Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah dan Pengembangan
Kurikulum SD
Dosen Pengampu : Vivi Rulviana, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Tryfosa Pascha Agellia (2202101064)
2. Alfiannisa Ayunda Lestari (2202101088)
3. Giris Ayu Trisendi (2202101090)
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kurikulum
Merdeka” tepat waktu.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari Kurikulum Merdeka
Sehingga kami dan pembaca mengetahui Kurikulum Merdeka yang benar dan tepat.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih kepada Vivi Rulviana, S.Pd,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum SD yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan
arahan dan pemahaman yang telah diberikan. Meskipun kami telah menyelesaikan makalah
ini sebaik mungkin, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH..................................................................................2
BAB II : ISI.............................................................................................................3
A. KESIMPULAN.............................................................................................16
B. SARAN..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................17
LAMPIRAN............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum alternatif mengatasi kemunduran
belajar selama masa pandemi yang memberikan kebebasan “Merdeka Belajar” pada
pelaksana pembelajaran yaitu guru dan kepala sekolah dalam menyusun,
melaksanakan proses pembelajaran dan mengembangkan kurikulum di sekolah
memperhatikan pada kebutuhan dan potensi siswa. Penelitian ini dilakukan untuk
memberi gambaran Kurikulum Merdeka sebagai wujud merdeka belajar di sekolah
dasar mengenai profil pelajar Pancasila, struktur Kurikulum Merdeka di sekolah
dasar, dan perangkat ajar yang digunakan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode Library Research (studi kepustakaan) dan mengunjungi website yang
menyajikan informasi berkaitan dengan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah dasar.
Dalam persiapan implementasi Kurikulum Merdeka, guru perlu mempelajari lebih
jauh mengenai Kurikulum Merdeka, mempertimbangkan projek sesuai fase siswa agar
tercapai capaian pembelajaran yang bermakna, mendalam, dan menyenangkan serta
pelajar Pancasila yang berkompeten.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang diimpikan untuk diterapkan
setelah pandemi. Kurikulum ini memiliki beberapa prinsip, salah satunya adalah
fleksibilitas. Artinya, sekolah dapat menerapkan kurikulum ini sesuai dengan kondisi
lingkungan. Namun, kurikulum ini masih sangat baru untuk diimplementasikan oleh
guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kurikulum merdeka
secara konseptual yang akan diimplementasikan pada tahun 2025 nanti. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
menggunakan wawancara mendalam dan studi literatur dari jurnal tentang Kurikulum
Merdeka. Analisis data menggunakan model Miles, dengan tiga langkah, yaitu
1)pengumpulan data, 2) verifikasi, dan 3) kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian,
kurikulum ini dapat diimplementasikan di berbagai daerah. Persiapan guru dalam
menghadapi kurikulum mandiri ini mengikuti lokakarya tentang kurikulum ini yang
diadakan oleh lembaga pendidikan dan swasta. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru-guru sekolah dasar lainnya, mereka memberikan respon yang antusias terhadap
1
kurikulum ini. Mereka berharap kurikulum yang akan diterapkan ini dapat mencapai
tujuan pendidikan Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?
2. Apa saja ciri-ciri Kurikulum Merdeka?
3. Apa saja komponen yang ada pada Kurikulum Merdeka?
4. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka pada Sekolah Dasar?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui dan mempelajari definisi Kurikulum Merdeka.
2. Untuk mengetahui dan mempelajari ciri-ciri Kurikulum Merdeka.
3. Untuk mengetahui dan mempelajari komponen Kurikulum Merdeka.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari implementasi Kurikulum Merdeka di SD.
2
BAB II
ISI
A. Definisi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki
keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak
diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada
pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan
dan lingkungan belajar peserta didik.
Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep kurikulum yang diperkenalkan
oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2021. Konsep ini bertujuan untuk memperkuat
pendidikan karakter yang mengedepankan kemandirian, kreativitas, dan inovasi pada
siswa.
Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan kompetensi inti dan
keterampilan generik, serta memperkuat pendidikan karakter melalui pembelajaran
aktif dan kolaboratif. Konsep kurikulum ini juga memperhatikan penerapan teknologi
informasi dalam pembelajaran dan pendekatan pembelajaran berbasis masalah.
Kurikulum Merdeka juga memberikan kebebasan kepada sekolah untuk
menentukan fokus dan pilihan mata pelajaran sesuai dengan kondisi lokal, potensi
siswa, dan kebutuhan industri. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka diharapkan
dapat menghasilkan lulusan yang mandiri, kreatif, dan inovatif, serta siap menghadapi
tantangan global di masa depan.
Pengertian Kurikulum Merdeka Menurut Para Ahli. Kurikulum Merdeka
adalah konsep kurikulum yang diusung oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya
memperkuat pendidikan karakter yang mengedepankan kemandirian dan kreativitas
siswa.
Berikut adalah beberapa definisi Kurikulum Merdeka menurut para ahli:
3
Drs. H. M. Arief Rahman, M.Pd: Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang
memperhatikan pembentukan karakter bangsa dan mengedepankan pendekatan
pembelajaran berbasis masalah dan penerapan teknologi informasi.
Prof. Dr. H. Mohammad Nuh, MA: Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang
mengutamakan pengembangan karakter bangsa dengan mengajarkan kemandirian,
kejujuran, kepemimpinan, toleransi, dan kreativitas.
Prof. Dr. Iwan Syahril, M.Pd: Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang
menitikberatkan pada pengembangan karakter bangsa dan kemandirian siswa melalui
pendekatan pembelajaran yang inovatif dan adaptif.
Prof. Dr. M. Nasir, MA: Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang mengacu pada
pengembangan kompetensi inti dan keterampilan generik serta memperkuat
pendidikan karakter melalui pembelajaran aktif dan kolaboratif.
4
Inquary
Problem Based Learning (PBL)
Project Based Learning (PjBL)
Discovery Learning (DL)
5
Siswa akan memilki waktu yang cukup untuk mendalami kompetensi
dasar seperti literasi dan numerasi.
6
citanya. Misalnya saja ada siswa yang ingin menjadi Teknik Sipil maka dia
akan memilih mata pelajaran Fisika dan Matematika.
1. komponen-komponen kurikulum
a) Tujuan
Tujuan terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus,tujuan kurikulum
dapat dibagi menjadi 3 ranah yaitu sikap (attitude),pengetahuan (knowledge),dan
keterampilan (psikomotoric),tujuan memiliki istilah lain yaitu standar kompeten
lulusan(SKL),kompeten inti (KI),Kompetensi dasar (KD),Indikaor pencapaian
kompetensi(IPK),dan tujuan pembelajaran.
7
Proses atau pengalaman memunculkan 2 konsep terkait software dan hardware.
Media Pembelajaran
Modul Pembelajaran
Pada Standar Nasional Pendidikan, proses atau pengalaman diatur dengan standar proses
d) Evaluasi
Sederhananya, Fungsi Penilaian adalah untuk mengukur dua hal, yaitu:
• ketercapaian tujuan
• efektivitas proses pendidikan.
Komponen penilaian pada kurikulum terbagi menjadi 3 penilaian yaitu:
• Penilaian Sikap
• Penilaian Pengetahuan
• dan Penilaian Keterampilan
8
Kata mekanisme mengandung arti, bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguhsungguh
berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya yang
dalam hal ini adalah kurikulum.
Kurikulum ialah seperangkat interaksi bertujuan yang secara langsung
maupun tidak langsung dirancang untuk memfasilitasi belajar agar lebih
bermakna (Miller dan Seller, 1985). Kurikulum juga dapat diumpamakan
sebagai organisme yang mempunyai bagian-bagian tertentu. Bagian tersebut
dinamakan komponen-komponen kurikulum yang terdiri dari empat
komponen yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau penyampaian, media atau
penilaian (Sukmadinata, 2002). Implementasi kurikulum adalah pelaksanaan
kurikulum yang mencakup tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Implementasi kurikulum merupakan terjemahan kurikulum dokumen
menjadi kurikulum sebagai aktivitas atau kenyataan. Implementasi kurikulum
diwujudkan dalam bentuk pengalaman belajar dengan prinsip-prinsip yang
menjadikannya lebih mudah dan lebih efektif untuk dikomunikasikan ke
berbagai pihak seperti pimpinan sekolah, pendidik, pengawas sekolah, dan staf
pendukung lainnya.
Pembelajaran akan efektif jika proses untuk mencapai tujuan pembelajaran
dapat dicapai dalam waktu tepat. Tidak hanya bagi siswa, proses belajar efektif juga
perlu diketahui oleh guru. Pembelajaran yang efektif bisa jadi salah satu faktor yang
menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Karena itu, guru harus
dapat merancang sebuah proses pembelajaran yang efektif dalam rangka
meningkatkan mutu pembelajaran.
9
Implementasi Kurikulum Merdeka, pada proses pembelajarannya lebih
menggunakan pendekatan diferensiasi. Sementara itu ciri khusus pada kurikulum ini
untuk menunjukkan secara tegas posisi kediferensian adalah mengkelompokkan
capaian pembelajaran siswa berdasarkan fase pertumbuhan anak. Fase yang
diakomodir pada kurikulum terdapat 6 fase, yaitu fase A, B, C, D, E dan F. kemudian
ditambah fase pondasi untuk anak usia dini. Pembagian fase ini, menurut pendapat
pengembang sangat monumental perubahannya.
Karena capaian pembelajaran dengan menyesuaikan fase pertumbuhan baru
kali ini diluncurkan oleh kementrian secara tegas. Pembagian capaian belajar berbasis
fase, sebenarnya akan lebih membantu guru supaya pembelajaran di kelas semakin
efektif.
Prinsip pembelajaran yang efektif memiliki 2 komponen :
1. Waktu belajar aktif
Belajar dapat menimbulkan kejenuhan, apabila pengaturan waktunya tidak
sesuai. Waktu belajar siswa yang efektif penting untuk diketahui oleh guru.
Fungsinya tentu saja supaya guru dapat merancang strategi belajar yang sesuai
dengan karakter siswa. Setiap siswa, sebenarnya sudah memiliki waktu belajarnya
masing-masing. Selain itu, siswa memiliki ketahanan belajar dan kapasitas
menampung informasi yang berbeda beda.
Salah satu kunci untuk dapat menghasilkan suatu proses pembelajaran yang
efektif adalah keterampilan guru dalam membuat jadwal Pelajaran dan
menyinkronkannya dengan waktu belajar siswa. Mengatur jadwal belajar bagi
siswa mungkin terlihat mudah dan sederhana. Namun dalam prakteknya, guru
akan menghadapi beberapa tantangan. Guru seringnya sulit dalam untuk melatih
siswa supaya mampu membagi antara waktu belajar dengan waktu bermain bagi
siswa. Salah satu strategi yang harus dikerjakan oleh guru adalah
a) meminta anak membuat buku harian,
b) menyusun target belajar,
c) menentukan strategi belajar yang tepat.
2. Pembelajaran berkualitas
Pembelajaran yang berkualitas adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang dengan baik dan efektif untuk mencapai tujuan. Pembelajaran
10
berkualitas dapat dihasilkan karena terdapat kombinasi komponen komponen
penunjang dalam sebuah proses pembelajaran.
Komponen utama supaya pembelajaran berkualitas yaitu :
a. Kurikulum Terstruktur
Saat ini, kurikulum Merdeka sudah meluncurkan struktur materi berbasis fase
pertumbuhan siswa. Materi dibangun berdasarkan pertumbuhan kognitif,
psikomotor maupun afektif peserta didik. Diharapkan dengan struktur kurikulum
ini, materi dapat diserap dengan mudah oleh siswa seluruh jenjang.
b. Tujuan Pembelajaran yang Jelas
Pembelajaran berkualitas harus memiliki tujuan yang spesifik, terukur, dapat
dicapai, relevan, dan waktu-tertentu. Kurikulum Merdeka, sudah mengarahkan
guru untuk secara rinci membuat tujuan pembelajaran mulai dari capaian
pembelajaran sampai dengan alur tujuan pembelajaran.
c. Strategi Pembelajaran Bervariatif
Strategi pembelajaran digunakan dengan memanfaatkan metode seperti
ceramah, diskusi kelompok, proyek, simulasi, studi kasus, dan pengalaman praktis
untuk membantu siswa belajar dengan gaya belajar yang berbeda supaya dapat
lebih memahami dan menerapkan informasi dengan lebih baik. Karena
mempelajari konsep akademis itu merupakan proses lama dan membosankan.
Supaya menjadi menarik, maka konsep akademik dihidupkan dengan memberikan
pengalaman belajar visual dan praktis sehingga dapat membantu siswa dalam
memahami bagaimana penerapan materi yang dipelajari dalam kelas dalam
kehidupan sehari-hari. Dan tentu saja semakin siswa terlibat dalam proses
pembelajaran akan memberikan makna yang lebih mendalam bagi mereka.
d. Diversifikasi Sumber Belajar
Pemanfaatan ragam sumber belajar seperti buku teks, video, infografis,
sumber daring, dan materi audiovisual lainnya perlu dimaksimalkan dalam
pembelajaran. Pemanfaatan ragam sumber belajar dapat membantu siswa dalam
memaksimalkan kompetensinya. Ragam gaya belajar diharapkan juga dapat
terakomodir dengan pemanfaatan sumber belajar beragam tersebut. Diharapkan
tentu saja supaya mereka dapat meraih pemahaman yang lebih baik.
e. Interaksi dan Kolaborasi
11
Interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan pengajar perlu
ditumbuhkan. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang dinamis.
Kolaborasi mewujudkan siswa untuk dapat saling belajar dan berkembang dalam
rangka membangun keterampilan social. Keterampilan social merupakan
komponen utama dalam berinteraksi dengan Masyarakat tempat siswa hidup.
f. Penggunaan Teknologi
Pengintegrasian teknologi yang relevan dalam pembelajaran dapat
meningkatkan keterlibatan dan memberikan siswa akses ke sumber daya yang
lebih luas. Bentuk-bentuk teknologi yang dilibatkan pada keadaan kekinian
mencakup platform pembelajaran online, simulasi, video pembelajaran, dan alat-
alat interaktif lainnya.
g. Umpan Balik Konstruktif
Memberikan umpan balik perlu diberikan kepada siswa. Tujuannya supaya
siswa dapat membangun diri, memptivsi diri maupun memahami bagian mana
yang harus diperbeiki. Proses perbaikan dapat dilakukan baik melalui proses
reflektif kemudian membangun konsep baru ataupun dengan cara yang lain.
Supaya umpan balik memberi manfaat maksimal, maka harus disampaikan secara
jelas dan konstruktif.
h. Penilaian Autentik
Penilaian seharusnya mencerminkan keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai dengan konteks dunia nyata. Penggunaan aneka ragam bentuk penilaian
sebaiknya segera dilaksanakan. Kurikulum Merdeka sangat memberi ruang bagi
guru untuk memberikan penilaian kepada siswa secara autentik. Penilaian dalam
bentuk proyek, presentasi, tugas praktis, dan ujian akan memberikan gambaran
yang lebih akurat tentang keterampilan dan pemahaman siswa.
i. Diferensiasi
Siswa memiliki keragaman budaya dan gaya. Termasuk diantaranya adalah
gaya belajar dan kecepatan belajar. Pengakuan guru terhadap keberagaman ini
tentunya sangat diperlu ditunjukkan kepada siswa. Karena pengakuan
keberagaman, merupakan bentuk penhargaan guru kepada siswa secara personal.
Akibatnya adalah meningkatnya rasa percaya diri siswa dan memberi kesempatan
bagi siswa untuk berkembang secara maksimal di sekolah. Pengembangan
pembelajaran yang berkualitas pada masa kurikulum Merdeka sebaiknya sudah
mengakomodir pendekatan diferensiasi.
12
j. Pengembangan Keterampilan Abad 21
Selain pengetahuan akademis, siswa juga perlu mengembangkan regam
keterampilan. Keterampilan tersebut meliputi pemecahan masalah, kreativitas,
komunikasi, kerja tim, dan keterampilan menggunakan teknologi informasi.
13
Adapun beberapa strategi implementasi kurikulum merdeka yaitu :
1. Pelaksanaan kurikulum merdeka secara bertaham
Dalam hal ini, pemerintah melakukan strategi pendekatan Kurikulum Merdeka
secara bertahap. Tujuannya adalah untuk mengenal kesiapan berbagai dasar penentuan
implementasi Kurikulum Merdeka dan memberi umpan balik secara berkala sekitar 3
bulan. Hasilnya akan dijadikan bahan untuk memetakan kebutuhan penyesuaian
dukungan implementasi Kurikulum Merdeka dari pemerintah pusat atau pemerintah
daerah.
2. Menyediakan Asesmen serta Perangkat Ajar
Agar sekolah bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan optimal,
pemerintah melalui Kemdikbudristek menyediakan perangkat, platform, atau
teknologi informasi dan komunikasi yang menyediakan beragam asessmen serta
perangkat ajar seperti modul ajar, buku teks, contoh project, dan contoh kurikulum
berbentuk digital yang bisa diakses oleh semua satuan pendidikan.
3. Pelatihan Mandiri serta Sumber Belajar Guru
Kapan belajar bukan hanya digunakan untuk menyediakan bahan asesmen
maupun karakter, tetapi juga memberikan pelatihan mandiri serta sumber belajar guru.
Beberapa contohnya adalah video, podcast, ebook, audiobook, atau perangkat digital
lainnya yang bisa diakses secara daring dan bisa didistribusikan melalui media
penyimpanan atau flash disk. Sekolah atau guru juga bisa mengikuti pelatihan mandiri
melalui lembaga pendidikan yang menyediakan layanan pelatihan dan pendampingan
sekolah seperti kejarcita.id. Kejarcita.id merupakan lembaga atau perusahaan yang
bergerak di bidang pendidikan yang memberikan jasa dan layanan berupa support
system dan pelatihan yang didesain sesuai kebutuhan kerja guru. Semua layanan dari
kejarcita.id ini bertujuan untuk membantu guru dalam hal merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran di kelas. Melalui pelatihan mandiri,
guru bisa memiliki kompetensi mengajar yang lebih baik dan optimal, serta lebih siap
dalam menjalani Kurikulum Merdeka.
4. Menyediakan Narasumber Kurikulum Merdeka
Untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebaiknya terdapat pengawas atau
narasumber yang membimbing satuan pendidikan dalam IKM. Dalam hal ini,
pemerintah membuat program sekolah penggerak, guru penggerak, serta SMK PK
yang nantinya menjadi narasumber kurikulum merdeka. Pelaksanaan ini nanti bisa
14
dilakukan secara daring melalui webinar atau pertemuan luring yang diadakan di
satuan pendidikan atau pemerintah daerah. Pertemuan luring atau tatap muka dapat
dilakukan melalui seminar atau pertemuan lainnya (misalnya workshop) di daerah
atau satuan pendidikan.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek)
Nadiem Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka dan telah digunakan
oleh banyak sekolah di Indonesia. Sebelumnya, Kurikulum Merdeka dikenal
sebagai Kurikulum Prototipe.
Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum alternatif mengatasi kemunduran
belajar selama masa pandemi yang memberikan kebebasan “Merdeka Belajar”
pada pelaksana pembelajaran yaitu guru dan kepala sekolah dalam menyusun,
melaksanakan proses pembelajaran dan mengembangkan kurikulum di sekolah
memperhatikan pada kebutuhan dan potensi siswa.
Ciri-ciri Kurikulum Merdeka ada 3, yaitu : 1. Berbasis Proyek dan Karakter
(Pembelajaran lebih berfokus pada pemerolehan pengetahuan melalui pratikum
atau percobaan. Istilahnya "learn by doing".) 2. Fokus pada Materi Esensial
(Semua materi pelajaran memang penting untuk dipelajari.) 3. Pembelajaran
Fleksibilitas bagi Guru dan Peserta Didik (Guru dapat melakukan pembelajaran
yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didiknya masing-masing.)
Komponen Kurikulum ada Tujuan, Isi atau Materi, Proses atau Pengalaman,
Evaluasi. Sementara, implementasinya ada 3, yaitu : Mandiri Belajar, Mandiri
Berubah, Mandiri Berbagi.
B. SARAN
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Kurikulum Merdeka. Dengan uraian yang telah
kami kemukakan semoga dapat membuka wawasan bagi kita semua tentang
Kurikulum Merdeka bagi seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran.
Kami juga menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan
karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Angga, Suryana, C., Nurwahidah, I., Hernawan, A. H., & Prihantini. (2022). Komparasi
Implementasi Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6, 5877–5889. Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V6i4.3149
Faiz, A., & Faridah. (2022). Program Guru Penggerak Sebagai Sumber Belajar. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran, 14(1), 2442–2355.
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini. (2022).
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4),
6313–6319.
Supriyantoko, I., Jaya, A., Kurnia, V., & Habiba, P. G. S. (2020). Evaluasi Implementasi
Kebijakan Teaching Factory Dengan Model Evaluasi Cipp Di Smk Negeri Dki Jakarta.
Jvte: Journal Of Vocational And Technical Education, 2(2), 1–10.
Sari, F. B., & Amini, A. R. (2020). Jurnal Basicedu. Basicedu, 3(2), 524–532.
Sibagariang, D., Sihotang, H., & Murniarti, E. (2021). Peran Guru Penggerak Dalam
Pendidikan Merdeka Belajar Di Indonesia. Dinamika Pendidikan, 14(2).
Https://Doi.Org/10.51212/Jdp.V14i2.53
17
LAMPIRAN
https://www.juragandesa.id/2023/04/pengertian-kurikulum-merdeka-menurut.html
https://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/upload/file/172_1645510734.pdf
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka
https://www.diaryguru.com/2022/05/ciri-khas-kurikulum-merdeka-belajar.html
file:///C:/Users/user/Downloads/ndenk,+Journal+manager,+06.+6515-Chumi+(236-243).pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/admin,+188.+Dewi+Rahmadayanti+7174+-+7187.pdf
https://kurikulummerdeka.com/komponen-kurikulum-pendidikan/
https://bbgpjateng.kemdikbud.go.id/blog/implementasi-kurikulum-merdeka-dengan-
menerapkan-pembelajaran-efektif#:~:text=Implementasi%20Kurikulum%20Merdeka%2C
%20pada%20proses,siswa%20berdasarkan%20fase%20pertumbuhan%20anak
https://www.unma.ac.id/jurnal/index.php/jee/article/download/4230/2590
https://www.neliti.com/publications/444639/analisis-implementasi-kurikulum-merdeka-di-
sekolah-penggerak-sekolah-dasar
444639-none-ee780f83[1].pdf
file:///C:/Users/user/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/T2WQJNR9/4230-
11751-1-PB[1].pdf
18