Oleh :
Nama NIM
Emilia Farahmada 2201411262
Dea Wulan Dari 2201411263
Deri Oktora 2201411264
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. atas Rahmat dan Hidayah- Nya
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tidak lupa, shalawat serta
salam kepada Nabi Muhammad SAW. beserta para sahabat yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang seperti sekarang.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas dari Perencanaan dan
Pembelajaran program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Muhammadiyah Bangka Belitung. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari program
guru penggerak merdeka belajar, bahkan sangat menentukan keberhasilan
omplementasi kebijakan tersebut secara keseluruhan. Kurikulum merdeka belajar
harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat, dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan,
termasuk terjadinya pergeseran fungsi sekolah sebagai suatu institusi Pendidikan.
C. Tujuan Penulisan
Bukan hanya itu saja, didalam pendidikan ini, kurikulum itu mencakupi
komponen yang sangat penting, karena didalamnya tidak hanya terdapat tujuan
dan arah pendidikan saja akan tetapi juga terdapat pengalaman belajar yang harus
di kuasai setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman yang mereka
tanam sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam sistem Pendidikan, kurikulum
ini memiliki 3 (tiga) peran, diantaranya:
Sesuai dengan peran yang harus “dimainkan” kurikulum berfungsi sebagai alat
dan pedoman Pendidikan, maka isi dari kurikulum itu harus sejalan dengan tujuan
Pendidikan itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut Mc Neil
(1990) isi kurikulum memiliki 4 (empat) fungsi, diantaranya:
3. Eksplorasi (Exploration)
Fungsi eksplorasi ini berarti kurikulum itu harus menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat setiap siswa. Melalui fungsi ini siswa
diharapkan untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat yang mereka
miliki, sehingga memungkinkan mereka belajae tanpa adanya paksaan.
Dibalik ini para pengembang kurikulum mesti dapat menggali rahasia
keberbakatan anak yang kadang-kadang tersembunyi.
4. Keahlian (Specialization)
Berfungsi mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya
yang berdasarkan minat dan bakat visual. Kurikulum harus memberikan
pilihan berbagai keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri atau
disiplin akademik. Bidang-bidang semacam itu yang diberikan sebagai
pilihan sehingga setiap peserta didik memiliki keterampilan yang sesuai
dengan bidang spesialisasinya.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum, Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990)
mengemukakan 6 (enam) fungsi kurikulum untuk siswa, diantaranya:
1. Fungsi penyesuaian (the adjustuve or adaptive function)
Berfungsi mengantar siswa supaya mampu menyesuaikan diri dalam
kehidupan sosial masyarakat. Oleh sebab itu siswa harus dapat beradaptasi
dalam kehidupan masyarakat yang cepat berubah.
b. Relevansi Eksternal
Berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan tuntutan masyarakat.
➢ Relevan dengan lingkungan hidup anak didik
➢ Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun yang
akan dating
➢ Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan
2. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel, artinya kurikulum itu harus
bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada, karena kurikulum yang
kaku atau tidak fleksibel sulit diterapkan. Terdapat dua sisi prinsip
fleksibilitas, diantaranya:
a. Fleksibel bagi guru
Artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk
mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Fleksibel bagi siswa
Artinya kurikulum harus menyediakan kemungkinan program pilihan
sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini perlu dijaga agar keterkaitan dan kesinambungan antara materi
pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program Pendidikan. Oleh karena
itu, prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi
pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program
pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi guna untuk keberhasilan
siswa dalam menguasai materi pelajaran di jenjang Pendidikan tertentu.
4. Efektifitas
Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat
dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat
dua sisi efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum, diantaranya:
a. Efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas
mengimplementasikan kurikulum didalam kelas.
b. Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
5. Efisiensi
Prinsip efisiensi berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara,
dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum memiliki
tingkat efisiensi yang lebih tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal
dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Dengan
demikian kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala
keterbatasan.
D. Peran Guru Penggerak dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar
Dalam hal ini, guru penggerak merdeka belajar harus menentukan secara
tepat jenis belajar manakah yang paling berperan dalam proses pembelajaran
tertentu, dalam kaitannya dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Kondisi
eksternal yang harus diciptakan oleh guru merujuk pada variasi dan tidak sama
antara jenis belajar yang satu dan yang lainnya, meskipun ada pula kondisi yang
saling dominan dalam segala jenis belajar. Pembelajaran MERDEKA yang
dimaksud dalam tulisan ini merupakan singkatan dari pembelajaran
Menyenangkan, Efektif, Rekreatif, Demokratis, Empatik, Kreatif, dan Aktif,
diantaranya:
3. Konsolidasi Pembelajaran
Kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi
dan karakter, serta mengkaitkannya dengan kehidupan peserta didik.
Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan dengan berbagai prosedur,
diantaranya:
a. Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami
materi dan kompetensi baru.
b. Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah
(problem solving), terutama dalam masalah-masalah aktual.
c. Letakkan penekanan pada kaitan structural, yaitu kaitan antara materi
standar dan kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan
kehidupan dalam lingkungan masyarakat.
d. Menggunakan metode yang tepat sehingga materi standar dapat diproses
menjadi kompetensi dan karakter peserta didik.
4. Pembentukan Sikap, Kompetensi, dan Karakter
Pembentukan ini, bisa dilakukan dengan beberapa prosedur, diantaranya:
a. Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi,
dan karakter yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
b. Praktikkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat
membangun sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan pengertian yang dipelajari.
c. Gunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap,
kompetensi, dan karakter peserta didik secara nyata.
5. Penilaian Formatif
Penilaian formatif perlu dilakukan untuk perbaikan, yang pelaksanaannya
dapat dilakukan dengan berbagai prosedur, diantaranya:
a. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik.
b. Gunakan hasil penilian tersebut untuk menganalisis kelemahan dan
kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam
membentuk karakter dan kompetensi peserta didik.
c. Pilih metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran merdeka setiap materi baru harus
dikaitkan dengan berbagai pengalaman sebelumnya. Materi pembelajaran baru
disesuaikan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada, sehingga
pembelajaran harus dimulai dengan hal yang sudah dikenal dan dipahami peserta
didik, kemudian guru menambahkan unsur-unsur pembelajaran dan kompetensi
baru yang disesuaikan dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki
peserta didik. Bukan hanya itu saja, Peserta didik perlu dilibatkan secara aktif,
karena mereka adalah pusat dari kegiatan pembelajaran serta pembentukan
kompetensi dan karakter.
B. Saran
Dalam mencapai proses pembelajaran di kurikulum merdeka belajar ini, perlu
adanya fasilitas yang memadai dari sekolah maupun guru pada peserta didik,
supaya pembelajaran berlangsung dengan kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Arviansyah, M. R., & Shagena, A. (2022). Efektivitas dan Peran Guru dalam
Kurikulum Merdeka Belajar. Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 17(1), 40-
50.
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini, P.
(2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak. Jurnal basicedu, 6(4), 6313-6319.