DISUSUN OLEH
AGRIBISNIS ANGKATAN 2017
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya
semata kami dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN KEGIATAN
KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELDTRIP) MATA KULIAH ILMU
USAHATANI ini. Laporan kegiatan ini mencakup pendahuluan, susunan panitia,
susunan kegiatan, hasil kegiatan, dan lampiran lain.
Kami melaporkan seluruh kegiatan ini berdasarkan hasil nyata dilapangan
yang telah kami laksanakan secara real. Kami menyadari bahwa laporan ini tidak
akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
A. Latar Belakang
D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan Kunjungan Lapangan (fieldtrip) mata kuliah Ilmu
Usahatani adalah mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur.
2) Jagung
Sama seperti halnya padi, komoditas jagung mayoritas dikembangkan di
Kecamatan Gantung (mencapai 50% areal tanam). Kecamatan lain seperti
Kecamatan Simpang Renggiang, Kecamatan Simpang Pesak, Kecamatan
Manggar dan Kecamatan Kelapa Kampit masing-masing mempunyai kontribusi
kurang dari 10%.
Meskipun areal tanaman jagung masih tergolong kecil, jika dilihat dari
perkembangannya, dalam kurun waktu 5 tahun baik luas areal dan produksi
mengalami peningkatan yang sangat besar mencapai lebih dari dua kali lipatnya.
Produk jagung tahun 2011 baru mencapai 114 Ton, jumlah tersebut baru dapat
memenuhi keperluan masyarakat Belitung Timur sebesar 44%. Sisanya sebanyak
145 Ton didatangkan dari luar pulau Belitung.
3) Ubi Kayu
Tanaman ubi kayu dapat dijumpai secara merata di seluruh wilayah
kecamatan yang ada. Luas areal dan produksi ubi kayu tidak seperti komoditas
jagung dan padi, dalam kurun waktu 4 tahun tidak mengalami kenaikan tetapi
justru mengalami penurunan. Semenjak tahun 2008, luas areal tanaman ubi kayu
secara keseluruhan turun lebih dari 40%. Diduga nilai tambah petani yang rendah
menjadikan petani kurang bergairah melakukan penanaman ubi kayu.
Daerah lokasi penanaman ubi kayu terbesar terdapat di Kecamatan
Gantung (20 Ha), disusul Kecamatan Simpang Renggiang (18 Ha), Kecamatan
Manggar (W* Ha), Kecamatan Dendang (12 Ha), Kecamatan Simpang Pesak dan
Kecamatan Kelapa Kampit (11 Ha), dan terakhir adalah Kecamatan Damar (5
Ha). Sejauh ini belum dijumpai informasi berapa keperluan ubi kayu setiap
tahunnya, sehingga gambaran ketergantungan daerah akan bahan pangan ini
belum dapat diketahui.
4) Ketela Rambat
Tanaman ketela rambat dapat dikatakan dapat dijumpai di lebih setengah
kecamatan yang ada. Hanya di Kecamatan Manggar, Kecamatan Simpang Pesak
dan Kecamatan Dendang tanaman tersebut tidak dijumpai. Menilik informasi
tersebut, Kecamatan Gantung menjadi tulang punggung penyediaan bahan pangan
di Kabupaten Belitung Timur. Kondisi areal ketela rambat sama seperti halnya
dengan tanaman ubi kayu. Dalam kurun waktu 5 tahun, sejak tahun 2007 areal
tanaman ketela rambat turun mencapai lebih dari 30%, tepatnya sekitar 37%.
Sama seperti halnya ubi kayu, informasi ketergantungan masyarakat akan ketela
rambat belum diketahui.
5) Hortikultura
Sayur-sayuran yang dikonsumsi masyarakat Belitung Timur terdapat 9
jenis sayuran yang tidak dihasilkan di wilayah Belitung Timur, diantaranya kubis,
wortel, lobak, buncis, dan bawang merah. Sayuran kangkung merupakan
primadona masyarakat Belitung Timur, hal ini dapat diketahui melalui luas areal
tanam yang mencapai 79 Ha. Areal tanaman kangkung merupakan areal terbesar
produk hortikultura, disusul cabe mencapai 60 Ha, ketimun 57 Ha, kacang
panjang dan lainnya. Meskipun total areal masing-masing tanaman sayuran sudah
dapat diketahui, sebaran dan luas di setiap daerah belum diketahui.
Sejauh ini ketergantungan akan sayuran bagi masyarakat Belitung Timur
masih tinggi khususnya lima jenis sayuran yang tidak ditanam di sini mencapai
100%. Selain sayuran diatas, terdapat sayuran lainnya yang ketergantungannya
mencapai 100% yakni kentang, tomat, labu siam, dan bawang putih.
6) Buah-buahan
Luas areal tanaman buah-buahan sejak tahun 2008 relatif tidak berubah
arealnya, adanya kenaikan relative kedi kurang dari 10%. Banyak jenis buah-
buahan dihasilkan di wilayah Belitung Timur. Terdapat 5 buah yang areal
tanamannya mencapai lebih dari 100 Ha. Kelima buah tersebut merupakan buah
eksotis yakni manggis (292 Ha), rambutan (263 Ha), nangka (168 Ha), mangga
(106 Ha) dan durian (100 Ha). Sedangkan untuk buah pisang dan duku
mempunyai areal antara 50-60 Ha. Buah seperti jeruk siam, nanas termasuk
mempunyai areal sekitar 20 Ha. Buah seperti sawo, pepaya, jambu air, melinjo
mempunyai arel dibawah 10 Ha. Sama seperti produk hortikultura, distribusi
tanaman buah belum dapat diketahui hingga level kecamatan. Diantara buah-
buahan yang dihasilkan, rambutan merupakan buah yang dominan dihasilkan di
wilayah Belitung Timur. Kontribusi pemenuhan buah rambutan mencapai 98%
dari keperluan masyarakat disini. Buah eksotik lain seperti mangga, dan durian
meskipun sudah banyak dihasilkan di Belitung Timur, akan tetapi konsumsi
mayarakat sangat tinggi. Porsi ketersediaan kedua buah tersebut hanya sekitar 2%
dan 20%.
Berdasarkan informasi sebaran tanaman pangan, tampaknya Kecamatan Gantung
menjadi sentra produksi pangan untuk Kabupaten Belitung Timur. Areal pertanian
di wilayah itu terbesar diantara 6 kecamatan lainnya, yakni mencapai 647 Ha bila
ditinjau dari total areal yang digunakan untuk produksi padi, jagung, ubi kayu dan
ketela rambat. Daerah Kecamatan Dendang, Kecamatan Simpak Pesak dan
Kecamatan Kelapa Kampit mempunyai areal terkecil, masing-masing hanya
mempunyai areal seatar 20 Ha atau masing-masing hanya sekitar 2,3%.
Sedangkan Kecamatan Manggar dan Kecamatan Damar mempunyai areal yang
hampir sama sekitar 25 Ha.
2) Lada
Pertambahan areal tanaman lada sejak tahun 2009 hingga 2011 relatif kecil
kurang dari 10%. Saat ini luas areal mencapai 3.104,55 Ha yang terdiri dari 60%
tanaman yang sudah menghasilkan. Sisanya dengan porsi hampir sama yakni
sekitar 20 masing-masing berupa tanaman muda dan tanaman rusak. Tanaman
yang rusak perlu mendapat perhatian serius untuk menjamin pasokan lada tetap
tinggi. Tanaman lada tersebar di seluruh kecamatan. Sebaran terbesar dijumpai di
Kecamatan Dendang mencapai 796 Ha, disusul Kecamatan Gantung (685 Ha),
Kecamatan Simpang Pesak (530 Ha), Kecamatan Simpang Renggiang (457 Ha),
Kecamatan Kelapa Kampit (277 Ha), Kecamatan Manggar (244 Ha) dan terkecil
dijumpai di Kecamatan Damar hanya mencapai 112 Ha.
3) Kelapa Sawit
Komoditas kelapa sawit tampaknya seperti halnya tanaman karet menjadi
primadona bagi masyarakat Belitung Timur. Hal ini ditandai dengan peningkatan
yang tajam sejak tahun 2009, yakni mencapai 83% menjadi 1.181 Ha. Sehingga
tidak mengherankan apabila populasi tanaman muda mencapai hampir 40% total
populasi. Tanaman kelapa sawit dibudidayakan di seluruh kecamatan. Porsi
tertinggi dijumpai di Kecamatan Kelapa Kampit (298 Ha), Kecamatan Gantung
(252 Ha), Kecamatan Dendang (200 Ha), Kecamatan Simpang Renggiang (168 )
Kecamatan Simpang Pesak (133 Ha),Damar (82 Ha), dan Kecamatan Manggar
(44 Ha).
Kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai tanaman yang digunakan untuk
pangan, yakni sebagai bahan baku minyak goreng. Di wilayah Kabupaten
Belitung Timur meskipun areal perkebunan Kelapa Sawit meningkat pesat, akan
tetapi di daerah ini belum dijumpai industri hilir yang mengolah Minyak Sawit
Mentah atau Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak makan. Sejauh ini keperluan
minyak makan sangat tinggi yakni mencapai 1.846 Ton, keseluruhannya dipenuhi
dari luar pulau. Alangkah baiknya apabila di Belitung Timur didirikan industri
yang mengolah CPO menjadi minyak makan. Lapangan kerja dan pendapat
daerah akan meningkat dengan adanya industri tersebut.
Secara keseluruhan, semua wilayah kecamatan di Kabupaten Belitung
Timur terdapat areal perkebunan. Kecamatan Simpang Pesak mempunyai areal
perkebunan terluas hampir mencapai 1400 Ha, disusul oleh Kecamatan Dendang
hampir mencapai 1300 Ha, Kecamatan Damar (± 900 Ha), Kecamatan Manggar 't
850 Ha), Kecamatan Simpang Renggiang (± 720 Ha), Kecamatan Gantung (t 480
Ha) dan Kecamatan Kelapa Kampit (± 260 Ha).
Tabel .1
Alokasi Wilayah untuk Pengembangan Bahan Pangan
komoditas
NO Kecamatan Padi Padi Ketela
Jagung Ubi kayu
sawah gogo rambat
1 Gantung √ √ √ √ √
Simpang
2 √ √ √ √ √
renggiang
3 Manggar √ √ √ √ -
4 Damar - √ √ √ √
5 Dendang - - √ √ -
6 Simpang pesak - - √ √ -
7 Kelapa kampit - - √ √ √
Keterangan : √ = Komoditi dan daerah yang cocok untuk dikembangkan
Pada prinsipnya daerah yang sudah berhasil digunakan sebagai wilayah
pengembangan produk pangan dipertahankan. Produksi untuk setiap komoditas
perlu ditingkatkan. Seperti sejauh ini produktivitas padi masih belum maksimal.
Program instensifikasi dan mekanisasi pertanian perlu ditegakkan. Mengingat
terdapat keengganan masyarakat Belitung Timur terjun didunia pertanian terdapat
alternatif yang perlu untuk dipertimbangkan, yakni:
a) Pemberian insentif berupa bantuan saprodi dan keringan bila mungkin
pembebasan pajak tanah, dan
b) Mendatangkan petani dari luar pulau melalui program transmigrasi
khusus bagi mereka yang mempunyai keterampilan di bidang pertanian,
bukan transmigrasi umum.
I. Penutup
Demikianlah laporan kegiatan Fieldtrip Ilmu UsahaTani di Kabupaten
Belitung Timur tahun 2019 ini. Semoga kegiatan fieldtrip ini bisa di laksanakan di
lain waktu dan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
secara umum. Kemudian kegiatan ini bisa lebih baik dengan berbagai evaluasi
yang akan di lakukan.