Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELDTRIP)

MATA KULIAH ILMU USAHATANI

DISUSUN OLEH
AGRIBISNIS ANGKATAN 2017

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya
semata kami dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN KEGIATAN
KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELDTRIP) MATA KULIAH ILMU
USAHATANI ini. Laporan kegiatan ini mencakup pendahuluan, susunan panitia,
susunan kegiatan, hasil kegiatan, dan lampiran lain.
Kami melaporkan seluruh kegiatan ini berdasarkan hasil nyata dilapangan
yang telah kami laksanakan secara real. Kami menyadari bahwa laporan ini tidak
akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Balunijuk, April 2019

Agribisnis angkatan 2017


LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELDTRIP)
MATA KULIAH ILMU USAHATANI
TAHUN 2019

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara pertanian sejak dahulu kala, dikarenakan


Indonesia memiliki tanah yang luas untuk ditanami berbagai jenis tanaman. Jenis
tanaman yang di tanam di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai tanaman
kehutanan, perkebunan, pangan serta hortikultura. Didalam macam-macam
tanaman hortikultura di dalamnya terdapat tanaman buah-buahan, sayur-mayur,
rempah-rempah atau tanaman obat dan aromatik.
Wilayah Kabupaten Belitung Timur mayoritas didominasi oleh lahan
tambang dan lahan perkebunan, masing-masing mencapai 51,62% dan 34,58%.
Lahan yang dimanfaatkan sebagai areal pertanian hanya mencapai 13,79%, atau
sekitar 2.599,21 Ha. Topografi Kabupaten Belitung Timur mayoritas berada pada
ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut, mencapai 171.498 Ha atau 68,41%
dari total wilayah. Sekitar 14,81% berada di ketinggian antara 0-10 m dan sekitar
13,31% mempunyai ketinggian sekitai-';0-25 m diatas permukaan laut. Wilayah
tersebut tersebar dengan tingka: keminngan yang bervariasi. Sekitar 21%
mempunyai kemiringan kurang dari 2%, sebanyak 48% mempunyai elevasi antara
2-15%. Sisanya mempunyai kemiringan yang tajam, lebih dari 15%.
Kabupaten Belitung Timur mempunyai iklim dengan curah hujan cukup
tinggi bervariasi antara 27-502 mm dengan rerata hari hujan mencapai 27 hari
setiap bulannya. Kelembaban relatif mencapai 77-91%. Dengan demikian dapat
dikatakan Kabupaten Belitung Timur sebagai daerah yang basah. Kondisi tersebut
memungkinkan dikembangkannya sektor perkebunan seperti yang saat ini terjadi.
Sejauh ini komoditas perkebunan didominasi adalah lada, mencapai 47,62%,
disusul komoditas Karet (24,18%) dan Kelapa Sawit (18,12%), sisanya kelapa.
Perkembangan industri perkebunan sangat baik. Perkebunan lada sejak tahun
2011 mengalami peningkatan luas sekitar sebesar 11%, sedangkan perkebunan
rakyat kelapa sawit mencapai 74%. tidak termasuk perkebunan swasta.
Apabila dilihat dari sifat agroklimat dan topografi, di Kabupaten Belitung
Timur dapat dikembangkan berbagai tanaman pangan dan hortikultura. Jenis
tanaman yang cocok dikembangkan selain dipengaruhi oleh sifat umum tersebut,
juga .sangat dipengaruhi oleh sifat tanah dan sebarannya serta sebaran curah hujan
di setiap kecamatan yang ada. Informasi tanah yang ada baru mencakup ukuran
partikel tanah dan luasan tanah yang rusak. Saat ini sekitar 3,1% berupa tanah
rusak, bekas galian tambang. Informasi pendukung tersebut belum tersedia,
sehingga belum dapat disampaikan rekomendasi pemetaan jenis tanaman yang
dapat dan layak untuk dikembangkan di setiap wilayah kecamatan yang ada.
Ketersediaan bahan pangan di Kabupaten Belitung Timur memang sangat
baik saat ini. Mengingat Kabupaten Belitung Timur mulai dikenal sebagai tujuan
wisata, dan daerah yang tingkat pertumbuhannya tinggi, lebih dari 3%, informasi
perencanaan perkembangan jumlah penduduk tetap dan musiman juga diperlukan
untuk mengantisipasi perencanaan penyediaan pangan jangka pendek (disaat
mobilitas penduduk tinggi, pada musim liburan, dan hari raya nasional) dan
jangka panjang. Apabila ditinjau dari konsep kemandirian pangan seperti yang
dianjurkan pemerintah melalui Undang-Undang No 18 2012 tentang Pangan,
kondisi demikian kurang menguntungkan.
Wilayah Kabupaten Belitung Timur yang sebagian besar arealnya
merupakan tanah tambang dan sejarah panjang prestasi masyarakat sebagai
penambang mempunyai kontribusi yang tinggi dalam pengembangan sektor
pertanian. Masyarakat penambang masih enggan untuk memulai memikirkan
pertanian. Godaan pendapatan yang tinggi menjadi faktor pendorong mereka
untuk tetap bertahan di sektor pertambangan. Keengganan masyarakat bekerja di
sektor pertanian mengakibatkan jumlah petani di Kabupaten Belitung Timur
sedikit. Dalam memenuhi keperluan sayuran sehari-hari sebenarnya mereka yang
bekerja di sektor pertambangan dapat memanfaatkan lingkungan rumah mereka.
Sejauh ini pemanfaatan lingkungan rumah masih sangat minim bahkan
dapat dikatakan belum ada. Pekarangan di sekitar rumah masih kosong belum
dimanfaatkan sebagai lahan sayuran. Jumlah penduduk Kabupaten Belitung
Timur masih tergolong rendah, hanya sekitar 120 ribu orang penduduk. Lebih dari
51% masyarakatnya bekerja disektor pertanian, perikanan dan perkebunan. Belum
dijumpai sebaran masing- masing bidang di setiap wilayah kecamatan. Meskipun
jumlah masyarakat yang bekerja diketiga bidang tersebut lebih dari 50%
kontribusi mereka dalam pendapatan hanya mencapai 26ₓ%. Sektor pertambangan
dan galian dengan jumlah tenaga keija kurang dari 1000 orang atau kurang dari
1/5 tenaga kerja di sektor pertanian mampu memberikan kontribusi pendapatan
yang cukup tinggi, yakni mencapai 15%.
Hal ini merupakan suatu kendala bagi pengembangan sektor pertanian.
Pendapatan yang lebih menjanjikan dalam waktu pendek menjadi alasan utama
mereka untuk bertahan di sektor ini. Memang benar, sektor pertanian menjadi
kurang menarik bagi mereka yang menginginkan pendapatan instan. Di sektor
pertanian minimal diperlukan waktu sekitar 3 bulan untuk dapat menuai hasil,
sedangkan di sektor pertambangan hari ini bekerja, hari ini pula di bawa pulang
sejumlah uang.
Meskipun di Belitung Timur telah banyak berdiri sekolahan hingga
jenjang menengah keatas, sejauh Ini distribusi pendudukan berdasarkan tingkat
pendidikan di setiap wilayah kecamatan belum tersedia. Informasi tersebut sangat
diperlukan untuk perencanaan pengembangan skill masyarakat di wilayah
tersebut. Selain itu juga akan menentukan arah prioritas pembangunan di wilayah
itu sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja.

B. Maksud Dan Tujuan


Maksud dari pelaksanaan kegiatan fieldtrip Ilmu Usahatani di Desa
Cendil, Kecamatan Kelapa Kampit , Kabupaten Belitung Timur adalah untuk
menjalin silaturahmi dengan masyarakat di Desa Cendil, kemudian meningkatkan
jiwa sosial mahasiswa dengan langsung terjun ke masyarakat dan melihat kondisi
real kehidupan perekonomian petani di Desa Cendil.
Tujuan dari kegiatan fieldtrip Pengantar Ekonomi Pertanian adalah sebagai
berikut :

1 Mengetahui Potensi pertanian di Kabupaten Belitung Timur.


2 Mengetahui tantangan usahatani di Kabupaten Belitung Timur.
3 Mengetahui solusi pertanian di Kabupaten Belitung Timur.
4 Mengeksplorasi kegiatan usahatani di Kabupaten Belitung Timur.
5 Menjalin komunikasi dengan masyarakat, pemerintah dan pengusaha
pertanian di Kabupaten Belitung Timur.
C. Nama dan Bentuk Kegiatan
Nama Kegiatan : Fieldtrip Ilmu Usahatani
Bentuk Kegiatan : 1. Kuliah umum.
2. Kunjungan ke tempat – tempat usaha pertanian
3. Kegiatan wawancara dengan petani.
4. Dialog bersama pemilik usaha pertanian.
5. Bakti sosial ( pembersihan TPI bersama warga di Desa
Cendil ).
Tema : Potensi, tantangan dan solusi pertanian di Kabupaten
Beitung Timur.

D. Sasaran
Sasaran dari kegiatan Kunjungan Lapangan (fieldtrip) mata kuliah Ilmu
Usahatani adalah mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur.

E. Waktu dan Tempat


Kegiatan fieldtrip mata kuliah Ilmu Usahatani di laksanakan pada tanggal
1 April 2019 sampai dengan 5 April 2019. Tempat Pelaksanaan Kegiatan di
Kabupaten Belitung Timur dengan fokus utama di Desa Cendil , Kecamatan
Kelapa Kampit. Kemudian juga dilaksanakan Kunjungan di kebun kopi di Desa
Mentawak Kecamatan Kelapa Kampit, Usaha ternak madu trigona dan kebun di
lahan eks tambang timah di Kecamatan Damar, serta usaha peternakan ayam
petelur milik BUMDES Lalang jaya Kecamatan Manggar pada hari Rabu 3 April
2019. Pada hari kamis 4 April 2019 di laksanakan kunjungan ke perkebunan
Gaharu di Desa Jangkang Kecamatan Dendang, perkebunan lada organik,
Lenggang ecofarm , dan kelompok tani sawah di kecamatan Gantung.

F. Susunan Panitia Kegiatan fieldtrip


Susunan panitia pelaksana kegiatan fieldtrip mata kuliah Ilmu usahatani
terlampir.

G. Susunan Acara Kegiatan Fieldtrip


Susunan kegiatan fieldtrip mata kuliah Ilmu usahatani terlampir.
H. Hasil Kegiatan Fieldtrip

POTENSI, TANTANGAN, SOLUSI DAN PENGELOLAAN


PERTANIAN DI BELITUNG TIMUR

1. Peta Sebaran Potensi Pangan di Kabupaten Belitung Timur


1) Padi
Padi di Kabupaten Belitung Timur dikategorikan dalam dua kelompok
yakni padi sawah dan padi ladang. Dalam kurun waktu 5 tahun luasan areal sawah
bertambah sebesar 31,5% dari 445 Ha menjadi 585 Ha, dengan peningkatan
produksi mencapai hampir 68% suatu loncatan yang sangat hebat.
Akan tetapi, sebaran padi sawah masih sangat terbatas, sebagian besar
terdapat di Kecamatan Gantung dengan luas mencapai seluas 561 Ha atau sekitar
96% total areal tanaman padi. Terdapat dua kecamatan lain yang menghasilkan
pada sawah yakni Kecamatan Manggar dan Kecamatan Simpang Renggiang. Luas
areal padi sawah di kedua kecamatan tersebut relative kecil, masing-masing hanya
mencapai 3 Ha dan 21 Ha. Empat kecamatan lain tidak mempunyai lahan sawah.
Sedangkan untuk padi ladang dapat dijumpai di beberapa wilayah Kecamatan
Simpang Renggiang, Kecamatan Manggar dan Kecamatan Damar dengan total
areal yang masih sangat kecil, sekitar 47,5 Ha. Pada tahun 2011 luas areal padi
secara total hanya mencapai 632 Ha. Luasan tersebut dapat menghasilkan padi
yang baru mencapai 28% dari target yang ditetapkan.
Oleh karena itu, beras yang dihasilkan di Belitung Timur masih sangat
rendah, baru mencapai 943 Ton. Jumlah yang masih rendah tentunya tidak dapat
mencukupi keperluan masyarakat Belitung Timur. Kekurangan beras didatangkan
dari luar pulau, mencapai 12.000 Ton, oleh karena itu ketergantungan beras
mencapai 93%.

2) Jagung
Sama seperti halnya padi, komoditas jagung mayoritas dikembangkan di
Kecamatan Gantung (mencapai 50% areal tanam). Kecamatan lain seperti
Kecamatan Simpang Renggiang, Kecamatan Simpang Pesak, Kecamatan
Manggar dan Kecamatan Kelapa Kampit masing-masing mempunyai kontribusi
kurang dari 10%.
Meskipun areal tanaman jagung masih tergolong kecil, jika dilihat dari
perkembangannya, dalam kurun waktu 5 tahun baik luas areal dan produksi
mengalami peningkatan yang sangat besar mencapai lebih dari dua kali lipatnya.
Produk jagung tahun 2011 baru mencapai 114 Ton, jumlah tersebut baru dapat
memenuhi keperluan masyarakat Belitung Timur sebesar 44%. Sisanya sebanyak
145 Ton didatangkan dari luar pulau Belitung.

3) Ubi Kayu
Tanaman ubi kayu dapat dijumpai secara merata di seluruh wilayah
kecamatan yang ada. Luas areal dan produksi ubi kayu tidak seperti komoditas
jagung dan padi, dalam kurun waktu 4 tahun tidak mengalami kenaikan tetapi
justru mengalami penurunan. Semenjak tahun 2008, luas areal tanaman ubi kayu
secara keseluruhan turun lebih dari 40%. Diduga nilai tambah petani yang rendah
menjadikan petani kurang bergairah melakukan penanaman ubi kayu.
Daerah lokasi penanaman ubi kayu terbesar terdapat di Kecamatan
Gantung (20 Ha), disusul Kecamatan Simpang Renggiang (18 Ha), Kecamatan
Manggar (W* Ha), Kecamatan Dendang (12 Ha), Kecamatan Simpang Pesak dan
Kecamatan Kelapa Kampit (11 Ha), dan terakhir adalah Kecamatan Damar (5
Ha). Sejauh ini belum dijumpai informasi berapa keperluan ubi kayu setiap
tahunnya, sehingga gambaran ketergantungan daerah akan bahan pangan ini
belum dapat diketahui.

4) Ketela Rambat
Tanaman ketela rambat dapat dikatakan dapat dijumpai di lebih setengah
kecamatan yang ada. Hanya di Kecamatan Manggar, Kecamatan Simpang Pesak
dan Kecamatan Dendang tanaman tersebut tidak dijumpai. Menilik informasi
tersebut, Kecamatan Gantung menjadi tulang punggung penyediaan bahan pangan
di Kabupaten Belitung Timur. Kondisi areal ketela rambat sama seperti halnya
dengan tanaman ubi kayu. Dalam kurun waktu 5 tahun, sejak tahun 2007 areal
tanaman ketela rambat turun mencapai lebih dari 30%, tepatnya sekitar 37%.
Sama seperti halnya ubi kayu, informasi ketergantungan masyarakat akan ketela
rambat belum diketahui.

5) Hortikultura
Sayur-sayuran yang dikonsumsi masyarakat Belitung Timur terdapat 9
jenis sayuran yang tidak dihasilkan di wilayah Belitung Timur, diantaranya kubis,
wortel, lobak, buncis, dan bawang merah. Sayuran kangkung merupakan
primadona masyarakat Belitung Timur, hal ini dapat diketahui melalui luas areal
tanam yang mencapai 79 Ha. Areal tanaman kangkung merupakan areal terbesar
produk hortikultura, disusul cabe mencapai 60 Ha, ketimun 57 Ha, kacang
panjang dan lainnya. Meskipun total areal masing-masing tanaman sayuran sudah
dapat diketahui, sebaran dan luas di setiap daerah belum diketahui.
Sejauh ini ketergantungan akan sayuran bagi masyarakat Belitung Timur
masih tinggi khususnya lima jenis sayuran yang tidak ditanam di sini mencapai
100%. Selain sayuran diatas, terdapat sayuran lainnya yang ketergantungannya
mencapai 100% yakni kentang, tomat, labu siam, dan bawang putih.

6) Buah-buahan
Luas areal tanaman buah-buahan sejak tahun 2008 relatif tidak berubah
arealnya, adanya kenaikan relative kedi kurang dari 10%. Banyak jenis buah-
buahan dihasilkan di wilayah Belitung Timur. Terdapat 5 buah yang areal
tanamannya mencapai lebih dari 100 Ha. Kelima buah tersebut merupakan buah
eksotis yakni manggis (292 Ha), rambutan (263 Ha), nangka (168 Ha), mangga
(106 Ha) dan durian (100 Ha). Sedangkan untuk buah pisang dan duku
mempunyai areal antara 50-60 Ha. Buah seperti jeruk siam, nanas termasuk
mempunyai areal sekitar 20 Ha. Buah seperti sawo, pepaya, jambu air, melinjo
mempunyai arel dibawah 10 Ha. Sama seperti produk hortikultura, distribusi
tanaman buah belum dapat diketahui hingga level kecamatan. Diantara buah-
buahan yang dihasilkan, rambutan merupakan buah yang dominan dihasilkan di
wilayah Belitung Timur. Kontribusi pemenuhan buah rambutan mencapai 98%
dari keperluan masyarakat disini. Buah eksotik lain seperti mangga, dan durian
meskipun sudah banyak dihasilkan di Belitung Timur, akan tetapi konsumsi
mayarakat sangat tinggi. Porsi ketersediaan kedua buah tersebut hanya sekitar 2%
dan 20%.
Berdasarkan informasi sebaran tanaman pangan, tampaknya Kecamatan Gantung
menjadi sentra produksi pangan untuk Kabupaten Belitung Timur. Areal pertanian
di wilayah itu terbesar diantara 6 kecamatan lainnya, yakni mencapai 647 Ha bila
ditinjau dari total areal yang digunakan untuk produksi padi, jagung, ubi kayu dan
ketela rambat. Daerah Kecamatan Dendang, Kecamatan Simpak Pesak dan
Kecamatan Kelapa Kampit mempunyai areal terkecil, masing-masing hanya
mempunyai areal seatar 20 Ha atau masing-masing hanya sekitar 2,3%.
Sedangkan Kecamatan Manggar dan Kecamatan Damar mempunyai areal yang
hampir sama sekitar 25 Ha.

2. Sebaran Tanaman Perkebunan


1) Karet
Pada tahun 2011 areal tanaman karet masih didominasi tanaman muda,
mencapai 60% dari total areal yang ada, yakni sebesar 1187,64 Ha. Tanaman
karet tersebar di ketujuh kecamatan yang ada. Akan tetapi, porsi terbesar terdapat
di Kecamatan Gantung mencapai 423,9 Ha. Penyebaran tanaman ini hampir
merata di seluruh kecamatan, di Kecamatan Simpang Renggiang mencapai 282, 6
Ha, Kecamatan Dendang 275,9 Ha, Kecamatan Simpang Pesak (183,9 Ha),
Kecamatan Manggar 190 Ha, Kecamatan Kelapa Kampit sebesar 148 Ha, da.i
areal tersempit di jumpai di Kecamatan Dendang, hanya mencapai 70 Ha.
Tanaman karet tampaknya menjadi unggulan bagi masyarakat Belitung Timur
karena areal tanaman ini meningkat lebih dari 60% dari tahun 2009.

2) Lada
Pertambahan areal tanaman lada sejak tahun 2009 hingga 2011 relatif kecil
kurang dari 10%. Saat ini luas areal mencapai 3.104,55 Ha yang terdiri dari 60%
tanaman yang sudah menghasilkan. Sisanya dengan porsi hampir sama yakni
sekitar 20 masing-masing berupa tanaman muda dan tanaman rusak. Tanaman
yang rusak perlu mendapat perhatian serius untuk menjamin pasokan lada tetap
tinggi. Tanaman lada tersebar di seluruh kecamatan. Sebaran terbesar dijumpai di
Kecamatan Dendang mencapai 796 Ha, disusul Kecamatan Gantung (685 Ha),
Kecamatan Simpang Pesak (530 Ha), Kecamatan Simpang Renggiang (457 Ha),
Kecamatan Kelapa Kampit (277 Ha), Kecamatan Manggar (244 Ha) dan terkecil
dijumpai di Kecamatan Damar hanya mencapai 112 Ha.

3) Kelapa Sawit
Komoditas kelapa sawit tampaknya seperti halnya tanaman karet menjadi
primadona bagi masyarakat Belitung Timur. Hal ini ditandai dengan peningkatan
yang tajam sejak tahun 2009, yakni mencapai 83% menjadi 1.181 Ha. Sehingga
tidak mengherankan apabila populasi tanaman muda mencapai hampir 40% total
populasi. Tanaman kelapa sawit dibudidayakan di seluruh kecamatan. Porsi
tertinggi dijumpai di Kecamatan Kelapa Kampit (298 Ha), Kecamatan Gantung
(252 Ha), Kecamatan Dendang (200 Ha), Kecamatan Simpang Renggiang (168 )
Kecamatan Simpang Pesak (133 Ha),Damar (82 Ha), dan Kecamatan Manggar
(44 Ha).
Kelapa sawit dapat dikategorikan sebagai tanaman yang digunakan untuk
pangan, yakni sebagai bahan baku minyak goreng. Di wilayah Kabupaten
Belitung Timur meskipun areal perkebunan Kelapa Sawit meningkat pesat, akan
tetapi di daerah ini belum dijumpai industri hilir yang mengolah Minyak Sawit
Mentah atau Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak makan. Sejauh ini keperluan
minyak makan sangat tinggi yakni mencapai 1.846 Ton, keseluruhannya dipenuhi
dari luar pulau. Alangkah baiknya apabila di Belitung Timur didirikan industri
yang mengolah CPO menjadi minyak makan. Lapangan kerja dan pendapat
daerah akan meningkat dengan adanya industri tersebut.
Secara keseluruhan, semua wilayah kecamatan di Kabupaten Belitung
Timur terdapat areal perkebunan. Kecamatan Simpang Pesak mempunyai areal
perkebunan terluas hampir mencapai 1400 Ha, disusul oleh Kecamatan Dendang
hampir mencapai 1300 Ha, Kecamatan Damar (± 900 Ha), Kecamatan Manggar 't
850 Ha), Kecamatan Simpang Renggiang (± 720 Ha), Kecamatan Gantung (t 480
Ha) dan Kecamatan Kelapa Kampit (± 260 Ha).

STRATEGI DAN KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH


POTENSI PANGAN
A. Bahan Pangan
Mengingat Kecamatan Gantung telah menjadi areal pertanian utama di
Kabupaten Belitung Timur, daerah tersebut perlu dipertahankan sebagai daerah
penghasil bahan pangan. Kecamatan yang lain dimanfaatkan sebagai daerah
pendukung, sentra pertanian tetap dipertahankan di Kecamatan Gantung.
Rekomendasi daerah pengembangan wilayah penghasil bahan pangan dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel .1
Alokasi Wilayah untuk Pengembangan Bahan Pangan
komoditas
NO Kecamatan Padi Padi Ketela
Jagung Ubi kayu
sawah gogo rambat
1 Gantung √ √ √ √ √
Simpang
2 √ √ √ √ √
renggiang
3 Manggar √ √ √ √ -
4 Damar - √ √ √ √
5 Dendang - - √ √ -
6 Simpang pesak - - √ √ -
7 Kelapa kampit - - √ √ √
Keterangan : √ = Komoditi dan daerah yang cocok untuk dikembangkan
Pada prinsipnya daerah yang sudah berhasil digunakan sebagai wilayah
pengembangan produk pangan dipertahankan. Produksi untuk setiap komoditas
perlu ditingkatkan. Seperti sejauh ini produktivitas padi masih belum maksimal.
Program instensifikasi dan mekanisasi pertanian perlu ditegakkan. Mengingat
terdapat keengganan masyarakat Belitung Timur terjun didunia pertanian terdapat
alternatif yang perlu untuk dipertimbangkan, yakni:
a) Pemberian insentif berupa bantuan saprodi dan keringan bila mungkin
pembebasan pajak tanah, dan
b) Mendatangkan petani dari luar pulau melalui program transmigrasi
khusus bagi mereka yang mempunyai keterampilan di bidang pertanian,
bukan transmigrasi umum.

B. Holtikultura dan Buah-buahan


Mengingat sejauh ini pola sebaran tanaman hortikultura dan buah- buahan
belum dapat diketahui, dan keduanya dapat dikembangkan di mana saja, kecuali
tanaman yang dimaksud memerlukan suhu rendah. Maka disarankan kedua
kelompok tanaman tersebut dikembangkan di seluruh wilayah kecamatan di
Kabupaten Belitung Timur. Ringkasan usulan sebaran penanaman kedua
kelompok tersebut dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Tabel 2
Usulan Sebaran Pengembangan Sayuran dan Buahan
Di Kabupaten Belitung Timur.
No Kecamatan Sayuan Buahan
1 Gantung √ √
2 Saimpang renggiang √ √
3 Manggar √ √
4 Damar √ √
5 Dendang √ √
6 Simpang pesak √ √
7 Kelapa kampit √ √
Keterangan : √ = Daerah dan tebaran tayuran dan buahan yang cocok
Khusus untuk sayuran pengembangan dapat dilakukan oleh setiap rumah
tangga dengan program pemanfaatan tanah pekarangan. Sejauh ini pekarangan
yang ada disekitar rumah tangga masih banyak yang belum dimanfaatkan untuk
keperluan produksi tanaman pangan. Program PNPM Mandiri Pedesaan dapat
dikenalkan di setiap wilayah. Dengan program tersebut aktivitas masyarakat.
dapat meningkat, dengan dampak perekonomian dan pemenuhan gizi masyarakat
juga akan meningkat. Perbaikan gizi masyarakat dapat diperoleh melalui
terpenuhinya keperluan vitamin, mineral, antioksidan, serat melalui konsumsi
sayuran dan buahan.

I. Penutup
Demikianlah laporan kegiatan Fieldtrip Ilmu UsahaTani di Kabupaten
Belitung Timur tahun 2019 ini. Semoga kegiatan fieldtrip ini bisa di laksanakan di
lain waktu dan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat
secara umum. Kemudian kegiatan ini bisa lebih baik dengan berbagai evaluasi
yang akan di lakukan.

Anda mungkin juga menyukai