Disusun oleh :
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Peranan Penyuluh Pertanian dalam Pembangunan Pertanian” ini
dapat tersusun dengan baik hingga selesai.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian karena kritik dan saran tersebut
akan sangat berarti dan dapat menjadi motivasi dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................................................... 4
II. ISI
A. Penyuluh Pertanian .................................................................................................. 5
B. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian .................................... 7
C. Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian ................................. 13
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan,
perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kondisi alam tersebut memberikan peluang bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian
maupun yang berkaitan dengan pertanian. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang
menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian menunjukkan bahwa pertanian memiliki
peranan dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pembangunan merupakan sebuah program yang selalu dilakukan oleh setiap negara,
termasuk Indonesia. Pembangunan itu sendiri diartikan sebagai upaya- upaya yang diarahkan
untuk memperoleh taraf hidup yang lebih baik (Siahaan, 2004). Klasifikasi atau penggolongan
suatu negara sebagai negara maju atau negara berkembang dapat dilihat dari pembangunan
yang telah dilakukan oleh negara tersebut. Indonesia yang tergolong sebagai negara
berkembang dan merupakan negara agraris masih mengandalkan sektor pertanian sebagai
sumber perekonomian. Oleh karena itu, Indonesia selalu mengupayakan pembangunan
pertanian.
Pembangunan pertanian di Indonesia masih terkendala oleh banyak faktor yang
menyebabkan sulitnya para petani untuk berkembang. Salah satu upaya dalam meningkatkan
produktivitas pertanian dapat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh
pertugas penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian yang ada di daerah. Seperti yang
dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) bahwa penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku
utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Mengingat pertanian merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan umumnya juga
merupakan tulang punggung ekonomi sebagian besar daerah di Indonesia, maka masing-
masing daerah harus memperhatikan urusan pertanian seperti meningkatkan kualitas penyuluh
pertanian.
3
Penyuluhan pertanian sebagai bagian integral pembangunan pertanian merupakan salah
satu upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk meningkatkan
produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya. Untuk itu kegiatan penyuluhan pertanian
harus dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani dan pelaku usaha pertanian
lainnya melalui pendekatan partisipatif. Pengembangan pembangunan pertanian di masa
mendatang perlu memberikan perhatian yang khusus terhadap penyuluhan pertanian, karena
penyuluhan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian
tujuan pembangunan pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan, petani ditingkatkan
kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya dengan produktif, efisien, dan
menguntungkan, sehingga petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Meningkatnya kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan
pertanian.
Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran atau petani yang akan
dibantu, dan bukan sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh pertanian; penyuluhan
pertanian harus mengarah pada terciptanya kemandirian petani, tidak menciptakan
ketergantungan petani terhadap penyuluh; penyuluhan pertanian harus mengacu kepada
perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, tidak mengutamakan taget-terget fisik
yang tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan kualitas hidup sasaran. Dari pandangan tersebut
terkandung pengertian bahwa penyuluhan pertanian harus bekerja dengan masyarakat dan
bukan bekerja untuk masyarakat. Penyuluhan Pertanian tidak menciptakan ketergantungan
tetapi harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian
masyarakatat agar semakin memiliki kemampuan untuk berswadaya, swakarsa, swadana dan
swakelola bagi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pertanian guna mencapai tujuan, harapan
dan keinginan-keinginan sasaran. Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan harus selalu
mengacu pada terwujudnya perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan peningkatan
harkatnya sebagai manusia.
Penyuluh pertanian adalah petugas yang melakukan pembinaan dan berhubungan atau
berhadapan langsung dengan petani. Tugas pembinaan dilakukan untuk meningkatkan
sumberdaya petani di bidang pertanian, untuk menjalankan tugas ini penyuluh harus memiliki
kompetensi yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja, profesional serta berwawasan
global (Van Den Ban & Hawkins, 2003). Penyuluhan dapat menjadi sarana sosialisasi
kebijakan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak
4
mampu mencapai tujuan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Peran penyuluh
pertanian meliputi peran penyuluh sebagai pembimbing petani, organisator dan dinamisator
petani, teknisi, serta penghubung antara lembaga penelitian dengan petani (Berlian, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penyuluh pertanian?
2. Bagaimana peran penyuluh terhadap pembangunan pertanian?
3. Bagaimana kinerja penyuluh dalam menjalankan tugasnya dalam pembangunan
pertanian?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyuluh pertanian
2. Mengetahui peran penyuluh dalam pembangunan pertanian di Indonesia
3. Mengetahui kinerja penyuluh dalam menjalankan tugasya dalam pembangunan
pertanian
5
II. ISI
A. Penyuluh Pertanian
Penyuluh Pertanian adalah petugas baik pemerintah, swasta maupun swadaya yang
melakukan pembinaan dan berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani. Tugas
pembinaan dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya petani di bidang pertanian, di mana
untuk menjalankan tugas ini di masa depan penyuluh harus memiliki kualitas sumberdaya
yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja, profesional serta berwawasan global.
Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi
secara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus
berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani. Peran penyuluhan merupakan suatu
rangkaian kegiatan sebagai fasilitasi proses belajar, sumber informasi, pendampingan,
pemecahan masalah, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap kegiatan petani yang
berkaitan dengan perannya sebagai pembimbing, sebagai organisator dan dinamisator, sebagai
teknisi dan sebagai konsultan (Mardikanto, 2009). Istilah penyuluhan pada dasarnya
diturunkan dari kata ”extension” yang dipakai secara meluas dibanyak kalangan. Dalam
Bahasa Indonesia istilah penyuluhan berasal dari kata dasar ”suluh” yang berarti pemberi
terang di tengah kegelapan.
Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang (1). Membantu petani
menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2). Membantu
petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut; (3).
Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta
membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4). Membantu
petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang
dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif
tindakan; (5). Membantu petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat mereka
sudah optimal; (6). Meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya ; dan
(7). Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam
membentuk pendapat dan mengambil keputusan (Van Den Ban & Hawkins, 2005).
Penyuluh memegang peranan penting dalam membimbing petani agar dapat
memberikan yang terbaik dalam pengelolaan usaha tani yang dilakukannya. Untuk
meningkatkan efektivitas sistem kerja latihan dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna
menumbuhkan peran petani, pembangunan pertanian, maka dilakukanlah pembinaan terhadap
6
kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk agar nantinya kelompok tani mampu
berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan selanjutnya mampu menopang
kesejahteraan anggotanya (Najib, 2010).
Penyuluhan pertanian mempunyai dua tujuan yang akan dicapai yaitu tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan
meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani
(better farming), perbaikan usahatani (better business), dan perbaikan kehidupan petani dan
masyarakatnya (better living). Tujuan jangka pendek adalah menumbuhkan perubahan-
perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang meliputi perubahan pengetahuan,
kecakapan, sikap dan tindakan petani keluarganya melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Dengan berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan
dapat mengelola usahataninya dengan produktif, efektif, dan efisien (Zakaria, 2006).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tentang SP3K Tahun 2006
menyebutkan bahwa sistem penyuluhan pertanian merupakan seluruh rangkaian
pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku
kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Penyuluhan pertanian adalah suatu
proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengertian tersebut
mengandung makna bahwa didalam proses pembelajaran inheren adanya proses-proses lain
yang terjadi secara simultan, yaitu:
1. Proses komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran
(pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari
pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka,
komunikasi ini sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan
masalah, namun keputusan tetap pada sasaran.
2. Proses pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan wenang” kepada pelaku
utama dan pelaku usaha serta mendudukkannya sebagai “subyek” dalam proses
pembangunan pertanian, bukan sebagai “obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan
pelaku usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk 1).
7
Berpartisipasi; 2). Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; 3). Melakukan
kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan 4). Memperoleh manfaat dalam
setiap lini proses dan hasil pembangunan pertanian.
3. Proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku utama
maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini mengenai berbagai
alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan
dan pengembangan usahanya.
Pendidikan dalam penyuluhan pertanian adalah usaha untuk menghasilkan perubahan-
perubahan pada perilaku manusia, yang mencakup :
1. Perubahan dalam pengetahuan atau hal yang diakui
2. Perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu
3. Perubahan dalam sikap mental
Penyuluhan pertanian harus memiliki :
1. Pengertian yang jelas tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan atau perilaku
baru apa (pengetahuan, pengertian, keterampilan, kebiasaan, sikap, perasaan, ) dan
tentang apa yang harus dihasilkan
2. Pengertian tentang bagaimana caranya orang belajar, yaitu bagaimana orang dapat
dipengaruhi agar berubah cara berpikir dan bertindaknya
3. Pengertian yang jelas tentang bagaimana caranya mengajar yaitu cara mempengaruhi
orang lain. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai metoda
penyuluhan paling efektif untuk mengubah perilaku orang-orang tertentu (Margono,
1987).
8
dari cara yang terdahulu. Oleh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sangat
penting di dalam situasi tersebut terutama di negara yang sedang berkembang.
Kegiatan penyuluhan sebagai suatu sistem pendidikan nonformal dimaksudkan agar
penerima manfaat utama penyuluhan yaitu petani dan keluarganya bersedia merubah perilaku
mereka yang meliputi perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sehingga
mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menolong dirinya sendiri
untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Penyuluh pertanian
merupakan komunikator yang memegang peran penting agar penemuan baru di bidang
pertanian dapat sampai ke sasarannya. Penyuluh pertanian senantiasa membuat petani tahu,
mau dan mampu menerapkan informasi inovasi yang dianjurkan. Penyuluhan sebagai proses
pembelajaran (pendidikan nonformal) yang ditujukan untuk petani dan keluarganya yang
memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pembangunan bidang pertanian. Penyuluh
pertanian sebagai komunikator pembangunan diharapkan dapat bermain multi peran, sebagai
guru, pembimbing, penasehat, penyampai informasi dan mitra petani. Adapun peranan
penyuluh yang dibahas dalam makalah ini adalah peran penyuluh sebagai inisiator, motivator,
mediator, supervisor, fasilitator, teknisi, konsultan, pendidik, pemimpin, penasehat, dan
evaluator (Faqih, 2014).
9
membangkitkan semangat petani dan mempengaruhi petani agar tergerak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan usahatani. Untuk mengetahui tingkat peran penyuluh
pertanian sebagai motivator dapat dilihat dari kontribusi yang telah diberikan penyuluh
pertanian kepada petani dalam upaya memberikan dorongan serta semangat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok tani. Indikator yang digunakan untuk
menilai kemampuan peranan penyuluhan pertanian sebagai motivator yaitu, penyuluh
pertanian sebagai pengembang kepemimpinan, sebagai pembimbing petani, dan sebagai
penasehat (Darmaludin et al., 2012). Di samping memotivasi petani agar mengikuti
kegiatan dengan membangkitkan semangat pribadi petani, penyuluh pertanian juga
meluaskan pemikiran petani dengan adanya penyuluhan yang dimuati penyampaian-
penyampaian informasi tentang adanya keuntungan dalam mengikuti kegiatan kelompok
sehingga petani semakin bersemangat dalam mengikuti kegiatan kelompok.
10
melakukan pengawasan dalam kegiatan sehingga ditemukan hambatan serta kemajuan
dari kegiatan kelompok. Adapun peran penyuluh sebagai supervisor dapat diukur dari
indikator frekuensi pelaksanaan supervisi. Peran penyuluh pertanian sebagai supervisor
dalam kategori tinggi mengindikasikan bahwa tugas-tugas penyuluh pertanian sebagai
supervisor terhadap kinerja kelompok tanisudah berjalankan secara maksimal.
11
penyuluh memberikan pada saat tahap diskusi. Pada saat itulah penyuluh memberikan
rekomendasi-rekomendasi kepada petani. Di samping memberikan materi, pelatihan dan
rekomendasi, penyuluh pertanian juga selalu mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan
petani selama kegiatan berlangsung.
12
9. Peran Penyuluh Sebagai Pemimpin
Penyuluh dituntut memiliki pengetahuan dan kecakapan yang cukup didalam
berkomunikasi dengan petani untuk memberikan penjelasan yang dapat menghilangkan
kebimbangan petani dalam penerapan informasi teknologi baru yang disampaikan
berkaitan dengan usahataninya. Membimbing dan memotifasi para petani agar mereka
dapat mengubah cara berpikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan kemudian
diterapkan tata cara bertani baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga
tingkat hidupnya akan lebih sejahtera (Putra et al., 2016).
13
memajukan pertanian, kemudian membantu mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan oleh mereka untuk memajukan pertanian.
2. Penyebar hasil-hasil penelitian
Peranan ini dipandang hanya relevan bagi para petani yang telah modern. Mereka
telah menghasilkan produksi yang berorientasi pasar, akses pada input produksi dan slalu
merespon terhadap perubahan-perubahan sepanjang harga terjangkau mereka.
3. Pelatih pengambilan keputusan
Peranan ini membantu para petani agar dapat meningkatkan keterampilannya
dalam mengambil keputusan-keputusan tentang produksi, pemasaran dan infestasi dalam
usaha taninya.
4. Rekan pemberi semangat
Menurut Mosher (1977), petani membutuhkan suatu dorongan semangat
(encouragement). Mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan
mendampingi mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan
memfasilitasi mereka untuk berhasil dalam percobaan tersebut.
5. Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas
Pandangan lain tentang ujuan pnyuluhan pertanian adalah mendukung rencana
pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak tertentu.
Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani untuk
membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan pemerintah tersebut.
6. Pelayan pemerintah
Penyuluh sangat terbatas dan mereka juga pegawai pemerintah, sementara dipihak
lain sumberdaya manusia setempat yang diakses pada pendidikan lanjutan atau tinggi juga
terbatas, menyebabkan pemerintah menuntut penyuluh untuk menjalankan beragam tugas
diluar peranan mereka yang seharusnya.
14
meningkatkan kesejahteraan petani dengan titik fokus pada perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan (Sunartomo, 2016).
Kondisi penyuluhan pertanian yang terus mengalami perubahan baik sejak
pemerintahan orde lama, orde baru sampai orde reformasi turut mempengaruhi citra
penyuluhan pertanian. Pada masa orde baru penyuluhan pertanian dicitrakan sebagai alat
pemerintah dalam membantu pemerintah menciptakan swasembada pangan dengan
pendekatan peningkatan produksi usahatani oleh petani. Penyuluhan pertanian saat itu sangat
diperhatikan dan dinilai sukses mengantarkan swasembada pangan. Selanjutnya pada masa
orde reformasi, penyuluhan pertanian mengalami masa yang suram terutama dengan
perubahan kelembagaan penyuluhan itu sendiri dengan keluarnya undang-undang otonomi
daerah yang secara langsung berdampak pada kinerja penyuluh pertanian.
Kinerja penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Pada
umumnya, kinerja penyuluh pertanian sangat dipengaruhi peubah individu penyuluh,
psikologis dan organisasi yakni penyuluh melakukan tugas-tugas penyuluhan. Peubah
individu dapat diklasifikasikan dalam peubah kemampuan dan keterampilan, latar belakang
pribadi dan demografis. Selanjutnya peubah psikologis dapat dirumuskan dalam peubah
persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi, sedangkan peubah organisasi dapat dibagi
dalam peubah sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan
(Sunartomo, 2016).
Kinerja penyuluh pertanian ditentukan pada tingkat pencapaian dari tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi penyuluhan pertanian dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
Pada umumnya, kinerja penyuluh pertanian didasarkan pada tugas pokok dan fungsinya yang
diuraikan secara komprehensif pada uraian macam-macam tugas-tugas yang akan dilakukan.
Kinerja penyuluh pertanian secara garis besarnya dapat dilihat pada aspek persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian dan
pengembangan profesi penyuluh pertanian. Selain itu, aspek kepemimpinan, komunikasi,
kemitraan usaha dan diseminasi teknologi serta penguasaan terhadap bidang teknis keahlian
juga sangat menentukan tingkat keberhasilan seorang penyuluh (Sunartomo, 2016).
Kinerja penyuluh pertanian pada aspek persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
merupakan suatu rangkaian yang tersistematis dan terstruktur dalam suatu alur yang tak
terpisahkan. Programa penyuluhan pertanian harus berlandaskan pada analisis kebutuhan
petani dan mencerminkan kondisi khalayak sasaran saat ini dan kondisi khalayak sasaran
15
yang akan diwujudkan. Oleh karena itu, programa penyuluhan pertanian merupakan cerminan
dari proses pembelajaran antara petani dengan penyuluh yang dimulai dengan proses sharing
informasi sampai pada keterlibatan aktif dalam hal perencanaan yaitu saat pengidentifikasian
potensi wilayah, agroekosistem dan kebutuhan teknologi dengan melibatkan petani
(Sunartomo, 2016).
Aspek berikutnya yang menjadi perhatian bagi seorang penyuluh pertanian setelah
programa penyuluhan terbentuk adalah materi dan metode yang akan dipilih untuk melakukan
penyuluhan pertanian. Materi dan metode adalah hal yang substansial dalam proses
penyuluhan dan disesuaikan dengan kebutuhan petani, keadaan saat itu. Pencapaian tujuan
akhir dari kegiatan penyuluhan pertanian ditentukan oleh materi dan metode apa saja yang
akan dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian. Materi adalah apa-apa saja yang akan
disuluhkan sedangkan metode merupakan bagaimana cara yang ditempuh untuk
menyampaikan materi tersebut. Oleh karena itu, penyuluh dan petani harus melakukan diskusi
dalam hal ini (Sunartomo, 2016).
Setelah proses penyuluhan berlangsung, maka indikator berikutnya yang dapat
dijadikan parameter dalam mengukur kinerja penyuluh pertanian adalah proses pelaporan dan
evaluasi dari kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan. Pelaporan dan evaluasi dapat
dikategorikan dalam dua aspek yaitu pelaporan dari hasil kegiatan penyuluhan yang telah
dilakukan dan evaluasi dampak penyuluhan pertanian terhadap petani sebagai khalayak
sasaran. Pelaporan dan evaluasi dapat dijadikan sebagai titik untuk melakukan introspeksi diri
bagi seorang penyuluh pertanian tentang apa saja yang masih perlu diperbaiki dan apa saja
yang telah memenuhi target.
Penyuluh yang berhasil adalah penyuluh yang dapat merancang dan melaksanakan
suatu program pembelajaran, dimana materi dan metodenya sesuai dengan kondisi dan
karakteristik petani. Oleh karena itu, kepemimpinan, komunikasi, diseminasi teknologi dan
penguasaan terhadap bidang teknis yang akan disuluhkan harus dikuasai.
16
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluh pertanian merupakan komunikator yang memegang peran penting agar
penemuan baru di bidang pertanian dapat sampai ke sasarannya. Peran penyuluh pertanian
dalam mewujudkan pembangunan pertanian meliputi peran sebagai inisiator, motivator,
mediator, supervisor, fasilitator, teknisi, konsultan, pendidik, pemimpin, penasehat, dan
evaluator. Dengan adanya kegiatan penyuluhan diharapkan terjadi perubahan pada
masyarakat, yaitu perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sehingga
mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Kinerja penyuluh dapat dilihat pada
aspek persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian
dan pengembangan profesi penyuluh pertanian. Selain itu, aspek kepemimpinan, komunikasi,
kemitraan usaha dan diseminasi teknologi serta penguasaan terhadap bidang teknis keahlian
juga menentukan tingkat keberhasilan seorang penyuluh.
B. Saran
Diharapkan penyuluh dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana mestinya
demi kesejahteraan petani di Indonesia.
17
DAFTAR PUSTAKA
18