Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

SIFAT FISIK TANAH

Disusun oleh
Algilbran Pratama (2051711047)
Angelica Yuko Putri (2051711013)
Bernike Marpaung (2051711018)
Deka Desi (2051711002)
Fitriyanti (2051711024)
Indah Pratami (2051711028)
Ipan Guspian (2051711029)
Mawarni (2051711006)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2018
BAB I
LATAR BELAKANG

Menurut Dokuchaev tahun 1870 tanah adalah bahan mineral yang tidak
padat terletak di permukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan
dan di pengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan yang meliputi bahan induk,
iklim, organisme, dan topografi pada suatu periode tertentu.
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas
hingga ke bebatuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari Lapisan tanah atas
(topsoil) terdiri dari: (1) horizon O, dan (2) horizon A. Lapisan tanah bawah
(subsoil) terdiri dari: (1) horizon E, dan (2) horizon B. Solum tanah meliputi: (1)
lapisan tanah atas, dan (2) lapisan tanah bawah (Hanafiah, 2013).
Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan.
Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah, tetapi
kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah.
Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik tinggi, warna
kelabu menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan lanjut (Susanto,
2005).
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku
yang terdapat pada Munsell Soil Color Chart. Penentuan ini meliputi penetapan
warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat, warna karatan
dan konkresi, warna plintit dan warna humus. Warna tanah dinyatakan dalam tiga
satuan, yaitu: kilap (hue), nilai (value), dan kroma (chroma). Kilap berhubungan
erat dengan panjang gelombang cahaya. Nilai berhubungan dengan kebersihan
warna. Kroma kadang-kadang disebut kejenuhan, yaitu kemurnian relative dari
spektrum warna.
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai
penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah,

1
dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah.
Air tanah merupakan salah satu fisik yang berpengaruh langsung terhadapa
pertumbuhan tanaman dan aspek-aspek kehidupan manusia lainnya. Penetapan
kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan
berat tanah (disebut metodegravimetri) dan secara tidak langsung melalui
pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah (Gardner,
1986). Teknik pengukuran kadar air tanah diklasifikasikan ke dalam dua cara,
yaitu langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung adalah berupa
pemisahan air dari matrik tanah dan pengukuran langsung dari jumlah air yang
dipisahkan tersebut. Pemisahan air dari matriks tanah dapat dicapai melalui: (1)
pemanasan; (2) ekstraksi dan penggantian oleh larutan; atau (3) reaksi kimia.
Jumlah air yang dipisahkan ditentukan dengan: (1) mengukur perubahan
massa/berat setelah pemanasan dan(2) pengukuran kuantitatif dari hasil reaksi.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gummpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu
sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-
lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan
kemantapan(ketahanan) yang berbeda-beda.
Kemantapan atau tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan
kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap ketahanan.
Ketahanan struktur dibedakan menjadi :
(1) tingkat perkembangan lemah (butir-butir tanah mudah hancur),
(2) tingkat perkembangan sedang ( butir-butir tanah agak sukar hancur), dan
(3) tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur).
Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang
baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah
yang baik adalah yang membentuk membulat sehingga tidak saling bersinggungan
dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk. Di samping itu struktur
tanah harus tidak mudah rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat
tertutup bila terjadi hujan.

2
Konsistensi tanah dapat diartikan sebagai daya kohesi tanah dan daya
adhesi pada berbagai kelembaban (L.D., 1965). Hal ini ditunjukkan oleh daya
tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut
misalnya pencangkulan, pembajakan, dan sebagainya. Tanah-tanah yang
mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat
pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab,
basah, atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
keadaan tanah tersebut. Konsistensi merupajan bagian dari rheology. Rheology
adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk (deformation) dan
aliran (flow) suatu benda (Baver, 1959).
Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur
(mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering, tanah
dibedakan kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basah
dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau
kelengkatannya yaitu tidak lengkat sampai lengkat. Sifat-sifat rehologi tanah
dipelajari dengan menentukan angka-angka Atterberg yaitu angka-angka kadar air
tanah pada beberapa macam keadaan.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (dalam bentuk persentase)
fraksi-fraksi pasir, debu, dan liat. Partikel-partikel pasir memiliki luas permukaan
yang kecil dibandingkan debu dan liat tetapi ukurannya besar. Semakin banyak
ruang pori diantara partikel tanah semakin dapat memperlancar gerakan udara dan
air. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari permukaan pasir, dimana tingkat
pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserap akar lebih besar dari pasir.
Tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah Fraksi Liat.
Penetapan tekstur di laboratorium dapat dilakukan dengan analisa
mekanis. Adapun 3 metode yang sering digunakan untuk menentukan tekstur
yaitu :
1. Metode Pipet
2. Metode Hydrometer
Tekstur juga dapat ditetapkan secara kualitatif di lapangan. Cara ini
disebut penetapan tekstur dengan perasaan (texture by feeling). Tanah disusun
dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran

3
lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral sampai batu.
Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus tanah.
Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
1. Pasir (sand), yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai
dengan 2 mm.
2. Debu (silt), yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai
dengan 0,050 mm.
3. Liat (clay), yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Partikel berukuran diatas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak
tergolong sebagai tanah fraksi, tetapi menurut Lal(1979) harus diperhitungankan
evaluasi tekstur tanah. Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa
(SiO2) yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya
berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya
akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertestur debu umumnya lebih
subur ketimbang tanah bertekstur pasir (Harahap, Azizah, & Affandi, 2014)

4
BAB II
METODE

2.1 Pengamatan Horizon Tanah


Pertama mencari lokasi yang rata, serta lebih baik pada sekitar tebing.
Kemudian memastikan tanah yang akan di buat penampang bersifat alami atau
tidak terganggu, serta menghindari membuat penampang pada timbunan pasir,
timbunan pupuk, bekas bangunan atau timbunan lainnya. Selanjutnya meratakan
permukaan penampang secara vertikal menggunakan cangkul dan membuat
penampang pada tempat yang terkena sinar matahari. Kemudian penampang yang
di amati harus bersih dan kondisi lingkungan terang. Tahap berikutnya
menentukan tipe horizon tanah dari bukaan penampang. Setelah di amati
keseluruhan penampang, maka hasil pengamatan di tulis pada table pengamatan.

2.2 Penetapan Warna Tanah


Diambil segumpal tanah dari lahan menggunakan pisau, Bongkahan yang
diambil berukuran 2 – 3 cm kemudian Sampel yang diambil, dibandingkan
warnanya dengan buku Munsell Soil Color Chart ,kemudian ditentukan hue, nilai
(value) dan kroma (chrome) dari sampel tanah kemudian Tentukan warna tanah
dari hue, nilai (value) dan kroma (chrome) tersebut. Diamati warna tanah pada
keadaan kering. Terakhir dilakukan pengamatan pada tiap horizon tanah dan
tuliskan hasil.

2.3 Penetapan Kadar Air


2.3.1 Pengambilan Sampel Tanah Menggunakan Ring Sample
Pertama menimbang dahulu bobot Ring sample kosong (BR). Kemudian
menentukan lokasi pengambilan sampel tanah. Selanjutnya memasukkan Ring
sample ke dalam tanah sampai semua sisi Ring sample terbenam ke dalam tanah.
Ring sample diangkat secara perlahan agar sampel tanah tidak rusak. Sampel
tanah yang didapat dibungkus rapat dengan kertas atau plastik. Sampel tanah di
timbang menggunakan neraca digital, lalu di catat hasilnya sebagai hasil berat

5
basah. Kemudian di masukkan kedalam oven sampai 24 jam, lalu timbang dan
catat hasilnya sebagai berat kering. .

2.3.2 Pengambilan Sampel Tanah Menggunakan Bor Tanah


Pertama menentukan lokasi pengambilan sampel tanah. Sampel tanah
diambil dengan cara memutar mata bor tanah ke dalam tanah sedalam 20 cm .
Tanah yang lengket di mata bor tanah diambil untuk di jadikan sampel tanah. Lalu
Sampel tanah dimasukkan ke dalam wadah plastic. Sampel tanah yang didapat
dibungkus rapat dengan kertas atau plastik. Kemudian ditimbang sampel tanah
menggunakan neraca digital, lalu di catat hasilnya sebagai hasil berat
basah.Masukkan kedalam oven sampai 24 jam, lalu ditimbang dan dicatat
hasilnya sebagai berat kering

2.4 Penetapan Kelengkatan,Plastisitas, Dan Konsistensi Tanah


Mengambil segumpal tanah sebesar 10cm ,kemudiandipecahkan
menggunakan jari. Menentukan kelengkatan plastisitas dan konsistensi ditentukan
sesuai dengan kategori masing-masing. Mencatat hasil pengamatan pada table
pengamatan.

2.5 Penentuan Kelas Tekstur Tanah


Diletakkan sedikit sampel tanah diantara jari-jari tangan lalu basahi sedikit
sampel tanah tersebut sampai keadaan plastis maksimum, kemudian dirasakan
tingkat kekerasan, kelicinan, kelengketan dan kekenyalan, serta derajat
kelengketan tanah dengan ibu jari dan telunjuk.

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Horizon Tanah


Horizon Ketebalan (cm) Deskripsi Ciri khas
Terdapat radikal
(3/6) dark yellowish brown
O 17,5 cm akar serabut,
Hue : 10 YR
tekstur kasar
Terdapat akar
tunggang dan akar
serabut.
(6/8) brownish yellow
A 27 cm
Hue : 10 YR Tekstur tanah agak
liat dan terdapat
lobang serangga.

Tidak terdapat
(7/8) yellow
B >29 cm akar serabut dan
Hue : 10 YR
tekstur tanah liat

Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa ketebalan horizon O adalah
17,5 cm dengan warna dark yellowish brown dengan HUE 10 YR. pada horizon O
terdapat radikal akar serabut dan bertekstur kasar. Pada horizon A ketebalannya
adalah 27 cm dengan warna brownish yellow dengan HUE 10 YR. Pada horizon
ini terdapat akar tunggang dan akar serabut tanaman. Tekstur tanah agak liat dan
terdapat lubang. Untuk horizon B memiliki ketebalanlebih dari 29 cm dengan
warnya yellow dengan HUE 10 YR. pada horizon ini tidak terdapat akar tunggang
maupun akar serabut, dengan tekstur tanah liat.
Horizon Tanah Huruf kapital O, A, E, B, C, R merupakan simbol-simbol
untuk horizon utama dan lapisan utama tanah. Huruf-huruf kapital ini merupakan
simbol dasar, yang dapat diberi tambahan karakter-karakter lain untuk melengkapi
penamaan horizon dan lapisan.
Horizon O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan organik. Sebagian
jenuh air dalam periode yang lama, atau suatu ketika pernah jenuh air, tetapi
sekarang telah didrainase, sebagian yang lain tidak pernah mengalami jenuh air.

7
Sebagian besar horizon O tersusun dari serasah segar yang belum terdekomposisi
atau sebagian telah terdekomposisi yang telah tertimbun di permukaan. Serasah
seperti ini dapat berada di atas permukaan tanah mineral atau tanah organik.
Horizon A adalah horizon mineral yang terbentuk pada permukaan tanah
atau di bawah suatu horizon O. Horizon ini memperlihatkan kehilangan seluruh
atau sebagian besar struktur batuan asli dan menunjukkan salah satu atau kedua
sifat berikut, yaitu akumulasi bahan organik terhumifikasi yang bercampur sangat
intensif dengan fraksi mineral, dan tidak di dominasi oleh sifat-sifat yang
merupakan karakteristik horizon E atau B. Sifat-sifat yang merupakan akibat dari
pengolahan tanah, pengembalaan ternak atau jenis-jenis gangguan lain yang
serupa.
Horizon B dalah horison yang terbentuk di bawah suatu horizon A, E atau
O. Horizon ini didominasi oleh lenyapnya seluruh atau sebagian terbesar sari
struktur batuan aslinya, dan memperlihatkan satu atau lebih sifat-sifat seperti :
Konsentrasi atau penimbunan secara aluvial dari liat silikat, senyawa besi,
senyawa alumunium, humus, senyawa karbonat, gispsum, atau silika, secara
mandiri atau dalam kombinasi. Tanda-tanda atau gejala adanya pemindahan atau
penambahan senyawa karbonat. Konsentrasi oksidan-oksidan secar residu.
Penyelaputan sesquioksida yang mengakibatkan horizon terlihat jelas menpunyai
value warna lebih rendah, chrome lebih tinggi atau hue lebih merah tanpa proses
iluviasi senyawa besi yang terlihat jelas.
Setiap tanah mempunyai horizon-horizon yang berbeda, seperti tanah
pegunungan, tanah persawahan, dan tanah yang lainnya. Cara menentukan Profil
Tanah yakni dengan cara berdasarkan penentuan setiap lapisannya secara umum :
1. Lapisan satu pada profil dalam
Mempunyai kedalaman 0-22 cm dan warna cokelat kehitaman.
Warna gelap tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik yang tinggi yang terdekomposisi karena didalamnya bahan
organik terjadi peristiwa Immobilisasi, dimana ion Fe, Al, dan Mn
berpengaruh besar dalamperombakan bahan organik sehingga ion-ion
tersebut malah di fiksasi oleh ion P. Penyebab lainnya adalah adanya

8
perbedaan nyata dari sifat-sifat tetraktif (aksi pembiasan cahaya)
komponen padatan tanah dan udara.
2. Lapisan dua atau lapisan
Dilihat berdasarkan struktur , yaitu lapisan yang diberi simbol BT,
dengan kedalaman 22-32 cm dan memiliki warna cokelat yang sedikit
gelap. Lapisan BT atau lapisan utamanya B atau suau horizon oeralihan
antara hi=orizon B dan Al atau antara horizon B dengann A2 yang watak
horizon ini di rajai oleh watak atau sifat horizon B2 dibawahnya
3. Lapisan tiga dengan simbol BW
Merupakan horizon-horizon pelikan, terbentuk atau berdekatan
dengan pemupukan tanah sebagai tempat penggolongan bahan organik
terhumifikasi yang terkait dengan ertanya pelikan
4. Lapisan empat, yaitu dengan simbol BC atau biasa disebut sebagai lapisan
transisi. Merupakan peralihan antara horizon B dan C, dimana watak
penciri horizon B2 diatasnya terlihat jelas tetapi berasosiasi dengan ciri
watak horizon B2. Pada lapisan ke empat ini terletak diantara 60-120 cm
dan mempunyai warna yang lebih terang dari pada kertiga lapisan
diatasnya (Wiyono, 2006).

3.2 Penetapan Warna Tanah


Hasil pengamatan
Horizon Hue Nilai Kroma Warna

O 10 yr 3 6 Dark yellowish brown

A 10 yr 6 8 Brownish yellow

B 10 yr 7 8 Yellow

Pembahasan
Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna yang
terdapat pada buku Munsell Soil Color Chart, warna dinyatakan dalam tiga satuan
atau kriteria, yaitu kilapan (hue), nilai (value) dan kroma (chroma), menurut nama
yang tercantum dalam lajur buku tersebut, kilap berhubungan erat dengan panjang

9
gelombang cahaya, nilai berhubungan erat dengan kebersihan suatu warna dari
pengaruh warna lain dan kroma yang kadang-kadang disebut juga dengan
kejernihan yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna
Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah tanah diatas, terlihat bahwa
setiap lapisan tanah memiliki warna yang yang berbeda-beda. Pada Lapisan
horizon O,yang merupakan tanah pada lapisan paling atas dengan warna Dark
yellowish brown. Dark yellowish brown adalah warna yang mempunyai nilai
Hue= 10 YR, Value= 3 dan chroma= 6. Biasanya ditulis dengan menggunakan
notasi 10 YR 3/6 menurut buku Munsell Soil Color Chart.
Lapisan horizon A. yang merupakan tanah pada lapisan kedua dari atas
yang memiliki warna brownish yellow. adalah warna yang mempunyai nilai Hue=
10 YR, Value= 6 dan chroma= 8. Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 10
YR 6/8 menurut buku Munsell Soil Color Chart.
Lapisan horizon B, yang merupakan lapisan tanah ketiga dari atas, yang memiliki
warna yellow adalah warna yang mempunyai nilai Hue= 10 YR, Value= 7 dan
chroma= 8 Biasanya ditulis dengan menggunakan notasi 10 YR 7/8 menurut
buku Munsell Soil Color Chart.
Dilihat dari Perbedaan antara lapisan satu dengan yang lain terlihat jelas
dan nyata Lapisan satu berwarna agak gelap karena mengandung bahan organik
sedangkan lapisan dibawanya sudah mulai terang karena bahan organiknya makin
berkurang karena telah megalami pencucian. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hanafiah (2014) yang menyatakan bahwa tanah yang berwarna gelap berarti
mengandung bahan organik sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat
berbahan organik rendah.
Tanah yang telah diamati memiliki warna yang tidak murni terutama pada
lapisan satu yang berwarna gelap coklat kekuningan karna tanah pada lapisan
pertama merupakan campuran dari warna coklat dengan warna kuning. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hanfiah (2014) yang mengatakan bahwa kebanyakan
tanah memiliki warna tanah yang tidak murni karena merupakan campuran dari
beberapa warna.
Menurut Foth D (1998) Tanah dengan drainase yang terhambat biasanya
banyak mengandung bahan organik pada lapisan atas (top soil), sehingga

10
berwarna gelap. Tanah bagian bawah memiliki sedikit bahan organik sehingga
berwarna kelabu muda. Bila drainase agak baik, air dan suhu menguntungkan
untuk peristiwa kimia, besi (Fe) dalam tanah teroksidasi sehingga menjadi
senyawa yang berwarna merah dan kuning. Jadi dapat disimpulkan bahwa tanah
yang diamati berdasarkan tabel diatas berwarna coklat gelap pada lapisan pertama
karna mengandung bahan organik.
Dari hasil pengamatan pada tabel diatas kita dapat mengetahui sifat-sifat
tanah yaitu kita dapat mengetahui tanah yang mengandung bahan organik dan
membedakan tanah yang berdrainase baik maupun buruk. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hakim,dkk., (1986) yang mengemukakan bahwa warna tanah
merupakan sifat morfologi yang bersifat nyata dan mudah di kenali. Warna tanah
dapat di gunakan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah seperti kandungan bahan
organik, kondisi drainase, aerase serta menggunakan warna tanah dalam
mengklasifikasikan tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon dalam tanah.

3.3 Penetapan Kadar Air


Hasil pengamatan
Keterangan Alat Perlakuan
Terganggu Tidak terganggu
Sebelum di oven Sampel ring 285 gram 341 gram
Bor tanah 275 gram 264 gram
Setelah di oven Sampel ring 278 gram 320 gram
Bor tanah 211 gram 220 gram

Perhitungan kadar air


 Ring
285−278
1. Terganggu ( 285
)𝑥 100 % = 2.45%
341−320
2. Tidak terganggu ( 341
)𝑥 100 % = 6.15 % %
 Bor tanah
275−211
1 Terganggu ( 275
)𝑥 100 % = 23.27 %
264−220
2 Tidak terganggu ( )𝑥 100 % = 16.67 %
264

11
Pembahasan
Bedasarkan hasil perhitungan kadar air pada ring tanah terganggu
memiliki tingkat persentase lebih rendah yaitu 2.45 % daripada persentase tanah
pada ring tidak terganggu yaitu 6.15 %. Sedangkan pada bor tanah di dapatkann
data pada bor tanah terganggu persentase lebih tinggi yaitu 23.27 % daripada bor
tanah tidak terganggu yaitu 16.67 %.
Jika di lihat terdapat perbedaan di antara perlakuan ring dan bor tanah.
Dimana pada data ring tanah berkebalikan dengan literatur. Seharusnya pada ring
tanah terganggu seharusnya persentase lebih tinggi daripada ring tanah tidak
terganggu. Hal ini di karenakan faktor pada saat pengambilan sampel pada lahan
terganggu ketinggian tanah yang diambil menggunakan ring tidak sedalam
pengambilan tanah dengan bor tanah. Selain itu faktor air hujan dan suhu tanah
berpengaruh pada kadar air. Karena pada lahan terganggu tidak terdapat naungan
atau kanopi untuk menjaga kelambaban tanah. Sehingga suhu tanah lebih tinggi
pada lahan yang terganggu di bandingkan pada lahan tidak terganggu.
Untuk data bor tanah sesuai dengan literatur. Dimana pada lahan
terganggu persentase kadar air lebih tinggi daripada lahan tidak terganggu. Karena
pada lahan terganggu sedikit mengandung bahan organik. Sementara pada lahan
yang tidak terganggu bahan organiknya masih tinggi. Sehingga pada lahan tidak
terganggu bobot isi lebih cenderung rendah di bandingkan dengan pada lahan
terganggu. Menurut penelitian (Winarti , 2012), bahan organik dapat menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi sifat fisik tanah, diantaranya adalah bobot
isi tanah dan porositas total tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi
cenderung mempunyai bobot isi yang rendah dan porositas total yang tinggi.
Selain bahan organik, pemadatan tanah juga menjadi faktor karena pada lahan
terganggu sering terjadi aktivitas pertanian. Selain pemadatan tanah, rendahnya
vegetasi penutup lahan juga menjadi faktor tingginya bobot isi tanah. Tingginya
pengaruh pukulan butir hujan akan menyebabkan partikel tanah yang terlepas
menjadi banyak sehingga pemadatan menjadi lebih besar.
Dari hasil penelitian (Raja, 2009), bobot isi lahan tegalan yang tinggi
dapat juga dipengaruhi oleh pengolahan tanah yang intensif dan umur lahan
tegalan yang sudah lama. Lamanya umur penggunaan lahan berkaitan dengan

12
lamanya pengolahan, dan tingkat pemadatan yang telah terjadi pada lahan
tersebut. Sementara menurut hasil penelitian (Marieta, 2011), tanah tegalan
memiliki bobot isi yang tinggi karena tanah tegalan tidak memiliki penutup lahan
yang tetap/kanopi tidak rimbun sehingga saat terjadi hujan, butiran-butiran hujan
akan langsung jatuh dan mengenai permukaan tanah sehingga terjadi pemadatan
tanah. Semakin tingginya bobot isi dengan semakin dalamnya lapisan tanah dapat
disebabkan karena pada lapisan bawah tanah kandungan bahan organik cenderung
lebih rendah daripada lapisan-lapisan tanah bagian atasnya.

3.4 Penetapan Kelengkatan Plastisitas Dan Konsistensi Tanah


Hasil pengamatan
Lokasi Ulangan Kelengkatan Plastisitas Konsistensi
Lembab Kering

Lahan O Agak Agak Sangat Keras


sekitar Lengket Plastis Gembur
UBB

A Agak Agak Gembur Agak


Lengket Plastis Keras

B Sangat Sangat Bola Lemah


Lengket Plastis Sangat
Kohesif

Pembahasan

Berdasarkan pengamatan pada ulangan O agak lengket, agak plastisitas,


pada konsistensi lembab sangat gembur, dan pada konsistensi kering keras.
Pengamatan pada ulangan A agak lengket, agak plastis, pada konsistensi lembab
ulangan A gembur, dan pada konsistensi kering agak keras. Pengamatan pada

13
ulangan B sangat lengket, sangat plastis, pada konsistensi lembab ulangan O
membentuk bola sangat kohesif dan pada konsistensi kering lemah.
Menurut (Anggraeni, 1992) kelengketan tanah terjadi apabila gaya adhesi
lebih besar dari gaya kohesi lebih besar dari gaya kohesi, dimana terdapat empat
factor yang mempengaruhi gaya adhesi diantaranya :
1. Kecepatan maju traktor
2. Luasan kontak tanah dengan permukaan alat
3. Permukaan dan jenis bahan.
4. Besarnya tegangan permukaan dari lapisan air.
5. Senyawa-sennyawa yang terdapat didalam tanah dan didalam jenis bahan
alat pengolahan tanah yang digunakan.
6. Kekasaran permukaan jenis bahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi plastisitas:
1. Factor lingkngan
Tanah dengan fasilitas tinggi dalam keadaan kadar air rendah atau hisapan
yang tinggi akan menarik air lebih kuat disbanding dengan tanah yang
sama dengan kadar air yang lebih tinggi.
2. Karakteristik material
Plastisitas yang tinggi terjadi akibat adanya perubahan system tanah
dengan air yang mengakibatkan terganggunya keseimbangan gaya-gaya
didalam struktur lemah.
3. Kondisi tegangan.
Tanah yang terkonsolidasi berlebih bersifat lebih ekspensif dibandingkan
tanah yang terkonsilidasi normal, untuk angka pori yang sama.
Beberapa faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah :
1. Tektur tanah
Teksrur tanah yang kasar daya plastisnya akan rendah karena pada
tanah yang teksturnya kasar sedikit mengandung liat sehungga
menyebabkan daya plastisnya rendah ,begitu pula sebaliknya.
2. Kadar air tanah

14
Bila kadar air tanah tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadikan tanah lembek seperti cairan sehingga mempengaruhi batas cair
dan batas plastisnya.
3. Jenis liat
Ada banyak jenis liat, perbedaan kandungan jenis liat akan
berpengaruh pada daya lekat tanah tersebut baik dalam keadaan kering.
4. karena sebagai mana dijelaskan diatas, bahwa kandungan air tanah juga
mempengaruhi konsistensi tanah.Kandungan bahan organic
Kandungan bahan organic mempengaruhi daya serap tanah akan
air, apabila kandungan bahan organiknya sedikit maka kemampuan tanah
untuk menyimpan air juga menjadi rendah begitu juga sebaliknya sehingga
halini juga berpengaruh pada konsistensi tanah

3.5 Penetuan Kelas Tekstur Tanah


Hasil pengamatan
Lokasi Horizon Kelas Tekstur
tanah Ciri Khas

Lahan Sangat kasar, tidak licin, tidak


UBB O Pasir lengket, dan plastis, bola agak
berlempung kohesif, tidak dapat di bentuk
benang.

Lahan Cukup kasar, agak licin, agak


UBB A Lempung lengket, dan plastis, bola agak
berpasir kohesif, tidak dapat di bentuk
benang tertentu

Lahan Tidak/agak kasar, sangat licin


UBB B Debu dan seperti sutra, sedikit sekali
lengket dan plastis, bola cukup
kphesif sukar membentuk
benang tanah , agar mengkilat

15
Pembahasan :
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat di lihat bahwa hasil pengamatan di
lahan ubb pada horizon O merupakan kelas tekstur pasir berlempung yang
memiliki ciri-ciri Sangat kasar, tidak licin, tidak lengket, dan plastis, bola agak
kohesif, tidak dapat di bentuk benang. Hal ini di karenakan O merupakan horizon
bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas,
utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Pada horizon
A merupakan kelas tekstur lempung berpasir yang memiliki ciri-ciri cukup kasar,
agak licin, agak lengket, dan plastis, bola agak kohesif, tidak dapat di bentuk
benang tertentu. Dan pada horizon B Merupakan tekstur tanah debu dengan ciri-
ciri Tidak/agak kasar, sangat licin dan seperti sutra, sedikit sekali lengket dan
plastis, bola cukup kohesif sukar membentuk benang tanah , agar mengkilat.
Sesuai dengan metode penentuan tekstur tanah menurut (Sutedjo, 2002)
penetapan tekstur tanah dapat di lakukan ketika saat di lapangan adalah metode by
feeling. Dalam hal ini dilakukan dengan mengambil sebongkah tanah kemudian
pecahkan perlahan, basahi dengan air secukupnya, lalu pijit diantara jari jempol
dan telunjuk, geser-geserkan jari telunjuk sambil merasai derajat kekasaran,
kelicinan dan kelengketan partikel-pertikel tanah. Melalui perbandingan rasa
ketiganya maka secara kasar tekstur tanah dapat di perkirakan misalnya indera
kulit merasakan partikel-partikel seperti ciri-ciri khas dari data yang telah di
praktikumkan, seperti rasa kasar agak jelas , membentuk bola agak keras, mudah
hancur serta melekat merupakan ciri dari tekstur tanah yang lempung berpasir.
Beda hal nya dengan tanah yang pasir berlempung, ia memiliki ciri-ciri
rasa kasar pada tekstur tanah sangat jelas, dapat membentuk bola yang mudah
sekali hancur serta sedikit sekali melengket. Dan pada horizon B merupakan
kelas tekstur tanah debu, yang mana miliki ciri-ciri rasa agak licin,membentuk
bola teguh, dapat sedikit di gulung dengan permukaan mengkilat serta agak
melekat.
Dalam hal tersebut yang menjadi pengaruh setiap horizon memiliki ciri-
ciri yang berbeda adalah peranan tekstur tanahnya. Menurut (Hanafiah, 2010) ada
beberapa peranan umum tekstur tanah yang sangat perpengaruh antara lain :

16
1. Resistensi, terhadap menembusnya akar-akar tanaman kedalam tanah.
Tanah dengan kandungan slit dan clay yang tinggi sangat sukar di
tembus oleh akar-akar tanaman sehingga percabangan dan
perkembangan akar terhambat. Hal ini kan berpengaruh pada daerah
yang mempunyai iklim kering panjang.
2. Peresapan air, pada tanah-tanah yang kasar, air hujan yang jatih akan
segera masuk kedalam tanah. Kalau kita mendapatkan tanah yang
miring pada tanah yang kadar akan terjadi aliran air sedikit dan
sebaliknya pada tanah yang bertekstur halus.
3. Kecepatam gerakan air dalam tanah. Pada umumnya hal di atas sangat
ditentukan oleh tekstur tanah, yaitu semakin halus tekstur semakin
lambat gerakan air.
4. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi terkstur tanah adalah
iklim, topolografi, organisme hidup, waktu dan bahan induk.

17
BAB IV
KESIMPULAN

Horizon O merupakan lapisan tanah paling atas yang berwarna dark


yellowish brown. Warna tersebut di sebabkan karena horizon O di penuhi oleh
serasah atau bahan organik baik yang sudah terdekomposisi secara sempurna
maupun yang belum terdekomposisi secara sempurna. Horizon A adalah horizon
mineral yang terbentuk pada permukaan tanah atau di bawah suatu horizon O
yang berwarna brownish yellow. Horizon ini memperlihatkan kehilangan seluruh
atau sebagian besar struktur batuan asli. Pada horizon ini akumulasi bahan organik
terhumifikasi yang bercampur sangat intensif dengan fraksi mineral.
Horizon B adalah horison yang terbentuk di bawah suatu horizon A yang
memiliki warna yellow. Horizon ini didominasi oleh lenyapnya seluruh atau
sebagian terbesar sari struktur batuan aslinya. Penyelaputan sesquioksida yang
mengakibatkan horizon terlihat jelas menpunyai value warna lebih rendah,
chrome lebih tinggi atau hue lebih merah tanpa proses iluviasi semyawa besi yang
terlihat jelas
Cara membandingkan warna tanah adalah dengan menggunakan buku
warna standar dari Munsell Soil Colour Chart (MSCC). Warna dinyatakandalam
tiga satuan, yaitu kilap (HUE), nilai (VALUE), dan kroma (CHROMA),Warna
pada horizon O adalah Dark yellowish brown dengan notasi 10 YR 3/6 .Warna
pada horizon A adalah brownish yellow dengan notasi 10 YR 6/8. Warna pada
horizon B adalah yellow dengan notasi 10 YR 7/8 dan warna pada horizon c
adalah yellowish red dengan notasi 5 yr 5/8,Warna tanah berfungsi sebagai
penentu suatu status kesuburan tanah,semakin gelap warna tanah berarti semakin
banyak bahan organik.
Kadar air pada lahan yang terganggu memiliki kadar air yang lebih rendah
di bandingkan dengan kadar air pada lahan yang tidak terganggu. Pada sampel
tanah yang di ambil menggunakan bor tanah kadar air lebih tinggi di bandingkan
dengan sampel yang di ambil dengan ring sampel,. Hal tersebut di sebabkan
karena perdedaan tingkat kedalaman. Kadar air tanah berpengaruh pada bobot isi.
Bobot isi tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bahan organik terkandung

18
di dalamnya,faktor vegetasi penutup tajuk lahan dan pemadatan tanah karena
faktor umur dan pengolahan intensif tanah.
Kelengkatan tanah terjadi apabila gaya adhesi lebih besar dari gaya
kohesi.Factor yang mempengaruhi plastisitas yaitu : factor lingkungan,
karakteristik material, dan kondisi tegangan. Sedangkan factor yang
mempengaruhi konsisten tanah adalah: tekstur tanah, kadar air tanah, jenis liat,
dan kandungan bahan organik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terkstur tanah adalah iklim, topolografi,
organisme hidup, waktu dan bahan induk. Horizon A merupakan kelas tekstur
lempung berpasir yang memiliki ciri-ciri cukup kasar, agak licin, agak lengket,
dan plastis, bola agak kohesif, tidak dapat di bentuk benang tertentu, horizon O
merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus
daun dan alas, utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu,
horizon B Merupakan tekstur tanah debu dengan ciri-ciri Tidak/agak kasar, sangat
licin dan seperti sutra, sedikit sekali lengket dan plastis, bola cukup kohesif sukar
membentuk benang tanah , agar mengkilat. Beberapa peranan umum tekstur tanah
yang sangat perpengaruh antara lain, Resistensi, Peresapan air, Kecepatan gerakan
air dalam tanah

19
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, M. (1992). Analisis Kelengketan Tanah Pada Pengolahan Tanah dengan Bajak
Singkal, Skripsi S1 (dipublikasikan). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.

Baver, L. (1959). Soil Physics. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Hanafiah, K. A. (2010). Dasar-dasar ilmu tanah. Jakarta: PT. Rajagranfindo.

Hanafiah, K. A. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.

Harahap, E., Azizah, N., & Affandi, A. (2014). MENENTUKAN TEKSTUR TANAH
DENGAN METODE PERASAAN DI LAHAN POLITANI. Jurnal Nasional
Ecopedon Vol 2 No.2 (2014) , 13-15.

L.D., B. (1965). SOIL PHYSICS (Vol. 3th edition). New York: John Wiley & Sons, Inc.

Marieta. (2011). Karakteristik Sifat Fisik dan Hidrologi Tanah pada Berbagai Penggunaan
Lahan (Studi Kasus di desa Cimulang, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat). Bogor: Skripsi Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan:
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Raja, C. P. (2009). Hantaran Hidrolik Jenuh dan Kaitannya dengan Beberapa Sifat Fisika
Tanah pada Tegalan dan Hutan Bambu. Bogor: Skripsi Program Studi Ilmu Tanah
dan Sumberdaya: Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Susanto, R. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.

Sutedjo, M. M. (2002). Pengantar Ilmu tanah. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Winarti , E. (2012). KARAKTERISTIK FISIK TANAH DAN DINAMIKA KADAR AIR TANAH
PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS : KEBUN PERCOBAAN
CIKABAYAN) . Bogor : IPB.

Wiyono, W. (2006). Peta Geologi Lembar Lahat, Sumatra Skala 1:250.000 dan Horizon-
Horizon Batas Lapisan Tanah-Batuan. Bandung: Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Geologi.

Anda mungkin juga menyukai