Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tunaganda” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Isnaeni Maharani, M. PSi., Psikolog pada bidang studi Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca dan penulis tentang Tunaganda. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang ................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
3. Tujuan ................................................................................................. 1
4. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Tunaganda ................................................................................................ 3
1. Definisi Tunaganda ........................................................................ 3
2. Macam-Macam Kombinasi Tunaganda ......................................... 3
3. Karakteristik Tunaganda .............................................................. 3
4. Penyebab Tunaganda ................................................................... 5
5. Penanganan Terhadap Peserta Didik Tunaganda ...................... 6
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 8
Daftar Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tunaganda?
2. Bagaimana karakteristik yang dimiliki oleh tunaganda?
3. Apakah penyebab dari tunaganda?
4. Bagaimana penanganan terhadap peserta didik dengan Tunaganda?
3. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui serta memahami definisi tunaganda
2. Agar dapat memahami karakteristik yang dimiliki oleh tunaganda
3. Untuk mengetahui penyebab dari tunaganda
4. Agar dapat mengetahui serta memahami seperti apa penanganan terhadap
peserta didik dengan Tunaganda
1
4. Manfaat
Bagi seorang calon guru, sangat penting untuk mengetahui apa, siapa, dan
bagaimana ciri-ciri ABK, mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan
ABK dalam pembelajaran termasuk fasilitas-fasilitas maupun sarana dan prasarana
dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mempelajari
secara matang dan lebih memahami arti penting pendidikan khusus untuk ABK.
Hal ini sangat bermanfaat bagi guru agar dapat memberikan pelayanan
maksimal ketika memberikan pelajaran kepada siswanya, dan juga dapat
menggunakan metode dan strategi yang tepat untuk menangani anak-anak
berkebutuhan khusus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tunaganda
1. Definisi Tunaganda
Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua
jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan
yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program
pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati
dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
Departemen Pendidikan Amerika Serikat memberikan pengertian
anak-anak yang tergolong tunaganda adalah anak-anak yang memiliki
masalah-masalah jasmani, mental atau emosional yang sangat berat atau
kombinasi dari beberapa masalah tersebut, sehingga agar potensi mereka
dapat berkembang secara maksimal memerlukan pelayanan pendidikan
sosial, psikologi dan medis yang melebihi pelayanan program pendidikan luar
biasa secara umum, (Heward dan Orlansky, 1988, p:370).
3
Hampir semua anak yang tergolong tunaganda memiliki
kemampuan yang sangat terbatas dalam mengekspresikan
atau mengerti orang lain. Banyak diantara mereka yang tidak
dapat bicara atau apabila ada komunikasi mereka tidak dapat
memberikan respon. Ini menyebabkan pelayanan pendidikan
atau interaksi sosial menjadi sulit sekali. Anak-anak semacam
ini tidak dapat melakukan tugas walaupun tugas yang paling
sederhana sekalipun.
● Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat
Sebagian besar anak tunaganda mempunyai keterbatasan
dalam mobilitas fisik. Banyak yang tidak dapat berjalan,
bahkan untuk duduk dengan sendiri. Mereka berpenampilan
lamban dalam meraih benda-benda atau dalam
mempertahankan kepalanya agar tetap tegak dan seringkali
mereka hanya berbaring di atas tempat tidur.
● Seringkali menunjukan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan,
misalnya menggosok-gosokkan jarinya ke wajah, melukai diri
(misalnya membenturkan kepala, mencabuti rambut dan
sebagainya) dan karena seringnya, kejadian ini sangat
mengganggu pengajaran atau interaksi sosialnya.
● Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri
Sering kali mereka tidak mampu mengurus kebutuhan dasar
mereka sendiri seperti makan, berpakaian, mengontrol dalam
hal buang air kecil, dan kebersihan diri sendiri. Ini memerlukan
latihan - latihan khusus dalam mempelajari keterampilan -
keterampilan dasar ini.
● Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya kostruktif
Secara umum, anak-anak yang sehat dan anak-anak yang
tergolong cacat senang akan bermain dengan anak-anak yang
lain, berinteraksi dengan orang dewasa, dan ada usaha
mencari informasi mengenai dunia sekitarnya. Namun
demikian, anak-anak yang tergolong tunaganda tampaknya
sangat jauh dari dunia kenyataan dan tidak memperlihatkan
emosi-emosi manusia yang normal. Sangat sukar untuk
menimbulkan perhatian pada anak-anak yang tergolong
4
tunaganda atau untuk menimbulkan respon-respon yang dapat
diobservasi (Heward & Orlansky, 1988,p:372).
● Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai
● Memiliki masalah dalam megeneralisasikan keterampilan dari
suatu situasi ke situasi lainnya.
4. Penyebab Tunaganda
● Faktor Prenatal
Ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam
kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu, kekurangan gizi ibu
yang sedang mengandung, serta terlalu banyak mengkonsumsi obat
dan alkohol.
5
● Faktor Natal
Kelahiran prematur kekurangan oksigen pada saat kelahiran luka
pada otak saat kelahiran.
● Faktor Eksternal
Kepala mengalami kecelakaan kendaraan, jatuh dan mendapat
pukulan atau siksaan
● Nutrisi yang salah
Anak tidak dirawat dengan baik, keracunan makanan atau penyakit
tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh terhadap otak
(meningitis dan encephalitis).
6
d. Pengulangan dalam Pembelajaran
Pengulangan pembelajaran merupakan hal yang sering kali dilakukan
guru dikelas untuk mengingatkan kembali pelajaran yang sebelumnya
telah dilakukan, yang juga merupakan bentuk penguatan atas apa
yang dipelajari.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis
kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius,
sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus
untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan variasi program
pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
Karakteristik anak tunaganda yaitu, banyak diantara mereka yang tidak
dapat bicara atau apabila ada komunikasi mereka tidak dapat memberikan respon.
Seringkali menunjukan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan. Namun demikian,
anak-anak yang tergolong tunaganda tampaknya sangat jauh dari dunia kenyataan
dan tidak memperlihatkan emosi-emosi manusia yang normal.
Penyebab tunaganda antara lain ketidaknormalan kromosom komplikasi-
komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan, kelahiran prematur
kekurangan oksigen pada saat kelahiran, kepala mengalami kecelakaan kendaraan,
jatuh dan mendapat pukulan atau siksaan, anak tidak dirawat dengan baik,
keracunan makanan atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh
terhadap otak.
B. Saran
Sebagai seorang calon guru, sangat penting untuk mengetahui apa, siapa,
dan bagaimana ciri-ciri ABK, mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang
diperlukan ABK dalam pembelajaran termasuk fasilitas-fasilitas maupun sarana dan
prasarana dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat
mempelajari secara matang dan lebih memahami arti penting pendidikan khusus
untuk ABK. Sebagai calon guru harus sabar dan lebih paham terhadap bagaimana
kondisi murid ABK terlebih anak tunaganda.
8
Daftar Pustaka
Suparno. (2010). Pendidikan Inklusif Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Khusus, Vol.7. No.12