HADIS
Disusun Oleh:
Putri Parnesia (0305192030)
Dosen Pengampu:
Muhammad Siddik,S.HI,M.HI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
i1
LATAR BELAKANG
Pembahasan konsep adab merupakan hal yang sangat penting. Alasannya, topik yang
satu ini telah hilang dalam diri kaum muslimin. Akhirnya umat Islam mudah dijajah
pemikirannya oleh pendidikan dan pandangan hidup (worldview) Barat yang berfaham sekular
, yang tanpa disadari umat Islam telah mengkerdilkan pemikiranya serta menyediakan dasar
pendidikan utilitarian.
Secara historis, para sarjana dan cendikiawan muslim di Indonesia tidak jauh berbeda.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Abuddin Nata. Menurut Abuddin Nata, kondisi ini
disebabkan keadaan sisitem pendidikan Islam yang mengandung berbagai komponen tidak lagi
sejalan dalam pengertian Islam dan seringkali berjalan apa adanya, serta sering dilakukan tanpa
perencanaan yang matang.
Akibatnya kondisi pendidikan Islam di Indonesia berada dalam keadaan yang kurang
membahagiakan. Komponen pendidikan tersebut meliputi landasan, tujuan, kurikulum,
propesionalisme guru, hubungan antara guru dan murid, metodelogi pembelajaran, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi setiap sarjana dan cendikiawan untuk meneliti
kembali konsep adab dan relevansinya dengan pendidikan sebagai langkah dalam memulihkan
dan mengembalikan semula konsep pendidikan dalam pengertian Islam.
i1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat – Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa shalawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada
Rasulullah SAW.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dan pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Agar untuk kedepannya saya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
iii
C. Jelaskan Bagaiman Cara Melatih Amal Salih Agar Menjadi Istiqomah Beserta
Contohnya........................................................................................... 12
BAB IV
A. Bagaimana Cara Mengajak Keluarga, Teman, Orang Lain Agar Bisa Berbuat
Amal Kebaikan di Jalan Allah SWT ................................................ 15
B. Bagaimana Cara Mengajak Keluarga, Teman, Orang Lain Agar Bisa
Menjalankan Sunnah Nabi SAW di Kehidupan Sehari-hari ........ 19
C. Bagaimana Cara Mengubah Diri Sendiri Agar Bisa Hijrah Berbuat Baik
Menjalankan Perintah Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW 20
D. Akhlak Buruk Apa Yang Akan Anda Ubah Dalam Diri Sendiri, dan Bagaimana
Cara Mengubahnya Menjadi Akhlak Baik ..................................... 21
BAB V
A. Jelaskan dan Berikan Contoh Adab adab Baginda Rasullullah Muhammad SAW
3. Adab Berdoa................................................................................. 23
5. Adab Mandi.................................................................................. 24
10. Adab terhadap Orang yang Sakit , Lemah , Fakir Miskin , Anak Yatim dan
Piatu .................................................................................................. 30
iv
12. Adab Ketika Berpergian ........................................................... 31
18. Adab Istinja , buang Air ( buang air kecil dan besar ) .......... 33
v
36. Adab terhadap Jenazah ( 1. terhadap jenazah, 2.memandikan jenazah, 3.
Mengkafani Jenazah, 4. Mensholatkan Jenazah 5. Menguburkan Jenazah ) 51
39. Adab mencari Nafkah dan Memberi Nafkah Halal Baik ...... 54
PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................... 64
vi
BAB I
A. Biografi Singkat
Agama : Islam
B. Tujuan kuliah
Saya kuliah karena saya ingin menambah ilmu (ilmu akademik, ilmu agama, ilmu
organisasi) dan pengalaman, saya ingin membangun relasi yang luas, saya juga ingin belajar
hidup mandiri dan belajar menjaga diri ketika jauh dari orang tua. Di lingkungan kampus,
terdapat banyak organisasi yang di dalamnya kita bisa belajar banyak hal seperti
mengembangkan karakter dan softskill yang tidak hanya bermanfaat dalam dunia kerja
nantinya, tetapi juga penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Meskipun tidak menjamin, orang yang berpendidikan adalah orang yang bermoral.
Namun setidaknya, kesempatan untuk mengembangkan karakter lebih terbuka luas di
lingkungan kampus. Ketika kuliah, kita bisa belajar langsung dari orang-orang hebat di
kampus itu, baik para alumni maupun tenaga pendidik yang turut berkontribusi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan. Motivasi terbesar saya untuk
kuliah adalah orang tua. Sebagai anak pertama saya merasa memikul tanggung jawab besar
untuk memberikan masa depan cerah bagi keluarga. Intinya adalah, hidup diluar sana di
dunia kerja tidak membutuhkan seberapa pintar dan sukses akademis kita akan tetapi
seberapa kreatif dan bagaimana kesiapan kita dalam menerima tugas dari bos atau customer
karena bagaimanapun akhirnya, setelah kita lulus kita akan bekerja untuk menafkahi kita
sendiri dan keluarga.Maka dari itu, sebaiknya kita bersiap mulai dari sekarang. Persiapkan
kemampuan akademis dan kemampuan bekerja nantinya.
i1
C. Tujuan hidup
Tujuan hidup saya terbagi menjadi tiga, yaitu tujuan jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka panjang. Setiap tujuan tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan. Saya
membagi tujuan hidup saya agar setiap langkah yang saya ambil selalu jelas arahnya sesuai
dengan tujuan hidup saya. Tujuan jangka panjang saya adalah meninggal dalam keadaan
mulia dan masuk surga. Mungkin, tujuan saya ini hampir sama dengan keinginan setiap orang
di dunia. Namun, saya yakin kita tidak akan bisa meninggal kemudian masuk surga tanpa
disertai usaha sepanjang hidup kita. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan jangka panjang
ini, saya harus menjadikan setiap perbuatan yang saya lakukan di dunia semata-mata
ditujukan sebagai ibadah kepada Allah SWT, melakukan semua perintah-Nya dan menjauhi
segala hal yang dilarang oleh-Nya.
Tujuan jangka menengah saya adalah menjadi seorang pengusaha sukses. Mungkin,
setelah saya lulus nanti saya ingin bekerja terlebih dahulu di suatu perusahaan, entah
perusahaan yang ada di Indonesia maupun perusahaan yang ada di luar negeri, untuk
mengumpulkan modal materi serta pengalaman. Setelah cukup memiliki modal materi dan
pengalaman saya ingin mendirikan usaha sendiri di Indonesia dan sebagai perwujudan
kontribusi saya terhadap bangsa dan negara. Tujuan jangka menengah seharusnya
mendukung tujuan jangka panjang sehingga saya harus menjadi seorang pengusaha sukses
melalui cara dan upaya yang tidak menyimpang dari ketentuan Allah SWT dan
melakukannya semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Saya sadar bahwa tujuan hidup
saya ini sangat sulit untuk diwujudkan namun saya yakin dengan usaha yang keras saya akan
mampu mewujudkannya.
Tujuan jangka pendek saya merupakan tujuan saya dari saat ini hingga lulus nanti, yaitu
mampu mengikuti pelajaran yang ada di jurusan dengan baik, masuk himpunan mahasiswa,
memperoleh banyak teman dan pengalaman berorganisasi, lulus dengan IP memuaskan, serta
membanggakan kedua orang tua saya. Tujuan jangka pendek ini merupakan modal dasar
untuk menuju tujuan jangka menengah saya. Oleh karena itu, saya akan berjuang keras untuk
mewujudkan tujuan jangka pendek saya ini.
Saya sadar tanpa usaha yang keras dan keseriusan, semua tujuan hidup saya tidak akan
pernah terwujud. Oleh karena itu, mulai saat ini, saya akan bekerja keras dalam melakukan
semua hal yang menunjang pencapaian setiap tujuan dalam hidup saya sehingga saya bisa
berkontribusi untuk bangsa dan negara serta membanggakan kedua orang tua saya.
2
Berbicara lemah lembut
Beribadah tepat waktu
Menyetujui pendapat yang dibuat orang tua karena itu yang terbaik untuk saya
Saya tidak akan meninggikan suara ketika saya tifak sependapat dengan orang
tua saya
Saya tidak akan berkata kasar saat berbicara kepada orang tua saya
Saya harus mengikuti keinginan dan saran dari orang tua saya
Saya harus berbicara dengan sopan ketika berbicara dengan guru atau dosen
Saya harus mengucapkan salam dan menegur saat berjumpa dengan dosen
Saya harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen
Saya harus mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh dosen
3
Bab II
Awalnya saya merasa tertarik dengan mata kuliah ini, saya berfikir disini saya akan
banyak mengetahui tentang pembagaian hdits secara mendalam, namun tak disangka di awal
petemuan saya dibebankan dengan 42 hadits yang harus dihafal, itu membuat saya memutar
otak setiap minggu saya dibebankan oleh tugas sebanyak itu ditambah hafalan segini banyak.
Saya mulai berfikir bagaimana caranya saya menjelaskan mengerjakan semuanya sesuai
dengan kemauan saya semenntara saya tau kemampuan saya tidak mungkin bisa. Namun
mi8nggu dengan minggu terlewati, pertemuan demi pertemuan terlewati dan dosen pengganti
silih berganti. Disini saya mulai terbebani dengan adanya perbedaan pendapat antar dosen
pengganti. Tapi dengan senang hati saya selalu hadir pada saat jam mata kuliah hadits.
Sampai pada akhirnya tugas semakin banyak waktu semakin sedikit. Namun , saya masih saja
memahami apa itu sanad, mathan, dll. Seakan otak mau pecah rasanya, tapi ternyata dibalik
semua perjuangan itu saya mendapatkan hasil yang baik.
Awalnya saya adalah orang yang introvert. Orang yang tidak peduli dengan keadaan
manusia lain. Orang yang tidak berprasangka baik dan buruk terhadap orang lain. Tapi, saya
setelah mengikuti mata kuliah bapak saya menjadi peduli terhadap sesama. Walaupun, masih
terdapat kurang dimana-mana. Tapi sebisa mungkin saya berubah menjadi lebih baik. Saya
yang selalu marah-marah kalau dapat tugas yang tidak sesuai dengan jadwal dengan mata
kuliah. Saya yang suka menggaggap orang lain tidak penting hidup di hidup saya. Tapi
seiring berjalannya waktu saya mengerticara menghargai orang lain, memetik hikmah dari
arti keabaran, menghargai satu sama lain dan nilai terpenting yang saya tau kita harus selalu
berprasangka baik kepada orang apapun cara orang tersebut kepada kita.
1. Berbaik sangka
Berbaik sangka dapat dilakukan dengan cara berprasangka baik pada diri sendiri serta
pada orang lain. Mereka yang dalam keadaan putus asa, umumnya cenderung, berburuk
sangka pada sang pencipta. Hal ini merupakan tindakan yang harus dihindari. Bersikap
optimis dan tidak lantas berputus asa merupakan cara kita dalam berbaik sangka kepada
pencipta. Segala sesuatu yang telah Allah tentukan adalah jalan terbaik bagi kita. Tugas kita
4
hanyalah bersabar dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi sehingga target yang ingin kita
capai bisa segera didapatkan. Tanamkan pada diri untuk selalu percaya jika kegagalan yang
anda alami hari ini, mengandung hikmah yang dapat kita ambil pelajaran darinya. Allah
selalu memiliki maksud tersendiri saat memberikan cobaan bagi para umatnya. Jangan lantas
bersedih saat gagal meraih cita-cita dan jangan lantas berburuk sangka jika Allah tidak
sayang pada hambanya ketika anda berada dalam keterpurukan. Dalam keadaan apapun, kita
sebaiknya senantiasa melontarkan kalimat syukur atas kebesaran Allah yang maha kuasa.
Seperti yang tertulis dalam QS. Al-Jatsiyah/45:12-13 yakni “Allah yang menundukkan
lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya
kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia
menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi semuanya (sebagai
rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir”. Dari ayat di atas, terkandung pengertian
bahwa Allah telah memberi banyak kebaikan pada manusia. Hanya saja mereka kurang bisa
2. Bertaubat
Setiap manusia tentu pernah yang namanya berbuat salah. Bahkan mereka yang dicap
sebagai orang baik pun, tentu tidak luput dari yang namanya dosa. Dosa yang dibiarkan
berlarut-larut dan terus menerus dilakukan merupakan hal yang buruk dan harus dijauhi.
Dalam hal ini, segera bertaubat merupakan langkah baik bagi anda untuk memperbaiki
kesalahan yang telah anda lakukan. Taubat merupakan kembalinya manusia dari berbuat
buruk ke arah yang lebih baik dengan cara menata sifat serta kelakuannya supaya kembali
bersih. Dengan sifat serta kelakuan yang baik melalui jalan bertaubat, maka akhlak kita akan
semakin meningkat. Bagi mereka yang bertaubat dengan bersungguh-sungguh, Allah akan
memaafkan kesalahan yang telah diperbuatnya. Kejelasan dari kata taubat juga disinggung
5
dalam salah satu ayat Al Qur’an yakni pada QS. Ali- Imran/ 3:135) “ dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak mengharuskan perbuatan kejinya
itu, sedang mereka mengetahui”. Ayat mengenai taubat memang banyak disinggung dalam
Al Qur’an bahkan ada satu surat yang membahas makna pertaubatan manusia yakni surat At
Taubah.
Menaati syariat agama merupakan salah satu cara kita dalam meningkatkan kualitas
akhlak kita menuju ke arah yang lebih baik. Menaati syariat dapat dilakukan dengan cara
membiasakan diri melakukan hal yang baik dan bermanfaat. Bermanfaat dalam hal ini, tentu
bermanfaat bagi diri sendiri serta bagi orang lain. Jauhi hal-hal yang buruk dan bertentangan
dengan aturan. Hasil dari mengikuti syariat supaya akhlak semakin terpuji adalah kehidupan
yang menjadi lebih tenang, terbentuknya sikap dan perilaku yang positif serta bebas dari yang
namanya permusuhan.
Bagi seorang remaja, akhlak terpuji dapat dilakukan dengan cara menunjukkannya
6
Memiliki jiwa kepahlawanan dengan cara menonjolkan sikap keberanian serta mau berkorban
untuk kebaikan
5. Adil
Sikap adil merupakan cermin akhlak yang baik. Dalam istilah, adil memiliki
pengertian yakni suatu sikap yang tidak memihak atau sama rata. Dalam hal ini, seseorang
tidak boleh memihak salah satu pihak saja dan membiarkan pihak lainnya, tidak mengurangi
ataupun menambah bagi yang lain dan tidak boleh pilih kasih.
Terutama bagi kaum hawa, Islam memiliki aturan tersendiri dalam adab berpakaian.
Berpakaian memiliki pengertian yaitu barang apa saja yang digunakan oleh seseorang mulai
dari kerudung, jaket, celana, rok, serta baju yang dikenakannya. Pakaian seseorang dapat
menentukan kualitas diri seseorang. Semakin baik pakaian seseorang, maka cerminan sikap
baik pula yang tampak. Sebaliknya, semakin buruk cara berpakaian seseorang maka orang
tersebut akan dicap sebagai orang yang kurang bersopan santun. Dalam agama Islam, adab
berpakaian lebih ke keperluan menutup aurat. Dalam hal ini cara berpakaian akan dikenakan
ketentuan hukum. Dalam islam, adab berpakaian juga memiliki nilai ibadah. Tidak hanya itu,
kepentingan menutup aurat juga mampu menghindarkan seseorang dari bahaya asusila,
Meningkatkan akhlak bisa dilakukan dengan cara mencontoh apa-apa saja yang
dilakukan oleh Rasullulah semasa hidupnya. Mencontoh banyak perilaku Rasullulah dapat
meningkatkan kualitas diri anda terutama dalam hal akhlak. Kehidupan Rasullulah
merupakan contoh tauladan yang baik sehingga dapat membuat anda senantiasa berperilaku
baik dengan tidak merugikan orang lain. Melainkan sebaliknya, anda akan lebih banyak
7
memberi manfaat dan menguntungkan bagi sesama. Kehidupan Rasullulah dipenuhi dengan
akhlak yang mulia dengan tingkat kesabaran luar biasa. Beliau juga merupakan sebaik-
Cara meningkatkan akhlak yang paling mujarab adalah dengan cara bergaul dengan
mereka yang berakhlak baik. Hal ini dapat membuat anda yang tadinya masih memiliki sifat
kurang terpuji, dapat dengan sendirinya terbawa sifat baik teman-teman anda sehingga anda,
mampu membangun karakter diri yang berkualitas. Berteman dengan teman yang berakhlak
baik, mampu menjauhkan kita dari teman yang gemar berbuat maksiat, yang dapat meracuni
9. Terima nasihat
Cara lainnya untuk meningkatkan akhlak diri adalah dengan cara menerima nasihat.
Tidak semua nasihat didengarkan, melainkan hanya nasihat yang baik dan bersifat
membangun saja. Dalam hal ini tentu anda harus lebih berlapang dada dalam menerima
nasihat orang lain. Ada saatnya ketika kita tidak sadar dengan kekurangan maupun sikap
buruk kita sendiri. Sehingga membutuhkan orang lain untuk membantu membenahinya.
Perlunya sikap berlapang dada, merupakan hal yang baik dengan tujuan memperbaiki
Bertamu memiliki pengertian berkunjung ke rumah orang lain, entah rumah teman,
sahabat atau bahkan kerabat untuk suatu tujuan atau maksud tertentu. Bertamu memiliki
banyak manfaat terlebih untuk menjalin suatu silaturahmi. Dalam bertamu tunjukkan sikap
8
yang baik dan tidak membuat pemilik rumah merasa kurang nyaman atas kedatangan dan
perilaku anda. Meski teman dekat sekalipun, namun adab bertamu juga harus terjaga.
Meningkatkan akhlak merupakan hal yang harus dilakukan terutama jika sebelumnya anda
melakukan banyak kesalahan ataupun perilaku buruk yang dapat merugikan. Meningkatkan
akhlak baik tentu harus dilakukan dengan niat yang tulus dan tinggi. Tanpa adanya niat, maka
kemungkinan anda berbuat buruk dapat berulang kembali. Dalam hal ini, anda perlu
bertaubat dengan sebaik-baiknya dengan tidak mengulangi hal buruk yang telah anda
lakukan. Melakukan akhlak baik juga harus dilakukan sebagai suatu kebiasaan.
9
BAB III
Motivasi Hidup
“Sebuah keputusan yang paling baik adalah dengan berpedoman pada pengalaman
hidup. Juga pengalaman yang diperoleh dari keputusan yang pernah salah.
Pengalaman adalah guru terbaik. Anda dapat mengambil hikmah dari segala kesalahan yang
pernah dibuat. Tentunya dengan harapan Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama dan
mengambil keputusan secara lebih efektif saat menghadapi permasalahan.
“Setiap hari sangat berharga, janganlah menunggu waktu yang tepat untuk mulai
melangkah.”
Setiap hari adalah hari yang baik dan Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Maka
berdasarkan ketidaktahuan tersebut, mengapa Anda tidak mulai melangkah untuk
mewujudkan mimpi.
“Jangan berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan dan congkak, karena
sebentar lagi engkau akan masuk ke dalam bumi juga.”
Sesungguhnya sombong adalah salah satu penyakit hati. Lagipula sebenarnya apa yang bisa
Anda sombongkan kepada orang lain? Faktanya, semua orang yang pernah hidup sama-sama
akan berakhir di liang kubur.
“Matahari akan selalu terbit, dan kita akan mencoba bangkit sekali lagi.
Matahari selalu terbit setiap pagi, bahkan pada cuaca mendung sekalipun. Anda bisa
mencontoh perilaku matahari yang tetap konsisten memancarkan sinarnya dalam keadaan
apapun. Jadi janganlah takut gagal. Yakinlah bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
“Tekuni satu bidang. Maka Anda akan menjadi orang hebat yang berhasil.
10
Jangan mengerjakan banyak hal sekaligus. Karena perhatian Anda akan terbagi dan tidak
akan bisa maksimal. Pilih satu yang paling Anda kuasai dan fokus hanya padanya. Dalam
beberapa saat Anda akan mahir dan menguasai bidang tersebut, lalu menghasilkan sesuatu
darinya.
1. Optimis
2. Pantang menyerah
3. Selalu berprasangka baik
4. Mau berusaha
5. Berserah diri kepada Allah SWT
Amal Salih yang akan terus saya latih adalah selalu bersikap optimis, pantang menyerah,
selalu berprasangka baik terhadap siapapun, mau berusaha terhadap apapun, dan tidak lupa
selalu berserah diri kepada Allah sebagai bentuk takwa, serta membaca al- kahfi setiap
jum,atnya.
1. Meluruskan niat
Sebelum seseorang melaksanakan ibadah ia tentunya harus berniat dalam hati.
Dengan memiliki niat yang lurus dan hanya mengharapkan ridha Allah SWT maka seseorang
akan lebih mudah menjalankan ibadahnya dan tidak mudah tergoda pada hal-hal yang bisa
menghalangi ibadahnya. Niat juga merupakan penentu suatu ibadah dan ia mendapatkan
pahala atau ganjaran sesuai dengan niat ibadah dalam hatinya. Sebagaimana disebutkan
dalam hadits berikut ini.
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang
hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada
11
Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang
hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi
maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. (HSR. Bukhary-Muslim dari ‘Umar
bin Khoththob radhiallahu ‘anhu)
Seorang muslim tentunya mengetahui dan mengenal dua kalimat syahadat tapi tidak
semua orang mengetahui makna sebenarnya dari dua kalimat syahadat. Untuk bisa istiqomah
dalam beribadah maka seorang muslim harus bisa memaknai arti syahadat dan mengetahui
bahwa dengan mengucapkan syahadat ia memiliki kewajiban sebagai seorang muslim
termasuk dalam beribadah. Ibadah itu sendiri adalah suatu konsekuensi dari ucapan syahadat
seorang muslim dan sifatnya mengikat.
Membaca Alqur’an setiap hari secara rutin adalah salah satu cara untuk mendekatkan
diri pada Allah SWT dan membantu seorang muslim untuk lebih istiqomah beribadah di jalan
Allah SWT. Alqur’an sendiri adalah kitab suci umat islam yang bisa meneguhkan hati
seorang muslim sehingga ia tidak mudah tergoyahkan oleh hal-hal yang mampu merusak
imannya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini
َق ِليُثَبِتَ الَّذِينَ آ َمنُوا َو ُهدًى َوبُ أش َر ٰى ِل أل ُم أس ِل ِمين
ِ قُ أل ن ََّزلَهُ ُرو ُح أالقُد ُِس ِم أن َربِكَ بِ أال َح
Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar,
untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)“. (QS An Nahl :102)
Mungkin bagi seorang muslim beribadah terus menerus sepanjang hari dan terus beribadah
dengan kualitas yang lebih baik tidak begitu mudah akan tetapi hal ini tetap dapat dilakukan
untuk menjaga istiqomah dalam beribadah. Agar senantiasa dapat beribadah secara istiqomah
maka hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas ibadah sedikit demi sedikit.
Sebagai seorang muslim yang baik tentunya kita akan senantiasa meluangkan waktu untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah itu sendiri.
Hubungan manusia tidak terlepas dengan manusia lainnya dan perilaku seorang
manusia juga biasanya dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. oleh sebab itu jika ingin
selalu istiqomah dalam beribadah maka banyaklah bergaul dengan orang shaleh karena
12
mereka bisa menjadi kawan saat beribadah dan senantiasa menjagamu dalam kebaikan.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah
bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak
dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya.
Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu
hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-
Mu.” 1
Berbagai cara agar tetap istiqomah dijalan allah tergantung pada kemauan dan niat masing-
masing. Semoga kita senantiasa bisa menjadi muslim yang istiqomah dalam beribadah
kepada Allah SWT.
1
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]
13
BAB IV
a. Bagaimana Cara Mengajak Keluarga, Teman, Orang Lain Agar Bisa Berbuat
Amal Kebaikan di Jalan Allah SWT
“Jika tidak ada perintah atau larangan dari Allah, kita tetap wajib untuk menyembahnya
sebagai rasa syukur atas apa yang telah Allah berikan, begitulah kata mutiara dari Imam
Ali bin Abi tholib.”
ي الَّ ِتي أ َ أن َع أمتُ َعلَ أي ُك أم
َ اذأ ُك ُرواأ ِن أع َم ِت
“Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku Berikan kepadamu” (Al-Baqarah: 122)
Sayangnya, manusia sering melupakan kebaikan yang selalu Allah berikan padanya dan
benar-benar mengingkari atas segala kenikmatan yang ia dapati secara gratis. Dalam Hadist
Qudsi, Allah berfirman:
“Aku yang Menciptakan tapi kau menyembah selain-Ku. Aku yang selalu meberi
(kebaikan) kepadamu namun kau berterima kasih pada selain-Ku. Kebaikan-Ku selalu
turun kepadamu, sementara keburukanmu selalu naik kepada-Ku.”
Cara efektif untuk mencegah diri dari perbuatan buruk adalah dengan banyak bersyukur dan
mengingat kebaikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita renungkan berapa banyak kebaikan
yang telah kita terima setiap hari. Kita ingat satu demi satu nikmat yang takkan mampu kita
syukuri selamanya.
Coba bayangkan, di saat membuka mata esok hari, tiba-tiba pemberian Allah telah dicabut.
Mata kita tak bisa melihat lagi, ingatan seketika hilang dan tubuh pun tak dapat digerakkan.
Jika kita sering merenungkan kenikmatan ini, masihkah kita bernafsu untuk menyakiti orang
lain? Bukankah kita sering melihat seorang yang sehat di sore harinya tiba-tiba lumpuh pada
keesokan harinya?
Cara kedua, Allah menekankan bahwa kebaikan itu jauh berbeda dengan keburukan. Sekecil
apapun kebaikan itu, tetaplah jauh di atas keburukan. Seperti dalam Firman-Nya:
َ ِي أَحأ
ُسن َ َو ََل ت َ أست َ ِوي أال َح
َ سنَةُ َو ََل الس َِّيئَةُ ادأفَ أع ِبالَّتِي ه
“Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik” (Fussilat: 34)
14
Walau terkadang keburukan itu tampak indah di mata, begitu menarik hati, tetaplah kebaikan
jauh lebih baik. Bahkan kebaikan sekecil apapun tetaplah kebaikan dan keburukan sebanyak
apapun tetaplah buruk.
Cara ketiga, Kita tidak hanya disuruh untuk mengingat kebaikan Allah dan meyakini: bahwa
kebaikan tidak sama dengan keburukan tapi Allah juga menjanjikan sesuatu untuk
memotivasi seseorang agar selalu berbuat baik.
“Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang
lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa datang dengan (membawa) kejahatan,
maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang)
dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Al-Qashas: 84)
Kebaikan yang kita lakukan tidak akan menguap hilang sia-sia. Allah berjanji bagi siapa yang
mau berbuat baik, dia akan membalasnya dengan yang lebih baik. Dan kalimat “lebih baik”
apabila bersumber dari Allah, sungguh kita tak akan mampu membayangkannya.
15
Cara kelima, jika balasan yang berlipat itu belum cukup, Allah punya janji lain yang lebih
agung dari balasan kebaikan yang berlipat ganda. Seorang yang mau berbuat baik, Allah akan
jadikan dia kekasih-Nya. Sesuai firman-Nya,
ََوأَحأ ِسنُ َواأ إِ َّن ّللاَ ي ُِحبُّ أال ُمحأ ِسنِين
“Sungguh, Allah Mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Baqarah: 195)
Budak mana yang tidak ingin dicintai oleh Tuhannya? Hamba mana yang tidak ingin menjadi
kekasih Tuhan-Nya?
Layaknya seorang kekasih, pasti dia akan menyayangi, melindungi dan membahagiakan
kekasihnya. Maha Suci Allah dari segala contoh. Namun kali ini kita tidak lagi
membicarakan tentang bilangan ganjaran Allah atas perbuatan baik menusia. Lebih dari itu,
perbuatan baik kita lakukan bisa mengantarkan kita menuju maqam kekasih-Nya.
Cara keenam, kekasih mungkin tak selalu bersama. Bagi seorang yang mau berbuat baik,
Allah menjanjikan posisi yang lebih tinggi dari seorang kekasih. Allah berjanji kepada
seorang yang selalu berbuat baik bahwa Allah selalu menyertainya. Allah selalu bersamanya.
َّللاَ لَ َم َع أال ُمحأ ِسنِين
َّ َوإِ َّن
“Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (al-
Ankabut: 69)
Selalu bersama Allah adalah posisi yang amat agung di atas orang yang dicintai Allah.
Lihatlah ketika Musa diperintahkan untuk pergi menghadapi Fir’aun. Nabi Musa merasa
khawatir saat akan menghadapi Fir’aun karena dia adalah raja yang terkenal dengan
kebengisannya.
Musa sangat mengetahui kejahatan dan kebengisan Fir’aun karena dia tinggal bersamanya
sejak kecil. Namun kekhawatiran itu segera sirna karena Allah berjanji akan selalu bersama
Musa. Fir’aun yang kejam itu tampak lebih kecil jika Allah menyertai hamba-Nya.
Sama halnya ketika Bani Israil takut pasukan Fir’aun dapat menyusul mereka ketika telah
sampai di depan lautan.
Nabi Musa menenangkan mereka dengan berkata,
ِين
ِ سيَ أهد َ قَا َل ك َََّل إِ َّن َم ِع
َ ي َربِي
Cara ketujuh, pada puncaknya Allah swt memberikan kebar gembira kepada mereka yang
selalu berbuat baik. Jika kita telah menerima kabar baik dari Allah, Tidak ada lagi yang perlu
ditakuti dan dikhawatirkan.
16
ََوبَش ِِر أال ُمحأ ِسنِين
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Hajj: 37)
Orang semacam ini sudah berada di surga sebelum mereka memasuki surga. Karena hati
mereka selalu gembira, tak pernah gelisah dan takut. Karena hati itu selalu dipenuhi dengan
kabar gembira dari Allah swt.
َس ِن َما كَانُواأ َي أع َملُون َ ً صا ِلحا ً ِمن ذَك ٍَر أ َ أو أُنثَى َوه َُو ُمؤأ ِم ٌن فَلَنُحأ ِييَنَّهُ َحيَاة
َ طيِبَةً َو َلنَجأ ِزيَ َّن ُه أم أَجأ َر ُهم بِأَحأ َ َم أن َع ِم َل
Cara kedelapan, ini adalah cara terakhir yang membuat seseorang tidak bisa mencari alasan
lagi untuk tidak berbuat baik.
Seorang yang berakal pasti mencintai dirinya. Seorang yang mencintai dirinya pasti ingin
selalu berbuat baik untuk dirinya sendiri. Sedangkan Allah telah menjelaskan bahwa
perbuatan baik yang kita lakukan untuk orang lain juga akan bermanfaat untuk diri kita
sendiri. Kebaikan yang kita berikan akan kembali pada diri kita sendiri.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu
berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS.Al-Isra’: 7)
17
Untuk mengakhiri kajian ini, ada hal yang unik di dalam ayat-ayat yang disebutkan di atas.
Dalam ayat-ayat itu Allah selalu menyebutkan “siapa yang datang dengan membawa
kebaikan maka..”, seperti ayat berikut,
“Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.” (al-An’am:
160)
. Begitu pula perbuatan baik. Tak cukup hanya beramal, kita harus menjaga perbuatan itu
dimulai dari,
1. Niatnya
Jangan sampai amal yang kita lakukan habis tak bersisa seperti firman Allah swt,
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima).” (al-Baqarah: 264)
“Dan kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami akan jadikan amal
itu (bagaikan) debu yang bertentangan.” (al-Furqan: 23).
Cara mengajak keluarga, teman, orang lain agar bisa berbuat kebaikan salah satunya
adalah dengan memberi contoh. Orang yang memberi teladan perbuatan yang baik, maka ia
akan mendapatkan pahala perbuatan tersebut serta pahala orang yang mengikutinya sampai
hari kiamat. Dan orang yang memberikan contoh kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa
perbuatan tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat. Begitu juga
orang yang mengajak kepada petunjuk, ia mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang
mengikutinya, atau mengajak kepada kesesatan maka ia mendapat dosa seperti dosa-dosa
pengikutnya, baik petunjuk atau kesesatan tersebut ia yang pertama kali memulainya, atau
sudah ada sebelumnya (yang melakukannya). Dan baik itu dengan mengajarkan ilmu, atau
ibadah, ataupun adab dan lainnya.
18
Perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (ُ‘ ) َم أن َع ِملَ ِب َها َب أعدَهyang mengerjakannya
setelahnya’, maknanya bahwa perbuatan teladan tersebut (diikuti oleh orang lain) baik semasa
hidupnya ataupun setelah ia meninggal dunia. Wallâhu a’lam.”[3]
c. Bagaimana Cara Mengubah Diri Sendiri Agar Bisa Hijrah Berbuat Baik
Menjalankan Perintah Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW
d. Akhlak Buruk Apa Yang Akan Anda Ubah Dalam Diri Sendiri, dan Bagaimana
Cara Mengubahnya Menjadi Akhlak Baik
19
1. Bergunjing (Ghibah).
Ghibah adalah membicarakan kejelekan atau aib orang lain atau menyebut masalah
orang lain yang tidak disukainya, sekalipun hal tersebut benar-benar terjadi.
Contoh ghibah banyak sekali. Bahkan ketika kita mengatakan "pendek amat orang itu"
misalnya, itu termasuk ghibah. Diriwayatkan, ketika Siti Aisyah memberikan isyarat dengan
tangannya tentang seorang wanita yang pendek, Rasulullah Saw bersabda, "Kamu
menggunjingnya?".
Ghibah termasuk akhlak tercela. Tersirat di dalamnya perbuatan tercela lain seperti
sombong, merasa diri paling baik dan benar, serta menghina orang lain. Ketercelaan ghibah
dapat dirasakan betapa tersinggung perasaan kita, atau sakit hatinya kita, bahkan betapa
marahnya kita, jika kejelakan dan kekurangan kita dibicarakan orang lain.
Namun demikian, tidak selamanya ghibah itu dilarang. Al-Hasan sebagaimana dikutip
Imam Al-Ghazali menyebutkan, "Ada tiga golongan tidak termasuk menggunjing jika
menyebut aib mereka, yaitu orang yang mengikuti hawa nafsu, orang fasik yang melakukan
kefasikan secara terang-terangan, dan pemimpin yang menyeleweng". Memperingatkan
sesama Muslim atas kejahatan seseorang pun termasuk ghibah yang dibolehkan.
2. Berdusta
Berkata dusta adalah salah satu ciri kaum munafik, selain mengkhianati kepercayaan
dan mengingkari janji (HR Bukhari dan Muslim).
20
BAB V
1. Adab Wudhu
Berwudhu' sebelum berdo`a, menghadap Kiblat dan mengangkat kedua tangan di saat
berdo`a. Di dalam hadits Abu Musa Al-Asy`ari Radhiallaahu anhu disebutkan bahwa setelah
Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam selesai melakukan perang Hunain :" Beliau minta air lalu
berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya; dan aku melihat putih kulit ketiak beliau".
(Muttafaq'alaih).
3. Adab Berdoa
21
Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada Kami".
(Al- Anbiya': 90).
Disunnatkan berwudhu' sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan. Al- Bara'
bin `Azib Radhiallahu'anhu menuturkan : Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila kamu akan tidur, maka berwudlu'lah sebagaimana wudlu' untuk shalat, kemudian
berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan..." Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri
nantinya.
Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring, berdasarkan hadits
Abu Hurairah Radhiallahu'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan
kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di
atasnya..." Di dalam satu riwayat dikatakan: "tiga kali". (Muttafaq `alaih).
5. Adab Mandi
1) Masuk dengan memakai tutup kepala dan alas kaki serta mendahulukan kaki kiri
2) Menanggalkan pakaian sambil membaca do`a dalam hati
3) Memakai basahan sebab dimanapun kita berada tidak lepas dari pandangan dan
pengetahuan Allah swt.
Syarat sah mandi wajib ( menghilangkan hadats besar ) ada 2 :
– Niat ketika mengalirkan air ke seluruh tubuh dan niat itu dikhususkan pada hadats
yang akan dihilangkan.
– Meratakan air ke seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki.
22
– Setelah mencuci tangan dan kamaluan, maka bacalah Basmalah dalam hati lalu
berwudhu seperti wudhu mau shalat tetapi kaki ditinggalkan karena untuk kaki, ada tata
cara membersihkannya sendiri
– Membasuh kaki yang kanan 3x, lalu kaki kiri 3x
– Menghadap kiblat.
– Dianjurkan menutup tubuh dengan basahan selama mandi.
– Mengekalkan niat selama mandi.
– Jangan berlama-lama di kamar mandi.
– Setelah mandi baca do`a
Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga
setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu.2
Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri
dengan Alhamdulillah. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seorang
diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta'ala dan jika lupa
menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta'ala pada awalnya maka hendaknya mengatakan :
Bismillahi awwalihi wa akhirihi”. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun
meng-akhirinya dengan Hamdalah, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan
ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya”. (HR. Muslim).
Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu.
Rasulllah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda Kepada Umar bin Salamah: “Wahai anak,
sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang di
depanmu. (Muttafaq’alaih).
2
Syaik Abdullah bin Hamoud Al-Furaih. Sunnah ( Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2016), h. 16.
23
Orang yang menuntut ilmu bukan karena mengharap wajah Allah termasuk orang yang
pertama kali dipanaskan api neraka untuknya. Rasulallah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari
wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari
keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat.”
(HR. Ahmad)
Hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada
Allah Ta’ala dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta selalu merasa
butuh kepadaNya.
Dalam menuntut ilmu syar’i diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu
bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan
izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.
4) Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’ala
Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan
maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang bermanfaat, bahkan
dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa Allah Ta’ala.
5) Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama
kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.
“Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong” (HR.
Bukhari secara muallaq)
Allah Ta’ala berfirman, “… sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-
hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik
24
diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-
orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az-Zumar: 17-18)
Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat,
tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak
boleh ngobrol. Allah Ta’ala berfirman, “dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah
dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raaf: 204)
Kiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di
hadaapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalama.
Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak
bertanya saat pelajaran disampaikan, tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu
yang sama, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan
ilmu yang telah dipelajari.
“Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku,
kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya. Banyak orang yang
membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya…” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Ta’ala
agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang mendengar, memahami,
menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka kita pun
diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-
hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, poin-poin penting,
fawaa-id (faedah dan manfaat) dari ayat, hadits dan perkataan para sahabat serta ulama, atau
berbagai dalil bagi suatu permasalahan yang dibawa kan oleh syaikh atau gurunya. Agar ilmu
yang disampaikannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia
25
mengulangi pelajarannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah ilmu
dengan tulisan” (HR. Ibnu ‘Abdil Barr)
Menuntut ilmu syar’i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan
yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-
Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang
menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu,
kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.
Objek dakwah yang paling utama adalah keluarga dan kerabat kita, Allah Ta’ala
berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim: 6).
Hendaknya memulai tilawah dengan ta`awwudz, kemu-dian basmalah pada setiap awal
surah selain selain surah At-Taubah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
"Apabila kamu akan mem-baca al-Qur'an, maka memohon perlindungan-lah kamu kepada
Allah dari godaan syetan yang terkutuk". (An-Nahl: 98).
Hendaknya selalu memperhatikan hukum-hukum tajwid dan membunyikan huruf
sesuai dengan makhrajnya serta membacanya dengan tartil (perlahan-lahan). Allah berfirman
yang Subhanahu wa Ta'ala artinya: "Dan Bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan". (Al-
Muzzammil: 4).
Disunnatkan memanjangkan bacaan dan memperindah suara di saat membacanya. Anas
bin Malik Radhiallaahu anhu pernah ditanya: Bagaimana bacaan Nabi Shallallaahu alaihi wa
26
Sallam (terhadap Al-Qur'an? Anas menjawab: "Bacaannya panjang (mad), kemudian Nabi
membaca "Bismillahirrahmanirrahim" sambil memanjangkan Bismillahi, dan memanjangkan
bacaan ar-rahmani dan memanjangkan bacaan ar-rahim". (HR. Al-Bukhari). Dan Nabi
Shallallaahu alaihi wa Sallam juga bersabda: "Hiasilah suara kalian dengan Al-Qur'an". (HR.
Abu Daud, dan dishahih-kan oleh Al-Albani).
Hendaknya membaca sambil merenungkan dan menghayati makna yang terkandung
pada ayat-ayat yang dibaca, berinteraksi dengannya, sambil memohon surga kepada Allah bila
terbaca ayat-ayat surga, dan berlindung kepada Allah dari neraka bila terbaca ayat-ayat neraka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami
turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan
supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (Shad: Dan di dalam hadits
Hudzaifah ia menuturkan: "......Apabila Nabi terbaca ayat yang mengandung makna bertasbih
(kepada Allah) beliau bertasbih, dan apabila terbaca ayat yang mengandung do`a, maka beliau
berdo`a, dan apabila terbaca ayat yang bermakna meminta perlindungan (kepada Allah) beliau
memohon perlindungan". (HR. Muslim).
Menaati kedua orang tua dalam hal-hal yang bukan maksiat kepada Allah SWT.
Menghormati dan menghargai keduanya, merendahkan diri di hadapannya, memuliakan dalam
sikap tutur kata, tidak jalan mendahuluinya,mengutamakan keinginannya,memanggil dengan
sebutan kehormatan,tidak keluar rumah tanpa seijin dan kerelaannya.
10. Adab terhadap Orang yang Sakit , Lemah , Fakir Miskin , Anak Yatim dan Piatu
Mendo`akan semoga cepat sembuh, dibelaskasihi Allah, selamat dan disehatkan. Ibnu
Abbas Radhiallaahu anhu telah meriwayat-kan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam
27
apabila beliau menjenguk orang sakit, ia mengucapkan: “Tidak apa-apa. Sehat (bersih) insya
Allah”. (HR. AlBukhari). Dan berdo`a tiga kali sebagai-mana dilakukan oleh Nabi Shallallaahu
alaihi wa Sallam.
Disunnatkan bagi musafir pergi dengan ditemani oleh teman yang shalih selama
perjalanannya untuk meringankan beban diperjalananya dan menolongnya bila perlu.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: “Kalau sekiranya manusia
mengetahui apa yang aku ketahui di dalam kesendirian, niscaya tidak ada orang yang
menunggangi kendaraan (musafir) yang berangkat di malam hari sendirian”. (HR. Al-Bukhari)
Disunnatkan berangkat safar pada pagi (dini) hari dan sore hari, karena Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Ya Allah, berkahilah bagi ummatku di dalam
kediniannya”. Dan juga bersabda: “Hendaknya kalian memanfaatkan waktu senja, karena bumi
dilipat di malam hari”. (Keduanya diriwayat-kan oleh Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-
Albani).
Disunatkan bagi musafir apabila akan berangkat mengu-capkan selamat tinggal kepada
keluarga, kerabat dan teman-temannya, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu
28
alaihi wa Sallam dan dia sabdakan: “Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu dan
penutup-penutup amal perbuatanmu”. (HR. At- Turmudzi, dishahihkan oleh Al-Albani).
Disunnatkan bertakbir di saat jalan menanjak dan bertasbih di saat menurun, karena ada
hadits Jabir yang menuturkan: “Apabila (jalan) kami menanjak, maka kami bertakbir, dan
apabila menurun maka kami bertasbih”. (HR. Al-Bukhari).
Disunnatkan bagi musafir selalu berdo`a di saat perjala-nannya, karena do`anya
mustajab (mudah dikabulkan).
29
Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Karena
hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan: "Rasulullah
melaknat (mengutuk) kaum laki-laki yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang
menyerupai kaum pria." (HR. Al-Bukhari).
Jangan terlalu lama menunggu di saat bertamu karena ini memberatkan yang punya
rumah juga jangan tergesa-gesa datang karena membuat yang punya rumah kaget sebelum
semuanya siap.
Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk
tinggal lebih dari itu.Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja
yang terjadi pada tuan rumah.
18. Adab Istinja , buang Air ( buang air kecil dan besar )
Menghindari tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan manusia dan tempat
berteduh mereka. Sebab ada hadits dari Mu`adz bin Jabal Radhiallaahu 'anhu yang menyatakan
demikian. Tidak mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang demikian itu supaya
aurat tidak kelihatan. Di dalam hadits yang bersumber dari Anas Radhiallaahu 'anhu ia
menuturkan: "Biasanya apabila Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam hendak membuang
30
hajatnya tidak mengangkat (meninggikan) kainnya sehingga sudah dekat ke tanah. (HR. Abu
Daud dan At-Turmudzi, dinilai shahih oleh Albani).
Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk, tetapi boleh jika sambil berdiri. Pada
dasarnya buang air kecil itu di lakukan sambil duduk, berdasarkan hadits `Aisyah Radhiallaahu
'anha yang berkata: Siapa yang telah memberitakan kepada kamu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam kencing sambil berdiri, maka jangan kamu percaya, sebab
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah kencing kecuali sambil duduk. (HR. An-
Nasa`i dan dinilai shahih oleh Al- Albani). Sekalipun demikian seseorang dibolehkan kencing
sambil berdiri dengan syarat badan dan pakaiannya aman dari percikan air kencingnya dan
aman dari pandangan orang lain kepadanya. Hal itu karena ada hadits yang bersumber dari
Hudzaifah, ia berkata: "Aku pernah bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam (di suatu
perjalanan) dan ketika sampai di tempat pembuangan sampah suatu kaum beliau buang air kecil
sambil berdiri, maka akupun menjauh daripadanya. Maka beliau bersabda: "Mendekatlah
kemari". Maka aku mendekati beliau hingga aku berdiri di sisi kedua mata kakinya. Lalu beliau
berwudhu dan mengusap kedua khuf-nya." (Muttafaq alaih).
31
21. Adab terhadap Non Muslim ( berbeda Agama )
1) Tidak menyetujui dan tidak ridha terhadap kekufuran Non Muslim.
2) Membenci orang kafir sebab Allah Ta’ala juga benci kepada mereka. Namun ingat,
yang perlu digaris-bawahi membenci itu bukan berarti menzalimi.
3) Tidak memberikan wala’ (kedekatan; loyalitas, kesetiaan) dan kecintaan kepada orang
kafir.
4) Bersikap adil dan berbuat baik kepadanya, selama orang kafir tersebut bukan kafir
muharib (orang kafir yang memerangi kaum muslimin).
5) Mengasihi orang kafir dengan kasih sayang yang bersifat umum. Seperti memberi
makan jika dia lapar
Sikap anak kepada orang tua sangat dipengaruhi sikap orang tua kepada mereka. Jika
orang tua sayang kepada anak-anak, mereka tentu akan membalas dengan kebaikan yang sama.
Tidak mungkin anak-anak bersikap baik kepada orang tua, jika mereka diperlakukan semena-
mena. Oleh karena itu ketika orang tua bersikap baik kepada anak-anaknya, sesungguhnya
orang tua telah mendidik dan membantu anak-anaknya menjadi anak yang baik pula.
Orang tua perlu memahami psikologi perkembangan agar anak-anak dapat menjalani
kehidupannya sesuai dengan fase-fase perkembangannya. Tidak bijak apabila anak-anak yang
masih duduk di bangku TK sudah diperintahkan berpuasa sehari penuh selama Ramadhan.
Mereka memang perlu dilatih berpuasa tetapi tidak boleh seberat itu. Demikian pula tidak bijak
3
MendidikKarakterBuahHatiDenganAkhlak Nabi hal 12
32
apa bila orang tua memaksakan kehendaknya agar mereka selalu menduduki ranking 1 di
kelasnya, misalnya, sementara kemampuannya kurang mendukung.
Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan susah, misalnya karena
kehilangan sesuatu yang menjadi kesayangannya seperti binatang kesayangan atau lainnya.
Pada saat seperti ini orang tua sebaiknya dapat memahmi psikologi anak dengan tidak
menambahi bebannya. Misalnya, orang tua melakukan perintah-perintah yang banyak dan
berat sehingga menambah beban anak. Justru sebaiknya orang dapat menghibur dan
membesarkan hati anaknya bahwa Allah akan mengganti apa yang hilang dari anak itu dengan
sesuatu yang lebih baik
Adalah kewajiban orang tua mendidik anak dengan sebaik-baiknya sehingga anak
memiliki ilmu yang cukup dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan. Apabila orang tua
tidak cukup membekali anak dengan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan dan malahan
memanjakannya, maka hal ini bisa menyengsarakan anak di kemudian hari. Anak bisa bodoh
dan tidak mandiri dalam banyak hal sehingga tidak bisa menolong dirinya sendiri apalagi orang
lain. Keadaan seperti ini akan membuat anak sengsara dalam hidupnya.4
4
AlangkahBijaknya Nabi Mendidik Anak hal 35
33
25. Adab Khitbah ( lamaran )
Adapun Adab-Adab yang perlu diperhatikan dalam mengkhitbah adalah :
1) Nadzor ( )نضرyang artinya melihat calon pinangannya.
Yakni melihat kepada apa-apa yang bisa membuat dia tertarik untuk menikahinya, atau
sebaliknya ketika dia melihat calonnya dan mendapati ada sesuatu yang tidak dia senangi
darinya maka dia boleh untuk membatalkan pelamarannya.
Jika proses nazhor sudah selesai, maka disunnahkan bagi keduanya untuk melakukan
sholat istikhoroh, berharap taufik dan petunjuk dari Allah -Subhanahu wa Ta’ala-. Hal ini
ditunjukkan dalam kisah pengutusan Zaid bin Haritsah oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-
untuk melamar Zainab -radhiallahu ‘anha-, maka Zainab berkata: “Saya tidak akan
melakukan sesuatu apapun kecuali dengan perintah Tuhanku”. Maka beliaupun (Zainab)
berdiri dan melaksanakan sholat di mesjidnya”.
Jika proses nazhor sudah selesai dan kedua belah pihak telah saling meridhoi, maka
berarti sang wali telah menunaikan kewajibannya dengan baik. Kemudian setelah itu,
hendaknya wali tersebut berbuat baik kepada wanita yang dia perwalikan dengan cara
mempermudah proses pernikahan dan tidak memasang target mahar yang tinggi, karena
sesungguhnya keberkahan seorang wanita terletak pada murahnya maharnya.
Disunatkan bagi kedua suami istri berwudhu sebelum tidur sesudah melakukan jima`,
karena hadits Aisyah menuturkan :”Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam apabila
beliau hendak makan atau tidur sedangkan ia junub, maka beliau mencuci kemaluannya dan
berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat” (Muttafaq’alaih).
34
Berikut adab sholat jumat yang perlu Anda ketahui:
َ َشاأَ أق َرن
و، ً و َم أن َرا َح ِفيالسَّا َع ِةالثَّا ِلثَ ِةفَ َكأَنَّ َماقَ َّربَ َك أب،
َ ًو َم أن َرا َح ِفيالسَّا َع ِةالثَّانِيَ ِةفَ َكأَنَّ َماقَ َّربَ َبقَ َرة،
َ ًَم أنراحفيالساعةاْلولىفَ َكأ َ َّن َماقَ َّربَبَدَنَة
ً ضة
َ س ِة َف َكأ َ َّن َما َق َّربَبَ أي ِ و َم أن َرا َح ِفيالسَّا َع ِة أالخ،
َ َام َ ًالرا ِب َع ِة َف َكأ َ َّن َما َق َّربَدَ َجا َجة
َّ َم أن َرا َح ِفيالسَّا َع ِة
Artinya: “Siapa yang berangkat Jum’at di awal waktu, maka ia seperti berqurban
dengan unta. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu kedua, maka ia seperti berqurban dengan
sapi. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu ketiga, maka ia seperti berqurban dengan kambing
gibas yang bertanduk. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu keempat, maka ia seperti
berqurban dengan ayam. Siapa yang berangkat Jum’at di waktu kelima, maka ia seperti
berqurban dengan telur.” (HR. Bukhari, no. 881; Muslim, no. 850)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda.
َ صتَغُ ِف َرلَ ُه َما َب أي َن ُه َو َب أين أَال ُج ُمعَ ِة َو ِزيَادَة ُثََلَثَ ِةأَيَّامٍ َو َم أن َمس أَّال َح
صى َفقَدألَغَا سن أَال ُوضُو َءث ُ َّمأَت أ
َ َىال ُج ُم َعةَفَا أست َ َمعَ َوأ َ أن َ ضأَفَأَحأ
َّ َم أنت ََو
Artinya: “Barangsiapa berwudhu di hari Jum’at, maka itu baik. Namun barangsiapa
mandi ketika itu, maka itu lebih afdhol.” (HR. An-Nasai, no. 1380; Tirmidzi, no. 497; Ibnu
Majah, no. 1091).
35
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Artinya: “Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jum’at, ‘Diamlah, khotib
sedang berkhutbah!’ Sungguh engkau telah berkata sia-sia.”(HR. Bukhari no. 934 dan Muslim
no. 851).
“Sulaik Al Ghothofani datang pada Jumat dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
sedang berkhutbah. Ia masuk dan langsung duduk. Beliau pun berkata pada Sulaik.
ُ طبُفَ أليَ أر َك أع َر أك َعت َ أينِ َو أليَت ََج َّو أزفِي ِه َما – ث ُ َّمقَا َل – يَا
سلَ أي ُكقُ أمفَ أ
ار َك أع َر أك َعت َ أينِ َوتَ َج َّو أزفِي ِه َما ِ ِإذَا َجا َءأ َ َحد ُ ُك أميَ أو َم أال ُج ُم َع ِة َو
ُ اإل َما ُميَ أخ
Artinya: “Wahai Sulaik, berdirilah dan kerjakan shalat dua raka’at (tahiyyatul masjid),
persingkat shalatmu (agar bisa mendengar khutbah, pen).” Lantas beliau bersabda, “Jika salah
seorang di antara kalian menghadiri shalat Jum’at dan imam berkhutbah, tetaplah kerjakan
shalat sunnah dua raka’at dan persingkatlah.” (HR. Bukhari, no. 930; Muslim, no. 875)
Dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy), ia berkata:
َ س
ِوَل َّّلل ُ أَنَّ َر-صلىاللهعليهوسلم- ُطب ِ نَ َهى َعنِ أال ُحب َأو ِةيَ أو َم أال ُج ُم َع ِة َو
ُ اإل َما ُميَ أخ
Sholat jumat menjadi perintah wajib laki-laki muslim sebagai pengganti sholat
zuhur.Bahkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis mengatakan orang beriman yang
meninggalkan sholat jumat tiga kali berturut-turut berstatus munafiq.
Abdurrauf Al Munawi dalam Faidhul Qadir juz 6 menjelaskan, “Siapa saja yang
meninggalkan tiga Jumat tanpa udzur (halangan), maka ia akan dicatat sebagai kalangan orang-
orang munafik. Munafik yang dimaksud adalah kemunafikan dalam bentuk perbuatan, bukan
keyakinan."
36
Kewajiban sholat jumat juga Allah jelaskan dalam Alquran surah Al Jumu'ah ayat 9
sampai 10.
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu
lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 9-10).
Ada beberapa adab yang harus diperhatikan ketika kita memasuki hari raya, diantaranya
adalah :
Ibnul Qayyim dalam Za’dul Maad mengatakan, Nabi mandi pada dua hari raya, telah
terdapat hadits shahih tentang itu, dan ada pula dua hadits dhaif : pertama, hadits Ibnu Abbas,
dari riwayat Jabarah Mughallis, dan hadits Al Fakih bin Sa’ad, dari riwayat Yusuf bin Khalid
As Samtiy. Tetapi telah shahih dari Ibnu Umar –yang memiliki sikap begitu keras mengikuti
sunnah- bahwa beliau mandi pada hari raya sebelum keluar rumah.
Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, bahwa: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang kami
punya, dan memakai wangi-wangian yang terbaik yang kami punya, dan berkurban dengan
hewan yang paling mahal yang kami punya. (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak, hasan)
Nafi’ menceritakan tentang Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu saat hari raya:
“Beliau shalat subuh berjamaah bersama imam, lalu dia pulang untuk mandi sebagaimana
mandi janabah, lalu dia berpakaian yang terbaik, dan memakai wangi-wangian yang terbaik
yang dia miliki, lalu dia keluar menuju lapangan tempat shalat lalu duduk sampai datangnya
imam, lalu ketika imam datang dia shalat bersamanya, setelah itu dia menuju masjid Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan shalat dua rakaat, lalu pulang ke rumahnya.”
37
3) Makan Dulu Sebelum Shalat ‘Idul Fitri, Tidak Makan Dulu Sebelum Shalat Idul Adh-
ha
“Pada saat Idul Fitri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidaklah berangkat untuk
shalat sebelum makan beberapa kurma.” Murajja bin Raja berkata, berkata kepadaku
‘Ubaidullah, katanya: berkata kepadaku Anas, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Beliau memakannya berjumlah ganjil.” (HR. Bukhari No. 953)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Janganlah keluar pada hari Idul
Fitri sampai dia makan dulu, dan janganlah makan ketika hari Idul Adha sampai dia shalat
dulu.” (HR. At Tirmidzi No. 542, Ibnu Majah No. 1756, Ibnu Hibban No. 2812, Ahmad No.
22984, shahih)
Shalat hari raya di lapangan adalah sesuai dengan petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, karena Beliau tidak pernah shalat Id, kecuali di lapangan (mushalla). Namun, jika ada
halangan seperti hujan, lapangan yang berlumpur atau becek, tidak mengapa dilakukan di
dalam masjid. Dikecualikan bagi penduduk Mekkah, shalat ‘Id di Masjidil Haram adalah lebih
utama.
Dari Abu Hurairah, “Bahwasanya mereka ditimpa hujan pada hari raya, maka Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat ‘Id bersama mereka di masjid. (HR. Abu Daud)
Mereka dianjurkan untuk keluar karena memang ini adalah hari raya mesti disambut
dengan suka cita. Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan: “Dianjurkan keluarnya
38
anak-anak dan kaum wanita pada dua hari raya menuju lapangan, tanpa ada perbedaan, baik
itu gadis, dewasa, pemudi, tua renta, dan juga wnaita haid.”
Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada di fihak yang
benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang
menghindari bertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana di tengah-
tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun bercanda". (HR. Abu Daud
dan dinilai hasan oleh Al-Albani)
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya.” (QS Al-Baqarah : 282)
39
“Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan
bertemu Allah sebagai seorang PENCURI.” (HR Ibnu Majah ~ hasan shahih)
3) Punya rasa takut jika tidak bayar utang, karena alasan dosa yang tidak diampuni dan
tidak masuk surga.
سو َل أ َ َّن ٍ ” الدَّيأنَ إَِلَّ ذَ أن. مسلم رواه1886
َّ ب ُك ُّل ِلل َّش ِهي ِد يُ أغفَ ُر “ قَا َل ﷺ
ُ ّللاِ َر
“Semua dosa orang yang mati syahid diampuni KECUALI utang”. (HR Muslim)
“Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut
akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi
dinar dan dirham.” (HR Ibnu Majah ~ shahih)
“Menunda-nunda (bayar utang) bagi orang yang mampu (bayar) adalah kezaliman.”
(HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)
“Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang. (HR Bukhari,
Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)
“Allah ‘Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika
membeli, menjual, dan melunasi utang.” (HR An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
40
سو ُل قَا َل ُ ضى َحتَّى ِبدَ أينِ ِه ُم َعلَّقَةٌ أال ُمؤأ ِم ِن نَ أف
َّ س “ ﷺ
ُ ّللاِ َر َ ” َع أنهُ يُ أق. الترمذي رواه1078 ، ماجة ابن2506
“Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan.”
(HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Sesungguhnya, ketika seseorang berutang, maka bila berbicara ia akan dusta dan bila
berjanji ia akan ingkar.” (HR Bukhari dan Muslim)
“… Dan penuhilah janji karena janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban ..” (QS
Al-Israa’: 34)
11) Jangan pernah lupa membalas kebaikan orang yang telah memberi utang walaupun
hanya dengan doakan kebaikan.
” كَافَأأت ُ ُموهُ قَدأ أ َ أن ت َ أعلَ ُموا َحتَّى لَهُ فَادأعُوا ت َِجد ُوا لَ أم فَإ ِ أن فَكَافِئُوهُ َم أع ُروفًا إِلَ أي ُك أم آت َى َو َم أن. النسائي رواه2567 ، ابو
داود5109
“Barang siapa telah berbuat kebaikan kepadamu, balaslah kebaikannya itu. Jika
engkau tidak menemukan apa yang dapat membalas kebaikannya itu, maka berdoalah
untuknya sampai engkau menganggap bahwa engkau benar-benar telah membalas
kebaikannya.”uh (HR An-Nasa’i dan Abu Daud)
Dalam jual beli online, pertemuan antara penjual dan pembeli mungkin tidak terjadi,
namun bukan berarti tidak ada akad dalam transaksi ini.
Dalam kitab Fathul Mu’in, ijab dan kabul dalam transaksi jual beli adalah:
Ijab adalah bukti yang menunjukan atas penyerahan dengan bukti yang jelas (dapat
dipertanggungjawabkan), sedangakan kabul adalah bukti yang menunjukan atas penerimaan.
41
Jual beli online menggunakan telepon, chat, email, dan media lain sebagai media ijab
kabul. Meskipun tidak terlihat, namun dalam jual beli tersebut tetap harus dilakukan akad.
2) Jujur
Baik penjual maupun pembeli yang sama-sama tidak boleh melakukan penipuan.
Meskipun pembeli tidak dapat melihat secara langsung barang yang dijual, namun hendaknya
penjual dapat berlaku jujur dan tidak melakukan penipuan. Sesungguhnya pedagang yang
menipu bukanlah dari golongan Rasulullah.
سو َل أَ َّن َّ -وسلم عليه هللا صلى- صب َأرةِ َعلَى َم َّر
ُ ّللاِ َر َ ت فِي َها يَدَهُ فَأَدأ َخ َل
ُ طعَ ٍام َ َيَا َهذَا َما « فَقَا َل بَلََلً أ
صابِعُهُ فَنَالَ أ
ب
َ اح
ِ ص َّ » ال. صابَتأهُ قَا َل
َ طعَ ِام َ َس َما ُء أ
َّ سو َل يَا ال َّ طعَ ِام فَ أوقَ َجعَ ألتَهُ أَفََلَ « قَا َل
ُ ّللاِ َر. َّ اس يَ َراهُ َك أى ال
ُ ََّش َم أن الن َ فَلَي
َّ أس غ
» ِمنِى
“Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat
makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban, shahih).
Menaikkan harga dengan menyesuaikan kondisi perekonomian saat ini tidak mengapa
selama masih dalam batas normal, namun jika pedagang menaikkan harga hingga
menyusahkan pembeli, maka ini adalah perbuatan haram. Dalam Islam, tindakan menaikkan
harga seperti ini disebut dengan najasy dimana pedagang tersebut mengambil keuntungan
melebihi yang seharusnya.
42
َشوا َوَل
ُ تَنَا َج
“ .. dan janganlah kalian melakukan jual beli najasy … “ (HR. Bukhari no. 2150 dan
Muslim 1515)
ُّ ِصلَّى النَّب
ي نَ َهى َ ُسلَّ َم َعلَ أي ِه هللا َ النَّجأ ِش
َ ع ِن َو
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari jual beli najasy.” (HR. Bukhari no.
2142 dan Muslim no. 1516)
Ketika berjualan, kita tentunya ingin barang terlihat sangat bagus agar cepat laku.
Namun kita juga tidak boleh menyembunyikan aib atau kecacatan yang terdapat pada barang
tersebut. Jika disembunyikan, maka tentu akan menjadi sebuah penipuan yang merugikan
pembeli.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya dan tidak halal bagi seorang
muslim untuk menjual sesuatu yang ada aibnya kepada orang lain kecuali ia menjelaskan aib
tersebut kepadanya.”
44
21) Tidak berama-lama di kamar mandi. Begitu selesai hajat, segera keluar, karena
tempatnya syaitan.
Hendaknya memberi salam kepada orang-orang yang di dalam majlis di saat masuk dan
keluar dari majlis tersebut. Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu telah meriwayatkan bahwasanya
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila salah seorang kamu sampai
di suatu majlis, maka hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk maka
duduklah ia. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula.
Bukanlah yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya. (HR. Abu Daud dan At-
Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani).
Hendaknya duduk di tempat yang masih tersisa. Jabir bin Samurah telah menuturkan:
Adalah kami, apabila kami datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam maka masing-
45
masing kami duduk di tempat yang masih tersedia di majlis. (HR. Abu Daud dan dishahihkan
oleh Al-Albani).5
Abu Hurairah. Ra. di dalam haditsnya menyebutkan bahwasanya Rasulullah Saw telah
bersabda:
5
Panduan Kuliah Agama Islam hal 43
46
“Segeralah (di dalam mengurus) jenazah, sebab jika amal-amalnya shalih, maka
kebaikanlah yang kamu berikan kepadanya; dan jika sebaliknya, maka keburukan-lah yang
kamu lepaskan dari pundak kamu”.(Muttafaq alaih).
2) Tidak menangis dengan suara keras, tidak meratapinya dan tidak merobek-robek baju.
Karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Bukan golongan kami
orang yang memukul-mukul pipinya dan merobek-robek bajunya, dan menyerukan kepada
seruan jahiliyah”. (HR. Al-Bukhari).
“Adalah Rasulullah Saw apabila selesai mengubur janazah, maka berdiri di atasnya dan
bersabda:”Mohonkan ampunan untuk saudaramu ini, dan mintakan kepada Allah agar ia diberi
keteguhan, karena dia sekarang akan ditanya”. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Albani).
6) Disunnatkan berta`ziah kepada keluarga korban dan menyarankan mereka untuk tetap
sabar, dan mengatakan kepada mereka:
“Sesungguhnya milik Allah lah apa yang telah Dia ambil dan milik-Nya jualah apa yang
Dia berikan; dan segala sesuatu disisi-Nya sudah ditetapkan ajalnya. Maka hendaklah kamu
bersabar dan mengharap pahala."
7) Dilarang duduk di atas kubur karena seperti itu termasuk menghinakan kubur.
47
Seandainya seseorang duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya sampai
kulitnya, itu lebih baik baginya dibandingkan duduk di atas kubur.” (HR. Muslim, no. 1612).
“ Salam keselamatan atas penghuni rumah-rumah (kuburan) dan kaum mu’minin dan
muslimin, mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dari kita dan orang-
orang yang belakangan, dan kami Insya Allah akan menyusul kalian, kami memohon kepada
Allah keselamatan bagi kami dan bagi kalian”[19]
48
tersebut menjadi hak penuh penemu. Ia boleh menggunakannya secara pribadi
atau disedekahkan.
b. Kedua, tetap menyimpannya sampai ditemukan pemiliknya. Opsi kedua ini bila
penemu barang tidak menghendaki untuk memiliki barang yang ia temukan.
Dalam teknik penyimpanan atau penjagaan, terdapat perbedaan di antara ulama.
Menurut Syekh Zainuddin Al-Malibari dan Syekh Zakariyya Al-Anshari dalam
Syarh At-Tahrir, barang tersebut dijual dan uang penjualannya disimpan.
Sedangkan menurut Syekh Ibnu Qasim Al-Ubbadi, Syekh Khatib As-Syarbini,
dan Syekh Ibrahim Al-Baijuri, barang tersebut tidak dijual, namun disimpan
sebagaimana kondisi semula.
49
2) Memperdengarkan suara iqamah di telinga kirinya
3) Membacakan doa di kedua belah telinganya, misalnya membaca surah Al-Ikhlas
4) Mengoleskan langit-langit mulut sang bayi dengan kunyahan benda yang manis seperti
kurma, buah tamar atau pisang (disebut dengan istilah tahnik)
5) Tasmiyah atau memberi nama anak tersebut dengan nama-nama yang baik pada hari
ketujuh kelahirannya.
6) Mengadakan walimatul aqiqah atau jamuan dan doa tasyakuran atas kelahirannya pada
hari ke-7 kelahiran bayi.
7) Mencukur rambut sang anak tersebut selepas menyembelih hewan ‘aqiqah (kambing
atau domba) untuknya. Untuk anak laki-laki 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan
1 ekor kambing
8) Memberi sedekah seberat rambut sang anak yang dicukur itu atau uang yang nilainya
seharga dengan perak.
9) Menyedekahkan daging aqiqah kepada fakir miskin.
Dianjurkan untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini pada saat memberikan nama
kepada anak-anak:
50
4) Wajib hukumnya untuk menyandarkan nasab seorang anak kepada ayahnya, meskipun
sudah meninggal dunia, dicerai dan lain sebagainya; meskipun ayahnya tidak ikut
membesarkannya atau belum pernah sama sekali melihatnya. Haram hukumnya
menisbatkan nasab anak kepada selain bapaknya, kecuali hanya pada satu kondisi yaitu;
jika anak tersebut buah dari hubungan badan di luar nikah –na’udzubillah-, maka pada
kondisi seperti ini anak dinisbatkan kepada ibunya dan tidak boleh dinisbatkan kepada
bapaknya.
Adab Suami
Adab Istri
51
3) Mendoakannya disaat bertemu dan berpisah, ucapkan selamat dalam berbagai
kesempatan memberikan pesan-pesan baik saat berpisah, saling menasehati dalam
kebenaran dan kesabaran. 6
1) Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus, karena Rasulullah
Saw bersabda : “Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh
yang ada di langit” (HR. At-Tirmizi)
2) Menyayangi dan memberikan kasih sayang kepadanya, sebagaimana sabda Rasulullah
Saw ketika para sahabatnya menjadikan burung sebagai sasaran memanah. “Allah
melaknat orang yang menjadikan alam yang bernyawa sebagai sasaran." (HR. Bukhari
dan Muslim).
3) Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya, karena Rasulullah Saw
telah bersabda,: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas
segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam
pembunuhan, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam
penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan sembelihannya dan
hendaklah ia mempertajam mata pisaunya.” (HR. Muslim)
4) Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun, atau dengan membuatnya
kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu,
menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah Saw. telah bersabda : “Seorang
perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati, maka dari
itu ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan
tidak pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia
membiarkannya memakan serangga di bumi.” (HR. Bukhari)
5) Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular,
kalajengking, tikus dan lain-lainnya, karena Rasulullah Saw telah bersabda: “Ada lima
macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak ihram) dan di waktu
6
KeistimewaanAkhlak Islam hal 55
52
ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan perutnya, tikus, anjing buas
dan rajawali.” (HR. Muslim). Juga ada hadits sahih yang membolehkan membunuh
kalajengking dan mengutuknya. Itulah beberapa adab atau etika yang selalu dipelihara
oleh seorang muslim terhadap hewan.
1) Tidak merusak dan menebang pohon sembarangan, Allah swt. Berfirman dalam QS. al-
َ َو أال ِج َب َاْل َ أر
َ أ َ أخ َر َج ِم أن َها َما َءه. ساهَا
Nazi’at: 31-32. َاو َم أر َعاهَا
2) Tidak buang hajat dibawah pohon berbuah,Rasulullah Saw bersabda yang berarti :
“Jangan buang air di lubang binatang, di jalan tempat orang lewat, di tempat berteduh,
di sumber air, di tempat pemandian, di bawah pohon yang sedang berbuah, atau di air
yang mengalir ke arah orang-orang yang sedang mandi atau mencuci." (HR. Muslim
dan Tirmidzi)
3) Membayar zakat hasil tanaman, dalam surat al-Baqarah ayat 267, Allah Swt berfirman,
ِ طيِبَا ِت َما َك َس أبتُ أم َو ِم َّماأ َ أخ َرجأ نَالَ ُك أم ِمن أَاْل َ أر
ض ِ ُيَاأَيُّ َهاالَّذِينَآ َمنُواأ َ أن ِفق
َ وام أن
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu“.
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui sahabat bacaan madani bahwa Allah Swt menyuruh
umatnya untuk menzakatkan hasil bumi yang dikelolanya, misalnya pertanian, perkebunan,
dan sebagainya dengan maksud, agar manusia saling berbagi terhadap sesamanya. Selain itu
zakat juga sangat bermanfaat untuk mensucikan harta kita. Dan Allah Swt tidak akan membuat
seseorang menjadi miskin jika mau mengeluarkan sebagian hartanya untuk sesamanya yang
kurang mampu.
53
Jika marah saat berdiri maka nabi akan duduk,jika marah saat duduk maka nabi akan
berbaring sehingga amarahnya hilang
54
mengambil pendapat siapa saja di antara mereka –apalagi yang lebih kuat alasannya-.
Ia juga tidak menolak pendapat mereka kecuali karena ada dalil dari Al Qur’an maupun
As Sunnah.
6) Memaafkan mereka dalam hal yang mereka perselisihkan dalam masalah furu’ (karena
dalam masalah akidah, mereka sama), dan memandang bahwa perbedaan di antara
mereka bukanlah karena kejahilan mereka dan bukan pula karena sikap ta’ashshub
dengan pendapat mereka, bahkan perbedaan itu bisa disebabkan karena belum sampai
hadits kepadanya, memandang bahwa hadits tersebut telah dimansukh, atau karena ada
hadits lain yang sampai kepadanya yang ia rajihkan, atau ia memahami berbeda dengan
yang dipahami ulama lain, karena termasuk hal yang bisa diterima adalah terjadinya
perbedaan dalam memahami kandungan lafaz.7
Rasulullah SAW. Bersabda: Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW. Telah bersabda,
Barang siapa yang taat kepad Ku berarti taat kepada Allah, dan siapa yang taat pada pimpinan
berarti taat kepadaKu dan siapa yang maksiat kepada peminpin berarti maksiat kepadaKu. (
H.R. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis diatas kita dapat mengambil hikmahnya bahwasanya adab terhadap
pemimpin adalah menghormatinya.8
Mengharap pahala dari Allah dari musibah (penyakit) yang dideritanya, karena dengan
demikian ia pasti diberi pahala. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Apa saja
yang menimpa seorang mu’min baik berupa kesedihan, kesusahan, keletihan dan penyakit,
hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah meninggikan karenanya satu derajat baginya
dan mengampuni kesalahannya karenanya”. (Muttafaq’alaih).
7
ShahihAdabulMufrad hal 112
8
Khadijah, hal. 62.
55
Berserah diri dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berkeyakinan bahwa
kesembuhan itu dari Allah, dengan tidak melupakan usaha- usaha syar`i untuk kesembuhan-
nya, seperti berobat dari penyakitnya.
Disunnatkan keras ketika memberi salam dan demikian pula menjawabnya, kecuali jika
di sekitarnya ada orang-orang yang sedang tidur. Di dalam hadits Miqdad bin Al-Aswad
disebutkan di antaranya: "dan kami pun memerah susu (binatang ternak) hingga setiap orang
dapat bagian minum dari kami, dan kami sediakan bagian untuk Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
sallam Miqdad berkata: Maka Nabi pun datang di malam hari dan memberikan salam yang
tidak membangunkan orang yang sedang tidur, namun dapat didengar oleh orang yang
bangun".(HR. Muslim).9
9
Maraqi Al-Ubudiyah hal 65
56
11) Menghidupkan sunnahnya dan menampakkan syariatnya serta dan meneruskan da’wah
beliau serta menunaikan wasiatnya.10
10
Adabul Mufrad hal 87
57
PENUTUP
Kesimpulan
1. Adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau hinanya seseorang,
terhormat atau tercelanya nilai seseorang.
2. Adab terhadap orang tua adalah taat kepada kedua orang tua dalam semua perintah dan
larangan keduanya, selama di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan kepada Allah, dan
pelanggaran terhadap syariat-Nya, karena manusia tidak berkewajibab taak kepada
manusia sesamanya dalam bermaksiat kepada Allah, Hormat dan menghargai kepada
keduanya, merendahkan suara dan memuliakan keduanya dengan perkataan dan
perbuatan yang baik, tidak menghardik dan tidak mengangkat suara di atas suara
keduanya, tidak berjalan di depan keduanya, tidak mendahulukan istri dan anak atas
keduanya, tidak memanggil keduanya dengan namanya namun memanggil keduanya
dengan panggilan, “Ayah, ibu,” dan tidak berpergian kecuali dengan izin dan kerelaan
keduanya.
3. Adab terhadap guru adalah Jangan mencari guru sembarangan, Ikhlas sebelum
melangkah, Mengagungkan guru, Akuilah keutamaan gurumu, Doakan kebaikan,
Rendah diri kepada guru, Mencontoh akhlaknya, Membela kehormatan guru, Jangan
berlebihan kepada guru, dan Bila guru bersalah
4. Adab terhadap tetangga : berbuat baik (ihsan) kepada mereka. sabar menghadapi
gangguan tetangga, menjaga dan memelihara tetangga, dan tidak mengganggu
tetangga.
5. Adab terhadap tamu adalah Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang
orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam
dosa), Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang
orang miskin, Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau
diundang. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana
hadits yang Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan
semampunya saja. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan
berbangga-bangga, Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk
memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.
58
6. Adab terhadap sesama adalah Mencintai Karena Allah, Menampakkan Senyum,
Bersikap Lembut dan Kasih Sayang Kepada Sesama Saudara Seiman , Disunnahkan
Memberi Nasihat Dan Hal Itu Termasuk Kesempurnaan Persaudaraan, Saling Tolong
Menolong antar Sesama, Sesama Saudara semestinya saling Merendahkan diri diantara
mereka dan tidak sombong atau meremehkan yang Lain, Berakhlak yang Terpuji,
Berbaik Sangka.
DAFTAR PUSTAKA
59
Zulian Alfarizi,Muhammad. 2012. Mendidik Karakter Buah Hati Dengan Akhlak Nabi.
Jakarta : PT.Laksana
Syekh Nashiruddin Al-Albani. 2019. Shahih Adabul Mufrad. Jakarta : Pustaka Ash
Shahihah
60
61