Anda di halaman 1dari 19

BIMBINGAN BAGI SISWA BERKELAINAN

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling SD
Dosen Pengampu : Bu Melik Budiarti, S.Sos. MA.

Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Nafa Alya Alifiana (2202101072)
2. Fanida Zahrotul Mufida (2202101077)
3. Azza Nabilatun Ni’mah (2202101085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr, Wb.

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Bimbinagan bagi
anak berkelainan” tepat waktu.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari Bimbingan bagi anak
berkelainan, sehingga kami dan pembaca mengetahui Bimbingan bagi anak berkelainan yang
benar dan tepat.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih kepada Bu Melik Budiarti,


S.Sos, MA. selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga makalah ini dapat selesai sesuai
dengan arahan dan pemahaman yang telah diberikan. Meskipun kami telah menyelesaikan
makalah ini sebaik mungkin, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Madiun, 7 Oktober 2023

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2
C. TUJUAN MASALAH....................................................................................2
BAB II ISI

A. PENGERTIAN SISWA BERKELAINAN.....................................................3


B. HAK DAN KEWAJIBAN SISWA BERKELAINAN................................... 3
C. JENIS-JENIS SISWA BERKELAINAN....................................................... 6
D. KARAKTERISTIK SETIAP JENIS SISWA BERKELAINAN................... 7
E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA BERKELAINAN.......................10
F. ALTERNATIF BANTUAN SERTA BIMBINGAN KHUSUS YANG
DIBERIKAN BAGI SISWA BERKELAINAN............................................ 11
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.............................................................................................14
B. SARAN.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 15

PRESENTASE HASIL KERJA ............................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, istilah anak luar biasa yang secara ilmiah
disebut sebagai berkebutuhan khusus, masih disalahtafsirkan, yaitu anak luar biasa selalu
diartikan sebagai anak yang berkemampuan unggul atau berprestasi yan luar biasa. Padahal
pengertian anak luar biasa juga mengacu kepada pengertian yaitu anak yang mengalami
kelainan atau ketunaan, baik pada satu macam kelainan maupun lebih dari satu jenis kelainan
(Geniofam, 2010: 49).
Dalam dunia pendidikan luar biasa seorang anak diartikan sebagai anak yang luar
biasa jika anak tersebut membutuhkan perhatian khusus dan layanan pendidikan yang bersifat
khusus oleh guru pendidik atau pembimbing khusus yang berlatar disiplin ilmu pendidikan
luar biasa atau disiplin ilmu lainnya yang relevan dan memiliki sertifikasi kewenangan
mengajar, mendidik, membimbing, dan melatih anak luar biasa.
Amanat hak atas pendidikan bagi penyandang kelainan atau ketunaan ditetapkan
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32
disebutkan bahwa : “pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial”. Ketetapan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tersebut bagi anak penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat
bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang
diberikan kepada kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran.
Memberikan kesempatan yang sama kepada anak berkelainan untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran, berarti memperkecil kesenjangan angka partisipasi pendidikan
anak normal dengan anak berkelainan. Untuk investasi jangka panjang dengan lahirnya para
penyandang cacat yang terdidik dan terampil, secara tidak langsung dapat mengurangi biaya
pos perawatan dan pelayanan kebutuhan sehari-hari. Di samping itu ada efek psokologis yaitu
tumbuhnya motif berprestasi dan meningkatnya harga diri anak berkelainan, yang nilainya
jauh lebih penting dan dapat melebihi nilai ekonomi. Kondisi yang konstruktif ini dapat
memperkuat pembentukan konsep diri anak berkelainan.

1
Tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 berisi tentang tiap-tiap warga negara
berhak mendapatkan pengajaran, tanpa terkecuali apakah dia mempunyai kelainan atau tidak
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Visi pendidikan luar bisa adalah
terwujudnya pelayanan yang optimal bagi anak berkebutuhan khusus sehingga dapat mandiri
dan berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangasa. Sedang misalnya adalah
memperluas kesempatan bagi semua anak berkebutuhan khusus melalui program segresi
terpadu dan inklusi (Aswendo, 2010: 1).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan siswa berkelainan?
2. Apa saja hak dan kebutuhan siswa berkelainan?
3. Apa saja jenis – jenis siswa berkelainan?
4. Apa karakteristik setiap jenis siswa berkelainan?
5. Apa saja faktor – faktor penyebab siswa berkelainan?
6. Apa alternatif bantuan serta bimbingan khusus yang diberikan bagi siswa berkelainan?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian siswa berkelainan
2. Mengetahui hak dan kebutuhan siswa berkelain
3. Mengetahui jenis – jenis siswa berkelainan
4. Mengetahui karakteristik setiap jenis siswa berkelainan
5. Menjelakan faktor – faktor penyebab siswa berkelainan
6. Menjelaskan alternatif bantuan serta bimbingan khusus yang diberikan bagi siswa
berkelainan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian siswa berkelainan


Istilah berkelainan dalam percakapan sehari-hari dikonotasikan sebagai suatu kondisi
yang menyimpang dari rata-rata umumnya yang peyimpangannya tersebut memiliki nilai
lebih atau kurang. Menurut para ahli (Kirk, 1970 ; Heward dan Orlansky, 1988 ) anak
berkelainan di artikan sebagai anak yang memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rata-
rata anak normal umumnya dalam hal fisik, mental, maupun karakteristik prilaku sosialnya.
Sedangkan menurut Hallahan dan Kauffman: 1991 anak berkelainan di defenisikan sebagai
anak yang berbeda dari rata-rata umumnya, dikarenakan ada permasalahan dalam
kemampuan berfikir, penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan bergerak.

Berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 tahun 1991


tanggal 31 Desember 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa sebagaimana tercantum dalam
UUSPM No 2 tahun 1989 Pasal 8 ayat 1 dan 2.
Diperoleh ketetapan dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang khusus diselenggarakan bagi peserta
didik yang memiliki kelainan fisik dan atau mental. Sedangkan murid yang berkelainan
adalah anak yang mengalami penyimpangan dari arah rata-rata atau normal baik dalam segi
fisik, kecerdasan, indera, komunikasi, perilaku, atau gabungan hal-hal itu. Sehingga ia
membutuhkan program dan layanan pendidikan secara khusus guna mengembangkan potensi
secara optimal.
Layanan secara khusus ini bertujuan membantu murid yang menyandang kelainan
fisik atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai
pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan social, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam
dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.
Dengan demikian, meskipun seorang anak mengalami kelainan/ penyimpangan
tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak signifikan sehingga mereka tidak
memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut bukan termasuk anak dengan
kebutuhan khusus.
B. Hak dan kebutuhan siswa berkelainan
 Hak
Murid memiliki kelainan tentunya mempunyai hak yang sama dengan murid yang
normal. Setiap anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan fisik, emosional,

3
mental, sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak
mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu di setiap jenjang
pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Menurut Dedy Kustawan
2012 : 35 – 36 hak peserta didik tersebut adalah :
1. Memndapatkan layanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan,
kecerdasan dan kebutuhan khususnya.
2. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama.
3. Memperoleh bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan berlaku.
4. Diterima di sekolah umum atau kejuruan.
5. Pinda ke jalur, jenjang atau satuan pendidikan lain yang sederajat atau melanjutkan ke
jalur, jenjang atau pendidikan yang lebih tinggi.
6. Mendapatkan layanan pembelajaran dan penilaian hasil belajar yang disesuaikan
dengan kemampuannya.
7. Memperoleh jaminan hukum yang sama seperti anak pada umumnya.
 Kebutuhan
Setiap makhluk mempunyai kebutuhan. Sebagai makhluk Tuhan yang dianggap
mempunyai derajat tertinggi di antara makhluk lainnya, manusia mempunyai kebutuhan
yang barangkali paling banyak dan kompleks. Setujukah Anda dengan pendapat ini? Jika
setuju, cobalah Anda cari contoh. Misalnya, coba Anda bandingkan kebutuhan tanaman
dengan kebutuhan ikan (binatang), dan kebutuhan manusia. Bagaimana kesimpulan yang
dapat Anda tarik dari contoh tersebut? (Cobalah dukung kesimpulan Anda dengan alasan
yang mengacu kepada contoh yang Anda berikan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Maslow (dalam Kolesnik, 1984) manusia sebagai
makhluk tertinggi memang mempunyai kebutuhan yang sangat kompleks, mulai dari
kebutuhan yang sangat mendasar (basic needs), seperti makan, tempat tinggal, dan rasa
aman, sampai dengan kebutuhan yang tertinggi, yaitu aktualisasi diri. Tidak berbeda
dengan orang-orang normal, para penyandang kelainan juga mempunyai kebutuhan yang
sama. Untuk memudahkan pemahaman terhadap kebutuhan penyandang kelainan ini,
kita akan mengelompokkannya menjadi kebutuhan fisik/kesehatan, kebutuhan
sosial/emosional, dan kebutuhan pendidikan. Ketiga kelompok kebutuhan ini akan
mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi kelainan. Dengan demikian,

4
kebutuhan manusia secara umum tidak akan dibahas, namun jika perlu hanya akan
dijadikan acuan.
1. Kebutuhan Fisik/Kesehatan
Kebutuhan fisik dan kesehatan yang akan kita bahas lebih banyak dikaitkan dengan
kondisi fisik para penyandang kelainan. Sebagaimana halnya orang normal, para
penyandang kelainan memerlukan fasilitas yang memungkinkan mereka bergerak sesuai
dengan kebutuhannya atau menjalankan kegiatan rutin sehari-hari tanpa harus selalu
tergantung pada bantuan orang lain. Kebutuhan fisik ini tentu terkait erat dengan jenis
kelainan yang disandang. Misalnya, bagi penyandang tunadaksa yang menggunakan kursi
roda, adanya sarana khusus bagi kursi roda, seperti jalan miring sebagai pengganti tangga
(dalam bahasa asing disebut ram) atau lift dalam gedung bertingkat akan sangat
membantu mereka dalam mobilitasnya. Penyandang tunanetra memerlukan tongkat yang
membantunya mencari arah, sedangkan penyandang tunarungu memerlukan alat bantu
dengar. Sebagaimana halnya orang normal, para penyandang kelainan ini juga
mempunyai kebutuhan untuk menjaga kesehatannya. Oleh karena itu, layanan kesehatan
bagi ABK seyogianya disediakan sesuai dengan kebutuhannya. Terkait dengan jenis
kelainan yang disandangnya, berbagai layanan kesehatan khusus diperlukan oleh anak-
anak ini. Layanan tersebut, antara lain physical therapy dan occupational therapy, yang
keduanya berkaitan dengan keterampilan gerak (motor skills), dan speech therapy atau
bina wicara bagi para tunarungu. Jika physical therapy lebih terkait dengan gerakan
bawah tubuh (kaki) maka occupational therapy lebih terkait dengan gerakan bagian atas
tubuh, yaitu tangan atau dengan gerakan yang lebih halus. Para ahli yang terlibat dalam
menangani kesehatan para penyandang kelainan terdiri dari dokter umum, dokter gigi,
ahli physical therapy dan ahli occupational therapy, ahli gizi, ahli bedah tulang
(orthopedist), ahli THT, dokter spesialis mata dan perawat. Jenis ahli ini tentu dapat
bertambah sesuai dengan jenis kelainan gangguan kesehatan yang diderita para
penyandang kelainan.
2. Kebutuhan Sosial-Emosional
Bersosialisasi merupakan kebutuhan setiap makhluk, termasuk para penyandang
kelainan. Sebagai akibat dari kelainan yang disandangnya, kebutuhan tersebut kadang-
kadang susah dipenuhi. Berbagai kondisi/ keterampilan, seperti mencari teman, memasuki
masa remaja, mencari kerja, perkawinan, kehidupan seksual, dan membesarkan anak
merupakan kondisi yang menimbulkan masalah bagi penyandang kelainan. Coba Anda
bayangkan seorang tunarungu atau tunagrahita yang memasuki masa remaja, mereka

5
tentu dalam kondisi yang sulit. Remaja putri tunarungu mungkin mampu membersihkan
diri sendiri pada masa datang bulan atau haid, namun mereka mungkin tidak sadar akan
bahaya yang mungkin mereka alami karena mereka sangat lugu. Sebaliknya, remaja
tunagrahita mempunyai masalah yang cukup kompleks. Selain tidak mampu
membersihkan diri sendiri, mereka juga tidak sadar apa arti remaja bagi seorang wanita
dan bagi seorang pria, sementara kebutuhan seksual mereka mungkin berkembang secara
normal. Oleh karena itu, mereka memerlukan lindungan dan bantuan para pekerja sosial,
psikolog, dan ahli bimbingan yang dapat membantu mereka dalam menghadapi berbagai
masalah yang berkaitan dengan sosialisasi dan menjadi remaja. Masalah-masalah
sosialisasi dapat menyebabkan gangguan emosional, lebih-lebih bagi keluarga yang
mempunyai ABK. Oleh karena itu, bantuan para pekerja sosial, para psikolog, dan ahli
bimbingan juga dibutuhkan oleh para keluarga. Bahkan dari pengalaman sehari-hari dapat
disimpulkan bahwa keluarga lebih memerlukan bantuan tersebut daripada ABK sendiri.
Dengan bantuan ini, para orang tua diharapkan mau menerima anaknya sebagaimana
adanya dan berusaha membantu mereka mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Kebutuhan Pendidikan
Kebutuhan pendidikan penyandang keluarbiasaan, meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan keluarbiasaan yang disandangnya. Misalnya, secara khusus, penyandang
tunarungu memerlukan bina persepsi bunyi yang diberikan oleh seorang speech therapist,
tunanetra memerlukan bimbingan khusus dalam mobilitas dan huruf Braille, dan
tunagrahita memerlukan keterampilan hidup sehari-hari. Namun secara umum, semua
penyandang kelainan memerlukan latihan keterampilan/vokasional dan bimbingan karier
yang memungkinkan mereka mendapat pekerjaan dan hidup mandiri tanpa banyak
tergantung dari bantuan orang lain. Para profesional yang terlibat dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan penyandang keluarbiasaan antara lain guru pendidikan khusus,
psikolog yang akan membantu banyak dalam mengidentifikasi kebutuhan pendidikan
ABK, audiolog, speech therapist, dan ahli bimbingan. Guru pendidikan khusus dapat
merupakan guru tetap di sekolah luar biasa, dapat pula sebagai guru pembimbing khusus
di sekolahsekolah terpadu. Di samping itu, akhir-akhir ini muncul kebutuhan akan guru
Pendidikan Jasmani yang khusus menangani ABK. Diharapkan guru Pendidikan Jasmani
ini akan mampu menyediakan program/latihan yang sesuai dengan kondisi
fisik/kebutuhan ABK yang diajarnya.
C. JENIS JENIS SISWA BERKELAINAN

6
1. Tunanetra
Istilah anak tunanetra secara mendasar dapat diartikan sebagai anak-anak yang
mengalami gangguan pada fungsi penglihatan.
2. Tunarungu
Tunarungu dapat diartikan sebagai gangguan pendengaran
3. Tunagrahita
Tunagrahita merupakan istilah yang disematkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
yang mengalami permasalahan seputar intelegensi.
4. Tunadaksa
Dalam konteks pendidikan khusus di Indonesia, tunadaksa dapat diartikan sebagai
gangguan motorik. Pada konteks lain dapat kita temui penggunaan istilah lain dalam
menyebut anak tunadaksa misalnya anak dengan hambatan gerak.
5. Tunalaras
Anak tunalaras merupakan konteks dengan batasan-batasan yang sangat rumit
tentang anak-anak yang mengalami masalah tingkah laku.

D. KARAKTERISTIK SETIAP JENIS SISWA BERKELAINAN

1. Tunanetra

Anak tunanetra secara mendasar dapat diartikan sebagai anak-anak yang


mengalami gangguan pada fungsi penglihatan. Beberapa ahli seperti Djaja Rahardja dan
Sujarwanto serta Gargiulo mendefinisikan ketunanetraan menjadi 3 kategori yaitu buta
buta, buta fungsional dan low vision. Seseorang disebut mengalami kebutaan secara legal
jika kemampuan penglihatannya berkisar 20/200 atau dibawahnya, atau lantang
pandangannya tidak lebih dari 20 derajat. Pada pengertian ini, seorang anak di tes dengan
menggunakan snellen chart (kartu snellen) dimana anak harus dapat mengindetifikasi
huruf jarak pada jarak 20 kaki atau 6 meter. Dengan pengertian lain anak-anak dikatakan
buta secara legal jika mengalamai permasalahan pada sudut pandang penglihatan, yairu
kemampuan menggerakkan mata agar dapat melihat ke sisi samping kiri dan kanan.

2. Tunarungu

Tunarungu dapat diartikan sebagai gangguan pendengaran, dimana anak yang


mengalami ketunarungguan adalah mengalami permasalahan pada hilangnya atau
berkurangnya kemampuan pendengaran. Soematri menyatakan bahwa anak yang dapat
dikatakan tunarungu jika mereka tidak mampu atau kurang mampu mendengar.
Menurutnya, tunarungu dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli dan kurang
dengar. Tuli merupakan suatu kondisi dimana seseorang benar-benar tidak dapat
mendengar dikarekan hilangnya fungsi dengan 46 pada telinganya. Sedangkan kurang
dengar merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kerusakan pada organ
pendengarannya tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar meskipun dengan atau
tanpa bantu dengar.

3. Tunagrahita

7
Tunagrahita merupakan istilah yang disematkan bagi anak-anak berkebutuhan
khusus yang mengalami permasalahan seputar intelegensi. Di Indonesia istilah
tunagrahita merupakan pengelompokkan dari beberapa anak berkebutuhan khusus,
namun dalam biang pendidikan mereka memiliki hambatan yang sama dikarenakan
permasalahan intelegensi. Dalam bahasa asing, anak yang mengalami permasalahan
intelegensi memiliki beberapa istilah penyebutan anatara t (IQ dibawah 35). Sedangkan
klasifikasi lain dapat didasarkan pada kemampuan yang dimiliki yaitu Ringan (mampu
dididik), sedangkan (mampu latih), Berat (mampu rawat).

4. Tunadaksa

Dalam konteks pendidikan khusus di Indonesia, tunadaksa dapat diartikan sebagai


gangguan motorik. Pada konteks lain dapat kita temui penggunaan istilah lain dalam
menyebut anak tunadaksa misalnya anak dengan hambatan gerak. Utamanya, anak
tunadaksa adalah anak yang mengalami gangguan fungsi gerak yang disebabkan oleh
permasalahan pada organ gerak tubuh. Somantrii menjelaskan bahwa tunadaksa
merupakan suatu keadaan rusak atau terganggu yang disebabkan karena bentuk abnormal
atau organ tulang, otot, dan sendi tidak dapat berfungsi dengan baik.

5. Tunalaras

Anak tunalaras merupakan konteks dengan batasan-batasan yang sangat rumit


tentang anak-anak yang mengalami masalah tingkah laku. Istilah tunalaras itu sendiri
belum dapat diterima secara umum karena batasan-batasan penyebutan anak tunalaras
yang kurang saklek. Pada 47 intinya sebutan anak tunalaras merupakan gangguang
perilaku yang menunjukka suatu penentangan terhadap norma dan aturan social di
masyarakat seperti mencuri, menggangu ketertiban, melukai orang lain, dll

Menurut Mulyono (ahli anak) ia menyatakan bahwa anak berkebutuhan khusus


(ABK) adalah seorang anak yang masuk dan tergolong cacat atau yang menyandang
ketunaan. Dalam perkembangannya sekarang ini anak ketunaan berubah menjadi
berkelaianan luar biasa atau berkebutuhan khusus. Namun dalam golongannya, ada 17
karakteristik anak berkebutuhan khusus yang perlu diketahui,diantaranya:

1. Sulit Berkomunikasi
Ketika anak mengalami sulit komunikasi maka perilaku beradabtasi akan
mengalami ganngguan terutama ketika mereka berkomunikasi. Dimana ABK
seringkali memiliki hambatan berbicara dan sulit bicara meskipun usianya sudah
dewasa.
2. Kesulitan Belajar
Anak dengan kesulitan belajar merupakan individu yang memiliki gannguan
pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis. Biasanya gelombang otaknya juga
terganggu sehingga menyebabkan anak tesrsebut mengalami IQ yang hanya rata-rata
ataupun diatas ratarata sedikit. Biasanya ABK dikategorikan sedang, berat atau ringan
dari IQ yang dimilikinya
3. Kelainan Fisik

8
Secara fisik dan medis, umumnya beberapa ada kondisi fisik dan mendi yang
sangat berbeda dengan anak kebanyakan. Misalnya jika ia mengalami komplikasi
dengan bagian organ tubuh lainnya. Hal ini sering terjadi karena kurang sempurna
pembelahan ketika kehamilan.
4. Bersikap Membangkan
Anak berkebutuhan khusus biasanya sulit membedakan bahaya atau tidak,
salah atau tidak dan lain sebagainya.
5. Emosional
Emosional anak-anak ABK bukan hanya tempramen dan mudah marah
melainkan terjadi hal lainnya. Jika dilihat secara emosional, mereka seringkali
terperosok dalam kondisi kesepian, depresi dan juga hal-hal layaknya putus asa,
merasa sendiri dan kesal pada orang lain tanpa sebab jika moodnya sedang buruk.
6. Sulit Menulis atau Membaca
Untuk beberapa kasus anak ABK ada yang sulit mengekspresikan pikiran
mereka dengan tulisan dan tidak bias membaca. Sulit memegang bolpoin ataupun
pensil yang digunakan dengan benar.
7. Tidak Mengerti Arah
Anak berkebutuhan khusus sulit mencerna logika sendiri. Terkadang
mengalami disorientasi, seperti disorientasi waktu ataupun arah. Anak seringkali
bingung saat ditanya jam berapa sekarang, kemungkinan ia hanya mengingat bahasa
yang diajarkan seperti pukul 6 petang ia sebut atau sore, namu pukul 4 ketika
matahari terbenam ia tidak akan menyebut pukul 4 melainkan tetap sore.
8. Bersikap Sesuai Kebiasaan
Anak ABK khususnya mereka yang autism sangat perhatian dengan urutan
atau rutinitas atapun kebiasaan sehari-hari. Ketika ritual mereka berubah misalnya
setelah makan menjadi mandi atau dibalik setelah makan ia harus berolahraga dulu
baru mandi, maka ia akan menjadi gelisah, cemas jika rutinitas tersebut berubah atau
teraganggu.

9. Senang Meniru
Senang meniru atau membeo (echolalia) merupakan salah satu karakteristik
ABK. Psikologi Abnormal menjelaskan bahwa banyak sekali ciri yang dimengerti
atau dipahami oleh orang tua untuk bias menilai apakah anaknya mengalami ABK
atau tidak. Salah satunya adalah meniru. Semuan anak senang meniru, namun ada
beberapa anak ABK yang bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau
nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya.
10. Berbicara Tanpa Henti
Beberapa anak ABK senang mengoceh tanpa arti berulang-ulang. Akan
bahaya jika pembicaraan ini termasuk ke dalam bahasa yang tidak boleh diucapkan
atau dilarang. Karena anak-anak seperti ini seringkali membantah dan tidak mau
menuruti perintah larangan.
11. Bertindak Gugup

9
Ketika anak berkebutuhan khusus merasa cemas maka ia akan melakukan
perbuatan-perbuatan aneh, sama halnya seperti orang normal hanya saja mereka lebih
random.
Dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwa karakteristik anak
berkebutuhan khusus itu bermacam-macam, sehingga penanganannya juga beragam
sesuai dengan kondisi masing –masing anak. Umumnya anak berkebutuhan harus selalu
mendapat pengawasan khusus sehingga terhindar dari hal-hal yang membahayakan atau
hal yang tidak diinginkan.

E. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA BERKELAINAN


1. Sebelum dilahirkan :
a. Gangguan genetika
Gangguan genetika dapat terjadi karena terjadi penyimpangan gen dan kromosom.
Penyimpangan gen terjadi bila kode-kode genetika yang harus disampaikan oleh gen
mengalami kesalahan. Sedangkan penyimpangan kromosom ditandai oleh adanya
ketidaknormalan kromosom atau terjadi pada saat pembuahan.
b. Infeksi ibu hamil
Penyebab yang dapat terjadi saat kehamilan ini dikarenakan adanya berbagai
serangan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan baik langsung maupun tidak
langsung terjadinya kelainan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo
virus, herpes), polio, meningitis, dan lain sebagainya.
c. Usia ibu hamil
Usia yang dapat menyebabkan ini terjadi jika usia ibu hamil diatas 35 tahun
sehingga mempunyai resiko tinggi terhadap kecacatan ini.

d. Keracunan saat hamil


Keracunan pada saat bayi dalam kandungan, biasanya keracunan karena obat-
obatan yang diminum ketika ibu hamil pada tiga bulan pertama. Selain itu, wanita
dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal juga dapat beresiko
mengalami keracunan kehamilan.
e. Pengguguran kandungan
Kegagalan pengguguran kandungan dapat menyebabkan gangguan pada janin
tergantung bagian organ mana yang terganggu.
f. Bayi lahir prematur

10
Bayi prematur sangat rentan terhadap penyakit infeksi sehingga kondisi bayi yang
terkena infeksi akan mudah menjadi Sepsis (racun masuk ke berbagai bagian tubuh
melalui darah).
2. Saat Dilahirkan :
a. Proses kelahiran yang lama
Pada kasus ini kepala bayi yang terjepit dijalan lahir mengakibatkan pembuluh
darah dikepala tidak mendapatkan oksigen. Sehingga apabila keadaan berlangsung
lama akan menyebabkan kerusakan sel-sel syaraf otak.
b. Kelahiran dengan alat
Kasus kelahiran dengan menggunakan alat mempunyai resiko besar terhadap bayi
karena pada saat kepala bayi diangkat terdapat kesalahan sehingga kepala bayi terjepit
dan menyebabkan terjadinya gangguan pada otak.
c. Kehamilan lama
Kehamilan lebih dari 40 minggu dapat mengakibatkan kelainan pada bayi karena
sejak usia ini fungsi tembuni/plasenta mulai berkurang.
3. Setelah Melahirkan :
a. Penyakit infeksi
Pada kasus ini biasanya anak terinfeksi oleh kuman, baik bakteri atau virus.
Biasanya bakteri atau virus masuk kedalam tubuh karena tubuh tidak cukup mampu
mempertahankan terhadap serangan infeksi.
b. Kekurangan zat makanan
Kekurangan gizi juga dapat menyebabkan kelainan pada anak baik secara fisik,
mental, maupun perilaku. Sehingga gizi harus terpenuhi setelah anak lahir seperti ASI
dan nutrisi pada makanannya.
c. Kecelakaan
Kecelakaan yang menimpa kepala tidak dapat dianggap ringan karena memiliki
resiko yang sangat besar.
d. Keracunan
Bayi dan anak-anak yang masih muda kalau sering menghirup udara yang telah
tercemar oleh logam seperti asap kendaraan dapat menyebabkan kecacatan.
F. ALTERNATIF BANTUAN SERTA BIMBINGAN KHUSUS YANG DIBERIKAN
BAGI SISWA BERKELAINAN
Bimbingan yang diberikan terhadap murid-murid berkelainan dilakukan dengan
alternatif bantuan sesuai jenis-jenis kelainan tersebut, yaitu:

11
1. Tuna Netra
Alternatif bantuan yang diberikan terutama pada saat memasuki lingkungan
baru seorang anak tuna netra harus diberikan bantuan tentang proses komunikasi
verbal, mengembangkan semangat, dan konsep diri yang positif, serta mengenal
gambaran lingkungan sekitarnya dengan sejelas-jelasnya.
2. Tuna Rungu
Bimbingan terhadap anak tunarungu dilakukan untuk mengembangkan potensi
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Usaha yang dilakukan berkaitan erat
dengan pengembangan kemampuan fisik, psikologi, kestabilan emosi, serta
kemampuan pribadi. Jenis-jenis bimbingannya :
 Bimbingan komunikasi, bertujuan membantu anak dalam memperlancar
komunikasi.
 Bimbingan pribadi, bertujuan agar anak dapat mengenal dirinya, menyadari
kemampuan dan kekurangannya, memiliki sikap positif terhadap keadaan dirinya,
serta memiliki kestabilan emosi.
 Bimbingan sosial, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak agar dapat
bergaul dengan orang lain secara positif
3. Tuna Daksa
Alternatif bantuan yang dapat diberikan kepada anak tunadaksa diantaranya :
 Mengembangkan diri sendiri.
 Menghargai anak dengan cara menerima apa adanya sehingga anak merasa bahwa
dirinya adalah sebagai sorang pribadi yang berharga.
 Dukungan keluarga dan masyarakat terhadap anak tuna daksa memiliki pengaruh
yang besar terhadap perkembangan kepribadiannya.
4. Tuna Grahita
Pemberian bantuan kepada anak tunagrahita lebih difokuskan kepada pihak
orangtuanya. Kepada mereka diberikan bimbingan tentang :
 Upaya menghilangkan perasaan kecewa karena memiliki anak yang cacat.
 Mengembangkan sikap respect terhadap anak.
 Mengembangkan kemandirian anak dengan cara tidak memberikan perlakuan
yang belebihan.
Sedangkan pemberian kepada anak secara langsung, sebagai berikut :
 Mengatasi kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri.
 Mengatasi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
 Menggunakan kemampuannya untuk mendapatkan ketrampilan, dan kesanggupan
kala secara optimal.
5. Tuna Laras
Upaya pemberian bantuan yang diberikan kepada mereka, diantaranya :
 Memperhatikan kebutuhan anak.
 Membimbing kedisiplinan.
 Memberikan kesibukan sebagai pemanfaatan waktu luang.
 Membantu pengembangan konsep diri yang positif.

12
 Membantu anak dalam mengembangkan kesadaran untuk mentaati ajaran agama
secara intensif.
 Menghindarkan mereka dari ketergantungan dan penguatan ketakberdayaan.
 Merujuk anak kepihak yang lebih berwenang (seperti psikologi).

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak berkelainan atau anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang
mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial,
maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang sesuai dengannya. Anak
berkelainan juga memiliki hak dan kewajiban, kebutuhan masing-masing, dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
Memiliki anak berkelainan atau berkebutuhan khusus bukan hal yang mudah bagi
orang tua manapun. Perhatian orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang mereka.
Sehingga orang tua perlu belajar memahami dan mendampingi, agar mereka selalu
percaya diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Selalu memberikan motivasi,
memasukkan kesekolah yang tepat, dan memberikan keterampilan hidup.

B. SARAN
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bimbingan bagi siswa berkelainan dengan uraian yang
telah kami kemukakan. Semoga dapat membuka wawasan bagi kita semua tentang
bimbingan bagi siswa berkelainan dengan jelas dan dapat dimengerti.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan,baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimat. Oleh karena
itu, kritik saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi untuk ke depannya.Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis
yang bermanfaat bagi banyak orang.

14
DAFTAR PUSTAKA

PENGERTIAN, PENGGOLONGAN, KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK ANAK


BERKELAINAN.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1 BAB 1 PENDAHULUAN.

Hak – Hak Yang Dimiliki Anak Berkebutuhan Khusus.

Prof. Dr. IG.A.K. Wardani, M.Sc.Ed. Modul 1 Hakikat Pendidikan Khusus.

Razieka Dara Gebrina, Putro Khamim Zarkasih, Fitri Mardi. FAKTOR PENYEBAB ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN KLASIFIKASI ABK

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.

BIMBINGAN BAGI MURID BERKELAINAN.

15
PRESENTASE HASIL KERJA

NAMA MANDIRI DISKUSI HASIL


NAFA ALYA A 50 % 50% 100%
FANIDA ZAHROTUL M 50% 50% 100%
AZZA NABILATUN N 50% 50% 100%

16

Anda mungkin juga menyukai