Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN KURIKULUM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Teori Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Yulia Nugrahini, M. Pd.

Oleh:
Deca Yusuf
Yesika Putriana (22187205006)
Fahza Himmatuzzahra’ (22187205010)

PRODI PENDIDIKAN PKN


FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Yulia Nugrahini sebagai
dosen pengampu mata kuliah Teori belajar dan pembelajaran yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tulungagung, 28 February 202

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hlm
COVER……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Kurikulum………………....................................................... 3
2.2 Fungsi Kurikulum……………………………..………………………... 5
2.3 Komponen Kurikulum………………………………………………….. 7
2.4 Jenis-Jenis Kurikulum…………………………………………………... 8
BAB III: PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9
3.2 Saran……………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan
pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu
kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit
dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu.
Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda
secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar. Oleh
karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara
gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah
Kurikulum.
Pada dasarnya kurikulum berisikan susunan bahan ajar dan pengalaman
belajar, tujuan pembelajaran, metode, media dan evaluasi hasil belajar. Dalam
hal ini kurikulum mempunyai suatu konsep yang dapat memberikan gambaran
pembelajaran kepada siswa-siswa yang dilaksanakan dan dikembangkan oleh
pihak sekolah sebagai penyelenggara kegiatan belajar-mengajar.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum di perlukan petunjuk atau pedoman,
di antaranya pedoman khusus masing-masing bidang ajaran dan model satuan
pelajaran. Pedoman khusus ini memberikan gambaran tentang garis-garis besar
program pengajaran (GBPP), pengertian tentang pokok bahasan, alokasi waktu
yang tersedia, pendekatan yang di gunakan, metode penyampaian, media
pengajaran, sumber pokok kepustakaan dan penilaian (evaluasi). Selain itu juga
kurikulum memiliki tujuan yang berguna untuk mengembangkan pemebelajaran.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari kurikulum?
b. Apa fungsi dari kurikulum?
c. Apa komponen dari kurikulum?
d. Apa saja jenis dari kurikulum?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum
b. Untuk mengetahui fungsi dari kurikulum
c. Untuk mengetahui komponen dari kurikulum
d. Untuk mengetahui jenis-jenis kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum


Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin currere, yang berarti lapangan
perlombaan lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum yang berarti a
running course, dan dalam bahasa Prancis dikenal dengan carter berarti to run
(berlari).
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang
berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk
mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004: 3). Menurut Dakir kurikulum itu memuat
semua program yang dijalankan untuk menunjang proses pembelajaran. Program
yang dituangkan tidak terpancang dari segi administrasi saja tetapi menyangkut
keseluruhan yang digunakan untuk proses pembelajaran.
1. Kurikulum menurut Suryobroto
Menurut Suryobroto dalam bukunya “Manajemen pendidikan di Se kolah”
(2002: 13), menerangkan, bahwa kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan
yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam
sekolah maupun di luar sekolah (Suryobroto, 2004 : 32). Nampaknya Suryobroto
memandang semua sarana prasarana dalam pendidikan yang berguna untuk anak
didik merupakan kurikulum.
2. Kurikulum menurut Undang-Undang
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan di sana dijelaskan, bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
3
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2008: 6).
3. Pengertian kurikuilum menurut J. Galen Saylor dan William M. Alexander
Pengertian kurikuilum, menurut J. Galen Saylor dan William M. Alexander
dalam bukunya Curriculum Planning to better Teaching and Learning mengatakan
bahwa kurikulum ialah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar,
apakah dalam ruang kelas, dihalaman sekolah atau diluar sekolah termasuk
kurikulum. Kurikulum juga meliputi kegiatan ekstrakurikuler. Menurut pendapat ini
kurikulum itu bersipat luas meliputi semua usaha sekolah yang berhubungan dengan
pengalaman siswa belajar dan terjadi bukan hanya dilingkungan sekolah, akan tetapi
juga diluar sekolah dan sipatnya dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, maka itu
disebut kurikulum.
4. Kurikulum menurut Harold B. Alberty’s
Harold B. Alberty‟s, dalam Reorganizing The High School Curriculum
mengemukakan bahwa kurikulum ialah : Kurikulum tidak hanya terbatas pada mata
pelajaran, tetapi meliputi kegiatan-kegiatan lain di dalam dan di luar kelas, yang
berada di bawah tanggung jawab sekolah. Pendapat ini memperkuat bahwa ruang
lingkup kajian kurikulum itu bersipat luas, artinya bukan hanya terbatas pada
kumpulan mata pelajaran yang diajarkan di dalam kelas akan tetapi kegiatan-kegiatan
di luar kelas yang dapat dipertanggung jawabkan baik oleh sekolah mapun guru.
5. Kurikulum menurut Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores
Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores mengemukakan bahwa
kurikulum ialah : sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada
anak dan pemuda, agar mereka dapa berfikir dan berbuat sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan oleh masyarakat. Pendapat ini memberikan pemikiran kepada kita
bahwa kurikulum itu harus menggambarkan semua pengalaman siswa yang sedang
dan akan dilakukan di kemudian hari, sehingga setiap siswa mempunyai bekal
sebagai hasil pengalaman belajar yang dibutuhkan ketika meraka sudah lulus dan
hidup ditengah-tengah masyarakat.
4
6. Kurikulum menurut William B. Ragan
William B. Ragan, Dalam buku Modern Elementary Curriculum menjelaskan
bahwa kurikulum adalah : seluruh program dan kehidupan dalam sekolah yakni
segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah, kurikulum tidak hanya
mengikuti batas pelajaran , tetapi seluruh kehidupan dalam kelas, jadi hubungan
sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk
kurikulum.
7. Kurikulum menurut Alice Miel
Alice Miel, dalam bukunya Changing The Curriculum. kurikulum dalam
pengertian secara luas, yaitu meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan,
keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang melayani dan dilayani sekolah, yakni
anak didik, masyarakat, para pendidik, dan personalia termasuk penjaga sekolah,
pegawai administrasi, dan orang lain yang ada hubungannya dengan murid-murid.
8. Kurikulum menurut Saylor, Alexander, dan Lewis
Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai
segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan
kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah (The curriculum is the sum total of
school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or
out of school).

2.2 Fungsi Kurikulum


Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang
diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan
bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan negara mempunyai filsafat dan
tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama,

5
ideologi, kebudayaan, maupun kebutuhan negara itu sendiri. Dengan demikian di
negara kita tidak sama dengan negara-negara lain. Untuk itu, maka:
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
Kurikulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam
proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar
mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi kurikulum yang lainnya
a. Fungsi Kesinambungan. Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui
kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat
menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya.
b. Fungsi Persiapan Tenaga. Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang
mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi,
baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar
3. Fungsi kurikulum bagi sekolah
Kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
b. Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut,
fungsi ini meliputi:
a) Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan
b) Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan
c) Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan
4. Fungsi kurikulum bagi guru
Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembangan kurikulum dalam rangka
pelaksanaan kurikulum tersebut.

6
5. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur
keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah
dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kegiatan proses pendidikan yang
dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.
6. Fungsi kurikulum bagi pengawas (supervisor)
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman,
patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan penyempurnaan
atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu
pendidikan.
7. Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui
apakah pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan yang dibutuhkannya relevan
atau tidak dengan kurikulum suatu sekolah.
8. Fungsi kurikulum bagi instansi atau perusahaan
Instansi atau perusahaan yang mempergunakan tenaga kerja bisa meggunakan
kurikulum untuk meningkatkan kuantitas suatu produk dan kualitas pekerja. yang
nantinya akan melancarkan bisnis suatu instansi atau perusahaan.

2.3 Komponen Kurikulum


Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen
penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka
mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen
yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu
komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen
kurikulum. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang

7
mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli
mengenai komponen kurikulum, seperti berikut ini:
Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:
a. Komponen tujuan
b. Komponen isi/materi
c. Komponen media (sarana dan prasarana)
d. Komponen strategi
e. Komponen proses belajar mengajar.
Sementara, Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum,
yaitu:
a. Objective (tujuan)
b. Knowledges (isi atau materi)
c. School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
d. Evaluation (penilaian).
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992),
serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang dikemukakan
berbeda, namun pada intinya sama yakni:
a. Tujuan
b. Isi dan struktur kurikulum
c. Strategi pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
d. Evaluasi.

2.4 Jenis-Jenis Kurikulum


Jenis-jenis kurikulum yang ada di Indonesia yaitu :
1. Rencana Pelajaran 1947
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
3. Rencana Pendidikan 1964
4. Kurikulum 1968
5. Kurikulum 1975
8
6. Kurikulum 1984
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004 (KBK)
9. Kurikulum 2006 (KTSP)
10. Kurikulum 2013 (K13)
11. Kurikulum 2013 Revisi (K13 Revisi)
12. Kurikulum Merdeka

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang
pendidikan. Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen
penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka
mencapai tujuan tersebut. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk
mencapai tujuan pendidikan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran serta
kritikan yang diberikan peneliti baik untuk pemerintah, ataupun guru.
1. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah disarankan dalam setiap pembaharuan kurikulum setidaknya
didasari atas prinsip pengembangan kurikulum bukan karena faktor adanya proyek
9
kurikulum, dimana perubahan kurikulum hanya untuk keuntungan para pihak.
Kemudian sebelum perubahan dilakukan seharusnya ada tim yang dibentuk untuk
memperhatikan kondisi setiap daerah, karena kurikulum yang akan diterapkan
berlaku untuk seluruh daerah yang berada dalam NKRI oleh karenanya perlu
memperhatikan kekurangan serta hambatan yang dialami dalam setiap daerah.
2. Bagi Guru
Bagi guru agar lebih bisa mengantisipasi secara pribadi persoalan/hambatan
yang ditemukan dalam proses pembelajaran, serta melihat pendekatan karakter yang
sesuai kepada setiap peserta didik. Terus dalam setiap kegiatan pembekalan
kurikulum yang dilakukan pemerintah, guru – guru seharusnya ikut serta dan serius
dalam diklat yang dilakukan agar dalam pemberian materinya bisa dipahami. Karena
dalam setiap kegiatan pembekalan kurikulum yang dilakukan guru – guru terkadang
tidak begitu serius dalam menerima materi yang mana berdampak pada proses
pembelajaran didalam kelas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Syaodih., Sukmadinata, Nana (2000). Pengembangan kurikulum : teori dan


praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2012.Dokumen Kurikulum 2013.
Jakarta: Kemendikbud.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Lampiran IV
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 tentang: Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Subandiyah.1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Grafindo
Persada
Soemanto,Wasty dan Soetopo, Hendyat. 1982. Kepemimpinan dalam
Pendidikan.Surabaya : Usaha Nasional.
Nasution.(1998). Asas-asas Kurikulum. Bandung: CV. Jemmass.
Fuaduddin, & Karya, H.S. 1992, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum.
Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam dan Universitas Terbuka
Nana Sudjana. 1991. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta : FEUI

11

Anda mungkin juga menyukai