Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu
perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan
modal sendiri .teori struktur modal menjelaskan apakah kebijakan
pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai perusahaan dapat
mempengaruhi tiga faktor tersebut ,bagaimana kombinasi hutang jangka
panjang dan modal sendiri yang dapat memaksimalkan harga pasar saham
perusahaan ,atau meminimalkan biaya modal perusahaan atau
memaksimalkan harga pasar saham perusahaan .harga pasara saham
mencerminkan nilai perusahaan dengan demikian jika nilai suatu perusahaan
meningkat ,harga pasar tersebut juga akan naik .Dunia bisnis ,merupakan
dunia yang paling ramai dibicarakan diberbagai forum ,baik yang bersifat
nasional maupun internasional .ramainya pembicaraan masalah ini disebabkan
salah satu tolak tolak ukur kemajuan satu negara adalah dari kemajuan
ekonomi nya dan tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis
.
Msalah pokok yang paling sering dihadapi oleh dunia bisnis atau setiap
peruahaan yang bergerak dalam bidang usaha apapun selalu tidak lepas dari
kebutuhan dana (modal )untuk membiayai usahanya .dana memang dibutukan
baik untuk perusahaan yang bergerak dibidang keuangan yang memegang
peran sangat penting dalam memenuhi akan kebutuhan dana .perusahaan yang
bergerak dibidang keuangan atau sering disebut dengan lembaga keuangan
bank adalah lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling
lengkap).
pada masa sekarang, persaingan didunia bisnis sangat ketat antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya .perusahaan dituntut untuk mencari
informasi supaya bisa bertahan dan terus berkembang didunia bisnis .salah
satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah pada sector keuangan
.keuagan bisa dibilang sebagai jantung perusahaan untuk bisa menjalankan
bisnis dengan baik .banyak perusahaan yang gulung tikar karena adanya
permasalahan pada sektor keuangan .saat ini informasi bisa diperoleh dengan
mudah sejalan dengan perkembangan teknologi internet yang sangat pesat
.informasi bisa kita cari melalui internet kapan pun dan dimana pun informasi
di internet khususnya dalam bidang bisnis tidak ditunjukkan hanya kepada
orang orang yang memiliki kepentingan bisnis pada perusahaan atau biasa
disebut stakeholder ,dan pemegang saham atau stockholder ,tetapi juga
ditunjukan untuk masyarakat luas.
Pada prinsip nya ,setiap perusahaan membutuhkan modal .pemenuhan modal
tersebut dapat berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern .kebutuhan
modal suatu perusahaan pada umumnya merupakan gabungan antara modal
jangka pendek dan modal jangka panjang .untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendek digunakan sumber pembiayaan dari hutang jangka pendek atau hutang
jangka lancar ,misalnya hutang dagang .sedangkan kebutuhan modal jangka
panjang ,seperti pemenuhan modal untuk meningkatkan kapasitas produksi
maka hendaknya digunakan pembiayaan jangka panjang . pembiayaan jangka
panjang ini bisa berasal dari modal saham (penerbitan saham baru ). Menurut
riyanto (2001:227),adalah modal berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
semetara didalam perusahaan tersebut “modal tersebut merupakan hutang
yang pada saatnya harus dibayar kembali .
Kebijakan manajemen dalam mencari sumber dana dan mengatur
pembelanjaan perusahaan merupakan salah satu fungsi manajer keuangan
.dalam menjalankan fungsi tersebut ,manajer keuangan selalu dihadapkan
pada dua masalah utama .pertama bagaimana keputusan pembelanjaan yang
harus diambil dari berbagai alternative yang ada ,sehingga akan diperoleh
dana dengan cara yang paling efesien untuk membiayai investasi perusahaan
dalam hal ini manajer keuangan atau perusahaan perlu pempertimbangkan
alternative sumber dana dari pasar modal guna mnegurangi ketergantungan
pendanaan melalui pinjaman perbankan .melalui pasar modal perbankan
.melalui pasar modal dengan memenuhi syarat syarat yang telah ditentukan
.kedua penentuan metode yang digunakan dalam melakukan investasi ,agar
dana tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal .
Dalam memilih alternatif pendanaan untuk membiayai kegiataan
perusahaan,maka yang akan menjadi pertimbangan adalah bagaimana
perusahaan dapat meciptakan kombinasi yang menguntungkan antara
penggunaan dana dari modal saham dengan dana yang berasal dari hutang .
Hal ini menyangkut masalah keberadaan struktur modal perusahaan yang
menggambarkan pengangguran komposisi modal yang tepat antara hutang
jangka panjang dengan modal saham dengan dana yang berasal dari hutang .
Hal ini menyangkut masalah keberadaan struktur modal perusahaan yang
menggambarkan pengaturan komposisi modal yang tepat antara hutang jangka
panjang dengan modal saham . struktur modal yang demikian tentunya
diharapkan dapat meningkatkan laba bagi perusahaan yang pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan pemiliknya dan meningkatkan laba bagi
perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan pemiliknya dan
meningkatkan hubungan yang baik dengan para kreditur melalui peningkatan
kemakmuran atau nilai perusahaan .
Struktur modal yang optimal merupakan perimbangan antara penggunaan
modal sendiri dengan penggunaan pinjaman jangka panjang, maksutnya
adalah seberapa besar modal sendiri dan seberapa besar hutang jangka
panjang yang akan digunakan sehingga bisa optimal .dengan adanya struktur
modal yang optimal maka perusahaan yang mempunyai struktur modal yang
optimal maka perusahaan yang mempunyai strukur modal optimal akan
menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal pula sehingga bukan hanya
perusahaan memperoleh keuntungan , tetapi para pemegang saham pun ikut
memperoleh keuntungan tersebut (brigham dan houston ,2006 :155) dari
penjelasan diatas ,jelas bahwa struktur modal merupakan salah satu keputusan
penting bagi manajer keungan dalam meningkatkan protabilitas bagi
perusahaan .
Dalam struktur modal terdapat kebijakan mengenai struktur modal yang
melibatkan antara resiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan semakin
tinggi , mengkibatkan besarnya hutang ,tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan .jika usulan investasi berubah resikonya maka
laba yang diisyaratkan bagi perusahaan secara keseluruhan tidak lagi sesuai
dengan kriteria penerimanya
Persaingan dalam dunia bisnis dimasa sekarang ini dirasa semakin ketat
,terlebih didukung oleh majunya teknologi informasi ,komunikasi dan perubahan
lingkungan eksternal yang sangat cepat maka perusahaan yang mampu untuk
mengikuti perkembangan perkembangan tersebut yang akan dapat bertaan
persaingan dan juga dapat menjaga kelangsungan hidupnya .
Persaingan bisnis tidak hanya terbatas dalam persaingan seama perusahaan
domestik ,melainkan telah menjadi persaingan perusahaan perusahaan
internasional ,sehingga setiap perusahaan dituntut membuat rencana yang matang
pada semua aspek perusahaan ,tidak terkecuali yang berkaitan dengan kebijakan
keuangan perusahaan .karena kepercayaan investor ataupun kreditur terletak pada
bagaimana perusahaan mampu untuk menjaga tingkat liquiditas dan profitabilitas
ya.
Kebijakan manajemen dalam mencari sumber dana dan mengatur
pembelanjaan perusahaan merupakan salah satu fungsi manajer keuangan .dalam
menjalankan fungsi tersebut ,manajer keuangan selalu dihadapkan pada dua
masalah utama ,pertama bagaimana keputusan pembelanjaan .
Adanaya perbedaan dari penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian
ini ingin menguji kembali “Pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
Pada PT.Pegadaian Syariah Bireuen”
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh struktur modal kerja terhadap kinerja keuangan
perusahaan PT.Pegadaian Syariah Bireuen?

1.3 Tujuan Penelitian


Mengetahui pengaruh struktur modal kerja terhadap kinerja keuangan
perusahaan PT.Pegadaian Syariah Bireuen.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak ,antara lain :
a. bagi investor
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan evaluasi dan
informasi dalam pengambilan keputusan dapat dijadikan sebagai suatu
bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dengan tujuan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan .
b. bagi peneliti
sebagai suatu referensi dan wawasan bagi peneliti yang meneliti
permasalahan yang sama .Tinjauan pustaka

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Struktur Modal
Dalam sebuah perusahaan struktur modal adalah hal yang sangat
fundamental .hal ini menunjukkan proporsi hutang pada seluruh modal
perusahaan .orang atau institusi yang membeli hutang yang diterbitkan suatu
perusahaan disebut kreditor ,sedangkan orang isntitusi yang membeli atau
memegang kuasa atau saham atau ekuitas perusahaan disebut shareholders
.struktur modal dapat mempengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah
kepuasan investasi . keputusan investasi ini masuk dalam ranah capital budgeting
.pengertian dari capital budgeing itu sendiri adalah proses pembuatan dan
pengaturan pengeluaran dari aset jangka panjang yang dimiliki perusahaan
.keputusan perusahaan .keputusan perusahaan dalam mendapatkan proporsi utang
dan ekuitas akan sangat bergantung kepaa keputusan investasi yang dimiliki
perusahaan .besar kecilnya kas yang dimiliki perusahaan ,banyaknya saham yang
akan dijual akan mem pengaruhi bauran dari struktur modal itu sendiri (ross et
a,2009).
Ketika membahas tentang proporsi hutang maupun ekuitas perusahaan
dalam struktur modal, ada beberapa teori struktur modal yang terkenal. Salah
satunya adalah teori Modigliani dan Miller atau yang biasa kita sebut sebagai MM
proposition. Terdapat dua proposisi yang diajukan oleh Modigliani and Miller
yaitu MM proposition 1 (no taxes) dan MM proposition 2. Dalam MM
proposition 1, Modigliani and Miller mencoba memberikan pemahaman kepada
dunia keuangan korporasi bahwa nilai dari suatu perusahaan yang memiliki
proporsi hutang mayoritas tidak berbeda dengan nilai .
Dari perusahaan yang memiliki proporsi ekuitas mayoritas dengan asumsi
bahwa dalam dunia tersebut tidak ada pajak (Ross et al., 2009). Dari proporsi
tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa besar kecilnya hutang atau ekuitas
yang dimiliki perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
dengan catatan tidak adanya pajak. Berdasarkan proporsi tersebut, perusahaan bisa
saja untuk meningkatkan hutangnya terhadap ekuitas, begitu pula sebaliknya.
Akan tetapi, dalam proposisi keduanya, Mordigiani dan Miller menyatakan bahwa
seiring bertambahnya hutang yang dimiliki perusahaan maka risiko yang dimiliki
oleh pemegang ekuitas pun akan ikut bertambah yang kemudian diterjemahkan
oleh pemegang ekuitas sebagai informasi atau stimulus untuk meningkatkan
expected return on equity (Ross et al., 2009).
Dalam konteks risiko, pemberi hutang atau kreditur tidak merasakan
dampak negatif yang terlalu signifikan karena perusahaan akan tetap membayar
hutangnya sesuai dengan kesepakatan awal yang berarti risiko yang dimiliki
kreditur tidak meningkat signifikan. Namun, bagi para pemegang ekuitas,
penurunan keuntungan ini akan berpengaruh terhadap return yang mereka
dapatkan yang berarti risiko yang dimiliki shareholders akan meningkat. Risiko
meningkatkan proporsi hutang tidak hanya datang dari hal tersebut, kemungkinan
adanya financial distress pun muncul.
Konsekuensi ini muncul bahkan tidak hanya saat perusahaan meningkatkan
proporsi hutangnya namun saat perusahaan memutuskan untuk menggunakan
hutang (Ross et al., 2009). Menurut Ross et al. (2009) dalam bukunya corporate
finance: core principles and applications menyatakan bahwa financial distress
dapat diinterpretasikan kedalam empat cara yaitu: business failure, legal
bankrupty, technical insolvency dan accounting insolvecy. Business failure adalah
penghentian operasi bisnis yang kemudian memberikan dampak kerugian bagi
kreditur (Ross et al., 2009). Menurut Ross et al. 10 (2009) bahkan perusahaan
yang struktur modalnya mutlak ekuitas pun dapat mengalaminya. Sedangkan legal
bankrupty adalah pengajuan petisi bangkrut yang dilakukan oleh perusahaan atau
kreditur kepada pemerintah (Ross et al., 2009). Petisi ini berisikan pengajuan
likuidasi dari perusahaan atau bisnis tersebut. Kemudian technical insolvency
merupakan kondisi dimana perusahaan gagal untuk mencapai tanggung jawab
finansialnya, sedangkan accounting insolvency merupakan kondisi dimana
perusahaan memiliki negative net worth. Dengan adanya risiko-risiko tersebut,
perusahaan menggunakannya sebagai acuan untuk menggunakan hutang.
Dalam dunia bisnis, proporsi hutang dan ekuitas pada setiap industri
cenderung berbeda (Ross et al., 2009). Menurut Ross et al. (2009) ada tiga faktor
yang mempengaruhi hal tersebut yaitu pajak, tipe dari aset yang dimiliki suatu
industri dan adanya ketidakpastian dalam operating income. Industri yang
memiliki kebutuhan kas yang cukup tinggi atau memiliki regulasi pajak
pendapatan yang tinggi akan menggunakan hutang yang lebih tinggi. Sedangkan
perusahaan dengan intangible assets yang tinggi menggunakan tingkat hutang
yang rendah. Berdasarkan hal tersebut, bisa dikatakan bahwa tidak ada struktur
modal yang benar-benar cocok untuk semua perusahaan atau industri. Perusahaan
harus menyesuaikan terhadap faktor-faktor tersebut untuk menentukan keputusan
struktur modal.
2.1.2 pembagian struktur modal
Menurut ambarwati (2010: 1) menjelaskan bahwa struktur modal adalah
kombinasi atau perimbangan antara utang dan modal sendiri (saham preferen dan
saham biasa ) yang digunakan perusahaan untuk merencanakanmendapatkan
modal .
Menurut Weston and Copeland dalam fahmi (2011:106), ‘’capital structure
or the capitalization of the firm is the permanent financing represented by long
tern debt ,preferred stock ,and shareholder’s equity’’
Secara garis besar struktur modal dapat dibedakan menjadi dua menurut
fahmi(2011:107) yaitu rasio number of times interest is earned juga menjelaskan
tentang rumus struktur modal.
1. simple capital struckure,yaitu jika perusahaan tidak hanya
menggunakan modal sendiri saja dalam struktur modalnya
complex capital structure ,yaitu jika perusahaan tidak hanya
menggunakan modal sendiri tetapi juga menggunakan modal pinjaman
dalam struktur modalnnya. 2 pengukuran struktur modal
1. Terdapat rasio utang tehadap total modal
total hutang /total modal
2. total utang terhadap modal ekuitas
total utang /ekuitas pemegang saham .

3.utang jangka panjang terhadap modal ekuitas


Total utang jangka panjang /ekuitas pemegang saham
Menurut smith ,et al dalam fahmi (2011:182)selain DER rasio
number of times interest is earned juga menjelaskan tentang rumus
struktur modal .
2.2.2 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan atau pengembalian atas sumber daya yang
diinvestasikan di dalamnya. Pengembalian atas investasi modal merupakan
indikator penting atas kekuatan. Perusahaan dalam jangka panjang (Subramanyam
dan Wild, 2010). Perusahaan melakukan evaluasi kinerja di setiap akhir periode
akuntansi. Kinerja keuangan yang meningkat dari periode ke periode
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek masa depan yang
baik.
Penelitian sebelu Kinerja keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan
keuntungan atau pengembalian atas sumber daya yang diinvestasikan di
dalamnya.
Pengembalian atas investasi modal merupakan indikator penting atas kekuatan .
perusahaan dalam jangka panjang (Subramanyam dan Wild, 2010). Perusahaan
melakukan evaluasi kinerja di setiap akhir periode akuntansi. Kinerja keuangan
yang
meningkat dari periode ke periode menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
memiliki
prospek masa depan yang baik.
Menurut Sawir (2005: 7) menjelaskan bahwa kinerja keuangan merupakan
suatu prestasi yang diperlihatkan oleh perusahaan dari hasil usahanya melalui
analisa laporan keuangan perusahaan.

No Nama Judul Penelitian Variabel Indikator Hasil Penelitian


Penelitian
1 Ansoriyah Pengaruh X= struktur  rasio-rasio Struktur modal
Fadhilah struktur modal modal likuiditas pada
(2012) terhadap Y= kinerja  rasio-rasio perusahaan
kinerja Keuangan  manajemen pertambangan
Keuangan aset di BEI pada
perusahaan :  rasio-rasio periode 2005-
studi kasus manajemen 2011
pada utang berpengaruh
Perusahaan  rasio-rasio signifikan
sektor profitabilitas terhadap
pertambangan  rasio-rasio kinerja
yang pasar keuangan
Tercatat di  rasio-rasio perusahaan
bursa efek kebijakan
indonesia, deviden
2005-2011

Ika Puspita Analisis


2 Kristianti pengaruh X= struktur  rasio-rasio Struktur modal
(2018) struktur modal modal likuiditas berpengaruh
Terhadap Y= kinerja  rasio-rasio signifikan
kinerja Keuangan  manajemen terhadap
keuangan aset kinerja
perusahaan  rasio-rasio keuangan
manajemen .
utang
 rasio-rasio
profitabilitas
 rasio-rasio
pasar
 rasio-rasio
kebijakan
deviden
3 Mujariyah PENGARUH Struktur modal
(2016) STRUKTUR X= struktur  rasio-rasio berpengaruh
MODAL modal likuiditas signifikan
TERHADAP Y= kinerja  rasio-rasio terhadap
KINERJA Keuangan  manajemen kinerja
KEUANGAN aset keuangan
(Studi pada  rasio-rasio .
Bank Milik manajemen
Bumn yang utang
Terdaftar di  rasio-rasio
Bursa Efek profitabilitas
Indonesia  rasio-rasio
Tahun 2008- pasar
2014)
 rasio-rasio
kebijakan
deviden

2.3 Kerangka Pemikiran

Struktur Modal Kinerja Keuangan


Keuangan
2.4 Hipotesis
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menguji hubungan antara tingkat
utang dan kinerja keuangan. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan positif
antara tingkat utang dan kinerja keuangan, dan lainnya menunjukkan hubungan
negatif.
Modigliani dan Miller (1958) melakukan sebuah studi di Amerika yang
menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini berdasarkan pada asumsi pasar modal sempurna yang tidak ada di
dunia nyata. Pada tahun 1963, Modigliani dan Miller melakukan sebuah studi
lanjutan untuk mengkoreksi studi sebelumnya. Asumsi diperluas dengan
mempertimbangkan adanya pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
hutang berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hal ini disebabkan karena
adanya tax shield.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Roden dan Lewellen (1995). Penelitian
ini menguji pengaruh tingkat utang terhadap profitabilitas perusahaan. Pada
penelittian ini ditemukan adanya pengaruh yang positif antara tingkat utang
terhadap profitabilitas
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di PT.Pegadaian Syariah Bireuen terdapat
Bireuen terletak dikecamatan Peusangan dibelaakang SPBU paya meneng Bireuen
.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah nilai yang menunjukkan keseluruhan objek yang akan
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keluarga yang terdaftar di
BEI. Dalam penelitian ini, ada batasan tahun terhadap data perusahaan yang
diambil, yaitu dalam kurun waktu 2013-2017.

3.2.1 Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan data sekunder.
Sedangkan metode yang digunakan yaitu dengan metode purposive sampling
dimana pengambilan datanya disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan.
.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


a. Data Primer
Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel yang diteliti (Uma
Sekaran, 2011). Data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan mengedar
daftar pertanyaan (quesioner) yang berhubungan dengan variabel yang ditelit.
Kemudian responden diminta untuk menentukan tingkat alternatif pilihan jawaban
mereka terhadap masing-masing pertanyaan-pertanyaan yang terkait. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dalah dengan
langsung menyerahkan kuesioner pada responden yang dituju dengan pernyataan-
pernyataan.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada (uma sekaran,2011). Sumber data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan dan penelitian-
penelitian terdahulu.

3.4 Defenisi Operasional Variabel


Defenisi operasional adalahaspek penelitian yang memberikan informasi
kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Adapun yang menjadi
defenisi operasional dari dalam penelitian ini adalah :
No Definisi Variabel Indikator Skala
Pengukuran
1. Struktur modal a. rasio-rasio Skala Likert
(X1) likuiditas
b. rasio-rasio
c. manajemen aset
d. rasio-rasio
manajemen utang
e. rasio-rasio
profitabilitas
f. rasio-rasio pasar
g. rasio-rasio
kebijakan
deviden
2. Kinerja keuangan a. Kecukupan modal Skala Likert
b. Likuiditas
c. Profitabilitas
d. Asset
e. Pendapatan dan
beban termaksud
keuntungan dan
kerugian.

3.5 Uji Vadilitas dan realiabilitas


Validitas adalah berhubungan dengan suatu perubahan mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian masyarakat derajat ketetapan alat
ukur penelitian terhadap isi yang sebenarnya diukur. Uji validitas adalah uji yang
digunakan untuk menunjukkkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam
suatu mengukur apa yang diukur (sugiharto dan sitinjak, 2006). Ghozali (2009)
menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukursah, atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative
konsisten, maka alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama (masri
singarimbun).

3.6 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah
didalam sebuah model regresi linear ordinary lest squer (OLS) terdapat masalah
masalah asumsi klasik.
Adapun beberapa tahapan dalam pengujian asumsi klasik adalah sebagai
berikut:
1.Uji normalitas
Uji normalitas merupakan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing
variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu
bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak
dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan
pada masing-masing variabel penelitian.
2.Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang
tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda.
Jika ada kolerasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan
antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai
ilustrasi, adalah model regresi dengan variabel bebasnya motivasi,kepemimpinan
dan kepuasan kerja dengan variabel terikatnya adalah kinerja.

3.Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu untuk melihat apakah terdapat ketadaksamaan
varians dan residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi
yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varianas dari
residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas.
4.Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan untuk melihat apakah kolerasi antara suatu
periode t dengang periode sebelumnya (t-1). Secara sederhana adalah bahwa
analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, jadi tidak boleh ada kolerasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya.
5.Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun
mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarng digunakan pada berbagai
penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoritis bahwa
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear.
Hubungan antar variabel yang secara teori bukan merupakan hubungan linear
sebenarnya sudah tidak dapat dianalisis dengan regresi linear, misalnya masalah
elastisitas.
3.7 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode
analisis regresi linear berganda, metode ini digunakan untuk meramalkan
pengaruh dari suatu variabel terikat (kinerja keuangan) berdasarkan variabel bebas
gaya kepemimpinan. Berdasarkan spesifikasi model regresi maka model
persamaan dalam penelitisn ini adalah sebagai berikut :

Y=a+bX+e
Dimana:
Y = kinerja keuangan
a = konstanta
b = koefisien regresi
x = Struktur modal
e = eror term (kesalahan penggangu)

3.8 Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk memperoleh kebenaran atas apa yang
telah di hipotesiskan di bab sebelumnya. Dibawah ini cara melakukan
pengujiannya sebagai berikut :
a. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya digunakan untuk mengukur besarnya
kontribusi atau pengaruh variabel bebas terhadap variasi naik turunnya variabel
terikat. Nilai koefisien determinasi berada antara 0 sampai 1. Dengan kata lain,
koefisien determinasi merupakan kemampuan variabel X dalam menjelaskan
variabel Y.
b. Uji F Statistik (Uji Signifikansi Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (serempak)
terhadap variabel terikat. Langkah uji F dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Membuat H0 dan Ha sebagai berikut:


 H0 : B1 = B2 =0
 Ha : B1 ≠ B2 ≠ 0 2)
2. Mencari nilai F hitung dan nilai kritis F statistik dari tabel F. Nilai kritis
F berdasarkan besarnya α dan df.
3. Keputusan menolak H0 atau menerima adalah sebagai berikut:
 Jika F hitung > F tabel atau F statistik < 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
 Jika F hitung < F tabel atau F statistik > 0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Uji t Statistik (Uji Signifikansi Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau
tidak terhadap variabel terikat. Pengujian secara parsial ini bertujuan untuk
melihat seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam
menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2006). Adapun prosedur uji t
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
 H0 : B1 = 0 Ha : B1 ≠ 0
 H0 : B2 = 0 Ha : B2 ≠ 0
2. Menghitung nilai thitung dan mencari nilai ttabel dari tabel distribusi t
pada α dan degree of freedom tertentu.
3. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Keputusan menerima dan
menolak H0 adalah sebagai berikut:
a. Jika t hitung > t tabel atau t statistik < 0,05 maka Ha diterima dan Ho
ditolak, berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat.
b. Jika t hitung < t tabel atau t statistik > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
diterima, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Harjito dan Martono. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi keempat,


Chris, Sandy Irvan, 2014. Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja
keuangan pada Perbankan di Indonesia. Bogor: Skripsi Instituti
pertanian.
Dandiwijaya, Lukman. 2000.Manajemen Perbankan.Ghalia Indonesia, Jakarta.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung, Alfabeta
Feryanto, Maryono Bony. 2014. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja
Keuangan;Bukti Empiris Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2012. Semarang: Skripsi Universitas
Hasanudin.

Anda mungkin juga menyukai