Anda di halaman 1dari 357

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS III SD NEGERI
KARANGMLOKO 1 PADA MATERI OPERASI HITUNG
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Frengki Widiyatmoko
NIM : 121134195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS III SD NEGERI
KARANGMLOKO 1 PADA MATERI OPERASI HITUNG
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Frengki Widiyatmoko
NIM : 121134195

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan menguatkan saya

dalam menjalani kehidupan saya.

2. Orang tua saya, Bapak Rochmadi dan Ibu Juwarti yang selalu

memberikan yang terbaik untuk saya, semangat, serta doa demi

kesuksesan dan masa depan saya.

3. Adik saya Bima Aramansah yang selalu memberikan semangat dan

menyebut nama saya dalam doanya.

4. Sahabat-sahabat saya Faisal Arif Rifai, Muhamad Yusuf arofiq, Ririn

Septianingrum, Armi Yustina, Arum Purna Andari, Leni Setiyaningsih,

dan Dwi Marginingsih yang telah memberikan semangat dan keceriaan

selama menempuh pendidikan di PGSD.

5. Seluruh warga SD Negeri Karangmloko 1 terimakasih atas bantuan, dan

perhatian yang diberikan.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Memiliki sebuah tujuan untuk menanamkan keinginan dalam diri,

memiliki keinginan akan menanamkan motivasi dalam diri untuk

melakukannya.

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila

engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain). Dan kepada tuhanmulah engkau berharap.

(QS. Al-Insyirah, 6-8)

Be a strong wall in the hard times and be a smiling sun in the

good times.

Jadilah dinding yang kuat ketika masa-masa sulit. Jadilah matahari

yang tersenyum, ketika masa-masa indah.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Maret 2016

Penulis,

Frengki Widiyatmoko

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Frengki Widiyatmoko
Nomor Mahasiswa : 121134195
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR


KRITIS SISWA KELAS III SD NEGERI KARANGMLOKO 1 PADA
MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata


Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Maret 2016
Yang menyatakan,

Frengki Widiyatmoko

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III
SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan
Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Frengki Widiyatmoko (121134195)


Universitas Sanata Dharma
2016

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika


dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 tahun
pelajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) memaparkan penerapan
pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan
kemampuan berpikir kritis siswa; (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi
perkalian dan pembagian; dan (3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual
pada materi perkalian dan pembagian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang berjumlah 30
siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar pada
mata pelajaran matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, kuesioner dan soal
evaluasi essay. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Langkah-langkah pendekatan pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
(1) relating, (2) applying,(3) exsperiencing,(4) cooperting, dan (5) transfering.
Peningkatan hasil belajar ditunjukkan pada, kondisi awal rata-rata hasil belajar,
yaitu 64,51 dengan persentase ketuntasan 44,44%, meningkat pada siklus I rata-
rata hasil belajar menjadi 76,53 dengan persentase ketuntasan 73,33%, pada siklus
II rata-rata hasil belajar menjadi 87,2 dengan presentase ketuntasan 86,66%.
Kemampuan berpikir kritis siswa menunjukkan, kondisi awal kemampuan
berpikir kritis siswa diperoleh nilai 58,17 pada kriteria tidak kritis, setelah
dilakukan tindakan nilai kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 79,36
pada kriteria cukup kritis, presentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis
pada kondisi awal 33,33% di kondisi akhir meningkat menjadi 83,33%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kriris, Kontekstual atau CTL.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

The Improvement of Learning Outcomes and Critical Thinking Skill in the


Third Grade of Karangmloko 1 Elementary School in Multiplication and
Division Operation by Using Contextual Learning Approach

Frengki Widiyatmoko (121134195)


Sanata Dharna University
2016

The background of this research based on by the low of learning outcomes


and critical thinking skill of the students in the third grade of Karangmloko 1
elementary school in the academic year of 2015/2016. This study is aimed: (1) To
expose the implement of contextual learning approach to improve the students
mathematics learning outcomes and critical thinking skill; (2) to improve and
know the improvement of the students learning outcomes by using contextual
learning approach in multiplication and division operation: and (3) to improve
and know the improvement of the students in critical thinking skill by using
contextual learning approach in multiplication and division operation.
The type of this study is classroom action research. The subject of this
research is the students in the third grade of Karangmloko 1 elementary school
consist of 30 students. Besides, the object of this study is improving students
mathematics learning outcomes and knowing the students critical thinking skill.
To collect the data, the writer using interview, observation, questionnaire, and
giving essay test as instruments. Data analysis which is used of writer is using
qualitative and quantitative data.
The steps for using contextual learning approach as follows: (1) relating,
(2) eksperiencing, (3) applying, (4) cooperting, and (5) transfering. The
improvement of the result is showed in the average at the first condition point
64,51 with percentage completeness is 44,44% improve in the cycle I with the
average 76,53 with percentage completeness is 73,33% and in the cycle II the
average point 87,2% with percentage completeness is 86,66%. The students
critical thinking skill showed, in the first condition, the students critical thinking
skill is got score 58,17 in the not critics criteria, after giving treatment get an
improvement become 79,36 in the adequate critics criteria, the students
percentage is adequate critics its showed in the last getting 83,33%.

Key words: Student learning outcomes, Critical thinking skill, Contextual

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung

Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ini

dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan, seperti keterbatasan

waktu, pengetahuan, dan pengalaman. Namun, berkat semangat dan dukungan

dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD

Universitas Sanata Dharma

3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Sumarno, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Karangmloko 1 yang telah

memberikan ijin penelitian kepada penulis.

7. Ratna Indrayanti, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1 yang

telah memberikan banyak bantuan selama penelitian tindakan kelas.

8. Para guru SD Negeri Karangmloko 1 telah memberikan banyak bantuan selama

penelitian di sekolah.

9. Teman-teman kelompok skripsi Faisal, Janu, Ibnu, Husein, Ulil, Ardian, Adit,

Ambar, Yashinta, Asti, Riza, Upik, Eva, Tesa dan Wulan yang telah berbagi

pengetahuan, semangat, dalam proses penyusunan skripsi.

10. Teman-teman PGSD angkatan 2012 khususnya kelas E, yang berjuang dalam

suka dan duka selama menumpuh pendidikan di PGSD.

11. Keluarga saya, Bapak Rochmadi, Ibu Juwarti, dan Bima Aramansah yang

selalu mendoakan dan memberikan semangat demi kesuksesan dan masa

depan saya.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendoakan,

membantu, dan mendukung peneliti dalam menyusun skripsi ini.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran yang membangun.

Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca sekaligus menjadi sumber belajar dan

meningkatkan pengetahuan yang digunakan sebagai acuan dan pegangan bagi

pembaca.

Yogyakarta, 31 Maret 2016

Penulis,

Frengki Widiyatmoko

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................ 6
C. Batasan Masalah ..................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
G.Definisi Operasional ................................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 12
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 12
1. Belajar ................................................................................................ 12
2. Hasil Belajar ...................................................................................... 13
3. Berpikir Kritis .................................................................................... 19

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Matematika ........................................................................................ 22
5. Materi Pembelajaran .......................................................................... 27
6. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ............................................... 28
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................................. 38
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 42
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 45
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 45
B. Setting Penelitian ................................................................................... 48
1. Tempat Penelitian .............................................................................. 48
2. Subjek Penelitian ............................................................................... 48
3. Objek Penelitian ................................................................................. 48
4. Waktu Penelitian ................................................................................ 49
C. Persiapan Penelitian ................................................................................ 49
D. Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................................ 50
1. Siklus I ............................................................................................... 50
2. Siklus II .............................................................................................. 55
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 60
1. Non Tes ............................................................................................... 61
2. Tes....................................................................................................... 63
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 64
1. Pedoman Wawancara.......................................................................... 65
2. Pedoman Observasi ............................................................................ 66
3. Lembar Kuesioner .............................................................................. 67
4. Tes Evaluasi ........................................................................................ 69
G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 72
1. Validitas ............................................................................................. 72
H. Teknik Analisa Data .............................................................................. 82
1. Analisis Data Hasil Belajar ................................................................. 82
2. Analisis Data kemampuan Berpikir Kritis Kuesioner ........................ 83
3. Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Observasi ....................... 92

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Indikator Keberhasilan ............................................................................. 94


J. Jawal Penelitian ....................................................................................... 95
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 96
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 96
1. Proses Penelitian ................................................................................ 96
2. Hasil Belajar ....................................................................................... 112
3. Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 117
B. Pembahasan ............................................................................................ 139
1. Proses Penerapan Pendekatan Kontekstual ........................................ 140
2. Peningkatan Hasil Belajar................................................................... 143
3. Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................... 145
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 159
A. Kesimpulan ............................................................................................. 159
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 160
C. Saran ....................................................................................................... 161
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 162
LAMPIRAN ..................................................................................................... 165

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Bagan Penelitian Yang Relevan ................................................... 42


Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Taggart. .............................. 46
Gambar 4.1 Persentase Pencapain Kondisi Awal ........................................... 144
Gambar 4.2 Hasil Pencapaian Nilai Siklus I .................................................... 145
Gambar 4.3 Persentase Pencapaian Siklus I .................................................... 146
Gambar 4.4 Hasil Pencapaian Nilai Siklus II................................................... 147
Gambar 4.5 Persentase Pencapaian Siklus II ................................................... 147
Gambar 4.6 Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar ................................... 148
Gambar 4.7 Persentase Pencapaian Hasil Belajar ............................................ 149
Gambar 4.8 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis .................................... 152
Gambar 4.9 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis................ 154
Gambar 4.10 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis (Observasi)............... 156

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Berpikir Kritis ............................................. 65


Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran ..................................... 66
Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis . ............................ 67
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis ............................ 68
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner ........................................................ 68
Tabel 3.6 Soal Evaluasi Siklus I ...................................................................... 69
Tabel 3.7 Soal Evaluasi Siklus II ..................................................................... 70
Tabel 3.8 Soal Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II....................................... 70
Tabel 3.9 Rubik Penskoran Soal Evaluasi ....................................................... 72
Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Validasi ........................................................... 73
Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus .................................................................... 74
Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............ 75
Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................... 77
Tabel 3.14 Hasil Validasi Materi Ajar ............................................................. 78
Tabel 3.15 Hasil Validasi Kuesioner ............................................................... 79
Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Evaluasi ..................................................... 81
Tabel 3.17 Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) ................................................ 84
Tabel 3.18 Rentang Skor Indikator 1 ............................................................... 85
Tabel 3.19 Rentang Skor Indikator 2 ............................................................... 86
Tabel 3.20 Rentang Skor Indikator 3 ............................................................... 87
Tabel 3.21 Rentang Skor Indikator 4 ............................................................... 88
Tabel 3.22 Rentang Skor Indikator 5 ............................................................... 89
Tabel 3.23 Rentang Skor Indikator 6 ............................................................... 90
Tabel 3.24 Rentang Skor Seluruh Indikator ..................................................... 91
Tabel 3.25 Rentang Skor Observasi ................................................................. 93
Tabel 3.26 Target Kriteria Keberhasilan .......................................................... 94
Tabel 3.27 Jadwal Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 95
Tabel 4.1 Hasil Ujian Tengah Semester 2014/2015......................................... 112
Tabel 4.2 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................... 113

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.3 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II .............................. 114
Tabel 4.4 Data Peningkatan Hasil Belajar Akhir Siklus .................................. 116
Tabel 4.5 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 1 ............................ 118
Tabel 4.6 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 2 ............................ 119
Tabel 4.7 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 3 ............................ 120
Tabel 4.8 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 4 ............................ 121
Tabel 4.9 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 5 ............................ 122
Tabel 4.10 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 6 .......................... 123
Tabel 4.11 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal ........................... 124
Tabel 4.12 Kondisi Awal Data Kuesioner Berpikir Kritis ............................... 126
Tabel 4.13 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 1 ......................... 128
Tabel 4.14 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 2 ......................... 129
Tabel 4.15 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 3 ......................... 130
Tabel 4.16 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 4 ......................... 131
Tabel 4.17 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 5 ......................... 132
Tabel 4.18 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 6 ......................... 133
Tabel 4.19 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir........................... 134
Tabel 4.20 Kondisi Akhir Data Kuesioner Berpikir Kritis .............................. 135
Tabel 4.21 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I .................... 137
Tabel 4.22 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II .................. 138
Tabel 4.23 Data Peningkatan Hasil Belajar ..................................................... 148
Tabel 4.24 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. ............................................... 151
Tabel 4.25 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis ................. 153
Tabel 4.26 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ................................. 155
Tabel 4.27 Perbandingan Pencapaian Penelitian ............................................. 157

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian ............................................................................ 165


Lampiran 2 Validasi Perangkat Pembelajaran ................................................. 168
Lampiran 3 Perangkat Pembelajaran Siklus I .................................................. 187
Lampiran 4 Perangkat Pembelajaran Siklus II ................................................. 220
Lampiran 5 Materi Pembelajaran ..................................................................... 253
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus I ................................................................... 266
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus II.................................................................. 270
Lampiran 8 Soal Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II ................................... 274
Lampiran 9 Daftar Nilai Soal Evaluasi ........................................................... 278
Lampiran 10 Data Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 ............................ 282
Lampiran 11 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa.................................................... 284
Lampiran 12 Validasi Instrumen Kuesioner .................................................... 291
Lampiran 13 Instrumen Kuesioner Berpikir Kritis .......................................... 300
Lampiran 14 Hasil Kuesioner Awal dan Akhir Kemampuan Berpikir Kritis .. 305
Lampiran 15 Lembar Pengamatan/ Observasi Kemampuan Berpikir kritis .... 324
Lampiran 16 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis ............................. 326
Lampiran 17 Hasil Wawancara ....................................................................... 330
Lampiran 18 Foto-Foto Kegiatan .................................................................... 333

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan definisi operasional. Peneliti membahas ketujuh topik tersebut secara

berurutan.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan

manusia untuk mengembangkan dirinya, sehingga mampu menjadi manusia

yang berkualitas dan berpotensi serta mampu bersaing di era globalisasi.

Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam membentuk

karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak untuk melahirkan

generasi muda yang cerdas dan bermartabat. Hal ini sesuai dengan sistem

pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003

(dalam sistem pendidikan nasional, pasal 1) menjelaskan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar peserta

didik agar lebih aktif untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan penjelasan tersebut sangat jelas bahwa tujuan utama dari

pendidikan adalah membentuk individu yang lebih baik.

Sekolah dasar merupakan sekolah jenjang pendidikan pertama yang

mempunyai tujuan mengembangkan kemampuan dasar, seperti membaca,

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menulis, berhitung, dan keterampilan dasar lainnya. Siswa sekolah dasar

mengalami perkembangan dalam tingkat berpikir yang memerlukan

stimulus untuk memahami pengetahuan yang diterimanya agar bisa berpikir

kritis dalam menerima pengetahuan dan memecahkan suatu masalah, karena

dengan berpikir kritis siswa dapat membuat suatu keputusan atau

kesimpulan yang masuk akal tentang apa yang mereka yakini atau mereka

lakukan. Berpikir kritis adalah suatu kegiatan cara berpikir untuk mencapai

suatu tujuan. Berpikir kritis mengembangkan keterampilan siswa dalam

memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau menarik kesimpulan dari

suatu masalah. Menurut Ennis (dalam Susanto, 2013: 121), berpikir kritis

adalah suatu kegiatan dengan cara berpikir dengan tujuan membuat suatu

keputusan yang dapat diterima tentang apa yang diyakini atau dilakukan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang

membahas tentang angka dan bilangan (Soedjadi, 2000: 11). Pembelajaran

matematika sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari baik secara

umum maupun khusus. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar

adalah melatih cara berpikir dan nalar siswa dalam menarik kesimpulan

serta mengembangkan daya imajinatif, kreatif dan kritis dengan cara

membuat prediksi dugaan atau mencoba, sehingga dapat mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah. Menurut Muhlisrarini (2014: 148)

berpendapat bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika

yang ideal, yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dalam

pembelajaran matematika anak dihadapkan pada realitas kehidupan nyata

siswa yang memuat permasalahan matematis.

Dalam kenyataannya sekarang, penguasaan matematika, baik oleh

siswa sekolah dasar (SD) hinggasiswa sekolah menengah atas (SMA), selalu

menjadi permasalahan besar. Matematika masih dianggap sebagai mata

pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa. Permasalahan dalam

pembelajaran matematika adalah rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya

hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan bukti bahwa

selama proses pembelajaran siswa masih merasa kesulitan dalam menerima

pembelajaran. Salah satu materi pelajaran matematika di sekolah dasar yang

dianggap sulit dipahami siswa adalah materi tentang perkalian dan

pembagaian. Materi perkalian dan pembagian merupakan materi yang saling

berpasangan. Materi perkalian dan pembagian juga merupakan salah satu

materi yang sulit untuk dipahami siswa dan merupakan materi yang cukup

lama proses penanamannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III

SD Negeri Karangmloko 1 pada tanggal 31 Juli 2015, peneliti memperoleh

informasi bahwa mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang cukup lama proses penanamannya, dimana dijelaskan dalam

proses pembelajaran siswa masih sulit menerima materi yang di berikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh guru. Salah satu mata pelajaran matematika yang pencapaian hasil

belajarnya masih rendah adalah tentang perkalian dan pembagian. Diketahui

bahwa kriteria kentuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika

kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tahun ajaran 2014/2015 adalah 60.

Siswa dikatakan mencapai KKM, jika nilainya mencapai 60 atau lebih.

Hasil ujian tengah semester pada mata pelajaran matematika kelas III,

semester ganjil pada tahun 2014/2015 menunjukkan bahwa dari 27 terdapat

12 siswa (44,44%) yang mencapai KKM, sedangkan 15 (55,55%) belum

mencapai KKM. Dengan rentang nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 44

dan nilai rata-rata kelas 64,51.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3 agustus 2015, khususnya

pada pelajaran matematika, menunjukkan bahwa penguasan siswa terhadap

materi pelajaran matematika masih rendah. Permasalahan dalam belajar

matematika ini karena siswa tidak memiliki dorongan belajar sebagai akibat

dari pembelajaran yang menekankan pada pemberian materi secara

langsung. Permasalahan tersebut menjadikan siswa menjadi pasif dalam

proses pembelajaran dan menjadikan banyak siswa yamg memiliki nilai

dibawah KKM. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir

kritis siswa. Akibat rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa,

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil

wawancara danobservasi dengan guru kelas III dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 relatif rendah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Salah satu penyebab rendahnya kemampuan berhitung pada materi

perkalian dan pembagian dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru

masih bersifat satu arah dimana guru sebagai sumber, penyedia, dan

pemberi informasi (konvensional), sedangkan siswa hanya mencatat apa

yang disampaikan guru. Dengan kata lain, guru masih menggunakan

pendekatan teacher centered, artinya guru menjadi sumber dari segala

pengetahuan yang akan diterima dan diketahui siswa. Selain itu, guru dalam

menjelaskan materi juga belum mengkaitkan materi dengan situasi dunia

nyata siswa.

Dalam proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru,

terlihat bahwa siswa tidak dihadapkan pada realitas kehidupan sehari-hari

yang memuat permasalahan matematis, dan juga tidak dilatih untuk berpikir

kritis dalam menghadapi masalah matematika yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan kemampuan berpikir kritis

memiliki peran penting dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

matematika. Apabila siswa tidak memiliki kemampuan berpikir kritis

mengakibakan siswa sulit menerima pengetahuan baru dan sulit

memecahkan suatu persoalan dalam pembelajaran matematika. Dimana

dalam pembelajaran matematika dibutuhkan kemampuan berpikir kritis

untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan matematika.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, guru harus kritis dan kreatif

dalam memilih pendekatan pembelajaran yang cocok bagi siswa. Dengan

pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi siswa menjadikan hasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu

konsep atau prinsip matematika diperlukan pengalaman melalui pendekatan

yang membawa anak untuk berpikir konkret ke abstrak, yaitu melalui

pendekatan pembelajaran kontekstual atau contekstual teaching and

learning. CTL merupakan sebuah sistem belajar yang bertujuan memotivasi

siswa untuk memahami makna materi pelajaran dengan mengkaitkan materi

tersebut dan dunia nyata siswa atau dalam kehidupan sehari-hari. Menurut

Nurhadi (dalam Hosnan (2014: 267), CTL merupakan konsep belajar yang

membantu guru dalam mengkaitkan materi yang dipelajari dengan dunia

nyata siswa dan menghubungkan antara pengetahuan dan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi

Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian

pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.

2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis pada materi perkalian dan

pembagian pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran siswa

kurang menarik bagi siswa sehingga hasil pembelajaran siswa menjadi

kurang memuaskan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti akan membatasi masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penulis hanya meneliti siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1

semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

2. Objek yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar matematika dan

kemampuan berpikir kritis matematika.

3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kontekstual atau

Contekstual Teaching and Learning.

4. Mata pelajaran yang diteliti, yaitu matematika dengan materi perkalian

dan pembagian pada SK 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai

tiga angka dan KD 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga

angka dan pembagian bilangantiga angka.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah sebagi berikut:

1. Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III

SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

hasil belajar pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III SD

Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016?

3. Apakah melalui pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis pada materi perkalian dan pembagian siswa

kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah:

1. Memaparkan penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016?

2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan konteksual pada materi perkalian dan

pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun

2015/2016?

3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi perkalian

dan pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun

2015/2016?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis:

Secara teoritis, penelitian ini adalah sarana untuk mengembangkan

pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran dengan mengguakan

pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan

karakter siswa serta kondisi sekolah.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran matematika

khususnya pada operasi hitung perkalian dan pembagian.

2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

b. Bagi Peneliti

1) Mendapatkan pengalaman baru tentang penggunaan pendekatan

pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar, berlatih,

menerapkan, dan mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah

berproses dalam penelitian.

3) Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang berpikir kritis.

c. Bagi Guru

1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk memperkenalkan

belajar matematika menggunakan pendekatan pembelajaran

kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2) Sebagai dasar pemikiran dalam upaya meningkatkan hasil belajar

siswa.

d. Bagi Sekolah

1) Dapat menanbah bahan bacaan yang terkait dengan PTK khususnya

dalam penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

2) Memberikan inspirasi bagi guru-guru secara umum di sekolah

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau penelitian yang

sama.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri siswa

yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan,

pengetahuan, keterampilan, analisis, evaluasi, serta nilai dan hasil belajar

harus bermakna bagi siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh

siswa setelah melakukan pembelajaran, dan hanya mengukur aspek

kognitif saja.

2. Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah suatu kegiatan dengan cara berpikir tentang ide

atau gagasan yang berhubunganan dengan konsep atau masalah. Berpikir

kritis juga merupakan suatu berpikir dengan tujuan membuat suatu

keputusan yang masuk akal dan dapat diterima.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

3. Matematika

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan hitungan dan menggunakan bilangan atau angka, serta simbol-

simbol matematika untuk memecahkan permasalahan matematis dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Perkalian

Perkalian merupakan penjumlahan berulang.

Contoh: 3 + 3 + 3 = 9

Bentuk 3 + 3 + 3 menunjukkan penjumlahan 3 sebanyak 3 kali.

Jadi, 3 + 3 + 3 dapat ditulis menjadi 3 3 = 9t

5. Pembagian

Pembagian merupakan pengurangan berulang sampai hasinya 0 (nol).

Contoh: 15 3 = 5

Jadi, 15 3 3 3 3 3 = 0 , Berarti 15 3 = 5

6. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and

Learning

Pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

learning adalah konsep belajar yang membantu guru untuk mengkaitkan

antara materi yang dipelajarinya dengan dunia nyata siswa, dan

mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II, peneliti membahas empat topik, yaitu kajian teori, hasil

penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Peneliti

membahas keempat topik tersebut secara berurutan.

A. Kajian Pustaka

1. Belajar

Pengertian belajar menurut Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) adalah

suatu proses dimana seseorang dalam belajarnya akan bisa berubah

perilakunya akibat dari pengalaman yang dilakukannya. Sedikit berbeda

yang dikemukakan Woolfolk dan Nicolish (dalam Hosnan, 2014: 3)

berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang

ada dalam diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman. Dari kedua tokoh

tersebut terdapat persamaan dalam mendefinisikan belajar, yaitu belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dialami seseorang akibat

dari pengalaman.

Hilgard (dalam Suyono, 2011: 12) mendefinisikan belajar adalah

suatu proses dimana suatu perilaku akan muncul karena adanya respon

terhadap situasi. Sedangkan menurut Burton dalam Hosnan (2014: 3),

belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri individu akibat

adanya interaksi antara individu dengan individu dan lingkungannya,

sehingga individu tersebut dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Adapun pendapat dari Suyono dan Hariyanto (2011: 1), belajar adalah

suatu proses yang selalu dilakukan dan dialami oleh manusia sejak

manusia masih di dalam kandungan sampai manusia meninggal, sesuai

dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Trianto (2009: 16)

bahwa belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi

melalui pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangan

tubuhnya seseorang sejak lahir. Menurut Hilgard (dalam Susanto, 2013:

3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.

Perubahan kegiatan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan,

kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan-perubahan tersebut dapat

diperoleh seseorang melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan

pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses atau usaha yang dilakukan manusia untuk memperolah suatu

perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan atau

melalui latihan.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Kunandar (2014: 62) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan

kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik kemampuan kognitif,

afektif, maupun psikomotor. Kemampuan kognitif adalah pengetahuan

yang mencakup kecerdasan bahasa dan logika siswa. Kemampuan

afektif diperoleh siswa dari sikap dan nilai yang mencakup kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

emosional, sedangkan kemampuan psikomotor adalah keterampilan

yang mencakup kecerdasan kinetis, kecerdasan visual-spasial, dan

keserdasan musical. Kemampuan tersebut dapat diperoleh setelah siswa

mengikuti proses belajar mengajar.

Susanto (2013:5) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki setiap anak setelah anak melewati proses

pembelajaran. Brahim (dalam Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran dan skor nilai dari mempelajari materi

tersebut. Gagnet (dalam Dahar, 2011: 118) mengungkapkan bahwa

hasil belajar merupakan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki

siswa baik kemampuan kognitif, sikap, informasi verbal, maupun

keterampilan motorik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi dalam

diri siswa yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam bentuk

penguasaan, pengetahuan, keterampilan, analisis, evaluasi, serta nilai

dan hasil belajar harus bermakna bagi siswa. Dalam menciptakan

kreatifitas siswa tidak hanya terbatas pada perolehan nilai dari suatu

bidang studi, tetapi dapat diperoleh dari belajar yang diikutinya yang

menjadi bekal dasar pengalaman belajar berikutnya. Jadi, seorang

siswa dikatakan berhasil dalam belajar atau tercapainya tujuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

pembelajaran, apabila siswa tersebut dapat memahami apa yang

dipelajarinya dengan perubahan perilaku pada dirinya.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Gestalt (dalam Susanto, 2013:12) menjelaskan bahwa hasil

belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu siswa dan lingkungan.

Pertama berasal dari siswa, artinya hasil belajar itu dipengaruhi oleh

kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan

kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua berasal dari

lingkungan, artinya bahwa hasil belajar itu dipengaruhi oleh sarana dan

prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, keluarga,

dan lingkungan.

Pendapat lain dikemukakan Wasliman (dalam Susanto, 2013:12)

berpendapat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa,

yang dapat mempengaruhi kemampuan belajarnya, meliputi

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, sikap, kondisi

fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yang

mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor tersebut, yaitu keluarga,

sekolah dan lingkungan masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Selanjutnya pendapat lain yang tidak jauh berbeda mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munandi

(2008: 24) dibedakan menjadi 2, yaitu :

1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologis; Secara umum hal yang mempengaruhi kondisi

fisologis siswa, seperti kesehatan, tidak dalam keadaan capek,

tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya.

b) Faktor Psikologis; Setiap individu dalam hal ini peserta didik

pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda

tentunya hal ini sangat berpengaruh dalam proses belajar.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan; Kondisi lingkungan sangat berpengaruh

dalam proses belajar dan hasil belajar yang meliputi lingkungan

fisik dan lingkungan sosial.

b) Faktor Instrumental; Faktor instrumental berfungsi sebagai

sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Ruseffendi (dalam

Susanto, 2013:14) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, diantaranya: kecerdasan, kesiapan anak,

bakat anak, kemamuan belajar, minat anak, model penyajian materi,

pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi

masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

1) Kecerdasan Anak; Kecerdasan anak sangat mempengaruhi terhadap

cepat dan lambatnya dalam menerima suatu informasi. Kecerdasan

anak juga membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa

tersebut mampu mengikuti pelajaran atau tidak.

2) Kesiapan atau Kematangan; Kesiapan atau kematangan merupakan

tingkat perkembangan dimana individu atau organ tubuh berfungsi

dengan sebagaimana mestinya. Kesiapan atau kematangan juga

mempengaruhi dalam proses pembelajaran.

3) Bakat Anak; Bakat anak adalah kemampuan yang dimiliki setiap

anak untuk mencapai keberhasilan di waktu yang akan datang.

4) Kemauan Belajar; Kemauan belajar juga mempengaruhi hasil

belajar dimana kemauan yang tinggi dan rasa tanggung jawab

berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang diraihnya.

5) Minat; Minat adalah salah satu faktor penting dalam mempengaruhi

hasil belajar siswa. Siswa yang memusatkan perhatiannya terhadap

suatu pelajaran memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan

akhirnya mempengaruhi hasil yang diinginkan.

6) Model Penyajian Materi Pelajaran; Model penyajian materi

pelajaran yang bisa menyenangkan dan tidak membosankan dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

7) Pribadi dan Sikap Guru; Siswa dalam belajar tidak hanya melalui

bacaan atau guru, tetapi melalui contoh yang baik dari sikap yang

kreatif dan inovatif dalam perilakunya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

8) Suasana Pengajaran; Suasana pengajaran yang tenang dan aktif

diantara siswa dengan guru dapat memberikan nilai positif dalam

proses belajar mengajar.

9) Kompetensi Guru; Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh

kemampuan guru yang profesional. Guru yang professional adalah

guru yang memliliki kompeten dalam bidangnya dan menguasainya

dengan baik.

10) Masyarakat; Dalam pendidikan, lingkungan masyarakat dapat

mempengaruhi kepribadian siswa.

Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana (dalam Susanto,

2013: 15) mengungkapkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh faktor

dari dalam diri siswa, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa, sedangkan

faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal

dari dalam diri siswa yang memengaruhi hasil belajar siswa, contohnya

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, sikap, kondisi fisik

dan kesehatan. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri

siswa baik lingkungan maupun non lingkungan, misalnyakeluarga,

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor yang terkait dengan

penelitian ini sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar dan

kemamuan berpikir kritis siswa adalah faktor eksternal dan internal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran

yang digunakan. Sedangkan faktor internal dalam penelitian ini adalah

tentang kemampuan berpikir kritis siswa. Sehingga dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karateristik

siswa menjadikan siswa mampu untuk berpikir kritis dan meningkatkan

hasil belajar siswa.

3. Berpikir Kritis

a) Pengertian Berpikir Kritis

Susanto (2013: 121) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu

kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang

berhubungan dengan konsep atau suatu masalah. Adapun pendapat

menurut Johnson (2007: 185), berpikir kritis adalah kemampuan untuk

mengatakan tentang suatu ide dengan percaya diri bahwa ide yang

dipaparkan memiliki alasan yang logis dan bukti yang kuat. Pendapat

tersebut diperkuat oleh Ennis (dalam Susanto, 2013: 121) bahwa

berpikir kritis merupakan suatu bentuk berpikir dengan tujuan

memperoleh keputusan yang bisa masuk akal tentang kejadian atau

masalah apa yang dilakukan.

Halpen (dalam Susanto, 2013: 122) menambahkan bahwa berpikir

kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif untuk

menentukan suatu tujuan. Berpikir kritis juga merupakan suatu kegiatan

mengevaluasi dan mempertimbangkan untuk menarik kesimpulan

dalam mengambil keputusan. Pendapat tersebut hampir sama seperti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

yang diungkapkan Anggelo (dalam Susanto, 2013: 122) menjelaskan

bahwa berpikir kritis adalah menerapkan kegiatan berpikir tingkat

tinggi yang, meliputi menganalisis, mengenal permasalahan, dan

pemecahan masalah, menyimpulkan, serta mengevaluasi. Menurut

Tapilouw (dalam Susanto, 2013: 122), berpikir kritis adalah cara

berpikir disiplin yang dikendalikan oleh kecerdasan. Dari pendapat para

ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah

suatu kegiatan dengan cara berpikir tentang ide atau gagasan yang

berhubungan dengan konsep atau masalah.

Baron dan Sternberd (dalam Susanto, 2013: 123), berpendapat

bahwa ada lima kunci dalam berpikir kritis, yaitu: (1) praktis, (2)

relaktif, (3) masuk akal, (4) keyakinan, dan (5) tindakan. Strategi

berpikir kritis terdiri dari tiga jenis, yaitu strategi afektif, kemampuan

makro, dan keterampilan mikro (Susanto, 2013: 123). Pertama, strategi

afektif bertujuan untuk meningkatkan berpikir individu dengan caranya

sendiri dan percaya diri. Kedua, kemampuan makro adalah suatu proses

dalam kegiatan berpikir, bertujuan untuk menghasilkan suatu

keterampilan-keterampilan yang saling terpisah. Ketiga, keterampilan

mikro adalah keterampilan yang menekankan pada kemampuan global.

Selama proses pembelajaran, guru memiliki peran penting dalam

mengembangkan proses berpikir kritis siswa selama proses

pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

b) Indikator Berpikir Kritis

Ennis (dalam Susanto, 2013: 125) mengungkapkan bahwa ada 12

indikator berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan

berpikir antara lain:

1. Memberikan penjelasan sederhana yang meliputi; (a) memfokuskan

pertanyaan, (b) menganalisis pertanyaan, (c) bertanya dan menjawab

tentang sesuatu penjelasan atau tantangan.

2. Membangun keterampilan dasar yang meliputi; (a) mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, (b) mengamati dan

mempertimbangkan laporan hasil observasi.

3. Menyimpulkan yang meliputi; (a) mendeduksi dan mempertimbngkan

hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan

(c) membuat dan menentukan nilai pertimbangan.

4. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang meliputi; (a) mendefinisikan

istilah dan mempertimbangkan definisi dalam tiga dimensi, (b)

mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan taktik yang meliputi; (a) menentukan tindakan

dan (b) berinteraksi dengan orang lain.

Sedangkan menurut Angelo (dalam Achmad, 2007)

mengidentifikaasi lima indikator yang sistematis dalam berpikir kritis,

yaitu sebagai berikut : (1) Ketrampilan menganalisis, (2) Ketrampilan

mensintesis. (3) Ketrampilan mengenal dan memecahkan masalah, (4)

Ketrampilan menyimpulkan, (5) Ketrampilan mengevaluasi dan menilai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Kemudian Wowo (2012: 198) menambahkan bahwa berpikir kritis terdiri

dari beberapa indikator sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan.

2. Menganalisis argumen.

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan.

4. Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan.

5. Mengamati dan menilai laporan observasi.

6. Menyimpulkan dan menilai keputusan.

7. Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau

keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar).

8. Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan

mempertahankan keputusan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang indikator kemampuan

berpikir kritis tersebuat, kemudian peneliti mencari kesamaan dari

indikator-indikator yang sudah dipaparkan diatas. Dari indikator-indikator

tersebut kemudian peneliti memilih 6 indikator sebagai fokus penelitian,

yaitu (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu

menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat

kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil

pengamatan. Pemilhan enam indikator tersebut dipilih berdasarkan

karateristik siswa dalam pembelajaran kontekstual.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

4. Matematika

Matematika berasal dari bahasa Latin, mathanein atau mathema yang

mempunyai arti belajar atau hal yang dipelajari, sedangkan dalam

bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde yang berarti ilmu pasti yang

berkaitan dengan penalaran (Depdiknas dalam susanto, 2013: 184).

Nasution (1982: 12) mengungkapkan bahwa istilah matematika berasal

dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang mempunyai arti

mempelajari.

a. Pengertian Matematika

Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik yang erat

hubungannya dengan angka dan bilangan (Soedjadi, 2000: 11). Menurut

Susanto (2013: 185), matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang

berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol dalam matematika yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lerner (dalam Agustin,

2011: 47) menambahkan bahwa matematika selain sebagai bahasa

simbolis, matematika juga merupakan bahasa universal yang

memungkinkan manusia berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan

ide mengenai elemen dan kuantitas.

Johnson dan Myklebust (dalam Agustin, 2011: 47) mendefinisikan

matematika sebagai bahasa simbolis yang memiliki fungsi praktis dan

teoritis. Fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif,

sedangkan fungsi teoritisnya untuk mempermudah dalam berpikir.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian matematika tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan salah satu

bidang ilmu yang mempelajari tentang angka dan bilangan serta

menggunakan simbol-simbol dalam matematika untuk menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Matematika

Tujuan umum pembelajaran matematika disekolah dasar adalah

membentuk siswa agar mampu dan terampil menggunakan matematika

(Susanto, 2013:189). Muhlisrarini (2014:148) menambahkan bahwa

tujuan pembelajaran matematika adalah meningkatkan keberhasilan

dalam mencapai suatu tujuan dan meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran matematika. Artinya, matematika sebagai alat

untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi atau pengetahuan

tentang pembelajaran matematika. Soedjadi (2000: 43), menjelaskan

ada dua tujuan umum pendidikan matematika, yaitu:

1) Mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan dan

perkembangan jaman yang semakin berkebang. Hal tersebut

diharapkan agar siswa dapat berpikir secara logis, rasional, kritis,

cermat, jujur, efektif, dan efisien.

2) Mempersiapkan siswa agar bisa menerapkan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

Tujuan khusus pembelajaran matematika di sekolah dasar menurut

Susanto (2013: 190) sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

1) Memahami konsep matematika dengan cara menjelaskan dan

mengaplikasikan konsep atau alogaritma.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, menjelaskan gagasan

dan pernyataan tentang matematika

3) Memecahkan suatu masalah, merancang suatu model matematika,

dan menganalisa tentang solusi yang diperoleh.

4) Menyampaikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan suatu masalah dalam matematika.

5) Menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Pendapat tersebut hampir sama seperti yang diungkapkan Soedjadi

(2000: 43) bahwa terdapat empat tujuan khusus dalam pembelajaran

matematika di sekolah dasar, diantaranya:

1) Mengembangkan keterampilan dalam berhitung, sehingga dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan kemampuan siswa agar bisa digunakan dalam

kegiatan matematika.

3) Mengembangkan kemampuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan berikutnya.

4) Membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin siswa.

Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan pembelajaran matematika secara umum adalah (1) melatih

cara berfikir dan nalar siswa dalam menarik suatu kesimpulan, (2)

mengembangkan daya imajinatif dan kreatif dengan cara membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

prediksi dugaan atau mencoba, (3) mengembangkan kemampuan dalam

menyampaikan informasi atau idesecara lisan, dan (4) mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, tujuan pembelajaran

matematika secara khusus di sekolah dasar, yaitu siswa terampil dalam

menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari dan

bertindak atas dasar pemikiran logis dan kritis.

c. Langkah Pembelajaran Matematika

Heruman (2007: 2) langkah-langkah pembelajaran matematika di

sekolah dasar dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:

1) Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru

matematika. Dalam pembelajaran konsep dasar ini penggunaan

media sangat diperlukan untuk membantu pola pikir siswa.

2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep

matematika.

3) Pembinaan keterampilan adalah pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep yang bertujuan agar

siswa terampil dalam menggunakan konsep matematika.

Berdasarkan pendapat tersebut, langkah-langkah pembelajaran

matematika di sekolah dasar adalah penanaman konsep dasar,

pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Kegiatan penanaman

konsep dasar diawali dengan memberikan konsep awal, misalnya

menarik perhatian siswa, mengemukakan tujuan pembelajaran, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

memunculkan pengetahuan awal. Kegiatan pemahaman konsep, yaitu

memberikan pembelajaran lanjutan, misalnya membimbing belajar siswa

dan memberikan penguatan materi. Terakhir adalah pembinaan

keterampilan agar siswa lebih terampil menggunakan matematika.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah

pembelajaran matematika yang dihubungkan dengan pendekatan

pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika. Penanaman

konsep dalam pendekatan pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini

adalah dengan mengkaitkan anatara materi yang sedang dipelajari

dengan dunia nyata siswa atau dalam kehidupan sehari-hari siswa.

5. Materi Pembelajaran

a. Pengertian Perkalian

Heruman (2007: 22) menjelaskan bahwa perkalian sama dengan

penjumlahan berulang. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat

Soedjadi (2000: 38) bahwa perkalian merupakan penjumlahan yang

berulang. Jadi, perkalian adalah penjumlahan berulang.

Berikut ini merupakan contoh perkalian:

Ada 3 wadah yang berisi kelereng. Setiap wadah berisi 5 kelereng.

Banyak permen seluruhnya dapat dihitung dengan cara:

5 + 5 + 5 = 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Bentuk 5 + 5 + 5 menunjukkan penjumlahan 5 sebanyak 3 kali.

Jadi, 5 + 5 + 5 dapat ditulis menjadi 5 3 = 15

b. Pengertian Pembagian

Heruman (2007: 26) mengatakan bahwa pembagian adalah lawan

dari perkalian. Pembagian juga disebut pengurangan berulang sampai

habis atau sampai hasilnya nol.

Berikut ini merupakan contoh soal pembagian:

Perhatikan gambar berikut ini!

1 2 3

27 3 = 9

Pengurangan berulang oleh bilangan 3 sebanyak 9 kali.

27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 = 0

Jadi, 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 = 0 , Berarti 27 3 = 9

6. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Kata contextual berasal dari kata contex, yang berarti hubungan,

konteks, suasana, atau keadaan. Jadi, contextual artinya berhubungan

dengan suasana (konteks). CTL (contextual teaching and learning)

diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan

suasana tertentu (Hosnan, 2014: 267). Daryanto (2012: 155)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

menjelaskan bahwa CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang

membantu guru dalam mengkaitkan materi dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa untuk mencari hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki.

Pendapat tersebut hampir sama seperti yang dikatakan Hamdayama

(2014: 51) bahwa CTL merupakan konsep belajar yang membantu

guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa untuk menerapkannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari

penjelasan tersebut, ada kesamaan bahwa pembelajaran CTL

(contextual teaching and learning) merupakan suatu konsep belajar

yang membantu guru dalam mengkaitkan materi dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan siswa.

Siregar (2010: 117) dan Hosnan (2014: 267) menambahkan bahwa

CTL adalah konsep belajar yang dilakukan guru dengan cara

mengkaitkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk

membuat hubungan antara pengetahuan dengan menerapannya dalam

kehidupan sehari-hari. Trianto (2009: 104) menyatakan bahwa CTL

merupakan konsep yang membantu guru mengkaitkan konteks mata

pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar bisa

membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam

kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan warga negara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Pendapat tersebut diperkuat oleh pendapat Johnson (dalam Hosnan,

2014: 268) bahwa CTL adalah proses pendidikan yang mempunyai

tujuan untuk membantu siswa melihat makna di dalam materi yang

mereka pelajari dengan cara mengkaitkan materi dengan konteks

kehidupan keseharian mereka, yaitu konteks keadaan pribadi, sosial,

dan budaya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa CTL (contextual teaching and learning) adalah

suatu konsep belajar yang membantu guru dalam mengkaitkan antara

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari siswa.

b. Langkah atau TahapanPendekatan Pembelajaran Kontekstual

Hamdayama (2014: 51) proses pembelajaran kontekstual terdiri

dari delapan komponen sebagai berikut:

1) Membangun hubungan yang bermakna (relating); Siswa

menghubungkan apa yang dipelajari di sekolah dengan

pengalamannya sendiri, kejadian dirumah, media massa, atau yang

lainnya, sehingga siswa akan memperoleh pembelajaran yang lebih

bermakna.

2) Melakukan sesuatu yang bermakna (experiencing); Ada beberapa

langkah guru dalam mengaitkan meteri dengan konteks kehidupan

siswa, diantaranya (a) mengkaitkan pelajaran dengan sumber yang

berhubungan dengan kehidupan siswa, (b) menggunakan sumber dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

bidang lain, (c) mengkaitkan berbagai macam pelajaran yang sesuai

dengan materi pelajaran, dan (d) belajar melalui kegiatan sosial.

3) Belajar secara mandiri; Setiap anak memiliki kemampuan yang

berbeda, sehingga siswa diberi kesempatan untuk belajar mandiri

sesuai dengan kondisi siswa masing-masing.

4) Kolaborasi (cooperating); Mendorong siswa untuk berkerjasama

dengan teman atau didalam kelompok.

5) Berpikir kritis dan kreatif (applaying); Mendorong siswa agar bisa

berpikir kritis dan kreatif serta menerapkan dalam dunia nyata siswa.

6) Mengembangkan potensi individu (transfering); Memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi atau bakat

yang dimiliki.

7) Standar pencapaian yang tinggi; Dengan standar pencapaian yang

tinggi, maka akan memacu siswa untuk berusaha lebih baik.

8) Asesmen yang autentik; Pencapaian hasil belajar diukur dengan

asesmen autentik yang mampu menyediakan informasi mengenai

kualitas pendidikan.

Dari delapan tahapan atau langkah pendekatan kontekstual kemudian

peneliti memilih atau memfokuskan langkah-langkah dalam pendekatan

pembelajaran kontekstual menjadi 5, yaitu: (1) Relating, (2)

Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applying, dan (5) Transfering.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

c. Komponen Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Prinsip pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran. Menurut Trianto (2009: 111) tujuh komponen tersebut

antara lain :

1) Konstruktivisme (Contructivism)

Salah satu landasan teoritis pendidikan moderen termasuk CTL

adalah teori pembelajaran konstruktivisme. Pendekatan ini

menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahun mereka

melalui keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Proses belajar

mengajar lebih diwarnai pada pembelajaran siswa aktif. Sebagian besar

proses belajar mengajar dengan berbasis pada aktivitas siswa.

Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan

sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Siswa

harus mengkonstruksikan pengetahuan dipikiran mereka sendiri. Pada

teori konstruktivisme, siswa menemukan dan mentransformasikan

suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki

informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar tersebut,

pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan

menerima pengetahuan. Siswa membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui keterlibatan aktif selama proses belajar dan mengajar.

2) Inkuiri (Inquiry)

Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran berbasis

kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil

dari menemukan sendiri. Dalam hal ini, tugas guru adalah merancang

kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan.

3) Bertanya (Questioning)

Bertanya adalah strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya

dalam proses pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

Dalam sebuah pembelajaran produktif, kegiatan bertanya berguna

untuk (1) menggali informasi baik administrasi maupun akademis, (2)

mengecek pemahaman siswa, (3) membangkitkan respon kepada siswa,

(4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (6) memfokuskan

perhatian siswa, (7) membangkitkan pertanyaan dari siswa yang lebih

banyak, dan (8) menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil pembelajaran

diperoleh dari berbagi antarteman, antar kelompok, dan antara yang

tahu dengan yang tidak tahu. Hal ini menimbulkan komunikasi dua

arah dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain. Dalam

pembelajaran CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan

dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa

membentuk kelompok kerja yang anggotanya bersifat heterogen,baik

dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun bakat dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

minatnya. Dalam kerja kelompok, siswa saling membelajarkan,

misalnya siswa yang cepat belajar didorong untuk membantu yang

lambat belajar dan siswa yang memiliki kemampuan tertentu didorong

untuk menularkannya pada yang lain.

5) Pemodelan (Modeling)

Selama proses pembelajaran, keterampilan atau pengetahuan harus

ada model yang ditiru. Dalam proses pembelajaran kontekstual, guru

bukan sepenuhnya model. Pemodelan dirancang dengan melibatkan

siswa secara langsung berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

6) Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan berpikir kembali tentang materi yang baru

dipelajari, merenungkan kembali aktivitas atau pengetahuan yang baru

diterima. Melalui refleksi, pengalaman belajar akan dimasukkan dalam

struktur kognitif siswa yang menjadi bagian dari pengetahuan yang

dimilikinya. Selain itu, siswa akan memperbaharui pengetahuan yang

telah dibentuknya atau menambah pengetahuan yang baru.

7) Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai macam data yang

dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Dalam

pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa

perlu diketahui guru untuk memastikan bahwa siswa mengalami

pembelajaran yang benar. Fokus penilaiannya pada penyelesaian tugas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan berdasarkan

proses dan hasil.

Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Hosnan (2014: 369) bahwa pembelajaran kontekstual memiliki tujuh

komponen utama, sebagai berikut:

1) Kontruktivisme (Contructivism); Kontruktivisme merupakan proses

pembelajaran membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman

yang dimiliki seseorang.

2) Menemukan (Inquiry); Inquiry merupakan proses pembelajaran yang

didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui berpikir secara

sistematis. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus

yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning),

mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering),

penyimpulan (conclusion)

3) Bertanya (Questioning); Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu

dimulai dari kegiatan bertanya. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari

keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan

menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Bertanya

merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan

bertanya berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman

siswa, membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui sejauh mana

keingintahuan siswa, memunculkan banyak pertanyaan dari siswa, dan

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

4) Masyarakat Belajar (Learning Community); Konsep masyarakat belajar

menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari

orang lain. Hasil belajar tersebut dapat diperolah dari orang lain, teman,

kelompok, dan sumber lain. Masyarakat belajar terjadi apabila ada

komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam

komunikasi pembelajaran saling belajar.

5) Pemodelan (Modelling); Pemodelan pada dasarnya membahasakan apa

yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan

siswanya untuk belajar. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan

satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa

dan mendatangkan dari luar.

6) Refleksi (Reflection); Refleksi adalah cara berpikir atau respon tentang

apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang

sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru

menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa

pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh dihari itu.

7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment); Penilaian nyata adalah

penilaian yang berkenaan dengan seluruh aktivitas pembelajaran,

meliputi penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan, penilaian selama

proses pembelajaran, penilaian melalui tes dan non tes, dan penilaian

portofolio.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tujuh komponen utama

dalam pendekatan pembelajaran kontekstual sesuai dengan pendapat dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

para ahli diatas. Tujuh komponen tersebut meliputi; (1) Kontruktivisme

(Contructivism), (2) Menemukan (Inquiry), (3) Bertanya (Questioning), (4)

Masyarakat Belajar (Learning Community), (5) Pemodelan (Modelling), (6)

Refleksi (Reflection), (7) Penilaian Nyata (Authentic Assessment). Serta

dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Relating, (2) Eksperiencing,

(3) Applying,(4) Cooperting, dan (5) Transfering.

d. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual atau Contextual

Teaching and Learning

Hosnan (2014: 279) mengungkapkan kelebihan dan kelemahan

pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:

1) Kelebihan pendekatan pembelajaran kontekstual

a) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rill. Artinya, siswa

dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman

belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Siswa mengabungkan

materi yang telah didapat dengan kehidupan nyata siswa. Kemudian

materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa,

sehingga tidak akan mudah dilupakan.

b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep kepada siswa karena pembelajaran kontekstual menganut

aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk

menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis

konstruktivisme siswa diharapkan belajar mengalami bukan

menghafal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

2) Kelemahan pendekatan pembelajaran kontekstual

a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam pembelajaran

kontekstual. Guru berperan sebagai mengelola kelas dalam sebuah

tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan

keterampilan baru bagi siswa. Jadi peran guru bukan sebagai

penguasa yang memaksa kehendak siswa, melainkan peran guru

adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan

tahap perkembangannya.

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan sendiri ide yang mereka miliki dan mengajak siswa

agar bisa dengan sadar menggunakan strategi sendiri dalam belajar.

Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan

bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan maksimal.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian sebelumnya tentang pendekatan pembelajaran kontekstual

atau contextual teaching and learningadalah sebagai berikut:

Penelitian pertama dilakukan oleh Erna Nurmaningsih (2009) dengan

judul Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan Pembagian

Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD Negeri Bendo

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghitung

perkalian dan pembagian melalui pendekatan kontekstual siswa kelas III SDN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

1 Bendo, dan memaparkan cara penerapan pendekatan kontekstual untuk

meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan pembagian pada siswa

kelas III SDN 1 Bendo. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

(PTK), yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat

tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Bendo. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai yang diperoleh siswa

dari data awal tes siswa 42,72, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I

meningkat menjadi 70,45, dan dilanjutkan pada siklus II meningkat menjadi

82,72. Dengan persentase ketuntasan pada awal sebelum dilakukan tindakan

hanya 36,36%, kemudian dilakukan tindakan pada siklus I meningkat

menjadi 81,82%, dan dilanjutkan pada siklus II meningkat menjadi 100%.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan

kontekstual mampu meningkatkan kemampuan menghitung perkalian dan

pembagian pada siswa kelas III SDN 1 Bendo Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali pada tahun ajaran 2009/2010.

Penelitian kedua dilakukan oleh Ahdi pada tahun 2013 yang berjudul

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dengan

Pendekatan Kontekstual Di Kelas IV SDN 15 Emberas Tayan Hilir.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar

siswa pada pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran dengan

pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 15 Emberas Tayan

Hilir. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 15 Emberas Tayan Hilir. Subjek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 15 Emberas Tayan

Hilir. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan bentuk penelitian

tindakan kelas (PTK) melalui langkah-langkah merencanakan, melaksanakan,

mengamati, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor nilai rata-

rata siklus I perencanaan pembelajaran adalah 2,60 dan meningkat pada siklus

II menjadi 3,58. Kemampuan guru melaksanakan pembalajaran dari rata-rata

nilai siklus I, yaitu 2,89 meningkat menjadi 3,77. Hasil belajar yang diperoleh

siswa pada siklus I adalah 54,61 meningkat menjadi 66,15 pada siklus II.

Dengan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I berjumlah 6 siswa dari 13

siswa pada siklus II dari 13 siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan kontekstual pada materi hitung campuran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 15 Embars Tayan Hilir.

Penelitian ketiga ditulis oleh Nur Prafitriani (2014) yang berjudul

Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika

menggunakan model pembelajaran kontekstual dan meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematika di kelas IV A SD Negeri Margoyasan.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Margoyansan dengan subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Negeri Margoyasan yang

berjumlah 17 siswa, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan

berpikir kritis matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

(PTK) atau Classroom Action Resarch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

berdasarkan hasil penelitian hasil analisis prates sampai akhir siklus II

menunjukkan adanya peningkatan. Dari hasil prates ke siklus I naik sebesar

17% dari kondisi awal 60% menjadi 77%. Kemudian pada siklus I ke siklus II

naik 3% dari 77% menjadi 80%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa proses pembelajaran menggunakan model tersebut berhasil. Dapat

dibuktikan dengan persentase ketuntasan siswa dalam kemampuan berpikir

kritis telah memenuhi 88% siswa memenuhi KKM dengan rata-rata

persentase kemampuan berpikir kritis matematika pada kategori baik dengan

persentase sebesar 80%.

Penelitian ini membahas tentang peningkatan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini diharapkan ada

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini sesuai

dengan penelitian-penelitian terdahulu terlihat adanya peningkatan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis. Dari ketiga penelitian yang relevan

dua diantaranya membahas tentang peningkatan hasil belajar, dan satu

diantaranya membahas tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

Sedangkan penelitian terbaru yang akan dilakukan peneliti adalah tentang

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemudian

dari ketiga penelitian yang relevan diatas digunakan peneliti sebagai

pendukung dalam penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan pendekatan pembelajaran

kontekstual. Berikut ini merupakan bagan dari penelitian yang relevan:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Erna Nurmaningsih
(2009) Peningkatan Ahdi (2013) Nur Prafitriani (2014)
Kemampuan Menghitung Peningkatan hasil Penerapan model
Perkalian dan Pembagian belajar siswa pada pembelajaran
Melalui Pendekatan pembelajaran kontekstual untuk
Kontekstual Pada Siswa matematika dengan meningkatkan
Kelas III SD Negeri pendekatan kemampuan berpikir
Bendo Kecamatan kontekstual di kelas kritis matematikapada
Nogosari Kabupaten IV SDN 15 Emberas siswa kelas IVA SD
Boyolali Tahun Ajaran Tayan Hilir. Negeri Margoyasan
2009/2010.

Yang akan diteliti dalam penelitian ini: Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung
Perkalian dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Tahun
Pelajaran 2015/2016.

Gambar 2.2 Bagan Penelitian Yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan hitungan dan menggunakan bilangan atau angka, serta simbol-

simbol matematika untuk memecahkan permasalahan matematis dalam

kehidupan sehari-hari. Menurut Susanto (2013: 185), matematika adalah

salah satu disiplin ilmu yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol

dalam matematika yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan

memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari

pembelajaran matematika adalah untuk menyelesaikan masalah matematis

dalam kehidupan sehari-hari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Kenyataannya dalam proses pembelajaran guru belum mengkaitkan

antara materi yang dipelajari dengan menghubungkannya antara realitas

permasalahan matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima

pengetahuan baru atau memecahkan suatu masalah. Akibat rendahnya

kemampuan berpikir kritis siswa mengakibatkan hasil belajar siswa juga

rendah. Menurut Brahim (dalam Susanto 2013: 5) mengungkapkan bahwa

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa setelah siswa

mempelajari materi pelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa diketahui

bahwa guru selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan teacher

centered, yaitu pembelajaran berpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya

mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi yang disampaikan oleh

guru. Seharusnya pembelajaran matematika yang ideal, yaitu pembelajaran

yang berpusat pada siswa dan dalam pembelajaran matematika anak

dihadapkan pada realitas kehidupan nyata siswa yang memuat permasalahan

matematis.

Salah satu upaya dalam menghadapi permasalahan tersebut dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan

pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru

menghadirkan situasi dunia nyata di kelas dan mendorong siswa untuk

menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam

kehidupan nyata siswa. Kelebihan pendekatan pembelajaran kontekstual

antara lain siswa belajar melalui pengalaman sehari-hari yang diterapkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

dalam materi pelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Selain itu, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual

diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Kemudian dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika,

terutama pada materi perkalian dan pembagian.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka

berpikir tersebut, maka hipotesis tindakan dalam dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, dengan langkah-

langkah sebagai berikut: (1) Relating, (2) Experiencing, (3) Cooperating,

(4) Applying, (5) Transfering.

2. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar

pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

3. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi perkalian dan pembagian siswa kelas III

SD Negeri Karangmloko 1 semester ganjil tahun 2015/2016.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian,

persiapan penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, teknik pengujian instrumen, dan analisis data beserta indikator

keberhasilan. Peneliti membahas kesembilan topik tersebut secara berurutan.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suyadi

(2012: 3) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap suatu kegiatan belajar yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan. Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu kajian sistematik dari upaya untuk

memperbaiki pelaksanaan praktek pendidikan yang dilakukan guru kelas

dengan melakukan suatu tindakan-tindakan dalam pembelajaran

(Wiriaatmadja, 2007: 12). Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto

(dalam Taniredja, 2010: 16) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai

suatu kegiatan pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berupa

tindakan yang dimunculkan dan terjadi di dalam kelas. Suyanto (dalam

Muslicah, 2009: 9) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan suatu

tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik

pembelajaran di kelas. Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

di kelas dengan tujuan untuk meningkatkan praktik dan proses pembelajaran.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan teori

dari model yang diadopsi dari Kemmis dan Mc Tagart (dalam Arikunto,

2010:17). Model Kemmis dan Mc Tagartdapat dilihat pada gambar 3.1.

Rencana Rencana
Tindakan Tindakan

Refleksi Pelaksanaan Pelaksanaan


Siklus I Refleksi Siklus II
Tindakan Tindakan

Observasi / Observasi /
pengumpulan pengumpulan
data data

Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart (Arikunto, 2010: 17)

Berdasarkan gambar 3.1 terlihat bahwa siklus PTK model Kemmis dan Mc

Tagart dimulai dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan

(acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) yang berulang pada

siklus berikutnya.

1. Perencanaan Tindakan (Planning).

Perencanaan tindakan (planning) merupakan tahap awal dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan tindakan (planning)

terdiri dari identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan

pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai pemecahan masalah. Pada

tahap ini, peneliti memfokuskan permasalahan yang diteliti. Kemudian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

peneliti merumuskan permasalahan secara jelas. Tahap selanjutnya adalah

menentukan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan (acting) merupakan implementasi dari tahap

perencanaan tindakan (planning) yang telah dirancang sebelumnya. Dalam

tahap pelaksanaan (acting), peneliti tidak membatasi siklus yang

dilakukan, tetapi peneliti melakukan penelitian dalam 2 siklus dimana

setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Penelitian ini berpedoman pada

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan

tahap pelaksanaan (acting) berlangsung. Dalam tahap pengamatan

(observing), peneliti melakukan pengamatan dan mencatat segala hal yang

diperlukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang telah disusun. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara

objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari

tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas yang sebenarnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi (reflecting) adalah kegiatan evaluasi untuk melihat rencana

dari awal hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan

rencana atau tidak. Refleksi (reflecting) ini bertujuan untuk mengetahui

apakah tindakan yang telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau

tidak. Dalam tahap refleksi ini, peneliti memulai dengan menentukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

apakah tindakan yang dilakukan untuk pemecahan suatu masalah sudah

mencapai tujuan atau belum. Setelah itu, peneliti menentukan atau

mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti

karena permasalahan telah terpecahkan. Selain itu, peneliti juga mencari

tahu sejauh mana tindakan yang dilakukan mampu memperbaiki dan

meningkatkan permasalahan yang diteliti.

B. Setting Penelitian

Setting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tempat,

subjek, objek, dan waktu penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri

Karangmloko 1 yang beralamat di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km 8,5

Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD

Negeri Karangmloko 1 Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, tahun

pelajaran 2015/2016 berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-

laki dan 10 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika. Peningkatan

hasil belajar matematika yang diteliti, yaitu pada kompetensi dasar 1.3

melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

bilangan tiga angka, sedangkan berpikir kritis yang diteliti adalah

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2015/2016 yang dimulai dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai tanggal 30

Oktober 2015. Pengambilan data dilakukan pada akhirbulan Juli melalui

wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1.

C. Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan berbagai hal

yang diperlukan, diantaranya (1) meminta ijin kepada kepala sekolah SD

Negeri Karangmloko 1 untuk melakukan kegiatan penelitian di SD Negeri

Karangmloko 1, (2) melakukan observasi di kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 selama proses pembelajaran matematika untuk memperoleh

gambaran mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, (3)

peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas III untuk mengetahui hasil

belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama pada mata

pelajaran matematika, (4) peneliti mengidentifikasi permasalahan yang

muncul selama proses pembelajaran, yaitu mengenai hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa, (5) peneliti menyusun rencana penelitian

dalam setiap siklus, (6) peneliti membuat gambaran awal mengenai

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III

pada mata pelajaran matematika, (7) peneliti mengkaji standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, serta materi ajar yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

akan digunakan, (8) peneliti menyusun instrumen pembelajaran (silabus,

RPP, LKS, dan instrumen penelitian), (10) peneliti mempersiapkan fasilitas

dan sarana pendukung yang diperlukan kelas dalam kegiatan belajar, dan

(11) peneliti melaksanakan penelitian.

D. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengangkat

permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini

dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan

dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Alokasi waktu tersebut disesuaikan

dengan kebijakan jam pelajaran di sekolah tersebut. Dalam rencana setiap

siklusnya, peneliti melaksanakan sesuai dengan model Kemmis dan Mc

Tagart. Model Kemmis dan Mc Tagart terdiri dari perencanaan tindakan

(planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting) secara berulang pada siklus berikutnya. Langkah

pertama yang dilakukan peneliti setelah diperoleh gambaran keadaan kelas

adalah melaksanakan tindakan kelas siklus I.

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dilakukan untuk mengetahui permasalahan

yang terjadi di kelas melalui observasi dan wawancara dengan guru

kelas. Pada siklus I peneliti melaksanakan selama dua kali pertemuan

yang masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Materi yang diajarkan pada siklus I adalah operasi hitung perkalian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

pembagian. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran, menyusun silabus, menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I pertemuan pertama dan kedua,

bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan

media pembelajaran, dan lembar observasi. Soal evaluasi pada siklus I

berjumlah 5 butir soal essay. Selain menyusun perangkat pembelajaran,

peneliti juga menyusun instrumen penelitian kuesioner berpikir kritis

matematika. Peneliti juga mempersiapkan penilaian untuk validasi

instrumen pembelajaran dan kuesioner. Kemudian, peneliti melakukan

validasi perangkat pembelajaran dengan para ahli, yaitu dosen, dan guru.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan 1

1) Kegiatan Awal

Relating

Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya tentang

kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan

pembagian untuk menggali pemahaman siswa (Contructivism).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru memberikan penjelasan awal mengenai materi

perkalian dan pembagian dengan melalui kegiatan tanya jawab

(Questioning). Kemudian guru memberikan contoh soal perkalian

dan pembagian beserta cara penyelesaiannya menggunakan media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

konkrit, yaitu kelereng (Modelling). Siswa mendapat kesempatan

untuk melakukan percobaan dengan menggunakan media konkrit,

yaitu kelereng dalam menyelesaikan soal perkalian atau pembagian

(Inquiry).

Cooperating

Siswa membentuk 6 kelompok sesuai dengan pentunjuk

guru, yaitu berhitung 1 sampai 6 (Learning Community).

Selanjutnya guru melakukan demonstrasi perkalian dan pembagian

sampai bilangan dua angka dengan menggunakan media blok

dienes kepada siswa, guru memberikan contoh cara penggunaan

media blok dienes dalam perkalian dan pembagian (Modelling).

Setiap kelompok berdiskusi untuk menjawab soal yang di LKS

dengan menggunakan blok dienes (Learning Community).

Applying

Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil

kerja atau jawabannya (Modelling). Selanjutnya guru

mempresentasikan kembali materi tentang perkalian yang hasilnya

dua angka dan pembagian dua angka dengan satu angka

menggunakan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa mengerjakan

soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok (Learning

Community)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi yang

belum dipahami pada pembelajaran hari ini dengan cara tanya jawab

kemudian siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan

tentang pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection.). Siswa

mengerjakan soal evaluasi akhir pembelajaran yang dikerjakan

secara individu (Authentic Assessment).

b) Pertemuan 2

1) Kegitan Awal

Relating

Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran sengan cara

melakukan tanya jawab tentang perkalian dan pembagian dengan

menggunakan kartu bilangan (Questioning).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru melakukan demonstrasi perkalian dan pembagian sampai

bilangan tiga angka dengan menggunakan media blok dienes kepada

siswa. Kemudian guru memberikan contoh soal perkalian yang

hasilnya tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka

menggunakan media blok dienes (Modelling). Dilanjutkan dengan

menjelaskan materi dengan memberikan contoh cara penyelesaian

perkalian dan pembagian bersusun pendek (Inquiry). Guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

mempresentasikan kembali materi selanjutnya dengan memberikan

contoh soal cerita perkalian dan pembagian (Contructivism). Guru

menjelaskan cara menyelesaikan contoh soal cerita perkalian dan

pembagian dengan cara bersusun pendek (Inquiry).

Cooperating

Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk

guru, yaitu berhitung 1 sampai dengan 6. Setiap kelompok

mengerjakan soal cerita yang ada di LKS (Learning Community).

Applying

Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja

atau jawabannya (Modelling). Selanjutnya guru memberikan waktu

kapada para siswa untuk memberikan tanggapan kepada kelompok

yang maju kedepan kelas (Qustioning).

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi

yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini (Questioning).

Siswa dibantu guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran

yang sudah dilakukan (Reflection). Siswa mengerjakan soal evaluasi

yang dikerjakan secara individu (Authentic Assessment).

3. Observasi atau Pengamatan

Setiap pertemuan pada siklus I, peneliti melakukan observasi untuk

mengetahui hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

perkalian dan pembagain. Peneliti melakukan evaluasi setiap akhir

pertemuan pembelajaran. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti juga melakukan pengamatan

selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi untuk

melihat kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti menggunakan camera

handphone untuk mendokumentasikan tindakan yang dilakukan siswa

selama proses pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan evaluasi untuk melihat rencana dari awal

hingga akhir, kendala, dan hal-hal yang perlu ada perubahan rencana atau

tidak. Refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang telah

dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Dalam tahap refleksi ini,

peneliti memulainya dengan menentukan apakah tindakan yang dilakukan

sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau belum. Setelah itu,

peneliti mengambil keputusan untuk melakukan siklus lanjutan atau

berhenti karena permasalahan telah terpecahkan. Apabila hasil pada siklus I

menunjukkan bahwa target pada siklus I belum tercapai, maka perlu

dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II ini

tidah jauh berbeda dengan siklus I. Pada siklus II, peneliti melakukan dua

kali pertemuan dimana dalam satu pertemuan memiliki alokasi waktu 2 x 35


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

menit. Materi yang diajarkan pada siklus II, yaitu operasi hitung perkalian

dan pembagian. Sebelum melakukan siklus II, peneliti mempersiapkan

perangkat pembelajaran, menyusun silabus, menyususn rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II pertemuan pertama dan kedua,

bahan ajar, mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan media

pembelajaran, dan lembar observasi. Soal evaluasi pada siklus II berjumlah

5 butir soal essay. Berikutnya peneliti juga menyiapkan penilaian untuk

validasi instrumen pembelajaran dan kuesioner. Kemudian, peneliti

melakukan validasi perangkat pembelajaran dengan para ahli, yaitu dosen,

kepala sekolah, dan guru kelas.

2. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2

jam pelajaran atau 2 x 35 menit.

a) Pertemuan 1

1) Kegiatan Awal

Relating

Guru melakukan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang

kegiatan sehari-hari yang berhububungan dengan perkalian dan

pembagian (Contructivism).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang

berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Selanjutnya guru memberikan contoh perkalian dan pembagian

beserta cara penyelesainnya dengan menggunakan media konkret,

yaitu kelereng (Modelling). Siswa berkesempatan untuk melakukan

percobaan menggunakan media konkret kelereng dalam

menyelesaikan perkalian dan pembagian (Modelling). Guru

mempresentasikan kembali materi selanjutnya tentang perkalian

yang hasilnya dua angka dan pembagian dua angka dengan satu

angka menggunakan cara bersusun pendek (Inquiry).

Cooperating

Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan

petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6. Guru memberikan contoh

perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes

(Modelling). Setiap perwakilan kelompok mengambil blok dienes

dan mengerjakan soal yang ada di LKS (Learning Community).

Applying

Guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju ke depan

kelas, untuk mempresentasi hasil pekerjaan. Guru dan siswa secara

bersama-sama membahas soal.

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Guru bersama dengan murid membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Siawa mengerjakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

soal evaluasi akhir pertemuan secara individu (Authentic

Assessment).

b) Pertemuan 2

1) Kegiatan Awal

Relating

Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tentang materi

perkalian dan pembagian yang hasilnya dua angka dengan satu angka.

(Questioning).

2) Kegiatan Inti

Experiencing

Guru mendemonstrasikan dengan cara memberikan contoh

perkalian dan pembagian yang hasilnya tiga angka dengan cara

bersusun pendek (Contructivism). Guru memberikan contoh soal

perkalian yang hasilnya sampai tiga angka dan pembagian bilangan

tiga angka dengan menggunakan media blok dienes (Modelling).

Selanjutnya guru mempresentasikan kembali materi dengan

memberikan contoh soal cerita tentang permasalahan sehari-hari

yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism).

Guru menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan

menggunakan kalimat matematika dan cara bersusun pendek

(Inqiuiry).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Cooperating

Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai dengan

petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6.Siswa dengan bimbingan

guru mengerjakan soal yang ada di LKS dengan cara kerja kelompok

(Learning Community). Setelah selesai mengerjakan soal, siswa dan

guru membahas soal latihan tersebut.

Applying

Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.Siswa mengerjakan soal LKS secara berkelompok (Learning

Comunity).

3) Kegiatan Penutup

Transfering

Siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi

yang belum dipahami pada pembelajaran hari ini (Questioning).

Kemudian guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang

sudah dilakukan (Reflection). Siswa mengerjakan soal evaluasi secara

individu (Authentic Assessment).

3. Observasi atau pengamatan

Pada tahap observasi siklus II dilakukan untuk mengetahui hasil

belajar matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian.

Observasi dilakukan dengan cara memberikan soal evaluasi pada akhir

setiap siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui hasil belajar

siswa apakah ada peningkatan atau tidak. Peneliti juga melakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi yang sudah dibuat peneliti untuk melihat kemampuan berpikir

kritis siswa. Peneliti menggunakan camera handphone untuk

mendokumentasikan tindakan yang dilakukan siswa selama proses

pembelajaran.

4. Refleksi

Tahap refleksi ini, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus II.

Kegiatan ini peneliti lakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang

telah dilakukan menunjukkan keberhasilan atau tidak. Kemudian

kegiatan lain yang dilakukan peneliti adalah mengolah data hasil soal

evaluasi pada siklus II yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus

II yang dilakukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah tes dan non-tes. Teknik pengumpulan data

dengan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang

digunakan peneliti berupa soal essay yang diberikan siswa setiap akhir

pembelajaran. Teknik pengumpulan data non-tes yang digunakan peneliti

adalah wawancara, observasi, dan kuesioner. Teknik pengumpulan data non

tes yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai

berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

1. Non Tes

a) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan yang

diwawancarai atau narasumber. Narasumber bisa juga diberikan daftar

pertanyaan terlebih dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain

(Noor, 2011: 138). Menurut Putra (2013: 145), wawancara adalah cara

pengambilan berbagai bahan keterangan yang dilaksanakan dengan

melakukan tanya jawab secara lisan dan berhadapan langsung dengan

yang diwawancarai sesuai tujuan yang telah ditentukan. Putra (2013:

145) juga mengungkapkan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu interview bebas (tidak tersetruktur atau tidak

terpimpin) dan interview terpimpin (terstruktur). Pada penelitian ini,

wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur

dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Wawancara ini

dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas dan permasalahan yang

terjadi selama proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Putra (2013: 146) mengungkapkan bahwa ada lima langkah

dalam menyusun pedoman wawancara, diantaranya:

a) Menentukan tujuan wawancara.

b) Menentukan aspek-aspek yang akan diungkap dalam wawancara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

c) Menentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, terstruktur

atau terbuka.

d) Membuat pertanyaan berstruktur atau bebas.

e) Membuat pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara.

b) Observasi

Observasi merupakan suatu proses melihat, mengamati, dan

mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk mencapai

suatu tujuan tertentu (Herdiansyah, 2013: 131). Menurut Putra (2013:

138), observasi adalah cara mengumpulkan berbagai bahan keterangan

yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena. Sutoyo (2012: 84) mengatakan bahwa pengertian

observasi dibedakan menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan luas.

Dalam arti sempit observasi diartikan sebagai pengamatan langsung

terhadap gejala yang diteliti, sedangkan dalam arti luas observasi

merupakan pengamatan yang dilakukan langsung atau tidak langsung

terhadap suatu objek yang sedang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan jenis observasi langsung untuk mengamati proses kegiatan

pembelajaran di kelas dan dibantu oleh kelompok studi dalam mencatat

hasil observasi. Peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran dan

bertindak sebagai guru. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar perkalian dan pembagian selama proses

pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

c) Kuesioner

Sutoyo (2012: 189) mendefinisikan kuesioner sebagai sejumlah

pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang

berhubungan dengan diri responden. Kuesioner adalah sebuah daftar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden atau orang yang akan

diukur(Putra, 2013:149). Tujuan penggunaan kuesioner dalam proses

pembelajaran adalah memperoleh data mengenai latar belakang siswa

sebagai bahan untuk menganalisis perilaku selama proses pembelajaran.

Kuesioner dalam penelitian ini adalah adalah kuesioner tentang berpikir

kritis. Tahap-tahap yang dilakukan peneliti dalam menyusun kuesioner

adalah merumuskan tujuan, merumuskan kegiatan, menyusun langkah-

langkah, menyusun kisi-kisi, menyusun panduan kuesioner, dan

menyusun alat penilaian.

2. Tes

Mardapi (2008: 67) berpendapat bahwa tes merupakan sejumlah

pertanyaan yang harus diberikan tanggapan, bertujuan untuk mengukur

tingkat kemampuan seseorang. Putra (2013: 110) mengatakan bahwates

adalah salah satu jenis instrumen atau alat yang digunakan untuk menilai,

mengukur, dan mengetahui tentang kemampuan siswa dalam memahami

suatu pelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes yang

berbentuk tes uraian atau (essay test). Menurut Putra (2013: 119), tes

uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang

jawabannya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

secara naratif. Tes dalam penelitian ini dilakukan setiap akhir siklus

(post-test). Tes akhir atau post-test dilaksanakan untuk mengetahui

sejauh mana materi yang diberikan guru dapat dikuasai dengan baik oleh

siswa atau belum. Peneliti mengguakan soal tes bentuk essay atau soal

uraian yang berjumlah 5 soal. Tes dalam penelitian ini diberikan di setiap

akhir siklus I, akhir siklus II dan evaluasi akhir siklus.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

panduan wawancara, lembar pedoman observasi, kuesioner dan soal

evaluasi yang berupa essay.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun oleh peneliti sebelum melakukan

wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Pedoman

wawancara disusun untuk membantu dan mempermudah peneliti dalam

mendapatkan data awal. Pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis

yang dibuat oleh peneliti tersebut menggunkan 6 indikator berpikir kritis

sebagai fokus dalam pedoman wawancara. Enam indikator kemampuan

berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Pemilihan 6 indikator tersebut

disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual.

Pedoman wawancara berpikir kritis yang telah disusun oleh peneliti dapat

dilihat pada tabel 3.1.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Berpikir Kritis

No Indikator Pedoman wawancara

1 Memecahkan Apakah siswa terus berusaha untuk menemukan


masalah jawaban yang benar ketika menemui kesulitan?

Apakah siswa menggunakan cara atau alternatife lain


untuk mengerjakan soal?

Apakah siswa mampu menyelesaikan masalah


dengan cara yang sistematis?

2 Mampu bertanya Seperti apakah bentuk pertanyaan siswa ketika


menemui kesulitan?

3 Membuat kesimpulan Apakah siswa mampu menceritakan materi yang


sudah dipelajari?

Apakah siswa mampu menceritakan proses dalam


mencari jawaban?

4 Menganalisis Apakah siswa suka berdiskusi ketika bekerja dalam


argumen. kelompok?

5 Menjawab Apakah siswa memikirkan kebenaran jawaban


pertanyaan terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari
guru?

6 Keterampilan Apakah siswa senang mengkoreksi jawaban terlebih


mengevaluasi dan dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari guru?
menilai hasil dari
pengamatan Apakah siswa senang melakukan pembuktian
jawaban dengan menggunakan media pembelajaran?

Berikut ini meripakan pedoman wawancara proses pembelajaran.

Pedoman wawancara tersebut digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai proses pembelajaran di kelas III SD Negeri Karangmloko 1

khususnya pada mata pelajaran matematika. Pedoman wawancara yang

sudah dibuat dapat dilihat pada tabel 3.2.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Proses Pembelajaran

No Garis Besar Pertanyaan Wawancara


1 Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran matematika di kelas III?
2 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas III?
3 Apakah selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran matematika?
4 Apakah siswa diajak untuk melakukan percobaan dengan media yang
digunakan pada saat pelajaran matematika?
5 Apakah siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran matematika?
6 Apa yang membuat siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran
matematika?
7 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika?
8 Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah pada mata pelajaran
matematika?
9 Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang digunakan untuk
mengatasi rendahnya hasil belajar siswa?
10 Apakah pernah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran
matematika?
11 Bagaimana proses pembelajaran matematika pada materi perkalian dan
pembagian?
12 Apakah dalam pembelajaran matematika materi perkalian dan pembagian nilai
siswa sudah mencapai diatas KKM?
13 Berapa nilai tertinggi dan berapa nilai terendah?

2. Pedoman Observasi

Lembar observasi disusun untuk memperoleh gambaran langsung

tentang kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran

dikelas. Pedoman observasi kemampuan berpikir kritis yang dibuat oleh

peneliti tersebut menggunkan 6 indikator berpikir kritis sebagai fokus

dalam penelitian. Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut

diambil 3 ahli. Pemilihan 6 indikator tersebut disesuaikan dengan

karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Pedoman observasi

yang disusun peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 3.3 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Skala skor


Kemampuan 3 2 1
Berpikir Kritis
1 Menganalisis Sering Jarang Tidak pernah
argumen menganalisis menganalisis menganalisis
argumen ketika argumen ketika argumen ketika
berkerja dalam berkerja dalam berkerja dalam
kelompok kelompok kelompok

2 Mampu Bentuk Bentuk pertanyaan Tidak


bertanya pertanyaan kurang mengajukan
menunjukan menunjukan pertanyaan
kemampuan kemampuan
berpikir kritis berpikir kritis

3 Mampu Jawaban sesuai Jawaban sesuai Jawaban tidak


menjawab dengan dengan sesuai
pertanyaan pertanyaan dan pertanyaan, namun
disertai dengan tanpa disertai
langkah dengan langkah
pengerjaan pengerjaan yang
kurang tepat
4 Memecahkan Memecahkan Memecahkan Penyelesaian
masalah masalah dengan masalah dengan masalah tanpa
langkah yang langkah yang menyertakan
sistematis tanpa sistematis dengan langkah yang
bantuan guru bantuan guru sistematis
5 Menuliskan Kesimpulan Kesimpulan ditulis Tidak
kesimpulan ditulis dengan namun tidak menuliskan
benar sesuai sesuai dengan kesimpulan
dengan materi materi yang telah
yang telah dipelajari
dipelajari
6 Keterampilan Sering Jarang Tidak melakukan
mengevaluasi mengevaluasi dan mengevaluasi dan evaluasi dan
dan menilai menilai hasil menilai hasil menilai hasil
hasil pengematan pengamatan pengamatan
pengamatan

3. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner disusun untuk memperoleh gambaran awal dan

akhir tentang kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam membuat kisi-kisi

lembar kuesioner peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus

penelitian. Pemilihan 6 indikator tersebuat disesuaikan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

karateristik pendekatan pembelajaran kontekstual. Enam indikator

kemampuan berpikir kritis tersebut diambil 3 ahli. Kisi-kisi kuesioner

kemampuan berpikir kritis yang disusun peneliti dapat dilihat pada tebel

berikut ini.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis

Aitem Pernyataan
No Indikator Berpikir Kritis Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1 Menganalisis argumen 6,9 13,15 4
2 Mampu bertanya 7 14 2
3 Mampu menjawab pertanyaan 3 8 2
4 Memecahkan masalah 1,10,16 18,11,19 6
5 Membuat kesimpulan 2 4 2
6 Keterampilan mengevaluasi dan
5,12 17,20 4
menilai hasil dari pengamatan.
Total 20

Penskoran atau pemberian skor pada setiap item pertanyaan

menggunakan pedoman penskoran sebagai berikut:

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner

Pilihan Jawaban Skor


Favorabel Unfavorabel
SS = Sangat Setuju 5 1
S = Setuju 4 2
B = Biasa 3 3
TS = Tidak Setuju 2 4
STS = Sangat Tidak Setuju 1 5

Pedoman penskoran dalam lembar kuesioner ini mengacu pada skala

likert, dimana disetiap item pertanyaan atau pernyataan dengan

menyedikan 5 pilihan jawaban favorable (item positif) dan unfavorable

(item negatif) yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), biasa (B), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

4. Tes Evaluasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis

berupa soal essay. Soal essay terdiri dari 5 soal yang disusun berdasarkan

indikator yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP. Desain kisi-kisi

instrumen penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual

pada mata pelajaran matematika dengan materi operasi hitung perkalian

dan pembagian sebagai berikut:

a) Evaluasi Siklus 1

Pada soal evaluasi siklus 1, peneliti membuat soal essay

sejumlah 5 soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus I

sebagai berikut:

Tabel 3.6 Soal Evaluasi Siklus I

No Indikator Butir Soal No


Soal
1 Melakukan perkalian 1. Selesaikan perkalian 56 16 dengan 1
yang hasilnya tiga angka cara bersusun pendek!
minimal tiga perkalian Jawab:.....................
dengan angka yang
berbeda.
2 Melakukan pembagian 1. Selesaikan pembagian 640 20 2
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek!
minimal tiga pembagian Jawab:.....................
dengan angka yang
berbeda
3 Menyelesaikan soal 1. Pak Sastro mempunyai 12 keranjang 3
cerita yang berkaiatan yang berisi buah jambu. Setiap
dengan perkalian dan keranjang berisi 45 buah jambu.
pembagian Berapa jumlah seluruh buah jambu
yang dimiliki pak Sastro?
Jawab:.....................
2. Ibu mempunyai 540 buah jeruk. Jeruk 4
itu akan dibagikan ke tetangganya
yang berjumlah 12 orang. Tiap-tiap
orang menerima jeruk sama banyak.
Berapa banyak buah jeruk yang akan
diterima tiap-tiap orang?
Jawab:....................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

No Indikator Butir Soal No


Soal
3. Banyak siswa kelas tiga SD Harapan 5
adalah 45 anak. Setiap anak dapat
mengumpulkan 15 perangko bekas.
Berpakah jumlah semua perangko
bekas yang terkumpul?
Jawab:.....................

b) Evaluasi Siklus II

Pada soal evaluasi siklus II, peneliti membuat soal essay

sejumlah lima soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam siklus

II sebagai berikut:

Tabel 3.7 Soal Evaluasi Siklus II

No Indikator Butir Soal No


Soal
1 Melakukan pembagian 1. Selesaikan pembagian 325 25 1
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek!
minimal tiga pembagian Jawab:................
dengan angka yang
berbeda
2 Menyelesaikan soal 1. Pak guru mempunyai 374 buku 2
cerita yang berkaiatan tulis. Buku-buku tulis tersebut akan
dengan perkalian dan dibagikan sama rata ke murid-
pembagian murid kelas tiga yang berjumlah 22
anak. Berapakah jumlah buku tulis
yang akan diterima setiap anaknya?
Jawab:................

2. Ibu Warti membeli 19 kardus yang 3


berisi telur ayam. Setiap satu kardus
berisi 35 butir telur ayam. Berapa
jumlah semua telur ayam yang
dimiliki ibu Warti?
Jawab:................
3. Pak Danu mempunyai 15 gerobak. 4
Setiap satu gerobak dapat
menganggkut 55 buah semangka.
Berapa jumlah semua buah
semangka yang dimiliki pak Danu?
Jawab:...............
4. Putra membeli delapan bungkus 5
permen yang berisi 620 permen.
Permen-permen tersebut akan
dibagikan ke 20 orang temannya
sama banyak. Berapakah jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

No Indikator Butir Soal No


Soal
semua permen yang bisa didapatkan
setiap orangnya?
Jawab:............

c) Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II

Dalam soal evaluasi akhir, peneliti membuat soal essay sejumlah

lima soal. Instrumen yang digunakan peneliti dalam soal evaluasi

akhir sebagai berikut:

Tabel 3.8 Soal Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II

No Indikator Butir Soal No


Soal
1 Melakukan perkalian yang1. Selesaikan perkalian 17 46 1
hasilnya tiga angka dengan cara bersusun pendek!
minimal tiga perkalian Jawab:........................
dengan angka yang
berbeda.
2 Menyelesaikan soal cerita 1. Pak Bejo mempunyai 506 ayam 2
yang berkaiatan dengan petelur. Ayam-ayam petelur
perkalian dan pembagian tersebut akan ditempatkan sama
banyak ke 23 kandang yang sudah
tersedia. Berapa jumlah ayam
petelur di setiap kandangnya?
Jawab:....................
2. Dikebun belakang rumah paman 3
terdapat 28 pohon durian. Setiap
satu pohon durian rata-rata dapat
menghasilkan 33 buah durian.
Berapa jumlah semua buah durian
yang dapat dihasilkan?
Jawab:....................
3. Seorang pedagang mempunyai 22 4
karung ketela. setiap karung berisi
45 buah ketela. Berapa jumlah
buah ketela yang dimiliki
pedagang terebut?
Jawab:.......................
4. Seorang pedagang mempunyai 22 5
karung ketela. setiap karung berisi
45 buah ketela. Berapa jumlah
buah ketela yang dimiliki
pedagang terebut?
Jawab:.......................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Rubik penskoran soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Rubik Penskoran Soal Evaluasi

Skor Kriteria
5 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah
yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) serta jawabannya benar.
4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan langkah-langkah
yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) tetapi jawabannya salah.
3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar, tetapi
tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan,
jawab, jadi).
2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan langkah-
langkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan jawabannya salah.
1 Siswa hanya menuliskan soal kembali.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Pengertian validitas secara umum adalah keadaan yang

menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan dan mampu

mengukur apa yang akan diukur. Menurut Mardapi (2008: 16), validitas

merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai

dengan tujuan penggunaan tes. Validitas terdiri dari tiga jenis, yaitu

sebagai berikut:

a) Validitas Isi

Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen untuk

mengukur isi yang akan diukur (Mardapi, 2008: 16). Validitas isi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah soal evaluasi berbentuk essay.

b) Validitas Konstruk

Validitas konstruk merupakan suatu alat ukur dikatakan valid jika

cocok dengan kontruksi teoritik di mana tes itu dibuat (Surapranata,

2009: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

c) Validitas Rupa (Face Validity)

Validitas Rupa adalah validitas yang menunjukkan apakah alat

ukur atau instrumen penelitian dari segi rupa tapak mengukur apa

yang ingin diukur, validitas ini mengacu pada bentuk dan penampilan

instrumen. Validitas rupa dalam penelitin ini digunakan untuk

perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini

terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar

kerja siswa (LKS), materi ajar, dan kuesioner kemampuan berpikir

kritis. Perangkat pembelajaran yang sudah divalidasi oleh ahli

kemudian direkap untuk dicari skor rata-rata dan kriteria kelayakan

berdasarkan patokan acuan penilaian (PAP) tipe 1. Berikut ini

merupakan tabel kriteria kelayakan validasi yang diadopsi dari

Masidjo (1995).

Tabel 3.10 Kriteria Kelayakan Validasi

Presentase Skor Kriteria


90% - 100% 4,5 5 Sangat layak
80% - 89% 4 4,45 Layak
65% - 79% 3,25 3,95 Cukup layak
55% - 64% 2,75 3,2 Kurang layak
Dibawah 55% 1 2,75 Sangat kurang layak

Uji validitas rupa (face validity) dalam penelitian ini meliputi

perangkat pembelajaran yang berupa silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan materi ajar yang

diujikan melalui expert judgment kepada dosen dan guru kelas.

Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

dibidang Matematika dan validator 3 adalah guru kelas SD Negeri

Karangmloko 1.

Uji validitas perangkat pembelajaran menggunakan Skala Likert

1, 2, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor

4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik. Penilaian yang telah

diberikan dosen dan guru, kemudian dijumlah dan dihitung rata-rata.

Kemudian penentuan kriteria kelayakan hasil validasi berdasarkan

kriteria kelayakan validasi yang terdapat pada tabel 3.10 yang

diadopsi dari masidjo (1995) Hasil validasi silabus yang telah

divalidasi oleh ahli melalui expert judgment yang dapat dilihat pada

tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Validasi Silabus

No Komponen yang Dinilai Validator Rata-


1 2 3 rata
1 Kelengkapan komponen 5 4 5 4,66
silabus
2 Kesesuaian SK, KD, dan 5 4 5 4,66
Indikator
3 Kesesuaian pemilihan 5 4 5 4,66
metode pembelajaran
4 Penggunaan bahasa dan 5 4 5 4,66
tata tulis baku
5 Kesesuaian antara 4 4 4 4
penilaian dengan indikator
yang dirumuskan
Rata-rata 4,8 4 4,8 4,52
Kriteria Sangat Layak Sangat Sangat
layak layak layak

Hasil validasi silabus pada tabel 3.11 dapat diperoleh data

bahwa validator 1 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria sangat

layak. Validator 2 memberikan skor rata-rata 4 pada kriteria layak,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

dan validator 3 memberikan skor rata-rata 4,8 pada kriteria sangat

layak. Rata-rata skor akhir yang diberikan ketiga validator adalah

4,52, yaitu pada kriteria sangat layak. Maka silabus tersebut

termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan dalam

penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) tabel

kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Hasil validasi

selanjutnya yang sudah divalidasi validator adalah rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
I Perumusan indikator
keberhasilan belajar
1 Kejelasan rumusan 5 4 5 4,66
2 Kelengkapan cakupan 5 4 5 4,66
rumusan indicator
3 Kesesuaian dengan 5 4 5 4,66
kompetensi dasar

II Pemilihan dan
pengorganisasian materi
pembelajaran
1 Kesesuaian dengan 5 4 5 4,66
kompetensi yang akan
dicapai
2 Kesesuaian dengan 4 4 4 4
karakteristik peserta didik
3 Keruntutan dan sistematika 5 4 5 4,66
materi
4 Kesesuian materi dengan 5 4 5 4,66
alokasi waktu

III Pemilihan sumber


belajar/metode
pembelajaran
1 Kesesuaian sumber 5 2 5 4
belajar/metode
pembelajaran dengan
standar kompetensi
(tujuan) yang ingin dicapai
2 Kesesuaian sumber 5 4 4 4,33
belajar/metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
pembelajaran dengan
materi pembelajaran
3 Kesesuaian sumber 5 4 5 4,66
belajar/metode
pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
IV Skenario/ Kegiatan
Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan 5 4 5 4,66
metode pembelajaran
dengan kompetensi
(tujuan) pembelajaran
2 Kesesuaian strategi dan 4 4 4 4
metode pembelajaran
dengan materi
pembelajaran.
3 Kesesuaian strategi dan 5 4 4 4,33
metode pembelajaran
dengan karakteristik
peserta didik
V Penilaian hasil belajar
1 Kesesuaian teknik 4 4 5 4.33
penilaian dengan
kompetensi yang ingin
dicapai
2 Kejelasan prosedur 5 4 5 4.66
penilaian (awal, proses
akhir, tindak lanjut)
3 Kelengkapan instrumen 5 4 5 4,66
(soal, rubrik, kunci
jawaban)
VI Penggunaan bahasa tulis
1 Ketepatan ejaan 5 4 5 4,66
2 Ketepatan pilihan kata 5 4 5 4,66
3 Kebakuan struktur kalimat 5 4 5 4,66
4 Bentuk huruf dan angka 5 4 5 4,66
baku
Rata-rata 4,85 3,9 4,8 4,51
Kriteria Sangat Cukup Sangat Sangat
layak layak layak layak

Hasil validasi RPP pada tabel 3.12 dapat diperoleh data bahwa

skor rata-rata perolehan dari validator 1, yaitu 4,85 pada kriteria

sangat layak. Rata-rata skor validator 2, yaitu 3,9 pada kriteria

cukup layak dan skor rata-rata perolehan dari validator 3 adalah 4,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

pada kriteria sangat layak. Perolehan skor rata-rata dari ketiga

validator adalah 4,51, yaitu pada kriteria sangat layak. Dari uraian

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tersebut termasuk dalam kategori sangat layak

untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1

(Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan

validasi dapat dilihat pada tabel 3.10. Selanjutnya, hasil validasi

lembar kerja siswa (LKS) yang dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS)

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata

1 Kelengkapan unsur LKS 5 4 5 4,66


2 Kesesuaian 5 4 5 4,66
indikator/tujuan
pembelajaran dengan LKS
3 Rumusan petunjuk 5 4 5 4,66
pengerjaan LKS sederhana
dan mudah dipahami siswa
4 LKS membantu siswa 5 2 5 4
dalam memahami materi
ajar
5 LKS menunjukkan 5 4 5 4,66
keruntutan kegiatan belajar
6 Tampilan LKS menarik 5 4 5 4,66
dan indah
7 Penggunaan bahasa dan 5 2 5 4
tata tulis baku
Rata-rata 5 3,42 5 4,47
Kriteria Sangat Cukup Sangat Layak
layak layak layak

Hasil validasi LKS pada tabel 3.13 dapat diperoleh data bahwa

skor rata-rata perolehan validator I, yaitu 5 pada kriteria sangat

layak. Dari validator 2 memperoleh skor rata-rata 3,42 pada kriteria

cukup layak dan validator 3 memperoleh skor rata-rata 5 pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

kriteria sangat layak. Berdasarkan ketiga validator diperoleh skor

rata-rata 4,47, yaitu pada kriteria layak. Dari uraian tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa LKS tersebut termasuk dalam kategori

layak untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP

1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel

kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10.

Kemudian hasil validasi materi ajar yang sudah divalidasi

validator dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:

Tabel 3.14 Hasil Validasi Materi Ajar

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
1 Materi ajar dengan 4 2 5 3,66
kompetensi yang akan
dicapai
2 Kesesuaian materi ajar 5 4 4 4,33
dengan karakteristik peserta
didik
3 Materi ajar cakupannya luas 4 4 5 4,33
dan memadai
4 Pengorganisasian materi ajar 5 4 5 4,66
runtut dan sistematik
5 Kesesuaian alokasi waktu 5 4 5 4,66
dengan kesesuaian materi
ajar
6 Penggunaan bahasa dan tata 5 4 5 4,66
tulis baku
Rata-rata 4,66 3,66 4,83 4,38
Kritera Sangat Cukup Sangat Layak
layak layak layak

Dari tabel 3.14 tentang hasil validasi materi ajar dapat diperoleh data

bahwa skor rata-rata yang diperoleh dari validator 1 adalah 4,66 pada

kriteria sangat layak. Skor rata-rata validator 2 adalah 3,66 pada

kriteria cukup layak denganskor rata-rata validator 3 adalah 4,83

pada kriteria sangat layak. Kemudian skor rata-rata dari ketiga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

validator adalah 4,38 yaitu pada kriteria layak. Maka dapat

disimpulkan bahwa materi ajar tersebut termasuk dalam kategori

layak untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1

(Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan

validasi dapat dilihat pada tabel 3.10.

Uji validitas isi kuesioner kemampuan berpikir kritis, diujikan

melalui expert judgment kepada 2 dosen. Validator 1 adalah salah satu

dosen Universitas Sanata Dharma yang ahli dibidang psikologi dan

validator 2 juga merupakan salah satu dosen Universitas Sanata

Dharma dibidang psikologi. Uji validitas ini menggunakan Skala Likert

1, 2, 3, 4 dan 5. Skor 1 berarti kurang sekali, skor 2 berarti kurang, skor

3 berarti cukup, skor 4 berarti baik, dan skor 5 berarti sangat baik.

Penilaian yang telah diberikan dosen dan guru dijumlah dan dihitung

rata-rata. Hasil validasi kuesioner yang telah divalidasi oleh ahli

melalui expert judgment dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Hasil Validasi Kuesioner

Validator Rata-rata
No Soal
1 2
1 4 3 3,5
2 4 5 4,5
3 4 4 4
4 4 5 4,5
5 4 5 4,5
6 4 4 4
7 4 3 3,5
8 4 4 4
9 4 4 4
10 4 3 3,5
11 4 3 3,5
12 2 5 3
13 4 4 4
14 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Validator Rata-rata
No Soal
1 2
15 4 3 3,5
16 4 2 3
17 4 5 4,5
18 4 3 3,5
19 4 2 3
20 2 5 3,5
Rata-rata 3,8 3,8 3,8
Kriteria Cukup layak Cukup layak Cukup layak

Dari tabel 3.15 diperoleh data bahwa skor rata-rata validator 1,

yaitu 3,8 dengan kriteria cukup layak. Skor rata-rata validator 2, yaitu

3,8 dengan kriteria cukup layak. Hasil kedua validator tersebut

diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kriteria cukup layak. Berdasarkan

hasil validasi dari kedua validator tersebut,maka dapat disimpulkan

lembar kuesioner kemampuan berpikir tersebut termasuk dalam

kategori cukup layak untuk digunakan dalam penelitian sesuai

dengan kriteria PAP 1 (Masidjo, 1995: 153) dengan rentang skor 1

sampai 5, tabel kelayakan validasi dapat dilihat pada tabel 3.10.

Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan soal essay

berjumlah 5 soal. Soal essay diujikan melalui expert judgment kepada

dosen dan guru kelas. Validator 1 dan 2 adalah dosen Universitas

Sanata Dharma yang ahli dibidang Matematika dan validator 3 adalah

guru kelas SD Negeri Karangmloko 1.

Hasil validasi soal evaluasi yang sudah divalidasi oleh validator

dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Evaluasi

No Komponen yang Dinilai Skor Validator Rata-


1 2 3 rata
1 Kesesuaian indikator 5 2 5 4
dengan soal
2 Kalimat yang digunakan 5 4 5 4,66
sederhana dan tidak
berlebihan
3 Bahasa jelas, baku, dan 5 4 5 4,66
sederhana
4 Keluasan cakupan soal 4 4 5 4,33
5 Soal tidak menimbulkan 5 4 5 4,66
makna ganda
Rata-rata 4,8 3,6 5 4,56
Kriteria Sangat Cukup Sangat Sangat
layak layak layak layak

Hasil validasi soal evaluasi pada tabel 3.16 diperoleh data bahwa skor

rata-rata validator 1, yaitu 4,8 dengan kriteria sangat layak. Skor rata-

rata validator 2, yaitu 3,6 pada kriteria cukup layak. Skor rata-rata

validator 3, yaitu 5 pada kriteria sangat layak. Dari ketiga validator

tersebut diperoleh skor rata-rata 4,56 yaitu pada kriteria sangat layak.

Berdasarkan hasil validasi dari ketiga validator tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa soal essay termasuk dalam kategori layak untuk

digunakan dalam penelitian sesuai dengan kriteria PAP 1 (Masidjo,

1995: 153) dengan rentang skor 1 sampai 5, tabel kelayakan validasi

dapat dilihat pada tabel 3.10.

Berdasarkan dari hasil validasi perangkat pembelajaran (silabus,

RPP, LKS, materi ajar, dan kuesioner) dan validasi soal essay maka

dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dan soal essay yang

sudah peneliti buat dapat digunakan dalam penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Kedua teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif

digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada mata

pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian.

Analisis data dilakukan untuk membandingkan data kondisi awal sebelum

dilakukan penelitian dengan setelah dilakukan tindakan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

1) Analisis Data Hasil belajar

Hasil belajar siswa dapat diperoleh dari hasil tes evaluasi pada

setiapevaluasi akhir siklus I, evaluasi akhir siklus II dan evaluasi akhir

gabungan siklus I dan siklus II. Soal tes evaluasi berupa soal essay yang

berjumlah 5 butir soal. Perhitungan soal evaluasi setiap siklus dapat

dihitung menggunakan rumus:

a. Menghitung nilai akhir setiap siklus

Nilai evaluasiSiklus I

Nilai evaluasi Siklus II

Nilai evaluasi akhir siklus I dan siklus II atau Evaluasi Akhir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

b. Menghitung nilai rata-rata kelas

c. Perhitungan presentase ketuntasan siswa

Setelah diperoleh data tentang nilai evaluasi siklus I dan siklus II,

tahap selanjutnya adalah membandingkan hasil belajar siswa dari kondisi

awal sebelum dilakukan penelitian dengan hasil belajar siswa pada siklus

I dengan hasil belajar pada siklus II. Perbandingan ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

2) Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis (Kuesioner)

Analisis data dalam kemampuan berpikir kritis, meliputi 6

indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) menganalisis argumen, (2)

mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan

masalah, (5) membuat kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi

dan menilai hasil dari pengamatan. Pemilihan 6 indikator tersebut

disesuaikan dengan karateristik pendekatan pembelajaran konteksuual.

Enam indikator kemampuan berpikir kritis tersebut diambil berdasarkan

dari pendapat 3 ahli. Dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut,

kemudian dibuat kuesioner berjumlah 20 butir pernyataan yang terdiri

dari pernyataan favorable atau pernyataan positif dan unfavorable atau

pernyataan negatif. Analisis data kemampuan berpikir kritis dapat

dihitung dengan menggunakan langkah-langkah berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

a. Menghitung kuesioner kemampuan berpikir kritis yang dibagikan

kepada siswa pada awal sebelum penelitian dan akhir setelah

penelitian menggunakan pedoman penskoran yang sudah dibuat.

Kemudian memasukkan data hasil kuesioner tersebut di microsoft

excel, dan selanjutnya mengelompokkannya berdasarkan indikator.

b. Menghitung jumlah skor berpikir kritis kelas.

Jumlah skor kelas = Menjumlahkan skor siswa dalam satu kelas

c. Menghitung rata-rata skor kelas.

d. Menghitung nilai rata-rata kelas.

e. Menentukan rentang skor kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe

I menurut Masidjo.

Rentang skor kriteria = Persentase setiap kriteria skor maksimal

Tabel 3.17 Penilaian Acuan Patokan I (PAP) I

Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan


90% - 100% Sangat Kritis
80% - 89% Kritis
65% - 79% Cukup Kritis
55% - 79% Tidak Kritis
Dibawah 55% Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.17 diketahui bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir

kritis jika berada pada rentang tingkat penguasaan kompetensi 65% -

79% pada kriteria cukup kritis. Siswa dapat dikatakan memiliki

kemampuan berpikir kritis jika berada pada rentang skor tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

f. Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis.

g. Menghitung persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis

Menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis setiap indikator:

1. Indikator 1 (Menganalisis Argumen)

Dalam indikator 1 (menganalisis argumen) terdapat 4 soal

yang mewakili indikator 1 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 1 dapat dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 4 soal 5 (sangat baik)

= 20

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 1 adalah 20. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 1 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor

tersebut dapat dilihat pada tabel 3.18.

Tabel 3.18 Rentang Skor Indikator 1

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 18 20 Sangat Kritis
80% - 89% 16 17,9 Kritis
65 % - 79% 13 15,9 Cukup Kritis
55% - 64% 11 12,9 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 11 Sangat Tidak Kritis
Dari tabel 3.18 diketahui bahwa pada indikator 1 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh minimal 13 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

2. Indikator 2 (Mampu Bertanya)

Dalam indikator 2 (mampu bertanya) terdapat 2 soal yang

mewakili indikator 2 tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal

dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 2 soal 5 (sangat baik)

= 10

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 2 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.19.

Tabel 3.19 Rentang Skor Indikator 2

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 9 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 8,9 Kritis
65 % - 79% 6,5 7,9 Cukup Kritis
55% - 64% 5,5 6,4 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 5,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.19 diketahui bahwa pada indikator 2 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

3. Indikator 3 (Memecahkan Masalah)

Dalam indikator 3 (memecahkan masalah) terdapat 2 soal

yang mewakili indikator 3 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 2 dapat dihitung dengan cara berikut

Skor maksimal = 2 soal 5 (sangat baik)

= 10

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 2 adalah 10. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 3 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.20.

Tabel 3.20 Rentang Skor Indikator 3

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 9 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 8,9 Kritis
65 % - 79% 6,5 7,9 Cukup Kritis
55% - 64% 5,5 6,4 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 5,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.20 diketahui bahwa pada indikator 3 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

4. Indikator 4 (Memecahkan Masalah)

Dalam indikator 4 (memecahkan masalah) terdapat 6 soal

yang mewakili indikator 4 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 4 dapat dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 6 soal 5 (sangat baik)

= 30

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 4 adalah 30. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 4 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.21.

Tabel 3.21 Rentang Skor Indikator 4

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 27 30 Sangat Kritis
80% - 89% 24 26,9 Kritis
65 % - 79% 19,5 23,9 Cukup Kritis
55% - 64% 16,5 19,9 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 16,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.21 diketahui bahwa pada indikator 4 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 19,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

5. Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)

Dalam indikator 5 (membuat kesimpulan) terdapat 2 soal

yang mewakili indikator 5 tersebut. Untuk mengetahui skor

maksimal dari indikator 5 dapat dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 2 soal 5 (sangat baik)

= 10

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 5 adalah 10. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 5 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.22.

Tabel 3.22 Rentang Skor Indikator 5

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 9 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 8,9 Kritis
65 % - 79% 6,5 7,9 Cukup Kritis
55% - 64% 5,5 6,4 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 5,5 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.22 diketahui bahwa pada indikator 5 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 6,5 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

6. Indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatan).

Dalam indikator 6 (Keterampilan mengevaluasi dan menilai

hasil dari pengamatan) terdapat 4 soal yang mewakili indikator 6

tersebut. Untuk mengetahui skor maksimal dari indikator 6 dapat

dihitung dengan cara berikut:

Skor maksimal = 4 soal 5 (sangat baik)

= 20

Dari data perhitungan skor maksimal yang telah dihitung tersebut,

diketahui bahwa skor maksimal pada indikator 6 adalah 20. Setelah

dikatahui skor maksimal pada indikator 6 selanjutnya peneliti

membuat rentang skor untuk menentukan kriteria berpikir kritis

berdasarkan PAP tipe I (Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor

tersebut dapat dilihat pada tabel 3.23.

Tabel 3.23 Rentang Skor Indikator 6

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 18 20 Sangat Kritis
80% - 89% 16 17,9 Kritis
65 % - 79% 13 15,9 Cukup Kritis
55% - 64% 11 12,9 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 11 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.23 diketahui bahwa pada indikator 6 dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata siswa dapat

memperoleh skor minimal 13 (cukup kritis).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

h. Langkah terakhir dalam analisis data kuesioner adalah menghitung

keseluruhan indikator menggunakan kriteria PAP tipe I.

Tabel 3.24 Rentang Skor Seluruh Indikator

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
90% - 100% 90 100 Sangat Kritis
80% - 89% 80 89 Kritis
65 % - 79% 65 79 Cukup Kritis
55% - 64% 55 64 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 55 Sangat Tidak Kritis

Setelah diketahui rentang skor seluruh indikator, langkah selanjutnya

untuk menghitung nilai kemampuan berpikir kritis menggunakan

rumus sebagai berikut:

Setelah diketahui nilai kemampuan berpikir kritis atau skor

rata-rata kemampuan berpikir kritis, langkah selanjutnya

membandingkan nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator

pada data awal sebelum dilakukan penelitian dengan nilai

kemampuan berpikir kritis setiap indikator data akhir setelah

dilakukan penelitian. Perbandingan ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kontekstual.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

3) Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis (Observasi).

Analisis kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini

menggunakan lembar observasi, yang teerdiri dari 6 indikator sebagai

fokus penelitian, yaitu: (1) Menganalisis argumen, (2) Mampu bertanya,

(3) Mampu menjawab pertanyaan (4) Memecahkan masalah, (5) Membuat

kesimpulan, dan (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatan. Dari 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut

kemudian dibuat lembar observasi. Observasi dimulai dari sebelum

dilakukan tindakan yaitu pada kondisi awal dan selama proses

pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini merupakan langkah-

langkah dalam analisis data observasi:

a. Mendata hasil pengamatan awal sebelum dilakukan penelitian dan

pengamatan selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II.

Memasukkan data hasil kuesioner tersebut di microsoft excel. Kemudian

menjumlahkan skor pengamatan secara keseluruhan setiap indikator.

b. Menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis

Untuk menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis, pertama

harus mengetahui skor maksimal. Skor maksimal dapat dihitung dengan

cara berikut:

Skor maksimal = 3 n (jumlah siswa)

= 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Setelah dikatahui skor maksimal, selanjutnya peneliti membuat rentang

nilai untuk menentukan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I

(Penilaian Acuan Patokan). Rentang skor tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.25.

Tabel 3.25 Rentang Skor Observasi

Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan


90% - 100% 81 90 Sangat Kritis
80% - 89% 72 80 Kritis
65 % - 79% 59 71 Cukup Kritis
55% - 64% 50 58 Tidak Kritis
Dibawah 55% Dibawah 50 Sangat Tidak Kritis

Dari tabel 3.25 diketahui bahwa siswa dapat dikatakan memiliki

kemampuan berpikir kritis jika skor rata-rata yang didapatkan siswa

dapat memperoleh skor minimal 59 (cukup kritis).

c. Menghitung skor rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa setiap

indikator.

d. Setelah diketahui skor rata-rata setiap indikator, langkah selanjutnya

adalah membandingkan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada

siklus I dengan siklus II. Apakah terjadi peningkatan kemampuan

berpikir kritis atau tidak terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

I. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis. Kriteria keberhasilan yang peneliti

buat dapat dilihat pada tabel 3.26.

Tabel 3.26 Target Kriteria Keberhasilan

Variabel Indikator Kondisi Target Akhir Deskriptor


Awal Siklus Siklus
1 2
Hasil Rata-rata kelas 60 70 75 Jumlah nilai seluruh kelas
Belajar jumlah seluruh siswa
Presentase 44.44 % 70% 75% Jumlah seluruh siswa
jumlah siswa mencapai KKM jumlah
yang seluruh siswa 100%
mencapai
KKM
Variabel Indikator Kondisi Target Kondisi Deskriptor
Awal Akhir
Kemam- Nilai 58,17 75 (cukup kritis) Jumlah skor rata-rata kelas
puan kemampuan (Tidak skor maksimal 100
Berpikir berpikir kritis Kritis)
Kritis Presentase 75% Jumlah siswa yang minimal
kemampuan 33,33% cukup kritis jumlah
berpikir kritis seluruh siswa 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

J. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2015/2016. Berikut ini merupakan jadwal penelitian:

Tabel 3.27 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Tahun 2015/2016


Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mart Apr
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016
1 Perijinan dan
melakukan
wawancara di
SD
2 Observasi dan
wawancara
sebelum
penelitian
3 Penyusunan
dan
pengajuan
proposal
4 Persiapan
perangkat
pembelajaran
dan validasi
5 Pelaksanaan
tindakan
6 Pengolahan
data hasil
penelitian
7 Penyeselaian
kelengkapan
penelitian dan
revisi
8 Ujian skripsi
9 Revisi akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan membahas tentang dua hal yaitu hasil penelitian dan

pembahasan yang telah peneliti lakukan.

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar

dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas III SD Negeri Karangmloko

1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual telah dilaksanakan dari tanggal 12

Oktober sampai 30 Oktober 2015, didapatkan hasil penelitian sebagai

berikut:

a) Kondisi Awal Sebelum Penelitian

Kondisi awal sebelum penelitian, peneliti terlebih dahulu

melakukan observasi awal tentang pembelajaran yang dilakukan guru

khususnya pada mata pelajaran matematika. Observasi ini bertujuan

untuk melihat tentang proses pembelajaran di kelas dan kemampuan

berpikir kritis siswa serta memperjelas sekaligus menentukan

indikator-indikator yang akan dicapai dalam penelitian ini. Selanjutnya

peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk

mencari informasi tentang proses pembelajaran di kelas dan

kemampuan berpikir kritis siswa.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Adapun kareteristik siswa kelas III SD Negri Karangmloko 1

berdasarkan dari hasil observasi pada saat pembelajaran matematika,

sebagai berikut: (1) Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru pada

saat pelajaran, (2) Ada beberapa siswa yang mengantuk saat guru

menjelaskan materi, (3) Banyak siswa yang belum bisa menanggapi

pertanyaan yang diberikan oleh guru, (4) Tidak banyak siswa yang

bertanya kepada guru saat diberikan kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum dipahami, (5) Ada beberapa siswa yang

malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kondisi

rendahnya aktivitas belajar siswa pada saat mengikuti kegiatan

pembelajaran pada mata pelajaran matematika berakibat pada

rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Rendahnya kemamuan

berpikir kritis siswa berpengaruh pada rendahnya hasil belajar pada

mata pelajaran matematika.

Hal ini terbukti berdasarkan dari hasil wawancara diperoleh

data hasil belajar siswa pada ujian tengah semester pada tahun ajaran

2014/2015. Diketahui bahwa persentase ketuntasan pada kondisi awal

mencapai 44,44% atau 12 siswa yang dapat mencapai KKM,

sedangkan 55,55% atau 15 siswa belum dapat mencapai KKM. Nilai

rata-rata yang diperoleh siswa adalah 64,51 dengan nilai tertinggi 100

dan nilai terendah adalah 44. Data kondisi awal hasil belajar dapat

dilihat pada (tabel 4.1). Pada awal sebelum melakukan tindakan pada

siklus I, peneliti memberikan kuesioner pada hari Senin, 12 Oktober


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

2015 untuk mendapatkan data awal mengenai kemampuan berpikir

kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Berdasarkan hasil

kuesioner diperoleh nilai awal kemampuan berpikir kritis yaitu 58,17

pada kriteria tidak kritis berdasarkan pada tabel 3.24 yang terdapat

pada bab III. Dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup

kritis 33,33%. Data kondisi awal kemampuan berpikir kritis dapat

dilihat pada (tabel 4.11).

b) Pelaksanaan Siklus I

Penelitian pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dan

siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015. Setiap

pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit.

1) Perencanaan Tindakan

Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan

penelitian tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstaual

atau contextual teaching and learning sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas

III SD Negeri Karangmloko 1 adalah meminta ijin kepada bapak

Sumarno selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karangmloko 1. Kemudian

peneliti menemui guru Kelas III, yaitu Ibu Ratna Indrayanti untuk

meminta ijin melakukan penelitian di kelas III dan sekaligus melakukan

wawancara sebagai langkah awal mengidentifikasi permasalahan yang

terjadi di kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Peneliti merencanakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

waktu untuk melakukan observasi awal sebelum melakukan penelitian.

Setelah melakukan observasi peneliti menemukan permasalahan

tentang proses pembelajaran. Salah satu permasalahan tersebut berupa

rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada mata

pelajaran matematika kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Tahap

perencanaan dalam penelitian ini peneliti menyiapkan perangkat

pembelajaran, perangkat penelitian, dan target yang ditetapkan oleh

peneliti untuk mencapai indikator dari hasil belajar dan indikator

kemampuan berpikir kritis. Perangkat pembelajaran dalam penelitian

ini berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar

kerja siswa (LKS), dan soal evaluasi siklus I. Perangkat pembelajaran

itu kemudian divalidasi oleh dosen dan guru kelas. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus 1 ini dilakukan selama dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu dua jam

pelajaran atau 2 x 35 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan selama dua

jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Setelah selesai melakukan penelitian

pada siklus I dipertemuan berikutnya peneliti memberikan soal evaluasi

akhir siklus I yang berupa soal essay sejumlah lima buah soal. Selain itu

peneliti juga menyusun kuesioner tentang kemampuan berpikir kritis

siswa.

2) Pelaksanaan tindakan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Karangmloko 1

pada tahun pelajaran 2015/2016. SD Negeri Karangmloko 1 beralamat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

di jalan palagan tentara pelajar km 8,5 Sariharjo, Ngaglik, Sleman,

Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III dengan jumlah

siswa 30 yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menitsetiap satu kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober

2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober

2015. Kemudian evaluasi akhir siklus I dilaksanakan pada tanggal 23

Oktober 2015. Adapun kegiatan pembelajaranyang dilakukan pada

siklus I adalah dengan menggunakan lagkah-langkah pendekatan

pembelajaran kontekstual, yaitu (1) Relating, (2) Experiencing, (3)

Cooperating, (4) Applaying, (5) Transfering. Serta menggunakan 7

komponen pendekatan pebelajaran kontekstual meliputi; (1)

Contructivism, (2) Inquiry, (3) Questioning, (4) Learning Community,

(5) Modelling, (6) Reflection, (7) Authentic Assessment.

a) Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015

dengan materi pokok perkalian yang hasilnya dua angka dan

pembagian dua angka. Secara umum pembelajaran yang

dilaksanakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang sudah

dibuat oleh peneliti. Pada pertemuan ini konsep perkalian dan

pembagian diajarkan secara sederhana. Kegiatan pembuka

(Relating) diawali dengan memberikan motivasi kepada siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

dengan cara menyanyikan lagu yang bertujuan untuk memotivasi

belajar siswa. Kegiatan inti (Eksperiencing, Cooperating, Applying)

pembalajaran dilaksanakan dengan memberikan penjelasan awal

mengenai perkalian dan pembagian dengan cara bertanya kepada

siswa. Siapa yang dirumah mempunyai kelereng? (Questioning)

Jika ada 3 wadah kelereng dan setiap wadah berisi 5 kelereng,

berapakah jumlah seluruh kelereng yang dimiliki? Pada kegiatan

ini peneliti melakukan percobaan langsung dengan menggunakan

media kelereng didepan kelas (Contructivism), kemudian peneliti

menunjuk salah satu siswa untuk mempraktekkan secara langsung

dengan menggunakan media kelereng tersebut (Modelling). Melalui

kegiatan tersebut peneliti mengenalkan bahwa perkalian berasal dari

penjumlahan berulang. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 6

kelompok (Learning Community). Peneliti memberikan contoh cara

penggunan media blok dienes dalam operasi hitung perkalian dan

pembagian (Modelling). Kemudian siswa didalam kelompok secara

bersama-sama mencoba mempraktekan cara penggunaan media blok

dienes (Learning Community). Selanjutnya peneliti menjelaskan

perkalian yang hasilnya dua angka dan pembagain dua angka

dengan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa secara berkelompok

berdiskusi mengerjakan soal yang ada di lembar kerja siswa

(Learning Community). Kegiatan akhir (transfering) siswa dengan

bantuan guru bertanya jawab tentang pembelajaran yang sudah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

dilakukan (Reflection). Kemudian secara individu siswa

mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan (Authentic Assessment).

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober

2015. Kegiatan awal (relating) dilakukan dengan cara tanya jawab

mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan pertama

(Questioning). Selanjutnya menggali pemahaman siswa mengenai

perkalian dan pembagian dengan melakukan permainan tanya jawab

menggunakan kartu bilangan (Contructivism). Dalam kegiatan inti

(Experiencing, Cooperating, Applying) peneliti membagi siswa

menjadi 6 kelompok seperti pada pertemuan pertama (Learning

Community). Peneliti menggunakan media blok dienes. Peneliti

memberikan contoh permasalahan tentang perkalian dan pembagian

untuk diselesaikan dengan menggunakan media blok dienes

(Contructivism). Siswa berdiskusi mengerjakan soal yang ada di

lembar kerja siswa (Learning Community). Kegiatan selanjutnya

peneliti memberikan permasalahan sehari-hari (soal cerita) yang

berkaitan dengan perkalian dan pembagian (Contructivism). Peneliti

menjelaskan permasalahan tersebut dengan menggunakan kalimat

matematika, yaitu diketahui, ditanyakan, jawab, dan jadi. Kemudian

pemecahan permasalahan perkalian dan pembagian menggunakan

cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa secara berkelompok

mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa (Learning


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Community). Perwakilan dari setiap kelompok menuliskan hasil dari

mengerjakan soal cerita di papan tulis (Modelling). Peneliti

kemudian mengkonfirmasi jawaban siswa, apakah jawaban yang

dikerjakan siswa sudah bener atau belum. Kegiatan akhir

(transfering) siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil

pembelajaran yang sudah dilakukan (Reflection). Kemudian siswa

mengerjakan soal evaluasi akhir siklus yang dikerjakan secara

individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari (Authentic

Assessment).

3) Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pendekatan pembelajaran

kontekstual. Peningkatan hasil belajar yang diamati adalah pada materi

operasi hitung perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri

Karangmloko 1. Kemampuan berpikir kritis yang diamati meliputi

enam indikator, yaitu: (1) Menganalisis argumen, (2) Mampu bertanya,

(3) Mampu menjawab pertanyaan, (4) Memecahkan masalah, (5)

Membuat kesimpulan, (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai

hasil dari pengamatan. Peningkatan hasil belajar pada siklus I dapat

diamati dari hasilevaluasi akhir siklus I. Kemudian kemampuan

berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil kuesioner yang sudah diisi

oleh siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 sebelum dilakukan

tindakan. Selanjutnya peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

siswa dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 dengan menggunakan lembar

pengamatan kemampuan berpikir kritis yang sudah dibuat oleh peneliti

yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa, data pengamatan siklus I pertemuan 1 dan 2

tersebuat yang akan dijadikan data awal observasi kemampuan berpikir

kritis siswa.

4) Refleksi

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika

di kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Berjalan sesuai dengan rencana

yang telah dipersiapkan. Pada siklus I ini dilaksanakan selama dua kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 13

Oktober 2015 selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Sedangkan

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015

selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Kemudian diakhir penelitian

siklus I peneliti melakukan evaluasi akhir siklus I yang dilaksanakan

pada hari Jumat, 23 Oktober 2015.

Secara keseluruhan aktivitas pembelajaran sudah mengalami

peningkatan dibandingkan dengan kondisi sebelum penelitian, siswa

aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Ketika guru

sedang menjelaskan materi menggunakan media atau lisan siswa sangat

antusias memperhatikan. Pada saat pembelajaran guru juga melakukan

pembelajaran secara berkelompok. Suasana pada saat pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

secara berkelompok berjalan dengan kondusif, karena guru

memberikan poin kepada kelompok-kelompok yang aktif bertanya

maupun menjawab pertanyaan dari guru. Pemberian poin bertujuan

untuk menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Hasil nilai rata-rata peningkatan hasil belajar pada siklus I

diperoleh nilai rata-rata kelas 76,53, peneliti menargetkan kriteria

keberhasilan akhir siklus I adalah 70. Kemudian diperoleh hasil

persentase ketuntasan pada siklus I 73,33% atau sekitar 22 siswa sudah

tuntas dan 26,66% atau sekitar 8 siswa tidak tuntas (tabel 4.2). Dapat

disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar pada siklus I mengalami

peningkatan yang signifikan dari data kondisi awal sebelum dilakukan

penelitian. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1

sudah mengalami peningkatan dan sudah melebihi taget yang peneliti

buat. Akan tetapi peneliti tetap akan melanjutkan ke siklus II dengan

tujuan untuk memantapkan hasil belajar siswa agar menjadi meningkat

lagi, dan dengan dilanjutkan ke siklus II peneliti akan melakukan

perbaikan pembelajaran yang masih kurang baik pada siklus I agar

dapat diperbaiki di siklus II. Kemudian kemampuan berpikir kritis

siswa diharapkan juga akan meningkat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

c) Pelaksanaan Siklus II

Penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015 dan

siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Setiap

pertemuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit.

Kemudian di akhir penelitian siklus I dan siklus II peneliti memberikan

soal evaluasi akhir pada tanggal 28 Oktober 2015. Nilai evaluasi akhir

siklus tersebut yang akan dijadikan data akhir pada suklus II.

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus II ini peneliti menyiapkan

perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan soal evaluasi

siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan selama

dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi

waktu 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Pertemuan kedua juga

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Setelah selesai

melakukan penelitian pada siklus II, kemudian di pertemuan

selanjutnya peneliti melakukan evaluasi akhir siklus II. Selain itu di

akhir siklus II peneliti akan memberikan kuesioner kemampuan

berpikir kritis. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada

siklus II adalah dengan menggunakan lagkah-langkah pendekatan

pembelajaran kontekstual, yaitu (1) Relating, (2) Experiencing, (3)

Cooperating, (4) Applaying, (5) Transfering. Serta menggunakan 7


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

komponen pendekatan pebelajaran kontekstual meliputi; (1)

Contructivism, (2) Inquiry, (3) Questioning, (4) Learning Community,

(5) Modelling, (6) Reflection, (7) Authentic Assessment.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan 1

Pertemuan 1 pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 24

Oktober 2015. Siklus II pertemuan 1 ini peneliti akan

menyampaikan materi yang tidak jauh berbeda dengan siklus I

pertemuan 1, yaitu tentang perkalian yang hasilnya dua angka dan

pembagian dua angka. Kegiatan awal pembelajaran (Relating)

diawali dengan apersepsi yaitu dengan cara menyanyikan lagu untuk

memotivasi belajar siswa. Kegiatan inti pembelajaran

(Experiencing, Cooperating, Applying) diawali dengan membagi

siswa menjadi 6 kelompok. Kemudian guru menghadapkan siswa

pada masalah tentang perkalian dan pembagian yang kemudian akan

diselesaikan dengan menggunakan media konkret kelereng dan

media blok dienes (Contructivism). Dipertemuan sebelumnya pada

siklus I peneliti sudah memberikan contoh bagaimana cara

menggunakan media blok dienes. Peneliti memberikan lembar kerja

siswa untuk dikerjakan secara kelompok (Learning Community).

Selanjutnya peneliti menjelaskan soal perkalian yang hasilnya dua

angka dan pembagain dua angka dengan cara bersusun pendek

(Inquiry). Kegiatan akhir (Transfering) siswa dibantu dengan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah

dilakukan (Reflection). Di akhir pembelajaran peneliti memberikan

soal evaluasi akhir pertemuan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar siswam (Authentic Assessement).

b) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober

2015. Kegiatan awal (Relating) pembalajaran dilakukan dengan

berdoa, kemudian dilanjutkan dengan memberikan motivasi dengan

cara menyanyikan lagu untuk membangkitkan semangat belajar

siswa. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan cara bertanya mengenai

pembelajaran yang dilakukan pada siklus II pertemuan 1

(Questioning), kemudian dilanjutkan dengan bercerita mengenai

kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian

(Contructivism). Kegiatan inti pembelajaran (Experiencing,

Cooperating, Applying) peneliti mendemonstrasikan kembali

perkalian yang hasilnya tiga angka dan pembagian tiga angka

dengan cara bersusun pendek (Inquiry). Siswa dibagi menjadi 6

kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Peneliti selanjutnya

memberikan contoh perkalian dan pembagian menggunakan media

blok dienes, kemudian siswa diminta mencoba mempraktekkan

secara langsung menggunakan media blok dienes tersebut (Learning

Community). Siswa mengerjakan soal yang ada di lembar kerja

siswa dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya (Learning


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Community). Sebelum melanjutkan ke materi selanjutnya peneliti

melakukan tanya jawab tentang operasi hitung perkalian dan

pembagian menggunakan kartu bilangan (Questioning). Peneliti

mempresentasikan kembali materi dengan memberikan contoh soal

cerita tentang permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan

perkalian danpembagian (Contructivism). Selanjutnya peneliti

menjelaskan cara memecahkan soal cerita tersebut dengan

menggunakan kalimat matematika. Siswa secara berkelompok

mengerjakan soal cerita yang ada di lembar kerja siswa (Learning

Community). Kegiatan akhir (Transfering) siswa dengan bimbingan

guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah dilakukan

(Reflection). Kegiatan akhir pembelajran dilakukan dengan

mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan yang dikerjakan secara

individu untuk mengulang materi yang sudah dipelajari (Authentic

Assessment).

3) Pengamatan atau Observasi

Pengamatan atau observasi dilakukan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir siswa melalui

pendekatan pembelajaran kontekstual. Peningkatan hasil belajar yang

diamati adalah tentang operasi hitung perkalian dan pembagian.

Kemampuan berpikir kritis yang diamati meliputi enam indikator,

yaitu: (1) Menganalisis argumen, (2) Mampu bertanya, (3) Mampu

menjawab pertanyaan, (4) Memecahkan masalah, (5) Membuat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

kesimpulan, (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatan. Peningkatan nilai hasil belajar pada siklus II dilihat dari

soal evaluasi siklus II dan soal evaluasi akhir siklus I dan II. Sedangkan

peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dari hasil

kuesioner akhir. Kemudian hasil observasi peningkatan kemampuan

berpikir kritis selama proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil

pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah peneliti buat

yang dimulai dari pertemuan 1 dan pertemuan 2, hasil observasi siklus

II tersebuat yang dijadikan data akhir observasi. Proses pembelajaran

secara keseluruhan siswa aktif mengikuti pembelajaran, siswa sangat

aktif bertanya ataupun menjawab ketika peneliti memberikan

pertanyaan atau ketika peneliti sedang menjelaskan materi.

4) Refleksi

Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik. Siklus

II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan 1

dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2015. Siklus II pertemuan 2

dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2015. Setiap pertemuan

dilaksanakan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Kegiatan

pembelajaran pada siklus II siswa sangat antusis dalam menerima

pembelajaran, pada saat guru sedang menjelaskan materi siswa terlihat

mendengarkan dan memperhatikan akan tetapi masih ada beberapa

siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada siklus II ini

siswa sangat aktif bertanya dan menjawab pada saat guru menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

materi atau pada saat guru memberikan pertanyaan. Terlihat juga siswa

sangat senang pada saat pembelajaran berkelompok, karena pada saat

pembelajaran berkelompok guru menjelaskan materi tentang perkalian

dan pembagian menggunakan media pembelajaran sehingga siswa

sangat antusias mempraktekkan penggunaan media pembelajaran

tersebut. Guru juga memberikan poin kepada kelompok yang aktif

dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Ditengah-

tengah pembelajaran pada siklus II ini peneliti memberikan sebuah

permain melalui tanya jawab menggunakan kartu bilangan tentang

perkalian dan pembagian.

Perolehan hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan. Pada

siklus I rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa 76,53 dan

persentase siswa tuntas mencapai 73,33%. Perolehan rata-rata pada

siklus II meningkat yaitu mencapai 79,6 dengan terget 75 dan diperoleh

persentase ketuntasan siswa mencapai 80% atau 24 siswa tuntas

dengan target 80% (tabel 4.3). Dapat disimpulakan bahwa hasil

pencapaian yang diinginkan oleh peneliti pada siklus II sudah tercapai,

akan tetapi peneliti tetap memberikan soal evaluasi akhir siklus I dan

siklus IIyang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2015 dengan

tujuan untuk memantapkan peningkatan hasil belajar yang diperoleh

siswa pada akhir siklus. Kemudian hasil evluasi akhir siklus I dan

siklus II tersebut yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus II.

Perolehan nilai rata-rata pada akhir siklus I dan siklus II mencapai 87,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

dengan terget disiklus II adalah 75. Dengan persentase ketuntasan

mencapai 86,66% atau sekitar 26 siswa tuntas dan 13,33% tidak tuntas

atau sekitar 4 siswa (tabel 4.4). Kemudian berdasarkan data akhir

kuesioner diperoleh nilai 79,36 pada kriteria cukup kritis,

berdasarkan pada tabel 3.24 yang terdapat pada bab III. Dengan

persentase siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33% (tabel

4.19).

2. Hasil Belajar

a) Data Kondisi Awal

Data kondisi awal hasil belajar diperoleh dari hasil ujian tengah

semester tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran matematika

materi operasi hitung perkalian dan pembagian. Data hasil ujian tengah

semester dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil Ujian Tengah Semester 2014/2015

No Uraian Hasil
1 KKM 60
2 Nilai Rata-Rata 64,51
3 Nilai Tertinggi 100
4 Nilai Terendah 44
5 Tuntas 12 siswa (44,44%)
6 Tidak Tuntas 15 siswa (55,55%)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa KKM (kriteria ketuntasan

minimal) yang ditetapkan di SD Negeri Karangmloko 1 adalah 60.

Berdasarkan ujian tengah semester 2014/2015 diperoleh hasil bahwa

nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah

adalah 44 dengan nilai rata-rata 64,51. Sedangkan persentase


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

ketuntasan siswa ada 12 siswa atau 44,44% dari 27 siswa kelas III SD

Negeri Karangmloko 1 yang dapat mencapai KKM atau sudah tuntas.

Sedangkan ada 15 atau 55,55% siswa yang belum mencapai KKM

atau tidak tuntas.

b) Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada siklus I

Data hasil belajar pada siklus I didapatkan dari nilai soal evaluasi

akhir siklus I dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 70.

Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual materi

operasi hitung perkalian dan pembagian. Diperoleh data peningkatan

hasil belajar siswa pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


1 NM 70 100 Tuntas
2 AP 70 60 Tidak tuntas
3 AFA 70 40 Tidak tuntas
4 CYS 70 52 Tidak tuntas
5 DA 70 84 Tuntas
6 DS 70 68 Tidak tuntas
7 EAKD 70 52 Tidak tuntas
8 GD 70 72 Tuntas
9 HAK 70 80 Tuntas
10 IAM 70 72 Tuntas
11 IAP 70 76 Tuntas
12 JAF 70 76 Tuntas
13 LPAP 70 72 Tuntas
14 MKP 70 84 Tuntas
15 MZCA 70 100 Tuntas
16 MAK 70 100 Tuntas
17 MRA 70 96 Tuntas
18 MYRS 70 84 Tuntas
19 NHN 70 96 Tuntas
20 NKB 70 100 Tuntas
21 RPWN 70 88 Tuntas
22 RBK 70 64 Tidak tuntas
23 RQP 70 76 Tuntas
24 RIF 70 48 Tidak tuntas
25 VNC 70 72 Tuntas
26 YNL 70 40 Tidak tuntas
27 ZRM 70 72 Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


28 AKA 70 76 Tuntas
29 FAIA 70 96 Tuntas
30 AP 70 100 Tuntas
Jumlah 2296
Rata-rata 76,53
Persentase ketuntasan 73,33 %
Persentase tidak tuntas 26,66 %

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil perhitungan peningkatan hasil

belajar pada siklus I diperoleh rata-rata 76,53 dengan target yang

ditetapkan oleh peneliti adalah 70. Dari hasil perhitungan persentase

ketuntasan siswa ada 22 siswa atau 73,33% tuntas dan ada 8 siswa

atau 26,66% tidak tuntas dengan target persentase ketuntasan pada

siklus I adalah 70%. Data hasil rata-rata pada siklus I sudah

mencapai target yang sudah ditetapkan oleh peneliti, tetapi peneliti

tetap melanjutkan ke siklus II yang bertujuan untuk memantapkan

peningkatan hasil belajar siswa.

c) Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

Data peningkatan hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


1 NM 75 96 Tuntas
2 AP 75 80 Tuntas
3 AFA 75 40 Tidak tuntas
4 CYS 75 76 Tuntas
5 DA 75 76 Tuntas
6 DS 75 64 Tidak tuntas
7 EAKD 75 84 Tuntas
8 GD 75 100 Tuntas
9 HAK 75 80 Tuntas
10 IAM 75 96 Tuntas
11 IAP 75 84 Tuntas
12 JAF 75 80 Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


13 LPAP 75 88 Tuntas
14 MKP 75 80 Tuntas
15 MZCA 75 88 Tuntas
16 MAK 75 92 Tuntas
17 MRA 75 88 Tuntas
18 MYRS 75 72 Tuntas
19 NHN 75 84 Tuntas
20 NKB 75 84 Tuntas
21 RPWN 75 82 Tuntas
22 RBK 75 68 Tidak tuntas
23 RQP 75 68 Tidak tuntas
24 RIF 75 56 Tidak tuntas
25 VNC 75 82 Tuntas
26 YNL 75 48 Tidak tuntas
27 ZRM 75 76 Tuntas
28 AKA 75 96 Tuntas
29 FAIA 75 80 Tuntas
30 AP 75 100 Tuntas
Jumlah 2388
Rata-rata 79,6
Persentase ketuntasan 80%
Persentase tidak tuntas 20%

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil perhitungan peningkatan

hasil belajar pada siklus II diperoleh rata-rata 79,6 dengan tagert

75. Dari hasil perhitungan persentase ketuntasan siswa, ada 80%

atau 24 siswa tuntas dengan target yang ditetapkan oleh peneliti

adalah 80%, dan ada 6 siswa atau 20% tidak tuntas atau belum

mencapai KKM yang ditetapkan oleh peneliti.

d) Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus

Hasil nilai evaluasi yang sudah dilaksanakan pada siklus I

dan siklus II sudah mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti.

Kemudian diakhir penelitian ini peneliti memberikan soal evaluasi

akhir gabungan siklus I dan siklus II dengan tujuan untuk

memantapkan hasil belajar siswa dan hasil evaluasi akhir siklus


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

tersebut yang akan dijadikan sebagai hasil akhir pada siklus II.

Berikut ini merupakan data peningkatan hasil belajar pada akhir

siklus:

Tabel 4.4 Data Peningkatan Hasil Belajar Evaluasi Akhir Siklus

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


1 NM 75 100 Tuntas
2 AP 75 92 Tuntas
3 AFA 75 76 Tuntas
4 CYS 75 68 Tidak tuntas
5 DA 75 88 Tuntas
6 DS 75 88 Tuntas
7 EAKD 75 92 Tuntas
8 GD 75 100 Tuntas
9 HAK 75 80 Tuntas
10 IAM 75 84 Tuntas
11 IAP 75 96 Tuntas
12 JAF 75 96 Tuntas
13 LPAP 75 80 Tuntas
14 MKP 75 88 Tuntas
15 MZCA 75 100 Tuntas
16 MAK 75 100 Tuntas
17 MRA 75 100 Tuntas
18 MYRS 75 76 Tuntas
19 NHN 75 88 Tuntas
20 NKB 75 100 Tuntas
21 RPWN 75 92 Tuntas
22 RBK 75 68 Tidak tuntas
23 RQP 75 60 Tidak tuntas
24 RIF 75 80 Tuntas
25 VNC 75 88 Tuntas
26 YNL 75 60 Tidak tuntas
27 ZRM 75 80 Tuntas
28 AKA 75 100 Tuntas
29 FAIA 75 96 Tuntas
30 AP 75 100 Tuntas
Jumlah 2616
Rata-rata 87,2
Persentase ketuntasan 86,66%
Persentase tidak tuntas 13,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh hasil perhitungan evaluasi akhir

siklus I dan II diperoleh rata-rata 87,2 dengan target yang

ditetapkan oleh peneliti adalah 75. Dari hasil perhitungan

persentase ketuntasan siswa ada 26 siswa atau 86,66% tuntas atau

mencapai KKM dan ada 4 siswa atau 13,33% tidak tuntas atau

belum mencapai KKM. Hasil nilai evauasi akhir siklus tersebut

yang akan dijadikan data akhir penelitian pada siklus II.

3. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Kuesioner kemampuan berpikir kritis

1) Data awal hasil kuesioner

Data awal kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan dari

hasil kuesioner yang diberikan kepada siswa kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 yang berjumlah 30 sebelum dilakukan penelitian

yaitu pada hari Senin, 12 Oktober 2015. Penentuan kriteria

kemampuan berpikir kritis setiap indikator berdasarkan tabel

kriteria kemampuan berpikir kritis setiap indikator yang terdapat

pada bab III. Berikut merupkan data kondisi kemampuan berpikir

kritis awal, yaitu sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

a) Indikator 1 (Menganalisis Argumen)

Tabel 4.5 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 1

No Nama No Soal Skor Kriteria


6 9 13 15
1 NM 3 4 3 4 14 Cukup kritis
2 AP 2 1 2 1 6 Sangat tidak kritis
3 AFA 3 3 4 1 11 Tidak kritis
4 CYS 2 3 1 2 8 Sangat tidak kritis
5 DA 3 4 3 3 13 Cukup kritis
6 DS 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
7 EAKD 4 1 1 2 8 Sangat tidak kritis
8 GD 3 2 4 2 11 Tidak kritis
9 HAK 2 3 2 1 8 Sangat tidak kritis
10 IAM 5 3 3 4 15 Cukup kritis
11 IAP 4 5 3 2 14 Cukup kritis
12 JAF 5 3 3 4 15 Cukup kritis
13 LPAP 3 1 1 2 7 Sangat tidak kritis
14 MKP 2 2 1 2 7 Sangat tidak kritis
15 MZCA 3 4 2 2 11 Tidak kritis
16 MAK 4 4 3 1 13 Cukup kritis
17 MRA 3 4 3 4 14 Cukup kritis
18 MYRS 4 3 1 2 10 Sangat tidak kritis
19 NHN 2 3 2 4 11 Tidak kritis
20 NKB 3 4 3 2 12 Tidak kritis
21 RPWN 2 2 1 2 7 Sangat tidak kritis
22 RBK 3 3 2 3 11 Tidak kritis
23 RQP 3 3 4 2 12 Tidak kritis
24 RIF 2 3 1 2 8 Sangat tidak kritis
25 VNC 2 4 3 2 11 Tidak kritis
26 YNL 3 3 1 2 9 Sangat tidak kritis
27 ZRM 4 2 2 2 9 Sangat tidak kritis
28 AKA 3 4 3 4 14 Cukup kritis
29 FAIA 3 3 1 2 9 Sangat tidak kritis
30 AP 4 5 2 2 13 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 321
Rata-rata skor kelas 10,70 Sangat tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 53,5 Sangat tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 9
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 30%

Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 1 diperoleh nilai

rata-rata kelas 53,5. Terdapat 9 siswa yang termasuk dalam kriteria

minimal cukup kritis dengan persentase 30% siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

b) Indikator 2 (Mampu Bertanya)

Tabel 4.6 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 2

No Nama No Soal Skor Kriteria


7 14
1 NM 4 5 9 Kritis
2 AP 3 1 4 Sangat tidak kritis
3 AFA 3 2 5 Sangat tidak kritis
4 CYS 4 1 5 Sangat tidak kritis
5 DA 3 2 5 Sangat tidak kritis
6 DS 4 1 5 Sangat tidak kritis
7 EAKD 2 3 5 Sangat tidak kritis
8 GD 3 3 6 Tidak kritis
9 HAK 4 3 7 Cukup kritis
10 IAM 5 3 8 Cukup kritis
11 IAP 4 4 8 Cukup kritis
12 JAF 5 2 7 Cukup kritis
13 LPAP 4 2 6 Tidak kritis
14 MKP 3 3 6 Tidak kritis
15 MZCA 4 2 6 Tidak kritis
16 MAK 4 3 7 Cukup kritis
17 MRA 4 4 8 Kritis
18 MYRS 1 1 2 Sangat tidak kritis
19 NHN 3 5 8 Kritis
20 NKB 4 1 5 Sangat tidak kritis
21 RPWN 3 4 7 Cukup kritis
22 RBK 4 2 6 Tidak kritis
23 RQP 2 4 6 Tidak kritis
24 RIF 5 1 6 Tidak kritis
25 VNC 5 5 10 Sangat kritis
26 YNL 3 3 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 2 6 Tidak kritis
28 AKA 5 4 9 Sangat kritis
29 FAIA 4 2 6 Tidak kritis
30 AP 5 3 8 Kritis
Jumlah skor kelas 192
Rata-rata skor kelas 6,40 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 64 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 12
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 40%

Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 2 diperoleh nilai

rata-rata kelas 64 pada kriteria tidak kritis. Terdapat 12 siswa

yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan

persentase 40% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

c) Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan)

Tabel 4.7 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 3

No Nama No Soal Skor Kriteria


3 8
1 NM 3 5 8 Kritis
2 AP 3 3 6 Tidak kritis
3 AFA 1 2 3 Sangat idak kritis
4 CYS 2 3 5 Sangat tidak kritis
5 DA 4 3 7 Cukup kritis
6 DS 1 3 4 Sangat tidak kritis
7 EAKD 4 4 8 Kritis
8 GD 5 4 9 Sangat kritis
9 HAK 2 1 3 Sangat tidak kritis
10 IAM 3 2 5 Tidak kritis
11 IAP 4 2 6 Tidak kritis
12 JAF 4 4 8 Kritis
13 LPAP 3 2 5 Sangat tidak kritis
14 MKP 1 4 5 Sangat tidak kritis
15 MZCA 5 2 7 Cukup kritis
16 MAK 3 4 7 Cukup kritis
17 MRA 4 4 8 Kritis
18 MYRS 1 3 4 Sangat tidak kritis
19 NHN 4 4 8 Kritis
20 NKB 1 1 2 Sangat tidak kritis
21 RPWN 1 2 3 Sangat tidak kritis
22 RBK 2 1 3 Sangat tidak kritis
23 RQP 2 2 4 Sangat tidak kritis
24 RIF 3 1 4 Sangat tidak kritis
25 VNC 3 2 5 Sangat tidak kritis
26 YNL 1 2 3 Sangat tidak kritis
27 ZRM 1 3 4 Sangat tidak kritis
28 AKA 3 2 5 Sangat tidak kritis
29 FAIA 3 2 5 Sangat tidak kritis
30 AP 4 4 8 Kritis
Jumlah skor kelas 162
Rata-rata skor kelas 5,40 Sangat tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 54 Sangat tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 9
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 30%

Hasil peritungan kuesioner awal pada indikator 3 diperoleh nilai

rata-rata kelas 54 pada kriteria sangat tidak kritis. Terdapat 9

siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan

persentase 30% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

d) Indikator 4 (Memecahkan Masalah)

Tabel 4.8 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 4

No Nama No Soal Skor Kriteria


1 10 16 11 18 19
1 NM 4 5 4 2 3 5 23 Cukup kritis
2 AP 1 3 3 2 2 3 14 Sangat tidak kritis
3 AFA 2 4 2 3 2 2 15 Sangat tidak kritis
4 CYS 2 2 3 1 2 3 13 Sangat tidak kritis
5 DA 4 4 4 3 4 4 23 Cukup kritis
6 DS 4 4 3 1 3 2 17 Tidak kritis
7 EAKD 4 4 4 3 4 3 22 Cukup kritis
8 GD 5 4 4 2 2 4 21 Cukup kritis
9 HAK 3 1 2 2 4 4 16 Sangat tidak kritis
10 IAM 4 5 4 4 2 4 23 Cukup kritis
11 IAP 3 2 3 2 4 2 16 Sangat tidak kritis
12 JAF 4 4 3 3 5 4 24 Kritis
13 LPAP 2 3 4 2 2 3 16 Sangat tidak kritis
14 MKP 2 2 1 1 2 1 9 Sangat tidak kritis
15 MZCA 5 5 4 3 4 3 24 Kritis
16 MAK 5 4 3 4 5 3 24 Kritis
17 MRA 4 4 3 3 4 5 23 Cukup kritis
18 MYRS 2 2 3 2 1 3 13 Sangat tidak kritis
19 NHN 4 4 1 3 5 4 21 Cukup kritis
20 NKB 4 2 4 4 5 3 22 Cukup kritis
21 RPWN 5 2 4 3 2 3 19 Tidak kritis
22 RBK 1 3 4 2 2 3 15 Sangat tidak kritis
23 RQP 3 5 1 2 2 2 15 Sangat tidak kritis
24 RIF 2 4 3 1 2 1 13 Sangat tidak kritis
25 VNC 5 4 3 3 3 4 22 Cukup kritis
26 YNL 4 4 4 1 1 2 16 Sangat tidak kritis
27 ZRM 3 1 3 1 1 2 11 Sangat tidak kritis
28 AKA 4 2 3 3 2 3 17 Tidak kritis
29 FAIA 2 2 4 1 1 3 13 Sangat tidak kritis
30 AP 4 4 3 5 3 4 23 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 543
Rata-rata skor kelas 18,10 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 60,33 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 13
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 43,33%
Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 4 diperoleh nilai

rata-rata kelas 60,33 pada kriteria tidak kritis. Terdapat 13 siswa

yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan

persentase 43,33% siswa yang memiliki kemampuan berpikir

kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

e) Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)

Tabel 4.9 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 5

No Nama No Soal Skor Kriteria


2 4
1 NM 3 4 7 Cukup ritis
2 AP 3 5 8 Kritis
3 AFA 2 3 5 Sangat tidak kritis
4 CYS 1 2 3 Sangat tidak kritis
5 DA 5 3 8 Kritis
6 DS 2 2 4 Sangat tidak kritis
7 EAKD 3 4 7 Cukup kritis
8 GD 4 2 6 Cukup kritis
9 HAK 3 2 5 Sangat tidak kritis
10 IAM 4 3 7 Cukup kritis
11 IAP 3 3 6 Cukup kritis
12 JAF 5 5 10 Sangat Kritis
13 LPAP 3 1 4 Sangat tidak kritis
14 MKP 2 2 4 Sangat tidak kritis
15 MZCA 4 4 8 Kritis
16 MAK 4 4 8 Kritis
17 MRA 3 4 7 Cukup ritis
18 MYRS 1 2 3 Sangat tidak kritis
19 NHN 4 3 7 Cukup kritis
20 NKB 2 2 4 Sangat tidak kritis
21 RPWN 2 3 5 Sangat tidak kritis
22 RBK 3 2 5 Sangat tidak kritis
23 RQP 2 1 3 Sangat tidak kritis
24 RIF 2 2 4 Sangat tidak kritis
25 VNC 4 4 8 Kritis
26 YNL 2 2 4 Sangat tidak kritis
27 ZRM 2 2 4 Sangat tidak kritis
28 AKA 4 4 8 Kritis
29 FAIA 1 2 3 Sangat tidak kritis
30 AP 5 4 9 Kritis
Jumlah skor kelas 174
Rata-rata skor kelas 5,80 Sangat tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 58 Sangat tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 15
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 36,66%

Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 5 diperoleh nilai

rata-rata kelas 58 pada kriteria sangat tidak kritis. Dengan

persentase 30% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

f) Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatan)

Tabel 4.10 Data Kuesioner Kondisi Awal Siswa Indikator 6

No Nama No Soal Skor Kriteria


5 12 17 20
1 NM 3 4 3 5 15 Cukup kritis
2 AP 4 4 1 2 11 Tidak kritis
3 AFA 2 3 2 2 9 Sangat tidak kritis
4 CYS 2 2 2 2 8 Sangat tidak kritis
5 DA 2 2 2 2 8 Sangat tidak kritis
6 DS 3 3 3 2 11 Tidak kritis
7 EAKD 3 4 5 2 14 Cukup kritis
8 GD 2 2 2 4 10 Sangat tidak kritis
9 HAK 3 2 5 3 13 Cukup kritis
10 IAM 5 3 5 3 16 Kritis
11 IAP 5 2 4 4 15 Cukup kritis
12 JAF 4 3 4 4 15 Cukup kritis
13 LPAP 1 4 2 2 9 Sangat tidak kritis
14 MKP 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
15 MZCA 4 4 4 3 15 Cukup kritis
16 MAK 3 4 4 4 15 Cukup kritis
17 MRA 5 4 3 3 15 Cukup kritis
18 MYRS 1 4 1 2 8 Sangat tidak kritis
19 NHN 1 3 5 4 13 Cukup kritis
20 NKB 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
21 RPWN 1 3 2 3 9 Sangat tidak kritis
22 RBK 4 4 4 3 15 Cukup kritis
23 RQP 2 2 2 3 9 Sangat tidak kritis
24 RIF 1 3 1 3 8 Sangat tidak kritis
25 VNC 2 4 4 4 14 Cukup kritis
26 YNL 2 3 2 2 8 Sangat tidak kritis
27 ZRM 4 4 2 2 13 Cukup kritis
28 AKA 5 4 4 4 16 Kritis
29 FAIA 2 1 2 2 7 Sangat tidak kritis
30 AP 3 4 4 4 15 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 354
Rata-rata skor kelas 11,80 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 59 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 15
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 6 diperoleh nilai

rata-rata kelas 59 pada kriteria tidak kritis. Terdapat 15 siswa

yang termasuk dalam kriteria minimal cukup kritis dengan

persentase 50% siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.

Kemudian Peneliti merangkum hasil kuesioner awal

kemampuan berpikir kritis dari indikator 1 sampai dengan 6.

Penentuan kriteria kemampuan berpikir kritis keseluruhan

indikator berdasarkan tabel kriteria kemampuan berpikir kritis

seluruh indikator yang terdapat pada tabel 3.24 pada bab III.

Berikut ini merupakan data skor keseluruhan indikator kondisi

awal kuesioner. Berikut ini merupakan data skor keseluruhan

indikator kondisi awal kuesioner.

Tabel 4.11 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal

No Nama Indikator Jumlah Kriteria


1 2 3 4 5 6
1 NM 14 9 8 23 7 15 76 Cukup ktitis
2 AP 6 4 6 14 8 11 49 Sangat tidak kritis
3 AFA 11 5 3 15 5 9 48 Sangat tidak kritis
4 CYS 8 5 5 13 3 8 42 Sangat tidak kritis
5 DA 13 5 7 23 8 8 64 Tidak kritis
6 DS 10 5 4 17 4 11 51 Tidak kritis
7 EAKD 8 5 8 22 7 14 64 Tidak kritis
8 GD 11 6 9 21 6 10 63 Tidak kritis
9 HAK 8 7 3 16 5 13 52 Sangat tidak kritis
10 IAM 15 8 5 23 7 16 74 Cukup kritis
11 IAP 14 8 6 16 6 15 65 Cukup kritis
12 JAF 15 7 8 24 10 15 79 Cukup kritis
13 LPAP 7 6 5 16 4 9 47 Sangat tidak kritis
14 MKP 7 6 5 9 4 10 41 Sangat tidak kritis
15 MZCA 11 6 7 24 8 15 71 Cukup kritis
16 MAK 13 7 7 24 8 15 74 Cukup kritis
17 MRA 14 8 8 23 7 15 75 Cukup kritis
18 MYRS 10 2 4 13 3 8 40 Sangat tidak kritis
19 NHN 11 8 8 21 7 13 68 Cukup kritis
20 NKB 12 5 2 22 4 10 55 Tidak kritis
21 RPWN 7 7 3 19 5 9 50 Sangat tidak kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

22 RBK 11 6 3 15 5 15 55 Sangat tidak kritis


23 RQP 12 6 4 15 3 9 49 Sangat tidak kritis
24 RIF 8 6 4 13 4 8 43 Sangat tidak kritis
25 VNC 11 10 5 22 8 14 70 Cukup kritis
26 YNL 9 6 3 16 4 8 46 Sangat tidak kritis
27 ZRM 9 6 4 11 4 13 47 Sangat tidak kritis
28 AKA 14 9 5 17 8 16 69 Sangat tidak kritis
29 FAIA 9 6 5 13 3 7 43 Sangat tidak kritis
30 AP 13 8 8 23 9 15 76 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 1745
Rata-rata skor kelas 58,17 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 58,17 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 10
Persentase jumlah siswa minimal cukup 33,33%
kritis

Hasil perhitungan data keseluruhan indikator kuesioner awal

diperoleh jumlah skor kelas 1745, dengan rata-rata skor kelas

58,17 pada kriteria tidak kritis dan nilai rata-rata kelas 58,17

pada kriteria tidak kritis. Terdapat 10 siswa yang termasuk dalam

kriteria minimal cukup kritis dengan persentase 33,33% siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis.

Berikut ini peneliti merangkum nilai kemampuan berpikir

kritis kondisi awal dari indikator 1 sampai 6 dan nilai keseluruhan

dari indikator kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Tabel 4.12 Kondisi Awal Data Kuesioner Berpikir Kritis

No Indikator Nilai Presentase Kriteria


Skor rata-
Berpikir Kritis kemampuan
rata yang
berpikir
dicapai
kritis
1 Menganalisis 53,5 30% Sangat
10,70
argumen tidak kritis
2 Mampu 64 40% Tidak
6,40
bertanya Kritis
3 Mampu 54 30% Sangat
menjawab 5,40 tidak kritis
pertanyaan
4 Memecahkan 60,33 43,33% Tidak
18,10
masalah kritis
5 Membuat 58 36,66% Tidak
5,80
Kesimpulan kritis
6 Ketrampilan 50%
mengevaluasi 59 Tidak
dan menilai 11,80 kritis
hasil dari
pengamatan
Keseluruhan 58,17 33,33% Tidak
58,17
kritis

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh data tentang kondisi awal

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko

1, diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator. Pada

indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan

berpikir kritis, yaitu 53,5 pada kriteria sangat tidak kritis dengan

persentase siswa yang minimal cukup kritis 30%. Indikator 2

mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 64 pada

kriteria tidak kritis, dengan persentase siswa yang minimal

cukup kritis 40%. Indikator 3 mampu menjawab pertanyaan

diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 54 pada kriteria

sangat tidak kritis, dengan persentase siswa yang minimal cukup

kritis 30%. Indikator 4 memecahkan masalah diperoleh nilai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

kemampuan berpikir kritis yaitu 60,33 pada kriteria tidak kritis,

dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 43,33%.

Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan

berpikir kritis yaitu 58 pada kriteria tidak kritis, dengan

persentase siswa yang minimal cukup kritis 36,66% dan Indikator

6 keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatandiperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 59

pada kriteria tidak kritis, dengan persentase siswa yang minimal

cukup kritis 50%. Kemudian dari data keseluruhan menunjukkan

nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 58,17 pada kriteria

tidak kritis dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis

33,33%.

2. Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir

Data kemampuan berpikir kritis akhir, diperoleh dari hasil

kuesioner yang dibagikan kepada siswa kelas III SD Negeri

Karangmloko 1 yang berjumlah 30 pada hari Kamis, 28 Oktober 2015,

diperoleh data sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

a) Indikator 1 (Menganalisis Argumen)

Tabel 4.13 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 1

No Nama No Soal Skor Kriteria


6 9 13 15
1 NM 5 4 4 5 18 Sangat kritis
2 AP 3 4 4 4 15 Cukup kritis
3 AFA 3 2 3 3 11 Tidak kritis
4 CYS 3 3 3 3 12 Tidak kritis
5 DA 4 4 4 5 17 Kritis
6 DS 5 3 4 4 16 Kritis
7 EAKD 5 4 3 4 16 Kritis
8 GD 4 4 4 4 16 Kritis
9 HAK 4 4 5 2 16 Kritis
10 IAM 5 5 4 4 18 Sangat kritis
11 IAP 4 5 5 4 18 Sangat kritis
12 JAF 4 5 3 5 17 Kritis
13 LPAP 5 4 2 5 16 Kritis
14 MKP 3 4 4 4 15 Cukup kritis
15 MZCA 3 5 2 5 15 Cukup kritis
16 MAK 4 5 5 5 19 Sangat kritis
17 MRA 5 4 4 5 18 Sangat kritis
18 MYRS 4 4 3 4 15 Cukup kritis
19 NHN 5 5 4 4 18 Sangat kritis
20 NKB 4 4 5 5 18 Sangat kritis
21 RPWN 5 4 3 4 16 Cukup kritis
22 RBK 3 3 4 2 12 Tidak kritis
23 RQP 5 4 4 5 18 Sangat kritis
24 RIF 3 3 3 3 13 Cukup kritis
25 VNC 5 4 5 5 19 Sangat kritis
26 YNL 3 4 3 2 12 Tidak kritis
27 ZRM 2 3 3 3 11 Tidak kritis
28 AKA 5 5 3 5 18 Sangat kritis
29 FAIA 4 3 4 3 14 Cukup kritis
30 AP 5 5 3 5 18 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 475
Rata-rata skor kelas 15,83 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 79,15 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 25
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 83,33%

Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 1 diperoleh nilai

rata-rata kelas 79,15 pada kriteria cukup kritis. Kemudian

persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai

83,33% atau 25 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

b) Indikator 2 (Mampu Bertanya)

Tabel 4.14 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 2

No Nama No Soal Skor Kriteria


7 14
1 NM 4 5 9 Sangat kritis
2 AP 3 5 8 Kritis
3 AFA 4 4 8 Kritis
4 CYS 4 5 8 Kritis
5 DA 4 4 8 Kritis
6 DS 2 5 7 Cukup kritis
7 EAKD 5 3 8 Kritis
8 GD 5 5 10 Sangat kritis
9 HAK 4 4 8 Kritis
10 IAM 2 5 7 Cukup kritis
11 IAP 4 4 8 Kritis
12 JAF 5 4 9 Sangat kritis
13 LPAP 4 5 9 Sangat kritis
14 MKP 3 5 8 Kritis
15 MZCA 5 5 10 Sangat kritis
16 MAK 5 5 10 Sangat kritis
17 MRA 5 5 10 Cukup kritis
18 MYRS 4 4 8 Kritis
19 NHN 4 5 9 Sangat kritis
20 NKB 5 5 10 Sangat kritis
21 RPWN 4 5 9 Sangat kritis
22 RBK 3 4 7 Cukup kritis
23 RQP 5 4 9 Sangat kritis
24 RIF 3 4 7 Cukup kritis
25 VNC 3 5 8 Kritis
26 YNL 2 4 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 4 8 Kritis
28 AKA 4 4 8 Kritis
29 FAIA 4 3 7 Cukup kritis
30 AP 5 5 10 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 251
Rata-rata skor kelas 8,37 Kritis
Nilai rata-rata kelas 83,7 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 29
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 96,66%

Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 2 diperoleh nilai

rata-rata kelas 83,7 pada kriteria kritis. Kemudian persentase

jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 96,66% atau 29

siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

c) Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan)

Tabel 4.15 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 3

No Nama No Soal Skor Kriteria


3 8
1 NM 5 5 10 Sangat kritis
2 AP 3 5 8 Kritis
3 AFA 3 5 8 Kritis
4 CYS 4 3 7 Cukup kritis
5 DA 5 4 9 Sangat kritis
6 DS 3 5 8 Kritis
7 EAKD 4 5 9 Sangat kritis
8 GD 4 4 8 Kritis
9 HAK 4 3 7 Cukup kritis
10 IAM 4 5 9 Sangat kritis
11 IAP 5 4 9 Sangat kritis
12 JAF 4 5 9 Sangat kritis
13 LPAP 4 5 9 Sangat kritis
14 MKP 5 2 7 Cukup kritis
15 MZCA 3 2 5 Sangat tidak kritis
16 MAK 4 5 9 Sangat kritis
17 MRA 5 4 9 Sangat kritis
18 MYRS 4 4 8 Kritis
19 NHN 5 5 10 Sangat kritis
20 NKB 5 3 8 Kritis
21 RPWN 4 5 9 Sangat kritis
22 RBK 3 5 8 Kritis
23 RQP 4 5 9 Sangat kritis
24 RIF 4 4 8 Kritis
25 VNC 3 4 7 Cukup kritis
26 YNL 4 2 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 3 7 Cukup kritis
28 AKA 3 4 7 Cukup kritis
29 FAIA 4 5 9 Sangat kritis
30 AP 5 5 10 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 246
Rata-rata skor kelas 8,2 Kritis
Nilai rata-rata kelas 82 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 28
Presentase jumlah siswa minimal cukup 93,33%
kritis

Hasil perhitungan kuesioner awal pada indikator 3 diperoleh

nilai rata-rata kelas 82 pada kriteria kritis. Kemudian

persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai

93,33% atau 28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

d) Indikator 4 (Memecahkan Masalah)

Tabel 4.16 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 4

No Nama No Soal Skor Kriteria


1 10 16 11 18 19
1 NM 4 5 4 4 4 5 26 Kritis
2 AP 4 4 3 4 3 3 21 Cukup kritis
3 AFA 3 3 4 3 2 2 17 Tidak kritis
4 CYS 3 3 3 3 3 2 17 Tidak kritis
5 DA 4 3 3 4 2 4 22 Cukup kritis
6 DS 4 2 3 4 3 4 20 Cukup kritis
7 EAKD 4 4 4 3 2 2 `19 Tidak kritis
8 GD 5 5 5 4 4 4 27 Sangat kritis
9 HAK 4 5 4 4 3 4 24 Kritis
10 IAM 4 5 4 4 4 4 25 Kritis
11 IAP 5 5 5 3 2 4 24 Kritis
12 JAF 4 4 4 4 2 3 21 Cukup kritis
13 LPAP 4 4 3 3 2 3 19 Tidak kritis
14 MKP 4 3 4 3 3 4 21 Cukup kritis
15 MZCA 5 4 5 3 4 4 25 Kritis
16 MAK 5 5 4 4 5 5 28 Sangat kritis
17 MRA 4 5 5 3 5 5 27 Sangat kritis
18 MYRS 3 4 5 4 2 3 19 Tidak kritis
19 NHN 4 4 5 4 4 4 25 Kritis
20 NKB 5 5 4 3 4 5 25 Kritis
21 RPWN 5 5 5 4 2 4 25 Kritis
22 RBK 4 4 4 4 2 2 21 Cukup kritis
23 RQP 3 5 5 3 4 4 24 Kritis
24 RIF 2 4 5 3 4 4 22 Cukup kritis
25 VNC 5 5 4 3 3 3 23 Cukup kritis
26 YNL 3 3 3 3 2 2 16 Tidakkritis
27 ZRM 3 4 3 3 2 2 17 Tidak kritis
28 AKA 4 5 5 3 4 3 24 Kritis
29 FAIA 4 5 4 4 4 2 23 Cukup kritis
30 AP 5 4 3 4 5 4 26 Kritis
Jumlah skor kelas 673
Rata-rata skor kelas 22,43 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 74,76 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 23
Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis 76,66%

Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 4 diperoleh nilai

rata-rata kelas 74,76 pada kriteria cukup kritis. Kemudian

persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai

76,66% atau 23 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

e) Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)

Tabel 4.17 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 5

No Nama No Soal Skor Kriteria


2 4
1 NM 4 5 9 Sangat kritis
2 AP 3 4 7 Cukup kritis
3 AFA 4 3 7 Cukup kritis
4 CYS 3 3 6 Tidak kritis
5 DA 4 5 9 Sangat kritis
6 DS 2 3 5 Sangat tidak kritis
7 EAKD 5 4 9 Sangat kritis
8 GD 4 5 9 Sangat kritis
9 HAK 4 4 8 Cukup kritis
10 IAM 4 4 8 Cukup kritis
11 IAP 5 5 10 Sangat kritis
12 JAF 3 5 8 Cukup kritis
13 LPAP 5 5 8 Cukup kritis
14 MKP 4 5 9 Sangat kritis
15 MZCA 4 5 9 Sangat kritis
16 MAK 5 5 10 Sangat kritis
17 MRA 5 4 9 Sangat kritis
18 MYRS 4 5 9 Sangat kritis
19 NHN 4 3 7 Cukup kritis
20 NKB 5 5 10 Sangat kritis
21 RPWN 4 5 9 Sangat kritis
22 RBK 2 3 5 Sangat tidak kritis
23 RQP 4 3 7 Cukup kritis
24 RIF 4 2 6 Tidak kritis
25 VNC 4 4 8 Kritis
26 YNL 4 2 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 2 6 Tidak kritis
28 AKA 4 4 8 Kritis
29 FAIA 3 2 5 Sangat tidak kritis
30 AP 5 4 9 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 235
Rata-rata skor kelas 7,83 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 78,3 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 23
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 76,66%

Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 5 diperoleh nilai

rata-rata kelas 78,3 pada kriteria cukup kritis. Kemudian

persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai

76,66% atau 23 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

f) Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari

pengamatan)

Tabel 4.18 Data Kuesioner Kondisi Akhir Siswa Indikator 6

No Nama No Soal Skor Kriteria


5 12 17 20
1 NM 5 3 4 4 16 Kritis
2 AP 4 4 4 5 17 Kritis
3 AFA 3 3 2 3 11 Tidak kritis
4 CYS 3 4 5 2 14 Cukupkritis
5 DA 4 4 5 3 16 Kritis
6 DS 5 2 3 3 13 Cukup kritis
7 EAKD 4 4 5 5 18 Sangat kritis
8 GD 5 5 4 4 18 Sangat kritis
9 HAK 4 3 4 4 15 Cukup kritis
10 IAM 4 5 3 5 17 Kritis
11 IAP 5 4 5 5 19 Sangat kritis
12 JAF 4 5 4 5 18 Sangat kritis
13 LPAP 3 4 5 4 16 Kritis
14 MKP 4 4 4 4 16 Kritis
15 MZCA 4 4 4 5 17 Kritis
16 MAK 5 5 4 5 19 Sangat kritis
17 MRA 5 5 5 4 19 Sangat kritis
18 MYRS 5 4 4 4 17 Kritis
19 NHN 4 5 5 5 19 Sangat kritis
20 NKB 5 5 5 5 20 Sangat kritis
21 RPWN 5 5 5 5 20 Sangat kritis
22 RBK 3 2 3 2 10 Sangat tidak kritis
23 RQP 5 3 5 5 18 Sangat kritis
24 RIF 4 4 4 5 17 Kritis
25 VNC 4 4 4 5 17 Kritis
26 YNL 4 3 4 4 15 Cukup kritis
27 ZRM 4 4 4 3 15 Cukup kritis
28 AKA 5 4 5 4 18 Sangat kritis
29 FAIA 5 4 4 4 17 Kritis
30 AP 5 5 5 4 19 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 501
Rata-rata skor kelas 16,70 Kritis
Nilai rata-rata kelas 83,5 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 28
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 93,33%

Hasil perhitungan kuesioner akhir pada indikator 6 diperoleh nilai

rata-rata kelas 83,5 pada kriteria kritis. Kemudian persentase


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai 93,33% atau 28

siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.

Kemudian Peneliti merangkum hasil kuesioner akhir

kemampuan berpikir kritis dari indikator 1 sampai dengan

indikator 6. Penentuan kriteria kemampuan berpikir kritis

keseluruhan indikator berdasarkan tabel kriteria kemampuan

berpikir kritis seluruh indikator yang terdapat pada tabel 3.24 pada

bab III. Berikut ini merupakan data skor keseluruhan indikator

kondisi awal kuesioner.

Tabel 4.19 Data Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir

No Nama Indikator Jumlah Kriteria


1 2 3 4 5 6
1 NM 18 9 10 26 9 16 88 Kritis
2 AP 15 8 8 21 7 17 76 Cukup kritis
3 AFA 11 8 8 17 7 11 62 Tidak kritis
4 CYS 12 8 7 17 6 14 64 Tidak kritis
5 DA 17 8 9 22 9 16 81 Kritis
6 DS 16 7 8 20 5 13 69 Cukup kritis
7 EAKD 16 8 9 19 9 18 79 Cukup kritis
8 GD 16 10 8 27 9 18 88 Kritis
9 HAK 20 9 8 27 9 18 78 Cukup kritis
10 IAM 18 7 9 25 8 17 84 Kritis
11 IAP 18 8 9 24 10 19 88 Kritis
12 JAF 17 9 9 21 8 18 82 Kritis
13 LPAP 16 9 7 19 8 16 75 Cukup kritis
14 MKP 15 8 5 21 9 16 74 Cukup kritis
15 MZCA 15 10 9 25 9 17 85 Kritis
16 MAK 19 10 9 28 10 19 95 Sangat kritis
17 MRA 18 10 9 27 9 19 92 Sangat kritis
18 MYRS 15 8 8 19 9 17 76 Cukup kritis
19 NHN 18 9 10 25 7 19 88 Kritis
20 NKB 18 10 8 25 10 20 91 Sangat kritis
21 RPWN 16 9 9 25 9 20 88 Kritis
22 RBK 12 7 8 21 5 10 63 Tidak kritis
23 RQP 18 9 9 24 7 18 85 Kritis
24 RIF 13 7 8 22 6 17 73 Cukup kritis
25 VNC 19 8 7 23 8 17 82 Kritis
26 YNL 12 6 6 16 6 15 61 Tidak kritis
27 ZRM 11 8 7 17 6 15 64 Tidak kritis
28 AKA 18 8 7 24 8 18 83 Kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

29 FAIA 14 7 9 23 5 17 75 Cukup kritis


30 AP 18 10 10 26 9 19 92 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 2381
Rata-rata skor kelas 79,36 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 79,36 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 25
Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis 83,33%

Berdasarkan hasil perhitungan data keseluruhan indikator

kuesioner akhir diperoleh nilai rata-rata kelas 79,36 pada kriteria

cukup kritis. Kemudian persentase jumlah siswa yang minimal

cukup kritis mencapai 83,33% atau 25 siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis.

Berikut ini peneliti merangkum nilai kemampuan berpikir

kritis kondisi akhir dari indikator 1 sampai 6 dan nilai keseluruhan

dari indikator kemampuan berpikir kritis.

Tabel 4.20 Kondisi Akhir Data Kuesioner Berpikir Kritis

No Indikator Berpikir Skor rata- Nilai Presentase Kriteria


Kritis rata yang kemampuan
dicapai berpikir kritis
1 Menganalisis 79,15 83,33% Cukup
15,83
argument Kritis
2 Mampu bertanya 8,37 83,7 96,66% Kritis
3 Mampu menjawab 82 93,33% Kritis
8,2
pertanyaan
4 Memecahkan 74,76 76,66% Cukup
22,43
masalah Kritis
5 Membuat 78,3 76,66% Cukup
7,83
kesimpulan Kritis
6 Keterampilan
mengevaluasi dan 83,5 93,33% Kritis
16,70
menilai hasil dari
pengamatan.
B
Keseluruhan 79,36 83,33% Cukup
79,36
Kritis
erdasarkan tabel 4.20 diperoleh data tentang kondisi akhir

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

1 diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap indikator. Pada

indikator 1 menganalisis argumen diperoleh nilai kemampuan

berpikir kritis, yaitu 79,15 pada kriteria cukup kritis, dengan

persentase siswa yang minimal cukup kritis mencapai 83,33%.

Indikator 2 mampu bertanya diperoleh nilai kemampuan berpikir

kritis, yaitu 83,7 pada kriteria kritis, dengan persentase siswa

yang minimal cukup kritis 96,66%. Indikator 3 mampu menjawab

pertanyaan diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis, yaitu 82

pada kriteria kritis, dengan persentase siswa yang minimal cukup

kritis 93,33%. Indikator 4 memecahkan masalah diperoleh nilai

kemampuan berpikir kritis yaitu 74,76 pada kriteria cukup kritis,

dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 76,66%.

Indikator 5 membuat kesimpulan diperoleh nilai kemampuan

berpikir kritis yaitu 78,3 pada kriteria cukup kritis, dengan

persentase siswa yang minimal cukup kritis 76,66% dan Indikator

6 keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan

diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yaitu 83,5 pada kriteria

kritis, dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis

93,33%. Kemudian dari data keseluruhan menunjukkan nilai

kemampuan berpikir kritis mencapai 79,36 pada kriteria cukup

kritis dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 83,33%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

b. Lembar Pengamatan atau Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

Hasil pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas ini

bertujuan sebagai penguat kemampuan berpikir kritis selain dari hasil

kuesioner. Penentuan kriteria kemampuan berpikir kritis observasi terdapat

pada tabel 3.26 yang terdapat pada bab III.

1) Data Pengamatan atau Observasi Kondisi Awal (Siklus I)

Data pengamatan atau observasi tentang kemampuan berpikir

kritis pada kondisi awal, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.21 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I

No Indikator Berpikir Pertemuan Rata- Kriteria


Kritis 1 2 rata
Skor Kriteria Skor Kriteria skor
1 Menganalisis 54 TK 70 CK 62 CK
argument
2 Mampu bertanya 66 CK 68 CK 67 CK
3 Mampu 58 TK 68 CK 63 CK
menjawab
pertanyaan
4 Memecahkan 49 STK 66 CK 57 TK
masalah
5 Membuat 50 TK 56 TK 53 TK
kesimpulan
6 Keterampilan 56 CK 64 TK 55 TK
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan.

Dari tabel 4.21 diperoleh data berdasarkan hasil observasi siklus I

kemampuan berpikir kritis, diperoleh rata-rata skor setiap indikator.

Indikator 1 diperoleh skor rata-rata 62 pada kriteria cukup kritis.

Indikator 2 diperoleh skor rata-rata 67 pada kriteria cukup kritis.

Indikator 3 diperoleh skor rata-rata 63 pada kriteria cukup kritis.

Indikator 4 diperoleh skor rata-rata 53 pada kriteria tidak kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Indikator 5 diperoleh skor rata-rata 53 pada kriteria tidak kritis dan

indikator 6 diperoleh skor rata-rata 55 pada kriteria tidak kritis.

2) Data Pengamatan atau Observasi Kondisi Akhir (Siklus II)

Data pengamatan atau observasi tentang kemampuan berpikir

kritis pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.22 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II

No Indikator Berpikir Pertemuan Rata- Kriteria


Kritis 1 2 rata
Skor Kriteria Skor Kriteria skor
1 Menganalisis 71 CK 75 CK 73 K
argument
2 Mampu bertanya 73 K 78 K 76 K
3 Mampu 74 K 79 K 77 K
menjawab
pertanyaan
4 Memecahkan 71 CK 77 K 74 K
masalah
5 Membuat 65 CK 70 CK 68 CK
kesimpulan
6 Keterampilan 69 CK 71 CK 70 CK
mengevaluasi dan
menilai hasil dari
pengamatan.

Dari tabel 4.22 Diperoleh data berdasarkan hasil observasi siklus II

kemampuan berpikir kritis, diperoleh jumlah skor rata-rata setiap

indikator. Pada indikator 1 diperoleh skor rata-rata 73 pada kriteria

kritis. Indikator 2 diperoleh skor rata-rata 76 pada kriteria kritis.

Indikator 3 diperoleh skor rata-rata 77 pada kriteria kritis. Indikator 4

diperoleh skor rata-rata 74 pada kriteria kritis. Indikator 5 diperoleh

skor rata-rata 68 pada kriteria cukup kritis dan indikator 6 diperoleh

skor rata-rata 70 pada kriteria cukup kritis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

B. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dimulai dari tanggal 12

Oktober 2015 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2015 berjalan dengan lancar,

sesuai dengan apa yang direncanakan oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini

adalah peningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas

III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan

pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. Pemilihan materi

operasi hitung perkalian dan pembagian dikarenakan berdasarkan hasil

wawancara dengan guru kelas III diperoleh hasil belajar pada materi perkalian

dan pembagian masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil ujian tengah semester

pada tahun ajaran 2014/2015 diketahui bahwa terdapat 44,44% siswa yang

mencapai KKM dan sisanya terdapat 55,55% siswa belum mencapai KKM

yang sudah ditentukan oleh sekolah yaitu 60, dengan nilai rata-rata siswa

mencapai 64,51. Kemudian langkah selanjutnya peneliti mencari standar

kompetensi (SK) dan konpetensi dasar (KD) yang termasuk kedalam materi

operasi hitung perkalian dan pembagian. Berdasarkan masalah yang terjadi

maka peneliti mengambil materi penelitian tentang operasi hitung perkalian

dan pembagian menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual atau

contextual teaching and learning. Kemudian dipilih SK 1. melakukan operasi

hitung bilangan sampai tiga angka dan KD 1.3 melakukan perkalian yang

hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Pemilihan

standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dikarenakan materi tersebut

diajarkan disemester ganjil. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

(PTK) dengan menggunakan 2 siklus dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali

petemuan. Kemudian penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu peningkatan

hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

1. Proses Penerapan Pendekatan kontekstual

Penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep belajar yang

membantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang sedang dipelajari

siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Proses

penerapan pembelajaran kontekstual peneliti menggunakan lima langkah

pendekatan kontekstual (Hamdayama, 2014: 51), yaitu:

a) Relating

Kegiatan relating dalam penelitian ini, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai yaitu tentang operasi hitung perkalian

dan pembagian.

b) Experiencing

Kegiatan experiencing dalam penelitian ini, guru menjelaskan

materi tentang perkalian dan pembagian dengan cara memberikan contoh

permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan permasalahan

matematis. Kemudian guru mendemonstrasikan cara penggunaan media

pembelajaran untuk menjelaskan materi tentang perkalian dan

pembagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

c) Cooperating

Kegiatan cooperating dalam penelitian ini, guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok, kemudian siswa mengerjakan soal yang ada

di LKS (Lembar Kerja Siswa).

d) Applying

Kegiatan applying, siswa mempresentasikan hasil pekerjaan siswa

didepan kelas. Selanjutnyaguru dan siswa secara bersama-sama

membahas hasil pekerjaan.

e) Transfering

Kegiatan transfering dalam penelitian ini, guru membimbing siswa

merangkum atau menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Kemudian

guru memberikan soal evaluasi.

Dalam melakukan penelitian, peneliti menerapkan tujuh komponen

pendekatan pembelajaran kontekstual yang meliputi tujuh komponen utama

(Hosnan, 2014: 369) yaitu sebagai berikut:

a) Kontruktivisme (Contructivism)

Kegiatan kontruktivisme pada penelitian ini, yaitu peneliti

membangun pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu

tentang perkalian dan pembagian. Peneliti melakukan apersepsi dengan

cara bertanya tentang kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan

perkalian dan pembagian. Kemudian peneliti mencoba untuk

menghubungan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi

yang sedang dipelajari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

b) Menemukan (Inquiry)

Pada kegiatan menemukan (Inquiry), peneliti selalu mencoba

memberikan permasalahan sehari-hari yang berhubungan tentang

perkalian dan pembagian. Dari permasalahan tersebuat kemudian siswa

dituntut untuk diarahkan menemukan cara penyelesaian dari

permasalahan.

c) Bertanya (Questioning)

Pada kegiatan bertanya dalam penelitian ini, guru dan siswa

melakukan kegiatan tanya jawab mengenaimateri yang belum dipahami.

Yaitu tentang langkah-langkah penggunaan media pembelajaran, cara

penyelesaian masalah perkalian dan pembagian dengan cara bersusun

pendek dan soal cerita tentang perkalian dan pembagian.

d) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar pada penelitisn ini, Peneliti membagi siswa

menjadi 6 kelompok sesuai dengan petunjuk, yaitu berhitung dari 1

sampai 6. Setiap kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang

ada di LKS. Perwakilan dari setiap kelompok maju kedepan kelas untuk

mempresentasikan hasil jawaban yang sudah dikerjakan.

f) Pemodelan (Modelling)

Pemodelan pada penelitian ini, peneliti menghadirkan media

pembelajaran untuk menyelesaikan masalah tentang perkalian dan

pembagian. Kemudian siswa mencoba untuk mempraktikkan cara

penggunaan media pembelajaran tersebut. Media pembelajaran yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

dimaksud adalah kelereng dan blok dienes. Peneliti memberi pengarahan

dan memperagakan cara yang benar penggunaan media pembelajaran

dalam memecahkan soal tentang perkalian dan pembagian, serta

menjelaskan cara penyelesaian masalah perkalian dan pembagian dengan

cara bersusun pendek dan soal cerita yang berhubungan dengan perkalian

dan pembagian.

g) Refleksi (Reflection)

Kegiatan refleksi pada penelitian ini, guru dan siswa melakukan

tanya jawab, yaitu dengan merefleksikan dengan cara menugaskan siswa

untuk mengkaitkan pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari siswa,

dengan cara bertanya jawab mengenai materi pelajaran yang sudah

dipelajari.

h) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Penilaian nyata pada penelitian ini, Peneliti memberikan soal

evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Pemberian soal evaluasi

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Peningkatan Hasil Belajar

Penelitian pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi

operasi hitung perkalian dan pembagian pada siklus I dilaksanakan pada

hari Selasa, 13 Oktober 2015 dan Sabtu, 17 Oktober 2015. Sedangkan

siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Oktober dan Senin, 26 Oktober

2015. Data peningkatan hasil belajar diperoleh dari nilai rata-rata evaluasi

akhir siklus I dan evaluasi akhir siklus. Menurut Brahim (dalam Susanto,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

2013: 5) berpendapat bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Kemudian

penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang ditulis oleh Erna

Nurmaningsih pada tahun (2009) karena penelitian ini memiliki variabel

sama yaitu tentang hasil belajar.

Peningkatan hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan

dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan penelitian

menggunakan pendekatan kontekstual. Pada kondisi awal sebelum

dilakukan penelitian menunjukkan persentase ketuntasan siswa 44,44%

siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada tahun ajaran 2014/2015

yang dapat mencapai KKM. Sedangkan 55,55% siswa belum mencapai

KKM (Tabel 4.1). Dari data tersebut maka peneliti menggambarkan

persentase pencapaian pada kondisi awal sebelum penelitian sebagai

berikut:

Persentase Pencapaian Kondisi Awal


100%
90%
80%
70%
60% 56,00%
Siswa yang belum mencapai
50% 44,44%
KKM
40% Siswa yang mencapai KKM
30%
20%
10%
0%
Siswa yang mencapai Siswa yang belum
KKM mencapai KKM

Gamber 4.1 Persentase Pencapaian Kondisi Awal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Setelah diketahui data awal tentang hasil belajar siswa kelas III SD

Negeri Karangmloko 1 pada tahun ajaran 2014/2015 masih rendah,

kemudian peneliti melakukan penelitian pada siklus I menggunakan

pendekatan pembelajaran kontekstual. Setelah dilakukan penelitian pada

siklus I menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada

pelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian,

diperoleh nilai rata-rata pada siklus I 76,53 dengan target yang ditetapkan

oleh peneliti adalah 70. Dengan persentase ketuntasan siswa mencapai

73,33% dan 26,66% siswa belum tuntas (Tabel 4.2). Dari data tersebut

dapat dapat digambarkan diagram sebagia berikut:

Hasil Pencapaian Nilai Siklus I

90
76,56
80 70
70
60 Capaian
50
Target
40
30
20
10
0
Target Capaian

Gambar 4.2 Hasil Pencapaian Nilai Siklus I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Persentase Pencapaian Siklus I


100%
90%
80% 70,00% 73,33%
70%
60% Pencapaian siklus I
50%
40% Target pencapaian siklus
30% I
20%
10%
0%
Target Pencapaian

Gambar 4.3 Persentase Pencapaian Siklus I

Berdasarkan gambar 4.2 dan 4.3 diperoleh data bahwa terdapat penigkatan

hasil belajar menggunakan pendekatan kontekstual. Hasil penelitian pada

siklus I dengan menerapkan pendekatan kontekstual, diperoleh nilai rata-

rata 76,53 dengan target pada siklus I dalah 70. Kemudian persentase

pencapaian hasil belajar pada siklus I meningkat menjadi 73,33% dengan

target yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 70% (Tabel 4.2). Dapat

disimpulkan bahwa pencapaian nilai rata-rata hasil belajar dan persentase

hasil belajar pada siklus I sudah mencapai target yang peneliti buat.

Kemudian untuk memantapkan hasil belajar siswa maka peneliti

melanjutkan untuk penelitian di siklus II dengan materi dan langkah-

langkah pembelajaran yang hampir sama pada siklus I. Data yang

diperoleh pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

siswa mencapai 87,2 dengan terget yang ditetapkan oleh peneliti adalah

80. Persentase siswa tuntas mencapai 86,66% atau 26 siswa tuntas dan

terdapat 13,33% atau 4 siswa belum tuntas dengan target yang ditetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

oleh peneliti dalam siklus II adalah 80% siswa tuntas (Tabel 4.4). Dari

uraian diatas dapat digambarkan diagram sebagai berikut:

Hasil Pencapaian Nilai Siklus II

100 87,2
90 75
80
70
60 Capaian
50
40 Target
30
20
10
0
Target Capaian

Gambar 4.4 Hasil Pencapaian Nilai Siklus II

Persentase Pencapaian Siklus II


100%
86,66%
90% 80,00%
80%
70%
60% Pencapaian siklus II
50%
40% Target pencapaian siklus
30% II
20%
10%
0%
Target Pencapaian

Gambar 4.5 Persentase Pencapaian Siklus II

Kemudian peneliti merangkum hasil peningkatan hasil belajar siswa dari

kondisi awal sebelum penelitian, siklus I, dan siklus II. Dapat dilihat pada

tabel 4.23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Tabel 4.23 Data Peningkatan Hasil Belajar

Variabel Indikator Kondisi Siklus I Siklus II


awal Target Capaian Target Capaian
Hasil Rata-rata kelas 64,51 70 76,53 75 87,2
Belajar Persentase
jumlah siswa
yang mencapai 44,44% 70% 73,33% 75% 86,66%
KKM (60)

Dari tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa

kelas III SD Negeri Karangmloko 1 mengalami peningkatan, dari kondisi

awal sebelum dilakukan tindakan nilai rata-rata mencapai 64,51 dengan

persentase ketuntasan siswa 44,44%. Setelah dilakukan tindakan siklus I

nilai rata-rata menjadi 76,53 dengan persentase ketuntasan 73,33%.

Kemudian dilakukan tindakan pada sklus II nilai rata-rata menjadi 87,2

dengan persentase ketuntasan mencapai 86,66%. Berikut ini peneliti akan

menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar

100
87,2
90
80 76,53 75
70
70 64,51
Kondisi Awal
60
Target
50
40 Capaian
30
20
10
0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Gambar 4.6 Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Persentase Pencapaian Hasil Belajar


100%
90% 87%
80% 75,00%
70,00% 73%
70%
60%
50% 44,44% Target
40% Pencapaian
30%
20%
10%
0%
Kondisi awal Siklus I Siklus II

Gambar 4.7 Persentase Pencapaian Hasil Belajar

Dari gambar 4.6 dan 4.7 dapat diketahui bahwa kondisi awal sebelum

dilakukan penelitian mencapai 44,44% dengan rata-rata nilai 64,51,

setelah dilakukan penelitian pada siklus I menggunakan pendekatan

pembelajarankontekstual pada materi operasi hitung perkalian dan

pembagian diperoleh nilai rata-rata pada siklus I mencapai 76,53 dengan

persentase ketuntasan 73,33% siswa tuntas. Dari perolehan hasil belajar

pada siklus I dapat dikatakan berhasil karena hasil yang telah diperoleh

siswa sudah melampaui target yang peneliti harapkan. Namun peneliti

ingin meningkatkan hasil belajar dan memantapkan hasil belajar, maka

peneliti melanjutkan ke siklus II.

Setelah dilanjutkan ke siklus II dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran kontekstual perolehan hasil belajar mengalami peningkatan.

Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 87,2 dengan persentase ketuntasan

mencapai 86,66%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran

pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning pada

pembelajaran matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian

sangat sesuai untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas III SD

Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terbukti dari

perolehan nilai rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan disetiap

siklus mengalami peningkatan secara bertahap. Berdasarkan dari hasil

pencapaian yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

ini berhasil dan peneliti menghentikan penelitian ini sampai siklus II.

3. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini diteliti

menggunakan 2 instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis

yaitu menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Pemberian kuesioner

dilaksanakan selama dua kali, yaitu pada awal sebelum dilakukan

penelitian, yaitu pada tanggal 12 Oktober 2015 dan diakhir setelah

dilakukan penelitian yaitu pada tanggal 30 Oktober 2015. Berdasarkan dari

hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II maka

dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis

kelas III SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini

sejalan dengan pendapat Anggelo (dalam Susanto, 2013: 122), berpikir

kritis adalah menerapkan kegiatan berpikir yang meliputi menganalisis,

mengenal masalah, pemecahan masalah, menyimpulkan serta

mengevaluasi. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

ditulis oleh Nur Prafitriani (2014) dengan variabel yang sama dengan

penelitian ini yaitu berpikir kritis matematika.

Berikut ini merupakan data hasil kuesioner kemampuan berpikir

kritis awal sebelum melakukan penelitian dan akhir setelah dilakukan

penelitian.

Tabel 4.24 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No Indikator Kondisi Kriteria Kondisi Kriteria


Awal Akhir
1 Menganalisis argumen 53,3 Sangat Tidak 79,15 Cukup
Kritis Kritis
2 Mampu bertanya 64 Tidak Kritis 83,7 Kritis
3 Mampu menjawab 54 Sangat tidak 82 Kritis
pertanyaan Kritis
4 Memecahkan masalah 60,3 Tidak Kritis 74,76 Cukup
Kritis
5 Membuat kesimpulan 58 Tidak Kritis 78,3 Kritis
6 Keterampilan 59 Tidak Kritis 83,5 Cukup
mengevaluasi dan menilai Kritis
hasil dari pengamatan.
Keseluruhan 58,17 Tidak Kritis 79,36 Cukup
Kritis

Berdasarkan tabel 4.24 diketahui hasil nilai kuesioner kemampuan berpikir

kritis dari data awal sebelum dilakukan tindakan dan data akhir setelah

dilakukan tindakan mengalami peningkatan. Berikut ini peneliti akan

menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis


90 83,7 82 83,5
79,15 78,3 79,36
80 74,76
70 64
60,3 58 59 58,17
60 53,3 54
50
40
Kondisi Awal
30
Kondisi Akhir
20
10
0

Gambar 4.8 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Berdasarkan gambar 4.8 diperoleh data kuesioner kemampuan

berpikir kritis siswa dari kondisi awal sebelum penelitian dan kondisi akhir

setelah penelitian mengalami peningkatan. Pada indikator 1 data awal

sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 53,3

pada kriteria sangat tidak kritis kemudian setelah dilakukan penelitian

pada indikator 1 meningkat dengan perolehan nilai kemampuan berpikir

kritis 79,15 pada kriteria cukup kitis. Pada indikator 2 data awal sebelum

dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 64 pada

kriteria cukup kritis, sedangkan setelah dilakukan penelitian nilai

kemampuan berpikir kritis pada indikator 2 meningkat menjadi 83,7 pada

kriteria kritis. Kemudian pada indikator 3 data awal sebelum dilakukan

penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 54 pada kriteria sangat

tidak kritis, setelah dilakukan penelitian nilai kemampuan berpikir kritis

pada indikator 3 meningkat menjadi 82 pada kriteria kritis. Pada indikator


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

4 sebelum dilakukan penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis

60,3 pada kriteria tidak kritis kemudian setelah dilakukan penelitian pada

indikator 4 nilai kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 74,76 pada

kriteria cukup kritis. Pada indikator 5 sebelum dilakukan penelitian

diperolehan nilai kemampuan berpikir kritis 58 pada kriteria tidak kritis

setelah dilakukan penelitian indikator 5 meningkat menjadi 78,3 pada

kriteria cukup kritis. Kemudian pada indikator 6 sebelum dilakukan

penelitian diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis 59 pada kriteria tidak

kritis setelah dilakukan penelitian indikator 6 meningkat menjadi 83,36

pada kriteria kritis. Kemudian nilai keseluruhan dari kondisi awal

kemampuan berpikir kritis 58.17 tidak kritis setelah dilakukan penelitian

meningkat menjadi 79,36 yaitu pada kriteria cukup kritis.

Kemudian peneliti merangkum data persentase jumlah siswa yang

minimal cukup kritis, yaitu sebagai berikut

Tabel 4.25 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis

No Indikator Kondisi Awal Kondisi Akhir


1 Menganalisis argumen 30% 83,33%
2 Mampu bertanya 40% 96.66%
3 Mampu menjawab pertanyaan 30% 93,33%
4 Memecahkan masalah 43,33% 76,66%
5 Membuat kesimpulan 36,66% 76,66%
6 Keterampilan mengevaluasi dan 50% 93,33%
menilai hasil dari pengamatan.
Keseluruhan 33,33% 83,33%

Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang

minimal cukup kritis mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

dilakukan penelitian dan kondisi akhir setelah dilakukan penelitian.Berikut

ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.

Persentase Kemampuan Berpikir Kritis


100% 97% 93,33%
93%
90% 83,33% 83,33%
76,66% 76,66%
80%
70%
60% 50%
50% 40,00% 43,33%
36,33% 33,33%
40% 30,00% 30,00% Kondisi Awal
30% Kondisi Akhir
20%
10%
0%

Gambar 4.9 Persentase Jumlah Siswa Yang Minimal Cukup Kritis

Dari gambar 4.9 terlihat bahwa persentase jumlah siswa yang

minimal cukup kritis mengalami peningkatan. Pada indikator 1 kondisi

awal sebelum penelitian persentase jumlah siswa yang minimal cukup

kritis 30% kemudian meningkat pada kondisi akhir menjadi 83,33%. Pada

indikator 2 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 40%

meningkat pada kondisi akhir menjadi 97%. Indikator 3 kondisi awal

jumlah siswa yang minimal cukup kritis 30% meningkat pada kondisi

akhir menjadi 93%. Kemudian pada kondisi indikator 4 diperoleh jumlah

siswa yang minimal cukup kritis 43,33% meningkat pada kondisi akhir

76,66%. Indikator 5 kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis

36,33% meningkat pada kondisi akhir menjadi 76,66%. Pada indikator 6

kondisi awal jumlah siswa yang minimal cukup kritis 50% meningkat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

kondisi akhir menjadi 93,33%. Kemudian keseluruhan kondisi awal

jumlah siswa yang minimal cukup kritis, yaitu 33,33% meningkat pada

kondisi akhir menjadi 83,33%.

Selanjutnya pegambilan data observasi atau pengamatan tentang

kemampuan berpikir kritis dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung,

yaitu pada siklus I dan siklus II. Pengambilan data observasi kemampuan

berpikir kritis bertujuan untuk penguat kemampuan berpikir kritis dari

hasil kuesioner. Observasi pada siklus I dilakukan selama dua kali, yaitu

pada siklus I pertemuan 1 dan siklus I pertemuan 2. Sedangkan observasi

pada siklus II dilakukan selama dua kali, yaitu pada siklus II pertemuan 1

dan Siklus II pertemuan 2. Kemudian hasil observasi pada siklus I

dijadikan data awal kemampuan berpikir kritis dan hasil observasi siklus II

dijadikan data akhir observasi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini

merupakan data observasi kemampuan berpikir kritis:

Tabel 4.26 Data Observasi Kemampuan Berpikir Kritis

No Indikator Kondisi Kriteria Kondisi Kriteria


Awal Akhir
1 Menganalisis argument 62 Cukup Kritis 73 Kritis
2 Mampu bertanya 67 Cukup Kritis 76 Kritis
3 Mampu menjawab pertanyaan 63 Cukup Kritis 77 Kritis
4 Memecahkan masalah 57 Tidak Kritis 74 Kritis
5 Membuat kesimpulan 53 Tidak Kritis 68 Cukup
Kritis
6 Keterampilan mengevaluasi 55 Tidak Kritis 70 Cukup
dan menilai hasil dari Kritis
pengamatan.

Berdasarkan tabel 4.26 diketahui data observasi kemampuan berpikir kritis

awal dan data akhir mengalami peningkatan disetiap indikatornya. Berikut

ini peneliti akan menyajiakan data pencapaian dalam bentuk diagram.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Observasi


90
76 77 74
80 73 70
67 68
70 62 63
57 55
60 53
50
40 Kondisi Awal
30 Kondisi Akhir
20
10
0
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.10 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Observasi)

Berdasarkan gambar 4.10 diperoleh data tentang kemampuan

berpikir kritis berdasarkan observasi. Pada indikator 1 data awal diperoleh

skor 62, yaitu pada kriteria cukup kritis kemudian data akhir pada

indikator 1 meningkat menjadi 73, yaitu pada kriteria kritis. Pada

indikator 2 diperoleh skor 67, yaitu pada kriteria cukup kritis kemudian

perolehan data akhir pada siklus 2 meningkat menjadi 76 pada kriteria

kritis. Kemudian pada indikator 3 diperoleh data skor observasi awal 63

pada kriteria cukup kritis dan kondisi akhir pada indikator 3 diperoleh

skor 77 pada kriteria kritis. Pada indikator 4 data awal observasi diperoleh

skor 57, yaitu pada kriteria tidak kritis dan data akhir pada indikator 4

meningkat menjadi 74 pada kriteria kritis. Sedangkan pada indikator 5

data awal observasi diperoleh skor 53 pada kriteria tidak kritis kemudian

data akhir pada indikator 5 meningkat menjadi 68 pada krteria cukup

kritis. Kemudian data awal pada indikator 6 diperoleh skor 55 pada kriteria

tidak kritis dan data akhir pada indikator 6 meningkat menjadi 70 pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

kriteria cukup kritis. Dari data kuesioner dan observasi tentang

kemampuan berpikir kritis diatas diperoleh hasil bahwa terdapat

peningkatan kemampuan berpikir kritis disetiap indikatornya.

Setelah didapatkan hasil penelitian dan pembahasan, kemudian

dipaparkan hasil perbandingan pencapaian hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis, sebagai berikut:

Tabel 4.27 Perbandingan Pencapaian Penelitian

Variabel Indikator Kondisi Siklus I Siklus II


Awal Target Capaian Target Capaian
Hasil Nilai rata-rata 60 70 76,53 75 87,2
Belajar kelas
Persentase jumlah
siswa yang 44.44 % 70% 73,33% 75% 86,66%
mencapai KKM
Variabel Indikator Kondisi Awal Kondisi Akhir
Kemamp Nilai Kemampuan
uan Berpikir Kritis 58,17 (Tidak Kritis) 79,36 (Cukup Kritis)
Berpikir Persentase 33,33% 83,33%
Kritis kemampuan
berpikir kritis

Dari tabel 4.27 perbandingan pencapai penelitian diatas dapat diambil

kesimpulan bahawa pencapaian nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan

dari kondisi awal 60 kemudian dilakukan penelitian pada siklus I meningkat

menjadi 76,53 dengan target pada siklus I adalah 70. Selanjutnya dilakukan

penelitian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 87,2.

Persentase siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal 44,44%

kemudian meningkat pada siklus I menjadi 73,33% dengan taret pada siklus

I 70% dan siklus II meningkat lagi menjadi 86,6% dengan target pada siklus

II 75%. Selanjutnya didapatkan nilai kemampuan berpikir kritis pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

kondisi awal adalah 58,17 pada kriteria tidak kritis dan pada kondisi akhir

nilai kemampuan berpikir kritis mencapai 79,36 pada kriteria cukup kritis.

Sedangkan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis pada kondisi

awal 33,33% dan pada kondisi akhir mencapai 83,33%. Dapat disimpulkan

bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dari Penelitian ini

membuktikan bahwa hipotesis tentang pendekatan pembelajaran kontekstual

atau contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis materi perkalian dan pembagian siswa kelas III

SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 205/2016.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Bab V ini berisi tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan

saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah

dilaksanakan di SD Negeri Karangmloko 1 tentang penerapan pendekatan

pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam peningkatan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi operasi

hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri Karangmloko 1

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Relating, (2)

Experiencing, (3) Cooperating, (4) Applying, (5) Transfering.

2. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung

perkalian dan pembagian kelas III SD Negeri Karangmloko 1. Hal ini

dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata sebelum dilakukan penelitian,

yaitu 64,51 dengan persentase ketuntasan 44,44%. Setelah dilakukan

penelitian pada siklus I menggunakan pendekatan pembelajaran

kontekstual pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian

mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 76,53 dengan persentase

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

ketuntasan siswa mencapai 73,33%. Kemudian dilanjutkan ke siklus II

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual, hasil belajar

siswa mengalami peningkatan. Pada siklus II rata-rata meningkat menjadi

87,2 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 86,66%.

3. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1.

Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai kemampuan berpikir kritis awal

adalah 58,17 pada kriteria tidak kritis dengan persentase jumlah siswa

yang minimal cukup kritis 33,33%. Pada kondisi akhir nilai kemampuan

berpikir kritis meningkat menjadi 79,36 pada kriteria cukup kritis,

dengan persentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis mencapai

83,33%.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini antara lain:

1. Selama pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual, peneliti mengalami keterbatasan waktu karena

alokasi waktu yang diberikan oleh guru kelas selama satu kali pertemuan

hanya 2 x 35 menit.

2. Semua komponen dari tujuh komponen dalam pendekatan kontekstual

belum terlaksana dengan baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, saran

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Ketika melakukan penelitian, sebaiknya peneliti harus bisa

memanajemen waktu, agar penelitian tersebut dapat dilaksanakan dengan

maksimal.

2. Pemberian motivasi kepada siswa harus ditingkatkan, agar menjadikan

siswa semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. (2007). Memahami Berpikir Kritis. http://ArtikelPendidikanNetwork.


[diakses tanggal 25 Juni 2015]

Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung:


Refika Aditama.

Ahdi, (2013). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembalajaran Matematika


Dengan Pendekatan Kontekstual Di Kelas IV SDN 15 Emberas Tayan Hilir.
Skripsi. Universitas Tanjungpura.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Daryanto & Rahardjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava


Media.

Fajariyah, N. (2008). Cerdas Berhitung Matematika Untuk Kelas III SD/MI.


Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional.

Hamdayama, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Hendriansah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta: PT


Raja Grafindo Indonesia.

Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Hasim, A. (2015). Strategi Kognitif Dalam Proses Pembelajaran. Bandung:


Alfabeta.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran


Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jayanti, S. D. (2014). Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Blok Dienes Terhadap


Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian dan
Pembagian. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Johnson, E. B. (2010). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan


Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media
Utama.

Kunandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Kustandi& Bambang. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia.

Masidja, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.


Yogyakarta: Kanisius.

Muhlisrarni. (2014). Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.


Jakarta: Grafindo Persada.

Munandi, Y. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Muslicah, M. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Nurmaningsih, E. (2009). Peningkatan Kemampuan Perkalian Dan Pembagian


Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas III. Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.

Prafitriani, N. (2015).Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk


meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika pada siswa kelas IVA
SD Negeri Margoyasan. http://eprints.uny,ac.id/2559, 15 Februari 2016.

Putra, S.R. (2013). Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Yogyakarta: Diva
Press.

Siregar & Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.

Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sunaryo, K.W. (2012).Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Surapranata, S. (2009). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interprestasi Hasil


Tes Inplementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Sutoyo, A. (2012). Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyadi. (2012). Buku panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas


(PTK) dan Penelitian tindakan sekolah (PTS). Yogyakarta: Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Taniredja, T. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi


Guru. Bandung: Alfabeta.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Wiriatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

LAMPIRAN 1
SURAT PENELITIAN DAN SURAT
KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

LAMPIRAN 2
VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

LAMPIRAN 3
PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS SIKLUS I
Nama Sekolah : SD NEGERI KARANGMLOKO 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/I
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Siklus dan Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pertemuan Dasar Pokok Waktu Belajar dan
Media Belajar
Siklus I 1.3 Operasi Menjelaskan pengertian 1.3.1 Menjelaskan Tertulis: 2 x 35 Fajariyah,
Pertemuan Melakukan hitung perkalian dan pengertian Mengerjakan Menit Nur dan
1 perkalian perkalian pembagian. perkalian dan soal Evaluasi Triratnawat,
yang hasilnya dan Siswa melakukan pembagian. operasi Defi.2008.Ce
bilangan tiga pembagian percobaan menggunakan 1.3.2 Melakukan hitung rdas
angka dan media konkrit kelereng perkalian yang perkalian dan Berhitung
pembagian untuk menyelesaikan hasilnya dua pembagian. Matematika
bilangan tiga soal perkalian dan angka minimal Untuk Kelas
angka. pembagian tiga perkalian III SD/MI.
Mendemonstrasikan cara dengan angka Jakarta: Pusat
penggunaan media blok yang berbeda. Perbukuan
dienes. 1.3.3 Melakukan Depertemen
Siswa secara pembagian Pendidikan
berkelompok berdiskusi bilangan dua Nasional.
mengerjakan soal yang angka dengan Blok dienes
ada di LKS dengan bilangan satu Kelereng

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

Siklus dan Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pertemuan Dasar Pokok Waktu Belajar dan
Media Belajar
bantuan media blok angka.
dienes. minimal tiga
Perwakilan dari setiap pembagian
kelompok dengan angka
mempresentasikan hasil yang berbeda
kerja atau jawaban
didepan kelas.
Melakukan perkalian
yang hasilnya dua angka
dan pembagian dua
angka dengan satu angka
menggunakan cara
bersusun pendek.
Mengerjakan soal yang
ada di LKS tentang
perkalian dan pembagian
dengan cara bersusun
pendek.
Mengerjakan soal
evaluasi.
Siklus I 1.3 Operasi Siswa melakukan 1.3.1 Melakukan Tertulis: 2 x 35 Fajariyah,
Pertemuan Melakukan hitung permaianan perkalian yang Mengerjakan Menit Nur dan
2 perkalian perkalian menggunakan kartu hasilnya sampai soal Evaluasi Triratnawati,
yang hasilnya dan bilangan mengenai tiga angka operasi Defi.2008.Ce
bilangan tiga pembagian perkalian dan pembagian minimal tiga hitung rdas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

Siklus dan Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pertemuan Dasar Pokok Waktu Belajar dan
Media Belajar
angka dan Siswa melakukan perkalian perkalian dan Berhitung
pembagian percobaan perkalian yang dengan angka pembagian. Matematika
bilangan tiga hasilnya tiga angka dan yang berbeda. Untuk Kelas
angka. pembagian tiga angka 1.3.2 Melakukan III SD/MI.
menggunakan media pembagian Jakarta: Pusat
blok dienes. bilangan tiga Perbukuan
Siswa secara angka minimal Depertemen
berkelompok berdiskusi tiga pembagian Pendidikan
menjawab soal yanga ada dengan angka Nasional.
di LKS dengan bantuan yang berbeda. Blok dienes
media blok dienes 1.3.3 Menyelesaikan Kartu
Perwakilan dari setiap soal cerita yang bilangan
kelompok berkaiatan
mempresentasikan hasil dengan
kerja atau jawaban perkalian dan
didepan kelas. pembagian
Menjelaskan cara
memecahkan soal cerita
tentang permasalahan
sehari-hari yang
berkaitan dengan
perkalian dan
pembagian.
Siswa mengerjakan soal
yang ada di LKS tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Siklus dan Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Sumber
Pertemuan Dasar Pokok Waktu Belajar dan
Media Belajar
soal ceritayang
berhubungan dengan
perkalian dan pembagian
dengan cara bersusun
pendek.
Mengerjakan soal
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I
SIKLUS I PERTEMUAN 1

Sekolah : SD Negeri Karangmoloko 1


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal : Selasa, 13 oktober 2015
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1.3.1 Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian.
1.3.2 Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga
perkalian dengan angka yang berbeda.
1.3.3 Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu
angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian.
2. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal
tiga perkalian dengan angka yang berbeda.
3. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan dua angka dengan
bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang
berbeda.
E. Karakter siswa yang diharapkan
1. Disiplin
2. Berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
F. Materi Pokok
Operasi hitung perkalian dan pembagian (terlampir)
G. Model/Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Model : CTL/ Kontekstual
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan Penugasan
H. Media Pembelajaran
1. Blok dienes
2. Kelereng
I. Sumber Belajar
Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008.Cerdas Berhitung Matematika
Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan
Nasional.
J. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Kegiatan 1. Guru memberi salam kepada siswa. Selamat 5 Menit
Pembuka pagi anak-anak?
2. Guru menunjuk satu siswa untuk memimpin doa.
Anak-anak siapa yang bersedia untuk
memimpin doa?
3. Guru menanyakan kabar siswa dan memeriksa
kehadiran siswa. Bagaimana kabar kalian hari
ini? Siapa yang tidak berangkat hari ini?
Motivasi
4. Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk
memotivasi belajar siswa.
5. Siswa bersama guru mengulas lagu yang
dinyanyikan. Anak-anak, dari lagu yang telah
kita nyanyikan, ada kata-kata apa saja?
Apersepsi
6. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
lagu yang sudah dinyanyikan.
Anak-anak dari lagu yang sudah kita nanyikan
tadi kira-kira kita akan belajar tentang apa?
Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran hari ini.
Kegiatan Eksplorasi 40 menit
Inti 1. Guru memberikan penjelasan awal mengenai
materi perkalian dan pembagian dengan melalui
kegiatan tanya jawab.
2. Guru memberikan contoh soal perkalian dan
pembagian beserta cara penyelesaiannya dengan
menggunakan media konkrit, yaitu kelereng.
3. Siswa mendapat kesempatan untuk melakukan
percobaan dengan menggunakan media konkrit,
yaitu kelereng dalam menyelesaikan soal
perkalian atau pembagian.
Elaborasi
4. Siswa bersama guru membahas kegiatan no 3
dengan memberikan tanggapan atas jawaban
yang diberikan.
5. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai
dengan pentunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai
6.
6. Guru melakukan demonstrasi untuk
memperkenalkan media blok dienes kepada
siswa.
7. Guru memberikan contoh cara penggunaan blok
dienes dalam perkalian dan pembagian.
8. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil blok
dienes sebagai alat untuk membantu
menyelesaikan soal.
9. Siswa secara berkelompok berdiskusi menjawab
soal yang di LKS dengan menggunakan blok
dienes.
10. Setiap kelompok menyelesaikan tugasnya
masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Konfirmasi
11. Perwakilan dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja atau jawaban
didepan kelas.
12. Guru dan siswa secara bersama-sama membahas
soal.
13. Guru mempresentasikan kembali materi
selanjutnya tentang perkalian yang hasilnya dua
angka dan pembagian dua angka dengan satu
angka menggunakan cara bersusun pendek.
14. Siswa mengerjakan soal yang ada di LKS.
15. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru
secara bersama-sama membahas soal.
16. Siswa mendapatkan kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum dipahami pada
pembelajaran hari ini.
Kegiatan Kesimpulan 25 menit
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini.
anakanak hari ini kita sudah belajar tentang
apa saja ?
2. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa
siswa untuk menyampaikan pendapatnya
tentangpembelajaran yang telah diikuti.
Evaluasi
3. Guru membagian soal evaluasi untuk dikerjakan
secara individu.
Refleksi
4. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan hari ini.
Tindak Lanjut
5. Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS.
6. Salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum
pembelajaran berakhir.
7. Guru memberi salam kepada siswa. selamat
siang anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

K. Penilaian
o Jenis Penilaian : Tes tertulis
o Bentuk Penilaian : Esay
o Teknik : Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir) : Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

Lampiran Penilaian

1. Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian hasil belajar

Rubik Penilaian
Skor Kriteria
5 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) serta jawabannya benar.
4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) tetapi jawabannya salah.
3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang
benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang
tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi).
2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak
menggunakan langkah-langkah (diketahui, ditanyakan,
jawab, jadi) dan jawabannya salah.
1 Siswa hanya menuliskan soal kembali.

2. Penilaian Sikap

Skor Jumlah
No Aspek yang diamati
3 2 1 skor
1. Kedisiplinan
2. Berani
3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Keterangan nilai:
Skor Kriteria
80 100 A
70 79 B
51 69 C
< 50 D

Kriteria Penilaian Sikap:


No Kriteria Skor
(1-3)
1 Kedisiplinan
Masuk kelas tepat waktu 3
Terlambat kurang dari 5 menit 2
Terlambat lebih dari 5 menit 1

2 Berani
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari guru tanpa 3
ditunjuk.
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri setelah 2
ditunjuk oleh guru.
Tidak mau menjawab pertanyaan dan mengajukan diri. 1

3 Kerjasama
Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya 3

Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama 2


Tidak mau kerjasama 1

4 Keaktifan
Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya 3
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang tidak 2

Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak mau bertanya 1

5. Tanggung Jawab
Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu 3
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun tepat 2
waktu
Tidak mengerjakan tugas 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

3. Penilaian Kegiatan

No Nama Kriteria Penilaian Jumlah


Kemampuan Kerjasama
menggunakan media kelompok
4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
...

Rubik Penilaian
No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
4 3 2 Bimbingan
1
1 Kemampu Dapat Dapat Dapat Belum bisa
an menggunaka menggunaka mengguna menggunak
mengguna n media n media kan media an media
kan media pembelajaran pembelajara pembelaja pembelajara
dengan n dengan ran n.
sangat baik baik dan dengan
dan benar. benar. sangat
baik
2 Kerjasama Seluruh Setengah Setengah Seluruh
kelompok anggota atau lebih atau anggota
kelompok anggota kurang kelompok
terlihat kelompok anggota terlihat
sangat aktif. terlihat kelompok pasif
aktif. terlihat
aktif.

Keterangan nilai:
Skor Kriteria
6-8 A
45 B
<3 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Siklus I pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangmloko 1


Kelas/ Semester : III / I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 jp (2x35 menit)

Nama Kelompok:

Nama Anggota Kelompok:

1. 4.

2. 5.

3. 6.

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian.
2. Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian
dengan angka yang berbeda.
3. Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda.
D. Petunjuk
1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

2. Lakukan kegiatan secara berkelompok!


3. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu!
E. Kegiatan Belajar
1. Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian.

Ayo Kerjakan

LKS 1

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan bantuan blok dienes!

1. 15 2 = .
2. 13 7 = .
3. 44 4 = .
4. 32 3 = .
5. 60 3 = .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

Ayo Kerjakan

LKS 2

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan cara bersusun pendek!

1. 15 2 = .
2. 13 7 = .
3. 44 4 = .
4. 32 3 = .
5. 60 3 = .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

SOAL EVALUASI AKHIR PERTEMUAN 1


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I

Mata Pelajaran : Matematika Nama :


Hari/Tanggal : Selasa, 13 oktober 2015 No.Urut :
Waktu : 20 menit

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!


1. Bentuk penjumlahan berulang dari 6 12 adalah
Jawab:

2. Selesaikan perkalian 25 3 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

3. Selesaikan pembagian dari 46 2 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

4. Selesaikan pembagian 70 5 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

5. Dono mempunyai 13 kantong kelereng. Setiap kantong kelereng berisi 7
butir kelereng. Berapa jumlah semua kelereng yang dimiliki Dono?
Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

Lampiran Kunci Jawaban


Kunci jawaban LKS Siklus I pertemuan 1

LKS 1
1. 15 2 = 30
2. 13 7 = 91
3. 44 4 = 11
4. 32 3 = 96
5. 60 3 = 20

LKS 2

1. 15 2 =
1 5 5. 60 3 = .
2 30
3 0 2 6 0
2. 13 7 = . 6 -
1 3 0
7 0 -
9 1 0
3. 44 4 = .
1 1
4 4 4
4 -
4
4 -
0
4. 32 3 = .
3 2
3
9 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Kunci jawaban Soal Evaluasi akhir pertemuan 1

1. 6 12 = 6+ 6+ 6+ 6 +6 +6 +6 +6 +6 +6 +6 +6
2. 25 3 = .
2 5
3
7 5
3. 46 2 = .
2 3
2 4 6
4 -
6
6 -
0
4. 70 5 = .
1 4
5 7 0
5 -
2 0
2 0 -
0

5. Diketahui : Dono memiliki 13 kantong kelereng.


Setiap kantong berisi 7 butir kelereng.
Ditanya : Berapa banyak kelereng yang dimiliki mas Afri?
Jawab : 13 7 = .
1 3
7
9 1
Jadi banyak kelereng yang dimiliki Dono adalah 91 kelereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I
SIKLUS I PERTEMUAN 2

Sekolah : SD Negeri Karangmoloko 1


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal : Sabtu, 17 oktober 2015
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1.3.1 Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga
perkalian dengan angka yang berbeda.
1.3.2 Melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga
pembagian dengan angka yang berbeda.
1.3.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan
pembagian
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal
tiga perkalian dengan angka yang berbeda.
2. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga
pembagian dengan angka yang berbeda.
3. Siswa mampu menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan
perkalian dan pembagian
E. Karakter siswa yang diharapkan
1. Disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

2. Berani
3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
F. Materi Pokok
Operasi hitung perkalian dan pembagian. (terlampir)
G. Model/ Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Model : CTL/ Kontekstual
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
H. Media Pembelajaran
1. Blok dienes
2. Kartu bilangan
I. Sumber Belajar
Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008. Cerdas Berhitung Matematika
Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan
Nasional.
J. Langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Kegiatan 1. Guru memberi salam kepada siswa. Selamat 5 Menit
Pembuka pagi anak-anak ?
2. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin
doa.
Anak-anak siapa yang bersedia untuk memimpin
doa?
3. Guru menanyakan kabar siswa dan memeriksa
kehadiran siswa : Bagaimana kabar kalian hari
ini? Siapa yang tidak berangkat hari ini?
Motivasi
4. Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk
menambah semangat belajar siswa.
Apersepsi
5. Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengetahuan siswa tentang materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
6. Guru bercerita mengenai kegiatan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian.


Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran hari ini.
Kegiatan Eksplorasi 40 menit
Inti 1. Guru menunjukkan kartu bilangan kepada siswa.
2. Siswa memperhatikan cara permainan
menggunakan kartu bilangan.
3. Guru dan siswa melakukan permainan tanya
jawab menggunakan kartu bilangan.
4. Menggali pemahaman siswa tentang perkalian
dan pembagian.
5. Guru melakukan demonstrasi untuk
memperkenalkan media blok dienes kepada
siswa.
6. Guru memberikan contoh soal perkalian yang
hasilnya tiga angka dan pembagian bilangan tiga
angka menggunakan media blok dienes.
7. Kemudian guru menjelaskan dengan memberikan
contoh cara penyelesaian perkalian dan
pembagian bersusun pendek.
Elaborasi
8. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai
dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai
dengan 6.
9. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil blok
dienes dan mengerjakan soal yang ada di LKS.
10. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal
latihan.
Konfirmasi
11. Perwakilan dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja atau jawaban
didepan kelas.
12. Kelompok lain memberikan tanggapan dan
masukan kepada kelompok yang presentasi.
13. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa.
14. Guru mempresentasikan kembali materi
selanjutnya dengan memberikan contoh soal
cerita perkalian dan pembagian.
15. Guru menjelaskan cara menyelesaikan contoh
soal cerita perkalian dan pembagian dengan cara
bersusun pendek.
16. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal
cerita yang ada di LKS.
17. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru
secara bersama-sama membahas soal latihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

18. Siswa mendapatkan kesempatan untuk


menanyakan materi yang belum dipahami pada
pembelajaran hari ini.
Kegiatan Kesimpulan 25 menit
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan
hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini.
anak-anak hari ini kita sudah belajar tentang apa
saja ?
2. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa
siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
Evaluasi
3. Guru membagian soal evaluasi untuk dikerjakan
secara individu.
Refleksi
4. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan hari ini.
Tindak Lanjut
5. Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS.
6. Salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum
pembelajaran berakhir.
7. Guru memberi salam kepada siswa. selamat
siang anak-anak.

K. Penilaian
o Jenis Penilaian : Tes Tertulis
o Bentuk Penilaian : Esay
o Teknik : Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir) : Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

Lampiran Penilaian

1. Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian hasil belajar

Rubik Penilaian
Skor Kriteria
5 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) serta jawabannya benar.
4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) tetapi jawabannya salah.
3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang
benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang
tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi).
2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak
menggunakan langkah-langkah (diketahui, ditanyakan,
jawab, jadi) dan jawabannya salah.
1 Siswa hanya menuliskan soal kembali.

2. Penilaian Sikap

Skor
No Aspek yang diamati Jumlah skor
3 2 1
1. Kedisiplinan
2. Berani
3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Keterangan nilai:
Skor Kriteria
80 100 A
70 79 B
51 69 C
< 50 D

Kriteria Penilaian Sikap:

No Kriteria Skor (1-3)

1 Kedisiplinan
Masuk kelas tepat waktu 3
Terlambat kurang dari 5 menit 2
Terlambat lebih dari 5 menit 1
2 Berani
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari 3
guru tanpa ditunjuk.
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri 2
setelah ditunjuk oleh guru.
Tidak mau menjawab pertanyaan dan 1
mengajukan diri.
3 Kerjasama
Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya 3

Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama 2


Tidak mau kerjasama 1
4 Keaktifan
Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya 3
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang 2
tidak
Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak 1
mau bertanya
5. Tanggung Jawab
Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu 3
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun 2
tepat waktu
Tidak mengerjakan tugas 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

3. Penilaian Kegiatan
No Nama Kriteria Penilaian Jumlah
Kemampuan Kerjasama
menggunakan media kelompok
4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
...

Rubik Penilaian
No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
4 3 2 Bimbingan
1
1 Kemampu Dapat Dapat Dapat Belum bisa
an menggunaka menggunaka mengguna menggunak
mengguna n media n media kan media an media
kan media pembelajaran pembelajara pembelaja pembelajara
dengan n dengan ran n.
sangat baik baik dan dengan
dan benar. benar. sangat
baik
2 Kerjasama Seluruh Setengah Setengah Seluruh
kelompok anggota atau lebih atau anggota
kelompok anggota kurang kelompok
terlihat kelompok anggota terlihat
sangat aktif. terlihat kelompok pasif
aktif. terlihat
aktif.

Keterangan nilai
Skor Kriteria
68 A
45 B
<3 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Siklus I pertemuan 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangmloko 1


Kelas/ Semester : III / I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 jp (2x35 menit)

Nama Kelompok:

Nama Anggota Kelompok:

1. 4.

2. 5.

3.

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1. Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga perkalian
dengan angka yang berbeda.
2. Melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga pembagian
dengan angka yang berbeda.
3. Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan
pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

D. Petunjuk
1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
2. Lakukan kegiatan secara berkelompok!
3. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu!
E. Kegiatan Belajar
1. Operasi hitung perkalian dan pembagian

ayo Kerjakan

lks 1

Selesaikan soal-soal dibawah ini!


1. Hasil perkalian dari 5 33 adalah .
2. Hasil perkalian dari 8 20 adalah .
3. Hasil pembagian dari 550 5 adalah .
4. Hasil pembagian dari 240 2 adalah .
5. Hasil perkalian dari 4 120 adalah .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

ayo kerjakan!

lks 1

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan cara bersusun pendek !


1. Mas Afri memiliki 16 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 15 butir
kelereng. Jadi berapa banyak kelereng yang dimiliki mas Afri?
Diketahui :

Ditanyakan :

Jawab :
2. Pak sholeh mempunyai 183 permen kemudian akan dibagikan kepada 3
orang anaknya. Berapa banyak permen yang didapatkan setiap anak?
Diketahui :

Ditanyakan :

Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

SOAL EVALUASIAKHIR PERTEMUAN 2


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I

Mata Pelajaran : Matematika Nama :


Hari/Tanggal : Sabtu, 17 oktober 2015 No.Urut :
Waktu : 20 menit

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!


1. Selesaikan Perkalian 55 8 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

2. Selesaikan 465 15 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

3. Aji memiliki 20 kantong kelereng. Setiap kantong kelereng berisi 15 butir
kelereng. Berapa jumlah semua kelereng?
Jawab:

4. Pak Fadli mempunyai 680 buah mangga. Mangga-mangga tersebut akan
ditempatkan kedalam 8 keranjang sama banyak. Berapa jumlah mangga
tiap-tiap keranjang?
Jawab:

5. Banyak siswa kelas 3 di SD Merdeka adalah 35. Setiap anak dapat
mengumpulkan 21 botol bekas. Berapakah semua botol bekas yang
terkumpul?
Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

Lampiran Kunci Jawaban


Kunci Jawaban LKS Siklus I pertemuan 2

LKS 1

1. 165
2. 160
3. 110
4. 130
5. 480

LKS 2

1. Diketahui : Mas afri memiliki 16 kantong kelereng.


Setiap kantong berisi 15 butir kelereng.
Ditanya : Berapa banyak kelereng yang dimiliki mas Afri?
Jawab : 16 15 = .
16
15
80
1 6 +
2 4 0
Jadi banyak kelereng yang dimiliki mas Afri 240 kelereng
2. Diketahui : Pak Sholeh mempunyai 180 permen.
Akan dibagikan ke 3 orang anaknya
Ditanya : Berapa permen yang didapatkan setiap anak?
Jawab : 180 3 = .
6 1
3 183
18 -
3
3 -
0 Jadi banyak permen yang didapatkan setiap anak adalah 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

Kunci Jawaban Soal Evaluasi akhir pertemuan 2

1. 55 8 = .
55
8
44 0
2. 465 15 = .
31
15 465
45 -
15
15 -
0
3. Diketahui : Aji memiliki 20 kantong kelereng
Setiap kantong kelereng berisi 15 butir kelereng.
Ditanya : Berapa jumlah semua kelereng?
Jawab : 20 15 = .
20
15
100
20 +
300
Jadi banyak kelereng yang dimiliki Aji 300 kelereng.
4. Diketahui : Pak Fadli mempunyai 680 buah mangga
Akan ditempatkan ke 8 keranjang
Ditanya : Berapa jumlah mangga tiap-tiap keranjang?
Jawab : 480 8 = .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

85
8 680
64 -
40
40 -
0
Jadi jumlah mangga tiap-tiap keranjang adalah 85 buah mangga.
5. Diketahui : Banyak siswa kelas 3 adalah 35.
Setiap anak mengumpulkan 21 botol bekas
Ditanya : Berapa semua botol bekas yang terkumpul?
Jawab : 35 21 = .
3 5
2 1
3 5
7 0 +
7 3 5
Jadi semua botol bekas yang terkumpul adalah 735
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

LAMPIRAN 4
PERANGKAT PEMBELAJARAN SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

SILABUS SIKLUS II
Nama Sekolah : SD NEGERI KARANGMLOKO 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III/I
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

Siklus dan Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Pertemuan Dasar Pokok Pembelajaran Waktu Belajar dan
Media Belajar
Siklus II 1.3 Operasi Menjelaskan 1.3.1 Menjelaskan Tertulis: 2 x 35 Fajariyah,
pertemuan Melakukan hitung pengertian pengertian perkalian Mengerjakan Menit Nur dan
1 perkalian perkalian perkalian dan dan pembagian soal Evaluasi Triratnawati,
yang hasilnya dan pembagian. 1.3.2 Melakukan perkalian operasi Defi.2008.Ce
bilangan tiga pembagian Siswa melakukan yang hasilnya dua hitung rdas
angka dan perkalian dan angka minimal tiga perkalian dan Berhitung
pembagian pembagian perkalian dengan pembagian. Matematika
bilangan tiga menggunakan angka yang berbeda. Untuk Kelas
angka. media konkrit, 1.3.3 Melakukan III SD/MI.
yaitu kelereng. pembagian bilangan Jakarta: Pusat
Siswa mencoba dua angka dengan Perbukuan
melakukan bilangan satu angka Depertemen
perkalian dan minimal tiga Pendidikan
pembagian pembagian dengan Nasional.
menggunakan angka yang berbeda. Blok dienes
media blok dienes. Kelereng
Siswa mengerjakan
soal yang ada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

LKS dengan
bantuan blok
dienes.
Mempresentasikan
materi perkalian
yang hasilnya dua
angka dan
pembagian dua
angka dengan
memberikan contoh
soal.
Mengerjakan soal
yang ada di LKS.
Siswa mengerjakan
soal evaluasi.
Siklus II 1.3 Operasi Siswa melakukan 1.3.1 Melakukan Tertulis: 2 x 35 Fajariyah,
pertemuan Melakukan hitung tanya jawab perkalian yang Mengerjakan Menit Nur dan
2 perkalian perkalian mengenai perkalian hasilnya sampai tiga soal Evaluasi Triratnawati,
yang hasilnya dan dan pembagian. angka minimal tiga operasi Defi.2008.Ce
bilangan tiga pembagian Mendemontrasikan perkalian dengan hitung rdas
angka dan perkalian yang angka yang perkalian dan Berhitung
pembagian hasilnya tiga angka berbeda. pembagian. Matematika
bilangan tiga dan pembagian tiga 1.3.2 Melakukan Untuk Kelas
angka. angka dengan cara pembagian bilangan III SD/MI.
bersusun pendek. tiga angka minimal Jakarta: Pusat
Mendemontrasika tiga pembagian Perbukuan
perkalian yang dengan angka yang Depertemen
hasilnya tiga angka berbeda. Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

menggunakan blok 1.3.3 Menyelesaikan soal Nasional.


dienes dan cerita yang Blok dienes
pembagian berkaiatan dengan Kartu
bilangan tiga angka perkalian dan bilangan
menggunakan blok pembagian
dienes.
Siswa mengerjakan
soal LKS
menggunakan
bantuan blok
dienes.
Perwakilan dari
setiap kelompok
mempresentasikan
hasil kerja atau
jawaban didepan
kelas.
Melakukan
permainan
perkalian dan
pembagian
menggunakan kartu
bilangan.
Menjelaskan cara
memecahkan soal
cerita tentang
permasalahan
sehari-hari yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

berkaitan dengan
perkalian dan
pembagian.
Siswa mengerjakan
soal yang ada di
LKS tentang soal
cerita
yang berhubungan
dengan perkalian
dan pembagian
dengan cara
bersusun pendek.
Mengerjakan soal
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I
SIKLUS II PERTEMUAN 1

Sekolah : SD Negeri 1 Karangmoloko


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal : Sabtu, 24 oktober 2015
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian
2. Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga perkalian
dengan angka yang berbeda.
3.Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian
2. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal
tiga perkalian dengan angka yang berbeda.
3. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan dua angka dengan
bilangan satu angka minimal tiga pembagian dengan angka yang
berbeda.
E. Karakter siswa yang diharapkan
1. Disiplin
2. Berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
F. Materi Pokok
Operasi hitung perkalian dan pembagian. (terlampir)
G. Model/ Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Model : CTL/ Kontekstual
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
H. Media Pembelajaran
1. Blok dienes
2. Kelereng
I. Sumber Belajar
Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008.Cerdas Berhitung Matematika
Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan
Nasional.
J. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan 1. Guru memberi salam kepada siswa. Selamat pagi 5 Menit
Pembuka anak-anak ?
2. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin
doa.
Anak-anak siapa yang bersedia untuk memimpin
doa?
3. Guru menanyakan kabar siswa dan memeriksa
kehadiran siswa. Bagaimana kabar kalian hari
ini? Siapa yang tidak berangkat hari ini?
Motivasi
4. Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk
memotivasi belajar siswa.
5. Siswa bersama guru mengulas lagu yang
dinyanyikan. Anak-anak, dari lagu yang telah kita
nyanyikan, ada kata-kata apa saja?
Apersepsi
6. Memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai
lagu yang sudah dinyanyikan.
Anak-anak dari lagu yang sudah kita nanyikan
tadi kira-kira kita akan belajar tentang apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran hari ini.
Kegiatan Eksplorasi 50
Inti 1. Guru memberikan contoh permasalahan sehari- menit
hari yang berkaitan dengan perkalian dan
pembagian.
2. Guru melakukan demonstrasi tentang perkalian
dan pembagian dengan melalui kegiatan tanya
jawab.
3. Guru memberikan contoh perkalian dan
pembagian beserta cara penyelesainnya dengan
menggunakan media konkret, yaitu kelereng.
4. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan
percobaan didepan kelas menggunakan media
konkrit kelereng dalam menyelesaikan perkalian
dan pembagian.
Elaborasi
5. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok sesuai
dengan petunjuk guru, yaitu berhitung 1 sampai 6.
6. Guru melakukan demonstrasi untuk
memperkenalkan media blok dienes kepada siswa.
7. Memberikan contoh perkalian dan pembagian
menggunakan media blok dienes.
8. Setiap perwakilan kelompok mengambil blok
dienes dan mengerjakan soal LKS.
9. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan soal
latihan menggunakan media blok dienes.
Konfirmasi
10. Guru dan siswa secara bersama-sama membahas
soal.
11. Guru mempresentasikan kembali materi
selanjutnya tentang perkalian yang hasilnya dua
angka dan pembagian dua angka dengan satu
angka menggunakan cara bersusun pendek.
12. Siswa secara berkelompok mengerjakan soal yang
ada di LKS.
13. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru
secara bersama-sama membahas soal latihan.
14. Siswa mendapatkan kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum dipahami pada
pembelajaran hari ini.
Kegiatan Kesimpulan 6 M
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. n
anakanak hari ini kita sudah belajar tentang apa i
saja ? t
2. Guru memberikan kesempatan kepada beberapa
siswa untuk menyampaikan pendapatnya
tentangpembelajaran yang telah diikuti.
Evaluasi
3. Guru membagian soal evaluasi untuk dikerjakan
secara individu.
Refleksi
4. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan hari ini.
Tindak Lanjut
5. Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS.
6. Salah satu siswa untuk memimpin doa sebelum
pembelajaran berakhir.
7. Guru memberi salam kepada siswa. selamat siang
anak-anak.

K. Penilaian
o Jenis Penilaian : Tes tertulis
o Bentuk Penilaian : Esay
o Teknik : Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir) : Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

Lampiran Penilaian

1. Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian hasil belajar

Rubik Penilaian
Skor Kriteria
5 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) serta jawabannya benar.
4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) tetapi jawabannya salah.
3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang
benar, tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang
tepat (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi).
2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak
menggunakan langkah-langkah (diketahui, ditanyakan,
jawab, jadi) dan jawabannya salah.
1 Siswa hanya menuliskan soal kembali.

2. Penilaian Sikap

Skor Jumlah
No Aspek yang diamati
3 2 1 skor
1. Kedisiplinan
2. Berani
3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

Keterangan nilai:
Skor Kriteria
80 100 A
70 79 B
51 69 C
< 50 D

Kriteria Penilaian Sikap:


No Kriteria Skor (1-3)

1 Kedisiplinan
Masuk kelas tepat waktu 3
Terlambat kurang dari 5 menit 2
Terlambat lebih dari 5 menit 1
2 Berani
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari 3
guru tanpa ditunjuk.
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri setelah 2
ditunjuk oleh guru.
Tidak mau menjawab pertanyaan dan mengajukan 1
diri.
3 Kerjasama
Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya 3

Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama 2


Tidak mau kerjasama 1
4 Keaktifan
Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya 3
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang tidak 2
Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak mau 1
bertanya
5. Tanggung Jawab
Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu 3
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun 2
tepat waktu
Tidak mengerjakan tugas 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

3. Penilaian Kegiatan

No Nama Kriteria Penilaian Jumlah


Kemampuan Kerjasama
menggunakan media kelompok
4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
...

Rubik Penilaian
No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
4 3 2 Bimbingan
1
1 Kemampu Dapat Dapat Dapat Belum bisa
an menggunaka menggunaka mengguna menggunak
mengguna n media n media kan media an media
kan media pembelajaran pembelajara pembelaja pembelajara
dengan n dengan ran n.
sangat baik baik dan dengan
dan benar. benar. sangat
baik
2 Kerjasama Seluruh Setengah Setengah Seluruh
kelompok anggota atau lebih atau anggota
kelompok anggota kurang kelompok
terlihat kelompok anggota terlihat
sangat aktif. terlihat kelompok pasif
aktif. terlihat
aktif.

Keterangan nilai
Skor Kriteria
68 A
45 B
<3 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Siklus II pertemuan 1

Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangmloko 1


Kelas/ Semester : III / I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 jp (2x35 menit)

Nama Kelompok:

Nama Anggota Kelompok:

1. 4.

2. 5.

3.

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian perkalian dan pembagian.
2. Melakukan perkalian yang hasilnya dua angka minimal tiga
perkalian dengan angka yang berbeda.
3. Melakukan pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu
angka minimal tiga pembagian dengan angka yang berbeda.
D. Petunjuk
1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

2. Lakukan kegiatan secara berkelompok!


3. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu!
E. Kegiatan Belajar
Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian

ayo kerjakan

LKS 1

Kerjakan soal-soal dibawah ini!


1. 2 15 = .
2. 6 10 = .
3. 3 27 = .
4. 36 3 = .
5. 84 4 = .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

ayo kerjakan

LKS 2

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan cara bersusun pendek!


1. 2 15 = .
2. 6 10 = .
3. 3 27 = .
4. 36 3 = .
5. 84 4 = .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

SOAL EVALUASIAKHIR PERTEMUAN 1


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016

Mata Pelajaran : Matematika Nama :


Hari/Tanggal : Sabtu, 24 oktober 2015 No.Urut :
Waktu : 20 menit

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!


1. Bentuk penjumlahan berulang 5 10 adalah
Jawab:

2. Hasil perkalian perkalian bersusun pendek 17 4 adalah
Jawab:

3. Selesaikan 48 4 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

4. Selesaikan 90 5 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

5. Pak soleh mempunyai 92 buku tulis. Kemudian buku tulis itu akan dibagiakan
ke 4 orang anaknya sama banyak. Berapa buku tulis yang akan diterima setiap
anaknya?
Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

Lampiran Kunci Jawaban


Kunci Jawaban LKS Siklus II pertemuan 1

LKS 1

1. 2 15 = 30
2. 6 10 = 60
3. 3 27 = 81
4. 36 3 = 12
5. 84 4 = 21

LKS 2

1. 15 2 = 5. 84 4 = .
2 5 42
2 3 8 4
3 0 8 -
2. 6 10 = . 4
1 0 4 -
6 0
6 0
3. 3 27 = .
3 7
3
111
4. 36 3 = .
1 2
3 3 6
3 -
6
6 -
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

Kunci jawaban soal evaluasi pertemuan 1


1. 5 10 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10
2. 17 4 = .
1 7
4
6 8
3. 48 4 = .
2 4
2 4 8
5 -
8
8 -
0
4. 90 5 = .
1 8
5 9 0
5 -
4 0
4 0 -
0
5. Diketahui : Pak soleh mempunyai 92 buku tulis
akan dibagikan k3 4 anaknya.
Ditanya : Berapa buku tulis yang akan diterima setiap anaknya?
Jawab : 92 4 = .
2 3
4 9 2
8 -
1 2
1 2 -
0
Jadi jumlah buku yang akan diterima setiap anaknya adalah 23 buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I
SIKLUS II PERTEMUAN 2

Sekolah : SD Negeri 1 Karangmoloko


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III (Tiga) / I (Satu)
Hari/ tanggal : Senin, 26 oktober 2015
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1.3.1 Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga
perkalian dengan angka yang berbeda.
1.3.2 Melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga
pembagian dengan angka yang berbeda.
1.3.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan
pembagian.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu melakukan perkalian yang hasilnya sampai tiga angka
minimal tiga perkalian dengan angka yang berbeda.
2. Siswa mampu melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga
pembagian dengan angka yang berbeda.
3. Siswa mampu menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan
perkalian dan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

E. Karakter siswa yang diharapkan


1. Disiplin
2. Berani
3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
F. Materi Pokok
Operasi hitung perkalian dan pembagian. (terlampir)
G. Model/ Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Model : CTL/ Kontekstual
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
H. Media Pembelajaran
1. Blok dienes
2. Kartu bilangan
I. Sumber Belajar
Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008. Cerdas Berhitung Matematika
Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan
Nasional.
J. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan 1. Guru memberi salam kepada siswa. Selamat 5 Menit
Pembuka pagi anak-anak ?
2. Salah satu siswa untuk memimpin doa.
Anak-anak siapa yang bersedia untuk
memimpin doa?
3. Guru menanyakan kabar siswa dan
memeriksa kehadiran siswa : Bagaimana
kabar kalian hari ini? Siapa yang tidak
berangkat hari ini?
Motivasi
4. Siswa bersama guru menyanyikan lagu untuk
menambah semangat belajar siswa.
Apersepsi
5. Guru bertanya kepada siswa mengenai
pengetahuan siswa tentang materi yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
dipelajari sebelumnya.
6. Guru bercerita mengenai kegiatan sehari-hari
yang berkaitan dengan perkalian dan
pembagian
Orientasi
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kegiatan pembelajaran hari ini
Kegiatan Eksplorasi 40 menit
Inti 1. Siswa mengingat kembali tentang perkalian
yang hasilnya dua angka dan pembagian
bilangan dua angka dengan satu angka. Siswa
diminta mengingatnya dengan baik.
2. Guru mendemontrasikan dengan memberikan
contoh perkalian yang hasilnya tiga angka
dan pembagian tiga angka dengan cara
bersusun pendek
3. Memberikan kesempatan kepada siswa maju
kedepan kelas untuk mengerjakan soal.
Elaborasi
4. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok
sesuai dengan petunjuk guru, yaitu berhitung
1 sampai 6.
5. Guru melakukan demonstrasi untuk
memperkenalkan media blok dienes.
6. Guru memberikan contoh soal perkalian yang
hasilnya sampai tiga angka dengan
menggunakan media blok dienes.
7. Dilanjutkan dengan memberikan contoh
pembagian bilangan tiga angka menggunakan
blok dienes.
8. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil
blok dienes dan LKS.
9. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan
soal yang ada di LKS.
Konfirmasi
10. Perwakilan dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerja atau jawaban di
depan kelas.
11. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa.
12. Guru melakukan tanya jawab tentang
perkalian dan pembagian menggunakan kartu
bilangan.
13. Guru mempresentasikan kembali materi
dengan memberikan contoh soal cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
tentang permasalahan sehari-hari yang
berkaitan dengan perkalian dan pembagian.
14. Guru menjelaskan cara memecahkan contoh
soal cerita tersebut dengan menggunakan
cara bersusun pendek.
15. Siswa mengerjakan soal LKS.
16. Setelah selesai mengerjakan, siswa dan guru
secara bersama-sama membahas soal latihan.
17. Siswa mendapatkan kesempatan untuk
menanyakan materi yang belum dipahami
pada pembelajaran hari ini.
Kegiatan Kesimpulan 25 menit
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru
menyimpulkan hasil pembelajaran pada
pertemuan hari ini. anak-anak hari ini kita
sudah belajar tentang apa saja ?
2. Guru memberikan kesempatan kepada
beberapa siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah
diikuti.
Evaluasi
3. Guru membagian soal evaluasi untuk
dikerjakan secara individu.
Refleksi
4. Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan hari ini.
Tindak Lanjut
5. Siswa diberi tugas atau PR yang ada di LKS.
6. Salah satu siswa untuk memimpin doa
sebelum pembelajaran berakhir.
Guru memberi salam kepada siswa. selamat
siang anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

K. Penilaian
o Jenis Penilaian : Tes Tertulis
o Bentuk Penilaian : Esay
o Teknik : Tugas, penilaian diri, dan kinerja
o Instrumen (terlampir) : Tugas dan rubrik penilaian
o Pedoman penskoran (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

Lampiran Penilaian

1. Penilaian Pengetahuan
b. Penilaian hasil belajar

Rubik Penilaian
Skor Kriteria
5 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) serta jawabannya benar.
4 Siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan
langkah-langkah yang tepat (diketahui, ditanyakan, jawab,
jadi) tetapi jawabannya salah.
3 Siswa mampu mengerjakan soal dengan jawaban yang benar,
tetapi tidak menggunakan langkah-langkah yang tepat
(diketahui, ditanyakan, jawab, jadi).
2 Siswa mampu mengerjakan soal dengan tidak menggunakan
langkah-langkah (diketahui, ditanyakan, jawab, jadi) dan
jawabannya salah.
1 Siswa hanya menuliskan soal kembali.

2. Penilaian Sikap

Skor
No Aspek yang diamati Jumlah skor
3 2 1
1. Kedisiplinan
2. Berani
3. Kerjasama
4. Keaktifan
5. Tanggung jawab
Total skor yang di capai
Jumlah Skor maksimum 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

Keterangan nilai:

Skor Kriteria
80 100 A
70 79 B
51 69 C
< 50 D

Kriteria Penilaian Sikap:

No Kriteria Skor
(1-3)
1 Kedisiplinan
Masuk kelas tepat waktu 3
Terlambat kurang dari 5 menit 2
Terlambat lebih dari 5 menit 1
2 Berani
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri dari guru 3
tanpa ditunjuk.
Menjawab pertanyaan dan mengajukan diri setelah 2
ditunjuk oleh guru.
Tidak mau menjawab pertanyaan dan mengajukan diri. 1
3 Kerjasama
Aktif kerjasama dengan baik dengan temannya 3

Kadang bekerja sama kadang tidak bekerja sama 2


Tidak mau kerjasama 1
4 Keaktifan
Aktif mengikuti pembelajaran dan aktif menanya 3
Kadang aktif mengikuti pembelajaran kadang tidak 2
Tidak mau mengikuti pembelajaran dan tidak mau 1
bertanya
5. Tanggung Jawab
Mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu 3
Mengerjakan tugas dan hasil kurang baik namun tepat 2
waktu
Tidak mengerjakan tugas 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

3. Penilaian Kegiatan
No Nama Kriteria Penilaian Jumlah
Kemampuan Kerjasama
menggunakan media kelompok
4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
...

Rubik Penilaian
No Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
4 3 2 Bimbingan
1
1 Kemampua Dapat Dapat Dapat Belum bisa
n menggunak menggunaka mengguna menggunak
menggunak an media n media kan media an media
an media pembelajara pembelajara pembelaja pembelajara
n dengan n dengan ran n.
sangat baik baik dan dengan
dan benar. benar. sangat
baik
2 Kerjasama Seluruh Setengah Setengah Seluruh
kelompok anggota atau lebih atau anggota
kelompok anggota kurang kelompok
terlihat kelompok anggota terlihat
sangat aktif. terlihat kelompok pasif
aktif. terlihat
aktif.

Keterangan nilai
Skor Kriteria
68 A
45 B
<3 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


Siklus 2 pertemuan 2

Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangmloko 1


Kelas/ Semester : III / I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 jp (2x35 menit)

Nama Kelompok:

Nama Anggota Kelompok:

1. 4.

2. 5.

3.

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan
pembagian bilangan tiga angka.
C. Indikator
1.3.1 Melakukan perkalian yang hasilnya tiga angka minimal tiga
perkalian dengan angka yang berbeda.
1.3.2 Melakukan pembagian bilangan tiga angka minimal tiga
pembagian dengan angka yang berbeda.
1.3.3 Menyelesaikan soal cerita yang berkaiatan dengan perkalian dan
pembagian
D. Petunjuk
1. Buatlah kelompok dengan anggota 6 siswa pada setiap kelompok!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

2. Lakukan kegiatan secara berkelompok!


3. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan anggota kelompokmu!
E. Kegiatan Belajar
1. Operasi hitung perkalian dan pembagian

ayo kerjakan

LKS 1

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!


1. Hasil perkalian dari 7 20 = .
2. Hasil pekalian 4 120 = .
3. Hasil perkalian 125 6 = .
4. Hasil pembagian 660 6 = .
5. Hasil pembagian 840 4 = .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

ayo kerjakan

LKS 2

Kerjakan soal-soal dibawah ini!


1. Ibu mempunyai 10 keranjang buah rambutan. Setiap keranjang terdapat 40
buah rambutan. Berapa jumlah semua buah rambutan yang dimiliki ibu?
Diketahui :

Ditanyakan :

Jawab :

2. Pak Tukul mempunyai 225 buah semangka. Buah semangka tersebut akan
dibagiakan ke 15 orang pekerjanya sama banyak. Berapa jumlah buah
semangka yang akan diterima setiap orangnya?
Diketahui :

Ditanyakan :

Jawab :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

SOAL EVALUASI AKHIR PERTEMUAN 2


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I

Mata Pelajaran : Matematika Nama :


Hari/Tanggal : Senin, 26 oktober 2015 No.Urut :
Waktu : 20 menit
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!
1. Selesaikan perkalian 67 12 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

2. Di gudang terdapat 12 karung berisi ketela. Setiap karung berisi 37 buah ketela.
Berapa jumlah semua ketela yang ada didalam gudang?
Jawab:

3. Selesaikan 529 23 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

4. Warga kampung Karangmloko menebar 720 ekor ikan lele. Ikan lele tersebuat
akan ditebar sama banyak kedalam 10 kolam. Berapa jumlah ikan lele di setiap
kolamnya?
Jawab:

5. Pak Bejo mempunyai 770 keramik. Keramik tersebut akan ditata di 14
ruangan. Setiap ruangan berisi keramik sama banyak. Ada berapa keramik
disetiap ruangan?
Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

Lampiran Kunci Jawaban


Kunci Jawaban LKS Siklus II pertemuan 2
LKS 1

1. 140
2. 480
3. 750
4. 110
5. 210
LKS 2

1. Diketahui : Ibu mempunyai 10 keranjang buah rambutan.


Setiap keranjang berisi 40 buah rambutan.
Ditanya : Berapa buah rambutan yang dimiliki ibu?
Jawab : 10 40 = .
10
40
00
4 0 +
4 00
Jadi jumlah semua buah rambutan yang dimiliki ibi adalah 400.
3. Diketahui : Pak Tukul mempunyai 225 buah semangka.
Akan dibagikan ke 15 orang pekerjanya sama banyak.
Ditanya : Berapa jumlah buah semangka yang akan diterima setiap
orangnya?
Jawab : 225 15 = . 15
15 2 2 5
15 -
75
75-
0
Jadi jumlah buah semangka yang diterima setiap oranya adalah 15 buah
semangka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

Kunci Jawaban Soal Evaluasi akhir pertemuan 2


1. 67 12 = .
67
12
134
67 +
704
2. Diketahui : Di gudang terdapat 12 karung yang berisi ketela
Setiap karung berisi 37 buanh ketela.
Ditanya : Berapa jumlah semua ketela ygang ada digudan?
Jawab : 12 37 = .
12
37
84
36 +
444
Jadi jumlah semua ketela yang ada digudang adalah 444 ketela.
3. 529 23 = .
23
23 5 2 9
46 -
69
69 -
0
4. Diketahui :Warga kampung karangmloko menebar 720 ekor ikan lele.
Ikan lele tersebuat akan di tebar sama banyak ke 10 kolam.
Ditanya : Berapa jumlah ikan lele setiap kolamnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

Jawab : 720 12 = .
7 2
10 720
70 -
20
20 -
0
Jadi jumlah ikan lele setiap kolamnya adalah 72 ikan lele.
5. Diketahui : Pak Bejo mempunyai 770 keramik.
Keramik akan ditata di 14 ruangan
Ditanya : Berapa jumlah keramik setiap ruangan?
Jawab : 770 14 = .
55
14 770
70 -
70
70 -
0
Jadi jumlah keramik setiap ruangan adalah 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

LAMPIRAN 5
MATERI PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

Lampiran Materi 1

Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian

A. Perkalian
Perkalian pada dasarnya merupakan penjumlahan berulang.
Contoh:

Ada 4 wadah yang berisi permen. Setiap wadah berisi 3 buah permen.
Banyak permen seluruhnya dapat dihitung dengan cara.
3 + 3 + 3 + 3 = 12
Bentuk 3 + 3 + 3 + 3 menunjukkan penjumlahan 3 sebanyak 4 kali.
Jadi, 3 + 3 + 3 + 3 dapat ditulis menjadi 3 4 = 12
1. Perkalian dengan cara bersusun pendek
Contoh:
Pelajarilah langkah-langkah perklaian dengan cara bersusun pendek
berikut ini!
a. 14 3
Cara Penyelesain:
1 4
3
4 2

Dari 4 3 = 12. ditulis 2, simpan 1


Dari (1 3) + 1 (simpanan), ditulis 4
Jadi. 14 3 = 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

b. 17 5
Cara penyelesaiannya:
1 7
5
8 5

Dari 7 5 = 35 ditulis 5, simpan 3


Dari (5 1) + 3 (simpanan), ditulis 8
Jadi 17 5 = 85
B. Pembagian
Pembagian dapat dilakukan dengan cara pengurangan berulang
sampai sisanya 0.
Contoh: Perhatikan gambar berikut ini!
1 2 3

27 : 3 = 9

Pengurangan berulang oleh bilangan 3 sebanyak 9 kali.


27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 = 0
Jadi, 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 = 0 , Berarti 27 3 = 9
1. Pembagian dengan cara bersusun pendek
Contoh:
a. 36 3 = 12
Cara penyelesaian:
15
3 4 5 4 3 = 1, sisa 1
\ 3 - 13=3
1 5 15 3 = 5
1 5 - 5 3 = 15
0 Jadi, 45 3 = 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

b. 88 8 =
Cara penyelesaian:
24
3 72 7 3 = 2 , sisa 1
6 - 23 =6
12 12 3 = 4
12 - 4 3 = 12
0 Jadi, 72 3 = 2
C. Perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes
Menurut Jayanti (2014: 33), Blok dienes adalah salah satu alat

permainan yang digunakan sebagai media pembelajaran aritmatika. Media

blok dienes dapat digunakan dalam operasi hitung perkalian, dan

pembagian.Blok dienes terdiri dari potongan-potongan seperti berikut ini:

Satuan Puluhan Ratusan Ribuan

Cara penggunaannya sebagai berikut:


a) Perkalian
Contoh 1:

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Contoh 2 :
4 2 = .

Jadi 4 2 = 2 + 2 + 2 + 2 = 8
Contoh 3:
1 10

Contoh 4:
4 10 = .

Jadi 4 10 = 40
Contoh 5:
3 14 =

Jadi, 3 14 = 42

Contoh 6 :

1 100 = 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

b) Pembagian
Contoh penggunaan blok dienes dalam pembagian.
Contoh 1:
Misal ada 9 blok dienes satuan akan dibagikan ke dalam 3 wadah
secara rata atau setiap wadah berisi blok dienes dengan jenis dan
jumlah yang sama.

Wadah

Perhatikan cara membagikan ke dalam 3 wadah berikut ini:

Wadah

Sehingga masing-masing wadah berisi 3 blok dienes satuan

Jadi proses pembagian 9 blok dienes ke dalam 3 wadah dapat ditulis:


93=3
Contoh 2:
Blok dienes dari proses pembagian 44 2 adalah sebagai berikut:

wadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

Blok dienes puluhan masing-masing dibagikan ke dalam wadah sama


rata, kemudian blok dienes satuan juga dibagikan ke dalam wadah
sama rata. Sehingga masing-masing wadah berisi 2 blok dienes
puluhan dan 2 blok dienes satuan.

Jadi 44 2 = 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

Lampiran Materi 2

Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian

A. Perkalian
1. Perkalian dengan cara bersusun pendek
Contoh:
Perajarilah langkah-langkah perkalian dengan cara bersusun pendek
yang hasilnya 3 angka.
a. 56 7
Cara Penyelesaian:
5 6
7
392
Dari 6 7 = 42. ditulis 2, simpan 4

Dari (5 7) + 4 (simpanan),ditulis 39
Jadi, 56 x 7 = 392
b. 77 7
Cara Penyelesaian:
7 7
7
539
Dari 7 7 = 49 ditulis 9, simpan 4

Dari (7 7) + 4 (simpanan),ditulis 53
Jadi, 77 7 = 539
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

c. 120 4
Cara Penyelesaiannya:
12 0
4
480
Dari 0 4 = 0 (semua bilangan yang
dikalian hasilnya akan tetap 0)
Dari 4 2 = 8
Dari 4 1 = 4
Jadi, 120 4 = 480
B. Pembagian
1. Pembagian dengan cara bersusun pendek
Contoh:
Perajarilah langkah-langkah pembagian tiga angka dengan cara
bersusun
a. 145 5 =
Cara penyelesaian:
2 9
5 145 14 5 = 2 , sisa 4
10 - 2 5 = 10
45 45 5 = 9
45 - 9 5 = 45
0 Jadi, 145 5 = 29
b. 392 7 =
Cara penyelesaian:
56
7 392 39 7 = 5 , sisa 4
35 - 5 7 = 35
42 42 7 = 6
42 - 6 7 = 42
0 Jadi, 392 7 = 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

c. 825 25 =
Cara penyelesaian:
33
25 825 82 25 = 3 , sisa 7
75 - 3 25 = 75
75 75 25 = 3
75 - 3 25 = 75
0 Jadi, 825 25 = 33
C. Perkalian dan pembagian menggunakan media blok dienes
1. Perkalian
Contoh : 4 113 = 452

Jadi, 4 113 = 492


2. Pembagian
Contoh:
Misal ada 2 blok dienes ratusan akan dibagikan ke dalam 2 wadah
secara rata atau setiap wadah berisi blok dienes dengan jenis dan
jumlah yang sama.

Wadah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

Perhatikan cara membagikan ke dalam 3 wadah berikut ini:

Wadah

Sehingga masing-masing wadah berisi 2 blok dienes ratusan

Jadi proses pembagian 2 blok dienes ratusan ke dalam 2 wadah


dapat ditulis:
200 2 = 2
D. Memecahkan permasalahan sehari-hari (soal cerita) yang berkaiatan
dengan perkalian dan pembagian.
1. Permasalahan Perkalian

Ayah mempunyai 30 bungkus kelereng. Seiap bungkus berisi 4


butir kelereng. Jadi berapa banyak kelereng yang dimiliki ayah?

Cara penyelesaian:
Diketahui : Ayah mempunyai 40 bungkus kelereng.
Setiap bungkus berisi 4 butir kelereng.
Ditanyakan: Berapa banyak kelereng yang dimiliki ayah?
Jawab : Jumlah kelereng yang dimiliki ayah 40 4 = ..
40
4
16 0
Jadi banyak kelereng yang dimiliki ayah 160 butir kelereng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

Pak Ranto mempunyai 27 keranjang berisi semangka. Setiap keranjang


berisi 32 buah. Berapa jumlah seluruh semangka Pak Ranto?
Cara penyelesaian:
Diketahui : Pak Ranto mempunyai 27 keranjang yang berisi semangka
Setiap keranjang berisi 32 butir buah.
Ditanyakan: Berapa jumlah seluruh semangka pak Ranto?
Jawab : Jumlah buah semangka yang dimiliki pak Ranto 27 32=
27
32
864
Jadi jumlah buah semangka yang dimiliki pak Ranto adalah 864.
2. Permasalahan Pembagian

Pak Ibrahim mempunyai 625 buah jeruk. Jeruk-jeruk tersebut akan


ditempatkan kedalam 5 keranjang sama banyak. Ada berapa
jumlah jeruk setiap keranjang?

Cara penyelesaian:
Diketahui : Pak Ibrahim mempunyai 625 buah jeruk
Ditempatkan kedalam 5 keranjang.
Ditanyakan: Berapa jumlah jeruk setiap keranjang?
Jawab : Jumlah jeruk setiap keranjang 625 5 = .
125
5 625
5 -
12
10 -
2 5
2 5 -
0
Jadi jumlah jeruk setiap keranjangnya adalah 125 buah jeruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

SD Ceria mempunyai murid sebanyak 960 anak. Sekolah


tersebut memiliki 32 kelas dengan jumlah murid yang sama banyak.
Berapa jumlah murid dari tiap kelas?

Cara penyelesaian:
Diketahui : SD Ceria mempunyai murid sebanyak 960 anak.
Sekolah tersebut memiliki 32 kelas.
Ditanyakan: Berapa jumlah murid tiap kelas
Jawab : Jumlah murid tiap kelas 960 32 = .
3 0
32 960
96 -
0
0 -
0
Jadi jumlah murid tiap kelas adalah 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

LAMPIRAN 6

SOAL EVALUASI SIKLUS I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

SOAL EVALUASI SIKLUS I


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016

Mata Pelajaran : Matematika Nama :


Hari/Tanggal : Jumat, 23 oktober 2015 No.Urut :
Waktu : 20 menit

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Selesaikan perkalian 56 16 dengan cara bersusun pendek!


Jawab:

2. Selesaikan pembagian 640 20 dengan cara bersusun pendek!
Jawab:

3. Pak Sastro mempunyai 12 keranjang yang berisi buah jambu. Setiap keranjang
berisi 45 buah jambu. Berapa jumlah seluruh buah jambu yang dimiliki pak
Sastro?
Jawab:

4. Ibu mempunyai 540 buah jeruk. Jeruk itu akan dibagikan ke tetangganya yang
berjumlah 12 orang. Tiap-tiap orang menerima jeruk sama banyak. Berapa
banyak buah jeruk yang akan diterima tiap-tiap orang?
Jawab:

5. Banyak siswa kelas tiga SD Harapan adalah 45 anak. Setiap anak dapat
mengumpulkan 15 perangko bekas. Berpakah jumlah semua perangko bekas
yang terkumpul?
Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus 1

1. 56 16 = .
56
16
336
56 +
89 6

2. 640 = .
32
20 640
60 -
40
40 -
0
3. Diketahui : Pak sastro mempunyai 12 keranjang berisi jambu.
Setiap keranjang berisi 45 jambu.
Ditanya : Berapa jumlah semua jambu yang dimiliki pak sastro?
Jawab : 12 45 = .
12
45
60
48 +
540
Jadi jumlah jambu yang dimiliki pak sastro adalah 540.
4. Diketahui : Ibu mempunyai 540 buah jeruk.
Akan dibagikan ke 12 orang tetangganya.
Ditanya : Berapa jumlah mangga tiap-tiap keranjang?
Jawab : 540 12 = .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

45
12 540
48 -
60
60 -
0
Jadi buah jeruk ayang akan diterima tiap-tiap orang adalah 45 buah jeruk.
5. Diketahui : Banyak siswa kelas 3 SD Harapan adalah 45.
Setiap anak mengumpulkan 15 perangko bekas.
Ditanya : Berapa jumlah semua perangko bekas yang terkumpul?
Jawab : 45 = .
4 5
1 5
225
45 +
675
Jadi jumlah semua perangko bekas yang terkumpul adalah 675.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

LAMPIRAN 7

SOAL EVALUASI SIKLUS II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

SOAL EVALUASI SIKLUS II


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016

Mata Pelajaran : Matematika Nama :


Hari/Tanggal : Selasa, 27 oktober 2015 No.Urut :
Waktu : 30 menit

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Selesaikan pembagian 325 25 dengan cara bersusun pendek!


Jawab:...

2. Pak guru mempunyai 374 buku tulis. Buku-buku tulis tersebut akan dibagikan
sama rata ke murid-murid kelas tiga yang berjumlah 22 anak. Berapakah jumlah
buku tulis yang akan diterima setiap anaknya?
Jawab:..

3. Ibu Warti membeli 19 kardus yang berisi telur ayam. Setiap satu kardus berisi 35
butir telur ayam. Berapa jumlah semua telur ayam yang dimiliki ibu Warti?
Jawab:
..
4. Pak Danu mempunyai 15 gerobak. Setiap satu gerobak dapat menganggkut 55
buah semangka. Berapa jumlah semua buah semangka yang dimiliki pak
Danu?
Jawab:..

5. Putra membeli delapan bungkus permen yang berisi 620 permen. Permen-
permen tersebut akan dibagikan ke 20 orang temannya sama banyak. Berapakah
jumlah semua permen yang bisa didapatkan setiap orangnya?
Jawab:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

Kunci Jawaban Soal Evalusi Siklus II


1. 325 25=.
13
25 325
25 -
75
75 -
0
2. Diketahui : Pak guru mempunyai 374 buku tulis
Buku-buku tulis akan dibagikan ke murid kelas tiha yang
berjumlah 22 anak.
Ditanya : Berapa jumlah buku tulis yang akan diterima setiap anaknya?
Jawab : 374 22 = .
17
22 374
22 -
154
154 -
0
Jadi jumlah buku tulis yang akan diterima setiap anakny adalah 17.
3. Diketahui : Ibu Warti membeli 19 kardus yang berisi telur ayam.
Setiap satu kardus berisi 35 telur ayam.
Ditanya : Berapa jumlah telur ayam yang dimiliki ibu Warti?
Jawab : 19 35
1 9
3 5
9 5
57 +
6 6 5
Jadi jumlah telur ayam yang dimiliki ibu Warti adalah 665 telur ayam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

4. Diketahui : Pak danu mempunyai 15 gerobak.


Setiap satu gerobak dapat mengangkut 55 buah semangka.
Ditanya : Berapa jumlah semua buah semangka yang dimiliki pak Danu?
Jawab : 15 = .
1 5
5 5
7 5
7 5 +
3 2 5
Jadi jumlah semua buah semangka yang dimiliki pak Danu adalah 325.
5. Diketahui : Putra membeli delapan bungkus permen yang berisi 620
Permen, Permen-permen tersebut akan dibagikan ke 20 orang
temannyasama banyak.
Ditanya :Berapa jumlah semua permen yang bisa didapatkan setiap
orangnya?
Jawab : 620 20 = .
31
20 620
60 -
20
20 -
0
Jadi jumlah semua permen yang didapatkan setiap orangnya adalah 31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

LAMPIRAN 8

SOAL EVALUASI AKHIR SIKLUS I DAN


SIKLUS II (EVALUASI AKHIR)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

SOAL EVALUASI AKHIR


MATEMATIKA KELAS III SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016

Mata Pelajaran : Matematika Nama :


Hari/Tanggal : Rabu, 28 oktober 2015 No.Urut :
Waktu : 30 menit

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan benar!

1. Selesaikan perkalian 17 46 dengan cara bersusun pendek!


Jawab:

2. Pak Bejo mempunyai 506 ayam petelur. Ayam-ayam petelur tersebut akan
ditempatkan sama banyak ke 23 kandang yang sudah tersedia. Berapa jumlah
ayam petelur di setiap kandangnya?
Jawab:

3. Dikebun belakang rumah paman terdapat 28 pohon durian. Setiap satu pohon
durian rata-rata dapat menghasilkan 33 buah durian. Berapa jumlah semua buah
durian yang dapat dihasilkan?
Jawab:

4. Seorang pedagang mempunyai 22 karung ketela. setiap karung berisi 45 buah
ketela. Berapa jumlah buah ketela yang dimiliki pedagang terebut?
Jawab:

5. Pak Aji mempunyai 875 buah semangka. Buah semangka tersebut akan dibeli
olah 25 pedagang buah. Berapa jumlah buah semangka yang akan diterima
setiap pedagangnya?
Jawab:
......
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir

1. 17 46 = .
1 7
4 6
10 2
6 8 +
7 8 2
2. Diketahui : Pak Bejo mempunyai 506 ayam petelur.Ayam-ayam
tersebut akan ditempatkan sama banyak ke 23 kandang.
Ditanya : Berapa jumlah ayam petelur setiap kandangnya?
Jawab : 506 23 = .
22
23 506
46 -
46
46 -
0
Jadi jumlah ayam petelur setiap kandangnya adalah 22 ayam.
3. Diketahui : Dikebun belakang rumah paman terdapat 28 pohon durian.
Setiap satu pohon durian dapat menghasilkan 33 buah durian.
Ditanya : Berapa jumlah semua pohon durian yang dapat dihasilkan?
Jawab : 28 33
2 8
3 3
8 4
8 4 +
9 2 4
Jadi jumlah semua pohon durian yang dapat dihasilkan ada 924 buah
durian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

4. Diketahui : Seorang pedagang mempunyai 22 karung ketela.


Setiap karung berisi 45 buah ketela.
Ditanya : Berapa jumlah semua buah ketela yang dimiliki pedagang
tersebut?
Jawab : 22 = .
2 2
4 5
11 0
8 8 +
9 9 0
Jadi jumlah semua ketela yang dimiliki pegagang tersebut adalah 990.

5. Diketahui : Pak Aji mempunyai 875 buang semangka.


Semangka tersebut akan dibeli oleh 25 pedagang buah.
Ditanya :Berapa jumlah semangka yang akan diterima setiappedagangnya?
Jawab : 620 20 = .
35
25 875
75 -
125
125 -
0
Jadi jumlah semangka yang akan diterima setiap pedagangnya adalah 25
buah semangka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

LAMPIRAN 9

DAFTAR NILAI SOAL EVALUASI SIKLUS I,


SIKLUS II DAN EVALUASI AKHIR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

Daftar Nilai Siklus I


Mata Pelajaran Matematika
Kelas III SD Negeri Karangmloko 1

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


1 NM 70 100 Tuntas
2 AP 70 60 Tidak tuntas
3 AFA 70 40 Tidak tuntas
4 CYS 70 52 Tidak tuntas
5 DA 70 84 Tuntas
6 DS 70 68 Tidak tuntas
7 EAKD 70 52 Tidak tuntas
8 GD 70 72 Tuntas
9 HAK 70 80 Tuntas
10 IAM 70 72 Tuntas
11 IAP 70 76 Tuntas
12 JAF 70 76 Tuntas
13 LPAP 70 72 Tuntas
14 MKP 70 84 Tuntas
15 MZCA 70 100 Tuntas
16 MAK 70 100 Tuntas
17 MRA 70 96 Tuntas
18 MYRS 70 84 Tuntas
19 NHN 70 96 Tuntas
20 NKB 70 100 Tuntas
21 RPWN 70 88 Tuntas
22 RBK 70 64 Tidak tuntas
23 RQP 70 76 Tuntas
24 RIF 70 48 Tidak tuntas
25 VNC 70 72 Tuntas
26 YNL 70 40 Tidak tuntas
27 ZRM 70 72 Tuntas
28 AKA 70 76 Tuntas
29 FAIA 70 96 Tuntas
30 AP 70 100 Tuntas
Jumlah 2296
Rata-rata 76,53
Presentase ketuntasan 73,33 %
Presentase tidak tuntas 26,66 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

Daftar Nilai Siklus II


Mata Pelajaran Matematika
Kelas III SD Negeri Karangmloko 1

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


1 NM 75 96 Tuntas
2 AP 75 80 Tuntas
3 AFA 75 40 Tidak tuntas
4 CYS 75 76 Tuntas
5 DA 75 76 Tuntas
6 DS 75 64 Tidak tuntas
7 EAKD 75 84 Tuntas
8 GD 75 100 Tuntas
9 HAK 75 80 Tuntas
10 IAM 75 96 Tuntas
11 IAP 75 84 Tuntas
12 JAF 75 80 Tuntas
13 LPAP 75 88 Tuntas
14 MKP 75 80 Tuntas
15 MZCA 75 88 Tuntas
16 MAK 75 92 Tuntas
17 MRA 75 88 Tuntas
18 MYRS 75 72 Tuntas
19 NHN 75 84 Tuntas
20 NKB 75 84 Tuntas
21 RPWN 75 82 Tuntas
22 RBK 75 68 Tidak tuntas
23 RQP 75 68 Tidak tuntas
24 RIF 75 56 Tidak tuntas
25 VNC 75 82 Tuntas
26 YNL 75 48 Tidak tuntas
27 ZRM 75 76 Tuntas
28 AKA 75 96 Tuntas
29 FAIA 75 80 Tuntas
30 AP 75 100 Tuntas
Jumlah 2388
Rata-rata 79,6
Presentase ketuntasan 80%
Presentase tidak tuntas 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

Daftar Nilai Evaluasi Akhir


Mata Pelajaran Matematika
Kelas III SD Negeri Karangmloko 1

No Nama KKM Nilai Ketuntasan


1 NM 75 100 Tuntas
2 AP 75 92 Tuntas
3 AFA 75 76 Tuntas
4 CYS 75 68 Tidak tuntas
5 DA 75 88 Tuntas
6 DS 75 88 Tuntas
7 EAKD 75 92 Tuntas
8 GD 75 100 Tuntas
9 HAK 75 80 Tuntas
10 IAM 75 84 Tuntas
11 IAP 75 96 Tuntas
12 JAF 75 96 Tuntas
13 LPAP 75 80 Tuntas
14 MKP 75 88 Tuntas
15 MZCA 75 100 Tuntas
16 MAK 75 100 Tuntas
17 MRA 75 100 Tuntas
18 MYRS 75 76 Tuntas
19 NHN 75 88 Tuntas
20 NKB 75 100 Tuntas
21 RPWN 75 92 Tuntas
22 RBK 75 68 Tidak tuntas
23 RQP 75 60 Tidak tuntas
24 RIF 75 80 Tuntas
25 VNC 75 88 Tuntas
26 YNL 75 60 Tidak tuntas
27 ZRM 75 80 Tuntas
28 AKA 75 100 Tuntas
29 FAIA 75 96 Tuntas
30 AP 75 100 Tuntas
Jumlah 2616
Rata-rata 87,2
Presentase ketuntasan 86,66%
Presentase tidak tuntas 13,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

282

LAMPIRAN 10

DATA NILAI SISWA KELAS III TAHUN


PELAJARAN 2014/2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283

Daftar Nilai Ujian Tengah Semester


Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2014/2015
Kelas III SD Negeri Karangmloko 1

No Nama Nilai Ketuntasan


1 BM 58 Tidak Tuntas
2 WD 52 Tidak Tuntas
3 APS 84 Tuntas
4 AN 48 Tidak Tuntas
5 ATA 76 Tuntas
6 AHZS 56 Tidak Tuntas
7 ANP 75 Tuntas
8 DSC 68 Tuntas
9 DFM 55 Tidak Tuntas
10 DAU 88 Tuntas
11 DE 54 Tidak Tuntas
12 DMR 100 Tuntas
13 EA 55 Tidak Tuntas
14 FN 57 Tidak Tuntas
15 KN 72 Tuntas
16 LIM 50 Tidak Tuntas
17 MDH 52 Tidak Tuntas
18 RPA 72 Tuntas
19 RMS 44 Tidak Tuntas
20 SAR 90 Tuntas
21 SNA 76 Tuntas
22 SRN 52 Tidak Tuntas
23 SH 76 Tuntas
24 SE 56 Tidak Tuntas
25 VSA 54 Tidak Tuntas
26 ZSR 52 Tidak Tuntas
27 RAS 70 Tuntas
Jumlah 1742
Rata-rata 64,51
Presentase Ketuntasan 44,44%

Sleman, 28 September 2015


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284

LAMPIRAN 11

CONTOH HASIL PEKERJAAN SISWA


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291

LAMPIRAN 12

VALIDASI INSTRUMEN PEMBELAJARAN


KUESIONER BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

300

LAMPIRAN 13

INSTRUMEN KUESIONER BERPIKIR KRITIS


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

301

Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis

1. Blue Print
Aitem Pernyataan
No Indikator Berpikir Kritis Jumlah
Favorabel Unfavorabel
1 Menganalisis argument 6,9 13,15 4
2 Mampu bertanya 7 14 2
3 Mampu menjawab pertanyaan 3 8 2
4 Memecahkan masalah 1,10,16 18,11,19 6
5 Membuat kesimpulan 2 4 2
6 Keterampilan mengevaluasi dan
5,12 17,20 4
menilai hasil dari pengamatan.
Total 20

2. Item tes dalam blue print

Pernyataan
Indikator
Favorable Unfavorable
Menganalisis 1. Saya mendiskusikan 1. Saya langsung
argumen pendapat yang berbeda menerima pendapat dari
dari teman kelompok teman tanpa
agar mendapatkan mendiskusikan
jawaban yang tepat. kebenaran jawabannya.
2. Saya dapat membedakan 2. Saya mengalamai
pendapat teman yang kesulitan untuk
benar dan yang salah. membedakan pendapat
teman yang benar dan
yang salah.
Mampu bertanya 1. Apabila merasa belum 1. Saya malas bertanya
puas dengan sebuah kepada guru, walaupun
jawaban, maka saya akan saya merasa belum
terus bertanya sampai paham.
mendapatkan jawaban
yang membuat saya
paham.
Mampu 1. Saya berusaha 1. Saya sekedar menjawab
menjawab memikirkan kebenaran pertanyaan dari guru.
pertanyaan jawaban untuk
menjawab pertanyaan
dari guru.
Memecahkan 1. Saya menyelesaikan 1. Saya lebih senang
masalah permasalahan operasi menyelesaikan
hitung perkalian dan permasalahan operasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

302

pembagian dengan hitung perkalian dan


menggunakan berbagai pembagian dengan
cara sampai jawaban yang telah
mendapatkan jawaban disediakan.
yang tepat. 2. Saya menghindari
2. Saya senang untuk terus permasalahan operasi
berusaha menyelesaikan hitung perkalian dan
permasalahan operasi pembagian yang sulit
hitung perkalian dan ditemukan jawabannya.
pembagian yang 3. Saya malas
menantang. mengerjakan soal
3. Saya senang menggunakan langkah-
menyelesaikan soal lagkah yang runtut.
dengan langkah-langkah
yang runtut.
Membuat 1. Saya mampu membuat 1. Saya mampu membuat
kesimpulan kesimpulan sendiri dari kesimpulan dari materi
materi yang telah yang telah dipelajari
dipelajari dengan tepat. dengan bantuan guru.
Keterampilan 1. Sebelum mengumpulkan 1. Saya langsung
mengevaluasi dan pekerjaan, saya mengumpukan
menilai hasil dari mengoreksinya terlebih pekerjaan tanpa
pengamatan. dahulu. mengoreksinya terlebih
2. Saya menghitung dahulu.
kembali kesesuaian 2. Saya menghitung
jawaban dengan data kembali kesesuaian
yang diperoleh. jawaban dengan data
yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

303

INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

1. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
No. Absen :
2. Waktu
Hari/ Tanggal :
Waktu : 35 menit
3. Petunjuk pengisian
a. Bacalah petunjuk sebelum mengisi kuesioner!
b. Sebelum menjawab, bacalah pernyataan terlebih dahulu kemudian berikan
jawabanmu dengan jujur!
c. Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan!
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
B : Biasa
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S B TS STS


1. Saya menyelesaikan permasalahan
operasi Hitung perkalian dan
pembagian dengan menggunakan
berbagai cara sampai mendapatkan
jawaban yang tepat.
2. Saya mampu membuat kesimpulan
sendiri dari materi yang telah
dipelajari dengan tepat.
3. Saya berusaha memikirkan kebenaran
jawaban untuk menjawab pertanyaan
dari guru.
4. Saya mampu membuat kesimpulan
dari materi yang telah dipelajari
dengan bantuan guru..
5. Sebelum mengumpulkan pekerjaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

304

saya mengoreksinya terlebih dahulu.


6. Saya mendiskusikan pendapat yang
berbeda dari teman kelompok agar
mendapatkan jawaban yang tepat.
7. Apabila merasa belum puas dengan
sebuah jawaban, maka saya akan terus
bertanya sampai mendapatkan
jawaban yang membuat saya paham.
8. Saya sekedar menjawab pertanyaan
dari guru.
9. Saya dapat membedakan pendapat
teman yang benar dan yang salah.
10. Saya senang untuk terus berusaha
menyelesaikan permasalahan Operasi
Hitung Perkalian dan Pembagian
11. Saya menghindari permasalahan
Operasi Hitung Campuran yang sulit
ditemukan jawabannya.
12. Saya menghitung kembali kesesuaian
jawaban dengan data yang diperoleh.
13. Saya langsung menerima pendapat
dari teman tanpa mendiskusikan
kebenaran jawabannya.
14. Saya malas bertanya kepada guru,
walaupun saya merasa belum paham.
15 Saya mengalamai kesulitan untuk
membedakan pendapat teman yang
benar dan yang salah.
16. Saya senang menyelesaikan soal
dengan langkah-langkah yang runtut.
17 Saya langsung mengumpukan
pekerjaan tanpa mengoreksinya
terlebih dahulu.
18 Saya lebih senang menyelesaikan
permasalahan Operasi Hitung
Perkalian dan Pembagian dengan
jawaban yang telah disediakan.
19 Saya malas mengerjakan soal
menggunakan langkah-lagkah yang
runtut.
20. Saya tidak menghitung kembali
kesesuaian jawaban dengan data yang
diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

305

LAMPIRAN 14

HASIL KUESIONER AWAL DAN AKHIR


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

306

Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal


Indikator 1 (Menganalisis Argumen)

No Nama No Soal Skor Kriteria


6 9 13 15
1 NM 3 4 3 4 14 Cukup kritis
2 AP 2 1 2 1 6 Sangat tidak kritis
3 AFA 3 3 4 1 11 Tidak kritis
4 CYS 2 3 1 2 8 Sangat tidak kritis
5 DA 3 4 3 3 13 Cukup kritis
6 DS 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
7 EAKD 4 1 1 2 8 Sangat tidak kritis
8 GD 3 2 4 2 11 Tidak kritis
9 HAK 2 3 2 1 8 Sangat tidak kritis
10 IAM 5 3 3 4 15 Cukup kritis
11 IAP 4 5 3 2 14 Cukup kritis
12 JAF 5 3 3 4 15 Cukup kritis
13 LPAP 3 1 1 2 7 Sangat tidak kritis
14 MKP 2 2 1 2 7 Sangat tidak kritis
15 MZCA 3 4 2 2 11 Tidak kritis
16 MAK 4 4 3 1 13 Cukup kritis
17 MRA 3 4 3 4 14 Cukup kritis
18 MYRS 4 3 1 2 10 Sangat tidak kritis
19 NHN 2 3 2 4 11 Tidak kritis
20 NKB 3 4 3 2 12 Tidak kritis
21 RPWN 2 2 1 2 7 Sangat tidak kritis
22 RBK 3 3 2 3 11 Tidak kritis
23 RQP 3 3 4 2 12 Tidak kritis
24 RIF 2 3 1 2 8 Sangat tidak kritis
25 VNC 2 4 3 2 11 Tidak kritis
26 YNL 3 3 1 2 9 Sangat tidak kritis
27 ZRM 4 2 2 2 9 Sangat tidak kritis
28 AKA 3 4 3 4 14 Cukup kritis
29 FAIA 3 3 1 2 9 Sangat tidak kritis
30 AP 4 5 2 2 13 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 321
Rata-rata skor kelas 10,70 Sangat tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 53,5 Sangat tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup 9
kritis
Presentase jumlah siswa minimal cukup 30%
kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

307

Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal


Indikator 2 (Mampu Bertanya)

No Nama No Soal Skor Kriteria


7 14
1 NM 4 5 9 Kritis
2 AP 3 1 4 Sangat tidak kritis
3 AFA 3 2 5 Sangat idak kritis
4 CYS 4 1 5 Sangat tidak kritis
5 DA 3 2 5 Sangat tidak kritis
6 DS 4 1 5 Sangat tidak kritis
7 EAKD 2 3 5 Sangat tidak kritis
8 GD 3 3 6 Tidak kritis
9 HAK 4 3 7 Cukup kritis
10 IAM 5 3 8 Cukup kritis
11 IAP 4 4 8 Cukup kritis
12 JAF 5 2 7 Cukup kritis
13 LPAP 4 2 6 Tidak kritis
14 MKP 3 3 6 Tidak kritis
15 MZCA 4 2 6 Tidak kritis
16 MAK 4 3 7 Cukup kritis
17 MRA 4 4 8 Kritis
18 MYRS 1 1 2 Sangat tidak kritis
19 NHN 3 5 8 Kritis
20 NKB 4 1 5 Sangat tidak kritis
21 RPWN 3 4 7 Cukup kritis
22 RBK 4 2 6 Tidak kritis
23 RQP 2 4 6 Tidak kritis
24 RIF 5 1 6 Tidak kritis
25 VNC 5 5 10 Sangat kritis
26 YNL 3 3 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 2 6 Tidak kritis
28 AKA 5 4 9 Sangat kritis
29 FAIA 4 2 6 Tidak kritis
30 AP 5 3 8 Kritis
Jumlah skor kelas 192
Rata-rata skor kelas 6,40 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 64 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal 12
cukup kritis
Presentase jumlah siswa 40%
minimal cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

308

Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal


Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan)

No Nama No Soal Skor Kriteria


3 8
1 NM 3 5 8 Kritis
2 AP 3 3 6 Tidak kritis
3 AFA 1 2 3 Sangat tidak kritis
4 CYS 2 3 5 Sangat tidak kritis
5 DA 4 3 7 Cukup kritis
6 DS 1 3 4 Sangat tidak kritis
7 EAKD 4 4 8 Kritis
8 GD 5 4 9 Sangat kritis
9 HAK 2 1 3 Sangat tidak kritis
10 IAM 3 2 5 Tidak kritis
11 IAP 4 2 6 Tidak kritis
12 JAF 4 4 8 Kritis
13 LPAP 3 2 5 Sangat tidak kritis
14 MKP 1 4 5 Sangat tidak kritis
15 MZCA 5 2 7 Cukup kritis
16 MAK 3 4 7 Cukup kritis
17 MRA 4 4 8 Kritis
18 MYRS 1 3 4 Sangat tidak kritis
19 NHN 4 4 8 Kritis
20 NKB 1 1 2 Sangat tidak kritis
21 RPWN 1 2 3 Sangat tidak kritis
22 RBK 2 1 3 Sangat tidak kritis
23 RQP 2 2 4 Sangat tidak kritis
24 RIF 3 1 4 Sangat tidak kritis
25 VNC 3 2 5 Sangat tidak kritis
26 YNL 1 2 3 Sangat tidak kritis
27 ZRM 1 3 4 Sangat tidak kritis
28 AKA 3 2 5 Sangat tidak kritis
29 FAIA 3 2 5 Sangat tidak kritis
30 AP 4 4 8 Kritis
Jumlah skor kelas 162
Rata-rata skor kelas 5,40 Sangat tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 54 Sangat tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal 10
cukup kritis
Presentase jumlah siswa 33,33%
minimal cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

309

Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal


Indikator 4 (Memecahkan Masalah)

No Nama No Soal Skor Kriteria


1 10 16 11 18 19
1 NM 4 5 4 2 3 5 23 Cukup kritis
2 AP 1 3 3 2 2 3 14 Sangat tidak kritis
3 AFA 2 4 2 3 2 2 15 Sangat tidak kritis
4 CYS 2 2 3 1 2 3 13 Sangat tidak kritis
5 DA 4 4 4 3 4 4 23 Cukup kritis
6 DS 4 4 3 1 3 2 17 Tidak kritis
7 EAKD 4 4 4 3 4 3 22 Cukup kritis
8 GD 5 4 4 2 2 4 21 Cukup kritis
9 HAK 3 1 2 2 4 4 16 Sangat tidak kritis
10 IAM 4 5 4 4 2 4 23 Cukup kritis
11 IAP 3 2 3 2 4 2 16 Sangat tidak kritis
12 JAF 4 4 3 3 5 4 24 Kritis
13 LPAP 2 3 4 2 2 3 16 Sangat tidak kritis
14 MKP 2 2 1 1 2 1 9 Sangat tidak kritis
15 MZCA 5 5 4 3 4 3 24 Kritis
16 MAK 5 4 3 4 5 3 24 Kritis
17 MRA 4 4 3 3 4 5 23 Cukup kritis
18 MYRS 2 2 3 2 1 3 13 Sangat tidak kritis
19 NHN 4 4 1 3 5 4 21 Cukup kritis
20 NKB 4 2 4 4 5 3 22 Cukup kritis
21 RPWN 5 2 4 3 2 3 19 Tidak kritis
22 RBK 1 3 4 2 2 3 15 Sangat tidak kritis
23 RQP 3 5 1 2 2 2 15 Sangat tidak kritis
24 RIF 2 4 3 1 2 1 13 Sangat tidak kritis
25 VNC 5 4 3 3 3 4 22 Cukup kritis
26 YNL 4 4 4 1 1 2 16 Sangat tidak kritis
27 ZRM 3 1 3 1 1 2 11 Sangat tidak kritis
28 AKA 4 2 3 3 2 3 17 Tidak kritis
29 FAIA 2 2 4 1 1 3 13 Sangat tidak kritis
30 AP 4 4 3 5 3 4 23 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 543
Rata-rata skor kelas 18,10 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 60,33 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 13
Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis 43,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

310

Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal


Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)

No Nama No Soal Skor Kriteria


2 4
1 NM 3 4 7 Cukup kritis
2 AP 3 5 8 Kritis
3 AFA 2 3 5 Sangat tidak kritis
4 CYS 1 2 3 Sangat tidak kritis
5 DA 5 3 8 Kritis
6 DS 2 2 4 Sangat tidak kritis
7 EAKD 3 4 7 Cukup kritis
8 GD 4 2 6 Cukup kritis
9 HAK 3 2 5 Sangat tidak kritis
10 IAM 4 3 7 Cukup kritis
11 IAP 3 3 6 Cukup kritis
12 JAF 5 5 10 Kritis
13 LPAP 3 1 4 Sangat tidak kritis
14 MKP 2 2 4 Sangat tidak kritis
15 MZCA 4 4 8 Kritis
16 MAK 4 4 8 Kritis
17 MRA 3 4 7 Cukup Kritis
18 MYRS 1 2 3 Sangat tidak kritis
19 NHN 4 3 7 Cukup kritis
20 NKB 2 2 4 Sangat tidak kritis
21 RPWN 2 3 5 Sangat tidak kritis
22 RBK 3 2 5 Sangat tidak kritis
23 RQP 2 1 3 Sangat tidak kritis
24 RIF 2 2 4 Sangat tidak kritis
25 VNC 4 4 8 Kritis
26 YNL 2 2 4 Sangat tidak kritis
27 ZRM 2 2 4 Sangat tidak kritis
28 AKA 4 4 8 Kritis
29 FAIA 1 2 3 Sangat tidak kritis
30 AP 5 4 9 Kritis
Jumlah skor kelas 174
Rata-rata skor kelas 5,80 Sangat tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 58 Sangat tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup 15
kritis
Presentase jumlah siswa minimal 50%
cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

311

Data Kemampuan Berpikir Kritis Awal


Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari
pengamatan)

No Nama No Soal Skor Kriteria


5 12 17 20
1 NM 3 4 3 5 15 Cukup kritis
2 AP 4 4 1 2 11 Tidak kritis
3 AFA 2 3 2 2 9 Sangat tidak kritis
4 CYS 2 2 2 2 8 Sangat tidak kritis
5 DA 2 2 2 2 8 Sangat tidak kritis
6 DS 3 3 3 2 11 Tidak kritis
7 EAKD 3 4 5 2 14 Cukup kritis
8 GD 2 2 2 4 10 Sangat tidak kritis
9 HAK 3 2 5 3 13 Cukup kritis
10 IAM 5 3 5 3 16 Kritis
11 IAP 5 2 4 4 15 Cukup kritis
12 JAF 4 3 4 4 15 Cukup kritis
13 LPAP 1 4 2 2 9 Sangat tidak kritis
14 MKP 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
15 MZCA 4 4 4 3 15 Cukup kritis
16 MAK 3 4 4 4 15 Cukup kritis
17 MRA 5 4 3 3 15 Cukup kritis
18 MYRS 1 4 1 2 8 Sangat tidak kritis
19 NHN 1 3 5 4 13 Cukup kritis
20 NKB 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
21 RPWN 1 3 2 3 9 Sangat tidak kritis
22 RBK 4 4 4 3 15 Cukup kritis
23 RQP 2 2 2 3 9 Sangat tidak kritis
24 RIF 1 3 1 3 8 Sangat tidak kritis
25 VNC 2 4 4 4 14 Cukup kritis
26 YNL 2 3 2 2 8 Sangat tidak kritis
27 ZRM 4 4 2 2 13 Cukup kritis
28 AKA 5 4 4 4 16 Kritis
29 FAIA 2 1 2 2 7 Sangat tidak kritis
30 AP 3 4 4 4 15 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 354
Rata-rata skor kelas 11,80 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 59 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup 15
kritis
Presentase jumlah siswa minimal 50%
cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

312

Data Keseluruhan
Kemampuan Berpikir Kritis Awal

No Nama Indikator Jumlah Kriteria


1 2 3 4 5 6
1 NM 14 9 8 23 7 15 76 Cukup ktitis
2 AP 6 4 6 14 8 11 49 Sangat tidak kritis
3 AFA 11 5 3 15 5 9 48 Sangat tidak kritis
4 CYS 8 5 5 13 3 8 42 Sangat tidak kritis
5 DA 13 5 7 23 8 8 64 Tidak kritis
6 DS 10 5 4 17 4 11 51 Tidak kritis
7 EAKD 8 5 8 22 7 14 64 Tidak kritis
8 GD 11 6 9 21 6 10 63 Tidak kritis
9 HAK 8 7 3 16 5 13 52 Sangat tidak kritis
10 IAM 15 8 5 23 7 16 74 Cukup kritis
11 IAP 14 8 6 16 6 15 65 Cukup kritis
12 JAF 15 7 8 24 10 15 79 Cukup kritis
13 LPAP 7 6 5 16 4 9 47 Sangat tidak kritis
14 MKP 7 6 5 9 4 10 41 Sangat tidak kritis
15 MZCA 11 6 7 24 8 15 71 Cukup kritis
16 MAK 13 7 7 24 8 15 74 Cukup kritis
17 MRA 14 8 8 23 7 15 75 Cukup kritis
18 MYRS 10 2 4 13 3 8 40 Sangat tidak kritis
19 NHN 11 8 8 21 7 13 68 Cukup kritis
20 NKB 12 5 2 22 4 10 55 Tidak kritis
21 RPWN 7 7 3 19 5 9 50 Sangat tidak kritis
22 RBK 11 6 3 15 5 15 55 Sangat tidak kritis
23 RQP 12 6 4 15 3 9 49 Sangat tidak kritis
24 RIF 8 6 4 13 4 8 43 Sangat tidak kritis
25 VNC 11 10 5 22 8 14 70 Cukup kritis
26 YNL 9 6 3 16 4 8 46 Sangat tidak kritis
27 ZRM 9 6 4 11 4 13 47 Sangat tidak kritis
28 AKA 14 9 5 17 8 16 69 Sangat tidak kritis
29 FAIA 9 6 5 13 3 7 43 Sangat tidak kritis
30 AP 13 8 8 23 9 15 76 Cukup kritis
Jumlah skor kelas 1745
Rata-rata skor kelas 58,17 Tidak kritis
Nilai rata-rata kelas 58,17 Tidak kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 10
Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis 33,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

313

Hasil Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis Awal

JUMLAH SISWA

Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 1 2 2 4 4 4 5 3 4 3 4 2 2 5 5 4 2 4 4 5 1 3 2 5 4 3 4 2 4
2 3 3 2 1 5 2 3 4 3 4 3 5 3 2 4 4 3 1 4 2 2 3 2 2 4 2 2 4 1 5
3 3 3 1 2 4 1 4 5 2 3 4 4 3 1 5 3 4 1 4 1 1 2 2 3 3 1 1 3 3 4
4 4 5 3 2 3 2 4 2 2 3 3 5 1 2 4 4 4 2 3 2 3 2 1 2 4 2 2 4 2 4
5 3 4 2 2 2 3 3 2 3 5 5 4 1 3 4 3 5 1 1 3 1 4 2 1 2 2 4 5 2 3
6 3 2 3 2 3 3 4 3 2 5 4 5 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4
7 4 3 3 4 3 4 2 3 4 5 4 5 4 3 4 4 4 1 3 4 3 4 2 5 5 3 4 5 4 5
8 5 3 2 3 3 3 4 4 1 2 2 4 2 4 2 4 4 3 4 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 4
9 4 1 3 3 4 3 1 2 3 3 5 3 1 2 4 5 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 3 5
10 5 3 4 2 4 4 4 4 1 5 2 4 3 2 5 4 4 2 4 2 2 3 5 4 4 4 1 2 2 4
11 2 2 3 1 3 1 3 2 2 4 2 4 2 1 3 4 3 2 3 4 3 2 2 1 3 1 1 3 1 5
12 4 4 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 1 4
13 3 1 4 1 3 2 1 4 2 3 3 3 1 1 2 3 3 1 2 3 1 2 4 1 3 1 2 3 1 2
14 5 1 2 1 2 1 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 1 5 1 4 2 4 1 5 3 2 4 2 3
15 4 2 1 2 3 2 2 2 1 4 2 4 2 2 2 1 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2
16 4 3 2 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 1 4 3 3 3 1 4 4 4 1 3 3 4 3 3 4 3
17 3 1 2 2 2 3 5 2 5 5 4 4 2 2 4 4 3 1 5 2 2 4 2 1 4 1 3 3 2 4
18 3 2 2 2 4 3 4 2 4 2 4 5 2 2 4 5 4 1 5 5 2 2 2 2 3 1 1 2 1 3
19 5 3 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4 3 1 3 3 5 3 4 3 3 3 2 1 4 2 2 3 3 4
20 5 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4
Jumlah 76 49 48 42 64 51 64 63 52 74 65 79 47 41 71 74 75 40 68 55 50 55 49 43 70 46 47 69 43 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

314

Rata-rata Skor Keseluruhan Indikator Awal

Skor
rata-
Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 rata
10,7
1 14 6 11 8 13 10 8 11 8 15 14 15 7 7 11 13 14 10 11 12 7 11 12 8 11 9 9 14 9 13
6,4
2 9 4 5 5 5 5 5 6 7 8 8 7 6 6 6 7 8 2 8 5 7 6 6 6 10 6 6 9 6 8
5,4
3 8 6 3 5 7 4 8 9 3 5 6 8 5 5 7 7 8 4 8 2 3 3 4 4 5 3 4 5 5 8
18,1
4 23 14 15 13 23 17 22 21 16 23 16 24 16 9 24 24 23 13 21 22 19 15 15 13 22 16 11 17 13 23
5,8
5 7 8 5 3 8 4 7 6 5 7 6 10 4 4 8 8 7 3 7 4 5 5 3 4 8 4 4 8 3 9
11,8
6 15 11 9 8 8 11 14 10 13 16 15 15 9 10 15 15 15 8 13 10 9 15 9 8 14 8 13 16 7 15
1746
Jumlah 76 49 48 42 64 51 64 63 52 74 65 79 47 41 71 74 75 40 68 55 50 55 49 43 70 46 47 69 43 76
Kriteria CK STK STK STK TK STK TK TK STK CK CK CK STK STK CK CK CK STK CK TK STK TK STK STK CK STK STK CK STK CK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

315

Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir


Indikator 1 (Menganalisis Argumen)

No Nama No Soal Skor Kriteria


6 9 13 15
1 NM 5 4 4 5 18 Sangat kritis
2 AP 3 4 4 4 15 Cukup kritis
3 AFA 3 2 3 3 11 Tidak kritis
4 CYS 3 3 3 3 12 Tidak kritis
5 DA 4 4 4 5 17 Kritis
6 DS 5 3 4 4 16 Kritis
7 EAKD 5 4 3 4 16 Kritis
8 GD 4 4 4 4 16 Kritis
9 HAK 4 4 5 2 16 Kritis
10 IAM 5 5 4 4 18 Sangat kritis
11 IAP 4 5 5 4 18 Sangat kritis
12 JAF 4 5 3 5 17 Kritis
13 LPAP 5 4 2 5 16 Kritis
14 MKP 3 4 4 4 15 Cukup kritis
15 MZCA 3 5 2 5 15 Cukup kritis
16 MAK 4 5 5 5 19 Sangat kritis
17 MRA 5 4 4 5 18 Sangat kritis
18 MYRS 4 4 3 4 15 Cukup kritis
19 NHN 5 5 4 4 18 Sangat kritis
20 NKB 4 4 5 5 18 Sangat kritis
21 RPWN 5 4 3 4 16 Cukup kritis
22 RBK 3 3 4 2 12 Tidak kritis
23 RQP 5 4 4 5 18 Sangat kritis
24 RIF 3 3 3 3 13 Cukup kritis
25 VNC 5 4 5 5 19 Sangat kritis
26 YNL 3 4 3 2 12 Tidak kritis
27 ZRM 2 3 3 3 11 Tidak kritis
28 AKA 5 5 3 5 18 Sangat kritis
29 FAIA 4 3 4 3 14 Cukup kritis
30 AP 5 5 3 5 18 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 475
Rata-rata skor kelas 15,83 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 79,15 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 25
Presentase jumlah siswa minimal cukup 83,33%
kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

316

Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir


Indikator 2 (Mampu Bertanya)

No Nama No Soal Skor Kriteria


7 14
1 NM 4 5 9 Sangat kritis
2 AP 3 5 8 Kritis
3 AFA 4 4 8 Kritis
4 CYS 4 5 8 Kritis
5 DA 4 4 8 Kritis
6 DS 2 5 7 Cukup kritis
7 EAKD 5 3 8 Kritis
8 GD 5 5 10 Sangat kritis
9 HAK 4 4 8 Kritis
10 IAM 2 5 7 Cukup kritis
11 IAP 4 4 8 Kritis
12 JAF 5 4 9 Sangat kritis
13 LPAP 4 5 9 Sangat kritis
14 MKP 3 5 8 Kritis
15 MZCA 5 5 10 Sangat kritis
16 MAK 5 5 10 Sangat kritis
17 MRA 5 5 10 Cukup kritis
18 MYRS 4 4 8 Kritis
19 NHN 4 5 9 Sangat kritis
20 NKB 5 5 10 Sangat kritis
21 RPWN 4 5 9 Sangat kritis
22 RBK 3 4 7 Cukup kritis
23 RQP 5 4 9 Sangat kritis
24 RIF 3 4 7 Cukup kritis
25 VNC 3 5 8 Kritis
26 YNL 2 4 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 4 8 Kritis
28 AKA 4 4 8 Kritis
29 FAIA 4 3 7 Cukup kritis
30 AP 5 5 10 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 251
Rata-rata skor kelas 8,37 Kritis
Nilai rata-rata kelas 83,7 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup 29
kritis
Presentase jumlah siswa minimal 96,66%
cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

317

Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir


Indikator 3 (Mampu Menjawab Pertanyaan)

No Nama No Soal Skor Kriteria


3 8
1 NM 5 5 10 Sangat kritis
2 AP 3 5 8 Kritis
3 AFA 3 5 8 Kritis
4 CYS 4 3 7 Cukup kritis
5 DA 5 4 9 Sangat kritis
6 DS 3 5 8 Kritis
7 EAKD H 4 5 9 Sangat kritis
8 GD 4 4 8 Kritis
9 HAK 4 3 7 Cukup kritis
10 IAM 4 5 9 Sangat kritis
11 IAP 5 4 9 Sangat kritis
12 JAF 4 5 9 Sangat kritis
13 LPAP 4 5 9 Sangat kritis
14 MKP 5 2 7 Cukup kritis
15 MZCA 3 2 5 Sangat tidak kritis
16 MAK 4 5 9 Sangat kritis
17 MRA 5 4 9 Sangat kritis
18 MYRS 4 4 8 Kritis
19 NHN 5 5 10 Sangat kritis
20 NKB 5 3 8 Kritis
21 RPWN 4 5 9 Sangat kritis
22 RBK 3 5 8 Kritis
23 RQP. 4 5 9 Sangat kritis
24 RIF 4 4 8 Kritis
25 VNC 3 4 7 Cukup kritis
26 YNL 4 2 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 3 7 Cukup kritis
28 AKA 3 4 7 Cukup kritis
29 FAIA 4 5 9 Sangat kritis
30 AP 5 5 10 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 246
Rata-rata skor kelas 8,2 Kritis
Nilai rata-rata kelas 82 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup 28
kritis
Presentase jumlah siswa minimal 93,33%
cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

318

Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir


Indikator 4 (Memecahkan Masalah)

No Nama No Soal Skor Kriteria


1 10 16 11 18 19
1 NM 4 5 4 4 4 5 26 Kritis
2 AP 4 4 3 4 3 3 21 Cukup kritis
3 AFA 3 3 4 3 2 2 17 Tidak kritis
4 CYS 3 3 3 3 3 2 17 Tidak kritis
5 DA 4 3 3 4 2 4 22 Cukup kritis
6 DS 4 2 3 4 3 4 20 Cukup kritis
7 EAKD 4 4 4 3 2 2 `19 Tidak kritis
8 GD 5 5 5 4 4 4 27 Sangat kritis
9 HAK 4 5 4 4 3 4 24 Kritis
10 IAM 4 5 4 4 4 4 25 Kritis
11 IAP 5 5 5 3 2 4 24 Kritis
12 JAF 4 4 4 4 2 3 21 Cukup kritis
13 LPAP 4 4 3 3 2 3 19 Tidak kritis
14 MKP 4 3 4 3 3 4 21 Cukup kritis
15 MZCA 5 4 5 3 4 4 25 Kritis
16 MAK 5 5 4 4 5 5 28 Sangat kritis
17 MRA 4 5 5 3 5 5 27 Sangat kritis
18 MYRS 3 4 5 4 2 3 19 Tidak kritis
19 NHN 4 4 5 4 4 4 25 Kritis
20 NKB 5 5 4 3 4 5 25 Kritis
21 RPWN 5 5 5 4 2 4 25 Kritis
22 RBK 4 4 4 4 2 2 21 Cukup kritis
23 RQP 3 5 5 3 4 4 24 Kritis
24 RIF 2 4 5 3 4 4 22 Cukup kritis
25 VNC 5 5 4 3 3 3 23 Cukup kritis
26 YNL 3 3 3 3 2 2 16 Tidak kritis
27 ZRM 3 4 3 3 2 2 17 Tidak kritis
28 AKA 4 5 5 3 4 3 24 Kritis
29 FAIA 4 5 4 4 4 2 23 Cukup kritis
30 AP 5 4 3 4 5 4 26 Kritis
Jumlah skor kelas 673
Rata-rata skor kelas 22,43 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 74,76 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 23
Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis 76,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

319

Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir


Indikator 5 (Membuat Kesimpulan)

No Nama No Soal Skor Kriteria


2 4
1 NM 4 5 9 Sangat kritis
2 AP 3 4 7 Cukup kritis
3 AFA 4 3 7 Cukup kritis
4 CYS 3 3 6 Tidak kritis
5 DA 4 5 9 Sangat kritis
6 DS 2 3 5 Sangat tidak kritis
7 EAKD 5 4 9 Sangat kritis
8 GD 4 5 9 Sangat kritis
9 HAK 4 4 8 Cukup kritis
10 IAM 4 4 8 Cukup kritis
11 IAP 5 5 10 Sangat kritis
12 JAF 3 5 8 Cukup kritis
13 LPAP 5 5 8 Cukup kritis
14 MKP 4 5 9 Sangat kritis
15 MZCA 4 5 9 Sangat kritis
16 MAK 5 5 10 Sangat kritis
17 MRA 5 4 9 Sangat kritis
18 MYRS 4 5 9 Sangat kritis
19 NHN 4 3 7 Cukup kritis
20 NKB 5 5 10 Sangat kritis
21 RPWN 4 5 9 Sangat kritis
22 RBK 2 3 5 Sangat tidak kritis
23 RQP 4 3 7 Cukup kritis
24 RIF 4 2 6 Tidak kritis
25 VNC 4 4 8 Kritis
26 YNL 4 2 6 Tidak kritis
27 ZRM 4 2 6 Tidak kritis
28 AKA 4 4 8 Kritis
29 FAIA 3 2 5 Sangat tidak kritis
30 AP 5 4 9 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 235
Rata-rata skor kelas 7,83 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 78,3 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup 23
kritis
Presentase jumlah siswa minimal 76,66%
cukup kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

320

Data Kemampuan Berpikir Kritis Akhir


Indikator 6 (Ketrampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari
pengamatan)

No Nama No Soal Skor Kriteria


512 17 20
1 NM 5 3 4 4 16 Kritis
2 AP 4 4 4 5 17 Kritis
3 AFA 3 3 2 3 11 Tidak kritis
4 CYS 3 4 5 2 14 Cukup kritis
5 DA 4 4 5 3 16 Kritis
6 DS 5 2 3 3 13 Cukup kritis
7 EAKD 4 4 5 5 18 Sangat kritis
8 GD 5 5 4 4 18 Sangat kritis
9 HAK 4 3 4 4 15 Cukup kritis
10 IAM 4 5 3 5 17 Kritis
11 IAP 5 4 5 5 19 Sangat kritis
12 JAF 4 5 4 5 18 Sangat kritis
13 LPAP 3 4 5 4 16 Kritis
14 MKP 4 4 4 4 16 Kritis
15 MZCA 4 4 4 5 17 Kritis
16 MAK 5 5 4 5 19 Sangat kritis
17 MRA 5 5 5 4 19 Sangat kritis
18 MYRS 5 4 4 4 17 Kritis
19 NHN 4 5 5 5 19 Sangat kritis
20 NKB 5 5 5 5 20 Sangat kritis
21 RPWN 5 5 5 5 20 Sangat kritis
22 RBK 3 2 3 2 10 Sangat tidak kritis
23 RQP 5 3 5 5 18 Sangat kritis
24 RIF 4 4 4 5 17 Kritis
25 VNC 4 4 4 5 17 Kritis
26 YNL 4 3 4 4 15 Cukup kritis
27 ZRM 4 4 4 3 15 Cukup kritis
28 AKA 5 4 5 4 18 Sangat kritis
29 FAIA 5 4 4 4 17 Kritis
30 AP 5 5 5 4 19 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 501
Rata-rata skor kelas 16,70 Kritis
Nilai rata-rata kelas 83,5 Kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup 28
kritis
Presentase jumlah siswa minimal cukup 93,33%
kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

321

Data Keseluruhan
Kemampuan Berpikir Kritis Akhir

No Nama Indikator Jumlah Kriteria


1 2 3 4 5 6
1 NM 18 9 10 26 9 16 88 Kritis
2 AP 15 8 8 21 7 17 76 Cukup kritis
3 AFA 11 8 8 17 7 11 62 Tidak kritis
4 CYS 12 8 7 17 6 14 64 Tidak kritis
5 DA 17 8 9 22 9 16 81 Kritis
6 DS 16 7 8 20 5 13 69 Cukup kritis
7 EAKD 16 8 9 19 9 18 79 Cukup kritis
8 GD 16 10 8 27 9 18 88 Kritis
9 HAK 20 9 8 27 9 18 78 Cukup kritis
10 IAM 18 7 9 25 8 17 84 Kritis
11 IAP 18 8 9 24 10 19 88 Kritis
12 JAF 17 9 9 21 8 18 82 Kritis
13 LPAP 16 9 7 19 8 16 75 Cukup kritis
14 MKP 15 8 5 21 9 16 74 Cukup kritis
15 MZCA 15 10 9 25 9 17 85 Kritis
16 MAK 19 10 9 28 10 19 95 Sangat kritis
17 MRA 18 10 9 27 9 19 92 Sangat kritis
18 MYRS 15 8 8 19 9 17 76 Cukup kritis
19 NHN 18 9 10 25 7 19 88 Kritis
20 NKB 18 10 8 25 10 20 91 Sangat kritis
21 RPWN 16 9 9 25 9 20 88 Kritis
22 RBK 12 7 8 21 5 10 63 Tidak kritis
23 RQP 18 9 9 24 7 18 85 Kritis
24 RIF 13 7 8 22 6 17 73 Cukup kritis
25 VNC 19 8 7 23 8 17 82 Kritis
26 YNL 12 6 6 16 6 15 61 Tidak kritis
27 ZRM 11 8 7 17 6 15 64 Tidak kritis
28 AKA 18 8 7 24 8 18 83 Kritis
29 FAIA 14 7 9 23 5 17 75 Cukup kritis
30 AP 18 10 10 26 9 19 92 Sangat kritis
Jumlah skor kelas 2381
Rata-rata skor kelas 79,36 Cukup kritis
Nilai rata-rata kelas 79,36 Cukup kritis
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 25
Presentase jumlah siswa minimal cukup kritis 83,33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

322

Data Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis Akhir

JUMLAH SISWA
Aitem 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 3 2 5 3 3 4 4 5
2 4 3 4 3 4 2 5 4 5 4 5 3 3 4 4 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 3 5
3 5 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5
4 5 4 3 3 5 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 3 3 2 4 2 2 4 2 4
5 5 4 3 3 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
6 5 3 3 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 4 5 4 5 4 5 3 5 3 5 3 2 5 4 5
7 4 3 4 4 4 2 5 5 4 2 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 4 3 5 3 3 2 4 4 4 5
8 5 5 5 3 4 5 5 4 3 5 4 5 3 2 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 2 3 4 5 5
9 4 4 2 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 5 3 5
10 5 4 3 3 4 2 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5
11 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4
12 3 4 3 4 4 2 4 5 3 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 2 3 4 4 3 4 4 4 5
13 4 4 3 3 4 4 3 4 5 4 5 3 2 4 2 5 4 3 4 5 3 4 4 3 5 3 3 3 4 3
14 5 5 4 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5
15 5 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 4 5 2 3 5 3 5
16 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 5 3 5 4 5 4 5 5 4 3 3 5 4 3
17 4 4 2 5 5 3 5 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 5 4 5
18 4 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 2 2 3 4 5 5 2 4 4 2 2 4 4 3 2 2 4 4 5
19 5 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 3 4 5 4 2 4 4 3 2 2 3 2 4
20 4 5 3 2 3 3 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 2 5 5 5 4 3 4 4 4
Jumlah 88 76 62 64 81 69 79 88 78 84 88 82 75 74 85 95 92 76 88 91 88 63 85 73 82 61 64 83 75 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

323

Skor Rata-Rata Keseluruhan Indikator Akhir

skor
rata-
indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 rata
1 18 15 11 12 17 16 16 16 16 18 18 17 16 15 15 19 18 15 18 18 16 12 18 13 19 12 11 18 14 18 15,83
2 9 8 8 8 8 7 8 10 8 7 8 9 9 8 10 10 10 8 9 10 9 7 9 7 8 6 8 8 7 10 8,37
3 10 8 8 7 9 8 9 8 7 9 9 9 7 5 9 9 9 8 10 8 9 8 9 8 7 6 7 7 9 10 8,20
4 26 21 17 17 22 20 19 27 24 25 24 21 19 21 25 28 27 19 25 25 25 21 24 22 23 16 17 24 23 26 22,43
5 9 7 7 6 9 5 9 9 8 8 10 8 8 9 9 10 9 9 7 10 9 5 7 6 8 6 6 8 5 9 7,83
6 16 17 11 14 16 13 18 18 15 17 19 18 16 16 17 19 19 17 19 20 20 10 18 17 17 15 15 18 17 19 16,70
Jumlah 88 76 62 64 81 69 79 88 78 84 88 82 75 74 85 95 92 76 88 91 88 63 85 73 82 61 64 83 75 92 2381
Kriteria K CK TK TK K CK CK K CK K K K CK CK K SK SK CK K SK K TK K CK K TK TK K CK SK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

324

LAMPIRAN 15

LEMBAR PENGAMATAN/ OBSERVASI


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

325

LEMBAR PENGAMATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

No Indikator Skala Skor


kemampuan
berpikir kritis 3 2 1

1 Menganalisis Sering menganalisis argumen Jarang menganalisis argumen ketika Tidak pernah menganalisis
argumen ketika berkerja dalam kelompok berkerja dalam kelompok argumen ketika berkerja dalam
kelompok

2 Mampu bertanya Bentuk pertanyaan menunjukan Bentuk pertanyaan kurang Tidak mengajukan pertanyaan
kemampuan berpikir kritis menunjukan kemampuan berpikir
kritis

3 Mampu menjawab Jawaban sesuai dengan Jawaban sesuai dengan pertanyaan, Jawaban tidak sesuai
pertanyaan pertanyaan dan disertai dengan namun tanpa disertai dengan langkah
langkah pengerjaan pengerjaan yang kurang tepat

4 Memecahkan Memecahkan masalah dengan Memecahkan masalah dengan Penyelesaian masalah tanpa
masalah langkah yang sistematis tanpa langkah yang sistematis dengan menyertakan langkah yang
bantuan guru bantuan guru sistematis

5 Menuliskan Kesimpulan ditulis dengan benar Kesimpulan ditulis namun tidak Tidak menuliskan kesimpulan
kesimpulan sesuai dengan materi yang telah sesuai dengan materi yang telah
dipelajari dipelajari

6 Keterampilan Sering mengevaluasi dan Jarang mengevaluasi dan menilai Tidak melakukan evaluasi dan
mengevaluasi dan menilai hasil pengematan hasil pengamatan menilai hasil pengamatan
menilai hasil
pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

326

LAMPIRAN 16

HASIL OBSERVASI KEMAMPUAN BERPIKIR


KRITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

327

DATA OBSERVASI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Data Awal Data Akhir

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2


Indikator Indikator Indikator Indikator Jumlah
Nama 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
NM 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 61
AP 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 53
AFA 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 40
CYS 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1 3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2 2 48
DA 2 3 2 1 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 3 3 51
DS 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 2 3 50
EAKD 2 3 2 1 1 2 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 56
GD 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 53
HAK 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 50
IAM 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 54
IAP 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 52
JAF 2 2 2 1 2 1 2 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 55
LPAP 2 3 2 2 1 1 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 56
MKP 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 55
MZCA 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 57
MAK 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 57
MRA 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 60
MYRS 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 52
NHN 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 58
NKB 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 56
RPWN 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 55
RBK 2 3 3 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 54
RQP 1 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

328

Data Awal Data Akhir

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2


Indikator Indikator Indikator Indikator Jumlah
Nama 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
RIF 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 56
VNC 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 56
YNL 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 2 1 45
ZRM 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 44
AKA 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 3 3 2 3 1 3 3 2 3 1 2 2 47
FAIA 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 44
AP 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 60
Jumlah 54 66 58 49 50 56 70 68 68 66 56 54 71 73 74 71 65 69 75 78 79 77 70 71
Keterangan TK CK TK STK TK CK CK CK CK CK TK TK CK K K CK CK CK K K K K CK CK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

329

Hasil Skor Rata-Rata Setiap Indikator


Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal dan Akhir

Indikator Kondisi Awal (Siklus I) Kondisi Akhir (Siklus II)


Pertemuan Pertemuan Skor rata- Kriteria Pertemuan Pertemuan Skor Kriteria
1 2 1 2 rata 1 2 1 2 rata-rata
Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria
1 54 TK 70 CK 62 CK 71 CK 75 CK 73 K
2 66 CK 68 CK 67 CK 73 K 78 K 76 K
3 58 TK 68 CK 63 CK 74 K 79 K 77 K
4 49 STK 66 CK 57 TK 71 CK 77 K 74 K
5 50 TK 56 TK 53 TK 65 CK 70 CK 68 CK
6 56 CK 54 TK 55 TK 69 CK 64 CK 70 CK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

330

LAMPIRAN 17
HASIL WAWANCARA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

331

HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Jumat, 31 Juli 2015


Narasumber : Guru kelas III

No Pertanyaan Wawancara Jawaban


1 Bagaimana proses pembelajaran Siswa terkadang masih sulit
mata pelajaran matematika di memerima materi pembelajaran
kelas III? yang diberikan.
2 Apakah kendala yang dihadapi Belum lancarberhitung, khususnya
dalam mengajar matematika di pada materi perkalian dan
kelas III? pembagian.
3 Apakah selalu menggunakan Tidak selalu menggunakan media
media sebagai sarana pembelajaran matematika,
pembelajaran matematika? tergantung pada materi yang sedang
diajarkan.
4 Apakah siswa diajak untuk Tidak selalu, tetapi siswa sangat
melakukan percobaan dengan antusias jika guru memberikan
media yang digunakan pada saat materi dengan menggunakan
pelajaran matematika? media.
5 Apa media yang pernah Kerikil, lidi, papan perkalian dan
digunakan? pembagian,menggunakan
jarimatika.
6 Bagaimana peran media dalam Bisa menanbah pemahaman tentang
pembelajaran matematika? materi yang diajarkan khususnya
dalam penggunaan media konkret.
7 Apakah siswa antusias dalam Sangat antusias dan senang belajar
mengikuti pembelajaran matematika, siswa sangat aktif
matematika? ketika pelajaran matematika.
8 Apa yang membuat siswa merasa Kurang memperhatikan penjelasan
kesulitan dalam menerima guru, materi masih dirasa sulit bagi
pelajaran matematika? siswa adalah operasi hitung
perkalian pembagian.
9 Bagaimana hasil belajar siswa Masih banyak siswa yang belum
pada mata pelajaran matematika? mencapai KKM (KKM 60)
10 Apa yang menyebabkan hasil Kurang teliti dalam menghitung,
belajar siswa rendah pada mata kurang berlatih.
pelajaran matematika?
11 Bagaimana strategi pembelajaran Melakukan pendekatan secara
matematika yang digunakan untuk khusus, pendalaman materi, latihan
mengatasi rendahnya hasil belajar latihan soal.
siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

332

No Pertanyaan Wawancara Jawaban


12 Bagaimana jika siswa dihadapkan Masih kurang bisa memahami,
pada materi (soal cerita) ? siswa masih merasan kebinggungan
dalam menerima soal cerita.
13 Apakah siswa bisa menemukan Tidak bisa, karena pada dasarnya
cara sendiri untuk menjawab soal siswa belum bisa memahami
cerita? materi.
14 Apakah pernah menerapkan Pernah tetapi belum secara
pendekatan CTL dalam maksimal cara pengajarannya.
pembelajaran matematika?
15 Bagaimana proses pembelajaran Siswa masih sulit memahami
matematika pada materi perkalian materi tersebut, Terkadang sudah
dan pembagian? menggunakan media contohnya
menggunakan kelereng, krikil,
jarimatika.
16 Apakah dalam pembelajaran Belum, masih banyak yang belum
matematika materi perkalian dan mencapai KKM yang ditentukan
pembagian nilai siswa sudah sekolah(KKM 60).
mencapai diatas KKM?
17 Berapa nilai tertinggi dan berapa Nilai tertinggi mencapai 100,
nilai terendah pada saat ulangan terendah 40.
khususnya pada materi perkalian
dan pembagian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

333

LAMPIRAN 18
FOTO FOTO KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

334

Guru menjelaskan materi

Guru menjelaskan materi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

335

Menjelaskan materi menggunakan media Siswa mencoba menggunakan media

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok Kerja Kelompok


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

336

Berdiskusi Kelompok Berdiskusi Kelompok

Mengerjakan Soal Mengerjakan Soal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

337

BIODATA PENELITI

Frengki Widiyatmoko lahir di Magelang pada tanggal 24

Juli 1993. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri

Dukun IV pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama

di SMP Negeri 1 Dukun lulus pada tahun 2009.

Melanjutkan di SMA Negeri 1 Dukun lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012

melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas

Kuguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Di akhir masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma menulis skripsi dengan

judul: Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas III SD Negeri Karangmloko 1 Pada Materi Operasi Hitung Perkalian

dan Pembagian Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.

Anda mungkin juga menyukai