BUMIPUTERA 1912
KANTOR CABANG ASURANSI KUMPULAN (ASKUM)
YOGYAKARTA
Oleh :
D1506045
Tuhan Yang Maha Esa atas kebahagiaan dan kehidupan yang telah dianugerahkan
kepadaku
Papa, Mama dan Papi, Yangti yang telah merawat dan membesarkanku, yang selalu
mendoakan, mendukung, membimbing dan menyayangiku sepenuh hati
Adik-adikku tersayang, dan pacarku Bunga yang selalu menginspirasi serta
mendukungku
Keluarga Besar DIII FISIP MA 2006 dan teman-teman jurusan lain
Aku dan masa depanku
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “PROGRAM
PENGEMBANGAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA PADA AJB BUMIPUTERA
1912 KC. ASKUM YOGYAKARTA” dengan lancar.
Tugas Akhir ini disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan
dalam memperoleh sebutan Vokalisasi Ahli Madya (A.Md) dalam bidang Manajemen
Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak yang menunjang kelancaran penulisan Tugas Akhir ini. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. H. Sakur M. Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Administrasi
Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Drs. H. Sakur M. Si, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi
semangat dalam penyusunan Tugas Akhir.
4. Bapak Boediharjo M. Si, selaku pembimbing akademis yang telah memberi bimbingan
selama menjadi mahasiswa.
5. Bapak Murkadi, selaku Kepala Cabang Askum Bumiputera 1912 Yogyakarta, yang telah
memberi ijin penulis untuk melakukan penelitian diperusahaan tersebut.
6. Seluruh karyawan beserta staff Askum AJB Bumiputera 1912 yang telah memberikan
bimbingan serta informasi yang penulis butuhkan selama melaksanakan magang terutama
kepada Ibu Erna Widyastuti, S. Si, AAi. J, Ibu Lilis Sugiarti, Ibu Safitriani Dewi, SE,
Bapak Aris Darmawan, Ibu Thri Wahyuningsih, dan Bapak R. Arif Suryohandaru, SE
7. Teman-teman kelas MA A/B, terimakasih atas persahabatannya terutama Anto, Tony,
Sunar, mbah Darmo, Putra, Ndaru, Rohmat, sidik, dan masih banyak lagi yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Semua pihak yang membantu kelancaran penulis dalam membuat Tugas Akhir. Semoga
apa yang telah penulis kerjakan dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis sendiri,
bagi AJB Bumiputera 1912 KC. Askum Yogyakarta, dan semua pihak yang
bersangkutan. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................v
KATA PENGANTAR........................................................................................vi
PERNYATAAN .................................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xi
ABSTRAK ..........................................................................................................xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan masalah....................................................................... 5
C. Tujuan Pengamatan....................................................................... 5
D. Manfaat Pengamatan..................................................................... 6
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Program Pengembangan Kualitas SDM AJB Bumiputera 1912 KC Askum
Yogyakarta ................................................................................... 42
1. Pelatihan Agen........................................................................... 43
2. Pengembangan Karier Karyawan Dalam................................... 51
3. Penilaian Prestasi Kerja ............................................................. 56
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan penulis tidak benar, maka penulis bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang penulis peroleh dari
tugas akhir tersebut.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi ini banyak organisasi yang mengharapkan terwujudnya nilai manusia
melalui program yang tersusun rapi dimeja para manajer dan pemberi kerja mengetahui dengan
jelas tujuan dan persyaratan lain yang membuat kinerja berlangsung dalam organisasi tersebut.
Masa depan akan melibatkan peningkatan yang berkesinambungan dimana masa depan tidak saja
ditujukan oleh pencapaian tujuan, yang digambarkan oleh sasaran nyata, kurang lebih seperti
memperlihatkan sifat–sifat baik dan perilaku yang berkaitan dengan kinerja yang tinggi. Hal ini
menuntun pada pemikiran–pemikiran baru tentang pengelolaan kinerja dan karier para pekerja.
Banyak perusahaan pada saat ini telah dengan seksama mengubah budayanya secara
menyeluruh. Beberapa diantaranya telah berhasil, tapi organisasi mendatang tidak akan banyak
menggantung pada kepemimipinan yang hanya ada dalam pemikiran, tapi akan lebih
menekankan perilaku dan mengubah tanggapan seseorang terhadap keadaan.
Dalam dunia kerja sekarang ini banyak sekali memerlukan sumber daya baik alam
maupun manusianya. Dari sekian banyak sumber daya yang ada, satu yang terpenting yang harus
diperhatikan oleh pihak organisasi yaitu sumber daya manusia. Tugas ini diberikan kepada
manajer personalia sebagai departemen yang mengelolanya. Tugas ini tidak gampang karena
seorang manajer harus dapat memahami sifat manusia yang berbeda–beda. Apalagi dengan
adanya tuntutan dari kemajuan teknologi dewasa ini, maka unsur yang terpenting yaitu sumber
daya manusia dituntut untuk dapat menguasai bidang yang dikerjakan dalam organisasi, dan bila
perlu diimbangi dengan kemampuan penunjang seperti ketrampilan lain yang dapat menunjang
pekerjaannya misalnya saja kemampuan untuk berbahasa selain bahasa Indonesia dan
mengoperasikan komputer. Tidak hanya itu sumber daya manusia juga harus mengetahui
kemajuan atau apa yang sedang terjadi pada saat ini sehingga wawasan yang diperoleh juga
dapat diperluas lagi. Organisasi masa depan akan dibentuk disekeliling manusia.
Akan lebih sedikit penekanannya sebagai satuan–satuan untuk membangun suatu
organisasi. Hal ini berarti perhatian akan lebih dipusatkan pada kompetensi atau kemampuan
manusia. Jika perusahaan menggunakan manusia sebagai satuan pembangun organisasi, maka
apa yang mereka bawa kepekerjaan, yaitu kompetensi mereka menjadi teramat penting.
Peningkatan sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting dalam
pembangunan, karena keberhasilan suatu pembangunan bukan semata–mata karena sumber daya
alam yang berkualitas, namun juga karena sumber daya manusia yang handal dan dapat
dipertanggungjawabkan kinerjanya dalam melakukan dan mengendalikan pembangunan tersebut.
Oleh karena itu sumber daya manusia tidak dapat diabaikan begitu saja karena menyangkut
kelangsungan organisasi itu sendiri dan yang utama manusianya, apalagi jika organisasi itu lebih
bermutu maka sumber daya manusianya haruslah profesional, sehingga outputnya lebih baik dan
konsumen akan merasa puas, dengan begitu organisasi bisa mendapatkan keuntungan yang lebih
banyak.
Disaat kondisi Negara Republik Indonesia yang sedang dalam proses tumbuh, seluruh
lapisan masyarakat perlu menyadari bahwa setiap manusia harus memiliki MOTIVASI dan
ETOS kerja yang tinggi guna menunjang kualitas sumber daya manusia yang baik. Kalau ada
sebagian pendapat menyatakan bahwa rendahnya kualitas sumber daya manusia disebabkan
rendahnya budaya atau etos kerja dari bangsa Indonesia yang dianggap rendah dibanding dengan
kondisi yang terjadi diluar Negara ini. Pendapat seperti itu dapat ditandingi dengan fenomena
yang terjadi diwilayah pedesaan atau pegunungan dimana masyarakatnya sejak pagi buta telah
bekerja diladang, berjalan jauh untuk menuju pasar guna menjual hasil pertaniannya yang dapat
dikatakan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Pengorbanan seperti itu tidak dapat
dikategorikan sebagai salah satu kemalasan dan kerendahan etos kerja. Hal tersebut merupakan
usaha yang tidak mengenal lelah. Sebenarnya rendahnya kualitas sumber daya manusia
disebabkan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang menduduki posisi kunci yang menguasai
hajat hidup orang banyak masih mempunyai etos atau kebiasaan dilayani oleh masyarakat yang
berada dibawahnya atau justru hanya menunggu perintah dari atasan.
Berpijak pada keadaan yang terjadi sekarang ini, masyarakat dapat mengetahui
rendahnya kualitas sumber daya manusia tidak bisa dipandang sebagai akibat rendahnya etos
kerja yang dimilki oleh masyarakat yang bersangkutan, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi
sosial budaya masyarakatnya, rendahnya kualitas lembaga pendidikan dan bias juga disebabkan
oleh faktor lain seperti hukum politik, ekonomi, dari suatu negara tertentu. Usaha yang harus
dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia diantaranya melalui
pembenahan pada sektor pendidikan, penyempurnaan institusi, menciptakan iklim organisasi
yang merangsang meningkatnya semangat anggota organisasi untuk berprestasi. Dalam
menghadapi persaingan bisnis yang semakin berat baik dalam era pasar global, tapi juga pasar
yang berubah begitu cepat, perusahaan harus mampu mengembangkan kinerja dan kualitas
karyawan–karyawannya. Hal itu sangat mutlak dilakukan oleh perusahaan agar dapat terus
mampu bersaing dengan kualitas sumber daya manusia yang di atas rata–rata. Perlu adanya
program pembinaan atau pelatihan guna menghasilkan karyawan yang potensial dan profesional
dalam pekerjaannya.
Selanjutnya penulis mencoba untuk mengenal usaha peningkatan kualitas sumber daya
manusia dalam suatu organisasi, lebih spesifiknya pada AJB Bumiputera 1912 KC ASKUM
Yogyakarta. Organisasi tersebut mengadakan program pelatihan terhadap para agen dan
karyawan dalam dan memberi motivasi bersifat menstimulus setiap kegiatan dalam organisasi
kearah kegiatan yang sifatnya meningkatkan kemampuan dari pekerja atau masing–masing unit
dalam organisasi. Pemberian pelatihan dan motivasi secara tepat dan terus menerus ini
digunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi sifat manusia yang pada dasarnya tidak mau
ditekan dan cenderung mencari kebebasan, kesenangan pribadi.
Muncul pertanyaan baru seputar kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia yaitu
apakah dengan jumlah penduduk sebesar ini merupakan cerminan cukup tersedianya sumber
daya manusia yang berkualitas dan potensial bagi pelaksanaan proses pembangunan. Sesuai
dengan data yang dikumpulkan oleh Bank Dunia, menunjukkan bahwa Indonesia menempati
urutan ke-102 dari negara yang ada. Mengingat kualitas sumber daya manusia Indonesia masih
berada di tingkat bawah, hal tersebut tentu saja akan mengganggu pikiran masyarakat Indonesia.
Apa yang menyebabkan terjadinya keadaan demikian? Atau adakah faktor lain yang
mempengaruhinya, lalu apa usaha yang seharusnya dilakukan sebagai metode untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia? Sesuai dengan fungsinya bertugas sebagai
pengubah input yang berasal dari lingkungan menjadi barang, jasa untuk kepentingan konsumen.
Melihat pentingnya pengembangan sumber daya manusia pada perusahaan ini dan
pengaruhnya terhadap jasa–jasa yang ditawarkan, maka penulis bermaksud untuk mengkaji dan
memaparkan sedikit atau banyak tentang apa dan bagaimana program pengembangan kualitas
sumber daya manusia pada AJB Bumiputera 1912 KC ASKUM Yogyakarta. Dilihat dari
kegiatan pelatihan kepegawaian atau agen yang telah dilakukan perusahaan AJB Bumiputera
1912 KC ASKUM Yogyakarta, dapat diperkirakan seberapa tinggi intensitas pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia guna melakukan pendekatan terhadap konsumen, selain itu
pihak perusahaan selalu berusaha untuk memberikan perhatian psikologis dengan banyaknya
memberikan sentuhan lewat motivasi, ucapan, pelatihan setiap tahunnya, dan diberikan penilaian
atas pelaksanaan kerjanya (performance).
B. PERUMUSAN MASALAH
Sumber daya manusia memiliki kemampuan yang beraneka ragam dan kemampuan itu
tidak pernah berhenti untuk berkembang, dalam organisasi dapat dimanfaatkan untuk keperluan
sesamanya. Dan pihak organisasi memberikan imbalan berupa penilaian atas pekerjaan yang
telah mereka lakukan, agar karyawan merasa tertantang untuk meningkatkan profesinya
kejenjang lebih tinggi. Maka, melihat latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis
merumuskan permasalahannya yaitu :
Bagaimana Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia AJB Bumiputera
1912 KC ASKUM Yogyakarta?
C. TUJUAN PENGAMATAN
1. Penulis ingin mengetahui bagaimana Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya
Manusia AJB Bumiputera 1912 KC ASKUM Yogyakarta.
2. Agar penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak baik sebagai pengetahuan maupun
pertimbangan dalam pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia.
3. Membantu Askum AJB Bumiputera 1912 khususnya dalam memberikan masukan berupa
saran dan pendapat yang mungkin akan bermanfaat bagi Askum AJB Bumiputera 1912.
4. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( A. Md ) pada Program
Diploma Tiga FISIP UNS.
D. MANFAAT PENGAMATAN
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :
1. Memberi gambaran mengenai bagaimana Program Pengembangan Kualitas Sumber
Daya Manusia AJB Bumiputera 1912 KC ASKUM Yogyakarta.
2. Merupakan media pembelajaran bagi semua pihak yang berkepentingan terutama dalam
hal Pengembangan Sumber Daya Manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Program Pengembangan Sumber
Daya Manusia adalah suatu rangkaian metode kegiatan dalam meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia yang dimiliki suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
a. Pengertian Program
1) Perumusan yang memuat gambaran-gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan
berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaanya. Biasanya dalam
program ini dikemukakan pula fasilitas-fasilitas yang diperlukan seperti : waktu,
penggunaan alat-alat perlengkapan, dan ketentuan dan wewenang serta tanggung
jawabnya daripada pelaksana program tersebut.
( The Liang Gie, 1957 : 335 )
2) Acara, wacana, program. Misalnya, program pemerintah pada Pelita ialah
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata dan spiritual
berdasarkan Pancasila.
( P. Wayong Djenen Tuti, 1984 : 93 )
3) Rancangan mengenai asas-asas serta usaha ( dalam ketatanegaraan,
perekonomian, dsb ) yang dijalankan
( Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989 : 702
)
b. Pengertian Pengembangan
1) Mewakili suatu investasi yang berorientasi kemasa depan dalam diri pegawai.
Pengembangan didasarkan pada kenyataan bahwa seseorang akan membutuhkan
serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang supaya
bekerja dengan baik dan suksesi posisi yang ditemui selama karirnya.
2) Serangkaian aktivitas sepanjang hidup (seperti workshop) yang berkontribusi
pada eksplorasi, pemantapan, keberhasilan dan pencapaian karier seseorang.
(Gary Dessler, 2007 : 366)
3) Pengembangan berasal dari kata “kembang” yang mempunyai arti seperti: mekar
terbuka, membentang, menjadi besar, memuai, menjadi bertambah sempurna,
menjadi banyak. Adapun istilah pengembangan yang berarti proses, cara,
perbuatan mengembangkan.
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1984 : 414)
Setelah disimpulkan, dari ketiga pengertian diatas, arti pengembangan adalah
Serangkaian aktivitas atau proses yang membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian
dan kemampuan untuk meningkatkan keterampilan manusia dalam berkarier dalam
mencapai tujuan tertentu.
c. Pengertian Kualitas
1) Sifat, atribut, karakteristik merupakan beberapa kata yang dipakai sebagai
sinonim kualitas. Dalam banyak hal, kualitas bisa dipandang sebagai memiliki arti
yang sangat umum. Suatu sifat sering dipikirkan sebagai suatu kualitas khusus
atau particular. Atribut sering digunakan dalam konteks suatu kualitas yang
inhern, esensial, atau niscaya. Karakteristik biasanya mengacu pada suatu kualitas
atau sifat yang distingtif atau kualitas khas.
( Lorens Bagus, 1996 : 503 )
2) Kualitas = Quality = Mutu, sifat suatu benda terutama dalam hubungannya
dengan baik atau buruknya untuk pelaksanaan sesuatu pekerjaan.
( The Liang Gie, 2000 : 192 )
3) Tingkah baik buruknya sesuatu. Derajat atau taraf ( kepandaian, kecakapan, dsb )
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989 : 467 )
Kesimpulan dari pengertian-pengertian Kualitas diatas adalah sebagai suatu tingkat
karakteristik yang melekat pada suatu produk yang mencukupi persyaratan atau
keinginan. Arti tingkat menandakan bahwa selalu ada peningkatan setiap saat. Sedangkan
karakteristik pada istilah tersebut berarti hal-hal yang dimiliki produk, yang dapat terdiri
dari berbagai macam antara lain seperti Karakteristik fisik (elektrikal, mekanik), perilaku
(kesopanan dan kejujuran), dan sensori (bau, rasa).
Adapun tujuan pelatihan dan pengembangan SDM menurut Henry Simamora,88 meliputi
a. Memperbaiki kinerja
Memutakhirkan keahlian pada karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
b. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten dalam
pegawai.
c. Membantu memecahkan persoalan operasional.
d. Mempesiapkan karyawan untuk promosi.
e. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi.
( Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah, 2003 : 176 )
Sistem pengembangan SDM merupakan usaha formal dan terorganisasi serta terencana
untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan karier individu dengan organisasi secara
keseluruhan. Dalam mengembangkan suatu karier harus didukung SDM yang ada dan SDM
yang lain, misalnya perencanaan SDM bahwa individu perlu melakukan penafsiran informasi
dan gambaran peluang karier untuk merencanakan kariernya sendiri. Secara umum manfaat
pengembangan karier adalah:
a. Mengembangkan prestasi pegawai.
b. Mencegah terjadinya pegawai yang meminta berhenti untuk pindah kerja, dengan
cara meningkatkan loyalitas pegawai
c. Sebagai wahana memotivasi karyawan agar dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya.
d. Mengurangi subyektivitas dalam promosi.
e. Sebagai usaha dalam mendukung organisasi memperoleh tenaga kerja yang cakap
dan terampil dalam melaksanakan tugas.
f. Memberikan kepastian hari depan.
Inisiatif pengembangan kualitas SDM melalui peningkatan karier kerja juga dapat memasukkan
program-program inovatif seperti yang tercantum dibawah ini.
Hal ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui kebutuhan pengembangan
yang bersifat pengetahuan dan ketrampilan teknis dari pegawai yang berada di bawahnya. Oleh
karena itu, bagian kepegawaian dalam hal ini pengembangan tersebut berperan sebagai
pendukung dalam pelaksanaan aktivitas pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan
ketrampilan dan pengetahuan teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian dapat melakukan
perencanaan pengembangan karier pegawai agar organisasi memiliki pegawai yang siap pakai
pada saat dibutuhkan untuk posisi atau jabatan baru. Dalam tahap pengembangan sumber daya
manusia ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri yang
dimaksudkan agar potensi yang dimiliki pegawai dapat digunakan secara efektif. Kegiatan
pelatihan dipandang sebagai awal yaitu dengan diadakannya proses orientasi yang kemudian
dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada di dalam organisasi. Dapat
dilihat bahwa pendidikan dan pelatihan dapat memberikan andil dalam pembangunan SDM yang
berkualitas.
Sedangkan manfaat dan tujuan dari kegiatan pengembangan sumber daya manusia
menurut Schuler (1992), yaitu :
b) Meningkatkan produktivitas
Dengan mengikuti kegiatan pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan
ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka.
Dengan demikian diharapkan juga secara tidak langsung akan meningkatkan
produktivitas kerjanya.
(http://elqorni.wordpress.com/2009/04/03/pengembangan-sumber-daya-manusia/, 04.15)
Jika disimak dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan
pegawai, pada umumnya adalah sebagai berikut :
a) Agar pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien.
b) Agar pengawasan lebih sedikit terhadap pegawai.
c) Agar pegawai lebih cepat berkembang.
d) Menstabilisasi pegawai.
Untuk mengembangkan potensi pegawai melalui kesempatan menjalani penugasan pada jabatan-
jabatan hirarki, dari yang sederhana sampai yang kompleks. Disamping itu bagi para pegawai
juga diikut sertakan dalam pendidikan dan pelatihan.
Apabila pegawai dilatih dan selama proses latihan atau pengembangan, pegawai diberitahu atau
ditambah pengetahuannya bagaimana cara terbaik dalam melakukan sesuatu pekerjaan atau
kegiatan tertentu. Bila cara terbaik untuk mengerjakan sesuatu itu benar-benar dikuasai oleh
pegawai yang bersangkutan, maka dalam melaksanakan pekerjaan itu dia akan lebih efisien
mengerjakannya jika dibandingkan dengan cara mengerjakannya sebelum ia mengikuti latihan
yang bersangkutan.
Selanjutnya pegawai yang lebih trampil atau lebih mempunyai pengetahuan dalam mengerjakan
sesuatu pekerjaan oleh pimpinan tidak perlu selalu mengawasinya. Jika pegawai dilatih atau
dikembangkan yang salah satu tujuannya agar pimpinan dapat mengurangi pengawasannya
terhadap pegawai tersebut.
Sedangkan manfaat dari pengembangan pegawai dapat dilihat dalam dua sisi yaitu :
c) Merubah sikap.
2. Sedangkan dari sisi organisasi, pengembangan pegawai dapat memberi manfaat sebagai
berikut :
a) Menaikkan produktivitas pegawai.
b) Menurunkan biaya.
c) Mengurangi turnover pegawai
d) Kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya
ketiga manfaat tersebut terlebih dahulu.
Sumber daya manusia yang berkualitas akan mengelola instansi dengan baik pula. Pengelolaan
di sini adalah pengelolaan disemua bidang pekerjaan, termasuk pelayanan dan perencanaan.
D. Metode Pengamatan
Berdasarkan tentang tinjauan pustaka diatas, maka akan diuraikan tentang metode
pengamatan. Metode pengamatan menurut Drs. Cholid Narbuko dan Drs. H. Abu Achmadi
dalam bukunya Metodologi Penelitian, Metode Pengamatan ( 2007 : 70 ) adalah:
”Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diselidiki”.
a. Sumber Data
1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung oleh penulis dari obyek
pengamatannya. Dalam pengamatan sumber data primer berupa informan yaitu
pegawai Administrasi, Pimpinan perusahaan, dan agen AJB Bumiputera 1912 KC
ASKUM Yogyakarta.
2) Data Sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung melalui dokumen-
dokumen dan buku-buku yang berhubungan dengan program pengembangan
kualitas SDM.
b. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara
Menurut Dr. Lexy J. Moleong, M.A ( 2001 : 135 ) yang dimaksud wawancara
adalah
2) Observasi
3) Pemeriksaan Dokumen
Yaitu pengumpulan data melalui proses mengadakan dan melihat kembali dokumen
yang telah ada dengan mempelajari informasi yang telah tersimpan, misal dari
buku-buku panduan, arsip tentang pelatihan agen, pengembangan karyawan, dan
bahan–bahan dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan program
pengembangan kualitas SDM pada AJB Bumi Putera 1912 KC ASKUM
Yogyakarta.
BAB III
DESKRIPSI PERUSAHAAN
Ketua : Soetomo
Wakil Ketua : Moh. Soelaeman
Sekretaris I : Soewarno
Sekretaris II : Goenawan Mangoen Koesoemo
Bendahara : Angka
Pada bulan Agustus 1908 berdirilah Boedi Oetomo Cabang Yogyakarta I yang
diketuai oleh Dr. Wahidin anggota dari anggota Pengurus yang terdiri dari bangsawan.
Sedangkan Cabang dari Yogyakarta II diketuai oleh M. Djoko Soeroso yang angotanya
terdiri atas pelajar-pelajar Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) Jetis Yogyakarta.
Menjelang konggres I Boedi Oetomo yang diadakan di Yogyakarta pada tanggal
3-5 Oktober 1908, dibentuk Panitia Konggres yang susunannya sebagai berikut :
Dari anggota panitia itu diketahui bahwa M. Ng. Dwidjosewojo berasal dari
unsure Boedi Oetomo Cabang Yogyakarta II, karena dia adalah guru Bahasa Jawa di
Sekolah Pendidikan Guru tersebut diatas. Hal ini perlu penulis kemukakan karena akan
ada kaitannya dengan kegiatan dan penganut Boedi Oetomo dikalangan guru.
Berdirinya Boedi Oetomo mempunyai dampak yang luas dikalangan Pergerakan
Nasional di Indonesia. Berbagai perkumpulan muncul dengan program perjuangan
masing-masing, seperti Serikat Perdagangan Islam (SDI) di Jakarta tahun 1909, disusul
dengan pendirian SDI di Bogor dan Surakarta, Indische Partij 1912, dan pergerakan-
pergerakan lain.
Sifat perjuangan Boedi Oetomo adalah moderat, inilah yang membedakan dengan
organisasi lain yang bersifat radikal, seperti moderat Boedi Oetomo ini tercermin dari
pilihan tokoh yang memimpin, hampir semua pengurus Boedi Oetomo baik pusat
maupun cabang memilih cara perjuangan yang moderat yang kooperatif dengan Belanda.
Dari sifat perjuangan Boedi Oetomo yang moderat itu, menimbulkan konversi. M.
Ng. Dwidjosewojo pernah memperjelas sifat Boedi Oetomo, yaitu moderat dalam cara
perjuangan dan kooperatif dalam menghadapi Pemerintahan Kolonial Belanda.
Pernyataan itu mengundang berbagai reaksi, yang paling tajam datang dari kelompok
radikal revolusioner. Bahkan Soewardi Soerjaningrat pernah mencurigai Dwidjosewojo
sebagi de loyal “ strooplikers” walaupun pada akhirnya pernyataan itu diralatnya sendiri.
Tentang M. Ng. Dwidjosewojo ini ada hal menarik untuk dikemukakan, yaitu
besarnya peranan dan pengaruh dilingkungan Boedi Oetomo. Di sini Dwidjosewojo
berperan sangat aktif bersama rekannya dari Boedi Oetomo seperti Sastriwidjoyo, maka
dari sini dapat disimpulkan bahwa Dwidjosewojo adalah motor penggerak dihampir
semua kegiatan Boedi Oetomo, baik dibidang sosial, maupun politik seperti
perjuangannya dalam membentuk Volksraad (Dewan Rakyat Hindia Belanda) yang
terwujud pada tahun 1918.
Juga salah satu usahanya adalah membentuk organisasi di kalangan para guru.
Pembentukan ini merupakan cikal bakal berdirinya AJB Bumiputera 1912 yang sekarang.
Tahun 1912 Dwidjosewojo mendirikan Perserikatan Guru-guru Hindia Belanda (
P.G.H.B ) yang mendapat pengakuan dari pemerintah pada tanggal 18 Desember 1912.
Pada Konggres I di Magelang tanggal 12 Februari 1912 P.G.H.B memilih Pengurus
Besarnya yang terdiri dari :
Ketua : Mas Karto Hadi Soenoto, Guru Bahasa Melayu, MOSVIA
Magelang
Sekretaris : M. Ng. Dwidjosewojo
Bendahara : Mas Amodjojo, Guru H.I.S Magelang
Meskipun tidak diketemukan sumber yang dapat menjelaskan pembentukan
organisasi guru ini, tapi dapat diduga bahwa dalam Boedi Oetomo sendiri banyak sekali
yang anggota-anggotanya menduduki jabatan guru, yang konon tidak mendapat
perlakuan yang layak dari Pemerintah Hindia Belanda. Antara lain tidak adanya peraturan
tentang gaji yang memadai, juga belum ada tentang dana pensiun. Perasaan senasib kaum
guru itulah yang mendorong mereka membentuk organisasi profesi untuk
memperjuangkan kepentingan yang dianggap mendesak. Lagipula, salah satu program
Boedi Oetomo adalah memajukan pendidikan bagi anak-anak Bumiputera.
Sebagai seorang tokoh yang mengetahui benar kondisi para guru pada masa itu,
Dwidjosewojo menggunakan Konggres I Magelanh sebagai forum untuk melontarkan
gagasan mendirikan Asuransi Jiwa. Sebelumnya ia pernah melontarkan gagasan ini
dalam Konggres Boedi Oetomo 1910, namun karena organisasi Boedi Oetomo terdiri dari
berbagi unsur yang secara sosial ekonomi tidak homogen, sebagian serba kecukupan dan
sebagian lagi dalam keadaan tidak baik, rupanya pihak pengurus besar Boedi Oetomo
yang sebagian besar terdiri dari pejabat Pemerintahan yang sudah mapan secara ekonomi,
menjadi kurang peka terhadap usulan ini dan akhirnya usulan ini tidak ada kelanjutannya.
Solidaritasi di kalangan para guru yang terbentuk karena persamaan nasib, telah
membuat gagasan Dwidjosewojo memperoleh sambutan yang sangat positif. Konggres I
P.G.H.B di Magelang pada tanggal 12 Februari 1912 dengan suara aklamasi menerima
usulan Dwidjosewojo dan kawan-kawan tokoh guru lainnya, untuk mendirikan sebuah
perusahaan Asuransi Jiwa khusus untuk anggota P.G.H.B dan diberi nama “ Onderlinge
Levensverzekering Maatschaap” disingkat O.L Mij. P.G.H.B ini dipimpin oleh Pengurus
Besar P.G.H.B yaitu :
Direktur : M.K.H Soebroto
Sekretaris : M. Ng. Dwidjosewojo
Bendahara : M. Adimidjojo
Ada sumber lain yang menyebutkan bahwa M. Ng. Dwidjosewojo tidak menjabat
sebagai sekretaris tetapi Komisaris O.L Mij. P.G.H.B, dan perlu diketahui bahwa bentuk
usaha ”onderlinge” pada saat itu dapat didirikan tanpa harus mengeluarkan modal
terlebih dahulu, lagipula pada saat itu belum ada Undang-Undang yang mengatur
perasuransian, asuransi jiwa khususnya. Semua kegiatan usaha diatur berdasarkan Kitab
Undan-Undang Hukum Dagang (W.v.K) dan kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(B.W) yang dibuat pada pertengahan abad 19.
Kelanjutan usaha O.L Mij. P.G.H.B selanjutnya kurang menggembirakan, karena
adanya masalah, antara lain diantara para pengurus P.G.H.B tidak ada seorangpun yang
memiliki kualifikasi untuk memimpin perusahaan Asuransi Jiwa, yang mengharuskan
adanya keahlian khusus, seperti keahlian dalam bidang matematika (aktuaria), keahlian
bidang seleksi, dan keahlian lain yang lazim dibutuhkan dalam perusahaan asuransi.
Keadaan perusahaan yang kurang baik memaksa mereka untuk mencari
pemecahannya antara lain dengan meminta subsidi pertiap bulan kepada pemerintah
Hindia Belanda. Permintaan subsidi dikabulkan pemerintahdengan memberikan subsdi f
300 perbulan dengan perjanjian agar O.L Mij. P.G.H.B tidak hanya diperuntukkan bagi
kalangan P.G.H.B saja tetapi sudah dapat menerima pegawai negeri dan pegawai
swapraja di seluruh Indonesia.
Dengan begitu dan juga merupakan suatu keharusan bahwa O.L Mij. P.G.H.B saat
ini tidak hanya anggota P.G.H.B saja melainkan bagi umum. Maka O.L Mij. P.G.H.B
harus menyesuaikan dengan tuntutan tersebut dan menjadi perusahaan yang terbuka bagi
masyarakat yang lebih luas.
Mengingat karena usaha ini tidak diperuntukkan bagi anggota P.G.H.B saja
melainkan untuk masyarakat yang lebih luas juga dengan pertimbangan lain akhirnya O.L
Mij. P.G.H.B diganti namanya menjadi O.L Mij. Boemipoetra diumumkan melalui
majalah resmi P.G.H.B Dwidjo-Oetomo edisi 25 Desember 1914, jadi jelaslah bahwa
perubahan tersebut sebagai akibat dari pemberian subsidi pemerintah Hindia Belanda
yang disertai perjanjian bahwa perusahaan untuk selanjutnya tidak hanya dibuka bagi
anggota P.G.H.B saja tapi juga bagi pegawai negeri lainnya, dan tidak boleh menerima
kalangan swasta.
Demikianlah kelahiran Bumiputera 1912, melalui liku-liku yang mencerminkan
kondisi perjuangan pada jamannya. Mula-mula Dwidjosewojo yang menjabat sebagai
sekretaris pengurus besar Budi Utomo mendapat kiriman laporan tahunan NILLMIJ
tahun 1908, yang kemudian mengilhaminya untuk mendirikan perusahaan asuransi jiwa
bagi kaum Bumiputera, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka, yang
merupakan salah satu maksud tujuan didirikannya Budi Utomo.
2. Perjalanan Bumiputera 1912
a. Masalah Hindia Belanda
AJB Bumiputera 1912 saat itu tidak mendapat dukungan dari pemerintah
Kolonial Hindia Belanda, dapat digambarkan sulitnya posisi Bumiputera 1912 pada
waktu itu adalah sebagai berikut:
1. Bumiputera 1912 harus menghadapi persaingan, baik secara teknik maupun
secara komersial dengan perusahaan asing yang lebih maju dan pada waktu yang
bersamaan masih menerima tekanan dari pihak pemerintah Kolonial Hindia
Belanda agar Bumiputera 1912 tetap terbelakang dalam bidang teknik dan
komersial.
2. Bumiputera 1912 hanya diperbolehkan bagi kalangan Hindia Belanda dan
Swapraja saja, larangan tersebut dicabut pada tahun 1923 bersamaan dengan
dihentikannya subsidi sebesar f300 per bulan sejak tahun 1913.
3. Di bidang teknik yaitu aktuaria, pihak Belanda tidak pernah memberikan
bimbingan yang memadai, apalagi mendidik tenaga Bumiputera untuk menjadi
aktuaris yang kompeten, pihak Belanda hanya menyerahkan tabel-tabel cadangan
premi yang siap pakai, walaupun orang yang menghitung cadangan premi untuk
Bumiputera 1912 itu tidak mempunyai latar belakang pendidikan aktuaria sama
sekali. Seandainya tabel-tabel itu palsu, pihak Bumiputera tidak dapat berbuat
apa-apa.
b. Masa Pendudukan Jepang
Jepang menduduki Indonesia dengan mengalahkan tentara Kolonial Belanda
yang didukung sekutu dalam rangka memenangkan perang dan bukan untuk
membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu Kolonialisme. Dalam keadaan seperti
itu hampir di semua sektor mengalami kekalutan tidak terkecuali Bumiputera 1912.
Direksi terpaksa mengeluarkan peraturan darurat untuk menjaga kelangsungan
perusahaan diantaranya:
1. Pembekuan sementara peraturan-peraturan pinjaman polis
2. Pembekuan peraturan penjualan polis
3. Pembayaran klaim dilakukan dengan angsuran
c. Masa Revolusi
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 mengubah keadaan bangsa yang
semula terjajah menjadi bangsa yang merdeka. Namun kemerdekaan terancam oleh
kembalinya pihak penjajah Belanda dan pihak tersebut mempengaruhi seluruh
Direksi Bumiputera 1912 untuk mewujudkan cita-cita yang selama ini terhambat oleh
pemerintah kolonial Hindia Belanda dan pemerintahan tentara Jepang. Lalu segara
dibentuk “Planning Board” (Badan Perencanaan) yang dipimpin Notohamiprojo,
dimaksudkan untuk mencaoai sasaran modernisasi Bumiputera 1912.
Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan memuncak sehingga terjadi
pertempuran diseluruh wilayah Indonesia, terutama Jawa dan Sumatera, disusul
perang gerilya lantaran tentara kolonial Hindia Belanda berhasil menguasai
perkotaan, semua rencana Direksi Bumiputera belum ada yang direalisasikan. Bahkan
antara tanggal 19 Desember 1948 sampai akhir Juni 1949 kantor-kantor Bumiputera
1912 terpaksa ditutup. Arsip-arsip perusahaan banyak yang hilang dan rusak, gedung-
gedung kantor milik perusahaaan banyak yang rusak, ada yang dipinda tangan dan
tidak dapat digunakan lagi.
d. Masa Pembangunan
Tanggal 1 Juni 1949, Pemerintah RI kembali ke Yogyakarta. Demikian juga
dengan Bumiputera 1912 yang segera kembali membuka kantornya sedikit demi
sedikit keadaan mulai berlangsung membaik. Kemunduran perusahaan akibat perang
Pasifik antara tahun 1941-1945 dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan antara
tahun 1945-1949 secara sistematik dapat diatasi. Dan Bumiputera 1912 dapat
memulai pembangunan secara modernisasi yang sebelumnya telah direncanakan.
c. Pure Endowment
Suatu Asuransi dimana pertanggungan hanya akan dibayarkan jika tertanggung
masih hidup pada akhir masa asuransinya, tapi jika tertanggung meninggal pada
masa asuransi maka tidak ada pembayaran uang pertanggungan. Jelas bahwa pure
endowment hanya menitikberatkan pada unsur saving saja.
2. Produk yang dipasarkan AJB Bumiputera 1912
Sesuai dengan UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransia maka sebagai
perusahaan AJB Bumiputera 1912 memasarkan 4 macam produk dasar yaitu :
a) Asuransi Jiwa
b) Asuransi Kecelakaan
c) Asuransi Kesehatan
d) Program Aktivitas
3. Produk AJB Bumiputera 1912 Berdasarkan Segmen Pasar
a. Asuransi Jiwa Perorangan Standar
Produk asuransi jiwa perorangan yang diperuntukkan bagi para perorangan untuk
segmen pasar kelas menengah (standar), dipasarkan dan dikelola oleh Divisi
Asuransi Jiwa Standar.
b. Asuransi Jiwa Perorangan Eksekutif
Produk asuransi jiwa perorangan yang diperuntukkan bagi pasar perorangan untuk
segmen pasar kelas atas (eksekutif), dipasarkan dan dikelola oleh Divisi Jiwa
Eksekutif.
c. Asuransi Kumpulan
Produk asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan, dan program
anuitas yang diperuntukkan bagi pasar organisasi (kumpulan), dipasarkan dan
dikelola oleh divisi asuransi jiwa kumpulan.
KUAK
TTA
KUO
KASIR
AKA
PEG.
ADMI
N
AGEN ASKUM
2. Sertifikasi Peserta
Peserta Asuransi Kumpulan diberikan sertifikat peserta sebagai bukti
kepesertaannya dalam asuransi kumpulan.
3. Polis Terbuka
Dalam perjalanan masa asuransi dapat dilakukan penambahan peserta.
4. Administrasi Sederhana
Administrasi asuransi kumpulan dikatakan sederhana karena :
a. Hanya dengan satu surat permintaan sejumlah peserta yang
ditandatangani oleh pemegang polis
b. Hanya dengan satu kuitansi premi untuk bukti pembayaran premi
pertama maupun premi lanjutan.
5. Korespondensi Sederhana
Korespondensi dengan para nasabah cukup dilakukan dan hanya berhubungan
dengan pemegang polis untuk mengurus keperluan asuransi bagi semua peserta.
6. Faktor Biaya Rendah
Dengan kesederhanaan administrasi dan korespondensi, mengakibatkan
rendahnya biaya dalam premi untuk setiap peserta bila dibanding dengan faktor
biaya pada asuransi perorangan.
7. Premi Lebih Rendah
Dan rendahnya biaya dalam premi maka secara langsung preminya menjadi lebih
rendah. Faktor lain adalah kemungkinan tabel mortalita yang digunakan dalam
menghitung premi lebih maju.
8. Experience Rating
Dalam menentukan premi terhadap program asuransi, khususnya pada penjualan
ulang akan melihat pada pengalaman sebelumnya. Hasil pernitungan premi dapat
lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung pengalaman klaim dari peserta yang
diasuransikan.
9. Uang pertanggungan dapat diperlakukan sama atau berbeda untuk setiap peserta.
10. Profit Sharing
Pada plan-plan tertentu dimungkinkan adanya pembagian keuntungan kepada
pemegang polis pada masa asuransi. Ada 2 macam profit sharing yaitu :
a. Mortalita Profit Sharing
Yaitu pembagian keuntungan mortalita pada plan asuransi ekawaktu dan
ekawarsa. Apabila klaim meninggal pada plan tersebut sampai dengan
berakhirnya masa asuransi lebih kecil dari asumsi perhitungan teknik pada
awal asuransi, maka terdapat pembagian keuntungan.
b. Profit Sharing pada Asuransi Rawat Inap dan Pembedahan
Apabila klaim rawat inap dan pembedahan lebih kecil dari asuransi
perhitungan teknik pada awal asuransi, maka terdapat pembagian profit.
11. Premi Kembali
Pada kondisi tertentu dimungkinkan adanya pengembalian premi. Misalnya pada
rawat inap dan pebedahan, apabila ada peserta mengundurkan diri sebelum masa
berakhirnya masa asuransi, maka premi akan dikembalikan kepadanya.
12. Peserta Berhenti
Pada produk saving, apabila peserta menghentikan asuransinya dapat diambil nilai
tunainya atau diubah menjadi Asuransi Jiwa Perorangan.
13. Pembayaran Premi
Cara pembayaran premi berdasarkan sistem pendanaan dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu :
a. Non Contributory
Pembayaran premi seluruhnya ditanggung oleh pemegang polis. Dalam
hal demikian maka seluruh karyawan yang memenuhi syarat harus
diasuransikan.
b. Contributory
Pembayaran premi yang dananya berasal dari kontribusi pemegang polis
dan peserta. Dalam hal demikian sekurang-kurangnya 75 % dari seluruh
karyawan yang memenuhi syarat harus diasuransikan.
c. Sepenuhnya Oleh Peserta
Dalam hal ini seluruh premi dibayar oleh pemegang polis dan peserta
berperan sebagai penghimpunan dan membayarkan premi ke perusahaan
asuransi.
14. Tailor Mode
Meskipun terdapat produk standar, namun dapat dilayani permintaan
modifikasi produk standar atau bahkan mendisain produk khusus (pure
tailor made)
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia pada AJB 1912
Bumiputera KC. Askum Yogyakarta meliputi antara lain:
1. Pelatihan Agen
Pelatihan agen atau dapat disebut juga pengembangan kualitas agen memerlukan
langkah-langkah untuk mensukseskan pelatihan. Setidaknya ada 5 kunci sukses agar
pelatihan berkualitas baik:
a) Sarana
Dalam pelaksanaan pelatihan agen, pihak Bumiputera setiap triwulan
mengadakan evaluasi atau pelatihan agen disuatu tempat yang ditunjuk oleh
kepengurusan. Pada saat penulis melakukan pengamatan, pelatihan
dilaksanakan di Semarang sekitar bulan Maret 2009. pihak Bumiputera
memberikan sarana berupa buku panduan, penginapan selama pelatihan, serta
memberikan penilaian terhadap kinerja agen selama pelatihan. Semakin
lengkap sarana pelatihan yang ada untuk menunjang proses pelatihan maka
akan memperlancar proses pelatihan dan mempermudah proses pelatihan.
(sumber data diperoleh dari Ibu Erna Widyastuti,S.Si, AAI.J)
b) Materi
Materi pelatihan yang baik adalah materi yang cakupannya memenuhi
kebutuhan pelatihan dan tersusun secara sistematis. Materi yang diberikan
dalam pelatihan agen adalah berupapelatihan pengembangan diri, etika
profesi/bisnis, interpreneurship (jiwa wiraswasta), karakteristik pasar, teknik
negoisasi serta pelatihan salesmanship. (narasumber, Bapak Budi Santoso
selaku supervisor Askum Bumiputera)
c) Metode
Metode pelatihan sangat menentukan kemudahan materi dapat diserap,
dimengerti dan dihayati oleh peserta sehingga sasaran pelatihan dapat dicapai.
Dalam memberikan materi, instruktur menggunakan metode yang mampu
menciptakan motivasi dan menghilangkan rasa jenuh.
d) Instruktur
Seorang instruktur harus mampu menguasai segala hal yang akan diberikan
pada agen yang dilatih. Jangan sampai seorang instruktur tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh seorang agen karena hal itu akan
menimbulkan keraguan agen terhadap kemampuan instruktur
i. Pengetahuan
Instruktur yang baik harus mempunyai pengetahuan yang cukup
terhadap materi yang diajarkan dan pengetahuan tentang kepelatihan.
ii. Keterampilan
Instruktur yang baik harus mempunyai keterampilan yang dalam
melaksanakan atau memberi pelatihan sesuai dengan metode yang
ditetapkan.
iii. Sikap
Instruktur harus bersikap positif terhadap perannya sebagai pelatih,
terhadap materi yang diajarkan serta terhadap peserta yang
dilatihnya.
e) Peserta
Seorang peserta atau agen yang mengikuti pelatihan harus mempunyai
keterampilan dasar berupa kepribadian yang baik dan mudah menerima
informasi yang diberikan oleh instruktur.
i. Pengetahuan
Peserta pelatihan harus mempunyai tingkat pengetahuan dan
keterampilan dasar yang dipersyaratkan sebagai agen ASKUM atau
calon Agen.
ii. Keterampilan
Peserta harus mempunyai keterampilan atau kecerdasan yang cukup
untuk menerima materi dan menjalankan instruksi dan menjalankan
instruksi selama pelatihan.
iii. Sikap
Peserta pelatihan harus mempunyai sikap positif terhadap profesi
agen, materi pelatihan, instruktur atau pengajar dan metode yang
dilakukan dalam pelatihan.
Data diatas diperoleh berdasarkan buku materi pelatihan agen dan hasil wawancara
dengan Ibu Erna Widyastuti, S.Si, AAI.J, Bapak Arif Suryohandaru dan Bapak Budi
Santoso selaku supervisor, dan beberapa agen lainnya.
Kepribadian dalam menjual akan sukses bila dikembangkan terus menerus dan
senantiasa mau mengembangkan kepribadian yang menarik. Dalam aktivitasnya sebagai
agen, seseorang membutuhkan kemampuan untuk menarik konsumen. Kemampuan itu
salah satunya dengan memiliki kepribadian yang baik.
Berdasar data yang diperoleh dari buku Pelatihan agen dan Bapak Arif
Suryohandaru serta Bapak Budi Santoso selaku supervisor Askum Bumiputera, untuk
menciptakan atau membangun kepribadian yang menarik, dapat diperhatikan hal dibawah
ini:
a) Magnetisme Pribadi
Membantu untuk mendapatkan pribadi yang menarik, yaitu dengan
senantiasa meyakinkan diri, berpikir dan berkata “Saya telah memiliki
kepribadian yang menarik.“ Hal ini akan merangsang atau menimbulkan
suatu kreativitas yang dengan kekuatannya dapat menghasilkan suatu
kepribadian yang menarik.
b) Gemar akan orang
Perlu disadari bahwa untuk dapat disenangi orang lain, kita harus
menyenangi orang lain terlebih dahulu, dengan segala kebajikan dan
penuh toleran terhadap kesalahan-kesalahannya.
c) Waspada dan bergiat
Mempelajari kepribadian orang lain, maka akan ditemui magnetisme
kepribadiannya, akan terlihat betapa waspada dan giatnya orang tersebut.
Hal ini memang sulit untuk dicontoh, tapi dapat dipraktekan sedikit demi
sedikit, sehingga dapat menjadi orang yang waspada dan giat.
d) Ketepatan atau kedisiplinan
Faktor ini memperlihatkan segi yang penting terhadap hubungannya
dengan kepribadian seseorang, baik ketepatan waktu maupun janji.
e) Mampu menguasai diri
Kemampuan ini dapat dilatih dengan senantiasa berpikir positif. Terimalah
dengan ikhlas keberuntungan dan kesulitan atau kesedihan sebagai gejala
yang wajar dalam hidup ini, sebagai cobaan Tuhan YME. Alihkanlah
kecenderungan yang tidak enak, marah, mengeluh terhadap lingkungan,
dengan senantiasa bersikap ramah dan berbicara dengan sikap yang manis.
f) Kebijaksanaan
Orang yang arif bijaksana selalu membuat rencana dengan meninjau dan
memperhitungkan atau mempertimbangkan segala resiko atau akibatnya
sebelum berbuat atau melaksanakan rencananya.
g) Pujian atau penghargaan
Biasakanlah menyampaikan pujian atau penghargaan dengan tulus setiap
memulai percakapan yang dapat membentuk suatu sikap kewaspadaan diri
sebagai suatu compliment dan memperbesar pengaruh diri.
h) Perhatian
Memberi perhatian terhadap orang lain akan menimbulkan suatu
pertimbangan dan membuahkan perhatian penuh dari orang tersebut.
Apabila sentiasa memperhatikan kepentingan semua orang dengan siapa
berhubungan, akan menjadikan orang yang lengkap, dan hal ini penting
dalam hubungan usaha.
i) Penampilan
Penampilan seseorang (tata wicara, tata karma, tata busana, tata rias, dll)
dalam bidang bisnis sangat berpengaruh pada kesuksesan kerja, akan
menimbulkan kesan yang sangat baik bagi orang lain.
j) Motivasi diri
Mempelajari sesuatu adalah baik, tapi tidak akan bernilai bila pengetahuan
tersebut tidak dimanfaatkan, karenanya timbulkanlah dorongan gerakan
yang dapat menimbulkan emosi rangsangan, yang tidak terbatas hanya
pada bidang usaha, melainkan dalam hubungan dengan setiap orang, akan
dapat mengembangkan kepribadian dan memperluas lingkaran pengaruh.
Seorang agen harus mendapatkan kartu lisensi agen. Kartu ini sangat penting dan
sangat mutlak dimiliki oleh seorang agen. Untuk mendapatkannya, seorang agen harus
mengikuti ujian dan lulus ujian keagenan yang diadakan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI). Lisensi keagenan sangat penting karena untuk memasarkan produk
asuransi, seorang agen harus mempunyai kartu lisensi. Selain itu lisensi agen diperlukan
sebagai syarat mutlak keikutsertaan seorang agen dalam event yang digelar AAJI, sebut
saja Top Agent Award (TAA) dan Million Dollar Round Table. Even-even tersebut
menjadi tolok ukur agen-agen berprestasi yang mampu meningkatkan kualitas kerja serta
tingkat penghasilannya. Agen sebagai profesi merupakan penghubung antara perusahaan
(penanggung) dan pengguna jasa (tertanggung). Peran sebagai penengah ini, dari segi
agency memiliki peranan penting. Dalam bisnis asuransi jiwa, melalui jasa agen akan
terkumpul customer dalam jumlah besar. Dalam konteks bisnis, itu akan meningkatkan
skala ekonomi, sehingga perusahaan asuransi cenderung lebih efisien dan produktif. Pada
gilirannya, perusahaan asuransi semakin dapat diandalkan menjadi perusahaan yang
memberikan pelayanan lebih baik.
Selain mengikuti pelatihan-pelatihan secara praktikum, para agen dan karyawan
AJB Bumiputera juga membutuhkan pelatihan secara spiritual yaitu dengan pemotivasian
secara terus menerus guna meningkatkan semangat kerja, kreativitas serta mental yang
kuat dan mampu menjadi pekerja tangguh dan handal. MOTIVASI menjadi faktor yang
sangat penting dalam menjadikan karyawan bermental baja dan tangguh. Seorang
pemimpin dalam suatu instansi tidak boleh asal dalam memberi sanksi atau memecat
pegawainya begitu saja, karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pegawai-
pegawai tersebut merupakan kesuksesan yang tertunda. Daripada langsung memberi
sanksi, lebih baik dan bijaksana seorang pemimipin mendorongnya agar lebih bergairah
akan pekerjaannya. Dengan menyalakan api dalam diri pegawai tersebut, dapat
memberikan gairah dalam bekerja. Dengan motivasi tersebut, seorang pegawai yang
sebelumnya sering melakukan kesalahan dan bermalas-malasan, dapat menjadi pegawai
yang tangguh, bahkan tanpa disangka mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya,
yang pada awalnya belum nampak. Suatu hal yang sederhana ini menunjukkan bahwa
seseorang tidak pernah tau apa yang seorang miliki dalam dirinya. Semua manusia dapat
digerakkan, sebenarnya setiap orang dapat dibuka untuk pelaksanaan kerja yang efektif
jika kombinasi yang membuka lebar pintunya ditemukan untuk membiarkan kepribadian
yang sebenarnya muncul.
Teknik memotivasi prospek bertujuan untuk:
a. Membuka pikiran (open the mind).
b. Membuka hati (open the heart).
c. Membuka mata rohani (open the spirit).
a) P; Positive; Positif
Jika manusia mau memelihara dan menanam mindset yang negatif, maka
konsekuensinya apa yang dihasilkam dari pikiran tersebut tidak akan
positif. Jadi, apa yang dipikirkan, dilakukan dan diperbuat harus dengan
positif.
b) O; Optimist; Optimis
Gagal dalam mengalami penolakan sudah biasa, tapi yang luar biasa
adalah keyakinan dalam diri setiap orang.
c) W; Willingness; Kemauan
Keyakinan saja tidak akan cukup, seseorang memang harus ada kemauan
dan action untuk mewujudkannya.
d) E; Enthusiasm; Antusiasme
Kalau mempunyai impian yang luar biasa, mindset yang positif, namun
ketika mulai action tidak mempunyai antusiasme, maka semuanya sia-sia.
e) R; Refill; Isi Ulang
Isi dengan sesuatu yang mampu meningkatkan power kita kembali.
Membaca buku, fokus pada pencapaian pada masa lalu, bangkitkan
kembali potensi, dan memasukkan informasi yang positif.
Dibawah ini adalah poin-poin rahasia sukses sesuai dengan data yang penulis
peroleh dari agen-agen Bumiputera seperti Ibu Popy, Ibu Ana serta bapak Dani dan
beberapa agen lainnya yang telah mendapatkan pelatihan, pengembangan karier dan
pemotivasian, sehingga mereka menjadi karyawan yang sukses:
i. Memiliki mimpi yang ingin diwujudkan.
ii. Memiliki keyakinan diri kuat.
iii. Pandai menganalisa pasar.
iv. Tidak mudah menyerah.
v. Pandai memotivasi diri dan mampu menerima motivasi dari orang lain.
vi. Tidak emosional dan egois.
vii. Mencintai pekerjaan.
viii. Siap menghadapi resiko.
ix. Memiliki kepedulian sosial tinggi kepada orang lain.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
Setelah penulis mengamati selama melakukan magang di Askum Bumiputera Yogyakarta
1912, dalam melaksanakan Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia
sudah sesuai dengan ketetapan perusahaan. Dalam memanfaatkan SDM yang sudah
terlatih dengan baik dan untuk mencapai tujuan akhir perusahaan yaitu mencetak laba,
penulis akan memberikan masukan untuk memaksimalkan Program yang dilakukan
Askum Bumiputera Yogyakarta 1912 seperti:
Memberikan saran berupa langkah untuk mengantisipasi hengkangnya karyawan
handal yang sudah terlatih dalam bidangnya dengan cara mengadakan pelatihan
pada masing-masing bidang yang ditujukan pada karyawan yunior. Hal ini
dilakukan bila ada karyawan yang berkualitas hengkang dari perusahaan ini, maka
Bumiputera sudah mempunyai karyawan cadangan yang mampu
menggantikannya, sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan Bumiputera.
DAFTAR PUSTAKA
Cholid Narbuko dan H. Abu Achmad. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang
Gie, The Liang. 2000. Kamus Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Nur Cahaya
------------------. 1957. Kamus Administrasi. Jakarta: Gunung Agung
J Winardi. 2004. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
J. Lexy Moleong. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Kisdarto Atmosoeprapto. 2000. Menuju SDM Berdaya Dengan Kepemimpinan Efektif dan
Manajemen Efisien. Jakarta: Elex Media Komputindo
Lorenz Bagus. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Oemar Hamalik. 2001. Pengembangan SDM, Masyarakat Ketenagakerjaan: Pendekatan
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
P. wayong Djenen Tuti. 1984. Daftar Istilah IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Sugeng Widodo. 1999. Rahasia Sukses Agen Top Bumiputera. Tangerang: Lembaga Studi
Informasi
Talizuduhu Ndraha. 1999. Pengantar Teori Pengembangan SDM. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sumber Lain:
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/perencanaan-sumber-daya-manusia-psdm.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia
http://elqorni.wordpress.com/2009/04/03/pengembangan-sumber-daya-manusia
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
Jl. Ir. Sutami 36 A kentingan, Jebres, Surakarta Telp. (0271) 648379, 632478
(MURKADI) ((Son
Son Loka Presti)
Presti )
Kepala Cabang NIM. D 1506045
D1506045
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
Jl. Ir. Sutami 36 A kentingan, Jebres, Surakarta Telp. (0271) 648379, 632478
(MURKADI) ( Son(Son
LokaLoka
Presti )
Presti)
Kepala Cabang NIM. DD1506045
1506045
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
Jl. Ir. Sutami 36 A kentingan, Jebres, Surakarta Telp. (0271) 648379, 632478
(MURKADI) ( Son
(Son Loka
Loka Presti )
Presti)
Kepala Cabang D1506045 D
NIM.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
Jl. Ir. Sutami 36 A kentingan, Jebres, Surakarta Telp. (0271) 648379, 632478
(MURKADI) ( Son(Son
LokaLoka
Presti )
Presti)
Kepala Cabang NIM. DD1506045
1506045