Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

Disusun Oleh:
AMALIA RIZKI
AZ ZAHRA
20025010130

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAWA TIMUR
SURABAYA

2021
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Jum’at,26Maret 2020.Bertempat dirumah
masing-masing mahasiswa.Ds.Jatikalang,Dsn.Kalangan,RT/RW 03/01,Krian,Sidoarjo.
3.2 Alat
3.2.1 Alat contoh tanah utuh
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain,pisau,cawan,dan baki.
3.2.2 Alat contoh tanah agregat utuh
Alat yang digunakan hanyalah baki.
3.2.3 Alat contoh tanah terganggu
Alat yang diguankan pada praktikum ini adalah mortir dan penumbuknya saringan
(2 mm, 1 mm, 0,5 mm),tambir untuk peranginan,kantong plastik,spidol untuk menulis
tabel,dan alat tulis.

3.3.Bahan
3.3.1 Bahan contoh tanah utuh
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu,kain kasa,karet
gelan,label/spidol.
3.3.2 Bahan contoh agregat utuh
Adapun bahan yang digunakan yaitu,karet gelang,kantong plastik / tabung,dan
spidol tahan air.
3.3 Bahan contoh tanah terganggu
Contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapang dan sudah
dikeringkan selama kurang lebih satu minggu.
3.4 Cara kerja
3.4.1 Cara kerja contoh tanah utuh
1. Ambil contoh tanah utuh dari lapang, yang ada dalam kotak
atau kantong plastik.
2. Buka plastik pembungkusnya, dan lepaskan karet pengikat kasa
dibagian atas ring sampel.
3. dengan pisau, bersihkan sisa-sisa tanah yang ada ditubuh ring sampel.

4. Dengan pisau potong secara miring 45O tanah bagian atas ring
sampai permukaan tanah rata dengan ring.
5. Tutup kembali permukaan tanah atas dalam ring dengan kasa
yang baru dan ikat dengan karet.
6. Ulangi langkah nomor 2, dan 4 untuk meratakan tanah dalam
ring bagian bawah
7. Ulangi langkah no 5 untuk menutup ring bagian bawah.
8. Beri label contoh tanah tersebut berdasarkan lokasi contoh
tanah diambil dan kedalaman pengambilan.
9. Buka karet pengikat kasa bagian atas ring dan letakkan ring
diatas baki penjenuh untuk analisa lanjut.
3.4.2 Cara kerja Agregat utuh
1. Ambil contoh tanah agregat utuh ukuran 0.5 kg s/d 1 kg.
2. Letakkan agregat di atas baki dan buka pengikat kantung
agregat tersebut.
3. keluarkan bongkahan agregat tersebut dari kantong plastik
diatas baki.

4. Patahkan bongkahan agregat dengan jari-jari tangan


menggunakan kekuatan kecil s/d sedang menjadi agregat
tanah berukuran diameter
5. 1.0 s/d 1.5 cm
6. Letakkan agregat dalam baki tersebut ditempat teduh (tidak
kena sinar matahari) langsung dan sirkulasi udara baik dan
lancar.
7. setelah kering masukkan kedalam kantong plastik baru,
diberi label berdasarkan asal lokasi sampel tanah diambil dan
kedalamannya.
8. Simpan ditempat aman untuk analisa fisika lebih lanjut
3.4.3 Cara kerja tanah terganggu
1. Contoh tanah yang sudah dikeringkan ditumbuk dalam mortir
secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan berturut-
turut dari yang berdiameter 2 mm, 1 mm dan 0,5 mm. Contoh
tanah yang tertampung diatas saringan 1 mm adalah contoh
tanah yang berdiameter 2 mm, sedangkan yang lolos saringan
0,5 mm adalah contoh tanah halus (< 0,5 mm).
2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan dalam kantong
plastik dan diberi label seperlunya.
3. Simpan ditempat aman untuk analisa fisika dan kimia lebih lanjut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Gambar penanganan contoh tanah utuh

4.1.2 Gambar penanganan contoh tanah terganggu

4.2 Pembahasan
Tanah merupakan lapisan teratas lapisan bumi. Tanah memiliki ciri khas dan sifat-
sifat yang berbeda antara tanah di suatu lokasi dengan lokasi yang lain. Menurut
Fauizek dkk (2017),Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material
induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh
air, udara, dan macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah
mati.Tanah dapat digunakan untuk medium tumbuh tanaman yang mampu
menghasilkan berbagai macam makanan dan keperluan lainnya. Maka dari berbagai
macam tanah beserta macam-macam tujuan penggunaannya itu perlu dilakukan suatu
pembelajaran lebih lanjut mengenai tanah agar kita benar-benar memahami tanah itu
sendiri (Novita Evarnas, 2015).Pada proses penanganan tanah ini harus dilakukan
dengan baik agar dapat menghasilkan contoh tanah yang baik juga.
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian
tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-sifat
fisika tanah, dapat kita analisis melaui dua aspek, yaitu fraksinasi. Mencari atau
mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan
3 cara yaitu : pengambilan dalam keadaan agregat atau tanah utuh, pengambilan tanah
tidak utuh atau terganggu (Husein Suganda, 2018).
Adapun beberaap jenis dan kegunaan contoh tanah,antara lain:
Tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
tertentu dalam keadaan tidak terganggu,sehingga kondisinya hampir menyamai
kondisi dilapangan. Pengambilan sampel tanah utuh tersebut
digunakan untuk penetapan atau mengukur sifat fisik tanah seperti tekstur, berat
volume tanah, porositas dan air tersedia.
Tanah terganggu merupakan tanah yang diambil dengan cara mencuil dari
lapisan tanah dan digunakan untuk mengetahui struktur, tekstur dan
mikroorganisme tanah. Tanah ini sebagai penetapan sifat fisika tanah dan sifat
kimia. Sifat fisika ini seperti kadar air, tekstur, erapatan partikel, konsistensi dan
kapilaritas sedangkan sifat kimia seperti Ph, bahan organik, dan kadar unsur hara.
Contoh tanah dengan agregat utuh (undistrubed soil agregat), Contoh tanah agregat utuh
adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah
pecah.Contoh tanah inidigunakan untuk penetapan agregat dan COLE (Coeffisient of
Linear Extensibility).
Pada tanah utuh perlu dilakukan penjenuhan setelah dirapikan,yaitu karena dalam
air tanah terlarut unsur hara yang masuk bersama-sama air melalui akar ke tanaman.
Dengan mengetahui kadar air tanah dapat diketahui berapa jumlah air yang tersedia bagi
tanaman.Sedangkan mengapa proses pengeringan pada contoh tanah agregat utuh dan
tanah terganggu harus dilakukan ditempat teduh karena,jika tanah pada proses
pengeringan berada pada suhu tinggi yang berlebihan,maka akan menyebabkan sifat
fisik dan juga sifat kimia tanah mengalami perubahan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap jenis tanah memiliki kegunaan yang berbeda-beda.Bahwa sampel tanah utuh
digunakan untuk analisa fisik tanah meliputi berat isi tanah, struktur tanah, dan
peremabilitas tanah, sedangkan sampel tanah biasa digunakan untuk analisa tekstur
tanah dan kandungan bahan organik tanah. Sedangkan sampel tanah agregat biasanya
dipergunakan untuk penentuan kestabilan agregat (agregat stability).

5.2 Saran
Pada praktikum ini sebaiknya kita dapat melakukan praktikum sendiri sehingga dapat
mengetahui cara penanganan contoh tanah yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi dan Fifi Puspita, 2017. Pemberian Kompos TKKS Dan Pupuk P Terhadap
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Riau : Jurnal JOM
FAPERTA VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017.
Novita Evarnas. 2014. Sifat Fisik Tanah di Bawah Tegakan Eboni pada Kawasan
Cagar Alam Pani Binangga Kabupaten Parigi Mautong. Volume 2. Halaman 111.
Suganda, Husein. 2018. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Bogor: Balai
Penelitian Tanah.

Anda mungkin juga menyukai