Kelas : E/Agribisnis
Kelompok : 2
- Hermansyah (D1B017040)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 3
LATAR BELAKANG ........................................................................................................................... 3
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 4
BAB 3 ..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
3.1 Falsafah Penyuluhan Pertanian ..................................................................................................... 5
3.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian ....................................................................................................... 5
3.3 Peranan Penyuluh dan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Pertanian............................. 7
BAB 4 ................................................................................................................................................... 16
PENUTUP............................................................................................................................................ 16
4.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 16
4.2. Saran ..................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17
2
BAB 1
LATAR BELAKANG
Penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan di luar seklahan unutk keluarga-
keluarga tani di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu
dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik,
menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan pertanian itu adalah suatu bentuk
pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan kepada keadaan, kebutuhan, dan
kepentingan, baik dari sasaran, waktu maupun tempat.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyuluhan sering disebut sebagai suatu bentuk pembangunan karena sifatnya yang
selektif, dalam arti memilih bahan dan metoda pendidikan nya yang langsung dan segera
menunjang pelaksanaan pembangunan yang dikehendaki (M.A, 1978)
Penyuluhan harus selalu mengacu kepada kenyataankenyataan yang ada dan dapat
ditemui di lapangan sebagai wujud dari nilai real sebagai sebuah kenyataan sekaligus juga
harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi sebagai sisi pragmatisnya.
Penyuluhan diselenggarakan bertujuan untuk menawarkan atau memasarkan inovasi sampai
dengan inovasi tersebut diadopsi oleh masyarakat, namun dalam kenyataan pekerjaan itu
bukanlah hal yang gampang. Di dalam praktek, kegiatan penyuluhan selalu menuntut kerja
keras, kesabaran, memakan banyak waktu, dan sangat melelahkan. Sehingga pengembangan
ilmu penyuluhan pembangunan kian menjadi kebutuhan banyak pihak (Siswanto, 2012)
Penyuluh pertanian sebagai agen perubahan yang dapat memberikan informasi dan
pembelajaran kepada petani sesuai dengan permasalahan sosial yang dihadapi petani melalui
media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan perilaku petani. Kebijakan
pembangunan penyuluhan pertanian merupakan arah utama dalam penajaman arah baru
pembangunan nasional, seiring dengan agenda reformasi pembangunan pertanian, yaitu
pembangunan demokratis untuk meningkatkan kesejahteraan petani (Bahua, 2015).
4
BAB 3
PEMBAHASAN
Kata falsafah berasal dari bahasa yunani (philosophia) yang terdiri dari 2 kata
“philare” (cinta) dan kata “sophia” (kebijaksanaan) jadi Philare Sophia adalah cinta dalam
kebijaksanaan. Dalam ilmu pengetahuan adapun batasan pengertian falsafat atau falsafah
adalah ilmu yang berusaha memahami semua hal yang timbul di dalam keseluruhan lingkup
pengalaman manusia (Pakpahan, 2017). Falsafah penyuluhan pertanian harus berpijak pada
pentingnya pengembangan indivu di dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat dan bangsa.
Hal ini karena falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk membantu
mereka agar mereka dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia (helping people to help
themselves).
6
1. Perubahan tingkat pengetahuan
2. Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan
3. Perubahan sikap
4. Perubahan motif tindakan
Tujuannya adalah, agar petani menguasai subsistem off farm baik hulu
maupun hilir bukan hanya teknis budidaya (on farm). Petani dapat meyeleksi
komoditas yang paling menguntungkan, mengolahnya, mengemasnya, hingga
mencari akses permodalan dan membentuk jaringan pemasaran. Petani dapat
memelihara dan memanfaatkan sumberdaya yang ada dilingkungan nya unutk
kesejahteraan nya yang lebih baik secara berkelanjutan.
Sektor pertanian hingga kini masih memiliki peranan yang strategis dalam
pembangunan nasional, baik pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan pembangunan.
Peran strategis sektor pertanian bagi penumbuhan ekonomi antara lain: penyedia pangan bagi
penduduk Indonesia, penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia bahan baku industri.
peningkatan kesempatan kerja dan usaha. peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan dan
perbaikan SDM pertanian melalui kegiatan Penyuluhan Pertanian.
Pada era dicanangkannya revitalisasi penyuluhan penanian, pendekatan dari atas tidak
relevan lagi, petani dan keluarganya diharapkan mengelola usaha taninya dengan penuh
kesadaran. melakukan pilihan pilihan yang tepat dari alternatif yang ada melalui bantuan
7
penyuluh pertanian dan pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian, petani yakin akan
mengelola usaha taninnya dengan produktif, efesien dan menguntungkan.
Peran penyuluh dalam membangun pertanian modern. antara lain: (1) sebagai peneliti,
yaitu mencari input teknologi pertanian yang dapat digunakan petani umuk mengembangkan
usahataninya. (2) sebagai pendidik, yaitu meningkatkan pengetahuan atau memberi infomasi
kepada petani. sehingga menimbulkan semangat dan kegairahan petani untuk mengelola
usahataninya secara efektif dan eflsien, dan (3) mengembangkan sikap keterbukaan dan
bekerjasama dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.
Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru petani dalam pendidikan nonformal
untuk orang dewasa.
8
Mardikanto (1998), mengemukakan peran penyuluhan dalam kata edifikasi, yaitu edukasi,
inovasi, informasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi, yaitu:
1) Edukasi untuk memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh petani dan
stakeholders pembangunan yang lainnya.
6) Pemantauan, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan selama proses kegiatan sedang
berlangsung dan kegiatan pemantauan lebih menonjolkan peran penilaian.
7) Evaluasi, yailu kegiatan pengukuran dan penilaian yang dapat dilakukan sebelum
kegiatan (formatif), selama kegiatan (on going), dan setelah kegiatan selesai (sumatif)
.
Penyuluh harus berperan menggugah minat masyarakat untuk lebih giat belajar
dengan menggunakan berbagai metoda belajar, media penyuluhan dan teknik menyuluh.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut harus dapat diterapkan penyuluh agar masyarakat
berminat umuk mengadopsi teknologi baru pada penyelenggaraan penyuluhan. Penyuluhan
sebagai bentuk keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat, sehingga bisa membuat
keputusan yang benar (Bahua, 2015).
9
Penyuluhan pembangunan sebagai llmu sosial terapan, seharusnya mampu berperan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dalam membentuk dan
mengubah perilaku masyarakat unluk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas.
Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi seluruh aspek kehidupan
manusia, dimensi kemasyarakatan yang meliputi Jangkauan kesejahteraan dari materiil
hingga non materiil, dimensi waktu dan kualitasa yakni jangka pendek hingga jangka panjang
dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran, yakni
dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.
Peran penyuluh dan penyuluhan yang secara nyata dapat dilihat dari jurnal (Elviana,
2016) dengan judul “Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Mendukung Ketahanan Pangan
Melalui Pengembangan Kelompok Tani Di Kecamatan Tanjungpalas Tengah Kabupaten
Bulungan Kalimantan Utara”. Didalam jurnal tersebut dikatakan bahwa Gerakan UPSUS
PAJALE (Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai) merupakan program pemerintah melalui
Kementerian Pertanian untuk mendukung pencapaian swasembada pangan di Indonesia.
Strategi yang digunakan dalam mensukseskan upsus pajale ini adalah melalui pendampingan
dan pengawalan pada petani yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan pihak-
pihak terkait lainnya. Untuk membuktikan apakah penyuluh ikut berperan dalam keberhasian
UPSUS tersebut maka dilakukanlah penelitian dengan tujuan untuk menganalisis peran
penyuluh dalam pengembangan kelompok tani serta seberapa besar hubungan antara peran
penyuluh dan pengembangan kelompok tani. Hasil yang didapatkan adalah Petani di
Kecamatan Tanjung Palas Tengah sebagian besar sudah tergabung dalam kelompok tani. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan partisipasi petani untuk bergabung dalam
kelompok tani cukup besar. Hal ini dikarenakan dengan tergabung dalam kelompok
tani,petani memperoleh banyak manfaat seperti kemudahan dalam memperoleh sarana
10
produksi (bibit,pupuk dan obat-obatan pertanian),memperoleh bimbingan teknis dari
penyuluh pertanian lapang serta beberapa petani dikirim untuk mengikuti pelatihan –
pelatihan dibidang pertanian ke Kabupaten ataupun ke luar Kalimantan, sehingga menambah
pengetahuan dan wawasan petani.
Gerakan UPSUS PAJALE melibatkan sinergi penyuluh dan petani. Peran penyuluh
sangat penting untuk bisa mengubah perilaku petani menuju pertanian yang berwawasan
agribisnis dalam mendukung gerakan UPSUS PAJALE. Peran penyuluh dalam penelitian
melihat dari 4 aspek yaitu penyuluh sebagai pembimbing,penyuluh sebagai pemantau dan
pengevaluasi, penyuluh sebagai fasilitator dan penyuluh sebagai konsultan (Elviana, 2016).
Sama hal nya seperti contoh kasus lainnya dapat dilihat dari jurnal yang berjudul
Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Peningkatan Produksi Usahatani Di Kabupaten
Pontianak oleh Sundari, Abdul Hamid A. Yusra, dan Nurliza yang diambil dari Jurnal Social
Economic of Agriculture, Volume 4, Nomor 1, April 2015 lokasi penelitian yaitu di
Kecamatan Sungai Pinyuh dan Kecamatan Anjongan, metode penelitian ini dilakukan dengan
metode survei dengan sampel penelitian 67 petani dari Kecamatan Anjongan serta
Kecamatan Sungai Pinyuh dengan sampel penelitian 66 petani. Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa peranan penyuluh memiliki pengaruh terhadap peningkatan produksi
usahatani di dua kecamatan tersebut, dari hasil penelitian tersebut juga didapatkan 5 peranan
penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi usahatani di Kecamatan Sungai Pinyuh
dan Kecamatan Anjongan.
Pertama, Penyuluh sebagai penasehat, berdasarkan nilai correlation coefficient
diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh memiliki pengaruh yang
sangat kuat (0,800 - 1,000), sedangkan pada Kecamatan Anjongan memiliki pengaruh sedang
(0,400 – 0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari tingkat pendidikan Kecamatan
Sui. Pinyuh yang lebih rendah dibandingkan dengan Kecamatan Anjongan. Berdasarkan hasil
analisa korelasi menunjukkan bahwa semakin rendah pendidikan maka peranan penyuluh
sebagai penasehat semakin baik. Kedua, Peran Penyuluh sebagai Teknisi, berdasarkan nilai
correlation coefficient diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh
memiliki pengaruh yang sangat kuat (0,800 – 1,000), sedangkan pada Kecamatan Anjongan
memiliki pengaruh sedang (0,400 – 0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari
tingkat pendidikan Kecamatan Sui. Pinyuh yang lebih rendah dibandingkan dengan
Kecamatan Anjungan. Ketiga, Peran Penyuluh sebagai penghubung, berdasarkan nilai
correlation coefficient diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh
11
memiliki pengaruh kuat (0,600– 0,799), sedangkan pada Kecamatan Anjongan juga memiliki
pengaruh sedang (0,400 – 0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari kemampuan
penyuluh dalam menanggapi permasalahan petani dan menyampaikan aspirasi ke pihak yang
terkait. Keempat, Peran Penyuluh sebagai organisator, berdasarkan nilai correlation
coefficient diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh memiliki
pengaruh yang kuat (0,600 – 0,799), sedangkan pada Kecamatan Anjongan memiliki
pengaruh sedang (0,400 –0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari kemampuan
penyuluhdalam menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani serta perbedaan tingkat
pendidikan petani antara Kecamatan Sui Pinyuh dan Kecamatan Anjongan. Kelima, Peran
Penyuluh sebagai agen pembaharu, berdasarkan nilai correlation coefficient diketahui bahwa
hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh memiliki pengaruh yang sedang (0,400 –
0,599), sedangkan pada Kecamatan Anjongan memiliki pengaruh sedang (0,400 – 0,599).
Persamaan hubungan korelasi ini diduga dari kemampuan penyuluh mempengaruhi petani
kearah kemajuan disebabkan penyuluh tidak sepenuhnya atau cukup mengetahui inovasi
pertanian terbaru dan menyampaikan cara mengakses informasi teknologi terbaru dalam
usahatani kepada petani. Apabila penyuluhan ini ditingkatkan maka pengetahuan petani
bertambah sehingga dapat meningkatkan produksi padi. Secara keseluruhan nilai correlation
coefficient peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi usahatani padi cukup
berperan. Bila factor penyuluhan naik 1% maka akan meningkatan produksi usahatani padi
sebesar 0,5%.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Mosher (1997) yang menguraikan
tentang peran penyuluh pertanian, yaitu: sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai
organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap
hubungan masyarakat petani. Suhardyono juga menjelaskan tentang peran penyuluh pertanian
yang menurutnya memiliki 4 peranan, yaitu Penyuluh sebagai pembimbing petani, Penyuluh
sebagai organisator dan dinamisator petani, Penyuluh sebagai teknisi, dan Penyuluh sebagai
jambatan penghubung antara lembaga penelitian dengan petani. (SUNDARI1), 2015)
Selain itu ditegaskan kembali mengenai peranan penyuluhan pertanian melalui jurnal
yang berjudul Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani Tanaman
Kopi (caffea) (Studi Kasus : di Desa Jongok Raya KEC. Bandar KAB. Bener Meriah) oleh
Khairunisa Rangkuti, Mailina Harahap, Wien Rezeki yang di ambil dari jurnal Program Studi
Agribisnis Fakultas PertanianUMSU-Medan. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode
analisis yang digunakan adalah menggunakan sistem skoring dan deskriptif. Hasil penelitian
12
menunjukkan bahwa Peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani tanaman
kopi dikategorikan sudah Cukup berperan.
13
diantaranya penyuluh membantu petani dalam mengarahkan usaha tani, penyuluh
memberikan tanggapan yang positif dalam mnanggapai masalah yang ada pada anggota
kelompok tani, penyuluh berperan aktif dalam memberikan solusi sehingga apabila ada
masalah dapat terselesaikan dengan baik, penyuluh menjalankan tugasnya dengan baik,
dan Penyuluh pertanian selalu memberikan arahan apabila ada anggota kelompok tani
yang mengalami kebingungan dalam mengatasi permasalahnan tekanan harga pasar.
14
Jadi, hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Menurut Mosher dan Fashihullisan.
Dimana Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluh pertanian, yaitu: sebagai guru,
penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan,
penggerak perubahan, dan pemantap hubungan masyarakat petani. Begitu pula dengan
menurut Fashihullisan (2009) yang mengemukakan bahwa peranan penyuluhan dalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk
merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat
untuk menentukan program pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam
mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan
sosialnya (Khairunisa Rangkuti, 2018).
15
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Petani dan keluarganya diharapkan mengelola usaha taninya dengan penuh kesadaran.
melakukan pilihan pilihan yang tepat dari alternatif yang ada melalui bantuan penyuluh
pertanian dan pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian, petani yakin akan
mengelola usaha taninnya dengan produktif, efesien dan menguntungkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bahua, M. I. (2015). Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia. Gorontalo: Ideas Publishing.
Siswanto, D. (2012). Jurnal Ilmiah CIVIS. URGENSI FALSAFAH PENYULUHAN PEMBANGUNAN DAN
ETOS KERJA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, 1-2.
17