Dosen pengampu :
Disusun Oleh:
i
ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan
Agama Islam Semester ke-2 tahun 2022/2023
Berkat rahmat dan karunianya, serta di dorong kemauan yang keras disertai kemampuan yang
ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang
”AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN” dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Makalah berisi tentang “akhlak”. Manusia yang hidup dalam bimbingan akhlak akan
melahirkan suatu kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan
Rasulnya, serta akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena keterbatasan ilmu
dan pengetahuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun, sangat kami harapkan demi
kebaikan dimasa mendatang dan semoga bermanfaat bagi pembaca yang budiman dan
khususnya pembaca.
Daftar Isi
C. TUJUAN ....................................................................................................................................... 1
ii
3. Menghilangkan kesulitan ...................................................................................................... 13
1. Lingkungan ............................................................................................................................ 18
2. Nafsu ..................................................................................................................................... 19
3. Syaitan ................................................................................................................................... 19
1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 20
2. Saran ......................................................................................................................................... 20
A. LATAR BELAKANG
Semakin canggihnya ilmu pengetahuan, zaman semakin moderen dan manusiapun hidup
beragam dengan kemudahan-kemudahan yang di sajikan oleh moderenisasi dunia. Peradaban di era
globalisasi saat ini membuat kodrat manusia sebagai hamba ALLAH SWT yang semata-mata hanya di
wajibkan patuh dan hanya menyembah satu kepadanya, kini menjadi sedikit terasingkan dan
tersingkirkan dari kehidan sehari-hari manusia itu sendiri. yang mana di karenakan merosotnya
Iman-iman manusia itu sndiri “ subhanallah”. Kini Tindakan mereka semakin tidak terkontrol lagi,
kemerosotan ahlak dan moral yang seharusnya menjadi hal yang di prioritaska dalam melakoni
kehidupan sosial mereka di dunia yang hanya sementara ini kini hanya menjadi kata-kata khiasan
saja dalam kehidupan mereka tanpa mengetahui maknanya. Kemerosotan moral dan ahlak manusia
itu semakin hari semakin bertambah parah, yang dalam artian perilaku dan tindakan mereka
semakin tidak terkontrol dengan ketidak tauanya dan ketidak adanya pelakon yang menggambarkan
bagaimana semestinya contoh manusia yang beriman kepada ALLAH SWT.
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama berusaha sekeras dan semaksimal mungkin demi
tercapainya keimanan yang hakiki kepada ALLAH SWT.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui Ahlak secara lebih jelas lagi. Serta dapat membedakan antara ahlak
moral serta etika dalam Islam
C. TUJUAN
Sebagai bahan pembelajaran dan pertimbangan mengenai baik buruknya ahlak, moral serta
etika seseorang dalam islam, yang menyasar pada perebaikan dan kemajuan penegetahuan ahlak,
moral serta etika seorang manusia di masa yang akan datang nantinya.
1
BAB II. PEMBAHASAN
1. Konsep Akhlak
Walaupun manusia boleh dipisahkan daripada bidang ilmu atau pemikiran, bahkan
juga boleh dipisahkan daripada agama dan kepercayaan, tetapi tidak boleh dipisahkan dengan
akhlak atau moral. Ini kerana setiap perbuatan, amalan atau tindakan yang diambil tidak terlepas
atau terkeluar daripada lingkungan hukuman sama ada terhadap dirinya atau orang lain ataupun
benda lain yaitu adakah baik atau tidak segala tindakan tersebut. Jika baik,
jawabannya perkara itu akan dilakukan tetapi jika jahat, perkara itu akan ditinggalkan. Itulah akhlak
yang baik. Tetapi jika sebaliknya yang dilakukan itulah akhlak yang buruk.
Dari sini ternyata kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia sehingga di kalangan orang yang
tidak bermoral mereka merasakan perlu adanya suatu akhlak yang diakui bersama oleh mereka
supaya dapat mengatur kehidupan yang lebih baik menurut pandangan mereka.
Islam merangkumi aqidah, dan syariat itu mengandungi roh akhlak. Akhlak adalah roh kepada
risalah Islam sementara syariat adalah lembaga jelmaan daripada roh tersebut. Ini bererti Islam
tanpa akhlak seperti rangka yang tidak mempunyai isi, atau jasad yang tidak bernyawa. Sabda
Rasulullah SAW yang bermaksud : " Islam itu akhlak yang baik " . Begitu
juga sabda Baginda yang bermaksud : " Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya
selain daripada akhlak yang mulia."
2. Pengertian Akhlak
Akhlak dari segi bahasa : berasal daripada perkataan 'khulq' yang bererti perilaku,
perangai atau tabiat . Maksud ni terkandung dalam kata-kata Aisyah berkaitan akhlak
Rasulullah SAW yang bermaksud : " Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-Quran." Akhlak
Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan,
pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah SAW yang semuanya merupakan pelaksanaan ajaran al-
Quran.
Akhlak dari segi istilah : Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan terlebih dahulu."
2
Menurut Ibnu Maskawih, "Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih dahulu."
Menurut Profesor Dr Ahmad Amin, "Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan dan ia akan menjadi
kebiasaan yang mudah dilakukan."
Daripada definis tersebut dapat kita fahami bahawa akhlak merupakan suatu perlakuan yang tetap
sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan
sesuatu tindakan.
Yang dimaksudkan dengan akhlak secara umum ialah sistem atau tingkah laku manusia yang
bersumberkan kepada asas wahyu atau syarak. Sementara yang dimaksudkan dengan etika ialah
sistem tingkah laku manusia yang selain daripada wahyu, tegasnya yang
bersumberkan falsafah. Kata etika berasal daripada bahasa Inggeris "Ethic" dan bahasa Greek
"Ethos" yang membawa maksud nilai-nilai atau perkara yang berkaitan dengan sikap yang
menentukan tingkah laku sesuatu golongan.
Kata moral pula ialah tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika. Tingkah laku yang telah
ditentukan oleh etika sama ada baik atau jahat dinamakan moral. Moral ini terbahagi kepada dua
iaitu baik dan jahat. Yang baik ialah segala tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai baik.
Dan yang jahat ialah tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai jahat.
3
Menurut Islam pakaian bagi seseorang muslim mestilah menutup aurat. Seandainya mereka
tidak menutup aurat maka ia telah dianggap sebagai orang yang tidak berakhlak kerana telah
melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Berbeda dengan moral, jika seseorang
itu mendedahkan aurat tetapi masih mempunyai perlakuan yang baik, maka mereka masih
dianggap bermoral oleh sesetengah pihak.
Bersalaman
Bersalaman di antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya adalah haram menurut
Islam walaupun tujuannya untuk merapatkan hubungan. Tetapi perkara ini dibolehkan dalam
sistem moral.
Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai dengan
perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikanketundukkan terhadap perintah Allah.
Berdo’a
kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia
merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan
akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,baik diucapkan
dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman
hati.
Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil
pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
4
2. Akhlak kepada diri sendiri
Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung
banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan
adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan
perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-
Nya.
Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil daripengendalian
nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan
perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
Tawaduk , yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda,
kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki
yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
Tawaduk,Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang
merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur.
Tasamu,Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama
manusia.
Ta’awun,Ta’awun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan
sesama manusia.
5
Hasad,artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain
beruntung..
Dendam,d endam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan.
“Kami perintahkan kapada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibi -bapaknya, ibunya
mengandung dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan.” (QS. Al-Ahqaf : 15 )
Kemudian orang kedua yang besar jasanya terhadap anak adalah bapaknya. Bapak
bekerja di rumah, di ladang, di pabrik, di kantor dan di tempat-tempat lain adalah untuk biaya anak
dan isterinya. Oleh sebab itu manusia harus berbakti kepada ibu bapaknya, dan mentaati
suruhannya, sebagai pembalas budi terhadap jasa-jasa keduanya. Pada hakekatnya walaupun
bagaimana besarnya balas budi yang diberikan kepada ibu bapaknya tidak akan dapat
Berbuat baik kepada ibu bapak tidak hanya semasa hidupnya saja, tetapi sesudah keduanya
meninggalpun kita harus berbuat baik. Cara berbuat baik kepada ibu bapak yang sudah meninggal,
telah diatur dalam Islam.
6
Diriwayatkan :
:
(. , , :
)
Artinya:
“Telah datang seorang laki-laki (kepada Rasulullah) lalu ia bertanya: Ya Rasulullah, masih adakah
kebaikan yang dapat saya kerjakan untuk ibu bapak sesudah keduanya meninggal ?”
“Ada jawab Rasulullah : Yaitu menyembahyangkan (jenazah) meminta ampun kepada Tuhan,
menyempurnakan janjinya, memuliakan sahabatnya dan selalu bersilaturrahmi dengan keluarga
yang ada hubungan dengan keduanya.” (H.R. Abu Daud).
Adapun cara-cara menghormati ibu bapak menurut KH. Abdullah Salim yaitu:
sudah sepantasnya murid bersikap sopan santun terhadap gurunya. Murid hendaknya bersikap
merendahkan diri, tidak menunjukkan sikap angkuh, sombong dan acuh tak acuh terhadap gurunya.
Rasulullah bersabda :
) (
Artinya:
7
“Muliakanlah orang yang kamu belajar dari padanya (gurunya).” (HR. Abu Hasan al-
Mawardi).
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani telah menetapkan bagi murid beberapa adab yang harus
diterapkannya dalam berperilaku terhadap gurunya yaitu:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
(an- Nisa’: 36).
8
4. Berbuat baik kepada tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Agama Islam telah membuat suatu
ketentuan, bahwa orang harus memuliakan tetangganya, tidak mengganggu dan menyusahkan
mereka. Nabi Muhammad bersabda:
) (.
Artinya:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian, hendaklah ia memuliakan
tetangganya.” (HR. Bukhari).
Akhlak adalah sesuatu perilaku yang boleh diubah dan dibentuk, contohnya Saidina Umar al-
Khattab, sebagaimana keadaan beliau semasa berada di zaman jahiliyyah berbanding keadaannya
sesudah memeluk agama Islam. Dari sini dapat disimpulkan bahawa akhlak merupakan sesuatu
yang semulajadi tetapi ianya perlu dibentuk. Terdapat beberapa cara untuk membentuk dan
membina akhlak mulia. Antara cara-cara itu ialah melalui :
9
Lantaran itu setiap ayat al-Quran menyeru manusia berbuat baik dan mencegah manusia
daripada melakukan perbuatan mungkar. Biasanya didahului dengan panggilan "Wahai orang-orang
yang beriman" kemudian barulah diikuti dengan perintah atau larangan. Iman yang teguh tetap
memerlukan akhlak yang teguh. Jika berlaku kemerosotan akhlak di kalangan manusia, puncanya
adalah kelemahan iman dan tertakluk kepada kefasikan atau kejahatan yang dilakukan oleh
seseorang.
· Melaksanakan kewajipan yang wajib atau difardhukan serta amalan-amalan sunat seperti
bangun malam mengadakan Qiyamullail, berpuasa sunat, zikir, istighfar, doa, tasbih, tahmid dan
sebagainya.
10
· Akhlak Rasulullah saw meliputi aspek kekeluargaan, soaial, ekonomi, politik dan sebagainya. Dari
aspek kekeluargaan, Rasulullah saw berjaya mewujudkan suasana yang harmoni dan Rasulullah saw
pernah bersabda : "Rumahku adalah syurgaku."
· Rasulullah saw merupakan seorang yang bertanggungjawab, sentiasa memberi kasih sayang, berlemah
lembut dan bertolak ansur terhadap semua ahli keluarganya.
· Rasulullah saw juga selalu berbincang dengan para sahabat dan menghargai pandangan yang diberikan
oleh mereka.
· Begitu juga akhlak dan sikap Rasulullah saw terhadap orang bukan Islam iaitu menghormati mereka,
bersopan santun dan memberi haknya kepada mereka terutama dari segi kejiranan. Contohnya
kisah baginda dengan seorang wanita Yahudi (jirannya) yang akhirnya wanita Yahudi tersebut telah
memeluk Islam atas keprihatinan, kesabaran dan kemuliaan akhlak yang ditonjolkan oleh Rasulullah
saw.
· Rasulullah saw menasihati umatnya supaya berlaku ihsan kepada haiwan dan binatang ternakan serta
tidak menzalimi atau menyiksa mereka. Demikian juga tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar.
Akhlak yang mulia ini kemudian ditekankan karena disamping akan membawa kebahagiaan
bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata
lain bahwea akhlak pertama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang
bersangkutan.
Al-Qur’an dan al-Hadits banyak sekali memberikan informasi tentang manfaat akhlak yang mulia
itu.
Ayat diatas dengan jelas menggambarkan keuntungan atau manfaat dari akhlak yang mulia,
yang dalam beriman tak beramal shaleh. Mereka itu akan memperoleh kehidupan yang baik,
mendapatkan rezeki yang berlimpah ruah, mendapatkan pahala yang berlipat ganda di
akhirat dengan masuknya kedalam surga. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak mulia
itu adalah keberuntungan hidup didunia dan diakhirat. Menurut M. Quraish Shihab,
11
janji-janji Allah yang demikian itu pasti akan terjadi, karena ia merupakan sunnatullah sama
kedudukannya dengan sunnatullah yang bersifat alamiah, asalkan hal tersebut ditempuh dengan
cara-cara yang tepat dan benar
Allah telah memilihkan agama Islam untuk kamu, hormatilahagama dengan akhlak dan sikap
dermawan, karena islam itu tidak akan sempurna kecuali dengan akhlak dan sikap dermawan itu.
Berakhlak yang baik dan berhubungan dengan tetangga yang baik, akan membawa keberuntungan
dan kemakmuran.
{ }
Ada tiga perkara yang membawa kemudahan hisab (perhitungan amal di akhirat) dan akan
dimasukkan ke surga, yaitu engkau member sesuatu kepada orang yang tak pernah memberi
apapun kepadamu (kikir), engkau memaafkan orang yang pernah menganiayamu, dan engkau
menymbung tali silaturahmi kepada orang yang tak pernah kenal padamu. (H.R. Al Hakim).
3. Menghilangkan kesulitan
Nabi Bersabda :
} {
Barangsiapa yang melepaskan kesulitan orang mu;min dari kehidupannya di dunia ini, maka
Allah akan melepaskan kesulitan tersebut pada hari kiamat. (H.R. Muslim)
12
:
} {
Ada tiga perkara yang menyelamatkan manusia, yaitu takut kepada Allah di tempat yang
tersembunyi maupun di tempat yang terang, berlaku adil pada waktu rela maupun pada waktu
marah, dan hidup sederhana pada waktu miskin, maupun waktu kaya. (H.R. Abu Syaikh).
Banyak bukti yang dapat dikemukakan yang dijumpai dalam kenyataan social bahwa orang
yang berakhlak mulia semakin beruntung. Orang yang baik akhlaknya pasti disukai oleh
masyarakatnya, kesulitan dan penderitaannya akan dibantu untuk dipcahkan, walaupun ia tidak
mengharapkannya. Peluang, kepercayaan, kesempatandatang silih berganti kepadanya.
Sebaliknya jika akhlak yang mulia itu telah sirna, dan berganti dengan akhlak yang tercela,
maka kehancuran pun akan segera datang menghadangnya.
Penyair Syauki Bey pernah mengatakan,
Selama umat itu akhlaknya baik ia akan tetap eksis, dan jika akhlaknya sirna, maka bangsa itu pun
akan binasa.
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKHLAK
13
Menurut aliran ini, manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang baik maupun ke
arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya. Dalam pendidikan, pendapat
kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme pedagogis. Aliran lain, yaitu aliran konvergensi
berpendapat bahwa pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawan si anak,
dan faktor luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi
dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecenderungan ke arah yang baik yang ada dalam diri manusia
dibina secara intensif melalui berbagai metode.
Aliran yang ketiga ini, tampak sesuai dengan ajaran Islam. hal ini dapat dipahami dari ayat dan
hadits di bawah ini:
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu
penglihatan, pendengaran dan hati sanubari. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara
mengisinya dengan ajara dan pendidikan.
Kesesuaian teori konvergensi tersebut di atas, juga sejalan dengan dengan Hadits Nabi saw.
yang berbunyi:
) (.
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka ayah dan ibunyalah yang akan menjadikan dia
seorang yahudi atau nasrani“(HR. Bukhari).
Ayat dan hadits tesebut di atas, selain menggambarkan adanya teori konvergensi juga menunjukkan
dengan jelas bahwa pelaksana utama dalam pendidikan adalah kedua orang tua. Itulah sebabnya
kedua orang tua, khususnya ibu mendapat gelar sebagai madrasah, yakni tempat berlangsungnya
kegiatan pendidikan.
Dengan merujuk kepada aliran konvergensi di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa ada
dua faktor yang mempengaruhi akhlak manusia, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Menurut
Shailun A. Nashir faktor intern yang mempengaruhi akhlak terdiri atas instink, akal dan nafsu.
Sedangkan menurut Rahmat Djatnika faktor dari dalam diri manusia itu adalah instink dan akalnya,
adat, kepercayaan, keinginan-keinginan, hawa nafsu (passion) dan hati nurani atau wijdan. Selain
itu, faktor intern yang dapat mempengaruhi akhlak juga terdapat dalam diri individu yang
bersangkutan, seperti malas, tidak mau bekerja, adanya cacat fisik, cacat psikis dan lainnya.
14
Adapun faktor yang berasal dari luar dirinya secara langsung atau tidak langsung, disadari atau
tidak, semua yang sampai kepadanya merupakan unsur-unsur yang membentuk akhlak.
Faktor-faktor tersebut adalah:
- Keturunan.
- Lingkungan.
- Rumah tangga.
- Sekolah.
- Pergaulan kawan, persahabatan.
- Penguasa, pemimpin
Lingkungan merupakan salah satu faktor dari luar yang besar pengaruhnya tehadap tingkah laku
seseorang. Lingkungan ini bisa berupa lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan,
juga lingkungan alam. Dalam hal ini, Hamzah Ya’qub membagi lingkungan atas dua bagian, yaitu:
1. Lingkungan Alam yang Bersifat Kebendaan
Lingkungan alam yang besifat kebendaan merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan
tingkah laku manusia. Lingkungan alam ini dapat mematahkan dan mematangkan pertumbuhan
bakat seseorang, namun jika kondisi alamnya jelek akan menjadi
perintang dalam mematangkan bakat seseorang. Oleh karena itu, kondisi alam ini ikut mencetak
manusia-manusia yang dipangkunya. Misalnya, orang yang hidupnya di pantai akan berbeda
kehidupan dan perilakunya dengan orang yang hidup di pegunungan.
15
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa akhlak yang menghiasi seseorang tidak terlepas dari
pengaruh yang terdapat dalam dirinya, berupa potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir, dan
pengaruh yang datang dari luar, yaitu berupa lingkungan dan pendidikan yang diterimanya
Akhlakul yang baik (al-akhlaqu al-mahmudah) sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
karena dengan akhlak tersebut bisa menyeimbangkan antara antara akhlak yang baik dengan
akhlak yang buruk pada perbuatan manusia.
Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak mulia ini sangat
ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa
kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang
ditampilkan seseorang, tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Allah Swt. menggambarkan dalam al-Quran tentang janji-Nya terhadap orang yang senantiasa
berakhlak baik, di antaranya Q.S. an-Nahl:97
) 97: (
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan”.
Orang yang selalu melaksanakan akhlak mulia, mereka akan senantiasa memperoleh kehidupan
yang baik, mendapatkan pahala berlipat ganda di akhirat dan akan dimasukkan ke dalam sorga.
Dengan demikian, orang yang berakhlak mulia akan mendapatkan keberuntungan hidup di dunia
dan di akhirat.
Kenyataan sosial membuktikan bahwa orang yang berakhlak baik akan disukai oleh masyarakat,
kesulitan dan penderitaannya akan dibantu untuk dipecahkan, walau mereka tidak
mengharapkannya. Peluang, kepercayaan dan kesempatan datang silih berganti kepadanya.
Kenyataan juga menunjukkan bahwa orang yang banyak menyumbang,
bersedekah, berzakat, tidak akan menjadi miskin, tetapi malah bertambah hartanya.
Akhlak karimah merupakan suatu pengamalan yang bersifat ibadah di mana seseorang dalam
perilakunya dituntut untuk berbuat baik terhadap Allah swt. dan berbuat baik terhadap manusia,
juga terhadap dirinya sendiri, juga terhadap makhluk Allah yang lainnya.
16
Dalam pada itu, Ana Suryana mengelompokkan akhlak di atas sebagai berikut:
1. Lingkungan
17
juga sedikit sebanyak memberi kesan dalam pembentukan akhlak seseorang iaitu melalui
adegan-adegan ganas dan berunsur seks yang boleh merosakkan jiwa mereka.
Pengaruh rakan sebaya dan masyarakat sekeliling juga merupakan faktor yang membentuk
keperibadian dan akhlak seperti tingkah laku, tutur kata dan cara bertindak.
Permasalahan keluarga yang melibatkan ibu bapa contohnya pergaduhan dan
perceraian boleh membawa kepada permasalahan sosial seperti lari dari rumah, menyertai
rakan sebaya mahupun kumpulan yang rosak akhlaknya sehingga membawa kepada
pergaulan bebas, perzinaan, pengambilan dadah, pelacuran (bohsia) dan seumpamanya.
Budaya masyarakat yang cenderung ke arah liberalisme juga membawa masyarakat kini
mudah terjeba dengan budaya rock, rap, lepak dan seumpamanya.
2. Nafsu
Nafsu adalah anugerah Allah swt kepada manusia dan nafsu juga adalah musuh sebatin dengan
diri manusia yang melaksanakan hasrat nafsu manusia. Manusia yang terlalu menurut kehendak
nafsunya akan terdorong untuk melakukan keburukan. Seandainya nafsu tidak dapat dikawal,
sudah pasti boleh menghilangkan maruah diri, agama dan nilai budaya sesebuah masyarakat dan
membawa kepada kemungkaran sebagaimana berlaku dalam masyarakat kini
3. Syaitan
Satu lagi musuh ghaib yang sentiasa mendampingi manusia dengan memperalatkan nafsu
manusia yaitu syaitan. Fungsi syaitan adalah sebagai perusak akhlak manusia berlaku sejak Nabi
Ada a.s. dan berterusan hingga ke hari kiamat.
Kesimpulannya setiap manusia yang hidup terpaksa menghadapi ujian dan cubaan hidup dalam
usaha melatih diri menjadi manusia yang berakhlak dan bersedia menghadapi segala rintangan.
18
BAB III. PENUTUP
1. Kesimpulan
Ahlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak
memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan. Berdasarkan apa yang telah
menjadi pokok bahasan pada materi di atas, maka secara sederhana dapat di tarik sebuah
kesimpulan yaitu ahlak merupakan cerminan dari agama islam itu sendiri, dimana bila ahlak
seorang manusia mencerminkan sebuah kebaikan, kesucian, kesopanan dan lain sebagainya yang
bertujuan menggapai rido allah swt. Yang menjadi ukuran baik dan burukna ahlak adalah syarak,
iaitu apa yang diperintahkan oleh syarak, itulah yang baik dan apa yang dilarang oleh syarak itulah
yang buruk. Perkembangan teknologi dapa mempengaruhi lingkungan serta kebudayaan
masyarakat. Apabila dalam dingkungan masyarakat tersebut tidak memiliki tembok yang kuat,
niscaya keruntuhan Ahlak dan morallah yang akan terjadi.
Yaitu di mulai dengan hilangnya norma-norma dalam masyarakat tersebut.
2. Saran
Kerusakan ahlak pada manusia di sebabkan oleh pengaruh lingkungan yang semakin hari,
semakin kebarat baratan yang selalu menurutu hawa nafsu yang menggebu-gebu dalam menggapai
ataupun meraih sebuah tujuan. Namun dengan adanya pengaruh syaitan yang sangat kuat dalam
diri manusia itu sendiri, yang menjadikan tujuan yang baik, menjadi merosot kearah keburukan
yang menyesatkan kehidupan manusia baik di dunia maupun akherat. Untuk itu marilah kita secara
sadar dan bersama-sama menjalanka kaidah dan menguatkan nlai-nilai aqidah islam dalam jiwa kita
degan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-akhlak/
https://muslima.hops.id/khazanah/pr-3042153013/5-akhlak-mulia-yang-bisa-diterapkan-dalam-kehidupan-seharihari
https://www.rendrafr.com/2017/08/akhlak-pada-allah-swt-sesama-dan-alam.html?m=1.
https://www.scribd.com/document/374677853/Makalah-Akhlak-Mulia-Dalam-Kehidupan.
.https://www.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-serta-macam-macamnya.html
http://www.dakta.com/news/23385/enam-akhlak-mulia-yang-dicontohkan-rasulullah.
19
20