Anda di halaman 1dari 13

KEBUTUHAN KHUSUS PADA PERMASALAHAN

FISIK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 5 :
Tika Wulandari Emi Haryati
Sartika Sihite Fitri Yanti
Suci Ramadani Hotmida Sinaga
Tioria Siringo-ringo Lola Fazira
Meri R Togatotop Masta
Zamlimar Novalina Sijabat
Flora Siagian Warlina Giawa
Suryanah Simanjuntak Zilhulaifah
Nurhajiah Sihombing
Aida Nospita

M.K : Asuhan Kebidanan Pada Perempuan Dan Anak Dengan Kondisi Rentan
D.P : Mastiur Julianti Butar-butar, SST,M.Keb

1
PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) SENIOR MEDAN
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “KEBUTUHAN KHUSUS PADA
PERMASALAHAN FISIK”.

Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar,tetapi kami menyadari
bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami mohon untuk
memberikan masukan,kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan
tugas makalah ini.

Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen kami Mastiur
Julianti Butar-Butar,SST,M.Keb yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 09 April 2020


Penulis

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4
1.1 LatarBelakang...................................................................................... 4
1.2 Perumusan Masalah............................................................................. 5
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6
2.1 Kebutuhan Khusus Perempuan Pada Permasalahan Fisik................... 6
2.2 Kebutuhan Khusus Anak Pada Permasalahan Fisik............................ 10

BAB III PENUTUP................................................................................................ 12


3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan salah satu mkhluk ciptaan Allah SWT yang berada
di bumi ini. Dalam penciptaannya manusia pun beragam, dari yang besar sampai kecil, putih
sampai hitam, tinggi sampai pendek, semuanya beragam. Salah satu keberagamannya lagi
yang mencolok adalah manusia sempurna dan cacat, yang mana cacat ini tidak hanya berupa
cacat fisik melainkan juga cacat mental atau pikiran, itulah yang disebut orang berkebutuhan
khusus. Anak berkebututhan khusus tidak boleh kita acuhkan, karena ia juga merupakan
manusia yang diciptakan Allah yang dikehendaki tidak sempurna oleh-Nya. Kita tidak boleh
membedakan hak orang biasa dan orang
yang berkebutuhan khusus, karena mereka memiliki hak dan perlakuan serta fasilitas yang
sama seperti orang normal pada umumnya. Dalam perjalanan hidupnya seorang yang
berkebutuhan khusus juga mendapatkan hak untuk belajar yang dimulai dengan umur yang
sama seperti orang yang normal yakni dari anak-anak. Anak yang berkebutuhan khusus
juga berhak mendapatkan pelayanan pendidikan seperti anak normal yang lain, namun
terkadang ia harus mendapat perhatian yang khusus karena ketidak sempurnaannya. Dan dari
setiap kecacatan yang berbeda juga memiliki trik mengajar yang berbeda sesuai dengan
kebutuhannya. Dalam pembelajaran yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus ada
berbagai macam variasi, mulai dari digabung dengan anak yang normal namun perhatiaannya
khusus sampai dengan benar-benar
mendapatkan pembelajaran yang khsus yang dipisah dari anak yang normal. Dan dalam
mengajar anak yang berkebutuhan khusus seorang pengajar juga harus memiliki keterampilan
yang khusus yang berkaitan dengan anak tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami jadikan sebagai rumusan masalah,

adalah :

1. Bagaimana kebutuhan khusus perempuan dalam permasalahan fisik?

2. Bagaimana kebutuhan khusus anak dalam permasalahan fisik?

4
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan adalah :

1. Untuk mengetahui kebutuhan khusus perempuan secara fisik.

2. Untuk mengetahui kebutuhan khusus anak secara fisik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

1. Menurut Hallahan dan Kauffman, 1986

Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan sebagai
anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi
kemanusiaan mereka secara sempurna. Penyebutan sebagai anak berkebutuhan khusus,
dikarenakn dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan layanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan
lainnya yang bersifat khusus.[1]

Dalam percakapan sehari hari, anak berkebutuhan khusus dijuluki sebagai “orang luar
biasa“, dikarenakan mereka memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang yang
terkenal memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreatifitas yang tinggi
dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa dibidang iptek,religius, dan di
bidang-bidang kehidupan lainnya.

Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi
mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan
yang tidak di alami oleh orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan itu dapat
berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosisal, dan moral.

Pengertian “luar biasa“ dalam dunia pendidikan mempunyai ruang lingkup pengertian
yang lebih luas daripada pengertian “berkelainan atau cacat“ dalam percakapan sehari hari.
dalam dunia pendidikan istilah luar biasa mengandung arti ganda, yaitu mereka yang
menyimpang ke atas karena mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dibanding dengan
orang normal pada mereka yang mnyimpangumumnya dan mereka yang mnyimpang ke
bawah, yaitu mereka yang menderita kelainan atau ketunaan dan kekurangan yang tidak di
derita oleh orang normal pada umumnya. Contoh orang yang menyimpang ke atas dari segi
kemampuan intelektual ( otak ), misalnya professor B.J Habibie, karena dia memiliki
inteligensi di atas orang normal dan kemampuan intelektual dibidang “aerodinamika“ yang
berkelas dunia sehingga beliau di juluki sebagai orang yang jenius di bidangnya, sedangkan
contoh orang yang menyimpang ke bawah ialah orang yang lambat dan sulit dalam belajar.

6
B. Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam dunia pendidikan, anak berkebutuhan khusus di klasifikasikan atas beberapa


kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis-jenis
anak berkebutuhan khusus, sebagai berikut:

1. Anak Tuna Netra

Adalah anak yang mempunyai kekurangan secara indrawi, yakni indra penglihatan.
Meskipun indra penglihatannya bermasalah, intelegensi yang mereka miliki masih dalam
taraf normal. Hal-hal yang berhubungan dengan mata diganti dengan indra lain sebagai
kompensasinya.

2. Anak Tuna Rungu

Adalah anak yang mempunyai kelainan pada pendengarannya. Mereka mengalami


kesulitan dalam berinteraksi dan bersosialisasi terhadap orang lain terhadap lingkungan
termasuk pendidikan dan pengajaran. Anak tuna rungu dibagi menjadi 2 yaitu, tuli (the deaf),
dan kurang dengar (hard of hearing).

3. Anak Tuna Daksa

Adalah anak yang mempunyai kelainan pada tubuhnya yakni kelumpuhan. Anak yang
mengalami kelumpuhan ini disebabkan karena polio dan gangguan pada syaraf motoriknya.[2]

4. Anak Tuna Wicara

Adalah anak yang mengalami kelainan pada proses berbicara atau berbahasa. Anak yang
seperti ini mengalami kesulitan dalam berbahasa atau berbicara sehingga tidak dapat
dimengerti oleh orang lain.

5. Kelainan Emosi

Adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat emosinya. Hal ini berhubungan
dengan masalah psikologisnya. Anak yang mengalami kelainan emosi ini dibagi menjadi 2
macam yaitu:

a. Gangguan Prilaku, ciri-cirinya yaitu:

1) Suka mengganggu di kelas

7
2) Tidak sabaran, terlalu cepat beraksi

3) Tidak menghargai orang lain

4) Suka menentang

5) Suka menyalahkan orang lain

6) Sering melamun.

b. Gangguan Konsentrasi (ADD/Attention Deficit Disorder), gejala-gejalanya terjadi paling


sedikit selama 6 bulan. Gejala-gejala tersebut diantaranya yaitu:

1) Tidak mendengarkan orang lain berbicara

2) Sering gagal dalam memperhatikan objek tertentu

3) Sering tidak melaksanakan perintah dar orang lain.

c. Anak Hiperaktif (ADHD/Attention Deficit with Hiperactivity Disorder), gejala-gejalanya


yaitu:

1) Tidak bisa diam

2) Ketidakmampuan untuk member perhatian yang cukup lama

3) Hiperaktivitas

4) Canggung

6. Keterbelakangan Mental

Adalah anak yang memiliki mental yang sangat rendah, selalu membutuhkan bantuan
orang lain karena tidak mampu mengurus dirinya sendiri, kecerdasannya terbatas, apatis,
serta perhatiannya labil. Berdasarkan intelegensinya, anak yang terbelakang
mentalnya terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Idiot, yaitu anak yang paling rendah taraf intelegensinya (IQ > 20), perkembangan jiwanya
tidak akan bertambah melebihi usia 3 tahun, meskipun pada dasarnya usianya sudah remaja
atau dewasa.

8
b. Imbesil, yaitu anak yang mempunyai (IQ 20-50), perkembangan jiwanya dapat mencapai
usia 7 tahun, bisa diajari untuk memelihara diri sendirivdalam kebutuhan yang paling
sederhana.

c. Debil atau moron, yaitu anak yang mempunyai (IQ 50-70), keterbelakangan Debil tidak
separah dua jenis diatas. Perkembangan jiwanya dapat mencapai hingga 10 ½ tahun. Orang
Debil ini dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

7. Psikoneurosis

Anak yang mengalami psikoneurosis pada dasarnya adalah anak yang normal. Mereka
hanya mengalami ketegangan pribadi yang terus menerus, selain itu mereka tidak bisa
mengatasi masalahnya sendiri sehingga ketegangan tersebut tidak kunjung reda.
[3]
Psikoneurosis ini dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Psikoneurosis kekhawatiran, Adalah anak yang mempunyai rasa khawatir yang berlebihan
dan tidak beralasan.

b. Histeris, adalah anak yang secara tidak sadar melumpuhkan salah satu anggota tubuhnya,
sesunguhnya secara organis tidak mengalami kelainan.

c. Psikoneurosis obsesif, adalah anak yang memiliki pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan


tertentu yang terus menerus.

8. Psikosis

Psikosis disebut juga dengan kelainan kepribadian yang besar karena seluruh
kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat hidup dengan
normal.[4]

9. Psikopathi

Adalah kelainan tingkah laku, maksudnya penderita psikopathi ini tidak dapat
memperdulikan norma-norma sosial. Mereka selalu berbuat semaunya sendiri tanpa
mempertimbangkan kepentingan orang lain, hingga sering sekali merugikan orang lain. Dan
penderita psikopathi ini tidak menyadari adanya kelainan pada dirinya.

9
C. Sebab-Sebab Anak Berkebutuhan Khusus

Ada tiga faktor yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus yaitu:

1. Peristiwa Pra Natal (dalam kandungan)

Berbagai macam penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada janin saat ibu hamil
diantaranya adalah:

a. Keracunan darah (Toxaenia) pada ibu-ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan janin
tidak memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga mempengaruhi syaraf-syaraf otak yang
dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf dan ketunaan pada bayi.

b. Infeksi karena penyakit kotor (penyakit kelamin / spilis yang diderita ayah atau ibu),
toxoplasmosis (dari virus binatang seperti bulu kucing), trachma dan tumor. Tumor dapat
terjadi pada otak yang berhubungan pada indera penglihatan akibatnya kerusakan pada bola
mata dan pendengaran akibatnya kerusakan dalam selaput gendang telinga.

c. Kekurangan vitamin atau kelebihan zat besi sehingga ibu keracunan yang mengakibatkan
kelainan pada janin yang menyebabkan gangguan pada mata. Juga kerusakan pada otak
sehingga menyebabkan terganggu fungsi berfikirnya atau verbal komunikasi, kerusakan pada
organ telinga sehingga hilangnya fungsi pendengaran.

2. Natal (saat kelahiran)

Pada saat terjadinya kelahiran yang mungkin hanya memakan waktu yang cukup singkat
akan tetapi jika penanganan yang tidak tepat akan mengancam perkembangan bayinya.
Diantara nya adalah:

1) Lahir prematur

2) Kelahiran yang dipaksa dengan menggunakan vacum

3) Proses kelahiran bayi sungsang.

3. Post Natal (setelah kelahiran)

Berbagai peristiwa yang dialami dalamkehidupannya seringkali dapat mengakibatkan


seseorang kehilangan salah satu fungsi organ tubuh atau fungsi otot dan syaraf. Bahkan dapat

10
pula kehilangan organ itu sendiri. Penyebab ketunaan yang terjadi setelah kelahiran
diantaranya:

1) Terjadi insident

2) Kekurangan vitamin atau gizi

3) Penyakit panas tinggi dan kejang-kejang.

D. Cara MenanganiAnakBerkebutuhanKhusus

Tidak dapat dipungkiri, pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK) memerlukan


tambahan energi, pemikiran, serta biaya yang lebih tinggi dibanding mengasuh anak-anak
pada umumnya. berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam menangani anak
berkebutuhan khusus di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Penguatan kondisi mental orang tua

Strategi ini membutuhkan peran aktif orang tua dalam melakukan pengasuhan anak
berkebutuhan khusus. Beberapa strategi yang dibutuhkan oleh orang tua anak berkebutuhan
khusus diantaranya perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, bekerja sama dalam
pengasuhan dengan pasangan, dan aktif dalam mencari informasi mengenai anak
berkebutuhan khusus. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, sebagai
bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang sudah menyediakan waktu ekstra dan tenaga
sehari-hari untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus.

2. Dukungan soaial yang memadai

Dukungan social memegang peranan luar biasa bagi keberlangsungan pengasuhan anak
berkebutuhan khusus. Dukungan social dapat berupa dorongan moral, yang menguatkan dari
masyarakat sekitar maupun keluarga terdekat. Melalui dukungan sosial, diharapkan orang tua
anak berkebutuhan khusus dapat berbagi pengalaman tentang pola asuh anak berkebutuhan
khusus. Hal ini belum banyak terlihat di lingkungan masyarakat kita,mengingat masih
kuatnya kepercayaan bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus merupakan “karma” dari
Tuhan. Sehingga,kecenderungan yang ada keluarga dengan anak berkebutuhan khusus
cenderung “dikucilkan” masyarakat. Untuk menghapus kecenderungan ini, perlu peran
pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang anak berkebutuhan

11
khusus. Edukasi ini dapat disampaikan melalui jalur media atau pos-pos pelayanan
masyarakat untuk menyentuh masyarakat di area pinggiran atau pedesaan.

3. Peran aktif pemerintah

Peran aktif pemerintah dalam menyediakan pelayanan kesehatan dan konsultasi yang
dapat dijangkau masyarakat. Hal ini merupakan faktor yang sangat vital bagi masyarakat
umum,terutama bagi mereka yang berada pada kelas social menengah kebawah. Tidak dapat
dipungkiri, pelayanan konsultasi dan kesehatan masih merupakan sesuatu hal yang mahal.

E. Cara mengajar anak berkebutuhan khusus

Cara Praktis dalam pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus memuat informasi yang
menunjang metode pengajaran guru.Untukituguru harus mengikuti pelatihan pendidikan
inklusif yang praktis dan komprehensif agar dapat memahami dan menerapkan lebih baik
strategi-strategi yang digunakan dalam pendidikan inklusif.

Adapun cara mengajar anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:

1. Bersikap baik dan positif,


2. Gunakan seting kelas yang sesuai,
3. Bicaralah dengan jelas dengan posisi wajah menghadap siswa,
4. Menfaatkan semua metode komunikasi,
5. Gunakan strategi pengajaran yang efisien
6. Utamakan dukungan teman sebaya
7. Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin
8. Beri penjelasan pada semua anak mengenai diabilitas
9. Buatlah kelas anda seaksesibel mungkin dan
10. Berbagilah pengalaman. Kesemua prinsip pengajaran tersebut juga dapat diterapkan
pada kelas regular.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Materi ini sangat penting bagi mahasiswi bidan untuk mengetahui tentang kebutuhan

khusus pada permasalahan bagi perempuan dan anak dimana sebagai sasaran bidan. Materi

ini sangat erat kaitannya dengan bidan komunitas untuk membantu keluhan mereka dan

mengurangi deskriminasi bagi perempuan dan anak yg berkebutuhan khusus dalam bidang

ekonomi mereka. Seorang bidan sebagai provider kesehatan harus kompeten dalam

menyikapi dan mengambil keputusan yang tepat untuk bahan tindakan selanjutnya sesuai

standar asuhan dan kewenangan bidan.

3.2 Saran

Dalam makalah ini terdapat penjelasan tentang “kebutuhan khusus dalam

permasalahan fisik”. Berharap agar mahasiswi dapat mengetahui permasalahan yang terjadi

pada perempuan dan anak dalam asuhan kebidanan sesuai dengan pembahasan yang ada

dalam makalah ini.

13

Anda mungkin juga menyukai