Anda di halaman 1dari 14

MANFAAT PEMBELAJARAN BERBASIS

KURIKULUM

Disusun
Oleh:

Nama : Raudha Ulfa


NPM : 1702040005
Dosen Pengasuh : Marzuki Umar, M.Pd
Mata Kuliah : Kajian Kurikulum Bahasa Indonesia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW dan kepada keluarganya serta para sahabatnya hingga
kegenerasi berikutnya sampai akhir zaman, sehingga pada akhirnya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Manfaat Pembelajaran Berbasis
Kurikulum”.
Makalah ini dapat di selesaikan atas izin Allah SWT serta bantuan dan
dukungan dari dosen saya dan teman yang selalu memberikan semangat dan
motivasi sehingga memberikan dorongan kepada saya untuk menyelesaikan
makalah yang saya buat ini. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan ini jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan saya dalam ilmu pengetahuan
dan wawasan yang luas. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
dosen dan teman-teman. Saya mengucapkan terima kasih atas semua dukungan
dan bantuan yang telah memberikan pengetahuan untuk saya. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Amin.

Bireuen, 02 Januari 2020

Raudha Ulfa

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB 1I PEMBAHASAN .................................................................................. 2


2.1 Pengertian Kurikulum ..................................................................... 2
2.2 Komponen Kurikulum...................................................................... 5
2.3 Manfaat Kurikulum .......................................................................... 8
2.4 Pengertian Pembelajaran .................................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan........................................................................................ 10
3.2 Saran .................................................................................................. 10
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses pendidikan dalam kegiatan pembelajaran atau dalam kelas, akan bisa
berjalan lancar, kondusif, interaktif, dan lain sebagainya apabila dilandasi oleh dasar
kurikulum yang baik dan benar. Pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika
kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Kurikulum
mengandung sekian banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran terlaksana
dengan optimal. Sejumlah pakar kurikulum berpendapat bahwa jantung pendidikan
berada pada kurikulum. Baik dan buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh
kurikulum, apakah mampu membangunn kesadaran kritis terhadap peserta didik
ataukah tidak. Prof. Dr. S. Nasution. M. A. mengatakan bahwa masa depan bangsa
terletak pada tangan kreatif generasi muda. Mutu bangsa dikemudian hari tergantung
pada pendidikan yang dinikmati anak anak saat ini, terutama dalam pendidikan
formal yang diterima di bangku sekolah. Apapun yang akan dicapai di sekolah harus
ditentukan oleh kurikulum sekolah. Jadi, barang siapa yang menguasai kurikulum
maka ia memegang peran penting dalam mengatur nasib bangsa dan negara
kedepannya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum?
2. Bagaimana Komponen Kurikulum?
3. Bagaimana Manfaat Kurikulum?
4. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Pengertian Kurikulum
2. Untuk mengetahui Komponen Kurikulum
3. Untuk mengetahui Manfaat Kurikulum
4. Untuk mengetahui Pengertian Pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum


Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin curere, yang berarti lapangan
perlombaan lari. yang berarti jarak yang harus ditempuh. Kurikulum juga bisa
berasal dari kata curriculum yang berarti a running course, dan dalam Bahasa
Prancis dikenal dengan carter yang berarti to run (berlari) (BMPM, 2005:1). Dari
dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus
dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah (Nasution, 1986). Secara singkat
menurut Nasution kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuuk melancarkan
proses belajar mengajar di bawah bimbingan atau tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya (Nasution, 1986:5).
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang
berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk
mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004:3). Menurut Dakir kurikulum itu memuat
semua program yang dijalankan untuk menunjang proses pembelajaran. Program
yang dituangkan tidak terpancang dari segi administrasi saja tetapi menyangkut
keseluruhan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pengertian kurikulum di atas dianggap terlalu sempit karena membatasi
pengalaman anak kepada situasi belajar di dalam kelas dan tidak menghiraukan
pengalaman-pengalaman edukatif di luar kelas. Dengan demikian pandangan ini
(yang termasuk pandangan tradisional) memandang kurikulum tidak lebih dari
sekadar rencana pelajaran di suatu sekolah, tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman. Dewasa ini kurikulum diartikan sebagai segala hal yang berhubungan
dengan upaya pendidikan.
Dalam perkembangan selanjutnya kurikulum mendapat pengertian yang lebih
luas, seperti yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini.

2
1. Menurut John Dewey kurikulum sesungguhnya tidak lain dari pengalaman,
pengalaman ras, dan pengalaman anak yang direkonstruksi terus-menerus
menjadi sejumlah pengetahuan atau bidang studi.
2. Menurut Franklin Bobbit kurikulum dirumuskan (a) sebagai keseluruhan
pengalaman, baik pengalaman langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan perkembangan kesanggupan-kesanggupan individu, (b)
serangkaian pengalaman pendidikan yang dipergunakan oleh sekolah untuk
menyempurnakan perkembangan anak.

Di samping pengertian-pengertian kurikulum yang dipaparkan di atas di


dalam UU Pendidikan No.2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Ragam kurikulum dapat ditinjau dari beberapa segi. Secara umum Goodlad
(dalam Kaber, 1988) membedakan lima jenis kurikulum, seperti berikut ini.
1. Kurikulum Ideal, yaitu kurikulum sebagaimana diharapkan oleh ahli dan guru
yang mencerminkan pengetahuan yang diakumulasikan berzaman-zaman.
2. Kurikulum Formal, yaitu kurikulum yang direstui dan disahkan oleh
pemerintah.
3. Kurikulum “Bayangan”, yaitu kurikulum yang ada dalam pikiran yang
diinginkan oleh orang tua dan guru.
4. Kurikulum Operasional, yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
5. Kurikulum Pengalaman, yaitu kurikulum yang dialami oleh anak didik.

Sedangkan Galtthorn membedakan kurikulum menjadi tujuh jenis, seperti


berikut ini.
1. Kurikulum Rekomendasi, yaitu kurikulum yang direkomendasi para ahli,
asosiasi professional, komisi pembaruan pendidikan, dan juga yang
berdasarkan kebijakan pemerintah.
2. Kurikulum Tertulis, yaitu kurikulum yang sudah disetujui oleh pemerintah.
Kurikulum ini merupakan pengendali untuk menjamin tujuan pendidikan.
kurikulum tertulis lebih komprehensif dan lebih spesifik bila dibandingkan
dengan kurikulum rekomendasi. Biasanya memuat dasar-dasar pertimbangan

3
yang mendukung kurikulum, tujuan yang harus dicapai, sasaran yang harus
dikuasai, sekuen yang harus dituruti, kegiatan belajar yang harus dilakukan,
dan bagaimana evaluasinya.
3. Kurikulum Dukungan, kurikulum ini dibentuk dari sumber-sumber yang
dialokasi untuk menunjang kurikulum. Ada beberapa macam sumber atau
bentuk dukungan, yaitu (a) alokasi waktu yang digunakan untuk mata
pelajaran tertentu, (b) alokasi waktu yang dipergunakan guru untuk aspek
tertentu, (c) alokasi personel, banyaknya guru yang diperlukan, dan (d)
bahan, alat, dan buku teks yang disediakan.
4. Kurikulum yang diajarkan, yaitu kurikulum yang diajarkan guru dalam kelas
yang seharusnya didasarkan pada kurikulum yang tertulis. Namun, dalam
kenyataannya sering terjadi penyimpangan. Guru datang ke kelas dengan
latar belakang pengetahuan pribadi yang berbeda. Mereka dipengaruhi oleh
situasi, teori-teori yang mereka pelajari, kondisi sosial, dan pengalaman yang
berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi guru, seperti pengetahuan guru
dalam mata pelajaran, persepsi guru terhadap anak, persepsi guru terhadap
kurikulum tertulis, buku teks, proses belajar mengajar, dan sistem ujian.
Demikian apa yang diajarkan guru adakalanya agak menyimpang dari
kurikulum tertulis.
5. Kurikulum yang diuji, yaitu kurikulum yang terdiri dari serangkaian bahan
pelajaran/kegiatan belajar yang dinilai melalui tes, baik yang dibuat oleh guru
maupun tes yang baku atau tes yang disusun oleh panitia wilayah. Bagaimana
hubungan kurikulum ini dengan kurikulum yang tertulis? Jawabannya dapat
bermacam-macam. Sering tes yang dibuat guru tidak sejalan dengan yang
diajarkan. Guru tidak mampu menyusun tes yang baik dan kebanyakan tes
tersebut berorientasi pada kemampuan mengerti dan mengingat. Tes yang
dibuat panitia wilayah juga sering hanya mengukur tingkat tujuan yang
rendah. Begitu pula tes baku sering tidak serasi dengan apa yang diajarkan
guru.
6. Kurikulum yang dipelajari, yaitu kurikulum yang merupakan hasil belajar,
seperti perubahan nilai, persepsi dan tingkah laku yang terjadi dari
pengalaman belajar. Kurikulum ini merupakan apa yang dimengerti,

4
dipelajari, diingat anak didik baik dari kurikulum yang diinginkan maupun
dari kurikulum yang tersembunyi.
7. Kurikulum yang tersembunyi, yaitu kurikulum yanh tidak terwujud, namun
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku anak didik. Ada dua aspek
yang perlu diingat dalam kurikulum ini, yaitu aspek yang relatif tetap, seperti
ideologi, keyakinan, nilai bufaya masyarakat yang mempengaruhi sekolah,
dan aspek yang dapat berubah-ubah, seperti variabel organisasi meliputi
bagaimana guru mengelola kelas, bagaimana pelajaran diberikan, sedangkan
variabel sistem sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial dalam kelas dan
sekolah, bagaimana hubungan anak didik dan guru, bagaimana hubungan
kepala sekolah dengan guru dan staf tata usaha (Kaber, 1988).

2.2 Komponen Kurikulum


Ada empat unsur komponen kurikulum yaitu tujuan, isi (bahan pelajaran),
strategi pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi).
1. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan
pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di Sekolah
dapat diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut.
Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkian tujuan-tujuan
pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran
makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan
pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan
pendidikan tertentu.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu
kepada tujuan umum pendidikan berikut.

5
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
d. Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam
tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata
pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.

2. Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak
didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum
meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing
bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang
maupun jalur pendidikan yang ada. Kriteria yang dapat membantu pada perancangan
kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu antara lain:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
d. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
e. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

3. Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang
ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan

6
bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku maupun yang
bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum
itu dilaksanakan di sekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata di sekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak
didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil
yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak
didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian,
bimbingan dan penyuluhan, dan pengaturan kegiatan sekolah.

4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian
terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian
tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang
bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari
berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada
efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, dan kelaikan (feasibility) program.
Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi
kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum.
Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem
kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut.
Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan
dengan proses dan hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan
kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam
kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para
pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih
dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan
model kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu

7
perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat
bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.

2.3 Manfaat Kurikulum


Manfaat kurikulum dibagi menjadi lima yaitu:
1. Manfaat kurikulum bagi guru
a. Kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, melaksanakan,
dan menilai kegiatan pembelajaran.
b. Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.
c. Membantu guru menunjang situasi belajar kea rah yang lebih baik.
d. Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar
mengajar.
e. Memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi guru untuk
menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas.
f. Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
2. Manfaat kurikulum bagi sekolah
a. Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan, baik itu dalam tujuan nasional, institusional, kurikuler,
maupun dalam tujuan instruksional. Dengan adanya suatu kurikulum
maka tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu
dapat dicapai.
b. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.
c. Memberi peluang kepada sekolah-sekolah untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan (kurikulum 2013).
3. Manfaat kurikulum bagi masyarakat
a. Sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam membimbing putra/putrinya di
sekolah (dalam hal ini orang tua menjadi bagian dalam masyarakat).
b. Dengan mengetahui suatu kurikulum sekolah, masyarakat dapat
berpartisipasi dalam rangka memperlancar program pendidikan, serta

8
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan program pendidikan di sekolah
4. Manfaat kurikulum bagi orang tua
a. Sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam membantu usaha
sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan yang dimaksud dapat
berupa konsultasi langsung dengan sekolah/guru mengenai masalah yang
menyangkut anak-anak mereka.
b. Orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-
anak mereka sehingga partisipasi orang tua ini pun tidak kalah pentingnya
dalam menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah.
5. Manfaat kurikulum bagi siswa itu sendiri
a. Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan
suatu persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapatkan
sejumlah pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan
seirama dengan perkembangan anak agar dapat memenuhi bekal
hidupnya nanti.

2.4 Pengertian Pembelajaran


Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran.
Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk
membelajarkan siswa yang belajar (Hasanah, 2012). Secara garis besar, terdapat
empat pola pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa
menggunakan alat bantu. Kedua, pola guru, alat bantu, dan siswa. Ketiga, guru,
media, dengan siswa. Keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran
jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.
Berdasarkan pola-pola belajar di atas, maka pembelajaran bukan hanya
sekadar mengajar dengan pola satu, akan tetapi lebih dari itu. Seorang guru harus
mampu menciptakan pola pembelajaran yang bervariasi.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Simpulan yang diperoleh dari pembahasan mengenai kurikulum dan
pembelajaran ini adalah Kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan
pendidikan (Dakir, 2004:3). Kurikulum mempunyai komponen-komponen yang
mempunyai tujuan utama atau tujuan dari kurikulum tersebut. Karena komponen-
komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan dari
kurikulum maka disebutlah kurikulum sebagai suatu sistem. Manfaat bagi guru,
kurikulum bermanfaat sebagai pedoman dalam merancang, melaksanakan, dan
menilai kegiatan pembelajaran. Bagi sekolah, kurikulum dijadikan sebagai alat untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan. Bagi masyarakat, dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah. Bagi
orang tua, kurikulum sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam membantu
usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bagi siswa, siswa diharapkan
mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan
seirama dengan perkembangan anak agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti. Dan
Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk
membelajarkan siswa yang belajar (Hasanah, 2012).

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi
pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat menjadi
lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
H, Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Indonesia: Rineka
Cipta
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum: Dasar-dasar dan
Perkembangannya. Bandung: Mandar Maju
Hamalik, Oemar . 1990. Evaluasi Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum . Jakarta :
Grafindo
Hasan, Hamid. 2009. Evaluasi Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

11

Anda mungkin juga menyukai