DISUSUN OLEH :
NAMA :
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN2022/2023
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi kami rahmat dan hidayah nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
mata kuliah Pembelajaran Microteaching, dan penulis bisa tepat waktu
mengerjakannya sesuai dengan jadwal dan waktu yang sudah ditentukan tanpa ada
kendala apa pun.
Penulis juga berterima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingannya. Penulis sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis minta maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam tugas ini agar
di lain waktu penulis bisa membuat tugas dengan lebih baik lagi.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga apa yang penulis kerjakan
bisabermanfaat bagi orang lain.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………4
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………6
2
Bab I
Pendahuluan
Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis
dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam
pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum
atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama
harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para
pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan
pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan
pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai
landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses
penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan
pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.
Pada era reformasi, muncul pula kurikulum 2004. Yang ini akrab disebut kurikulum berbasis
kompetensi (KBK). Dalam perkembanganya terjadi perubahan pada pola standar isi dan standar
kompetensi. Inilah yang selanjutnya melahirkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Tidak sampai disitu saja KTSP berkembang lagi menjadi Kurikulum 2013.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.3 Tujuan
Mendapatkan sebuah pemahaman yang lebih baik tentang Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka, mengetahui perbedaan dan persamaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka dari
hasil pembelajaran yang sudah terlaksana, menjadikan salah satu keputusan tentang pelaksanaan
maupun hasil pembelajaran, serta memberikan kualitas yang bagus bagi proses pembelajaran
kedepannya.
4
Bab II
Pembahasan
Kurikulum memiliki beraneka ragam pengertian, baik dari segi etimologi maupun terminology,
setiap ahli mengemukakan pengertiannya yang agak berbeda satu sama lain. Di dalam kurun
waktu tertentu, oleh sebab itu dibedakan pengertian kurikulum secara tradisional dan modern.
Secara etimologi kata kurikulum berasal dari kata “curere” dalam bahasa Latin (Yunani)
“curere” dikata bendakan menjadi “curriculum” yang berarti tempat berlomba, jarak yang harus
ditempuh pelari kereta, dan lain-lain.
Pengertian kurikulum secara tradisional adalah sejumlah mata pelajaran yang akan dipelajari.
Sedangkan pengertian kurikulum secara modern salah satunya diungkapkan oleh Sumidjarto.
Sumidjarto berpendapat bahwa kurikulum merupakan segala pengalaman dan kegiatan belajar
yang direncanakan dan diorganisasikan sudah ditaati oleh para siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan yang ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi
dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar. Banyak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarny6a adalah
pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi
sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan
lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu
bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan
1. Struktur
a. Kompetensi inti
b. Kompetensi dasar
c. Muatan pembelajaran
d. Mata pelajaran
e. Beban pelajaran
5
2. Kerangka Dasar
Landasan Pengembangan kurikulum 2013 menurut mulyasa (2013) dilandasi secara filosofis
yuridis dan konseptual yang akan diuraikan sebagai berikut :
a. Filosofis
1) Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
2) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Luhur, nilai akademik kebutuhan peserta
didik dan masyarakat.
b. Yuridis
3) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang percepatan pelaksanaan
Prioritas pembangunan nasional penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan dan karakter bangsa
c. Konseptual
1) Relevansi pendidikan
4) Pembelajaran aktif
3. Hakikat
6
materi, proses dan penilaian yang komprehensif. Penjelasan hakikat perubahan Kurikulum 2013
(Kemdikbud, 2013: 119):
a. Kompetensi lulusan
b. Materi
c. Proses
mencipta.
d. Penilaian
2) Menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment (mengukur tingkat
berpikir dari rendah hingga tinggi dan proses kerja siswa atau subjek didik).
3) Penilaian rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif
tentang sikap dan keterampilan kecukupan. Hakikat Kurikulum 2013 menginginkan perubahan
7
yang menyeluruh dalam diri pendidikan. Pendidikan adalah salah satu hal yang mampu
mengubah manusia menjadi lebih baik. Pendidikan yang baik juga diharapkan mampu
meminimalisir kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan peradaban. Konsep perubahan
terletak pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dalam kurikulum 2013 dinilai secara
keseluruhan tidak terpisah-pisah. Kurikulum 2013 merupakan bekal bagi siswa sebagai subjek
didik untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki karena posisi siswa diberi porsi yang
dominan.
4. Landasan
a. Landasan filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (UU RI nomor 20 tahun 2003
tentang Sisitem Pendidikan Nasional). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka
pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini
dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
b. Landasan yuridis
"Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat
dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsa. Secara pedagogis, kurikulum adalah
rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi
dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya,
untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis, kurikulum
adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan
yuridis di bidang pendidikan. Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sisitem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi. Landasan yurudis pengembangan kurikulum 2013 lainnya adalah Intruksi Presiden
Republik Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan
Kewirausahaan.
c. Landasan konseptual
8
d. Landasan teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based-education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar
adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara
untuk suatu jenjang pendidikan.
e. Landasan empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan
beragamnya kemajuan pembangunan dari satu" "daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman
disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia
Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan
jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu
entitas bangsa Indonesia.
5. Prinsip
a. Kurikulum bukan hanya Merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan titik sesuai dengan kebijakan
pemerintah mengenai wajib belajar 12 tahun maka standar kompetensi lulusan yang menjadi
dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. 13
c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap pengetahuan keterampilan
berpikir, keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kompetensi dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
f. Kurikulum berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada
posisi sentral dan aktif dalam belajar. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan budaya teknologi dan seni.
9
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti 14 dengan
proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau
sekelompok peserta didik"
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa secara maksimal.
Kurikulum ini didesain agar siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka, tanpa
merasa terbebani oleh tuntutan akademik yang terlalu tinggi.
Dalam kurikulum ini, konten pembelajaran dirancang agar lebih optimal, memberikan waktu
yang cukup bagi peserta didik untuk memahami konsep dan mengembangkan kompetensi. Guru
juga memiliki kebebasan dalam memilih berbagai perangkat pembelajaran, sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek yang bertujuan untuk memperkuat pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
dengan pendekatan berbasis tema yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek ini tidak ditujukan
untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata
pelajaran tertentu.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini,
diantaranya:
10
2. Mengurangi beban akademik siswa sehingga mereka lebih memiliki waktu untuk
menggali bakat dan minat mereka.
3. Mendorong guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat metode pembelajaran
yang relevan.
4. Membentuk karakter siswa yang mandiri, kritis, dan memiliki kepekaan sosial yang
baik.
Kurikulum Merdeka Belajar dikembangkan sebagai respons terhadap hasil Program for
International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70% siswa usia 15 tahun
berada di bawah tingkat kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang
signifikan dalam 10-15 tahun terakhir. Selain itu, terdapat kesenjangan yang besar antara wilayah
dan kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas pembelajaran yang diperparah oleh pandemi
COVID-19.
Untuk mengatasi situasi ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbud Ristek) melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi darurat yang
disebut sebagai Kurikulum Darurat. Kurikulum ini diterapkan untuk mengatasi dampak
kekurangan pembelajaran (learning loss) selama pandemi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang
menggunakan Kurikulum Darurat, ditemukan bahwa penggunaan kurikulum ini dapat
mengurangi dampak pandemi sebesar 73% dalam bidang literasi dan 86% dalam bidang
numerasi. Keberhasilan Kurikulum Darurat ini menunjukkan bahwa perubahan kurikulum yang
lebih komprehensif sangat penting. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka Belajar dirancang
sebagai kurikulum baru yang lebih komprehensif dibandingkan kurikulum sebelumnya.
Latar belakang lainnya terkait Kurikulum Merdeka Belajar antara lain sebagai berikut:
1. Adanya kebutuhan untuk mengembalikan hak dan kebebasan belajar pada siswa,
sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang lebih kreatif dan inovatif.
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang berbasis karakter dan
kepekaan sosial, tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik.
3. Penyederhanaan kurikulum yang dianggap terlalu padat dan membebani siswa, serta
perlu adanya penekanan pada aspek kehidupan, seperti kemampuan berpikir kritis,
kemampuan berkomunikasi efektif, dan kemampuan bekerja sama dalam tim.
4. Adaptasi terhadap perkembangan dunia yang semakin cepat dan perubahan kebutuhan
masyarakat yang memerlukan tenaga kerja yang fleksibel, kreatif, dan inovatif.
11
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
Dengan mengikuti tahapan ini, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dapat memastikan
pembelajaran yang lebih efektif, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
12
• Kompetensi Dasar (KD) yang berupa lingkup dan urutan (scope and sequence) yang
dikelompokkan pada empat Kompetensi Inti (KI) yaitu: Sikap Spiritual, Sikap Sosial,
Pengetahuan, dan Keterampilan.
• KD dinyatakan dalam bentuk point-point dan diurutkan untuk mencapai KI yang
diorganisasikan pertahun.
• KD pada KI 1 dan KI 2 hanya terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Kurikulum Merdeka:
• Capaian Pembelajaran yang disusun per fase.
• Capaian Pembelajaran dinyatakan dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan meningkatkan kompetensi.
SMA/sederajat terdiri dari:
• Fase E (umumnya setara dengan kelas X SMA)
• Fase F (umumnya setara dengan kelas XI dan XII SMA)
3. Struktur Kurikulum
Kurikulum 2013:
• Jam Pelajaran (JP) diatur per minggu. Satuan mengatur alokasi waktu pembelajaran secara
rutin setiap minggu dalam setiap semester, sehingga pada setiap semester peserta didik akan
mendapatkan nilai hasil belajar setiap mata pelajaran.
• Satuan pendidikan diarahkan menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran
berbasis mata pelajaran.
Kurikulum Merdeka:
Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
• Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler projek penguatan
profil Pelajar Pancasila.
• Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu
pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang ditetapkan
• Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran berbasis
mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi
• Mata pelajaran IPA dan IPS di Kelas X SMA belum dipisahkan menjadi mata pelajaran yang
lebih spesifik
• Satuan pendidikan atau peserta didik dapat memilih sekurang-kurangnya satu dari lima mata
pelajaran Seni dan Prakarya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya
• Di kelas X peserta didik mempelajari mata pelajaran umum (belum ada mata pelajaran pilihan).
Peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat di kelas XI dan XII. Peserta didik memilih
mata pelajaran dari kelompok mata pelajaran yang tersedia
• Peserta didik menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan
4. Pembelajaran
Kurikulum 2013:
• Pendekatan pembelajaran menggunakan satu pendekatan yaitu pendekatan saintifik untuk
semua mata pelajaran.
• Pada umumnya, pembelajaran terfokus hanya pada intrakurikuler (tatap muka), untuk
kokurikuler dialokasikan beban belajar maksimum 50 persen diluar jam tatap muka, tetapi tidak
13
diwajibkan dalam bentuk kegiatan yang direncanakan secara khusus, sehingga pada umumnya
diserahkan kepada kreativitas guru pengampu.
Kurikulum Merdeka:
• Menguatkan pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik
• Paduan antara pembelajaran intrakurikuler (sekitar 70-80 persen dari jam pelajaran) dan
kokurikuler melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila (sekitar 20-30 persen jam
pelajaran)
5. Penilaian
Kurikulum 2013:
• Penilaian formatif dan sumatif oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar,
memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan
• Menguatkan pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata pelajaran
• Penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Kurikulum Merdeka:
• Penguatan pada asesmen formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang
pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik
• Menguatkan pelaksanaan penilaian autentik terutama dalam projek penguatan profil pelajar
Pancasila
• Tidak ada pemisahan antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
7. Perangkat Kurikulum
Kurikulum 2013:
• Pedoman implementasi kurikulum, Panduan Penilaian, dan Panduan Pembelajaran setiap
jenjang
Kurikulum Merdeka:
• Panduan Pembelajaran dan Asesmen, panduan pengembangan kurikulum operasional sekolah,
panduan pengembangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
pendidikan inklusif, panduan penyusunan Program Pembelajaran Individual, modul layanan
bimbingan konseling.
14
2.5 Persamaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka
Secara garis besar, ada beberapa kesamaan dari Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013
yang sebelumnya digunakan. Implementasi dari Kurikulum Merdeka ini juga berkenaan dengan
adanya pandemi COVID-19 yang membuat standar kompetensi pembelajaran dan juga metode
pembelajaran yang harus diubah guna merelevansikan keadaan dengan kegiatan belajar mengajar.
Berikut adalah beberapa persamaan yang ada pada Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum
2013 :
Menggunakan Standar Nasional Pendidikan dan Sistem Pendidikan Nasional sebagai
kerangka dasarnya.
Struktur kurikulumnya sama-sama dirancang oleh pemerintah, tepatnya oleh Depdiknas
(Departemen Pendidikan Nasional).
Menggunakan sikap sosial, keterampilan, pengetahuan, dan sosial sebagai kompetensi
tujuan.
Menggunakan jam pelajaran selama 900 menit per minggu sebagai standar kurikulumnya.
Beberapa mata pelarajan kurikulum ini masih sama.
Memiliki komponen-komponen yang sama.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan
karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan terutama guru-guru sebagai
landasan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebih inovatif dan dapat mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan. Sesuai dengan Kurikulum 2013, guru dituntut siap untuk
melaksanakan pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik
merupakan proses belajar yang dirancarang agar anak didik aktif dan inovatif. Dengan melihat
lingkungan sekitarnya siswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menemukan masalah,
merumuskan masalah, mengumpulkan data, memproses data yang ditemukan, menemukan
jawaban, dan mengomunikasikan jawaban yang ditemukan.
Pendekatan saintifik ini dilakukan dengan lima (5) langkah yaitu: mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi, mengomunikasikan.
B. Saran
Berdasarkan seluruh uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dan uraian
kesimpulan di atas, maka saran penulis adalah:
1. Kepada pemerintah agar membuat kebijakan di bidang pendidikan yang lebih matang,
sosialisasi yang memadai, dan pelatihan kepada guru dengan baik. Karena gurulah yang
berhadapan langsung dengan siswa.
2. Guru-guru diharapkan agar tetap terus berinovasi mengembangkan cara pengajaran
yang lebih efektif dan menyenangkan terutama dalam menggunakan metode mengajar
yang menekankan pendekatan saintifik.
3. Kepada seluruh mahasiswa calon guru untuk lebih berinovasi lagi untuk
mengembangkan pendidikan di Indonesia.
16
Daftar Pustaka
17