Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu : Syailin Nichla Choirin Attaina, M.Pd.
Disusun Oleh :
Nurul Isrofiyani (181330000393)
Lifah Umami (181330000366)
6 PGSD A8
2021
LAPORAN PENELITIAN
Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu : Syailin Nichla Choirin Attaina, M.Pd.
Disusun Oleh :
Nurul Isrofiyani (181330000393)
Lifah Umami (181330000366)
6 PGSD A8
2021
i
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
PERSEMBAHKAN
1. Allah SWT, atas karuniah dan Rahmat-Nya serta Junjungan Nabi Besar
Muhammad saw. Atas perjuangan menegakan Ajaran Islam.
2. Orang tua kami, baik Bapak dan Ibu selalu senantiasa mendoakan,
mendidik serta sebagai seorang motivator pembangkit semangat untuk
tetap melakukan yang terbaik.
3. Terimakasih kepada saudara-saudaraku yang telah memberi dukungan dan
doa yang tanpa henti untukku agar tetap bersemangat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Terimakasih kepada dosen pengampu yang dengan sabar melayani dan
membimbing saya selama mengikuti perkuliahan hingga menjadi
mahasiswi yang teta bersemangat.
5. Terimakasih pula kepada teman-teman PGSD A8 2018 yang selalu
memberikan dukungan dan saling mendukung agar tetap menyelesaikan
tugas bersama-sama dan tepat waktu.
PRAKATA
Segala puji syukur yang saya tunjukan kepada Allah S.w.t, karena atas
berkat dan Rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal untuk tugas akhir ini
ii
yang berjudul “Penererapan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Sd N 11 Jambu Dalam Materi
Volume Bangun Ruang Tahun Ajaran 2021/2022”. Solawat serta salam tidak lupa
kami curahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, untuk memperoleh safaatnya
dihari akhir.
Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca dan
pendidik untuk lebih mengenal bagaimana cara mengelola kelas dengan baik
sehingga tujuan belajar dapat dicapai dengan baik. Saya menyadari bahwa
proposal ini sangat jauh dari sempurna. Akhir kata, semoga proposal ini
bermanfaat bagi semua orang.
Nurul Isrofiyani
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
iii
MOTTO DAN PESEMBAHAN.................................................................ii
PRAKATA.................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................vii
DAFTAR BAGAN...................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................ix
1. PENDAHULUAN...................................................................................1
3. METODE PENELITIAN..........................................................................13
iv
3.5 Analisis Data....................................................................................23
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
PRAKATA.................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................vii
DAFTAR BAGAN...................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................ix
1. PENDAHULUAN...................................................................................1
v
2.4 Hipotesis Tindakan...........................................................................12
6. METODE PENELITIAN..........................................................................13
5.1 Simpulan.........................................................................................23
5.2 Saran................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................27
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................28
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
2.1.2
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
11
menghitung Volume bangun ruang, permasalahan itu dapat dilihat dari sisi
guru yang menjelaskan dan menggunakan pendekatan pembelajaran untuk
memudahkan siswa dalam memahami materi. Menggunakan pendekatan dalam
pembelajaran sangat penting dan harus diterapakan guru pada saat KBM.
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran, guru dan siswa akan sama-
sama merasa enak dan nyaman serta senang pada saat pembelajaran. Dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat, siswa tidak merasa takut
dalampembelajaran matematika dan pembelajaran matematika tidak akan
menjadi alasan takut oleh siswa tetapi mereka dapat merasa senang dalam
setiap pembelajaran matematika. Dengan permasalahan tersebut, peneliti akan
melakukan penelitian tindakan kelas menerapkan sebuah strategi pembelajaran
untuk membantu memudahkan siswa dan guru dalam menjelasakan serta
pemahaman konsep pada materi perkalian dapat dipahami dengan mudah.
12
Secara teoritis penelitian tindakan kelas ini mempunyai beberapa manfaat,
yaitu:
a. Memberikan wawasan yang luas bagi kurikulum SD untuk
menambah kreatifitas dalam penggunaan model dan media
pembelajaran.
b. Memberikan inovasi dalam menggunakan model dan media yang
digunakan sebagai peningkatan pemahaman siswa.
c. Sebagai refrensi pada penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan pemahaman konsep matematika pada siswa SD.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
a) Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya dan
merencanakan pembelajaran dengan baik.
b) Memperbaiki kinerja guru yang menjadikan guru profesional.
c) Meningkatkan aktfitas guru dan membuat guru menjadi aktif dan
kreatif dalam melakukan tugasnya mengajar.
b. Bagi Siswa
a) Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
b) Siswa merasa senang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.
c) Dapat memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan
sebelumnya dalam pemahaman.
c. Bagi Sekolah
a) Membantu sekolah untuk menjadi berkembang dengan diterapkan
model sehingga membuat siswa menjadi mudah memahami
pembelajaran.
b) Guru menjadi profesional dalam mengajar dan tidak hanya
berpusat pada buku dan guru saja.
c) Mempunyai kesempatan untuk berubah secara menyeluruh dari
yang baik menjadi lebih baik.
13
2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan pesikomotorik. Dimyati dan Mudjiono
(2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati mudjiono, 2006 : 26-27) menyebutkan enam
jenis perilaku kogmitif, sebagai berikut :
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkaitan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencangkup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencangkup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nayata dan baru. Misalnya,
menggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencangkup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan
menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima
14
pengalaman belajarnya. Kemmpuan-kemampuan tersebut mencangkup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini
adalah hasil belajar kognitif matematika mencangkup tiga tingkatan yaitu
pengetahuan (C1), pengetahuan (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif adalah
tes.
15
rumus volume dari eksplorasi kotak sejalan dengan pengembangan rumus luas
persegi panjang. Luas alas menentukan berapa banyak kubus dapat ditempatkan
pada alas yang membentuk satu lapisan kubus. Tinggi kotak lalu menentukan
berapa banyak lapisan akan memenuhi kotak. Dengan demikian, volume suatu
bangun ruang besar merupakan kumpulan volume kubus kecil.
Namun ada cara yang lebih baik untuk mencari ukuran volume sebuah
bangun ruang, marilah diikuti ilustrasi berikut. Perhatikan sebuah buku berikut!
Apakah buku ini memiliki volume? Jawabnya: ya. Bagaimana volume sebuah
buku dapat terbentuk? Sebuah buku tersusun dari lembaran-lembaran kertas, dari
masing-masing kertas,tersebut ditumpuk menjadi satu buku dengan ukuran yang
merata. Dengan demikian volume buku ini merupakan susunan dari kertas-kertas
dengan ukuran yang sama.
2.1.2
Proses Tersesunya Sebuah Buku
Sekarang dimisalkan salah satu kertas tersebut merupakan alas dari buku.
Kemudian kertas-kertas lain ditumpuk dan disusun di atas kertas alas tersebut.
Makin lama tumpukan dan susunan kertas tersebut makin tebal. Dalam hal ini
ketebalan yang diperoleh buku ini mirip dengan tinggi dari buku tersebut dilihat
dari posisi rebah. Artinya tinggi buku ini merupakan hasil tumpukan kertas yang
bersusun tadi, atau tinggi buku ini merupakan kumpulan dari luas kertas yang
bentuknya sama dengan kertas alas tadi. Sehingga dapat dikatakan volume buku
ini merupakan kumpulan dari luas alas yang tersusun membentuk tinggi tertentu
16
2.1.3 Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistrik
Realistic Mathematics Education (RME) merupakan baru dalam bidang
pendidikan matematika. Pendekatan ini sudah lama diujicobakan dan
dimplementasikan di Belanda. Di Indonesia istilah ini dikenal dengan nama
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
Menurut Soedjadi (2001:2) PMR pada dasarnya adalah pemanfaatan
realita dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses
pembelajaran matematika secara lebih baik dari pada masa lalu.
Ide utama pembelajaran matematika realistik adalah peserta didik harus
diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) konsep konsep dan
prinsip matematika dibawa bimbingan orang dewasa (Gravemeijer, 1994).
Peserta didik diberi kesempatan untuk menemukan ide atau konsep matematika
berdasarkan pengalaman anak dalam berinteraksi dengan lingkunganya.
Lingkungan yang dimaksut dapat berupa lingkungan sekolah, keluarga atau
lingkungan masyarakat yang benar-benar dikenal peserta didik.
Proses pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah
kontekstual sebagai titik awal dalam belajar matematika. Peserta didik diberi
kesempatan untuk mengorganisasi masalah dan mencoba mengidentifikasi aspek
matematika yang ada pada masalah tersebut.
Gravemeijer (1994 : 91) mengemukakan tiga prinsip kunci pembelajaran
matematika realistik, yaitu guided reinvention (menemukan
kembali)/progressive mathematizing (matematisasi progresif), didactical
phenomenology (fenomena didaktik) dan self developed models
(mengembangkan model sendiri).
a. Menemukan kembali (Guided reinvention)
Siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep, definisi,
teorema atau cara penyelesaian melalui pemberian masalah kontekstual
dengan berbagai cara.
b. Fenomena didaktik (Didactical Phenomenology)
17
Untuk memperkenalkan topik-topik matamatika pada siswa, guru harus
menekankan pada masalah kontekstual, yaitu masalah-masalah yang
berasal dari dunia nyata atau masalah yang dapat dibayangkan siswa.
c. Mengembangkan model sendiri (Self developed models)
Ketika mengerjakan masalah kontekstual siswa mengembangkan model
dengan cara mereka sendiri.
Menurut Gravemeijer (dalam Arrifadah, 2004:14) disebutkan bahwa dari
ketiga prinsip
di atas, dioperasionalkan ke dalam lima karakteristik dasar dari pembelajaran
matematika realistik, yaitu :
1. Menggunakan masalah kontekstual
Proses pembelajaran menggunakan PMR selalu diawali dengan masalah
kontekstual, tidak dimulai dari sistem formal. Masalah kontekstual yang
digunakan merupakan masalah sederhana yang dikenal oleh peserta didik.
Masalah kontekstual dapat berupa realita atau sesuatu yang dapat
dibayangkan oleh siswa.
2. Menggunakan model.
Penggunaan model, skema, diagram, symbol dan sebagainya merupakan
jembatan bagi siswa dari situasi konkrit menuju abstrak. Siswa diharapkan
mengembangkan model sendiri.
3. Menggunakan kontribusi siswa.
Dalam menyelesaikan masalah, siswa mempunyai kesempatan untuk
menemukan cara pemecahan masalah dengan atau tanpa bantuan guru.
Proses ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah merupakan hasil
konstruksi dan produksi siswa sendiri. Dengan kata lain, dalam PMR
kontribusi siswa sangat diperhatikan.
4. Terdapat interaksi.
Proses mengkonstruksi dan memproduksi pemecahan masalah tentu tidak
dapat dilakukan sendiri. Untuk itu perlu interaksi baik antar siswa dengan
guru, maupun siswa dengan siswa.
5. Terdapat keterkaitan diantara bagian dari materi pelajaran.
18
Struktur dan konsep matematika saling berkaitan, oleh karena itu keterkaitan
antar topik harus digali untuk mendukung pembelajaran yang lebih
bermakna.
19
mendiskusikan siswa untuk membandingkan jawaban soal secara
Jawaban berkelompok, untuk selanjutnya dibandingkan dan
didiskusikan di kelas. Di sini siswa dilatih untuk
belajar mengemukakan pendapat. Langkah ini
tergolong dalam karakteristik-3 dan karakteristik-4
dari PMR, yaitu menggunakan kontribusi siswa dan
adanya interaksi antar siswa.
Menyimpulkan Setelah selesai diskusi kelas, guru membimbing siswa
untuk mengambil kesimpulan suatu konsep atau
prinsip. Langkah ini
tergolong dalam karakteristik-4 dari PMR, yaitu
interaksi antara siswa dan guru.
Tabel 2.1.3
Langkah-langkah dalam Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
20
Dengan Media Busabal Rubikus Pada Siswa Kelas V Mi Kumpulrejo 02
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil dari penelitian ini adalah
pembelajaran dengan menggunakan metode Realistic Mathematic
Education dengan media Busabal Rubikus ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada pokok bahasan materi
bangun ruang (balok dan kubus) pada siswa kelas V MI Kumpulrejo 02
Salatiga Tahun Ajaran 2019/2020. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang
diperoleh siswa pada hasil test yang dilakukan oleh siswa mulai dari pra
siklus yang presentasenya yang tuntas KKM adalah sebanyak 9 siswa atau
42,8% dan yang belum tuntas 11 siswa atau 57,2%, dengan ratarata kelas
66,5. Selanjutnya siklus I presentasenya yang tuntas KKM adalah
sebanyak 15 siswa atau 71,4% dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa
atau 28,6% dengan rata-rata kelas 70,2 siklus II dimana pada siklus ketiga
ini pembelajaran dapat dikatakan berhasil karena ketuntasan klasikal
≥85%. siswa mampu menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat,
seluruh siswa 77 yang berjumlah 21 siswa atau 100% mampu mencapai
nilai KKM yang ditentukan dan dengan rata-rata kelas 88,1.
21
Matematika merupakan bidang studi yang berguna dan membantu dalam
menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan perhitungan termasuk perkalian. Oleh karena itu, siswa harus selalu dilatih
untuk terbiasa berpikir mandiri untuk memecahkan masalah dalam hitung
menghitung di kehidupan sehari-hari.
Dengan menggunakan dengan menggunakan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran matematika materi volume bangun Ruang.
Dengan menggunakan pendekatan ini, peserta didik akan terbiasa dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Matematika Realistik menekankan
penyelesaian masalah yang kongkrit memanfaatan realita dan lingkungan
yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran
matematika secara lebih baik dari pada masa lalu sehingga peran siswa
sangat penting dalam model pembelajaran ini karena harus memahami.
2.4Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini melalui model pembelajaran model
pembelajaran Realistik Mathematics Education (RME) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi “Volume Bangun Ruang” di
kelas V SDN 11 JAMBU.
Kondisi Awal
22
1. Pembelajaran Pasif
2. Tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang baik
Tindakan
1. Siklus I
Pengenalan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan media papan perkalian.
2. Siklus II
Penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan media papan perkalian.
Kondisi Akhir
3. METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
1. Tempat dan waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 11 Jambu yang berada di
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara pada tahun ajaran 2021/2022.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan dari
awal bulan April 2021 hingga awal bulan Mei 2021.
2. Sujek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas V SD Negeri 11 Jambu
Mlonggo Jepara Tahun Ajaran 2021/2022. Objek penelitian ini adalah
rendahnya hasil belajar matematika pada materi volume bangun ruang
kelas V SD Negeri 11 Jambu Mlonggo Jepara, melalui pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
3. Jenis Penelitian
23
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah
dengan berencana menggunakan 2 siklus, apabila siklus 1 belum berhasil,
maka harus menggunakan siklus berikutnya sehingga hasil belajar peserta
didik dalam materi volume bangun ruang dapat meningkat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Pada penelitian tindakan kelas ini dapat
berkolaborasi dengan guru kelas V SD Negeri 11 Jambu Mlonggo Jepara.
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam materi volume bangun ruang matematika dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran matematika realistik di kelas V SD Negeri 11
Jambu Mlonggo Jepara.
24
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
silabus pada kurikulum 2013 dan mengembangkannya. Pada pembuatan
RPP, harus sesuai dengan model pembelajaran dengan masalah yang
sedang dibahas yaitu pendekatan pembelajaran matematika realistik.
4) Mempersiapkan media dan sumber yang digunakan sesuai dengan
materi yang dipelajari.
5) Membuat lembar kerja siswa pada saat pembelajaran untuk mengukur
sejauh mana pemahaman siswa pada kegiatan belajar mengajar.
6) Merancang dan melaksanakan penilaian dan evaluasi pada siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau
pelaksanaan dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang
berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segala teori pendidikan
dan teknik serta RPP mengajar yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru
yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. Adapun tahap pelaksanaan pada
siklus I adalah pada tabel 3.3.1:
25
4.Siswa diarahkan guru untuk tepuk semangat
guna membangkitkan semangat belajar
siswa “semangat pagi…. Pagi.. pagi…..
semangat pagi
5.Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan dan kegiatan dalam
pembelajaran.
Kegiatan 1. Guru meminta peserta didik untuk 45
inti mengamati bangun ruang yang ada di menit
dalam ruang kelas
2. Siswa dipersilahkan untuk menyebutkan
bangun ruang yang ada di dalam kelas.
3. Siswa diminta untuk menjelaskan bangun
ruang sesuai dengan pemahaman yang
didapatkannya dari mengamati lingkungan
sekitar
4. Guru membagi beberapa kelompok setiap
kelompok terdiri dari 5-6 orang.
5. Guru membimbing setiap kelompok
belajar tentang tugas kelompoknya,
dengan berdialog guru memberikan contoh
tentang menggunakan rumus luas kubus
dan volume untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kubus dan balok.
6. Siswa diminta untuk mendiskusikan
menggunakan rumus untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kubus dan
balok.
7. Siswa dapat menjelaskan dengan
menggunakan rumus untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kubus dan
26
balok
8. Siswa menerapkan menggunakan rumus
panjang dan luas untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kubus dan
balok dan menyelesaikan soal yang telah
diberikan oleh guru
9. Siswa disuruh ke depan mengerjakan soal
yang telah dikerjakan tadi
10. Jika benar maka akan diberi reward
11. Guru dan siswa bersama-sama membahas
soal dan cara menyelesaikannya.
Penutup 1.Kesimpulan 20
Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan Menit
materi yang telah dipelajari.
2.Penguatan
Siswa menyimak penguatan dan kesimpulan
pembelajaran hari ini yang disampaikan
guru.
3.Refleksi
Siswa diminta menyampaikan kesan
terhadap apa saja yang telah ia dapatkan
pada pebelajaran yang telah dilakukan dan
pesan untuk pembelajaran selanjutnya.
4.Siswa bersama guru mengajak siswa untuk
tepuk semangat
5.Kelas ditutup dengan berdoa bersama
6.Guru memberikan salam penutup
27
mengetahui meningkat atau tidak hasil belajar matematika materi volume
bangun ruang di kelas V SD Negeri 11 Jambu Mlonggo Jepara. Observasi
ini dilakukan dengan mengisi menurut instrumen yang sudah dibuat yaitu,
dari aktivitas guru dan siswa.
1. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II adalah memperbaiki kegiata
pembelajaran yang terjadi pada siklus I dengan rencana pembelajaran yang
disesuaikan pada siklus I. Adapun tahap perencanaan pada siklus II adalah
sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
dengan refleksi pada siklus I.
2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dari siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini merupakan implementasi atau
pelaksanaan dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang
berlangsung di dalam kelas adalah realisasi dari segala teori pendidikan
28
dan teknik serta RPP mengajar yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru
yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. RPP pada siklus II ini hampir
sama dengan siklus I, hanya saja yang membedakan adalah pada siklus I
belum ada apersepsi dan pada siklus II ini akan menambahkan apersepsi
dan pengamatan akan lebih ditingkatkan. Adapun tahap pelaksanaan pada
siklus II ini adalah pada tabel 3.3.2:
29
ruang kelas. Berbentuk apakah almari
dikelas ini? Balok apa kubus? Lalu globe
yang Ibu pegang berbentuk apa? Bola apa
lingkaran ya? Nah hari ini kita akan
mempelajari bangun-bangun tersebut.
7.Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan dan kegiatan dalam
pembelajaran.
Kegiatan 1. Guru memberikan tayangan video seorang 45
inti bapak tukang batu yang sedang menata batu menit
batanya agar rapi dan tidak jatuh.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan bangun
ruang sesuai dengan pemahaman yang
didapatkannya dari mengamati lingkungan
sekitar sesuai dengan tayangan tersebut.
3. Guru membagi beberapa kelompok setiap
kelompok terdiri dari 5-6 orang.
4. Guru membimbing setiap kelompok belajar
tentang tugas kelompoknya, dengan
berdialog guru memberikan contoh tentang
menggunakan rumus luas kubus dan volume
untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kubus dan balok.
5. Siswa diminta untuk mendiskusikan
menggunakan rumus untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kubus dan
balok.
6. Siswa dapat menjelaskan dengan
menggunakan rumus untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kubus dan
balok.
30
7. Siswa menerapkan menggunakan rumus
panjang dan luas untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kubus dan
balok dan menyelesaikan soal yang telah
diberikan oleh guru
8. Siswa disuruh ke depan mengerjakan soal
yang telah dikerjakan tadi.
9. Jika benar maka akan diberi reward
10.Guru dan siswa bersama-sama membahas
soal dan cara menyelesaikannya.
Penutup 1.Kesimpulan 20
Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan Menit
materi yang telah dipelajari.
2.Penguatan
Siswa menyimak penguatan dan kesimpulan
pembelajaran hari ini yang disampaikan
guru.
3.Refleksi
Siswa diminta menyampaikan kesan
terhadap apa saja yang telah ia dapatkan
pada pebelajaran yang telah dilakukan dan
pesan untuk pembelajaran selanjutnya.
4.Siswa bersama guru mengajak siswa untuk
tepuk semangat
5.Kelas ditutup dengan berdoa bersama
6.Guru memberikan salam penutup
31
d. Tahap Analisis atau Refleksi
Tahap ini dilakukan refleksi dari siklus I dan siklus II untuk
melihat peningkatan hasil belajar dengan sesuai tujuan penelitian di awal
pada peserta didik kelas V SD Negeri 11 Jmbu dengan menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam materi volume bangun ruang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti dalam
melakukan penelitian tindakan kelas terdiri dari observasi, tes, wawancara,
dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2012: 224) teknik pengumpulan
data adala langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan
utamanya untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang diterapkan. Berikut diuraikan teknik
pengumpulan data yang dilaksanakan:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2012: 145) observasi adalah teknik pengumpulan data
yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dalam proses observasi ini, peneliti mengamati situasi dan kondisi yang terjadi
di lapangan dengan mencatat hasil yang dianggap penting untuk menunjang
terhadap tujuan penelitian. Observasi mempermudah untuk mendapatkan data
secara langsung di lapangan. Dalam observasi ini, penelitian menggunakan tipe
observasi berstruktur dengan menggunakan lembar observasi sebagai
instrumen pengamatan. Observasi ini dilakukan untuk mengamati aktivitas
guru dan peserta didik di kelas V SD Negeri 11 Jambu Mlonggo Jepara.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk memperoleh informasi dari data yang faktual secara langsung
dari sumbernya. Wawancara dilakukan melalui proses tanya jawab lisan secara
langsung kepada berbagai pihak. Persiapan wawancara tersebut diperlukan
32
adanya persiapan wawancara. Persiapan wawancara tak struktur menurut
Moleong (2010) dapat diselenggarakan menurut tahapan-tahapan wawancara
secara tertentu. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa ketika sebelum dan
sesudah melakukan tindakan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku arsip,
dokumen, tulisan angka, dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung dalam kegiatan penelitian. Dokumentasi kegiatan
mengumpulkan data-data secara fakta kemudian di telaah. Dokumentasi yang
dapat diambil dalam penelitian ini adalah ilabus, RPP, profil sekolah, kegiatan
guru, dan kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya besar kemampuan objek
yang diteliti (Arikunto, 2006: 223). Tes adalah srentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes formatif dengan
memberikan siswa permasalahan untuk diselesaikan bersama dengan guru.
33
diperoleh dengan menggunakan instrumen tes formatif pada siklus I dan siklus II.
Data kuantitatif ini diperoleh dengan menghitung rata-rata kelas dan hasil tes yang
diberikan pada siswa. Sedangkan data kualitatif adalah data yang diambil dari
kegiatan obvervasi aktivitas. Data observasi untuk mengetuhi kesulitan siswa dan
guru selama proses pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkap
semua prilaku siswa dan guru dalam pembelajran siklus I, dan II. Berikut adalah
analisis data yang digunakn pada penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Skoring
Pada data penilaian dengan skoring ini adalah untuk menentukan skor yang di
dapat oleh siswa pada pembelajaran. Penentuan nilai dapat dilihat dengan
rumus sebagai berikut:
x
~
X = ∑n
Keterangan:
~ : Nilai rata-rata kelas
X
∑x : Jumlah semua nilai siswa
n : Banyak siswa
Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
91 - 100 = Sangat baik
81 – 90 = Baik
71 – 80 = Cukup
34
< 60 = Kurang
R
Np = Sm x 100
35
Keterangan:
Np : Nilai yang dicari atau diharapkan
R : Skor observasi yang bersangkutan
Sm : Skor maksimal observasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
36
Berdasarkan hasil penelitian siklus I yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengambil subyek 5 siswa kelas V SD Negeri 11 Jambu, maka diperoleh hasil
tabel nilai sebagai berikut :
Untuk mencari mean (rata-rata) nilai siklus 1 dari 5 siswa kelas IV SD dapat
diketahui ∑X = 300 dan nilai dari n adalah 5. Jadi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
∑X
x= n
30 0
= 5
= 60
F
P= n x 100%
1
P = 5 x 100%
= 20%
Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh nilai rata-rata siswa kelas IV SD
Negeri 11 Jambu yang diambil sampel 5 siswa sebelum menerapkan model
37
pembelajaran Matematika Realistik adalah 60 dengan nilai presentase sebesar
20%, dengan jumlah siswa yang tuntas berjumlah 1 siswa, dan siswa yang belum
tuntas 4 siswa dengan presentase 80%.
Dari instrumen soal yang telah diberikan pada siklus II diperoleh nilai sebagai
berikut :
∑X
x= n
39 0
= 5
= 78
F
P= n x 100%
5
P = 5 x 100%
38
= 100%
Dari hasil penilaian siklus I dan siklus II diperoleh data nilai hasil belajar siswa
keseluruhan sebagai berikut :
39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1
DAFTAR PUSTAKA
Heruman. 2021. Model Pembelajaran Matematika Dasar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Badudu dan Zain. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Doyin, Mukh dan Supriyono. 2015. Materi UKG Bahasa Indonesia 2015.
Semarang: Bandungan Institute.
Aqib, Zainal. dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK.
Bandung: Yrama Widy.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S, Suhardjono dan Supandi. (2007). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
Abidin. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Nurcahyo, Guritno. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Volume
Bangun Ruang Balok Dan Kubus Menggunakan Metode Realistic
Mathematic Education Dengan Media Busabal Rubikus Pada Siswa Kelas
V MI KUMPULREJO 02 SALATIGA Tahun Pelajaran 2019/2020. Skriosi
tidak diterbitkan. Salatiga. Jurusan PGMI Fakultas FTIK INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA.
Sukamiyati. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendidikan
Matematika Realistik (PMR) Pada Siswa Kelas IV Sd NEGERI
TIMBULHARJO. Skripsi tidak diterbitkan. Sunarroso. 2008. Bimbingan
Belajar Geometri. Surakarta: PT Era Pustaka Utama.
Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen
2
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3
Lampiran 1 RPP Siklus I
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui Tanya jawab, siswa dapat menjelaskan bangun ruang secara
benardan siswa dapat mengingat kembali bangun ruang yang ada di sekitar
secara tepat.
2. Melalui diskusi, siswa dapat mengelompokkan bangun ruang secara benar
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
4
pagi…. Pagi.. pagi….. semangat pagi.
5.Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan
kegiatan dalam pembelajaran.
Kegiatan 1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati 45
inti bangun ruang yang ada di dalam ruang kelas menit
2. Siswa dipersilahkan untuk menyebutkan bangun
ruang yang ada di dalam kelas.
3. Siswa diminta untuk menjelaskan bangun ruang
sesuai dengan pemahaman yang didapatkannya dari
mengamati lingkungan sekitar
4. Guru membagi beberapa kelompok setiap
kelompok terdiri dari 5-6 orang.
5. Guru membimbing setiap kelompok belajar tentang
tugas kelompoknya, dengan berdialog guru
memberikan contoh tentang menggunakan rumus
luas kubus dan volume untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan kubus dan balok.
6. Siswa diminta untuk mendiskusikan menggunakan
rumus untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kubus dan balok.
7. Siswa dapat menjelaskan dengan menggunakan
rumus untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kubus dan balok
8. Siswa menerapkan menggunakan rumus panjang
dan luas untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kubus dan balok dan
menyelesaikan soal yang telah diberikan oleh guru
9. Siswa disuruh ke depan mengerjakan soal yang
telah dikerjakan tadi.
10. Jika benar maka akan diberi reward
11. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal
5
dan cara menyelesaikannya.
Penutup 1.Kesimpulan 20
Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi Menit
yang telah dipelajari.
2.Penguatan
Siswa menyimak penguatan dan kesimpulan
pembelajaran hari ini yang disampaikan guru.
3.Refleksi
Siswa diminta menyampaikan kesan terhadap apa
saja yang telah ia dapatkan pada pebelajaran yang
telah dilakukan dan pesan untuk pembelajaran
selanjutnya.
4.Siswa bersama guru mengajak siswa untuk tepuk
semangat
5.Kelas ditutup dengan berdoa bersama
6.Guru memberikan salam penutup
C. PENILAIAN
1. Penilaian sikap
2. Penilaian pengetahuan: melalui tes atau ulangan harian dan tugas evaluasi
yang diberikan oleh guru.
3. Penilaian keterampilan: melalui kerja kelompok dengan berdiskusi
memecahkan masalah.
6
Lampiran 2 RPP Siklus II
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui Tanya jawab, siswa dapat menjelaskan bangun ruang secara
benardan siswa dapat mengingat kembali bangun ruang yang ada di sekitar
secara tepat.
2. Melalui diskusi, siswa dapat mengelompokkan bangun ruang secara benar
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
7
5.Guru menanyakan materi apa yang telah dipelajari
kemarin, dan guru mencoba menggalih
pengingatan peserta didik tentang materi
kemarin.
6. Guru meminta peserta didik untuk mengamati
bangun ruang yang ada di dalam ruang kelas.
Berbentuk apakah almari dikelas ini? Balok apa
kubus? Lalu globe yang Ibu pegang berbentuk
apa? Bola apa lingkaran ya? Nah hari ini kita akan
mempelajari bangun-bangun tersebut.
7.Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
dan kegiatan dalam pembelajaran.
Kegiatan 1. Guru memberikan tayangan video seorang 45
inti bapak tukang batu yang sedang menata batu menit
batanya agar rapi dan tidak jatuh.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan bangun ruang
sesuai dengan pemahaman yang didapatkannya
dari mengamati lingkungan sekitar sesuai
dengan tayangan tersebut.
3. Guru membagi beberapa kelompok setiap
kelompok terdiri dari 5-6 orang.
4. Guru membimbing setiap kelompok belajar
tentang tugas kelompoknya, dengan berdialog
guru memberikan contoh tentang menggunakan
rumus luas kubus dan volume untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan
kubus dan balok.
5. Siswa diminta untuk mendiskusikan
menggunakan rumus untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kubus dan
balok.
8
6. Siswa dapat menjelaskan dengan menggunakan
rumus untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kubus dan balok.
7. Siswa menerapkan menggunakan rumus panjang
dan luas untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kubus dan balok dan
menyelesaikan soal yang telah diberikan oleh
guru
8. Siswa disuruh ke depan mengerjakan soal yang
telah dikerjakan tadi.
9. Jika benar maka akan diberi reward
10. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal
dan cara menyelesaikannya.
Penutup 1.Kesimpulan 20
2.Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi Menit
yang telah dipelajari.
3.Penguatan
4.Siswa menyimak penguatan dan kesimpulan
pembelajaran hari ini yang disampaikan guru.
5.Refleksi
6.Siswa diminta menyampaikan kesan terhadap apa
saja yang telah ia dapatkan pada pebelajaran yang
telah dilakukan dan pesan untuk pembelajaran
selanjutnya.
7.Siswa bersama guru mengajak siswa untuk tepuk
semangat
8.Kelas ditutup dengan berdoa bersama
9.Guru memberikan salam penutup
C. PENILAIAN
9
1. Penilaian sikap
2. Penilaian pengetahuan: melalui tes atau ulangan harian dan tugas evaluasi
yang diberikan oleh guru.
3. Penilaian keterampilan: melalui kerja kelompok dengan berdiskusi
memecahkan masalah.
12
13
14
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I
SOAL EVALUASI
15
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II
SOAL EVALUASI
16
Lampiran 7 Lembar Penilaian Siswa Siklus I dan Siklus II
1. Penialaian Sikap
No Nama Disiplin Tanggung Kerjasama Tekit Kreati keterangan
Sisw Jawab i f
a
1
2
3
4
5
dst
Nilai sikap dapat dilihat sebagai berikut:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
2. Penilaian kognitif
No Nama Siswa Nilain
1 2 3 4
1
2
3
4
5
dst
Kompetensi yang dinilai:
Pengetahuan konsep perkalian.
Keterampilan menggunakan konsep perkalian dalam mengerjakan soal.
Percaya diri, mandiri, dan rasa ingin tahu terhadap perkalian.
17
dilakukan dilakukan dilakukan prosedur
pengerjaan
Jawaban Seluruh Sebagian Sebagian kecil Sama sekali
lengkap butir besar pertanyaan diisi tidak diisi
sesuai butir pertanyaan pertanyaan
pertanyaan diisi diisi
Isi jawaban Seluruh Sebagian Sebagian kecil Jawaban sama
sesuai jawaban besar pertanyaan sekali tidak
pertanyaan benar sesuai pertanyaan benar sesuai sesuai
pertanyaan benar sesuai pertanyaan pertaanyaan
pertanyaan
sikap Percaya diri, Percaya diri, Tidak Percaya Menyontek
mandiri, sesekali diri,
rasa ingin memintak mengandalkan
tahi bantuan guru, bimbingan guru
rasa ingin tahu
3. Penilaian ketrampilan
No Nama Ketrampilan
Sisw Terampil dalam menentukan hasil perhitungan volume bangun ruang
KT T ST
a
1
2
3
4
5
Keterangan:
KT = Kurang Terampil
T = Terampil
ST = Sangat Terampil
Berilah tanda check (√) pada kolom dibawah ini sesuai dengan pengamatan.
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1 Membaca petunjuk pengerjaan
2 Mendengarkan penjelasan dari guru
3 Bertanya pada guru.
18
4 Berdiskusi dengan teman tentang materi
pembelajaran.
5 Aktif dan antusias pada saat pembelajaran.
6 Mempresentasikan hasil dari diskusi di
depan kelas.
7 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru.
Keterangan:
1 = Kurang (siswa tidak menguasai semua aspek)
2 = Cukup (siswa menguasai hanya 3 aspek saja)
3 = Baik (siswa menguasai hanya 5 aspek)
4 = Sangat Baik (siswa menguasai semua aspek)
19
Media Papan Perkalian.
4 Guru menciptakan pembelajaran dengan
menarik dan efektif.
5 Memberikan kesempatan pada siswa
untuk tanya jawab.
6 Memberikan penguatan diakhir
pembelajaran.
7 Memberikan evaluasi pada siswa.
20
5 pa sajakah kelebihan dan kekurangan penggunaan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik materi volume bangun ruang?
21
menggunakan kegiatan pembelajaran yang terbaru ini dan
menggunakan alat bantu untuk memudahkan adek dalam belajar?
22