Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TUNAGANDA

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Dosen : Isnaeni Marhani, M. Psi., Psikolog

Disusun Oleh:

Jihan Rosiana 20.23.022499


Nor Hairani 20.23.022386
Syarifah Fadilla 20.23.022508

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tunaganda” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Isnaeni Maharani, M. PSi., Psikolog pada bidang studi Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca dan penulis tentang Tunaganda. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 17 Oktober 2021

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang ................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
3. Tujuan ................................................................................................. 1
4. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Tunaganda ................................................................................................ 3
1. Definisi Tunaganda ........................................................................ 3
2. Macam-Macam Kombinasi Tunaganda ......................................... 3
3. Karakteristik Tunaganda .............................................................. 3
4. Penyebab Tunaganda ................................................................... 5
5. Penanganan Terhadap Peserta Didik Tunaganda ...................... 6
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 8
Daftar Pustaka

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik


khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Karena karakteristik dan hambatan yang
dimiliki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan
dengan kemampuan dan potensi mereka. Terdapat beberapa yang termasuk
kedalam ABK, salah satunya yaitu tunaganda. Tunaganda adalah individu yang
memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang
menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia tidak hanya
dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja,
melainkan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan
yang dimiliki.

Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan


khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan
pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tunaganda?
2. Bagaimana karakteristik yang dimiliki oleh tunaganda?
3. Apakah penyebab dari tunaganda?
4. Bagaimana penanganan terhadap peserta didik dengan Tunaganda?

3. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui serta memahami definisi tunaganda
2. Agar dapat memahami karakteristik yang dimiliki oleh tunaganda
3. Untuk mengetahui penyebab dari tunaganda
4. Agar dapat mengetahui serta memahami seperti apa penanganan terhadap
peserta didik dengan Tunaganda

1
4. Manfaat
Bagi seorang calon guru, sangat penting untuk mengetahui apa, siapa, dan
bagaimana ciri-ciri ABK, mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan
ABK dalam pembelajaran termasuk fasilitas-fasilitas maupun sarana dan prasarana
dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat mempelajari
secara matang dan lebih memahami arti penting pendidikan khusus untuk ABK.
Hal ini sangat bermanfaat bagi guru agar dapat memberikan pelayanan
maksimal ketika memberikan pelajaran kepada siswanya, dan juga dapat
menggunakan metode dan strategi yang tepat untuk menangani anak-anak
berkebutuhan khusus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tunaganda
1. Definisi Tunaganda
Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua
jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan
yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program
pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati
dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
Departemen Pendidikan Amerika Serikat memberikan pengertian
anak-anak yang tergolong tunaganda adalah anak-anak yang memiliki
masalah-masalah jasmani, mental atau emosional yang sangat berat atau
kombinasi dari beberapa masalah tersebut, sehingga agar potensi mereka
dapat berkembang secara maksimal memerlukan pelayanan pendidikan
sosial, psikologi dan medis yang melebihi pelayanan program pendidikan luar
biasa secara umum, (Heward dan Orlansky, 1988, p:370).

2. Macam-macam Kombinasi Tunaganda


Beberapa kombinasi ketunaan yang termasuk tunaganda adalah
● tunanetra - tunarungu
● tunanetra - tunadaksa
● tunanetra - tunagrahita
● tunarungu - tunadaksa
● tunarungu - tunagrahita
● tunadaksa - tunagrahita
● tunanetra - tunarungu - tunadaksa
● tunanetra - tunarungu - tunadaksa dan lain-lain.
3. Karakteristik Tunaganda
Karakteristik anak tunaganda dibagi menjadi 2, yaitu ciri-ciri secara umum
dan khusus.
1) Ciri-ciri secara umum
● Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat
berkomunikasi.

3
Hampir semua anak yang tergolong tunaganda memiliki
kemampuan yang sangat terbatas dalam mengekspresikan
atau mengerti orang lain. Banyak diantara mereka yang tidak
dapat bicara atau apabila ada komunikasi mereka tidak dapat
memberikan respon. Ini menyebabkan pelayanan pendidikan
atau interaksi sosial menjadi sulit sekali. Anak-anak semacam
ini tidak dapat melakukan tugas walaupun tugas yang paling
sederhana sekalipun.
● Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat
Sebagian besar anak tunaganda mempunyai keterbatasan
dalam mobilitas fisik. Banyak yang tidak dapat berjalan,
bahkan untuk duduk dengan sendiri. Mereka berpenampilan
lamban dalam meraih benda-benda atau dalam
mempertahankan kepalanya agar tetap tegak dan seringkali
mereka hanya berbaring di atas tempat tidur.
● Seringkali menunjukan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan,
misalnya menggosok-gosokkan jarinya ke wajah, melukai diri
(misalnya membenturkan kepala, mencabuti rambut dan
sebagainya) dan karena seringnya, kejadian ini sangat
mengganggu pengajaran atau interaksi sosialnya.
● Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri
Sering kali mereka tidak mampu mengurus kebutuhan dasar
mereka sendiri seperti makan, berpakaian, mengontrol dalam
hal buang air kecil, dan kebersihan diri sendiri. Ini memerlukan
latihan - latihan khusus dalam mempelajari keterampilan -
keterampilan dasar ini.
● Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya kostruktif
Secara umum, anak-anak yang sehat dan anak-anak yang
tergolong cacat senang akan bermain dengan anak-anak yang
lain, berinteraksi dengan orang dewasa, dan ada usaha
mencari informasi mengenai dunia sekitarnya. Namun
demikian, anak-anak yang tergolong tunaganda tampaknya
sangat jauh dari dunia kenyataan dan tidak memperlihatkan
emosi-emosi manusia yang normal. Sangat sukar untuk
menimbulkan perhatian pada anak-anak yang tergolong

4
tunaganda atau untuk menimbulkan respon-respon yang dapat
diobservasi (Heward & Orlansky, 1988,p:372).
● Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai
● Memiliki masalah dalam megeneralisasikan keterampilan dari
suatu situasi ke situasi lainnya.

2) Ciri-ciri secara khusus


● Memiliki ketunaan lebih dari satu jenis. Misal : tunanetra dan
tunagrahita, tunanetra dan tunagrahita, tunanetra dan
tunarungu-wicara, tunanetra dan tunadaksa dan tunagrahita,
dan lain-lain.
● Ketidakmampuan anak akan semakin parah atau semakin
banyak bila tidak cepat mendapatkan bantuan. Hal ini
disebabkan kegandaannya yang tidak cepat mendapatkan
bantuan.
● Sulit untuk mengadakan evaluasi karena keragaman
kegandaannya.
● Membutuhkan instruksi atau pemberitahuan yang sangat
terperinci.
● Tidak menyamaratakan pendidikan tunaganda yang satu
dengan yang lain walau mempunyai kegandaan yang sama.

Di balik keterbatasan-keterbatasan di atas, sebenarnya anak-anak


tunaganda juga mempunyai ciri-ciri positif yang cukup banyak, seperti kondisi
yang ramah dan hangat, keras hati, ketetapan hati, rasa humor, dan suka
bergaul. Banyak guru yang memperoleh kepuasan dalam memberikan
pelayanan kepada anak-anak.

4. Penyebab Tunaganda
● Faktor Prenatal
Ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam
kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu, kekurangan gizi ibu
yang sedang mengandung, serta terlalu banyak mengkonsumsi obat
dan alkohol.

5
● Faktor Natal
Kelahiran prematur kekurangan oksigen pada saat kelahiran luka
pada otak saat kelahiran.
● Faktor Eksternal
Kepala mengalami kecelakaan kendaraan, jatuh dan mendapat
pukulan atau siksaan
● Nutrisi yang salah
Anak tidak dirawat dengan baik, keracunan makanan atau penyakit
tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh terhadap otak
(meningitis dan encephalitis).

5. Penanganan terhadap Peserta Didik Tunaganda


Temuan metode pengajaran anak-anak tunaganda yang ada di Helen Keller,
antara lain sebagai berikut:
a. Penggunaan Alat Peraga
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
yang ada guru sering kali menggunakan alat-alat bantu untuk
mempermudah proses anak dalam belajar, misalnya penggunaan
buah-buahan palsu untuk pengenalan benda, penggunaan biji untuk
berhitung ataupun tanaman dalam proses bercocok tanam.
b. Pemberian Reward
Dalam menjalankan proses mengajarnya guru juga melakukan
penguatan dengan pemberian reward terhadap anak setiap kali
berhasil mengerjakan tugas. Pemberian reward ini dapat berupa
reward verbal maupun fisik.
c. Pembelajaran Melalui Pengalaman Pribadi Anak-Anak
Seperti pada prinsipnya di Helen Keller pengalaman pribadi anak
menjadi hal yang penting untuk di gunakan dalam proses belajar
mengajar. Pengalaman ini terkait apa yang terjadi pada lingkungan
sekitar yang dibawa pada tema pembelajaran, seperti outclass dan
peristiwa ulang tahun, sampai pada proses bercocok tanam.

6
d. Pengulangan dalam Pembelajaran
Pengulangan pembelajaran merupakan hal yang sering kali dilakukan
guru dikelas untuk mengingatkan kembali pelajaran yang sebelumnya
telah dilakukan, yang juga merupakan bentuk penguatan atas apa
yang dipelajari.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis
kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius,
sehingga dia tidak hanya dapat diatas dengan suatu program pendidikan khusus
untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan variasi program
pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.
Karakteristik anak tunaganda yaitu, banyak diantara mereka yang tidak
dapat bicara atau apabila ada komunikasi mereka tidak dapat memberikan respon.
Seringkali menunjukan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan. Namun demikian,
anak-anak yang tergolong tunaganda tampaknya sangat jauh dari dunia kenyataan
dan tidak memperlihatkan emosi-emosi manusia yang normal.
Penyebab tunaganda antara lain ketidaknormalan kromosom komplikasi-
komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan, kelahiran prematur
kekurangan oksigen pada saat kelahiran, kepala mengalami kecelakaan kendaraan,
jatuh dan mendapat pukulan atau siksaan, anak tidak dirawat dengan baik,
keracunan makanan atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh
terhadap otak.

Proses pemberian pelajaran kemandirian anak-anak tunaganda menurut


Helen Keller yaitu, menggunakan beberapa metode seperti penggunaan alat peraga,
pemberian reward baik secara verbal maupun fisik, pembelajaran dari pengalaman
pribadi maupun pengajaran yang diulang.

B. Saran
Sebagai seorang calon guru, sangat penting untuk mengetahui apa, siapa,
dan bagaimana ciri-ciri ABK, mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang
diperlukan ABK dalam pembelajaran termasuk fasilitas-fasilitas maupun sarana dan
prasarana dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat
mempelajari secara matang dan lebih memahami arti penting pendidikan khusus
untuk ABK. Sebagai calon guru harus sabar dan lebih paham terhadap bagaimana
kondisi murid ABK terlebih anak tunaganda.

8
Daftar Pustaka

Margunsong, Frieda (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus. Jilid Ke Satu. Jakarta: LPSP 3 Fakultas Psikologi UI.

Regina B, Penina MPHM, dkk (2011). Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak


di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Suparno. (2010). Pendidikan Inklusif Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Khusus, Vol.7. No.12

Widy, P. (2010, Mei 29). Klasifikasi Anak Tunaganda. Diambil tanggal 19


Oktober 2021. Dari
https://widypsikologi.wordpress.com/2010/05/29/klasifikasi-anak-
tunaganda/.

Anda mungkin juga menyukai