Anda di halaman 1dari 17

FALSAFAH, TUJUAN, DAN PERANAN PENYULUHAN

DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

Dosen : Ir. Jamaluddin M,si

Pera Nurfathiyah S.P., M.Si

Kelas : E/Agribisnis

Kelompok : 2

Anggota : - Dinda Anggraini (D1B017037)

- Siti Fatimah (D1B017038)

- Umi Rena Felisia (D1B017039)

- Hermansyah (D1B017040)

- Zeta Liviana (D1B017041)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 3
LATAR BELAKANG ........................................................................................................................... 3
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 4
BAB 3 ..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
3.1 Falsafah Penyuluhan Pertanian ..................................................................................................... 5
3.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian ....................................................................................................... 5
3.3 Peranan Penyuluh dan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Pertanian............................. 7
BAB 4 ................................................................................................................................................... 16
PENUTUP............................................................................................................................................ 16
4.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 16
4.2. Saran ..................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17

2
BAB 1

LATAR BELAKANG

Setiap negara selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya,


bahkan berupaya akan kemungkinan mengekspor surplus hasil pertanian ke negara lain.
Dengan demikian, pembangunan sektor pertanian perlu mendapat perhatian dan dukungan,
dengan melibatkan berbagai pihak baik yang berkecimpung langsung di lahan pertanian
maupun di luarnya. Penelitian-penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang pertanian terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produksi pertanian secara
berkelanjutan. Hasil penelitian dan pengembangan tersebut selanjutnya disampaikan kepada
pelaku utama di lahan pertanian, yaitu para petani. Di satu sisi, informasi atau pengetahuan
harus sampai kepada petani dan diterima petani sesuai dengan kondisinya, di sisi lain petani
harus memiliki kesadaran akan kebutuhan terhadap pengetahuan baru agar petani bisa terlibat
dalam pembangunan pertanian; ada upaya perubahan dengan menumbuhkan motivasi
ekstrinsik dan motivasi intrinsik petani. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan
pertanian perlu didukung dengan upaya, proses, strategi, dan pendekatan tertentu kepada
petani, yaitu melalui kegiatan penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan di luar seklahan unutk keluarga-
keluarga tani di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu
dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik,
menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan pertanian itu adalah suatu bentuk
pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan kepada keadaan, kebutuhan, dan
kepentingan, baik dari sasaran, waktu maupun tempat.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penyuluhan sering disebut sebagai suatu bentuk pembangunan karena sifatnya yang
selektif, dalam arti memilih bahan dan metoda pendidikan nya yang langsung dan segera
menunjang pelaksanaan pembangunan yang dikehendaki (M.A, 1978)

Penyuluhan harus selalu mengacu kepada kenyataankenyataan yang ada dan dapat
ditemui di lapangan sebagai wujud dari nilai real sebagai sebuah kenyataan sekaligus juga
harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi sebagai sisi pragmatisnya.
Penyuluhan diselenggarakan bertujuan untuk menawarkan atau memasarkan inovasi sampai
dengan inovasi tersebut diadopsi oleh masyarakat, namun dalam kenyataan pekerjaan itu
bukanlah hal yang gampang. Di dalam praktek, kegiatan penyuluhan selalu menuntut kerja
keras, kesabaran, memakan banyak waktu, dan sangat melelahkan. Sehingga pengembangan
ilmu penyuluhan pembangunan kian menjadi kebutuhan banyak pihak (Siswanto, 2012)

Penyuluh pertanian sebagai agen perubahan yang dapat memberikan informasi dan
pembelajaran kepada petani sesuai dengan permasalahan sosial yang dihadapi petani melalui
media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan perilaku petani. Kebijakan
pembangunan penyuluhan pertanian merupakan arah utama dalam penajaman arah baru
pembangunan nasional, seiring dengan agenda reformasi pembangunan pertanian, yaitu
pembangunan demokratis untuk meningkatkan kesejahteraan petani (Bahua, 2015).

4
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Falsafah Penyuluhan Pertanian

Kata falsafah berasal dari bahasa yunani (philosophia) yang terdiri dari 2 kata
“philare” (cinta) dan kata “sophia” (kebijaksanaan) jadi Philare Sophia adalah cinta dalam
kebijaksanaan. Dalam ilmu pengetahuan adapun batasan pengertian falsafat atau falsafah
adalah ilmu yang berusaha memahami semua hal yang timbul di dalam keseluruhan lingkup
pengalaman manusia (Pakpahan, 2017). Falsafah penyuluhan pertanian harus berpijak pada
pentingnya pengembangan indivu di dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat dan bangsa.
Hal ini karena falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk membantu
mereka agar mereka dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia (helping people to help
themselves).

Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan untuk menyampaikan kebenaran-


kebenaran yang telah diyakini. Dengan kata lain, dalam penyuluhan pertanian, petani dididik
untuk menerapkan setiap informasi (baru) yang telah diuji kebenarannya dan telah diyakini
akan dapat memberikan manfaat (ekonomi maupun non ekonomi) bagi perbaikan
kesejahteraan. Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran/petani yang
akan dibantu, dan bukan sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh pertanian.
Penyuluhan pertanian harus mengarah pada terciptanya kemandirian petani, tidak
menciptakan ketergantungan petani terhadap penyuluh. Penyuluh pertanian harus mengacu
pada perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, tidak mengutamakan target-target
fisik yang tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan kualitas hidup sasaran.

3.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian

2.2.1. Berdasarkan Perilaku

Tujuan penyuluhan pertanian diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis


bertani (better farming), perbaikan usahatani (better bussines), dan perbaikan
kehidupan petani dan masyarakatnya (better living). Melalui penyuluhan
5
pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu pengetahuan,
keterampian, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian
dengan serta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis,
mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin,
kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Dengan demikian penyuluhan
pertanian mampu mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar
mereka tau dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan
disampaikan oleh penyuluh pertanian. Sehingga menghasilkan SDM pelaku
pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan
usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik, berusahatani lebih
menguntungkan, hidup lebih sejahtera dan lingkungan lebih sehat.

2.2.2. Berdasarkan Waktu Pencapaian

Tujuan penyuluhan pertanian berdasarkan waktu pencapaian itu terbagi


menjadi 2, yaitu :

1. Tujuan jangka panjang


Adalah tujuan yang karena sifatnya hanya akan tercapai dalam waktu yang
lama sekali (25-30 tahun), misalnya masyarakat tani yang sejahtera
spiritual dan materiil dengan maksud mencapai peningkatan taraf hidup
masyarakat petani yang lebih terjamin. Pencapaian tujuan ini hanya akan
terjadi apabila para petani dalam masyarakat, pada umumnya telah
melakukan better farming, better business, dan better living.

2. Tujuan jangka pendek


Adalah tujuan yang dapat dicapai dalam waktu yang dekat (5-10 tahun).
Misalnya peningkatan produksi padi dalam waktu 5 tahun karena
melakukan panca usaha. Kemudian objektif ini biasanya diperinci dalam
apa yang harus dicapai dalam waktu tertentu, misalnya dalam waktu 1
tahun yaitu biasanya disebut dengan target. Tujuan jangka pendek ini
bermaksud untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah
dalam aktifitas usahatani di perdesaan, perubahan-perubahan yang
dikehendaki.
Tujuan penyuluhan jangka pendek ini meliputi :

6
1. Perubahan tingkat pengetahuan
2. Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan
3. Perubahan sikap
4. Perubahan motif tindakan

2.2.3. Berdasarkan Aspek Usahatani

Tujuannya adalah, agar petani menguasai subsistem off farm baik hulu
maupun hilir bukan hanya teknis budidaya (on farm). Petani dapat meyeleksi
komoditas yang paling menguntungkan, mengolahnya, mengemasnya, hingga
mencari akses permodalan dan membentuk jaringan pemasaran. Petani dapat
memelihara dan memanfaatkan sumberdaya yang ada dilingkungan nya unutk
kesejahteraan nya yang lebih baik secara berkelanjutan.

3.3 Peranan Penyuluh dan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Pertanian

Sektor pertanian hingga kini masih memiliki peranan yang strategis dalam
pembangunan nasional, baik pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan pembangunan.
Peran strategis sektor pertanian bagi penumbuhan ekonomi antara lain: penyedia pangan bagi
penduduk Indonesia, penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia bahan baku industri.
peningkatan kesempatan kerja dan usaha. peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan dan
perbaikan SDM pertanian melalui kegiatan Penyuluhan Pertanian.

Pengalaman menunjukan bahwa penyuluhan pertanian di Indonesia telah memberikan


sumbangan yang sangat signifikan pada pencapaian dari berbagai program pembangunan
pertanian. Sebagai contoh melalui program Bimbingan Massal (Bimas) penyuluh penanian
dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984, yang
dilakukan melalui koordinasi yang ketat dengan instani terkait. Pada pelaksanaan program
Bimas penyuluhan pertanian yang dilaksanakan terkesan dilakukan dengan pendekatan
dipaksa. terpaksa. dan biasa. Petani dipaksa melakukan tekhnologi tertentu, sehingga petani
terpaksa melakukannya dan kemudian petani menjadi biasa melakukannya.

Pada era dicanangkannya revitalisasi penyuluhan penanian, pendekatan dari atas tidak
relevan lagi, petani dan keluarganya diharapkan mengelola usaha taninya dengan penuh
kesadaran. melakukan pilihan pilihan yang tepat dari alternatif yang ada melalui bantuan

7
penyuluh pertanian dan pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian, petani yakin akan
mengelola usaha taninnya dengan produktif, efesien dan menguntungkan.

Peran penyuluh dalam membangun pertanian modern. antara lain: (1) sebagai peneliti,
yaitu mencari input teknologi pertanian yang dapat digunakan petani umuk mengembangkan
usahataninya. (2) sebagai pendidik, yaitu meningkatkan pengetahuan atau memberi infomasi
kepada petani. sehingga menimbulkan semangat dan kegairahan petani untuk mengelola
usahataninya secara efektif dan eflsien, dan (3) mengembangkan sikap keterbukaan dan
bekerjasama dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.

Menurut Suhardyono peran penyuluh ada 4, yaitu :

1. Penyuluh sebagai pembimbing petani

Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru petani dalam pendidikan nonformal
untuk orang dewasa.

2. Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator petani

Dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan pertanian tidak mungkin melakukan


kunjungan pada masing-masing petani, sehingga petani harus diajak membentuk
kelompok-kelompok tani dan mengembangkannya menjadi suatu lembaga ekonomi
dan sosial yang mempunyai peran dalam mengembangkan masyarakatnya.

3. Penyuluh sebagai teknisi


Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik,
karena pada suatu saat ia akan diminta oleh petani untuk memberikan saran maupun
demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya pengetahuan dan
keterampilan teknis yang baik maka akan sulit baginya dalam memberikan pelayanan
jasa konsultasi yang diminta petani.
4. Penyuluh sebagai jambatan penghubung antara lembaga penelitian dengan petani
Penyuluh bertugas untuk meny ampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada
petani. Sebaliknya petani berkewajiban melaporkan hasil pelaksanaan penerapan
hasil-hasil temuan .lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut kepada penyuluh
yang membinanya. Sebagai jembatan penghubung, selanjutnya para penyuluh
menyampaikan laporan tersebut kepada lembaga penelitian.

8
Mardikanto (1998), mengemukakan peran penyuluhan dalam kata edifikasi, yaitu edukasi,
inovasi, informasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi, yaitu:

1) Edukasi untuk memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh petani dan
stakeholders pembangunan yang lainnya.

2) Inovasi, yaitu penyebarluasan informasi/inovasi dari sumber informasi dan


penggunanya.

3) Fasilitasi (pendampingan) yang bersifat melayani kebutuhan yang dirasakan oleh


petani.

4) Konsultasi, yaitu membaniu memecahkan masalah atau sekedar memberikan


alternatif pemecahan masalah. Peran konsultasi penting untuk memberikan rujukan
kepada pihak lain yang lebih mampu untuk menanganinya. Dalam melaksanakan
konsultasi maka penyuluh tidak hanya menunggu tetapi penyuluh harus mendalangi
petani.

5) Supervisi (pembinaan), yaitu upaya untuk bersama-sama petani melakukan penilaian


untuk memberikan saran alternatif perbaikan atau pemecahan masalah yang
dihadapinya.

6) Pemantauan, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan selama proses kegiatan sedang
berlangsung dan kegiatan pemantauan lebih menonjolkan peran penilaian.

7) Evaluasi, yailu kegiatan pengukuran dan penilaian yang dapat dilakukan sebelum
kegiatan (formatif), selama kegiatan (on going), dan setelah kegiatan selesai (sumatif)
.

Penyuluh harus berperan menggugah minat masyarakat untuk lebih giat belajar
dengan menggunakan berbagai metoda belajar, media penyuluhan dan teknik menyuluh.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut harus dapat diterapkan penyuluh agar masyarakat
berminat umuk mengadopsi teknologi baru pada penyelenggaraan penyuluhan. Penyuluhan
sebagai bentuk keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat, sehingga bisa membuat
keputusan yang benar (Bahua, 2015).

9
Penyuluhan pembangunan sebagai llmu sosial terapan, seharusnya mampu berperan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dalam membentuk dan
mengubah perilaku masyarakat unluk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas.
Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi seluruh aspek kehidupan
manusia, dimensi kemasyarakatan yang meliputi Jangkauan kesejahteraan dari materiil
hingga non materiil, dimensi waktu dan kualitasa yakni jangka pendek hingga jangka panjang
dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran, yakni
dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.

Namun, dalam kenyataannya peran penyuluhan pembangunan mengalami gelombang


pasang sesuai kebutuhan dan tuntutannya. Pada saat di mana suatu program pembangunan
didominasi oleh peran pemerintah, dan peran masyarakat sipil lemah, penyuluhan lebih
ditempatkan sebagai saluran mempercepat program-program pembangunan. Penyuluhan
pembangunan diposisikan sebagai usaha mengendalikan atau memanipulasi Iingkungan
sedemikian rupa, sehingga dapat mempengaruhi orang-orang tertentu untuk mau mengubah
pola perilakunya untuk memperbaiki mutu kehidupan mereka. Sebaliknya, Jika peran
masyarakat sipil kuat, dan ditempatkan sebagai subjek sasaran penyuluhan, maka penyuluhan
tidak lain adalah upaya pemberdayaan sasaran penyuluhan tersebut (Karsidi, 2001).

Peran penyuluh dan penyuluhan yang secara nyata dapat dilihat dari jurnal (Elviana,
2016) dengan judul “Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Mendukung Ketahanan Pangan
Melalui Pengembangan Kelompok Tani Di Kecamatan Tanjungpalas Tengah Kabupaten
Bulungan Kalimantan Utara”. Didalam jurnal tersebut dikatakan bahwa Gerakan UPSUS
PAJALE (Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai) merupakan program pemerintah melalui
Kementerian Pertanian untuk mendukung pencapaian swasembada pangan di Indonesia.
Strategi yang digunakan dalam mensukseskan upsus pajale ini adalah melalui pendampingan
dan pengawalan pada petani yang dilakukan Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan pihak-
pihak terkait lainnya. Untuk membuktikan apakah penyuluh ikut berperan dalam keberhasian
UPSUS tersebut maka dilakukanlah penelitian dengan tujuan untuk menganalisis peran
penyuluh dalam pengembangan kelompok tani serta seberapa besar hubungan antara peran
penyuluh dan pengembangan kelompok tani. Hasil yang didapatkan adalah Petani di
Kecamatan Tanjung Palas Tengah sebagian besar sudah tergabung dalam kelompok tani. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan partisipasi petani untuk bergabung dalam
kelompok tani cukup besar. Hal ini dikarenakan dengan tergabung dalam kelompok
tani,petani memperoleh banyak manfaat seperti kemudahan dalam memperoleh sarana

10
produksi (bibit,pupuk dan obat-obatan pertanian),memperoleh bimbingan teknis dari
penyuluh pertanian lapang serta beberapa petani dikirim untuk mengikuti pelatihan –
pelatihan dibidang pertanian ke Kabupaten ataupun ke luar Kalimantan, sehingga menambah
pengetahuan dan wawasan petani.

Gerakan UPSUS PAJALE melibatkan sinergi penyuluh dan petani. Peran penyuluh
sangat penting untuk bisa mengubah perilaku petani menuju pertanian yang berwawasan
agribisnis dalam mendukung gerakan UPSUS PAJALE. Peran penyuluh dalam penelitian
melihat dari 4 aspek yaitu penyuluh sebagai pembimbing,penyuluh sebagai pemantau dan
pengevaluasi, penyuluh sebagai fasilitator dan penyuluh sebagai konsultan (Elviana, 2016).

Sama hal nya seperti contoh kasus lainnya dapat dilihat dari jurnal yang berjudul
Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Peningkatan Produksi Usahatani Di Kabupaten
Pontianak oleh Sundari, Abdul Hamid A. Yusra, dan Nurliza yang diambil dari Jurnal Social
Economic of Agriculture, Volume 4, Nomor 1, April 2015 lokasi penelitian yaitu di
Kecamatan Sungai Pinyuh dan Kecamatan Anjongan, metode penelitian ini dilakukan dengan
metode survei dengan sampel penelitian 67 petani dari Kecamatan Anjongan serta
Kecamatan Sungai Pinyuh dengan sampel penelitian 66 petani. Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa peranan penyuluh memiliki pengaruh terhadap peningkatan produksi
usahatani di dua kecamatan tersebut, dari hasil penelitian tersebut juga didapatkan 5 peranan
penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi usahatani di Kecamatan Sungai Pinyuh
dan Kecamatan Anjongan.
Pertama, Penyuluh sebagai penasehat, berdasarkan nilai correlation coefficient
diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh memiliki pengaruh yang
sangat kuat (0,800 - 1,000), sedangkan pada Kecamatan Anjongan memiliki pengaruh sedang
(0,400 – 0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari tingkat pendidikan Kecamatan
Sui. Pinyuh yang lebih rendah dibandingkan dengan Kecamatan Anjongan. Berdasarkan hasil
analisa korelasi menunjukkan bahwa semakin rendah pendidikan maka peranan penyuluh
sebagai penasehat semakin baik. Kedua, Peran Penyuluh sebagai Teknisi, berdasarkan nilai
correlation coefficient diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh
memiliki pengaruh yang sangat kuat (0,800 – 1,000), sedangkan pada Kecamatan Anjongan
memiliki pengaruh sedang (0,400 – 0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari
tingkat pendidikan Kecamatan Sui. Pinyuh yang lebih rendah dibandingkan dengan
Kecamatan Anjungan. Ketiga, Peran Penyuluh sebagai penghubung, berdasarkan nilai
correlation coefficient diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh

11
memiliki pengaruh kuat (0,600– 0,799), sedangkan pada Kecamatan Anjongan juga memiliki
pengaruh sedang (0,400 – 0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari kemampuan
penyuluh dalam menanggapi permasalahan petani dan menyampaikan aspirasi ke pihak yang
terkait. Keempat, Peran Penyuluh sebagai organisator, berdasarkan nilai correlation
coefficient diketahui bahwa hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh memiliki
pengaruh yang kuat (0,600 – 0,799), sedangkan pada Kecamatan Anjongan memiliki
pengaruh sedang (0,400 –0,599). Perbedaan hubungan korelasi ini diduga dari kemampuan
penyuluhdalam menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani serta perbedaan tingkat
pendidikan petani antara Kecamatan Sui Pinyuh dan Kecamatan Anjongan. Kelima, Peran
Penyuluh sebagai agen pembaharu, berdasarkan nilai correlation coefficient diketahui bahwa
hubungan korelasi pada Kecamatan Sui. Pinyuh memiliki pengaruh yang sedang (0,400 –
0,599), sedangkan pada Kecamatan Anjongan memiliki pengaruh sedang (0,400 – 0,599).
Persamaan hubungan korelasi ini diduga dari kemampuan penyuluh mempengaruhi petani
kearah kemajuan disebabkan penyuluh tidak sepenuhnya atau cukup mengetahui inovasi
pertanian terbaru dan menyampaikan cara mengakses informasi teknologi terbaru dalam
usahatani kepada petani. Apabila penyuluhan ini ditingkatkan maka pengetahuan petani
bertambah sehingga dapat meningkatkan produksi padi. Secara keseluruhan nilai correlation
coefficient peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi usahatani padi cukup
berperan. Bila factor penyuluhan naik 1% maka akan meningkatan produksi usahatani padi
sebesar 0,5%.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Mosher (1997) yang menguraikan
tentang peran penyuluh pertanian, yaitu: sebagai guru, penganalisa, penasehat, sebagai
organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan, penggerak perubahan, dan pemantap
hubungan masyarakat petani. Suhardyono juga menjelaskan tentang peran penyuluh pertanian
yang menurutnya memiliki 4 peranan, yaitu Penyuluh sebagai pembimbing petani, Penyuluh
sebagai organisator dan dinamisator petani, Penyuluh sebagai teknisi, dan Penyuluh sebagai
jambatan penghubung antara lembaga penelitian dengan petani. (SUNDARI1), 2015)
Selain itu ditegaskan kembali mengenai peranan penyuluhan pertanian melalui jurnal
yang berjudul Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan Kelompok Tani Tanaman
Kopi (caffea) (Studi Kasus : di Desa Jongok Raya KEC. Bandar KAB. Bener Meriah) oleh
Khairunisa Rangkuti, Mailina Harahap, Wien Rezeki yang di ambil dari jurnal Program Studi
Agribisnis Fakultas PertanianUMSU-Medan. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode
analisis yang digunakan adalah menggunakan sistem skoring dan deskriptif. Hasil penelitian

12
menunjukkan bahwa Peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani tanaman
kopi dikategorikan sudah Cukup berperan.

Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompok,


peningkatan kemampuan para anggota kelompok tani menjadi organisasi yang kuat dan
mandiri. Peran penyuluh dalam pemberdayaan kelompok tani di Jongok Raya yang telah
dilaksanakan adalah sebagai Guru, Penasehat, Penganalisa, dan Organisator.

a. Peran Penyuluh Sebagai Guru


Petani responden yang menyatakan penyuluh Cukup Berperan dalam memberikan
ide-ide yang baru yaitu sebanyak 27 (orang). Alasan petani menyatakan Cukup
Berperan yaitu penyuluh mampu menyampaikan informasi yang dapat dimanfaatkan
oleh paetani, penyuluh memberikan inovasi-inovasi yang memudahkan petani dalam
pengerjaannya penyuluh juga memberikan pengarahan kepada petani dan kelompoknya,
agar semakin maju dan berpengetahuan luas di bidang pertanian. Petani responden yang
menyatakan penyuluh memiliki kemampuan dalam melatih petani dalam
mengembangkan usahanya yaitu sebanyak 27 (orang) atau 100%. Alasan petani
menyatakan penyuluh Cukup Berperan yaitu dengan memberikan pelatihan tentang cara
pengendalian penyakit dan pelatihan panen yang ideal. Penyuluh memiliki peran aktif
dalam merencanakan pelaksanaan sehingga tercapai tujuan yang hendak dicapai dengan
baik, Melatih keterampilan petani terhadap ide baru, Penyuluh memberikan ide-ide yang
dapat membantu kegiatan kelompok tani, Penyuluh memberikan inovasi-inovasi yang
dapat membantu perkembangan kelompok tani ini sehingga kelompok tani berjalan
dengan baik dan Penyuluh bisa memberikan informasi kepada bapak/ibu dengan baik.

b. Peran Penyuluh Sebagai Penasehat


Petani responden yang menyatakan penyuluh Berperan penyuluh membantu petani
dalam mengarahkan usaha taniyaitu sebanyak 27 (orang) atau 100% Beperan. Alasan
petani menyatakan Berperan yaitu penyuluh mampu memberikan pengarahan kepada
petani dan kelompoknya, menjalankan tugasnya dengan baik dan memberikan
tanggapan positif. Penyuluh pertanian selalu memberikan arahan apabila ada anggota
kelompok tani yang mengalami kebingungan dalam mengatasi permasalahan tekanan
harga pasar yaitu sebanyak 27 (orang) atau 100% Cukup Berperan. Alasan petani
menyatakan penyuluh Cukup Berperan yaitu saat tekanan harga pasar naik atau turun
solusi yang di berikan tidak membingungkan lagi. Peran penyuluh sebagai penasehat

13
diantaranya penyuluh membantu petani dalam mengarahkan usaha tani, penyuluh
memberikan tanggapan yang positif dalam mnanggapai masalah yang ada pada anggota
kelompok tani, penyuluh berperan aktif dalam memberikan solusi sehingga apabila ada
masalah dapat terselesaikan dengan baik, penyuluh menjalankan tugasnya dengan baik,
dan Penyuluh pertanian selalu memberikan arahan apabila ada anggota kelompok tani
yang mengalami kebingungan dalam mengatasi permasalahnan tekanan harga pasar.

c. Peran Penyuluh Sebagai Penganalisa


Petani responden yang menyatakan penyuluh Berperan aktif dalam mengumpulkan
data dan menganalisa dengan baikmyaitu sebanyak 27 (orang) atau 100% Beperan.
Alasan petani menyatakan Berperan yaitu penyuluh mampu mengumpulkan data dan
menganalisa data dan, menjalankan tugasnya dengan baik sehingga mudah dalam
kegiatan. Dalam merencanakan dan menerapkan rancangan penyuluh menganalisa
rancangan dengan baik yaitu sebanyak 27 (orang) atau 100% Kurang Berperan. Alasan
petani menyatakan penyuluh Kurang Berperan yaitu rancangan yang dinalaisa tidak
sesuai. penyuluh berperan aktif dalam sistem penerapan yang baru agar kelompok tani
dapat berjalan dan berkembang dengan baik, penyuluh aktif dalam mengumpulkan data
dan menganalisa dengan baik, penyuluh mengawasi semua kegiatan kelompok sesuai
dengan sistem yang dijalankan, penyuluh aktif dalam mengevaluasi masalah yang ada
didalam kelompok ini. Namu, penyuluh kurang berperan dalam merencanakan dan
menerapkan rancangan apakah penyuluh menganalisa rancangan dengan baik.

d. Peran Penyuluh Sebagai Organisator


Petani responden yang menyatakan Dalam menjalankan rencana seorang penyuluh
bisa memimpin bapak/ibu dengan baik dan penyuluh Cukup Berperan aktif dalam
menggerakkan rencana yang telah disusun atau disepakati yaitu sebanyak 27 (orang)
atau 100% Cukup Beperan. Alasan petani menyatakan Cukup Berperan yaitu penyuluh
dapat memimpin organisasi sehingga dapat aktif dalam kegiatan.Menumbuhkan dan
mengembangkan wahana kerjasama petani dalam usahatani yaitu sebanyak 27 (orang)
atau 100% Cukup Berperan . Alasan Karena anggota kelompok menilai bahwa penyuluh
membantu jadwal kegiatan bersama kegiatan kelompok tani, membantu membuat
pembagian tugas didalam kelompok dan menganjurkan petani untukmengadakan temu
lapang sebagai media komunikasi antar kelompok.

14
Jadi, hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Menurut Mosher dan Fashihullisan.
Dimana Mosher (1997) menguraikan tentang peran penyuluh pertanian, yaitu: sebagai guru,
penganalisa, penasehat, sebagai organisator, sebagai pengembang kebutuhan perubahan,
penggerak perubahan, dan pemantap hubungan masyarakat petani. Begitu pula dengan
menurut Fashihullisan (2009) yang mengemukakan bahwa peranan penyuluhan dalam
pemberdayaan masyarakat, yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk
merencanakan hingga menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat
untuk menentukan program pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam
mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan
sosialnya (Khairunisa Rangkuti, 2018).

15
BAB 4

PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Falsafah penyuluhan pertanian harus berpijak pada pentingnya pengembangan


individu di dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat dan bangsa. Tujuan penyuluhan
pertanian diarahkan terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan
usahatani (better bussines), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better
living). Penyuluhan pembangunan diposisikan sebagai usaha mengendalikan atau
memanipulasi Iingkungan sedemikian rupa, sehingga dapat mempengaruhi orang-orang
tertentu untuk mau mengubah pola perilakunya untuk memperbaiki mutu kehidupan
mereka. Penyuluhan memiliki peran yaitu sebagai edukasi, inovasi, informasi, fasilitasi,
konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi. Penyuluh sendiri memiliki peranan
sebagai pembimbing petani, organisator dan dinamisator petani, teknisi, Penyuluh
sebagai jambatan penghubung antara lembaga penelitian dengan petani.

4.2. Saran

Petani dan keluarganya diharapkan mengelola usaha taninya dengan penuh kesadaran.
melakukan pilihan pilihan yang tepat dari alternatif yang ada melalui bantuan penyuluh
pertanian dan pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian, petani yakin akan
mengelola usaha taninnya dengan produktif, efesien dan menguntungkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bahua, M. I. (2015). Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia. Gorontalo: Ideas Publishing.

Elviana, S. I. (2016). PERANAN PENYULUH PERTANIAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN


MELALUI PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN TANJUNGPALAS TENGAH
KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA.

Karsidi, R. (2001). Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan Dalam Pemberdayaan Masyarakat.


Mediator Vol.2, 115.

Khairunisa Rangkuti, M. H. (2018). PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN


KELOMPOK TANI TANAMAN KOPI (caffea) (STUDI KASUS: DI DESA JONGOK RAYA KEC.
BANDAR KAB. BENER MERIAH) .

M.A, S. W. (1978). Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta: C.V Yasaguna.

Pakpahan, H. T. (2017). PENYULUHAN PERTANIAN. Yogyakarta: Plantaxia.

Siswanto, D. (2012). Jurnal Ilmiah CIVIS. URGENSI FALSAFAH PENYULUHAN PEMBANGUNAN DAN
ETOS KERJA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, 1-2.

SUNDARI1), A. H. (2015). PERAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI


USAHATANI DI KABUPATEN PONTIANAK. Jurnal Social Economic of Agriculture.

17

Anda mungkin juga menyukai