Anda di halaman 1dari 1

Data penunjang terdiri dari data sumber daya manusia, sumber daya teknologi dan kelembagaan pertanian.

Sumber Daya Manusia Pertanian (SDM Pertanian) Cakupan data meliputi jumlah rumah tangga pertanian, jumlah tenaga kerja pertanian berdasarkan jenis kelamin, jumlah kelompok taruna tani dan wanita tani, jumlah tenaga kerja jasa pertanian, serta jumlah pegawai Departemen Pertanian berdasarkan golongan dan pendidikan. Sumber Daya Teknologi Data jumlah varietas hasil penelitian yang telah dilepas, dan deskripsi varietas padi, palawija dan hortikultura hasil pertanian yang dilepas. Kelembagaan Pertanian Mencakup data jumlah unit pelaksana teknis yang berada di bawah unit eselon I lingkup Departemen Pertanian.

Subsistem jasa penunjang (penyuluhan, penelitian, informasi agribisnis, pengaturan, kredit modal, transportasi, dll) secara aktif ataupun pasif berfungsi menyediakan layanan bagi kebutuhan pelaku sistem agribisnis untuk memperlancar aktivitas perusahaan dan sistem agribisnis. Masing-masing komponen jasa penunjang itu mempunyai karakteristik fungsi yang berbeda, namun intinya adalah agar mereka dapat berbuat sesuatu untuk mengurangi beban dan meningkatkan kelancaran penyelenggaraan sistem agribisnis.
5. Subsistem Jasa Pendukung. Komponen-komponen dari subsistem ini meliputi antara lain jasa-jasa: penelitian dan pengembangan (litbang) pendidikan dan pelatihan (diklat), jasa penyuluhan, keuangan dan transportasi. Penyediaan berbagai jasa ini diperlukan untuk membuat sistem agribisnis tersebut lengkap dan bekerja baik. Di Indonesia pemerintah memiliki jasa-jasa yang disebutkan tersebut sehingga pemerintah dapat berfungsi dan bertindak sebagai koordinator system. Kegiatan litbang menghasilkan output berupa rakitan teknologi pertanian benih/bibit unggul, masukan kebijakan dan sebagainya yang diperlukan oleh para pelaku agribisnis. Di Indonesia selama ini fungsi tersebut dikerjakan oleh lembaga--lembaga litbang milik departemen. Pendidikan dan pelatihan menawarkan berbagai jasa untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang pertanian dari para pelaku agribisnis. Selanjutnya jasa-jasa penyuluhan. Berbagai bentuk pendidikan non formal, diperlukan untuk mengubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pelaku agribisnis khususnya di subsistem usahatani (penyuluhan pertanian) dan agroindustri : penyuluhan perindustrian). Tak kalah pentingnya adalah jasa-jasa yang diberikan oleh sektor transportasi dan keuangan yang berfungsi untuk memperlancar arus input dari pemasok input ke usahatani dan arus komoditas dari usahatani ke subsistem agroindustri atau langsung ke konsumen akhir. Selanjutnya lembaga penyedia jasa keuangan berperan dalam membantu tersedianya dana tambahan untuk melakukan perluasan usaha, memanfaatkan peluang usaha baru dan untuk investasi baru.

Anda mungkin juga menyukai