Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DASAR-DASAR PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 1

Disusun oleh :

Rim Karlina Br Tarigan 15/383809/PN/14340


Suciati Wulandari 15/383510/PN/14341
Alfian Yulizar Pradana 15/383578/PN/14409
Anastasya Khalif Wiyani 15/383579/PN/14410
Andi Setiyawan 15/383580/PN/14411

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Peranan Penyuluh Pertanian dalam Pembangunan Pertanian” ini
dapat tersusun dengan baik hingga selesai.

Makalah ini diperlukan untuk memenuhi tugas Dasar-Dasar Penyuluhan dan


Komunikasi Pertanian, serta diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah informasi
mengenai peranan penyuluh bagi perkembangan pertanian. Makalah ini berisi berbagai peran
penyuluh pertanian dalam masyarakat petani.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian karena kritik dan saran tersebut
akan sangat berarti dan dapat menjadi motivasi dalam penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 1 Desember 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................................................... 4
II. ISI
A. Penyuluh Pertanian .................................................................................................. 5
B. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian .................................... 7
C. Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian ................................. 13
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 17

2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan,
perkebunan, peternakan, dan perikanan. Kondisi alam tersebut memberikan peluang bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pertanian
maupun yang berkaitan dengan pertanian. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang
menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian menunjukkan bahwa pertanian memiliki
peranan dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pembangunan merupakan sebuah program yang selalu dilakukan oleh setiap negara,
termasuk Indonesia. Pembangunan itu sendiri diartikan sebagai upaya- upaya yang diarahkan
untuk memperoleh taraf hidup yang lebih baik (Siahaan, 2004). Klasifikasi atau penggolongan
suatu negara sebagai negara maju atau negara berkembang dapat dilihat dari pembangunan
yang telah dilakukan oleh negara tersebut. Indonesia yang tergolong sebagai negara
berkembang dan merupakan negara agraris masih mengandalkan sektor pertanian sebagai
sumber perekonomian. Oleh karena itu, Indonesia selalu mengupayakan pembangunan
pertanian.
Pembangunan pertanian di Indonesia masih terkendala oleh banyak faktor yang
menyebabkan sulitnya para petani untuk berkembang. Salah satu upaya dalam meningkatkan
produktivitas pertanian dapat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh
pertugas penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian yang ada di daerah. Seperti yang
dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) bahwa penyuluhan pertanian, perikanan,
kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku
utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Mengingat pertanian merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan umumnya juga
merupakan tulang punggung ekonomi sebagian besar daerah di Indonesia, maka masing-
masing daerah harus memperhatikan urusan pertanian seperti meningkatkan kualitas penyuluh
pertanian.

3
Penyuluhan pertanian sebagai bagian integral pembangunan pertanian merupakan salah
satu upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk meningkatkan
produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya. Untuk itu kegiatan penyuluhan pertanian
harus dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani dan pelaku usaha pertanian
lainnya melalui pendekatan partisipatif. Pengembangan pembangunan pertanian di masa
mendatang perlu memberikan perhatian yang khusus terhadap penyuluhan pertanian, karena
penyuluhan pertanian merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian
tujuan pembangunan pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan, petani ditingkatkan
kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya dengan produktif, efisien, dan
menguntungkan, sehingga petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Meningkatnya kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan
pertanian.
Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran atau petani yang akan
dibantu, dan bukan sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh pertanian; penyuluhan
pertanian harus mengarah pada terciptanya kemandirian petani, tidak menciptakan
ketergantungan petani terhadap penyuluh; penyuluhan pertanian harus mengacu kepada
perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, tidak mengutamakan taget-terget fisik
yang tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan kualitas hidup sasaran. Dari pandangan tersebut
terkandung pengertian bahwa penyuluhan pertanian harus bekerja dengan masyarakat dan
bukan bekerja untuk masyarakat. Penyuluhan Pertanian tidak menciptakan ketergantungan
tetapi harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian
masyarakatat agar semakin memiliki kemampuan untuk berswadaya, swakarsa, swadana dan
swakelola bagi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pertanian guna mencapai tujuan, harapan
dan keinginan-keinginan sasaran. Penyuluhan Pertanian yang dilaksanakan harus selalu
mengacu pada terwujudnya perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan peningkatan
harkatnya sebagai manusia.
Penyuluh pertanian adalah petugas yang melakukan pembinaan dan berhubungan atau
berhadapan langsung dengan petani. Tugas pembinaan dilakukan untuk meningkatkan
sumberdaya petani di bidang pertanian, untuk menjalankan tugas ini penyuluh harus memiliki
kompetensi yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja, profesional serta berwawasan
global (Van Den Ban & Hawkins, 2003). Penyuluhan dapat menjadi sarana sosialisasi
kebijakan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak

4
mampu mencapai tujuan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Peran penyuluh
pertanian meliputi peran penyuluh sebagai pembimbing petani, organisator dan dinamisator
petani, teknisi, serta penghubung antara lembaga penelitian dengan petani (Berlian, 2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penyuluh pertanian?
2. Bagaimana peran penyuluh terhadap pembangunan pertanian?
3. Bagaimana kinerja penyuluh dalam menjalankan tugasnya dalam pembangunan
pertanian?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyuluh pertanian
2. Mengetahui peran penyuluh dalam pembangunan pertanian di Indonesia
3. Mengetahui kinerja penyuluh dalam menjalankan tugasya dalam pembangunan
pertanian

5
II. ISI
A. Penyuluh Pertanian
Penyuluh Pertanian adalah petugas baik pemerintah, swasta maupun swadaya yang
melakukan pembinaan dan berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani. Tugas
pembinaan dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya petani di bidang pertanian, di mana
untuk menjalankan tugas ini di masa depan penyuluh harus memiliki kualitas sumberdaya
yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja, profesional serta berwawasan global.
Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi
secara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus
berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani. Peran penyuluhan merupakan suatu
rangkaian kegiatan sebagai fasilitasi proses belajar, sumber informasi, pendampingan,
pemecahan masalah, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap kegiatan petani yang
berkaitan dengan perannya sebagai pembimbing, sebagai organisator dan dinamisator, sebagai
teknisi dan sebagai konsultan (Mardikanto, 2009). Istilah penyuluhan pada dasarnya
diturunkan dari kata ”extension” yang dipakai secara meluas dibanyak kalangan. Dalam
Bahasa Indonesia istilah penyuluhan berasal dari kata dasar ”suluh” yang berarti pemberi
terang di tengah kegelapan.
Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang (1). Membantu petani
menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan; (2). Membantu
petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari analisis tersebut; (3).
Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta
membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4). Membantu
petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah yang
dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif
tindakan; (5). Membantu petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat mereka
sudah optimal; (6). Meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya ; dan
(7). Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam
membentuk pendapat dan mengambil keputusan (Van Den Ban & Hawkins, 2005).
Penyuluh memegang peranan penting dalam membimbing petani agar dapat
memberikan yang terbaik dalam pengelolaan usaha tani yang dilakukannya. Untuk
meningkatkan efektivitas sistem kerja latihan dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan guna
menumbuhkan peran petani, pembangunan pertanian, maka dilakukanlah pembinaan terhadap

6
kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk agar nantinya kelompok tani mampu
berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang memadai dan selanjutnya mampu menopang
kesejahteraan anggotanya (Najib, 2010).
Penyuluhan pertanian mempunyai dua tujuan yang akan dicapai yaitu tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan
meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani
(better farming), perbaikan usahatani (better business), dan perbaikan kehidupan petani dan
masyarakatnya (better living). Tujuan jangka pendek adalah menumbuhkan perubahan-
perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang meliputi perubahan pengetahuan,
kecakapan, sikap dan tindakan petani keluarganya melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Dengan berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan
dapat mengelola usahataninya dengan produktif, efektif, dan efisien (Zakaria, 2006).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tentang SP3K Tahun 2006
menyebutkan bahwa sistem penyuluhan pertanian merupakan seluruh rangkaian
pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku
kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui penyuluhan. Penyuluhan pertanian adalah suatu
proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengertian tersebut
mengandung makna bahwa didalam proses pembelajaran inheren adanya proses-proses lain
yang terjadi secara simultan, yaitu:
1. Proses komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran
(pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari
pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka,
komunikasi ini sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan
masalah, namun keputusan tetap pada sasaran.
2. Proses pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan wenang” kepada pelaku
utama dan pelaku usaha serta mendudukkannya sebagai “subyek” dalam proses
pembangunan pertanian, bukan sebagai “obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan
pelaku usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk 1).

7
Berpartisipasi; 2). Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; 3). Melakukan
kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan 4). Memperoleh manfaat dalam
setiap lini proses dan hasil pembangunan pertanian.
3. Proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku utama
maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini mengenai berbagai
alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan
dan pengembangan usahanya.
Pendidikan dalam penyuluhan pertanian adalah usaha untuk menghasilkan perubahan-
perubahan pada perilaku manusia, yang mencakup :
1. Perubahan dalam pengetahuan atau hal yang diakui
2. Perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu
3. Perubahan dalam sikap mental
Penyuluhan pertanian harus memiliki :
1. Pengertian yang jelas tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan atau perilaku
baru apa (pengetahuan, pengertian, keterampilan, kebiasaan, sikap, perasaan, ) dan
tentang apa yang harus dihasilkan
2. Pengertian tentang bagaimana caranya orang belajar, yaitu bagaimana orang dapat
dipengaruhi agar berubah cara berpikir dan bertindaknya
3. Pengertian yang jelas tentang bagaimana caranya mengajar yaitu cara mempengaruhi
orang lain. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai metoda
penyuluhan paling efektif untuk mengubah perilaku orang-orang tertentu (Margono,
1987).

B. Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian


Peran penyuluh sangat penting bagi perkembangan pertanian di Indonesia, diharapkan
penyuluh dapat menjalankan peran serta fungsi dengan baik. Berjalanya peran dan fungsi
penyuluh diharapkan mampu membuat suatu perubahan yang lebih baik, sehingga
pembangunan pertanian di Indonesia akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani
Indonesia. Tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian yakni meningkatkan produksi
pangan sehingga mampu menyuplai kebutuhan dan permintaan akan bahan pangan yang
semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia. Pembangunan pertanian perlu
dilaksanakan secara berkelanjutan dan seringkali harus dilakukan dengan cara yang berbeda

8
dari cara yang terdahulu. Oleh karena itu, organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sangat
penting di dalam situasi tersebut terutama di negara yang sedang berkembang.
Kegiatan penyuluhan sebagai suatu sistem pendidikan nonformal dimaksudkan agar
penerima manfaat utama penyuluhan yaitu petani dan keluarganya bersedia merubah perilaku
mereka yang meliputi perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sehingga
mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat menolong dirinya sendiri
untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Penyuluh pertanian
merupakan komunikator yang memegang peran penting agar penemuan baru di bidang
pertanian dapat sampai ke sasarannya. Penyuluh pertanian senantiasa membuat petani tahu,
mau dan mampu menerapkan informasi inovasi yang dianjurkan. Penyuluhan sebagai proses
pembelajaran (pendidikan nonformal) yang ditujukan untuk petani dan keluarganya yang
memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pembangunan bidang pertanian. Penyuluh
pertanian sebagai komunikator pembangunan diharapkan dapat bermain multi peran, sebagai
guru, pembimbing, penasehat, penyampai informasi dan mitra petani. Adapun peranan
penyuluh yang dibahas dalam makalah ini adalah peran penyuluh sebagai inisiator, motivator,
mediator, supervisor, fasilitator, teknisi, konsultan, pendidik, pemimpin, penasehat, dan
evaluator (Faqih, 2014).

1. Peran Penyuluh Sebagai Inisiator


Peran penyuluh pertanian sebagai inisiator dalam kinerja kelompok tani yaitu
merupakan tugas yang diharapkan dapat dijalankan oleh penyuluh pertanian dalam
menggali ide baru dengan memanfaatkan sarana yang ada untuk meraih peluang sehingga
dapat membantu petani melalui peningkatan pendapatannya dalam berusahatani.
Hubungan yang baik antara penyuluh dengan petani merupakan hal yang sangat penting
agar penyuluh memperoleh kredibilitas di mata petani, sehingga anjuran yang
disampaikan penyuluh lebih mudah dipatuhi atau dipercaya petani. Menurut (Van Den
Ban & Hawkins, 2003), kepercayaan petani terhadap agen penyuluhan merupakan syarat
penting bagi penyuluhan. Untuk memperoleh kepercayaan, petani harus diyakinkan bahwa
agen penyuluhan mencoba untuk melayani dan bersimpati pada keputusan petani dan ahli
di bidangnya.

2. Peran Penyuluh Sebagai Motivator


Peran penyuluh pertanian sebagai motivator dalam kinerja kelompok tani
merupakan tugas yang diharapkan dapat dijalankan penyuluh pertanian dalam

9
membangkitkan semangat petani dan mempengaruhi petani agar tergerak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan usahatani. Untuk mengetahui tingkat peran penyuluh
pertanian sebagai motivator dapat dilihat dari kontribusi yang telah diberikan penyuluh
pertanian kepada petani dalam upaya memberikan dorongan serta semangat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok tani. Indikator yang digunakan untuk
menilai kemampuan peranan penyuluhan pertanian sebagai motivator yaitu, penyuluh
pertanian sebagai pengembang kepemimpinan, sebagai pembimbing petani, dan sebagai
penasehat (Darmaludin et al., 2012). Di samping memotivasi petani agar mengikuti
kegiatan dengan membangkitkan semangat pribadi petani, penyuluh pertanian juga
meluaskan pemikiran petani dengan adanya penyuluhan yang dimuati penyampaian-
penyampaian informasi tentang adanya keuntungan dalam mengikuti kegiatan kelompok
sehingga petani semakin bersemangat dalam mengikuti kegiatan kelompok.

3. Peran Penyuluh Sebagai Mediator


Peran penyuluh pertanian sebagai mediator dalam kinerja kelompok tani
merupakan tugas yang dapat diharapkan dapat dijalankan oleh penyuluh pertanian dalam
memberikan informasi dan menghubungkan petani dengan sumber informasi untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Adapun peran penyuluh sebagai mediator dapat diukur
dari indikator frekuensi pemberian informasi, kejelasan dalam penyampaian informasi dan
menghubungkan sumber informasi dengan petani. Peran penyuluh pertanian sebagai
mediator dalam kategori tinggi mengindikasikan bahwa tugas-tugas penyuluh pertanian
sebagai mediator dalam kinerja kelompok tani sudah berjalan dengan baik. Penyuluh
pertanian selalu berusaha memberikan informasi secara jelas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pembinaan kelompok dan kegiatan usahatani. Informasi yang
disampaikan misalnya tentang pupuk berimbang dengan biaya murah dan bantuan sarana
produksi. Selain pemberian informasi, penyuluh juga menghubungkan petani dengan
sumber informasi yang dibutuhkan oleh petani seperti temu usaha. Menurut Departemen
Pertanian (2002), temu usaha adalah metode penyuluh pertanian yang berupa kegiatan
antar petani-nelayan dengan pengusaha di bidang pertanian dalam rangka informasi usaha,
promosi usaha, transaksi usaha, perluasan pasar dan kemitraan usaha.

4. Peran Penyuluh Sebagai Supervisor


Peran penyuluh pertanian sebagai supervisor dalam kinerja kelompok tani
merupakan tugas yang dapat diharapkan dapat dijalankan oleh penyuluh pertanian dalam

10
melakukan pengawasan dalam kegiatan sehingga ditemukan hambatan serta kemajuan
dari kegiatan kelompok. Adapun peran penyuluh sebagai supervisor dapat diukur dari
indikator frekuensi pelaksanaan supervisi. Peran penyuluh pertanian sebagai supervisor
dalam kategori tinggi mengindikasikan bahwa tugas-tugas penyuluh pertanian sebagai
supervisor terhadap kinerja kelompok tanisudah berjalankan secara maksimal.

5. Peran Penyuluh Sebagai Fasilitator


Peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator merupakan tugas yang diharapkan
dapat dijalankan oleh penyuluh pertanian dalam melayani kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan oleh masyarakat binaannya atau memberikan bantuan dalam pelaksanaan suatu
proses atau kegiatan. Penilaian peranan penyuluhan pertanian sebagai fasilitator adalah
penilaian petani terhadap penyuluhan pertanian dalam menjalankan tugas-tugasnya
sebagai perantara petani dengan pihak-pihak yang mendukung perbaikan dan kemajuan
usahatani seperti lembaga penelitian pertanian, laboratorium hama dan penyakit tanaman
tanaman, toko pertanian, penyediaan benih unggul dan yang lainnya. Indikator yang
digunakan untuk menilai kemampuan peranan penyuluhan pertanian sebagai fasilitator
yaitu, penyuluh pertanian sebagai pemberi kemudahan sarana dan prasarana, sebagai
pemberi informasi dan sebagai jembatan penghubung inovasi baru ke petani (Darmaludin
et al., 2012). Tinggi rendahnya peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam kinerja
kelompok tani dapat diukur dengan melihat pelayanan penyuluh kepada petani, metode
yang digunakan dalam menyampaikan materi, frekuensi rekomendasi-rekomendasi
diberikan dan kemanfaatan dari rekomendasi yang diberikan.
Peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam kategori tinggi
mengindikasikan bahwa seluruh tugas-tugas penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam
rangka memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan petani dalam kinerja kelompok tani sudah
berjalan dengan baik. Hal ini sudah sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
Kartasapoetra (1991) bahwa fasilitator penyuluh atau pelatih bertanggung jawab untuk
menyediakan lingkungan belajar yang memadai, efektif serta kemudahan-kemudahan lain
yang akan mempermudah berlangsungnya suatu proses yang aktif. Salah satu tugas
penyuluh pertanian sebagai fasilitator adalah memberikan pelatihan. Dalam sekolah
lapang penyuluh pertanian menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah,
diskusi dan demonstrasi. Dari segi praktek metode demonstrasi dilakukan oleh penyuluh
pada saat kunjungan pada lahan sawah per contohan. Sedangkan untuk segi teorinya

11
penyuluh memberikan pada saat tahap diskusi. Pada saat itulah penyuluh memberikan
rekomendasi-rekomendasi kepada petani. Di samping memberikan materi, pelatihan dan
rekomendasi, penyuluh pertanian juga selalu mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan
petani selama kegiatan berlangsung.

6. Peran Penyuluh Sebagai Teknisi


Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik
karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun demonstrasi
kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya pengetahuan dan keterampilan
teknis yang baik maka akan sulit untuk memberikan pelayanan jasa konsultan yang
diminta petani (Putra et al., 2016). Suatu hal penting yang harus selalu diingat oleh
penyuluh lapangan dalam memilih metode penyuluhan yang sesuai yaitu keterlibatan
petani dalam proses belajar mengajarnya, dalam menyelenggarakan penyuluhan, penyuluh
lapangan harus bertingkat laku wajar, tidak berlebihan dan jika mungkin kegiatan belajar
mengajar dalam penyelenggaraan penyuluhan harus dilakukan melalui diskusi, praktek
demonstrasi dan demonstrasi ulang yang dilakukan oleh petani serta partisipasi aktif dari
petani, sehingga petani akan belajar keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan usahanya secara maksimal.

7. Peran Penyuluh Sebagai Konsultan


Penyuluh harus membantu memecahkan masalah yang dihadapi petani dalam
usahataninya dan memberikan alternatif serta memberikan rujukan apabila petani
menghadapi kendala-kendala ketika melakukan aktivitas pertanian. Keberhasilan
penyuluh untuk sampai kepada tujuan penyuluhan, penyuluh harus mampu memberikan
petunjuk-petunjuk berupa contoh kerja atau kaji terap yang pada akhirnya penyuluh
mampu menimbulkan kepercayaan pada diri petani terhadap penyuluhan (Putra et al.,
2016).

8. Peran Penyuluh Sebagai Pendidik


Penyuluh pertanian berperan sebagai pendidik bagi petani merupakan sarana
proses pembelajaran guna meningkatkan pengetahuan untuk memberikan informasi
kepada petani, penyuluh harus menimbulkan semangat dan kegairahan kerja para petani
agar dapat mengelola usahataninya secara lebih efektif, efisien dan ekonomis (Putra et al.,
2016).

12
9. Peran Penyuluh Sebagai Pemimpin
Penyuluh dituntut memiliki pengetahuan dan kecakapan yang cukup didalam
berkomunikasi dengan petani untuk memberikan penjelasan yang dapat menghilangkan
kebimbangan petani dalam penerapan informasi teknologi baru yang disampaikan
berkaitan dengan usahataninya. Membimbing dan memotifasi para petani agar mereka
dapat mengubah cara berpikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan kemudian
diterapkan tata cara bertani baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, sehingga
tingkat hidupnya akan lebih sejahtera (Putra et al., 2016).

10. Peran Penyuluh Sebagai Penasehat


Mengingat sikap pandangan, keadaan, dan kemampuan daya pikir dan daya
tangkap para petani yang terbagi atas beberapa kemampuan petani yang berbeda-beda.
Keberhasilan peranan penyuluhan untuk samapai kepada tahapan sasaran, penyuluh harus
mampu memberikan petunjuk-petunjuk berupa contoh cara kerja/kaji terap yang pada
akhirnya penyuluh mampu menimbulkan keyakinan pada petaninya (Putra et al., 2016).

11. Peran Penyuluh Sebagai Evaluator


Evaluasi dimaksudkan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan dampak dari suatu
kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi ini
dilakukan secara sistematik dan obyektif serta terdiri dari evaluasi saat kegiatan
berlangsung sebelum kegiatan dimulai dan sesudah kegiatan selesai. Evaluasi penyuluhan
pertanian merupakan suatu langkah dalam kegiatan penyuluhan pertanian agar program-
program yang telah dilaksanakan tidak melenceng dari tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Tujuan dari pelaksanaan evaluasi adalah memperbaiki sistem kerja dari
penyuluh sehingga menjadi lebih baik dan terarah. Hasil dari evaluasi pelaksanaan
kegiatan penyuluhan biasanya digunakan untuk membantu pengambilan keputusan atau
penentu kebijakan dalam mengatasi permasalahan, dan tindakan penyesuaian atau
perbaikan atas pelaksanaan kegiatan (Astuti, 2015).

Terdapat enam kategori peranan penyuluh pertanian, yaitu :


1. Pengisi kehampaan pedesaan
Penyuluh pertanian adalah seseorang yang hidup dikalangan petani, mengenal
dengan akrab kegiatan-kegiatan mereka dan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam

13
memajukan pertanian, kemudian membantu mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan oleh mereka untuk memajukan pertanian.
2. Penyebar hasil-hasil penelitian
Peranan ini dipandang hanya relevan bagi para petani yang telah modern. Mereka
telah menghasilkan produksi yang berorientasi pasar, akses pada input produksi dan slalu
merespon terhadap perubahan-perubahan sepanjang harga terjangkau mereka.
3. Pelatih pengambilan keputusan
Peranan ini membantu para petani agar dapat meningkatkan keterampilannya
dalam mengambil keputusan-keputusan tentang produksi, pemasaran dan infestasi dalam
usaha taninya.
4. Rekan pemberi semangat
Menurut Mosher (1977), petani membutuhkan suatu dorongan semangat
(encouragement). Mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan
mendampingi mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan
memfasilitasi mereka untuk berhasil dalam percobaan tersebut.
5. Pendorong peningkatan produksi suatu komoditas
Pandangan lain tentang ujuan pnyuluhan pertanian adalah mendukung rencana
pemerintah untuk meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak tertentu.
Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani untuk
membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan pemerintah tersebut.
6. Pelayan pemerintah
Penyuluh sangat terbatas dan mereka juga pegawai pemerintah, sementara dipihak
lain sumberdaya manusia setempat yang diakses pada pendidikan lanjutan atau tinggi juga
terbatas, menyebabkan pemerintah menuntut penyuluh untuk menjalankan beragam tugas
diluar peranan mereka yang seharusnya.

C. Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian


Kinerja penyuluh pertanian yang baik merupakan dambaan setiap stakeholder
pertanian. Keadaan petani saat ini yang masih banyak terbelenggu pada kemiskinan
merupakan ciri bahwa penyuluhan pertanian masih perlu untuk terus meningkatkan perannya
dalam rangka membantu petani memecahkan masalah mereka sendiri terutama dalam aspek
usahatani mereka secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan definisi penyuluhan pertanian itu
sendiri sebagai suatu pendidikan nonformal bagi petani dan keluarganya yang bertujuan untuk

14
meningkatkan kesejahteraan petani dengan titik fokus pada perubahan pengetahuan, sikap dan
keterampilan (Sunartomo, 2016).
Kondisi penyuluhan pertanian yang terus mengalami perubahan baik sejak
pemerintahan orde lama, orde baru sampai orde reformasi turut mempengaruhi citra
penyuluhan pertanian. Pada masa orde baru penyuluhan pertanian dicitrakan sebagai alat
pemerintah dalam membantu pemerintah menciptakan swasembada pangan dengan
pendekatan peningkatan produksi usahatani oleh petani. Penyuluhan pertanian saat itu sangat
diperhatikan dan dinilai sukses mengantarkan swasembada pangan. Selanjutnya pada masa
orde reformasi, penyuluhan pertanian mengalami masa yang suram terutama dengan
perubahan kelembagaan penyuluhan itu sendiri dengan keluarnya undang-undang otonomi
daerah yang secara langsung berdampak pada kinerja penyuluh pertanian.
Kinerja penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Pada
umumnya, kinerja penyuluh pertanian sangat dipengaruhi peubah individu penyuluh,
psikologis dan organisasi yakni penyuluh melakukan tugas-tugas penyuluhan. Peubah
individu dapat diklasifikasikan dalam peubah kemampuan dan keterampilan, latar belakang
pribadi dan demografis. Selanjutnya peubah psikologis dapat dirumuskan dalam peubah
persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi, sedangkan peubah organisasi dapat dibagi
dalam peubah sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan
(Sunartomo, 2016).
Kinerja penyuluh pertanian ditentukan pada tingkat pencapaian dari tujuan yang telah
ditetapkan oleh organisasi penyuluhan pertanian dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
Pada umumnya, kinerja penyuluh pertanian didasarkan pada tugas pokok dan fungsinya yang
diuraikan secara komprehensif pada uraian macam-macam tugas-tugas yang akan dilakukan.
Kinerja penyuluh pertanian secara garis besarnya dapat dilihat pada aspek persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian dan
pengembangan profesi penyuluh pertanian. Selain itu, aspek kepemimpinan, komunikasi,
kemitraan usaha dan diseminasi teknologi serta penguasaan terhadap bidang teknis keahlian
juga sangat menentukan tingkat keberhasilan seorang penyuluh (Sunartomo, 2016).
Kinerja penyuluh pertanian pada aspek persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
merupakan suatu rangkaian yang tersistematis dan terstruktur dalam suatu alur yang tak
terpisahkan. Programa penyuluhan pertanian harus berlandaskan pada analisis kebutuhan
petani dan mencerminkan kondisi khalayak sasaran saat ini dan kondisi khalayak sasaran

15
yang akan diwujudkan. Oleh karena itu, programa penyuluhan pertanian merupakan cerminan
dari proses pembelajaran antara petani dengan penyuluh yang dimulai dengan proses sharing
informasi sampai pada keterlibatan aktif dalam hal perencanaan yaitu saat pengidentifikasian
potensi wilayah, agroekosistem dan kebutuhan teknologi dengan melibatkan petani
(Sunartomo, 2016).
Aspek berikutnya yang menjadi perhatian bagi seorang penyuluh pertanian setelah
programa penyuluhan terbentuk adalah materi dan metode yang akan dipilih untuk melakukan
penyuluhan pertanian. Materi dan metode adalah hal yang substansial dalam proses
penyuluhan dan disesuaikan dengan kebutuhan petani, keadaan saat itu. Pencapaian tujuan
akhir dari kegiatan penyuluhan pertanian ditentukan oleh materi dan metode apa saja yang
akan dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian. Materi adalah apa-apa saja yang akan
disuluhkan sedangkan metode merupakan bagaimana cara yang ditempuh untuk
menyampaikan materi tersebut. Oleh karena itu, penyuluh dan petani harus melakukan diskusi
dalam hal ini (Sunartomo, 2016).
Setelah proses penyuluhan berlangsung, maka indikator berikutnya yang dapat
dijadikan parameter dalam mengukur kinerja penyuluh pertanian adalah proses pelaporan dan
evaluasi dari kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan. Pelaporan dan evaluasi dapat
dikategorikan dalam dua aspek yaitu pelaporan dari hasil kegiatan penyuluhan yang telah
dilakukan dan evaluasi dampak penyuluhan pertanian terhadap petani sebagai khalayak
sasaran. Pelaporan dan evaluasi dapat dijadikan sebagai titik untuk melakukan introspeksi diri
bagi seorang penyuluh pertanian tentang apa saja yang masih perlu diperbaiki dan apa saja
yang telah memenuhi target.
Penyuluh yang berhasil adalah penyuluh yang dapat merancang dan melaksanakan
suatu program pembelajaran, dimana materi dan metodenya sesuai dengan kondisi dan
karakteristik petani. Oleh karena itu, kepemimpinan, komunikasi, diseminasi teknologi dan
penguasaan terhadap bidang teknis yang akan disuluhkan harus dikuasai.

16
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluh pertanian merupakan komunikator yang memegang peran penting agar
penemuan baru di bidang pertanian dapat sampai ke sasarannya. Peran penyuluh pertanian
dalam mewujudkan pembangunan pertanian meliputi peran sebagai inisiator, motivator,
mediator, supervisor, fasilitator, teknisi, konsultan, pendidik, pemimpin, penasehat, dan
evaluator. Dengan adanya kegiatan penyuluhan diharapkan terjadi perubahan pada
masyarakat, yaitu perubahan pada aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan sehingga
mereka mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Kinerja penyuluh dapat dilihat pada
aspek persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian
dan pengembangan profesi penyuluh pertanian. Selain itu, aspek kepemimpinan, komunikasi,
kemitraan usaha dan diseminasi teknologi serta penguasaan terhadap bidang teknis keahlian
juga menentukan tingkat keberhasilan seorang penyuluh.

B. Saran
Diharapkan penyuluh dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana mestinya
demi kesejahteraan petani di Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, I. W. 2015. Peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam peningkatan


produktivitas pertanian di Desa Batu Timbau Kecamatan Batu Ampar Kabupaten
Kutai Timur. eJournal Ilmu Pemerintahan, 3 (1) : 433-442.
Berlian, M. 2014. Peran penyuluh pertanian lapangan dan partisipasi petani dalam program
FEATI serta pengaruhnya terhadap pendapatan petani di Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin. Jurnal Matematika, Saint, dan Teknologi, 15 (1) : 52-62.
Darmaludin, S. Suwasono, & R. E. Muljawan. 2012. Peranan penyuluh pertanian dalam
penguatan Usahatani Bawang Daun di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo.
Buana Sains, 12 (1) : 71-80.
Departemen Pertanian. 2002. Kebijakan Nasional Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Faqih, A. 2014. Peranan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam kegiatan pemberdayaan
kelompok terhadap kinerja kelompok tani. Jurnal Agrijati, 26 (1): 41-60.
Kartasapoetra, A. G. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto, T. 2009. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
Margono, S. 1987. Kumpulan Bacaan Penyuluhan Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mosher, A. T. 1977. Menggerakkan dan Membangun Pertanian, Syarat-Syarat Pokok
Pembangunan dan Modernisasi. CV. Yasaguna. Yogyakarta.
Najib, M. 2010. Peranan penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani di Desa
Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal
Ziraa’ah, 28 (2) : 116-128.
Putra, S., Defidelwina, & R. Febrinova. 2016. Peran Penyuluh Pertanian dalam
Pengembangan Kelompok Tani Padi Sawah di Desa Rambah Baru Kecamatan
Rambah Samo. Artikel Ilmiah. Universitas Pasir Pengaraian.
Sunartomo. 2016. Kapasitas Peuyuluhan Pertanian Dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas
Pertanian Di Jawa Timur. Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Fakultas
Pertanian. Universitas Jember.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K).
Van Den Ban, A. W. & H. S. Hawkins. 2003. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Van Den Ban, A. W. & H. S. Hawkins. 2005. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Zakaria. 2006. Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat Manajemen Pelatihan
Sumberdaya Manusia Pertanian Ciawi. Bogor.

18

Anda mungkin juga menyukai