Anda di halaman 1dari 21

ANALISA KERENTANAN SOSIAL EKONOMI AKIBAT DARI

MEWABAHNYA VIRUS COVID-19 DALAM KAITANNYA


DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DI KABUPATEN
BIREUEN KECAMATAN PEUSANGAN

LAPORAN

DISUSUN
OLEH

NAMA : ARISYI RIFQI


NPM : 1902070009
MK : GEOGRAFI BENCANA
DOSEN : Dr. SUMANTI, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan laporan ini.

Bireuen, 04 Juni 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... 3
2.1 Pengertian Coronavirus .................................................................... 3
2.2 Cara Virus Corona Menyebar .......................................................... 3
2.3 Gejala COVID-19 ............................................................................ 4
2.4 Alasan Mengapa COVID-19 menjadi Pandemi ............................... 5
2.5 Awal Mula Penyebaran Virus .......................................................... 6
2.6 Pengobatan Virus Corona ................................................................. 7
BAB III PEMBAHASAN................................................................................ 8
3.1 Dampak Koronavirus bagi Perekonomian ....................................... 8
3.1.1 Dampak pandemi Corona terhadap sosial ekonomi .............. 8
3.1.2 Dampak sosial ekonomi Bireuen Akibat Covid-19............... 13
3.2 Kebijakan pemerintah terhadap kerentanan sosial ekonomi akibat corona
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 17
4.2 Saran.................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan
penyakit pada hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan
Virus Corona hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus
Virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi
tidak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan
demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip Flu. kasusnya dimulai dengan
pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar
hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan
hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus
sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis
yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru. Kasus
ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual
berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona
bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama
mirip Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang
lebih parah dan gagal organ.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini yaitu bagaimanakan
kerentanan sosial ekonomi akibat dari mewabahnya virus covid-19 dalam
kaitannya dengan kebijakan pemerintah di Kabupaten Bireuen Kecamatan
Peusangan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu untuk mengetahui
kerentanan sosial ekonomi akibat dari mewabahnya virus covid-19 dalam

1
kaitannya dengan kebijakan pemerintah di Kabupaten Bireuen Kecamatan
Peusangan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Coronavirus


Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia)

2.2 Cara Virus Corona Menyebar


Karena COVID-19 adalah penyakit baru, banyak aspek mengenai
bagaimana penyebarannya sedang diteliti. Penyakit ini menyebar selama kontak
dekat, seringkali oleh tetesan kecil yang dihasilkan selama batuk, bersin, atau
berbicara. Tetesan ditularkan, dan menyebabkan infeksi baru, ketika dihirup oleh
orang-orang dalam kontak dekat (1 hingga 2 meter, 3 hingga 6 kaki). Mereka
diproduksi selama bernafas, namun karena mereka relatif berat, mereka biasanya
jatuh ke tanah atau permukaan.
Berbicara dengan suara keras melepaskan lebih banyak tetesan dari pada
pembicaraan normal. Sebuah penelitian di Singapura menemukan bahwa batuk
yang tidak tertutup dapat menyebabkan tetesan mencapai 4,5 meter (15 kaki).
Sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Maret 2020 berpendapat bahwa saran
tentang jarak tetesan mungkin didasarkan pada penelitian tahun 1930-an yang
mengabaikan efek dari udara yang dihembuskan lembab yang hangat di sekitar
tetesan dan bahwa batuk atau bersin yang tidak terbuka dapat berjalan hingga 8,2
meter (27 kaki).
Setelah tetesan jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih dapat
menginfeksi orang lain, jika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi
dan kemudian mata, hidung atau mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci.
Pada permukaan, jumlah virus aktif berkurang dari waktu ke waktu hingga tidak
lagi menyebabkan infeksi. Namun, secara eksperimental, virus dapat bertahan di
berbagai permukaan selama beberapa waktu, (misalnya tembaga atau kardus

3
selama beberapa jam, dan plastik atau baja selama beberapa hari). Permukaan
mudah didekontaminasi dengan desinfektan rumah tangga yang membunuh virus
di luar tubuh manusia atau di tangan. Khususnya, bagaimanapun desinfektan atau
pemutih tidak boleh ditelan atau disuntikkan sebagai tindakan perawatan atau
pencegahan, karena ini berbahaya atau berpotensi fatal.
Dahak dan air liur membawa sejumlah besar virus. Beberapa prosedur
medis dapat menyebabkan virus ditransmisikan lebih mudah dari biasanya untuk
tetesan kecil seperti itu, yang dikenal sebagai transmisi udara. Virus ini paling
menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya gejala, meskipun penyebaran
diketahui terjadi hingga dua hari sebelum gejala muncul (penularan secara
asimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit. Beberapa orang telah
terinfeksi dan pulih tanpa menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap dalam
hal penularan tanpa gejala. Meskipun COVID-19 bukan infeksi menular seksual,
dicium, hubungan intim, dan rute oral feses diduga menularkan virus.

2.3 Gejala COVID-19


Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah
itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala
yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi
melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
 Batuk
 Sesak napas
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai
2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Demam adalah gejala yang
paling umum, meskipun beberapa orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki
masalah kesehatan lainnya mengalami demam di kemudian hari. Dalam satu
penelitian, 44% orang mengalami demam ketika mereka datang ke rumah sakit,

4
sementara 89% mengalami demam di beberapa titik selama dirawat di rumah
sakit. Gejala umum lainnya termasuk batuk, kehilangan nafsu makan, kelelahan,
sesak napas, produksi dahak, dan nyeri otot dan sendi. Gejala seperti mual,
muntah, dan diare telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang
umum termasuk bersin, pilek, atau sakit tenggorokan. Beberapa kasus di China
awalnya hanya disertai sesak dada dan jantung berdebar.
Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa dapat terjadi.
Kehilangan bau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang dikonfirmasi di
Korea Selatan. Seperti yang umum dengan infeksi, ada penundaan antara saat
seseorang pertama kali terinfeksi dan saat ia mengalami gejala. Ini disebut masa
inkubasi . Masa inkubasi COVID-19 biasanya lima sampai enam hari tetapi dapat
berkisar dari dua hingga 14 hari, meskipun 97,5% orang yang mengalami gejala
akan melakukannya dalam 11,5 hari infeksi.
Sebagian kecil kasus tidak mengembangkan gejala yang terlihat pada titik
waktu tertentu. Pembawa tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya
dalam transmisi belum sepenuhnya diketahui. Namun, bukti awal menunjukkan
bahwa mereka dapat berkontribusi pada penyebaran penyakit. Pada bulan Maret
2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan
bahwa 20% dari kasus yang dikonfirmasi tetap tanpa gejala selama tinggal di
rumah sakit.

2.4 Alasan Mengapa COVID-19 menjadi Pandemi


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan Virus
Corona COVID-19 sebagai pandemi pada Rabu (11/03/2020). Ini disebabkan
karena terjadi setelah wabah mirip SARS itu menjangkiti semakin banyak orang
di mana pada Kamis pagi angkanya mencapai 126.063 kasus. Dengan total korban
tewas sebanyak 4.616 orang dan sembuh sebanyak 67.071 orang, meburut
Worldometers.
WHO menekankan bahwa penggunaan istilah pandemi tidak berarti ada
anjuran yang berubah. Semua negara tetap diminta untuk mendeteksi, mengetes,
merawat, mengisolasi, melacak, dan mengawasi pergerakan masyarakatnya.

5
“Perubahan istilah tidak mengubah apapun secara praktis mengingat beberapa
pekan sebelumnya dunia telah diingatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi
potensi pandemi,” kata Dr. Nathalie MacDermott King’s Colege London. “Namun
penggunaan istilah ini menyoroti pentingnya negara-negara di seluruh dunia untuk
bekerja secara kooperatif dan terbuka satu sama lain dan bersatu sebagai front
persatuan dalam upaya untuk mengendalikan situasi ini.”

2.5 Awal Mula Penyebaran Virus


Berawal dari kasus lokal, Covid-19 menyebar ke seluruh dunia silih
berganti dengan cara penularan yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal
atau transmisi lokal antarpenduduk. Sejauh ini, berbagai peristiwa yang pertama
kali terjadi berkaitan dengan Covid-19 agaknya belum memberikan gambaran
utuh tentang virus ini. Kesimpulan sejauh ini, analisis para ahli menduga bahwa
Covid-19 lebih kuat bertahan hidup di daerah bersuhu rendah dan kering
walaupun virus ini juga mewabah di negara-negara dengan kondisi suhu dan
kelembaban udara yang sebaliknya. Virus ini juga lebih rentan menyebabkan
kematian pada penduduk usia lanjut. Namun, ada juga penduduk di kelompok usia
ini yang berhasil sembuh dan seorang bayi juga meninggal karena Covid-19.
Rangkaian peristiwa pertama juga menunjukkan upaya para ahli untuk
menemukan antivirus ini secepat mungkin. Sejauh ini, upaya tersebut belum
memberikan hasil sesuai harapan. Menilik ke belakang, rentetan awal munculnya
Covid-19 sudah tidak asing di telinga masyarakat dunia. China tercatat sebagai
negara yang pertama kali melaporkan kasus Covid-19 di dunia. Untuk pertama
kalinya, China melaporkan adanya penyakit baru ini pada 31 Desember 2019.
Pada pengujung tahun 2019 itu, kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di
China mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis pneumonia yang
penyebabnya tidak diketahui. Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru
itu terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Menurut pihak berwenang, beberapa pasien adalah pedagang yang
beroperasi di Pasar Ikan Huanan. Seiring waktu, penelusuran menyebutkan, kasus
Covid-19 sudah muncul sebelumnya. Merujuk pada laporan WHO ke-37 tentang

6
situasi Covid-19, 26 Februari 2020, kasus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di
China adalah pada 8 Desember. Hanya saja, informasi tersebut juga bergantung
pada inisiatif negara-negara yang memberikan informasi penyakit kepada badan
kesehatan global tersebut. Adapun sebuah laporan yang diterbitkan dalam laman
jurnal medis The Lancet oleh dokter China dari Rumah Sakit Jin Yin-tan di
Wuhan, yang merawat beberapa pasien yang paling awal, menyebutkan tanggal
infeksi pertama yang diketahui pada 1 Desember 2019.
Informasi awal mula munculnya Covid-19 masih terus berjalan ke
belakang. Pada 16 Desember, dokter di Rumah Sakit Pusat Wuhan mengirim
sampel dari pasien lain dengan demam persisten untuk pengujian laboratorium.
Hasil-hasil itu menunjukkan virus menyerupai sindrom penapasan akut parah
(severe acute respiratory syndrome/SARS).

2.6 Pengobatan Virus Corona


Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan
mencegah penyebaran virus, yaitu:
 Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan
karatina di rumah sakit rujukan
 Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan
istirahat yang cukup
 Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk
menjaga kadar cairan tubuh

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak Koronavirus bagi Perekonomian


3.1.1 Dampak pandemi Corona terhadap sosial ekonomi
Dampak Virus Corona atau Covid-19 nampaknya berimbas pada semua
sektor terutama ekonomi. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi
Indonesia di tahun ini akan tertekan di level 2,1 persen. Hal ini disebabkan oleh
terus meluasnya persebaran Covid-19 baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Bank Indonesia (BI) pun telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI
menjadi di Bawah 5 Persen atau hanya sekitar 2,5 persen saja yang biasanya
mampu tumbuh mencapai 5,02 persen.
Hal ini diakibatkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi karena
pandemi Covid-19. Keterlambatan ini ditandai dengan memburuknya kondisi
lingkungan eksternal dan melemahnya permintaan dalam negeri seiring dengan
menurunnya sentimen bisnis dan konsumen.
Pandemi Covid-19 akan berimplikasi buruk bagi perekonomian dunia dan
Indonesia pada tahun ini, karena terjadi bersamaan dengan menurunnya harga
komoditas dan gejolak pasar keuangan. Inflasi yang terjadi ditahun ini pun
diproyeksi akan mengalami peningkatan ke level 3 persen, karena ketatnya
pasokan pangan dan depresiasi mata uang yang diperkirakan dapat diimbangi
sebagian oleh penurunan harga bahan bakar non-subsidi, serta subsidi tambahan
untuk listrik dan pangan. Namun, pada tahun 2021 inflasi diyakini kembali ke
level normal, yakni 2,8 persen.
Sementara itu, berbeda halnya dengan inflasi, segi pendapatan ekspor
pariwisata dan komoditas, diperkirakan terjadi penurunan yang menyebabkan
defisit transaksi berjalan mencapai 2,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)
pada tahun 2020.
Seperti pada laporan World Bank yang bertajuk East Asia and The Pacific
in The Time of COVID-19 pada hari Selasa tanggal 31 Maret 2020 lalu,
menyatakan meski sempat tertekan di tahun ini pertumbuhan ekonomi RI akan

8
kembali rebound di kisaran 5,4 persen pada 2021 mendatang. Hal ini seiring
dengan tingkat permintaan agregat yang kian stabil.
"Kerugian yang berdampak pada Outlook pertumbuhan tahun ini cukup
parah," menurut World Bank dalam laporannya tersebut. Lebih lanjut, Wold Bank
menyebut berbagai upaya yang dilakukan dalam mencegah persebaran virus baik
secara global maupun domestik akan mengurangi tekanan terhadap permintaan
global, harga komoditas, perdagangan internasional hingga pariwisata dan
sentimen bisnis global serta pertumbuhan investasi.
Mereka menilai pertumbuhan investasi akan melambat akibat adanya
fluktuasi pada perdagangan yang menyebabkan kepercayaan investor menjadi
lebih rendah. Namun kendati demikian, ongkos kredit yang lebih murah serta
usulan reformasi ekonomi diharapkan bisa mendukung proses pemulihan dalam
beberapa waktu ke depan.
Adapun pertumbuhan belanja pemerintah diproyeksi bakal menguat,
dengan besarnya paket stimulus fiskal yang digelontorkan dalam meredam
dampak virus corona. "Di tengah penurunan tajam pertumbuhan dan perdagangan
global, ekspor dan impor Indonesia diperkirakan akan terkontraksi untuk kedua
kalinya tahun ini.
Defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pun
diproyeksi akan melebar dari 2,7 persen terhadap PDB menjadi 2,8 persen
terhadap PDB lantaran pendapatan dari pariwisata yang merosot tajam, juga harga
komoditas yang terus tertekan, jelas Bank Dunia. Menurut Gubernur BI, Perry
Warjiyo, pulihnya perekonomian Indonesia pada tahun depan dipengaruhi oleh
upaya pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi melalui Rancangan
Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja dan Perpajakan. Sebelumnya,
Perrymenjelaskan kondisi Covid-19 terhadap perekonomian global menyebabkan
ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global,
menekan banyak mata uang dunia, serta memicu pembalikan modal kepada aset
keuangan yang dianggap aman. Prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga
menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan
dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi. Data Februari 2020

9
menunjukkan berbagai indikator dini global seperti keyakinan pelaku ekonomi,
Purchasing Manager Index (PMI), serta konsumsi dan produksi listrik menurun
tajam. Dengan risiko ke bawah yang tetap besar, Bank Indonesia memprakirakan
pertumbuhan ekonomi global 2020 turun menjadi 2,5 persen, lebih rendah dari
pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 2,9 persen dan juga proyeksi sebelumnya
sebesar 3,0 persen.
Pasca berakhirnya wabah Covid-19, perekonomian global diprakirakan
kembali meningkat pada 2021 menjadi 3,7 persen, lebih tinggi dari prakiraan
sebelumnya 3,4 persen. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan
pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-
19 dan dampaknya terhadap Indonesia dari waktu ke waktu.
Beberapa dampak sosial ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi covid-19
yaitu:
1. Sektor Pariwisata
Tak hanya memukul pasar saham, mewabahnya virus corona juga ikut
berdampak ke sejumlah sektor riil. Di sektor pariwisata, misalnya, penyebaran
virus corona yang kian masif membuat aktivitas kunjungan wisatawan baik
domestik maupun mancanegara turun signifikan.
Banyak masyarakat yang enggan bepergian di tengah situasi saat ini,
kendati harga tiket pesawat, salah satu moda transportasi andalan untuk berwisata
telah diturunkan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
memprediksi ada potensi kehilangan devisa dari sektor pariwisata senilai US$530
juta. Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana bahkan menghitung penyebaran
virus corona akan membuat RI kehilangan devisa sebesar US$730 juta sepanjang
2020. Sementara itu, BI memperkirakan penerimaan devisa dari pariwisata akan
menurun hingga US$1,3 miliar. Dari penilaian BI, kunjungan turis dapat turun
dalam enam bulan ke depan
2. Sektor MICE
Sektor lain yang juga kena getah adalah industri meeting, incentive,
conference & exhibition (MICE). Sejumlah konser musik dan pertemuan skala
internasional di Tanah Air juga telah dibatalkan. Konser musik yang dibatalkan

10
antara lain 98 Degrees. Grup vokal asal Amerika Serikat, 98 Degrees batal tampil
di Love Fest 2020 lantaran penyebaran virus corona yang makin tak terkendali.
Tur Khalid, penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat, juga ditunda. Konser
yang rencananya akan digelar di Istora Senayan, Jakarta pada 28 Maret 2020 itu
merupakan bagian dari rangkaian tur Asia Khalid yang bertajuk ‘Free Spirit Asia
Tour 2020’.
Festival musik hip hop, RnB, dan soul FLAVS 2020 juga ditunda.Festival
yang awalnya digelar di Istora Senayan pada 4-5 April 2020 itu diundur
penyelenggaraannya sampai Agustus mendatang. Perhelatan ajang balap mobil
ramah lingkungan Formula E di kawasan Monas pada 6 Juni 2020 juga resmi
ditunda akibat perkembangan kasus virus corona yang saat ini terjadi khususnya
di kawasan Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara resmi telah
bersurat kepada Organizing Committee Jakarta E- Prix mengenai penundaan
penyelengaraan Formula E di Monas itu. Masih banyak lagi konser musik ataupun
ajang olahraga hingga pertemuan yang ditunda untuk mengantisipasi penyebaran
virus corona yang kian masif.
3. Sektor Perhotelan & Restoran
Kalangan pelaku usaha di sektor perhotelan dan restoran juga ikut kena
imbas gara-gara virus corona. Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI)
mencatat efek penyebaran virus corona telah menekan tingkat okupansi di hotel-
hotel di Tanah Air, utamanya di Jakarta. Menurut PHRI, tingkat okupansi
perhotelan kini merosot menjadi hanya 20 persen dari kondisi normal sebelum
wabah corona menyebar. Pada kondisi normal, okupansi perhotelan bisa mencapai
70 persen. “Sekarang ini tinggal 20 persen. Banyak yang cancel acaranya karena
khawatir,” ujar Ketua Umum PHRI Hariyadi B. Sukamdani. Restoran pun
demikian. Kekhawatiran yang menyebar di masyarakat membuat mereka
membatasi aktivitas di restoran.
4. Sektor Manufaktur
Salah satu sektor yang juga kena dampak adalah manufaktur, utamanya
yang selama ini mengandalkan bahan baku impor. Industri pertekstilan, misalnya,
mengalami kekurangan bahan baku akibat aktivitas di China yang belum

11
sepenuhnya normal. Pasokan bahan baku dan suku cadang mesin industri garmen
dari China diakui oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) sudah terhenti sejak
Januari lalu. Sejauh ini, mereka mengambil langkah untuk mengimpor dari negara
lain. Namun, hal ini tidak mudah direalisasikan karena harga bahan baku dari
negara lain jauh lebih mahal.
Dampak virus corona juga dirasakan oleh pelaku industri elektronika.
Industri ini sempat mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif untuk
menjamin ketersediaan bahan baku komponen dari China agar proses produksi
dan ekspor tetap lancar. Menurut Gabungan Elektronika (Gabel), ketersediaan
bahan baku ini dipengaruhi oleh aktivitas produksi, jalur logistik atau kegiatan
bongkar muat di pabrik hingga pelabuhan di China yang menurun karena wabah
virus corona, maka dampaknya akan langsung dirasakan pelaku industri nasional.
Lambat laun pelaku industri akan kehabisan stok material untuk memproduksi
lokal komponen, sehingga tidak bisa membuat produk jadi.
Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) membenarkan
kondisi ini. Akibatnya, persaingan dalam memperebutkan bahan baku dengan
negara lain merupakan suatu hal yang tak terhindari. Terlebih setelah kegiatan
produksi di China sempat terhenti ketika pemerintah setempat memberlakukan
pembatasan mobilitas pada warganya. Negeri Tirai Bambu merupakan salah satu
produsen bahan baku dan penolong terbesar dunia. Ginsi mencatat kebutuhan
bahan baku dan bahan penolong pada industri mencapai 70 persen. Dari jumlah
tersebut, sekitar 27 persen dipasok dari China.
5. Sektor Penerbangan
Nilai potensi kerugian dari sejumlah penerbangan yang terdampak dari
meluasnya wabah virus corona mencapai Rp207 miliar, baik internasional
maupun domestik senilai dengan kisaran rata-rata sekitar sekitar Rp100 miliar per
bulan. Berdasarkan data PT Angkasa Pura (AP) I pada Januari-Februari 2020,
total ada sekitar 12.703 penerbangan yang harus dibatalkan dari 15 bandara.
Rinciannya, sebanyak 11.680 penerbangan domestik dan sisanya 1.023
penerbangan international.

12
Angka tersebut belum termasuk dengan proyeksi penundaan ibadah umrah
yang akan menambah beban kerugian bagi perseroan. Jemaah umrah yang terbang
melalui bandara AP I kelola sekitar 90 penerbangan per bulan. Sementara, PT
Angkasa Pura (AP) II mencatat sepanjang Januari 2020 pergerakan penumpang di
19 bandara kelolaan perusahaan tercatat sebanyak 8,01 juta penumpang atau
relatif stabil dibandingkan dengan Januari 2019 sebanyak 8,06 juta penumpang.
Bahkan, pada Februari 2020 jumlah penumpang naik 0,09 persen
dibandingkan dengan Februari 2019 atau dari 7,012 juta penumpang menjadi
7,018 juta penumpang. Khusus Maret 2020, diperkirakan turun tipis 0,93 persen
dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Namun, pergerakan pesawat di
Bandara Soekarno - Hatta khusus rute internasional pada Januari 2020 tercatat
sebanyak 8.571 pergerakan atau naik sekitar 3,6 persen jika dibandingkan dengan
Januari 2019 yaitu 8.272 pergerakan.
Sepanjang Februari 2020 jumlah pergerakan pesawat rute internasional
sebanyak 6.768 pergerakan atau turun 6,75 persen jika dibandingkan dengan
Februari 2019 yang mencapai 7.258 pergerakan. Penurunan pergerakan pesawat di
rute internasional pada Februari sebagai dampak dari upaya global dalam
mencegah penyebaran virus corona.  Adapun, Bandara Soekarno-Hatta
merupakan bandara yang mengalami dampak terparah dari wabah virus corona
dibandingkan dengan bandara lain yang dikelola perseroan.
 
3.1.3 Dampak sosial ekonomi Bireuen Akibat Covid-19
Penyebaran virus corona (Covid-19) yang melanda dunia, mengakibatkan
melemahnya perekonomian masyarakat. Tidak terkecuali di Indonesia atau Aceh
dan khususnya di Kabupaten Bireuen. Sejak beberapa bulan ini, perekonomian
masyarakat di Bireuen mulai lumpuh. Banyak masyarakat yang kehilangan
pekerjaan, akibat ditutupnya berbagai jenis usaha. Seperti warung, rumah makan,
toko pakaian, dan berbagai jenis usaha lainnya. Bahkan tukang becak dan ojek
(RBT), serta supir bus dan supir truk juga banyak yang kehilangan pekerjaan.
Begitu juga masyarakat miskin di desa-desa juga semakin sulit memperoleh
pendapatan, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

13
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua DPRK Bireuen, Rusyidi Mukhtar,
ikut prihatin dengan kondisi ekonomi masyarakat Bireuen saat ini. Karena itu,
dirinya mengharapkan kepada eksekutif (Pemkab Bireuen) untuk segera
menindaklanjuti kondisi ini, agar masyarakat tidak larut dalam kesusahan.
Apalagi, pihaknya (legeslatif) bersama eksekutif telah menyetujui penggunaan
anggaran penanganan Covid-19 yang mencapai Rp 36 miliar. "Dana sebesar ini
harus benar-benar dipergunakan dengan cepat dan tepat sasaran, sesuai dengan
aturan yang berlaku," tegas Ceulangiek sapaan akrab Rusyidi Mukhtar.
Kata Ceulangiek, untuk mengatasi masa krisis akibat pandemi Covid-19,
Plt Bupati Bireuen, Dr H Muzakkar A Gani SH MSi bersama jajarannya, harus
bergerak cepat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, juga
sebagai upaya dalam memutuskan mata rantai penyebaran virus corona.
"Kami DPRK Bireuen juga sudah membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas)
untuk mengawal dan memantau penggunaan anggaran penangan Covid-19 yang
mencapai Rp 36 miliar itu," kata Ceulangiek.
Politisi Partai Aceh yang juga mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) ini, juga meminta masyarakat, wartawan, TNI dan Polri, Kejaksaan dan
semua pihak, untuk sama-sama mengawal uang rakyat yang digunakan untuk
penanganan Covid-19 ini. "Kita tidak mau uang rakyat digunakan kepada yang
tidak berhak, makanya mari kita kawal bersama, gunakan dengan tepat sasaran
dan sesuai aturan, agar tidak bermasalah dengan hukum dikemudian hari," tegas
Ceulangiek. Dalam kesempatan ini, ketua dan anggota DPRK Bireuen dua periode
ini, juga menghimbau kepada masyarakat, untuk menjauhi diri dari kerumunan
dan selalu pakai masker

3.2 Kebijakan pemerintah terhadap kerentanan sosial ekonomi akibat


corona
1. Dukungan Terhadap Bidang Kesehatan
Terkait dukungan terhadap bidang kesehatan, anggaran Rp75 triliun itu
akan digunakan untuk perlindungan kepada tenaga kesehatan, seperti pengadaan
alat pelindung diri (APD). Anggaran juga akan digunakan untuk pembelian alat-

14
alat kesehatan yang dibutuhkan seperti alat uji coba, reagen, ventilator, hand
sanitizer, dan lainnya
Selain itu anggaran bidang kesehatan juga akan dialokasikan untuk
memperbarui rumah sakit rujukan Covid-19, termasuk Wisma Atlet Kemayoran,
Jakarta. “Insentif dokter, santunan kematian tenaga medis sebesar Rp300 juta,
dukungan tenaga medis, serta penangan kesehatan lainnya.
2. Insentif Bulanan Tenaga Medis
Selain memberikan santunan kematian kepada perangkat medis,
pemerintah juga akan memberikan insentif lainnya. "Insentif dokter spesialis
Rp15 juta/bulan, dokter umum Rp10 juta/bulan, perawat Rp7,5 juta/bulan, dan
tenaga kesehatan lainnya Rp5 juta/bulan.
3. Perlindungan Sosial
Prioritas kedua, adalah anggaran untuk perlindungan sosial. “Anggaran
perlindungan sosial akan diprioritaskan untuk keluarga penerima manfaat PKH
[Program Keluarga Harapan] yang naik dari 9,2 juta keluarga menjadi 10 juta
keluarga penerima manfaat,” katanya melalui video conference dari Istana Bogor,
Jawa Barat, Selasa (31/3/2020).
Selain itu negara juga akan menaikan penerima kartu sembako dari
sebelumnya 15,2 juta penerima menjadi 20 juta penerima. Bantuan kepada
penerima kartu pun naik sekitar 33 persen, dari Rp150.000 menjadi Rp200.000.
4. Tarif Listrik
Pemerintah juga akan membebaskan biaya untuk pelanggan listrik 400 VA
selama 3 bulan ke depan. “Perlu saya sampaikan untuk pelanggan listrik 450 VA,
yang jumlahnya sekitar 24 juta pelanggan akan digratiskan selama 3 bulan ke
depan, yaitu April, Mei, dan Juni 2020.
Jokowi menambahkan, bagi pelanggan listrik 900 VA akan mendapatkan
keringanan berupa potongan harga sebesar 50 persen selama periode yang sama.
Saat ini jumlah pelanggan memakai listrik 900 VA sekitar 7 juta pelanggan.
Selain itu pemerintah menambah insentif perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) hingga 175.000. Pemerintah juga memberikan

15
dukungan logistik sembako dan kebutuhan pokok dengan alokasi anggaran Rp25
triliun.
5. Naikkan Anggaran Kartu Prakerja
Pemerintah akhirnya menaikkan anggaran Kartu Prakerja dari semula
Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun. Sementara itu, jumlah penerima manfaat
ditetapkan sebesar 5,6 juta orang dan diutamakan pekerja informal serta pelaku
usaha mikro dan kecil. "Nilai manfaatnya sebesar Rp650.000 sampai Rp 1 juta per
bulan selama 4 bulan ke depan," kata Jokowi. Insentif ini berupa biaya pelatihan
sebesar Rp1 juta dan insentif pasca pelatihan sebesar Rp600.000.
6. Pemulihan Ekonomi
Prioritas ketiga Presiden adalah untuk memulihkan ekonomi usai pandemi
Covid-19 di Indonesia mereda. Pemerintah akan menanggung PPh 21 atau pajak
penghasilan pekerja pada sektor industri pengolahan dengan penghasilan
maksimal Rp200 juta dalam satu tahun. Pemerintah juga membebaskan PPh impor
untuk 19 sektor tertentu. Hal ini menyasar Wajib Pajak Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor (KITE) dan Wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah. Pemerintah juga
mengurani PPH 25 sebesar 30 persen untuk sektor tertentu KITE dan Wajib Pajak
KITE Industri Kecil Menengah. Tarif PPh badan juga diturukan menjadi 22
persen untuk tahun 2020 dan 2021 serta menjadi 20 persen mulai tahun 2022.
7. Antisipasi Defisit APBN
Jokowi menjelaskan bahwa perppu ini diterbitkan untuk antisipasi defisit
APBN yang diperkirakan mencapai 5,07 persen. Oleh karena itu pemerintah
membutuhkan relaksasi kebijakan defisit APBN di atas 3 persen. Namun relaksasi
defisit hanya untuk 3 tahun, yakni 2020 hingga 2020. Setelahnya atau pada 2023
kembali disiplin fiskal maksmial 3 persen. “Saya mengharapkan dukungan DPR
RI, perppu yang baru saja saya tanda tangani ini akan segera diundangkan dan
dilaksanakan dalam waktu secepatnya kami akan menyampaikan kepada DPR RI
untuk mendapatkan persetujuan menjadi undang-undang.

BAB IV

16
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan
menjadikannya beberapa poin, sebagai berikut :
 Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam
kehidupan sehari-hari.
 Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak
keluar rumah kecuali di saat yang genting.
 COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat
menyebabkan beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.
 Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi wabah
ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolisme
tubuh dan dapat meningkatkan imun denngan olahraga serta makan
makanan yang sehat.

4.2 Saran
Seharusnya pemerintah mengambil kebijakan baru yang lebih berdampak
untuk menurunkan tingkat penyebaran virus corona. Saat ini, pemerintah hanya
fokus pada penanggulangan dampak corona terhadap ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

17
www.papdi.or.id 
https://ekonomi.bisnis.com
https://sukabumiupdate.com
https://aceh.tribunnews.com

18

Anda mungkin juga menyukai