Disusun oleh :
Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai : “Anak berkebutuhan khusus
: tuna ghatina, kecacatan fisik, dan anak berbakat.” Makalah ini merupakan salah satu tugas
yang kami selesaikan guna memenuhi bahan pembelajaran Psikologi Pendidikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak hal
yang perlu diperbaiki.
Saran, kritik, dan masukan yang membangun dari semua pihak sangat
membantu kami terutama untuk kemungkinan pengembangan lebih lanjut. Akhirnya
kami berharap agar Makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi semua pihakSerta dapat dikembangkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan
kualitas belajar mahasiswa.
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. HAKIKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS..............................................................3
B. JENIS – JENIS DAN KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS..............4
C. CARA MEMBANTU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (IMPLEMENTATIF)...........9
Asuhan Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus Dengan Gangguan Tunawicara............................13
A. PENGKAJIAN....................................................................................................................13
B. RIWAYAT KESEHATAN..................................................................................................14
C. PEMERIKSAAN FISIK......................................................................................................16
D. LEMBAR OBSERVASI......................................................................................................18
E. ANALISA DATA................................................................................................................19
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................................................20
G. INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................................................20
H. IMPLEMENTASI................................................................................................................22
I. EVALUASI.........................................................................................................................23
BAB III................................................................................................................................................25
PENUTUP...........................................................................................................................................25
A. KESIMPULAN....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar, hanya
saja problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus dari
orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga yang
problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatka perhatian dan bantuan dari
orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus (children
with special needs), memang tidak selalu mengalami problem dalam belajar. Namun,
ketika mereka diinteraksikan bersama-sama dengan anak- anak sebaya lainnya dalam
system pendidikan regular, ada hal-hal tertentu yang harus mendapatkan perhatian
khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari anak berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana jenis dan karakteristik anak berkebutuhan khusus?
3. Bagaimana strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yang akan dicapai dari bab ini adalah mahasiswa mampu
menjabarkan hakikat anak berkebutuhan khusus, menjabarkan jenis-jenis anak
berkebutuhan khusus secara rinci, memberi perlakuan yang tepat pada anak
berkebutuhan khusus.
PEMBAHASAN
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak
secara umum atau rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada
sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward, anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khususyang berbeda dengan anak
pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dikategorikan sebagai berikut (Mangunsong, 2009):
a. Tunanetra
b. Tunarungu
c. Tunagrahita
d. Tunadaksa
e. Anak lamban belajar
f. Anak berkesulitan belajar
g. Anak berbakat
h. Tunalaras
Penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam beberapa periode kehidupan anak,
yaitu :
a. Sebelum kelahiran
Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi
Infeksi Kehamilan
Usia Ibu Hamil (high risk group)
Keracunan Saat Hamil
Pengguguran
Lahir Prematur
b. Selama proses kelahiran
Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan oksigen
Kelahiran dengan alat bantu : Vacum
Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu
c. Setelah kelahiran
Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus
Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)
Kecelakaan
Keracunan
Bencana alam
Deteksi dini tumbuh anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini
adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak usia dini. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan/ masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah
dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu untuk tindakan intervensi yang tepat,
terutama harus melibatkan orang tua. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Ada banyak alat untuk melakukan deteksi perkembangan pada anak. Deteksi
perkembangandan pertumbuhan dapat dilakukan oleh tenaga profesional ( Tenaga kesehatan,
Psikolog, Terapis ) secara multi disiplin. Deteksi juga dapat dilakukan oleh para orangtua,
pendidik dan apabila mereka menemukan anak-anak yang mengalami gangguan /
keterlambatan perkembangan mereka bisa mencari bantuan pada tenaga profesional karena
anak-anak ini membutuhkan penanganan multi disiplin.
Setelah dilakukan beberapa deteksi tumbuh kembang di atas, orang tua maupun
pendidik dapat mengetahui jenis kebutuhan yang diperlukan anak. Ada beberapa kategori
anak berkebutuhan khusus yang dapat diindentifkasi. Adapun jenis kategori (saat ini kami
hanya akan membahas 3 kategori) tersebut antara lain :
CP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat bayi masih berada dalam
kandungan, proses persalinan berlangsung, bayi baru lahir, anak berumur kurang dari 5 tahun.
Akan tetapi kebanyakan penyebabnya tidak diketahui. Sebagian lagi kasus terjadi akibat
cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak sebelum, selama dan segera setelah bayi
lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak
belum ‘berkembang secarasempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak
dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.
Gangguan ini biasanya berpengaruh pada gerakan kasar dan gerakan halus dari
seseorang. Gangguan ini bisa bersifat ringan hingga yang berat. Contoh Tuna Daksa lainnya
adalah :
1) Kelainan bawaan yang menyebabkan terjadinya telapak kaki rata, jumlah anggota
tubuh yang tidak lengkap atau berlebih.
2) Penyakit seperti poliomyelitis, TBC tulang dll
3) Penyebab lain seperti gangguan neurologis dan lingkungan, yang menyebabkan
cerebral palsy, spina bifida, amputasi, retak atau terbakar). Cerebral palsy merupakan
Agar guru atau orang tua dapat mengidentifikasi jenis kebutuhan yang ada pada anak,
berikut dijabarkan beberapa ciri-ciri umum yang muncul pada masing-masing jenis anak
berkebutuhan khusus.
b. Latihan
Mengajarkan keterampilan hidup (seperti makan, berpakaian, menjaga kebersihan
badan)
Melibatkan anak dalam pergaulan sosial dengan teman sebaya atau orang yang lebih
tua
Memberi kegiatan sesuai minat dan kebutuhan anak
Memperkenalkan hal-hal yang baik dan tidak baik sejak usia dini
Selalu memberi cinta. Cinta dan kasih sayang orang di sekeliling menjadi kekuatan
terbesar bagi anak untuk mengatasi kekurangannya. Tunjukkan rasa cinta tanpa
pamrih melalui pelukan, ciuman, genggaman tangan, meluangkan waktu untuk meberi
bantuan.
Memberikan fasilitas berupa berbagai alat bantu untuk menambah dan mempermudah
anak beraktivitas.
b. Rehabilitasi medik :
Terapi Okupasi :
Kelompok : 16
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS SISWA
Nama : Baiq Elia nurvanela ningrum. An”E”
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 28 Februari 2003
Umur : 12 tahun
Anak Ke : 1 (Pertama)
Nama Orang Tua
Nama Ayah : Lalu Moh Irvan
Nama Ibu : Baiq Laila
Pendidikan Ayah : Sma
Pendidikan Ibu : Sma
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak
Pekerjaan Ayah : PNS
Pekerjaan ibu : Wiraswasta
Alamat : Karang Kelok Baru
Diagnose Medis : Tuna Wicara
Sumber Informasi : Ibu Klien
g. Genogram
A. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Vital sign
- Nadi : 84 x/ menit
- Suhu : 36,5 ºC
- Td : 110/80 mmHG
- Pernapasan : 24 x/menit
d. Kepala
Rambut lurus, tidak ada ketombe, tidak sada kelainan bentuk kepala
(normocchepaly), tidak terdapat bekas luka sirkumsisi pada bagian kepala
e. Mata
Konjungtiva tidak anemis, sclera anikterik, tidak ada kotoran pada mata
f. Telinga
Simetris kiri dan kanan, letak sejajar dengan mata, lubang telinga bersih tidak
ada benjolan dan tidak ada pengeluaran secret
g. Hidung
Simetris kiri dan kanan, lubang hidung ada 2, bersih, tidak ada terdapat cuping
hidung
h. Mulut
Bentuk normal, bibir tidak kering tidak menggunakan gigi palsu atau aksesporis
gigi, mukosa mulut lembab, posisi lidah tepat di tengah, lidah bersih, ovula
berada di tengah berwarna merah muda, tidak terdapat karies gigi, namun klien
mengalami gangguan bicara
i. Leher
G. LEMBAR OBSERVASI
Kemampuan prilaku adaptif
H. ANALISA DATA
N
Symptom Etiologi Problem
o
1 DS : Prenatal Gangguan
- ibu klien mengatakan An “E” komunikasi verbal
tidak biasa berbicara seperti anak
seusianya sejak umur 5 tahun Penggunaan pil dalam
jumlah besar
DO :
- Klien tidak bisa berbicara dan
menggunakan bahasa isyarat kerusakan pada cochlea
untuk berkomunkasi
gangguan intelektual
gangguan bahasa
2 DS: Ketergantungan
- Ibu klien mengatakan An “E” Ganggua intelektual sebagian
masih di bantu berinteraksi
denga temannya
- Ibu klien mengatakan tidak
terlalu paham ketika An.”E” Gangguan bahasa
meminta suatu hal di luar
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan ganguan bahasa di tandai dengan
ibu klien mengatakan An “E” tidak biasa berbicara seperti anak seusianya sejak umur
5 tahun, klien tidak bisa berbicara dan hanya menggunakan bahasa isyarat untuk
berkomunkasi
2. Ketergantungan sebagian di tandai dengan gangguan komunikasi verbal di tandai
dengan Ibu klien mengatakan An “E” masih di bantu berinteraksi denga temannya
Ibu klien mengatakan tidak terlalu paham ketika An.”E” meminta suatu hal di luar
kebiasaan sehari-hari. Saat pengkajian An “E” di bantu oleh ibu guru saat berinteraksi
dengna perawat
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 Setelah di lakukan - Gunakan bahasa yang - Memudahkan pemahaman
tindakan keperawatan sederhana dan umum dan menghindari
selama 1x 24 jam di dalam berkomunikasi kebingungan akibat
harapkan anak dapat sehari-hari bahasa yang berubah-
menyebutkan 1-2 ubah
kosa kata dengan - Gunakan diverifikasi - Diverifikasi bahasa dapat
artikulasi yang jelas bahasa sesuai dengan di berikan jika
dengan kriteria hasil : tingkat kematangan dan kemampuan anak sudah
- anak dapat pengetahuan anak. matang seperti setelah
menyebutkan 1-2 umur 9 tahun
kata dengan
- Lakukan komunikasi secara
artikulasi yang jelas - Komunikasi yang
K. IMPLEMENTASI
Dx Hari/tanggal Intervensi Respon hasil
12:05
- memberikan lebih banyak kosa Anak mampu mengulang
kata beberapa kata
13:00
- Menjelaskan kepada
13:25 - Keluarga klien dapat
keluarga klien pentinggnya
mengerti 2 kosa kata
berbahasa isyarat dalam
dalam menggunakan
berkomunikasi dengan anak
bahasa isyarat.
L. EVALUASI
Dx Hari/ Tanggal dx Evaluasi Paraf
1 Rabu 1 S: _
03-12-2015 O:
- Anak sedikit memahami Wenty
beberapa kata dengan bantuan
isyarat
- Anak sudah mampu
mengulang beberapa kata ,
mengucapkan dan memahami
2 kosa kata
- Anak sudah memahami 2 kosa
kata
A : maslah teratasi sebagian
P: intervensi di lanjutkan
- Memberikan lebih banyak
kosa kata
- Melakukan komprehensif baik
verbal maupun non verbal
- Menggunakan bahasa sederhan
dalam komunikasi sehari- hari
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata
“Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan
khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK temporer
(sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi:
anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan
(anjal), anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau
Fanu, James Le. Deteksi Dini Masalah-masalah Psikologi Anak. Alih Bahasa : Irham Ali
Saifuddin. Yogyakarta : Think (2007)
Smith, J. David. Inklusi, Sekolah Ramah untuk Semua. Alih Bahasa : Denis dan Enrica.
Jakarta : Nuansa (2006)
----. Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Dir.
Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Dir.Jend Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depdiknas (2008)
Mangunsong, Frieda. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. (2009)
Pusponegoro, Hardiono D & Purboyo Solek. Apakah Anak Kita Autis, Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak. Bandung : Yayasan Suryakanti (2003)