Anda di halaman 1dari 19

ANALISA KERENTANAN SOSIAL EKONOMI AKIBAT DARI

MEWABAHNYA VIRUS COVID-19 DALAM KAITANNYA


DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DI KABUPATEN
BIREUEN KECAMATAN PEUSANGAN

LAPORAN

DISUSUN
OLEH

NAMA : NAZILLA
NPM : 1902070004
MK : GEOGRAFI BENCANA
DOSEN : Dr. SUMANTI, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan laporan ini.

Bireuen, 11 April 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahasan ......................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... 3


2.1 Asal usul COVID-19......................................................................... 3
2.2 Pengertian Covid-19 ......................................................................... 3
2.3 Pandemi COVID-19.......................................................................... 4
2.4 Gejala COVID-19............................................................................. 5
2.5 Pencegahan COVID-19..................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN................................................................................ 7


3.1 Dampak Koronavirus bagi Perekonomian di Kabupaten Bireuen . .7
Kecamatan Peusangan...................................................................... 7
3.2 Kebijakan pemerintah terhadap kerentanan sosial ekonomi akibat
Corona.............................................................................................. 8
3.3 Mengukur Ancaman Ekonomi dari 'Lockdown' Virus Corona......... 11

BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 15
4.1 Kesimpulan........................................................................................ 15
4.2 Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wabah virus corona yang sedang terjadi di seluruh dunia saat ini memberi
pengaruh ke roda perekonomian masyarakat. Seiring dengan pergerakan
wabahnya yang semakin meluas dan agar tidak menambah korban jiwa, maka
pemerintah mengimbau masyarakat untuk menjauhi tempat-tempat keramaian.
Tak hanya itu sejumlah toko, warung kopi, dan lainnya di Banda Aceh dan
Bireuen juga diminta untuk ditutup sementara waktu hingga kondisi benar-benar
kondusif kembali. 
Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian
dunia. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah
tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka
langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja
sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait.
Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat
tanggap dan peduli atas keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari
berbagai pengumuman untuk meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap muka,
larangan terlibat dalam keramaian, termasuk larangan ke luar negeri, baik untuk
umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk kunjungan biasa.
Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu
sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan
kehidupan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan informasi di media ini beberapa
hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang terancam kehilangan pekerjaan akibat
dampak dari pandemi virus corona (Covid-19), sulit untuk dibayangkan bila
terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus bermunculan. Namun,
semua itu perlu digarisbawahi bahwa apa pun yang dilakukan pemerintah adalah
sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih baik
daripada mengobati.

1
Akibatnya, perekonomian masyarakat yang rata-rata merupakan pedagang
mulai goyang karena kesulitan mencari rezeki. Pedagang Emas menyampaikan
sudah tiga hari terakhir ini banyak masyarakat yang memilih untuk menjual
emasnya, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari sebab tidak dapat keluar untuk
bekerja seperti biasanya.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini yaitu bagaimanakan
kerentanan sosial ekonomi akibat dari mewabahnya virus covid-19 dalam
kaitannya dengan kebijakan pemerintah di Kabupaten Bireuen Kecamatan
Peusangan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu untuk mengetahui
kerentanan sosial ekonomi akibat dari mewabahnya virus covid-19 dalam
kaitannya dengan kebijakan pemerintah di Kabupaten Bireuen Kecamatan
Peusangan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Asal usul COVID-19


Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan
pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini
diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai
jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar
hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan
hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus
sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis
yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan
MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut,
virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala
yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan
infeksi lebih parah dan gagal organ.

2.2 Pengertian Covid-19


Koronavirus atau coronavirus (istilah populernya: virus korona, virus
corona, atau virus Corona) adalah sekumpulan virus dari subfamili
Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales.
Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia
(termasuk manusia). Pada manusia, korona virus menyebabkan infeksi saluran
pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk
penyakit seperti SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan.
Manifestasi klinis yang muncul cukup beragam pada spesies lain: pada ayam,
koronavirus menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas, sedangkan pada sapi
dan babi menyebabkan diare. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk
mencegah atau mengobati infeksi koronavirus pada manusia.

3
Korona virus merupakan virus beramplop dengan genom RNA utas
tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris. Jumlah genom korona
virus berkisar antara 27–34 kilo pasangan basa, terbesar di antara virus RNA yang
diketahui. Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona yang artinya
mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus (virion): mereka memiliki
pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari.
Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona dan bahasa Yunani
κορώνη (korṓnē, "lingkaran, untaian"), yang berarti mahkota atau lingkaran
cahaya. Namanya mengacu pada penampilan karakteristik virion (bentuk infektif
virus) dalam mikroskop elektron, yang memproyeksikan pinggiran permukaan
virus yang besar dan bulat yang menghasilkan gambar yang mengingatkan pada
mahkota atau korona matahari. Morfologi ini diciptakan oleh peplomer tonjolan
protein permukaan virus (S), yang menentukan tropisme inang.
Penularan koronavirus dari manusia ke manusia diperkirakan terjadi
melalui kontak langsung dalam jarak dekat via tetesan kecil atau percikan
(droplet) dari saluran pernapasan yang dihasilkan penderita saat bersin dan batuk.

2.3 Pandemi COVID-19
Kelelawar, ular, dan berbagai hewan eksotis lain hingga kini masih
dianggap sebagai vektor virus Corona atau COVID-19. Terlepas dari benar-
tidaknya informasi tersebut, COVID-19 membuktikan diri mampu menular
antarmanusia. Penularan sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia WHO
menetapkan pandemi virus Corona atau COVID-19.
Pandemi atau epidemi global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang
sangat cepat hingga hampir tak ada negara atau wilayah di dunia yang absen dari
virus Corona. Peningkatan jumlah kasus terjadi dalam waktu singkat hingga butuh
penanganan secepatnya. Sayangnya, hingga kini belum ada obat spesifik untuk
menangani kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.
WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus Corona
secara global. Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat COVID-
19 dibanding China. Jumlah total kasus virus Corona, menurut WHO, kini lebih

4
dari 136 ribu di sedikitnya 123 negara dan wilayah. Dari jumlah tersebut, nyaris
81 ribu kasus ada di wilayah China daratan. Italia, yang merupakan negara Eropa
yang terdampak virus Corona terparah, kini tercatat memiliki lebih dari 15 ribu
kasus.

2.4 Gejala COVID-19
Ciri-ciri virus Corona pada gejala awal mirip flu sehingga kerap
diremehkan pasien. Namun, berbeda dengan flu biasa, infeksi virus Corona atau
COVID-19 berjalan cepat, apalagi pada pasien dengan masalah kesehatan
sebelumnya.
Gejala ringan kasus infeksi virus Corona atau COVID-19:
1. Batuk
2. Letih
3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh
4. Secara umum merasa tidak enak badan

Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau COVID-19:


1. Kesulitan bernapas
2. Infeksi pneumonia
3. Sakit di bagian perut
4. Nafsu makan turun
Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19 dan gejalanya kebanyakan muncul
2-10 hari setelah kontak dengan virus. Tapi pada beberapa kasus, ciri-ciri awal
Coronavirus dan gejalanya baru muncul sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-
ciri awal Corona dan flu biasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Dalam 14 hari sempat bepergian ke negara yang dianggap sumber virus Corona
2. Sempat kontak dengan pasien yang mengalami infeksi Corona

2.5 Pencegahan COVID-19
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 yang masih mewabah bisa
dicegah dengan cara yang sederhana. Berikut empat cara pencegahan virus
Corona atau COVID-19,

5
1. Cuci tangan
Saat cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan selama 20 detik.
Jika tak ada air dan sabun bisa dengan hand sanitizer dengan kandungan alkohol
minimal 60 persen. Cuci tangan harus dilakukan sebelum dan setelah beraktivitas.
2. Jangan menyentuh tempat umum
Ketika berada di fasilitas umum, sebaiknya jangan menyentuh tombol lift,
pegangan pintu, pegangan tangga atau eskalator. Jika harus menyentuh, sebaiknya
gunakan tisu atau lengan baju dan segera cuci tangan setelahnya.
3. Hindari keramaian
Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah menyerang saat di
tempat ramai. Karena itu, usahakan tidak berada di keramaian apalagi dalam
ruangan berventilasi buruk. Bila terpaksa berada di keramaian, jangan
sembarangan menyentuh wajah, hidung, dan mata, apalagi bila belum cuci tangan.
4. Rajin membersihkan rumah
Bersih-bersih rumah menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain
mencegah kasus infeksi virus Corona atau COVID-19. Setelah cara-cara
pencegahan ini dilakukan, jangan lupa gunakan masker saat beraktivitas di luar
rumah.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak Koronavirus bagi Perekonomian di Kabupaten Bireuen


Kecamatan Peusangan
3.1.1 Dampak sosial ekonomi di Bireuen Akibat Covid-19
Wabah virus corona yang sedang terjadi di seluruh dunia saat ini memberi
pengaruh ke roda perekonomian masyarakat. Seiring dengan pergerakan
wabahnya yang semakin meluas dan agar tidak menambah korban jiwa, maka
pemerintah mengimbau masyarakat untuk menjauhi tempat-tempat keramaian.
Tak hanya itu sejumlah toko, warung kopi, dan lainnya di Bireuen juga diminta
untuk ditutup sementara waktu hingga kondisi benar-benar kondusif kembali. 
Akibatnya, perekonomian masyarakat yang rata-rata merupakan pedagang
mulai goyang karena kesulitan mencari rezeki. Pedagang Emas menyampaikan
sudah tiga hari terakhir ini banyak masyarakat yang memilih untuk menjual
emasnya, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari sebab tidak dapat keluar untuk
bekerja seperti biasanya. “Hampir 80 persen masyarakat menjual emasnya untuk
kebutuhan biaya hidup. Roda perekonomian masyarakat sudah mulai goyang
dalam artian sudah susah untuk mencari rezeki, karena ditakuti wabah virus
corona. Tidak hanya pedagang, tapi semua aspek juga berpengaruh mulai dari
petani dan nelayan.  Jadi banyak yang melepas emasnya untuk biaya hidup,
karena kondisi di Bireuen mulai tak menentu. Yang ada emas bisa dijual emasnya,
yang ada uang bisa ke ATM. Tapi yang tidak ada uang, sayang hidupnya makin
terpuruk dengan kondisi seperti sekarang ini.
Harga emas saat ini sebesar Rp 2.500.000/mayam (belum ongkos buat).
Menurutnya, ada penurunan sedikit yang dipengaruhi oleh nilai mata uang rupiah
yang menguat terhadap dollar amerika. Di samping itu, ia juga menyampaikan
lebih dari 50 persen toko di kawasan tersebut sudah mulai tutup untuk mencegah
penyebaran virus corona tersebut. 

7
3.2 Kebijakan pemerintah terhadap kerentanan sosial ekonomi akibat
corona
1. Pendapatan usaha kecil 'pupus' akibat covid 19, pemerintah siapkan
bantuan sosial untuk pekerja harian
Status tanggap darurat yang diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah
virus corona, membuat pekerja di sektor informal dan UMKM tak bekerja dan
terpaksa pulang kampung.
Ketua Asoasasi UMKM Indonesia, Ikhsan Ingratubun, mengungkapkan
pendapatan usaha UMKM "pupus" gara-gara wabah Covid-19, sehingga mereka
kesulitan untuk membayar biaya-biaya dan gaji atau honor pekerja. Dampaknya
adalah banyak dari pekerja UMKM terpaksa pulang kampung. Akibat dari Covid-
19, mengakibatkan pupus habis pendapatan per hari,"
Di tengah ini, pemerintah mengatakan tengah menyiapkan kebijakan
bantuan sosial untuk menyokong sektor informal dan pekerja harian, serta
memberi stimulus bagi usaha kecil, mikro dan menengah.
Akan tetapi, pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia, Lina
Miftahul Jannah, mengingatkan pemerintah perlu berhati-hati agar kebijakan itu
tepat sasaran dan tak mengulangi penyelewengan seperti dalam penyaluran
bantuan langsung tunai (BLT).
Selama delapan hari terakhir, tercatat 876 armada bus antar provinsi yang
membawa kurang lebih 14.000 penumpang dari Jabodetabek, menuju Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Sebagian besar dari mereka adalah
pekerja informal yang mencari nafkah di ibu kota.
Mereka adalah pekerja warung, toko kecil, pedagang asongan, pedagang di
pasar, hingga pekerja lain yang menggantungkan hidup dari pendapatan harian
termasuk di pusat-pusat perbelanjaan dan pengendara ojek online.

2. Perlindungan sosial di sektor informal


Dalam rapat terbatas yang digelar Senin (30/03), Presiden Joko Widodo
mengakui bahwa banyak pekerja informal di Jabodetabek yang terpaksa pulang
kampung karena penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang

8
sebagai imbas dari penerapan status tanggap darurat yang membatasi aktivitas
warga.
Dia mengatakan program perlindungan sosial dan stimulus ekonomi bagi
pelaku usaha informal dan UMKM harus segera diterapkan.
"Saya minta percepatan program social safety net atau jaring pengaman
sosial, yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal dan pekerja
harian maupun program insentif ekonomi bagi usaha mikro, usaha kecil, betul-
betul segera dilaksanakan di lapangan.
memakaikan masker wajah pada manekin di pasar Aceh, Banda Aceh,
Aceh, Selasa (24/03). Sejumlah pedagang pakaian di pasar tradisional tersebut
mengaku omzet menurun hingga 50 persen lebih akibat lesunya kunjungan
konsumen sejak merebaknya virus Corona (COVID-19).
"Sehingga para pekerja informal, buruh harian, semuanya bisa memenuhi
kebutuhan dasarnya sehari-hari," ujarnya lagi.
Ketua Asiasasi UMKM Indonesia, Ikhsan Ingratubun berharap pekerja
UMKM yang terpaksa dirumahkan juga menjadi tanggungan bantuan ini.
"Karena kita nggak mampu membayar, karena berdasar pemasukkan daily.
Sejak tutup awal Maret, berarti kita tidak mampu membayar gaji karyawan yang
kita rumahkan," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian,
Susiwijono Moegiarso mengatakan, bantuan sosial akan disalurkan kepada 29,3
juta penerima bantuan langsung tunai (BLT) yang tergolong dalam empat puluh
persen warga miskin.membuat kerajinan aksesoris berkarakter hati dengan bahan
baku tong bekas di Pasar Kabangan Solo, Jawa Tengah, Sabtu (28/03)
Sekitar 15,2 juta di antaranya adalah masyarakat yang sudah terdata sebagai
penerima bantuan pangan non tunai, sementara sisanya masih dalam pendataan.
Penyaluran BLT merupakan salah satu bagian dari paket stimulus lanjutan
yang kini sedang dipersiapkan oleh pemerintah.
Bantuan ini akan menyasar pekerja sektor informal, antara lain pekerja
warung, toko kecil, pedagang di pasar, hingga pekerja harian lainnya termasuk di
pusat-pusat perbelanjaan.

9
Namun, belum ada keterangan seperti apa skema penyaluran bantuan
tersebut dan berapa besaran BLT yang akan diberikan pemerintah.
menata cabai yang harganya berangsur naik di Pasar Senen, Jakarta, Kamis
(26/03). Pemerintah a atau COVID-19.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia, Lina Miftahul
Jannah, pemerintah perlu mempertimbangkan skema penyaluran bantuan untuk
pekerja informal yang kebanyakan dari mereka tidak memiliki rekening bank.
Sehingga, penyaluran harus dilakukan secara tunai.
"Kalau bicara sektor informal, misalnya pengendara ojek online, mereka
dipastikan punya rekening, karena memang dari perusahaan mereka mewajibkan
[punya rekening]. Tapi bagaimana dengan pekerja informal lain yang belum tentu
punya rekening?," kata Lina.
Penyaluran secara tunai pun, lanjut Lina perlu hati-hati agar kebijakan itu
tepat sasaran dan tak mengulangi penyelewengan seperti dalam penyaluran
bantuan langsung tunai (BLT).
"Pembelajaran dari BLT, itu kan ada potongan-potongan dari mulai entah
RT, entah RW-nya. Artinya apa, tidak sampai full kepada masyarakat," ujarnya.
ojek online disebut sebagai salah satu pekerja informal yang menerima
bantuan sosial ini.
Berkaca pada apa yang terjadi di India yang kini tengah menerapkan
karantina wilayah atau lockdown, pemerintah India pekan lalu telah
mengumumkan bantuan senilai US$22 miliar bagi kaum miskin, yang dicairkan
melalui transfer tunai secara langsung, ada juga bahan pangan.
Namun, muncul kekhawatiran bantuan itu bakal tidak sampai ke pihak yang
benar-benar membutuhkan.

3. Keringanan pembayaran listrik


Ketua Asosiasi UMKM Indonesia, Ikhsan Ingratubun, berharap pemerintah
memberi keringanan pembayaran listrik dalam stimulus bagi UMKM yang akan
segera diumumkan. Dia mengungkapkan bahwa stimulus yang sudah ada saat ini

10
bagi UMKM untuk menekan dampak ekonomi dari Covid-19 adalah keringanan
pembayaran utang dan pajak.
"Tetapi yang belum kita dengar adalah tentang pembayaran listrik,
penundaan pembayaran listrik. Padahal, biaya listrik merupakan salah satu
komponen biaya yang harus dikeluarkan oleh UMKM demi menjalankan
operasional bisnisnya.
"Esensi dari jaminan sosial apabila menyentuh pengeluaran yang
dikeluarkan oleh para UMKM atau daily workers ini itu bisa menjadi pelipur lara
atau duka dari usaha kecil dan menengah akibat dari Covid-19. Adapun PLN
mengungkapkan akan memberikan keringanan tarif listrik di tengah wabah virus
corona, baik untuk sektor rumah tangga maupun industri.

3.3 Mengukur Ancaman Ekonomi dari 'Lockdown' Virus Corona


Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia terus meluas.  Saat ini,
setidaknya sudah ada 117 kasus positif di Tanah Air dengan delapan orang
sembuh dan lima orang meninggal.
Teranyar, virus sudah sampai ke kalangan pejabat negara. Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona. Tak ingin kasus
positif terus bertambah, pemerintah daerah hingga pusat pun mulai menerapkan
kebijakan beraktivitas dan bekerja di rumah. Kebijakan mulai dari Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan kondisi
ini, saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah," ucap
Jokowi, akhir pekan lalu.
Aktivitas sekolah hingga acara keagamaan banyak yang mulai dilakukan di
rumah. Masyarakat mulai menjaga jarak dengan sesama hingga menjauhi pusat
keramaian (self distancing).
Wacana penutupan akses wilayah terdampak virus corona (lockdown) pun
muncul agar masyarakat tidak mendekat ke pusaran virus, yaitu Jakarta. Hal itu
dinilai perlu dilakukan karena jumlah kasus di ibu kota cukup tinggi dibanding
daerah lain.

11
Kendati begitu,  kepala negara mengaku belum terpikir untuk mengambil
langkah itu, padahal sejumlah pihak menilai kebijakan tersebut ampuh dalam
menghambat penyebaran virus. Keampuhan tersebut mengacu pada apa yang
sudah terjadi di Kota Wuhan, sumber virus corona.
Setelah pemerintah China mengambil langkah lockdown, penyebaran wabah
mulai bisa dikurangi.  Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai
langkah tersebut bisa membuat laju perekonomian akan semakin berat. Pasalnya,
dengan kebijakan self distancing yang kadar pembatasan pergerakan masyarakat
akibat virus corona lebih renda saja, tingkat konsumsi masyarakat bisa turun
tajam.
"Mungkin yang memang paling berat kalau orang sampai work from
home (kerja dari rumah) segala macam kan consumption (konsumsi) ya.
Bila tingkat konsumsi berkurang, maka pertumbuhan beberapa indikator
penopang ekonomi pun akan mulai berguguran. Maklum saja, perekonomian
nasional sangat bergantung pada laju konsumsi masyarakat yang kini jumlahnya
260 juta orang ini.
Indonesia, katanya, tentu tidak ingin seperti Italia dan Iran, yang 'telat'
mengantisipasi penyebaran virus corona sampai akhirnya mau tidak mau
menerapkan lockdown. Sementara itu, Indonesia bisa belajar dari China, yang
merelakan laju perekonomiannya demi memutus mata rantai virus.
Tapi rasanya tidak perlu lockdown, masih cukup social distancing.
Keputusan lockdown sebaiknya tetap mengacu pada jumlah kasus serta
kemampuan jaminan sosial dan tenaga medis. Sebab, lockdown akan sangat
memukul laju ekonomi Indonesia secara jangka pendek. Hal ini karena kota
dengan kasus terbanyak virus corona ialah Jakarta, yang merupakan pusat
pemerintahan, bisnis, dan perdagangan Indonesia.
Sementara kota-kota lain yang juga memiliki sejumlah kasus corona,
merupakan kota-kota di Pulau Jawa, yang lagi-lagi menjadi penggerak roda
ekonomi dalam negeri. Kondisi ini berbeda dengan kebijakan lockdown di China,
di mana kota yang ditutup adalah Wuhan.

12
Sedangkan, pusat bisnis seperti Shanghai dan Beijing tetap bisa berjalan,
meski sempat menerapkan kebijakan kerja dari rumah. "Bahkan, pariwisata yang
menyebar saja sudah langsung dirasakan penurunannya oleh masing-masing
daerah, apalagi bila Jakarta yang harus lockdown, itu pusat ekonomi Indonesia,
pasti langsung turun.
Bila daerah akan terpengaruh dari sisi pariwisata dan perhotelan, maka
Jakarta akan terpukul dari sisi industri jasa keuangan dan jasa lainnya. Bila itu
terjadi, masalah tersebut akan menekan industri pengolahan dan perakitan.
Pasalnya kondisi tersebut akan membuat aliran modal tersendat. Mungkin Jakarta
hanya akan tumbuh sekitar 4 persen dari biasanya selalu di atas ekonomi nasional
5 persen, biasanya Jakarta bisa 6 persen, nanti jatuh.
Sektor yang juga bisa 'tak selamat' bila self distancing  bahkan  lockdown 
diberlakukan adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Khususnya,
para pedagang kaki lima.
"Mungkin hanya UMKM yang sudah terhubung platform delivery
online yang bisa bertahan, mayoritas di bidang kuliner. Begitu pula dengan e-
commerce, itu masih bisa meningkat justru.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)
Andry Satrio Nugroho mengatakan pemerintah memang sudah harus mengambil
kebijakan baru yang lebih berdampak untuk menurunkan tingkat penyebaran virus
corona. Saat ini, pemerintah hanya fokus pada penanggulangan dampak corona
terhadap ekonomi.
"Sayangnya insentif yang baru diumumkan pemerintah tidak efektif,
karena hanya mencoba mengurangi dampak ekonomi dari Covid-19. Padahal
insentif harus diarahkan untuk mengatasi inti masalah, yakni penyebaran Covid-
19," ungkapnya. Kendati begitu, langkah lockdown belum perlu dilakukan.
Menurutnya, masih cukup social distancing saja. Namun memang, pemerintah
dituntut bisa bekerja efektif dengan cara tersebut. Artinya, infrastruktur dan
jaringan internet perlu dibuat memadai agar kerja online bisa dilakukan.
Kementerian Ketenagakerjaan perlu menyusun pola komunikasi digital, sehingga

13
penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan dan aktivitas ekonomi segera recover,"
imbuhnya.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penularan koronavirus dari manusia ke manusia diperkirakan terjadi melalui
kontak langsung dalam jarak dekat via tetesan kecil atau percikan (droplet) dari
saluran pernapasan yang dihasilkan penderita saat bersin dan batuk. Koronavirus
atau coronavirus (istilah populernya: virus korona, virus corona, atau virus
Corona) adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae dalam
keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Status tanggap darurat yang
diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah virus corona, membuat pekerja di
sektor informal dan UMKM tak bekerja dan terpaksa pulang kampung.
Roda perekonomian masyarakat sudah mulai goyang dalam artian sudah
susah untuk mencari rezeki, karena ditakuti wabah virus corona. Tidak hanya
pedagang, tapi semua aspek juga berpengaruh mulai dari petani dan nelayan.  Jadi
banyak yang melepas emasnya untuk biaya hidup, karena kondisi di Bireuen
mulai tak menentu. Mungkin hanya UMKM yang sudah terhubung platform
delivery online yang bisa bertahan, mayoritas di bidang kuliner. Begitu pula
dengan e-commerce, itu masih bisa meningkat justru.

4.2 Saran
Seharusnya pemerintah mengambil kebijakan baru yang lebih berdampak
untuk menurunkan tingkat penyebaran virus corona. Saat ini, pemerintah hanya
fokus pada penanggulangan dampak corona terhadap ekonomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/virus-corona
https://id.wikipedia.org/wiki/Koronavirus
https://aceh.tribunnews.com/2020/03/21/pengaruh-corona-terhadap-kehidupan-
sosial-masyarakat.

16

Anda mungkin juga menyukai