Anda di halaman 1dari 181

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)

PADA PROGRAM SEKOLAH TERBUKA


DI SMAN 04 BANDUNG DAN SMAS SEBELAS MARET BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :
Lutviya Nilam Cahya
NIM 1706164

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021

i
Lutviya Nilam Cahya

Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah


Terbuka di SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung

disetujui dan disahkan oleh


Pembimbing I

Iik Nurulpaik,S.Pd.,M.Pd.,M.A.P.
NIP. 19740114 200112 1 001

Pembimbing II

Dr. Taufani C. Kurniatun, M.Si.


NIP. 19681107 199802 2 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Sururi,M.Pd.
NIP. 19701109 199802 1 001

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi/tesis/disertasi dengan judul


"Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka
di SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung" ini beserta seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang
berlaku dalam ilmu masyarakat. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tulis saya ini.

Bandung, Juli 2021

Lutviya Nilam Cahya


NIM. 1706164

iii
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait Efektivitas


Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka di SMAN
04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung. Manajemen pembelajaran jarak
jauh pada program sekolah terbuka ini terdiri dari perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran
serta beberapa strategi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, studi
dokumentasi, dan observasi yang kemudian menggunakan perangkat lunak Nvivo
dalam reduksi datanya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran jarak
jauh pada program sekolah terbuka meliputi 1) perencanaan pembelajaran yang
pada dasarnya sama dengan perencanaan pembelajaran sekolah reguler. Namun,
terdapat perbedaan dalam sistem program SMA terbuka yang disesuaikan dengan
TKB dan pemberian waktu materi hanya 1 jam/mata pelajaran dalam seminggu,
2) pelaksanaan pembelajaran yang lebih menekankan pada penggunaan secara
daring dan tugas mandiri, 3) evaluasi pembelajaran yang terdiri dari penilaian
tugas, ulangan, dan portofolio, dan 4) pengawasan pembelajaran yang dilakukan
kepala sekolah, dibantu dengan pengelola/penanggung jawab SMA terbuka.
Selain itu, dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran lebih menekankan pada
pelatihan guru karena sistem pembelajaran yang lebih berpengaruh pada penyajian
materi.

Kata kunci : Pembelajaran Jarak Jauh, Program Sekolah Terbuka

iv
Abstract

This study aims to provide an overview of the Effectiveness of Distance


Learning Management in the Open School Program at SMAN 04 Bandung and
SMAS Sebelas Maret Bandung. Distance learning management in this open
school program consists of lesson planning, learning implementation, learning
evaluation, and learning supervision as well as several strategies to improve
learning effectiveness. This research is a descriptive study using a qualitative
approach. The data collection technique in this study was through interviews,
documentation studies, and observations which then used Nvivo software in data
reduction.
The results of this study indicate that distance learning management in open
school programs includes 1) learning planning which is basically the same as
regular school learning planning. However, there are differences in the open high
school program system that is adapted to the place for learning and the provision
of material time is only 1 hour/subject a week, 2) the implementation of learning
that places more emphasis on online use and independent assignments, 3)
learning evaluation which consists of task assessment , tests, and portfolios, and
4) supervision of learning carried out by the principal, assisted by the
manager/person in charge of the open high school. In addition, in increasing the
effectiveness of learning, more emphasis is placed on teacher training because the
learning system is more influential on the presentation of the material.

Keywords: Distance Learning, Open School Program

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Efektivitas
Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka di SMAN
04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung."
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan
dan keterbatasan, baik dari substansi karya ini maupun tata bahasanya, sehingga
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharap masukan
berupa saran dan kritik membangun yang dapat dijadikan bahan perbaikan karya
ilmiah ini serta sebagai motivasi penulis untuk meningkatkan kemampuan di
kemudian hari.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT selalu meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Bandung, Juli 2021


Penulis,

Lutviya Nilam Cahya

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah
Terbuka di SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung" guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Administrasi Pendidikan,
Fakultas llmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis menyadari
bahwa tanpa adanya keinginan yang kuat, usaha, dukungan yang disertai doa,
skripsi ini tidak akan selesai. Dengan bangga, penulis mengucapkan terima kasih
kepada orang tua yaitu Bapak Slamet, Mb Narti sekeluarga yang telah
memberikan dukungan dan memfasilitasi selama masa perkuliahan penulis, dan
Nur Oktavia, serta keluarga besar yang selalu memberikan bantuan dan menerima
penulis apa adanya.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak akan dapat disusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari pihak-pihak yang telah berkenan
membantu penulis dalam proses penyusunan hingga skripsi ini selesai. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Solehuddin, MA., selaku Rektor Universitas Pendidikan
Indonesia yang telah memberikan pelayanan akademik yang baik kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. H. Rudi Susilana, M.SI., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan telah
memberikan kelancaran dan pelayanan akademik yang baik kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Sururi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
yang telah memberikan kelancaran dan pelayanan akademik yang baik
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Iik Nurulpaik,S.Pd.,M.Pd.,M.A.P., selaku Dosen Pembimbing I
yang juga pembimbing akademik, yang selama empat tahun ini senantiasa
membimbing dan memberikan masukan-masukan yang membangun serta
dengan senang hati membagikan ilmu serta pengalamannya kepada penulis

vii
5. Dr. Taufani C. Kurniatun, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang
senantiasa memberikan waktunya untuk membimbing dan memberikan
masukan yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Seluruh Ibu/Bapak Dosen Departemen Administrasi Pendidikan, yang
telah senantiasa mendidik, memberikan motivasi dan membagi ilmu serta
pengalamanya selama perkuliahan kepada penulis.
7. Pak Pena dan Ibu Melly, selaku Staf Departemen Administrasi
Pendidikan, yang dengan sabar telah memberikan pelayanan akademik
selama penulis menjalani proses akademik di Departemen Administrasi
Pendidikan.
8. Bapak Didi selaku pengelola SMA terbuka di SMAN 04 Bandung yang
telah memberikan izin, membimbing, dan membantu dalam memberikan
data penelitian kepada penulis serta Kepala Sekolah, staf guru, dan peserta
didik SMAN 04 Bandung yang telah bersedia membantu dalam
melaksanakan penelitian.
9. Bapak Azhar selaku pengelola SMA terbuka di SMAS Sebelas Maret
Bandung yang telah memberikan izin, membimbing, dan membantu dalam
memberikan data penelitian kepada penulis serta staf guru, peserta didik,
dan seluruh pegawai SMAS Sebelas Maret Bandung yang telah bersedia
membantu dalam melaksanakan penelitian.
10. Rezza Frastika, Ade Resma, dan Fadia Nur yang senantiasa menjadi
sahabat penulis dari awal masa perkuliahan hingga penyusunan dan
penyelesaian skripsi ini. Mereka yang mau menerima penulis apa adanya,
selalu memberikan semangat, dukungan, dan menghibur penulis,
menemani dalam keadaan suka duka.
11. Fitri Nur, Lola Tri, dan Dea Ernayanti yang senantiasa menjadi sahabat
penulis dari masa perkuliahan hingga penyusunan dan penyelesaian skripsi
ini serta memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.
12. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan
2017 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang senantiasa

viii
menjadi bagian dalam perjuangan dan mempersamai penulis selama empat
tahun perkuliahan.
13. Teh Santi dan Kang Igun Administrasi Pendidikan angkatan 2016 yang
telah membantu dalam membagikan ilmunya serta informasi perkuliahan
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
14. Teman-teman organisasi Divisi Munadhil Rohis dan BEM HMD Adpend
selama masa penulis menjabat dalam bagian organisasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman selama masa perkuliahan
serta teman-teman organisasi Asistensi 2 KOPMA, FIP KOPMA, dan
KOPMA BS UPI yang juga memberikan pengetahuan dan pengalaman
kepada penulis selama masa perkuliahan.
15. Umi Mutiah, Reza Dwi, dan teman-teman masa SMA yang sampai
sekarang masih berhubungan dalam memberikan dukungan, motivasi, dan
semangat selama menjadi teman hingga sekarang.
16. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang baik
langsung maupun tidak langsung telah membantu dan menunjang
kelancaran penyelesaian skripsi ini.

Semua bantuan yang diterima oleh penulis akan menjadi kenangan manis yang
mungkin tidak dapat dilupakan penulis. Semoga segala bantuan, dorongan, dan
kerjasama yang telah diberikan semua pihak diberikan rahmat serta balasan yang
berlipat ganda dan menjadi amal ibadah disisi Allah SWT, dan senantiasa
memberikan hidayah serta rahmat-nya kepada kita, aamiin.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. II

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. III

ABSTRAK ........................................................................................................... IV

ABSTRACT ...........................................................................................................V

KATA PENGANTAR ......................................................................................... VI

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ VII

DAFTAR ISI ..........................................................................................................X

DAFTAR TABEL ............................................................................................ XIII

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ XIV

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... XV

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 1
1.3 TUJUAN PENELITIAN ................................................................................. 6
1.4 MANFAAT PENELITIAN .............................................................................. 7
1.5 STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI ............................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10

2.1 KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 10


2.1.1 Unit PJJ Program SMA Terbuka ........................................................ 10
2.1.2 Konsep Manajemen Pembelajaran...................................................... 16
2.1.3 Efektivitas Manajemen Pembelajaran ................................................ 23
2.2 PENELITIAN TERDAHULU ........................................................................ 41
2.3 KERANGKA PENELITIAN .......................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 46

3.1 DESAIN PENELITIAN ................................................................................ 46


3.2 PARTISIPAN DAN LOKASI ......................................................................... 48

x
3.2.1 Partisipan ............................................................................................ 48
3.2.2 Lokasi.................................................................................................. 49
3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................................ 49
3.3.1 Instrumen Penelitian ........................................................................... 49
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 58
3.4 ANALISIS DATA ....................................................................................... 58
3.4.1 Teknik Analisis Data .......................................................................... 60
3.4.2 Keabsahan Data .................................................................................. 61

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 66

4.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................. 66


4.1.1 Lokasi Penelitian Sekolah Negeri ....................................................... 66
4.1.2 Lokasi Penelitian Sekolah Swasta ...................................................... 69
4.2 TEMUAN PENELITIAN .............................................................................. 73
4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di
SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung ............................. 73
4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di
SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung ............................. 74
4.2.3 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di
SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung ............................. 88
4.2.4 Pengawasan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di
SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung ............................. 88
4.2.5 Strategi Upaya Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh
Program Sekolah Terbuka Di SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret
Bandung ......................................................................................................... 91
4.3 PEMBAHASAN .......................................................................................... 91
4.3.1 Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka ..... 94
4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka ..... 97
4.3.3 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka ........... 97
4.3.4 Pengawasan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka ..... 99
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ..................... 101
5.1 SIMPULAN ...................................................................................... 101
5.2 IMPLIKASI ...................................................................................... 102

xi
5.3 REKOMENDASI ............................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105

LAMPIRAN ....................................................................................................... 105

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar SMA Terbuka di Bandung 1 .................................................................... 4

Tabel 3.1 Partisipan Penelitian 1........................................................................... 48

Tabel 3.2 Kisi - Kisi 2 ........................................................................................... 52

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara 1 ......................................................................... 54

Tabel 3.4 Pedoman Dokumentasi 1 ...................................................................... 56

Tabel 3.5 Pedoman Observasi 1 ............................................................................ 57

Tabel 4.1 Data Peserta Didik di SMAN 04 Kota Bandung................................... 66

Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SMAN 04 Bandung .... 67

Tabel 4.3 Daftar Peserta Didik di SMAS Sebelas Maret ...................................... 71

Tabel 4.4 Nama Guru Pamong SMAS Sebelas Maret .......................................... 71

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Penyelenggaran SMA 1 ........................................................ 16

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir 1 ........................................................................... 45

Gambar 4. 1 Visualisasi pada Perencanaan Pembelajaran .................................... 74

Gambar 4. 2 Metode Pembelajaran ....................................................................... 79

Gambar 4. 3 Media Pembelajaran ......................................................................... 80

Gambar 4. 4 Suasana Pembelajaran ...................................................................... 81

Gambar 4. 5 Penugasan Siswa .............................................................................. 83

Gambar 4. 6 Kendala Guru ................................................................................... 84

Gambar 4. 7 Visualisasi pada Materi Pelajaran .................................................... 87

Gambar 4. 8 Visualisasi pada Evaluasi Pembelajaran .......................................... 88

Gambar 4. 9 Visualisasi pada Pengawasan Pembelajaran .................................... 90

Gambar 4. 10 Visualisasi pada Strategi Pembelajaran.......................................... 91

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat Penelitian


Lampiran 2 Hasil Wawancara, Studi Dokumentasi, dan Observasi
Lampiran 3 Catatan Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan
yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan
tugas sosial. Pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yang
diciptakan secara khusus untuk menyelenggarakan pendidikan.
Pendidikan Menengah adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri
atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan, dan
madrasah aliyah. Terdapat berbagai keterbatasan/kendala yang
menyebabkan para lulusan SMP/MTs tidak melanjutkan pendidikannya ke
jenjang pendidikan sekolah menengah (SMA/SMK/MA). Penyebab faktor
masalah tersebut yaitu karena kemampuan keuangan orangtua, fungsi anak
sebagai tenaga kerja untuk keluarga, kondisi geografis yang sulit bagi
peserta didik untuk secara teratur datang setiap hari ke sekolah reguler, dan
ketersediaan sarana transportasi umum untuk digunakan peserta didik setiap
harinya. Sehubungan dengan faktor tersebut menyebabkan beberapa jumlah
lulusan SMP/MTs tidak melanjutkan studinya ke jenjang selanjutnya
sehingga daya tampung sekolah tidak terpenuhi dan tujuan pendidikan
Indonesia belum tercapai.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak
Jauh terlihat pada BAB VI, Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan pada Bagian
Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi :
(1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan
layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat
mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular; (3) Pendidikan
jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan
cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem
penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional
pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan

1
2

jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dinas
pendidikan mengembangkan program SMA terbuka. Dalam panduan
pelaksanaan SMA terbuka Provinsi Jawa Barat (2017), Sekolah Menengah
Atas Terbuka (SMA Terbuka) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan
formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah menengah
atas induk dengan menggunakan metode belajar mandiri, terbuka dan jarak
jauh. SMA Terbuka diselenggarakan pada satuan pendidikan SMA dengan
ketentuan:

1. diselenggarakan untuk satuan pendidikan;

2. diselenggarakan oleh SMA reguler dengan izin Pemerintah Daerah


sesuai dengan kewenangannya.
Ketentuan selanjutnya terkait pelaksanaan SMA terbuka pada jenjang
menengah dilaksanakan berdasar Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 1670/D/LK/2014 tentang Pelaksanaan Sekolah Terbuka pada Jenjang
Pendidikan Menengah, dengan ketentuan penyelenggara PJJ wajib
memperhatikan beberapa hal dalam rangka mendukung terselenggaranya
SMA terbuka sesuai dengan SNP, yaitu :
1)Memiliki dan mengembangkan sistem pengelolaan pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan komunikasi; 2)Memiliki sumber
daya atau akses terhadap sumber daya untuk menjamin
terselenggaranya interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta
didik secara intensif; 3)Menyediakan sumber belajar berbasis
teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan; 4)Menyediakan sumber daya praktik dan/atau praktikum
atau akses bagi peserta didik yang memilih jurusan IPA/Bahasa;
5)Menyediakan panduan bagi pengguna sistem pengelolaan
pembelajaran dan panduan pengembangan materi pembelajaran;
6)Menyediakan pedoman etika dalam berkomunikasi dan
berinteraksi melalui internet (pedoman netiket); 7)Menyediakan
panduan akademik dan administrasi lainnya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan PJJ.
Berdasarkan hasil penelitian dari skripsi yang berjudul Implementasi
Kebijakan Sekolah Terbuka di SMP 4 Pandak Bantul (Zubaidah,2014),
dengan analisis deskriptif sebagai berikut:
3

“Implementasi kebijakan sekolah terbuka di SMP N 4 Pandak Bantul


Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dalam implementasi kebijakan sekolah terbuka. Pada
penelitiannya dijelaskan bahwa implementasi kebijakan sekolah
terbuka di SMP 4 Pandak merupakan alternatif yang dilakukan untuk
siswa yang kurang beruntung dalam mengikuti pendidikan di sekolah
reguler, dalam implementasinya sekolah terbuka sudah memberikan
pelayanan pembelajaran yang setara dengan sekolah reguler pada
umumnya, serta menggunakan bahan ajar pembelajaran yang sudah
diinovasikan dalam bentuk bahan ajar PJJ. Penelitian ini juga
menjelaskan faktor yang menjadi kendala adalah mulai dari
kedisiplinan siswa itu sendiri, serta kurangnya kejelasan kebijakan
pemerintah sehingga tidak matangnya kebijakan sekolah terbuka
yang menyebabkan aturan yang terbengkalai.”
Adapun, hasil penelitian dari tesis yang berjudul Pembelajaran Sejarah
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Di SMA Terbuka: Penelitian Studi
Kasus di SMA Terbuka Induk SMAN 4 Bandung (Yudiana,2019), dengan
hasil analisis deskriptif yang menunjukkan bahwa :
“Pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA terbuka relatif kurang
efektif dikarenakan kurangnya motivasi belajar peserta didik pada
kegiatan belajar mandiri maupun bersama, dan kurangnya
memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang dapat membantu
efektivitas pembelajaran. Selain itu belum ada training skill yang
dikhususkan untuk para tutor dan PTK di sekolah tersebut, sehingga
dalam pembelajarannya pendidik masih menggunakan pembelajaran
yang bersifat konvensional dan terpusat pada pendidik. Namun, pada
SMAN 04 Bandung juga memiliki daya dukung dalam pelaksanaan
SMA terbuka, seperti fasilitas yang lengkap serta letak lokasi SMAN
04 Bandung yang berada di pusat kota dan termasuk pada wilayah
APK/APM rendah. Selain itu, terdapat dukungan pemerintah dan
masyarakat dalam mensukseskan sekolah terbuka.”
Berdasarkan hasil kedua skripsi tersebut, dapat disimpulkan
bahwasanya pelaksanaan program sekolah terbuka masih belum optimal
sehingga perlu adanya perbaikan pada setiap manajemen yang dilakukan
pada penyelenggaraan program sekolah terbuka ini. Dengan demikian,
peneliti tertarik untuk mengetahui salah satu pengelolaan pada sekolah
terbuka yang terkait pada efektivitas manajemen pembelajaran jarak jauh di
SMA terbuka yang menjadi percontohan di Kota Bandung. Sebelumnya,
peneliti akan memperlihatkan beberapa daftar sekolah yang
menyelenggarakan program unit PJJ sekolah terbuka di Kota Bandung,
antara lain :
4

Tabel 1.1 Daftar SMA Terbuka di Bandung 1

No Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. SMAN 4 Bandung Kec. Andir

2. SMAN 23 Bandung Kec. Antapani


3. SMAN 17 Bandung Kec. Babakan Ciparay
4. SMAN 20 Bandung Kec. Bandung Wetan
5. SMAN 18 Bandung Kec. Bojong Loa Kaler
6. SMAN 21 Bandung Kec. Buahbatu
7. SMAN 10 Bandung Kec. Cibeunying Kidul
8. SMAN 14 Bandung Kec. Cibeunying Kidul
9. SMAN 26 Bandung Kec. Cibiru
10. SMAN 6 Bandung Kec. Cicendo
11. SMAN 9 Bandung Kec. Cicendo
12. SMAN 1 Bandung Kec. Coblong
13. SMAN 19 Bandung Kec. Coblong
14. SMAN 2 Bandung Kec. Coblong
15. SMAN 27 Bandung Kec. Gedebage
16. SMAN 12 Bandung Kec. Kiaracondong
17. SMAN 16 Bandung Kec. Kiaracondong
18. SMAN 22 Bandung Kec. Lengkong
19. SMAN 7 Bandung Kec. Lengkong
20. SMAN 8 Bandung Kec. Lengkong
21. SMAN 25 Bandung Kec. Rancasari
22. SMAN 11 Bandung Kec. Regol
23. SMAN 15 Bandung Kec. Sukajadi
24. SMAN 3 Bandung Kec. Sumur Bandung
25. SMAN 5 Bandung Kec. Sumur Bandung
26. SMAN 24 Bandung Kec. Ujungberung
27. SMA Pelita Nusantara Kec. Andir
28. SMAS Langlangbuana Kec. Arcamanik
29. SMAS Swadaya Bandung Kec. Bojong Loa Kaler
30. SMAS PGRI 2 Kec. Buahbatu
31. SMAS Medina Bandung Kec. Lengkong
32. SMAS Muhammadiyah 1 Kec. Lengkong
33. SMAS PGRI 1 Bandung Kec. Sukajadi
34. SMAS PGRI 3 Kec. Ujungberung
5

35. SMAS KHZ Musthafa Sukamanah Kec. Sukarame


36. SMAS Rajawali Kec. Andir
37. SMAS YPI Kec. Cicendo
38. SMA Al Falah Kota Bandung Kec. Coblong
39. SMAS Sebelas Maret Kec. Regol
Sumber: Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat No. 423.1 /
23591 - Set.Disdik,

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sekolah menengah


atas penyelenggara program SMA Terbuka di Kota Bandung sebanyak 39
sekolah yang berasal dari negeri maupun swasta. Adapun, sekolah yang akan
menjadi objek penelitian adalah SMAN 04 Kota Bandung dan SMAS
Sebelas Maret Kota Bandung. SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret
telah melaksanakan program PJJ SMA terbuka mulai tahun 2017 hingga saat
ini. SMAN 04 Bandung berlokasi di jalan Gardujati No. 20, Kebon Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung, Jawa Barat. SMAN 04 Bandung
mempunyai visi “Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berakhlak
mulia, cerdas, kompetitif, berbudaya, dan berwawasan lingkungan.” Adapun
yang menjadi misinya yaitu :

1) Meningkatkan pengalaman ketakwaan dan akhlak mulia yang


berdasarkan Nilai Agama dan Wawasan Kebangsaan.

2) Meningkatkan mutu sekolah sebagai pusat ilmu pengetahuan,


keterampilan, pengalaman sikap, dan nilai dengan berbasis teknologi
dalam mewujudkan sekolah ,mandiri berstandar nasional.

3) Membangun Sumber Daya Manusia yang profesional, akuntabel, dan


mampu bersaing di era global.

4) Mengembangkan nilai-nilai budaya nasional berdasarkan kearifan lokal.

5) Mengembangkan sekolah berwawasan lingkungan dengan melibatkan


peran serta masyarakat berdasarkan prinsip MBS (Management Berbasis
Sekolah).

Sedangkan pada SMAS Sebelas Maret berlokasi di jalan Denki Selatan V


No. 38, Ciseureuh, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. SMAS
Sebelas Maret memiliki visi “Membangun Pendidikan yang berbudi pekerti,
6

berorientasi pada IPTEK dan IMTAQ serta berwawasan Lingkungan.”


Adapun yang menjadi misinya yaitu :

1) Mendidik siswa menguasai IPTEK dan IMTAQ.

2) Mendidik siswa untuk kreatif dan mandiri.

3) Menjadikan sekolah sebagai pusat pengembangan potensi dan


kepribadian siswa.

4) Menjadikan sekolah yang berkwalitas, berkelanjutan, dan berwawasan


lingkungan.
Kurikulum pembelajaran yang digunakan pada program sekolah
terbuka yaitu kurikulum 2013 sesuai dengan sekolah pada umumnya.
Namun, dengan sistem yang berbeda. Dengan demikian, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian efektivitas manajemen pembelajaran SMA
program sekolah terbuka yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pengawasan, serta upaya peningkatan program pembelajaran dalam
melaksanakan efektivitas manajemen pembelajaran di sekolah terbuka yang
menjadi percontohan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penelitian ini


menitikberatkan pada efektivitas manajemen pembelajaran jarak jauh pada
program sekolah menengah atas terbuka di SMAN 04 Bandung dan SMAS
Sebelas Maret. Rumusan masalah tersebut antara lain:
1. Bagaimana efektivitas perencanaan pembelajaran pada sekolah menengah
atas terbuka?
2. Bagaimana efektivitas pelaksanaan pembelajaran pada program sekolah
menengah atas terbuka?
3. Bagaimana efektivitas evaluasi pembelajaran pada program sekolah
menengah atas terbuka?
4. Bagaimana efektivitas pengawasan pembelajaran pada program sekolah
menengah atas terbuka?
5. Bagaimana strategi upaya peningkatan efektivitas pembelajaran jarak
jauh program sekolah terbuka?
7

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang ada di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui


Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program SMA
Terbuka di SMAN 04 Kota Bandung dan SMAS Sebelas Maret Kota
Bandung.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan efektivitas perencanaan pembelajaran dalam
program sekolah menengah atas terbuka di SMAN 04 Bandung dan
SMAS Sebelas Maret.
b. Mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan pembelajaran dalam
program sekolah menengah atas terbuka di SMAN 04 Bandung dan
SMAS Sebelas Maret.
c. Mendeskripsikan efektivitas evaluasi pembelajaran dalam program
sekolah menengah atas terbuka di SMAN 04 Bandung dan SMAS
Sebelas Maret.
d. Mendeskripsikan efektivitas pengawasan pembelajaran dalam
program sekolah menengah atas terbuka di SMAN 04 Bandung dan
SMAS Sebelas Maret.
e. Mendeskripsikan dan menganalisis strategi upaya dalam peningkatan
efektivitas pembelajaran jarak jauh pada program sekolah terbuka.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberi
manfaat bagi beberapa pihak sehingga ilmu yang didapatkan dapat
tersampaikan dengan pembaca, manfaat tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian keilmuan
8

dalam pengembangan ilmu manajemen pembelajaran pendidikan terkait


dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawasan pada
sekolah unit PJJ program sekolah menengah atas terbuka ini. Selain itu,
penelitian ini dapat memberikan informasi secara umum tentang
manajemen pembelajaran program SMA Terbuka di SMAN 04 Bandung
dan SMA Sebelas Maret serta menyampaikan hambatan yang terdapat
dalam pengelolaan sekolah terbuka, sehingga dijadikan bahan
pertimbangan kajian bagi penelitian selanjutnya.
2. Praktis
Adapun manfaat secara praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu
beserta wawasan dalam Manajemen Pembelajaran terkait dengan
bidang garapan dalam administrasi pendidikan secara teoritis maupun
praktik.
b. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada kepala sekolah dan
para guru dalam peningkatan serta perbaikan pelaksanaan efektivitas
manajemen pembelajaran jarak jauh program sekolah menengah atas
terbuka.
c. Bagi Dinas Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber rujukan tambahan dalam
melaksanakan perbaikan program dan pelayanan pendidikan sekolah
menengah atas terbuka pada bidang manajemen pembelajaran
pendidikan.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi


Struktur organisasi skripsi merupakan gambaran secara umum
mengenai skripsi ini, mulai dari kandungan isi setiap bab, hingga
keterkaitan bab I dengan bab-bab lainnya. Dalam kerangka penelitian ini,
maka sistematika penulisan skripsi berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah
UPI tahun 2019. Adapun urutan penulisannya dalam membentuk kerangka
9

utuh skripsi yaitu :


Bab I berisi tentang pendahuluan yang pada dasarnya menjadi bab
perkenalan. Struktur bab pendahuluan berisi terkait uraian dari latar
belakang penelitian yang memaparkan konteks penelitian yang dilakukan;
rumusan masalah penelitian yang menjadi fokus penelitian; tujuan
penelitian; manfaat penelitian; hingga struktur organisasi skripsi yang
menggambarkan kandungan setiap bab.
Bab II berisi tentang kajian pustaka dalam skripsi yang memberikan
konteks jelas terhadap permasalahan dalam penelitian. Kajian pustaka
menunjukkan perkembangan termutakhir dalam dunia keilmuan yang berisi
terkait konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum, dan model-model
dalam bidang yang dikaji. Selain itu, pada bab II juga memuat terkait
penelitian terdahulu yang relevan serta posisi teoritis peneliti yang
berkenaan dengan masalah yang diteliti.
Bab III berisi tentang metode penelitian yang merupakan penjabaran
alur penelitian dalam skripsi yang terdiri dari : desain penelitian, partisipan
dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data, serta isu etik..
Bab IV berisi terkait temuan dan pembahasan yang merupakan bagian
utama dalam penulisan skripsi. Pada penulisan skripsi, temuan penelitian
berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang sesuai dengan
pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah, sedangkan pembahasan dari
temuan penelitian untuk menjawab dari rumusan permasalahan penelitian
sebelumnya.
Bab V berisi tentang simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Pada bab
V menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan
penelitian serta mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari
hasil penelitian tersebut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Unit PJJ Program SMA Terbuka
A. Pengertian SMA Terbuka
Menurut Aqib dan Amrullah (2019, hlm. 15) bahwa pembelajaran jarak
jauh adalah
sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas pengajaran
dilakukan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua
kegiatan tersebut berupa jarak fisik yaitu peserta didik yang jauh dari
sekolah dan jarak non-fisik berupa keadaan yang memaksa seseorang
yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun
tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut.
Sistem yang digunakan berupa aplikasi yang berbasis web sebagai
alat bantu dalam penyampaian materi pelajaran.
Sependapat dengan pemikiran dari M. Moore (dalam Darmawan &
Wahyudin, 2018, hlm. 134) bahwa pendidikan terbuka dan jarak jauh
merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya,
sehingga komunikasi antara peserta didik dan pengajar harus dilakukan
dengan bantuan media cetak, elektronik, mekanis, dan peralatan lainnya.
Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah
pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan
terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajar. Pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh ini dilakukan secara tidak langsung atau dapat
menggunakan media online. Sedangkan program sekolah terbuka
merupakan bagian dari pembelajaran jarak jauh karena pelaksanaan
pembelajarannya dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Hal ini sejalan dalam Permendikbud Nomor 119 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah bahwa sekolah terbuka adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari
sekolah induk yang penyelenggaraan pendidikannya menggunakan

10
11

metode belajar mandiri.


Pernyataan diatas berarti bahwa sistem sekolah terbuka dilakukan
secara mandiri dengan pembelajaran yang tidak langsung tetapi tetap
dalam pengawasan pengajar. Jadi, sistem pada sekolah terbuka dan sistem
pembelajaran jarak jauh merupakan konsep dari sekolah terbuka dengan
menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Hal ini dapat diartikan
bahwa peserta didik melakukan pembelajaran tanpa mengikat langsung
seperti pada sekolah umumnya. SMA Terbuka adalah subsistem
pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
kegiatan belajar mandiri peserta didiknya dengan bimbingan terbatas dari
orang lain. Sistem pembelajaran jarak jauh pada sekolah terbuka ini
memberikan penekanan kepada peserta didik yang berfokus pada proses
belajar, organisasi pengajaran, serta pengajarannya. Pada program
sekolah terbuka ini dapat dikenal juga dengan pembelajaran e-learning
karena metode penyampaian pembelajaran menggunakan basis teknologi
yang tidak mengikat waktu. Penerapan SMA terbuka ini harus
memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran jarak jauh seperti yang
disampaikan oleh Anonim (dalam Daryanto & Syaiful, 2017, hlm. 100)
yaitu a) Tujuan yang jelas, b) Relevan dengan kebutuhan, c) Mutu
pendidikan, d) Efisiensi dan efektivitas program, e) Efektivitas, f)
Pemerataan, g) Kemandirian, h) Keterpaduan, dan i) Kesinambungan.
B. Tujuan SMA Terbuka
Berdasarkan Permendikbud No 119 tahun 2014 bahwa PJJ
diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan
akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan
dasar dan menengah. Oleh karenanya PJJ memiliki karakteristik terbuka,
belajar mandiri, belajar tuntas menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi pendidikan, dan/atau menggunakan teknologi pendidikan
lainnya. Melalui sistem PJJ, setiap individu dapat memperoleh akses
terhadap pendidikan berkualitas tanpa harus meninggalkan rumah,
pekerjaan, dan tidak kehilangan kesempatan bekerja. Selain akses, dalam
meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap individu. Sifat
12

massal yang dimiliki sistem PJJ dalam mendistribusikan pendidikan


berkualitas yang terstandar dengan menggunakan TIK, standardisasi
capaian pembelajaran (learning outcomes), materi ajar, proses
pembelajaran, bantuan belajar, dan evaluasi pembelajaran, menjadikan
pendidikan berkualitas dapat diperoleh berbagai kalangan lintas ruang
dan waktu.
Sedangkan pada Pedoman Pelaksanaan SMA Terbuka di Jawa
Barat (2017) tujuan penyelenggaraan SMA Terbuka ini adalah
untuk memberikan layanan pendidikan melalui perluasan akses bagi
masyarakat Jawa Barat yang belum terlayani di sekolah reguler, dan
terkendala oleh: a) kondisi geografis, b) keterbatasan waktu, c) kondisi
ekonomi, d) kondisi sosial budaya, sehingga dapat memperoleh
kesempatan mengikuti pendidikan jenjang Menengah yang bermutu.
Merujuk pada beberapa penjelasan tujuan diatas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan SMA terbuka yaitu untuk memperluas akses pendidikan
bagi peserta didik yang memiliki beberapa kekurangan dan terkendala
dengan berbagai faktor dalam melanjutkan pendidikan menengah atas.
Adanya penyelenggaraan SMA terbuka, akan memberikan kesempatan
kepada masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa Barat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya dan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang sepadan.

C. Karakteristik SMA Terbuka


Karakteristik utama SMA Terbuka yang dilaksanakan
menggunakan pendidikan jarak jauh adalah keterpisahan pendidik dengan
peserta didik, tetapi dimungkinkan adanya interaksi pembelajaran melalui
pertemuan tatap muka dan daring yang terjadwal. Berdasarkan
Permendikbud 119 Tahun 2014, Pendidikan jarak jauh memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Terbuka
PJJ yang dilaksanakan pada pendidikan menengah memiliki
karakteristik terbuka yang berarti pembelajaran pada program PJJ
dilaksanakan secara fleksibel dalam hal tempat belajar dan cara belajar
terorganisasi dalam sistem pendidikan formal.
13

2. Belajar mandiri

Belajar mandiri dalam program PJJ berarti proses pembelajaran


diinisiasi oleh peserta didik dalam periode tertentu. Ketika belajar
mandiri, peserta didik secara perorangan maupun berkelompok
memanfaatkan berbagai sumber belajar. Daripada pendidik, sumber-
sumber belajar tsb. lebih dominan dimanfaatkan oleh peserta didik. Akan
tetapi, walaupun sumber belajar dimanfaatkan lebih dominan, peserta
didik mutlak mendapatkan bimbingan atau bantuan belajar/tutorial sesuai
kebutuhan.
3. Belajar tuntas

Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang mengutamakan


tingkat penguasaan pada level kompetensi tertentu bagi peserta didik
(Permendikbud 119 Tahun 2014). Hal ini berarti dengan keluwesan
dalam program PJJ, diharapkan peserta didik dapat tuntas dalam
penguasaan kompetensi tertentu karena mereka memiliki akses terhadap
sumber belajar dan layanan pembelajaran, serta memiliki waktu yang
cukup untuk belajar. Untuk itu, dalam rangka mendorong ketuntasan
belajar, bimbingan maupun bantuan belajar yang terstruktur wajib
diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tutorial tatap muka dan atau
daring, dengan mengandalkan bimbingan guru/tutor secara langsung
maupun tidak langsung (virtual).
4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan
atau teknologi pendidikan lainnya.

Dalam PJJ, TIK dimanfaatkan untuk menyediakan bantuan belajar


yang meliputi layanan akademis maupun layanan administrasi. Layanan
akademis yang dimaksud adalah penyediaan sumber belajar sesuai
standar nasional pendidikan, interaksi pembelajaran, maupun evaluasi
belajar dapat memanfaatkan TIK dan atau teknologi pendidikan lainnya.
Selain dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaraan, penyelenggara
PJJ juga wajib memiliki dan mengembangkan sistem pengelolaan
pembelajaran berbasis TIK Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Pembelajaran
14

dengan memanfaatkan TIK menurut Trollif dan Allesi (dalam Darmawan


& Wahyudin, 2018, hlm. 55) yaitu :

mencakup drill, tutorial, simulasi, dan games yang diintegrasikan


dengan berbagai aspek pendukung berupa mapping concept,advance
organizer knowledge, discovery-inquiry, lateral thinking, persuasive,
visual-audio imaging, yang dikemas dalam ICT dengan alternatif
sajian melalui prosedur sistem belajar jarak jauh seperti e-learning,
teleconference, yang isinya bersifat problem solving dengan jalur
pemecahan masalah diserahkan pada gaya dan tanggung jawab,
keyakinan, serta kemandirian belajar peserta didik.
Selain karakteristik diatas, terdapat pula karakteristik proses
pembelajaran sekolah terbuka secara umum menurut pendapat
Baharuddin dan Wahyuni (2015, hlm.199) yang meliputi :

1) Peran guru dan murid. Pada sekolah terbuka guru berperan sebagai
fasilitator yang membantu siswa secara aktif membimbing diri mereka
sendiri dalam belajar dan siswa juga secara aktif memilih
materi,metode-metode, dan langkah-langkah dalam belajar.

2) Evaluasi diagnostik. Evaluasi belajar siswa tidak hanya didasarkan


pada tes yang dikerjakan oleh siswa, tapi juga pada pengamatan
terhadap hasil karya dan performa siswa dalam belajar. Tujuan ini
yaitu untuk memberikan feedback terhadap kinerja siswa dalam
belajar.

3) Materi. Pemberian materi yang berbeda-beda digunakan untuk


memberikan stimulus bagi siswa agar dapat melakukan eksplorasi
dalam belajar.

4) Pengajaran individual. Pada sekolah terbuka, pengajaran ini


didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan individual siswa, dimana
siswa belajar sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.

5) Kelompok dengan berbagai tingkat usia. Kelompok ini terdiri dari


siswa dengan berbagai tingkat usia atau tidak didasarkan pada
aktivitas yang akan dilakukan.

6) Ruangan terbuka. Ruangan tempat belajar ini dirancang secara


15

fleksibel untuk berbagai kegiatan belajar dan tidak hanya berada di


dalam kelas.

7) Team teaching. Sistem pengajaran yang direncanakan oleh dua atau


lebih guru sebagai tim pengajar dengan berbagai sumber belajar dan
menggabungkan siswa. .

D. Model Pembelajaran Layanan SMA Terbuka


Dalam panduan pelaksanaan SMA terbuka Provinsi Jawa Barat
(2017), pembelajaran diselenggarakan sesuai dengan model layanan yang
diterapkan, yang dapat dipilih.
1. Model DOMON (Dominan Online)
Pada model ini perbandingan Pembelajaran online dan Pembelajaran
tatap muka sekitar 80% : 20%. Tugas Pembelajaran diberikan pada
saat Pembelajaran mandiri/online, umpan balik dari guru bina juga
diberikan secara online. Untuk mata pelajaran berpraktik, kegiatan
praktik dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka. Bahan ajar yang
digunakan dapat berupa Modul atau Buku Paket, Buku Sekolah
Elektronik (BSE), bahan ajar yang dibuat oleh guru bina atau bahan
ajar lainnya yang menunjang.
2. Model BONTAMU (Balancing Online Tatap Muka)
Pada model ini perbandingan antara Pembelajaran online dan
Pembelajaran tatap muka sekitar 50% : 50%. Tugas Pembelajaran
diberikan baik pada saat Pembelajaran online sebanyak 2 kali, dan
Pembelajaran tatap muka 1 kali. Umpan balik dapat diberikan secara
online maupun secara tatap muka.
3. Model DOMTAMU (Dominan Tatap Muka)
Pada model ini perbandingan antara Pembelajaran online dan
Pembelajaran tatap muka sekitar 20% : 80%. Tugas Pembelajaran
diberikan pada saat Pembelajaran tatap muka. Umpan balik dapat
diberikan secara online maupun secara tatap muka.
Berdasarkan penjelasan model diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada penyelenggaraan SMA Terbuka pembelajaran
16

yang dilaksanakan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak


langsung (online). Pembelajarannya juga disesuaikan dengan kebutuhan
siswa dan waktu luang setiap siswa maka guru akan ikut menyesuaikan
juga dengan kebutuhan-kebutuhan pada siswa itu sendiri. Model
pelaksanaan pembelajaran ini tergambar pada peta konsep sebagai
berikut :

Gambar 2.1 Skema Penyelenggaran SMA 1

Sumber : Panduan Pelaksanaan SMA Terbuka Provinsi Jawa Barat (2017, hlm.
10)
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa selama proses
manajemen pembelajaran pada SMA terbuka terdiri dari perencanaan,
proses, dan evaluasi. Pada proses pembelajaran dilaksanakan dengan
belajar mandiri dan belajar terbimbing dengan menggunakan berbagai
metode mulai dari bahan ajar digital, panduan belajar, tutorial tatap muka,
dan tutorial daring. Skema penyelenggaraan di SMA terbuka harus
dijalankan sesuai urutan dan dikelola dengan baik agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif.

2.1.2 Konsep Manajemen Pembelajaran


A. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Winkel (dalam Saefuddin dan Berdiati, 2013, hlm.9) menjelaskan
bahwa pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang
17

untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan


memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta
didik. Sejalan dengan hal tersebut menurut pendapat Darmawan dan
Permasih (2013, hlm. 128) yang dimaksud dengan pembelajaran adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Pendapat lain dari Hardini dan
Puspitasari (2015, hlm. 10) yang dimaksud pembelajaran adalah
suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan bagian dari proses belajar yang direncanakan dan
diorganisasikan oleh guru untuk membantu peserta didik selama
pembelajaran berlangsung untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Jika pembelajaran merupakan proses belajar maka manajemen
pembelajaran menurut pendapat Sue dan Glover (dalam Akhiruddin dkk,
2019, hlm. 45) adalah proses menolong murid untuk mencapai
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pemahaman terhadap
dunia di sekitar mereka. Pendapat lain menurut Rukajat (2018, hlm. 5)
manajemen pembelajaran adalah kegiatan yang dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penilaian pelaksanaan
pembelajaran agar mencapai hasil belajar yang efektif. Hal ini berarti
bahwa manajemen pembelajaran merupakan pengelolaan dari
serangkaian proses belajar yang dilakukan guru untuk menolong siswa
dalam pencapaian pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran merujuk pada kurikulum yang
digunakan oleh sekolah. Kurikulum merupakan pokok dalam kegiatan
pembelajaran, dan kurikulum dapat berubah seiring dengan
perkembangan pendidikan. Terdapat beberapa langkah dalam kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan sekolah pada pengelolaan
kurikulum menurut Suryana (2015, hlm. 27) antara lain:
1. Menentukan kriteria/syarat penerimaan siswa baru.
2. Menentukan atau menyusun kelas/kelompok/rombongan belajar yang
akan diterima.
18

3. Menyusun program kegiatan, baik semester maupun tahunan.


4. Membuat jadwal kegiatan/agenda kegiatan kurikulum.
5. Menyusun jadwal pelajaran atau proses pembelajaran.
6. Mengadakan catatan kendala dan peningkatan kegiatan.
7. Menyelenggarakan waktu kegiatan evaluasi atau ulangan atau ujian.
8. Mendaftar dan menyusun buku-buku sumber yang diperlukan untuk
pembelajaran.
9. Membuat dan menyusun kegiatan laporan hasil pembelajaran.
10. Dan lain sebagainya bila perlu ada yang masih dibutuhkan yang lebih
efektif.

B. Tujuan Manajemen Pembelajaran


Tujuan pembelajaran merupakan pencapaian dari kegiatan
pembelajaran. Dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran maka
perlu dirumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik agar dapat membentuk perilaku siswa yang kompeten.
Menurut Fathoni dan Riyana (2013, hlm. 150) tujuan pembelajaran
sendiri terbagi menjadi dua aspek yaitu
tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang
sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah
laku yang lebih spesifik. Sedangkan tujuan pembelajaran khusus
merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum yang
dirumuskan guru agar dapat lebih dispesifikasikan dan mudah
diukur tingkat ketercapaiannya.
Pencapaian pada tujuan pembelajaran terwujud dalam perilaku
yang mengarah kepada hasil belajar peserta didik. Proses penyusunan
tujuan ini menjadi pertimbangan pendidik dalam merumuskannya.
Rumusan ini berguna untuk menentukan komponen-komponen pada
pembelajaran seperti jenis materi pembelajaran, metode pembelajaran,
sumber pembelajaran, media pembelajaran, dan strategi pembelajaran.
Berdasarkan pendapat Nursalim (2018, hlm. 58-60) tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai pendidik dan peserta didik antara lain :
1. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Tujuan ini berdasarkan dengan amanat pembukaan UUD 1945,
19

tersemat tujuan besar pembelajaran bangsa Indonesia. Pada setiap


lembaga pendidikan pasti akan mengemban tujuan besar yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan ini, maka
menunjukkan bahwa pendiri bangsa bangsa menghendaki rakyat
Indonesia maju melalui kemandirian dan kecerdasan yang dimiliki
agar dapat bersaing dengan rakyat dari negara lain.
2. Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan
Tujuan ini merupakan tujuan yang harus dilakukan pendidik dan
peserta didik. Peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan
merupakan proses dalam peningkatan kompetensi peserta didik.
Tidak hanya peserta didik saja dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan, pendidik juga diharapkan dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan seiring dengan perkembangan
pendidikan sekarang. Selain itu, jika terdapat pembelajaran maka
pendidik dapat melakukan pembaruan informasi terkait ilmu yang
akan diajarkan dan meningkatkan keterampilan yang dimiliki.
Kemajuan teknologi memudahkan para pendidik dalam
mendapatkan informasi dengan cepat sehingga melalui banyaknya
informasi akan meningkatkan mutu pembelajaran yang didapat
peserta didik. Melalui pendidik juga, peserta didik akan
dikembangkan keterampilannya melalui ilmu pengetahuan yang
diberikan oleh pendidik yang terampil.
3. Menciptakan Peserta Didik yang Kritis dalam Pemikiran dan
Argumentatif
Salah satu tujuan pembelajaran adalah mencetak peserta didik
yang kritis dalam pemikiran dan argumentatif. Berpikir menjadi
salah satu cara untuk memecahkan masalah, menentukan keputusan,
dan memenuhi rasa keingintahuan. Oleh sebab itu, pembelajaran
dituntut untuk dapat menciptakan peserta didik dengan kemampuan
berpikir kritis. Tidak hanya berpikir kritis, sikap argumentatif pada
peserta didik juga harus dimiliki pada saat pembelajaran. Tujuannya
ini yaitu untuk menunjang kemampuan berfikir yang bersifat analitis
20

dan bersifat logis. Melalui sikap argumentatif peserta didik dibekali


fakta-fakta yang bersifat objektif dan dapat diterima kebenarannya.
Berdasarkan beberapa penjelasan terkait tujuan pembelajaran
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan
aspek penting dalam menentukan perencanaan pembelajaran. Adanya
tujuan pembelajaran maka dapat mencapai cita-cita atau harapan dari
peserta didik dan pendidik. Jika terdapat tujuan pembelajaran maka
akan terlihat juga dengan jelas arah dari pendidikan itu sendiri. Hal ini
tentunya disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional untuk
menciptakan generasi yang berkualitas.

C. Prinsip – Prinsip Manajemen Pembelajaran


Prinsip manajemen pembelajaran merupakan dasar pemikiran
dalam menunjukkan proses kegiatan manajemen pembelajaran
berdasarkan kaidah-kaidah yang ada. Terdapat beberapa prinsip-prinsip
dalam manajemen pembelajaran sebagai landasan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam manajemen pembelajaran menurut
Nursalim (2018, hlm. 64-69) yaitu :
1. Prinsip Perbedaan Individu
Prinsip ini diwujudkan melalui cara pendidik dan peserta didik
yang menumbuhkan sikap saling menghormati dan memahami satu
sama lain. Bentuk pengertian dan pemahaman pendidik dapat
terwujud melalui kemampuan pendidik dalam mengidentifikasi
karakter, bakat, dan minat peserta didik. Kompetensi ini dibutuhkan
agar mencegah terjadinya paksaan dalam pembelajaran. Sementara
bentuk pengertian dan pemahaman peserta didik dalam
mengidentifikasi karakter pendidik sehingga dapat mencegah
terjadinya tindakan mengecewakan peserta didik terhadap pendidik.
2. Prinsip Motivasi
Motivasi berperan penting dalam pembelajaran berlangsung
karena menjadi dorongan peserta didik untuk mencapai tujuan.
Adanya motivasi akan menciptakan kondisi atau keadaan peserta didik
dalam mengatur arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut agar
21

tercipta kualitas pembelajaran yang efektif. Motivasi yang tinggi dari


pembelajaran tidak hanya dimiliki oleh peserta didik, namun harus
dimiliki juga oleh pendidik. Jika pendidik mendapatkan motivasi yang
kuat dalam dirinya, maka peserta didik akan memiliki motivasi
tersebut. Sebab dengan adanya motivasi dari kedua belah pihak maka
akan menunjukkan keberhasilan pembelajaran, jika hanya satu pihak
maka akan mengalami kegagalan pembelajaran. Motivasi memiliki
beragam bentuk, salah satunya yaitu pendidik yang termotivasi untuk
menjadi super teacher dan peserta didik menjadi best student.
3. Prinsip Keaktifan
Keaktifan dapat berasal dari pihak pendidik dan peserta didik.
Jika dari pendidik, keaktifan dalam bentuk kehadiran dan
berkembangnya kegiatan pembelajaran. Sedangkan dari peserta didik,
keaktifan dapat terlihat dari keikutsertaannya dalam mengikuti
pembelajaran. Keaktifan juga dapat menciptakan dorongan kemauan
dan aspirasi seseorang. Jika peserta didik memiliki keaktifan ini, maka
proses pembelajaran akan dilaksanakan tanpa ada paksaan dari
pendidik. Melalui proses belajar peserta didik dengan prinsip
keaktifan kan mencapai tujuan pembelajaran.
4. Prinsip Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu pengetahuan yang didapatkan
melalui kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan dan
praktek secara langsung. Pengalaman bagian dari bekal terbaik untuk
pendidik dan peserta didik. Melalui pengalaman maka seseorang akan
mendapatkan pembelajaran dari sebuah peristiwa dan peserta didik
dapat menciptakan kesan dalam dirinya .Bagi seorang pendidik,
pengalaman juga bisa menjadi sebuah tantangan. Tantangan untuk
menerima kesiapan dalam setiap mengajar karena setiap mengajar
pendidik akan dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan dari
peserta didik. Disisi lain, pengalaman dari peserta didik dapat
memudahkan proses penguasaan materi dan menjamin kenyamanan
saat mempelajari materi dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
22

pendidik harus menjadikan proses belajar sebagai proses melahirkan


pengalaman peserta didik yang berkesan sehingga peserta didik
memperoleh pengetahuan, penghayatan nilai-nilai dan latihan-latihan
dalam pembentukan pribadinya.
5. Prinsip Pengulangan dan Penguatan
Prinsip pengulangan dalam pembelajaran berkaitan dengan
pengulangan materi sedangkan penguatan sebagai proses penekanan
materi untuk peserta didik. Pengulangan diperlukan agar dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik pada suatu materi. Jika
proses pengulangan sering dilakukan maka akan menciptakan sebuah
kebiasaan dalam diri peserta didik. Hal ini dilihat dari tujuan prinsip
pengulangan yaitu untuk melatih daya ingat dan penguatan untuk
membentuk sebuah kebiasaan belajar peserta didik. Oleh karena itu,
prinsip ini menjadi sesuatu yang penting di dalam sebuah
pembelajaran karena berkaitan dengan keberhasilan dari sebuah
pembelajaran yang diterapkan pendidik.
6. Prinsip Tantangan dan Bertanya
Tantangan dan bertanya menjadi sebuah tujuan yang
dirumuskan untuk menyimpan hambatan-hambatan yang mungkin
terjadi. Untuk menghadapi beberapa hambatan yang mungkin terjadi
maka tugas pendidik adalah memberikan arahan kepada peserta didik
agar mampu menghadapi kesulitan dan tantangan dari setiap materi.
Melalui hambatan akan menciptakan motif dalam diri pendidik dan
peserta didik untuk memecahkan kesulitan materi bersama-sama.
Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran membuat peserta didik
antusias untuk mengatasinya. Selain memberikan arahan dalam
menghadapi tantangan, pendidik juga harus memberikan kesempatan
bertanya kepada peserta didik agar dapat meningkatkan pemahaman
dan menyelesaikan tantangan dari setiap materi pembelajaran
berlangsung. Langkah ini diperlukan pendidik agar pada saat kegiatan
pembelajaran pemahaman peserta didik tidak lambat. Proses bertanya
akan menciptakan sebuah kepastian yang diketahui pendidik terkait
23

pemahamanan yang diterima peserta didik akan materi pembelajaran.


Pada proses bertanya akan menciptakan langkah yang seirama antara
pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan.

D. Fungsi Manajemen Pembelajaran


Terdapat empat fungsi dalam manajemen pembelajaran, yaitu :
1. Perencanaan Pembelajaran
Menurut Sagala (dalam Rukajat, 2018, hlm. 16) perencanaan
adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara
terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan dan upaya yang
dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.
Sedangkan penjelasan dari Johnson (dalam Syafaruddin, 2019,
hlm.59) lebih lanjut bahwa “planning is the process by which the
system adapts its resources to changing environmental and internal
forces.” Dalam artian bahwa perencanaan adalah suatu proses
dimana sistem menyesuaikan berbagai sumber daya yang ada untuk
mengubah lingkungan dan kekuatan internal.
Melihat dari konsep diatas perencanaan pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses penetapan pembelajaran yang akan
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
memperhatikan sumber daya yang ada. Pada perencanaan
pembelajaran biasanya pendidik membuat RPP, silabus maupun
modul yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan melihat
dari tujuan pendidikan agar pada saat proses pembelajaran
berlangsung tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Merujuk pada pernyataan diatas, sependapat dengan
pemikiran Triwiyanto (2015, hlm. 97) bahwa perencanaan
pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan
pembelajaran, media pembelajaran, waktu, pengelolaan kelas, dan
penilaian hasil belajar. Triwiyanto (2015, hlm. 98) juga menyatakan
bahwa perencanaan pembelajaran dapat disebut dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dikembangkan secara
rinci dari suatu masalah pokok/tema tertentu yang lebih mengacu
24

pada silabus.
Adapun sesuai dengan konsep perencanaan dalam kegiatan
pembelajaran diatas, maka dapat dikembangkan sejumlah indikator
tentang perencanaan pembelajaran yang mencakup penyusunan
kegiatan pembelajaran, penetapan, dan pembatasan tujuan
pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengumpulan
data dan informasi pendukung pembelajaran, dan pengomunikasian
rencana-rencana pembelajaran tersebut kepada pihak terkait. Bentuk
perencanaan pembelajaran dimaksud, diukur dengan penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dinyatakan dengan
sejumlah komponen, yaitu tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Pada perencanaan pembelajaran terdapat prosedur
pengembangan sistem instruksional (PPSI) yang disusun guru berupa
pedoman untuk menyusun satuan pelajaran pada saat dilakukan proses
pembelajaran. Menurut Syarafuddin (2019, hlm.65) langkah-langkah
dalam membuat PPSI yaitu :
1) Perumusan Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran yang dirumuskan oleh guru adalah tujuan
pengajaran khusus yang disusun berdasarkan pendalaman dan
analisis terhadap pokok-pokok materi/bahan pelajaran, tujuan
pengajaran umum dan tujuan kurikuler yang ada dalam Garis-garis
Besar Program pengajaran (GBPP).
2) Pengembangan Alat Penilaian
Pengembangan alat penilaian adalah merupakan pedoman dan
prosedur penilaian yang akan ditempuh, baik tentang tes awal, dan
ets akhir, jenis tes yang akan digunakan dan rumusan soal-soal
sebagai bagian dari satuan pelajaran.
3) Penetapan Pedoman Proses Kegiatan Belajar Siswa
Suatu proses penetapan petunjuk bagi guru untuk menetapkan
langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan
pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan pembelajaran khusus
25

(TPK) yang harus dicapai oleh siswa.


4) Penetapan Pedoman Kegiatan Guru
Merumuskan petunjuk bagi guru dalam program pengajaran agar
dapat melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan pengajaran yang
akan dicapai. Dalam hal ini guru harus merumuskan; materi
pelajaran secara terperinci, merumuskan metode yang akan dipakai
dalam mengajar, dan menyusun jadwal yang akan dilaksanakan.
5) Pedoman Pelaksanaan Program
Langkah ini merupakan petunjuk dalam pelaksanaan program,
sejak dari pelaksanaan tes awal, penyajian materi pelajaran sampai
pada dilaksanakan penilaian hasil belajar. Petunjuk ini bersifat
fleksibel supaya memungkinkan diubah atau diperbaiki guna
peningkatan dari rencana semula.
6) Pedoman Perbaikan (Revisi)
Pengembangan program setelah selesai dilaksanakan program
pengajaran. Perbaikan didasarkan berdasarkan umpan balik dari
evaluasi hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi/proses
dari hasil perencanaan pembelajaran yang telah ditentukan. Penerapan
fungsi pelaksanaan dalam pembelajaran, meliputi:
1) Menyusun kerangka waktu dan biaya yang diperlukan baik untuk
institusi maupun pembelajaran secara rinci dan jelas.
2) Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam
melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan.
3) Mengeluarkan instruksi-instruksi yang spesifik ke arah pencapaian
tujuan.
4) Membimbing, memotivasi, dan melakukan supervisi oleh kepala
sekolah terhadap guru, membimbing, memotivasi, dan memberi
tuntunan atau arahan yang jelas oleh guru terhadap pelayanan
belajar kepada peserta didik. Hubungan siswa dengan guru dalam
proses pembelajaran, menempatkan guru pada sisi strategis
26

sebagai manajer pembelajaran dengan mempersiapkan segala


sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran.
Pada pelaksanaan pembelajaran terdapat 3 kegiatan utama
yang harus diperhatikan guru yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan cara mempersiapkan
peserta didik agar terkondisikan siap menerima pelajaran. Sehingga
guru harus memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas agar
dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi
menyenangkan sesuai dengan materi pelajaran serta terciptanya
interaksi belajar antara guru dengan peserta didik sehingga peserta
didik merasa termotivasi. Tujuan dilakukan kegiatan pendahuluan
yaitu mengajak peserta didik untuk turut aktif pada saat proses
pembelajaran berlangsung sehingga menciptakan pembelajaran
terbuka serta meningkatkan minat belajar peserta didik sesuai
dengan kemampuan pengelolaan kelas yang guru lakukan agar
berjalan kondusif.
Menurut Mulyasana (dalam Rukajat, 2018, hlm.21) terdapat
beberapa usaha yang harus dilakukan oleh guru dalam membuka
pelajaran, antara lain :
a) Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi
yang disajikan;
b) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi
yang akan dipelajari (dalam hal tertentu, tujuan bisa
dirumuskan, bersama peserta didik);
c) Menyampaikan langkah-langkah, kegiatan pembelajaran, dan
tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan;
d) Mendayagunakan media dan sumber belajar sesuai dengan
materi yang disajikan;
e) Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman
27

peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk


menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan bahan ajar yang
akan dipelajari.
2) Kegiatan Inti
Tahapan dari kegiatan pembelajaran ini adalah kegiatan inti
dengan beberapa komponen yang harus dikuasai guru seperti yang
dikemukakan (dalam Rukajat, 2018, hlm.22), antara lain :
a) Penguasaan materi pelajaran, termasuk di dalamnya sistematika
dan kejelasan konsep;
b) Kemampuan menggunakan pendekatan dan metode
pembelajaran yang relevan;
c) Kemampuan memilih dan menggunakan media pembelajaran
sesuai dengan tujuan, isi dari pokok bahasan, tingkat
kemampuan peserta didik, serta kualitas dari media yang
digunakan.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari proses
pembelajaran untuk memberikan gambaran secara menyeluruh
terkait mata pelajaran yang telah dipelajari peserta didik, terkait
dengan ketercapaian belajar peserta didik, dan tingkat kemampuan
mengajar guru dalam proses pembelajaran.
Beberapa usaha yang dilakukan guru dalam mengakhiri
kegiatan belajar mengajar sesuai yang dikemukakan Usman (dalam
Rukajat, 2018, hlm.22) yaitu :
a) Merangkumkan atau membuat garis besar persoalan yang baru
dibahas atau dipelajari, sehingga peserta didik memperoleh
gambaran yang tentang makna serta esensi pokok persoalan
yang baru saja dipelajari;
b) Mengonsolidasikan perhatian peserta didik terhadap hal-hal
yang pokok dalam pelajaran yang bersangkutan agar informasi
yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat dan
kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya;
28

c) Mengorganisasikan semua kegiatan atau pelajaran yang telah


dipelajari, sehingga memerlukan suatu kebulatan yang berarti
dalam memahami materi yang baru dipelajari;
d) Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar
materi yang baru jangan dilupakan serta dipelajari kembali di
rumah.
3. Evaluasi Pembelajaran
Guba dan Lincoln mengemukakan evaluasi sebagai “a process
for describing an evaluand and judging its merit an worth” (dalam
Asril dkk, 2015, hlm.2). Hal ini berarti bahwa sebuah proses untuk
mendeskripsikan evaluasi dan menilai manfaat serta nilainya dalam
artian saat sebuah proses berlangsung maka perlu dilakukan evaluasi
untuk menilai seberapa baik dan bermanfaat sebuah proses tersebut
sehingga menjadi perbaikan di masa mendatang. Sedangkan menurut
Hopkins dan Antes (dalam Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran, 2013, hlm.165) mengemukakan evaluasi adalah
pemeriksaan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi yang
meliputi siswa, guru, program pendidikan, dan proses belajar
mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan keputusan
tentang gambaran siswa dan efektivitas program. Berdasarkan
pengertian evaluasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
pembelajaran merupakan suatu proses penilaian terus menerus yang
dilakukan oleh seorang pendidik untuk menilai hasil peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung sehingga penilaian tersebut
menjadi evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya. Evaluasi
pembelajaran sangat penting dilakukan agar tercapainya tujuan
pendidikan, sehingga tercipta peserta didik yang berkualitas dan
bermutu.
Asril dkk (2015, hlm.12) juga mengungkapkan secara umum
bahwa tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran yang luas. Selain itu,
evaluasi pembelajaran juga dapat ditujukan untuk menilai keefektifan
29

strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektivitas program


kurikulum, menilai dan meningkatkan efektivitas pembelajaran,
membantu belajar peserta didik, mengidentifikasikan kekuatan dan
kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang
membantu dalam pembuatan keputusan. Saat proses pembelajaran
berlangsung maka pendidik akan mengevaluasi peserta didik yang
mencakup tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Salah seorang pakar teknologi pembelajaran yaitu Urlich (dalam
Syafaruddin, 2019) menyatakan terkait domain kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Terkait pengertian domain kognitif, dia mengatakan
bahwa:
The cognitive domain : this ‘includes those objectives that deal
with the recall or recognition of knowledge and the development
of intellectual abilities and skills. This is the domain in which
most of the work in curriculum development has taken place and
in which the clearest definitions of objectives phrases as
descriptions of student behavior occur. (hlm. 105)
Hal ini berarti domain kognitif mencakup dalam tujuan yang
berkaitan dengan pengetahuan dan pengembangan kemampuan
intelektual yang dikembangkan dalam kurikulum dan muncul
dalam perilaku peserta didik.
Sedangkan terkait domain afektif, Urlich (dalam Syafaruddin,
2019) juga mengemukakan bahwa :
“The affective domain. This domain is that are which concerns
attitudes, beliefs and the entire spectrum of values and value
systems. This is an exciting area which curriculum –makers are
beginning to explore.” (hlm. 105)
Hal ini berkaitan dengan sikap, kepercayaan dan hal-hal yang ada
dalam sistem kepercayaan. Domain afektif juga merupakan esensi
dalam kurikulum yang akan diukur dalam evaluasi.
Selain penjelasan domain kognitif dan afektif diatas, pada
domain psikomotorik juga menyatakan bahwa :
“The psychomotor domain. This domain attempts to classify the
coordination aspects that are associated with movement and to
integrate the cognitive and affective consequences with bodily
performances.”
Dimana pada domain psikomotorik berkaitan dengan
pengkombinasian aspek kognitif dan afektif serta implikasinya
dalam perilaku siswa di dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Terlepas dari ketiga domain diatas yaitu terkait domain kognitif,
30

afektif, dan psikomotorik pada evaluasi pembelajaran terdapat juga


beberapa jenis kegiatan evaluasi yang dijelaskan Kemp (dalam
Syafaruddin, 2019, hlm.106) antara lain :
a. Evaluasi Formatif, “Formative evaluation thus become an
important part of the instructional design process. Its function is to
inform the instructor or planning team how well the instructional
program is serving the objectives as it progress”. Berarti evaluasi
formatif sangat penting dalam rancangan pembelajaran dan yang
dilaksanakan untuk mengetahui seberapa baik program pengajaran
terlaksana sesuai tujuan sebagai suatu proses kemajuan.
b. Evaluasi Sumatif, sebagai penentu angka kemajuan hasil belajar
siswa. Hal ini seperti yang dinyatakan Kemp ”summative
evaluation is directed toward measuring the degree to which the
major outcomes are attained by the end of the course”. Inti dari
pernyataan tersebut yaitu untuk mengukur tingkat hasil utama
pembelajaran yang tercapai di akhir peserta didik mengikuti
pengajaran baik dapat berupa hasil ulangan semester maupun hasil
akhir ujian. Efektivitas pembelajaran peserta didik dalam evaluasi
sumatif akan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) efisiensi
pembelajaran (materi, waktu, dan dukungan faktor lainnya, (2)
biaya dari pengembangan program, (3) pengembangan
berkelanjutan, (4) reaksi terhadap kurikulum dan program
pengajaran, (5) masa keuntungan dari program.
Kedua jenis evaluasi pembelajaran diatas saling berkaitan satu
sama lain sehingga dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Jika
evaluasi formatif digunakan untuk mengetahui program pembelajaran
agar dapat kemajuan sedangkan evaluasi sumatif untuk mengukur
hasil sehingga keduanya diperlukan pada saat evaluasi pembelajaran
berlangsung. Adanya penerapan kedua evaluasi pembelajaran tersebut
akan menciptakan hubungan antara program dan penilaian yang dapat
mengefektifkan proses pembelajaran khususnya pada evaluasi
pembelajaran.
31

4. Pengawasan Pembelajaran
Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat
diterapkan pada manusia, benda, dan organisasi. Menurut Syafaruddin
(2019, hlm. 101) pengawasan pada konsep pembelajaran adalah suatu
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk menentukan
apakah fungsi organisasi serta pimpinannya telah dilaksanakan dengan
berhasil mencapai tujuan-tujuan yang ditentukan. Jadi pengawasan
dapat dilihat dari segi input, proses, output maupun outcome. Selain
dilakukan oleh guru, dalam konteks pembelajaran pengawasan dapat
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap seluruh kelas apakah terjadi
kegiatan belajar mengajar. Kemudian mengawasi pihak-pihak yang
terkait dengan pembelajaran apakah dengan sungguh-sungguh
memberikan pelayanan kebutuhan pembelajaran kepada peserta didik.
Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
dapat menggunakan dengan beberapa cara bentuk pengawasan
pembelajaran. Proses pengawasan pembelajaran tersebut sesuai
dengan pendapat Triwiyanto (2015, hlm.182) dengan beberapa cara
sebagai berikut :
1) Pemantauan. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
Pemantauan dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
2) Supervisi. Pada proses pembelajaran ini dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang
dilakukan melalui pemberian contoh, diskusi, konsultasi atau
pelatihan.
3) Pelaporan. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi
proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk
kepentingan tindak lanjut pengembangan profesionalitas pendidik
secara berkelanjutan.
4) Tindak lanjut. Hasil pengawasan ditindaklanjuti dalam bentuk : a)
penguatan dan penghargaan kepada pendidik yang menunjukkan
32

kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan b) pemberian


kesempatan kepada pendidik untuk mengikuti program
pengembangan profesionalisme berkelanjutan.
Selain penjelasan diatas, proses pengawasan lain menurut
Handoko (dalam Masrokan, 2013, hlm. 51) dapat dilakukan dalam
lima tahap diantaranya :
1) Penetapan standar pelaksanaan pembelajaran. Standar disini
diartikan sebagai ukuran dalam melaksanakan penilaian hasil
pembelajaran peserta didik. Tujuan pembelajaran dalam kurikulum
juga dapat dijadikan tolak ukur dalam menentukan standar
pelaksanaan pembelajaran.
2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Tahap
ini merupakan lanjutan dalam penetapan standar pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
pembelajaran sudah tercapai sesuai dengan standar kompetensi
yang telah ditentukan. Pengukuran ini didasarkan pada indikator-
indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di suatu
sekolah.
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pengukuran
pelaksanaan ini termasuk dalam proses pengawasan karena untuk
mengetahui kesenjangan antara tujuan pembelajaran yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada di lapangan. Pelaksanaan
ini dilakukan secara terus menerus selama pembelajaran
berlangsung.
4) Perbandingan dengan standar dan hasil analisis penyimpangan
kinerja. Pengawasan ini dilakukan secara hati-hati untuk
mengetahui kondisi pembelajaran dengan pelaksanaan yang
direncanakan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Penemuan penyimpangan ini dapat terjadi jika kinerja guru kurang
maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran dan hasil penilaian
siswa yang kurang memuaskan.
5) Pembuatan tindakan koreksi pembelajaran. Tindakan koreksi
33

dilakukan jika hasil evaluasi menunjukkan ketidaksesuaian dengan


standar yang telah ditetapkan. Perbaikan ini dilakukan kepala
sekolah untuk mengoreksi setiap tindakan yang dilakukan guru
pada saat pembelajaran berlangsung.
Selain pengawasan yang dilakukan kepala sekolah, guru juga
berperan dalam melakukan pengawasan pembelajaran secara langsung
kepada peserta didik. Pengawasan pembelajaran yang dilakukan guru
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam memberikan layanan
pada kesulitan yang dihadapi peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung terhadap peningkatan belajar atau
pencapaian tujuan peserta didik yang diharapkan. Beberapa ciri
pembelajaran yang dilakukan guru sebagai pengawas di kelas
berdasarkan pendapat Suryana (2015, hlm. 113-114) yaitu :
a) Pengawasan pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru
sebagai supervisor membantu dan melayani para siswa yang
mendapat kesulitan belajar.
b) diarahkan pada peningkatan hasil belajar siswa, dan peningkatan
situasi belajar atau menciptakan kondisi belajar siswa yang lebih
terangsang atau lebih aktif.
c) Tidak mengarahkan siswa pada materi pelajaran tertentu, tetapi
harus dibimbing sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa.
d) Ada hubungan dengan catatan atau tugas siswa yang merupakan
bagian dari kegiatan administrasi.
Merujuk kepada teori-teori diatas, tujuan adanya pengawasan
pembelajaran menurut Daryanto dan Rachmawati (2015, hlm.145) yaitu
untuk mendorong pertumbuhan, pengembangan, interaksi, pemecahan
masalah, dan komitmen untuk membangun kapasitas guru-guru.
Berdasarkan pengertian tujuan tersebut maka jika pengawasan dilakukan
secara berkala maka pengembangan kompetensi guru akan cepat
berkembang sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada
guru dan kualitas sekolah. Hal ini yang merupakan bagian peranan
penting oleh pemimpin dalam meningkatkan kapasitas sumber daya di
34

sekolah baik dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk kemampuan.

2.1.3 Efektivitas Manajemen Pembelajaran


A. Konsep Efektivitas Pembelajaran
Supardi (2013, hlm.164) menyatakan efektivitas adalah usaha
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan,
rencana, dengan menggunakan data, sarana, maupun waktu yang tersedia
untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Sedangkan pengertian manajemen pembelajaran sendiri
menurut Sue dan Glover adalah proses menolong siswa untuk mencapai
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan pemahaman terhadap dunia
di sekitar mereka (dalam Syafaruddin, 2019, hlm.64). Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas manajemen
pembelajaran adalah pengelolaan yang dilakukan pengajar dengan
berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kebutuhan siswa yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan siswa itu sendiri. Maka
manajemen pembelajaran dapat dikatakan efektif jika sudah memenuhi
kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran dalam membentuk kepribadian
siswa yang baik. Sejalan dengan hal ini, pendapat lain dari Brata (dalam
Supardi, 2013, hlm. 165) bahwa pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang mampu membentuk moralitas peserta didik, dan
adat kebiasaan yang terbentuk merupakan suatu perbuatan yang
dilakukan dengan berulang-ulang, perbuatan tersebut akan menjadi
kebiasaan, karena dua faktor yaitu adanya kesukaan hati kepada
suatu pekerjaan dan menerima kesukaan itu dengan melahirkan suatu
perbuatan.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran perlu dilakukan manajemen pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan rencana yang telah ditetapkan dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Dengan adanya manajemen pembelajaran maka akan
memperoleh hasil maksimal dan tercapainya efektivitas pembelajaran.
Keefektifan manajemen pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan
dengan mendasarkan pada pengelolaan kurikulum yang ditujukan untuk
menciptakan lulusan (output) yang kompeten dalam membangun
kehidupan diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negaranya yang ditandai
35

dengan perwujudan kebiasaan berpikir dan bertindak peserta didik dalam


kehidupan sehari-hari.
Agar pembelajaran menjadi efektif maka perlu memperhatikan
beberapa aspek kunci dalam efektivitas pembelajaran seperti yang
diungkapkan Guntur (dalam Supardi, 2013, hlm. 166-168) sebagai
berikut :
1) Kejelasan (Clarity)
Guru dalam menyajikan materi pelajaran harus memperhatikan
kejelasan dalam memberikan informasi agar peserta didik dapat
mudah memahami materi yang diajarkan. Adanya kejelasan yang
diberikan guru dapat mengacu kepada kejelasan kognitif.
2) Variasi (Variety)
Variasi guru merupakan istilah untuk perubahan-perubahan yang
dibuat guru pada saat menyajikan materi pelajaran. Beberapa hal yang
meliputi variasi guru yaitu a) merencanakan berbagai variasi metode
mengajar, b) menggunakan berbagai strategi bertanya, c) memberikan
reinforcement dengan berbagai cara, d) membawa aktivitas belajar
siswa , dan e) menggunakan berbagai tipe media pembelajaran.
3) Orientasi Tugas (Task Orientation)
Orientasi tugas menurut Powell (dalam Supardi, 2013, hlm. 167) yaitu
menekankan pada penentuan sasaran belajar yang jelas, pembelajaran
aktif, menutup monitoring kemajuan siswa, dan tanggung jawab
terhadap belajar siswa. Jika menekankan pada beberapa aspek tersebut
maka akan ada pengorganisasian lingkungan belajar secara baik dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, pada orientasi tugas yang
harus dilakukan guru terkait dengan membantu siswa untuk mencapai
hasil belajar yang spesifik, memungkinkan siswa untuk belajar
mengenal informasi yang relevan, mengajukan pertanyaan untuk
membuka pikiran siswa, mendorong siswa untuk berpikir bebas, dan
keberhasilan tujuan kognitif siswa.
4) Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran (Engagement in Learning)
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran merupakan peran yang sangat
36

penting karena siswa bagian dari pelaku pembelajaran. Jika siswa


terlibat dalam pembelajaran maka terdapat interaksi guru dan siswa
sehingga guru yang efektif akan menghabiskan kurang dari 15% lebih
waktu di dalam interaksi pembelajaran dan 35% lebih sedikit waktu
yang dihabiskan untuk memonitoring kegiatan-kegiatan siswa
dibanding guru yang tidak efektif. Adanya penggunaan waktu tersebut
akan memaksimalkan juga waktu pembelajaran siswa.
5) Pencapaian Kesuksesan Siswa yang Tinggi (Student Success Rate)
Pembelajaran yang sukses akan menghasilkan prestasi siswa dan
kesuksesan mendorong keterlibatan lebih lanjut dalam belajar. Selain
itu, untuk mencapai kesuksesan pada proses pembelajaran yang
bermutu kelas maka pasti akan didukung oleh personalia (pimpinan,
administrator, dan guru yang profesional), sarana dan prasarana
pendidikan, fasilitas, media, sumber belajar yang memadai, biaya
yang mencukupi, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang
mendukung.

B. Ukuran Efektivitas Pembelajaran


Ukuran merupakan suatu tolak ukur yang digunakan pada saat
melakukan suatu hal. Dalam konteks pembelajaran, ukuran sangat
diperlukan agar mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai strategi pembelajaran. Berdasarkan pendapat Darmawan dan
Permasih (2013, hlm. 165) pengukuran adalah suatu proses yang
menghasilkan gambaran berupa angka-angka mengenai tingkatan ciri-ciri
khusus yang dimiliki oleh siswa. Menurut Slavin (dalam Supardi, 2013,
hlm. 169-173) terdapat beberapa unsur utama dalam mengukur
keefektifan pembelajaran yang disebut dengan QAIT (Quality,
Appropriateness, Incentive, Time) dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Mutu Pengajaran (Quality of Instruction), merupakan upaya guru
untuk menyampaikan tujuan atau keterampilan kepada peserta didik
supaya mudah memahami. Oleh karena itu, pengajaran yang bermutu
menghasilkan pengajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik,
mudah diingat, dan menyenangkan. Guru disini berperan untuk
37

menyampaikan materi pengajaran yang tersusun dan sistematis. Mutu


pengajaran adalah hasil daripada mutu kurikulum dan pengajaran.
2. Kesesuaian tingkat pengajaran (Appropriate Level of Instructions),
merupakan tingkat dimana guru memastikan bahwa peserta didik
bersedia belajar materi pelajaran yang baru. Oleh karena itu, peserta
didik diharapkan memiliki kemahiran atau entering behavior supaya
mudah mempelajari pelajaran baru yang disampaikan pembelajar.
3. Insentif (Incentive), merupakan tahap dimana guru memastikan bahwa
peserta didik memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugas dan
belajar mata pelajaran yang diberikan. Terdapat dua cara yang dapat
dilakukan guru dalam memotivasi peserta didik yaitu pertama dengan
menyediakan pengajaran yang dapat menarik minat dan
menyenangkan peserta didik serta kedua yaitu dengan memberikan
reward kepada peserta didik dengan memberikan ganjaran atau pujian
kepada peserta didik berdasarkan kemampuan yang dimiliki peserta
didik.
Waktu (Time), merupakan tahap dimana peserta didik diberi waktu
yang mencukupi untuk mata pelajaran yang diajarkan. Waktu yang
cukup untuk peserta didik dalam pembelajaran yaitu waktu yang
dipengaruhi oleh dua faktor antara lain waktu yang diperuntukkan
oleh pihak sekolah kepada guru untuk mengajar suatu mata pelajaran
dan waktu yang digunakan guru untuk mengajar dan masa peserta
didik untuk belajar bagi mendapatkan ilmu pengetahuan atau
keterampilan.

C. Efektivitas Strategi Peningkatan Pembelajaran Jarak Jauh SMA


Terbuka
Peningkatan manajemen pembelajaran merupakan salah satu
bentuk dalam sekolah efektif. Hal ini karena proses pembelajaran
merupakan peranan penting dalam menentukan kualitas sekolah. Pada
peningkatan efektivitas pembelajaran harus merujuk pada kurikulum dan
proses pembelajaran sehingga akan tercapainya tujuan pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran sangat berkaitan dengan sekolah
38

efektif yang akan menghasilkan efektivitas pembelajaran. Untuk


pencapaian efektivitas pembelajaran perlu adanya desain pembelajaran.
Desain pembelajaran menurut Suryadi (2018, hlm. 113) merupakan suatu
ilmu yang menjembatani antara teori-teori belajar dan teori pembelajaran.
Desain pembelajaran juga bagian dari keseluruhan proses menganalisis
kebutuhan pembelajaran, menetapkan tujuan pembelajaran,
mengembanagkan metode/strategi yang optimal untuk mencapai yang
diinginkan dan menetapkan/memilih materi pembelajaran. Terdapat 4
unsur penting dalam proses merancang pembelajaran yaitu pembelajar,
kemampuan yang akan dipelajari, keterampilan/latihan yang akan
dipelajari dengan baik oleh pembelajar serta tingkat penguasaan/target
yang dicapai.
Menurut Aqib & Amrullah (2019, hlm.12) strategi pembelajaran
adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih
kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan bagian situasi
dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik
yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Terdapat 5 komponen strategi pembelajaran menurut Dick and Carey
(dalam Aqib & Amrullah, 2019, hlm. 12) yaitu kegiatan pembelajaran
pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan
kegiatan lanjutan. Pada pemilihan strategi pembelajaran harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini harus
disesuaikan dengan materi pelajaran, metode pembelajaran, serta kondisi
peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Menurut Mager
(dalam Aqib & Amrullah, 2019, hlm. 13) dalam pemilihan strategi
pembelajaran harus berdasarkan beberapa kriteria yaitu :
1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran. Tipe harus disesuaikan dengan
harapan yang ingin dicapai peserta didik. Misalnya, dalam menyusun
bagan analisis pembelajaran. Metode yang paling efektif yang
dikehendaki TPK adalah latihan atau praktik langsung.
2) Pilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan yang
39

diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti (berhubungan dengan


dunia kerja). Misalnya, peserta didik setelah bekerja dituntut untuk
menguasai program komputer atau dapat memprogram data komputer
(programmer). Berarti metode yang efektif digunakan adalah
praktikum dan analisis kasus/pemecahan masalah (problem solving).
3) Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin dapat
memberikan rangsangan pada indera peserta didik. Artinya, peserta
didik mampu melakukan aktivitas fisik atau psikis. Misalnya,
menggunakan OHP. Dalam menjelaskan suatu bagan lebih baik guru
menggunakan OHP daripada hanya berceramah, karena penggunaan
OHP memungkinkan peserta didik dapat sekaligus melihat dan
mendengar penjelasan guru.
Strategi pembelajaran juga harus dilakukan secara efektif agar
dapat membentuk karakteristik peserta didik dan meningkatkan
kompetensi yang dimiliki peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Pada peningkatan strategi efektivitas pembelajaran maka
perlu dilakukan pengelolaan yang baik dan benar. Hal tersebut tentunya
harus memperhatikan beberapa komponen, fasilitas, dan sumber-sumber
pembelajaran. Menurut Supardi (2013, hlm. 188-193) komponen-
komponen yang harus diperhatikan untuk peningkatan efektivitas
pembelajaran yaitu :
1) Pengelolaan kelas/tempat belajar, salah satu upaya mendayagunakan
potensi kelas dengan cara melakukan seleksi terhadap penggunaan
alat-alat yang tepat terhadap problema dan situasi kelas. Pengelolaan
kelas meliputi pengelolaan meja dan kursi, pengelolaan alat-alat
pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas, ventilasi dan
tata cahaya, serta pajangan kelas.
2) Pengelolaan siswa, dapat dilakukan secara perorangan, berpasangan,
kelompok, atau klasikal disesuaikan dengan jenis kegiatan,
keterlibatan siswa, interaksi pembelajaran, waktu belajar, serta
ketersediaan sarana dan prasarana serta keragaman karakteristik siswa.
3) Pengelolaan kegiatan pembelajaran, terdapat tiga hal utama dalam
40

pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yaitu


penyediaan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir dan
berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna, penyediaan
program penilaian yang mendorong siswa untuk melakukan unjuk
rasa.
4) Pengelolaan isi/materi pembelajaran, harus disiapkan dan
direncanakan dalam silabus dan sistem penilaian yang dibuat oleh
guru. Pada silabus akan tergambar jenis dan satuan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan tingkatan kelas, serta semester, standar
kompetensi pembelajaran, dan indikator dari hasil belajar siswa.
5) Pengelolaan sumber belajar, dipergunakan untuk memudahkan siswa
belajar. Sumber belajar dapat dimanfaatkan guru yang tersedia di
sekolah/ sekitar sekolah, baik untuk kegiatan pembelajaran maupun
tinggal dimanfaatkan oleh siswa.
Selain strategi diatas, terdapat salah satu karakteristik pada SMA
terbuka yaitu adanya belajar tuntas. Belajar tuntas merupakan perolehan
penguasaan kompetensi peserta didik secara maksimal. Tujuan
pembelajaran dari adanya belajar tuntas yaitu agar diorganisir secara
spesifik untuk memudahkan pengecekan hasil belajar, sehingga bahan
yang perlu dijabarkan menjadi satuan-satuan belajar tertentu, dan
penguasaan bahan yang lengkap sebagai langkah proses belajar tahap
berikutnya. Strategi belajar tuntas yang dikembangkan Bloom (dalam
Harddini, 2015, hlm. 67) meliputi tiga bagian yaitu (1) mengidentifikasi
prakondisi; (2) mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar ;
dan (3) implementasi dalam pembelajaran klasikal dengan memberikan
“bumbu” untuk menyesuaikan dengan kemampuan individual. Sistem
belajar tuntas mencapai hasil belajar optimal ketika ditunjang oleh
sejumlah media, baik hardware maupun software termasuk penggunaan
komputer untuk mengefektifkan proses pembelajaran.
Semua strategi tersebut tidak jauh berbeda pada pembelajaran jarak
jauh program sekolah terbuka. Walaupun sistem yang digunakan berbeda
dengan pembelajaran pada sekolah reguler pada umumnya. Metode
41

pengajaran pada pembelajaran jarak jauh terpisah antara aktivitas


pengajaran yang dilakukan dengan aktivitas belajar. Pemisah inilah yang
menjadi ciri dari pembelajaran jarak jauh. Sistem pembelajaran jarak
jauh bagian dari alternatif peserta didik yang memberikan kesempatan
pemerataan dalam bidang pendidikan. Tujuan dari penggunaan sistem ini
salah satunya untuk menerapkan aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis
web pada situs pendidikan jarak jauh yang dikembangan di beberapa
wilayah Indonesia. Sarana penunjang dari pembelajaran jarak jauh adalah
teknologi informasi yang dilakukan secara online. Untuk pendekatan
pengajarannya juga dilakukan dengan pengajaran secara langsung dan
tidak langsung dengan memusatkan pada pengetahuan. Situasi ini
memberikan siswa untuk berkesempatan menerima jenjang pendidikan
yang setara dengan lainnya dan memperoleh kompetensi diri yang sesuai.

2.2 Penelitian Terdahulu


Pada sebuah penelitian yang akan dilakukan, pastinya membutuhkan
beberapa referensi atau tinjauan pustaka berupa data empirik dari berbagai
literature dan penelitian terdahulu. Hal ini bertujuan agar dapat menggali
fakta-fakta yang berada di lapangan, sehingga pada pelaksanaan penelitian
sesuai dengan ketentuan yang ada. Dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan beberapa penelitian terdahulu berupa skripsi dan jurnal.
Adapun beberapa penelitian terdahulu antara lain :
1. Penelitian Zubaidah, (2014) yang berjudul “Implementasi Kebijakan
Sekolah Terbuka Di SMP 4 Pandak Bantul Yogyakarta”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa (1) Implementasi Kebijakan
Sekolah Terbuka di SMP 4 Pandak merupakan alternatif yang dilakukan
untuk siswa yang kurang beruntung dalam mengikuti pendidikan di
sekolah reguler dengan memperhatikan kualitas pelayanan pendidikan.
Dalam implementasinya SMP Terbuka memberikan: pelayanan
pembelajaran yang setara dengan kelas reguler, membimbing siswa
dalam bidang keterampilan, kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan
pada jam siang, meningkatkan kepedulian kepada warga sekolah dan
masyarakat disekitar sekolah dalam penyelenggaraan sekolah terbuka,
42

menggunakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, keselektifan dalam


menerima siswa baru, memberikan beasiswa bagi siswa terbuka. (2)
Faktor Pendukung: tersedianya fasilitas yang disediakan oleh sekolah
untuk kelancaran belajar siswa, pengarahan kepada siswa agar terus
maju, guru-guru yang profesional, daya tampung yang tidak terbatas, dan
pendidikan keterampilan/life skill yang akan mendorong siswa untuk
lebih berkembang. Faktor Penghambat: kurang pemahaman masyarakat
mengenai kebijakan sekolah terbuka, banyak siswa yang bolos sekolah
karena pendidikan untuk kelas terbuka dilaksanakan pada siang hari,
banyak siswa yang tidak tertib, masih ada guru yang menggunakan
pembelajaran dengan metode ceramah.
2. Penelitian Yudiana, (2019) yang berjudul “Pembelajaran Sejarah Dalam
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Di SMA Terbuka: Penelitian Studi Kasus
di SMA Terbuka Induk SMAN 4 Bandung”. Hasil penelitian tersebut
yaitu menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran sejarah di SMA
terbuka relatif kurang efektif dikarenakan kurangnya motivasi belajar
peserta didik pada kegiatan belajar mandiri maupun bersama, dan
kurangnya memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang dapat membantu
efektivitas pembelajaran. Selain itu belum ada training skill yang
dikhususkan untuk para tutor dan PTK di sekolah tersebut, sehingga
dalam pembelajarannya pendidik masih menggunakan pembelajaran
yang bersifat konvensional dan terpusat pada pendidik. Namun, pada
SMAN 04 Bandung juga memiliki daya dukung dalam pelaksanaan SMA
terbuka seperti fasilitas yang lengkap serta letak lokasi SMAN 04
Bandung yang berada di pusat kota dan termasuk pada wilayah
APK/APM rendah. Selain itu, terdapat dukungan pemerintah dan
masyarakat dalam mensukseskan sekolah terbuka.
3. Penelitian Noorlianti, (2019) yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika Pada SMA Terbuka di SMAN 1 Gambut Kabupaten Banjar
Tahun Pelajaran 2018/2019”. Hasil penelitian tersebut yaitu menyatakan
bahwa Pembelajaran Matematika Pada SMA Terbuka dapat dikatakan
sudah terlaksana dengan baik yang dapat dilihat dari beberapa hal
43

sebagai berikut : a) Kurikulum, yang telah menggunakan kurikulum yang


ditetapkan pemerintah yakni kurikulum 2013 ; b) Perencanaan, tutor
telah membuat perencanaan pembelajaran yang merupakan rencana awal
sebelum tutor melanjutkan proses belajar mengajar. Walaupun tidak
semua perencanaan yang dibuat berjalan sebagaimana mestinya; c)
Pelaksanaan, mencakup beberapa hal yaitu belajar mandiri, tutorial atau
responsi, penugasan, latihan/ujian, dan penilaian berbagai kegiatan
belajar. Namun, untuk kegiatan praktikum jarang sekali digunakan pada
pelaksanaan pembelajaran matematika; serta d) Dalam hal evaluasi
pembelajaran matematika yang dilaksanakan hanya menggunakan dua
aspek yakni aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
4. Penelitian Tambunan, (2020) yang berjudul “Strategi SMP Terbuka
Dalam Meningkatkan Mutu”. Hasil dari penelitian ini yaitu
mengungkapkan bahwa dalam perencanaan Rencana Strategis SMP
Terbuka masih bergantung sepenuhnya pada SMP Induknya, namun
sebagai sekolah yang memiliki visi dan misi, maka SMP Terbuka harus
mengoptimalkan strateginya. Strategi pada SMP Terbuka ini yaitu
strategi naturalisasi yang bercirikan pada konsep penyesuaian keadaan
yang dianggap berhasil menyentuh kalangan masyarakat bawah dengan
merancang suatu pola pendidikan yang mempertimbangkan keadaan
peserta didik. Pada proses layanan pendidikan, SMP Terbuka berpeluang
tetap konsisten dalam eksistensinya di masa yang akan datang serta
memiliki gambaran yang kuat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini dikarenakan keunikan dari SMP Terbuka dari daya bedanya
tersebut, program menembus anak-anak usia sekolah yang tidak
tersentuh, dan memberikan peserta didik keterampilan sebagai daya beda
dari SMP terbuka menjadi bekal bagi peserta didik dalam memperoleh
dan memastikan kehidupan yang layak semasa menimba ilmu.

2.3 Kerangka Penelitian


Kerangka berpikir merupakan uraian tentang bagaimana peneliti
mengalirkan jalan pikiran secara logis dalam rangka memecahkan masalah
yang telah dirumuskan. Dalam kerangka berpikir diuraikan mengenai pola
44

pikir peneliti, dalil-dalil hukum, kaidah-kaidah, dan ketentuan-ketentuan dari


kepustakaan, dan dari generalisasi hasil penelitian terdahulu kemudian tarik
benang masalahnya menurut jalan pemikiran peneliti sehingga bentuk model
alur berpikir. Sebaliknya, dalam kerangka berfikir ini ada suatu gand theory
yang membantu menjawab permasalahan. Sumber bacaan dan hasil
penelitian yang dipilih harus mutakhir dan relevan. Untuk itu kerangka
berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
45

INPUT Manajemen PJJ Sekolah Terbuka:


1. Terbuka
2. Belajar Mandiri
Landasan Yuridis : Standar : 3. Belajar Tuntas
1. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang 1. SDM 4. Pemanfaatan TIK
SISDIKNAS 2. Kurikulum
2. Permendikbud No 119 tahun 2014 3. Kompetensi Siswa
4. Hasil Lulusan
PROSES

Perencanaan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran

Pengawasan Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran

OUTPUT PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

OUTCOME PEMBELAJARAN EFEKTIF DI SMA TERBUKA


Gambar 2.2 Kerangka Berfikir 1
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan salah satu hal terpenting sebelum
melakukan penelitian. Hal ini bertujuan sebagai pedoman peneliti agar hasil
penelitian nanti sesuai dengan desain penelitian yang telah ditentukan dan
data-data penelitian dapat tersusun dengan baik. Sesuai pendapat Alsa
(dalam Siyoto dan Sodik, 2015, hlm. 98) yang menyatakan bahwa desain
penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Sedangkan menurut
Sukardi, membahas desain penelitian berdasarkan definisi secara luas
dan sempit. Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Secara arti
sempit, desain penelitian merupakan penggambaran secara jelas tentang
hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga
dengan desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan
mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar variabel,
bagaimana mengukurnya (dalam Siyoto dan Sodik, 2015, hlm. 98). Menurut
Sarwono (2006, hlm. 199) desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan
berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapangan tidak seperti penelitian
kuantitatif yang tetap, baku, dan berubah-ubah. Sehingga peranan peneliti
sangat dominan dalam menentukan keberhasilan penelitian yang
dilaksanakan, sedangkan peranan desain hanya membantu mengarahkan
jalannya proses penelitian agar pernyataan masalah dan berjalan secara
sistematis.
Berdasarkan masalah yang diteliti, peneliti menggunakan desain
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut
McMillan dan Schumacher (dalam Siyoto dan Sodik, 2015, hlm. 28)
mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

46
47

terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-


orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahan. Sedangkan menurut
Siyoto dan Sodik (2015, hlm. 28) metode penelitian kualitatif juga
merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat
permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka
menggunakan teknik analisis mendalam (in depth analysis), yaitu mengkaji
masalah secara kasus per kasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa
sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Metode penelitian yang digunakan penulis secara umum yaitu dengan
pendekatan kualitatif yang dapat menggambarkan fenomena yang sedang
terjadi, dengan menggunakan metode deskriptif. Hal ini dikarenakan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan
sehingga data yang didapatkan lebih rinci dan dapat membedakannya
dengan fenomena lain. Hal ini juga bertujuan untuk lebih menggali
informasi terkait efektivitas manajemen pembelajaran pada program sekolah
terbuka. Dengan melakukan penelitian pendekatan kualitatif diharapkan
peneliti dapat memberikan gambaran maupun pemahaman yang mendalam
terkait manajemen efektivitas pembelajaran program SMA terbuka di
SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung. Adapun yang
menjadi fokus penelitian dalam pembahasan efektivitas manajemen
pembelajaran meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengawasan pembelajaran yang
terdapat pada SMAN 04 Bandung serta SMAS Sebelas Maret.
Setelah ditentukan fokus penelitian, selanjutnya peneliti akan
melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi di lapangan
berdasarkan kajian teoritis dan studi pendahuluan sebelumnya. Setelah
melakukan penelitian dan memperoleh data, maka data diklasifikasikan dan
dianalisis dengan membandingkan antara teori dengan empirik. Hasil
pengolahan data tersebut dijadikan sebagai temuan peneliti, sehingga dapat
menghasilkan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait.
48

3.2 Partisipan dan Lokasi


3.2.1 Partisipan
Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara
purposive dan bersifat snowball sampling. Faisal (dalam Sugiyono, 2012,
hlm. 215) dengan mengutip pendapat Spradley mengemukakan bahwa,
situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial
yang di dalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain
lainnya. Spradley (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 215) mengemukakan
bahwa:
dalam penelitian kualitatif dinamakan social situation atau situasi
sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku
(actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian
yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya. Pada situasi
sosial atau objek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara
mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada
tempat (place) dilakukannya kegiatan penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, teknik purposive sampling digunakan
jika peneliti menduga bahwa populasinya (dilihat dari objek studi atau
sasaran penelitian yang dipilih) tidak homogen. Teknik ini dipandang lebih
mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data di dalam
menghadapi realitas yang tidak tunggal. Data penelitian kualitatif pada
umumnya merupakan data lunak (soft data) yang berupa kata, ungkapan,
kalimat, dan tindakan. Data utama tersebut penting sekali untuk dicatat
melalui sketsa atau rekaman, pengambilan foto, atau perekaman
video/film. Sedangkan sumber data merupakan bagian dalam data dalam
memilih dan menentukan jenis sumber data yang akan menentukan
ketepatan, kedalaman, dan kelayakan informasi yang diperoleh. Pada
penelitian kualitatif dalam menggali informasi memanfaatkan sumber data
diantaranya dokumen/arsip, narasumber, peristiwa/aktivitas, tempat/lokasi,
dan benda, gambar serta rekaman. Maka data untuk mengetahui
kemungkinan dalam efektivitas manajemen pembelajaran sekolah
menengah atas terbuka meliputi wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi pada SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sumber data dan informasi
49

penelitian diambil dari partisipan yang berhubungan dengan permasalahan


atau fokus penelitian.
Adapun partisipan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.1 Partisipan Penelitian 1

No Partisipan Penelitian Kode


1. Kepala Sekolah KS
2. Pengelola/ Penanggung jawab PST
SMATER
3. Guru G
4. Peserta Didik PD

3.2.2 Lokasi
Lokasi penelitian merupakan tempat yang dilakukan peneliti dalam
pelaksanaan penelitian serta diperolehnya data-data yang diperlukan
sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Lokasi yang dipilih oleh peneliti
adalah SMAN 04 Kota Bandung dan SMAS Sebelas Maret Kota Bandung,
Prov. Jawa Barat. Adapun yang menjadi alasan dipilihnya sekolah SMAN
04 Bandung maupun SMAS Sebelas Maret sebagai lokasi penelitian adalah
sebagai berikut:
1) SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret merupakan sekolah
menengah atas di Kota Bandung yang menyelenggarakan unit layanan
PJJ sekolah terbuka, sehingga sesuai dengan yang diharapkan oleh
peneliti.
2) Di SMAN 04 Bandung pernah dilakukan studi banding terkait sekolah
terbuka di SMAN 04 Bandung.
3) SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret sebagai salah satu sekolah
terbuka yang masih berjalan hingga saat ini semenjak dikeluarkannya
kebijakan dari dinas pendidikan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan bagian yang penting dalam
penelitian. Hardani dkk (2020, hlm. 116) menyatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu
50

sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun kelapangan. Validitas terhadap peneliti sebagai
instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya. Peneliti yang akan melakukan validasi agar dapat melalui
evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,
penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta
kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti kualitatif juga disebut sebagai human instrument, hal ini
dikarenakan peneliti yang dapat menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
ata1s temuannya. Semua proses penelitian benar-benar dilakukan oleh
peneliti karena segala sesuatu yang akan dicari untuk menjadi obyek
penelitian dan permasalahan tersebut belum jelas keberadaannya.
Sehingga penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki obyek penelitian. Dengan
demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan
instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat dikatakan juga
sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Dalam hal
instrumen penelitian kualitatif, Lincoln dan Guba (dalam Hardani dkk,
2020) menyatakan bahwa:
The instrument of choice in naturalistic inquiry is the human. We
shall see that other forms of instrumentation may be used in later
phases of the inquiry, but the human is the initial and continuing
mainstay. But if the human instrument has been used extensively in
earlier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed that
is grounded in the data that the human instrument has produced.
(hlm. 117). Hal ini berarti bahwa penelitian naturalistik adalah peneliti
itu sendiri. Bentuk instrumen lain dapat digunakan pada penelitian
selanjutnya namun tetap bahwa manusia adalah tempat awal dan
berkelanjutan. Tetapi apabila instrumen tersebut telah digunakan
secara ekstensif dalam penelitian awal maka instrumennya dapat
51

dikonstruksi dengan didasarkan data yang memiliki produk hasil.


Dalam penelitian ini, peneliti akan langsung turun ke lapangan yang
menjadi lokasi penelitian. Peneliti akan mencari data melalui sumber data
yang telah direncanakan, dengan harapan memperoleh informasi yang
akurat tentang Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada
Sekolah Terbuka di SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret.
Disebabkan peneliti sebagai human instrument, maka pengambilan data
yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi
dilakukan oleh peneliti sendiri.
52

Tabel 3.2 Kisi - Kisi 1

“Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada Program Sekolah Terbuka”
KOMPONEN SUB KOMPONEN INDIKATOR SUMBER DATA TEKNIK PENGUMPULAN
DATA/INFORMASI
Manajemen Perencanaan Penyusunan kegiatan - Pak Didi (Pengelola - Wawancara
Pembelajaran Jarak Pembelajaran Sekolah pembelajaran SMATER SMAN 04) - Dokumentasi
Jauh Sekolah Terbuka Penetapan dan pembatasan - Pak Azhar (Pengelola - Wawancara
Terbuka tujuan pembelajaran SMATER SMAN Sebelas - Dokumentasi
Pengembangan strategi Maret - Wawancara
pembelajaran - Pak Aries (Guru Matematika)
Pengumpulan data dan - Bu Lubis (Guru Bhs. Jerman) - Wawancara
informasi pendukung - Pak Tantang (Guru IPS) - Dokumentasi
pembelajaran - Bu Linda (Guru Bhs. Sunda)
Pengomunikasian rencana- - Silabus dan RPP - Wawancara
rencana pembelajara
Pelaksanaan  Kegiatan pendahuluan - Kegiatan Pembelajaran - Wawancara
Pembelajaran Sekolah  Kegiatan inti (mandiri/ - Pak Aries (Guru Matematika) - Observasi
Terbuka tatap muka) : - Bu Lubis (Guru Bhs. Jerman)
- Penyajian materi - Pak Tantang (Guru IPS)
- Penerapan metode dan - Bu Linda (Guru Bhs. Sunda)
prosedur pembelajaran - Nikmatu (Siswa X MIPA)
- Pengelolaan kegiatan - Jihan (Siswa XII MIPA)
53

KOMPONEN SUB KOMPONEN INDIKATOR SUMBER DATA TEKNIK PENGUMPULAN


DATA/INFORMASI
siswa di kelas/mandiri - Reni (Siswa XII MIPA)
- Pengelolaan media
pembelajaran
- Penggunaan sumber
belajar
 Kegiatan penutup
Evaluasi Pembelajaran Penilaian tatap muka Hasil Penilaian - Dokumentasi
Sekolah Terbuka
Penilaian mandiri

Pengawasan Evaluasi pelaksanaan Pak Iin Solihin (Kepala - Wawancara


Pembelajaran Sekolah kegiatan dengan rencana Sekolah SMAN 04)
Terbuka pembelajaran
Pelaporan - Dokumentasi
penyimpangan/koreksi
Penilaian pekerjaan dan - Dokumentasi
tindakan
54

A. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara terkait “Efektivitas Manajemen Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) pada Program Sekolah Terbuka” yaitu sebagai berikut :
Sumber Data (Informan) : ......................................
Hari/Tanggal : ........................................................
Pukul : ....................................................................
Lokasi :...................................................................
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara 1

No Instrumen Wawancara Informan


Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka
1. Apa yang perlu dipersiapkan dalam penyelenggaran Kepala
program pembelajaran jarak jauh sekolah terbuka? Sekolah
2. Apa saja syarat/ketentuan untuk menjadi peserta didik dan
guru bina program PJJ sekolah terbuka?
3. Bagaimana sistem penyusunan perencanaan pembelajaran
pada PJJ program sekolah terbuka?
4. Bagaimana sistem program pelaksanaan SMA terbuka di Pengelola
sekolah? SMATER
5. Apa saja ketentuan/syarat yang diperlukan dalam
menentukan program SMA terbuka?
6. Apa saja yang menjadi ketentuan untuk dapat menjadi
penanggung jawab SMA terbuka?
7. Apa saja tugas dan peran yang harus dilakukan
penanggung jawab SMA terbuka di sekolah?
8. Apa saja bentuk perencanaan pembelajaran yang dilakukan Guru
guru pada program PJJ sekolah terbuka?
9. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran pada
program PJJ sekolah terbuka secara mandiri & tatap
muka?
10. Langkah apa saja yang dilakukan guru dalam pencapaian
tujuan pembelajaran pada program PJJ sekolah terbuka?
11. Berapa banyak alokasi waktu yang diberikan guru pada
setiap pembelajaran mandiri maupun tatap muka?
12. Apakah penyajian materi pada peserta didik sekolah
terbuka dengan reguler terdapat perbedaan?
Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka
55

No Instrumen Wawancara Informan


1. Bagaimana pengelolaan kelas pada program PJJ sekolah Guru
terbuka?
2. Bagaimana respon dan keaktifan peserta didik program PJJ
sekolah terbuka pada saat pembelajaran berlangsung?
3. Apa saja kendala yang dihadapi guru pada saat
pelaksanaan pembelajaran pada program PJJ sekolah
terbuka berlangsung?
4. Apakah capaian/tujuan pada pembelajaran peserta didik
program PJJ sekolah terbuka sudah tercapai?
5. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang dilakukan guru
dengan siswa SMA terbuka?
6. Apakah sarana dan prasarana pada saat pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh sekolah terbuka sudah terpenuhi?
7. Bagaimana metode PJJ yang diberikan guru pada saat Peserta Didik
pembelajaran berlangsung?
8. Apa saja kesulitan yang dihadapi saat pembelajaran jarak
jauh berlangsung?
9. Apakah terdapat bimbingan/arahan dari guru selama
pembelajaran jarak jauh berlangsung?
10. Bagaimana suasana pada saat pembelajaran berlangsung?
11. Apakah setiap pelajaran yang dipelajari dapat dimengerti
oleh saudara? Jika iya, mata pelajaran apa saja?
12. Bagaimana saudara dalam melaksanakan tugas yang
diberikan guru?
Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka
1. Kapan dilakukan evaluasi pembelajaran oleh kepala Kepala
sekolah pada program PJJ sekolah terbuka? Sekolah
2. Apa saja permasalahan/keluhan yang dihadapi guru pada
program PJJ sekolah terbuka?
3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan guru pada saat Pengelola
pembelajaran berlangsung? SMATER
4. Bagaimana bentuk dan hasil penilaian pembelajaran yang Guru
digunakan guru pada program PJJ sekolah terbuka?
5. Apa saja jenis penugasan yang guru berikan pada peserta
didik program PJJ sekolah terbuka?
6. Bagaimana cara guru dalam memotivasi siswa dan
mengatasi setiap permasalahan pembelajaran berlangsung?
56

No Instrumen Wawancara Informan


Pengawasan Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka
1. Bagaimana tindak lanjut pada pengawasan kepala sekolah Kepala
dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang Sekolah
dihadapi guru pada program PJJ sekolah terbuka?
2. Apakah penanggung jawab SMA terbuka ikut dalam Pengelola
melakukan pengawasan pada program PJJ SMA terbuka di SMATER
sekolah
Strategi Peningkatan Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah
Terbuka
1. Bagaimana mengkoordinasikan agar terlaksana Kepala
manajemen pembelajaran jarak jauh yang efektif pada Sekolah
sekolah terbuka?
2. Bagaimana kinerja guru pada program PJJ sekolah terbuka
dan apakah terdapat pelatihan guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran pada program sekolah terbuka?
3. Bagaimana pengelolaan pembelajaran jarak jauh yang Pengelola
dilakukan penanggung jawab terkait SMA terbuka? SMATER
4. Bagaimana cara penanggung jawab SMA terbuka untuk
meningkatkan efektivitas pada program PJJ SMA terbuka?
5. Bagaimana cara guru dalam meningkatkan efektivitas PJJ Guru
pada program sekolah terbuka
Merujuk pada tabel diatas, semua instrumen wawancara tersebut
akan diitanyakan kepada informan agar mendapatkan data yang
berbentuk audio sehingga disesuaikan dengan fakta – fakta lainnya.

B. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi terkait “Efektivitas Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) pada Program Sekolah Terbuka” yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4 Pedoman Dokumentasi 1

No Komponen Keadaan Keterangan


Ya Tidak
1. SK izin operasional
sekolah terbuka
2. Data peserta didik sekolah
terbuka
3. Data guru bina/tutor
57

No Komponen Keadaan Keterangan


Ya Tidak
4. Sarpras dan TKB
5. Kurikulum sekolah terbuka
6. RPP dan Silabus
Jadwal pelajaran mandiri
7. dan tatap muka
8. Hasil penilaian tatap muka
dan mandiri
9. Data kelulusan siswa
10. Data prestasi siswa

Merujuk tabel diatas, komponen – komponen pada pedoman


dokumentasi sangat diperlukan sebagai data yang berbentuk fisik
sehingga terbukti fakta – fakta penelitian yang telah dilakukan peneliti.

C. Pedoman Observasi
Pedoman wawancara terkait “Efektivitas Manajemen
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada Program Sekolah Terbuka” yaitu
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Pedoman Observasi 1

Komponen Hal yang Keadaan Keterangan


diamati Ya Tidak
Pelaksanaan Kegiatan awal
Pembelajaran Kegiatan
Sekolah inti(mandiri
Terbuka dan tatap
muka)
- Penyajian
materi
- Penerapan
metode dan
prosedur
pembelajaran
- Pengelolaan
kegiatan siswa
di kelas/mandiri
58

Komponen Hal yang Keadaan Keterangan


diamati Ya Tidak
- Pengelolaan
media
pembelajaran
- Penggunaan
sumber belajar
Kegiatan penutup
Adapun berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa dalam
penelitian perlu dilakukan dengan metode observasi sehingga setiap
komponen diatas sanagat perlu untuk diamati dan diperhatikan agar
sesaui dengan hasil data lainnya.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan
data. Berdasarkan Hardani dkk (2020, hlm. 121) bahwa dalam
pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data
dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data
primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth
interview), dan dokumentasi. Marshall dan Rossman (dalam Hardani dkk,
2020, hlm. 122) menyatakan bahwa “the fundamental methods relied on
by qualitative researchers for gathering information are, participation in
the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review.”
Berarti terdapat beberapa metode dalam pengumpulan data kualitatif yaitu
partisipasi langsung ke lapangan, observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Selain itu, terdapat beberapa penjelasan terkait metode
pengumpulan data yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Observasi
Menurut penjelasan Sarwono (2006, hlm.224) kegiatan observasi
meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian,
perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan
59

dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Sejalan dengan


Alwasilah (2011, hlm. 165) observasi penelitian merupakan
pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data
yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka fokus penelitian secara observasi terdiri dari kerangka
konseptual, kesan pendahuluan observasi, serta hasil data di lapangan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab lisan antara peneliti dengan sumber penelitian.
Hardani dkk (2020, hlm. 137) menyatakan wawancara ialah tanya
jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung atau
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Sejalan dengan hal tersebut Nazir (dalam
Hardani dkk, 2020, hlm. 138) memberikan pengertian wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara). Pada penelitian kualitatif dalam pengambilan responden
tidak hanya satu orang saja untuk melakukan wawancara. Karena
mengingat bahwa setiap kejelasan data berbeda setiap orangnya maka
perlu dilakukan wawancara dengan berbagai responden untuk
menggali lebih dalam data penelitian yang diperlukan.
3. Dokumentasi
Sarwono (2006, hlm. 225) kajian dokumentasi merupakan sarana
pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan
cara membaca surat-surat, pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan
tertulis kebijakan tertentu,dan bahan-bahan tulis lainnya. Sedangkan
menurut Sugiyono (dalam Hardani dkk, 2020, hlm. 150) dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
60

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari


seseorang. Dokumen yang tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup,
sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya
seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Pada pengumpulan data dengan metode dokumentasi ini
biasanya peneliti membuat instrumen dokumentasi sehingga jika
peneliti sudah mendapatkan data-data yang diperlukan maka tinggal di
cek sesuai dengan instrumen dokumentasi.
4. Tringulasi
Alwasilah (2011, hlm.130) menyatakan bahwa tringulasi
merujuk pada pengumpulan informasi atau data dari individu dan latar
dengan menggunakan berbagai metode. Cara ini baik untuk
mengurangi bias yang melekat pada satu metode dan memudahkan
melihat keluasan penjelasan yang peneliti kemukakan. Menurut
Hardani dkk (2020, hlm. 154) triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya
peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan
data dan berbagai sumber data.

3.4 Analisis Data


Menurut Siyoto dan Sodik (2015, hlm.120) menyatakan bahwa
analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan data empirik sehingga
peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian.
61

Penelitian ini dilakukan mulai dari perumusan masalah hingga ke


penulisan akhir secara deskriptif yang menyeluruh pada akhir penulisan.

3.4.1 Teknik Analisis Data


Sarwono (2006, hlm.239) menjelaskan bahwa analisis kualitatif
merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya hubungan sistematis
antara variabel yang sedang diteliti agar terdapat makna hubungan variabel-
variabel sehingga menjawab permasalahan pada rumusan masalah penelitian.
Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (dalam Hardani dkk, 2020,
hlm. 161) menyatakan bahwa “Data analysis is the process of
systematically searching and arranging the interview transcripts, field
notes, and other materials that you accumulate increase your own
understanding of them and to enable you to present what you have
discovered to others.” Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Berdasarkan konsep analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam analisis data kualitatif berarti proses menyusun secara sistematis antar
variabel yang diteliti dari beberapa metode pengumpulan data observasi,
wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Adapun tujuan dilakukan analisis
data yaitu untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang terdapat pada
rumusan masalah serta dapat diinformasikan kepada orang lain. Terdapat
beberapa proses dalam analisis data, menurut Miles dan Huberman
(dalam Hardani dkk, 2020, hlm. 163) analisis data dibagi dalam tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah (1)
reduksi data (data reduction); (2) penyajian data (data display); dan (3)
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi
deskriptif kualitatif, kalaupun ada data dokumen yang bersifat
kuantitatif juga bersifat deskriptif. Tidak ada analisis data secara statistik
dalam penelitian kualitatif. Analisisnya bersifat naratif kualitatif, mencari
62

kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan informasi. Reduksi data


merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa hingga simpulan-simpulan akhirnya dapat
ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data, data kualitatif dapat
disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara melalui
seleksi ketat. Melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya
dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.
Dengan demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk
menyederhanakan data yang diperoleh selama penggalian data di
lapangan. Data yang diperoleh dalam penggalian data sudah barang tentu
merupakan data yang sangat rumit dan juga sering dijumpai data yang
tidak ada kaitannya dengan tema penelitian tetapi data tersebut
bercampur baur dengan data yang ada kaitannya dengan penelitian.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian yang dimaksud Miles dan Huberman, sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan
simpulan dan pengambilan tindakan. Langkah ini dilakukan dengan
menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun serta memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Penyajian data dilakukan
untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu
dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya
mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok
permasalahan yang diawali dengan pengkodean pada setiap sub pokok
permasalahan.
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dari analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan simpulan dan verifikasi. Simpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari
makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan,
63

atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan


membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan
makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian
tersebut.
Selain penjelasan alur diatas, teknik analisis data penelitian ini juga
menggunakan perangkat lunak NVIVO. Amelia dan Bodhiya (2011)
menyatakan bahwa NVIVO merupakan software analisis data kualitatif
yang dikembangkan oleh Qualitative Solution and Research (QSR)
International dalam artikel jurnal desain komunikasi visual nirmana
(Amelia & Bodhiya, 2011). Alur yang digunakan pada software NVIVO ini
tidak jauh berbeda dengan alur diatas, yang membedakan hanya pada bagian
reduksi data. Reduksi data pada NVIVO berupa coding yang telah tersedia
pada fitur-fitur NVIVO dengan memasukkan data terlebih dahulu lalu
dilakukan coding menggunakan fitur Codes dan Cases. Setelah itu
dilakukan visualisasi dengan beberapa fitur yang tersedia berupa mind map,
project map, analysis map, hierarchy, world cloud, dan lain sebagainya.
Hasil visualisasi ini akan menjadi titik temu/kata penting bagi peneliti dalam
penyajian data penelitian serta untuk menarik kesimpulan agar lebih
dipahami oleh pembaca.

3.4.2 Keabsahan Data


Keabsahan data merupakan rangkaian proses akhir dalam sebuah
penelitian. Pada penelitian kualitatif, uji keabsahan data lebih banyak
menggunakan aspek validitas.
Menurut Hardani dkk (2020, hlm. 201) kriteria yang digunakan
penelitian kualitatif adalah bahwa hasil penelitian yang dilakukan harus
memenuhi empat kriteria, antara lain :
1. Credibility
Kriteria ini untuk memenuhi data dan informasi yang dikumpulkan
harus mengandung nilai kebenaran, yang berarti bahwa hasil penelitian
kualitatif harus dapat dipercaya oleh para pembaca yang kritis dan dapat
diterima oleh orang-orang (responden) yang memberikan informasi yang
dikumpulkan selama informasi berlangsung.
64

2. Transfermability
Kriteria ini untuk memenuhi kriteria bahwa hasil penelitian-
penelitian yang dilakukan dalam konteks tertentu (dimana penelitian
dilakukan) dapat diaplikasikan atau ditransfer kepada konteks atau
setting yang lain untuk membangun keteralihan dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara uraian rinci berdasarkan pernyataan Moleong,
(dalam Hardani dkk, 2020, hlm. 201). Dengan teknik ini peneliti akan
melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan dengan
mengacu pada fokus penelitian. Dengan uraian rinci ini terungkap segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar dapat memahami temuan-
temuan yang diperoleh peneliti.
3. Dependability
Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah proses penelitian
kualitatif bermutu atau tidak. Untuk mengecek apakah hasil penelitian
kualitatif bermutu atau tidak, maka peneliti harus lebih memperhatikan
dari segi (1) mengkonseptualisasikan rencana penelitian, (2)
mengumpulkan data, dan (3) menginterpretasikan data atau informasi
yang telah dikumpulkan dalam suatu laporan penelitian yang ditulis. Cara
yang paling baik untuk menetapkan bahwa hasil penelitian itu dapat
dipertahankan (dependable) adalah dengan menggunakan teknik
dependability audit. Yaitu dengan jalan meminta independen auditor
guna mereview aktivitas yang dilakukan oleh peneliti.
4. Confirmability
Kriteria ini digunakan untuk menilai apakah hasil penelitian itu
bermutu atau tidak. Jika “dependability audit” digunakan untuk
menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti sampai dapat
membuahkan hasil penelitian, maka “confirmability audit” dapat
dilakukan bersamaan dengan “dependability audit”. Tetapi tekanan dari
“confirmability audit” adalah berkaitan dengan pertanyaan apakah
data dan informasi serta interpretasi dan lain-lain dalam laporan
penelitian didukung oleh materi-materi yang tersedia/digunakan dalam
65

“audit trail”. Apabila “confirmability audit” telah memutuskan bahwa


hasil penelitian telah memenuhi keempat standar suatu penelitian (truth
value, applicability, consistency,dan neutrality) maka hasil penelitian
tersebut dapat dikatakan sudah dapat diterima. Dengan kata lain bahwa
hasil penelitian tersebut bermutu.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Lokasi Penelitian Sekolah Negeri
SMAN 04 Kota Bandung merupakan salah satu sekolah formal
dengan jenjang menengah atas yang didirikan pada tahun 1866 yang
berlokasi di Jalan Gardujati No. 20 RT 01/RW 08, Kebon Jeruk,
Kecamatan Andir, Kota Bandung daerah Provinsi Jawa Barat. SMAN 04
sekarang ini dipimpin oleh Bapak Iin Solihin, selaku kepala sekolah pada
SMAN 04 Kota Bandung. Akreditasi yang dimiliki sekolah ini yaitu
berakreditasi A sesuai dengan hasil dinas pendidikan. Luas tanah yang
dimiliki pada sekolah ini sebesar 2 m2, sehingga memiliki beberapa fasilitas
yang memadai. SMAN 04 Bandung merupakan salah satu sekolah negeri
yang sampai sekarang melakukan program sekolah terbuka sesuai dengan
ketentuan dinas pendidikan.

A. Visi dan Misi SMAN 04 Kota Bandung

1. Visi Sekolah

Dalam menjawab tantangan masa depan dan mewujudkan pendidikan


yang sesuai dengan perkembangan zaman maka sekolah memiliki visi
“Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang berakhlak mulia, cerdas,
kompetitif, berbudaya, dan berwawasan lingkungan.”

2. Misi Sekolah

Sebagai langkah selanjutnya untuk menjalankan visi sekolah maka


yang menjadi misinya yaitu :

1) Meningkatkan pengamalan ketakwaan dan akhlak mulia yang


berdasarkan Nilai Agama dan Wawasan Kebangsaan.

2) Meningkatkan mutu sekolah sebagai pusat ilmu pengetahuan,


keterampilan, pengalaman sikap, dan nilai dengan berbasis
teknologi dalam mewujudkan sekolah mandiri berstandar nasional.

66
67

3) Membangun Sumber Daya Manusia yang profesional, akuntabel,


dan mampu bersaing di era global.

4) Mengembangkan nilai-nilai budaya nasional berdasarkan kearifan


lokal.

5) Mengembangkan sekolah berwawasan lingkungan dengan


melibatkan peran serta masyarakat berdasarkan prinsip MBS
(Management Berbasis Sekolah).

B. Data Peserta Didik Program Sekolah Terbuka di SMAN 04 Kota


Bandung
Pada SMAN 04 Bandung memiliki peserta didik yang terbagi
menjadi dua jurusan yaitu MIPA dan IPS serta terdapat peserta didik
pada sekolah induk SMA terbuka, hal ini tergambar dengan tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.1

Data Peserta Didik di SMAN 04 Kota Bandung

Jurusan Kelas Jumlah


X XI XII
L P L P L P
MIPA 80 131 81 117 113 129 651
IPS 53 59 75 65 61 61 374
SMATER 59 31 49 28 27 16 210
Jumlah 192 221 205 210 201 206 1235
Sumber : Pengelola sekolah terbuka SMAN 04 Bandung, 31 Mei 2021
Pada jumlah siswa SMA terbuka di SMAN 04 Bandung terbagi
menjadi 3 TKB yaitu Rajawali Arif, Rajawali Paramita, dan Cibaduyut.
Siswa SMA terbuka tersebar menjadi 3 TKB karena mengikuti dengan
kondisi siswa sehingga pembelajaran dilakukan/disesuaikan dengan
kedekatan rumah siswa dengan TKB. Hal ini bertujuan agar siswa dapat
lebih aktif pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

C. Riwayat Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SMAN 04 Kota


Bandung
Tenaga Pendidik dan kependidikan di SMAN 04 Bandung
68

memiliki berbagai kategori yang dimiliki. Mulai dari kategori status,


golongan, sertifikasi, ijazah, umur, dan jenis kelamin. Jika dilihat secara
keseluruhan, maka jumlah keseluruhan tenaga pendidik dan
kependidikan di SMAN 04 Bandung tergambarkan dengan tabel sebagai
berikut yang disesuaikan dengan jenis kelamin yaitu :
Tabel 4. 2

Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SMAN 04 Bandung

Jabatan Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
Pendidik 24 36 60
Kependidikan 44 45 89
Jumlah 68 81 149
Sumber:
https://sekolah.data.kemendikbud.go.id/index.php./chome/profil/1405d8d7-
bb36-4bc4-8507-506f9fff0489, 24 Juni 2021
Berdasarkan tabel diatas merupakan bagian dari jumlah
keseluruhan pegawai di SMAN 04 Bandung, sedangkan untuk sekolah
terbuka hanya mengambil beberapa pegawai dalam pengelolaan SMA
terbuka yang disesuaikan dengan jumlah siswa terbuka. Penetapan ini
disesuaikan agar pengelolaan sekolah dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, sehingga pada program sekolah terbuka salah satu pegawai
ditunjuk untuk menjadi pengelola/penanggung jawab SMATER agar
tanggungjawab kepala sekolah tidak terbebani dalam pengelolaan
sekolah.

D. Kondisi Sarana dan Prasarana di SMAN 04 Kota Bandung


SMAN 04 Kota Bandung didirikan pada tahun 1866 dengan luas
sekitar 2 M2. Kondisi sarana dan prasarana pada SMAN 04 Kota
Bandung sering mengalami perubahan seiring dengan perkembangan
pendidikan dan kebutuhan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari kondisi
ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan sanitasi. Walaupun begitu
kondisinya dapat dikelola dengan baik, beberapa fasilitas yang dimiliki
SMAN 04 Bandung terdiri dari :
1. Kelas : 32 ruang
69

2. Masjid Al-Ghiffari/Tempat Ibadah : 3 ruang


3. Perpustakaan Digital : 1 ruang
4. Lab. Biologi : 1 ruang
5. Lab. Fisika : 1 ruang
6. Lab. Kimia : 1 ruang
7. Lab. Komputer : 1 ruang
8. Lab. Bahasa : 1 ruang
9. Sarana Olahraga Indoor/Outdoor : 1 ruang
10. Ruang Pimpinan : 2 ruang
11. Ruang Guru : 1 ruang
12. Ruang TU : 1 ruang
13. Ruang Konseling : 1 ruang
14. UKS : 2 ruang
15. Toilet : 9 ruang
16. Ruang Gudang : 1 ruang
17. Ruang OSIS : 1 ruang
18. Ruang Bangunan : 1 ruang
Sumber:
https://sekolah.data.kemendikbud.go.id/index.php./chome/profil/1405d8d7-
bb36-4bc4-8507-506f9fff0489, 24 Juni 2021

4.1.2 Lokasi Penelitian Sekolah Swasta


SMAS Sebelas Maret merupakan salah satu sekolah swasta yang
berada di Kota Bandung yang lebih tepatnya berlokasi di Jalan Denki
Selatan V No. 38 RT 05/RW 02, Ciseureuh, Kecamatan Regol. SMAS
Sebelas Maret berdiri sejak tahun 1987 dibawah kepemilikan dari yayasan
yang memiliki akreditasi A. Pada sekolah ini dipimpin oleh Bapak Ahmad
Sadiqin selaku kepala sekolah SMAS Sebelas Maret yang selalu memimpin
dan melakukan manajemen sekolah pada SMAS Sebelas Maret. Sedangkan
untuk luas tanah yang dimiliki sekolah ini hanya sebesar 1 m2, walaupun
begitu masih terdapat beberapa fasilitas yang dapat digunakan guru dan
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. SMAS Sebelas
Maret merupakan salah satu sekolah swasta yang hingga saat ini
70

melaksanakan program sekolah terbuka sehingga memiliki tingkat


pengelolaan sekolah yang cukup baik.

A. Visi dan Misi SMAS Sebelas Maret Kota Bandung

1. Visi Sekolah

Perkembangan pendidikan mengikuti dengan kebutuhan peserta


didik dalam menjawab tantangan di masa depan. Sehingga perlu
dilakukan peningkatan kompetensi pada peserta didik agar dapat
mengatasi permasalahan yang ada. Tidak hanya dalam peningkatan
kompetensi, peserta didik juga dituntut untuk memiliki kepribadian
yang berbudi luhur sesuai dengan kurikulum 2013. Untuk itu, dalam
mengembangkan kompetensi dan kepribadian peserta didik maka visi
sekolah pada SMAS Sebelas Maret yaitu “Membangun Pendidikan
yang berbudi pekerti, berorientasi pada IPTEK dan IMTAQ serta
berwawasan Lingkungan.”

2. Misi Sekolah

Berdasarkan visi diatas, maka sekolah menjalankan visinya


dengan melakukan misi sebagai berikut :

1) Mendidik siswa menguasai IPTEK dan IMTAQ.

2) Mendidik siswa untuk kreatif dan mandiri.

3) Menjadikan sekolah sebagai pusat pengembangan potensi dan


kepribadian siswa.

4) Menjadikan sekolah yang berkwalitas, berkelanjutan, dan


berwawasan lingkungan.

B. Data Peserta Didik Program Sekolah Terbuka di SMAS Sebelas


Maret Kota Bandung
Peserta didik pada program sekolah terbuka di SMAS Sebelas
Maret terbagi menjadi 3 kelompok TKB (tempat kegiatan belajar). TKB
ini terdiri dari Al Firdaus, YPI Pasawahan, dan Al Ghozali. Jumlah
peserta didik setiap TKB terdapat perbedaan dan jumlah peserta didik
pada sekolah terbuka di SMAS Sebelas Maret yaitu terdiri dari :
71

Tabel 4. 3

Peserta Didik Sekolah Terbuka di SMAS Sebelas Maret

No TKB Jumlah Siswa


1. Al Firdaus 56 siswa
2. YPI Pasawahan 85 siswa
3. Al Ghozali 36 siswa
Jumlah 177 siswa
Sumber : Pengelola sekolah terbuka di SMAS Sebelas Maret, 06 Juli 2021
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah peserta
didik pada program sekolah terbuka di SMAS Sebelas Maret terdiri dari
177 siswa yang menyebar pada 3 TKB yaitu di Al Firdaus, YPI
Pasawahan, dan Al Ghozali serta terdiri dari jurusan MIPA dan IPS. Jika
merujuk pada tabel diatas maka dapat terlihat bahwa peserta didik paling
banyak terdapat pada kelompok TKB YPI Pasawahan dan yang paling
sedikit di TKB Al Ghozali yang hanya terdapat 36 siswa.

C. Riwayat Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SMAS Sebelas


Maret Kota Bandung
Secara keseluruhan tenaga pendidik di SMA Sebelas Maret
berjumlah 12 orang pendidik dan tenaga kependidikannya berjumlah 15
orang kependidikan. Pada SMA terbuka hanya terdapat beberapa tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan saja yang terlibat aktif secara langsung
karena bertujuan agar dapat dikelola dengan baik dan tidak mengganggu
dengan kegiatan pembelajaran lainnya. Tenaga pendidik pada SMA
terbuka disebut dengan guru pamong. Guru pamong merupakan bagian
dari guru yang melakukan bimbingan/mengajar pada peserta didik
sekolah terbuka. Hal ini dapat dikatakan juga bahwa guru pamong
berperan penting dalam mengelola pembelajaran jarak jauh pada program
sekolah terbuka dengan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan dari dinas
pendidikan. Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka berikut ini akan
dipaparkan data dalam bentuk tabel terkait guru pamong yang berada
pada program sekolah terbuka di SMAS Sebelas Maret dengan jumlah
peserta didik yang dibimbing, yaitu :
72

Tabel 4. 4

Daftar Nama Guru Pamong SMAS Sebelas Maret

Jumlah
No Nama Guru Pamong TKB
Siswa/TKB

1 Azhar Muhamad, S.Pd Al-Firdaus 56

2 Miyarni Meliana Arnis S Al-Firdaus 56

3 Muhammad Jaka Firdaus Al-Firdaus 56

4 Tatang Hikmat, S.Pd YPI Pasawahan 85

5 Mochamad Aldinestha Pratama YPI Pasawahan 85

6 Reutno Utami Ernawaty YPI Pasawahan 85

7 Leni Nur Afni, S.Pd Al-Gozali 36

8 Muhammad Sya'dudin, S.Si Al-Gozali 36

Sumber: Pengelola sekolah terbuka di SMAS Sebelas Maret, 06 Juli 2021


Merujuk pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwasanya setiap
TKB terdapat 3 guru pamong dalam mengelola siswa setiap TKB-nya.
Namun pada TKB Al Ghozali, guru pamong hanya berjumlah 2 guru
dikarenakan jumlah peserta didiknya juga sedikit sehingga guru pamong
yang mengelola hanya 2 guru.

D. Kondisi Sarana dan Prasarana di SMAS Sebelas Maret Kota


Bandung
Sarana dan prasarana di SMAS Sebelas Maret telah digunakan
setelah pendirian sekolah pada tahun 1987 dengan luas sekolah sekitar 1
M2. Kondisi sarana dan prasarana SMAS Sebelas Maret sekarang terdiri
ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan sanitasi. Secara keseluruhan
jumlah sarana dan prasarana pada SMAS Sebelas Maret Bandung
sekarang terdiri dari :
1. Ruang Kelas : 9 ruang
2. Lab. Bahasa : 1 ruang
3. Perpustakaan : 1 ruang
4. Sanitasi guru : 2 ruang
5. Sanitasi siswa : 2 ruang
73

Sumber :
http://sekolah.data.kemendikbud.go.id/index.php/Csanitasi/profil?id=9D10F45
6-C3EE-4E64-BB2B-7AFF624C6D9C, 25 Juni 2021

4.2 Temuan Penelitian


Temuan penelitian terkait Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) pada Program Sekolah Terbuka terdiri dari lima poin utama
pembahasan yaitu : 1) perencanaan pembelajaran jarak jauh pada program
sekolah terbuka; 2) pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada program
sekolah terbuka; 3) evaluasi pembelajaran jarak jauh pada program sekolah
terbuka; 4) pengawasan pembelajaran jarak jauh pada program sekolah
terbuka; dan 5) strategi upaya peningkatan efektivitas manajemen
pembelajaran jarak jauh pada program sekolah terbuka. Data temuan
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi pada dua tempat penelitian diantaranya
SMAN 04 kota Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung. Beberapa
temuan penelitian tersebut dipaparkan sebagai berikut :

4.2.1 Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di


SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung
Perencanaan pembelajaran merupakan awal yang harus dilakukan
sebelum terlaksananya pembelajaran berlangsung. Pada program sekolah
terbuka, perencanaan pembelajaran sama halnya dengan sekolah reguler
pada umumnya. Persamaan tersebut disesuaikan dengan kurikulum 2013
yang dibuat dalam bentuk modul, RPP, atau silabus. Hal ini juga sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan pembelajaran SMA terbuka yang dibuat oleh
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017. Walaupun pada
dasarnya sama, namun terdapat beberapa perbedaan pada penyusunan
rencana pembelajaran. Perbedaannya terletak pada penyusunan materi
karena materi yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik dan waktu yang diberikan hanya 60 menit dalam penyampaiannya.
Dalam perencanaan pembelajaran melibatkan kepala sekolah, guru, dan
pengelola sekolah terbuka yang sesuai dengan hasil wawancara.
Berdasarkan hasil visualisasi menggunakan Nvivo, setelah dilakukan coding
74

dapat ditemukan dari hasil wawancara partisipan yang membahas tentang


perencanaan pembelajaran yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. 1 Visualisasi pada Perencanaan Pembelajaran

Dari hasil gambar diatas didapatkan temuan data sebagai berikut :


1) Persiapan Program
Persiapan program sekolah terbuka sama dengan sekolah reguler
pada umumnya serta lebih mengutamakan teknologi. Walaupun begitu
tetap terdapat perbedaan, persiapan program ini disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan pada pedoman sekolah terbuka. Hal ini berdasarkan
yang dikemukakan partisipan yaitu :
- TKB (Tempat Kegiatan Belajar)
“...Hal ini karena sekolah memberikan layanan yang sama kepada
sekolah reguler dan sekolah terbuka, yang membedakan hanya
lingkungannya jika reguler di sekolah sedangkan sekolah terbuka di
TKBM.” (I.W.S1.KS.1)
Sesuai yang dikemukakan oleh pernyataan oleh pengelola sekolah
terbuka bahwa :
“...Syarat untuk melaksanakan sekolah terbuka adalah adanya TKB
(tempat kegiatan belajar).” (I.W.S2.PST.2)
- Izin Operasional
Salah satu bentuk pelaksanaan program sekolah terbuka tentunya
harus terdapat izin operasional yang dikeluarkan oleh dinas pendidikan.
Jadi, dapat dipahami bahwasanya sekolah terbuka harus berdasarkan
75

ketentuan – ketentuan yang ditetapkan pemerintah. Sejalan dengan hasil


wawancara partisipan terkait izin perencanaan yaitu
“...kemudian adanya izin operasional dari Dinas Pendidikan dan
terdapat juga peserta didik.” (I.W.S2.PST.2)
“...pada ketentuan untuk program SMA terbuka tidak ada ketentuan
secara khusus karena program SMA terbuka merupakan bagian dari
program gubernur pada tahun 2017 (surat keputusan dinas
pendidikan). Dan terdapat beberapa sekolah yang ditunjuk untuk
menjalankan program sekolah terbuka. Tujuan dari pelaksanaan
program ini yaitu untuk meningkatkan APK (Angka Partisipasi
Kasar) di daerah Jawa Barat, karena dinilai masih rendah dalam
bidang pendidikannya.” (I.W.S1.PST.2)
- Materi
Pembuatan perencanaan pembelajaran yang paling penting yaitu
terkait materi, karena materi merupakan cikal bakal dalam penentuan
tujuan pembelajaran. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru agar materi
dapat tersampaikan kepada peserta didik dengan baik dan jelas. Sesuai
hasil wawancara partisipan terkait materi bahwa :
“...bentuk perencanaan pembelajaran awalnya sama dengan sekolah
reguler pada umumnya yang mana terdapat RPP, Silabus, dan
Modul.” (I.W.S1.GM.1)
Guru lain menyatakan bahwa pembuatan materi menggunakan
teknologi, hal ini sesuai dengan hasil wawancara oleh partisipan
bahwa :
“...Persiapan bahan ajar yang akan di ajarkan sama pada siswa
melalui daring yaitu menggunakan program aplikasi google
form,whatsapp dll.” (I.W.S2.GIPS.1)
Pendapat yang berbeda dengan partisipan lainnya, ditemukan hasil
wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa :
“...bentuk perbedaan PJJ program sekolah terbuka hampir sama
dengan sekolah reguler pada umumnya. Namun terdapat beberapa
materi yang harus dilepas untuk sekolah terbuka yang didasarkan
pada kemampuan dan kebutuhan peserta didik.” (I.W.S1.GBJ.1)
Berdasarkan temuan – temuan penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam persiapan program pada perencanaan
pembelajaran jarak jauh program sekolah terbuka terdiri dari TKB
(tempat kegiatan belajar), izin operasional, dan materi. TKB yang
merupakan bentuk nama bagi peserta didik terbuka pada saat pelaksanaan
pembelajaran, izin operasional yang sesuai dengan keputusan dinas
76

pendidikan, dan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.


2) Kurikulum
Kurikulum merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran
karena sebagai acuan/landasan pembelajaran. Kurikulum pada sekolah
terbuka sama halnya menggunakan kurikulum 2013, ini sesuai dengan
pernyataan partisipan yaitu
“...sistem penyusunan perencanaan pembelajaran pada program
sekolah terbuka sama dengan reguler karena sama-sama
menggunakan kurikulum 2013. Hanya pada persiapan terdapat
perbedaan karena sistem yang berbeda saat pembelajaran
berlangsung.” (I.W.S1.KS.3)
3) Peserta Didik
Dalam penelitian ini, partisipan menyebutkan bahwa adanya
program sekolah terbuka yaitu awalnya harus terdapat peserta didik yang
ingin diajarkan. Peserta didik terbuka ini terdapat perbedaan dengan
peserta didik pada sekolah reguler, yang mana peserta didik pada sekolah
terbuka memiliki keterbatasan dan umur. Keterbatasan ini lebih merujuk
pada keterbatasan waktu karena kesibukan lain peserta didik. Hal ini
sesuai yang diungkapkan oleh partisipan pada saat wawancara berupa :
“...syarat untuk menjadi peserta didik pada program sekolah
terbuka yaitu peserta didik yang memiliki keterbatasan belajar
karena disibukkan dengan dunia kerja, atlit maupun peraturan dari
pesantren serta peserta didik yang tidak memiliki umur normal
sekolah pada umumnya.”(I.W.S1.KS.2)
4) Alokasi Waktu
Perencanaan pembelajaran pada program sekolah terbuka harus
memperhatikan dari segi waktu, karena terdapat perbedaan waktu dengan
sekolah reguler pada umumnya. Berdasarkan pernyataan wawancara oleh
guru, waktu yang diberikan untuk siswa yaitu :
“...pada saat pembelajaran secara mandiri atau dilakukan secara
online guru mengalokasikan waktu sebanyak seminggu sekali (60
menit) dan secara tatap muka dilakukan 1 bulan 2 kali (setiap
pertemuan sama 60 menit). Namun untuk pemberian tugas
dibebaskan dengan peserta didik atau waktu luang yang dimiliki
peserta didik.” (I.W.S1.GM.5)
Merujuk pada hal di atas, guru lain juga mengemukakan bahwa :
“...alokasi waktu untuk mandiri/daring dilaksanakan selama 60
menit/minggu sedangkan untuk tatap muka alokasi waktunya
77

sebanyak 60 menit/bulan karena setiap pertemuan dalam seminggu


pembahasan materi pelajaran berbeda-beda.” (I.W.S1.GBJ.5)
Sedangkan pada SMAS Sebelas Maret terdapat perbedaan waktu dalam
mengalokasikan waktu pembelajaran yaitu “1 jam” oleh pak Tatang
(I.W.S2.GIPS.5) dan “2 × 40 menit” oleh bu Linda.(I.W.S2.GBS.5)

4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di


SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung
Setelah melakukan perencanaan pembelajaran, maka perlu
dilaksanakan hasil dari perencanaan tersebut. Pada pelaksanaan
pembelajaran yang terlibat yaitu pengelola, guru, dan peserta didik.
Pengelola sebagai perantara dalam menyiapkan media pembelajaran
sedangkan guru dan siswa terlibat langsung pada saat pembelajaran
berlangsung sehingga terdapat pengelolaan kelas yang dilakukan guru.
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi, pengelolaan kelas
pada umumnya yaitu pelaksanaan dari hasil RPP, silabus, atau modul. Pada
bagian RPP akan terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagai
acuan tujuan pembelajaran agar materi dapat tersampaikan. Saat
pelaksanaan pembelajaran guru biasanya melakukan kegiatan
awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berdasarkan salah satu
pernyataan guru yaitu
“...dimulai dari kegiatan awal, penyajian materi, penerapan metode,
pengelolaan media, penerapan sumber belajar hingga kegiatan
penutup. Biasanya yang pertama wajib dilakukan yaitu a) Salam; b)
Pembukaan; c) Memberikan modul bahan ajar; d) Memberikan
penjelasan suatu bahan yang akan diajarkan; e) Mengevaluasi hasil
belajar PJJ.” (II.W.S2.GIPS.4)
Pernyataan guru tersebut sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran
pada umumnya yang dilakukan secara langsung. Dimana terdapat kegiatan
awal dengan melakukan penerapan beberapa metode dan media, serta
kegiatan selanjutnya berupa salam dan penyampaian materi.
a) Kegiatan Awal (Pendahuluan)
Kegiatan awal yang dilakukan guru berbeda-beda, hal ini sesuai
dengan metode yang ingin guru lakukan. Jika pembelajaran dilakukan
secara langsung atau tatap muka menggunakan media, kegiatan yang
78

biasanya guru lakukan berdasarkan hasil data dokumentasi yaitu :


● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin melalui grup WA
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan
untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
● Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan
manfaat) dengan mempelajari materi
● Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan
dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh. (II.D.S2.6)
Selain kegiatan diatas, jika pembelajaran dilakukan secara daring
maka terdapat guru yang hanya memberikan materi/modul bahan ajar ke
beberapa aplikasi agar peserta didik dapat mempelajari secara mandiri.
Hal ini sesuai data wawancara pada pernyataan guru bahwa :
“...jika secara mandiri (daring) pelaksanaan pembelajaran
dilakukan melalui aplikasi google classroom dan grup whatsapp
sedangkan untuk tatap muka dilakukan seperti pada sekolah reguler
pada umumnya.” (II.W.S1.GM.4)
Merujuk pada temuan diatas bahwa kegiatan awal pembelajaran
jarak jauh pada program sekolah terbuka dilakukan secara daring dengan
tatap muka virtual dan belajar mandiri sesuai materi yang dibagikan guru.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan hal utama dalam pengelolaan kelas karena
pada kegiatan ini materi disampaikan secara rinci oleh guru mata
pelajaran. Selain itu, pada kegiatan inti terdapat beberapa pengelolaan
media, metode, materi, dan hal lainnya yang dapat membantu
tersampaikannya materi pelajaran. Berdasarkan temuan data
dokumentasi, diperoleh data kegiatan inti yang meliputi :
● Kegiatan Literasi : Peserta didik mengamati tayangan video dan
atau teks yang berisi hasil observasi dan menjawab pertanyaan
terkait hal-hal yang berhubungan dengan isi materi yang ada pada
BTP dan UKBM B.SUND3.2/4.2/1/1.2
● Critical Thinking: Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami,
dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi.
● Collaboration: Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai
pengertian, ciri-ciri, jenis dan langkah-langkah menterjemahkan
(UKBM Kegiatan 1).
79

● Communication: Peserta didik mengirimkan hasil informasi yg


didapat melalui foto screenshot kepada gurunya melalui wa group.
● Creativity: Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang
hal-hal yang telah dipelajari terkait teks terjemahan. Peserta didik
kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal
yang belum dipahami. (II.D.S2.6)
Berdasarkan temuan data diatas, dapat diketahui bahwa pengelolaan
kelas dalam penyampaian materi mengarah kepada video pembelajaran yang
diberikan guru lalu disimpulkan oleh peserta didik sehingga interaksinya
berkurang karena dibagikan melalui wa group. Selain temuan data
dokumentasi diatas, ditemukan juga data wawancara partisipan bahwa pada
pengelolaan kelas pembelajaran jarak jauh pada program sekolah terbuka
lebih mengarah pada penggunaan media atau dilakukan secara daring. Pada
pengelolaan kelas baik di SMAN 04 Bandung maupun SMAS Sebelas
Maret, pengelolaan kelas terdiri dari :
1) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara guru dalam menjelaskan
materi pembelajaran kepada siswa. Metode pembelajaran memiliki
berbagai jenis/bentuk metode yang dapat digunakan oleh guru pada saat
pembelajaran berlangsung. Pada metode pembelajaran dapat dilihat
sesuai dengan hasil gambar berikut :

Gambar 4. 2 Metode Pembelajaran

Hasil pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa penggunaan


metode pembelajaran dapat dengan voice note, buku, video
pembelajaran, dan latihan. Sesuai yang dikemukakan oleh siswa bahwa :
“...Saat kegiatan pembelajaran jarak jauh berlangsung ada berbagai
macam metode yang digunakan oleh guru untuk diberikan kepada
muridnya seperti memberi materi lewat Zoom Meeting, Google
Meet, Google Classroom, dan via WhatsApp. Tetapi untuk rata-rata
guru biasanya memakai Google Classroom untuk memberikan
80

materi yang bentuknya seperti PPT, link YouTube untuk


memperjelas materi yang belum dipahami saat menyampaikan
materi di Zoom Meeting atau Google Meet. Untuk via WhatsApp
biasanya guru-guru memberikan informasi pembelajaran di group
ataupun memberikan tugas.” (II.W.S1.PD.1)
Pernyataan dari peserta didik lain yang hanya mengarah pada video
pembelajaran yaitu
“...Ada,mungkin seperti menyimak dahulu buku/video yang
diberikan oleh guru lalu murid menyimpulkan kembali dengan
membuat video.” (II.W.S2.PDJ.3)
“...lya, menjelaskan pelajaran dengan video call/ zoom.”
(II.W.S2.PDR.3)
2) Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan pada saat
pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran jarak jauh penggunaan
media menggunakan berbagai aplikasi yang biasa digunakan siswa pada
saat akan melakukan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan yang
tergambar sebagai berikut :

Gambar 4. 3 Media Pembelajaran

Berdasarkan gambar 4.3 bahwa media yang sering digunakan pada


pembelajaran jarak jauh sekolah terbuka yaitu beberapa aplikasi edukasi.
Sesuai hasil data wawancara dengan pengelola sekolah terbuka dalam
menyiapkan media pembelajaran bahwa :
“...tugas dan peran yang harus dilakukan penanggung
jawab/pengelola SMA terbuka yaitu memastikan pembelajaran
berlangsung seperti mengkoordinasi guru saat akan melaksanakan
pembelajaran berlangsung serta menyiapkan pembelajaran dalam
bentuk zoom meeting, google classroom, maupun google
meet.”(II.W.S1.PS4)
“...dengan menggunakan aplikasi Pijar supaya pembelajaran dapat
81

maksimal.” (II.W.S2.PST.5)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa
dalam persiapan kegiatan pembelajaran dikelola oleh pengelola/
penanggung jawab SMATER. Hal ini dapat dikatakan bahwa salah satu
tugas pengelola SMATER yaitu menyiapkan pembelajaran secara online
dan memonitoring setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.
3) Suasana Pembelajaran
Suasana pembelajaran merupakan bagian dari interaksi yang
diciptakan oleh guru pada pengelolaan kelas. Suasana ini dapat
menumbuhkan motivasi siswa saat belajar maupun membuat siswa
enggan untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga guru harus dapat
menarik perhatian siswa agar berlangsung suasana pembelajaran yang
menyenangkan serta adanya keaktifan dari siswa. Pada suasana
pembelajaran jarak jauh di sekolah terbuka digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. 4 Suasana Pembelajaran

Pada gambar 4.4 terdapat poin penting dalam pengelolaan kelas


yaitu suasana kelas yang dapat mengetahui keaktifan siswa. Pada
keaktifan siswa sekolah terbuka terdapat siswa yang aktif dan pasif. Hal
ini sesuai data wawancara partisipan bahwa :
“...untuk keaktifan peserta didik hanya 65 persen.”
(II.W.S2.GIPS.7)
“...respon dan keaktifan peserta didik sekolah terbuka tentunya ada
beberapa siswa yang aktif kecuali pemain sepakbola yang sangat
pasif dan sulit untuk dihubungi sama sekali. Untuk peserta didik
yang dari kalangan pekerja dan pesantren masih terbilang pekerja
keras dalam mengikuti sekolah terbuka ini.” (II.W.S1.GBJ.7)
“...respon dan keaktifan peserta didik pada PJJ program sekolah
terbuka lebih kearah pasif (lebih banyak yang mendengarkan)
daripada merespon. Jika diberi pertanyaan “sudah mengerti” oleh
guru maka akan menjawab “iya” saja tanpa ada keluhan dalam
penyampaian materi.” (II.W.S1.GM.7)
82

Selain itu, dalam suasana pembelajaran juga terdapat bentuk


interaksi antara guru dan siswa agar dapat meningkatkan partisipasi
keaktifan siswa. Hal ini terbukti sesuai yang dikemukakan oleh guru
bahwa :
“...interaksi yang dilakukan guru yaitu dengan menghubungi peserta
didik PJJ program sekolah terbuka di grup agar selalu mengerjakan
tugas yang diberikan. Walaupun hanya ada beberapa siswa saja yang
mengumpulkan tugas kepada guru.” (II.W.S1.GM.10)
“...interaksi antara guru dan siswa tetap terjaga satu sama lain karena
terdapat beberapa siswa yang suka bertanya pada saat pembelajaran
berlangsung. Namun, untuk peserta didik yang berprofesi sebagai
pemain sepak bola tidak dapat terjaga interaksinya karena sulit untuk
dihubungi.” (II.W.S1.GBJ.10)
“...Interaksi selama kegiatan pembelajaran baik.” (II.W.S2.GBS.10)
Berdasarkan beberapa hasil data wawancara diatas, dapat
disimpulkan bahwasanya interaksi antara guru dan siswa tidak semuanya
aktif karena mengikuti dengan keadaan siswa juga. Dikarenakan siswa
memiliki kesibukan masing-masing sehingga tidak ada interaksi antara
guru dan siswa yang menyebabkan suasana pada kelas pasif. Selain itu,
karena pembelajaran sering dilakukan secara online dan mandiri maka
sulit untuk menghidupkan suasana pembelajaran secara langsung.
c) Kegiatan Akhir (Penutup)
Kegiatan akhir pada pembelajaran dilakukan dengan menutup
materi pelajaran. Kegiatan akhir ini digunakan sebagai penentuan dalam
menilai pemahaman peserta didik secara langsung (berdasarkan tanya
jawab). Berdasarkan hasil data dokumentasi, kegiatan penutup berupa :
● Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang
point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan.
● Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
● Guru menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya. (II.D.S2.6)
Sesuai dengan poin pertama pada kegiatan akhir, siswa memiliki
berbagai bentuk penugasan yang diberikan guru. Penugasan yang
diberikan guru kepada siswa beragam pada umumnya sedangkan pada
siswa terbuka hanya terdapat beberapa jenis penugasan dikarenakan
penyesuaian dengan kemampuan siswa terbuka. Penugasan yang
83

diberikan guru kepada siswa terbuka tergambar sebagai berikut :

Gambar 4. 5 Penugasan Siswa

Berdasarkan hasil gambar 4.5, pada kegiatan akhir (penutup)


biasanya guru melakukan evaluasi dan pemberian tugas kepada siswa.
Terdapat dua jenis penugasan pada siswa terbuka, sesuai yang
dikemukakan partisipan bahwa :
“...penugasan berupa latihan soal matematika yang terdiri dari 2
subbab mata pelajaran. Namun, jika diberi latihan masih banyak
yang tidak mengumpulkan maka hanya diberikan 2 soal latihan
saja.” (II.W.S2.GM.13)
“...membuat rangkuman, menjawab soal-soal yang diberikan, dll.”
(II.W.S2.GIPS.13)
“...Tugas mandiri terstruktur, misal yang berupa tes melalui google
form atau voice note dan video melalui whatsapp untuk penugasan
keterampilan.” (II.W.S2.GBS.13)
Kegiatan akhir lebih mengarah kepada latihan yang diberikan guru
untuk siswa. Penugasan ini bertujuan untuk mengetahui ilmu dan
pengetahuan yang telah didapatkan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, pada pelaksanaan
pembelajaran tentunya terdapat beberapa kendala/hambatan selama proses
berlangsungnya pembelajaran jarak jauh pada sekolah terbuka. Kendala ini
dapat berasal dari pihak guru maupun siswa. Namun, kendala pada proses
pembelajaran lebih mengarah kepada guru yang merasa kesulitan karena
melihat dari perencanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru dalam
menentukan tujuan pembelajaran. Jika tujuan pembelajaran tidak tercapai
maka guru harus dapat mengevaluasi dan menentukan strategi lain untuk
mengatasi kendala/hambatan tersebut. Kendala yang dihadapi guru pada
84

saat pembelajaran berlangsung yaitu tergambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. 6 Kendala Guru

Sesuai dengan gambar 4.6, kendala/hambatan selama pembelajaran


berlangsung sesuai yang dikemukakan partisipan meliputi :
1) Jaringan
Jaringan merupakan salah penentu dalam terlaksananya kegiatan
pembelajaran secara daring. Jika jaringan bermasalah akan
menghambat ke hal yang lain. Sesuai hasil wawancara dengan beberapa
partisipan, ditemukan bahwa :
“...sarana dan prasarana sudah terpenuhi jika pelaksanaan
pembelajaran di sekolah namun jika secara daring kurang terpenuhi
karena masalah jaringan dari peserta didik.” (II.W.S1.GBJ.11)
“...Jika pembelajaran jarak jauh berlangsungnya menggunakan
Zoom Meeting ataupun Google Meet terkadang jaringan tidak
selalu mendukung, baik dari guru atau bahkan muridnya sehingga
komunikasi antara guru dan murid tidak selalu lancar.”
(II.W.S1.PD.2)
“...kendala yang dihadapi guru berupa jaringan dan kendala hp
pada peserta didik PJJ program sekolah terbuka.”
(II.W.S2.GIPS.8)
Hasil wawancara diatas dapat ditemukan bahwa masih banyak
kendala pada jaringan. Jaringan yang menghambat ini lebih kepada
jaringan siswa, sehingga guru sulit untuk menghubungi. Hal ini yang
membuat komunikasi atau interaksi berkurang antara guru dengan
siswa.
2) Materi pembelajaran
85

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar yang harus


tersampaikan dari guru ke siswa. Jika terdapat kendala pada materi
maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Berdasarkan temuan
data wawancara yang dikemukakan oleh partisipan yaitu :
“...Pada materi pelajaran matematika sendiri yang disampaikan
kepada peserta didik terbuka hanya sedikit dan sangat minim.
Contohnya saja jika pada sekolah reguler penyampaian materi 2
subbab dapat menghasilkan 15 soal pertanyaan, tapi jika di sekolah
terbuka 1 subbab hanya 1 soal pertanyaan yang diberikan. Hal
tersebut sudah berdasarkan modul dan video materi yang
dilampirkan, jika dikira kurang mengerti peserta didik dapat
mencari sumber lain.” (II.W.S1.GM.6)
“...Guru yang selalu memberikan tugas-tugas tanpa menjelaskan
materi, sehingga dari pihak muridnya kurang memahami materi
dan kesulitan untuk mengerjakan tugas (Hanya mengirim PPT dan
diberi soal tanpa penjelasan materi secara langsung).”
(II.W.S1.PD.2)
Alokasi waktu yang kurang sehingga penyampaian materi yang
disampaikannya pun kurang, hal ini merujuk pada pernyataan diatas.
Sesuai data wawancara, guru hanya memberikan beberapa materi secara
online dan penyampaian materi yang tidak menggunakan sumber lain
sehingga siswa akan kurang dalam memahami materi.
3) Keterbatasan Waktu
Waktu merupakan faktor penting pada saat pembelajaran. Jika
waktu pada pembelajaran berlangsung digunakan secara efektif dan
efisien maka hasilnya akan memuaskan. Namun, jika terbatas dan
kurang efisien maka hasilnya akan kurang memuaskan. Hal ini sesuai
dengan data wawancara oleh partisipan bahwa :
“...kendala yang dihadapi guru yaitu keterbatasan waktu dalam
mengajar baik daring maupun luring dan mood peserta didik.”
(II.W.S1.GM.8)
“...Terkendala di waktu tidak bisa maksimal dan fasilitas.”
(II.W.S2.GBS.8)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, adanya keterbatasan waktu
yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran. Maka waktu perlu
dikelola dengan baik agar berlangsung secara efisien sesuai dengan
penyampaian materi.
4) Peserta didik
86

Komponen pada pembelajaran yaitu salah satunya peserta didik.


Peserta didik juga berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Jika terhambat dengan peserta didik, maka tidak tercapainya tujuan
pembelajaran. Sesuai hasil wawancara yang dikemukakan partisipan
yaitu :
“...kendalanya lebih kepada siswa yang sulit untuk dihubungi
seperti pemain sepak bola.” (II.W.S1.GBJ.8)
“...permasalahan/keluhan yang dihadapi guru pada program
sekolah terbuka yaitu permasalahan pada peserta didik. Karena
memiliki waktu yang terbatas maka peserta didik hanya menerima
pembelajaran yang sedikit sehingga pada saat akan dilaksanakan
ujian akhir perlu dilakukan pemadatan materi pada hari-hari
tertentu.” (II.W.S1.KS.5)
Hasil wawancara diatas dapat ditemukan bahwa peserta didik yang
berprofesi sebagai atlet sepak bola sulit dihubungi sehingga menjadi
salah satu kendala yang perlu diatasi. Selain itu, banyak peserta didik
juga yang mengeluhkan jika materi yang diberikan kurang dipahami
sehingga terdapat pemadatan materi di akhir ujian yang dinilai kurang
efektif.
5) Tidak efektif
Ketidakefektifan dapat merujuk ke berbagai hal. Pada pembelajaran
jika dikatakan tidak efektif maka belum tercapainya tujuan
pembelajaran, sehingga perlu dilakukan upaya strategi dalam
mengurangi ketidakefektifan ini. Berdasarkan temuan data wawancara
yaitu :
“...capaian/tujuan pembelajaran pada peserta didik PJJ program
sekolah terbuka tentu saja belum tercapai karena kurang dalam
penyampaian materi apalagi mata pelajaran matematika yang
menekankan pada keterampilan siswa dalam mengerjakan latihan
soal.” (II.W.S1.GM.9)
Merujuk pada pernyataan diatas, dapat diketahui jika
capaian/tujuan pembelajaran belum tercapai maka pembelajaran dapat
dikatakan tidak efektif.
Selain beberapa pengelolaan kelas yang telah dijelaskan seperti
diatas. Salah satu keberhasilan mengajar yang dilakukan guru pada siswa
yaitu dapat dilihat dari mata pelajaran yang diminati siswa. Ketika minat
siswa pada mata pelajaran guru baik maka berarti metode yang digunakan
87

guru mudah dipahami siswa. Hal ini sesuai dengan visualisasi data yang
tergambar sebagai berikut :

Gambar 4. 7 Visualisasi pada Materi Pelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik, terdapat beberapa


mata pelajaran yang cukup dipahami dan dimengerti oleh peserta didik
sesuai gambar diatas. Pada gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa mata
pelajaran Kimia dan Fisika merupakan mata pelajaran yang dimengerti oleh
siswa di jurusan MIPA. Hal tersebut sesuai yang dikemukakan peserta didik
yaitu
“...Matematika, Fisika. Kimia, Bahasa Sunda, PPKN, dan Prakarya.”
(II.W.S2.PDJ.5)
“...Fisika, Kimia, dan Bahasa Indonesia.” (II.W.S2.PDR.5)
“...Tidak di setiap mata pelajaran saya mudah memahami nya,
menurut saya pribadi tergantung guru yang memberikan materi dan
penjelasannya. Mata pelajaran yang cukup saya sukai diantaranya
yaitu Bahasa Indonesia, Fisika, Kimia, PKWU, dan Seni Budaya.
Materi-materi nya tidak semua mudah saya fahami, hanya karena di
pembelajaran tersebut saya merasa materinya agak lebih menantang
untuk dipelajari dan di sebagian mata pelajaran tersebut ada juga
yang lebih enjoy/ santai bila dipelajari, dan tentu materinya insya
Allah mudah saya fahami dibandingkan materi-materi lain”
(II.W.S1.PD.5)
Berdasarkan hasil gambar dan data wawancara dapat ditemukan
88

bahwa dari ketiga siswa jurusan MIPA yang diwawancarai, minat mata
pelajaran siswa yaitu pada mapel Fisika dan Kimia. Hal ini berarti guru
mapel tersebut dalam penyampaian materinya dapat dikatakan berhasil
karena diminati oleh siswa. Sedangkan pada mata pelajaran Matematika,
PAI, Bahasa Sunda, PPKN, dan Seni Budaya masih terdapat harapan
diminati oleh siswa walaupun peminatnya hanya seorang siswa saja.

4.2.3 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di


SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung
Evaluasi merupakan pemeriksaan yang dilakukan guru dalam bentuk
melakukan penilaian terhadap siswa. Hal ini sesuai dengan hasil data
wawancara yang telah digambarkan sebagai berikut

Gambar 4. 8 Visualisasi pada Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan gambar diatas, diperoleh data evaluasi pembelajaran antara


lain :
a. Evaluasi pada SMAS Sebelas Maret
Evaluasi yang dilakukan di SMAS Sebelas Maret berupa penilaian pada
hasil portofolio, latihan, dan ulangan seperti yang dikemukakan oleh
partisipan yaitu
“...Nilai portofolio, nilai tugas dan ulangan.” (III.W.S2.GIPS.12)
89

“...Bentuk penilaian berupa tes, dan untuk hasil sebagian besar diatas
KKM walaupun sisanya masih dibilang di bawah KKM.”
(III.W.S2.GBS.12)
Jika terdapat siswa yang mendapatkan penilaian yang bagus maka akan
mendapatkan reward, sesuai dari pernyataan salah satu guru yaitu :
“...dengan memberikan reward kepada peserta didik yang
mendapatkan nilai yang bagus.” (III.W.S2.GIPS.14)
b. Evaluasi pada SMAN 04 Bandung
Evaluasi yang dilakukan pada SMAN 04 Bandung hampir sama
dengan SMAS Sebelas Maret. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan guru yaitu bahwa
“...bentuk dan hasil penilaian peserta didik berupa tugas dan ulangan.
Jika dari tugas dinilai berdasarkan dari hasil pengerjaan peserta
didik.” (III.W.S1.GM.12)
“...bentuk dan hasil penilaian dari beberapa latihan soal dan hasil
ulangan agar penilaian dapat diatas KKM.” (III.W.S1.GBJ.12)
Pada SMAN 04 Bandung, jika terdapat siswa yang mendapatkan
nilai bagus dan aktif pada saat di kelas maka akan mendapatkan apresiasi
dari guru seperti yang dikemukakan yaitu :
“...dengan cara mengapresiasi siswa yang telah berusaha aktif pada
saat pembelajaran (pekerja) dan menghubungi terus siswa dari
kalangan pemain sepak bola agar dapat aktif mengikuti
pembelajaran.” (III.W.S1.GBJ.14)
Merujuk pada hasil data diatas, evaluasi pembelajaran dapat
dikatakan baik karena melakukan penilaian dengan beberapa bentuk serta
jika terdapat siswa yang mendapat nilai baik diberikan apresiasi maupun
reward. Hal ini tentunya menjadi salah satu motivasi peserta didik untuk
selalu belajar dan aktif di kelas.

4.2.4 Pengawasan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka di


SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret Bandung
Pengawasan merupakan salah satu peran penting dalam proses
pembelajaran. Hal ini dapat dikatakan penting karena sebagai hasil evaluasi
yang dilakukan kepala sekolah agar dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran serta membantu guru dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan yang mungkin ada. Pada program sekolah terbuka
pengawasan dibantu oleh pengelola/penanggung jawab sekolah terbuka
90

sehingga adanya pembagian tugas pengawasan, hal ini sesuai data yang
didapatkan dengan gambaran sebagai berikut :

Gambar 4. 9 Visualisasi pada Pengawasan Pembelajaran

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa pengawasan pembelajaran


dilakukan dengan dua cara yaitu monitoring yang dilakukan oleh kepala
sekolah dan supervisi pendidikan yang dibantu oleh pengelola sekolah
terbuka. Sesuai dengan pernyataan kepala sekolah bahwa :
“...Kepala sekolah hanya bersifat monitoring dan evaluasi sehingga
hanya melakukan supervisi pada program-program sekolah untuk
menjamin mutu.” (IV.W.S1.KS.4)
“...tindak lanjut kepala sekolah dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran pada program sekolah terbuka yaitu dengan melakukan
supervisi pendidikan yang tergantung pada konten permasalahan yang
ingin diperbaiki.” (IV.W.S1.KS.6)
Sedangkan pernyataan yang diperkuat oleh pengelola sekolah terbuka dalam
membantu melakukan pengawasan yaitu
“...penanggung jawab ikut berpartisipasi dalam melakukan
pengawasan pada kegiatan pembelajaran program sekolah terbuka.”
(IV.W.S1.PST.7)
“...iya ikut dalam melakukan pengawasan dengan cara kunjungan ke
TKB 2 minggu sekali dan mengecek kehadiran siswa, guru pamong,
meeting, dan lain sebagainya.” (IV.W.S2.PST.7)
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil data diatas yaitu
pengawasan pembelajaran berlangsung dengan baik dan efektif karena
dilakukan oleh kepala sekolah dan pengelola SMATER. Hal ini akan dapat
menerima masukan dan pekerjaan lain yang dapat terhandle dengan baik.
Pengawasan pembelajaran sangat penting untuk dilakukan, agar selalu ada
91

perbaikan setiap saat.

4.2.5 Strategi Upaya Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh


Program Sekolah Terbuka Di SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas
Maret Bandung
Strategi dalam peningkatan efektivitas pembelajaran jarak jauh pada
program sekolah terbuka yaitu dengan menindaklanjuti permasalahan-
permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil data wawancara dengan
partisipan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4. 10 Visualisasi pada Strategi Pembelajaran

Data pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa


strategi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran jarak jauh pada
program sekolah terbuka, dimana setiap sekolah menindaklanjuti dengan
cara yang berbeda. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan pada
saat wawancara sebagai berikut:
a) Kurikulum khusus
Maksud adanya kurikulum khusus yaitu dimana adanya materi –
materi khusus yang benar – benar digunakan untuk siswa terbuka dengan
penyesuaian alokasi waktu yang terbatas. Jika terdapat hal ini, maka
setiap guru akan mudah dalam pembuatan bahan ajar dan siswa
mendapatkan materi yang seperlunya. Pernyataan ini sesuai dengan hasil
wawancara oleh partisipan bahwa :
92

“...agar pembelajaran sekolah terbuka efektif yaitu dengan adanya


kurikulum khusus untuk peserta didik terbuka untuk mengetahui
materi-materi yang benar-benar harus disajikan kepada peserta didik
terbuka.” (V.W.S1.GBJ.15)
Sesuai dengan hasil data wawancara diatas, strategi ini merupakan
salah satu langkah efektif yang perlu dilakukan agar pembelajaran jarak
jauh program sekolah terbuka dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan
antara guru dan dinas pendidikan dapat tersampaikan.
b) Arahan dan dukungan
Arahan dan dukungan merupakan suatu perilaku yang sangat
membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya. Jika guru selalu diberi
arahan dan dukungan oleh pemimpin maka terdapat motivasi guru dalam
meningkatkan kinerja dan setiap permasalahan akan segera diberi solusi
bersama. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh partisipan bahwa :
“...dengan memberikan arahan kepada guru yang sedang kesulitan
serta mencari solusi bersama untuk menyelesaikan kesulitan
tersebut.” (V.W.S1.PST.8)
“...ikut menindaklanjuti permasalahan-permasalahan yang ada pada
saat pembelajaran berlangsung.” (V.W.S1.PST.5)
Merujuk pada pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan jika selalu
ada arahan dan dukungan maka setiap permasalahan pembelajaran yang
dihadapi guru selalu disampaikan kepada pemimpin sehingga dalam
mengatasi masalahnya juga dapat dilakukan bersama-sama.
c) Reward
Reward merupakan nama lain dari penghargaan/hadiah. Salah satu
bentuk dalam meningkatkan efektivitas dapat dengan memberikan
reward sehingga setiap guru akan merasa termotivasi untuk mendapatkan
reward tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan hasil wawancara
partisipan yaitu :
“...jika guru dapat berhasil menjalankan perencanaan tersebut maka
sekolah akan memberikan reward atau penghargaan kepada guru,
namun jika tidak berhasil maka guru akan diberi
peringatan/punishment.” (V.W.S2.PST.6)
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa dalam
meningkatkan pembelajaran jika hasilnya bagus maka guru akan
diberikan reward namun jika tidak berhasil dalam pelaksanaan
pembelajarannya maka langkah awal yaitu dengan memberikan
93

peringatan agar guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini


tidak dengan kemauan sendiri atau sesuai dengan ketentuan – ketentuan
yang telah ditetapkan.
d) Pelatihan guru
Pelatihan guru merupakan salah satu dalam meningkatkan
kompetensi guru. Seiring dengan perkembangan zaman, maka
pembelajarannya pun berkembang dengan menggunakan berbagai jenis
teknologi dan metode pembelajaran baru sehingga kompetensi yang
dimiliki guru harus berkembang dan meningkat. Sesuai dengan
pernyataan partisipan bahwa :
“...Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akan ada pelatihan
guru berupa diklat,seminar, atau workshop baik bersifat internal
maupun mengikuti dari pihak eksternal.” (V.W.S1.KS.7)
“...mengadakan pelatihan daring di sekolah induk, mendiskusikan
apa yang dihadapi guru lalu mengadakan rapat dan berdiskusi
bersama, agar dapat memecahkan permasalahan yang sedang
berlangsung. Kemudian memberikan inisiatif layak dan memberikan
juga kuota bagi guru.” (V.W.S2.PST.8)
Pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa salah satu tujuan adanya
pelatihan guru yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
sekolah. Jika guru sering melakukan pelatihan maka kompetensinya akan
bertambah sehingga dalam mengatasi setiap permasalahan juga akan
diatasi dengan baik tanpa merugikan berbagai pihak.
e) Tugas dan peran
Salah satu strategi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran
yaitu berpegang pada tugas dan peran masing – masing pihak. Hal ini
bertujuan agar setiap pihak dapat bertanggung jawab dengan tugas dan
peran masing – masing, hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan
bahwa :
“...dengan tetap melaksanakan tugas dan peran sebagai
pengelola/penanggung jawab sekolah terbuka.” (V.W.S1.PST.6)
“...lebih berorientasi kepada guru atau improvisasi diri sendiri
dengan tetap melakukan pekerjaan dan tugas sesuai dengan yang
ada. Selain itu, tetap harus memberikan penilaian yang disesuaikan
KKM kepada peserta didik.” (V.W.S1.GM.15)
Pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap guru harus
dapat menjalankan tugas dan peran masing –masing sehingga melakukan
94

pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ada.


f) Menjalankan program
Strategi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran jarak jauh
pada program SMA terbuka yaitu salah satunya dengan tetap dalam
menjalankan programnya. Hal ini berarti, jika selalu menjalankan
program maka akan selalu ada evaluasi yang menjadi perbaikan ke depan
sehingga program ini akan diperhatikan dengan baik. Berdasarkan hasil
wawancara terkait menjalankan program ini, partisipan menyatakan
bahwa :
“...mengkoordinasikan manajemen pembelajaran jarak jauh agar
efektif yaitu dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut :
(1) membuat perencanaan yang matang berdasarkan perhitungan
secara cermat ;
(2) memberikan suportif (dukungan) kepada guru pada semua
perencanaan yang sudah terencana baik secara instruktur atau
infrastruktur ;
(3) dengan melaksanakan semua perencanaan tersebut ;
(4) jika guru dapat berhasil menjalankan perencanaan tersebut maka
sekolah akan memberikan reward atau penghargaan kepada guru,
namun jika tidak berhasil maka guru akan diberi
peringatan/punishment. Hal ini agar terjamin mutu pembelajaran dan
tercapai tujuan pembelajaran secara efektif.” (V.W.S1.KS.8)
“...dengan menertibkan atau menjalankan program-program sekolah
terbuka dengan semaksimal mungkin.” (V.W.S2.PST.6)
“...dengan memberikan pembelajaran seefektif mungkin dari
pembelajaran sebelumnya.” (V.W.S2.GIPS.15)
Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan
pembelajaran jarak jauh program sekolah terbuka dengan efektif harus
menerapkan sesuai dengan langkah – langkah diatas agar program ini
selalu berjalan dengan baik dan terstruktur sesuai dengan arahan dan
ketetapan pemerintah.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka
Perencanaan pembelajaran merupakan langkah awal dalam
pengelolaan pembelajaran dan sebagai penentu tercapainya tujuan
pembelajaran. Menurut Johnson (dalam Syafaruddin, 2019, hlm.59) bahwa
“planning is the process by which the system adapts its resources to
95

changing environmental and internal forces.” Berarti bahwa perencanaan


adalah suatu proses dimana sistem menyesuaikan berbagai sumber daya
yang ada untuk mengubah lingkungan dan kekuatan internal. Hal ini sesuai
dengan pengertian pada program sekolah terbuka, yang mana sistem
pembelajaran jarak jauh berdasarkan kebutuhan peserta didik sesuai dengan
keberadaan peserta didik. Pendapat lain dari Triwiyanto (2015, hlm. 97)
bahwa perencanaan pembelajaran adalah seperangkat rencana dan
pengaturan kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, waktu, pengelolaan
kelas, dan penilaian hasil belajar. Triwiyanto (2015, hlm. 98) juga
menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran dapat disebut dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dikembangkan secara rinci dari
suatu masalah pokok/tema tertentu yang lebih mengacu pada silabus.
Berdasarkan konsep pengertian perencanaan pembelajaran tersebut sesuai
pada buku panduan sekolah terbuka yang meliputi penyusunan rencana
pembelajaran yang mengacu standar kompetensi lulusan dan kebutuhan
peserta didik atau dapat disebut juga dengan RPP dan silabus/bahan ajar.
Hal tersebut sejalan dalam penyusunan perencanaan yang dilakukan oleh
SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret yang telah dianalisis dan
didapatkan data (gambar 4.1), data perencanaan bermula dari adanya peserta
didik yang memiliki keterbatasan sosial ekonomi, geografis, dan budaya
serta umur yang berbeda dengan siswa reguler. Peserta didik pada SMA
terbuka memiliki umur 15 s/d 21 tahun saat mendaftar, berbeda dengan
sekolah reguler yang memiliki rata-rata peserta didik pada saat mendaftar
berusia 15 s/d 17 tahun sehingga terdapat batasan pada saat mendaftar
sekolah.
Perencanaan selanjutnya pada program sekolah terbuka harus terdapat
persiapan program yang meliputi TKB (tempat kegiatan belajar), yang mana
dalam panduan penyelenggaraan sekolah terbuka provinsi Jawa Barat
(2017) TKB ini berperan sebagai tempat penyelenggaraan bantuan belajar
peserta didik yang terdaftar pada sekolah induk dengan memberikan layanan
akademik dan administrasi dalam rangka membantu kelancaran proses
belajar SMA terbuka sesuai aturan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan
96

penelitian terdahulu Yudiana (2019) bahwa pada SMAN 4 Bandung selama


menjadi sekolah induk memiliki 2 pusat TKB yakni SMA Rajawali dan
SMA Cibaduyut. Namun, pada SMAN 4 Bandung sekarang TKB Rajawali
terbagi menjadi 2 yaitu Rajawali Arif dan Rajawali Paramita, hal ini
dilakukan karena adanya permintaan peserta didik dan pendidik yang
merasa lebih dekat dengan jarak sekolah induk. Pada SMA Sebelas Maret
juga memiliki 3 TKB yang terdiri dari Al Firdaus, YPI Pasawahan, dan Al
Ghozali.
Pada temuan selanjutnya perencanaan yang harus diperhatikan yaitu
penyusunan materi berupa RPP, Modul, dan Silabus. Sesuai dengan
panduan penyelenggaraan SMA terbuka (2017) dalam penyusunan bahan
ajar terdapat dua bentuk yaitu bahan ajar cetak yang berupa modul, bahan
belajar mandiri, bahan ajar, dan lain-lain serta bahan ajar non-cetak berbasis
multimedia yang dikembangkan secara mandiri oleh penyelenggara PJJ.
Penyusunan materi ini telah sesuai dengan penelitian terdahulu Noorlianti
(2019) bahwa pada perencanaan pembelajaran SMA terbuka terdapat RPP,
Silabus, dan Modul. Namun, pada Noorlianti (2019) terdapat perbedaan
penyebutan RPP yang mana menjadi RPT (Rencana Program Tutorial). Hal
ini dikarenakan SMA terbuka menggunakan dua model pembelajaran
berupa model online dan tatap muka pada awalnya. Karena pada masa
pandemi sekarang tidak memungkinkan untuk tatap muka maka semuanya
menggunakan model online baik reguler maupun sekolah terbuka. Selain
itu, penyusunan materi juga berdasarkan kurikulum 2013 yang telah
disesuaikan pada aturan pemerintah.
Sistem perencanaan pembelajaran pada sekolah terbuka yang paling
menonjol yaitu terletak pada alokasi waktu. Pengalokasian waktu pada saat
pelaksanaan pembelajaran hanya 60 menit (1 jam) setiap mata pelajaran.
Sejalan dengan penelitian terdahulu Yudiana (2019) bahwa pembelajaran
pada setiap materi pokok yang dibahas dalam satu bulan sekali yaitu 60
menit. Tentunya pada alokasi waktu ini berdasarkan panduan pelaksanaan
SMA terbuka dinas pendidikan provinsi Jawa Barat (2017) yang mana guru
bina memiliki beban kerja setiap 1 jam tatap muka sama dengan perhitungan
97

60% dari 1 jam pembelajaran reguler untuk setiap peserta didik SMA.

4.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka


Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi/hasil proses dari
perencanaan. Menurut Rukajat (2018, hlm.20-22) pada pelaksanaan
pembelajaran terdapat kegiatan utama yang harus diperhatikan guru yaitu
kegiatan awal,kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup). Berdasarkan hasil
temuan dokumentasi RPP, pada pelaksanaan sekolah terbuka SMAN 04
Bandung dan SMAS Sebelas Maret terdapat kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir (penutup) pada pembelajaran yang dilakukan secara tatap
muka dan daring. Berdasarkan panduan penyelenggaraan SMA terbuka
(2017) bahwa pelaksanaan pembelajaran meliputi : 1) belajar mandiri
dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar ; 2) tutorial menggunakan
berbagai sarana komunikasi sinkron atau asinkron ; 3) penugasan,
pengumpulan, dan penilaian tugas baik secara daring atau luring ; 4)
penilaian beragam kegiatan belajar ; dan 5) praktikum yang dapat
dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak simulator. Sejalan
dengan penelitian terdahulu Yudiana (2019) bahwa pada saat pelaksanaan
pembelajaran sejarah terdapat pengelolaan kelas yang terdiri dari kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup setiap kelas pada pembelajaran per
TKB.
Hasil temuan data yang telah dianalisis bahwa pada penggunaan
metode dan media sangat beragam karena baik pembelajaran di SMAN 04
maupun SMAS Sebelas Maret sama-sama lebih mengarah pada
pembelajaran secara daring. Pelaksanaan pembelajaran ini telah sesuai
seperti yang dikemukakan Aqib dan Amrullah (2019, hlm. 15) bahwa pada
pembelajaran jarak jauh sistem yang digunakan berupa aplikasi yang
berbasis web sebagai alat bantu dalam penyampaian materi pelajaran.
Adanya penggunaan teknologi ini untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi dan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa walaupun
pada pelaksanaannya terdapat kekurangan pada penyajian materi.
Berdasarkan hasil visualisasi data pada temuan pelaksanaan
pembelajaran dapat diketahui dengan jelas bahwa pada pelaksanaan
98

pembelajaran kata yang terlihat yaitu pembelajaran dan disekitarnya lebih


mengacu pada kata penggunaan aplikasi yang digunakan pada saat penyajian
materi pembelajaran. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa baik SMAN
04 maupun SMAS Sebelas Maret pada pelaksanakan pembelajaran lebih
sering menggunakan aplikasi edukasi dari google yaitu google classroom,
google form, dan google meet serta media sosial whatsapp (grup kelas).
Selain penyajian materi, pada penugasan yang diberikan juga melalui
aplikasi edukasi dalam bentuk tugas mandiri dan rangkuman. Berbeda
sedikit penugasan pada penelitian terdahulu Noorlianti (2019) yang
memberikan penugasan dua bentuk yaitu melalui aplikasi Learning
Management System (LMS) pada pembelajaran matematika yang dapat
diakses peserta didik kapan saja dan penugasan pada saat tatap muka.

4.3.3 Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka


Evaluasi merupakan proses dalam menentukan kualitas pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat Asrul dkk (2015, hlm.4) evaluasi pembelajaran
adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas daripada sesuatu, baik yang
menyangkut tentang nilai atau arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai
kepada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Menurut pendapat
Hairun (2020, hlm. 27) pada evaluasi pembelajaran dilakukan 3 tahap
kegiatan yaitu kegiatan mengukur, kegiatan menilai, dan memutuskan.
Kegiatan ini dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung
maupun pada akhir kegiatan belajar mengajar. Kegiatan mengukur
merupakan kegiatan yang dilakukan guru pada saat pelaksanaan
pembelajaran dengan melihat dari kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki
siswa. Selanjutnya dilakukan kegiatan menilai, kegiatan ini dengan
memberikan penugasan kepada siswa agar dari tugas-tugas yang diberikan
dapat diketahui tingkatan kompetensi yang dimiliki siswa dengan
menggunakan angka sebagai ukuran dalam menilai. Tahap terakhir yang
dilakukan pada evaluasi pembelajaran yaitu kegiatan memutuskan, dimana
kegiatan memutuskan ini berupa hasil ukuran dan hasil penilaian yang
dilakukan oleh guru. Biasanya kegiatan ini menghasilkan bentuk rapot
99

dimana dapat terlihat ukuran dan penilaian pada kompetensi siswa.


Merujuk pada konsep-konsep evaluasi diatas, ditemukan hasil
penelitian yang telah dianalisis (gambar 4.4) bahwa evaluasi yang dilakukan
baik pada SMAN 04 Bandung maupun SMAS Sebelas Maret dilakukan
penilaian berupa hasil dari penugasan latihan siswa, portofolio, dan hasil
ulangan. Sesuai dengan panduan penyelenggaraan SMA terbuka (2017),
evaluasi pembelajaran berdasarkan tes mandiri berupa latihan soal,
rangkuman, dan lain sebagainya serta tes oleh guru berupa hasil penilaian
dari penilaian tengah semester atau penilaian akhir semester. Hal ini sejalan
dengan penelitian terdahulu Yudiana (2019) bahwa pada saat evaluasi
pembelajaran sejarah lebih mengarah kepada penilaian hasil tugas mandiri
siswa. Sependapat juga dengan penelitian terdahulu Noorlianti (2019)
bahwa penilaian pembelajaran matematika dilihat pada pengetahuan dan
keterampilan pada hasil tugas siswa.

4.3.4 Pengawasan Pembelajaran Jarak Jauh Program Sekolah Terbuka


Pengawasan pembelajaran menurut Syafaruddin (2019, hlm.102)
bahwa keberadaan pengawasan merupakan tugas kepala sekolah untuk
memastikan sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan
guru sesuai dengan rencana pembelajaran. Sedangkan pendapat Daryanto
dan Rachmawati (2015, hlm.145) terkait tujuan pengawasan pembelajaran
yaitu untuk mendorong pertumbuhan, pengembangan, interaksi, pemecahan
masalah, dan komitmen untuk membangun kapasitas guru-guru. Jadi, inti
utama adanya pengawasan pembelajaran yaitu adanya perbaikan yang
dilakukan oleh kepala sekolah pada kompetensi guru. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas guru dan kualitas pembelajaran nanti. Selain itu,
adanya pengawasan pembelajaran yaitu untuk mengetahui kesulitan-
kesulitan yang dihadapi guru selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung.
Pada panduan penyelenggaraan SMA terbuka (2017) disebutkan
bahwa kepala sekolah sebagai penanggung jawab dalam melakukan
supervisi secara berkala. Hal ini sesuai hasil data temuan yang telah
dianalisis pada gambar 4.5 yang memperlihatkan bahwa kepala sekolah
100

berperan penting dalam melakukan pengawasan pembelajaran berupa


monitoring dan supervisi pendidikan yang dibantu oleh pengelola sekolah
terbuka pada kegiatan supervisi. Hasil data menunjukkan bahwa pengelola
ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengawasan dikarenakan tugas dan peran
kepala sekolah pada sekolah reguler sangat banyak sehingga dibantu oleh
pengelola/penanggung jawab sekolah terbuka. Pembagian tugas dan
tanggungjawab ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
jarak jauh program sekolah karena pembelajaran ini merupakan hal baru
sehingga perlu dikelola dengan baik dan dapat dipertahankan hingga akhir.
Dari beberapa pembahasan diatas, tentunya antara teori, penelitian
terdahulu dan penelitian pada pelaksanaan program sekolah terbuka sudah
sesuai. Setelah pelaksanaan pembelajaran maka perlu dilakukan strategi
peningkatan efektivitas pembelajaran pada masalah-masalah yang ada.
Sesuai dengan pendapat Aqib & Amrullah (2019, hlm.12) bahwa strategi
pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk
memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.
Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan bagian situasi dan
kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Untuk itu,
sesuai analisis data pada gambar 4.6 strategi yang sesuai dalam
meningkatkan pembelajaran sekolah terbuka baik di SMAN 04 maupun
SMAS Sebelas Maret yaitu pelatihan guru dan adanya kurikulum khusus.
Pelatihan guru ini dimaksudkan agar guru lebih terampil dan profesional
dalam mengajar. Sesuai kendala yang dihadapi pada penelitian terdahulu
Noorlianti (2019) bahwa salah satu faktor penghambat pembelajaran pada
sekolah terbuka yaitu latar belakang pendidikan tutor serta pengalaman
mengajar. Sedangkan pada penelitian terdahulu Zubaidah (2014)
permasalahan pelaksanaan kebijakan sekolah terbuka terletak pada guru
yang mengajar secara ceramah sehingga minat dan motivasi siswa
berkurang. Strategi efektivitas yang kedua yaitu pada pembuatan kurikulum
khusus untuk siswa sekolah terbuka agar guru dalam penyajian materi
sesuai dengan tujuan pembelajaran karena pengalokasian waktu yang tepat.
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1 SIMPULAN
Kesimpulan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait
Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah
Terbuka berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab IV yang disesuaikan pada teori-teori dengan fokus penelitian yang
terdiri dari perencanaan pembelajaran, pengawasan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, pengawasan pembelajaran, dan strategi peningkatan
efektivitas pembelajaran pada program sekolah terbuka di SMAN 04
Bandung dan SMAS Sebelas Maret sesuai dengan kebijakan dinas provinsi
Jawa Barat yang tercantum pada panduan penyelenggaraan SMA terbuka
provinsi Jawa Barat. Simpulan dari beberapa fokus penelitian tersebut
dirangkum dalam bentuk sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran program sekolah terbuka
Perencanaan PJJ program sekolah terbuka baik di SMAN 04 maupun
SMAS Sebelas Maret sudah baik karena telah sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada pedoman penyelenggaraan SMA terbuka Jawa Barat
(2017), walaupun tidak terdapat kurikulum khusus, guru dapat
menyesuaikan materi yang hendak disajikan kepada peserta didik selama
alokasi waktu 1 jam. Sesuai data temuan penelitian di lapangan,
perencanaan pembelajaran pada program sekolah terbuka sama
bentuknya dengan sekolah reguler yang terdapat RPP, Modul, dan
Silabus baik dalam bentuk cetak maupun elektronik yang dapat diberikan
langsung kepada peserta didik.
2. Pelaksanaan pembelajaran program sekolah terbuka
Pelaksanaan PJJ program sekolah terbuka masih terbilang kurang efektif
karena terdapat berbagai faktor kendala pada saat pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan temuan data penelitian,
permasalahan-permasalahan pada saat kegiatan pembelajaran berupa

101
102

materi yang kurang, jaringan yang terhambat, peserta didik yang pasif,
dan waktu yang terbatas.
3. Evaluasi pembelajaran program sekolah terbuka
Evaluasi PJJ program sekolah terbuka sudah terbilang baik karena
penilaian disesuaikan dengan hasil tugas mandiri siswa dan ulangan
siswa. Hal ini sesuai pada pedoman penyelenggaraan SMA terbuka Jawa
Barat (2017), selain itu terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai
yang bagus.
4. Pengawasan pembelajaran program sekolah terbuka
Pengawasan PJJ program sekolah terbuka berjalan cukup baik karena
tidak hanya kepala sekolah dalam melakukan pengawasan namun dibantu
juga dengan pengelola/penanggung jawab SMATER sehingga
pengawasan lebih efektif.
5. Strategi peningkatan efektivitas pembelajaran program sekolah terbuka
Strategi efektivitas yang dilakukan SMAN 04 dan SMAS Sebelas Maret
pada peningkatan PJJ sekolah terbuka memiliki berbagai strategi yang
dilakukan kepala sekolah, pengelola, dan guru. Walaupun pada capaian
tujuan pembelajaran belum tercapai namun pada strategi peningkatannya
cukup baik untuk dilaksanakan.

5.2 IMPLIKASI
Melalui penelitian ini diperoleh hasil bahwa pada Manajemen
Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka belum efektif
karena masih banyaknya permasalahan pada guru dan peserta didik.
Selain itu, baik guru dan peserta didik pada saat melakukan wawancara
banyak yang mengatakan tidak efektif. Walaupun begitu, pelaksanaan
program sekolah terbuka di SMAN 04 dan SMAS Sebelas Maret masih
terbilang baik karena diantara banyaknya sekolah yang ditunjuk untuk
menjadi sekolah induk oleh dinas pendidikan salah satunya sekolah ini
masih berjalan sampai sekarang dan memiliki beberapa peserta didik
yang masih aktif.
103

5.3 REKOMENDASI
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang diperoleh, terdapat
beberapa rekomendasi dan saran peneliti yang dikemukakan sebagai
bahan pertimbangan dan masukan bagi penyelenggara pembelajaran jarak
jauh program sekolah terbuka yaitu :
1. Bagi Dinas Pendidikan
Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka
pengelolaannya sudah cukup baik. Karena setiap pelaksanaan
pembelajaran sekolah terbuka sesuai dengan ketentuan dinas
pendidikan dan bagian dinas pendidikan juga telah menyediakan
berbagai panduan dan petunjuk teknis pelaksanaan agar sekolah dapat
terbimbing dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh program
sekolah terbuka. Namun masih terdapat kekurangan, dalam penyediaan
materi pembelajaran masih belum jelas dan tidak ada arahan khusus
pada pemberian materi sehingga guru sulit untuk menentukan materi
yang ingin disampaikan dimana hanya menerima alokasi waktu
sebanyak 1 jam (60 menit) per mata pelajaran. Harapannya di masa
mendatang, dinas pendidikan dapat menyediakan materi-materi yang
perlu dibagikan kepada peserta didik terbuka sehingga peserta didik
juga dapat menerima materi yang sesuai.
2. Bagi Pihak SMAN 04 Bandung dan SMAS Sebelas Maret
Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh pada Program Sekolah Terbuka
pelaksanaannya di SMAN 04 Bandung sudah cukup baik. Harapannya
di masa mendatang yaitu program SMA terbuka dapat dipertahankan
dan ditingkatkan lagi kualitas pembelajaran serta adanya inovasi-
inovasi pada setiap pelaksanaan pembelajarannya. Pada proses
perencanaan, peneliti menyarankan untuk lebih memilah dalam
pemberian materi kepada siswa sesuai dengan waktu yang terbatas
sehingga adanya pencapaian tujuan pembelajaran yang tepat. Selain
itu, untuk proses pelaksanaan pembelajaran peneliti menyarankan agar
dapat menggunakan variasi metode dengan memperhatikan alokasi
waktu dan menggunakan prinsip pengalaman pada siswa.
104

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Untuk peneliti selanjutnya, dalam hal penelitian ini dimungkinkan
masih memiliki banyak kekurangan dalam berbagai aspek. Oleh
karena itu, peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat
menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi. Hasil penelitian ini
menunjukkan gambaran Efektivitas Manajemen Pembelajaran Jarak
Jauh pada Program Sekolah Terbuka yang masih bersifat umum,
peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat meneliti
kelanjutan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU
Ajat Rukajat. (2018). Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta : Deepublish

Akhiruddin, dkk. (2019). Belajar dan Pembelajaran. Kab. Gowa : CV Cahaya


Bintang Cemerlang

Alwasih, Chaedar. (2011). Pokoknya Kualitatif : Dasar – Dasar Merancang


dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya

Asrul, Ananda, & Rosnita. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung :


Citapustaka Media

Aqib, Zainal & Amrullah. (2019). Manajemen Belajar dan Pembelajaran di


Sekolah. Buku Wajib bagi Guru. Yogyakarta : Pustaka

Baharuddin & Wahyuni, Esa. (2015). Teori Belajar & Pembelajaran.


Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Daryanto & Karim, Syaiful. (2017). Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta :


Gava Media

Daryanto & Rchmawati, Tutik. (2015). Supervisi Pembelajaran. Yogyakarta :


Gava Media

Darmawan, Deni & Wahyudin, Dinn. (2018). Model Pembelajaran di Sekolah.


Bandung : Remaja Rosdakarya

Hairun, Yahya. (2020). Evaluasi dan Penilaian Dalam Pembelajaran.


Yogyakarta : Deepublish

Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta :


CV Pustaka Ilmu Grup

Isriani, Hardani & Puspitasari, Dewi. (2015). Strategi Pembelajaran Terpadu


(Teori, Konsep, & Implementasi). Yogyakarta : Familia

105
106

Masrokan, Prim. (2013). Manajemen Mutu Sekolah : Strategi Peningkatan


Mutu dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media

Nursalim. (2018). Manajemen Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta : Lontar


Mediatama

Saefuddin, Asis & Berdiati, Ika. (2013). Pembelajaran Efektif. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Siyoto, Sandu & Sodik, Ali. (2015). Dasar Metodologi Penelitian.


Yogyakarta : Literasi Media Publishing

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alfabeta

Suryana, Edeng. (2015). Administrasi Pendidikan dalam Pembelajaran.


Yogyakarta : Deepublish

Syafaruddin. (2019). Manajemen dan Strategi Pembelajaran. Medan : Perdana


Publishing

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2013). Kurikulum &


Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Triwiyanto, Teguh. (2015). Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran.


Jakarta : PT Bumi Aksara
B. ARTIKEL JURNAL
Noorlianti. (2019). “Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Pada SMA
Terbuka Di SMAN 1 Gambut Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran
2018/2019.” [Skripsi]. Tersedia : http://idr.uin-
antasari.ac.id/id/eprint/11283
Manumpak, Abai. (2020). “Strategi SMP Terbuka dalam Meningkatkan
107

Mutu”. [Jurnal]. Tersedia :


https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/view/3261/1475
Sidik, Amelia &Wijaya, Bodhiya. (2011). “Pendekatan Analisis Data
Menggunakan Nvivo-software untuk Penelitian Desain Logo Museum
Nasional Jakarta.” [Jurnal]. Tersedia :
https://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/issue/view/3119
Yudiana. (2019). “Pembelajaran Sejarah dalam Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) Di SMA Terbuka :Penelitian Studi Kasus di SMA Terbuka Induk
SMAN 4 Bandung”. [Tesis]. Tersedia : http://perpustakaan.upi.edu
Zubaidah, Siti. (2014). “Implementasi Kebijakan Sekolah Terbuka Di SMP 4
Pandak Bantul Yogyakarta”. [Skripsi]. Tersedia:
https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/dirasah/article/view/56
C. PERATURAN PEMERINTAH
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Panduan Pelaksanaan SMA Terbuka Provinsi Jawa Barat 2017 Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 74 Tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Sekolah Terbuka pada Sekolah Menengah Atas
Permendikbud RI Nomor 119 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemendikbud RI Nomor
1670/D/LK/2014 tentang Pelaksanaan Sekolah Terbuka
D. ARTIKEL/WEB
Data SMAN 04 Bandung.
http://dapo.kemendikbud.GO.ID/sekolah/8478A521187869AD4554 diakses
pada 01 April 2021
Data SMAS Sebelas Maret Bandung.
http://sekolah.data.kemendikbud.go.id/index.php/chome/profil/ diakses pada 03
April 2021
LAMPIRAN 1

SURAT – SURAT PENELITIAN


LAMPIRAN 2

HASIL WAWANCARA, STUDI DOKUMENTASI, DAN OBSERVASI


CATATAN HASIL WAWANCARA SMAN 04 Bandung
Sumber Data (Informan) : Bapak Iin Solihin (Kepala Sekolah)
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Juni 2021
Pukul : 10.03 s.d 10.49 WIB
Lokasi : SMAN 04 Kota Bandung

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Apa yang perlu dipersiapkan dalam baik sekolah terbuka dan reguler memiliki persiapan program pembelajaran yang sama. Hal ini karena sekolah
penyelenggaran program pembelajaran jarak memberikan layanan yang sama kepada sekolah reguler dan sekolah terbuka, yang membedakan hanya
jauh sekolah terbuka? lingkungannya jika reguler di sekolah sedangkan sekolah terbuka di TKBN. Selain dilihat dari lingkungannya,
waktunya juga berbeda dengan sekolah reguler yang penuh lima hari kerja karena sekolah terbuka memiliki waktu
yang berdasarkan kesiapan siswa itu sendiri. (I.W.KS.1)
2. Apa saja syarat/ketentuan untuk menjadi syarat untuk menjadi peserta didik pada program sekolah terbuka yaitu peserta didik yang memiliki keterbatasan
peserta didik dan guru bina program PJJ belajar karena disibukkan dengan dunia kerja, atlit maupun peraturan dari pesantren serta peserta didik yang tidak
sekolah terbuka? memiliki umur normal sekolah pada umumnya. Sedangkan untuk syarat menjadi guru bina program sekolah
terbuka tidak memiliki syarat khusus (sama halnya dengan guru pada umunya) yang membedakan hanya
kreativitas yang dimiliki guru dalam mengajar karena pada progam sekolah terbuka lebih menggunakan teknologi
pada saat pembelajaran. (I.W.KS.2)
3. Bagaimana sistem penyusunan perencanaan sistem penyusunan perencanaan pembelajaran pada program sekolah terbuka sama dengan reguler karena sama-
pembelajaran pada PJJ program sekolah sama menggunakan kurikulum 2013. Hanya pada persiapan terdapat perbedaan karena sistem yang berbeda saat
terbuka? pembelajaran berlangsung. (I.W.KS.3)
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
4. Kapan dilakukan evaluasi pembelajaran oleh kepala sekolah melakukan evaluasi pada saat setelah pembelajaran dilaksanakan.Kepala sekolah hanya bersifat
kepala sekolah pada program PJJ sekolah monitoring dan evaluasi sehingga hanya melakukan supervisi pada program-program sekolah untuk menjamin
terbuka? mutu. (III.W.KS.4)
5. Apa saja permasalahan/keluhan yang permasalahan/keluhan yang dihadapi guru pada program sekolah terbuka yaitu permasalahan pada peserta didik.
dihadapi guru pada program PJJ sekolah Karena memiliki waktu yang terbatas maka peserta didik hanya menerima pembelajaran yang sedikit sehingga
terbuka? pada saat akan dilaksanakan ujian akhir perlu dilakukan pemadatan materi pada hari-hari tertentu. (III.W.5)
6. Bagaimana tindak lanjut kepala sekolah tindak lanjut kepala sekolah dalam mengatasi permasalahan pembelajaran pada program sekolah terbuka yaitu
dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dengan melakukan supervisi pendidikan yang tergantung pada konten permasalahan yang ingin diperbaiki.
yang dihadapi guru pada program PJJ (V.W.KS.6)
sekolah terbuka?
7. Bagaimana kinerja guru pada program PJJ kinerja guru pada program PJJ dilihat oleh kepala sekolah dari layanan guru terhadap peserta didik apakah sudah
sekolah terbuka dan apakah terdapat terlaksana atau belum program pembelajaran yang direncanakan guru tersebut dengan melakukan supervisi
pelatihan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akan ada pelatihan guru berupa diklat,seminar, atau
pembelajaran pada program sekolah terbuka? workshop baik bersifat internal maupun mengikuti dari pihak eksternal. (III.W.KS.7)
8. Bagaiamana mengkoordinasikan agar mengkoordinasikan manajemen pembelajaran jarak jauh agar efektif yaitu dengan melakukan beberapa langkah
terlaksana manajemen pembelajaran jarak sebagai berikut : (1) membuat perencanaan yang matang berdasarkan perhitungan secara cermat ; (2) memberikan
jauh yang efektif pada sekolah terbuka? suprotif (dukungan) kepada guru pada semua perencanaan yang sudah terencana baik secara instruktrur atau
infrastruktur ; (3) dengan melaksanakan semua perencanaan tersebut ; (4) jika guru dapat berhasil menjalankan
perencanaan tersebut maka sekolah akan memberikan reward atau penghargaan kepada guru, namun jika tidak
berhasil maka guru akan diberi peringatan/punishment. Hal ini agar terjamin mutu pembelajaran dan tercapai
tujuan pembelajaran secara efektif. (V.W.KS.8)
SMAN 04 Bandung
CATATAN HASIL WAWANCARA
Sumber Data (Informan) : Pak Didi (Pengelola SMATER)
Hari/Tanggal : Selasa, 04 Mei 2021
Pukul : 10.25 s.d 11.12 WIB
Lokasi : SMAN 04 kota Bandung

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. 1. Bagaimana sistem program pelaksanaan sistem program pelaksanaan SMA terbuka di sekolah pada umumnya sama dengan sistem sekolah reguler.
SMA terbuka di sekolah? Hal ini karena kurikulum, guru, dan sarana prasarana yang digunakan sama dengan reguler. Yang menjadi
perbedaan yaitu penempatan waktu antara sekolah reguler dengan sekolah terbuka. Contohnya saja pada saat
pelaksanaan ulangan, ulangan pada sekolah terbuka terlaksana setelah 2-4 minggu dari pelaksanaan ulangan
sekolah reguler. Untuk penilaiannya juga berbeda 2-4 minggu. Selain itu, yang menjadi perbedaan yaitu
untuk penerimaan materi/pelaksanaan pembelajaran, dimana pada sekolah terbuka dalam satu semester
hanya 5 kali pertemuan dalam penerimaan satu mata pelajaran dan dari segi soal juga berbeda dengan
sekolah reguler. (I.W.PST1.1)
2. 2. Apa saja ketentuan/syarat yang diperlukan pada ketentuan untuk program SMA terbuka tidak ada ketentuan secara khusus karena program SMA
dalam menentukan program SMA terbuka? terbuka merupakan bagian dari program gubernur pada tahun 2017 (surat keputusan dinas pendidikan). Dan
terdapat beberapa sekolah yang ditunjuk untuk menjalankan program sekolah terbuka. Tujuan dari
pelaksanaan program ini yaitu untuk meningkatkan APK (Angka Partisipasi Kasar) di daerah Jawa Barat,
karena dinilai masih rendah dalam bidang pendidikannya. Jika ketentuan/syarat yang harus dimiliki yaitu
sekolah telah berdiri secara fisik dan memiliki sarana prasarana yang memadai. (I.W.PST1.2)
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
3. 3. Apa saja yang menjadi ketentuan untuk tidak ada ketentuan khusus untuk menjadi penanggung jawab/pengelola SMA terbuka. Secara Dapodik
dapat menjadi penanggung jawab SMA sekolah reguler dan sekolah terbuka tersebut menyatu, sehingga dalam struktur organisasinya juga sama.
terbuka? Karena pada sekolah reguler memiliki tugas yang sangat banyak, maka kepala sekolah menunjuk bagian
kurikulum untuk mengelola SMA terbuka agar pengelolaanya dapat berjalan secara efektif. (I.W.PST1.3)
4. Apa saja tugas dan peran yang harus tugas dan peran yang harus dilakukan penanggung jawab/pengelola SMA terbuka yaitu memastikan
dilakukan penanggung jawab SMA pembelajaran berlangsung seperti mengkoordinasi guru saat akan melaksanakan pembelajaran berlangsung
terbuka di sekolah? serta menyiapkan pembelajaran dalam bentuk zoom meeting, google clasroom, maupun google meet
(I.W.PST1.4)
5. 4. Bagaimana pengelolaan pembelajaran pengelolaan yang dilakukan berupa menyiapkan pembelajaran berlangsung, berinteraksi dengan guru dan
jarak jauh yang dilakukan penanggung peserta didik terbuka, ikut berpartisipasi dalam pengawasan, serta ikut menindaklanjuti permasalahan-
jawab terkait SMA terbuka? permasalahan yang ada pada saat pembelajaran berlangsung. (II.W.PST1.5)
6. 5. Bagaimana cara penanggung jawab SMA dengan tetap melaksanakan tugas dan peran sebagai pengelola/penanggung jawab sekolah
terbuka untuk meningkatkan efektivitas terbuka.(V.W.PST1.6)
pada program PJJ SMA terbuka?
7. 6. Apakah penanggung jawab SMA terbuka penanggung jawab ikut berpartisipasi dalam melakukan pengawasan pada kegiatan pembelajaran program
ikut dalam melakukan pengawasan pada sekolah terbuka. (IV.W.PST1.7)
program PJJ SMA terbuka di sekolah?
8. 7. Bagaimana cara mengatasi kesulitan guru dengan memberikan arahan kepada guru yang sedang kesulitan serta menceri solusi bersama untuk
pada saat pembelajaran berlangsung? menyelesaikan kesulitasn tersebut. (V.W.PST1.8)
SMAN 04 Bandung
CATATAN HASIL WAWANCARA
Sumber Data (Informan) : Pak Aries (Guru Matematika)
Hari/Tanggal : Selasa, 04 Mei 2021
Pukul : 11.14 s.d 11.33 WIB
Lokasi : SMAN 04 Kota Bandung

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Apa saja bentuk perencanaan pembelajaran bentuk perencanaan pembelajaran awalnya sama dengan sekolah reguler pada umumnya yang mana terdapat
yang dilakukan guru pada program PJJ RPP, Silabus, dan Modul. Namun, terdapat beberapa perebedaan di sekolah terbuka. Jika dilihat dari segi
sekolah terbuka? waktu maka antara sekolah reguler dan sekolah terbuka sangat berbeda karena pada sekolah terbuka
menyesuaikan dengan keadaan peserta didik (seorang pekerja, atlit, pesantren dll). Konsep yang diajarkan
juga secara perlahan agar dapat dimengerti peserta didik karena materinya juga terbatas. (I.W.GM.1)
2. Bagaimana cara guru melaksanaan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh pada program sekolah terbuka awalnya secara mandiri
pembelajaran pada program PJJ sekolah dan tatap muka. Namun, sekarang hanya dilakukan secara mandiri atau juga secara online. Pada saat
terbuka secara mandiri & tatap muka? pembelajaran secara tatap muka dapat dikatakan pembelajarannya cukup efektif karena dapat berinteraksi
langsung dengan peserta didik. Ketika terdapat interaksi antara guru dengan peserta didik maka guru di
kelas dapat mengetahui kompetensi-kompetensi yang dimiliki peserta didik tetapi jika secara daring sulit
untuk mengetahui kompetensi dan karakteristik peserta didik. (I.W.GM.2)
3. Langkah apa saja yang dilakukan guru dalam dalam pencapain tujuan pembelajaran jarak jauh program sekolah terbuka guru melakukan beberapa langkah
pencapaian tujuan pembelajaran pada program dengan memberikan beberapa latihan kepada peserta didik agar lebih optimal. (I.W.GM.3)
PJJ sekolah terbuka?
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
4. Bagaimana pengelolaan kelas pada program pengelolaan kelas PJJ program sekolah terbuka yaitu melalui google classroom dan di grup whatsapp karena
PJJ sekolah terbuka?. pembelajaran lebih dilakukan secara daring tetapi saat pembelajaran dilakukan secara luring maka
pengelolaan kelas dilakukan seperti pada umumnya (II.W.GM.4)
5. Berapa banyak alokasi waktu yang diberikan pada saat pembelajaran secara mandiri atau dilakukan secara online guru mengalokasikan waktu sebanyak
guru pada setiap pembelajaran mandiri seminggu sekali (60 menit) dan secara tatap muka dilakukan 1 bulan 2 kali. Namun untuk pemberian tugas
maupun tatap muka? dibebaskan dengan peserta didik atau waktu luang yang dimiliki peserta didik. (I.W.GM.5)
6. Apakah penyajian materi pada peserta didik pasti terdapat perbedaan dalam penyajian materi antara sekolah reguler dengan sekolah terbuka. Pada materi
sekolah terbuka dengan reguler terdapat pelajaran matematika sendiri yang disampaikan kepada peserta didik terbuka hanya sedikit dan sangat
perbedaan? minim. Contohnya saja jika pada sekolah reguler penyampaian materi 2 subbab dapat menghasilkan 15 soal
pertanyaan, tapi jika di sekolah terbuka 1 subbab hanya 1 soal pertanyaan yang diberikan. Hal tersebut
sudah berdasarkan modul dan video materi yang dilampirkan, jika dikira kurang mengerti peseta didik dapat
mencari sumber lain. (I.W.GM.6)
7. Bagaimana respon dan keaktifan peserta didik respon dan keaktifan peserta didik pada PJJ program sekolah terbuka lebih kearah pasif (lebih banyak yang
program PJJ sekolah terbuka pada saat mendengarkan) daripada merespon. Jika diberi pertanyaan “sudah mengerti” oleh guru maka akan
pembelajaran berlangsung? menjawab “iya” saja tanpa ada keluhan dalam penyampaian materi. (II.W.GM.7)
8. Apa saja kendala yang dihadapi guru pada saat kendala yang dihadapi guru yaitu keterbatasan waktu dalam mengajar baik daring maupun luring dan mood
pelaksanaan pembelajaran pada program PJJ peserta didik. (II.W.GM.8)
sekolah terbuka berlangsung?
8.
9. Apakah capaian/tujuan pada pembelajaran capaian/tujuan pembelajaran pada peserta didik PJJ program sekolah terbuka tentu saja belum tercapai
peserta didik program PJJ sekolah terbuka karena kurang dalam penyampaian materi apalagi mata pelajaran matematika yang menekankan pada
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
sudah tercapai? ketrampilan siswa dalam mengerjakan latihan soal. (III.W.GM.9)
10. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang interksi yang dilakukan guru yaitu dengan menghubungi peserta didik PJJ program sekolah terbuka di grup
dilakukan guru dengan siswa SMA terbuka? agar selalu mengerjakan tugas yang diberikan. Walaupun hanya ada beberapa siswa saja yang
mengumpulkan tugas kepada guru. (I1.W.GM.10)
11. Apakah sarana dan prasarana pada saat untuk sarana dan prasarana jika pembelajaran dilakukan secara daring tentunya akan terhalang dengan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh sekolah koneksi jaringan siswa sehingga tidak terpenuhi akan terpenuhi jika pembelajaran secara langsung karena
terbuka sudah terpenuhi? menggunakan sarana dan prasarana di sekolah. (I1.W.GM.11)
12. Bagaimana bentuk dan hasil penilaian bentuk dan hasil penilaian peserta didik berupa tugas dan ulangan. Jika dari tugas dinilai berdasarkan dari
pembelajaran yang digunakan guru pada hasil pengerjaan peserta didik. (III.W.GM.12)
program PJJ sekolah terbuka?
13. Apa saja jenis penugasan yang guru berikan penugasan berupa latihan soal matematika yang terdiri dari 2 subbab mata pelajaran. Namun, jika diberi
pada peserta didik program PJJ sekolah latihan masih banyak yang tidak mengumpulkan maka hanya diberikan 2 soal latihan saja. (III.W.GM.13)
terbuka?
14. Bagaimana cara guru dalam memotivasi siswa dengan cara menjaga komunikasi kepada peserta didik. (III.W.GM.14)
dan mengatasi setiap permasalahan
pembelajaran berlangsung?
15. Bagaimana cara guru dalam meningkatkan lebih berorientasi kepada guru atau improvisasi diri sendiri dengan tetap melakukan pekerjaan dan tugas
efektivitas PJJ pada program sekolah terbuka? sesuai dengan yang ada. Selain itu, tetap harus memberikan penilaian yang disesuaikan KKM kepada
peserta didik. (V.W.GM.15)
SMAN 04 Bandung
CATATAN HASIL WAWANCARA
Sumber Data (Informan) : Bu Nurlizulnianun Lubis
(Guru Bhs.Jerman & Bhs.Inggris/Lintas Minat)
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Juni 2021
Pukul : 11.07 s.d 11.59 WIB
Lokasi : SMAN 04 Kota Bandung

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Apa saja bentuk perencanaan pembelajaran bentuk perbedaan PJJ program sekolah terbuka hampir sama dengan sekolah reguler pada umumnya. Namun
yang dilakukan guru pada program PJJ terdapat beberapa materi yang harus dilepas untuk sekolah terbuka yang didasarkan pada kemampuan dan
sekolah terbuka? kebutuhan peserta didik. (I.W.GBJ.1)
2. Bagaimana cara guru melaksanaan jika secara mandiri (daring) pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui aplikasi google classroom dan grup
pembelajaran pada program PJJ sekolah whatsapp sedangkan untuk tatap muka dilakukan seperi pada sekolah reguler pada umumnya. (I.W.GBJ.2)
terbuka secara mandiri & tatap muka?
3. Langkah apa saja yang dilakukan guru dengan mensupport peserta didik dan berkomunikasi terus kepada peserta didik terkait hambatan dalam
dalam pencapaian tujuan pembelajaran pada mengerjakan latihan yang diberikan. (I.W.G.3)
program PJJ sekolah terbuka?
4. Bagaimana pengelolaan kelas pada program pengelolaan kelas berdasarkan perencanaan pembelajaran yang dilakukan lebih menggunakan aplikasi grup
PJJ sekolah terbuka?. whatsapp. Penyampaian materi pada pengelolaan kelas sesuai dengan sekolah reguler hanya yang berbeda
pada materi pembelajarannya saja. (II.W.GBJ.4)
5. Berapa banyak alokasi waktu yang diberikan alokasi waktu untuk mandiri/darinng dilaksanakan selama 60 menit/minggu sedangkan untuk tatap muka
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
guru pada setiap pembelajaran mandiri alokasi waktunya sebanyak 60 menit/bulan karena setiap pertemuan dalam seminggu pembahasan materi
maupun tatap muka? pelajaran berbeda-beda. (I.W.GBJ.5)
6. Apakah penyajian materi pada peserta didik tentunya terdapat perbedaan karena penyajian materi per mata pelajaran pada sekolah reguler dilakukan
sekolah terbuka dengan reguler terdapat sekama 3x45 menit/4x45 menit setiap minggunya sedangkan sekolah terbuka hanya 60 menit per minggu.
perbedaan? Terlebih lagi penyajian materi pada sekolah terbuka hanya beberapa materi saya yang dianggap sangat penting
untuk dipelajari sedangkan pada sekolah reguler diwajibkan untuk menguasai materi berdasarkan kurikulum
yang telah ditetapkan. (I.W.GBJ.6)
7. Bagaimana respon dan keaktifan peserta respon dan keaktifan peserta didik sekolah terbuka tentunya ada beberapa siswa yang aktif kecuali pemain
didik program PJJ sekolah terbuka pada saat sepak bolah yang sangat pasif dan sulit untuk dihubungi sama sekali. Untuk peserta didik yang dari kalangan
pembelajaran berlangsung? pekerja dan pesantren masih terbilang pekerja keras dala mengikuti sekolah terbuka ini. (II.W.GBJ.7)
8. Apa saja kendala yang dihadapi guru pada kendalanya lebih kepada siswa yang sult untuk dihubungi seperti pemain sepak bola. (II.W.GBJ.8)
saat pelaksanaan pembelajaran pada
program PJJ sekolah terbuka berlangsung?
9.
9. Apakah capaian/tujuan pada pembelajaran belum tercapai karena peserta didik hanya menerima beberapa materi saja dan tidak ada kurikulum khusus
peserta didik program PJJ sekolah terbuka untuk peserta didik terbuka sehingga pembelajaran belum bisa dikatakan tercapai. (II.W.GBJ.9)
sudah tercapai?
10. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang interaksi antara guru dan siswa tetap terjaga satu sama lain karena terdapat beberapa siswa yang suka bertanya
dilakukan guru dengan siswa SMA terbuka? pada saat pembelajaran berlangsung. Namun, untuk peserta didik yang berprofesi sebagai pemain sepak bola
tidak dapat terjaga interaksinya karena sulit untuk dihubungi. (II.W.GBJ.10)
11. Apakah sarana dan prasarana pada saat sarana dan prasarana sudah terpenuhi jika pelaksanaan pembelajaran di sekolah namun jika secara daring
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh sekolah kurang terpenuhi karena masalah jaringan dari peserta didik. Walaupun begitu sarana dan prasarananya dapat
terbuka sudah terpenuhi? terkendali dengan baik(II.W.GBJ.11)
12. Bagaimana bentuk dan hasil penilaian bentuk dan hasil penilaian dari beberapa latihan soal dan hasil ulangan agar penilaian dapat diatas KKM.
pembelajaran yang digunakan guru pada (III.W.GBJ.12)
program PJJ sekolah terbuka?
13. Apa saja jenis penugasan yang guru berikan berupa latihan soal, dan untuk materi bahasa sendiri terdapat pengucapan bahasa yang simpel. Jika tugas-
pada peserta didik program PJJ sekolah tugas kurang membantu dalam hasil penilaian PAT maka akan ada tugas tambahan (seperti remidial).
terbuka? (III.W.GBJ.13)
14. Bagaimana cara guru dalam memotivasi dengan cara mengapresiasi siswa yang telah berusaha aktif pada saat pembelajaran (pekerja) dan
siswa dan mengatasi setiap permasalahan menghubungi terus siswa dari kalangan pemain sepak bola agar dapat aktif mengikuti pembelajaran.
pembelajaran berlangsung? (III.W.GBJ.14)
15. Bagaimana cara guru dalam meningkatkan dengan menjaga interaksi kepada peserta didik karena jika peserta didik merasa diperhatikan maka akan
efektivitas PJJ pada program sekolah mengerjakan tugas-tugas dan lebih aktif lagi. Selain itu, agar pembelajaran sekolah terbuka efektif yaitu
terbuka? dengan adanya kurikulum khusus untuk peserta diidk terbuka untuk mengetahui materi-materi yang benar-
benar harus disajikan kepada peserta didik terbuka. (V.W.GBJ.15)
SMAN 04 Bandung
CATATAN HASIL WAWANCARA
Sumber Data (Informan) : Nikmatu Salsabila
(Peserta Didik X MIPA)
Hari/Tanggal : Senin, 28 Juni 2021
Pukul : 17.38
Lokasi : Google Form (Online)

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Saat kegiatan pembelajaran jarak jauh berlangsung ada berbagai macam metode yang digunakan oleh
Bagaimana metode Pembelajaran Jarak Jauh
guru untuk diberikan kepada muridnya seperti memberi materi lewat Zoom Meeting, Google Meet,
yang diberikan guru pada saatpembelajaran
Google Classroom, Dan via WhatsApp. Tetapi untuk rata-rata guru biasanya memakai Google
berlangsung?
Classroom untuk memberikan materi yang bentuknya seperti PPT, link YouTube untuk memperjelas
materi yang belum dipahami saat menyampaikan materi di Zoom Meeting atau Google Meet. Untuk
via WhatsApp biasanya guru-guru memberikan informasi pembelajaran di group ataupun memberikan
tugas. (II.W.PD1.1)
2. Apa saja kesulitan yang dihadapi saat Kesulitan yang saya hadapi saat pembelajaran jarak jauh berlangsung antaralain yaitu
pembelajaran jarak jauh berlangsung? a. Kurangnya informasi yang diberikan oleh guru-guru, sehingga tidak jarang ada waktu kosong
saat jam pelajaran.
b. Jika pembelajaran jarak jauh berlangsungnya menggunakan Zoom Meeting ataupun Google
Meet terkadang jaringan tidak selalu mendukung, baik dari guru atau bahkan muridnya
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
sehingga komunikasi antara guru dan murid tidak selalu lancar.
c. Guru yang selalu memberikan tugas-tugas tanpa menjelaskan materi, sehingga dari pihak
muridnya kurang memahami materi dan kesulitan untuk mengerjakan tugas (Hanya mengirim
PPT dan diberi soal tanpa penjelasan materi secara langsung). (II.W.PD1.2)
3. Apakah ada bimbingan/instruksi dari guru Bimbingan/pengajaran yang diberikan oleh guru selama pembelajaran jarak jauh antara lain:
selama pembelajaran jarak jauh terjadi? Jika ya,  Harus stay/ online di grup WhatsApp saat jam pembelajaran sudah mulai/ berlangsung - selesai.
bimbingan seperti apa yang diberikan oleh guru?  Harus selalu cek/ memeriksa notifikasi email supaya tahu tugas apa yang diberikan oleh guru
lewat Google Classroom.
 Harus selalu menerapkan protokol kesehatan selagi masih belajar jarak jauh, makan makanan
sehat, olahraga, jaga kesehatan, waktu tidur yang cukup, supaya lebih cepat memulai
pembelajaran tatap muka/ sekolah offline. (II.W.PD1.3)
4. Bagaimana suasana pada saat pembelajaran Suasana yang saya rasakan saat pembelajaran berlangsung:
berlangsung? d. Nyaman, sebagai seorang pelajar yang seharusnya datang kesekolah untuk mencari ilmu
bersyukur karena tidak harus jauh-jauh pergi ke sekolah walaupun dirumah tetapi tetap ada
materi dan pelajaran yang masuk bisa diterima dan bisa dipahami, tetap mencari jalannya
syukur bagaimanapun keadaannya. "SEMOGA DI TAHUN INI SEKOLAH TATAP MUKA
SUDAH BISA DILAKSANAKAN... AAMIIN YA ALLAH".
e. Lebih banyak antusiasme.

f. Bisa lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan.


Kurang semangat, jika jumlah murid yang mengikuti kegiatan pembelajaran tidak sesuai/ lebih sedikit
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
dari ketentuannya. (II.W.PD14)
5. Apakah setiap pelajaran yang dipelajari dapat Tidak di setiap mata pelajaran saya mudah memahami nya, menurut saya pribadi tergantung guru
dimengerti oleh saudara? Jika iya, mata yang memberikan materi dan penjelasannya. Mata pelajaran yang cukup saya sukai diantaranya yaitu:
pelajaran apa saja? a. Bahasa Indonesia.

b. Fisika.

c. Kimia.

d. PKWU.

e. Seni Budaya.

Materi-materi nya tidak semua mudah saya fahami, hanya karena di pembelajaran tersebut saya
merasa materinya agak lebih menantang untuk dipelajari dan di sebagian mata pelajaran tersebut ada
juga yang lebih enjoy/ santai bila dipelajari, dan tentu materinya insya Allah mudah saya fahami
dibandingkan materi-materi lain. (II.W.PD1.5)
6. Bagaimana cara kamu mengerjakan tugas yang Didalam saya melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru-guru terkadang yang saya rasakan
diberikan oleh guru? semangat, karena demi nilai yang memuaskan harus ada kemauan untuk maju dan merubahnya, selain
itu tidak jarang juga saya merasakan malas jika diberi tugas karena tergantung mood dan materi yang
ditugaskan (sulit atau tidaknya). (III.W.PD1.6)
CATATAN HASIL WAWANCARA SMAS Sebelas Maret

Sumber Data (Informan) : Pak Azhar Muhamad (Pengelola)


Hari/Tanggal : Senin, 28 Juni 2021
Pukul : 10.03
Lokasi : Google Form (Online)

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Bagaimana sistem program pelaksanaan SMA terbuka di pelaksanaan sekolah terbuka di SMA Sebelas Maret dengan menggunakan aplikasi
sekolah? digitasl, yaitu belajar dari rumah dan tempat kerja. Dengan adanya sekolah terbuka
peserta didik yang kurang mampu atau putus sekolah dapat terbantu dan bisa
menyelesaikan pendidikan 12 tahun. (I.W.PST2.1)
2. Apa saja ketentuan/syarat yang diperlukan dalam syarat untuk melaksanakan sekolah terbuka adalah adanya TKB (tempat kegiatan
menentukan program SMA terbuka? belajar), kemudian adanya izin operasional dari Dinas Pendidikan dan terdapat juga
peserta didik. (I.W.PST2.2)
3. 10. Apa saja yang menjadi ketentuan untuk dapat menjadi ketentuannya dapat mengelola sekolah terbuka yang diminati masyarakat sekitar
penanggung jawab SMA terbuka? dengan mempromosikan sekolah terbuka kepada Camat, tokoh masyarakat, anak
jalanan, narapidana, dan lain-lain. (I.W.PST2.3)
4. Apa saja tugas dan peran yang harus dilakukan (1) mendata guru pamong, (2) mengabsen guru kunjung, (3) mengecek peserta
penanggung jawab SMA terbuka di sekolah? didik,(4)memberikan jawal pelajaran, dan lain-lain. (I.W.PST2.4)
5. 11. Bagaimana pengelolaan pembelajaran jarak jauh yang dengan menggunakan aplikasi Pijar supaya pembelajaran dapat maksimal.
dilakukan penanggung jawab terkait SMA terbuka? (II.W.PST2.5)
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
6. 12. Bagaimana cara penanggung jawab SMA terbuka untuk dengan menertibkan atau menjalankan program-program sekolah terbuka dengan
meningkatkan efektivitas pada program PJJ SMA terbuka? semaksimal mungkin. (V.W.PST2.6)
7. 13. Apakah penanggung jawab SMA terbuka ikut dalam iya ikut dalam melakukan pengawasan dengan cara kunjungan ke TKB 2 minggu
melakukan pengawasan pada program PJJ SMA terbuka di sekali dan mengecek kehadiran siswa, guru pamong, meeting, dan lain sebagainya.
sekolah? (IV.W.PST2.7)
8. 14. Bagaimana cara mengatasi kesulitan guru pada saat mengadakan pelatihan daring di sekolah induk, mendiskusikan apa yang dihadapi guru
pembelajaran berlangsung? lalu mengadakan rapat dan berdiskusi bersama, agar dapat memecahkan permasalahan
yang sedang berlangsung. Kemudian memberikan inisiatif layak dan memberikan juga
kuota bagi guru. (III.W.PST2.8)
CATATAN HASIL WAWANCARA SMAS Sebelas Maret

Sumber Data (Informan) :Pak Tantang (Guru IPS)


Hari/Tanggal : Senin, 21 Juni 2021
Pukul : 11.31
Lokasi : Google Form (Online)

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Apa saja bentuk perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru persiapan bahan ajar yang akan diajarkan sama pada siswa melalui daring yaitu memakai
pada program PJJ sekolah terbuka? program aplikasi google form, whatsapp, dll. (I.W.GIPS.1)
2. Bagaimana cara guru melaksanaan pembelajaran pada program memberikan modul bahan ajar yang dibutuhkan sama siswa tersebut untuk dikerjakan
PJJ sekolah terbuka secara mandiri & tatap muka? secara mandiri. (I.W.GIPS.2)
3. Langkah apa saja yang dilakukan guru dalam pencapaian tujuan modul dan persiapan yang matang akan sampai kepada siswa tersebut. (I.W.GIPS.3)
pembelajaran pada program PJJ sekolah terbuka?
4. Bagaimana pengelolaan kelas pada program PJJ sekolah terbuka?. pengelolaan kelas sama pada umumnya yaitu dengan 1) salam, 2) pembukaan, 3)
memberikan modul bahan ajar, 4) memberikan penjelasan sesuatu bahan yang akan
diajarkan, dan 5) mengevaluasi hasil belajar PJJ. (II.W.GIPS.4)
5. Berapa banyak alokasi waktu yang diberikan guru pada setiap 1 jam (6 menit) (I.W.GIPS.5)
pembelajaran mandiri maupun tatap muka?
6. Apakah penyajian materi pada peserta didik sekolah terbuka tentunya ada perbedaan(I.W.GIPS.6)
dengan reguler terdapat perbedaan?
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
7. Bagaimana respon dan keaktifan peserta didik program PJJ untuk keaktifan peserta didik PJJ program sekolah terbuka hanya 65 %.(I1.W.GIPS.7)
sekolah terbuka pada saat pembelajaran berlangsung?
8. Apa saja kendala yang dihadapi guru pada saat pelaksanaan kendala yang dihadapi guru berupa jaringan dan kendala hp pada peserta didik PJJ
pembelajaran pada program PJJ sekolah terbuka berlangsung? program sekolah terbuka. (II.W.GIPS.8)
15.
9. Apakah capaian/tujuan pada pembelajaran peserta didik program belum tercapai. (II.W.GIPS.9)
PJJ sekolah terbuka sudah tercapai?
10. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang dilakukan guru interaksi belajar mengajar yang masih pasif dan harus banyak metode yang disesuaikan
dengan siswa SMA terbuka? dengan peserta didik. (II.W.GIPS.10)
11. Apakah sarana dan prasarana pada saat pelaksanaan pembelajaran belum terpenuhi. (I1.W.GIPS.11)
jarak jauh sekolah terbuka sudah terpenuhi?
12. Bagaimana bentuk dan hasil penilaian pembelajaran yang berupa nilai portofolio, nilai penugasan, dan hasil ulangan. (III.W.GIPS.12)
digunakan guru pada program PJJ sekolah terbuka?
13. Apa saja jenis penugasan yang guru berikan pada peserta didik membuat rangkuman, menjawab soal-soal yang diberikan, dll. (III.W.GIPS.13)
program PJJ sekolah terbuka?
14. Bagaimana cara guru dalam memotivasi siswa dan mengatasi dengan memberikan reward kepada peserta didik yang mendapatkan nilai yang
setiap permasalahan pembelajaran berlangsung? bagus(V.W.GIPS.14)
15. Bagaimana cara guru dalam meningkatkan efektivitas PJJ pada dengan memberikan pembelajaran se efektif mungkin dari pembelajaran sebelumnya.
program sekolah terbuka? (V.W.GIPS.15)
CATATAN HASIL WAWANCARA SMAS Sebelas Maret

Sumber Data (Informan) : E. Linda Purnamasari, S.Pd


(Guru Bahasa Sunda)
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Juni 2021
Pukul : 11.07
Lokasi : Google Form (Online)

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Apa saja bentuk perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru pada Berupa materi yang akan disampaikan dan soal-soal jika akan tes. (I.W.GBS.1)
program PJJ sekolah terbuka?
2. Bagaimana cara guru melaksanaan pembelajaran pada program PJJ Jika PJJ dilaksanakan secara daring/virtual melalui WA grup/google classroom dan
sekolah terbuka secara mandiri & tatap muka? zoom meeting, jika tatap muka secara langsung. (I.W.GBS.2)
3. Langkah apa saja yang dilakukan guru dalam pencapaian tujuan Berupa penyampaian materi dan pelaksanaan tes yang harus diikuti oleh seluruh
pembelajaran pada program PJJ sekolah terbuka? siswa. (I.W.GBS.3)
4. Bagaimana pengelolaan kelas pada program PJJ sekolah terbuka?. Sama saja dengan sekolah reguler, kegiatan awal pembukaan, apersepsi, cek
kehadiran , dll. Lalu ke kegiatan inti pembelajaran penyajian materi, jika sudah
tersampaikan yang terakhir kita menyimpulkan dan penutupan. (II.W.GBS.4)
5. Berapa banyak alokasi waktu yang diberikan guru pada setiap 2 × 40 menit. (I.W.GBS.5)
pembelajaran mandiri maupun tatap muka?
6. Apakah penyajian materi pada peserta didik sekolah terbuka dengan Untuk terbuka mungkin lebih diefisienkan karena hubungannya dengan waktu
reguler terdapat perbedaan? pembelajaran yang lebih singkat. (II.W.GBS.6)
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
7. Bagaimana respon dan keaktifan peserta didik program PJJ sekolah Tidak semua aktif tetapi ada beberapa yang respon baik dan aktif. (II.W.GBS.7)
terbuka pada saat pembelajaran berlangsung?
8. Apa saja kendala yang dihadapi guru pada saat pelaksanaan Terkendala di waktu tidak bisa maksimal dan fasilitas.. (II.W.GBS.8)
pembelajaran pada program PJJ sekolah terbuka berlangsung?
16.
9. Apakah capaian/tujuan pada pembelajaran peserta didik program PJJ Sebagian besar, ya. (I.W.GBS.9)
sekolah terbuka sudah tercapai?
10. Bagaimana interaksi belajar mengajar yang dilakukan guru dengan Interaksi selama kegiatan pembelajaran baik. (II.W.GBS.10)
siswa SMA terbuka?
11. Apakah sarana dan prasarana pada saat pelaksanaan pembelajaran jarak Masih belum terpenuhi. (II.W.GBS.11)
jauh sekolah terbuka sudah terpenuhi?
12. Bagaimana bentuk dan hasil penilaian pembelajaran yang digunakan Bentuk penilaian berupa tes, dan untuk hasil sebagian besar diatas KKM walaupun
guru pada program PJJ sekolah terbuka? sisanya masih dibilang di bawah KKM. (III.W.GBS.12)
13. Apa saja jenis penugasan yang guru berikan pada peserta didik Tugas mandiri terstruktur, misal yang berupa tes melalui google form atau voice
program PJJ sekolah terbuka? note dan video melalui whatsapp untuk penugasan keterampilan. (III.W.GBS.13)
14. Bagaimana cara guru dalam memotivasi siswa dan mengatasi setiap Dengan diingatkan setiap pertemuannya agar tetap semangat. (III.W.GBS.14)
permasalahan pembelajaran berlangsung?
15. Bagaimana cara guru dalam meningkatkan efektivitas PJJ pada Membuat kegiatan pembelajaran lebih hidup misal menayangkan video agar siswa
program sekolah terbuka? tidak merasa bosan(IV.W.GBS.15)
CATATAN HASIL WAWANCARA SMAS Sebelas Maret

Sumber Data (Informan) : Jihan Meutya Hafid (Peserta Didik XII-MIPA)


Hari/Tanggal : Selasa, 29 Juni 2021
Pukul : 11.03
Lokasi : Google form (online)
No Informasi yang digali Penjelasan Informan
1. metode yang diberikan guru berupa video pembelajaran agar dapat disimak oleh siswa
Bagaimana metode Pembelajaran Jarak Jauh yang diberikan guru
dan mengerjakan latihan soal. (II.W.PS2.1)
pada saatpembelajaran berlangsung?
2. Apa saja kesulitan yang dihadapi saat pembelajaran jarak jauh kurang memahami materi yang disampaikan, belajar tidak efektif, waktunya terbatas,
berlangsung? serta tugas menumpuk dan tugas tersebut harus dikirimkan pada jam tersebut (sesuai
waktu yang ditentukan guru) (II.W.PS2.2)
3. Apakah ada bimbingan/instruksi dari guru selama pembelajaran ada, seperti menyimak dahulu buku atau video materi pembelajaran yang diberikan
jarak jauh terjadi? Jika ya, bimbingan seperti apa yang diberikan guru lalu siswa menyimpulkan kembali dengan membuat video. (II.W.PS2.3)
oleh guru?
4. Bagaimana suasana pada saat pembelajaran berlangsung? kurang nyaman, belajarnya juga tidak efektif jika dibandingkan dengan pembelajaran
yang dilakukan secara tatap muka. .(II.W.PS2.4)
5. Apakah setiap pelajaran yang dipelajari dapat dimengerti oleh iya, terdiri dari mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, bahasa Sunda, PPKN, dan
saudara? Jika iya, mata pelajaran apa saja? Prakarya. .(II.W.PS2.5)
6. Bagaimana cara kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru? menyimak materi yang disampaikan oleh guru lalu membaca kembali yang
disampaikan oleh guru tersebut kemudian mengerjakan soal dan kembali melihat
bacaan ttersebut. (III.W.PS2.6)
CATATAN HASIL WAWANCARA SMAS Sebelas Maret

Sumber Data (Informan) : Reni Maryam (Peserta Didik XII-MIPA)


Hari/Tanggal : Selasa, 29 Juni 2021
Pukul : 11.07
Lokasi : Google form (online)

No Informasi yang digali Penjelasan Informan


1. Sangat tidak efektif. (II.W.PS3.1)
Bagaimana metode Pembelajaran Jarak Jauh yang diberikan guru pada
saatpembelajaran berlangsung?
2. Apa saja kesulitan yang dihadapi saat pembelajaran jarak jauh
Sering tidak paham pada saat menerangkan pelajaran dan kekurangan
berlangsung?
fasilitas internet. (II.W.PS3.2)
3. Apakah ada bimbingan/instruksi dari guru selama pembelajaran jarak lya, menjelaskan pelajaran dengan video call/ zoom. (II.W.PS3.3)
jauh terjadi? Jika ya, bimbingan seperti apa yang diberikan oleh guru?
4. Bagaimana suasana pada saat pembelajaran berlangsung?
Bingung dan tegang. (II.W.PS3.4)

5. Apakah setiap pelajaran yang dipelajari dapat dimengerti oleh saudara? lya, fisika,kimia,dan bahasa Indonesia. (II.W.PS3.5)
Jika iya, mata pelajaran apa saja?
6. Bagaimana cara kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru? Kebingungan(III.W.PS3.6)
HASIL STUDI DOKUMENTASI
No Komponen Keadaan Keterangan
Ya Tidak
1. SK izin operasional √
sekolah terbuka
2. Data peserta didik √
sekolah terbuka
3. Data guru bina/tutor √
4. Sarpras dan TKB √
5. Kurikulum sekolah √
terbuka
6. RPP dan Silabus √
7. Jadwal pelajaran √
mandiri dan tatap
muka
8. Hasil penilaian tatap √
muka dan mandiri
9. Data kelulusan siswa √
10. Data prestasi siswa √ Juara MTQ
Jawa Barat Link
youtube :
http://www.yout
ube.com/watch?
v=ubCXJJvieA
Y&t=735s
Daftar Peserta Didik TKB Rajawali Arif

Daftar Peserta Didik TKB Cibaduyut


Daftar Peserta Didik TKB Rajawali Paramita
Daftar Peserta Didik TKB Rajawali
Daftar Peserta Didik TKB Cibaduyut

Daftar Peserta Didik TKB Rajawali


Daftar Peserta Didik TKB Cibaduyut
Daftar Nama Peserta Didik SMATER Sebelas Maret
No
Nama Siswa L/P Tingkat

1. Muhammad Riyadi L X-IPS


2. Adela Hardiyanti P Kelas TKB 11
3. Adelia Novianti P Kelas TKB 11
4. Adi Rustiadi L Kelas TKB 12 IPS
5. Agil Sinta P Kelas TKB 11
6. Agung Fiqri Mujakir L X-IPA
7. Agus Rohimat L Kelas TKB 11
8. Ahmad Muhammad Saleh L X-IPA
9. Akbar Romdoni L X-IPA
10. Akmal Bernado L Kelas Terbuka
11. Algifari L X-IPA
12. Alia Agustini P X-IPS
13. Alip Sobari L Kelas TKB 11
14. Amelia Sabila P Kelas TKB11
15. Amellia Nurhasanah P X-IPA
16. Amin Muhdin L X-IPA
17. Angga Hardiansyah L Kelas TKB 11
18. Angga Muhamad L Kelas TKB12 IPS
19. Angga Pirdaus L X-IPA
20. Angga Sopian L X-IPA
21. Anggi Subagja L Kelas TKB 11
22. Anita Rosita P Kelas TKB 11
23. Apif Saepuloh L X-IPA
24. Ariel Pratama L Kelas Terbuka
25. Arip Saepuloh L X-IPA
26. Asep Angga L XI-IPA
27. Atin Supriatin L XII-IPA
28. Ayu Rahayu P Kelas TKB 11
29. Azmi Abdul Aziz L X-IPA
30. Bella Puspita Ningrum P X-IPA
31. Candra Teja Sanjaya L Kelas TKB 11
32. Cep Nendi L X-IPA
33. Cici Putri Riawan P X-IPA
34. Citra Aprilianti P Kelas Terbuka
35. Daffa Febriansyah Anugrah L Kelas Terbuka
36. Danis Marsallio L Kelas Terbuka
37. Dea Nurul Habibah P X-IPA
38. Deri Irawan L Kelas TKB 12 IPS
39. Desi Anggraeni P X-IPA
No
Nama Siswa L/P Tingkat

40. Diana Rosmiati P Kelas TKB 11


41. Diki Permana L X-IPS
42. Diki Renaldi L XI-IPA
43. Dila Cantika Nursabila P X-IPA
44. Dina Juliana P X-IPS
45. Djoyo Fajar Rinjani L Kelas TKB 11
46. Egi Setiawan L XI-IPA
47. Elgi Sapta Azi L Kelas Terbuka
48. Eli Suryani P Kelas Terbuka
49. Elianty Effendi P Kelas TKB11
50. Erik Heditia Pratama L Kelas TKB 12 IPS
51. Erwan Bayu Anugrah L X-IPA
52. Evi Fitriawati P X-IPA
53. Fadli Afriza Iswara L Kelas Terbuka
54. Fadli Habsah Nurjaman L X-IPS
55. Fani Asriningtias P X-IPS
56. Fera Pazriah L X-IPS
57. Ferbi Firmansyah L X-IPA
58. Fitri P Kelas Terbuka
59. Fitri Yani P XII-IPA
60. Fitria Ramdani P Kelas Terbuka
61. Furi Nurcahyani P Kelas TKB 12 IPS
62. Ganjar L Kelas Terbuka
63. Gilang Sahrul Gunawan L Kelas TKB 11
64. Guntur Pratama L Kelas Terbuka
65. Hamzah Miftah Fadhilah L Kelas TKB12 IPS
66. Handi Handika L X-IPS
67. Herdiansyah L Kelas TKB 11
68. Hilmah Musrifah P Kelas Terbuka
69. Hilman Abdul Mubarok L X-IPS
70. Iim Nurhasanah P X-IPA
71. Ikbal Pauji L Kelas Terbuka
72. Ilman Firdaus Ramadhan L Kelas Terbuka
73. Imelda Sumiati Dewi P Kelas Terbuka
74. Indah Novianti Ramadhan P Kelas Tkb 11
75. Indra L Kelas Tkb 11
76. Indra Burkhon L X-IPS
77. Intan Wulandari P X-IPS
78. Iqbal Komaludin L Kelas Terbuka
79. Ira Rahmi Yanti P Kelas TKB 11
80. Iryad Rizqulloh Herdiansyah L Kelas TKB11
No
Nama Siswa L/P Tingkat

81. Juwita Nazila Riyani P X-IPS


82. Krisna Apriansyah L Kelas Terbuka
83. Krisna Chistian L Kelas Terbuka
84. Lia Yuliani P Kelas TKB 11
85. Lilis Nurjanah P Kelas Terbuka Pasawahan
86. Lucky Advriadna L Kelas Terbuka
87. M Bayu Saeful Ali L Kelas Terbuka Pasawahan
88. M Fajar Alghifary L Kelas Terbuka
89. Maryati P Kelas Terbuka Pasawahan
90. Mega Nurlela P Kelas TKB 11
91. Mila Karmila P Kelas Terbuka Pasawahan
92. Muhamad Ahmad Supiyan L Kelas Terbuka Pasawahan
93. Muhamad Fajar Isnaeni L Kelas Terbuka
94. Muhamad Idris L Kelas Terbuka Pasawahan
95. Muhamad Nurdin L Kelas TkKB12 IPS
96. Muhamad Reisya Wijaya L X-IPS
97. Muhammad Arya Saputra L Kelas Tkb 11
98. Muhammad Azzis Fadzil Mutakin L XI-IPS
99. Muhammad Ramdan L Kelas Terbuka Pasawahan
100. Muhammad Renaldy Akbar L Kelas TKB 11
101. Muhammad Reza Putra Pratama L Kelas Terbuka
102. Muhammad Rhamdani L XI-IPS
103. Muhammad Syahril L Kelas Terbuka Pasawahan
104. Mulyadi L X-IPS
105. Nabila Khoerunisa P Kelas Terbuka
106. Neneng Suryani P Kelas Terbuka Pasawahan
107. Neneng Syahwa Widiyanti L XI-IPA
108. Neng Rina P Kelas TKB 11
109. Neng Wulan Sari R P Kelas Terbuka
110. Nova Andini P Kelas Terbuka
111. Nur Rohmah P X-IPS
112. Nurmila P Kelas TKB 11
113. Nurul Nurhaliza P Kelas TKB 12 IPS
114. Paijal Komarudin L Kelas Terbuka Pasawahan
115. Parhan Fadilah L Kelas Terbuka Pasawahan
116. Pepep Ismail L Kelas Terbuka Pasawahan
117. Pia Pionita P Kelas Terbuka Pasawahan
118. Pikri Hidayatulloh L Kelas Terbuka Pasawahan
119. Pugi Supriadi L Kelas TKB 11
120. Purnama Alam L Kelas TKB11
121. Putri Sharla Martiza P X-IPS
No
Nama Siswa L/P Tingkat

122. Rafitata Anggara L Kelas Terbuka Pasawahan


123. Rahmatulloh Fauziah L Kelas Terbuka Pasawahan
124. Raina Salma Davina P Kelas Terbuka Pasawahan
125. Ramdani Wahyudin L Kelas Terbuka Pasawahan
126. Regina Landi Septian L Kelas Terbuka Pasawahan
127. Rendi Muhamad Maulana L Kelas Terbuka Pasawahan
128. Resti Setia Anggraeni L Kelas Terbuka Pasawahan
129. Rian Agung L Kelas Terbuka Pasawahan
130. Rian Wahyu Hidayat L Kelas Terbuka Pasawahan
131. Ricky Fernando Putra L Kelas Terbuka Pasawahan
132. Riham Yummi Fakhriyah P Kelas Terbuka
133. Rindiyani P Kelas Terbuka Pasawahan
134. Rindiyani Puspitasari P Kelas Terbuka Pasawahan
135. Ririn Intan Tania P Kelas Terbuka Pasawahan
136. Riska Apriyani P Kelas TKB 11
137. Rispani Paujia P Kelas Terbuka
138. Rizki Aldiansyah L Kelas TKB11
139. Rizki Taufiqurrohman L Kelas TKB 11
140. Rizky Wahyu Nugroho L XII-IPS
141. Rohmah P Kelas TKB 12 IPS
142. Ruri Rayana L Kelas Terbuka
143. Russel Fikriandra Azriel L Kelas Terbuka
144. Ruvi Anggriani L Kelas Terbuka Pasawahan
145. Salma Jati Pratiwi L Kelas Terbuka Pasawahan
146. Sandi Mulyadi L Kelas Terbuka Pasawahan
147. Sandi Rizky L Kelas TKB 11
148. Santi Nurbela P Kelas TKB 12 IPS
149. Sendi Setiandi L Kelas TKB 12 IPS
150. Shalsya Jessica Adisvie P Kelas TKB 11
151. Silvi Yulia P Kelas TKB 11
152. Sinta Febriani P Kelas TKB 12 IPS
153. Siti Fatimah Azahra P Kelas Terbuka
154. Siti Nur Khotimah P Kelas Terbuka Pasawahan
155. Soleh Setiawan L Kelas Terbuka Pasawahan
156. Sri Mulyani P Kelas Terbuka
157. Sri Wahyuni P X-IPS
158. Sri Wulansari P X-IPA
159. Steven M.G Klane M L XI-IPA
160. Syahril Alwi Almunawar L Kelas TKB 11
161. Taufik Hidayat L XI-IPA
162. Taufik Rahman L Kelas Terbuka
No
Nama Siswa L/P Tingkat

163. Tia Ananda Nur Sapitri P X-IPS


164. Tinah Nurhayati P X-IPS
165. Usa Setiawan L XI-IPA
166. Vibri Yanti P Kelas Terbuka
167. Wahyu Supirman L Kelas TKB 12 IPS
168. Wandi Heryana L Kelas Terbuka
169. Wanti Nuraeni P X-IPS
170. Wildan Agustian L X-IPS
171. Wildan Nazril Ilham L X-IPS
172. Witya Nydia Nurfitria P Kelas Terbuka Pasawahan
173. Yani Rukmini P Kelas Terbuka Pasawahan
174. Yanyan Julian L Kelas Terbuka
175. Yeti Herliawati P Kelas TKB 12 IPS
176. Yoga Suryadi L Kelas TKB 12 IPS
177. Zeni Aripin L XI-IPA

Jadwal Mata Pelajaran SMA Terbuka


Hasil Penilaian Peserta Didik
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Sebelas Maret Bandung


MataPelajaran : Bahasa Sunda
Kelas/Semester : X/Ganjil
MateriPokok : Dongeng
AlokasiWaktu : 5 Pertemuan (2 x 2 JP)

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2 Membandingkan jenis 3.2.1. Mendefinisikan dongeng
dongeng, berdasarkan isi, 3.2.2. Menjelaskan sejarah perkembangan
struktur, dan aspek dongeng
kebahasaan.
3.2.3. Mengkelompokan papasingan carita
dongeng
3.2.4. Mendeskripsikan struktur carita dan ciri-ciri
dongeng
3.2.5. Menganalisis struktur kalimah parentah
4.2 Menampilkan berbagai 4.1.1. Melakukan penyusunan analisis strukur
jenis dongeng dengan cara carita dongeng, ciri-ciri carita dongeng dan
ngadongeng, monolog, papasingan carita dongeng
atau dramatisasi.
4.1.2. Menunjukan penampilan dongeng dengan
lafal dan intonasi yang baik dan benar

A. TujuanPembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery
learning, peserta didik diharapakan mengikuti pembelajaran dengan aktifitas
yang harus kritis, komunikatif, kolaboratif, kreatif; melalui observasi, diskusi,
kajian pustaka, ceramah, eksperimen, dan demonstrasi; dengan membiasakan
disiplin, tanggung jawab, jujur dengan berharap ridho Allah; siswa mampu
mendefinisikan menjelaskan carita dongeng dan mengelompokan struktur,
ciri-ciri dan papasingan carita dongeng.

B. Media Pembelajaran, Alat/bahan dan SumberBelajar


 Media : Daring, Group WA, Googleclassroom
 Alat/Bahan : HPandroid
 Sumber Belajar : Buku Teks Pelajaran (BTP), Unit Kegiatan Belajar
Mandiri (UKBM)
C. Materi Pokok :
 Dongeng
 Ciri-ciri dongeng
 Struktur carita dina Dongeng
 Papasingan Dongeng
 Gelarna jeung kamekaran Dongeng
 Tatakrama basa Sunda nu aya dina carita dongeng
 Dongeng Sunda dina Radio
 Struktur Kalimah Parentah
 Langkah-langkah menunjukan analisis isi dongeng Sunda dengan
memperhatikan struktur dan unsur kebahasaan.
 Penampilan mendongeng dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar

D. Langkah-LangkahPembelajaran
KegiatanPendahuluan
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin melalui
group WA
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat
dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan&manfaat)
dengan mempelajari materi
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh
Kegiatan Inti
Kegiatan Literasi Peserta didik mengamati tayangan video dan atau teks yang
berisi hasil observasi dan menjawab pertanyaan terkait hal-
hal yang berhubungan dengan isi materi yang ada pada BTP
dan UKBM B.SUND3.2/4.2/1/1.2
Critical Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak
Thinking mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan
faktual sampaike pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi
Collaboration Peserta didik mengumpulkan informasi mengenai
pengertian, ciri-ciri, jenis dan langkah-lanngkah
menterjemahkan (UKBM Kegiatan 1)
Peserta didik mengirimkan hasil informasi yg didapat melalui
Communication
foto screnshot kepada gurunya melaui wa group
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait
Creativity Teks terjemahan
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya

E. Penilaian HasilPembelajaran

Penilaian Pengetahuan
berupa tes tertulis pilihan ganda & tertulis uraian melalui google classroom

Penilaian Keterampilan
berupa penilaian unjuk kerja, penilaian proyek, penilaian produk dan
penilaian portofolio.

Bandung, Juli 2020


Mengetahui,
Kepala SMA Sebelas Maret Guru Mata Pelajaran

Ahmad Sadiqin, S.Pd E. Linda Purnamasari,S.Pd


INSTRUMEN TES TERTULIS
Mata Pelajaran : Basa Sunda
Kelas/ Semester : X/ 1
MateriPokok : Dongeng
LembarInstrumen:

No Soal Jawab Skor


an
1
2
3
4
5
JUMLAH SKOR KESELURUHAN 100

Sasaran Aspek Kriteria Skala


Basa a. Ucapan (artikulasi) Jentre 5-20
b. Lentong (tekenan, Merenah 5-20
wirahma,
randegan)
Eusi a. Hubungan eusi Saluyu 5-20
b. Pamekaran eusi Lengkep 5-20
c. Pamahaman eusi Paham 5-20
Jumlah 100

Peunteun:
a. Alus (80-100)
b. Meujeuhna (60-79)
c. Kurang (35-59)
Penilaian Psikomotor
- Skala Skor: 5-20
- Skor Maksimal = 100
- Nilai Psikomotor= Skor Diperoleh
HASIL OBSERVASI
Komponen Hal yang Keadaan Keterangan
diamati Ya Tidak
Pelaksanaan Kegiatan √
Pembelajaran awal
Sekolah Kegiatan √
Terbuka inti(mandiri
dan tatap
muka)
- Penyajian √
materi
- Penerapan √
metode dan
prosedur
pembelajaran
- Pengelolaan √
kegiatan
siswa di
kelas/mandiri
- Pengelolaan √
media
pembelajaran
- Penggunaan √
sumber
belajar
Kegiatan √
penutup
Pengawasan Evaluasi √
pelaksanaan
Pembelajaran
kegiatan
Sekolah dengan
rencana
Terbuka
pembelajaran
KETERANGAN PENGKODEAN
1. HASIL WAWANCARA
Keterangan :
I = Nomor urut rumusan masalah penelitian
W = Wawancara
S1 = Sampel 1 (sekolah penelitian 1)
Partisipan = KS, PST, G, PD
1 = Nomor urut pertanyaan di pedoman wawancara

2. STUDI DOKUMENTASI
Keterangan :
II = Nomor urut rumusan masalah penelitian
D = Dokumentasi
S1 = Sampel 1 (sekolah penelitian 1)
1 = Nomor urut data di pedoman studi dokumentasi

3. HASIL OBSERVASI
Keterangan :
III = Nomor urut rumusan masalah penelitian
O = Observasi
S1 = Sampel 1 (sekolah penelitian 1)
1 = Nomor urut pertanyaan di pedoman observasi
LAMPIRAN 3

CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI


CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

DENGAN PEMBIMBING 1

Hari, Perihal Saran Pembimbing 1 Tanda Tangan


Tanggal Bimbingan Pembimbing 1

Senin, 28 Pengajuan - Terdapat perubahan judul


September judul untuk menjadi pembelajaran
2021 proposal
- Memulai untuk membuat
skripsi
proposal skripsi

Senin, 05 Proposal - Ditambahkan latar


Oktober skripsi belakang
2021
- Diperbaiki pada bagian
kajian teori

- Membaca dan mempelajari


pedoman karya tulis ilmiah
UPI

Minggu, 24 Pengajuan Melanjutkan proposal skripsi


Januari Proposal
2021 Skripsi untuk
sidang
proskrip

Kamis, 11 Pengajuan Lanjut


Maret 2021 hasil revisi

Kamis. 06 BAB 1 – 3 Melanjutkan ke lapangan


Mei 2021 sesuai dengan pembimbing 2

Senin, 12 BAB 1 – 5 Lanjut sesuai dengan dosen


Juli 2021 pembimbing 2
Rabu, 28 Hardfile Penulisan sesuaikan dengan
Juli 2021 Skripsi KTI dan pada BAB IV
gambaran umum dibuat
dalam bentuk narasi
CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

DENGAN PEMBIMBING 2

Hari, Perihal Saran Pembimbing 2 Tanda Tangan


Tanggal Bimbingan Pembimbing 2

Kamis, 01 Memberitahu Masuk kedalam grup


April 2021 terkait SK bimbingan
Dosbing &
Pengajuan
Proposal
Skripsi

Jumat, 07 BAB 1 – 3 - Adanya perubahan pada


Mei 2021 beberapa rumusan masalah

- Sampel sekolah menjadi 2


subjek

- Lebih menekankan pada


efektivitas

Rabu, 17 Progres - Menghilangkan kata mutu


Juni 2021 lapangan dan
- Disegerakan melakukan
hasil revisi
penelitian di lapangan

- Memakai analisis data


dengan metode Nvivo

- Memperhatikan setiap
penulisan dari Bab 1 – 3

Senin, 05 BAB 3 – 4 - Pada pembahasan


Juli 2021 ditambahkan dengan
penelitian terdahulu
- Pada bab 3 diberi
pengkodean partisipan

- Diperbaiki hasil gambar


visualisasi data

Kamis, 15 BAB 1 – 5 - Tabel di bab 4 ditempatkan


Juli 2021 pada lampiran

- Gambar visualisasi pada


pelaksanaan dipisah lagi

Senin, 26 PPT Saran untuk dinas


Juli 2021
LAMPIRAN 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


BIODATA DIRI

Nama : Lutviya Nilam Cahya


TTL : Salatiga, 05 Februari 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : M. Slamet
Nama Ibu : Nurlaela(Alm)
Alamat : Jl. Surya Sumantri gang H. Syafei No.14
RT 06/RW 01 Dangdeur, Bandung
No. Hp/WA : 0895375529108 Email : lutviyanc@gmail.com

Riwayat
Periode (Tahun) Lembaga Jurusan
Pendidikan 2004 - 2005 TK Tarbiyatul Banin Salatiga -
2005 - 2011 SD N Mangunsari 03 Salatiga -
2011 - 2014 SMP Muhammadiyah -
Ambarawa
2014 - 2017 SMA N 01 Ambarawa IPS
2017 - Sekarang Universitas Pendidikan Administrasi
Indonesia Pendidikan

Riwayat Organisasi
Organisasi Jabatan Periode
Pengalaman Kerja
Bantara Walisangga 2015 –
1. Pemagang Kantin KOPMA BS UPI (2018)
Arjuna 2016
Srikandi 2. Tutor Privat dan Bimbel Quantum
SMAN 1 (2017 – 2019)
Ambarawa
3. Program Internship Manajemen Pendidikan
BEM HMD Anggota 2018 –
ADPEND Divisi Rohis 2020 di BBPPMPV BMTI Cimahi (2020)
KOPMA BS Staff Usaha 2018 – 4. Program Pelatihan Lapangan di SMPN 47
UPI KOMFIP 2019 Kota Bandung (2021)
Kabid Orlit 2019 –
KOMFIP 2020

Anda mungkin juga menyukai