NPM : 1701030020
mempertimbangkan saluran pemasaran yang dapat dipakai untuk menyalurkan produk dari
pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses
menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sedangkan menurut Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industri. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saluran
pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam rangka proses
penyaluran barang dari produsen kepada konsumen. Suatu barang dapat berpindah melalui
beberapa tangan sejak dari produsen sampai kepada konsumen. Ada beberapa saluran
distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada. Jenis saluran
a) Saluran distribusi langsung, saluran ini merupakan saluran distribusi yang paling
sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen ke konsumen
pos atau mendatangi langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah
kemudian menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan
c) Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan pengecer,
saluran distrinusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh produsen. Di sini
produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja,
tidak menjual kepada pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar
dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi
semacam ini disebut juga saluran distribusi dua tingkat (Two Stage Channel).
d) Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara. Dalam hal ini
kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi tiga
konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai waktu, tempat, dan bentuk yang
memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Lembaga
pemasaran ini dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan
dan bentuk usahanya. Sedangkan Sudiyono (2001) menjelaskan lembaga pemasaran sebagai
badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan
komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan
Swastha berpendapat bahwa secara luas terdapat dua golongan besar lembaga
pemasaran yang terlibat dalam saluran distribusi yaitu perantara pedagang dan perantara
pedagang pengumpul.
1. Perantara Pedagang
Perantara ini mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan barang. Mereka
berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan, meskipun memilikinya tidak secara fisik.
menjual barang-barang kepada pihak lain. Dalam kenyataannya, pedagang pengumpul dapat
beroperasi pada semua tingkat dalam statu saluran pemasaran. Secara garis besar pedagang
pengumpul dibagai kedalam dua kelompok, yaitu pedagang pengumpul penunjang dan
mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa. Kegiatan
sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan penjual.
pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain berupa: jasa konsultasi, jasa
Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai komoditi, seperti pedagang pengumpul
Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai komoditi pertanian
Lebih lanjut Sudiyono (2001) menyatakan bahwa pada kenyataannya suatu lembaga
pemasaran dapat menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran. Oleh sebab itu, perlu
pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran komoditi pertanian sangat beragam. Ada
komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang hanya melibatkan
organisasi usaha yang dibangun untuk menjalankan pemasaran. Perdagan perantara adalah
terlibat dalam pembelian dan penjualan barang karena mereka ikut memindahkan barang dari
1. Fungsi Pertukaran
Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses pemasaran. Fungsi
pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dari satu
pihak ke pihak lainnya dalam sistem pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini
ialah pedagang, distributor dan pedagang pengumpul yang memperoleh komisi karena
mempertemukan pembeli dan penjual. Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas
2 bagian, yaitu:
a. Fungsi penjualan
(pembeli atau penjual). Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
sebagainya.
b. Fungsi pembelian
mengusahakan agar produk tersebut siap dipergunakan pada waktu dan tempat
mengetahui kualitas, jenis dan kuantitas dari produk yang mereka perlukan.
produk yang mereka inginkan. Penting bagi seorang pembeli agar mencari
dalam proses produksi oleh para produsen dan pedagang eceran atau untuk
Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang telah disepakati,
selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam bentuk kontrak jual beli dan
c. Fungsi Fisis
Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk ketika produk
(konsumen).
dari saat produksi mereka selesai dilakukan sampai dengan waktu mereka
akan dikonsumsi.
sistem pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar. Fungsi ini meliputi hal-
hal berikut.
pemasaran.
Dalam teori harga dianggap produsen bertemu langsung dengan konsuen, sehingga
harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara kurva penawaran dengan kurva
permintaan. Realititas pemasaran pertanian sangat jauh dari anggapan ini, sebab komoditi
pertanian yang produksikan di daerah sentra produksi akan dikonsumsi oleh konsumen akhir
setelah menempuh jarak yag sangat jauh, antarkabupaten, antarpropinsi, antarnegara bahkan
antarbenua, baik komoditi olahan maupun olahan. Dengan demikian sebenarnya jarang sekali
produsen melalukan transaksi secara langsung dengan kosumen akhir. Untuk itu digunakan
konsep margin pemasaran. Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut
pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan
konsep marjin pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Marjin pemasaran merupakan
selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani produsen.
Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di tingkat pedagang pengecer.
Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka keseimbangan harga ditingkat pengecer
merupakan perpotongan antara kurva penawaran turunan (Derived Supply Curve), dengan
tingkat petani perpotongan antara kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).
Margin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem
pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang diterima
produsen atas produk pertanian yang diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran
dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis. Produk referensi merupakan titik awal
yang menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya petani
perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram dari produk referensi
karena 10 persen dari produk yang dijual telah hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Ada tiga metode untuk menghitung margin pemasaran yaitu dengan memilih dan
mengikuti saluran pemasaran dari komoditi spesifik, membandingkan harga pada berbagai
level pemasaran yang berbeda, dan mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor tiap
pemasaran menurut jenisnya dibedakan menjadi margin absolut, persen margin dan
kombinasi antara margin absolut dan persen margin. Persentase bagian margin merupakan
suatu pengelompokan yang digunakan secara populer pada serangkaian angka yang
menunjukkan margin absolut dari berbagai tipe pedagang atau berbagai fungsi pemasaran
umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya handling, biaya
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat
rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran
konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah kuantitas
produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistem pemasaran
dikalikan dengan kuantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan
konsep nilai tambah (Value Added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah
harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara
permintaan dan penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran
dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl, 1977).
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara
marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan
lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan
kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat
Margin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjualan pembeli bertemu
langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan secara
agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak ada perbedaan antara harga di tingkat petani
dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer
(konsumen akhir) dengan harga di tingkat petani. Perbedaan ini disebut margin pemasaran.
Margin dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu: Pertama, margin pemasaran merupakan
perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani.
Definisi pertama dikemukakan oleh Daly (1958) dan diterangkan lebih lanjut oleh Friedman
(196). Kedua, margin pemasaran merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang
dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Definisi
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima
petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa sebagai berikut: Harga yang dibayarkan konsumen
merupakan harga ditingkat pengecer, yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan
primer (Primary Demand Curve) dengan kura penawaran turunan (Derived Supply Curve).
Sedangkan harga ditingkat petani petani merupakan potongan antara kurva permintaan
turunan (Derived Demand Curve) dengan kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).
Seperti halnya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga hubungan
(M1 = Mo).
c. Ketiga, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin pemasaran berkurang
biaya dari jasa-jasa pemasaran, maka membawa konsekuensi yang berbeda dengan analisis
sebelumnya. Nilai margin pemasaran (VM) yang dinikmati oleh lembaga-lembaga pemasaran
yang terlibat dalam pemasaran komoditi pertanian ini nilai margin pemasaran merupakan
hasil kali antara perbedaan harga ditingkat pengecer dengan harga ditingkat petani dengan
jumlah yang ditransaksikan. Bedasarkan dimensi waktunya, margin pemasaran dapat dilihat
dalam waktu yang singkat sekali, yaitu berdasarkan data crhss sectihn atau dalam waktu yang
relatif lama.