DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat yang tak terhingga kepada kami, terutama berupa kesehatan, kesempatan
dan kemampuan sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini,
Semoga kami menjadi hamba-Nya yang selalu bersyukur. Shalawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, beserta para pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun maksud dan tujuan yang ingin kami sampaikan dalam penyusunan
Makalah ini, yaitu bertujuan untuk memberikan penjelasan dan gambaran tentang
materi Karakteristik PKN sebagai pendidikan nilai, moral, norma, dengan tuntutan
perilaku warga negara. Bagi mahasiswa teknik sipil mudah mudahan penyusunan
makalah ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan yang hendak mempelajari nantinya
dan semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi teman-teman mahasiswa.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
bapak Alihardi, M.Pd yang telah memberikan arahan dan pembelajaran sehingga
bisa membantu kami menyelesaikan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan
kami telah berusaha untuk mencapai kesempurnaan tersebut. Untuk itu segala
saran dan kritik sangat kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan Makalah
ini.
i
Mataram, 04 Maret 2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan nilai, moral, dan norma memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah
membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga
masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik,
warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu
masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang
banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu,
hakikat dari Pendidikan Nilai, Moral dan Norma dalam konteks pendidikan di
Indonesia adalah budi pekerti, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang
bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri.
1
atas, bahwa pendidikan nilai, moral, dan Norma adalah sebuah wadah
pembinaan akhlak. Maka hal ini perlu adanya sebuah pendekatan yang akan
membawa siswa atau peserta didik ataupun anak-anak untuk memaknai dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu ukur tanah adalah suatu cabang dari keilmuan Geodesi yang khusus
mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan
pengukuran (surveying) guna mendapatkan hasil akhir yakni sebuah peta.
Pengukuran ini dilakukan terhadap detil-detil alam maupun buatan manusia
meliputi posisi horizontal (x,y) dan juga posisi secara vertikal (z).
Sedangkan Geodesi sendiri mencakup kajian dan pengukuran yang jauh jauh
lebih luas. Bukan hanya sekedar pemetaan dan penentuan posisi di darat namun
juga di udara dan laut untuk berbagai keperluan. Termasuk analisis dan
pengambilan keputusan serta perhitungan-perhitungan secara statistik dan lainnya
adalah sedikit dari ranah Geodesi dalam pengukuran dan pemetaan
Peta situasi adalah peta topografi skala besar yang merupakan penyajian dari
gambaran permukaan bumi baik detil alam maupun buatan manusia yang
digambar pada bidang datar (kertas) dengan sistem proyeksi dan skala tertentu.
Peta situasi dapat diperoleh dengan pemetaan teristris, yaitu proses pemetaan yang
pengukurannya langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan ukur
tertentu.
3
2.2 Sejarah Ilmu Ukur Tanah
Ilmu ukur tanah dimulai di Mesir. Seorang bernama Herodotus (+ 1400 tahun
S.M) memerintahkan pemetakan-pemetakan tanah Mesir menjadi kapling-kapling
untuk tujuan perpajakan. Pekerjaan dilakukan dengan tali yang diberikan tanda
pada tiap satuan jarak. Para pemikir Yunani kuno mengembangkan ilmu ukur
geometri murni dan menciptakan alat ukur pertama "Diopter" pada 120 tahun S.M.
Sedangkan ilmuan Romawi berawal dengan Juru ukur bernama Prontinus yang
hidup pada abad pertama mengembangkan ilmu ukur dengan pemikiran bersifat
praktis serta Instrumen yang rumit pun dibuat. Peradaban-peradaban kuno
beranggapan bahwa bumi ini bidang datar tetapi dengan mengamati bayangan-
bayangan bumi di bulan pada waktu gerhana bulan dan mengamati kapal
berangsur-angsur menghilang bila berlayar ke arah horizon, lambat laun bahwa
planet ini sebenarnya berbentuk melengkung ke segala arah. Sehingga menentukan
ukuran dan bentuk sebenarnya dari bumi menjadi cita-cita manusia selama
berabad-abad.
Pada ± 220 tahun S.M seorang Yunani bernama Eratosthenes pertama kali
menghitung dimensi bumi dengan cara berikut.
4
2.3 Jenis-Jenis Pengukuran Dalam Ukur Tanah
5
b) Pengukuran area besar
Pengukuran dengan luasan diatas 37 km x 37 km. Dengan memperhatikan
unsur kelengkungan bumi dan perhitungan matematisnya, pengukuran ini
juga banyak dikenal dengan istilah geodetics surveying.
6
2.5 Peralatan Ilmu Ukur Tanah
1. Meteran
7
meter, karena saat disimpan atau dalam keadaan tidak digunakan,
meteran akan digulung atau dirol. Terdapat 3 jenis meteran:
Meteran yang berasal dari kain (metalic cloth): terbuat dari kain
linen dan anyaman kawat halus yang berasal dari tembaga atau
kuningan.
Meteran yang terbuat dari baja
Meteran yang terbuat dari baja aloy (steel alloy): campuran baja
dan nikel.
2. Kompas
Komponen utama yang ada di alat ukur ini yaitu jarum dan
lingkaran berskala, dimana salah satu ujung jarum tersebut dibuat
dari magnet atau besi berani, bagian tengah jarum dipasang sebuah
sumbu sehingga jarum dapat bergerak bebas ke arah horisontal
sesuai dengan arah medan magnet bumi yaitu utara dan selatan.
Ada baiknya menggunakan kompas yang memiliki cairan nivo
yang berfungsi menstabilkan gerakan jarum dan juga alat pembidik
atau visir.
Fungsi dari kompas yaitu menentukan arah dari mata angin dan
penunjuk arah terutama utara dan selatan. Selain itu, kompas bisa
juga sebagai penentu arah dari suatu titik ke titik lain yang
8
ditunjukan pada besaran azimut (besarnya sudut yang dimulai dari
arah utara ke selatan), membuat siku – siku dan mengukur sudut
horisontal.
3. Klinometer
9
1. Theodolit
Alat ukur optik ini dibuat untuk menentukan tinggi dari tanah
pengukuran sudut yang berupa sudut tegak (sudut vertikal) dan
sudut mendatar (sudut horisontal). Ada 3 macam theodolit:
Theodolit Reterasi: terdapat plat lingkaran skala (horizontal)
yang menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung
sumbu pada kiap. Theodolit ini memiliki sekrup pengunci plat
nonius.
Theodolit Repetisi: plat lingkaran skala horizontal dapat
berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar.
Terdapat sekrup pengunci lingkaran horizontal dan juga skrup
nonius.
Theodolit Elektro Optis: sistem penoprasian sama dengan
theodolit optis hanya saja mikroskop pada pembacaan skala
lingkaran menggunakan sistem sensor sebagai elektro optis
model (alat penerima gelombang elektromagnetis).
Fungsi dari theodolit yaitu untuk pengukuran polygon, pemetaan
situasi dan juga pengamatan matahari. Tidak hanya itu, theodolit
juga bisa berfungsi seperti PPD jika sudut vertikalnya diubah
menjadi 90o. Teropong yang ada di theodolit, membuatnya dapat
membidik ke segala arah. Pada konstruksi bangunan, theodolit
dapat berfungsi untuk menentukan sudut siku –siku pada pondasi
dan juga mengukur ketinggian bangunan bertingkat.
10
2. Waterpas
11
mengelola operasi satelit dan pengguna dengan penerima khusus,
menggunakan data satelit untuk memenuhi persyaratan dari posisi.
Hasil yang diberikan gambar permukaan bumi dalam bentuk 3
dimensi (3D) .
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Ilmu ukur tanah adalah suatu cabang dari keilmuan Geodesi yang khusus
mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan
pengukuran (surveying) guna mendapatkan hasil akhir yakni sebuah peta.Ilmu
ukur tanah dimulai di Mesir. Seorang bernama Herodotus (+ 1400 tahun S.M)
memerintahkan pemetakan-pemetakan tanah Mesir menjadi kapling-kapling untuk
tujuan perpajakan. Pekerjaan dilakukan dengan tali yang diberikan tanda pada tiap
satuan jarak. Para pemikir Yunani kuno mengembangkan ilmu ukur geometri
murni dan menciptakan alat ukur pertama "Diopter" pada 120 tahun S.M.
Jenis pengukuran ilmu ukur tanah dapat dibedakan dan dikategorikan yaitu
pengukuran berdasarkan cakupan elemen alam, pengukuran berdasarkan
tujuannya, dan pengukuran berdasarkan luas cakupan area.
Alat ukur yang digunakan dalam ilmu ukur tanah dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu alat ukur sederhana ( contohnya meteran, kompas, klinometer), alat ukur
optic (Theodolit, Waterpas) dan alat ukur elektronik (GPS, Total Station).
13
DAFTAR PUSTAKA
Basaki, Yoyok Rahayu.2020. Dasar Survey dan Pemetaan. Malang: Azhar Publisher
Lestari, Ika.2019.”Jens Alat Ukur Tanah Serta Fungsi dan Cara Penggunaannya”.
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/alat-ukur-tanah, diakses pada 4 Maret 2023 pukul
12.30.
14