Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

MERDEKA BELAJAR

MAKALAH

OLEH :
Muhammad Ibnu Sholihin X9023083648
Pauline Lidya Luara X9023083698
Nada Anzila X9023083657
Anas Asyam Daffa X9023083411

PENDIDIKAN PROFESI GURU


PRAJABATAN GELOMBANG 2 SENI BUDAYA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 15 Desember 2023

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i
BAB I Pendahuluan..........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat..............................................................................3
BAB II Pembahasan.........................................................................................4
1.1. Kurikulum...........................................................................................4
1.1.1 Pengertian Merdeka Belajar...................................................5
1.1.2 Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar.......................................9
1.1.3 Manfaat Kurikulum Merdeka Belajar.....................................9
1.1.4 Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar..............................10
1.2. Implementasi Pembelajaran Merdeka Belajar.....................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam memajukan suatu
bangsa. Pendidikan diharapkan dapat mencerdaskan generasi muda yang mampu
mengembangkan potensi dalam diri, serta berpola pikir secara kritis dan dinamis,
bertanggung jawab, berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Pendidikan juga harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan adalah
reorganisasi pengalaman dalam menambah kemampuan untuk mengarah pendidikan
pada masa yang akan datang. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (ayat 1), pendidikan pada dasarnya merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membina anak-anak peserta didik
agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam menjalani
kehidupan. Banyaknya materi mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan yang ada dalam kurikulum, serta keinginan dan harapan dari siswa
mengadakan pengayaan, berekspresi, mengembangkan bakat, minat, kesegaran
jasmani, maupun untuk mewujudkan prestasinya dalam olahraga akan mendorong.
sekolah untuk berpikir ulang dalam menambah alokasi waktu yang telah tersedia.
Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh sekolah menambah waktu di luar jam
pelajaran intrakurikuler yaitu dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

1
62 tahun 2014 pasal 1 tentang Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler
yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang saat ini sedang diperkenalkan
secara meluas oleh Kemendikbud kepada tiap satuan pendidikan yang ada di
Indonesia. Kurikulum ini memang tidak dipaksakan untuk secara sekaligus
diterapkan oleh seluruh sekolah mengingat bahwa kesiapan sekolah tentu berbeda-
beda. Akan tetapi, secara bertahap Kurikulum Merdeka diharapkan dapat
diimplementasikan secara merata pada tiap satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar
seperti SD dan SMP, kemudian tingkat SMA/SMK dan sampai ke tingkat Perguruan
Tinggi. Penerapan mengenai Kurikulum Merdeka telah diatur dalam Keputusan
Mendikbud Ristek Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak.
Kurikulum Merdeka tidak dilaksanakan secara serentak dan masif, hal ini
sesuai kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikburistek) yang memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam
mengimplementasikan kurikulum. Beberapa program yang mendukung Implementasi
Kurikulum Merdeka (IKM) adalah adanya program Sekolah Penggerak (SP) dimana
Kemendikburistek pada program tersebut memberikan dukungan dalam Implementasi
Kurikulum Merdeka (IKM) dari dua kegiatan tersebut didapatkan pengalaman yang
baik dalam mengimplementasikan KM sehingga menjadi praktik baik dan konten
pembelajaran dari IKM teridentifikasi dengan baik dan dapat menjadi pembelajaran
bagi satuan pendidikan lainnya.
Penyediaan dukungan IKM yang diberikan oleh Kemendikburistek adalah
bagaimana kemendikbud ristek memberikan dukungan pembelajaran IKM secara
mandiri dan dukungan pendataan IKM jalur mandiri, dari dukungan tersebut akan
mendapatkan calon satuan pendidikan yang terdata berminat dan akan memperoleh
pendampingan pembelajaran untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka jalur
mandiri, sehingga Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas serta aktor lain dapat

2
mengadakan kegiatan berbagi praktik baik Kurikulum Merdeka dalam bentuk
seminar maupun lokakarya secara mandiri.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana hakikat Merdeka Belajar ?
b. Bagaimana implementasi pembelajaran Merdeka Belajar ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Mengacu pada rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan tentang hakikat Merdeka Belajar
2. Menjelaskan terkait implementasi pembelajaran Merdeka Belajar
Adapun makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut :
1. Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
melakukan pembelajaran lanjutan.
2. Memberikan wawasan terkait dengan hakikat dan implementasi
pembelajaran Merdeka Belajar.
3. Menjadikan tantangan bagi penulis untuk terus memahami dan menganalisis
hakikat dan implementasi pembelajaran Merdeka Belajar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Kurikulum
Kurikulum pada dasarnya adalah rencana tentang apa yang akan terjadi
petunjuk penyelenggaraan pelatihan. Apa yang dituangkan Rencana tersebut sangat
dipengaruhi oleh rencana pendidikan. Pandangan terhadap keberadaan pendidikan
diwarnai oleh filsafat pelatihan yang disetujui desainer. Perlu dicatat bahwa setiap
orang atau Individu dan pendidik masing-masing mempunyai sudut pandangnya
masing-masing visi sendiri tentang makna kurikulum.
Para ahli mengatakan demikian Perspektif kurikulum dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu tradisional dan lateral sisi modern. Ada persepsi bahwa kurikulum tidak
lain pelajaran di sekolah karena sudut pandang tradisional. Sesuai dengan visinya
Secara tradisional, siswa harus menyelesaikan beberapa pelajaran di sekolah:
kurikulum, jadi pembelajaran di sekolah hanya sekedar mempelajari buku pelajaran
yang diartikan sebagai materi pendidikan. (Alhamuddin, 2019:18) Namun, dari sudut
pandang modern, kurikulum adalah sesuatu yang lebih kurikulum, kurikulum benar-
benar dianggap sesuatu di sini sebenarnya terjadi dalam pembelajaran di sekolah.
Sudut pandang ini berasal sesuatu yang faktual seperti suatu proses. Dalam dunia
pendidikan, kegiatan ini Ketika anak-anak melakukan hal ini, hal ini dapat
memberikan pengalaman belajar, misalnya dimulai dengan mempelajari beberapa
mata pelajaran hortikultura, olah raga, pramuka,bahkan serikat siswa dan guru serta
pejabat sekolah dapat menyediakannya pengalaman belajar yang berguna. Semua
pengalaman belajar didapat karena sekolah dipandang sebagai kurikulum. Kedua
istilah mata kuliah di atas bisa saja menjelaskan apa yang dimaksud dengan
pengertian tradisional atau (sempit).
Kurikulum hanya memuat sejumlah mata pelajaran tertentu untuk guru dan
mengajari siswa cara memperoleh gelar dan sertifikat. Dan menurut pendekatan

4
modern yang dimaksud dengan kurikulum modern atau secara umum tidak melihat
kurikulum sebagai seperangkat mata jam, tetapi kurikulum mencakup semua
pengalaman yang diharapkan dari seseorang seorang siswa di bawah bimbingan
seorang guru. (Ali Sudin, 2014:39) Jadi pengalaman ini bukan sekadar lari berjam-
jam tetapi juga pengalaman hidup. Pengertian kurikulum cukup luas karena tidak
terbatas pada topik tertentu tetapi mencakup semuanya pengalaman yang diharapkan
diperoleh siswa di bawah bimbingan guru. Pengalaman ini dapat berupa kurikulum
in-plan, extra-plan dan non-plan, keduanya dalam atau di luar kelas. Definisi
kurikulum semacam ini cukup luas namun belum lengkap bertindak sedemikian rupa
sehingga membingungkan dalam penerapannya daerah.

1.1.1. Pengertian Merdeka Belajar


Memahami merdeka belajar Dilanjutkan oleh Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo dan Ma'ruf Ami, Wakil Presiden RI, untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
memprakarsai reformasi sistem pendidikan Indonesia melalui kebijakan merdeka
belajar. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengulangi hal tersebut (Kemdikbud)
Nadiem Anwar Makarim dalam webinar di Jakarta (Pengelola web Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). “Yang dimaksud dengan merdeka belajar itu
maksudnya satuan pendidikan yaitu sekolah, Guru dan siswa mempunyai kebebasan.
Kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar secara mandiri dan kreatif.
Aku sadar, aku tidak melakukannya kamu tinggal minta, suruh guru
mengerjakannya, aku kasih tugas menawarkan rumah di Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dan juga di Dewan Pendidikan ruang inovatif,” kata Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pada konferensi pers di Nadiem Makarim Plaza Orang
Berprestasi (Sekretaris GTK: 2019).
Konsep inilah jawabannya untuk kebutuhan sistem pendidikan di era revolusi
industri. Nadiem Makarim mengatakan bahwa kebebasan belajar adalah kebebasan
berpikir (Yamin dan Syahrir, 2020). Lebih detail dijelaskan Kepala Dinas

5
Komunikasi dan Pelayanan Komunitas Ade Erlangga Merdeka Belajar adalah awal
dari sebuah ide untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan
monoton. berdaulat Pembelajaran merupakan salah satu program yang digunakan
untuk menciptakan suasana belajar di suatu sekolah suasana bahagia, kegembiraan
bagi siswa dan guru (Sekretariat GTK, 2020). Setelah memperkenalkan kebijakan
belajar mandiri akan ada banyak perubahan di masa depan, terutama dalam sistem
pendidikan. Sistem pendidikan yang ada saat ini hanya dilaksanakan di dalam kelas
diubah dan dibuat senyaman mungkin untuk memudahkan komunikasi antar siswa
dan guru. Salah satunya belajar pada kelas field trip, dimana kelas field trip ini
merupakan program studi yang bertujuan untuk berkembang kreativitas agar siswa
mempunyai keterampilan dan pengetahuan tertentu.
Kelas luar ruangan juga merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan,
mengajar siswa untuk lebih dekat dengan alam dan lingkungan sekitar. Saat
pembelajaran dengan metode ini, guru dan siswa Anda dapat menciptakan lebih
banyak keakraban, lebih santai dan tentu saja lebih banyak lagi menyenangkan
Sistem pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga berkarakter Siswa
terbentuk dan tidak fokus pada sistem penempatan yang tepat Beberapa pelajaran
memang mengganggu, tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi anak-anak dan orang
tuanya (Baro'ah, 2020: 1062–1065). Inilah cara Anda belajar membuat konsep
suasana belajar yang bahagia dan menyenangkan tanpa catatan atau catatan tujuan
pencapaian tertentu.
Berdasarkan penelitian teoritis diatas, konsep independensi Menurut penulis,
belajar dapat dipandang sebagai suatu usaha kreatif lingkungan belajar yang
membebaskan siswa untuk berpikir lebih jauh aktif, kreatif dan inovatif, sehingga
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan baik bagi siswa maupun guru
dan juga untuk melatih karakter siswa lebih berani bertanya, berani berbicara di
depan umum dan juga berani sampaikan apa yang kamu pelajari selama belajar,
jangan hanya mendengarkan apa yang guru katakan Ada empat di antaranya dalam
kebijakan belajar mandiri kebijakan utamanya yaitu Ujian Sekolah Berstandar

6
Nasional (USBN), ujian Nasional (PBB), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru Daerah (PPDB). Isi pokok buku
panduan Pendidikan dan Kebudayaan RI mencatat dalam pemaparan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI kepada para kepala departemen provinsi,
Kerajaan/Kota se-Indonesia, Jakarta pada tanggal 11 Desember 2019.
Penjelasan empat isi pokok kebijakan Merdeka Belajar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemdikbudi Webmaster, 2019) sebagai berikut:
a. Ujian nasional (UN) diubah menjadi penilaian kualifikasi minimal dan Survei
Karakter, yaitu tentang penggunaan nalar bahasa (literasi), kemampuan
berpikir matematika (perhitungan), dan penguatan pendidikan karakter. Ujian
akan selesai Siswa kelas 4, 8, dan 11. Jadi dapat memotivasi guru dan sekolah
untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hasil ujian tidak digunakan untuk
memilih siswa untuk tingkat selanjutnya.
b. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dilaksanakan bersamaan dengan
ujian diselenggarakan oleh sekolah. Tes digunakan untuk evaluasi kompetensi
siswa yang dapat diberikan dalam bentuk tes tertulis atau formatif penilaian
lain yang lebih komprehensif seperti portofolio dan tugas (kerja kelompok,
kerja tertulis, dll). Saya melihat guru dan sekolah kemandirian yang lebih besar
dalam mengevaluasi hasil belajar siswa.
c. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP). RPP akan datang
disederhanakan dengan memotong beberapa komponen. Di bidang politik baru,
guru mempunyai kebebasan untuk memilih, berkreasi, menggunakan dan
mengembangkan format rencana pembelajaran. Tiga bagian utama rencana
pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
penilaian. Naskah RPP sudah ditulis secara efektif sehingga guru mempunyai
waktu yang cukup belajar mempersiapkan dan mengevaluasi diri sendiri.
d. Sistem tersebut digunakan untuk penerimaan peserta didik baru (PPDB).
zonasi dan praktik yang lebih fleksibel ketimpangan akses dan kualitas di
berbagai daerah. Gabungan PPDB zonasi dapat menerima minimal 50%

7
siswa, minimal 15% jalur konfirmasi dan jalur pergerakan maksimum 5%.
Sedangkan jalur jangkauan atau sisa 0- Sisanya sebesar 30% akan disesuaikan
dengan kondisi daerah. Daerah yang diizinkan menentukan dimensi akhir dan
area zonasi.
Konsep umum kelas pendidikan jasmani adalah mendidik siswa mencapai
kesehatan dan kebugaran melalui bisnis sehingga tujuan dan keterampilan
pendidikan umum seperti: berpikir kritis, kreatif, inovasi, kolaborasi dan
kemampuan beradaptasi dengan teknologi tercapai (Mustafa dan Dwiyogo, 2020).
Inti pendidikan jasmani pada hakikatnya lebih bersifat jasmani dan gerak
berada pada posisi dominan dalam pembelajaran. Jadi pelajar sebenarnya tidak
mengkonsumsi saatnya mendengarkan penjelasan guru dalam bentuk teori,
meskipun mendalam Tren belajar mandiri dikenal dengan gerakan literasi. ada
banyak pengertian literasi dalam pendidikan jasmani adalah membaca dan menulis
Intinya pengetahuan lebih dominan. Meskipun literasi juga merupakan sebuah istilah
fisik yaitu motivasi dan rasa percaya diri, kemampuan fisik, pengetahuan dan
pemahaman tentang penilaian dan akuntabilitas untuk partisipasi seumur hidup
hidup bersama gerakan (IPLA Mustafa, 2021: 156).
Konsep pembelajaran mandiri sebenarnya kompatibel dengan literasi fisik
intrinsik pendidikan jasmani yaitu menyadarkan siswa akan kondisi jasmaninya
untuk menjaga kesehatan tubuhnya, yang dia lakukan aman sesuai dengan apa yang
dipelajari dalam pendidikan jasmani sekolah Oleh karena itu pendidikan jasmani
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga: Siswa secara otomatis termotivasi dan
senang untuk aktif suatu latihan dengan pemahaman teori yang benar (Mustafa,
2021: 156).
Berdasarkan penelitian teoritis di atas, Merdeka Belajar berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang mengekspresikan dirinya secara bebas, bebas
terhadap inovasi, bebas dari berbagai kendala terutama tekanan psikologis. di dalam
Dalam praktiknya, guru yang mempunyai kebebasan ini bisa lebih fokus
memaksimalkan pembelajaran untuk mencapai tujuan (goal) pendidikan nasional,

8
namun tetap dalam kaidah kurikulum. Siswa dapat mengekspresikan dirinya selama
proses pembelajaran di sekolah, namun tetap mengikuti peraturan sekolah. Siswa
dapat berbuat lebih banyak mandiri, dapat belajar lebih banyak untuk kecerdasan
dan hasil Pengetahuan siswa, pemahaman terhadap pembelajaran, sikap/karakter,
perilaku, keterampilan dan reaktivitas yang melaluinya sebagaimana ditentukan
dalam tujuan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, yaitu; untuk
untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
beriman dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulia, sehat, berilmu,
cakap, menjadi warga negara yang kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab tanggapannya (Sekretaris GTK, 2020).

1.1.2. Tujuan kurikulum


Kurikulum belajar mandiri mempunyai tujuan yang sangat positif semua
orang yang berpartisipasi dalam pembelajaran. Tentang tujuannya sebagai berikut:
(Ainia, 2020:43) 1. Setiap orang yang berpartisipasi di dalamnya mempunyai
kebebasan untuk berinovasi untuk mengembangkan mutu pendidikan 2. Guru harus
belajar secara kreatif untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa 3. Siswa diberi kesempatan belajar secara mandiri untuk
mencapai prestasi informasi yang berbeda untuk mendukung pembelajaran 4. Setiap
satuan pendidikan berhak menentukan masing-masing faktor yang akan dimasukkan
untuk menunjang pembelajaran di kelas 5. Keberagaman sistem pendidikan dihargai

1.1.3. Manfaat kurikulum belajar mandiri bagi guru dan siswa Keuntungan
belajar mandiri
Kurikulum belajar menawarkan kebebasan untuk seluruh bagian satuan
pendidikan sekolah, guru mahasiswa Kurikulum mandiri adalah kurikulum yang
mengalami perubahan konsep sistem pendidikan di indonesia. Program Studi
Mandiri Nadiem Makarim dapat mencapai kesuksesan dalam pendidikan Indonesia
memprioritaskan pembelajaran siswa. (Ainia, 2020:45) Kelebihan Kurikulum

9
Belajar Mandiri Guru adalah bisa menawarkan kurikulum belajar mandiri dengan
beban kerja yang dapat diterima pengurangan, penyederhanaan pelajaran dan
manfaat lainnya. Kurangnya beban kerja guruadalah guru bebas memenuhi
pembelajaran dan beban kerja tugas administrasi lebih mudah dibandingkan bekerja
sebagai guru terasa lebih nyaman.
Rencana pembelajaran dapat disederhanakan dengan kurikulum mandiri
menawarkan opsi ekstensif untuk menyederhanakan rencana aplikasi pembelajaran
sehingga proses penilaian mempunyai aturan-aturan yang memberikan kebebasan
guru untuk membuat, menggunakan dan mengembangkan rencana pembelajaran.
Menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan suasana pembelajaran
tidak membosankan baik bagi guru maupun siswa berpartisipasi dalam kegiatan
pendidikan untuk meningkatkan kualitas sedang belajar
Kebebasan berbicara dengan penerapan pembelajaran untuk menawarkan
kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas
mengutarakan pendapat, berdiskusi tanpa tekanan psikologis khususnya bagi pelajar.
Secara efektif meningkatkan keterampilan dan kemampuan guru adalah
mengembangkan keterampilan dan kualifikasi setiap orang masing-masing guru
sesuai dengan mata pelajaran yang dikuasainya. Kualitas pendidikan Akan lebih baik
pula jika tidak hanya sejalan dengan cita-cita pendidikan nasional melatih siswa
namun mampu memberikan manfaat bagi guru (Sekretariat GTK, 2020).

1.1.4. Pelaksanaan kurikulum merdeka belajar.


Dalam kurikulum mandiri ini, media pembelajaran mempunyai peranan,
seperti: Pembelajaran interaktif inilah yang sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa
mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan rencana belajar mandiri. Selain itu
Media pendidikan juga dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah.Adanya
kurikulum mandiri ini mengubah sistem proses pembelajaran yang sebelumnya
masih cenderung kognitif atau Rute dan minimal menyangkut aspek afektif dan
psikomotorik. Sekarang diganti pembelajaran melalui metode interaktif, mudah dan

10
belajar penting dan mendalam. Dengan cara ini siswa dapat dengan mudah
memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru sekolah. Implementasi
kurikulum Kemandirian ini lebih menitikberatkan pada materi dan pembangunan
yang esensial keterampilan siswa disesuaikan dengan tahapannya. Oleh karena itu
bersama-sama dengan kurikulum mandiri ini diharapkan pembelajarannya dikemas
lebih komprehensif, tidak terburu-buru, menyenangkan dan bermakna. Dalam
penerapan metode pembelajaran interaktif yang dimaksud adalah media
pembelajaran terapan bersifat timbal balik atau interaksi antara guru dan siswa. Agar
siswa memahami materi pelajaran secara sederhana.
Pembelajaran interaktif ini dapat dilakukan dengan perangkat menampilkan
teks, gambar, suara atau video, kemudian siswa memberikan kesempatan untuk
berkomentar atau mengungkapkan pendapat tentang topik ini informasi yang
terkandung dalam gambar atau video. Intinya menggunakan lingkungan belajar
interaktif Kurikulum belajar mandiri ini membantu siswa memahami dan
memahami memfasilitasi materi. Selain itu, pembelajaran interaktif dimungkinkan
mendorong siswa untuk berpikir lebih kritis sehingga dapat meningkatkan daya
tahannya imajinasi siswa, dapat meningkatkan keterampilannya dan berperilaku
lebih baik. Sehingga dapat meningkatkan tingkat kreativitas dan inovasi.Salah satu
contoh penerapan pembelajaran interaktif dalam kurikulum kemandirian yaitu
melalui kegiatan proyek dan studi kasus pada saat berjalan siswa ditawari peluang
yang lebih luas untuk proyek dan studi kasus ini berperan aktif dalam mencari tahu
semua hal nyata seperti lingkungan hidup, kesehatan dan lain-lain.
Pembelajaran interaktif juga lebih baik jika didukung dengan penyediaan alat
peraga seperti buku, modul pembelajaran dan alat pembelajaran tambahan lainnya.
Hal ini sangat penting untuk dilakukan refleksi pada akhir proses pembelajaran
setelah setiap pelajaran. Refleksi pembelajaran ini adalah satu hal penting dalam
kurikulum mandiri sebagai alat evaluasi guru dan siswa dapat meningkatkan diri
pada studi berikutnya. . Apa adanya Refleksi pembelajaran ini memungkinkan siswa
mengukur keterampilan yang telah diperolehnya setelah belajar. Dengan cara ini

11
siswa dapat mengetahui keterampilannya memahami material apa saja yang perlu
dilestarikan dan bagian mana dari material tersebut belum terkendali. Refleksi ini
dapat dijadikan sebagai bahan referensi pembelajaran Selain itu. Dengan demikian,
pembelajaran siswa selanjutnya mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

1.2. Implementasi Pembelajaran Merdeka Belajar


Dalam konteks kurikulum merdeka, keberadaan media pembelajaran,
khususnya pembelajaran interaktif, sangat penting bagi pendidik dan siswa guna
mencapai target pembelajaran yang sejalan dengan prinsip kurikulum merdeka. Tak
hanya itu, media pembelajaran juga dapat memberikan dukungan yang signifikan
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah. Dalam konteks
kurikulum merdeka, keberadaan media pembelajaran, khususnya pembelajaran
interaktif, sangat penting bagi pendidik dan siswa guna mencapai target pembelajaran
yang sejalan dengan prinsip kurikulum merdeka. Tak hanya itu, media pembelajaran
juga dapat memberikan dukungan yang signifikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di lingkungan sekolah.
Kehadiran kurikulum merdeka telah mengubah pola pembelajaran yang
sebelumnya cenderung bersifat kognitif, mengutamakan hafalan, dan kurang
memperhatikan aspek afektif serta psikomotorik. Transformasi ini mengarah pada
penerapan metode pembelajaran interaktif yang lebih sederhana, esensial, dan
mendalam. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih dapat dipahami oleh siswa
ketika disampaikan oleh guru di sekolah.
Pelaksanaan kurikulum merdeka lebih memfokuskan pada materi yang esensial
dan pengembangan kompetensi siswa yang disesuaikan dengan tahap
perkembangannya. Oleh karena itu, diharapkan bahwa proses pembelajaran dalam
kurikulum ini akan lebih terarah, tidak tergesa-gesa, menyenangkan, dan memiliki
makna yang lebih dalam. Dengan menerapkan metode pembelajaran interaktif, hal ini
menunjukkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dapat menciptakan timbal

12
balik atau interaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian, siswa dapat lebih
mudah menangkap materi pelajaran.
Pembelajaran interaktif dapat diimplementasikan melalui berbagai media,
seperti teks, gambar, audio, dan video. Siswa diberikan kesempatan untuk
memberikan komentar atau pendapat mengenai informasi yang terkandung dalam
gambar atau video tersebut, yang pada akhirnya meningkatkan pemahaman mereka
terhadap materi pelajaran.
Secara mendasar, pemanfaatan media pembelajaran interaktif dalam kurikulum
merdeka bertujuan membantu siswa dalam pemahaman materi dengan lebih efektif.
Pembelajaran interaktif juga memiliki potensi untuk mendorong siswa untuk berpikir
kritis, meningkatkan daya imajinasi, memperbaiki keterampilan, dan bersikap lebih
positif. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan tingkat kreativitas dan inovasi
siswa.
Contoh konkret penerapan pembelajaran interaktif dalam kurikulum merdeka
adalah melalui kegiatan proyek dan studi kasus. Dalam kegiatan ini, siswa diberikan
kesempatan lebih luas untuk aktif berpartisipasi dalam mengeksplorasi isu-isu aktual
seperti lingkungan dan kesehatan. Pembelajaran interaktif juga dapat ditingkatkan
melalui penyediaan berbagai alat bantu, seperti buku, modul pembelajaran, dan
sumber daya lainnya sebagai tambahan dalam proses pembelajaran.
Setelah tahapan pembelajaran selesai, penting untuk melakukan refleksi. Proses
refleksi pembelajaran merupakan elemen krusial dalam konteks kurikulum merdeka,
berfungsi sebagai alat evaluasi bagi guru dan siswa guna meningkatkan kualitas
pembelajaran di periode selanjutnya. Melalui refleksi ini, siswa memiliki kesempatan
untuk menilai kemampuan yang telah mereka capai setelah pembelajaran berakhir.
Dengan demikian, siswa dapat mengidentifikasi area pemahaman materi yang perlu
dipertahankan dan bagian mana yang masih perlu dikuasai. Hasil refleksi ini dapat
menjadi pedoman dalam perencanaan pembelajaran berikutnya, sehingga proses
pembelajaran selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih optimal dibandingkan
sebelumnya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Implementasi Merdeka Belajar memberikan dampak positif pada dunia pendidikan
dengan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan, guru, dan siswa. Konsep
ini mencakup kebebasan berinovasi, belajar mandiri, dan menciptakan lingkungan
pembelajaran kreatif. Tujuan Merdeka Belajar adalah menghasilkan peserta didik
beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh siswa, tetapi juga guru yang dapat
mengurangi beban kerja melalui kebebasan dalam penyusunan rencana
pembelajaran. Media pembelajaran, terutama pembelajaran interaktif, memainkan
peran kunci dalam menciptakan suasana belajar yang menarik dan efektif. Proyek
dan studi kasus menjadi sarana pembelajaran yang memperluas wawasan siswa.
Dengan refleksi pembelajaran, guru dan siswa dapat mengevaluasi proses
belajar-mengajar, membantu pemahaman keterampilan siswa, dan memperbaiki
hasil pembelajaran di masa depan. Secara keseluruhan, Merdeka Belajar bukan
hanya langkah menuju peningkatan kualitas pendidikan, tetapi juga menciptakan
suasana pembelajaran dinamis, interaktif, dan relevan dengan perkembangan zaman.
Harapannya, konsep ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif
bagi dunia pendidikan di Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ainia,D.K.2020. Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan


Relevansinya Bagi Pengembang Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia.

Alhamuddin. 2019. Politik Kebijakan Kurikulum di Indonesia Sejak Zaman Kemerdekaan


Hingga Reformasi (1947-2013). Jakarta Prenadamedia Grup.

Ali Sudin. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press.

Baro'ah.2020. Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan.


Jurnal Tawadhu. Cilacap: Institut Agama Islam Imam Ghozali

Mustafa dan Dwiyogo. 2020. Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan di
Indonesia Abad 21. JARTIKA: Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan

Mustafa. 2021. Merdeka Belajar dalam Rancangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Indonesia. JARTIKA: Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan

Sekretariat GTK. 2020. Merdeka Belajar https//gtk.kemendikbud.go.id/read-news/merdeka-


belajar

15

Anda mungkin juga menyukai