Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MERDEKA BELAJAR
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum (MKU)
Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu:
Rossi Galih Kesuma, S.Pd., M.Pd.
Laras Prasetyati, S.Pd., M.Pd.

Anggota Kelompok 2:
1. Muhammad Naufal Kurniawan (2201421074)
2. Muhammad Khayan (2201421137)
3. Elisabeth Rahayu Ningrum (2501421028)
4. Chandra Dewi Kusumaningtyas (2501421029)
5. Diah Ayu Lintang Kinasih (2501421064)
6. Mukhamad Yasin (2501421066)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena yang tidak
hentinya melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua makhluknya. Atas izin-Nya
pulalah kegiatan membuat makalah dengan judul “Merdeka Belajar” dapat diselesaikan
dengan baik.

Tujuan ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
Pengajar Mata Kuliah Umum (MKU) Pengantar Ilmu Pendidikan, makalah ini dibuat
berdasarkan informasi yang kami dapat dari berbagai sumber literatur buku dan internet.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami dengan ikhlas dan dengan hati lapang dada akan menerima saran maupun kritik demi
kesempurnaan makalah ini.

Kami mengharapkan semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Amin.

Septermber 2022

ii
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................1
1.4 Manfaat .....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian merdeka belajar.........................................................................2
2.2 Tujuan dari program merdeka belajar.........................................................3
2.3 Perbedaan kurikulum merdeka belajar dan kurikulum sebelumnya...........4
2.4 Konsep program merdeka belajar...............................................................4

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................6
3.2 Saran ...........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi
juga memungkinkan secara otodidak. Pendidikan sendiri memiliki tujuan utama untuk
menjadi media dalam melakukan pengembangan potensi dan mencerdaskan manusia agar
siap menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Pendidikan dalam sebuah negara
dapat dikatakan sebagai salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan
ditingkatkan.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya.Secara global tujuan dari belajar adalah terjadi
perubahan pada diri seseorang menjadi lebih baik.
Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.Merdeka
belajar mendukung banyak inovasi dalam dunia pendidikan, terutama kemajuan berbagai
lembaga pendidikan termasuk sekolah ataupun madrasah, dengan membentuk pula
kompetensi guru. Guru penggerak yang merdeka dalam mengajar tahu akan kebutuhan
murid-muridnya sesuai lingkungan dan budaya siswa tersebut.
1.2 Rumusan Masalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan merdeka belajar?
2. Apa saja tujuan dari program merdeka belajar?
3. Apa perbedaan antara kurikulum merdek (merdeka belajar) dengan kurikulum
sebelumnya?
4. Bagaimana konsep yang dibuat dalam program merdeka belajar?

1.3 Tujuan:
1. Untuk mendeskripsikan pengertian dari merdeka belajar.
2. Untuk menyebutkan apa saja tujuan dari program merdeka belajar.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara kurikulum merdeka (merdeka belajar) dengan
kurikulum sebelumnya.
4. Untuk mengetahui konsep yang dibuat dalam program merdeka belajar.

1.4 Manfaat:
Makalah kelompok ini kami buat guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis dan pembacanya mengenai pengertian merdeka belajar beserta hal-hal lainnya
yang mencakup isi daripada materi tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MERDEKA BELAJAR


Kurikulum Merdeka Belajar adalah kebijakan pengembangan yang dikeluarkan
Kemdikbudristekdikti untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kebijakan merdeka
belajar menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya
Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum ini juga dikenal dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana
konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi. Dalam kurikulum merdeka belajar, guru memiliki keleluasaan
untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Guru juga bisa membuat projek untuk menguatkan
pencapaian profil pelajar Pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian
pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran. Terkait dengan
kurikulum ini, sekolah atau lembaga pelaksana memiliki peranan untuk membuat sebuah
rencana baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, sekolah dituntut
untuk membantu sumber daya yang dimilikinya. Salah satunya dengan memberikan berbagai
pelatihan bagi para guru. Pelatihan tersebut mulai dari tingkat pemahaman terhadap
kurikulum, konsep dan juga tahap implementasinya. Termasuk adanya sebuah praktik nyata
yang dilaksanakan oleh guru. Sehingga bukan hanya pengetahuan saja yang menjadi output,
namun juga pemahaman aplikatif.
Kebijakan Merdeka Belajar merupakan langkah awal dalam rangka menyiapkan pelajar
serta mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi
yang pesat, kompetensi pelajar dan mahasiswa harus disiapkan lebih gayut dengan kebutuhan
zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan
masa depan yang berubah dengan cepat. Sekolah dan Perguruan tinggi dituntut untuk dapat
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar pelajar maupun
mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran di sekolah yang otonom dan fleksibel
sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tida mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan
pelajar.
Merdeka Belajar adalah program kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.[1] Esensi
kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka
mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa
pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka
tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. Pada tahun mendatang, sistem pengajaran
juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa
pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar
dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih

2
membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab,
sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem peringkat yang menurut
beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak
memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk
para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.
Merdeka belajar mendukung banyak inovasi dalam dunia pendidikan, terutama kemajuan
berbagai lembaga pendidikan termasuk sekolah ataupun madrasah, dengan membentuk pula
kompetensi guru. Guru penggerak yang merdeka dalam mengajar tahu akan kebutuhan
murid-muridnya sesuai lingkungan dan budaya siswa tersebut. Mengingat Indonesia
memiliki banyak suku, adat istiadat dan budaya, tata Krama dan etika pada suatu daerah
tentunya berbeda. Justru perbedaan yang ada membuat kita saling kenal mengenal, dan
menjadi bangsa makmur dengan menghargai perbedaan yang ada, gotong royong yang sudah
menjadi warisan terpuji leluhur secara turun-temurun. Nilai pancasila dan yang tertuang
dalam Bhinneka Tunggal Ika dari kitab kakawin Sutasoma wajib menjadi nilai yang dipegang
bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk para pelajar. Peran guru sebagai
seorang pendidik yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik, oleh karena itu guru harus mampu mengidentifikasi bakat
setiap siswanya supaya dapat memberikan pengarahan dan mengembangkannya sesuai
dengan bakat dan minat yang dimiliki. Setiap anak memiliki bakat dan kepribadian yang
berbeda, sehingga mendidik anak merupakan hal yang menarik dan unik. Sesuai dengan
arahan Presiden RI Joko Widodo untuk membentuk sumber daya manusia yang maju dalam
rangka Indonesia emas 2024, maka diperlukan SDM yang mumpuni dalam bidang
pendidikan. SDA Manusia unggul, beretika, bermoral, menguasai bidang keilmuan. Sesuai
dengan bakat dan minat yang ada pada pribadi masing-masing manusia Indonesia yang
beragam, terutama pada berbagai disiplin ilmu termasuk sains, teknologi, seni dan bahasa.
Maka dalam mendukung hal tersebut penguasaan keterampilan juga diperlukan, terutama
generasi muda Indonesia untuk memakmurkan kebutuhan rakyat dari suatu bangsa, bukan
hanya dari segi materiil, namun lebih memaknai akan pentingnya ilmu dan pengalaman
hidup. Berbagai pengalaman hidup tersebut serta mempunyai banyak keterampilan atau
multitalenta yang dianjurkan dipelajari oleh muda-mudi Indonesia agar dapat mencapai
pribadi yang tidak hanya berilmu namun mengerti, terampil, menghargai perbedaan, kritis,
dan mudah menyelesaikan masalah terutama dalam dunia kerja, bermasyarakat, dan
bernegara.

2.2 TUJUAN DARI PROGRAM MERDEKA BELAJAR


Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nadiem Makarim melucnurkan kurikulum Merdeka Belajar, sebagai tindak lanjut
untuk perbaikan Kurikulum 2013. Kurikulum ini menjadi bagian dalam program Merdeka
Belajar episode 15. Nadiem Makarim menyatakan bahwa kurikulum Merdeka Belajar adalah
sebuah pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang diluncurkan dalam
merespons pandemi Covid-19. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Merdeka
Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih
pelajaran yang diminati. Hal ini dialkukan supaya para siswa dan mahasiswa bisa
mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya
bagi bangsa. Nadiem Makarim pada 2019 menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus

3
diperhatikan dalam Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir. Kemerdekaan berpikir
menjadi salah satu fondasi dasar dari program Merdeka Belajar. Nadiem juga menyebutkan
bahwa kemerdekaan berpikir harus dipraktikkan oleh para guru terlebih dahulu sebelum
diajarkan kepada para siswa. Di samping itu, program Merdeka Belajar juga akan membawa
perubahan pada sistem pengajaran yang semula bernuanasa di dalam kelas menjadi di luar
kelas. Nuanasa pembelajaran di luar kelas ini diharapkan akan membuat setiap siswa menjadi
lebih nyaman karena bisa lebih banyak berdiskusi dan akan membentuk karakter dari para
siswa.
Pada Kurikulum Merdeka, siswa benar-benar diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan literasi digital serta numerik yang mereka miliki. Peluncuran Kurikulum
Merdeka juga dibarengi dengan peluncuran platform Merdeka Mengajar sebagai medianya.
Platform Merdeka Mengajar sendiri adalah cara mengajar era baru yang dapat menjadi teman
penggerak untuk para guru dan kepala sekolah yang dapat diunduh terlebih dahulu melalui
smartphone. Mengutip dari laman resmi Kemendikbud, kurikulum Merdeka merupakan
kurikulum dengan pembelajaran terstruktur yang variatif dimana konten yang dihasilkan akan
lebih optimal supaya peserta didik mempunyai cukup waktu dalam memahami konsep dan
menguatkan kompetensi. Dari sisi pengajar juga mempunyai keleluasaan dalam memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar
dan minat peserta didik. Kurikulum baru ini memiliki tujuan untuk mengejar ketertinggalan
pembelajaran yang disebabkan oleh dampak pandemi korona. Kurikulum Merdeka
merupakan jawaban dari segala permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia. Kurikulum
ini bertujuan agar pendidikan di Indonesia bisa seperti pendidikan di Negara maju lainnya
dimana siswa diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran.
Di samping itu, kurikulum 2022 ini akan memudahkan guru dalam mendampingi peserta
didiknya untuk menuju tujuan pendidikan yang diharapkan.
2.3 PERBEDAAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DAN KURIKULUM
SEBELUMNYA
Terdapat beberapa perbedaan antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 13 pada jenjang
SD, SMP dan SMA diantaranya: a. Pada kerangka dasar, Kurikulum Merdeka menambahkan
pengembangan profil pelajar Pancasila pada peserta didik, pada Kurikulum 13 rancangan
landasan utamanya yakni tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional
Pendidikan saja. b. Kurikulum 13 menerapkan Jam Pelajaran (JP) yang diatur perminggu,
sedangkan kurikulum Merdeka menerapkan Jam Pelajaran (JP) diatur pertahun. c. Kurikulum
13 menerapkan alokasi waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam setiap semester,
sedangkan di kurikulum Merdeka dapat mengatur alokasi waktu pembelajaran secara
fleksibel untuk mencapai jam pelajaran (JP) yang telah ditetapkan. d. Pada Kurikulum 13
lebih menerapkan pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata pelajaran, sementara pada
kurikulum Merdeka yakni menguatkan pelaksanaan penilaian autentik terutama dalam projek
penguatan profil pelajar Pancasila. e. Kurikulum 13 menerapkan sistem penilaian dibagi
menjadi 3, yakni penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada kurikulum Merdeka
tidak ada pemisahan diantara 3 ranah penilaian tersebut. f. Pada kurikulum Merdeka ini
pemerintah menyediakan perangkat ajar tambahan berupa contoh-contoh modul ajar, alur
tujuan pembelajaran, contoh projek penguatan profil pelajar Pancasila dan contoh kurikulum
operasional satuan pendidikan.

4
2.4 KONSEP PROGRAM MERDEKA BELAJAR
Ki Hajar Dewantara memang tersohor sebagai pahlawan pendidikan Indonesia, bahkan ia
mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan. Melalui buah pemikirannya, Ki Hajar
Dewantara berpendapat jika pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan
manusia.  Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas
kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa
untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat.
Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam
artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya.  Jiwa yang merdeka sangat diperlukan
sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara
memiliki istilah sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak
didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya. Melihat berbagai
hal tersebut tentunya sesuai dengan program pendidikan yang diusung Indonesia saat ini,
yakni sebuah program kebijakan Merdeka Belajar. Merdeka Belajar adalah program
kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud
RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim. 
Esensi kemerdekaan berpikir harus didahului oleh para guru sebelum mereka
mengajarkannya pada siswa-siswi. Merdeka Belajar diharapkan dapat memperbaiki proses
belajar mengajar agar dapat berdampak baik dalam aspek kehidupan. Mulai dari aspek fisik,
mental, jasmani dan rohani dalam dunia pendidikan. Pemikiran Ki Hajar Dewantara perihal
merdeka belajar selaras pula dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terkait
mencerdaskan bangsa. Mencerdaskan bangsa bukan berarti mencerdaskan individu, namun
menyesuaikan sistem pendidikan dengan kebutuhan hidup dan penghidupan rakyat
Indonesia.  Kemerdekaan merupakan salah satu yang bisa menggambarkan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara. Terdapat satu hal dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara yang harus digaris
bawahi, yaitu tentang trisentris pendidikan. Trikonsentris pendidikan, yakni keluarga,
perguruan, dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam pendidikan.
Berdasarkan buah pemikirannya, Ki Hajar Dewantara sangat berjasa dalam kemajuan
pendidikan dan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus
bisa menghormati dan menghargai jasa dari perjuangan beliau. Lebih penting lagi, bisa
meneladani, mempunyai cita-cita, dan semangat untuk belajar dalam membawa Indonesia
lebih baik. Mengingat momentum Hari Pendidikan Nasional, diharapkan semua pihak dalam
institusi pendidikan dapat bersinergi dalam memberikan lingkungan yang sehat dan merdeka
terkait proses belajar mengajar di Indonesia. “Maksud pengajaran dan pendidikan yang
berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota
persatuan (rakyat)” – Ki Hajar Dewantara.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kurikurum baru yaitu
kurikulum merdeka menggantikan kurikulum 13. Kurikulum ini lebih memberatkan
kebebasan dan fleksiblitas dalam aktivitas belajar dan mengajar, Sekolah dan Perguruan
tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif
agar pelajar maupun mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran di sekolah yang otonom
dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai
dengan kebutuhan pelajar. Sebelum mengajarkan kepada murid-murid esensi kemerdekaan
berpikir harus didahului oleh para guru. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level
apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada,
maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi. Pada tahun mendatang, sistem
pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar
kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih menyenangkan dan nyaman karena para murid lebih
bebas atau lebih leluasa mengekspresikan keunggulan atau bakat mereka. Dan semoga
kurikulum merdeka ini menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan demi
terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar
Pancasila.
3.2 Saran
Kurikulum merdeka ini sangat bagus dan baik karna pertamakali di tetapkan saat situasi
pandemi sebagai pengganti kurikulum 2013 sehingga para murid maupun guru bisa belajar
dari rumah atau dengan fleksibel dapat menyesuakan keadaan, kurikulum ini juga
membebaskan para murid bebas berkarya atau melakukan hal yang mereka minati. Walaupun
kurikulum ini sangat inovatif dan baru perlu juga penelitian ilmiah mengenai keefektivitas
kurikulum ini.

6
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. kemdikbud.go.id. Merdeka Belajar. Diakses pada 8 September 2022, dari
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/merdeka-belajar

2. wikipedia.org. Merdeka belajar. Diakses pada 8 September 2022, dari


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Merdeka_Belajar

3. tempo.co. Apa Itu Merdeka Belajar: Tersebab Survei Jebloknya Matematika dan
Literasi Siswa. (2022, 13 Februari). Diakses pada 8 September 2022, dari
https://penerbitdeepublish.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-website/

4. kompas.com. Konsep Merdeka Belajar Diambil dari Pemikiran Ki Hajar Dewantara.


(2022, 12 Mei). Diakses pada 8 September 2022 , dari
https://www.kompas.com/edu/read/2022/05/12/164457071/konsep-merdeka-belajar-
diambil-dari-pemikiran-ki-hajar-dewantara

Anda mungkin juga menyukai