Anda di halaman 1dari 6

HAK HAK WARGA NEGARA INDONESIA

1. Hak mendapatkan perlindungan Hukum Pasal 27 Ayat 1

Berikut bunyi pasal 27 ayat 1:


"Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya."

Jadi, jika melakukan kesalahan, maka akan menerima hukuman yang sesuai.
Tidak peduli apapun jabatannya.

Dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan oleh Lukman Surya Saputra,


pasal 27 ayat 1 tersebut menjelaskan tentang prinsip equality before the law atau asas
persamaan di hadapan hukum. Prinsip tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara
memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum tanpa ada pengecualian.

Prinsip equality before the law dalam pasal 27 ayat 1 ini juga ditegaskan dalam
UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, tepatnya pada pasal 4 ayat 1.
Berdasarkan pasal tersebut, pengadilan mengadili menurut hukum dan tidak membeda-
bedakan orang.

Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-
nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat, memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang
hukum, sebagaimana bunyi pasal 5 ayat 1 dan 2 UU Nomor 48 Tahun 2009.

Sebagai negara hukum, Indonesia menerapkan aturan tersendiri dalam


penyelenggaraan sistem pemerintahan, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Secara
umum, hukum dicirikan dengan adanya perintah dan larangan yang harus ditaati oleh
setiap orang di dalamnya.

Setidaknya, ada empat unsur hukum, antara lain peraturan tentang tingkah laku
manusia dalam kehidupan masyarakat, peraturan tersebut dibuat oleh badan resmi atau
pihak berwajib, peraturan bersifat memaksa, dan adanya ketegasan sanksi yang diberikan
dalam setiap pelanggaran terhadap aturan yang dibuat.

2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2). –
Adapun bunyi pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu: “tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Artinya, setiap warga
negara Indonesia berhak untuk menyejahterakan hidupnya dengan memiliki pekerjaan
yang layak.
Pasal 27 ayat 2 menegaskan bahwa secara konstitusional pemerintah
berkewajiban untuk menyediakan lapangan pekerjaan dalam jumlah yang cukup. Namun
sayangnya, keterbatasan lapangan pekerjaan di dalam negeri menyebabkan banyak warga
negara Indonesia yang mencari pekerjaan hingga ke luar negeri.
Besarnya animo masyarakat untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar
negeri memang berdampak positif dalam mengurangi angka pengangguran. Namun, itu
berarti risiko kemungkinan adanya perlakuan tidak baik terhadap TKI semakin besar.
Oleh sebab itu, mengacu pada pasal 27 ayat 2, Undang-Undang tersebut harus
memberi perlindungan bagi warga negara yang akan bekerja di luar negeri agar dapat
memperoleh pelayanan penempatan tenaga kerja secara cepat dan mudah dengan tetap
mengutamakan keselamatan, baik fisik, moral, maupun martabatnya.
Tak hanya TKI, hak yang diatur dalam pasal ini juga berlaku bagi pekerja di
dalam negeri. Melansir situs disdukcapil.pontianakkota.go.id, hak-hak normatif yang
harus diperoleh pekerja antara lain:
 Upah minimum
 Pesangon
 Perlindungan sosial
 THR keagamaan
 Upah lembur
 Waktu istirahat
 Serikat pekerja/buruh
 Mogok kerja
 Tidak masuk kerja/tidak melakukan pekerjaan upah harus tetap
dibayar
Hak-hak tersebut harus dipenuhi oleh suatu perusahaan sebagai bentuk
perlindungan terhadap karyawannya. Dengan demikian, kesejahteraan pekerja akan
terjamin dan akan semakin maksimal dalam bekerjan.

3.
4.
5.
6.

7. Hak Mendapatkan Pendidikan ( Pasal 31 )


Pasal 31 memaparkan indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia secara norma, termasuk perlindungan hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak.
 Ayat 1 : Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Contohnya :
- Berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kompetensi tidak peduli berada
di desa atau di kota maupun sekolah swasta atau sekolah negeri
 Ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya
Contohnya :
- Bantuan beasiswa pendidikan untuk orang tua yang kurang mampu
- Bantuan beasiswa pendidikan untuk yang berprestasi dan orang tua yang kurang
mampu
 Ayat 3 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang undang
Tujuanya :
- bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreati, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
 Ayat 4 : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
 Ayat 5 : Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia

10. Hak fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara (pasal 34)
Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki Pancasila juga Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum. Sila ke-5 berisikan “Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”, yang berarti negara memiliki kewajiban untuk menjaga
keadilan dan kesejahteraan sosial rakyatnya. Muntoha dalam jurnal Demokrasi dan
Negara Hukum (2009) menyebutkan dalam konsepsi kesejahteraan sosial, negara dituntut
untuk memperluas tanggung jawabnya kepada masalah-masalah sosial ekonomi yang
dihadapi oleh rakyat banyak, peran personal untuk menguasai hajat hidup rakyat banyak
dihilangkan. Terlebih lagi kesejahteraan sosial adalah hak asasi manusia yang mendasar,
bukannya hak yang istimewa. Hal tersebut tercantum juga dalam Undang-Undang Dasar
1945 pasal 34 ayat (1) yaitu: “Fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh
negara” Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 menjelaskan hak warga negara
untuk mendapatkan jaminan sosial dari negara. Negara wajib memelihara fakir miskin
dan anak-anak telantar untuk mendapatkan kebutuhan dasarnya tanpa ada perilaku
diskriminatif.
Fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak memiliki sumber mata
pencarian, sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar bagi dirinya sendiri
ataupun keluarganya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2011
tentang Penanganan Fakir Miskin Pasal 3, fakir miskin berhak:
1. Memperoleh kecukupan pangan, sandang, dan perumahan
2. Memperoleh pelayanan kesehatan
3. Memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan martabatnya
4. Mendapatkan perlindungan sosial dalam membangun, mengembangkan, dan
memberdayakan diri dan keluarganya sesuai dengan karakter budayanya
5. Mendapatkan pelayanan sosial melalui jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
rehabilitasi sosial dalam membangun, mengembangkan, serta memberdayakan
diri dan keluarganya
6. Memperoleh derajat kehidupan yang layak
7. Memperoleh lingkungan hidup yang sehat
8. Meningkatkan kondisi kesejahteraan yang berkesinambungan
9. Memperoleh pekerjaan dan kesempatan berusaha
Adapun anak telantar adalah anak yang ditinggalkan orang tuanya karena
sakit, meninggal, atau dilepaskan begitu saja karena kebutuhan ekonomi, kondisi
fisik, atau kurangnya tanggung jawab, bahkan yang eksploitasi untuk dijadikan
pengemis dan juga gepeng. Imam Sukadi dalam jurnal Tanggung Jawab Negara
Terhadap anak Telantar dalam Operasionalisasi Pemerintah di Bidang
Perlindingan Hak Anak (2013), mengatakan angka kekerasan terhadap anak selalu
menunjukkan angka yang meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Sehingga tugas pemerintah sebagai pemelihara anak-anak telantar adalah
melindungi mereka juga dari kekerasan. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 3
menyebutkan: "Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-
hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia
yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera." Dalam memelihara anak
telantar, pemerintah wajib memberikan:
1. Identitas
2. Status kewarganegaraan
3. Kebebasan beribadah dalam bimbingan orang tua
4. Pendidikan dan pengajaran sesuai minat dan bakatnya
5. Pendidikan luar biasa bagi yang berkebutuhan khusus pendidikan unggulan bagi
anak yang unggul
6. Didengar pendapatnya
7. Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang
8. Jaminan sosial (pelayanan kesehatan, rehabilitasi, bantuan sosial, pemeliharaan
sosial)
9. Mendapat perlindungan dari pelanggaran hak asasi manusia.

11. Hak memperoleh fasilitas kesehatan (pasal 28H ayat 1)

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan diartikan sebagai
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Itulah kedudukan dan pengertian
kesehatan seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.

Undang-undang tersebut merupakan penjabaran dari amanat UUD 1945 Pasal 28H ayat
(1) dan Pasal 34 ayat (3). Pasal 28H ayat (1) berbunyi setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sedangkan Pasal 34 ayat (3) berbunyi Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.
Penjabaran mengenai tanggung jawab negara dalam menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan dijelaskan dalam Pasal 14 s/d Pasal 20 dalam UU 36/2009 sebagai berikut:
1. tanggung jawab dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh
masyarakat.
2. tanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik
maupun sosial bagi masyarakat
3. .tanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan
merata bagi seluruh masyarakat.
4. tanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas
pelayanan kesehatan.
5. tanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan.
6. bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,
aman, efisien, dan terjangkau.
7. tanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui sistem
jaminan sosial nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

Anda mungkin juga menyukai