock down ini sebaiknya dibersihkan dari sisa-sisa material yang menempel
agar dapat digunakan lagi dengan kualitas yang tidak berkurang

3) Bekisting Fiberglass

Bekisting yang terbuat dari bahan fiberglass ini tahan terhadap air, tidak mudah
berkarat mudah dipasang dan juga dilepas. Bekisting ini dapat menghemat anggaran
pengadaan bekisting karena dapat digunakan berulangkali. Penggunaan bekisting ini akan
mengurangin pemakaian kayu sehingga akan lebih ramah lingkungan.

Berikut ini alur dalam pengerjaan bekisting antara lain:

A. Perencanaan Bekisting
1) Mempelajari struktur bangunan yang akan dibuat
2) Cek desain struktur
3) Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dipakai
4) Pembuatan gambar shop drawing bekisting

13
5) Menghitung jumlah dan jenis bekisting
6) Mengitung jumlah biaya yang diperlukan
7) Mencari tenaga kerja
8) Proses evaluasi metode kerja, biaya dan kualitas pekerjaan sebelum pekerjaan
dilakukan
B. Pemasangan Bekisting
1) Pengukuran pekerjaan berdasarkan shopdrawing
2) Pembersihan agar tidak ada kotoran pada dingding bekisting
3) Pemasangan menyesuakan garis ukur yang telah dibuat
4) Cek ukuran (Posisi, Ketegakan, Kedataran)
5) Cek perkuatan bekisting
6) Jika sudah aman dapat dilakukan pengecoran.
C. Pembongkaran Bekisting
1) Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 8 jam dari pengecoran terakhir
dengan tenaga orang (berbeda-beda tergantung dari bahan admixture yang
digunakan). Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton
menjadi sempurna maka akan terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut.

Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar
lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam,
meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC
dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.

Berikut ini beberapa fungsi perancah antara lain:

1) Menjaga keselamatan tukang saat bekerja sehingga keselamatan terjamin.


2) Sebagai struktur sementara untuk menahan beton saat pengecoran karena masih
basah.
3) Membantu proses pengerjaan proyek bangunan karena dapat menjangkau tempat yang
tinggi yang membutuhkan alat tambahan.
4) Sebagai akses atau jalan para pekerja bangunan.

Perancah memiliki macam-macam tipe yaitu di antaranya:

14
1) Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi dengan
pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-kerangka dan
outriggers
2) Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
3) Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang
manusia

2.1.5 Materi Kuda-Kuda Atap

Konstruksi batang kuda adalah suatu susunan rangka yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada
atapnya.

Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam
klasifikasi struktur rangka (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan
beton bertulang.

Untuk lebih mengenal fungsi kuda kuda kita akan uraikan sebagai berikut :

Kuda2 berfungsi untuk menerima beban dari atap yaitu :

 Air Hujan
 Angin
 Genteng
 Reng Usuk dan papan daftar
 plafon
 dan beban dari kuda2 itu sendiri, adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki
kuda-kuda bagian atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P', sehingga kaki
kuda-kuda menekan kedua tembok kearah samping. Bila tembok tidak kokoh maka
tembok akan roboh.

Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak bergerak ke samping akibat tekanan beban
dari atas perlu dipasang balok horizontal untuk menahan kedua ujung bawah balok kaki
kuda-kuda yaitu berupa balok tarik.

15
Karena lebar bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri kuda-kuda,
maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke titik P', dengan adanya
pelenturan, tembok seolah olah masuk ke dalam.

Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik diujung atas kaki kuda-kuda
dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-tengah batang tarik AB yang
disebut tiang gantung.

Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang semakin panjang, sehingga kaki
kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan adanya pelenturan pada kaki kuda-
kuda maka bidang atap akan terlihat cekung ke dalam, hal ini tidak mungkin terjadi.

Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu dipasangi batang sokong/skoor
dimana ujung bawah skoor memancang pada bagian bawah tiang gantung ujung atas skoor
menopang bagian tengah kuda-kuda. Dengan demikian pelenturan dapat dicegah.

Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar, kemungkinan konstruksi kuda-kuda


melentur pada bidangnya karena kurang begitu kaku. Untuk itu perlu diperkuat dengan dua
batang kayu horizontal yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang gantung.

Untuk detail lengkap dari kuda kuda kayu bisa dilihat disini.

Konstruksi kuda kuda kayu untuk rumah tinggal sederhana. Sumber : Teknik Konstruksi
Bangunan Gedung ( A.G Tamrin )

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluan perlindungan.

Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap
hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampilan yang ditentukan oleh arsitek, biaya
yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

16
Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap
atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban
atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap.

Pada dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi
kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan
satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja
padanya tanpa mengalami perubahan.

2.2 Haji

2.2.1 Pengertian Haji

Secara etimologis, haji artinya berniat (al-qashdu) atau sengaja, berziarah,


mengunjungi, dan pergi. Sedangkan secara terminologis, haji adalah berniat mengunjungi
Ka’bah di Makkah untuk mengerjakan ibadah tertentu, atau mengunjungi tempat-tempat
tertentu, dalam waktu tertentu dan dengan melakukan perbuatan tertentu.

Pelaksanaan haji selalu disertakan juga dengan pelaksanaan umrah. Mayoritas ahli
hukum islam mengatakan umrah saat berhaji merupakan kewajiban yang tidak bisa
dipisahkan (QS.Al-Baqarah: 196), meskipun keduanya berbeda. Karena itu pembahasan
haji selalu dikaitkan dengan umrah.

Secara etimologis, umrah artinya berziarah dan berkunjung. Sedangkan secara


terminologis, umrah berarti mengunjungi (az-ziyarah) Ka’bah di Makkah untuk
mengerjakan thawaf, sa’I, kemudian tahallul untuk memenuhi perintah Allah dan
mengharapkan keridhaan-Nya. Umrah yang dilaksanakan pada saat berhaji disebut umrah
haji dan di laksanakan hanya pada musim haji. Sedangkan umrah di luar musim haji
disebut biasa dan hukumnya sunnah.

Haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam yang mampu secara
fisik dan finansial untuk melakukan perjalanan ke Mekah, Saudi Arabia, setidaknya sekali
dalam seumur hidup. Ibadah haji dilaksanakan pada bulan Zulhijjah, bulan ke-12 dalam
kalender Hijriyah, dan merupakan salah satu rukun Islam yang lima.

17
Ibadah haji terdiri dari beberapa tahapan dan rukun yang harus dilaksanakan dengan
benar dan sempurna. Rukun-rukun haji terdiri dari:

 Ihram : merupakan niat untuk memulai ibadah haji yang diucapkan saat memasuki
wilayah miqat (tempat di mana jamaah haji mulai memakai pakaian ihram).

 Tawaf : melakukan tujuh putaran mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram.

 Sa'I : melakukan tujuh kali perjalanan bolak-balik antara bukit Shafa dan bukit
Marwah.

 Wuquf di Arafah : berada di padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah untuk


berdoa, bertawasul, dan memperbanyak ibadah. •Mabit di Muzdalifah: menginap
di Muzdalifah pada malam hari setelah berada di Arafah.

 Mina : melempar jumrah (tiga patung batu) di Mina pada tanggal 10 Zulhijjah.

 Tawaf Ifadhah : melakukan tawaf di Ka'bah setelah melempar jumrah.

 Tasyrik : melakukan ibadah dan melempar jumrah pada tiga hari setelah Idul
Adha di Mina.

Setelah menyelesaikan rukun-rukun haji, jamaah haji kemudian melakukan


pemotongan rambut (taqseer), melepas pakaian ihram, dan kembali ke kehidupan sehari-
hari.

Ibadah haji memiliki makna yang sangat penting bagi umat Islam. Selain mempererat
hubungan dengan Allah SWT, haji juga mengajarkan pentingnya persaudaraan dan
kebersamaan di antara umat Islam. Melalui ibadah haji, jamaah haji dapat
memperdalam pengetahuan agama Islam, meningkatkan kesabaran dan keteguhan hati,
serta memperoleh keberkahan dari Allah SWT.

Namun, penting untuk diingat bahwa ibadah haji tidak semata-mata tentang
menunaikan kewajiban ritual semata, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas spiritual
dan moral kita sebagai umat manusia. Oleh karena itu, penting bagi setiap jamaah haji
untuk mempersiapkan diri dengan baik, baik secara fisik maupun mental, agar dapat
menunaikan ibadah haji dengan benar dan bermakna.

2.2.2 Kedudukan Dan Hukum Haji

18
Ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam yang kelima. Kewajiban melaksanakan
haji diperintahkan bagi setiap Muslim mukallaf (baligh dan berakal), sekali seumur
hidupnya, merdeka dan mempunyai kesanggupan atau istitha’ah. (Sayyid Sabiq,
1983:530). Hal ini dipahami berdasarkan firman Allah sw: Artinya: “Padanya terdapat
tanda-tanda yang myata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya
(Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali Imran 3:97)

Kesanggupan atau istitha’ah dijadikan sebagai syarat menunaikan ibadah haji. Kriteria
istitha’ah dapat dinilai jika terpenuhi berbagai macam aspek. yaitu:

 Finansial: Memiliki uang yang cukup untuk membaya Ongkos Naik Haji (ONH)
yang jumlahnya setiap tahun ditentukan oleh Pemerintah berdasarkan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Dalam biaya
itu sudah termasuk living cost (biaya hidup selama melaksanakan ibadah haii).
Bagi yang mempunyai tanggungan keluarga di tanah air, harus ada jaminan
ketersediaan finansial bagi mereka selama ditinggalkan.

 Kesehatan: Cukup sehat untuk melaksanakan ibadah haji. Tidak menjadi syarat
harus sehat secara sempurna, yang penting tidak memiliki halangan kesehatan
untuk melaksanakan ibadah haji.

 Keamanan: Terjamin keamanan baik dalam perjalanan maupun selama berada di


Makkah dan tempat-tempat ibadah haji lainnya.

 Transportasi: Tersedia alat transportasi yang diperlukan, baik udara, laut ataupun
darat.

 Kuota, yaitu mendapat porsi untuk menunaikan ibadah haji. Saat ini jumlah calon
jamaah haji dari seluruh dunia sudah sangat besar, sehingga tanah suci Makkah
tidak lagi mampu menampung orang yang ingin berhaji. Karena itu, Pemerintah
Kerajaanan Arab Saudi membuat kebijakan dengan menetapkan kuota calon
jamaah haji 1/1000 bagi setiap negara. Artinya dari setiap 1000 orang penduduk
diberi jatah satu orang untuk melaksanakan ibadah haji. Jika penduduk Muslim
Indonesia 215 juta jiwa, maka kuota Indonesia adalah 215.000 jiwa setiap tahun.

19
Atas dasar inilah jika syarat- syarat lain sudah terpenuhi, tetapi jika tidak
mendapatkan kuota, maka dipandang belum memenuhi unsur istitha’ah.

 Tidak ada halangan syar'i lainnya, misalnya karena tua, sakit dan lainnya.

Dalam pandangan agama, bagi orang yang telah sanggup (istitha’ah)


berdasarkan kriteria di atas, sebaiknya segera mendaftarkan diri dan berangkat ke tanah
suci untuk melaksanakan ibadah haji. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah
saw bersabda: Barang siapa hendak menunaikan ibadah haji, hendaklah dia segera
melakukannya, karena mungkin di masa yang akan datang ada yang sakit, hilang
kendaraanya atau keperluan lainnya (HR. Ahmad, Baihaqi, Thahawi, Ibnu Majah).

2.2.3 Keutamaan Haji

Adapun keutamaan melaksanakan haji yang mabrur adalah merupakan salah satu
amalan yang paling utama dalam Islam. Dalam hadis disebutkan: Artinya: Dari Abu
Hurairah bahwasanya Rasulullah ditanya tentang perbuatan apa yang ing utama? Beliau
menjawab: Iman kepada Allah dan RasulNya. Kemudian ditanya apa lagi? Beliau
menjawab: jihad dijalan Allah. Kemudian ditanya apa lagi? Beliau menjawab: Haji
mabrur. (HR. Al-Bukhari: 1422, Muslim: 188).

Indikator haji mabrur adalah haji yang tidak tercampur dengan perbuatan dosa.
Setelah seseorang berhaji rajin dan ringan melakukan ibadah serta kebajikan lainnya. Di
samping itu, ia tetap menjaga diri dari perbuatan maksiat dan tercela.

Dalam sebuah hadis ditegaskan bahwa haji sama nilainya dengan jihad bagi
perempuan: Artinya: Dari Aisyah, ummul mu'minin radliallahu 'anhal berkata: "Aku
meminta izin kepada Nabi shallallahu'alaihi wasallam untuk berjihad, maka Beliau
bersabda: "Jihad kalian adalah haji" (HR. Al-Bukhari: 2663).

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa orang yang telah kembali dari
menunaikan ibadah haji secara sempurna sesuai dengan tuntunan Nabi saw seperti bayi
yang baru dilahir tanpa dosa: Artinya: Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah saw
bersabda: barang siapa yang menunaikan ibadah haji ke Baitullah ini tanpa disertai
perkataan kotor dan perbuatan dosa, maka ia kembali seperti saat dilahirkan oleh
ibunya. (HR. Al-Bukhari: 1690 dan 1691).

2.2.4 Badal Haji

20
Badal haji adalah ibadah haji yang dilaksanakan oleh seseorang atas nama orang lain
yang telah memiliki kewajiban untuk menunaikan ibadah haji, namun karena orang
tersebut berhalangan (uzur) sehingga tidak dapat melaksankannya sendiri, maka
pelaksanaan ibadah haji didelegasikan kepada orang lain. Orang lain tersebut mungkin
anaknya, keluarganya atau bahkan orang lain yang sama sekali. Demikian juga halangan
(uzur) tersebut dapat berupa sakit, usia tua atau telah meninggal dunia, padahal ia
berkewajiban menunaikan ibadah haji.

Badal haji boleh dilakukan dengan syarat:

 Orang yang dibadal-hajikan telah memenuhi syarat wajib haji, tetapi berhalangan
melaksanakannya karena uzur

 Orang yang dibadal-hajikan telah berniat atau bernazar untuk menunaikan ibadah
haji.

 Orang yang melakukan badal haji (pengganti) adalah anak atau saudara (kerabat)
dan harus telah berhaji terlebih dahulu.

2.2.5 Persiapan Pelaksanaan Haji

Sebelum berangkat ke tanah suci Makkah, calon haji dituntun agar:

a) Berpamitan dan Minta Ijin

Sebelum menempuh perjalanan ke tanah suci, calon haji hendaknya berpamitan dan
minta ijin kepada orang-orang yang ditinggalkan.

b) Membersihkan Harta

Harus ada jaminan bahwa harta untuk menunaikan ibadah haji yang dijadikan sebagai
Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) adalah halal dan baik. Artinya harta itu benar-
benar diperoleh dengan cara yang halal, telah dibayarkan zakat, fidyah, nadzar dan
sebagainya. Hal ini disebabkan karena ibadah haji merupakan ibadah amaliyah ruhiyyah
sekaligus dan ibadah maliyah. Disebut ibadah amaliyah ruhiyyah karena haji dilakukan
dengan serangkaian perbuatan dan ucapan yang telah disyari'atkan. Sedangkan
penyebutan haji sebagai ibadah maliyah karena harus mengeluarkan Ongkos Naik Haji
(ONH) dalam jumlah yang cukup besar.

21
c) Mahram bagi perempuan

Jika dalam kondisi yang tidak aman, maka seorang perempuan yang akan
menunaikan ibadah haji harus didampingi oleh mahramnya. Tidak boleh seorang
perempuan bepergian kecuali bersama suami atau mahramnya.

d) Berdo'a

Melaksanakan ibadah haji memakan waktu yang relatif lama dan perjalanan panjang.
Karena itu agama mengajarkan tuntunan agar selalu berdo'a.

2.2.6 Pelaksanaan Ibadah Haji Dan Umroh

Berikut ini ada beberapa pelaksanaan haji dan umroh, yaitu :

1. Alternatif Pelaksanaan Haji dan Umrah

Ada tiga alternatif cara pelaksanaan ibadah haji yang setiap orang boleh memilih
salah satunya, yaitu haji tamattu, 'ifrad dan giran. Ketiga alternatif pelaksanaan haji ini
merupakan sunnah Nabi saw.

a. Haji Tamattu'

Secara etimologis, tamattu' artinya kesenangan, kenikmatan dan lezat (Ahmad


Warson Munawwir, 1984: 1401). Sedangkan secara terminologis, haji Tamattu' adalah
mengerjakan umrah lebih dahulu pada bulan-bulan haji, kemudian mengerjakan haji pada
musim itu juga.

Seseorang yang mengerjakan haji tamattu' berniat ihram dari miqat untuk umrah.
Setelah umrah dia bebas dari segala larangan ihram. Setelah itu dia menunggu di Makkah
sampai kemudian tanggal 8 Dzulhijjah dia berihram lagi untuk haji dari tempat tinggalnya
di Makkah, lalu mengerjakan semua rukun dan wajib haji.

b. Haji Ifrad

Secara etimologis, ifrad artinya tunggal dan sendirian (Ahmad Warson Munawwir,
1984: 1119-1120). Sedangkan secara terminologis, haji ifrad adalah mengerjakan haji
terlebih dahulu baru umrah. Seorang yang mengerjakan haji ifrad berniat ihram dari
miqat untuk haji. Setelah sampai di Makkah dia melaksanakan thawaf qudum (thawaf
selamat datang).

22
Setelah thawaf dia tetap dalam keadaan ihram di Makkah sampai selesai amalan-
amalan haji. Setelah tahallul awal baru dia boleh memakai pakaian biasa dan semua
larangan ihram tidak lagi berlaku kecuali berhubungan suami isteri. Berhubungan suami
isteri baru dihalalkan setelah tahallul tsani. Setelah selesai haji baru dia mengerjakan
umrah dengan niat ihram dari tanah halal (di luar Makkah dan Madinah).

c. Haji Qiran

Secara etimologis, qiran artinya berkumpul, bergandeng, dan perbandingan (Ahmad


Warson Munawwir, 1984: 1197). Sedangkan secara terminologis, haji qiran adalah
mengerjakan haji dan umrah dengan satu niat sekaligus saat ihram dari miqat.

2. Tata Cara Pelaksanaan Haji (Manasik Haji)

1) Ihram

2) Thawaf

3) Sa’i

4) Tahallul

5) Wukuf di Arafah

6) Mabit di Muzdalifah

7) Melontar jamarat dan mabit di Mina

8) Thawaf Ifhadah

9) i.Thawaf Wada’

10) j.Pembayaran dam

11) k.Ibadah dan ziarah di Madinah

2.3 Nikah

2.3.1 Pengertian Nikah

23
Nikah menurut bahasa berasal dari kata nakaha yankihu nikahan yang berarti kawin.
Dalam istilah nikah berarti ikatan suami istri yang sah yang menimbulkan akibat hukum
dan hak serta kewajiban bagi suami isteri. Dalam buku fiqih wanita yang dimaksud Nikah
atau perkawinan adalah Sunnatullah pada hamba-hamba-Nya. Dengan perkawinan Allah
menghendaki agar mereka mengemudikan bahtera kehidupan.

Menurut pengertian sebagian fukaha, perkawinan ialah aqad yang mengandung


ketentuan hukum kebolehan hubungan kelamin dengan lafadz nikah atau ziwaj atau
semakna keduanya. Pengertian ini dibuat hanya melihat dari satu segi saja ialah
kebolehan hukum, dalam hubungan antara seorang laki-laki dan seorang wanita yang
semula dilarang menjadi dibolehkan.

Perkawinan mengandung aspek akibat hukum melangsungkan perkawinan ialah


saling mendapat hak dan kewajiban serta bertujuan mengadakan hubungan pergaulan
yang dilandasi tolong-menolong.

2.3.2 Rukun Dan Syarat Nikah

Berikut ini ada beberapa rukun dan syarat-syarat dalam pernikahan dalam islam, yaitu
:

1) Rukun perkawinan :

a) Dua orang yang saling melakukan aqad perkawinan, yaitu mempelai laki-laki dan
mempelai perempuan.

b) Adanya wali.

c) Adanya 2 orang saksi

d) Dilakukan dengan shighat(akad) tertentu. sighat (akad) yaitu perkataan dari pihak
perempuan seperti kata wali. tidak sah nikah kecuali dengan lafadz nikah.

2) Syarat dua mempelai :

a) Syarat pengantin pria

 Calon suami beragama islam.

 Terang bahwa calon suami itu betul laki-laki.

24
 Orangnya diketahui dan tertentu.

 Calon mempelai laki-laki itu jelas halal kawin dengan calonistri.

 Calon mempelai laki-laki tahu/kenal pada calon istri serta tahu betul calon istrinya
halal baginya.

 Calon suami ridha (tidak dipaksa) untuk melakukan perkawinan itu.

 Tidak sedang melakukan ihram.

 Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon istri.

 Tidak sedang mempunyai istri empat.

b) Syarat calon pengantin perempuan

 Calon suami beragama islam.

 Terang bahwa ia wanita, bukan Khuntsa.

 Wanita itu tertentu orangnya.

 Halal bagi calon suami.

 Wanita tidak dalam ikatan perkawinan dan tidak masih dalam 'iddah.

 Tidak dipaksa/ikhtiyar.

 Tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah.

2.3.3 Kriteria Calon Suami/Istri Yang Baik

Berikut ini beberapa kriteria memilih calon suami/istri menurut islam, yaitu :

1) Memilih berdasarkan agamanya.

Dalam hal ini, baik laki-laki ataupun perempuan, diperintahkan untuk memilih calon
yang seiman juga berdasarkan pada nilai-nilai agama yang dipegang serta ketakwaannya.
Dengan memiliki nilai agama yang baik, maka diharapkan hubungan suami-istri dan
anggota keluarganya yang lain juga menjadi baik. Sehingga rumah tangganya penuh
dengan rasa tenang, cinta kasih, dan keberkahan (sakinah, mawaddah, warahmah).

25
Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"biasanya wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya, dan agamanya, maka pilihlah yang memiliki agama, tentu kamu akan
beruntung." (HR. Bukhari)

2) Memilih berdasarkan keturunan.

Maksudnya adalah hendaknya memilih calon yang mempunyai keturunan atau


keluarga yang baik, terhormat, dan memiliki sifat mulia. Hal ini karena diharapkan
nantinya bisa mempunyai anak keturunan yang baik dan mulia juga. Hal ini juga seperti
sabda Rasulullah SAW bahwa ia berkata: "pilihlah tempat untuk (air mani) kalian, dan
menikahlah dengan yang setara (sekufu), serta nikahkanlah pada mereka". (HR Ibnu
Majah)

3) Memilih berdasarkan yang memiliki kecantikan fisik.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari sebelumnya, laki-laki dan perempuan
dianjurkan untuk mencari pasangan yang cantik dan tampan. Namun, ukuran kecantikan
dan ketampanan setiap orang berbeda tergantung pada kriteria orang yang akan menikah.

Hal ini dapat membuat hati masing-masing senang ketika berada di rumah, sehingga
rumah tangga bisa bertambah harmonis dan penuh kasih sayang. Walau demikian, tetap
dianjurkan untuk mencari pasangan hidup yang dengan prioritas mereka yang memiliki
sikap dan perilaku baik.

4) Memilih berdasarkan harta dan pekerjaan yang baik.

Hal ini juga seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa baik laki-laki atau
perempuan, dianjurkan untuk memilih pasangan yang memiliki harta dan pekerjaan yang
baik. Idealnya, bagi seorang laki-laki seharusnya sudah memiliki pekerjaan yang tetap
dan baik, sehingga nantinya dapat memberikan nafkah pada keluarganya. Dengan begitu,
kebutuhan keluarga dapat tercukupi dengan baik.

5) Memiliki kesuburan alat reproduksi.

Maksudnya adalah agar nantinya bisa menghasilkan keturunan yang banyak. Karena
mempunyai anak juga merupakan salah satu tujuan dari pernikahan. Hal ini juga

26
berdasarkan hadits, yang mana datang seorang laki-laki untuk bertanya kepada Rasulullah
SAW terkait wanita yang akan dinikahinya. Kemudian Rasulullah bersabda: "nikahilah
(wanita) yang subur, yang dapat melahirkan, maka sesungguhnya aku akan berbangga
dengan kalian terhadap umat-umat yang lain" (HR. Abu Dawud, no.2050)

6) Memilih pasangan yang setara atau sepadan.

Hal yang di maksud adalah mencari pasangan yang seusia atau jarak waktunya tidak
terlalu jauh. Tujuannya adalah agar nanti pasangan dapat mengimbangi pasangan
hidupnya, karena memiliki kesetaraan atau pola pikir yang cenderung sama, sehingga
dapat meminimalkan gap dalam hubungan rumah tangga.

7) Memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, maka bisa menjadikan diri dan
keluarga menjadi seseorang yang terhormat dan mulia derajatnya. Orang tua yang berilmu
juga diharapkan bisa melahirkan generasi yang berilmu juga. Selain itu, orang tua yang
memiliki banyak pengetahuan akan memberikan perhatian lebih untuk pendidikan anak-
anaknya, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi umat ataupun
bagi sekitar.

8) Memilih pasangan yang tidak pencemburu berat.

Dalam salah satu Riwayat, Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai mengapa beliau
tidak menikah dengan wanita Anshar. Kemudian beliau menjawab "sesungguhnya
mereka mempunya rasa cemburu yang besar" (HR. Nasa'I, No.3230). Cemburu
berlebihan akan bisa mengakibatkan kecurigaan dan menyusahkan calon pasangan.
Perasaan cemburu berlebih ini juga akan mengakibatkan hubungan menjadi tidak
harmonis, bahkan bisa menyebabkan pertengkaran berlebih akibat cemburu buta.
Walaupun, cemburu memang bisa dianggap sebagai bentuk tanda cinta seseorang.

9) Memilih pasangan yang bukan termasuk mahramnya.

Syariat Islam mengharamkan melamar seseorang yang termasuk mahramnya.


Sehingga yang perlu dilakukan adalah menyelidiki terlebih dahulu jalur nasabnya. Untuk

27
menghindari hal tersebut, maka dianjurkan untuk mencari orang yang berasal dari luar
kerabatnya, supaya kelak keturunannya pun akan menjadi lebih baik secara nasab.

2.3.4 Hikmah Nikah

Berikut ini beberapa hikmah dalam pernikahan menurut islam, yaitu :

1) Membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah

Salah satu tujuan utama dari pernikahan adalah membangun keluarga sakinah
mawaddah warahmah. Tujuan pernikahan ini termaktub dalam surat ar-Ruum ayat 21:

‫َوِم ْن َء اَٰي ِتِهٓۦ َأْن َخ َلَق َلُك م ِّم ْن َأنُفِس ُك ْم َأْز َٰو ًجا ِّلَتْس ُكُنٓو ۟ا ِإَلْيَها َو َجَعَل َبْيَنُك م َّمَو َّد ًة َو َر ْح َم ًةۚ ِإَّن ِفى َٰذ ِلَك َل َء اَٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu


isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Dalam ajaran Islam, umat muslim dianjurkan untuk menikah karena Islam
menginginkan umatnya hidup dalam kedamaian, kesejahteraan, dan ketenteraman.
Kehidupan yang sakinah mawaddah warahmah bersama keluarga itu hanya akan
dirasakan dan dicapai oleh orang yang sudah menikah.

2) Bagian dari sunnah Rasulullah SAW

Menikah merupakan bagian dari sunnah Rasulullah. Semasa hidup, Rasulullah SAW
menikah dan memiliki beberapa istri. Beliau juga memiliki anak dan cucu dari hasil
pernikahannya ini.

3) Menjaga diri dari zina

Pernikahan menjadi salah satu upaya untuk menghindari zina. Islam memerintahkan
umatnya yang sudah mampu untuk menikah. Tujuannya agar dapat terhindar dari maksiat
dan dosa besar, yaitu zina. Rasulullah Saw. bersabda: "Wahai para pemuda, barang siapa
dari kamu telah mampu memikul tanggung jawab keluarga, hendaknya segera menikah,
karena dengan pernikahan engkau lebih mampu untuk menundkkan pandangan dan
menjaga kemaluanmu.. (HR. Bukhari dan Muslim).

28
4) Menikah bagian dari ibadah

Islam menganjurkan umatnya menikah karena ingin umatnya lebih tekun dan giat
dalam beribadah. Sebab, salah satu fungsi pernikahan adalah memperkuat ibadah.
Menikah juga merupakan bagian dari ibadah, dan disebut separuh dari agama.

Sabda Rasulullah SAW, "Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna
separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah untuk separuh sisanya." (HR. Baihaqi).

5) Agar memperoleh keturunan

Islam memerintahkan menikah agar seseorang dapat meneruskan garis keturunan.


Karena nantinya, anak cucu yang yang akan memperkuat agama Islam. Namun bukan
berarti menikah sebagai ajang untuk memperoleh keturunan semata. Orang tua memiliki
kewajiban untuk mendidik dan memberikan fasilitas terbaik untuk anak-anaknya.

Rasulullah SAW bersabda: "Nikahilah wanita-wanita yang bersifat penyayang dan


subur (banyak anak), karena aku akan
berbangga-bangga dengan (jumlah) kalian di hadapan umat-umat lainnya kelak pada hari
Kiamat." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Thabrani).

6) Investasi akhirat

Tidak salah jika memasukkan pernikahan sebagai investasi di akhirat. Maksudnya,


dengan menikah berarti umat muslim telah berinvestasi untuk kehidupan di masa
mendatang (di akhirat).

Bentuk investasi dalam pernikahan berupa anak dan ilmu. Anak-anak yang sholeh
senantiasa akan mendoakan orangtuanya, hal inilah yang bisa menjadi amal tak terputus
meskipun sudah meninggal dunia. Sabda Rasulullah SAW: "Jika anak Adam meninggal,
maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara: sedekah jariah (wakaf), ilmu yang
bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa kepadanya." (HR. Muslim).

7) Sebagai bentuk fitrah manusia

Salah satu fitrah manusia adalah diciptakan berpasang-pasangan: laki-laki dan


perempuan. Maka, tujuan dari penciptaan berpasang-pasangan itu tidak lain adalah agar

29
antara laki-laki dan perempuan dapat menikah dan hidup bersama di bawah satu tenda
bernama "keluarga". Allah Swt. berfirman dalam surat An-Nisaa ayat 1:
‫َٰٓيَأُّيَها ٱلَّناُس ٱَّتُقو۟ا َر َّبُك ُم ٱَّلِذ ى َخ َلَقُك م ِّم ن َّنْفٍس َٰو ِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َجَها َو َبَّث ِم ْنُهَم ا ِر َج ااًل َك ِث يًرا َو ِنَس ٓاًء ۚ َو ٱَّتُق و۟ا ٱَهَّلل ٱَّل ِذ ى‬
‫َتَس ٓاَء ُلوَن ِبِهۦ َو ٱَأْلْر َح اَم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقيًبا‬

Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah


menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan
dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

8) Membuka pintu rezeki

Salah satu manfaat dari menikah adalah membuka pintu rezeki. Menikah merupakan
jalan menuju kepada rezeki Allah SWT yang lebih luas lagi. Dengan menikah, Allah
SWT akan memberikan rezeki sehingga kita tidak perlu takut dan khawatir akan
kemiskinan.

Sabda Rasulullah SAW, "Barang siapa telah diberi rezeki berupa istri shalihah oleh
Allah SWT, berarti dia telah menolongnya dari separuh agamanya. Maka, hendaklah ia
bertakwa kepada Allah SWT dalam separuh agamanya yang tersisa." (HR. Baihaqi).

9) Terhindar dari fitnah

Fitnah yang dimaksud di sini adalah mendekati zina, bercampur baur antara laki-laki
dan perempuan, berpacaran, dan lain-lain. Dengan menikah, seseorang dapat terhindar
dari perbuatan yang mendekati zina tersebut.

10) Penyalur hasrat biologis

Ketika seseorang sudah menikah maka mereka bisa menyalurkan hasrat biologisnya
pada pasangan sah dan halal. Bahkan hubungan suami istri dalam Islam pun termasuk
sebuah ibadah.

BAB III

30
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa yang dapat kita peroleh adalah bahwa setiap perintah Allah
swt, memliki aturan atau ketetapan yang di syariatkan oleh Allah swt. Yang semuanya
terdapat di dalam Al-Quran yang selanjutnya disebarkan oleh Rasul dan Nabi Allah swt,
terutama Nabi Muhammad saw, yang patut kita jadikan sebagai panutan semua umat
muslim.

Zakat, Haji dan Nikah merupakan salah satu dari semua banyak ibadah dan perintah
Allah swt, kepada makhluknya selaku hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa. Setiap
perintah-Nya tersebut pasti memiliki hikmah dan kebaikan untuk diri kita sendiri serta
orang lain yang disekitar kita

3.2 Saran

Kita sebagai umat muslim yang beriman dan bertaqwa, sudah sepatutnya kita dapat
memperdalam tata cara ibadah yang benar sesuai ajaran Nabi Muhammad Saw. Setelah
kita memperdalam ilmu dan ajaran tersebut, maka hal yang jauh lebih baik bagi diri kita
sendiri yaitu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

31
Falahuddin, & Najamudin. (2013). Kuliah Fiqih Ibadah. Mataram:Lembaga Pengkjian,
Pengamalan Pendidikan Islam dan kemuhammadiyahan (LP3IK).

Iqbal, M. (2019). Hukum Zakat Dalam Perspektif Hukum Nasional. Jurnal Asy-
Syukriyyah, 20(1), 26-51.

Ardianis, A. (2018). PERAN ZAKAT DALAM ISLAM. Al-Intaj: Jurnal Ekonomi


dan Perbankan Syariah, 4(1), 125-140

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6470242/10-tujuan-pernikahan-dalam-islam-
membangun-keluarga-sakinah---pembuka-pintu-rezeki#:~:text=Salah%20satu%20manfaat
%20dari%20menikah,takut%20dan%20khawatir%20akan%20kemiskinan.

https://www.detik.com/hikmah/muslimah/d-6347712/9-cara-memilih-pasangan-hidup-
menurut-islam

32

Anda mungkin juga menyukai