filsafah (Arab). Semua istilah itu tersebut dari philein yang berarti
Ada dua arti secara etimologis dan filsafat yang berbeda. Pertama, apabila
istilah filsafat mengacu pada asal kata philien dan shopos. maka artinya
kata sifat). Kedua, apabila filsafat mengacu pada asal kata philos dan
yang dikejarnya itu, maka ia tidak mau berkata bahwa ia telah mempunyai,
Namun ini sudah semestinya, sebab dalam filsafat orang tidak pernah akan
mengatakan selesai belajar, karena luas dan dalamnya filsafat itu orang
Selama manusia masih hidup dalam dunia ini, harus berusaha untuk
lebih luas daripada kebijaksanaan. Artinya ada berbagi macam, antara lain:
memutuskan hal-hal yang praktis. Dengan demikian asal mula kata filsafat
itu sangat umum, yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the
Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam
benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi, secara umum
semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah
filsuf.
Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan
Mohamad Hatta mengemukakan pengertian apa filsafat itu lebih baik tidak
dibicarakan lebih dulu. Nanti, bila orang telah banyak membaca atau
maklum apa filsafat itu: dan makin dalam ia berfilsafat, akan makin
berasal dari kata Arab yang berhubungan rapat dengan kata Yunani,
majemuk yang terdiri atas philo dan sopbia. philo, artinya cinta dalam arti
yang luas, yaitu ingin, dank arena itu lalu berusaha mencapai yang
masa sekarang, dan masa yang akan datang. Jawaban yang diperoleh ada
tiga jenis pengetahuan, yaitu :pertama, pengetahuan yang timbul dari hal-
tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk
mengetahui apa yang akan terjadi. Kedua, pengetahuan yang timbul dari
tersebut selalu dipakai atau tidak. Pedoman yang selalu dipakai disebut
Pertanyaan apakah yang menayakan tentang hakikat atau inti mutlak dari
suatu hal. Hakikat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat
empiris, sehingga hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban atau
pengetahuan ini kita akan mengetahui hal-hal yang sifatnya sangat umu,
universal, abstrak.
Dengan demikian, kalau ilmu-ilmu yang lain (selain filsafat) bergerak dari
tidak tahu kepada tahu, sedangkan ilmu filsafat bergerak dari tidak tahu
berfikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut
Berfikir yang demikian ini sebagai upaya untuk dapat berfikir secara tepat
persyaratan :
a. Harus Sistematis
unsur saling berkaitan satu dengan yang lain secara teratur dalam suatu
yang mempengaruhi.
b. Harus Konsepsional
c. Harus Koheren
d. Harus Rasional
e. Harus Sinoptik
3. Filsafat Ilmu
ilmiah itu sendiri. Istilah lain dari filsafat ilmu adalah theory of science
makna serta penekanan yang berbeda tentang filsafat ilmu. Menurut Prof.
sosiologi.
disiplin yang di dalamnya konsep dan teori tentang ilmu dianalisis dan
1. Definisi Filsafat
pengetahuan.
benda).
e. Immanuel Kant (1724 – 1804 M), yang sering disebut raksasa pikir
dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak
dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu
yang universal.
bidangnya.
cita politik yang baru dan tidak sejalan dengan wewenang yang
suatu kebudayaan.
j. N. Driyarkara
penghabisan.
k. Notonagoro
intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak
pokok penyelidikannya.
belaka.
Perlu diketahui bahwa filsafat tidak berbeda dengan ilmu-ilmu lain dalam
objek material yang diselidiki yaitu mengenai semua yang ada : manusia,
alam dan Tuhan. Adapun yang beda adalah objek formalnya yaitu segi
atau sudut dari materi yang diselidiki. Yang menjadi objek formal dari
filsafat ialah hal-hal yang menyangkut hakikat, sifat dasar arti atau makna
ialah mengenai apa hakikat manusia itu. Tentu saja bukan ha-hal yang
dapat dijangkau dengan pengamatan indra, tetapi lama sekali hanya dapat
dicapai dengan kemampuan rasio, rasa dan logika. Sebab tentang hakikat
hanya dari segi yang lahiriah, tetapi juga yang hakiki, akan memperluas
cakrawala pandang kita tentang sesuatu itu. Dengan itu kita dapat
Kita harus tanggap dan menanggapi dengan apa yang berbeda di sekeliling
kita. Pendeknya dengan filsafat kita tahu tentang diri kita sendiri dan tahu
tentang diri yang lain yaitu alam sekitar dan Tuhan, dengan itu kita dapat
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia.
ilmiah;
sebagainya.
1988)
empiris dan yang juga ilmu rasional, juga untuk membahas studi
ihwal yang logis dan epistemologis. Jadi, peran filsafat ilmu disini
ruang, dan hukum. Pada sisi yang lain filsafat ilmu mencangkup
c. Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi
18)
manusia.
ilmiah. Dalam bidang ini filsafat ilmu berkaitan erat dengan logika
logis dan metodologis serta tata urutan berbagai langkah dan unsur
Baik bidang pertama dan kedua di atas dibahas dalam filsafat ilmu
Filsafat ilmu sebagai halnya dengan bidang-bidang ilmu yang lain, juga
suatu ilmu atau objek yang dipelajari oleh suatu ilmu itu. Objek
Objek formal adalah sudut pandang dari masa sang subjek menelaah
dimiliki oleh seorang ilmuwan. Sikap atau pendirian filosofis secara garis
besar dapat dibedakan ke dalam dua mainstream, aliran besar yang sangat
mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, yaitu meterealisme dan
menganngap bahwa tidak ada hal yang nyata selain materi. Spiritualisme
realitas yang dimaksud adalah spirit atau roh, lebih terarah pada ilmu-ilmu
humaniora.
depan.
tidak puas, meras ingin tahu, dan merasa ragu-ragu. Pada tahap awalnya
Misalnya: gempa bumi, hujan, banjir, melihat laut yang sangat luas.
Orang yang heran berarti dia merasa tidak tahu, atau dia menghadapi
filsuf. Dari mana jawaban itu dapat diperoleh? jawaban diperoleh dengan
intropeksi (mawas diri). Dalam hal ini tidak semua persoalan itu mesti
agama, dan sosial. Nilai dalam pengertian ini adalah suatu kualitas
sebagai berikut :
pengalaman manusia.
kontradiksi.
keseluruhan.
g. Bebas, artinya sampai batas-batas luas, pemikiran filsafati boelh
ketujuh.
Untuk dapat memperoleh ilmu salah satu yang harus dipahami oleh
seorang ilmuwan adalah mengetahui cara apa yang harus gunakan? Ilmu
dapat digali atau dicari menggunakan prosedur yang disebut sebagai ilmu,
dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara mengetahui sesuatu, yang
berfikir yaitu cara berfikir dedukatif dan cara berfikir induktif dalam
Proses kegiatan ilmia, menurut Ritchie Calder yang dikutip oleh Jujun
jauh, ternyata bahwa kita mulai mengamati objek tertentu tersebut kalau
ini muncul karena oleh adanya kontak manusia dengan dunia empiris yang
dimulai, dank arena masalah ini dari sunia empiris, maka proses berfikir
sesuatu barang yang baru, karena sejak manusia berada di muka bumi
masalah tersebut sudah ada. Namun dalam menghadapi masalah ini maka
nyata maka ilmu mencari jawabannya juga apada dunia nyata. Ilmu
dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta pula, apa pun teori yang
sebagai berikut :
yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling terkait dan
bebas dan variable terkait. Karena berfikir ini disusun secara rasional
permasalahan.
RUMUSAN
HIPOTESIS
Pragmatisme
Korespondensi
Induktif
DITERIMA DITOLAK
PENGUJIAN
HIPOTESIS
antara langkah yang satu dengan langkah yang lainnya tidak terikat
sekaligus juga landasan bagi koreksi bagi langkah yang lain. Dengan
1. Cabang-Cabang Filsafat
Telah kita ketahui bahwa filsafat adalah sebagai induk yang mencangkup
ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri dari induknya, filsafat.
Yang menjadi pertanyaan ialah: apa sajakah yang masih merupakan bagian
dari filsafat dalam coraknya yang baru ini? Persoalan ini membawa kita
1) Metafisika,
2) Logika,
4) Filsafat alam,
5) Filsafat kebudayaan,
6) Filsafat sejarah,
7) Etika,
8) Estetika, dan
9) Antropologi.
c. Dr. Richard H. Popkin dan Dr. Avrufn Astroll dalam buku mereka,
seterusnya).
berdasarkan religi).
ini,
kuantitasnya,
- ilmu matefisika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu.
hidup perorangan;
didalam negara.
dan diperguanakan.
ahli lainnya, kita melihat lebih banyak persamaan dari pada perbedaan.
Dari pandangan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam
sebagainya.
persoalannya menjadi apakah sesuatu itu hakiki (Asli) atau palsu ( maya).
Dari tinjauan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam tiap-
lapangan yang paling uatama dalam ilmu filsafat selalu berputar disekita
2. Kegunaan Filsafat
alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah control,
artinya ini sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya
dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari
Kemampuan berfikir serius itu, mendalam adalah salah satu cirrinya, tidak
akan dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar filsafat merupakan salah satu
Meskipun isi filsafat tidak perlu bagi setiap orang. Akan tetapi, orang-
dibentuk oleh dua kekuatan : agama dan atau filsafat. Jika kita tahu
manusia dan filsafat. Filsafat itu sendiri adalah bagian penting atau inti
kebudayaan.
Dengan uraian di atas jelasnya bagi kita bahwa sevara konkret manfaat
kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berfikir,
melihat lalu apa yang menjadi persoalan, dan ini merupakan syarat
manusia.
bijak yang kuat. Ini berarti ilmuwan sosial perlu mempelajari ilmu-
Kita telah mengetahui bahwa filsafat merupakan induk dari segala ilmu
berikutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri sari
matematika dan fisika. Ini terjadi pada zaman Renaissance (abad XVI M).
induknya. Psikologi menjadi ilmu yang terlepas dari filsafat pada masa
sampai saat ini masih terasa. Seperti orang yang memperoleh doctor
dalam ilmu fisika, psikologi, dan sebagainya, diberi gelar Ph.D (Docktor
filsafat saja.
mati tetapi hidup dengan corak tersendiri, yakni sebagai ilmu yang
Yang menjadi pertanyaan adalah : apa saja yang masih merupakan bagian
dari filsafat dalam corak yang tersendiri ini? Dari persoalan inilah
bagian:
a. Metafisika
b. Logika
d. Filsafat Alam
e. Filsafat Kebudayaan
f. Filsafat Sejarah
g. Filsafat Etika
h. Aestika, dan
i. Antripologi.
Demikian pembagian filsafat yang dilakukan oleh para, ahli pada dewasa
pemebahasannya yaitu :
1. Al – Kindi (wafat 893 M), ahli pikir pertama dalam filsafat Islam
b. Filsafat praktik
dalam kuantitasnya.
hidup perseorangan.
negara.
Dari pembagian yang dilakukan oleh para ahli filsafat itu, baik para
Apabila disimak dari pendapat para ahli diatas, maka dapatlah kita
cabang-cabang filsafat lainny antara para ahli dari yang satu dengan
a. Metafisika
b. Epistemologi
c. Metodologi
d. Logika
e. Etika
f. Estetika
a. Filsafat Seni
b. Filsafat Kebudayaan
c. Filsafat Pendidikan
d. Filsafat Sejarah
e. Filsafat Bahasa
f. Filsafat Hukum
g. Filsafat Budi
h. Filsafat Politik
i. Filsafat Agama
j. Filsafat Kehidupan
k. Filsafat Nilai
a. Filsafat Matematika
c. FilsafatBiologi
d. Filsafat Linguistik
e. FilsafatPsikologi
filsafat ini oleh The Liang Gie diharapkan akan membantu dalam
rangka menyusun kurikulum dan pengajaran filsafat pada pendidikan
Dalam studi filsafat untuk memhaminya secara baik paling tidak kita
1. METAFISIKA
nature).
segala sesuatu.
mengetahui?
3. LOGIKA
telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi
4. ETIKA
rasio semata yang lepas dari sumber wahyu agama yang dijadikan
5. SEJARAH FILSAFAT
filsafat para ahli pikir (filsuf) ini akan didapat berbagai ragam
yang cemerlang.
Menurut The Liang Gie (2000), bahwa lingkup filsafat ilmu dari para
1. Peter Angeles
2. Cornelius Benjamin
Filsuf ini membagi pokok soal filsafat ilmu dalam tiga bidang
berikut,
tentang tanda.
alamiah.
metodologi ilmu
4. Ernest Nagel
A. SUMBER FILSAFAT
terbit dan tiap malam hilang? Kenapa temannya, yang kemarin masih
main-main dengan gembira dengan dia, sekarang mati? Apa itu mati?
Kenapa berbohong itu berdosa? Kenapa bapak si Ali jahat? Kenapa induk
filsuf. Juga bentuk pertanyaan tidak banyak beda. Matahari terbit dan
terbenam teratur. Tenaga apa yang mengatur itu? Hukum alam! Apa itu
hukum alam?Kenapa makhluk hidup itu mesti mati! Apa itu hidup, apa itu
Siapakah yang menentukan itu semua? Apakah mansuai itu sendiri yang
naluri?
Perbedaan anak-anak dan filsuf adalah dalam reaksi keheranan itu. Anak-
jawaban itu sendiri, karena jawaban yang sudah ada disangsikannya. Patric
mengatakan :
Di antara yang ada diapakah yang bertanya? Benda, tanaman dan hewan
Secara umut pertanyaan itu dijawab oleh pengtahuan indra. Secara khusus
manusia? Apa itu alam? Apa itu hukum? Apa itu hidup? Apa maksud dan
tujuannya? Siapa yang menentukan nasib? Siapakah Tuhan itu? Apa guna
lahir manusia, ada persamaan batin, yakni tabiat ali. Tabiat itu milik tiap
Terhadap jawaban itu waktu lain atau ruang lain diajukan lagi pertanyaan.
kebenaran.
Pertanyaan itu menjadi hak manusia dankewajiban manusia. Manakala
hak itu tidak dipergunakannya atau kewajiban itu itu tidak dijalankannya,
Karena yang membedakan manusia dari benda, tanaman dan hewan, dan
avontur.
sedikit tentang itu. Orang tidak mengetahui sama sekali tentang sesuatu
Karena itu, tujuan pertanyaan ialah penjelasan tentang sesuatu yang telah
kita tidak percaya akan dapat menemukannya, pertanyaan itu tidak ada
gunanya. Sia-sia bukan? karena itu dalam ajaran islam dilarang orang
Apes yang dikatakan sangsi, atau bimbang, atau ragu? Sutan Takdir
Ada tiga sikap pikiran manusia dalam menghadapi segala sesuatu. Yang
yang pertama dan kedua pikiran itu tidak bekerja. Kalau kita percaya pada
sesuatu atau tidak percaya, maka kita tidak berpikir. Bila orang mulai
berpikir? Kalau ia percaya tidak dan tidak percaya pun tidak. Maka ia
berpikir untuk sampai kepada kepercayaan atau tidak percaya. Ketika ini
disebabkan hukum alam? Apakah hukum alam itu hanya merupakan sifat
Kata yang berasal dari bahasa asing untuk sangsi ialah skeptic (skeptic).
Dari kata itu terbentuk istilah yang menunjuk pengertian paham, yakni
skeptisisme, berarti:
sama pada semua pendapat, ia memisahkan yang benar dari yang tidak
benar dalam pendapat; percaya bahwa yang satu lebih baik dari pada
Zeno membuktikan betapa gerak itu sesungguhnya tidak ada. Gerak tidak
lain tipuan pandangan kita. Gerak itu sesungguhnya diam. Apa yang
dikatakan diam? Apabila suatu benda pada suatu waktu berada disuatu
yang pertama ia ada pada suatu tempat, seperseratus menit yang kedua
waktu ia ada pada satu tempat. Karena bola itu pada tiap waktu berada
pada suatu tempat berartilah bahwa bola itu diam. Maka gerak sama
yang satu berbeda dengan kebenaran yang lain, yang bertantangan dengan
yang benar. maka kaum Sufis, terutama Potagorasdan Gorgias sangsi akan
kebenaran.
Puncak paham keangsingan itu kurun Yunani kita temui pada Pyrho dan
sendiri:
pancaindra yang satu, bergantung pada keadaan yang lain (missal: gyla
itu putih kata mata, manis kata lidah. Mana yangbenar? Kalau
jasmaniah yang berbeda-beda (missal: kopi yang saya minum tiap pagi
5. Kesan atas otak bergantung pada tempatnya dari kita (missal: rel kereta
saja).
menangis; sekarang ketika ingat akan kematian itu saya tidak merasa
9. Sifat objek hanya relasi yang satu dengan yang lain, ia dapat bertukar
saban waktu (missal: yang tuan tunjuk sebagai sebelah kiri, bagi saya
sebelah kanan; yang bagi kaum komunitas baik, bagi kaum agama
jahat).
kebenaran.
Tetapi kesangsian radikal akhirnya bunuh diri. Apabila orang
Apabila semuanya tidak benar, ia harus pula mengakui bahwa apa yang
diucapkannya itu (“Semuanya tidak benar”) juga tidak benar. Apabila apa
yang diinginkan si penyangsi itu tidak benar, maka skeptisime bunuh diri.
filsafat. Tiap kebenaran disangsikan lagi, sampai pada satu titik dimana
keadaan yang tetap. Ia hanya dahan dan tempat berpijak sementara untuk
Tanpa sangsi, orang tidak berfikir. Tanpa berfikir filsafat tidak lahir.
fundamental yang mengenai diri kita sendiri, laku perbuatan dan dunia
dalam mana kita hidup dan akhirat yang merupakan ujung kehidupan.
ilmu, yang selalu bersifat maju. Teori yang sudah ditinggalkannya, tidak
karena tidak lagi memuaskan akal. Suatu teori filsafat yang sudah lama
Dan dalam sejarah pengetahuan, manusia itu, filsafat dan ilmu. Itu
Dalam kurun filsafat Yunani dan filsafat Islam memang kabur batas filsafat
dan ilmu. Sekarang pun ada yang memandangnya semikian. Dalam subbab A
sengaja kita membagi pengetahuan yang bersumber dari pada manusia dalam
tiga jenis, untuk memperjelas batas tu. Dalam pasal ini kita perdalam
pembahasan tentang perbedaan antara kedua itu (tanpa lupa menyinggung segi
Untuk dapat memahami perbedaan antara filssafat dan ilmu, harus terjawab
terlebih dahulu: apa itu filsafat?, dan apa itu ilmu? Pertanyaan pertama telah
dijawab oleh subbab B. Maka sekarang yang harus kita jawab pertanyaan
kedua.
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab (alima) dan berarti pengetahuan.
istilahscience. Science berasal dari bahasa Latin; scio, scire, yang juga berarti
pengetahuan.
Apa isi pengathuan ilmu itu? Ilmu (Latin; Science) mengandung tiga kategori
isi; hipotesis, teori dan dalil hukum. Ilmu merupakan perkembangan lanjut
pertanyaan apa yang dialami oleh pancaindra, adalah pertanyaan ilmu yang
mencapai generalisasi. Dalam kajian ilmiah, kalau data yang baru terkumpul
sedikit atau belum cukup, maka ilmuwan membina hipotesis. Hipotesis ialah
hipotesis, maka hipotesis menjadi tesis, atau hupotesis menjadi teori. Kalau
teori mencapai generalisasi yang umum, menjadi dalillah ia. Dan kalau teori
a. Ilmu praktis. Ia tidak hanya kepad ahukum umum atau abstraksi, tidak
kenyataan.
norma.
c. Ilmu praktis positif. Ia memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus
membuat sesuatu atau tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
hasil tertentu.
d. Ilmu spekulatif ideografis. Ilmu spekulatif yang tujuannya mengkaji
kebenaran objek dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu.
generalisasi substantive.
yang dicari itu ialah pengetahuan yang benar. Dalam segi ini maksud kedua-
duanya sama. Tetapi dalam persamaan itu ada perbedaan. Pengetahuan ilmu
kerja :
tahap berikutnya.
mendahului peristiwa).
Teori kebenaran dari ilmu ditentukan oleh tingkatnya yang empat jumlahnya:
dan kedua.
yang sudah diuji oleh data-data. Teori adalah anggapan kebenaran yang
tempat berpijak teori itu. Apabila ditemukan pengalaman atau fakta baru,
atau fakta yang selama ini tidak diperhitungkan, dapat jatuh teoriyang
dipegang selama ini. Maka orang membangun teori baru. Jadi, teori
yang sama. Mungkin saja suatu teori ditinggalkan, digantikan oleh teori
baru.
d. Apabila penjelasan fakta-fakta sampai pada kepastian hukum yakni
hukum alam, sampai ilmu ke tinggi yang tertinggi, dan sampai pulalh ia
dapat diteliti tidak ada (misalnya tentang nilai), atau masalah itu belum dapat
dalam bentuk teori atau hukum. Karena pengetahuan itu sesuai dengan
faktanya, maka pengetahuan yang digali dan dinyatakannya itu adalah benar.
Jelaslah betapa inherennya ilmu dengan fakta, yaitu fakta yang dialami.
Fakta yang belum ditafsirkan jadi bersifat murni disebut data. Data inilah
adalah kerja tangan. Berfikir adalah kerj aotak. Karena itu, ilmu merupakan
hasil kerja sama otak dan tangan. Pengetahuan indra hasil dari kerja
dengan filsafat.
Bukan saja ilmu, tapi juga filsafat mencari pengetahuan yang pasti, eksak,
hasil riset dan eksperimen. Maka riset dan eksperimen pula yang menguji
sepanjang pemikiran.
Di samping itu, filsafat tidak puas dengan pengetahuan yang tertentu, eksak
alam; benda-benda mati sja, tanaman, hewan, manusia saja, bumi saja, bulan,
hukum: hukum adat, hukum criminal dan perdata, hukum moden, hukum,
menngingini pula penjelasan umum, tentang fakta-fakta itu, dari mana asal
Ilmu adalah pelukisan fakta pengalaman dengan lengkap dan secara konsisten
(lihat, Perenggan 34). Apa fakta itu? Ilmu menjawab: sesuatu yang langsung
diamati dan tidak ditafsirkan. Pengamatan itu biasanya melalui salah satu
indra kita, misalnya mata, telinga atau tangan. Mungkin juga data itu
merupakan sesuatu yang kita amati secara batiniah, misalnya perasaan atau
emosi. Dengan demikian jelaslah bahwa ilmu dibangun di atas fakta yang
merupakan dat-indra.
Data-indra itu tentulah subjektif, seperti telah dibahas oleh Pyrho (lihat,
dunia yang dibangun diatas realitas objektif yang kukuh, tidak atas data –
Kaum ilmuwan menyatakan bahw ailmu tersusun atas realitas objektif yang
Ilmu dapat kita bagi dua: ilmu murni (pure science), yang bersifat teoti; dan
Bagi umum pengertian ilmu itu terarah kepada yang kedua, yaitu alat yang
pada hal-hal yang praktis. Untuk itu kita bertanya kepada ilmu terapan.
Tetapi kadang-kadang timbul pertanyaan dalam hati kita apa makna, apa
guna, tujuan dan nilai tindakan itu; apa makna, tujuan, guna dan nilai hidup
kita, dan dunia kita. Ketika itu kita bertanya pada filsafat.
filsafat dan ilmu menurut pandangan kaum filsuf sekarang. Pandangan itu
terbagi dua :
sama dengan filsafat, bahkan ada yang menyamakan filsafat dengan ilmu.
b. Filsafat tidak berkaitan dengan ilmu. Ia otonom dan tidak mau diperalat
oleh ilmu.
akhir abad ke-19. Filsuf-filsuf mempelajari hasil ilmu. Berdasarkan ilmu itu
pernyataan itu tidak bernilai. Ada pula filsuf yang berpendapat bahwa
filsafat ialah riset epistemology. Filsafat diminta untuk member laporan atau
sintesis hasil yang dicapai flsuf yang beranggapan, ruang gerak filsafat sudah
tidak ada hubungan antara filsafat dan ilmu, bahkan keduanya itu saling
tantang. Bukanlah tugas filsafat untuk jadi alat ilmu, menyelidiki pengertian-
hasilnya. Kaum filsufnya antara lain kaum irasional, intuisi, dan eksdidtensi.
tenaga, zat roh, sebab, akibat, hukum alam, kuantitas, kualitas, dan lain-lain
filsafat karena itu tidak dapat diverifikasi atau dibatalkan oleh ilmu.
Kencenderungan tidak ilmiah itu dalam kurun ini berpusat di Eropa Barat
tapi manusia. Ilmu adalah pengetahuan abstrak dan objektif dan tidak
sungguh-sungguh.
science).
kebudayaan adalah soal manusia. Maju selangkah lagi dapat kita katakana,
bahwa manusialah yang berkebudayaan. Apakah makhluk-makhluk lain,
menyimpulkan : Tidak!
sesuatu yang esensial yang tidak ada pada hewan. Manusia mempunyai roh
atau jiwa, yang menyatakan diri pada berpikir dan merasa rohaniah. Hewan
Ilmu tentang manusia yang diistilahkan orang dengan antropologi terbagi dua.
memasuki lapangan antropologi fisik. Tetapi kalau ia kita pandang dari segi
Soal roh Apa yang dikatakan Roh? Sekalipun ilmu telah melonjak tinggi ke
ruang angkasa luar dan menghujam dalam kapitala bumi, namuns edikit
sekali yang diketahuinya tentang roh itu. Al-Qur’an sudah 14 abad yang lalu
Yang banyak diketahui tentang roh ialah pernyataan. Dalam garis besarnya ia
menyatakan diri pada pikiran dan perasaan dalam pengertian luas. BErtolak
dari pikiran dan perasaan ini mungkin kita menambahkan satu definisi lagi
sudah ada. Kita dapat dimaafkan dengan penambahan ini, karena manusia itu
Definisi yang kita rumuskan ini dipadang dari segi rohaniahnya, khususnya
pikiran dan perasaan. Suatu kebudayaan ialah cara berpikir dan cara merasa,
yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu. Cara
berpikir dan cara merasa itu menyatakan diri dalam cara berlaku dan cara
dalam kehidupan. Kependekan ini dapat diperpendek lagi: Cara hidup (way
jelas dapat memperpegangi apa-apa itu kehidupan, ia dapat kita bagi dalam
sejumlah segi atau faset. Segi kehidupan yang kita maksud identitas dengan
cultural universal.
kelamin dna pola-pola family, sosial, pemerintah, praktik religi dan magis,
mitologi dan filsafat, ilmu, kesenian dan rekreasi. Dari perbandingan teori-
teori cultural universal itu dapat pula kita membagi kebudayaan dalam tujuh
faset atau cabang kebudayaan, yakni: sosial, ekonomi, politik, ilmu dan
masuk ke dalam faset sosial, ekonomi, politik, ilmu dan teknik, seni, filsafat
mereka.
Cara berpikir dan cara merasa itu membentuk cara hidup (cara bergaul, cara
hidup itu berisikan cara bertindak, cara berlaku atau cara berbuat. Orang
demikian jelaslah, cara hidup itu dibentuk oleh nilai-nilai. Suatu masyarakat
Dipandang dari segi nilai itu mengertilah kita kenapa Sultan Takdir
nilai yang membentuk kebudayaan itu menurut Takdir ialah nilai-nilai: Ilmu,
Dipandang dari teori pola kebudayaan sejagat, jenis nilai takdir itu sama
manisfetasinya dalam bentuk cara berlaku dan cara berbuat atau cara hidup
adalah kebudayaan lahiriah. Produk cara berlaku-berbuat itu yang berbentuk
Cara berpikir merasa membentuk sikap jiwa atau mentalitas. Mungkin juga
dikatakan mentalitas atau sikap jiwa itu menyatakan diri dalam cara berpikir
dan cara merasa. Sikap jiwa itu adalah batiniah. Lahiriah ia menjelma
jiwa. Manifestasi sikap jiwa itu seperti telah disinggung diatas ialah sikap
dan sikap hidup historis materialisme atau materialisme sosilogi Marx. Cara
hidup suatu masyarakat agama berpedoman pada ajaran penganjur atau nabi –
Nya, yang dapat dipandang senagai filsuf masyarakat itu. Cara hidup suatu
el, Oswald. Pengaruhnya masih terasa dalam abad ke – 20 ini dalam bentuk
kehidupan materialis.
Sekularisme yang merupakan pandangan dunia dan sikap hidup Barat dapat
kebudayaan Rusia dan Cina diatur dan dikendalikan oleh filsafat komunisme.
Rusia dengan filsufnya Lenin, murid filosof Marx, dan Cina dengan filsufnya
agama, harus diselesaikan terlebih dahulu pengertian agama. Apa itu agama?
Apabila kita kaji etimologinya, kata agama membawa kita kepada bahasa
Sanskerta. Akar kata a-gam-a ialah gam, yang berarti pergi atau berjalan.
Sanskerta adalah bahasa Indo Jerman. Dalam bahasa Belanda, dan Inggris
(Belanda = gaan, dan Inggris = go) yang serumpun dengan gam dan berarti
agama, yang berarti jalan. Jalan kemana? Dalam agama Hindu, tentu jalan ke
Nirwana.
Kata jalan dengan makna yang sama kiat temukan pula dalam peristilaham
diekuivalenkan orang dengan religi (religion) kata religi sebagai istilah ilmu
Paling kurang ada empat cirri yang ditemukan pada tiap religi.
d. Biasanya ada cirri yang ke – 4, yaitu sikap hidup yang ditumbuhkan oleh
Apabila yang Kudus itu dipercayai sebgai pribadi, yakni Tuhan (God), maka
kepada Tuhan).
identikkan agama itu dengan religi, sehingga keempat ciei tersebut manjadi
Apakah agama itu masuk kebudaayn atau tidak, terdapat pertikaian antara
ilmu dan Islam. Sepanjang kita bicara tentang agama Islam, adalah agama itu
bukan bagian kebudayaan Islam. Tetapi kalau bicara tentang agama bukan-
Islam, Islam dapat menerima teori ilmu. Hal ini baru dapat dipahami setelah
religion).
religuion).
Agama budayalah yang lahir dalam kebudayaan. Kalau agama ini tumbuh di
bumi, adalah agama langit diturunkan dari langit. Yang pertama dibentuk
oleh filsafat masyarakat (tentu dirumuskan oleh filsuf masyarakat itu, apakah
Di antara banyak perbedaan antara kedua jenis agama itu, ada sejumlah
perbedaan pokok, yang dapat menunjukkan kepada kita, apakah suartu agama
a. Tidak disampaikan oleh Nabi atau Rasul Tuhan, tidak dapat dipastikan
kappa lahirnya.
b. Tidak memiliki Kitab Suci yang diwariskan oleh Nabi/ Rasul Tuhan.
Kalau Ada Kitab Suci yang diwariskan oleh penganjurnya, isi kitab itu
c. Sistem merasa dan berpikir agama inheren dengan sistem merasa dan
tetap.
c. Sistem merasa dan berpikirnya tidak inheren dengan sistem merasa dan
agama.
terbukti kebenarannya ajaran itu; mengenai alam gaib terterima oleh akal.
Dengan pembangian agama-agama dalam dua jenis ini, adalah ilmu benar
Setelah terjawab apa itu agama, baru dapat kita telaah hubungan filsafat dan
Yang mengenai agama budaya, jelas seklai betapa agama itu dilahirkan oleh
bersahaja itu tentang dunia gaib, alam dan manusia, hidup dan mati,
ketakutan dan harapan manusia dan akhirat. Pada agama Tao jelas seklai
pengaruh filsafat Lao Tze. Agama Kong Hu Cu, diebntuk oleh filsuf Kong
Hu Cu. Antara agama Shinto dan filsafat bahasa Jepang jelas sekali saling-
Inti soal agama dan sasaran utamanya ialah alam gaib. Alam gaib bukanlah
Dari alam gaib tidak mungkin digali fakta. Kalaumungkin, ia bukan lagi
Soal agama adalah soal hati. Budi di sini hanya pelengkap. Dalam agama
budaya, budi itu bahkan diabaikan atau diperbudak oleh hati. DAlam agama
langit, budi itu menerangi hati, dan mengontrolnya agar jangan tergelincir
Karena tidak ada fakta yang akan diperpegangi budi, diandalkannya kerja atas
tenaganya sendiri, yaitu logika. Dan ketika budi itu memepergunakan sifat-
sifat sistematis, radikal dan universal dalam berpikirnya, maka budi itu telah
agama. Filsafat itu, karena dikaitkan dengan agama, mejadi filsafat agama.
Filsafat agama bertolak dati yang gaib, yang diperpegangi oleh hati,
wahyu-Nya secara gaib, dan wahyu-wahyu itu sendiri yang berasal dari Yang
tentang yang gaib, dan lain-lain kesemuanya itu dibenarkan oleh hati,
sehingga menjadi kepercayaan, selanjutnya dibawa berpikir oleh budi,
agama budaya, hasil budi itu menjadi agama. Dalam agama langit,
itu yang sistematis, radikal dan universal tentang wahyu membentuk filsafat
agama.
Bertolak dari definisi filsafat, adalah takrif filsafat agama : sistem kebenaran
tentang agama sebagai hasil berpikir secara radikal, sistematis dan universal.
disiplin) dan bebas. Ada dua bentuk filsafat agama, yakni filsafat agama pada
anakitik dan kritik, dengan membebaskan diri dari ajaran-ajaran agama dan
bukanlah tujuannya untuk membenarkan suatu agama. Apa itu agama? Dari
mana asalnya? Apa maksud dan tujuannya? Apa gunanya? Betapa nilainya?
Bentuk yang kedua adalah hasil pemikiran dasar-dasar suatu agama secara
itu tidalha mustahil dan tidak berlawanan dengan logika. Dalam pembahasan
orang mengingatkan diri pada ajaran-ajaran agama itu. Tugas filsafat di sini
sesungguhnya ialah membawa ajaran-ajaran agama itu kea lam budi,
tentang ketuhanan, alam, manusia, baik dan buruk, kejahatan hidup dan mati,
dunia dan akhirat, hubungan manusia dengan Tuhan, roh, dan lain-lain. Pada
Islam dasar-dasar itu disebut Arkanul Iman, Tiang-tiang Iman, terdiri atas
enam sila:
f. Yakin kepada kadar, yang baik dan yang buruknya berasal dari Tuhan.
diciptakan Allah untuk tugas-tugas tertentu. Salah satu tugas malaikat (Jibril)
Hadisnya.
Dialog yang abadi terkandung dalam konfrontasi filsafat dan agama. Agama
ternyata tidak benar. Ketahuilah, budi manusia itu nisbi. Ia tidak akan
Filsafat menjawab dengan ejekan pula. Kami ingin kebenaran yang kami
usahakan dengan tenaga kami sendiri. Kami tidak seperti anak kecil, yang
sesungguhnya kegembiraan itu bukan terletak pada kebenaran itu sendiri, tapi
dalam mencari.
didudukkan.
filsafat ilmu, filsafat dan agama. Islam membagi alam dalam tiga kategori:
ilmu;
b. Alam gaib idhafi (gaib nisbi), yaitu alam yang masuk ke dalam
c. Alam gaib hakiki, yaitu alam yang tidak akan mungkin diamati, diriset
Untuk dapat termakan oleh akal, agama dapat meminta pada filsafat untuk
sumber nilai, terutama nilai-nilai etika. Perbedaannya lagi dalam hal ini,
ia masih produk akal juga. Pada agama langitlah baru dapat dikatakan
Apabila dibahas ajaran tiap agama. selalu kita temukan penentuan nilai-nilai
baik dan buruk. Dalam Islam ini amat tegas digariskan. Terkenal sarinya
kejahatan.
Dalam Islam nilai etika itu tidaklah hanya dua seperti tingkat-tingkat nilai
Syari’at yang terdiri dari lima hukum Islam menggariskan lima tingkat nilai.
Hukum wajib mengandung nilai; baik; hukum sunah: setengah baik; hukum
mubah, jaiz atau harus: netral nilai atau hampa nilai; hukum makhurh
mengandung hukum setengah buruk; dan hukum haram berisikan nilai buruk.
atau harus tidak memberi menfaat, juga tidak mendatangkan mudarat, karena
Laku perbuatan baik mendapat nilai pahala, sebaliknya laku perbuatan buruk
memperoleh nilai dosa. Nilai pahala itu baru terwujud di akhirat dalam
Sedangkan nilai-nilai etika agama (agama langit) mengatasi ruang dan waktu,
berasal dari Yang Mutlak pula. Dan pembalasan laku perbuatan etika
Perbedaan besar antara filsafat dan agama, antara suatu filsafat dengan filsafat
lain, antara suatu agama dengan agama lain ialah, mana-manakah yang baik
1. Teori Pengetahuan
bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui indra tidak pasti dan tidak
yang benar hanya merupakan hasil akal belaka, karena akal bisa membedakan
dan teori koherensi. Teori koherensi didasari oleh pendapat bahwa item-item
keseluruhan. Oleh karena itu, semua ide dan teori harus divalidasi
mengemukakan, bahwa:
The rationalistat argue that our sense give us but the raw material from
cannot possibly furnish us; the main itself is active, an organizer and
dapat menipu manusia yang berpikir, tidak sesuai antara pengamatan sebagai
Ada beberapa teori yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah
pengetahuan iru benar atau salah, yaitu : (1) teori korespondensi, (2) teori
dalam pikiran dengan situasi lingkungannya. Teori ini paling luas diakui oleh
kaum realis.
dengan pendapat orang lain sebelumnya, atau karena diterima oleh banyak
merupakan cirri dari ilmuwan yang selalu mengecek atau mengontrol pikiran-
34).
kita dengan pengatahuan kita yang telah dimiliki. Teori ini pada umumnya
sehingga teori ini disebut juga teori konsistensi) yang merupakan cirri logis
hubungan antara pikiran-pikiran (ide-ide) yang telah kita miliki satu dengan
tersebut sesuai dengan pengetahuan yang kita miliki, atau apabila kita
melepaskan pendapat lama, karena pendapat baru tersebut lebih bertautan
Bentuk yang paling sederhana dari teori koherensi adalah menurut adanya
ini dapat diakui sebagai suatu sistem yang benar, jika yang menjadi dasar
seemesta), sehingga pikiran yang benar dan setiap bagian sistem kebenaran
Beberapa kritik diberikan pada teori ini, diantaranya : Pertama, kita tidak
masa lampau secara logis konsisten, tetapi secara fakat ternyata kemuadian
terhadap pikiran dari pengalaman sehari-hari. Teori ini hanya cocok untuk
matematika murni, teori ini tisak cocok untuk menguji kebenaran berdasarkan
kenyataan, sebab kita hanya bisa mengetahui dari pengalaman kita saja. di
lain pihak, menurut pragmatisme, teori koherensi adalah formal dan rasional,
ada kebenaran yang mutlak dan abadi. Kebenaran itu dibuat dalam proses
penyesuaian manusia.
berguna, tetapi hanya dapat memenuhi kepentingannya. Tetapi dalam hal ini
tidak berarti, bahwa benar dan salah merupakan yang bersifat individual.
pendekatan, yaitu:
tertentu.
3) Bahwa sesuatu itu benar apabila membantu dalam perjuangan hidup bagi
seperti yang telah dikemukakan diatas, bai pramatisme tidak ada kebenaran
pada akal. Akal memperoleh bahan lewat indra untuk kemudian diolah
langkah metodis yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum
Rene Descartes membedakan tiga ide yang ada dalam diri manusia,
yaitu : (1) innate ideas adalah ide-ide yang dibawa manusia sejak lahir,
(2) adventious ideas adalah ide-ide yang berasal dari luar manusia, (3)
factitious ideas adalah ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran itu sendiri.
bermacam-macam.
atau tidak tergantung pada pikiran. Pikiran dan dunia luar saling
dunia. Dunia tetap ada sebelum pikiran menyadari dan tetap ada
24-25).
behaviorisme.
C.S Pierce menyatakan, bahwa yang penting adalah pengaruh apa yang dapat
Pengetahuan kita tidak lain merupakan gambaran yang kita peroleh tentang
akibat yang dapat kita saksikan. Nilai dari suatu pengertian atau suatu
dicari dalam tingkatan seberapa jauh manusia sebagai pribadi dan secara
dan daya untuk berpikir merupakan sarana. Bukan pengetahuan itu sendiri
yang benar, tetapi pengetahuan itu baru menajdi benar dalam rangka proses
alam semesta ini (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 1996: 25).
3. Jenis-jenis pengetahuan
dan kebenaran kepada manusia pilihannya, yang dapat dijadikan petunjuk bagi
Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri, pada saat ia
karya seni merupakan bentuk pengetahuan intuitif, seperti karya penulis besar
Kebenaran tersebut tidak akan dapat diuji dengan observasi, perhitungan, atau
yang diperoleh secara intuisi bukan pengetahuan yang berasal dari diri kita
yang bersifat dangkal melainkan berasal dari dalam diri kita sendiri.
Menurut kaum intuisionis, dengan intuisi kita bisa mnegetahui diri kita
snediri, mengetahui karakter perasaan dan motif orang lain, kita mengetahui
dan memahami hakikat yang sebenarnya tenatng waktu, gerak, dan aspek-
aspek fundamental di dalam jagad raga (alam semester) ini. Dengan intuisi
dan memiliki watak yang tidak komunikatif, khusus untuk diri sendiri,
karena peristiw ayang tidak terhingga dalam kejadian alam tidak mungkin
diobservasi.
tersebut.
bahwa aksioma itu salah. Aksioma akan memberikan dasar bagi semua
ketahui berasal dari segala apa yang kita dapatkan melalui alat indra.
termasuk pula dunia penelitian, yang dalam pengertian ini termasuk dunia
sains.
modern, para ahli sain menaruh perhatian pada control observasi dan
pengalaman akan selalu bersifat sementara, dan dimulai dari bentuk hipotesis.
Oleh karena itulah, teori atau hukum –hukum yang diperoleh melalui
pengalaman setiap saat dapat berubah dan dapat diubah, sesuai dengan hasil
Kita menerima suatu pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya
di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang
Mislanya, kita menerima petuah agama dari seorang kiai, karena beliau
merupakan orang yang sangat ahli dan mengeusai sumber ajaran agama islam,
tanpa harus kita mengecek dari sumber aslinya (Quran dan Sunnah).
ensiklopedia atau hasil karya tulis para pakar yang terkenal. Pada zaman
kerjaan, sabda raja merupakan petuah yang dianggap benar tidak salah karena
D. Metode Ilmiah
Kata metode berasal dari kata Yunani “meta” = jalan; “bados” = melalui;
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan atau “cara bekerja” menurut aturan-
kebenaran. Bedanya dengan logika formal ialah bahwa logika formal itu
mengajar cara-cara bekerja yang berdasar pada “kodeat budi sebagai kekuatan
mengenal. Oleh karena metode itu berdasarkan pada objeknya, maka secara
teoritis, jumlah metode itu paling sedikit sama dengan jumlah kategori-
1. Guna Metode
situasi kebetulan saja, tetapi segala sesuatu selalu diarahkan kepada tujuannya.
Jadi ada pilihan waktu dan keadaan yang tepat, bekerja dengan efektif dan
efisien.
Kladisikasi Metode
Untuk menemukan
a. Metode
Untuk mengajarkan
Ilmu pengetahuan
b. Metode
Autoritas (kepercayaan)
Empiris
c. Metode
Rasional
Konstruksi
d. Metode
Sisematisasi
a. Metode untuk menemukan itu biasanya berjalan secara induksi, yaitu
benderangan yang kita tangkap itu terdapat dalam barang itu sendiri.
lain. Kita menerima pernyataan itu sebagai benar, sebab kita tahu bahwa
budi kita dapat menujukkan alasan-alasan yang cukup kuat, sehingga budi
evidensi eksterna.
2. Metode Kebimbangan
bimbang terhadap suatu kebenaran itu. Tindakan ini tidak lain kecuali
bermaksud untuk memeriksa hal itu dengan lebih seksama. Dengan tindakan
yang demikian itu orang lalu dapat mengakui kebenaran itu, semata-mata
Akan tetapi orang tidak dapat berpangkal pada kebimbangan umum, artinya
Jadi kalau semua premis iu berupa kebimbangan, maka konklusinya pun akan
Cara kerja yang umum bagi semua adalah analisis dan sintesis. Hal ini
menunjukkan dua buah pekerjaan budi yang pokok dalam rangka menyelami
dalam realitasnya.
b. Rasional bila pembagian itu hanya dilakukan di dalam budi saja (secara
teorrtis).
Bila dikatakan menganalisis kalau budi itu berjalan dari “akibat” ke “sebab-
sebab” ke “akibat-akibatnya”.
yaitu :
a. Adekuat / lengkap, jika semua bagian-bagain dikumpulkan kembali,
sama.
Analisis dan sintesis dapat dlakukan sebagai control antara yang satu dengan
(objek), yang merupakan kesatuan yang sistematis (struktur organis) dan yang
Ilmu pengetahuan itu mencari yang umum dan yang mutlak. Yang umum,
hanya berlaku bagi satu atau dua individu atau kejadian-kejadian saja. Jadi,
ilmu pengetahuan itu mencari yang umum pada barang. Yang mutlak, sebab-
metaphysic, physis atau moral. Tanpa yang mutlak itu dunia dengan kejadian-
mutlak dan yang individual juga. Dari yang yidak mutlak dan yang hanya
berlaku umum dalam seluruh alam kodrat jasmani. Ilmu ini disebut juga ilmu-
Ilmu pengetahuan itu disebut juga ilmu pengetahuan induktif, sebab berjalan
(materi) itu.
pengetahuan biologis).
a. Observasi (pengamatan)
gejala-gejala yang ada. Biasanya alat indra kita itu tidak mampu untuk
moral (ingin tahu, ketajaman budi, kesabaran, dan tidak berat sebelah).
b. Hipotesis
hukum yang dianutnya, dan mencari hubungan gejala-gejala itu satu sama
belit itu.
2) Tugas hipotesis
sia.
c. Eksperimen (percobaa)
apakah hipotesis itu benar atau salah. Dengan hipotesis orang menerima
(buat sementara) bahwa ada hubungan yang tetap antara gejala yang satu
dengan gejala yang lain, atau sebagai sebab dan akibat, atau sebagai dua
berubah pula dan apakah perubahan pada B itu selaras dengan perubahan
pada A.
dasar” yang diterimanya bahwa “hukum-hukum alam kodrat itu tetap” atau
5) dan sebagainya.
d. Induksi
hukum.
dilakukan.
tepat dan saksama, sedang hipotesis dan induksi membuat rumusan dari
hukum-hukumnya.
BAB 3
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Istilah ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang
berasal dari bahasa Latin scientia dari bentuk kat kerja scire yang berarti
The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas
Aktivitas
Ilmu
Metode Pengetahuan
sistematis.
karena itu, pencarian biasanya dilakukan berulang kali, maka dalam dunia
pikiran, pola kerja, atat langkah, dan cara teknis untuk memperoleh
Dari aktivitas ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh para
a. Masalah (Problem)
b. Sikap (Attitude)
Curiosity berarti adanya rasa ingin tahu tentang bagaimana sesuatu ide
diusulkan
Willingness to be objective,hasrat dan usaha untuk bersikap dan bertindak
c. Metode (Method)
para scientist tidk selalu memiliki ide yang (pasti) yang dapat ditunjukkan
d. Aktivitas (Activity)
Science adalah sesuatu lahan yang dikerjakan oleh para scientist, melalui
dilakukan oleh seseorang. Adapun dari aspek sosial, science has become
ending effort.
e. Kesimpulan (Conclusions)
aktivitas.
yang disebut dengan applied science, dan kedua, pengaruh ilmu terhadap
macam nilai.
Ciri pengetahuan ilmiah antara lain adalah persoalan dalam ilmu itu penting
hal ini ilmu muncul dari adanya problema dan harus dari suatu problema,
tetapi problema itu telah diketahuinya sebagai suatu persoalan yang tidak
suatu kejelasan dan kebenaran, walaupun bukan kebenaran akhir yang abadi
dan mutlak. Kemudian bahwa setiap jawaban dalam masalah ilmu telah
berupa kebenaran harus dapat diuji oleh orang lain. Pengujiannya baik
dengan pembenaran atau penyangkalan. Hal ini juga bahwa setiap masalah
dalam ilmu harus dapat dijawab dengan cara penelaahan atau penelitian
dalam ilmu selalu harus merupakan suatu problema yang telah diketahui atau
yang ingin diketahuinya, kemudian ada suatu penelitian agar dapat diperoleh
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987)
percobaan;
pada tiga hal, yaitu pokok, proses, dan masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai
produk, yaitu pengetahuan yang telah dietahuai dan diakui kebenarannya oleh
masyarakat ilmuawan.
Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas pada kenyataan-kenyataan yang
Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis rasional,
tanduknya, perilaku dan sikap serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan
teratur.
Van Meslen (1985) mengemukakan ada delapan cirri yang menandai ilmu,
secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode)
b. Ilmu pengertahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan
tanggungjawab ilmuwan.
dikomunikasikan.
g. Kritis, artinya tidak ada teori yang definitive, setiap teori terbuka bagi
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
bagunannya dari dalam. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau
Demi objektivitas ilmu, ilmuwan harus bekerja dengan cara ilmiah. Sifat
ilmiah dalam ilmu harus dapat diwujudkan, apbila dpenuhi syarat-syarat yang
intinya adalah :
a. Ilmu harus mempunyai ibjek, ini berarti bahwa kebenaran yang hendak
da objeknya.
b. Ilmu harus mempunyai metode, ini berarti bahwa untuk mencapai
kebenaran yang objektif, ilmu tidak dapat bekerja tanpa metode yang rapi.
Disamping itu yang perlu disadari, yakni ilmu bukanlah hal yang statis,
diuangkapkan oleh ilmu tertentu adalah kebenaran yang masih terbuka untuk
diuji.
1. Penalaran
perasaan, dalam hal ini seorang ahli fisika yaitu Pascal menyatakan bahwa
ternyata hati juga mempunyai logikanya sendiri. Dalam hal ini perlu
diketahui juga logikanya kita dasari bahwa tidak semua kegiatan berpikir itu
didasarkan pada penalaran. Artinya, penalaran adalah kegiatan berpikir yang
yang benar.
Berpikir seperti yang telah dijelaskan adalah suatu kegiatan akal manusia
yang dimaksud dengan benar? kata benar itu sendiri ternyata setiap orang
memiliki pengertian yang tidak sama. Oleh karena itu, kegiatan berpikir yang
aturan yang berbeda-beda. jadi setiap jalan pikiran manusia mempunyai apa
yang disebut dengan criteria kebersamaan, dan criteria kebenaran ini juga
masing-masing.
Penalaran bagi suatu proses berpikir didasarkan dua hal utama, yaitu logis
dan analitis. Logis sebagai salah satu cirri penalaran mempunyai logika
suatu berpikir logis, dimana berpikir logis adalah suatu kegiatan berpikir
menurut suatu pola tertentu atau logika adalah suatu pola atau logika
tertentu. Perlu diketahui bahwa berpikir logis itu memiliki konotasi yang
dikatakan logis bila ditinjau dari logika tertentu, dan tidak logis bila ditinjau
dari logika yang lain. Hal ini sering dikatakan sebagai kekacauan penalaran
tertentu.
Anlitis adalah cirri dari penalaran, yaitu kegiatan berpikir yang mendasarkan
masing-masing. Sifat analitis dari penalaran ini, bila dikaji lebih jauh
adanya pola berpikir tertentu tersebut maka tidak akan pernah ada kegiatan
penalaran, dengan demikian dapat dikatakan bahwa cara berpikir yang tidk
masuk ke dalam penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitis. Dengan
kata lain, dalam proses berpikir kita dapat membedakan mana berpikir yang
penalaran, namun ada juga kegiatan berpikir yang didasarkan pada perasaan
dan intuisi. Berpikir yang didasarkan pada perasaan dan instuisi disebut
suatu kegiatan berpikir yang tidak didasarkan pada pola kegiatan berpikir
tertentu. Kegiatan berpikir intuitif dalam kehidupan masyarakat ternyata
pengetahuan yang benar, yaitu dengan cara berpikir analitis (penalaran) dan
a. Prinsip-prinsip Penalaran
maka sama dengan p yang dinyatakan itu sendiri bukan yang lain”.
merupakan hal itu dan bukan hal itu pad awaktu yang bersamaan”,
tidak benar pad saat yang sama”. Dengan kata lain “sesuatu tidaklah
ketiga.
Prinsip eksklusi tertii berbunyi: “sesuatu jika dinyatakan sebagai hal
tertentu atau bukan hal tertentu mak tidak ada kemungkinan ketiga
p atau non-p tidak ada kemungkinan ketiga”. Arti dari prinsip ini
ialah dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin
berbunyi: ”suatu perubahan yang terjadi pada sesuatu hak tertentu hal
Bakry, 1983)
Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih
tidak langsung ini untuk mengolah proposisi kategoris. Oleh karena itu,
dua tertii sebagai subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah.
syarat. Proposisi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kategoris kuantitas
1) Term sebagai subjek: yaitu hal yang diterangkan dalam pernyataan, yang
oleh subjek, dapat berbentuk universal atau particular, yang sekaligus juga
adalah particular.
Proposisi ‘A’, diambil dari huruf yang pertama dari kata Latin affirmo
Proposisi ‘I’, diambil dari huruf keempat dari Latin afirmatif yang berarti
‘O’, diambail dari huruf keempat kata Latin Nego yang berarti
2. Logika
uah dari berpikir adalah pengetahuan. Berpikir adalah suatu proses, proses
proses berpikir untuk berusaha tiba pada pernyataan batu yang merupakan
kelanjutan runtut dari pernyataan lain yeng telah diketahui (The, 1999: 21).
Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkal pikir (premis), sedang
menjawab hal itu maka perlu dilacak, apakah proses berpikir atau penalaran
yang dilakukan itu telah dilakukan melalui suatu cara tertentu dan kemudian
sampai kepada cara penarikan simpulan yang sahih (valid) sesuai dengan
cara tertentu tersebut? Cara penarikan simpulan ini disebut sebagai logika.
Logika iduktif adlah suatu cara penarikan simpulan pada suaty proses
ruang ligkup yang khas dan terbatas sebagai argumentasi dan kemudian
ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum yakni semua logam jika
Logika deduktif adalahs uatu cara penarikan simpulan pada suatu proses
berpikir yang sebaliknya dari logika induktif. Dalam proses berpikir ini dari
secara berurutan.
preposisi kondisional.
Contoh :
preposisi disjungtif.
Contoh :
Contoh :
simpulan atau konklusi itu adalah sahih. Logika menuntun dan menjaga
C. Sumber Pengetahuan
Eksistensi manusia sangat dibatasi oleh ruang, waktu dan syarat-syarat lain
yang dibawa oleh kodratnya. Pada suatu waktu seorang manusia tidak dapat
secara fisik hadir dalam dua tempat yang agak berjauhan. Persitiwa-peristiwa
penting yang terjadi di tempat lain kerapkah tidak dapat kita selesaikan
peristiwa penting yang terjadi secara serempak di tempat tinggal kita sendiri
Akan tetapi dengan cara-cara tertentu manusia dapat melampaui batas ruang,
juga segala sesuatu yang dapat ia alami sendiri ia himpun dan ia renungkan,
ia olah dan ia simpulkan sehingga menjadi pengetahuan yang makin tepat dan
diperolehnya melalui informasi dari orang lain atau pengalaman yang telah
ada sebelumnya.
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya adalah suatu proses penalaran yang
terlebih dahulu kita harus dapat mendefinisikan apa itu pengetahuan dan apa
itu benar? Menurut Mundiri (2001) pengetahuan adalah hasil dari aktivitas
pengeatahuan adalahs egala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Kita benar,
bilangan lima lebih benar dari bilangan empat danlebih kecil dari bilangan
enam, manakala kita menyakini akan kenyataan itu, meskipun guru kita atau
orang lain yang kita anggap pandai mengatakan sebaliknya, namun kita pasti
tetap akan mempertahankan pendirian kita terhadap kebenaran tersebut. Bila
pendapat yang berlawanan itu menyebabkan kita timbul keraguan, hal ini
menunjukkan bahw akita belum memahami secara pasti konsep yang terkait
segala sesuatu yang dapat kita tangkap di dalam jiwa baik yang terkait dengan
meledak, rusak, atau mengenai sifat-sifat dan keadaan benda seperti, panas,
Untuk mendpatkan penegatahuan yang benar ada dasarnya ada dua sumber
utama yang perlu diketahui oleh setiap manusia, yaitu berdasarkan rasio dan
ada di lapangan, sedangkan orang yang menganut paham ini disebut kaum
empirisitze.
yang menurut anggapan dasarnya jelas dan dapat diterima. Priinsip semacam
Masalah utama yang muncul dari cara berpikir yang demikian ini adalah
mengenai criteria untuk mengetahui akan kebenaran dari suatu ide yang
menurut seseorang adalah jelas dan dapat dipercaya. Misalnya, suatu ide
mungkin si A menyatakan bahwa hal itu sudah jelas dan dapat dipercaya,
namun menurut si B hal itu belum tentu jelas dan dapat dipercaya.
oleh orang yang berbeda? Untuk dapat menjawab permasalahan ini perlu
ide yang dikembangkan, hal ini yang memunculkan perbedaan satu dengan
yang lain. Bagi kaum rasionalis permasalahan utama yang dihadapi adalah
maka penilaian semacam ini tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, melalui
mengenai suatu objek tertentu tanpa adanya suatu adanya consensus yang
dapat diterima oleh semua pihak. Pengetahuan yang bersumber dari
benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam benak orang
pancaindra manusia. Gejala-gejala itu bila kita kaji lebih jauh, ternyata
mendung diikuti dengan turunnya hujan, dan lain sebagainya. Oleh karena
berbagai gejala alam yang mengikuti pola-pola tertentu. Selain itu, kita
kta untuk melakukan generalisasi dari berbagai kasus yang telah terjadi
Dalam hal ini Einstein mengingatkan kepada kita bahwa tidak terdapat
ilmu.
merupakan gejala yang tertangkap oleh pancaindra manusia. Hal ini bahwa
apabila ada dua fakta yang nyata, misalnya rambut keriting dan mata lebar,
bagaimana kita merasa ada kaitan yang pasti mengenai hubungan antara
kedua fakta tersebut? Apakah rabut keriting dan mata lebar mempunyai
Oleh Karena itu, harus terdapat suatu kerangka pemikiran yang member
sebagai alat untuk menangkap gejala fisik yang nyata, maka seberapa jauh
mempunyai banyak kekurangan dan hal ini bukan merupakan sesuatu yang
Contoh, apa yang kita lihat sehari-hari adalah sebagaimana tongkat lurus
empirisme, ternyata masih ada cara lain yang perlu kita ketahui yaitu
kebenaran yang membukakan pintu. Atau bisa jua, intuisi ini bekerja
dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu
Suatu masalah yang sedang kita pikirkan, yang kemudian kita tunda
karena menemui jalan buntu, tiba-tiba saja muncul dalam benak kita suatu
jawaban yang lengkap. Kita merasa yakin memang itulah jawaban yang
kita cari namun kita tidak dapat menjelaskan bagaimana caranya sampai
kita ke sana.
Intuisi merupakan kegiatan berpikir yang bersifat personal dan tidak bisa
dalam menemukan kebanaran. bagi Maslow dalam Jujun (1988) intuisi ini
1. Kriteria Kebenaran
Hukum-hukum, asas-asas, dan patokan-patokan logika pembimbing akal
kem,ungkinan salah dalam berpikir. Lantas apakah arti benar itu? Benar
menurut Randall & Bucher dalam Mundari (2001) pada dasarnya adalah
raksa; batu lebih ringan daripada kapuk; matahari terbit dari barat,
yang ulung; Besi lebih berat daripada air tawar. Apakah dasar kita
menentukan demikian itu? Tidak lain dan tidak nukan adalah sesuai
teoro korespondensi ini maka suatu penyataan dikatakan benar bila materi
seseorang mengatakan bahwa “Tugu monas ada di ibu kota Jakarta” maka
pernyataan adalah benar sebab pernyataan itu dengan objek yang bersifat
Semarang” maka pernyataan ini adalah tidak benar sebab tidak terdapat
Ketiga, teori kebenaran yang didasarkan pada teori pragmatism. Teori ini
Dalam penggunaan kata “pengetahuan” dan “ilmu” dari apa yang kita
ilmu (science) menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang
pelampung itu selalu terapung, maka hal itu menjadi “ilmu” baginya.
Seseorang tahu betul saat-saat laut pasang dan surut, sehingga ia dapat
daya tarik bulan yang mangakibatkan air laut di sebagian belahan bumi ini
apa yang dipermasalhkan dan lebih puas lagi apabila pengetahuan yang
diperoleh itu adalah pengetahuan yang benar. Oleh karena itu manusia,
yang benar pada dasarnya ada dua cara yang dapat ditempuh oleh manusia
yaitu dengan cara nonilmiah dan cara ilmiah. Menurut ahli filsafat
banding dengan cara ilmiah, hal ini disebabkan oleh keterbatasan daya
pikir manusia.
tertentu denga peraturan tertentu pula agar dapat dicapai pengetahuan yang
benar. Namun, tidak semua orang suka melewati tata tertib pendekatan
ilmiah itu untuk sampai pada pengetahuan yang benar mengenai hal yang
pendekatan nonilmiah.
2) Prasangka
3) Pendekatan intuisi
hipotesis dan teori walaupun akal sehat yang berupa konsep dan bagan
Sebagai contoh, pada abad ke-19 menurut akal sehat yang diyakini
2) Prasangka
hubungan antara dua hal sebagai hubungan sebab akibat yang langsung
prasangka.
3) Pendekatan Intuitif
Dalam pendekatan intuitif orang menentukan pendapat mengenai
di dapat dengan cara cepat melalui proses yang tidak disadari atau
dalam sangkar gorilla diberi tongkat dan di luar sangkar ditaruh pisang.
Karena selera ingin meraih pisang tersebut dan tanganya ternyata tidak
coba-coba itu akhirnya pisang yang berada di luar sangkar dapat diraih.
akan diperoleh hasil yang sama atau hampir sama. Pendekatan ilmiah akan
untuk diuji oleh siapa yang menghendaki untuk mengujinya. Cara ilmiah
ini merupakan syarat mutlak untuk menemukan suatu ilmu, yang harus
berfikir secara ilmiah, maka ada tiga tahapan berpikir yang harus dilalui,
1) Skpetik
Ciri berpikir ilmiah pertama ini ditandai oleh cara orang, di dalam
2) Analitik
Ciri berpikir ilmiah kedua, ditandai oleh cara orang dalam melakukan
3) Kritis
Ciri berpikir ilmiah ketiga ditandai dengan orang yang selalu berupaya
dihadapi secara objektif. Hal ini dilakukan agar semua data dan pola
seseorang hanya dapat memiliki sesuatu jika mengerti. Tanpa pengertian, tak
eksistensi ilmu, sedangkan ilmu itu berupa pembuktian secara ilmiah tentang
Norma ilmu bersifat universalisme yang tidak tergantung ras, warna kulit, dan
dapat dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai paradigm ethika
pada kenyataanya amat rumit untuk diurai, dan pada dasarnya bersifat
misterius dengan taraf pemahaman terhadap kebenaran ilmu itu sendiri yang
dengan klasifikasi yang sahih. Kemampuan meramal dari suatu ilmu yang
terapan yang telah dikembangkan lebih lanjut, dan meliputi perangkat keras
mengandung tiga faktor utama, yaitu (1) faktor kesempurnaan, (2) faktor
diciptakan sendiri oleh person individual dengan hasil menjadi milik bersama,
nilai rasa seseorang. Dengan demikian, seni adalah wujud dari kesanggupan
akal budi manusia untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi/luar biasa
dan bermanfaat.
Ilmu, teknologi dan seni sebagai produk menjadi milik manusia. Artinya
ilmu, teknologi dan seni didapat melalui pola pemikiran analogi ilmiah
temu pada suatu konklusi yang bersifat nisbi, namun terhindar dari dekadensi
unsure pelaku dalam memahami arti hidup bagi kehidupannya. Hal ini
dan sebi sebagai apa adanya yang mampu mendorong menuju titik
Aplikasi dan implikasi ilmu terapan ke dalam kancah teknologi dan seni
ilmu, tekonolgi dan seni itu sendiri. Antara ilmu, teknologi dan seni terhadap
Ilmu, teknologi dan seni yang tergolong sains, merupakan natural sciences
membahas benda mati di alam, dan (3) teknologi dan seni, yaitu ilmu tentang
dengan kehendaknya. Ilmu pengetahuan atau ilmu itu sendiri, dalam hal ini
diawali rasa ingin tahu tentang sesuatu sebagai langkah pemahaman gejala
A. Renaissance
manusia dan dunia dan ukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang
agama, dan sebagainya, dan di lain pihak muncullah ilmu pengetahuan alam
modern serta mulai berpengaruhnya suatu perasaan hidup baru dan pada saat
itu muncullah usaha-usaha penelitian empiris yang lebih giat yang pada
Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha besar dari Descartes
karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Namun
diantara perkembangan itu terjadi pula perkembangan dalam bidang filsafat.
Sejak itu, dan juga telah dimulai sebelumnya, yaitu sejak, permulaan
bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Ini suatu pandangan
zaman itu sering juga disebut sebagai zaman Humanisme, maksudnya manusia
dunianya.
agama (tidak mau diatur oleh agama, Empiris, dan Rasionalisme.Hasil yang
berkembang bukan pada zaman Renaissance itu, melainkan kelak pada zaman
menghasilkan yang positif, tetapi sekaligus yang negative. Apa tidak mungkin
secara esensial zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari
Gereja bahwa dasar filsafat haruslah rasio (akal). Karena waktu itu mereka
telah yakin bahwa dasar filsafat haruslah Iman. Untuk menuntun pemikiran
B. Rasionalisme
Aliran Rasionalisme ada duamacam yaitu dalam bidang agama dan dalam
bidang filsafat. Dalam bidang agama aliran Rasionalisme adalah lawan dari
dalam bidang filsafat Rasionalisme adalah lawan dari Empirisme dan sering
Zaman modern dalam sejarah filsafat biasanya dimulai oleh filsafat Descartes.
filsafat pada abad pertengahan Kristen. Corak utama filsafat modern yang
Yunani Kuno. Gagasan itu, disertai oleh argument yang kuat, diajukan oleh
Descartes. Oleh karena itu, gerakan pemikiran Descartes sering juga disebut
bercorak Renaissance. Apa yang lahir kembali itu? Ya, Rasionalisme Yunani
itu yang harus diamati di sini ialah apakah konsekuensi Rasionalisme pada
Russel, anggapan itu memang benar. Kata Bapak diberikan kepada Descartes
karena ialah orang pertama pada Zaman Modern yang membangun filsafat
yang berdiri atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan
argumentasi yang kuat yang distinct, yang menyimpulkan bahwa dasar filsafat
haruslah akal, bukan perasaan, bukan iman, bukan ayat suci, bukan yang
lainnya.
ibadah menurut ajaran agama Katolik, tetapi ia juga menganut Galileo yang
pada waktu itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh Gereja. Dari tahun 1629 M
Pengaruh keimanan yang begitu kuat pada abad pertengahan, yang tergambar
dalam ungkapan credo ut intelligam itu, telah membuat para pemikir takut
ada filsuf yang mampu dan berani menyelamatkan filsafat yang dicengkeram
Menurutnya kepastian itu tidak tergantung dari objek yang dipelajari karena
hal yang dialami bisa berubah sewaktu-waktu. Begitulah yang terjadi bahwa
metode Descartes mengembangkan aturan universal dari pikiran manusia dan
tidak mewahyukan dari dunia yang dipelajari. Bagi Descartes hal itu dianggap
mungkin karena roh kita mempunyai idea innata, ide yang sudah ada waktu
kita lahir. Berdasarkan idea innata ada aturan dari pikiran yang logis kita
mencapai pengetahuan yang pasti. Aturan yang logis itu ialah jangan
persoalan, suusnlah pikiran mulai dengan yang sederhana naik sampai yang
lebih sukar dan menjadi yakin bahwa ada aturan dan corak juga kalau corak
itu dilihat. Kesatuan dan universalitas ilmu pengetahuan ialah kesatuan dan
universalitas dari roh manusia. Formalisme dari logika abstrak tidak berguna
bagi ilmu. Ilmu pengetahuan berdasar intuisi dari subjek pengatahuan yang
hanya mengaku benar hal yang menampakkan dirinya dalam ide yang nyata
dan jelas les idees daires et distinct. Jelas artinya sifat objek yang dengan
terang menampakkan dirinya, idea distinct ialah ide yang diuraikan sampai
Descartes mencari suatu dasar bagi metode itu. Bagaimana saya bisa tahu
bahwa hal yang menampakkan dirinya dengan jelas pada mata rohani ialah hal
yang betul-betul terdapat dalam dunia luar, bagaimana saya tahu bahwa itu
bukan impian?
sesuatu yang tidak dapat diragukan. Ia sendiri tidak pernah meragukan bahw
aia mampu menemukan keyakinan yang berasa di balik keraguan itu, dan
1. Spinoza (1632-1677 M)
Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677 M.
mengikuti pemikiran Descartes itu. Dua tokoh dalam metafisika mereka, dan
mereka berdua juga mengikuti metode Descartes. Tiga filsuf ini, Descartes,
Rasionalisme.
metafisika pada masa pra-Socrates, yaitu: Berupa substansi yang ada? Apa
itu? Apa beda yang satu dari yang lain? Bagaimana setiap substansi (atau
dengan cara yang disgunakan oleh Descartes, orang yang memang diikutinya.
2. Leibniz (1646-1716 M)
Gottfried Eilhelm von Leibniz lahir pada tahun 1646 M dan meninggal pada
substansi pada Leibniz ialah prinsip akal yang mencukupi, yang secara
Kita lihat bahwa hanya ada satu substansi. Leibniz berpendapat bahwa
monad berbeda satu dari yang lain, dan Tuhan (sesuatu yang (supermonad dan
monad) yang ditulisnya tahun 1714. Ini adalah singkatan metafisika Leibniz.
C. Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik
hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Istilah idealism
diambil dari kata ide yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Pandangan ini telah
dimiliki oleh Plato dan pada filsafat modern dipelopori oleh J.G. Fichte,
adalah mental atau bergantung kepada jiwa atau roh karena pandangan itu
penampakan (yang tampak) itu berwatak (khas) spiritual. Ini terlihat dengan
Johann Gottlieb Fichte adalah filsuf Jerman. Ia berlajar teologi di Jena pada
dengan metoda: tese, anti tese, sintese) Fichte mencoba menjelaskan adanya
benda-benda.
Tese: Ego atau Aku meneguhkan diri bahwa ia ada. Antitese: meneguhkan
diri sebagai ada baru mungkin jika Ego (Aku) membedakan diri dengan yang
dualism yang mutlak, sebab itu hanyalah merupakan aktivitas atau perbuatan
Dengan demikian, jelaslah bahwa realitas merupakan buah hasil aktivitas pikir
subjek. Pandangan dia mengenai etika adalah bahwa tugas moral manusia
sebagai makhluk yang bebas dan bahwa ia senantiasa berbuat dengan tidak
memenuhi tugas, dan hanya demi tugas. Tugaslah yang menjadi pendorong
Bagis seorang idealis, hukum moral ialah setiap tindakan harus berupa
merealisasikan diri mereka dalam kerja untuk masyarakat. Pada tingkat yang
lebih tinggi, keimanan dan harapan manusia muncul dalam kasih Tuhan.
2. F.W.S. Schelling (1775-1854 M)
pada waktu itu ia masih amat muda. Pada tahun 1798 M, ketika usianya baru
agama dan mistik.Dia adalah filsuf idealis Jerman yang telah meletakkan
kawan Fichte. Bersama Hichte dan Hegel, Schelling adalah idealis Jerman
yang terbesar. Pemikirannya pun merupakan mata rantai antara Fichte dan
Hegel.
memandang alam semesta sebagai lapangan tugas manusia dan sebagai basis
jalan bagi Idealis absolute Hegel. Dalam pandangan schelling, realitas adalah
tetapi, ia berada dalam berbagai hal dari Hegel. Pada Schelling, juga pada
Hegel, realitas adalah proses rasional evolusi dunia menuju realisasi berupa
sempurna dengan cara melacak roses logis perubahan sifat dan sejahtera masa
lalu. Tujuan prose situ adalah suatu keadaan kesadaran diri yang sempurna.
nyata, baik pada alam maupun pada sejarah. Ia juga menambahkan bahwa
lima tahap :
a. Idealis subjektif
b. Filsafat alam
Pada tahap ini ia menerapkan prinsip atraksi dan repulse dalam berbagai
kesatuan antara obejektof dan objek, roh dan alam. Tragedi dipandang
d. Filsafat Identitas
Yang absolute itu pada tahap ini menjadi lebih penting kedudukannya,
e. Filsafat Positif
mengakui perbedaab yang jelas antara Tuhan dan alam semesta. Pada
tahap ini mengikuti sebagian pemikiran Jacob Boerne dan Neo Platonisme.
pemikiran, kita akan selalu membedakan antara objek yang diluar dan
pemikiran kita.
alam, subjek (jiwa, roh) mengajukan pertanyaan pada alam, sedangkan alam
alam dapat menjawab pertanyaan itu, ini berarti bahwa alam itu sendiri bersifat
akal atau ide. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa alam tidak lain
adalah roh/ jiwa yang tampak, sedangkan roh adalah alam yang tidak tampak.
Disini alam yang objektif dan alam yang subjektif mewujudkan satu kesatuan.
Pandangan Schelling tentang alam diperkuat dengan teori tentang Aku Yang
Mutlak mengobjektifkan dirinya dalam alam yang ideal, jadi alam sebagai
Filsafat Schelling dapat diringkaskan sebagai berikut ini : Bahwa Yang Mutlak
atau Rasio Mutlak adalah Identitas Murni atau Indeferensi, dalam arti tidak
menjelmakan diri dalam dua potensi yaitu yang nyata (alam sebagai objek) dan
ideal (gambaran alam yang subjektif dan subjek). Yang mutlak sebagai
Identitas Mutlak menjadi sumber roh (subjek) dan alam (objek) yang subjektif
dan yang objektif, yang sadar dan yang tak sadar. Tetapi Yang Mutlak itu
sendiri bukanlah roh dan bukan pula alam, bukan yang objektif dan bukan pula
yang subjektif, sebab Yang Mutlak adalah Identitas Mutlak atau Indeferensi
Mutlak.
menerapkannya pada alam dan sejarah. Dari sini Schelling membangun tiga
tahap sejarah :
b. Masa Romawi yang ditandai oleh reaksi aktif manusia terhadap nasib, ini
c. Masa datang yang akan merupakan sistematis dua masa itu yang akan
terjadi sevara seimbang dalam kehidupan; disana yang actual dan yang
George Wilhem Friendrich Hegel lahir pada tahun 1770 M di Stuttagart. Ini
adalah tahun-tahun Revolusi Prancis yang terkenal itu (1789 M), juga
dan Schiller hisup pada periode ini juga. Friendrich Holderlin, sastrawan puisi
Jerman terbesar, adalah kawan dekat Hegel, juga lahir pada tahun 1770 M,
bidang teologi. Oleh karena itu karya Hegel yang mula-mula adalah mengenai
agama Kristen, seperti The Life Of Jesus dan The Spirit Of Charistianity.
yang dibuatnya sebagai jawaban atas posisi Kant. Oleh karena itu, pengaruh
Kant ada pada Hegel. Akan tetapi, Hegel tidak pernah menjadi pengikut Kant;
satu filsuf Barat yang menonjol. Inti dari filsafat Hegel adalah konsep (Geists
menggabungkan Yang Mutlak itu dengan Yang Tidak Mutlak. Yang Mutlak
itu roh (jiwa), menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia akan
dirinya. Roh itu dalam intinya Ide. Artinya : berpikir. Dalam sejarah
bagian dari Ide Mutlak, Tuhan sendiri. Idea yang berpikir itu sebenarnya
adalah gerakan yang menimbulkan gerak lain. Gerak ini menimbulkan tesis
Adanya tesis dan arti tesisnya itu menimbulkan teisi dan ini merupakan tesis
sintesis baru pula. Demikian proses roh atau ide yang disebut Hegel;
Prose situ berlaku menurut hukum akal. Sebab itu yang menjadi aksioma
Hegel : apa yang masuk akal (rasional) itu sungguh riil, dan apa yang sungguh
D. Empirisme
Untuk memahami inti filsafat Empirisme perlu memahami dulu dua cirri
tetapi, teori makna akan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran
pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris jiwa dapat dipahami sebagai
dapat diindra, dan hubungan kuasalitas sebagai urutan peristiwa yang sama.
Teori yang kedua, yaitu teori pengetahuan, dapat diirigasikan sebagai berikut.
prinsip dasar etika, dan kebenaran –kebenaran itu benar dengan sendirinya
yang dikenal dengan istilah kebenaran apriori yang memperoleh lewat istitusi
rasional.
Semua kebenaran yang disebut tadi adalah kebenaran yang diperoleh lewat
Diantara tokoh dan pengikut aliran Empirisme adalah Fransis Bacon, Thomas
Pengikut aliran Empirisme yang lain diantarabta : Jhon Locke (1632-1704 M),
Ini berarti tidak ada yang dapat dijadikan ide untuk konsep tentang sesuatu
yang diajarkan oleh Plato. Dengan kata lain, Locke menolak adanya innate
ide; termasuk apa yang diajarkan Descartes, Dear and Distinct Idea.
a. Dari jalan masuknya pengetahuan kita mengetahui bahwa innate itu tidak
ada. Memang agak umum orang beranggapan bahwa innate itu ada. Ia itu
bantuan kesan-kesan bawaan, dan kita sampai pada keyakinan tanpa suatu
pengertian asli.
b. Persetujuan umum adalah argument yang terkuat. Tidak ada sesuatu yang
dapat disetujui oleh umum tentang adanya innate ide justru saya jadikan
d. Apa innate idea itu sebenarnya tidaklah mungkin diakui dan sekaligus juga
tidak diakui adanya. Bukti-bukti yang mengatakan ada innate ide justru
yang innate itu tidak ada padahal anak normal dan anak idiot sama-sama
berpikir.
tentang objek sebagai idea tentang objek itu yang dibentuk oleh jiwa
berdasarkan masukan dari indra. Akan tetapi, Locke tidak berani menegaskan
bahwa ide itu adalah substansi obyek, substansi kita tidak tahu.
empiria. Menurut Bertrans Russel, yang tidak dapat diragukan lagi pada
Hume ialah ia seorang skeptic. Buku Hume, Treatise of Human Nature (1739
M), ditulisnya tatkala ia masih muda, yaitu tatkala ia berumur dua puluh
tahunan bagian awal. Buku itu tidak banyak menarik perhatian orang,
karenanya Hume pindah ke subjek lain, lalu ia menjadi seorang yang terkenal
Empirisme, sama dengan John Locke. Sementara Locke hanya sampai pada
ide yang kabur yang tidak jelas berbasis pada sensasi (khususnya tentang
Filsafat Herbert Spencer berpusat pada teori evolusi. Sembilan tahun sebelum
terbitnya karya Darwin yang terkenal, The Origin of Species (1859 M),
Memang besar di belakang gejala-gejala itu ada suatu dasar absolute, tetapi
yang absolute itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip pengenalan kita hanya
sesuatu yang oleh Spencer disebut yang tidak diketahui (the great
mungkin.
menjadi atom-atom, kemudian atom kita bagi menjadi lebih kecil sampai
akhirnya pada unsure yang tidak dapat dibagi lagi karena kecilnya. Akan
tetapi, bagian yang terkecil itu tidak dapat dipahami. Jadi, ruang dan waktu
pada akhirnya adalah dua objek yang tidak dapat kita ketahui. Gerak pun
demikian keadaannya karena gerak itu berada dalam ruang dan waktu. Jika
kita memikirkan terus materi, maka yang akan ditemukan pada akhirnya ialah
tenaga (force).Akan tetapi, apa tenaga itu? Berangkat dari objek fisik, menuju
kepada kejiwaan, lalu kita sampai pada jiwa dan kesadaran, disini kita
menemui suatu teka-teki yang lebih besar daripada sebelumnya. Akhirnya
realitas yang tidak dapat dipahami. Inilah yang dimakdus dengan the great
akal murni. Menurutnya bahwa dunia luar itu kita ketahui hanya denagn
sensasi, dan jiwa bukanlah sekadar tenula rasa tapi jiwa merupakan alat yang
positif, memilih dan merekontruksi hasil sensasi yang masuk itu dikerjakan
Sensasi-sensasi masuk melalui alat indra. Ada lima alat indra. Melalui indra
itu kemudian masuk ke otak, lalu objek itu diperhatikan, kemudian disadari.
menrupa alat indra sapat masuk ke otak. Penangakapan itu telah diatur oleh
Jam hidup selalu berdetak, namun kita tidak mendengarnya. Akan tetapi detak
yang sama, bahkan lebih rendah, akan didengar bila kita memang bertujuan
ingin mendengarnya. Ada stimulus dua dan tiga; Anda memberi respon lima
Inilah hukum itu. Jadi, tujuan itulah yang memilih dan mengarahkan
Menurutnya, jiwa (mind) yang memberi arti terhadap stimulus itu mengadakan
(dari stimulus) disusun sesuai dengan ruang tempat) datangnya sensasi, dan
menempatkan sensasi dalam ruang dan waktu, menyifatinya dengan ini atau
itu, sekarang atau nanti. ruang dan waktu adalah alat persepsi. Oleh karena
Persoalan pokok di sini ialah bagaimana mind itu berkerja. Ternyata pada
sumber lain ditemukan bahwa mind itu tidak diterangkan. Ruang dan waktu
itu apriori karena ia harus ada sekalipun tidak dapat dipahami. Karena ruang
dan waktu apriori, maka hukum-hukum yang ada dalam ruang dan waktu
yang kacau secara intuitif. Dengan demikian cara kerjanya tidak dapat
dijelaskan secara pasti, dan yang terjadi adalah perjalanan dari perjalanan
bila dasar-dasarnya apriori. Menurut Kant, dasar apriori itu ada pada sains itu.
Akan tetapi, indra (sains) terbatas. Akal atau filsafat lebih canggihh
ketimbang sains karena dapat mencapa konsepsi. Akan tetapi akal juga
Kant bertanya : Bila sains dan akal tidak dapat diandalkan dalam mempelajari
agama, maka apa selanjutnya? Kata Kant : Moral. Nah, tentang moral inilah
Apa moral itu? Moral adalah kata hati, suara hati, perasaan, suatu prinsip yang
hati manusia, perasaan yang tidak dielakkan, menentukan ini benar atau salah.
Kita boleh saja mengadakan tawar menawar, tetapi perasaan itu tetap saja
penyelesaian yang lain. Kata hati itu memberi perintah; itulah yang
kita. Kata hati itu memerintah. Perintah itu ialah perintah untuk berbuat
sesuai dengan keinginan universal, yaitu suatu hukum kewajaran. Apa itu?
bahwa kita harus menghindari perbuatan yang bila dilakukan oleh semua
orang akan mengakibatkan kehidupan masyarakat menjadi tidak mungkin.
Apakah saya akan menghindarkan diri dari hukuman karena bohong? Padahal,
tatkala saya akan berbohong, bahkan sebelumnya, saya tahu bahwa hukum
universal mengadakan bahwa berbohong itu jahat. Ada kesadaran dalam diri
saya, atau bagi orang lain. Moral yang kita miliki itu absolute.
F. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma (bahasa Yunan) yang berarti tindakan,
perbuatan. Kata ini sering sekali diucapkan orang yang biasanya dipahami
dengan pengertian praktis. Memang pengertian tersebut tidak jauh dari arti
yang dimaksud dalam aliran filsafat ini. Kata pragmatism sering sekali
Jika orang berkata, Racncangan ini kurang pragmatis, maka maksudnya ialah
rancangan ini kurang praktis. Pengertian seperti itu tidak begitu jauh dari
kehidupan nyata.
Oleh sebab itu, kebenaran sifatnya menjadi relative tidak mutlak. Mungkin
sesuatu konsep atau peraturan sama sekali tidak memberikan kegunaan bagi
masyarakat tertentu, tetapi terbuka berguna bagi masyarakat yang lain. Maka
Filsuf yang terkenal sebagai tokoh filsafat pragmatisme adalah William James
James lahir di New York City pada tahun 1842 M, anak Henry James, Sr.
yang kreatif. Henry James, Sr. merupakan kepala rumah tangga yang
James penuh dengan masa belajar yang diterangi dengan usaha kreatif untuk
memasuki Harvard Medical School pada tahun 1864 dia memperoleh Ph.D-
nya pada tahun 1869. Akan tetapi, ia kurang tertarik pada praktik
pengobatan; ia lebih menyenangi fungsi alat-alat tubuh. Oleh karena itu, ia
perhatiannya lebih tertarik pada psikologi dan fungsi pikiran manusia. Pada
Wendel Holmes, Jr., dan lain-lain tokoh dalam Metaphysical Dub untuk
mutlak, berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri lepas akal
yang mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita
karena di dalam praktik, apa yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh
pengalaman berikutnya.
Menurut James, dunia tidak dapat diterangkan dengan berpangkal pada satu
asas saja. Dunia adalah dunia yang terdiri dari banyak hal yang saling
Filsafat pada mulanya, sampai kapan pun mereka usaha menjawab pertanyaan
indra. (empirisme dalam artian yang datar), dengan akal (rasionalisme dalam
artian yang datar), dan dengan rasa (intuisionisme, juga dalam artian yang
Amerika sekarang. Dengan kata lain, orang yang paling bertanggung jawab
terhadap generasi Amerika sekarang adalah William James dan John Dewey.
Apa yang paling merusak dalam filsafat mereka itu? Satu saja yang kita sebut
pandangan bahwa tidak ada hukum moral umum, tidak ada kebenaran umum
dan dua ini saja belum cukup untuk mengguncangkan kehidupan, mengancam
ada faedahnya. Oleh karena itu filsafat harus berpijak pada pengalaman dan
Menurunkan tidak ada sesuatu yang tetap. Manusia senantiasa bergerak dan
itu. Maka dari itu berpikir tidak lain dari pada alat (instrument)untuk
metoda induktif. Metoda ini tidak hanya berlaku bagi ilmu pengatahuan
yang dapat dipraktikkan yang benar dan yang berguna. Ide-ide yang hanya
ada di dalam ide (seperti ide pada Playo, pengertian umum pada Socrate,
(pada Descartes), semua nonsense bagi pragmatisme. Yang ada ialah apa
yang riil ada; demikian kata James tatkala ia membantah Zeno yang
Eksistensialisme berasal dari kata eksistensi dar kata dasar exist. Kata exist
itu sendiri adalah bahada Latin yang artinya: ex; keluar dan sister; berdiri.
demikian ada sesuatu yang dapat disepakati oleh mereka yaitu sama-sama
katanya, yaitu filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema
sentral. Ini adalah satu ragam filsafat. Tokoh-tokoh yang dapat digolongkan
cara wujud manusia telah dijadikan tema sentral pembahasan filsafat, tetapi
Dalam pandangan materialisme, baik yang kolot maupun modern, manusia itu
pada akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu. Memang orang
halnya kayu dan batu. Akan tetapi, materialisme bahwa pada akhirnya, jadi
pada prinsipnya, pada dasarnya, manusia hanyalah sesuatu yang material;
manusia lebih unggul ketimbang sapi, batu, atau pohon, tetapi pada
eksistensinya manusia sama saja dengan sapi, pohon, atau batu. dilihat dari
segi keneradaannya juga sama. Nah, di sinilah bagian ajaran materialisme itu
tidaklah sama. Manusia berada di dunia; sapi dan pohon juga. Akan tetapi,
Manusia mengerti guna pohon, batu, dan salah satu di antaranya ialah ia
mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti. Apa arti semua ini? Artinya ialah
bahwa manusia adalah subjek. Subjek artinya yang menyadari, yang sadar.
manusia seperti pada materialisme itu akan membawa konsekuensi yang amat
itu.
Ada beberapa tokoh filsafat eksistensialisme, diantaranya yaitu: Martin
melalui jalan antologi, artinya jika persoalan ini dihubungkan dengan manusia
dan dicari artinya dalam hubungan itu. Metoda untuk ini adalah metoda
artinya menempati atau mengambil tempat. Untuk itu manusia harus keluar
benda itu tidak dapat saling menjamah. Karena manusia berada di dalam
(memelihara).
dirinya bagi memberi arti dan manfaat pada dunia dalam kemungkinan-
kemungkinannya.
kemungkinan-kemungkinan dunia.
Bicara adalah asas yang eksistensial bagi kemungkinan untuk berbicara dan
antara suasana batin atau perasaan-perasaan itu yang terpenting ialah rasa
cemas (angst). Latar belakang kecemasan ini adalah pengalaman umum yang
Oleh karena itu maka dalam hidup sehari-hari manusia bereksistensi, tidak
kemungkinan untuk keluar dari eksistensi yang tidak sebenarnya itu, keluar
dari belenggu oleh pendapat orang banyak dan menemukan dirinya sendiri.
sebagai satu kesatuan. Dengan ketekunan mengikuti kata hatinya itulah cara
Jean Paul Sartre lahir di Paris pada tahun 1905 M dan meninggal pada tahun
Setelah tamat dari sekolah itu, pada tahun 1929 M ia mengajarkan filsafat di
beberapa Lycees, baik di Paris maupun di tempat lain. Dari tahun 1933
Nausee, dan Le Mur terbit pada tahun 1939 M. Sejak itu muncullah karya-
berada manusia. Dengan kata lain, filsafat ini menempatkan cara wujud-
wujud manusia sebagai tema sentral pembahasannya. Cara itu hanya khusus
Hal ini berbeda dari tetumbuhan, hewan, dan bebatuan yang esensinya
cirri itu menyebabkan manusia berbeda dari makhluk lain. Oleh karea itu,
eksistensinya.
3. Gabriel Marcel
bersifat otonom. Dalam pada itu ia selalu dalam situasi yang ditentukan oleh
manusia mungkin bersikap dua macam. Yang lain itu merupakan objek
baginya, jadi sebagai dia, mungkin juga merupakan yang ada bagi aku. Aku
kepada orang lain, maka setialah aku kepada orang itu, dan kepercayaan ini
menciptakan diri aku itu. Setia itu hanya mungkin karena orang merupakan
bagian dikau yang mutlak (Tuhan). Kesetian yang menciptakan aku ini pada
berada. Oleh karena itu, manusia menjadi gelisah, menjadi putus asa dan takut
semu saja, sebab hanya cinta kasih dan kesetian itulah yang memberikan
harapan guna mengatasi kematian. Di dalam cinta kasih dan kesetian ada
kepastian, bahwa ada Engkau yang tidak dapat mati. Harapan itulah yang
Ajaran tentang harapan ini menjadi puncak ajaran Marcel. Harapan ini
menunjukkan adanya Engka Yang Tertinggi (The Supreme) , yang tidak dapat
dijadikan objek manusia. Engkau Tertinggi inilah Allah, yang hanya dapat
sesame kita dalam penyerahan dan dalam keterbukaan dan partisipasi dalam
H. Positivisme
Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif
dengan derajat panas, jauh diukur dengan meteran, berat dengan kiloan, dan
sebagainya. Kita tidak cukup mengatakan api panas, matahari panas, kopi
panas, ketika panas. Kita juga tidak cukup mengatakan panas sekali,
Jadi, pada dasranya positivisme bukanlah suatu aliran yang khas berdiri
maupun bangsa melalui tiga zaman ; yaitu zaman teologis, metafisis dan
zaman positif.
gerak gejala-gejala tersebut. Zaman teologis ini dibagi lagi tiga periode.
Periode pertama dimana benda-benda dianggap berjiwa (animism). Periode
ketentuan abstrak.
Ketiga zaman positif, yaitu ketika orang tidak lagi berusaha mencapai
dengan pengamatan dan akalnya. Tujaun tertinggi dari zaman ini akan
tercapai bilamana gejala-gejala telah dapat disusun dan diatur di bawah satu
Hukum tiga tahap ini tidak hanya berlaku bagi perkembangan rohani seluruh
urutan sebagai berikut : ilmu pasti, astronomi, fisika, kimia, biologi, dan
sosialogi.
I. Matrialisme
Aliran filsafat materialism memandang bahwa reliatas seluruhnya adalah
materi belaka. Tokoh aliran ini adalah Ludwig Freuebach (1804-1879 M).
manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu.
benda seperti kayu dan batu. Akan tetapi, materialism mengatakan bahwa
sesuatu yang material; dengan kata lain materi, betul-betul materi. Menurut
bentuknya memang manusia lebih unggul ketimbang sapi, batu, atau pohon,
tetapi pada eksistensinya manusia sama saja dengan sapi. Nah, di sinilah
tidaklah sama. Manusia berada di dunia; sapid an pohon juga. Akan tetapi,
Manusia mengerti guna pohon, batu, dan salah satu diantaranya ialah ia
menegrti bahwa hidupnya mempunyai arti. Apa arti semua ini? Artinya ialah
manusia adalah subjek. Subjek artinya yang menyadari, yang sadar. Barang-
dapat dicapai di dunia ini. Oleh karena itu agama dan metafisika harus
ditolak. Menurut dia agama timbul dari sifat egoism manusia mendambakan
digambarkan sebagai kenyataan yang ada pada para dewa. Karena itu dewa
macam keinginan.
J. Marxisme
Marxisme adalah aliran filsafat yang ditunjukkan kepada ajaran Karl Marx
tempat Karl Marx dalam sejarah ide-ide dan suatu detik sejarah perjuangan
dari ajaran filsafat Hegel dan Filsafat Feurbach. Dari Hegel dimabil metoda
materialismenya.
Ajaran Filsafat Marx disebut juga materialisme dialektik, dan disebut juga
milik pribadi yang menyebabkan adanya kelas pemilik (kaum kapitalis) dan
kelas tanpa milik (kaum proletar yang selalu bertentangan (antitese). Jurang
antara kaum kaya (kapitalis) dan kaum miskin (proleter) semakin dalam.
komunis.
Marx beranggapan bahwa dalam masyarakat komunis dengan sendirinya
manusia tanap Tuhan. Tokoh filsafat aliran ini adalah Friedrich Nietzche
sebagai berikut :
Pertama, kehendak untuk berkuasa merupakan dasar dan sumber tingkah laku
akan dunia ini. Dunia ini adalah kehendak untuk berkuasa, lain tidak.
Kehendak untuk berkuasa ini tampak dalam ilmu pengetahuan. Dengan ilmu
dunia yang menjadi. Dengan ilmu, semua yang ada diubah ke dalam bentuk-
alam.
Tentang agama juga dinyatakan sebagai perwujudan kehendak untuk
Karena kehendak untuk berkuasa ini tidak dapat dipenuhi dengan kekuatan
lebih tinggi. Manusia lari kepada Tuhan yang Maka Kuasa, karena ia sendiri
telah mati, bahwa tidak ada sesuatu pun yang melebihi atau mnegatasi dunia
ini. Superman akan muncul bila manusia telah mempunyai keberanian untuk
dari Romawi Kuno, Napoleon dari Perancis, Geothe dari Jerman, dan
sebagainya.
Anti Kristus.
jiwa Kristiani menolak segala yang alamiah, dan memusuhi segala yang
paling rusak dari segala pengertian tentang Allah, sebab Allah dipandang
dipandang sebagai roh yang bertentangan sekali dengan hidup ini. Jiwa
Bagi Nietzsche peristiwa yang paling menonjol dalam sejarah di Barat pada
zaman modern adalah bahwa Allah sudah mati. Dimaksudkan dengan itu
ialah bahwa kepercayaan Kristiani akan Allah sudah layu dan hamper tidak
Jika Allah sudah mati, Allah Kristiani dengan segala perintah dan larangan
sudah tidak merupakan rintangan lagi, itu berarti bahwa dunia sudah terbuka
untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Mata manusia tidak lahi kepada
sesuatu di belakang atau di atas dunia di mana ia hidup, tetapi harus setia
ETIKA KEILMUAN
A. Pengantar
dan dalam masyarakat ilmuwan itu sendiri dan mengenai metodologi yang
bedakan atas tanggung jawab legal yang formal sifatnya, dan tanggung jawab
1984/1985:88)
Ontologi merupakan asas dalam menetapkan batas atau ruang lingkup yang
mnejadi objek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat realitas dari objek
Agar mendapat pengertian yang jelas mengenai kaitan antara ilmu dan moral
maka kajiannya harus didekati dari ketiga komponen tiang penyangga tubuh
sampai pendekatan dari ketiga hal tersebut dibahas dahulu tentang anatar
etika, moral, norma dan kesusilaan, kemudian pengertian dan ciri-ciri ilmu.
Bahasa ditutup dengan bagaimana sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang
ilmuwan.
IStilah sains merupakan alih bahasa dari “science” yang berasal dari bahasa
menjadi “ilmu”. Mengapa dikatakan salah kaprah? Karena arti “ilmu” dalam
tersebut, seperti : ilmu hukum, ilmu pendidikan, I;lmu ekonomi, ilmu kimia,
tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat,
ilmu akhlak, ilmu tauhid, ilmu batin, ilmy lahir, ilmu sihir, dan sebagainya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud : 1988), ditemukan juga
kata “sains”, yang artinya : (1) ilmu teratur (sistemati) yang dapat diuji atau
Jadi, mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tidak dapat
membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat disentuh oleh panca
indra. Sains sama sekali tidak berurusan dengan hal-hal yang transendetal dan
metafisik. Oleh karena itu, kata “science” lebih tepat dialihbahasakan dengan
kata “sains” walaupun kata sains yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa
empiris, yaitu dunia terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang ada
sehingga bisa dipakai sebagai titik tolak bagi pemahaman hal lain. Kata-
hukum pemikiran dengan dunia luar. Atau dengan kata lain, ilmu
Etika secara etimologi berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak
kesusilaan aau adat. Secara terminology etika adalah cabang filsafat yang
dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia
kata dan sebaginya. Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai.
yang dapat dinilai, sedangkan yang dikerjakan dengan tidak sadar tidak
Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskriptif dan
Adapaun etika normative sudah memberikan penilaian yang baik dan yang
buruk, yang harus dikerjakan dan yang tidak. Etika normative dapat dibagi
menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum membicarakan prinsip-
prinsip umum, seperti apakah nilai, motivasi suatu perbuatan, suara hati
Moral berasal dari kata latin mos jamaknya mores yang berarti adat atau
cara hidup. Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam penilaian sehari-
hari ada sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk
Frans magnis Suseno (1987) membedakan ajaran moral dan etika. Ajaran
manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah berbagai orang
pemuka masyarakat dan agama, dan tulisan para bijak. Etika bukan
sumber tambahan bagi ajaran moral, tetapi filsafat atau pemikiran kritis
dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika adalah sebuah
ilmu dan bukan sebuah ajaran. Jadi, etika dan ajaran moral tidak berada
ditingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan
etika melaikan ajaran moral. Etika mau mengerti ajaran moral tertentu,
1987:14)
Norma adalah alat tukang kayu atau tukang batu yang berupa segitiga,
Arti Kesusialaan
nafsu alamiah yang gelap sampai kepada kehendak yang sadar, yang
sejak semula telah ada. Apa yang benar-benar kita kehendaki telah
Hadiwijono, 1990:44-45)
Akibat pandangan itu orang hanya dapat berbicara tentang kehendak yang
baik dan jahat. Kehendak baik ialah jka perbuatan kehendak berwujudkan
suatu bagian dari perkembangan yang sesuai dengan gagasan yang jelas
dari actual. kehendak jahat ualah jka perbuatan kehendak diikat oleh
sedangkan pada zaman negara industry hal itu dianggap hina. Hal ini
berprosuksi.
maupun penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. dalam hal ini berarti
manusia.
maupun manusia. Hal ini tentu saja menuntut tanggungjawab untuk selalu
Akan tetapi, harus menyadari juga apa yang seharusnya dikerjakan atau
kedewasaan untuk mengerti mana yang layak dan yang tidak layak, yang
buruk dan yang baik. Tugas terpenting ilmu pengetahuan dan teknologi
sendiri .
1. Dimensi Ontologis
atau mengkaji ilmu pengetahuan, misalnya apakah kita akan melihat ilmu
pengetahuan dari sudut (a) substansinya atau apanya (b) cara memperoleh,
dapat dipelajari tersebut. Semua hal itu tidak terlepas dari pengamatanstudi
filsafat ilmu pengetahuan. Apakah manfaat studi ini bagi calon mahasiswa
Istilah “antologi” berasal dari kata Yunani “ onta” yang berarti sesuatu “
(Angeles, 1.981). Jadi antologi adalah studi yang membahas sesuatu yang
(Kottsoff, 1986).
yang ada sebagai wujud konkret dan abstark, indrawi, maupun tidak
umum tiap masalah yang menyangkut manusia, dunia dan Tuhan. Titik
tolak dan dasar ontologi adalah refleksi terhadap kenyataan yang paling
pokok kenyataan dalam aspeknya yang paling umum sejauh hal itu dapat
dicpai, teori tentang sifat pokok dan struktur dari kenyataan (Mudhofir,
1998).
berfungsi sebagai refelksi kritis atas objek atau bidang garapan, konsep-
keilmuwan antara lain : Pertama, dunia ini ada, dan kita dapat mengetahui
bahwa dunia ini benar ada. Kedua, dunia empiris itu dapat diketahui oleh
serigala bagi manusia lainnya”, dan asumsi bahwa hakikat manusia adalah
asumsi ini akan mempengaruhi teori dan metode yang didasarkan atas
koheren. Ilmu dengan cirri khasnya mengkaji hal-hal yang khusus untuk
misalnya ilmu bioetika itu masuk disiplin etika atau disiplin biologi.
Kemungkinan lain adalah justru terbukanya bidang kajian yang sama
sekali belum dikaji oleh ilmu apa pun. Dalam hal ini ontology berfungsi
2. Dimensi Eistimologi
Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang tepat kedua istilah itu.
Selain itu karena orang menfasirkan kedua istilah itu bersifat umum yang
yang telah diakui masyarakat keilmuan tertentu pula. Maka ilmu disebut
pengetahuan.
tempat yang penting karena akan menentukan kualitas dari produk, selain
mempengaruhi pula apakah jalan kepada aoutpuit akan lebih mudah atau
dan penilaian kualitas dari produk. Maka dewasa ini metodologi menjadi
penting sekali.
Persoalan tentang apa seharusnya diketahui telah lama menjadi persoalan.
Dengan kata lain, dunia riil yang konkret adalah pengetahuan yang semu,
dengan indra.
Dengan kata lain, yang dibicarakan dalam epistemology ilmu adalah suatu
berkembang melalui taraf berpikir sebagai berikut : (a) ilmu rasional, (b)
jawaban diuji melalui data empiric yang sahih dan terpecaya. Proses
tersebut apakah eksplisit seperti itu tidak tetap dilalui. Seperti pandangan
berada diluar sistem tersebut, maka apa yang dihasilkan sulit dimanfaatkan
yang semakin tampak menarik menyilaukan mata telinga dan mata hati
3. Dimensi Aksiologi
Secara erimologis aksiologis berasal dari kata aksios yang berarti nilai dan
logos berarti ilmu atau teori. Aksiologi sebagai teori tentang nilai
persoalan tentang sumber nilai (Lihat Sri Soeprapto: 1). Dalam definisi
pertanyaan apakah ilmu bersifat bebas nilai atau tidak. Suatu tanggapan
mengatakan bahwa sesuatu hal baik atau tidak, positif atau negative, atau
apakah sesuatu hal layak untuk diutamakan dibandingkan dengan hal yang
lain. Ini berarti hal tersebut terikat oleh asas moral keilmuan.
maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun itu dimiliki dan
pengetahuan itu otentik atau tidak. Hal yang demikian tidak selamanya
b. Fungsi Aksiologi
Oleh karena itu, daya kerja aksiologi (1) menjaga dan memberi arah agar
Diskursus yang terjadi diantara para filsuf yaitu apakah ilmu pengetahuan
itu bersifat bebas atau terikat nilai. Aliran logis positivistic menganggap
keputusan, apakah ilmu itu bebas nilai atau terikat nilai, lebih dahulu ilmu
harus didudukan kembali pada kedudukan ilmu itu sendiri. Imu menurut
aliran dualisme dapat dibagi menjadi dua kelompok taitu, apakah termasuk
dalam ilmu eksak atau masuk dalam ilmu kerohanian. Apabila masuk
dalam kelompok ilmu eksak maka tidak perlu dikaitkan dengan nilai,
Pendapat yang muncul diera kontemporer ini adalah baik ilmu eksak
Ilmu eksak, misalnya matematika pun tidak bersifat bebas nilai. Ilmuwan
ilmiah selalu diarahkan untuk dapat dipelajari fenomena yang ada dialam
terhadap nilai.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi diera kontemporer
awal dan dasar dari segala ilmu mulai ditinggalkan satu per satu oleh anak-
membuat ilmu baru yang sosiologi. Hal ini diikuti oleh bidang-bidang
ilmu lainnya, dan yang terakhir memisahkan diri dengan bidang filsafat
adalah psikologi.
objek bernilai, subjek yang meilai, dan nilai sebagai konsep ukuran
disadari ataupun tidak, siana dikenalkan dengan pelbagia tata nilai dan
Faktor budaya berpengaruh dominan dalam proses penilaian. Hal ini dapat
dari lingkungan budaya yang sama atas objek yang sama, maka hasilnya
tentunya akan tejadi sebaliknya apabila objek yang sama dinilai oleh
konsep ukuran yang telah diyakininya, namun hasil penilaian itu akan
keyakinan yang dianut, dengan hasil penilaian yang telah dibuat dengan
budaya atau nilai-nilai baru yang hadir. Dialog dengan lingkungan akan
memasuki tahap lebih lanjut dari kegatan ilmu pengetahuan lain yang
hanya terbatas pada salah satu bidang atau taraf realitas, melainkan
meliputi semua bidang dan semua matra yang teliti oleh cabang ilmu-
kenyataan (realitas).
yang dapat diraih oleh manusia. rasa dan karsa sangat berguna untuk
kebaikan.
pertimbangan nilai-nilai hidup yang lain, yaitu nilai etik, dan religious
akan sampai pada prinsip bahwa ilmu pengetahuan harus bebas nilai.
(Tujuan pokok ilmu ini bukan pada penerapan, tujuan ilmu aadalah
diselidiki).
kekuatan-kekuatan alamiah).
dimungkinkan.
yaitu :
dan etik. Lebih lanjut, ketiga persoalan ini harus dibahas secara
teknk, dan etik adalah tiga unsure yang tidak dapat dipisahkan.
sebagai berikut :
(Peursen, 1985).
masyarakat.
ilmiah (keilmuan).
manusia.
Kata kebudayaan bersal dari kata Sanskerta Buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian ke-budaya-an dapat
diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Ada sarjana lain yang
yang berarti daya dar budi. Oleh karena itu, mereka membedakan budaya dari
kebudayaan. Demikian budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,
definisi kebudayaan yang tepat sangat sukar. Berikut ini beberapa pengertian
kebudayaan dari para ahli baik dari budayawan Indonesia ataupun dari luar
Indonesia.
1. Koentjaraningrat
2. Ki Hajar Dewantara
terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat)
keselamatan dan kebahagaian yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
dari cara berpikir sehingga menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas sebab
semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat diungkapkan pada
basis dan cara berpikir termasuk di dalamnya perasaan karena perasaan juga
5. Malinowski
Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu
Widyosiswoyo, 1996).
Untuk memahami bagaimana peranan ilmu terhadap pengembangan
itu kebudayaan nasional diartikan sebagai kebudayaan yang dianut oleh semua
warga dalam suatu negara. Artinya, keseluruhan cara hidup cara berpikir, dan
2000:60)
Dengan rumusan lain bisa dikatakan bahwa kebudayaan nasional adalah
berdasarkan aspek kerohanian bangsa dan segala sesuatu yang dihasilkan oleh
hidup, cara berpikir, dan sikap terhadap pelbagian aspek kehidupan bangsa.
kesenian, agama, dan adat istiadat dari pelbagian suku bangsa di dalam
kebudayaan nasional.
Masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri, yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hanya mungkin terwujud bila seluruh
Dinamis atau tidaknya kebudayaan nasional akan tampak dari mampu atau
inisiatif untuk menyatakan pendapat baik secara lisan maupun secara tertulis,
ilmu dan teknologi modern yang merupakan syarat dasar bagi terwujudnya
sekali, yang dicangkok dari luar pada tubuh kebudayaan tradisional yang
dan arsitektur tradisional. Maka suatu proses dialektif yang bersifat kreatif
yang justru bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu
kejelasan sosok dan kesatuan bangsa. Untuk itu kejelasan sosok dan identitas
: 57-58)
sumber kebenaran.
ilmiah tidak berarti lepas dari control pemerintah dan control masyarakat.
adalah memperkuat jati diri kita sebagai bangsa. Kedua sebagai pedoman
sebagai sistem dan perlambang yang memberi identitas kepada warga negara
Indonesia. kedua sebagai sistem gagasan dan perlambangan yang dipakai oleh
suatu sistem yang mendukung kebebasan dan otonomi manusia serta lembaga-
dengan rekayasa norma dan nilai budaya tradisional dan modern untuk
seni, politik, ekonomi, dan sosial, dan ilmu pengetahuan perlu didukung
yang baru dengan mengambil banyak unsure dari kebuadayaan Barat. Unsur
Widyosiswoyo, 1996).
Untuk dapat menciptakan kebudayaan nasional Indonesia sebagai kegiatan
dan proses demi kejayaan bangsa dan negera diperlukan adanya strategi yang
tangguh. Manurut Slamet Sutrisno ada lima langkah strategu, yakni sebagai
berikut :
pemikiran tentang ekonomi yang telah banyak kita peroleh dari bangsa
depan.
kebudayaan.
perguruan tinggi.
Selain kelima langkah tersebut perlu satu langkah lagi yang esensial, yakni
pemeriksaan yang teliti, penalaran yang luas, dengan berpikir yang sedalam-
memiliki sesuatu jika mengerti. Tanpa pengertian, tidak ada kepunyaan yang
secara sadar, yang sangat padat dengan informasi. Namun demikian secara
berupa analisis kritis pikiran dan pemikiran manusia. Logika adalah kondisi
Norma ilmu bersifat inibersalisme yang tidak tergantung pada ras, warna kulit,
tidak begitu saja dipandang sebagai prosuk, sebagai proses, dan sebagai
paradigm etika pada kenyataannya amat rumit untuk diurai, dan pada dasarnya
dengan klasifikasi yang salih. Kemampuan meramal sari suatu ilmu yang
berdasarkan pada aplikasi dan implikasi pengetahuan itu sendiri (Kamus Besar
yang telah dikembangkan lebih lanjut, dan meliputi perangkat keras dan
mengandung tiga faktor utama, yaitu (1) faktor kesempurnaan, (2) faktor
bentuk yang dapat menimbulkan rasa indah, yang diciptakan sendiri oleh
person individual dengan hasil menjadi milik bersama, untuk dapat dinikmati
organism (orang dan sebagainya) yang hisup dan saling berinteraksi disuatu
mampu memunculkan sesuatu yang luar biasa berhubungan dengan nilai rasa
seseorang. Dengan demikian, seni adalah wujud dari kesanggupan akal busi
bemanfaat.
Ilmu, teknologi, dan sen sebagai prosuk menjadi milik manusia. Artinya ilmu,
teknologi, dan seni didapat melalui pola berpikir analogi ilmiah dengan
menggunakan metode keilmuan yang runtut membawa kearah titik temu pada
suatu konklusi yang bersifat nasbi, namun terhindar dari dekadensi silang
cara pandang masyarakat keilmuan terhadap suatu objek, ditinjau dari sisi
kemafaatannya.
Ilmu, teknologi dan seni sebagai proses memandang manusia merupakan
unsure pelaku dalam memahami arti hidup bagi kehidupannya. Hal ini
percobaan dan data pengamatan. Penalaran ilmu, teknologi dan seni sebagai
apa adanya yang mampu mendorong menuju titik pemahaman tanpa didahului
Aplikasi dan implikasi ilmu terapan ke dalam kancah teknologi dan seni
ilmu, teknologi dan seni itu sendiri. Antara ilmu, teknologi dan seni terhadap
dialogis berdasar factual dan nilai-nilai dari manusia sebagai objek maupun
subjek.
Ilmu, teknologi dan seni yang tergolong sains, merupakan natural sciences
membahas benda mati di alam, dan (3) teknologi dan seni, yaitu ilmu tentang
dengan kehendaknya. Ilmu pengetahuan itu atau ilmu itu sendiri, dalam hal
diawali rasa ingin tahu tentang sesuatu sebagai langkah pemahaman gejala
klasifikasi yaitu sebagai produk, sebagai proses, dan paradigm etika yang
baru yang mangkus dan sangkil bagi kehidupan sibjek dan objek ilmu itu
dan seni adalah ilmu bagi kesejahteraan manusia sebagai animal symbolicitm.
perubahan peradaban, dan di dunia modern saat ini ilmu telah mengalami
melainkan juga telah dibayangi ilmu itu sendiri dalam hakikatnya sebagai
dunia, sehingga dikenal dengan adanya ilmu dasar dan ilmu terapan yang
impersonal.
dari padanya, namun demikian sering dirasa dampak ilmu, teknologi dan seni
dan seni yang mampu menciptakan kritis identitas diri yang mengkhawatirkan,
subjektif.
tentang hakikat sesuatu relitas dapat dicapai melalui perpaduan antara ilmu
dan pengetahuan. Manusia sebagai pelaku, maka sering disebut juga homo
faber, yaitu makhluk yang membuat alat, dan kemampuan membuat alat
yang amat luas, yang dilalui proses pembangunan suatu teori lewat model dan
yang hendak dijelaskan oleh teori tersebut, membuat ilmu menjadi terbatas
Ahli ilmu alam menyelidiki proses secara alami dan menyusun hukum yang
harus setuju dan tidak setuju dengan proses tersebut. Penyusun hanya berharap
orbit tata surya tersebut, maka tidak akan mengharapkan bahwa planet itu
Ilmu dasar yang disebut juga sebagai basic science atau fundamental science
merupakan landasan kajian ilmiah yang bersifat asasi, serta merupakan bagian
kajian untuk mengembangkan secara keseluruhan merupakan kajian untuk
Pengembangan ilmu dari dasar kemaslahatan umat dikenal dengan istilah ilmu
kesulitan yang dihadapi umat manusia. Artinya jangkauan yang dicapai untuk
ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis. Teknologi atau biasa dinamai
seni merupakan wujud nyata dari suatu karya insane yang berlandaskan
kemanusiaannya.
Jadi ilmulah yang melahirkan teknologi dan seni, atau teknologi dan seni
dalah penerapan ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu
tujuan tertentu. Dengan demikian, teknologi dan seni bersifat subjektif, artinya
tujuan dan manfaatnya terhantung pada penguasa teknologi dan seni, yang
pada dasarnya harus diikuti norma moral etika kemasyarakatan yang luas.
dan sebi merupakan alat kekuasaan itu. Kekuasaan ilmu, teknologi dan seni
ilmu alamiah dan amal alamiah. Ilmu amaliah dan amal alamiah diartikan,
sebagai ilmu harus diamalkan dengan setiap amalan harus bersifat ilmiah,
Pengembangan ilmu, teknologi, dan seni terjadi pada saat adanya alumulasi
sosial, sehingga pada diri manusia muncul (1) pengembangan konsep dirinya
bergerak dari seorang pribadi yang bergantung kearah pribadi yang mandiri,
sosial yang dibawa, dan (4) orientasi terhadap alam semesta bergeser dari
lam untuk menghasilkan suatu yang sebelumnya tidak ada dan yang
dari pada kejadian atau gejala-gejala yang berkaitan dengan alam kebendaan
ataupun segala sesuatu yang telah ditetapkan, berdasarkan kaidah ilmu dasar
yang ada. Proses yang lebih komplek atau bersifat akumulatif dari berbagai
prosedur yang dikenal atau menciptakan metode dan prosedur dengan tujuan
dari pada unsure-unsur kaidah yang sudah ada sebelumnya, atau antara
formula rumusan ilmu yang nisbi, yang diberikan dan dapat diterapkannya
makhluk hidup tertinggi di dunia ini, hidupnya sangat tergantung pad sumber
daya alam yang ada di sekitarnya, hal ini sebagai wujud nyata interaksi
kebutuhan udara setiap hari, air untuk minum, mandi, cuci dan lain
sebagainya. Kebutuhan yang lain berupa makanan yang terdiri atas flora dan
fauna, juga tempat tinggal yang dimulai dari pohon, gua, dan sekarang
kembali ke tanah/litosfer.
Visi adalah wawasan ke depan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Visi bersifat intuitif yang menyentuh gati dan menggerakkan jiwa untuk
tepat menurut Koento Wibisono (1994) ada dua hal pokok, yaitu visi dan
masalah-masalah yang harus dipecahkan sebagai data atau fakta objektif alam
kesatuan integrative.
1. Teleogis, dalam arti bahwa ilmu pengetahuan hanya sekedar sara yang
1945.
2. Etis, dalam arti bahwa ilmu pengetahuan harus kita operasinalkan untuk
tempat yang sentral. Sifat etis ini menuntut penerapan ilmu pengetahuan
sevara bertanggungjawab.
hidup dalam relasi baik dengan sesame maupun dengan masyarakat yang
menjadi anjangnya. Peningkatan kualitas manusia harus terintegrasikan
lebih calon doctor, harinya sudah terlalu siang untuk tidak tahu hakikat ilmu,
posisi ilmu dalam semesta tahu dan pengetahuan manusia. Abbas hamami
Mintaredja juga menyarankan agar ilmu dapat lebih aktif dan mampu
3. Pendidikan moral (etika) dan etika Pancasila serta moral keagamaan syarat
mutlak bagi moral para ilmuwan agar memiliki etika professional yang
seimbang.
dasar hakikat manusia. Oleh karena itu, pembangunan nasional harus meliputi
aspek jiwa yang mencakup akal, rasa dan kehendak, aspek raga, aspek
indivisu, aspek mahkluk sosial, aspek pribadi dan juga aspek kehidupan
ketuhanannya.
yang adil dan beradap. Oleh karena itu, pada hakikatnya sila-sila Pancasila
harus merupakan sumber nilai, kerangka pikir, serta basis moralitas bagi
pengembangan iptek.
BAB 8
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan, akhlak
atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib
Yunani sama dengan ethos yang melahirkan etika. Sebagai cabang filsafat,
etika sangat menkankan pendekatan yang kritis dalam melihat dan mengumuli
Etika adalah sebuah refeksi kritis dan rasional menganai nilai dan moral yang
menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hisup manusia, baik
pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai,
sedangkan moral adalah petunjuk konkret yang siap pakai tentang bagaimana
dan kemana kita harus melangkah dalam hisup ini. Bedanya, bahwa
1987;Salam, 1996).
Moral adalah sebuah pranata seperti halnya agama, politik, bahasa dan
sebagainya yang sudah ada sejak dahulu kala dan diwariskan secara turun-
temurun. Sebaliknya, etika adalah skap kritis setiap pribadi dan kelompok
masyarakat dalam meralisasikan moralitas itu. Oleh karena itu, moralitas dapat
saja sama, tetapi sikap etis bisa saja berbeda antara satu orang dengan orang
lainnya dalam masyarakat yang sama, atau antara nasyarakat yang satu dan
realitas tidak dipungkiri bahwa peradaban manusia melalui ilmu yang terus
digali dan akan terus digali sangat berkembang dengan pesat. Berkat kemajuan
pada bidang ini maka pemenuhan kebutuhan manusia dapat dipenihi karena
dapat dilakukan secara cepat dan lebih miah, seperti kebutuhan kesehatan,
sebuah kebutuhan kondisi realitas saat itu. Pada saat terjadi peperangan atau
ada keinginan manusia untuk memerangi orang lain, maka ilmu berkembang,
melainkan untuk tujuan perang, memerangi semua manusia dan dan untuk
harus menyensuaikan diri dengan ilmu. Ilmu tidak lagi berfungsi sebagai
ironis harus dibayar mahal oleh manusia karena kehilangan sebagaian arti dari
hakikay kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain, ilmu bukan lagi
Menghadapi realitas fenomena hidup seperti itu, ilmu yang pada awal dan
hal-hal yang bersifat seharusnya. Apa hakikat ilmu, mengapa manusia perlu
ilmu, dan bagaimana ilmu harus dimanfaatkan, kemana ilmu harus diarahkan,
tersebut tidak ada urgensinya. Tetapi bagi ilmuwan yan hidup dalam abad
kedua puluh satu, yang telah mengalami dua kali perang dunia ditambah
dengan prang intervensi Amerika ke Irak dan yang hidup dibayangi oleh
ilmu bersifat bebas nilai, dapat bebas nilai, atau seharusnya bebas nilai?
dalam perspektif yang berbeda dan gradasi yang berbeda pula. Ketika
bahwa bumi yang berputar mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya, maka
timbullah interaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran
konflik yang bersumber pada penafsiran metafisik ini yang berkulminasi pada
pengadilan inkuisisi Galileio pada tahun 1633. Galileo (1564 – 1642), oleh
kurun ini para ilmuwan berjuang untuk menegakkan ilmu yang berdasarkan
Nilai Setelah pertarungan kurang lebih dua ratus lima puluh tahun maka para
adanya. Konflik seperti itu, bukan saja terjadi dalam ilmu-ilmu alam, namun
juga terjadi dalam ilmu-ilmu sosial yang dicoba oleh berbagai ideology
yang bersifat abstrak menjelma dalam bentuk konkret yang berupa tekonologi.
“kontemplasi ke manipulasi”.
B. Hubungan Etika, Moral, Norma dan Kesusilaan
moral pada dasarnya adalah petunjuk apa yang seharusnya dilakukan manusia.
dibedakan atas tanggung jawab legal yang formal sifatnya, dan tanggung
88).
Ontologi merupakan asas dalam menetapkan batas atau ruang lingkup yang
menjadi objek penelaahan serta penafsiran tentang hakikat realitas dari objek
maka kajiannya harus dikekati dari ketiga komponen tiang penyangga tubuh
sampai pendekatan dari ketiga hal tersebut dibahas dahulu tentang antara
etika, moral, norma dan kesusilaan, kemudian pengertian dari cirri-ciri ilmu.
bahasan ditutup dengan bagaimana sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang
ilmuwan.
Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat.
laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Yang
dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu yang menyangkut
motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai. Perbuatan atau tingkah laku yang
Menurut Sunoto (1982) atika dibagi menjadi etika deskriptif dan etika
memberikan penilaian yang baik dan yang buruk, yang harus dikerjakan dan
yang tidak. Etika normative dapat dibagi menjadi etika umum dan etika
nilai, motivasi suatu perbuatan, suara hati, dan sebagainya. Etika khusus
pelaksanaan prinsip-prinsip umu, seperti etika pergaulan, etika dalam
Moral berasal dari kata Latin mos jamaknya mores berarti adat atau cara
hisup. Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam penilaian sehari-hari ada
sedikit pernedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang
sedang dinilai. Adapun etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai yang ada.
Frans Magnis Suseno (1987) membedakan ajaran moral dan etika. Ajaran
moral adalah ajaran, wejangan, khutbah, peraturan lisan atau tulisan tentang
bagaimana manusia harus hisup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang
baik. Sumber langsung ajaran moral adalah pelbagai orang dalam kedudukan
yang berwenag, seperti orangtua dan guru, para pemuka masyarakat dan
agama, dan tulisan para bjak. Etika bukan sumber tambahan bagi ajaran moral,
tetapi filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan
pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Jadi,
etika dan ajaran tidak berada ditingkat yang sama. Yang mengatakan
bagaimana kita harus hisup, bukan etika melainkan ajaran moral. Etika mau
mengerti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat mengambil sikap
Norma adalah tukang kayu atau tukang batu yang berupa segitiga. Kemudian
tengah pengarah atau suatu peraturan. Misalnya dalam suatu masyarakat pasti
berlaku norma umum, yaitu norma soapn santun, norma hukum, dan norma
moral.
adalah hasil suatu “menjadi” yang terjadi dalam jiwa. Perkembangan dari
nafsu alamiah yang gelap sampai pada kehendak yang sadar, yang berarti
oleh aktivutas jiwa sendiri. Segala perbuatan kehendak kita sejak semula telah
ada. Apa yang benar-benar nafsu alamiah yang gelap. (Harun Hadiwijono,
1990:44-45)
itu dalam diri manusia sendiri. Kesusilaan hanya berkaitan dengan batin kita.
Akibat pandangan ini orang hanya berbicara tentang kehendak yang baik dan
jahat. Kehendak baik ialah jika perbuatan kehendak mewujudkan suatu bagian
dari perkembangan yang sesuai dengan gagasan yang jelas dan actual.
Kehendak jahat ialah jika perbuatan kehendak diikat oleh gagasan yang tidak
jelas.
pada zaman negara industry hal itu dianggap hina. hal ini disebabkan
dan bersifat universal, karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mengubah sesuatu aturan baik alam maupun manusia. Hal ini tentu saja
Jika sesuai dengan pendapat Van Melsen (1985) bahwa perkembangan ilmu
manusia tergantung pada manusianya itu sendiri, karena ilmu pengetahuan dan
mengerti mana yang layak dan yang tidak layak, dan teknologi adalah
saja sarana untuk mengembangkan diri manusia saja, tetapi juga merupakan
C. Tanggungjawab Ilmuwan
Jika dinyatakan bahwa ilmu bertanggunjawab atas perbuatan sosial, maka hal
itu berarti (1) ilmu telah mengakibatkan perubahan sosial dan juga (2) ilmu
tersebut bersangkut paut dengan masa lampau dan juga masa depan. Yang
perlu diperhatikan ialah bahwa apa yang telah terjadi sebenarnya tidak multak
harus terjadi dan apa yang bakal terjadi tidak perlu terjadi; hal itu semata-mata
ilmu terhadap masa depan bersifat berat sebelah, karena sekaligus tertuju
ham tanaman, sistem pengairan, dan seterusnya. Tetapi pelu diingat bahwa
keberatsebalahan itu sebenarnya bukan hanya karena tanggug jawab ilmu saja,
melainkan juga oleh manusia sendiri. Tetapi gangguan oleh manusia itu justru
tidak mengikutsertakan ilmu. Jauh sebelum tercipta ilmu, manusia sudah bisa
Memulihkan kembali apa saya sudah dirusakkan oleh campur tangan manusia
tidaklah menjadi bagian terpenting dalam tanggung jawab ilmu. Bahkan jika
berusaha untuk mempengaruhi alam dengan perubahan yang menuju kea rah
Adalah cukup beralasan apabila orang berbicara tentang tanggung jawab ilmu
berkecimpung dalam bidang ilmu itu), walaupun tanggung jawab manusia itu
tidak langsung juga cukup beralasan untuk mendalamu masalah ini. Adalah
dengan mencari jalan untuk mengubah keteraturan alam dan untuk mengubah
masyarakat yang dilakukan secara eksplisit. Dan pada mulanya sama sekali
Untuk memahami ikhwal tanggung jawab manusia tersebut, kiranya baik juga
pikiran Yunani kuno, ilmu adalah theoria, sedangkan keteraturan alam dan
Keteraturan adalah orde. Menurut alam pikiran Yunani, orde sudah ada atau
untuk bergerak dan bertindak. Gerak dan tindakannya tetap ada di dalam
lingkup keteraturan alam. Ruang gerak dan bertindak itu mewujudkan sistem-
sistem etis. Itulah sebabnya, maka dalam alam pikiran Yunani kuna terdapat
pandangan bahwa ada hubungan yang erat antara alam dan etika. Demikian
erat hubungan antara dan etika, sehingga tumbuh keyakinan dalam alam
Konsekuensi pandangan bahwa hukum alam sama seperti hukum etis adalah
pandangan sebagai berikut : manusia tidak tunduk kepada hukum alam karena
manusia adalah makhluk alamiah. Namun hal itu tidak berlaku sangat mutlak.
Dalam konteks tersebut, pengertian tentang physis dalam bahasa Yunani dapat
diikuti. Kata itu mempunyai arti alam, tetapi juga berarti hakikat atau juga
berarti esensi. Di dalam alam terdapat keteraturan yang tidak dapat diubah. Di
yang memiliki jati diri itu mempunyai posisi di dalam orde tersebut. Manusia
dapat mengetahui hakikat orde setiap benda dengan jati dirinya masing-
masing. Sarana yang dapat digunakan untuk mengetahui hakikat orde tersebut
adalah ilmu. Ilmu itu tugasnya adalah untuk mengetahui lebih dalam lagi
hakikat orde.
dalam dirinya ada “keserentakan” yang mencakup titik tolak aktivitas manusia
dan titik tujuan yang harus diwujudkan dengan aktivitas itu. Selanjutnya,
bertindak di dalam orde alam. Ruang gerak dan bertindak itu sebagaimana
jawab itu disadari setelah muncul sesuatu dari hasil penerapan ilmu itu. Hasil
penerapan ilmu itu barulah disadari setelah ilmu dilaksanakan; dan ternyata
jawab baru. Jadi dalam perjalanan praktis tersebut, manusia melihat hadirnya
tanggung jawab baru. Terhadap tanggung jawab baru itu, manusia agaknya
juga dituntut untuk bertanggungjawab. Misalnya, jika hasil penerapan ilmu itu
relevan sejak dari dahulu hingga sekarang adalah melekatnya sifat tanpa
pamrih pada ilmu. Pemeraktifan ilmu adalah demi ilmu. Ilmu berkembang
Untuk mencari kebenaran yang hakiki, salah satu kegiatan praktis adalah
pengabdian yang netral, melainkan pengabdian yang diwarnai oleh etis. Corak
Corak pengabdian nyata dimikili oleh ilmu atau corak etis kegiatan ilmiah itu
bagi manusia. Corak etis kegiatan ilmiah mempunyai jangkauan yang luas.
dan (2) upaya penemuan sikap etis yang tepat, sesuai dengan ajaran tentang