Disusun Oleh:
Kelas 3D - Kelompok 3
FAKULTAS PSIKOLOGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah ini adalah “Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dr. Diana Mutiah M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Pendidikan 2. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan, semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami pada khususnya dan para pembaca yang berkepentingan pada
umumnya.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1............................................................................................................. 3
PENDAHULUAN.................................................................................................... 3
A. Latar Belakang..................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................5
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus.............................................. 5
B. Macam-macam Anak Berkebutuhan Khusus.......................................8
1. Anak Dengan Hambatan Penglihatan..........................................................9
2. Pendengaran dan bicara (Tunarungu-wicara)............................................ 11
3. Anak dengan hambatan fisik (Tunadaksa)................................................ 13
4. Anak dengan hambatan Intelektual (Tunagrahita).................................... 17
5. Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tuna Laras)...................... 19
6. Anak Berkesulitan Belajar.........................................................................21
7. Anak Autisme............................................................................................22
8. Anak dengan Inteligensi Tinggi................................................................ 24
9. Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian.......................................... 25
C. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus.........................................27
D. Pelayanan untuk Anak Berkebutuhan Khusus...................................43
1. Bentuk Layanan Pendidikan Segregasi.............................................. 44
BAB III......................................................................................................... 50
PENUTUP.................................................................................................... 50
A. Kesimpulan........................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 52
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus atau ABK adalah anak yang memiliki
keterbatasan ataupun kelebihan sehingga membutuhkan pelayanan
khusus, tidak seperti anak lain seusianya. Manusia merupakan makhluk
yang unik dalam alam semesta. Banyak kesamaan yang dimiliki manusia
tetapi juga banyak perbedaan yang dimiliki oleh setiap manusia. Salah
satu bentuk perbedaan itu adalah kebutuhan khusus. Kebutuhan khusus
tersebut memiliki perbedaan masing-masing, ada yang muncul sejak
lahir, ada juga yang muncul setelah manusia tersebut beraktivitas di
dunia ini. Anak Berkebutuhan Khusus merupakan salah satu manusia
yang bisa disebut sangat unik. Karena perbedaan ABK sangat jarang
dimiliki oleh manusia pada umumnya. Dekat kaitannya dengan
pendidikan.
Pendidikan merupakan konsep yang dijalani oleh setiap manusia,
baik formal maupun non formal. Dari kedua hal tersebut itulah yang
membuat peneliti tertarik untuk meneliti, seperti apakah pendidikan
mereka jika mereka berbeda terhadap manusia pada umumnya. Karena
pendidikan adalah hal yang pasti dilakukan oleh setiap manusia,
bagaimanakah sekolah SLB Ulaka Penca Jakarta memaksimalkan metode
pendidikan untuk membentuk ABK yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Anak Berkebutuhan Khusus?
2. Apa saja macam-macam Anak Berkebutuhan Khusus?
3. Bagaimana karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus?
4. Bagaimana pelayanan yang dapat diterapkan untuk Anak
Berkebutuhan Khusus?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Anak Berkebutuhan Khusus
2. Untuk Mengetahui macam-macam Anak Berkebutuhan Khusus
3. Untuk mengetahui karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
4
5
PEMBAHASAN
6
7
Diantara kedua jenis tersebut, jenis layanan yang paling baik adalah
Integrasi Antar Jenis. Penyelenggara (sekolah) mendapat keuntungan
dengan dapat memberikan layanan yang terfokus sesuai kebutuhan anak
seirama perkembangan psikologis anak. Sedangkan bagi anak, anak
menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah
mampu membedakan perlakuan karena memiliki fokus atas dasar
kepentingan anak pada setiap jenjang. Saat ini, penyelenggara pendidikan
khusus masih banyak yang menggunakan integrasi antar jenjang. Ini dapat
merugikan anak, karena dalam prakteknya guru yang mengajar akan
memberikan perlakuan yang relatif sama terhadap anak SDLB, SMPLB,
maupun SMALB. Secara kualitas mengajar dan psikologis juga kurang
baik, karena mengabaikan perbedaan karakteristik rentang usia.
Maka dari itu, penting bagi masyarakat khususnya orang tua untuk
peka terhadap pelayanan anak berkebutuhan khusus. Karena setiap jenis abk
tertentu akan membutuhkan bentuk pelayanan pendidikan yang berbeda
pula. Agar pendidikan yang diberikan efektif dan dapat membantu
meningkatkan pendidikan anak berkebutuhan khusus sehingga akan berguna
untuk masa depannya kelak.
B. Macam-macam Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus, tergantung dari kondisi umum
keberadaannya, dapat digolongkan menjadi Anak Berkebutuhan Khusus
sementara dan Anak Berkebutuhan Khusus permanen. Anak Berkebutuhan
Khusus yang bersifat sementara, Mangunsong mengemukakan, bahwa
sebagai akibat dari Krisis Asia ratusan ribu anak-anak hidup atau telah
hidup dalam kondisi dan situasi yang telah menciptakan anak-anak dengan
kebutuhan khusus yang bersifat sementara atau temporer.
2. Tunagrahita Sedang
Anak Tunagrahita Sedang disebut juga imbesil.
Mereka dapat dididik mengurus diri sendiri, melindungi diri
sendiri dari bahaya seperti menghindari kebakaran, berjalan
di jalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya. Anak
tunagrahita mengalami masa-masa yang sangat sulit bahkan
tidak bisa belajar secara akademis seperti belajar menulis,
membaca dan berhitung, padahal mereka masih bisa menulis
secara sosial misalnya menulis nama, alamat pribadi, dan
lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari, anak tunagrahita
sedang membutuhkan pengawasan yang terus menerus.
3. Tunagrahita Berat
Anak Tunagrahita Berat disebut juga idiot. Kapasitas
mental maksimal atau MA bisa dicapai dalam waktu kurang
dari tiga tahun. Anak
dengan keterbelakangan mental berat memerlukan bantuan
perawatan penuh dalam berpakaian, mandi, makan, dll.
Faktanya, mereka perlu dilindungi dari bahaya sepanjang
hidup mereka.
7. Anak Autisme
23
1) Indikator Perilaku:
- Kesulitan memberikan perhatian saat diajak
berbicara.
- Mengarahkan kepala atau telinga ke arah pembicara.
- Gagal mengikuti instruksi lisan, terutama dalam
situasi kelompok.
- Meminta pengulangan, terutama untuk pertanyaan.
- Mengalami kesulitan dalam berbicara.
- Menolak untuk berpartisipasi sebagai sukarelawan
dalam kelas atau kelompok diskusi.
32
7. Anak Autisme
Versi terbaru yang dijelaskan oleh Childhood Autism Rating
Scale (CARS, Schopler & Renner) dalam Berkell, menyebutkan
bahwa autisme memiliki 15 ciri-ciri khas, yaitu: adanya
keterlambatan atau gangguan dalam hubungan sosial, gangguan
dalam kemampuan meniru, gangguan dalam respon emosional,
kebingungan dalam menggunakan anggota tubuh, ketidaktepatan
41
1. Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa
diam. Tanda-tandanya yang biasanya tampak adalah :
• Tidak bisa bermain dengan tenang
• Susah berdiam diri, menggeliat, gelisah, dan sering berdiri
kembali ketika duduk
• Selalu bergerak, seperti berlari atau memanjat pada sesuatu
• Tidak bisa duduk dengan tenang. Inattention atau
bermasalah pada perhatian
3. Impulsif
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau
bertindak tanpa berpikir (spontan). Gejala yangdapat dikenali
misalnya :
• Kesulitan untuk menunggu giliran
• Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau
sebelum diberi kesempatan
• Sering menginterupsi orang lain
• Bertindak impulsif tanpa memikirkan
konsekuensinya, seperti berlari di tengah acara formal,
mengejar sesuatu yang berbahaya, dsb. Selain ketiga gejala
di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa terjadi
anak dengan gangguan ADHD, antara lain:
• Menunjukkan sikap menentang atau melanggar peraturan
• Susah untuk bersosialisasi dengan orang lain
• Kurangnya rasa percaya diri
• Kemampuan mengorganisasi yang buruk
• Cepat bosan
• Gelisah
• Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penjabaran di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Anak berkebutuhan khusus atau yang sering kita sebut ABK
merupakan anak yang memerlukan perlakuan khusus dibandingkan
dengan anak lain pada usia yang sama.
2. Anak berkebutuhan khusus mempunyai keterbatasan (disabilitas)
pada kemampuannya, baik yang bersifat fisik seperti gangguan
pendengaran dan bahasa, maupun psikis seperti autisme dan OCD.
3. Terdapat berbagai jenis anak berkebutuhan khusus permanen. Hal ini
tergantung pada perspektif yang digunakan. Dalam buku
“Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”, ABK dikelompokkan
menjadi 9 (sembilan) kategori.
4. Kategori pertama, Anak dengan hambatan penglihatan. Tuna rungu
merupakan gangguan pendengaran yang menghalangi seseorang
dalam mempersepsikan berbagai rangsangan, terutama melalui
pendengaran.
5. Kategori ketiga, Tunadaksa. Tunadaksa berasal dari kata “Tuna“
yang berarti rugi, kurang dan “daksa“ berarti tubuh. Anak tunadaksa
dapat diartikan sebagai bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem
otot, tulang, dan persendian yang bersifat primer atau sekunder yang
dapat mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, dan
gangguan perkembangan keutuhan pribadi.
6. Kategori keempat, Tunagrahita. Anak yang kecerdasannya jauh di
bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan inteligensi dan
ketidakcakapan dalam interaksi sosial.
7. Kategori kelima, Tunalaras. anak yang perilakunya sering tidak
sesuai dengan norma-norma sosial di sekitarnya. Mereka kerap
50
51
52